DI TVRI STASIUN JAWA BARAT
Diajukan sebagai bukti telah melaksanakan praktek Kerja lapangan (PKL)
Oleh:
Nama : Yudha Maulana
NIM : 41808852
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
Hal
LEMBAR PENGESAHAN ...i
KATA PENGANTAR ... ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Televisi Republik Indonesia………...……….1
1.1.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Televisi Republik Indonesia Jawa Barat……….5
1.1.2 Visi, Misi dan Motto TVRI Stasiun Jawa Barat………14
1.1.3 Logo & Arti Logo ……….15
1.1.3.1 Logo………...15
1.1.3.2 Arti Logo………15
1.2 Sejarah Divisi Redaksi………...16
1.3 Struktur Organisasi Stasiun TVRI Jawa Barat………...18
1.4 Struktur Organisasi Bagian Berita……….20
1.5 Job Description………20
1.6 Saran dan Prasarana………...27
1.7 Lokasi dan Waktu PKL………..29
1.7.1 Lokasi PKL………29
1.7.2 Waktu PKL………29
BAB II PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 2.1 Aktifitas & Jadwal Praktek Lapangan Kerja……….30
2.2 Deskripsi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan………..34
2.2.1 Deskripsi Kegiatan Rutin………..34
2.2.2 Deskripsi Kegiatan Insidentil………....40
2.3 Deskripsi Bidang Berita Stasiun TVRI Jawa Barat………...43
2.4 Deskripsi Tentang Jurnalistik Televisi………..43
2.5 Analisis Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Stasiun TVRI Jawa Barat………45
2.6 Analisis layanan Stasiun TVRI Jawa Barat terhadap mahasiswa……….47
BAB III PENUTUP 3. 1 Kesimpulan………..48
3. 2 Saran……….49
3. 2. 1 Saran Untuk Instansi………49
3. 2. 2 Saran Untuk Mahasiswa PKL (Praktek Kerja Lapangan)………..50
DAFTAR PUSTAKA………...51
LAMPIRAN – LAMPIRAN... 52
51 A. BUKU
Askurifai, Baksin. 2009. Jurnalistik Televisi : Teori dan Praktik. Bandung : Simbiosa
Rekatama Media Bandung: PT. Remaja Rosdakarya..
HM, Zaenuddin.2011. The Journalist. Bandung : PT Simbiosa Rekatama Media Nurudin. 2008. Komunikasi Massa. Rajawali Press
Rakhmat, Jallaludin.2005. Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media.
Rakhmat, Jallaludin.2005.1993. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
B. LAPORAN PKL SEBELUMNYA
Laporan PKL Imas Kartini, UNIKOM di Stasiun TVRI Jawa Barat
C. DOKUMEN PERUSAHAAN
Dokumen Stasiun Televisi Jawa Barat 2011
D. PENELUSURAN DATA ONLINE
http://repository.unikom.ac.id/repo/sector/kampus/view/blog/key/3839/Asal-Usul-Sejarah-TVRI-Televisi-Republik-Indonesia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi_Republik_Indonesia
1
PENDAHULUAN
1.1
Sejarah dan Perkembangan PT. Televisi Republik Indonesia
TVRI Nasional berdiri pada 24 Agustus 1962 ( berdasarkan SK Menpen RI
No.20/SK/VII/61) ditandai dengan siaran perdana Asian Games di Stadion Utama
Gelanggang Olah Raga Bung Karno. Pada saat itu TVRI menyiarkan event-event Asian
Games dengan menggunakan pemancar berkekuatan 10 kilo watt dengan nama Saluran
5. TVRI merupakan bagian dari Biro dan Televisi- organizing
Comitte Asian Games IV. Artinya payung hukum status TVRI pada waktu itu
berada pada naungan nOC. Asian games IV, bukan dibawah Departemen Penerangan.
Status TVRI pada saat itu berbentuk yayasan TVRI yang bertanggungjawab langsung
pada Presiden. Tahun 1976 berubah status menjadi UPT (Unit Pelaksana Teknis)
dibawah Departemen Penerangan. Memasuki era
Reformasi bersamaan dengan dilikuidasinya Departemen Penerangan, melalui
Keppres no.355/M/1999 tentang Pembentukan Kabinet Persatuan Nasional dan
mandulnya UU no 24 tahun 1997 tentang Undang-undang Penyiaran, maka status hukum
TVRI mengambang. Namun menteri Pendayagunaan Aparatur Negara melelui Kepmen
no.l01/KEP/m.pan/1/2000 5 Januari 2000 menugaskan pejabat dan pegawai di lingkungan
Direktorat Televisi serta unit pelaksana Teknis di Jakarta dan daerah unhtuk tetap
melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku saat itu.
Tahun 2000 berubah status menjadi PERJAN (Perusahaan Jawatan) berdasarkan
PP No.36 tahun 2000 tentang Pendidikan Perusahaan Jawatan TVRI tanggal 7 juni 2000.
Jawatan Televisi Republik Indonesia. TVRI dengan PP ini memperoleh kejelasan status
hukum yakni sebagai perusahaan jawatan yang menyelenggarakan kegiatan penyiaran
televisi sesuai dengan prinsip-prinsip
Televisi publik, independent, netral, mandiri dan program siarannya senantiasa
berorientasi kepada kepentingan masyarakat serta tidak semata-mata mencari
keuntungan dan menyelenggarakan kegiatan usaha jasa penyiaran publik dalam bidang
informasi, pendidikan, dan hiburan serta usaha-usaha terkait lainnya yang dilakukan
dengan standar yang tinggi. Bulan Juni 2000, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 36
tahun 2000 tentang perubahan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), yang
secara kelembagaan berada di bawah pembinaan dan bertanggung jawab kepada
Departemen Keuangan RI.
Bulan Oktober 2001, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 2001 tentang
pembinaan Perjan TVRI di bawah kantor Menteri Negara BUMN dan Departemen
Keuangan RI untuk urusan organisasi dan keuangan. Tanggal 17 April 2002, diterbitkan
Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 2002, status TVRI diubah menjadi Perseroan
terbatas (PT) TVRI di bawah pengawasan Departemen Keuangan RI dan Kantor Menteri
Negara BUMN.
Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan stasiun televisi tertua di
Indonesia dan satu-satunya televisi yang jangkauannya mencapai seluruh wilayah Indonesia
dengan jumlah penonton sekitar 82 persen penduduk Indonesia. Saat ini TVRI memiliki 22
stasiun Daerah dan satu stasiun Pusat dengan didukung oleh 395 pemancar yang tersebar
Indonesia dan sekitar 2.000 orang diantaranya adalah karyawan Kantor Pusat dan TVRI
Stasiun Pusat Jakarta.
TVRI bersiaran dengan menggunakan dua sistem yaitu VHF dan UHF, setelah
selesainya dibangun stasiun pemancar Gunung Tela Bogor pada 18 Mei 2002 dengan
kekuatan 80 Kw. Kota-kota yang telah menggunakan UHF yaitu Jakarta, Bandung dan
Medan, selain beberapa kota kecil seperti di Kalimantan dan Jawa Timur. TVRI Pusat
Jakarta setiap hari melakukan siaran selama 19 jam, mulai pukul 05.00 WIB hingga
24.45 WIB dengan substansi acara bersifat informatif, edukatif dan entertain. TVRI
juga memiliki Program 2 Jakarta, pada saluran/chanel 8 VHF. Program 2 mulai
mengudara pada 1 Januari 1983 dengan acara tunggal siaran Berita bahasa Inggris
dengan nama Six Thirty Report selama setengah jam pukul 18.30 WIB, dibawah tanggung
jawab bagian Pemberitaan.
Pada perkembangannya rubrik tersebut berubah nama menjadi English News
Service (ENS). Programa 2 TVRI kini mengudara mulai pukul 17.30 - 21.00 WIB dengan
berbagai jenis acara berita dan hiburan.
Sekarang ini tengah dilakukan negosiasi dengan pihak swasta untuk
bekerjasama dibidang manajemen produksi dan siaran programa 2 TVRI Jakarta dan
sekitarnya, dengan adanya rencana perubahan frekuensi dari VHF ke UHF. Dibidang
isi siaran akan lebih ditekankan kepada paket-paket jadi (can product) dengan materi
siaran untuk konsumsi masyarakat metropolitan Jakarta.
Dengan perubahan status TVRI dari Perusahaan Jawatan ke TV Publik sesuai
selama 3 tahun dengan mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2002 dimana
disebutkan TVRI berbentuk PERSERO.
