SKRIPSI
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN
KOMITMEN TUJUAN ANGGARAN TERHADAP
KINERJA MANAJERIAL PT. PLN (PERSERO) WILAYAH
SUMATERA UTARA
OLEH
EDOARDO SERVASIUS
120522174
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP
KINERJA MANAJERIAL PT PLN(PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA”. Yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh partisipasi anggaran dan komitmen tujuan anggaran terhadap kinerja manajerial. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah metode survei kuesioner Alat analisis yang digunakan
adalah regresi yang diolah dengan menggunakan program SPSS Adapun hasil
penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa partisipasi anggaran dan komitmen
tujuan anggaran memiliki berpengaruh positip terhadapat kinerja manajerial. Hasil
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Deliana (2015)
yang menunjukkan bahwa Budget goal commitment dan Budget participation
DAFTAR ISI
ABSTRAK...i
DAFTAR ISI...ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah...1
1.2. Perumusan Masalah...6
1.3. Tujuan Penelitian & Manfaat Penelitian...6
1.3.1.Tujuan Penelitian...6
1.3.2.Manfaat Penelitian...6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka………...……...8
2.1.1. Konsep dan Peranan Anggaran...8
2.1.2. Partisipasi Anggaran ………...11
2.1.3. Komitmen Tujuan Anggaran……..…………...13
2.1.4. Kinerja Manajerial…………...16
2.2. Hasil Senelitian Sebelumnya...18
2.3.Kerangka Konseptual……….21
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian...23
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian...23
3.3. Batasan Operasional...23
3.4. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel...24
3.5. Populasi dan Sampel Penelitian...26
3.5.1. Populasi Penelitian...26
3.7. Jenis Data………...27
3.8. Metode Pengumpulan Data...28
3.9. Uji Validitas dan Uji Reabilitas...31
3.9.1. Uji Validitas...31
3.9.2. Uji Reabilitas...31
3.10. Teknik Analisis Data...32
3.10.1. Uji Normalitas...32
3.10.2. Uji Multikolinearitas...33
3.10.3. Uji Heteroskedastisitas...33
3.11. Uji Hipotesis...34
3.11.1. Uji Simultan (Uji F)...34
3.11.2. Uji Parsial...35
BAB IV DASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum PT PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara...36
4.2. Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara...38
4.3. Visi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara…...39
4.4. Misi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara…………...39
4.5. Moto PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara………...39
4.6. Hasil Dan Pembahasan………...39
4.6.1. Hasil Uji Validitas Dan Uji Realibiltas………...39
4.6.2 Hasil Uji Asumsi Klasik………...46
4.6.3 Hasil PengujianRegresi Linear Berganda……….50
4.6.4 Hasil Uji Hipotesis………....52
4.6.5 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi………55
4.7. Interpretasi Hasil………...56
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ………....59
DAFTAR PUSTAKA………63
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP
KINERJA MANAJERIAL PT PLN(PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA”. Yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh partisipasi anggaran dan komitmen tujuan anggaran terhadap kinerja manajerial. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah metode survei kuesioner Alat analisis yang digunakan
adalah regresi yang diolah dengan menggunakan program SPSS Adapun hasil
penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa partisipasi anggaran dan komitmen
tujuan anggaran memiliki berpengaruh positip terhadapat kinerja manajerial. Hasil
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Deliana (2015)
yang menunjukkan bahwa Budget goal commitment dan Budget participation
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perusahaan sebagai lembaga ekonomi umumnya mengejar keuntungan, dan
karenanya menggunakan efisiensi sebagai alat pengukurnya. Karena itulah perusahaan
membutuhkan alat perencanaan dan pengendali keuntungan yang disebut anggaran
perusahaan. Menurut Munandar (2004:01) “anggaran adalah suatu rencana yang
disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan
dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang
akan datang”. Sebelum menyusun anggaran organisasi harus mengembangkan rencana
strategis (strategic plan) yaitu mengidentifikasi strategi aktivitas dan operasi masa
depan, yang biasanya berjangka lima tahun. Keseluruhan strategi diterjemahkan dalam
tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Tujuan inilah yang menjadi dasar
penyusunan anggaran. Jadi anggaran inilah yang merupakan komitmen dari
masing-masing pihak dalam perusahaan untuk bekerja sama mewujudkan rencana jangka
pendek guna mencapai tujuan jangka panjang.
Rencana ini mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan
dan saling mempengaruhi satu sama lain. Anggaran merupakan komponen penting
dalam sebuah organisasi, baik sektor publik maupun swasta. Menurut Hansen dan
Mowen (2006:354) “setiap entitas pencari laba maupun nirlaba bisa mendapatkan
manfaat dari perencanaan dan pengendalian yang diberikan oleh anggaran.”
Perencanaan merupakan suatu proses pemilihan dan pemikiran yang
masa datang dengan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu
yang diyakini diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dan menguraikan
bagaimana pencapaiannya sedangkan pengendalian adalah melihat ke belakang,
memutuskan apakah yang sebenarnya telah terjadi dan membandingkannya dengan
hasil yang direncanakan sebelumnya. Keduanya merupakan hal yang saling
berhubungan dan keduanya membutuhkan informasi yang relevan. Dengan
anggaran, manajemen dapat mengarahkan jalannya kondisi perusahaan dan tanpa
anggaran dalam jangka pendek perusahaan akan berjalan tanpa arah, dengan
pengorbanan sumber daya yang tidak terkendali.
Menurut Hansen dan Mowen (2006:356) “Kelebihan yang didapat dari
anggaran adalah memaksa manajer untuk melakukan perencanaan, menyediakan
informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki pembuat keputusan,
menyediakan standar evaluasi kinerja, memperbaiki komunikasi dan koordinasi”.
Anggaran juga memberikan standar yang dapat mengendalikan penggunaan
berbagai sumber daya organisasi dan memotivasi karyawan. Anggaran secara
formal mengkomunikasikan rencana organisasi pada tiap pegawai. Sehingga, semua
pegawai dapat menyadari peranannya dalam pencapaian tujuan tersebut. Dengan
partisipasi anggaran, karyawan akan dilibatkan keberadaannya dan tidak sekedar
terlibat dalam tugas yang mereka kerjakan.
Dalam penyusunan anggaran, partisipasi merupakan ciri penyusunan anggaran
yang menekankan kepada partisipasi manajer, setiap pusat pertanggungjawaban dalam
proses penyusunan dan penentuan sasaran anggaran yang menjadi tanggung jawabnya.
merupakan proses organisasional, dimana para individu terlibat dan mempunyai
pengaruh dalam pembuatan keputusan yang mempunyai pengaruh secara langsung
terhadap para individu tersebut”.Partisipasi merupakan salah satu cara yang efektif
untuk menyelaraskan tujuan pusat pertanggungjawaban dengan tujuan perusahaan secara
menyeluruh. Menurut Brownell dalam Sumarno (2005:590) “partisipasi anggaran adalah tingkat keterlibatan dan pengaruh individu dalam penyusunan anggaran.”
