• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Dukungan Suami Terhadap Pemilihan Kontrasepsi Implan di Puskesmas Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Dukungan Suami Terhadap Pemilihan Kontrasepsi Implan di Puskesmas Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Judul : Hubungan Dukungan Suami Terhadap Pemilihan Kontrasepsi Implan di Puskesmas Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara

Nama : Cut Kasmiati

Nim : 115102028

Jurusan : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU Tahun : 2012

ABSTRAK

Latar belakang : Peran dan tanggung jawab pria dalam Keluarga Berencana perlu ditingkatkan agar pria dapat mendukung pilihan kontrasepsi oleh istrinya, meningkatkan komunikasi diantara suami istri, meningkatkan upaya pencegahan infeksi menular seksual dan pemiliharaan kesehatan istri, anak dan keluarga. Kontrasepsi implan merupakan kontrasepsi yang berbentuk batang kecil yang mengandung hormon progestin.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui hubungan dukungan suami terhadap pemilihan kontrasepsi implan di Puskesmas Paya Bakong tahun 2012.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini dilakukan mulai pada bulan Maret s.d. April 2012, jumlah responden 86 orang, 43 orang suami yang istrinya pakai kontrasepsi implan dan 43 orang suami yang istrinya memakain kontrasepsi selain implan dengan menggunakan teknik total sampling pada suami yang istrinya memakai kontrasepsi implan dan consecutive sampling pada suami yang istrinya memakai kontrasepsi selain implan. Analisa data yang digunakan adalah uji chi-square.

Hasil : Hasil uji statistik diperoleh dari 86 responden, 43 responden istri memakai kontrasepsi implan, 43 responden selain kontrasepsi implan, didapatkan dari suami yang memakai kontrasepsi implan 35 orang (81,4%) yang mendukung baik istrinya sedangkan dari suami yang istrinya memakai kontrasepsi selain implan 24 orang (55,8%) yang mendukung baik istrinya. Hasil uji chi square diperoleh bahwa nilai p=0,011 sehingga H0 ditolak yang artinya ada hubungan signifikan dukungan suami terhadap pemilihan kontrasepsi implan.

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan signifikan antara dukungan suami terhadap pemilihan kontrasepsi implan. Diharapkan kepada bidan sebagai tenaga kesehatan memberikan penyuluhan/informasi terhadap suami bahwa dukungan suami sangat berpengaruh terhadap program KB yang diikuti istri.

Kata Kunci : Keluarga berencana, Kontrasepsi implan, Dukungan, Peran, Dukungan suami, Peran suami.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Hubungan Dukungan Suami Terhadap Pemilihan Kontrasepsi Implan di Puskesmas Paya Bakong Tahun 2012” yang diajukan untuk memenuhi salah syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan bimbingan, masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat membuat Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S. Kep, Ns. M. Kep selaku Ketua Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Juliandi Harahap, MA. selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, bantuan dan arahan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

4. Puskesmas Paya Bakong yang telah memberi izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

(5)

6. Kedua orangtua hamba yang terkasih (H. Razali dan Hj. Nyak Imah(alm)), kakak, abang dan kedua adik ananda cintai yang telah memberikan dukungan moril maupun materil, doa dan semangat yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Rizai, Am. Kep selaku asisten dalam melakukan penelitian yang banyak membantu akan berjalannya proses penelitian ini.

8. Rekan-rekan mahasiswa program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada penulis.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dukungan pada penulis dalam penyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Akhirnya hanya kepada Allah penulis berserah diri, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua.

Medan, Juni 2012

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II Tinjauan Pustaka ... 6

A. Kontrasepsi/Keluarga Berencana ... 6

B. Implan ... 8

C. Dukungan Suami ... 19

BAB III Kerangka Penelitian ... 24

A. Kerangka Konsep ... 24

B. Hipotesis ... 24

C. Defenisi operasional ... 25

BAB IV Metodelogi Penelitian ... 26

A. Desain Penelitian ... 26

B. Populasi dan Sampel ... 26

C. Tempat Penelitian ... 27

D. Pertimbangan Etika Penelitian ... 27

E. Instrumen Penelitian ... 28

F. Pengumpulan Data ... 29

G. Analisa Data ... 30

BAB V Hasil dan Pembahasan ... 31

A. Hasil Penelitian ... 31

1. Deskripsi lokasi penelitian ... 31

2. Karakteristik responden ... 31

3. Dukungan suami ... 33

4. Dukungan suami terhadap istri yang memakai kontrasepsi ... 35

(7)

B. Pembahasan ... 37

1. Karakteristik responden ... 37

2. Dukungan suami berdasarkan pertanyaan ... 38

3. Distribusi dukungan suami terhadap istri ... 39

4. Hubungan dukungan suami terhadap pemilihan kontrasepsi implan ... 40

5. Implikasi terhadap pelayanan kebidanan ... 41

BAB VI Kesimpulan dan Saran ... 42

A. Kesimpulan ... 42

B. Saran ... 43

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 5.1 : Distribusi Karakteristik Responden yang Istrinya Memakai

Kontrasepsi Implan di Puskesmas Paya Bakong Tahun

2012 ... 32 Tabel 5.2 : Distribusi Karakteristik Responden yang Istrinya Memakai

Kontrasepsi selain Kontrasepsi Implan di Puskesmas Paya

Bakong Tahun 2012 ... 33 Tabel 5.3 : Distribusi Pertanyaan Dukungan Suami berdasarkan

dukungan emosional, penghargaan, instrumental dan

informatif ... 34 Tabel 5.4 : Distribusi Suami yang Istrinya Memakai Kontrasepsi

Implan Dan Selain Kontrasepsi Implan Di Puskesmas Paya

Bakong ... 35 Tabel 5.5 : Distribusi Dukungan Suami terhadap Istri di Puskesmas

paya Bakong ... 36 Tabel 5.6 : Hubungan Dukungan Suami terhadap Pemilihan

Kontrasepsi Implan di Puskesmas Paya bakong Tahun

(9)

DAFTAR SKEMA

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pernyataan Persetujuan Sidang KTI

Lampiran 2 : Lembar Pernyataan Content Validity

Lampiran 3 : Lembar Penjelasan Calon Responden

Lampiran 4 : Surat Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 5 : Kuesioner

Lampiran 6 : Surat Persetujuan Melakukan Penelitian

Lampiran 7 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 8 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 9 : Master Data Penelitian

Lampiran 10 : Hasil Output Data Penelitian

(11)

Judul : Hubungan Dukungan Suami Terhadap Pemilihan Kontrasepsi Implan di Puskesmas Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara

Nama : Cut Kasmiati

Nim : 115102028

Jurusan : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU Tahun : 2012

ABSTRAK

Latar belakang : Peran dan tanggung jawab pria dalam Keluarga Berencana perlu ditingkatkan agar pria dapat mendukung pilihan kontrasepsi oleh istrinya, meningkatkan komunikasi diantara suami istri, meningkatkan upaya pencegahan infeksi menular seksual dan pemiliharaan kesehatan istri, anak dan keluarga. Kontrasepsi implan merupakan kontrasepsi yang berbentuk batang kecil yang mengandung hormon progestin.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui hubungan dukungan suami terhadap pemilihan kontrasepsi implan di Puskesmas Paya Bakong tahun 2012.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini dilakukan mulai pada bulan Maret s.d. April 2012, jumlah responden 86 orang, 43 orang suami yang istrinya pakai kontrasepsi implan dan 43 orang suami yang istrinya memakain kontrasepsi selain implan dengan menggunakan teknik total sampling pada suami yang istrinya memakai kontrasepsi implan dan consecutive sampling pada suami yang istrinya memakai kontrasepsi selain implan. Analisa data yang digunakan adalah uji chi-square.