Melalui PERSERO ini Pemerintah mengharapkan Direksi TVRI dapat melakukan
pembenahan-pembenahan baik dibidang Manajemen, Struktur Organisasi, SDM dan
Keuangan. Sehubungan dengan itu Direksi TVRI tengah melakukan konsolidasi,
melalui restrukturisasi, pembenahan dibidang Marketing dan Programing, mengingat
sikap mental karyawan dan hampir semua acara TVRI masih mengacu pada status Perjan
yang kurang memiliki nilai jual. Restrukturisasi bukan berarti adanya pengurangan
sumber daya manusia atau penambahan modal, karena semua itu harus memenuhi
kualifikasi yang diperlukan.
Khusus mengenai karyawan, Direksi TVRI melalui restrukturisasi akan
diketahui jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan, berdasarkan kemampuan
masing-masing individu karyawan untuk mengisi fungsi-fungsi yang ada dalam struktur
organisasi sesuai keahlian dan profesi masing-masing, dengan kualifikasi yang jelas.
Melalui restrukturisasi tersebut akan diketahui apakah untuk mengisi fungsi
tersebut diatas dapat diketahui, dan apakah perlu dicari tenaga profesional dari luar atau
dapat memanfaatkan sumber daya TVRI yang tersedia. Dalam bentuk PERSERO
selama masa transisi ini, TVRI benar-benar diuji untuk belajar mandiri dengan menggali
dana dari berbagai sumber antara lain dalam bentuk kerjasama dengan pihak luar baik
swasta maupun sesama BUMN serta meningkatkan profesionalisme karyawan. Dengan
adanya masa transisi selama 3 tahun ini, diharapkan TVRI akan dapat memenuhi
kriteria yang disyaratkan oleh undang-undang penyiaran yaitu sebagai TV publik dengan
1.1.1
Sejarah dan Perkembangan PT. Televisi Republik Indonesia
Jawa Barat
Pemerintah Daerah bersama masyarakat Jawa Barat sudah sejak lama
berkeinginan agar di Daerah Tingkat I Jawa Barat dibangun Stasiun Penyiaran
Televisi. Keinginan ini karena jumlah penduduk di Jawa Barat terbesar di bandingkan
dengan propinsi-propinsi lain yang ada di Indonesia, di samping itu alam dan
budayanya sangat potensial untuk acara televisi. Penyebaran realisasinya tidak mungkin
tertampung oleh TVRI Pusat.
Pembangunan Stasiun TVRI di Jawa Barat sudah merupakan gagasan sejak
tahun 1982. Untuk mewujudkan gagasan tersebut maka Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa
Barat dan Departemen Penerangan mengadakan musyawarah, setelah mufakat maka
Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat menyanggupi memberikan fasilitas :
- Penyediaan tanah
- Membantu uang muka penyediaan rumah dinas
- Serta fasilitas lainnya.
Sedangkan Departemen Penerangan melalui APBN, menyediakan sarana fisik
dan instalasi peralatan. Pada tahun anggaran 1984/1985, Proyek MassMedia TVRI Jawa Barat mendapatkan dana APBN DIP. No: 108/XIV/3/1984 tanggal 15 Maret 1984
sebesar ( Rp 187.000.000 ) dialokasikan untuk :
a. Pembangunan Rumah Dinas
b. Pembangunan Gedung SPK dan Garasi OB Van
c. Pembebasan tanah
TVRI Stasiun Bandung merupakan pengembangan dari Stasiun Produksi
Keliling ( SPK Bandung ) yang di tetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Penerangan No.907/SK/BK/1987.
Peresmian beroperasinya TVRI Stasiun Bandung tanggal 11 Maret 1987,
hadir pula hari itu Menteri Penerangan, Harmoko, Gubernur Jawa Barat HR. Yogie
SM dan para pejabat teras Departemen Penerangan dan Gedung Sate. Acara
pertama yang disiarkan yaitu Lomba Asah Terampil Kelompencapir Tingkat
Nasional bertempat di Soreang Kabupaten Bandung.
Secara politis pembangunan TVRI dirayakannya bersamaan dengan
peringatan hari lahirnya “Supersemar” pada tanggal sebelas maret yang diperingati
secara khusus oleh Pemerintah waktu itu sebagai tanggal kelahiran Orde Baru
dengan pemegang mandat surat tersebut berada di tangan Presiden Soeharto.
TVRI Stasiun Bandung yang kini berubah nama menjadi TVRI Stasiun
Jawa Barat dan Banten, sejak awal menjadi tumpuan keinginan masyarakat Jawa Barat
agar TVRI menjadi media yang menyebarluaskan seni dan budaya Jawa Barat
secara kontinyu dan berkesinambungan. Keinginan itu tampaknya disambut baik oleh
pengelola TVRI. Sejak kepala stasiun yang pertama sampai kini komitmen itu
belum pernah berubah. TVRI daerah sebagai media mengembangkan budaya daerah
dimana TVRI berada.
Oleh karena itu mata acara siaran ke arah itu dibuat sedemikian rupa
sehingga masyarakat dapat menikmatinya dengan baik. Mata acara pagelaran
Wayang Golek merupakan mata acara siaran unggulan yang tidak pernah absen
menu utama TVRI miliknya masyarakat Jawa Barat ini. Bahkan siaran berita
berbahasa Sunda kini sudah berlangsung dengan baik setiap hari.
TVRI Stasiun Kelas B meliputi; TVRI Stasiun Kalimantan Timur, DI
Yogyakarta, Bali, Sulawesi Utara dan Gorontalo.
TVRI Kelas C meliputi TVRI Stasiun DI Nagroe Aceh Darussalam, Sumatera
Barat, Maluku dan Maluku Utara, Papua, Kalimantan Selatan, Jambi, Riau,
Bengkulu, Lampung, dan Nusa Tenggara Timur.
TVRI Stasiun D meliputi TVRI Stasiun Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
dan Sulawesi Tengah.
TVRI Sektor Transmisi meliputi Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara Barat.
Secara fisik kantor TVRI Stasiun Bandung terletak pada areal seluas 47.692
meter persegi ( 4,7 Ha ) , dari luas tanah tersebut yang sudah berdiri bangunan
seluas 9.982 meter persegi.
Bangunan terdiri atas gedung studio, gedung serba guna, gedung studio
rekaman, lapangan tenis, masjid dan bangunan lainnya yang di lengkapi dengan
perlengkapan operasional dan perlengkapan penunjang.
Adapun pembangunan TVRI Stasiun Bandung di lakukan secara bertahap, yaitu :
1. Tahap pertama, berlangsung antara tahun 1986-1987; dibangun gedung studio dan
penyusunan master plan ( rencana induk bangunan ).
2. Tahap kedua berlangsung antara tahun 1987-1988; penyelesaian studio seluas 400
meter persegi, pengadaan AC Central sebagai pengkondisian suhu ruangan untuk
3. Tahap ketiga berlangsung antara tahun 1988-1989; membangun menara setinggi
54 meter dengan penambahan satuan transmisi di daerah Panyandakan Cisarua yang
merupakan stasiun induk untuk penyebaran siaran ke daerah bagian Jawa Barat.
4. Tahap keempat, berlangsung antara tahun 1989-1990; Pembangunan Studio
Rekaman Suara seluas 900 meter persegi dan Gedung Serba Guna seluas 340 meter
persegi.
Biaya keseluruhan pembangunan TVRI Stasiun Bandung bersumber dari :
- Dana pemerintah ( APBD )
- Biaya bantuan dari pemerintah Inggris senilai US$ 19 Juta berupa peralatan
elektronik (perangkat lunak dan perangkat keras )
- Biaya berasal dari swadaya masyarakat.
Tahun 2003 Nomenklatur TVRI Bandung berubah menjadi TVRI Jawa Barat dan
Banten. Status TVRI berubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik TVRI Jawa Barat sejak
bulan Januari 2007. Jumlah Karyawan TVRI Jawa Barat sebanyak 359 orang. TVRI
Jawa Barat diperkuat oleh 18 buah transmisi yang jangkauan Siarannya meliputi hampir
seluruh wilayah Jawa Barat dan Banten.
Tabel 1.1
Transmisi Jawa Barat
No.
Nama Transmisi Jangkauan Siaran
1.
Bandung Kota Bandung.
2.
3.
Gunung Malang Purwakarta, Subang, Kalijati
4.
Bukit Nyampai Sumedang, Situraja, Tomo, Cadas Ngampar
5.
Cirebon Cirebon, Inderamayu, Jatibarang, Losari, Kersana
6.
Ciamis Kawali, Raja Desa, Cisaga, Cijeungjing, Ciamis Kota
7.
Gunung Tela Bogor, Jakarta, Bekasi, Cilegon, Serang
8.