Dengan adanya partisipasi dalam proses penyusunan anggaran, bawahan akan terlibat
secara operasional yang pada gilirannya memunculkan rasa tanggung jawab yang lebih
tinggi dalam pelaksanaan anggaran. Hal ini tentunya akan meningkatkan moral dan
menimbulkan inisiatif yang besar di seluruh level manajer. Dengan ikut serta
berpartisipasi dalam penyusunan anggaran, para karyawan akan memiliki keinginan
yang kuat untuk berusaha mencapai tujuan anggaran dan ketekunan dalam melakukan
pencapain tujuan anggaran tersebut yang menciptakan komitmen tujuan anggaran.
Tindakan partisipasi menaikkan kepercayaan bawahan, pengendalian dan
keterlibatan diri dengan organisasi, sehingga bawahan dapat menerima dan mempunyai
komitmen terhadap tujuan anggaran yang telah disusun. ”Komitmen adalah suatu sikap
kebulatan tekad yang dimiliki oleh seseorang di dalam mencapai sebuah tujuan, tanpa
dapat dipengaruhi oleh keadaan apapun juga, hingga tujuan tersebut tercapai”
(www.wikipedia.com), sehingga komitmen tujuan anggaran didefenisikan sebagai
“keinginan yang kuat untuk berusaha mencapai tujuan anggaran dan ketekunan dalam
melakukan pencapaian tujuan anggaran tersebut Locke dalam Chong & Chong
manajer atau akan terlihat bagaimana kinerja manajerial. Kinerja merupakan salah satu
yang dapat meningkatkan keefektifan perusahaan.
Menurut Mathis & Jackson (2002:78),” Kinerja pada dasarnya adalah apa yang
dilakukan atau tidak dilakukan karyawan”. “Kinerja merupakan konstribusi yang diberikan anggota organisasi terhadap pencapaian tujuan organisasi”, (Adrianto, 2008:21)
sedangkan pengertian manajemen adalah “sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran (goals) secara efektif dan efesien.
Dari pengertian di atas, defenisi kinerja manajerial menurut Utari (2013:5)
“kinerja manajerial merupakan hasil dari proses aktivitas manajerial yang efektif mulai
dari proses perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, laporan pertanggungjawaban,
pembinaan, dan pengawasan”. Kinerja manajerial suatu unit bisnis dapat diketahui
melalui proses evaluasi kinerja atau penilaian kinerja, yaitu penentuan secara periodik
efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan personilnya berdasarkan
sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Indarto &
Ayu (2011) dengan judul “Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran
Terhadap Kinerja Manajerial Perusahaan Melalui Kecukupan Anggaran, Komitmen Organisasi, Komitmen Tujuan Anggaran, Dan Job Relevant Information (JRI)” membuktikan adanya pengaruh yang signifikan dan positif yang menunjukkan bahwa kecukupan anggaran, komitmen organisasi, komitmen tujuan
anggaran, job relevant information dapat berfungsi sebagai mediator dalam hubungan
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Indarto & Ayu (2011) terletak di
kerangka pikir konseptual. Penelitian Indarto & Ayu (2011:33) menguji pengaruh
partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial perusahaan melalui
kecukupan anggaran, komitmen organisasi, komitmen tujuan anggaran, dan job relevant
information (JRI). Sedangkan penelitian ini hanya menguji pengaruh partisipasi
anggaran dan komitmen tujuan anggaran terhadap kinerja manajerial. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji partisipasi anggaran dan komitmen tujuan anggaran
terhadap kinerja manajerial di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.
Berdasarkan uraian diatas maka saya tertarik membuat penelitian dengan judul
“PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka
permasalahan yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut: Apakah partisipasi anggaran dan komitmen tujuan
anggaran mempengaruhi kinerja manajerial?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian
a. Menganalisis pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja
manajerial.
b. Menganalisis pengaruh komitmen tujuan anggaran terhadapa
kinerja manajerial
c. Menganalisis pengaruh partisipasi anggaran dan komitmen
tujuan anggaran terhadap kinerja manajerial.
1.3.2. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
Sebagai tambahan pengetahuan dan dapat mengetahui serta
mempelajari masalah-masalah yang terkait dengan partisipasi
anggaran dan komitmen tujuan anggaran dalam hubungannya
dengan kinerja manajerial di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera
2. Bagi pembaca
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan tambahan
pengetahuan bagi pembaca dan menyediakan informasi terkait
dengan partisipasi anggaran dan komitmen tujuan anggaran
dalam hubungannya dengan kinerja manajerial di PT PLN
(Persero) Wilayah Sumatera Utara.
3. Bagi akademisi
Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya bahan
kepustakaan dan mampu memberikan kontribusi pada
pengembangan teori, terutama yang berkaitan dengan akuntansi,
khususnya untuk memahami partisipasi anggaran dalam proses
penyusunan anggaran.
4. Bagi pihak yang terkait atau PT PLN (Persero)
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi praktis
untuk menerapkan sistem anggaran yang efektif sebagai alat
bantu manajemen dalam memotivasi dan mengevaluasi kinerja
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Konsep dan Peranan Anggaran
Semua perusahaan pada umumnya memiliki anggaran karena anggaran
berkaitan dengan pengendalian dan perencanaan. Perencanaan melihat ke depan
yaitu menetapkan tindakan tertentu dan pengendalian melihat ke belakang yaitu
menilai apa yang telah dihasilkan. Dari perbandingan yang dihasilkan maka
dapat digunakan untuk menyesuaikan anggaran.
Menurut Adisaputro dan Asri (2004:07) “anggaran adalah suatu proses sejak dari tahap persiapan yang diperlukan sebelumnya dimulainya penyusunan rencana pengumpulan berbagai data dan informasi yang perlu, pembagian tugas perencanaan, penyusunan rencananya sendiri, implementasi dari rencana tersebut, sampai pada ahirnya tahap
pengawasan dan evaluasi dari hasil melaksanakan rencana itu.”
Sedangkan menurut Munandar (2004:10), “anggaran memiliki fungsi sebagai
pedoman kerja, sebagai alat pengkooordinasian kerja, dan sebagai alat
pengawasan kerja” Anggaran mempunyai definisi yang beraneka ragam, namun
apabila diamati dengan teliti masing-masing definisi tersebut memiliki
pengertian yang sama atau hampir sama. Perbedaan yang ada pada umumnya
berkisar kepada titik berat anggaran tersebut, apakah kepada prosedurnya atau
kepada isi anggaran yang akan disusun. Dari beberapa pendapat dapat
disimpulkan “anggaran merupakan perencanaan secara formal mencakup
seluruh kegiatan perusahaan tanpa pengecualian di dalam jangka waktu tertentu
Kegiatan yang direncanakan ini bukannya tanpa batas waktu, melainkan akan
dibatasi untuk jangka waktu tertentu saja.