Hasil : Hasil uji statistik diperoleh dari 86 responden, 43 responden istri memakai kontrasepsi implan, 43 responden selain kontrasepsi implan, didapatkan dari suami yang memakai kontrasepsi implan 35 orang (81,4%) yang mendukung baik istrinya sedangkan dari suami yang istrinya memakai kontrasepsi selain implan 24 orang (55,8%) yang mendukung baik istrinya. Hasil uji chi square diperoleh bahwa nilai p=0,011 sehingga H0 ditolak yang artinya ada hubungan signifikan dukungan suami terhadap pemilihan kontrasepsi implan.

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan signifikan antara dukungan suami terhadap pemilihan kontrasepsi implan. Diharapkan kepada bidan sebagai tenaga kesehatan memberikan penyuluhan/informasi terhadap suami bahwa dukungan suami sangat berpengaruh terhadap program KB yang diikuti istri.

Kata Kunci : Keluarga berencana, Kontrasepsi implan, Dukungan, Peran, Dukungan suami, Peran suami.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program Keluarga Berencana Nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Kontribusi Program Keluarga Berencana Nasional tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan Program Making Pregnancy Safer. Salah satu pesan kunci dalam Rencana Strategik Nasional

Making Pregnancy Safer di Indonesia 2001-2010 adalah bahwa setiap kehamilan

harus merupakan kehamilan yang diinginkan (Saifuddin, 2003).

Populasi dunia diperkirakan akan stabil antara 10 milyar dan 11 milyar per tahun 2010. Kira-kira 95% pertumbuhan akan terjadi di negara-negara yang sedang berkembang, sehingga pada tahun 2010, 13% populasi akan bertempat tinggal di negara maju, suatu penurunan dari jumlah sebesar 25% saat ini (Speroff dan Darney, 2005).

(13)

Untuk mencegah ledakan penduduk menurut perkiraan pada tahun 2060 akan ada 475 juta penduduk seluruh Indonesia, Badan Kependudukan dan Keluarga Nasional (BKKBN) menggiatkan program KB dengan melatih sebanyak 35 ribu bidan untuk melayani pemasangan IUD dan implan (kontrasepsi). Selain bidan, BKKBN juga melatih sekitar 10 ribu dokter. Pada tahun 2011 ini sebanyak 35 ribu bidan yang tersebar di seluruh Indonesia sedang dilatih pemasangan kontrasepsi (Nasir, 2011).

Menurut data ada 29 juta pemakai kontrasepsi di tanah air, 0.9% memakai kondom, 8% yang memakai IUD, implan 12%, pil 27% dan suntikan 32%. Dari 25 juta pasangan yang telah terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya melalui program KB diketahui 6,5 juta kehamilan yang tidak diinginkan berhasil dicegah, lebih dari 200.000 kematian bayi akibat aborsi dapat dicegah dan 12.197 ibu terhindar dari kematian akibat komplikasi persalinan. Prevalensi penggunaan kontrasepsi modern di kalangan perempuan usia subur yang telah menikah mencapai 57,2% dan The Population Bureau memperkirakan penduduk Indonesia akan mencapai 290 juta pada tahun 2025 nanti (Nasir, 2011).

Hasil pencacahan sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Aceh sementara berjumlah 4.486.570 jiwa, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 2.243.578 orang dan perempuan sebanyak 2.242.992 orang berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh. Laporan BPS tentang kependudukan Aceh itu juga menyebutkan penyebaran penduduk Aceh masih bertumpu di Kabupaten Aceh Utara sebesar 11,81 persen(Yusuf, 2010).

(14)

Radita (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan pada pasangan subur, memiliki hubungan bermakna adalah umur istri (p=0,011), jumlah anak (p=0,049), tingkat pendidikan (p=0,018). Sedangkan faktor tingkat kesejahteraan keluarga (p=1,000), kepemilikan Jamkesmas (p=0,485), tingkat pengetahuan (p=0,537), dukungan pasangan (p=1,000), dan pengaruh agama (p=1,000) tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan PUS (Kusumanigrum, 2009). Menurut penelitian Junita (2008, faktor-faktor yang mempengaruhi pemaaian alat kontrasepsi pada istri PUS, memiliki hubungan bermakna jumlah anak (p=0,008), pengetahuan (p=0,014), sikap (p=0,041), faktor pendukung dan pendorong adalah variabel ketersediaan alat (p=0,001), dan dukungan petugas kesehatan (p=0,005).

Peran dan tanggung jawab pria dalam Keluarga Berencana perlu ditingkatkan. Program Keluarga Berencana perlu ditingkatkan agar pria dapat mendukung pilihan kontrasepsi oleh istrinya, meningkatkan komunikasi diantara suami istri, meningkatkan penggunaan kontrasepsi pria, meningkatkan upaya pencegahan infeksi menular seksual (Saifuddin, 2003).

(15)

Berdasarkan penjajakan awal di wilayah kerja Puskesmas Paya Bakong, 5% dari 11% ibu-ibu memakai implan mengungkapkan bahwa tidak bisa memakai kontrasepsi yang lain, karena efek samping yang ditimbulkan oleh kontrasepsi yang lain dan juga dianjurkan oleh suami dikarenakan sangat efektif dan metode kontrasepsi jangka panjang.

Berdasarkan latar belakang dan penjajakan awal peneliti tertarik untuk meneliti hubungan dukungan suami terhadap pemilihan kontrasepsi implan di Puskesmas Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara tahun 2012.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah hubungan dukungan suami terhadap pemilihan kontrasepsi implan di Puskesmas Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan dukungan suami terhadap pemilihan kontrasepsi implan di Puskesmas Paya Bakong Tahun 2012.

2. Tujuan Khusus.

a) Untuk mengetahui dukungan suami terhadap istri yang memakai kontrasepsi implan dan selain implan berdasarkan dukungan emosional, penghargaan, instrumental, informatif

b) Untuk mengidentifikasi dukungan suami terhadap istri yang memakai kontrasepsi implan

(16)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi praktek kebidanan

Sebagai informasi bagi pelayanan kebidanan bahwa ada hubungan dukungan suami terhadap pemilihan kontrasepsi implan.

2. Bagi institusi pendidikan

Sebagai informasi untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam hal konseling keluarga berencana khususnya kontrasepsi implan.

3. Bagi masyarakat

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kontrasepsi/Keluarga Berencana

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’ dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma (Husada, 2008).

Menurut Ritonga (2003) Keluarga Berencana (KB) adalah suatu upaya manusia untuk mengatur secara sengaja kehamilan dalam keluarga secara tidak melawan hukum dan moral Pancasila untuk kesejahteraan keluarga.

Menurut WHO (Expert Committe, 1970), KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kehamilan dalam hubungan dengan umur suami istri, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (BKKBN, 2009). Jadi, KB (Family Planning, Planned Parenthood) adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi, untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

1. Tujuan Kontrasepsi

(18)

skematis, pola perencanaan keluarga dan penggunaan kontrasepsi yang rasional dijelaskan (Husada, 2008).

2. Manfaat Keluarga Berencana

Program Keluarga Berencana (KB) dirumuskan sebagai upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui batas usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga, untuk mewujudkan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (Sudayasa, 2010).

Menurut Sudayasa (2010), dengan mengikuti program KB sesuai anjuran pemerintah, para akseptor akan mendapatkan tiga manfaat utama optimal, baik untuk ibu, anak dan keluarga, antara lain:

a) Manfaat untuk ibu

1) Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan 2) Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu 3) Menjaga kesehatan ibu

4) Merencanakan kehamilan lebih terprogram b) Manfaat untuk anak

1) Mengurangi resiko kematian bayi 2) Meningkatkan kesehatan bayi 3) Mencegah bayi kekurangan gizi 4) Tumbuh kembang bayi lebih terjamin

5) Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif lebih dapat terpenuhi 6) Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih maksimal

c) Manfaat untuk keluarga

(19)

2) Harmonisasi keluarga lebih terjaga

B. Implan

Implan yang hanya mengandung progestin merupakan kontrasepsi baru pertama tersedia di Amerika Serikat, sejak kontrasepsi oral diperkenalkan dan IUD ditemukan pada tahun 1960-an. Norplant merupakan suatu sistem “lepas-lambat” yang menggunakan pipa silatic yang permeabel terhadap molekul steroid, untuk memberikan kadar progestin sintetik yang stabil didalam sirkulasi selama penggunaan bertahun-tahun (Speroff dan Darney, 2005).