GunungWalad Sukabumi, Kota Cibadak, Curug, WarungKiara, Jampang
9.
Kuningan Kuningan, Kadugede, Ciniru, Ciawi Gebang
10.
Pasir Sampul Puncak, Bogor, Cilegon, Pandeglang Barat
11.
Gunung Nagrak Lembang, Bandung Utara
12.
Pasir Pogor Sukabumi Kota, Cianjur Selatan
13.
Puncak Surangga Pelabuhan Ratu, Sukabumi Pantai Selatan, Jampang Kulon
14.
Bayah Bayah, Malangpiang, Cikotok
15.
Cilegon Cilegon
16.
17.
Pasir Koja Tasik Selatan, Sukaraja, Karang, Cikalong, Salopa
18.
Cikuray Garut, Tasik, Ciamis Kota
Sumber : Arsip TVRI Jawa Barat, 2011
Tahun 1974, TVRI diubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan
tatakerja Departemen Penerangan, yang diberi status Direktorat, langsung
bertanggung-jawab pada Direktur Jendral Radio, TV, dan Film Departemen
Penerangan Republik Indonesia.
Sebagai alat komunikasi Pemerintah, tugas TVRI adalah untuk
menyampaikan policy Pemerintah kepada rakyat dan pada waktu yang bersamaan
menciptakan two-way traffic dari rakyat untuk pemerintah selama tidak
men-diskreditkan usaha-usaha Pemerintah.
Pada garis besarnya tujuan kebijakan Pemerintah dan program-programnya
adalah untuk membangun bangsa dan negara Indonesia yang modern dengan
masyarakat yang aman, adil, tertib dan sejahtera, dimana tiap warga Indonesia
mengenyam kesejahteraan lahiriah dan mental spiritual.
Semua kebijaksanaan Pemerintah beserta programnya harus dapat
diterjemahkanmelalui siaran-siaran dari studio-studio TVRI yang berkedudukan di
Ibukota maupun daerah dengan cepat, tepat dan baik.
Semua pelaksanaan TVRI baik di Ibukota maupun di Daerah harus
meletakan tekanan kerjanya kepada integrasi, supaya TVRI menjadi suatu
Bahan siaran/KEP/Menpen/1975, TVRI memiliki status ganda yaitu selain sebagai
Yayasan Televisi RI juga sebagai Direktorat Televisi, sedang manajemen yang
diterapkan yaitu manajemen perkantoran / birokrasi.
Bulan Juni 2000, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2000
tentang perubahan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), yang secara
kelembagaan berada di bawah pembinaan dan bertanggung jawab kepada
Departemen Keuangan RI.
Bulan Oktober 2001, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 2001 tentang
pembinaan Perjan TVRI di bawah kantor Menteri Negara BUMN dan Departemen
Keuangan RI untuk urusan organisasi dan keuangan. Tanggal 17 April 2002,
diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 2002, status TVRI diubah menjadi
Perseroan terbatas (PT) TVRI di bawah pengawasan Departemen Keuangan RI dan
Kantor Menteri Negara BUMN.
Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan stasiun televisi tertua di
Indonesia dan satu-satunya televisi yang jangkauannya mencapai seluruh wilayah
Indonesia dengan jumlah penonton sekitar 82 persen penduduk Indonesia.
Saat ini TVRI memiliki 22 stasiun Daerah dan 1 stasiun Pusat dengan
didukung oleh 395 pemancar yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Karyawan
TVRI berjumlah 6.823 orang diseluruh daerah Indonesia dan sekitar 2.000 orang
diantaranya adalah karyawan Kantor Pusat dan TVRI Stasiun Pusat Jakarta.
TVRI bersiaran dengan menggunakan dua sistem yaitu VHF dan UHF,
setelah selesainya dibangun stasiun pemancar Gunung Tela Bogor pada 18 Mei
Kota-kota yang telah menggunakan UHF yaitu Jakarta, Bandung dan Medan,
selain beberapa kota kecil seperti di Kalimantan dan Jawa Timur. TVRI Pusat Jakarta
setiap hari melakukan siaran selama 19 jam, mulai pukul 05.00 WIB hingga 24.45
WIB dengan substansi acara bersifat informatif, edukatif dan entertain.
Programa 2 mulai mengudara pada 1 Januari 1983 dengan acara tunggal
siaran Berita bahasa Inggris dengan nama Six Thirty Report selama setengah jam pukul 18.30 WIB, dibawah tanggung jawab bagian Pemberitaan.
Pada perkembangannya rubrik tersebut berubah nama menjadi English News Service (ENS).
Programa 2 TVRI kini mengudara mulai pukul 17.30 - 21.00 WIB dengan
berbagai jenis acara berita dan hiburan.
Sekarang ini tengah dilakukan negosiasi dengan pihak swasta untuk
bekerjasama dibidang manajemen produksi dan siaran programa 2 TVRI Jakarta
dan sekitarnya, dengan adanya rencana perubahan frekuensi dari VHF ke UHF.
Dibidang isi siaran akan lebih ditekankan kepada paket-paket jadi (can product) dengan materi siaran untuk konsumsi masyarakat metropolitan Jakarta.
Dengan perubahan status TVRI dari Perusahaan Jawatan ke TV Publik
sesuai undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran, maka TVRI diberi
masa transisi selama 3 tahun dengan mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 9
tahun 2002 dimana disebutkan TVRI berbentuk PERSERO atau PT.
Melalui PERSERO ini Pemerintah mengharapkan Direksi TVRI dapat
melakukan pembenahan-pembenahan baik dibidang Manajemen, Struktur Organisasi,
konsolidasi, melalui restrukturisasi, pembenahan dibidang Marketing dan
Programing, mengingat sikap mental karyawan dan hampir semua acara TVRI
masih mengacu pada status Perjan yang kurang memiliki nilai jual.
Restrukturisasi bukan berarti adanya pengurangan sumber daya manusia atau
penambahan modal, karena semua itu harus memenuhi kualifikasi yang diperlukan.
Khusus mengenai karyawan, Direksi TVRI melalui restrukturisasi akan diketahui
jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan, berdasarkan kemampuan
masing-masing individu karyawan untuk mengisi fungsi-fungsi yang ada dalam struktur
organisasi sesuai keahlian dan profesi masing-masing, dengan kualifikasi yang jelas.
Melalui restrukturisasi tersebut akan diketahui apakah untuk mengisi fungsi
tersebut diatas dapat diketahui, dan apakah perlu dicari tenaga profesional dari luar
atau dapat memanfaatkan sumber daya TVRI yang tersedia.
Bentuk PERSERO selama masa transisi ini, TVRI benar-benar diuji untuk belajar
mandiri dengan menggali dana dari berbagai sumber antara lain dalam bentuk
kerjasama dengan pihak luar baik swasta maupun sesama BUMN serta meningkatkan
profesionalisme karyawan.
Adanya masa transisi selama 3 tahun ini, diharapkan TVRI akan dapat
memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh undang-undang penyiaran yaitu sebagai TV
publik dengan sasaran khalayak yang jelas.
Bertepatan dengan peringatan hari kebangkitan nasional tanggal 20 Mei 2003
1.1.2
Visi, Misi dan Motto TVRI Stasiun Jawa Barat
TVRI mempunyai visi dan misi yang berbeda dari TV lain karena sebagai pelopor
sebuah TV di Indonesia ini dan mempunyai ciri dan tersendiri seperti yang di bawah ini :
A. Visi :
Terwujudnya TVRI sebagai media pilihan bangsa Indonesia dalam rangka
turut mencerdaskan kehidupan bangsa untuk memperkuat kesatuan nasional.
B. Misi :
a. Mengembangkan TVRI menjadi media perekat sosial untuk persatuan
dan kesatuan bangsa sekaligus media control social yang dinamis.
b. Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan
edukasi yang utama.
c. Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta
menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan
kebudayaan daerah serta memperhatikan komunitas terabaikan.
d. Memberdayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra bangsa
dan negara Indonesia di dunia Internasional.
C.
Motto :
Selain memiliki visi dan misi TVRI juga memiliki suatu motto yaitu :
“Menjalin Persatuan dan Kesatuan” yang memiliki arti bahwa TVRI ini
merupakan milik bersama dan mempunyai rasa peduli terhadap pendidikan
bangsa, kebudayaan kebangsaan, sehingga akan ikut mengantarkan masa
tersebut masih ada satu motto lagi yang menggunakan bahasa daerah
Sunda, yaitu “TVRI Jawa Barat Sobat Urang Sarerea”.