Dari berbagai sudut pandang yang dikemukakan di atas, sebenarnya
peran anggaran selain sebagai alat perencanaan, anggaran juga merupakan alat
bagi manajer untuk mengendalikan, mengkoordinasikan, mengkomunikasikan,
mengevaluasi kinerja, dan memotivasi bawahannya sehingga memperoleh
informasi yang relevan dalam pekerjaan. Untuk itu pentingnya anggaran dalam
suatu organisasi akan terlihat dari peran dan tujuan anggaran. Adapun
tujuan utama penyusunan anggaran menurut Darsono dan Purwanti (2008:08)
adalah sebagai berikut :
1. Memaksa manajer membuat rencana kerja
2. Tolak ukur mengevaluasi kinerja
3. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar manajer
4. Membantu pengambilan keputusan
Anggaran mempunyai kemungkinan dampak fungsional atau
disfungsional terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi. Untuk
mengatasi hal tersebut maka diperlukan pemberian kesempatan kepada
bawahan yang mau berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran
sehingga tujuan yang ingin dicapai perusahaan akan lebih dapat diterima
oleh anggota organisasi dengan ikut mengetahui dan terlibat dalam
menentukan langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Anggaran merupakan pedoman rencana manajemen dimasa yang
anggaran memberikan manfaat antara lain sebagai berikut :
1. Memaksa perlunya kebijaksaan dasar
2. Memaksa perlunya struktur organisasi yang baik/pertumbuhan yang baik
3. Memaksa partisipasi semua pihak 4. Menciptakan harmoni antar bagian
5. Memaksa manajemen memperhatikan prestasi terbaik 6. Memaksa perlunya data akuntansi yang akuntansi 7. Mendorong efesiensi segala bidang.
8. Perlunya pertimbangan yang matang untuk setiap policy 9. Mengurangi biaya karena berkurangnya supervisor 10.Pimpinan puncak bebas dari urusan rutin sehari hari
11.Menghilangkan ketidakpastian/kekeliruan di dalam perusahaan
12.Menunjukkan perbedaan efesiensi dan ketidakefesiensian 13.Mendorong pengertian antara atasan bawahan
14.Memfokuskan perhatian eksekutif pada hal hal strategis 15.Memaksa dilaksanakannya set analysis dalam perusahaan 16.Persyaratan meminjam ke Bank
17.Dapat mencek kemajuan kerja
18.Dapat meningkatkan citra perusahaan kepada masyarakat 19.Memenuhi persyaratan dari lembaga lembaga pengatur
Disamping memiliki manfaat, anggaran juga memiliki
beberapa kelemahan. Menurut Darsono dan Purwanti (2008:14) kelemahan
tersebut antara lain :
1. Prediksi kegiatan bisnis di masa mendatang belum tentu tepat atau belum tentu mendekati kenyataan.
2. Perubahan kondisi politik, sosial, ekonomi, bisnis di masa mendatang sulit diprediksi sehingga sering tidak terjangkau dalam pemikiran pembuat anggaran
3. Sering terjadi konflik kepentingan dalam penyusunan anggaran maupun dalam pelaksanaannya
4. Pembuat anggaran (kepala seksi, bagian,divisi) sering berpikir subyetif, mementingkan seksinya ,bagiannya, atau divisinya asaja.
2.1.2. Partisipasi Anggaran
“Partisipasi secara luas pada dasarnya merupakan proses organisasional,
dimana para individu terlibat dan mempunyai pengaruh dalam pembuatan keputusan
yang mempunyai pengaruh secara langsung terhadap para individu tersebut “,
(Hidayah & Fauziah, 2010:64).
“Partisipasi anggaran adalah sebagai suatu proses dalam organisasi yang melibatkan para manajer dalam penentuan tujuan anggaran yang menjadi tanggung jawabnya. Partisipasi banyak menguntungkan bagi suatu organisasi. Hal ini diperoleh dari berbagai penelitian tentang partisipasi,” (Brownell dalam Sardjito dan Muthaher, 2008:38)
Disini partisipasi merupakan salah satu unsur yang sangat penting
yang menekankan pada proses kerjasama dari berbagai pihak, baik bawahan
maupun manajer level atas. Dengan kata lain bahwa anggaran yang disusun
tidak semata-mata ditentukan oleh atasan saja, melainkan juga keterlibatan
atau keikutsertaan bawahan, karena para pekerja atau manajer tingkat
bawah merupakan bagian organisasi yang memiliki hak suara untuk memilih
tindakan secara benar dalam proses manajemen. Sebagian besar studi
menunjukkan bahwa partisipasi anggaran lebih banyak membawa manfaat
pada organisasi. Beberapa manfaat partisipasi dalam proses penyusunan
anggaran antara lain (Omposunggu dan Bawono dalam Andrianto, 2008;12):
1. Seseorang yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran tidak saja task involved melainkan juga ego involved dalam kerjasama.
2. Keterlibatan seseorang akan meningkatkan rasa kebersamaan dalam kelompok, karena dapat meningkatkan kerjasama antara anggota kelompok di dalam penetapan sasaran, serta dapat mengurangi rasa tertekan.
Sebagai alat bantu manajemen, anggaran perusahaan akan
mempunyai lingkup yang luas. Seluruh kegiatan yang ada di dalam
perusahaan akan terkait dengan anggaran perusahaan tersebut. Oleh karena
hal tersebut maka anggaran perusahaan ini akan terdiri dari berbagai macam
anggaran yang mempunyai kegunaan sendiri-sendiri.
Dalam penggunaan anggaran untuk evaluasi kinerja manajerial perlu
diperhatikan bagaimana jumlah yang dianggarkan dibandingkan dengan
hasil aktual. Oleh karenanya, anggaran dapat dibagi menjadi anggaran statis
dan anggaran fleksibel. Anggaran statis dibuat berdasarkan tingkat aktivitas
yang telah ditentukan, karena itu anggaran ini tidak begitu berguna bila
digunakan untuk menyusun laporan kinerja manajerial. Anggaran fleksibel
dapat digunakan untuk menyusun anggaran sebelum adanya tingkat aktivitas
yang diharapkan karena anggaran ini dapat menentukan besarnya biaya pada
berbagai tingkat aktivitas anggaran tersebut dapat digunakan untuk
menghitung berapa biaya yang harus dikeluarkan pada tingkat aktivitas
aktual. Kinerja akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan
efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja manajerial dinilai berdasarkan
berapa yang berhasil dicapai dikaitkan dengan anggaran yang telah
ditetapkan.
Hasil penelitian Yusfaningrum & Ghozali (2005:664) menunjukkan
bahwa “partisipasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja manajerial”. Sedangkan Matolla (2011:58) menunjukkan bahwa
Dari beberapa bukti empiris yang dikemukakan di atas, maka
hipotesis yang dikemukakan disini adalah :
H1 : Partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja
manajerial.