Sistem ini semuanya terbuat dari polimer yang tidak terurai secara hayati, misalnya polidemetil siloksan atau polietilen vinil asetat, dengan progestogen aktif terkandung di bagian tengah kapsul atau tersebar merata di batang polimer. Implan memiliki durasi kerja yang sangat panjang (1 sampai 5 tahun) dan efektivitas kontrasepsi yang sangat tinggi tanpa memerlukan tindakan dari pihak pemakai. Pemasangan dan pengeluaran implan memerlukan operasi kecil di bawah anestesia lokal dan biasanya implan dimasukkan tepat di bawah kulit lengan atas, sistem tersebut dapat dipalpasi untuk pengeluarannya tetapi tidak terlalu jelas bila diinspeksi. Implan menghasilkan kadar steroid kontrasepsi yang rendah dan konstan dalam darah, melalui difusi dari batang atau kapsul secara terus-menerus, yang menurun secara perlahan sepanjang usia alat tersebut. Implan dapat dikeluarkan apabila diperlukan dan kesuburan akan pulih dengan cepat (Glasier dan Gebbie, 2006).

(20)

yang dapat mencegah terjadinya kehamilan (BKKBN, 2006). Kontrasepsi implan merupakan kontrasepsi yang berbentuk batang kecil yang mengandung hormon progestin. Setelah bidan mematikan rasa di kulit dengan menggunakan anastetik, kemudian alat seperti jarum (trocar) digunakan untuk menempatkan implan di bawah kulit pada lengan bagian atas. Pemasangan implan tidak memerlukan jahitan pada kulit. Secara perlahan, implan akan melepaskan progestin ke dalam aliran darah.

1. Macam-macam Kontrasepsi Implan

Menurut Saifuddin (2003), jenis-jenis kontrasepsi implan adalah sebagai berikut:

a) Norplant terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm dengan diameter 2,4 mm, yang berisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.

b) Implanon terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang berisi dengan 68 mg ketodesogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.

c) Jadena dan Indoplant terdiri dari 2 batang yang berisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.

Norplant adalah sistem implan enam kapsul yang terbuat oleh Leiras, Finlandia dan sekarang dipasarkan di seluruh dunia bersama-sama dengan Achering dan Wyeth. Sistem ini mengandung levonorgestrel di inti masing-masing kapsul (Glasier dan Gebbie, 2008).

(21)

Council. Implan diproduksi di pabrik, di bawah izin Population Council, oleh Huhtamaki Oy/Leiras Pharmaceuticals di Finlandia. Implan dikemas dalam kantong yang disegel menggunakann panas, yang mempunyai waktu penyimpanan selama lima tahun sejak tanggal pembuatan dan memiliki masa efektif selama lima tahun lagi setelah dipasang. Penyimpanan pada suhu ruang dengan kelembaban yang terkontrol tidak mengganggu komposisi atau rentang usia setelah empat tahun, tetapi optimalnya, implan harus disimpan di daerah yang dingin dan kering, jauh dari sinar matahari langsung. Implan dapat disterilisasi dengan menggunakan etilen oksida, tetapi tidak dengan radiasi pengion, panas kering atau autoklaf (Speroff dan Darney, 2005).

Komponen-komponen Norplant bukan merupakan hal yang baru. Silastic dalam pipa telah digunakan dalam aplikasi pembedahan seperti alat prostetik, katup jantung, dan pipa drainase sejak tahun 1950-an, dan dalam metode sterilisasi wanita yang paling umum sejak tahun 1970. Progestin, levonorgestrel telah diteliti dengan baik. Yang baru adalah cara sistem menghantarkan kadar levonorgestrel secara konstan untuk jangka waktu yang lama dalam, dalam percobaan yang terus berlangsung, hingga 7 tahun meskipun saat ini baru diakui untuk 5 tahun (Speroff dan darney, 2005).

2. Mekanisme Kerja

(22)

levonorgestrel dalam plasma berkisar antara 0,4 sampai 0,5 ng/mL, cukup tinggi untuk mencegah konsepsi (Speroff dan Darney, 2005).

Kapsul melepas kira-kira 80 g levonorgestrel per 24 jam selama 6-12 bulan pertama penggunaan. Angka ini menurun secara bertahap sampai 50 g setiap hari pada 9 bula sisa, dan 30 g per hari selama hari-hari penggunaan yang tersisa. Sejumlah 80 g hormon yang dilepas oleh implan selama beberapa bulan pertama penggunaan adalah kira-kira sama dengan dosis harian levonorgestrel yang diberikan oleh kontrasepsi oral pil mini yang hanya mengandung progestin, dan 25%-50% dosis yang diberikan oleh kontrasepsi oral kombinasi dosis rendah (Speroff dan Darney, 2005).

Mean konsentrasi plasma di bawah 0,20 ng/mL berkaitan dengan angka kehamilan yang meningkat. Setelah digunakan selama 6 bulan, konsentrasi harian levonorgestrel adalah kira-kira sebesar 0,35 ng/mL, setelah digunakan selama 2,5 tahun, kadar menurun menjadi 0,25-0,35 ng/mL. Sampai penggunaan tahun ke lima, kadar mean bertahan diatas 0,25 ng/mL (Speroff dan Darney, 2005).

Menurut Speroff dan Darney (2005), ada tiga model kerja yang mungkin berlangsung, yang serupa dengan model kerja yang menyebabkan efek kontraseptif pada pil yang hanya mengandung progestin, pil mini.

(23)

hanya sekitar 10% wanita mengalami ovulasi, tetapi per 5 tahun penggunaan, lebih dari 505 wanita mengalami ovulasi.

b) Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap mukus serviks. Mukus tersebut menebal jumlahnya menurun, yang membentuk sawar untuk penetrasi sperma.

c) Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium yang diinduksi estradiol, dan akhirnya menyebabkan atrofi. Perubahan ini dapat mencegah implantasi sekalipun terjadi fertilisasi, meskipun demikian tidak ada bukti mengenai fertilisasi yang dapat dideteksi pada pengguna Norplant.

3. Keuntungan dan Kerugian

(24)

Ada beberapa kerugian yang berhubungan dengan penggunaan sistem Norplant antara lain:

a) Norplant menyebabkan kekacauan dalam pola perdarahan hingga 80% pengguna, terutama selama tahun pertama penggunaan, dan beberapa wanita atau pasangannya tidak dapat menerima perubahan ini. Estrogen endogen hampir normal, dan tidak seperti kontrasepsi oral kombinasi, progestin tidak secara teratur diputus untuk memungkinkan pengelupasan endometrium. Akibatnya, pengelupasan endometrium terjadi pada interval yang tidak dapat diramalkan.

b) Implan harus dipasang (disisipkan) dan diangkat melalui prosedur pembedahan yang dilakukan oleh personel terlatih. Wanita tidak dapat memulai atau menghentikan metode tersebut tanpa bantuan klinis. Insiden pengangkatan yang mengalami komplikasi adalah kira-kira 5%, suatu insiden yang dapat dikurangi paling dikurangi paling baik dengan cara pelatihan yang baik dan pengalaman dalam menyisipkan Norplant.

c) Karena penyisipan dan pengangkatan Norplant membutuhkan prosedur bedah minor, biaya pemulaian dan penghentian akan lebih tinggi dibandingkan dengan kontrasepsi oral atau metode perintang.

d) Implan dapat dilihat dibawah kulit. “Tanda bukti” penggunaan kontrasepsi ini mungkin tidak dapat diterima oleh sebagian wanita, dan oleh beberapa pasangan.