1.1.3 Logo & Arti Logo
1.1.3.1 Logo
TVRI Jawa Barat memiliki logo sebagaimana yang tertera pada gambar 1.1
Gambar 1.1
Logo TVRI Jawa Barat
Sumber : Wikipedia.or, 2012 1.1.3.2 Arti Logo
Secara simbolis bentuk logo di atas menggambarkan layanan publik yang
informatif, komunikatif, elegan dan dinamis , dalam upaya mewujudkan visi dan misi
sebagai TV publik yaitu media yang memiliki fungsi kontrol dan perekat sosial untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.
Bentuk lengkung yang berawal pada huruf T dan terakhir pada huruf I
dari huruf TVRI membentuk huruf “P” yang mengandung 5 (lima) makna layanan
informasi dan komunikasi menyeluruh yaitu :
1. “P” sebagai huruf awal dari kata public yang berarti memberikan layanan informasi
dan komunikasi kepada masyarakat dengan jangkauan nasional dalam upaya
2. “P” sebagai huruf awal dari kata perubahan yang berarti membawa perubahan ke arah
yang lebih sempurna.
3. “P” sebagai huruf awal dari kata perintis yang berarti merupakan perintis atu cikal
bakal pertelevisian Indonesia.
4. “P” sebagai huruf awal dari kata pemersatu yang berarti merupakan lembaga
penyiaran public yang mempersatukan bangsa Indonesia yang tersebar di bumi
nusantara yang sangat luas dan terdiri atas ribuan pulau.
5. “P” sebagai huruf awal dari kata pilihan yang berarti menjadi pilihan alternatif
tontonan masyarakat Indonesia dari berbagai segmen dan lapisan masyarakat.
Bentuk elips dengan ekor yang runcing dan dinamis melambangkan komet
yang bergerak cepat dan terarah serta makna gerakan perubahan yang cepat dan
terencana menuju televisi public yang lebih sempurna. Bentuk tipografi TVRI memberi
makna elegan dan dinamis, siap mengantisipasi perubahan dan perkembangan zaman
serta tuntutan masyarakat.
Warna biru mempunyai makna elegan, jernih, cerdas, arif informatif dan
komunikatif. Perubahan warna jingga ke warna merah melambangkan sinar atau
cahaya yang membawa pencerahan untuk ikut bersama mencerdaskan kehidupan
bangsa serta mempunyai makna : Semangat dan dinamika perubahan menuju
kearah yang lebih sempurna.
1.2
Sejarah Divisi Redaksi
Sejarah berdirinya bagian berita di stasiun televisi TVRI pada pertama kalinya
2007. Sedangkan untuk tahun 2007 bagian berita dipimpin oleh Jamalludin, SH hingga
sekarang. Bagian berita itu sendiri disahkan mulai tahun 2001.
Sesuai dengan surat keputusan Direktur Perjan TVRI nomor : 103/KPTS/1.2/2001.
Hingga sekarang bidang berita berkembang pesat, bahkan siaran berita berbahasa Sunda
kini berlangsung dengan baik setiap hari. Selain berita bahasa sunda TVRI juga terdapat
berita regional yang tayang setiap hari pukul 15.00 sampai dengan 17.00 WIB. Dalam
devisi berita tedapat beberapa ruangan yang berfungsi untuk kerja karyawan diantaranya,
1.3
Struktur Organisasi Stasiun TVRI Jawa Barat
TVRI Jawa Barat memiliki struktur perusahaan seperti yang tercantum dalam
gambar 1.2 yang meliputi tugas – tugas :
Gambar 1.2
STRUKTUR ORGANISASI STASIUN TVRI JAWA BARAT
Sumber : Arsip TVRI, 2011
Ada 5 Bidang di Stasiun TVRI Jawa Barat :
Kepala Bidang Program dan PU : Herry Susilo, S. Sos
Kepala Bidang Berita : Jamaluddin, SHKA. BAG. UMUM
DRS. SUKINO 050023732 KA. BAG.
KEUANGANKEUANGAN DRS. ZUMENIK 19610912 198203 1 004 KA. BID. TEKNIK
JOHN HERAYZAL, S.Sos 19570901 1980 04 1 001 KA. BID. BERITA
JAMALUDDIN, SH 19570325 1988 03 1 001 KA. BID. PROGRAM & PU
HERYY SUSILO, S. Sos 050024399
KEPSTA
DRS. EKA M. TAUFANI 19670415 199303 1 007
KA. SUB. BAG. SDM
HARYANTO, SH 19561120 1993 03 1 001 KA. SUB. BAG.
PERBENDAHARAAN NUNIK MAIKHAYATI, SE 19730529 1998 03 2 004 KA. SIE. TEKNIK PROD &
PENYIARAN E L F I 19621018 198402 1 002 KA. SIE. PROD. BERITA
DRS. SUGIYANTO HADI P. 19571021 1984 02 1 001 KA. SIE. PROGRAM
YANCE SUDARISMAN, SE 19630221 1983 02 1 001
KA. SUB. BAG PERLENGKAPAN DRS. AKBAR IRIANA P 1930506 1993 03 1 003 KA. SUB. BAG.
AKUNTANSI Dra. TITIK SUTARYATI, S. 19610707 1988 03 1 005 KA. SIE. TEKNIK
TRANSMISI KRISJOKO PRAMONO,
S.P.T 19610626 1983 01 1 002 KA. SIE. CURRENT
AFFAIRS DRS. SUKRIN SUWELEH 19580215 198203 1 009 KA. SIE. PU
M. SANIF, SE 19640823 1991 03 1 001
KA. SIE. FASILITASI TRANSMISI PHILIPUS PURNOMOSIDI 19670913 1988 03 1 001
Kepala Bidang Teknik : John Heryzal, S. Sos
Kepala Bagian Keuangan : Drs. Zumenik
Kepala Bagian Umum : Drs. Sukino1. Bidang Program dan PU terdiri dari :
Seksi Program
Seksi PU2.
Bidang Berita terdiri dari Produksi Berita
Seksi Current Affairs
3. Bidang Teknik
Teknik Produksi dan Penyiaran
Teknik Transmisi
Fasilitasi Transmisi
4. Bagian Keuangan
Sub. Bagian Perbendaharaan
Sub. Bagian Akuntansi
5. Bagian Umum
Sub. Bag. Sumber Daya Manusia
1.4
Struktur Organisasi Bagian Berita
Adapun struktur divisi berita, tercantum pada gambar 1.3 .
Gambar 1. 3
Seksi Program Bidang Berita
Sumber : Arsip TVRI, 2011
1.5
Job Description
1.5.1 Profesi di Bidang Berita 1. Produser
yaitu pimpinan dari suatu produksi dan diatas produser ada produser
eksekutif (kepala stasiun) dan produser pelaksana (kepala bidang).
2. Reporter
KEPALA BID. BERITA
JAMALUDDIN, SH 19570325 1983 03 1 001
KA. SIE. PROD BERITA DRS. SUGIYANTO HADI 19571021 1984 02 1 001
yaitu orang yang bertugas melakukan liputan kelapangan (hunting berita
ataupun undangan) dan mencatat data - data yang akn dibuat menjadi naskah
suatu berita yang kemudian ditayangkan.
3. Kameramen
yaitu orang yang bertugas mengoperasikan perangkat alat rekam seperti
kamera untuk didokumentasikan.
4. Penyiar (news reader/ castor, host/ presenter)
Penyiar bertugas sebagai pembaca berita atau host yang membawakan suatu
jenis acara tertentu.
5. Pengarah acara ( PD/ Program Director )
1 minggu 1 kali menjadi Program Director. Pengarah acara bertanggung
jawab terhadap siaran. Pengarah acara juga menangani berita harian dan paket siaran
seperti :
- Jabar dalam berita
-Kalawarta
-dll
6. Asissten Pengarah Acara ( FD/ Floor Director )
Asissten Pengarah Acara ( FD ) bertugas membantu tugas dari Program
Director. FD bertugas memberikan kode-kode siaran langsung kepada penyiar ( Host
) sebagai tanda masuk dan keluar siaran.
7. Dokumentasi (Teleprompter)
Dokumentasi bertugas menyimpan data-data seperti kaset rekaman/ video yang
mengoperasikan jalannya teks pada computer yang dihubungkan kepada monitor
penyiar saat sedang terjadinya siaran.
8. Editor
Editor bertugas mengedit, memprogram video yang akan ditampilkan
9. Redaksi ( EIC )
Keredaksian :
a. Melakukan penugasan liputan
b. Melakukan koreksi naskah ( Struktur kalimat, penggunaan 5W+1H,
kekefektifitasan, balance beritanya ).
c. Dubbing, yaitu mengedit suara dari video melalui studio dubbing
sehingga dapat dilakukan penyesuaian pada saat berita disiarkan.
d. Editing
e. Sinkronisasi
f. Mengirimkan berita ke Jakarta ( TVRI Nasional ).
g. Melakukan penyusunan berita.