2.1.3. Komitmen Tujuan Anggaran
Menurut Indarto & Ayu (2011:35) “komitmen tujuan anggaran
didefenisikan sebagai keinginan yang kuat untuk berusaha mencapai tujuan
anggaran dan ketekunan dalam melakukan pencapaian tujuan anggaran
terserbut”. Komitmen menunjukan keyakinan dan dukungan yang kuat
terhadap nilai dan tujuan yang ingin dicapai. Komitmen untuk mencapai
tujuan anggaran terjadi ketika bawahan telah menerima tujuan anggaran
yang telah ditetapkan. Penerimaan terhadap tujuan tersebut dapat disebabkan
oleh adanya partisipasi anggaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Shields dan Shiels dalam Indarto &
Ayu (2011:39),”menemukan bukti bahwa tindakan pertisipasi menaikkan
kepercayaan bawahan, pengendalian dan keterlibatan diri dengan organisasi
sehingga bawahan dapat menerima dan mempunyai komitmen terhadap
tujuan anggaran yang telah disusun.”
Bila bawahan atau pelaksana anggaran diberi kesempatan untuk
memberikan masukan berupa informasi yang dimilikinya kepada atasan
atau pemegang kuasa anggaran sehingga atasan atau pemegang kuasa
pengetahuan yang relevan dengan tugas dan juga menimbulkan rasa
bertanggung jawab terhadap tujuan dari anggaran tersebut sehingga
berkomitmen untuk tujuan anggaran.
Menurut Yusfaningrum & Ghozali (2005:659) “bawahan yang mempunyai komitmen lebih tinggi terhadap tujuan anggaran mereka, akan berusaha berinteraksi dengan orang-orang yang dapat memberikan wawasan/pengetahuan tentang lingkungan kerja, tujuan kinerja, strategi tugas dan permasalahan lain yang mempunyai pengaruh penting pada kinerja mereka”.
Kondisi ini memberikan pemahaman yang lebih baik pada bawahan
mengenai alternatif keputusan dan tindakan yang perlu dilakukan dalam
mencapai tujuan anggaran. Locke dalam Indarto & Ayu (2011:35)
mendefinisikan: “komitmen tujuan anggaran sebagai keinginan yang kuat
untuk berusaha mencapai tujuan anggaran, dan ketekunan dalam melakukan
pencapaian tujuan anggaran tersebut”. Seseorang akan berkinerja lebih baik
ketika ia berkomitmen untuk mencapai kinerja tertentu. “Komitmen untuk
mencapai tujuan anggaran terjadi ketika bawahan telah menerima tujuan
anggaran yang telah ditetapkan. Penerimaan tersebut dapat dicapai karena
adanya partisipasi pengganggaran,” (Indarto & Ayu, 2011:35).
Komitmen tujuan anggaran menjadi penting karena produktifitas dari
manajer ditentukan (sebagian besar) dari apakah organisasi mencapai tujuan
finansialnya. Bawahan yang berkomitmen tinggi kepada tujuan anggaran
mereka, mencari interaksi dengan orang-orang yang memiliki pengetahuan
mengenai lingkungan kerja mereka, tujuan kinerja, strategi tugas, dan
masalah-masalah lainnya, yang memiliki pengaruh penting pada kinerja.
terhadap tujuan anggaran akan mempermudah penerimaan anggaran tersebut
meskipun sulit untuk dicapai”. Sedangkan penetapan tujuan secara spesifik
dan sulit, tetapi memungkinkan untuk dicapai, akan mempertinggi tingkat
kinerja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah fungsi
utama dari pencapaian tujuan dan komitmen tujuan anggaran merupakan
alat untuk memprediksikannya.
Dari beberapa bukti empiris yang dikemukakan di atas, maka
hipotesis yang dikemukakan disini adalah :
H2: Komitmen tujuan anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja
manajerial.
2.1.4. Kinerja Manajerial
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan
perusahaan bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral dan etika. Kinerja merupakan salah satu hal yang dapat
meningkatkan keefektifan perusahaan. Menurut Mahoney dalam Indarto & Ayu
(2011:37) ” Kinerja manajerial didasarkan atas fungsi-fungsi manajemen klasik,
yaitu seberapa jauh manajer mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
yang meliputi perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervisi,
Mahoney dkk dalam Hidayah & Fauziah (2010:67) mendefinisikan kinerja
manajerial dalam fungsi-fungsi:
1. Perencanaan.
Menentukan tujuan, kebijakan, dan tindakan atau pelaksanaan, penjadwalan kerja, penganggaran, merancang prosedur, pemograman, dll.
2. Investigasi.
Mengumpulkan dan menyiapkan informasi untuk catatan, laporan dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan, analisis pekerjaan, dll.
3. Koordinasi.
Tukar menukar informasi dengan organisasi di bagian organisasi yang lain untuk mengkaitkan dan menyesuaikan program, memberitahudepartemen lain, hubungan dengan manajer lain, dan lain-lain.
4. Evaluasi.
Menilai dan mengukur proposal, kinerja yang di amati atau dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian catatan akhir, penilaian laporan keuangan, pemeriksaan produk, dan lain-lain.
5. Pengawasan (Supervisi)
Mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas atau pekerjaan dan menangani keluhan, dan lain-lain.
6. Pengaturan Staf (Staffing)
7. Negosiasi.
Pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok, tawar-menawar secara kelompok, dan Iain-lain. 8. Perwakilan atau representasi.
Menghadiri pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato untuk acara kemasyarakatan, pendekatan kepada masyarakat, mempromosikan tujuan umum dan sebagainya.
Tanggung jawab manajer melibatkan kinerja yang efisien dan
efektif. Efisiensi yakni kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan
tepat adalah konsep input-output. Seorang manajer yang efisien adalah
manajer yang mencapai output atau keluaran yang sesuai dengan input
(tenaga kerja, bahan baku dan waktu) yang digunakan untuk mencapai
output itu. Manajer yang mampu meminimalkan ongkos sumber daya yang
digunakannya untuk mencapai tujuan dianggap telah bertindak secara
efisien. Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih sasaran yang
tepat. Seorang manajer yang efektif adalah manajer yang memilih pekerjaan
yang tepat dilaksanakan. Manajer yang memilih suatu sasaran yang tidak
tepat, misal memproduksi hanya barang X pada saat permintaan akan barang
Y sedang melambung tinggi adalah manajer yang tidak efektif. Sekalipun
2.2. Hasil Penelitian Sebelumnya
Peneliti Jurnal Variabel Metodologi Hasil
2.3. Kerangka Konseptual
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Penelitian
Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis hubungan antar variabel
yang diteliti. Dari penelitian- penelitian sebelumnya yaitu menurut hasil
penelitian Yusfaningrum & Ghozali (2005:664) menunjukkan bahwa “komitmen
tujuan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial”.
Sedangkan Hidayah & Fauziah (2010:76) menunjukkan bahwa “ pengaruh
partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial adalah positif dan signifikan”.