(25)

harus mempertimbangan untuk menambahkan metode perintang guna mencegah infeksi.

4. Efektivitas

Metode kontransepsi implan sangat efektif 0,2-1 kehamilan per 100 wanita yang menggunakan (Meilani et al, 2010).

Norplant bersifat kurang efektif pada wanita yang juga menggunakan obat yang mempercepat metabolisme mikrosom hati. Obat-obat ini meliputi fenitoin (Dilantin), karbamazepin (Tegretrol), fenobarbital, dan rifampin. Karena kadar dalam serum memang sudah rendah, metabolisme yang cepat dapat menekankannya hingga di bawah kadar kontraseptif. Untuk wanita dengan gangguan fungsi hati, kadar levonorgestrel yang rendah di dalam serum tidak menyebabkan masalah metabolik karena walaupun ekresinya terganggu, kadar levonorgestrel tidak akan menjadi terlalu tinggi.

5. Efek samping dan komplikasi implan

(26)

a) Perubahan berat badan

Wanita yang menggunakan implan lebih sering mengeluhkan peningkatan berat badan dibandingkan penurunan berat badan, tetapi temuan yang ada bervariasi. Di Republik Dominica, 75% wanita mengalami penurunan berat badan, sementara di San Fransisco, dua pertiga wanita mengalami peningkatan berat badan. Penilaian perubahan berat badan pada diet dan penuaan. Walaupun peningkatan nafsu makan dapat dihubungkan dengan aktivitas androgenik levonorgestrel, kadar rendah implan tidak mempunyai dampak klinis apapun.

b) Mastalgia

Mastalgia bilateral, yang sering terjadi sebelum haid, biasanya dikaitkan dengan keluhan retensi cairan. Penenteraman hati dan terapi yang ditujukan bagi kelegaan simtomatis dianjurkan setelah kehamilan disingkirkan. Gejala ini berkurang seiring meningkatnya durasi penggunaan implan.

c) Galaktore

(27)

d) Jerawat

Jerawat dengan atau tanpa peningkatan produksi minyak, merupakan keluhan kulit yang paling umum diantara pengguna implan. Jerawat disebabkan oleh aktivitas androgenik levonorgestrel yang menghasilkan suatu dampak langsung dan juga menyebabkan penurunan dalam kadar globulin pengikat hormon seks (SHBG, sex hormone binding globulin), menyebabkan peningkatan kadar steroid bebas (baik levonorgestrel maupun testosteron). Hal ini berbeda dengan kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung levonorgestrel, yang efek estrogen pada kadar SHBG nya (suatu peningkatan) menghasilkan penurunan dalam androgen bebas yang tidak berikatan. Terapi umum untuk keluhan jerawat mencakup pengubahan makanan, praktik higiene kulit, dan pemberian antibiotik topikal (misalnya larutan atau gel klindamisin 1% atau reitromisin topikal). Penggunaan antibiotik lokal membantu sebagian besar pengguna untuk terus menggunakan implan.

e) Kista ovarium

(28)

ini merupakan kista sederhana dan sebagian besar mengalami regresi spontan dalam satu bulan deteksi, tidak perlu dilakukan pemeriksaan sonografi atau laparaskopi. Evakuasi lebih lanjut diindikasikan jika kista menjadi lebih besar dan nyeri atau gagal mengalami regresi. Wanita yang berevolusi teratur lebih jarang membentuk kista, sehingga keadaan ini cenderung membaik setelah dua tahun penggunaan implan.

f) Herpes simpleks

Beberapa pengguna telah mengeluhkan kemunculan lesi herpes simpleks genital dalam frekuensi yang lebih sering, dibandingkan dengan sebelum penyisipan. Lesi paling sering timbul dalam periode spotting atau perdarahan yang memanjang dengan pemakaian pembalut.

g) Kanker

(29)

sebagaimna pada kontrasepsi oral dan depo provera. Meskipun demikian, dosis rendah implan cenderung tidak memberikan efek berbeda dari kontrasepsi hormonal lain.

Masa pakai implan 5 tahun, dipasang pada hari 1-7 haid, nifas, pasca abortus. Kontraindikasinya antara lain: hamil atau diduga hamil, perdarahan melalui vagina yang tidak diketahui sebabnya, tumor atau keganasan, penyakit jantung, penyakit hati, darah tinggi, dan kencing manis. Kembali kesuburan 90% dalam setahun (BKKBN,1991). Sedangkan menurut Baziad (2008), kontraindikasinya adalah: sersivitis, endometritis, mioma submukosum, erdarahan vagina yang belum jelas asalnya, anomalia uterus, keehamilan, uterus yang sulit digerakkan, radang panggul, dan riwayat kehamilan ektopik dan indikasinya terutama pada wanita dengan nyeri haid atau bagi wanita yang haidnya banyak. Meskipun kadar progesteron yang berada didalam darah jumlahnya sangat kecil, pada penggunaan jangka panjang tetap saja terjadi peningkatan kadar gula dan kadar insulin, sehingga perlu hati-hati pemberiannya pada wanita yang toleransi gula darah yang terganggu.

Indikasi pencabutan setelah batas waktunya habis, atas permintaan yang disebabkan ada keluhan, keinginan hamil lagi, dan timbulnya banyak efek samping (Baziad, 2008).

(30)

terjadi, tetapi tidak sering, kurang dari 10% setelah tahun pertama. Perdarahan tidak teratur dan memanjang biasanya terjadi pada tahun pertama. Walaupun terjadi jauh lebih jarang setelah tahun kedua, masalah perdarahan dapat terjadi pada waktu kapanpun (Speroff dan darney, 2005).

Pada penyisipan implan bisa terjadi infeksi, pembentukan hematoma, iritasi lokal atua ruam di atas implan, keluarnya salah satu implan taua lebih, dan reaksi alergi terhadap plester atau balutan. Insiden komplikasi dapat diminimalisasi dengan pelatihan dan pengalaman klinisi serta penerapan teknik yang benar-benar aseptik (Speroff dan Darney, 2005).

C. Dukungan suami

Dukungan adalah sesuatu yang didukung, dorongan atau untuk memberi semangat kepada seseorang (KBBI, 2005).

Kamus besar bahasa Indonesia mengartikan bahwa suami adalah pria yg menjadi pasangan hidup resmi seorang wanita (istri) yg telah menikah. Suami adalah pasangan hidup istri (ayah dari anak-anak), suami mempunyai suatu tanggung jawab yang penuh dalam suatu keluarga tersebut dan suami mempunyai peranan yang penting, dimana suami sangat dituntut bukan hanya sebagai pencari nafkah akan tetapi suami sebagai motivator dalam berbagai kebijakan yang akan di putuskan termasuk merencanakan keluarga (Chaniago, 2002).

(31)

1. Jenis dukungan sosial a) Dukungan instrumental

Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat memberikan pertolongan langsung seperti pinjaman uang, pemberian barang, makanan serta pelayanan. Bentuk dukungan ini dapat mengurangi stress karena individu dapat langsung memecahkan masalahnya yang berhubungan dengan materi. Dukungan instumental sangat diperlukan terutama dalam mengatasi masalah dengan lebih mudah.

b) Dukungan informasional

Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, saran atau umpan balik tentang situasi dan kondisi individu, Jenis informasi seperti ini dapat menolong individu untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan lebih mudah.

c) Dukungan emosional

Bentuk dukungan ini membuat individu memiliki perasaan nyaman, yakin, diperdulikan dan dicintai oleh sumber dukungan sosial sehingga individu dapat menghadapi masalah dengan lebih baik.

d) Dukungan penghargaan

(32)

2. Bentuk dukungan

Berdasarkan uraian diatas bahwa sumber dari dukungan sosial ini adalah orang lain yang akan berinteraksi dengan individu sehingga individu tersebut dapat merasakan kenyamanan secara fisik dan psikologis. Orang lain ini terdiri dari pasangan hidup, orang tua, saudara, anak, kerabat, teman, rekan kerja, staf medis serta anggota dalam kelompok kemasyarakatan.