10.
KomputerGrafik
1.5.2 Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Produksi
1.
ProduserProduser adalah seorang yang bertanggung jawab terhadap perencanaan
suatu acara siaran. Seperti pada penjelasan awal, bahwa lima acuan siaran yang
pertama adalah ide. Ide ini dapat langsung dari produser atau dari orang lain,
selanjutnya ide ini dituangkan menjadi suatu naskah setelah sebelumnya dikumpulkan
data-data yang diperlukan, penulis naskah melaksanakan tugasnya sesuai dengan
format yang telah direncanakan.
Seorang produser harus mempunyai kepekaan dalam hubungannya dengan
kepentingan khalayak penonton sehingga setiap ide yang diproduksi dapat mewakili
kepentingan penonton.
Tabel 1.2
Tugas dan Tanggung Jawab Produser
Pra Produksi Persiapan dan Latihan
Mengembangkan konsep gagasan
(ide)
Membuat rencana produksi,
menentukan pengarah acara
Mengadakan pembicaraan dengan
penulis naskah
Menyetujui berbagai saran dari
Mengawasi kegiatan produksi secara
menyeluruh
Memperhatikan latihan – latihan dan
membuat catatan yang diperlukan sebagai
bahasa pengembangan tanpa penambahan
anggaran
pengarah produksi, tata lampu, dan
dekorasi
pengembangan
Pasca Produksi Produksi
Menyetujui hasil akhir sesuai
dengan rancangan yang telah
ditentukan
Mengadakan koordinasi dengan
stasiun penyiaran untuk promosi
dan publikasi.
Dalam siaran langsung, membantu
pengarah acara
Dalam rekaman bekerja sama dengan
pengarah acara untuk memastikan gambar
dan suara yang digunakan
Sebagai pimpinan pelaksana produksi
Setelah ide dituangkan ke dalam naskah maka produser membuat
langkah-langkah berikutnya, yaitu :
Merencanakan susunan artis (pengisi acara) bersama pengarah acara (Program
Director)
Merencanakan kegiatan Merencanakan anggaran produksi yang di sesuaikan
dengan rencana kegiatan
Membentuk unit pelaksana produksi
Menyusun organisasi pelaksana
Merencanakan peralatan yang akan dipergunakan
Mengawasi setiap tahap pelaksanaan produksi sampai pada penyiaran acara
Mengevaluasi hasil kerja.
Program director (Pengarah acara) adalah orang yang mempunyai profesi
untuk melaksanakan ide dari produser menjadi suatu karya audio visual. Naskah
dari produser harus dapat diterjemahkan oleh pengarah acara ke dalam suatu susunan
gambar dan suara. Pengarah acara bertugas untuk mengatur dan mengendalikan produksi
suatu acara siaran hingga pada penayangannya.
Dalam melaksanakan tugasnya, pengarah acara bertindak sebagai pimpinan
dan panutan dari seluruh kerabat kerjanya, karena itu ia harus bertindak secara
konseptual. Tugas yang kompleks dari seorang pengarah acara pada umumnya tidak
bisa ditangani sendiri, oleh karena itu pengarah acara selalu dibantu oleh asisten
pengarah acara (assistant director).
3. Technical Director (TD)
Technical Director adalah seorang yang bertanggungjawab penuh dalam mempersiapkan segala peralatan dan tenaga teknik yang diperlukan dalam setiap
produksi acara siaran televisi. Ia juga selalu memberikan saran yang bersifat
teknis kepada Program Director (Pengarah Acara) pada saat pertemuan produksi.
4. Floor Director (FD)
Floor Director biasanya dirangkap oleh Assistant Director yang merupakan
wakil Pengarah Acara di dalam studio, dimana FD akan bertindak sebagai penghubung
dalam menyampaikan pesan-pesan Pengarah Acara kepada kerabat kerja dan para artis
berupa tanda-tanda saat akan di mulai dan berakhirnya suatu adegan atau suatu acara.
Lighting Director bertanggungjawab terhadap keberhasilan tata cahaya di studio baik secara artistik maupun membuat keadaan natural sesuai dengan tuntutan
naskah.
6. Audio Technician (Penata Suara)
Penata Suara yaitu petugas teknisi yang mempunyai profesi khusus mengatur
perimbangan suara dari berbagai sumber, dengan jalan melakukan perekayasaan
dalam penempatan mikrofon dan mengatur level suara melalui peralatan audio
system.
7. Switcher
Switcher bertugas untuk pergantian gambar baik atas permintaan Pengarah Acara atau sesuai dengan shooting script yang telah disusun sebelumnya.
8. Editor (Penyunting / Pemadu Gambar)
Editor bertugas untuk menyeleksi, memadukan gambar dan suara sesuai
dengan naskah atau shooting script, agar gambar dan suara menjadi sinkron dan menjadi suatu paket acara siaran sesuai dengan yang di kehendaki oleh naskah.
9. Camera Operator
Adalah orang yang mengoperasikan kamera guna menghasilkan gambar
sesuai dengan perintah Pengarah Acara atau tuntutan shooting script. Itu sebabnya seorang kameramen adalah tangan kanan Pengarah Acara, karena harus selalu
berhubungan agar memudahkan untuk menginterpretasikan rasa seni yang dimiliki
Seorang kameramen harus mempunyai rasa seni, terutama seni komposisi
gambar. Dengan adanya rasa seni atau sense of art dari seorang kamerawan maka
akan membantu menghasilkan sebuah karya artistik audio-visual yang tinggi.
Sebenarnya masih banyak lagi kerabat kerja lainnya yang terlibat dalam
suatu produksi acara siaran televisi seperti Penata Rias, Penata Busana, Unit
Manajer, dan lain-lain. Itu semuanya dalam pelaksanaannya di bawah kendali Pengarah
Acara. Oleh sebab itu, Pengarah Acara sebagai orang pertama dalam pelaksanaan
produksi harus memiliki kemampuan Human Relations yang baik di dalam menghadapi kerabat kerjanya.
1.6 Sarana & Prasarana
Dalam rangka merealisasikan program kerja yang sudah tercantum dalam Pola Acara
[image:33.612.67.546.459.714.2]Terpadu TVRI Stasiun Bandung didukung oleh sarana dan prasarana sebagai berikut :
Tabel 1. 3
Sarana dan Prasana
NO Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan
1 Teknik Pemancar 28 Tansmisi Kondisi baik dan
terhubung
2 Teknik Operasional Studio
Studio Produksi
Studio Berita
1 buah dengan 3 buah
kamera
1 buah dengan 3 buah
kamera
Kondisi baik
Continuity Ann
OB Van
Electronic Field Production
Electronic News Gathering Editing system, terdiri dari :
- Konvensional Editing
Betacam SP
- Non Linear editing betacam SC
Studio Rekaman Suara
Master Control
Program Continuity
Video Tape Recording VTR Computer
Booth 1 buah dengan
2 kamera
3 unit, OB Van 1 & 2
masing – masing
dengan 2 kamera EFP
1 buah dengan
Portable VCR
Betacam SP-1 set
ENG 2 buah Camera
Betacam
1 set
2 set
1 buah, dengan
recorder digital 24
track 1 set 1 unit 1 unit 7 unit Kondisi baik
OB Van 3 rusak total
Meja Rapat
White Board
Tv
Telepon / fax
1 unit
1 unit
2 unit
Kondisi baik
Kondisi baik
Kondisi bagus
Sumber : Arsip TVRI, 2011
1.7 Lokasi & Waktu Pkl
1.7.1 Lokasi PKL
Tempat : Stasiun TVRI Jawa Barat
Alamat : Jl. Cibaduyut Raya No. 269, Bandung
No.Telp : ( 022 ) 5406182
1.7.2 Waktu PKL
Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama 17 hari terhitung
mulai tanggal 9 Juli sampai dengan tanggal 31 Juli 2012, jadwal praktek kerja
30
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
2. 1 Aktifitas & Jadwal Praktek Lapangan Kerja
Pada hari pertama praktek kerja lapangan, penulis beserta mahasiswa dari universitas
lainnya, seperti UIN, UNPAS dan ITENAS, disambut langsung oleh kepala seksi bidang berita
Drs. Sugiyanto, yang langsung memberikan sambutan dan pengenalan stasiun TVRI, selain itu
mahasiswa diberikan keleluasaan untuk memilih praktek kerja liputan atau mengambil
keredaksian di kantor.