Indarto dan Ayu (2011:43) menemukan bahwa “pengaruh partisipasi anggaran
terhadap kinerja manajerial melalui kecukupan anggaran, komitmen organisasi,
komitmen tujuan anggaran, job relevant information menunjukan hasil yang positif
dan signifikan”. Berdasarkan landasan teori tersebut, diatas dapat disusun
suatu kerangka pemikiran sebagaimana dapat dilihat pada gambar 2.1 diatas:
Gambar 2.1 diatas menyajikan kerangka konseptual mengenai pengaruh partisipasi
anggaran (variabel independen) dan komitmen tujuan anggaran (variabel independen)
terhadap kinerja manajerial (variabel dependen).
Kinerja
Manajerial
Partisipasi
Anggaran
Kinerja
Manajerial
Partisipasi
Anggaran
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas disusun hipotesis ke 3 sebagai
berikut partisipasi anggaran dan komitmen tujuan anggaran berpengaruh positif
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Menurut bidang penelitiannya, jenis penelitian ini adalah penelitian akademik
karena penelitian ini merupakan sarana edukatif, sehingga lebih mementingkan validitas
internal atau penjelasan (eksplonatory research) karena merupakan penelitian yang
menjelaskan hubungan kausal antar variabel melalui pengujian hipotesis .
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.
Penelitian ini dimulai pada bulan Oktober 2014. Penelitian ini dimulai dengan
penelitian masalah, studi pendahuluan, penelusuran pustaka, penyusunan instrument
penelitian, pengumpulan data, analisis data, dan penyusunan laporan penelitian.
3.3. Batasan Operasional
1.Batasan Aspek
Bidang kajian dari penelitian ini adalah akuntansi manajemen.
2. Batasan lain.
Batasan ini merupakan batasan bersifat teknis yakni menyangkut waktu,
biaya, dan tenaga.
3.4. Definisi Operasional
tujuan anggaran yang menjadi tanggung jawabnya. Partisipasi banyak menguntungkan bagi suatu organisasi. Hal ini diperoleh dari berbagai penelitian tentang partisipasi. Dalam penelitian ini adalah Partisipasi dalam penyusunan anggaran lebih
memungkinkan bagi para manajer (sebagai bawahan) untuk melakukan
negosiasi dengan atasan mereka mengenai kemungkinan target anggaran yang dapat
dicapai. Ada 6 (enam) item pernyataan yang dipakai untuk mengukur partisipasi
anggaran dengan menggunakan skala Likert lima poin, dimana skor terendah
(nilai 1) menunjukkan partisipasi rendah, sedangkan skor tinggi (nilai 5)
menunjukkan partisipasi tinggi. Indikator dari variabel partisipasi anggaran adalah: 1.
Keterlibatan para manajer dalam proses penyusunan anggaran; 2. Tingkat kelogisan
alasan atasan untuk merevisi usulan anggaran yang dibuat manajer; 3. Intensitas
manajer mengajak diskusi tentang anggaran; 4. Besarnya pengaruh manajer dalam
menetapkan anggaran; 5. Seberapa besar manajer merasa mempunyai kontribusi
penting terhadap anggaran.6. Frekuensi atasan meminta pendapat manajer dalam
penyusunan anggaran.
Komitmen tujuan anggaran didefenisikan sebagai keinginan yang kuat untuk
berusaha mencapai tujuan anggara dan ketekunan dalam melakukan pencapaian tujuan
anggaran terserbut. Komitmen menunjukan keyakinan dan dukungan yang kuat
terhadap nilai dan tujuan yang ingin dicapai. Komitmen untuk mencapai tujuan
anggaran terjadi ketika bawahan telah menerima tujuan anggaran yang telah ditetapkan.
Dalam penelitian ini komitmen tujuan anggaran dikriteriakan sebagai seberapa
banyak para manajer lini tengah, dalam hal ini Kepala Sub Bagian, memiliki
komitmen untuk mencapai tujuan anggaran berkaitan dengan tugas yang
skala Likert satu sampai dengan lima dimana skor terendah (nilai 1) Komitmen
tujuan anggaran rendah, sedangkan skor tinggi (nilai 5) menunjukkan Komitmen
tujuan anggaran tinggi. (Kuesioner lengkap terdapat pada lampiran). Indikator dari
variabel komitmen tujan anggaran ialah: 1..kesediaan menerima tugas; 2.
penting/kebanggaan; 3. berjuang atau usaha keras.
Kinerja manajerial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kegiatan-kegiatan manajerial yang meliputi : perencanaan, investigasi, pengkoordinasian,
pengevaluasian, pengawasan, penyusunan kepegawaian, negosiasi, perwakilan atau
represntasi (Adrianto, 2008:74). Ada 8 (delapan) item pernyataan yang dipakai
untuk mengukur kinerja manajerial dengan menggunakan skala Likert lima poin,
dimana skor terendah (nilai 1) menunjukkan kinerja rendah, sedangkan skor
tertinggi (nilai 5) menunjukkan kinerja tinggi. Adapun indikator variabel kinerja
manajerial adalah sebagai berikut: 1.Perencanaan; 2. Investigasi; 3. Koordinasian;
4. Evaluasi; 5. Supervisi; 6. Staffing; 7. Negosiasi; 8. Mewakili.
3.5. Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert. Sugiyono (2008:132)
menyatakan Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial. Skala yang digunakan antara nilai
1 (satu) sampai dengan nilai 5 (lima). Dimana skor terendah adalah nilai 1, sedangkan
3.6. Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya,(Sugiyono, 2008:115). Dimana populasi dalam penelitian
ini adalah PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara yang didalamnya
terdapat jajaran manajer atau kepala bagian atau pengelola unit kerja yang
terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Adapun tujuan utama
dipilihnya perusahaan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera ini berstatus
Persero Tertutup merupakan Badan Usaha yang bergerak dalam bidang
penyediaan tenaga listrik. Penyediaan tenaga listrik tersebut meliputi
kegiatan pembangkitan, penyaluran dan distribusi serta melakukan
perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik serta
pengembangan penyediaan listrik sesuai perundang-undangan yang
berlaku. Partisipasi anggaran dan informasi yang relevan dalam pekerjaan
tentunya dibutuhkan kinerja manajerial di PT PLN sehingga kegiatan PT
PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara berjalan dengan lancar. Adapun
jumlah populasinya sebesar 47 orang.
3.6.2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative/mewakili. Karena jumlah
populasi hanya 47 orang maka untuk menentukan jumlah sampel diputuskan
semua populasi dijadikan sampel, dengan tujuan agar kesalahan dalam
penelitian sangat kecil. Hal ini disebut sebagai sampling jenuh (Sugiyono,
2008: 122).
3.7. Jenis Data
Jenis data penelitian ini adalah data primer yaitu data penelitian yang
diperoleh atau dikumpulkan langsung dari sumber asli (tanpa perantara).
Sedangkan sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari jawaban atas
kuesioner yang dibagikan kepada responden.
3.8. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dibutuhkan guna mendukung penelitian ini
menggunakan metode survei kuesioner. Kuesioner adalah “tehnik pengumpulan
data yang yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya,” (Sugiyono, 2008:199).