3. Dampak dukungan

Bagaimana dukungan dapat memberikan kenyamanan fisik dan psikologis kepada individu dapat dilihat dari bagaimana dukungan sosial mempengaruhi kejadian dan efek dari stress. Lieberman (1992), mengemukakan bahwa secara teoritis dukungan sosial dapat menurunkan kecenderungan munculnya kejadian yang dapat mengakibatkan stress. Apabila kejadian tersebut muncul, interaksi dengan orang lain dapat memodifikasi atau mengubah persepsi individu pada kejadian tersebut dan oleh karena itu akan mengurangi potensi munculnya stress. Dukungan sosial juga dapat mengubah hubungan anatara respon individu pada kejadian yang dapat menimbulkan stres dan stres itu sendiri, mempengaruhi strategi untuk mengatasi stres dan dengan begitu memodifikasi hubungan antara kejadian yang menimbulkan stres mengganggu kepercayaan diri, dukungan sosial dapat memodifikasi efek itu. Dukungan sosial ternyata tidak hanya memberikan efek positif dalam mempengaruhi kejadian dan efek stres. Dalam Safarino (1998), disebutkan beberapa contoh efek negatif yang timbul dari dukungan sosial, antara lain:

(33)

merasa tidak perlu dibantu atau terlalu khawatir secra emosional sehingga tidak memperhatikan dukungan yang diberikan.

b) Dukungan yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan individu.

c) Sumber dukungan memberikan contoh buruk pada individu, seperti melakukan atau menyarankan perilaku tidak sehat.

d) Terlalu menjaga atau tidak mendukung individu dalam melakukan sesuatu yang diinginkannya. Keadaan ini dapat mengganggu program rehabilitasi yang seharusnya dilakukan oleh individu dan menyebabkan individu menjadi tergantung pada orang lain (Niven, 2005).

Dukungan atau dorongan dari anggota keluarga semakin menguatkan motivasi suami untuk memberikan sesuatu yang terbaik untuk istrinya. Lingkungan juga dapat mempengaruhi seseorang sehingga dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu. Selain keluarga, lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam memotivasi seseorang dalam merubah tingkah lakunya. Dalam sebuah lingkungan yang terbuka, akan menimbulkan rasa kesetiakawanan yang tinggi, agar timbul keinginan dan kemampuan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memproleh hasil dan mencapai tujuan (Taufik, 2007).

4. Peran suami dalam keluarga berencana

Menurut BKKBN (2007) peran atau partisipasi suami dalam Keluarga Berencana (KB) antara lain menyangkut :

(34)

d) Efek samping dari penggunaan kontrasepsi e) Siapa yang harus menggunakan kontrasepsi

Partisipasi pria dalam kesehatan reproduksi adalah tanggung jawab pria dalam kesehatan pria terutama dalam pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup ibu dan anak, serta berprilaku seksual yang sehat dan aman bagi dirinya, istri dan keluarganya.

Menurut BKKBN (2007), bentuk dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi:

a) Memilih kontrasepsi yang cocok, yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan keinginan dan kondisi istrinya.

b) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar seperti mengingatkan saat minum pil KB dan mengingatkan istri untuk kontrol. Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi.

c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau rujukan.

d) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti tidak memuaskan.

e) Membantu menghitung waktu subur, apabila menggunakan metode pantang berkala.

(35)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan adanya hubungan dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi implan di Puskesmas Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012.

Variabel Independent Variabel Dependent

   

Skema 3.1 Kerangka Konsep

B. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif (Ha), dimana ada hubungan antara dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi implan di Puskesmas Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara.

(36)
(37)

BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk melihat hubungan dukungan suami terhadap pemakaian kontrasepsi implan di Puskesmas Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua suami yang istrinya memakai kontrasepsi implan dan selain kontrasepsi implan di wilayah kerja Puskesmas Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara tahun 2012. Berdasarkan data dari kepala ruangan KB di Puskesmas Paya Bakong didapatkan bahwa yang memakai kontrasepsi Implan pada tahun 2011 adalah 43 orang yang memakai kontrasepsi implan dan 351 orang yang memakai kontrasepsi selain implan, jadi total keseluruhan populasi 394 orang.

2. Sampel

(38)

C. Tempat Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Paya Bakong, karena didapatkan 11% ibu-ibu yang memakai kontrasepsi implan dari total populasi pemakaian kontrasepsi di wilayah kerja puskesmas Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada 23 Maret-06 April Tahun 2012.

D. Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapatkan persetujuan dari Institusi Pendidikan yaitu program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin kepala Puskesmas Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik yaitu: memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent, tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden

(39)

E. Instrumen Penelitian

1. Kuesioner Penelitian

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dimodifikasi oleh peneliti dan disusun secara literatur tertutup sehingga responden hanya memilih jawaban yang telah ada. Alat pengumpulan data ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian pertama instrumen penelitian berisi data demografi suami yang meliputi umur, pendidikan, jumlah anak dan kontrasepsi yang digunakan istri. Bagian kedua dari instrumen penelitian disusun oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka terhadap variabel yang diteliti.

2. Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen a) Uji Validitas

Uji validitas dimaksudkan supaya pertanyaan dalam kuesioner bisa mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh instrumen atau kuesioner tersebut. Uji validitas terhadap kuesioner dilakukan dengan menggunakan content validity dan cronbach validity. Menentukan nilai r tabel pada jumlah responden 10 orang kemudian menentukan nilai r hasil perhitungan dan dibandingkan dengan nilai r tabel, ketentuannya bila nilai r hasil > dari nilai r tabel maka pertanyaan tersebut valid. Sedangkan untuk pengujian validitas instrumen berupa skor dikategori pada penelitian dengan menggunakan komputerisasi SPSS dimana hasilnya 0,808.

b) Uji Realibilitas

(40)

atau kuesioner tentang dukungan suami terhadap pemilihan kontrasepsi implan. Uji ini telah dilakukan pada tanggal 11 Maret 2012 di wilayah Kecamatan Blang Jruen dimana 5 orang memakai implan dan 5 orang selain kontrasepsi implan. Dalam uji reliabilitas sebagai nilai r hasil adalah nilai Alpha dimana ketentuannya bila r Alpha > konstanta (0,6) maka pertanyaan tersebut reliabel.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas kuesioner dengan menggunakan program kompeterisasi maka lampiran menunjukkan bahwa dari 20 pertanyaan dimana hasilnya 0,982 > 0,6 maka instrumen tersebut reliabel.

F. Pengumpulan Data

(41)

bagaimana cara pengisian kuesioner yang benar sehingga tujuan penelitian tercapai.

G. Analisa Data

1. Pengolahan Data a) Editing

Proses editing dilakukan untuk memeriksa data yang sudah terkumpul dan jika ada kekurangan langsung dilengkapi tanpa dilakukan penggantian jawaban responden.

b) Coding

Pada tahap ini dilakukan dengan memberi kode pada semua variabel agar mempermudah dalam pengolahan data.

2. Analisa Data

a) Analisa Univariat

Menganalisa secara deskiptif dengan menghitung distribusi frekuensi setiap variabel penelitian yaitu karakteristik responden, variabel bebas dukungan suami dan variabel terikat kontrasepsi implan.

b) Analisa Bivariat

(42)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang berjudul “Hubungan Dukungan Suami terhadap Pemilihan Kontrasepsi Implan di Puskesmas Paya Bakong”, diperoleh dari kuesioner yang diberikan kepada 86 reponden, dimana 43 suami yang istrinya memakai kontrasepsi implan dan 43 suami yang istrinya memakai kontrasepsi selain implan di wilayah kerja Puskesmas Paya Bakong.