Kegiatan praktek kerja lapangan penulis terbagi menjadi dua, yakni yang bersifat rutin
dan insidentil, kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilaksanakan sehari – hari dan kegiatan
insidentil adalah kegiatan yang dilakukan hanya pada saat tertentu saja. Jadwal pelaksanaan
lapangan kerja yang dilakukan oleh penulis dilakukan selama 17 (tujuh belas) hari, terhitung dari
tanggal 9 Juli – 31 Juli 2012. Adapun detail aktifitas praktek lapangan kerja sebagai berikut :
[image:36.612.69.544.516.720.2]Tabel 2. 1 Tabel Kegiatan
No Hari / Tanggal Kegiatan
Keterangan
Rutin Insidentil
1
Senin / 9 – 07 –
2012
Pengenalan Stasiun TVRI
Penjelasan jobdesk
√
√
2
Selasa / 10 – 07 –
2012
Pengarahan Standar Kompetensi
Jurnalis
Memperbaiki naskah berita yang
√
dikirimkan oleh kontributor daerah
4
Rabu / 11 – 07 –
2012
Pengarahan cara gathering berita dan
tutorial teknis menjadi seorang kameraman
Editor naskah berita yang dikirimkan
oleh kontributor daerah
√
√
4
Kamis / 12 – 07 –
2012
Pengarahan praktek lapangan kerja
dari program studi
√
5
Jumat / 13 – 07 –
2012
Pembahasan durasi & segmentasi
acara Stasiun TVRI Jawa Barat
Simulasi pembuatan jadwal acara
Editor naskah berita yang dikirimkan
oleh kontributor daerah
√
√
√
6
Senin / 16 – 07 –
2012
Munggahan menyambut bulan suci
Ramadhan bagi seluruh karyawan
Stasiun TVRI Jawa Barat
Pengarahan pembuatan judul berita
Editor naskah berita yang dikirimkan
oleh kontributor daerah
√
√
√
7
Selasa / 17 – 07 –
2012
Liputan Penyematan Wing terbang
solo di Lanud Husein beserta
penulisan naskah beritanya
Penulisan naskah berita hasil liputan
Editor naskah berita yang dikirimkan
oleh kontributor daerah
√
√
8
Rabu / 18 – 07 –
2012
Liputan HUT Koperasi ke – 65 &
Audiensi FPI dengan pemerintah
Kota Bandung
Penulisan naskah berita hasil liputan
Editor naskah berita yang dikirimkan
oleh kontributor daerah
√
√
√
9
Kamis / 19 – 07 –
2012
Liputan nyekar di TPU Astana
Anyar & Wawancara komisi B
DPRD terkait kenaikan harga
Penulisan naskah berita hasil liputan
Editor naskah berita yang dikirimkan
oleh kontributor daerah
√
√
√
10
Jumat / 20 – 07 –
2012
Editor naskah berita yang dikirimkan
oleh kontributor daerah
Penulisan naskah berita
√
√
11
Senin / 23 – 07 –
2012
Penulisan naskah berita
Diskusi penulisan berita
Editor naskah berita yang dikirimkan
√
√
oleh kontributor daerah
12
Selasa / 24 – 07 –
2012
Liputan ketersediaan tiket mudik
DAOPS II PT. Kereta Api Indonesia
Penulisan naskah berita
√
√
13
Rabu / 25 – 07 –
2012
Editor naskah berita yang dikirimkan
oleh kontributor daerah
√
14
Kamis / 26 – 07 –
2012
Mengamati proses produksi dan
penyiaran tayangan “Kalawarta”,
“Jabar Dalam Berita” dan “Terapi
Sehat”
Editor naskah berita yang dikirimkan
oleh kontributor daerah
√
√
15
Jumat / 27 – 07 –
2012
Liputan anomali cuaca Jawa Barat di
BMKG
Penulisan naskah berita
Editor naskah berita yang dikirimkan
oleh kontributor daerah
√
√
√
16
Senin / 30 – 07 -12
Liputan kenaikan harga kedelai,
wawancara dengan pemilik Pasar
Induk Caringin : Adi Sutisno dan
wakil ketua DPRD
Editor naskah berita yang dikirimkan
oleh kontributor daerah
√
17
Selasa / 31 – 07 –
2012
Administrasi
Evaluasi praktek kerja lapangan
√
√
Sumber : catatan penulis, 2012
2.2 Deskripsi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
2. 2. 1 Deskripsi Kegiatan Rutin
Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan sehari – sehari, yang memiliki
kesamaan dengan hari sebelumnya, berikut kegiatan rutin yang dilakukan oleh penulis
saat praktek lapangan kerja di Stasiun TVRI Jawa Barat.
Editor Naskah Berita
Tugas dari seorang editor naskah adalah untuk mengecek dan
memperbaiki penyusunan kalimat (sintaksis), ataupun memperbaiki penggunaan
istilah atau kalimat yang kurang tepat (terlalu ilmiah / sulit dipahami) dari
kontributor daerah menjadi lebih populer (mudah diketahui orang banyak). Tidak
ada gaya penyampaian khusus untuk setiap naskah berita, selama masih
memenuhi kriteria yakni : menggunakan kaidah bahasa jurnalistik televisi, tidak
rancu, easy listening, dan mudah dimengerti. adapun format dari sebuah naskah berita menggunakan tabel durasi 90 detik yang terdiri dari durasi bagian yang akan disampaikan oleh penyiar, penayangan video jurnalistik beserta narasinya
serta durasi video wawancara (bila ada). Adapun format penulisan penulisan
menggunakan jenis huruf “Courier New” dengan ukuran huruf 12, spasi 1,5
editing naskah yang dilakukan oleh penulis untuk acara “Jabar Dalam Berita” dalam tabel durasi, sebagai berikut :
Tabel 2.2
Contoh Tabel durasi editing naskah berita
BERITA REGIONAL
TVRI JAWA BARAT
Tempat : BANDUNG Tanggal : 19-7/2012
Judul : PELAYANAN E-KTP DI KEC.
BOJONGLOA KIDUL TAK TEMUI KENDALA BERARTI
Rep/Cam : HERMAN B
Redaktur : Sumber Bra : LIPT
V I D E O A U D I O
PENYIAR……….
VCR
START………..
0
30
PROGRAM K-T-P ELEKTRONIK ATAU E-KTP
YANG DICANANGKAN OLEH PEMERINTAH PUSAT
/ TENGAH DI PROSES DI BERBAGAI DAERAH /
SEKITAR 400 WARGA DARI 6 KELURAHAN DI
BOJONGLOA KIDUL DIUNDANG UNTUK MEMENUHI
PEREKAMAN DATA E-KTP //
INILAH SUASANA PEREKAMAN DATA E-KTP DI
KANTOR KECAMATAN BOJONGLOA KIDUL / SAAT
INI BARU SEKITAR 20 RIBU WARGA DARI 60
RIBUAN WARGA DI KECAMATAN BOJONGLOA
KIDUL YANG SUDAH MEMENUHI PROSES
PEREKAMAN DATA //
---VIDEO
INTERVIEW :
DINI (KEPALA
SEKSI PELAYANAN
KEC. BOJONGLOA
KIDUL)
INTERVIEW ;
AGUS (WARGA
NYENGSERET)
60
SAAT INI / TERSEDIA DUA ALAT / YANG
BERFUNGSI UNTUK MEMENUHI PROSES
PEREKAPAN DATA YANG BISA MENAMPUNG
SEKITAR 150 – 330 DATA PER HARI/ KEDUA
ALAT TERSEBUT DIHARAPKAN MAMPU MEMENUHI
JENJANG WAKTU YANG DITETAPKAN SAMPAI
OKTOBER MENDATANG // DALAM PEREKAMAN
DATA INI TIDAK DITEMUKAN KENDALA YANG
BERARTI //
---VIDEO
START---
DARI KECAMATAN BOJONGLOA KIDUL / TIM
90
Sumber Arsip Berita Stasiun TVRI Jawa Barat, 2012
Liputan Berita / News Gathering
Liputan berita atau news gathering merupakan poros utama kegiatan jurnalistik. Didalam melakukan liputan suatu peristiwa, seorang
awak media setidaknya harus bisa mendapatkan unsur “5 W + 1 H” (Why, Who, When, Where, Which, How) yang merupakan unsur pembentuk narasi dalam berita. Kecakapan interpersonal dengan narasumber beserta
kesigapan dalam melihat dan menilai situasi merupakan modal utama
seorang awak media dalam melakukan suatu peliputan. Di dalam meliput
suatu berita seorang awak media biasanya ditunjang oleh beberapa alat
pendukung seperti buku catatan, alat tulis, kamera, maupun perekam
suara. TVRI Jabar melakukan peliputan berita dengan cara mewawancarai
narasumber dan mengambil video pendukung narasi berita.’