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efesien bila peneliti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari
responden, Kuesiner merupakan alat pengumpulan data yang efektif karena dapat
diperolehnya data standar yang dapat dipertanggungjawabkan untuk keperluan analisis
Kuesioner dalam penelitian ini berisikan pertanyaan-pernyataan yang berkaitan
dengan variabel penelitian. Kuesioner diserahkan langsung kepada responden dan
meminta bantuan salah satu pegawai untuk mengkoordinir penyebaran dan
pengumpulan kuesioner tersebut. Kuesioner ya n g d i g u n a k a n d a l a m p e n e l i t i a n
i n i a d a l a h k u e s i o n e r yang diadopsi dari penelitian sebelumnya yaitu
penelitian Nurcahyani (2010) dan penelitian Deliana (2015).
Kuesioner yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
telah digunakan p en el i t i seb el um n ya , ol eh k ar en a i t u t i dak p erl u
di l akuk an pr e -t est t e t api uji validitas dan reliabilitas tetap perlu dilakukan karena
obyek/subyek penelitiannya berbeda.
Tabel 3.1 Instrumen
VARIABEL DEFENISI DIMENSI INDIKATOR INSTRUMEN
3.9. Uji Validitas dan Uji Realibilitas 3.9.1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner (Ghozali, 2001: 135). Pengujian validitas dilakukan dengan
menghitung korelasi antara skor tiap-tiap butir dengan total skor sehingga
didapat nilai Pearson Correlation. Apabila korelasi antara tiap-tiap skor butir
pertanyaan terhadap total skor butir pertanyaan menunjukkan hasil yang
signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa tiap-tiap butir pertanyaan adalah
valid.
3.9.2. Uji Realibilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel, (Ghozali, 2001:132). Suatu kuesioner
dikatakan reliabel, atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan
adalah konsisten atau dari waktu ke waktu Uji reliabilitas dilakukan dengan
metode internal consistency. Kriteria yang digunakan dalam uji ini adalah One
Shot, artinya satu kali pengukuran saja dan kemudian hasilnya dibandingkan
dengan pertanyaan lainnya atau dengan kata lain mengukur korelasi antar
jawaban pertanyaan. Statistical Product and Service Solution (SPSS)
memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach
Alpha (α). Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,60 maka disimpulkan
3.10. Tehnik Analisis Data
Untuk kepentingan analisis, variabel-variabel yang dioperasikan harus
memenuhi persyaratan sehingga tidak menghasilkan hasil yang bias dalam pengujian.
Pengujian pendahuluan diperlukan karena model analisis didasarkan pada asumsi-sumsi
penyederhanaan. Pengujian tersebut meliputi pengujian asumsi klasik yang meliputi uji
normalitas, multikolonieritas, dan heteroskedastisitas.
3.10.1.Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak (Santoso, 2000:212). Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi
data normal atau mendekati normal. Uji normalitas data tersebut dapat dilakukan
melalui 3 cara yaitu menggunakan Uji Kolmogorof-Smirnov (Uji K-S), grafik
histogram dan kurva penyebaran P-Plot. Untuk Uji K-S yakni jika nilai hasil Uji
K-S > dibandingkan taraf signifikansi 0,05 maka sebaran data tidak menyimpang
dari kurva normalnya itu uji normalitas. Sedangkan melalui pola penyebaran
P-Plot dan grafik histogram, yakni jika pola penyebaran memiliki garis normal maka
dapat dikatakan data berdistribusi normal.
3.10.2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen, (Santoso, 2003:203).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasinya
antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikolinieritas didalam model regresi akan digunakan dengan
menggunakan penilaian ”Variance Inflation Factor” atau ”Tolerance Value”.
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang
dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
3.10.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variace dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain (Santoso, 2003:208). Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Heterokesdatisitas. Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan
menggunakan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel dependen. Adapun
dasar analisis dari Grafik Plot yaitu jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang
ada membentuk pola teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang
jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka
tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.11. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi
berganda bertujuan untuk memprediksi berapa besar kekuatan pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresinya adalah :
Y = β0 + β1X1 + β2X2
Y = kualitas kinerja manajerial
β0 = intersep
β1, β2 = koefisien regresi
X1 = partisipasi anggaran
X2 = IRP
Sementara itu, langkah-langkah untuk menguji pengaruh variabel independen,
yaitu partisipasi dan informasi yang relevan dalam pekerjaa dilakukan dengan uji
simultan dan uji parsial.
3.11.1. Uji Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh simultan
variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang
digunakan adalah jika probability value (p value) < 0,05, maka Ha diterima dan
jika p value > 0,05, maka Ha ditolak. Uji F dapat pula dilakukan dengan
membandingkan nilai Fhitung dan Ftabel. Jika Fhitung > F tabel (n-k-1), maka Ha
diterima. Artinya, secara statistik data yang ada dapat membuktikan bahwa semua
variabel independen (X1, X2) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). Jika
dapat membuktikan bahwa semua variabel independen (X1, X2) tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen (Y).
3.11.2.Uji Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan
adalah jika p value < 0,05, maka Ha diterima dan jika p value > 0,05, maka Ha
ditolak.
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara
PT. PLN yang berstatus Persero Tertutup merupakan Badan Usaha yang
bergerak dalam bidang penyediaan tenaga listrik. Penyediaan tenaga listrik tersebut
meliputi kegiatan pembangkitan, penyaluran, dan distribusi serta melakukan
perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik serta pengembangan
penyediaan listrik sesuai perundang-undangan yang berlaku. Landasan hukumnya yakni
PP. RI No. 23 Tahun 1994. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN No.
KEP 033/ M_PBUMN/1998; Keputusan Menteri Keuangan RI No. 108/KMK.05/2001
dan Keputusan Menteri Keuangan RI No.406/KMK_05/2001/Anggaran Dasar PT. PLN
(Persero).
Dengan berlakunya undang-undang No. 15 tahun 1985 tentang
Ketenagalistrikan, Perusahaan Umum (PERUM) Listrik Negara ditetapkan sebagai
Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK). Dalam rangka meningkatkan
efisiensi dan efektifitas usaha penyediaan tenaga listrik, maka pada tanggal 16 Juni
1994 terbitlah Peraturan Pemerintah No.23/1994 yang isinya menetapkan status PLN
yang berubah dari Perusahaan Umum (PERUM) Listrik Negara dialihkan bentuknya
menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO).
Sejak status perusahaan berubah, perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara
terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat. Hal ini ditandai
dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan,
mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan Sumatera Utara dimasa
mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa kelistrikan,
maka berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 078.K/023/DIR/1996 tanggal 8
Agustus 1996, dibentuklah organisasi baru bidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT
PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara.
Dengan pembentukan Organisasi baru PT PLN (Persero) Pembangkitan dan
Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang terpisah dari PT PLN (Persero) Wilayah II,
maka fungsi – fungsi pembangkitan dan penyaluran yang sebelumnya dikelola oleh PT
PLN (Persero) Wilayah II berpisah tanggung jawab pengelolaannya ke PLN
Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu, PT PLN (Persero) Wilayah II
berkonsentrasi pada bidang distribusi dan penjualan tenaga listrik. Pada Tahun 2003 PT
PLN (Persero) Wilayah II berubah namanya menjadi PT PLN (Persero) Wilayah
Sumatera Utara.