1. Deskripsi lokasi penelitian

Puskesmas Paya Bakong terletak di Kecamatan Paya Bakong yang merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Aceh Utara, adapun perbatasan Puskesmas Paya Bakong adalah sebagai berikut:

a) Sebelah Utara : Sawah

b) Sebelah Selatan : Jalan, Pemakaman Mesjid Tua c) Sebelah Timur : Sawah

d) Sebelah Barat : Sawah

Luas Puskesmas Paya Bakong adalah 4950 m2 terdiri dari 39 desa dalam wilayah kerja Puskesmas Paya Bakong.

2. Karakteristik responden

(43)

Pendidikan responden dibagi dalam tiga kelompok yaitu dasar, menengah dan tinggi.

Berdasarkan jumlah anak dibagi dalam tiga kelompok yaitu primipara, sekundipara dan multipara. Dari tabel 5.1 dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 5.1

Distribusi Karakteristik Responden yang Istrinya Memakai Kontrasepsi Implan di Puskesmas Paya Bakong

No. Karakteristik Responden Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Umur

(44)

Tabel 5.2

Distribusi Karakteristik Responden yang Istrinya Memakai Selain Kontrasepsi Implan di Puskesmas Paya Bakong

No. Karakteristik Responden Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Umur

Dari tabel 5.2 dapat dilihat bahwa suami yang istrinya memakai selain kontrasepsi implan sebagian besar umur responden adalah 25-35 adalah 27 orang (62,8%) dan sebagian kecil berada pada <25 tahun adalah 2 orang (4,7%). Pendidikan responden sebagian besar pendidikan menengah (SMA) adalah 19 orang (44,2%) dan sebagian kecil pendidikan tinggi (PT) adalah 11 orang (25,6%). Jumlah anak responden sebagian besar multipara adalah 19 orang (44,2%) dan sebagian kecil primipara 7 orang (16,3%).

3. Dukungan suami berdasarkan dukungan emosional, penghargaan,

instrumental dan informatif

(45)

Tabel 5.3

Distribusi pertanyaan dukungan suami berdasarkan dukungan emosional, penghargaan, instrumental dan informatif

No Pertanyaan

Jawaban

Ya Tidak f % f % 1 Ibu merasakan keluhan terhadap KB,

mengantarkan ke pelayanan kesehatan. 71 82,6 15 17,4 2 Tidak kecewa bila ibu gemuk karena pengaruh

KB. 41 47,7 45 52,3

3 Simpati terhadap ibu karena memakai KB. 54 62,8 32 37,2 4 Mengingatkan ibu akan masa pakai KB. 50 58,1 36 41,9 5 Sabar menghadapi ibu bila ada keluhan tentang

KB. 50 58,1 36 41,9

6 Senang karena KB tidak berpengaruh terhadap

“hubungan suami istri” 65 75,6 21 24,4

7 Menyarankan ibu untuk memeriksakan kesehatan. 56 65,1 30 34,9 8 Menenangkan ibu bila merasakan keluhan. 56 65,1 30 34,9 9 Mendengarkan setiap keluhan ibu. 63 73,3 23 26,7 10 Membesarkan hati ibu, bila tidak percaya diri

terhadap KB yang dipakainya. 42 48,8 44 51,2

11 Bila merasakan keluhan, memberikan ibu uang

untuk ke pelayanan kesehatan. 51 59,3 35 40,7

12 Memotivasi ibu terhadap KB yang diikutinya. 69 80,2 17 19,8 13 Memberikan ibu kendaraan untuk ke pelayanan

kesehatan. 68 79,1 18 20,9

14 Memasak bila ibu lagi sakit karena pengaruh KB. 28 32,6 58 67,4 15 Mengurus masalah ibu bila lagi merasakan

keluhan. 40 46,5 46 53,5

16 Memberikan ibu saran terhadap KB yang diikuti 61 70,9 25 29,1 17 Memberikan ibu pilihan KB yang disukainya 24 27,9 62 72,1 18 Tidak merespon ibu terhadap pendapatnya. 35 40,7 51 59,3 19 Memaksa ikut KB yang bapak sukai 31 36 55 64 20 Sangat antusias dengan pertanyaan ibu. 35 40,7 51 59,3

(46)

mempengaruhi terhadap hubungan suami istri” sebanyak 65 orang (75,6%), dan pertanyaan “memotivasikan istri bila merasakan keluhan terhadap KB yang diikutinya” sebanyak 69 orang (80,2%), dan pertanyaan “memberikan ibu kendaraan untuk ke pelayanan kesehatan” sebanyak 68 orang (79,1%), sedangkan sebagian kecil responden yang menjawab bersesuaian dimana pertanyaan “bapak mau memasak apabila ibu sakit karena pengaruh KB” sebanyak 28 orang (32,6%) dan pertanyaan “bapak memberikan pilihan akan KB yang disukai ibu” sebanyak 24 orang (27,9%).

4. Dukungan suami terhadap istri yang memakai kontrasepsi implan dan

selain kontrasepsi implan

Berdasarkan dukungan suami yang istrinya memakai kontrasepsi implan dalam penelitian ini adalah 43 orang dan sebagai kelompok pembanding dimana suami yang istrinya memakai kontrasepsi selain implan sebanyak 43 orang jadi totalnya adalah 86 orang dan dukungan suami dibagi atas dua kategori yaitu dukungan baik dan dukungan kurang. Dari tabel 5.2 dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 5.4

Distribusi Suami Istrinya Memakai Kontrasepsi Implan dan Selain Kontrasepsi Implan di Puskesmas Paya Bakong

Kontrasepsi yang dipakai istri

Frekuensi (f) Persentase (%)

Implan 43 50

Selain Implan 43 50

Total 86 100

(47)

pembanding yaitu suami yang istrinya memakai kontrasepsi selain implan sebanyak 43 orang (50%).

Tabel 5.5

Distribusi Dukungan Suami Terhadap Istri di Puskesmas Paya Bakong

Dukungan suami Frekuensi (f) Persentase (%)

Baik 59 68,6

Kurang 27 31,4

Total 86 100

Dari tabel 5.5 diatas dapat digambarkan bahwa dukungan suami terhadap istrinya sebagian besar baik 59 orang (68,6%) sedangkan kurang adalah 27 orang (31,4%).

5. Hubungan Dukungan Suami terhadap Pemilihan Kontrasepsi Implan di

Puskesmas Paya Bakong

Dari tabel 5.6 dibawah ini yang menghubungkan dukungan suami terhadap istri yang memakai kontrasepsi implan dan selain kontrasepsi implan dapat dilihat dibawah ini.

Tabel 5.6

Hubungan Dukungan Suami terhadap pemilihan Kontrasepsi Implan di Puskesmas Paya Bakong Tahun 2012

Kontrasepsi

(48)

mendukung baik terhadap istri yang memakai kontrasepsi implan. Sedangkan diantara suami yang istrinya memakai kontrasepsi selain implan adalah 24 dari 43 orang (55,8%) yang mendukung baik terhadap istrinya. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,011 maka dapat disimpulkan “ada hubungan dukungan suami terhadap pemilihan kontrasepsi implan di Puskesmas Paya Bakong (ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi implan)”.

B. Pembahasan

1. Karakteristik responden

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 43 responden suami yang istrinya memakai implan sebagian besar umur suami berada pada 25-35 tahun yaitu sebanyak 37 orang (86%). Pendidikan sebagian besar dasar (SD dan SMP) 20 orang (46,5%) dan menengah (SMA) adalah 20 orang (46,5%) dan jumlah anak sebagian besar multipara adalah 24 orang (55,8%) dan dari tabel 5.2 dimana 43 responden suami yang istrinya memakai kontrasepsi selain implan sebagian besar umur suami berada pada 25-35 tahun yaitu sebanyak 27 orang (62,8%). Pendidikan sebagian besar menengah (SMA) adalah 19 orang (44,2%) dan jumlah anak sebagian besar multipara adalah 19 orang (44,2%).