Untuk memulai peliputan, penulis melihat jadwal peliputan dan
objek peliputan di papan pengumuman di ruang redaksi. Kegiatan
peliputan dibagi tergantung dari segmen peliputan. Mahasiswa yang
melakukan praktek kerja lapangan melakukan peliputan yang didampingi
oleh wartawan tandem atau pembimbing.
Di lapangan penulis dan mahasiswa yang melakukan praktek kerja
lapangan lainnya, melakukan diskusi dengan wartawan pembimbing
yang akan diajukan kepada narasumber dengan memegang mic atau alat perekam. Di kesempatan lainnya penulis mengambil gambar suara (video shooting).
Penulisan Naskah Berita
Sesering apapun seorang jurnalis atau awak media melakukan
peliputan suatu peristiwa, tidak akan pernah menjadi berita tanpa adanya
pengubahan bahan berita menjadi suatu naskah berita. Penulisan naskah
berita di Televisi Republik Indonesia (TVRI) Stasiun Jawa Barat tidak
memiliki gaya penyampaian khusus untuk setiap naskah berita, selama
masih memenuhi kriteria yakni : menggunakan kaidah bahasa jurnalistik
televisi, tidak rancu, easy listening, dan mudah dimengerti. adapun format dari sebuah naskah berita menggunakan tabel durasi 90 detik yang terdiri dari durasi bagian yang akan disampaikan oleh penyiar, penayangan video
jurnalistik beserta narasinya serta durasi video wawancara (bila ada).
Adapun format penulisan penulisan menggunakan jenis huruf “Courier
New” dengan ukuran huruf 12, kapital, spasi 1,5 ditulis dengan
menggunakan ukuran kertas Legal. Di dalam tabel durasi tersebut tercantum tempat nama berita tersebut diambil, judul berita, redaktur, tanggal tayang, nama reporter / kameraman, beserta sumber berita.
Adapun contoh penulisan naskahyang dilakukan oleh penulis untuk acara
Tabel 2. 3
Tabel Durasi Penulisan Naskah Berita
BERITA REGIONAL
TVRI JAWA BARAT
Tempat : BANDUNG Tanggal : 19-7/2012
Judul : KOMISI B BENTUK SIKAP
LAWAN LONJAKAN HARGA SEMBAKO
Rep/Cam : HERMAN B / YUDHA M (JOB)
Redaktur : Sumber
Bra
: LIPT
V I D E O A U D I O
PENYIAR……… ………. VCR START……… ….. 0 30
HARGA SEMBILAN BAHAN POKOK MULAI MERANGKAK NAIK
MENDEKATI BULAN SUCI UMAT ISLAM / RAMADAN /
KOMISI-B D-P-R-D MEMBENTUK SIKAP DALAM
MENGHADAPI LONJAKAN HARGA SEMBAKO TERSEBUT//
MENJELANG BULAN SUCI RAMADAN TERJADI LONJAKAN
HARGA SEMBAKO SEBESAR 40 PERSEN / WALAU
DEMIKIAN HARGA BERAS MASIH CENDERUNG STABIL TAK
MENGALAMI LONJAKAN YANG CUKUP BERARTI //
KOMISI-B D-P-R-D KOTA BANDUNG / AJAT SUDRAJAT /
MENANGGAPI HAL TERSEBUT / IA / P-D PASAR DAN /
INDAG MENGERAHKAN BERBAGAI UPAYA DALAM
MENGHADAPI LONJAKAN HARGA MENJELANG BULAN SUCI
RAMADAN /SALAH SATUNYA DENGAN MENYAMPAIKAN
INFORMASI KEPADA MASING-MASING PASAR DI KOTA
VIDEO
INTERVIEW
AJAT
SUDRAJAT
(KOMISI-B
AJAT
SUDRAJAT)
60
90
---VIDEO
IN---
KEMUDIAN AJAT MENGHIMBAU KEPADA PEMILIK GROSIR
/ AGAR MENETAPKAN HARGA YANG TIDAK MENJADI
BEBAN BAGI WARGA / DAN MENGADAKAN OPERASI PASAR
//
DARI GEDUNG DPRD BANDUNG / TIM TVRI /
MELAPORKAN ///
2. 2. 2 Deskripsi Kegiatan Insidentil
Kegiatan insidentil adalah kegiatan yang terjadi pada saat-saat tertentu saja, dan
bukan merupakan pekerjaan yang rutin dikerjakan sehari – hari. Dibawah ini mungkin
merupakan beberapa kegiatan yang dinilai insidentil.
Pengarahan Teknis Operasional lapangan
Pada saat mahasiswa yang melaksanakan praktek kerja lapangan tidak
mendapatkan jadwal liputan ke lapangan, para pembimbing di TVRI Jawa Barat,
yang terdiri dari kepala bidang berita, beberapa wartawan, dan staf produksi
Stasiun TVRI Jawa Barat memberikan pengarahan kepada para mahasiswa dalam
bentuk diskusi, beberapa materi yang disampaikan diantaranya :
- Standar Kompetensi Jurnalis
- Pengenalan dan Agenda Stasiun TVRI Jawa Barat
- Cara gathering berita dan pedoman wawancara
- Teknis pemakaian kamera dan mic pada saat wawancara ataupun
mengambil gambar
- Bimbingan penulisan naskah berita
- Bimbingan pada saat mengamati proses produksi “Kalawarta”, “Jabar
dalam Berita”, dan “Terapi Sehat”.
- Simulasi pembuatan jadwal dan segmentasi acara di televisi
Adapun contoh kegiatan pada saat pembuatan jadwal acara yang termuat
Tabel 2. 4
Contoh pembuatan jadwal acara dan segmentasinya yang dibuat penulis
JADWAL ACARA JABAR TV
1Sumber : catatan penulis, 2012
Keterangan segmentasi :
1 Contoh stasiun televisi yang dibuat oleh penulis dan acara yang dibuat oleh penulis.
PUKUL SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU PUKUL
15.00 – 15.30 CAHAYA IMAN ENGLISH FOR US 15.00 – 15.30
15.30 – 16.00
KABAYAN NGADONGENG
SI CEPOT
NYEPETAN LEBIH DEKAT
MASAKAN NINI EPON
JABAR ALUS
EUY…
NU NGORA NU HADE
KABAYAN NGADONGENG
15.30 – 16.00
16.00 – 16.30 16.00 – 16.30
16.30-17.00 VIDEO KLIP LAGU POP SUNDA DAN NASIONAL 16.30-17.00
17.00 – 17.30 TEROPONG JABAR 17.00 – 17.30
17.50 – 17.55 ADZAN MAGHRIB 17.50 – 17.55
17.30 – 18.00 TEROPONG JABAR (LANJUTAN) 17.30 – 18.00
18.00-18.30
PAGUYUBAN MELODY ETNIK
POP JABAR NEWS
18.00-18.30
18.30– 19.00 18.30 – 19.00
: EDUTAINMENT : ENTERTAIMENT : ROHANI : NEWS
2. 3 Deskripsi Bidang Berita Stasiun TVRI Jawa Barat
Bidang berita di Stasiun TVRI Jawa Baratmerupakan salah satu bagian dari perusahaan
yang menangani proses news gathering, pengolahan berita, pengeditan naskah dan video berita dan produksi berita. Setelah bahan berita siap tayang, bagian berita bekerja sama dengan bagian
teknik produksi dan penyiaran dalam penanyangan berita, misalnya untuk acara news seperti “Kalawarta” yang berbahasa Sunda ataupun “Jabar Dalam Berita”.
Bidang berita dikepalai oleh seorang kepala bidang berita yang membawahi kepala seksi
bidang berita dan kepala seksi current affair, Proses perekaman suara narasi untuk video berita pun dilakukan di bidang berita. Sehingga bagian teknik produksi dan penyiaran hanya
melakukan syuting di studio yang dimana news anchor hanya membacakan naskah pembuka berita yang telah disiapkan sebelumnya di bidang berita.
2.4
Deskripsi Tentang Jurnalistik Televisi
Menurut Adinegoro (Baksin, 2009), jurnalistik adalah kepandaian mengaran untuk
memberi pekabaran pada masyarakat selekas-lekasnya agar tersiar seluas-luasnya. Sementara itu
definisi jurnalistik menurut ilmu komunikasi adalah suatu bentuk komunikasi yang menyiarkan
berita atau ulasan berita tentang peristiwa sehari – hari yang umum dan aktual dengan
secepat-cepatnya.
Menurut A. Muis (Baksin, 2009), seorang pakar hukum komunikasi, mendefinisikan
jurnalistik cukup banyak. Namun definisi – definisi tersebut memiliki kesamaan yang bersifat
umum. Semua unsur media massa, penulisan berita, dan waktu yang tertentu (akutalitas).
mengandung arti hari ini. Adapun kata istik merujuk kepada masalah Estetika yang
berarti ilmu pengetahuan tentang keindahan. Keindahan yang di maksud adalah:
“mewujudkan berbagai produk seni dan keterampilan dengan menggunakan
yang di perlukan seperti, kayu, batu, kertas, cat, atau suara. Dalam hal ini meliputi semua macam bangunan, kesusastraan dan musik (Pringgodigdo,
1973 : 383 )”.
Dengan demikian secara Etimologi, Jurnalistik dapat di artikan sebagai suatu karya
seni dalam hal membuat catatan tentang peristiwa sehari–hari, karya yang mana memiliki
kaindahan dan dapat menarik perhatian khalayak sehingga dapat di nikmati dan di
manfaatkan untuk kebutuhan hidup.
Menurut Astrid S. Susanto dalam bukunya, komunikasi massa (1986:73) Jurnalistik
adalah sebagai kejadian pencatatan dan atau pelaporan serta penyebaran tentang kejadian
sehari-hari. Begitu pula dengan Onong Uchana Effendy ( 1981:102 ) yang mengatakan
bahwa Jurnalistik merupakan kegiatan pengolahan laporan harian yang menarik minat
khalayak, mulai dari peliputan sampai dengan penyebaran kepada masyarakat. Dan lebih
ringkas lagi Djen Amar (1984:30) mendefinisikan Jurnalistik sebagai kegiatan
mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan berita kepada khalayak seluas-luasnya dengan
secepat-cepatnya.
Secara umum Jurnalistik dapat di artikan sebagai teknik mengolah berita, mulai
dari mencari berita sampai dengan menyebarkankannya kepada khalayak yang
membutuhkan.segala sesuatu yang dianggap menarik dan penting untuk khalayak, bisa di
jadikan bahan berita untuk di sebarluaskan kepada masyarakat, dengan menggunakan
Dalam bukunya Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature, Jurnalistik
adalah:
“Kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak dengan
secepat-cepatnya (Sumadiria,2005;3)”.
Jurnalistik Televisi merupakan salah satu kegiatan jurnalistik yang menggunakan televisi
sebagai medianya. Pada dasarnya televisi merupakan media perpanjangan indera, sebagaimana
McLuhan (Sumadiria, 2006) mencatat, media alat perpanjangan indera, telepon perpanjangan
dari telinga dan televisi adalah perpanjangan dari mata.
Jurnalistik televisi tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya, diantaranya
kelebihan dari jurnalistik televisi, memiliki cakupan khalayak yang lebih banyak, serta kekuatan
audio-visual membuat televisi menjadi lebih diminati daripada media cetak. Adapun kelemahan
dari televisi adalah masyarakat harus lebih cepat tanggap, karena tidak adanya perulangan
terhadap kata – kata yang diucapkan, dan masyarakat tidak dapat mengatur tayangan apa yang
akan mereka saksikan pada stasiun-stasiun tertentu.
Dalam menjalankan tugas jurnalistiknya, televisi juga mengikuti kode etik yang berlaku
yang memengaruhi kinerja atau cara para wartawan mendapatkan dan mengolah berita
(Sumadiria, 2006).
2.5
Analisis Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Stasiun TVRI Jawa
Barat
Stasiun TVRI Jawa Barat, merupakan salah satu stasiun yang menjadi tonggak
pembangunan nasional sehingga Stasiun TVRI lebih cenderung mengungkapkan berita-berita
Pada saat melakukan praktek kerja lapangan, penulis sempat berdiskusi dengan para
pembimbing, setelah di eksplorasi lebih jauh, ternyata ada kecenderungan positif bahwa Stasiun
TVRI Jawa Barat, lebih banyak mengagendakan berita – berita yang positif, karena TVRI Jawa
Barat merupakan televisi yang bekerja sama dengan pemerintah pusat untuk melaksakan
program – program kerjanya. Selain itu akan jarang kita temui di stasiun TVRI Jawa Barat, acara
– acara infotaiment, karena stasiun TVRI Jawa Barat lebih menekankan kepada aspek
pendidikannya. Sehingga para wartawan yang mengolah berita memilih untuk mengambil sudut
– sudut positif dari suatu peristiwa.
Secara umum kegiatan praktek kerja lapangan yang dilakukan oleh penulis mencakup
kegiatan jurnalistik, diantaranya mencari, mengolah, menyimpan dan menyebarkan berita kepada
khalayak setiap harinya karena jurnalistik berasal dari bahasa Prancis, journal yang berarti catatan harian.hampir sama bunyi ucapannya dengan kata yang di temukan pada bahasa
Latin, diurna. yang mengandung arti hari ini. Adapun kata istik merujuk kepada masalah Estetika yang berarti ilmu pengetahuan tentang keindahan. Pada jurnalistik televisi keindahan
ini diartikan perpaduan antara tulisan / naskah yang dibuat dan gambar yang diambil oleh
jurnalis. Walau bagian menyebarkan berada terpisah diluar dari bagian keredaksian tetapi
dilakukan oleh bagian teknis penyiaran.
Kegiatan praktek kerja lapangan di TVRI Stasiun Jawa Barat, menjawab pertanyaan –
pertanyaan penulis terhadap teori yang didapatkan selama menjalanui perkuliahan, diantaranya
yang paling bisa diterapkan adalah pada saat menuliskan naskah untuk berita, karena
2.6
Analisis layanan Stasiun TVRI Jawa Barat terhadap mahasiswa
Selama penulis melakukan kegiatan praktek kerja lapangan di Stasiun TVRI Jawa Barat,
penulis melakukan kegiatan yang sesuai dengan konsentrasi keilmuan penulis, yakni jurnalistik.
Pada saat melakukan kerja praktek penulis diberikan jadwal peliputan, yang tentunya saat terjun
dilapangan penulis ditemani dan diawasi oleh wartawan pembimbing.
Kemudian, penulis diberikan tanggung jawab untuk menggunakan peralatan liputan
seperti kamera dan microphone untuk melakukan wawancara. Para pembimbing di Stasiun TVRI Jawa Barat memberikan pembekalan sebelumnya, cara menggunakan peralatan tersebut di kantor
sebelum penulis dan mahasiswa yang melakukan praktek kerja lapangan lainnya terjun ke
lapangan untuk meliput.
Selain itu, Stasiun TVRI Jawa Barat memberikan pengarahan mengenai faktor teknis dan
non-teknis di lapangan dan memberikan keleluasaan kepada penulis dan mahasiswa yang
melakukan praktek kerja lapangan lainnya untuk menggunakan sarana dan prasarana kantor,
seperti komputer di bidang berita yang penulis gunakan untuk mengetik naskah berita hasil
liputan ataupun mengoreksi hasil naskah dari kontributor daerah.
Penulis dan mahasiswa lainnya yang melakukan kegiatan praktek kerja lapangan di
Stasiun TVRI Jawa Barat, diberikan peluang bertanya sebesar-besarnya kepada para
pembimbing yang terdiri dari kepala bidang berita, wartawan, staf produksi dan karyawan
48
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Penulis telah membuat beberapa kesimpulan terkait dengan berakhirnya masa praktek
kerja lapangan penulis di Stasiun TVRI Jawa Barat, dibawah ini beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Stasiun TVRI Stasiun Jawa Barat merupakan perwakilan dari Stasiun TVRI
Pusat. TVRI Stasiun Jawa Barat terletak di Jl. Cibaduyut Raya No. 269,
Bandung Stasiun TVRI ini dibuat agar mempermudah pengelolaan baik
secara redaksional maupun jangkauan di seluruh Indonesia.
2. Penulis melakukan dua kegiatan. yang pertama bersifat rutin, yaitu : memperbaiki
naskah berita dari kontributor daerah, meliput peristiwa, menulis naskah berita.
Kemudian untuk kegiatan yang incidental, yakni : pembekalan operasional teknis
dan non-teknis (penggunaan kamera dan microphone), mengamati proses produksi dan penyiaran “Kalawarta”, “Jabar dalam Berita”, dan “Terapi Sehat”.
3. Selama menjalani masa praktek kerja lapangan, mahasiswa diberikan pelayanan
yang baik oleh Stasiun TVRI Jawa Barat, yang tercermin dari pengarahan yang
diberikan terkait faktor teknis dan non teknis di lapangan, cara penulisan naskah