Wilayah Kerja PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara meliputi keseluruhan
wilayah Provinsi Sumatera Utara dengan luas 71.680,68 km2, dimana sebagian besar
berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di Pulau Nias. Provinsi
Sumatera Utara terdiri dari 25 Kabupaten dan 8 Kota dengan 417 kecamatan dan 5.856
desa/kelurahan.
4.2. Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara
Dalam setiap perusahaan , sangat penting peran sebuah struktur organisasi
akhir dari perusahhaan tersebut dapat dicapai. Adapun struktur organisasi dari PT PLN
(Persero) Wilayah Sumatera Utara adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara
4.3. Visi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh-kembang, Unggul dan
4.4. Misi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara
Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat.
Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
4.5. Motto PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara
Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik (Electricity for a Better Life)
4.6. Hasil dan Pembahasan
4.5.1. Hasil Uji validitas dan Uji Reliabilitas
Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah angket, yaitu keharusan
sebuah angket untuk valid dan reliabel. Suatu angket dikatakan valid atau sah jika
pertanyaan-pertanyaan pada suatu angket mampu mengungkapkan suatu yang akan
diukur. Sedangkan angket yang dikatakan reliabel adalah jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
1. Hasil Uji validitas
Pada tabel 4.1 di bawah ini untuk variabel partisipasi anggaran, hasilnya adalah
valid untuk ke enam butir pertanyaan.
Tabel 4.1.
Correlations
1 .749** .663** .525** .549** .311 .860**
.000 .000 .001 .000 .050 .000
40 40 40 40 40 40 40
.749** 1 .648** .604** .437** .281 .852**
.000 .000 .000 .005 .079 .000
40 40 40 40 40 40 40
.663** .648** 1 .558** .494** .410** .844**
.000 .000 .000 .001 .009 .000
40 40 40 40 40 40 40
.525** .604** .558** 1 .395* .263 .749**
.001 .000 .000 .012 .101 .000
40 40 40 40 40 40 40
.549** .437** .494** .395* 1 .372* .676**
.000 .005 .001 .012 .018 .000
40 40 40 40 40 40 40
.311 .281 .410** .263 .372* 1 .533**
.050 .079 .009 .101 .018 .000
40 40 40 40 40 40 40
.860** .852** .844** .749** .676** .533** 1
.000 .000 .000 .000 .000 .000
40 40 40 40 40 40 40
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 PARTISIPASI
Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed). **.
Correlation is signif icant at the 0.05 level (2-tailed). *.
Koefisien korelasi dari tiap butir pertanyaan dari Q1 sampai Q6 dengan
skor untuk masing-masing total pertanyaan adalah significan secara statistik.
Dengan semua butir pertanyaan yang berkolerasi positif dengan variabel
partisipasi anggaran, maka kesimpulan yang diambil adalah kuesioner
partisipasi anggaran ini memiliki instrumen yang valid.
Tabel 4.2.
Hasil Uji Validitas Variabel Komitmen Tujuan Anggaran
Correlation is signif icant at the 0.05 level (2-tailed). *.
Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed). **.
Sumber: Data Diolah 2015
Koefisien korelasi dari tiap butir pertanyaan dari Q1 sampai Q3 dengan
skor untuk masing-masing total pertanyaan adalah significan secara statistik.
Dengan semua butir pertanyaan yang berkolerasi positif dengan variabel
komitmen tujuan anggaran, maka kesimpulan yang diambil adalah kuesioner
Tabel 4.3.
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Manajerial
Correlati ons
1 .473** .307 .227 .286 .252 .072 .357* .591**
.002 .054 .159 .073 .117 .661 .024 .000
40 40 40 40 40 40 40 40 40
.473** 1 .462** .348* .107 .051 .089 .249 .529**
.002 .003 .028 .511 .753 .585 .122 .000
40 40 40 40 40 40 40 40 40
.307 .462** 1 .523** .279 .116 .201 .193 .598**
.054 .003 .001 .081 .476 .213 .232 .000
40 40 40 40 40 40 40 40 40
.227 .348* .523** 1 .518** .417** .282 .190 .731**
.159 .028 .001 .001 .008 .078 .241 .000
40 40 40 40 40 40 40 40 40
.286 .107 .279 .518** 1 .833** .439** .160 .794**
.073 .511 .081 .001 .000 .005 .323 .000
40 40 40 40 40 40 40 40 40
.252 .051 .116 .417** .833** 1 .453** -.023 .712**
.117 .753 .476 .008 .000 .003 .888 .000
40 40 40 40 40 40 40 40 40
.072 .089 .201 .282 .439** .453** 1 .278 .541**
.661 .585 .213 .078 .005 .003 .082 .000
40 40 40 40 40 40 40 40 40
.357* .249 .193 .190 .160 -.023 .278 1 .379*
.024 .122 .232 .241 .323 .888 .082 .016
40 40 40 40 40 40 40 40 40
.591** .529** .598** .731** .794** .712** .541** .379* 1
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .016
40 40 40 40 40 40 40 40 40
Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-tailed). **.
Correlation is signif icant at the 0.05 lev el (2-tailed). *.
Sumber: Data Diolah 2015
Koefisien korelasi dari tiap butir pertanyaan dari Q1 sampai Q8 dengan
skor untuk masing-masing total pertanyaan adalah significan secara statistik.
Dengan semua butir pertanyaan yang berkolerasi positif dengan variabel
kinerja manajerial, maka kesimpulan yang diambil adalah kuesioner kinerja
2. Hasil Uji Reliabilitas
Tabel 4.4
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Partisipasi Anggaran
Dari tabel 4.6, rata-rata jawaban kuesioner adalah 42,25 dengan varian sebesar
58,50 dan deviasi standar sebesar 7,64853. Dari nilai korelasi (Total
Correlation) untuk setiap item jawaban dengan partisipasi anggaran terlihat
bahwa nilai korelasi adalah signifikan. Juga nilai alpha untuk setiap nomor
pertanyaan lebih besar dari 0,7 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tiap
butir jawaban kuesioner terlihat bahwa nilai alpha adalah sebesar 0,791.
Dengan demikian disimpulkan bahwa kuesioner variabel partisipasi anggaran
adalah reliabel.
Tabel 4.7
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Komitmen Tujuan Anggaran
Correlation) untuk setiap item jawaban dengan komitmen tujuan anggaran
terlihat bahwa nilai korelasi adalah signifikan. Juga nilai alpha untuk setiap
nomor pertanyaan lebih besar dari 0,7 dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa tiap butir pertanyaan adalah reliabel. Dari hasil pengujian reliabel untuk
Dengan demikian disimpulkan bahwa kuesioner variabel komitmen tujuan
anggaran adalah reliabel.