(49)

2. Dukungan suami berdasarkan dukungan emosional, penghargaan,

instrumental dan informatif.

(50)

Menurut Niven (2005), bahwa dukungan sosial meliputi dukungan emosional, penghargaan, instrumental dan informatif. Dimana dukungan emosional adalah bentuk dukungan ini membuat individu mempunyai rasa nyaman, yakin dan diperdulikan oleh pemberi dukungan sehingga masalahnya teratasi. Dukungan penghargaan berupa penghargaan positif pada individu, pemberi semangat, persetujuan pada pendapat individu. Dukungan instrumental merupakan penyediaan materi yang dapat memberikan pertolongan langsung seperti peminjaman uang, makanan. Dukungan informasional ini melibatkan pemberian informasi dan saran atau umpan balik tentang situasi dan kondisi individu.

3. Dukungan suami terhadap istri yang memakai kontrasepsi implan dan

selain kontrasepsi implan

Pada tabel 5.4 dapat dilihat bahwa suami yang istrinya memakai kontrasepsi implan sebanyak 43 orang dan sebagai kelompok pembanding ada 43 responden yang merupakan suami yang istrinya memakai kontrasepsi selain implan, baik itu hormonal maupun selain hormonal.

Pada tabel 5.4 bahwa suami yang mendukung baik dari 86 responden baik itu suami yang istrinya memakai implan maupun selain implan sebanyak 59 orang (68,6) yaitu sebagian besar dibandingkan suami yang kurang mendukung akan istrinya yaitu 27 orang (31,4%).

(51)

kenyamanan fisik dan psikologis kepada individu dapat dilihat dari bagaimana dukungan sosial mempengaruhi kejadian dan efek dari stress.

4. Dukungan suami terhadap pemilihan kontrasepsi implan.

Dari analisa statistik pada hubungan dukungan suami terhadap pemilihan kontrasepsi implan di Puskesmas Paya Bakong tahun 2012 dengan nilai p value (0,011) dimana 0,011 < 0,05 yang artinya H0 ditolak sehingga terdapat hubungan antara dukungan suami terhadap pemilihan kontrasepsi implan di Puskesmas Paya Bakong. Pada suami yang istrinya memakai kontrasepsi implan didapatkan 35 suami yang mendukung baik istrinya sedangkan suami yang istrinya memakai kontrasepsi selain implan didapatkan 24 suami yang mendukung baik istrinya.

Menurut BKKBN (2007), dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi memilih kontrasepsi yang cocok, yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan keinginan dan kondisi istrinya, membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar. Hal ini sesuai dengan kontrasepsi implan dimana pemakaian implan tidak memerlukan pemeriksaan dalam dan perlindungannya jangka panjang, sehingga alat kontrasepsi implan sangat cocok digunakan.

Menurut suparyanto (2010), bahwa salah satu dukungan suami dalam keluarga berencana, memberikan biaya kepada istri untuk pemasangan kontrasepsi yang diikuti istri, dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa 59,3% suami memberikan biaya sesuai kebutuhan istri akan keperluan kontrasepsinya, baik itu pasangan implan maupun biaya ke pelayanan kesehatan untuk kontrol akan kontrasepsi yang dipakai istri.

(52)

wanita sebagai pasangan, sehingga metode kontrasepsi yang dipilih mencerminkan kebutuhan serta keinginan suami istri, dalam penggunaan kontrasepsi oleh istri, suami dapat memainkan peranan penting dalam mendukung istri dan menjamin efektifitas pemakaian kontrasepsi. Suami dan istri harus saling mendukung dalam penggunaan metode kontrasepsi karena keluarga berencana dan kesehatan reproduksi bukan hanya urusan pria dan wanita saja (BKKBN, 2000).

Berdasarkan penelitian Rasmina (2010), peran suami menurut istri dalam pemakaian alat kontrasepsi sebagai motivator baik (75.5%), sebagai fasilitator baik (67.3%), dan sebagai edukator baik (63.6%).

5. Implikasi terhadap pelayanan kebidanan.

Hasil penelitian didapatkan adalah dukungan suami terhadap istri yang memakai implan lebih besar daripada dukungan suami terhadap istri yang memakai kontrasepsi selain implan, dengan didapatkan hasil 81,4% suami mendukung baik terhadap istri memakai kontrasepsi implan dan 55,8% suami yang mendukung baik terhadap istri yang memakai kontrasepsi selain implan. Namun pada penelitian ini juga didapatkan suami yang kurang mendukung istrinya, baik itu kontrasepsi implan maupun selain kontrasepsi implan.

(53)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan karakteristik responden dimana suami yang istrinya memakai kontrasepsi implan di Puskesmas Paya Bakong diketahui dari 43 responden, 37 orang (86%) berada pada umur 25-35 tahun dan pendidikan responden 20 orang (46,5%) pada pendidikan dasar (SD dan SMP) dan 20 orang (46,5%) pada pendidikan menengah (SMA) sedangkan jumlah anak responden sebagian besar multipara yaitu sebanyak 24 orang (55,8%). Sedangkan karakteristik responden dimana suami yang istrinya memakai kontrasepsi selain implan di Puskesmas Paya Bakong diketahui 43 responden, 27 orang (62,8%) berada pada umur 25-35 tahun, pendidikan menengah (SMA) 19 orang (44,2%), dan jumlah anak multipara 19 orang (44,2%).

2. Berdasarkan kuesioner yang diajukan peneliti terhadap responden sebagian besar yang menjawab sesuai/benar yaitu mendukung istrinya adalah bila istrinya merasakan keluhan maka suami akan mengantarkan ke pelayanan kesehatan yaitu sebanyak 71 orang (82,6%) yang merupakan salah unsur dukungan emosinal sedangkan yang menjawab kurang yaitu bapak memberikan pilihan akan KB yang disukai istri sebanyak 24 orang (72,1%) yang merupakan salah satu unsur dukungan informatif.

3. Suami yang baik dalam mendukung istri yang memakai kontrasepsi implan adalah 35 orang (81,4%) sedangkan dengan suami yang mendukung baik istri yang memakai selain kontrasepsi implan yaitu 24 orang (55,8%).

(54)

B. Saran

1. Bagi praktek kebidanan

Pada saat memberikan pelayanan terhadap pasangan suami istri yang ingin mengikuti progam KB diharapkan bidan/tenaga kesehatan memberikan informasi bagi suami bahwa dukungan suami sangat berpengaruh terhadap program KB yang dijalani istri, dengan cara melibatkan suami dalam hal apapun yang berhubungan dengan kesehatan istrinya khususnya dalam mengikuti program KB.

2. Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan dukungan suami terhadap pemilihan kontrasepsi implan, semoga bisa menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya dimana bisa mengembangkan dari penelitian ini.

3. Bagi masyarakat

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Baziad, A (2008). Kontrasepsi Hormonal. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

BPPKB. Issue Tentang Peran Serta Pria Dalam KB.

http://www.jombangkab.go.id/e-gov/SatKerDa/page/1.2.5.5/issue.htm (diperoleh tanggal 15 November 2011).

Everett, S (2008). Kontrasepsi & Kesehatan Seksual Reproduktif. Jakarta: EGC. Glacier, A, & Gebbie, A (2006). Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi,

Jakarta : EGC.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2002). Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Kusumaningrum, R (2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan pada pasangan usia subur,

http.scribd.com/scribd (diperoleh tanggal 23 Februari 2012).

Machfoedz, I (2009). Metodelogi Penelitian Bidang Kesehatan, Kedokteran, Keperawatan, kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.

Meilani, et al (2010). Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Fitramaya.

Nasir, R (2011). Cegah Ledakan Penduduk dengan Alat Kontrasepsi. http://www.kompasionanews.blogspot.com. (diperoleh tanggal 18 Oktober 2011).

Niven, N. (2005). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Erlangga

(2008). Psikologi dan Jiwa.

(56)

Purba, S (2008). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemakaian Alat Kontrasepsi pada Istri PUS di Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Rakan Hulu Tahun

2008, http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/6641. (diperoleh tanggal

23 Februari 2012).

Rasmina, S (2010), Peran Suami Menurut Istri dalam Pemakaian Alat Kontrasepsi di Rumah Sakit Umum Sundari Medan Tahun 2010.

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/19387. (diperoleh tanggal 23 Februari 2012).

Saifuddin, A (2003). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Speroff, L & Darney, P (2005). Pedoman Klinis Kontrasepsi. Jakarta : EGC.

Sudayasa, P (2010). 3 Manfaat Utama Program Keluarga Berencana. http://www.puskel.com/3-manfaat-utama-program-keluarga-berencana/, (diperoleh tanggal 18 Oktober 2011).

Suparyanto (2010). Konsep Dasar Keluarga Berencana. http://dr-

suparyanto.blogspot.com/2011/04/konsep-dasar-kb-keluarga-berencana.html. (diperoleh tanggal 23 Februari 2012).

Surya (2009). Mengenal Kontrasepsi. http://artikata.com, (diperoleh tanggal 22 Oktober 2011).

Taufik, (2007). Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan Dalam Keperawatan Untuk Perawat dan Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Rineka Cipta.

(57)

Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden

Assalamu’alaikum Wr. Wb/Salam Sejahtera Dengan Hormat,

Nama saya Cut Kasmiati, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Dukungan Suami Terhadap Pemilihan Kontrasepsi Implan”.

Peran dan tanggung jawab pria dala Keluarga Berencana perlu ditingkatkan. Program Keluarga Berencana perlu ditingkatkan agar pria dapat mendukung pilihan kontrasepsi oleh istrinya, meningkatkan komunikasi diantara suami istri, meningkatkan penggunaan kontrasepsi oleh pria, meningkatkan upaya pencegahan IMS (Saifuddin, 2003).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan suami terhadap pemilihan kontrasepsi implan. Saya akan menyebarkan kuesioner kepada saudara tentang:

a. Data Demografi

b. Kuesioner tentang Hubungan Dukungan Suami Terhadap Pemilihan Kontrasepsi Implan.

Partisipasi saudara bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini saudara tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila saudara membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya:

Nama : Cut kasmiati

(58)

Terima Kasih saya ucapkan kepada saudara yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan saudara dalam penelitian ini menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan saudara bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, 2012

(59)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Hubungan Dukungan Suami Terhadap Pemilihan

Kontrasepsi Implan Di Puskesmas Paya Bakong

Saya adalah mahasiswi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengan tujuan mengidentifikasi Hubungan Dukungan Suami Terhadap Pemilihan Kontrasepsi Implan Di Puskesmas Paya Bakong.

Demi terlaksananya penelitian ini, saya mengharapkan partisipasi saudara sebagai responden dan saya mengharapkan jawaban yang saudara berikan sesuai dengan pendapat saudara sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan pendapat saudara. Informasi yang saudara berikan hanya akan dipergunakan dalam penelitian ini dan tidak di pergunakan untuk maksud-maksud lain.

Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat bebas. Saudara bebas untuk ikut atau tidak tanpa adanya sanksi apapun.

Jika saudara bersedia menjadi peserta penelitian ini, maka silahkan menandatangani formulir ini.

Medan, Februari 2012

(60)

( Cut Kasmiati ) ( )

(61)

Lampiran 5

KUESIONER

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP

PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLAN DI PUSKESMAS PAYA BAKONG

Identitas Responden :

Umur :

Pendidikan : Jumlah Anak :

Kontrasepsi Yang Digunakan: Implan Bukan Implan, Sebutkan: ....

Petunjuk :

Jawablah pertanyaan dengan ceklis ( √ ) dijawaban yang anda anggap benar/anda lakukan.

No Pertanyaan Ya Tidak

Jenis Dukungan Emosional

1 Jika ibu merasakan keluhan terhadap KB yang ibu pakai, bapak mengantarkan ke pelayanan kesehatan.

2 Bapak tidak kecewa bila ibu gemuk karena pengaruh KB. 3 Bapak merasa simpati terhadap ibu karena ibu memakai KB. 4 Bapak mengingatkan ibu terhadap masa pakai KB.

5 Bapak sabar menghadapi ibu bila ada keluhan tentang KB. Jenis Dukungan Penghargaan

6 Bapak senang karena KB yang dipakai ibu tidak berpengaruh terhadap “hubungan suami istri”.

7 Bapak menyarankan ibu untuk memeriksakan kesehatan. 8 Bapak menenangkan ibu bila ibu merasakan keluhan. 9 Bapak mendengarkan setiap keluhan ibu.

10 Bapak membesarkan hati ibu, bila ibu tidak percaya diri terhadap KB yang di pakai nya.

Jenis Dukungan Instrumental

11 Bila ibu merasakan keluhan, bapak memberikan uang untuk ke pelayanan kesehatan.

12 Bapak memotivasi istri terhadap KB yang diikuti.

(62)

14 Bapak mau memasak bila ibu lagi sakit karena pengaruh KB. 15 Bapak mau mengurus masalah ibu bila ibu lagi merasakan

keluhan.

Jenis Dukungan Informatif 16 Bapak memberikan saran terhadap KB yang diikuti 17 Bapak memberikan pilihan KB yang disukainya 18 Bapak tidak merespon terhadap pendapat istri 19 Bapak memaksa istri ikut KB yang bapak sukai

(63)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

NAMA : CUT KASMIATI

Tempat/ Tanggal Lahir : Desa Rayeuk Kuta, 06 Oktober 1989

Agama : Islam

Alamat : Jalan Exxon Mobil, Desa Rayeu Kuta, Kec. Blang Jruen

Kab. Aceh Utara

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN

TAHUN 1997 - 2001 : SD NEGERI BLANG MATANG KULI

TAHUN 2001 - 2004 : MTS. SWASTA PP. ULUMUDDIN

TAHUN 2004 - 2007 : MA. SWASTA PP. ULUMUDDIN

TAHUN 2007 - 2010 : D - III KEBIDANAN YAYASAN HARAPAN BANGSA

(64)
(65)

Gambar

Tabel 5.1 : Distribusi Karakteristik Responden yang Istrinya Memakai
Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
+2

Referensi

Dokumen terkait

Very High Readiness Level (R4) dalam tahap ini, Gaya kepemimpinan delegating dapat digunakan secara efektif saat pengikut memiliki tingkat pendidikan, pengalaman,

rosul tidak boleh atau kurang baik kalau dihalangi, saya rasa pemberian hadiah atau apa dari adik itu bukan suatu masalah dan Itu sudah menjadi hak adik saya, memang

Rumusan masalah yang melatarbelakangi pembuatan Tugas Akhir ini adalah “Bagaimana membangun sebuah sistem pendukung keputusan (SPPK) yang dapat memberikan informasi mengenai

Dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dapat disimpulkan bahwa praktikan mendapat tambahan wawasan pengetahuan yang lebih luas mengenai dunia kerja yang

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan aplikasi yang dapat digunakan untuk menampilkan informasi tertentu dari device dalam jaringan serta mampu memonitor kinerja jaringan

Oleh sebab itu, penulis mengucapkan puji dan syukur pertama kali kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan perlindunganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Dari segi penyimpanan data, laporan bulanan yang diterima oleh bagian UPTD belum menggunakan penyimpanan basis data (database), sehingga data yang diterima oleh

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi Atas Implementasi