Tabel 4.10
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Manajerial
Item-Total Statisti cs
Dari tabel 4.12, rata-rata jawaban kuesioner adalah 55,3 dengan varian sebesar
60,626 dan deviasi standar sebesar 7,78625. Dari nilai korelasi (Total
Correlation) untuk setiap item jawaban dengan kinerja manajerial terlihat
bahwa nilai korelasi adalah signifikan. Juga nilai alpha untuk setiap nomor
butir pertanyaan adalah reliabel. Dari hasil pengujian reliabel untuk semua
butir jawaban kuesioner terlihat bahwa nilai alpha adalah sebesar 0,778625.
Dengan demikian disimpulkan bahwa kuesioner variabel kinerja manajerial
adalah reliabel.
4.5.2. Hasil Uji Asumsi Klasik
1.Hasil Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data
yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal yakni distribusi tersebut
tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Untuk lebih memperjelas tentang sebaran data
dalam penelitian ini maka akan disajikan dengan menggunakan pendekatan grafik. Salah satu
cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram dan grafik normal plot
yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi
normal.
Adapun kriteria yang menjadi dasar pengambilan keputusan yaitu :
1. Jika sumbu menyebar sekitar garis diagonal atau grafik histogramnya
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas
Regression Standardized Residual
3 2 1 0 -1 -2
Frequency
12
10
8
6
4
2
0
Histogram
Dependent Variable: Kinerja
Mean =2.4E-15 Std. Dev. =0.974
N =40
Sumber: Data Diolah 2015
Terlihat sebaran data bergerombol di sekitar garis uji yang mengarah ke
kanan atas, dan tidak ada data yang terletak jauh dari sebaran data. Dengan
demikian, data tersebut bisa dikatakan mempunyai distribusi normal, maka
Gambar 4.4
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Data Diolah 2015
Terlihat pada gambar 4.4, sebaran data bergerombol di sekitar garis uji yang
mengarah ke kanan atas, dan tidak ada data yang terletak jauh dari sebaran
data. Dengan demikian, data tersebut bisa dikatakan mempunyai distribusi
normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
1.Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas menguji dalam sebuah model regresi, yaitu ketidaksamaan
varian dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari
residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian berbeda kita sebut
Gambar 4.5
membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
3 Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen penelitian. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen. Ada tidaknya korelasi antar variabel tersebut dapat dideteksi
dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila
nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10, maka dinyatakan tidak ada korelasi
sempurna antar variabel independen dan sebaliknya (Ghozali, 2006). Hasil uji
Tabel 4.13
Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat bahwa angka tolerance dari variabel
independen partisipasi anggaran dan komitmen tujuan anggaran mempunyai
nilai tolerance lebih dari 0,10 yang berarti bahwa tidak ada korelasi antar
variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Sementara itu, hasil
perhitungan nilai Variance Inflantion Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang
sama. Tidak ada satupun variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih
dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi
multikolinieritas antar variabel independen tersebut.
4.5.3. Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan bantuan SPSS 15.0, dengan
tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yang terdiri dari
partisipasi anggaran dan komitmen tujuan anggaran terhadap variabel terikat yaitu
Tabel 4.14 Hasil Analisis Regresi
Coefficientsa
1.144 .591 1.934 .061
.470 .105 .616 4.473 .000 .684 .592 .530 .740 1.352 .159 .165 .133 .965 .341 .447 .157 .114 .740 1.352 (Constant)
Dari hasil regresi yang didapat maka dapat dibuat persamaaan regresi berganda
sebagai berikut : Y = 0,616X1 + 0,133 X2
Persamaan regresi tersebut mempunyai arti sebagai berikut:
1. Koefisien regresi partisipasi anggaran bernilai positif sebesar 0,616, hal ini
menunjukkan partisipasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja manajerial, sehingga adanya peningkatan partisipasi anggaran akan
meningkatkan kinerja manajerial.
2. Koefisien regresi komitmen tujuan anggaran bernilai positif sebesar 0,133, hal ini
menunjukkan komitmen tujuan anggaran berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja manajerial, sehingga adanya peningkatan komitmen tujuan
4.6.4 Hasil Uji Hipotesis
1. . Hasil Uji Signifikansi Simultan ( Uji F )
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
terikat. Kriteria pengujiannya adalah:
H0 : b1, b2 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Ha : , ≠ , artinya se ara serentak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang
dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:
df (Pembilang) = k – 1
df (Penyebut) = n – k
Keterangan:
n = jumlah sampel penelitian
k = jumlah variabel bebas dan terikat
Pada penelitian ini diketahui jumlah n adalah 40 dan jumlah keseluruhan
variabel (k) adalah 3, sehingga diperoleh :
1. df (pembilang) = 3 – 1 = 2
2. df (penyebut) = 40 – 3 = 37
Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS 15.0, kemudian akan
dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat α = 5%, dengan kriteria uji sebagai berikut :
H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α= 5%
Tabel 4.15
Hasil Uji Simultan (Uji F)
ANOVAb
4.436 2 2.218 17.130 .000a
4.791 37 .129
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Komitmen, Partisipasi
lebih besar dari nilai Ftabel yakni 3,23, dengan tingkat kesalahan α = 5%, atau dengan
kata lain Fhitung > Ftabel (13,474 > 3,23). Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika
Fhitung > Ftabel dan tingkat signifikansinya (0.000) < 0.05, menunjukkan bahwa
pengaruh variabel independen (partisipasi anggaran dan komitmen tujuan anggaran)
secara serempak adalah signifikan terhadap kinerja manajerial.
2. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Berdasarkan dari hasil analisis dengan menggunakan program SPSS 15.0 maka
diperoleh hasil regresi antara partisipasi anggaran dan komitmen tujuan anggaran
Tabel 4.16
Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Coefficientsa
1.144 .591 1.934 .061
.470 .105 .616 4.473 .000 .684 .592 .530 .740 1.352 .159 .165 .133 .965 .341 .447 .157 .114 .740 1.352 (Constant)
Berdasarkan Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa:
1. Variabel Partisipasi Anggaran (X1)
Nilai thitung variabel partisipasi anggaran (X1) adalah 4,473 dan nilai ttabel 1,684
maka thitung > ttabel (4,473 > 1,684) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
partisipasi anggaran (X1) berpengaruh positif dan signifikan (0.000 < 0.05) secara
parsial terhadap kinerja manajerial pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara
(Y). Artinya, jika variabel partisipasi anggaran (X1) ditingkatkan sebesar satu satuan,
2. Variabel Komitment Tujuan Anggaran (X2)
Nilai thitung variabel komitmen tujuan anggaran (X2) adalah 0,965 dan nilai ttabel
1,684 maka thitung < ttabel (0,996 <1,684) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
komitmen tujuan anggaran (X2) berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
(0.341>0.05) secara parsial terhadap kinerja manajerial PT PLN (Persero) Wilayah
Sumatera Utara (Y).
4.6.5. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi
Pengujian koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur proporsi atau
persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien
determinasi berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R² ≥ 1). Jika R² semakin besar
(mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah
besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat
untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan demikian
sebaliknya.
Tabel 4.17
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb