• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktek Kerja Lapangan Di bagian Bidang Berita TVRI Jawa Barat Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Praktek Kerja Lapangan Di bagian Bidang Berita TVRI Jawa Barat Bandung"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Dalam keputusan direksi PT.TVRI Persero nomor 039/KPTS/Direksi/TVRI/2003, tanggal 19 Agustus 2003, disusun tentang organisasi dan tatakerja PT.TVRI dalam keputusan itu TVRI Stasiun Jawa Barat dan Banten

termasuk dalam Stasiun TVRI kelas A yang memiliki tanggung jawab lebih besar tentunya dalam penyelenggaraan siaran televisi.

Sebagai stasiun kelas A, dipimpin oleh para kepala bidang dan dibantu oleh para kepala bidang dan kepala seksi dibawahnya :

Ada 5 bidang di TVRI Stasiun Jabar yakni :

Kepala Bidang Keuangan : Asep Suhendar, SE.MM

Kepala Bidang Personalia dan umum : Drs. Sukino

Kepala Bidang Teknik : Jhon Heryzal, S.Sos

Kepala Bidang Program, Pemasaran,

Kendali Mutu dan Penunjang Produksi : Herry Susilo, S.Sos

Kepala Bidang Berita : Jamaluddin, SH

Bidang Keuangan terdiri dari :

Seksi Perencanaan Anggaran dan Perbendaharaan

(4)

Bidang Personalia dan Umum terdiri dari :

Seksi Manajemen Kawasan dan Layanan

Seksi Pengaduan dan Logistik

Seksi Hukum

Seksi Pengembangan SDM dan Kesejahteraan

Bidang Teknik terdiri dari :

Seksi Teknik Transmissi dan Prasarana

Seksi Teknik Produksi dan Penyiaran

Bidang Program, Pemasaran, Kendali Mutu dan Penunjang Produksi terdiri

dari :

Seksi Program dan Kendali Mutu

Seksi Pendukung Produksi

Seksi Pemasaran dan Penjualan

Bidang Berita :

(5)

1.6Struktur Divisi Bidang Berita

Gambar 1.2

1.7Job Description

Profesi

Setiap profesi dibidang berita mempunyai tugas masing-masing :

1. Produser, yaitu pimpinan dari suatu produksi dan diatas produser ada produser eksekutif (kepala stasiun) dan produser pelaksana (kepala bidang).

2. Reporter, yaitu orang yang bertugas melakukan liputan kelapangan (hunting berita ataupun undangan) dan mencatat data - data yang akan dibuat menjadi naskah suatu berita yang kemudian ditayangkan.

3. Kamerawan, yaitu orang yang bertugas mengoperasikan perangkat alat rekam seperti kamera untuk didokumentasikan.

KA.BID.BERITA

JAMALLUDIN,SH 19570325 1988 03 1 001

KA.SIE.PROD.BERITA

DRS.SUGIYANTO HADI P 19571021 1984 02 1 001

KA.SIE.CURRENT AFFAIRS

(6)

4. Penyiar (new reader/ castor, host/ presenter)

Penyiar bertugas sebagai pembaca berita atau host yang membawakan suatu jenis acara tertentu.

5. Pengarah acara ( PD/ Program Director )

1 minggu 1 kali menjadi Program Director. Pengarah acara

bertanggungjawab terhadap siaran. Pengarah acara juga menangani berita harian dan paket siaran seperti :

Dialog Interaktif

Bruk Brak

Rona Daerah

1 jam saja bersama Gubernur

Halo Kang Dada

6. Asissten Pengarah Acara ( FD/ Floor Director )

Asissten Pengarah Acara (FD) bertugas membantu tugas dari Program

Direktur. FD bertugas memberikan kode-kode siaran langsung kepada penyiar (Host) sebagai tanda masuk dan keluar siaran.

7. Dokumentasi ( Teleprompter )

Dokumentasi bertugas menyimpan data-data seperti kaset rekaman/ video

(7)

yang bertugas mengoperasikan jalannya teks pada computer yang dihubungkan kepada monitor penyiar saat sedang terjadinya siaran.

8. Editor

Editor bertugas mengedit, memprogram video yang akan ditampilkan

9. Redaksi ( EIC ) Keredaksian :

a. Melakukan penugasan liputan

b. Melakukan koreksi naskah (Struktur kalimat, penggunaan 5W+1H, kekefektifitasan, balance beritanya).

c. Dubbing, yaitu mengedit suara dari video melalui studio dubbing sehingga dapat dilakukan penyesuaian pada saat berita disiarkan.

d. Editing

e. Sinkronisasi

f. Mengirimkan berita ke Jakarta (TVRI Nasional).

g. Melakukan penyusunan berita.

(8)

Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Produksi

1. Produser

Produser adalah seorang yang bertanggung jawab terhadap perencanaan suatu acara siaran. Seperti pada penjelasan awal, bahwa lima acuan siaran yang pertama adalah ide. Ide ini dapat langsung dari produser atau dari orang lain, selanjutnya ide

ini dituangkan menjadi suatu naskah setelah sebelumnya dikumpulkan data-data yang diperlukan, penulis naskah melaksanakan tugasnya sesuai dengan format yang telah

direncanakan. Seorang produser harus mempunyai kepekaan dalam hubungannya dengan kepentingan khalayak penonton sehingga setiap ide yang diproduksi dapat mewakili kepentingan penonton.

Tabel 1.1

Tugas dan Tanggung Jawab Produser

Pra Produksi Persiapan dan Latihan

Mengembangkan catatan yang diperlukan

sebagai bahan

(9)

penulis naskah

Pasca Produksi Produksi

Menyetujui hasil akhir sesuai dengan rancangan yang telah ditentukan

Dalam siaran langsung, bila diperlukan membantu pengarah acara.

Dalam rekaman,

bekerjasama dengan

pengarah acara untuk memastikan gambar dan

suara yang akan digunakan

Sebagai pimpinana

pelaksana produksi.

(10)

Setelah ide dituangkan ke dalam naskah maka produser membuat langkah-langkah berikutnya, yaitu :

Merencanakan susunan artis (pengisi acara) bersama pengarah acara (Program Director)

Merencanakan kegiatan

Merencanakan anggaran produksi yang di sesuaikan dengan rencana kegiatan

Membentuk unit pelaksana produksi

Menyusun organisasi pelaksana

Merencanakan peralatan yang akan dipergunakan

Mengawasi setiap tahap pelaksanaan produksi sampai pada penyiaran acara

Mengevaluasi hasil kerja.

2. Director / Program Director (Pengarah Acara)

Program director (Pengarah acara) adalah orang yang mempunyai profesi

untuk melaksanakan ide dari produser menjadi suatu karya audio visual. Naskah dari produser harus dapat diterjemahkan oleh pengarah acara ke dalam suatu susunan

gambar dan suara. Pengarah acara bertugas untuk mengatur dan mengendalikan produksi suatu acara siaran hingga pada penayangannya.

Dalam melaksanakan tugasnya, pengarah acara bertindak sebagai pimpinan

(11)

bisa ditangani sendiri, oleh karena itu pengarah acara selalu dibantu oleh asisten pengarah acara (assistant director).

3. Technical Director (TD)

Technical Director adalah seorang yang bertanggungjawab penuh dalam

mempersiapkan segala peralatan dan tenaga teknik yang diperlukan dalam setiap produksi acara siaran televisi. Ia juga selalu memberikan saran yang bersifat teknis kepada Program Director (Pengarah Acara) pada saat pertemuan produksi.

4. Floor Director (FD)

Floor Director biasanya dirangkap oleh Assistant Director yang merupakan

wakil Pengarah Acara di dalam studio, dimana FD akan bertindak sebagai

penghubung dalam menyampaikan pesan-pesan Pengarah Acara kepada kerabat kerja dan para artis berupa tanda-tanda saat akan di mulai dan berakhirnya suatu adegan atau suatu acara.

5. Lighting Director

Lighting Director bertanggungjawab terhadap keberhasilan tata cahaya di

(12)

6. Audio Technician (Penata Suara)

Penata Suara yaitu petugas teknisi yang mempunyai profesi khusus mengatur perimbangan suara dari berbagai sumber, dengan jalan melakukan perekayasaan

dalam penempatan mikrofon dan mengatur level suara melalui peralatan audio system.

7. Switcher

Switcher bertugas untuk pergantian gambar baik atas permintaan Pengarah

Acara atau sesuai dengan shooting script yang telah disusun sebelumnya.

8. Editor (Penyunting / Pemadu Gambar)

Editor bertugas untuk menyeleksi, memadukan gambar dan suara sesuai

dengan naskah atau shooting script, agar gambar dan suara menjadi sinkron dan menjadi suatu paket acara siaran sesuai dengan yang di kehendaki oleh naskah.

9. Camera Operator

Adalah orang yang mengoperasikan kamera guna menghasilkan gambar

sesuai dengan perintah Pengarah Acara atau tuntutan shooting script. Itu sebabnya seorang kamerawan adalah tangan kanan Pengarah Acara, karena harus selalu berhubungan agar memudahkan untuk menginterpretasikan rasa seni yang dimiliki

(13)

seorang kamerawan maka akan membantu menghasilkan sebuah karya artistik audio-visual yang tinggi.

Sebenarnya masih banyak lagi kerabat kerja lainnya yang terlibat dalam suatu

produksi acara siaran televisi seperti Penata Rias, Penata Busana, Unit Menejer, dan lain-lain. Itu semuanya dalam pelaksanaannya di bawah kendali Pengarah Acara.

Oleh sebab itu, Pengarah Acara sebagai orang pertama dalam pelaksanaan produksi harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik di dalam menghadapi kerabat kerjanya.

1.8Sarana dan Prasarana

Dalam rangka merealisasikan program kerja yang sudah tercantum dalam Pola

Acara Terpadu TVRI Stasiun Bandung didukung oleh sarana dan prasarana sebagai berikut :

Tabel 1.2

Sarana dan Prasarana

No Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan

1

1 buah dengan 3 buah kamera

Kondisi baik dan

terhubung

(14)

3

Booth 1 buah dengan 2 buah

kamera

1 buah, dengan Recorder

(15)

SX

(16)

1.9 Lokasi dan Waktu PKL

1.9.1 Lokasi Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di TVRI Stasiun Jawa Barat

yang berada di Jalan Cibaduyut Raya No.269, Bandung 40236.

1.9.2Waktu Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilakukan selama 1 bulan (30 hari), di mulai pada tanggal 01 Agustus 2010 s.d 31 Agustus 2010 di Bagian

(17)

1

PENDAHULUA

N

1.1Sejarah TVRI Nasional

Keberadaan TVRI Nasional yang secara resmi berdiri pada tanggal 24 Agustus 1962 (berdasarkan SK Menpen RI No.20/SK/VII/61) ditandai dengan siaran

perdana Asian Games IV yang dilakukan oleh Presiden Soekarno di Stadion Utama Gelanggang Olah Raga Bung Karno. TVRI secra resmi melakukan tugas siaran

langsung yang pertama kali dan disaksikan oleh segenap masyarakat Bangsa Indonesia, momentum inilah yang menjadi tonggak kelahiran TVRI.

Pada saat itu TVRI menyiarkan event-event Asian Games IV dengan

menggunakan pemancar berkekuatan 10 Kilo Watt, dengan nama Saluran lima. TVRI merupakan bagian dari Biro Radio dan Televisi-organizing Comitte Asian Games IV. Artinya payung hukum status TVRI, pada waktu itu berada pada naungan OC, dan

Asian games IV, bukan dibawah naungan Departemen Penerangan. Status hukum

yang bernaung di bawah OC, mewajibkan TVRI menyelenggarakan siaran langsung

(live) dan siaran tunda (delay) yang mulai siaran pada malam hari mulai pukul 20.45

WIB sampai 23.00 WIB, dari menara antene setinggi 80 m siaran TVRI dipancarkan.

Event Asian Games IV menjadi tonggak sejarah penyiaran media televisi di

(18)

media penyiaran televisi, yakni Negara Jepang, Filipina, Thailand dan Indonesia. Berakhirnya Asian Games IV, menyebabkan status TVRI mengalami stagnasi, namun terus mengudara secara tetap yang dimulai pada tanggal 12 November 1962.

Untuk pertama kalinya TVRI menayangkan siaran iklan pada tanggal 1 Maret 1963, kemudian status TVRI ditetapkan melalui Keputusan Presiden Republik

Indonesia Nomor 215 tahun 1963. Sebagai Yayasan Televisi Republik Indonesia, yang diresmikan pada tanggal 20 Oktober 1963. Sejak keputusan tersebut

dikeluarkan, TVRI menyelenggarakan siaran dengan mengandalkan pembiayaan dari subsidi pemerintah, iuran wajib dari pemilik pesawat penerima televisi dan hasil pendapatan dari kegiatan lain. Pendapatan dari iuran televisi dan dana siaran iklan

ditetapkan dengan Keppres nomor 218 tahun 1963.

Status hukum sebagai yayasan penuh berlangsung sampai tahun 1975. Dengan

status sebagai yayasan, TVRI bekerja berdasarkan pada prinsip-prinsip penyiaran yang bebas dan mandiri. Saat itu TVRI menyelenggarakan siarannya secara netral

dan mandiri karena tidak ada satu pihak pun yang mencampuri pengelolaan manajemen dan kebijakan siaran TVRI kecuali Pimpinan Umum dan Direksi. Sejalan dengan hal tersebut TVRI dapat memfokuskan penyelenggaraan program-program

siarannya dengan berorientasi kepada kepentingan publik, baik dalan siaran langsung maupun siaran tunda, yang dinilai penting dalam konteks penggalangan dan

(19)

Status hukum TVRI mulai mengalami perubahan yang dilakukan pemerintah melalui Menteri Penerangan sejak awal tahun 1975, pada tahun inilah TVRI memiliki status hukum ganda, yakni sebagai yayasan merangkap sebagai Unit Pelaksana

Teknis Departemen Penerangan. Sebagaimana tercantum dalam Surat keputusan menteri Penerangan Nomor 55B tahun 1975 yang kemudian diperbahari kembali

dengan SK Menpen nomor 230A tahun 1984, mengenai Organisasi dan tata kerja Departemen Penerangan.

Periode 1975 sampai 1999 dengan menyandang status ganda, TVRI sulit berkembang sebagai media massa yang netral dan mandiri seperti azas-azas media

massa. TVRI lebih condong “memihak” pada kepentingan penguasa dibandingkan

kepentingan publik.

Memasuki Era Reformasi bersamaan dengan dilikuidasinya Departemen

Penerangan, melalui Keppres no.355/M/1999 mengenai Pembentukan Kabinet Persatuan Nasional dan mandulnya UU nomor 24 tahun 1997 mengenai

Undang-undang Penyiaran, maka status hukum TVRI “mengambang”. Namun Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara melalui Kepmen no.01/KEP/M.PAN/1/2000 (5 Januari 2000). Menugaskan pejabat dan pegawai di lingkungan Direktorat Televisi

(20)

Pada tanggal 7 Juni 2000 TVRI berubah status menjadi PERJAN (Perusahaan Jawatan) berdasarkan PP No.36 tahun 2000 mengenai Pendirian Perusahaan Jawatan. Terbitnya peraturan tersebut membuat TVRI memperoleh kejelasan status hukum

yakni sebagai perusahaan jawatan yang menyelenggarakan kegiatan penyiaran televisi sesuai dengan prinsip-prinsip televisi publik, independent, netral, mandiri dan

program siarannya senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat serta tidak semata-mata mencari keutungan, dan menyelenggarakan kegiatan usaha jasa penyiaran publik dalam bidang informasi, pendidikan, dan hiburan serta usaha-usaha

terkait lainnya yang dilakukan dengan standar yang tinggi.

Kemudian pada bulan Oktober 2001, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 64

tahun 2001 mengenai pembinaan Perjan TVRI di bawah kantor Menteri Negara BUMN dan Departemen Keuangan RI untuk urusan organisasi dan keuangan.

Tanggal 17 April 2002, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 2002, status TVRI diubah menjadi Perseroan terbatas (PT), TVRI di bawah pengawasan

Departemen Keuangan RI dan Kantor Menteri Negara BUMN. Dengan status hukum baru ini, TVRI leluasa untuk mengembangkan kreativitasnya secara netral dan mandiri dalam bidang program siaran dan manajemen anggarannya, untuk memupuk

keuntungan dengan prinsip pengelolaan perusahaan yang modern dan professional.

(21)

Indonesia dengan jumlah penonton sekitar 82 persen penduduk Indonesia. Saat ini TVRI memiliki 22 stasiun Daerah dan 1 stasiun pusat yang didukung oleh 395 pemancar yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Karyawan TVRI berjumlah

6.823 orang diseluruh wilayah di Indonesia dan sekitar 2.000 orang diantaranya adalah karyawan Kantor Pusat dan TVRI Stasiun Pusat Jakarta.

TVRI menggunakan dua sistem gelombang, yaitu VHF dan UHF. Setelah selesainya dibangun stasiun pemancar Gunung Tela Bogor pada 18 Mei 2002 dengan

kekuatan 80 Kw. Kota-kota yang telah menggunakan UHF yaitu Jakarta, Bandung dan Medan, selain beberapa kota kecil seperti di Kalimantan dan Jawa Timur dapat menyaksikan berbagai acara yang ditayangkan setiap harinya.

TVRI Pusat Jakarta setiap hari melakukan siaran selama 19 jam, mulai pukul 05.00 WIB hingga 24.45 WIB dengan substansi acara bersifat informatif, edukatif

dan entertain. TVRI juga memiliki Program 2 Jakarta, pada saluran/channel 8 VHF. Program 2 mulai mengudara pada 1 Januari 1983, dengan acara tunggal siaran berita

bahasa Inggris dengan nama Six Thirty Report selama setengah jam yang dimulai pada pukul 18.30 WIB, dibawah tanggung jawab bagian pemberitaan.

Pada perkembangannya acara tersebut berubah nama menjadi English News

Service (ENS). Program 2 TVRI kini mengudara mulai pukul 17.30 - 21.00 WIB

(22)

Sekarang ini stasiun nasional TVRI tengah dilakukan negosiasi dengan pihak swasta untuk bekerjasama dibidang manajemen produksi dan siaran program 2 TVRI Jakarta dan sekitarnya, dengan adanya rencana perubahan frekuensi dari VHF ke

UHF. Program acaranya pun akan lebih ditekankan pada paket-paket jadi (can product) dengan materi siaran untuk konsumsi masyarakat metropolitan Jakarta.

Dengan perubahan status TVRI dari Perusahaan Jawatan ke TV Publik sesuai Undang-Undang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran, maka TVRI diberi masa

transisi selama 3 tahun dengan mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2002 dimana disebutkan bahwa TVRI berbentuk PERSERO atau PT. Melalui PERSERO ini Pemerintah mengharapkan direksi TVRI dapat melakukan

pembenahan-pembenahan baik dibidang manajemen, struktur organisasi, SDM dan keuangan.

Sehubungan dengan itu Direksi TVRI tengah melakukan konsolidasi, melalui restrukturisasi, pembenahan dibidang marketing dan programing, mengingat sikap

mental karyawan dan hampir semua acara TVRI masih mengacu pada status Perjan yang kurang memiliki nilai jual. Restrukturisasi bukan berarti adanya pengurangan sumber daya manusia atau penambahan modal, karena semua itu harus memenuhi

kualifikasi yang diperlukan. Khusus mengenai karyawan, Direksi TVRI melalui restrukturisasi dapat mengetahui jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan,

(23)

fungsi-fungsi yang ada dalam struktur organisasi sesuai keahlian dan profesi masing-masing, dengan kualifikasi yang jelas.

Melalui restrukturisasi tersebut dapat diketahui apakah dari setiap individu karyawan layak menempati profesi-profesi yang cocok dengan bidangnya, dan apakah untuk mengisi profesi tersebut dibutuhkan tenaga professional dari luar atau

dapat memanfaatkan sumber daya TVRI yang tersedia.

Selama masa transisi, dalam bentuk PERSERO, TVRI benar-benar diuji untuk

belajar mandiri. Dengan menggali dana dari berbagai sumber, antara lain dalam bentuk kerjasama dengan pihak luar baik swasta maupun sesama BUMN serta

meningkatkan profesionalisme karyawan. Melalui masa transisi selama 3 tahun, diharapkan TVRI akan dapat memenuhi kriteria yang diisyaratkan oleh undang-undang penyiaran yaitu sebagai TV publik dengan sasaran khalayak yang jelas.

Pemerintah Daerah bersama masyarakat Jawa Barat sudah sejak lama berkeinginan agar di Daerah Tingkat I Jawa Barat dibangun Stasiun Penyiaran Televisi. Keinginan ini karena jumlah penduduk di Jawa Barat lebih besar di

bandingkan dengan propinsi-propinsi lain yang ada di Indonesia. Disamping itu alam dan budayanya sangat potensial untuk acara televisi, namun penyebaran realisasinya

(24)

Pembangunan Stasiun TVRI di Jawa Barat sudah merupakan gagasan sejak tahun 1982. Untuk mewujudkan gagasan tersebut maka Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Departemen Penerangan mengadakan musyawarah, setelah mufakat

maka Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat menyanggupi dan memberikan fasilitas berupa :

Penyediaan tanah

Membantu uang muka penyediaan rumah dinas, serta

Fasilitas lainnya.

Sedangkan Departemen Penerangan melalui APBN, menyediakan sarana fisik dan instalasi peralatan. Pada tahun anggaran 1984/1985, Proyek Mass Media TVRI

Jawa Barat mendapatkan dana APBN DIP. No: 108/XIV/3/1984, tanggal 15 Maret 1984 sebesar Rp 187.000.000,- yang dialokasikan untuk:

Pembangunan Rumah Dinas

Pembangunan Gedung SPK dan Garasi OB Van

Pembebasan tanah

Administrasi Proyek.

TVRI Stasiun Bandung merupakan pengembangan dari Stasiun Produksi

Keliling (SPK Bandung) yang di tetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Penerangan No.907/SK/BK/1987. Peresmian beroperasinya TVRI Stasiun Bandung (nama waktu itu) tanggal 11 Maret 1987, beralamat di jalan Cibaduyut raya No.269,

(25)

Barat HR. Yogie SM dan para pejabat teras Departemen Penerangan dan Gedung Sate. Acara pertama yang disiarkan yaitu Lomba Asah Terampil Kelompencapir Tingkat Nasional bertempat di Soreang Kabupaten Bandung.

Secara politis pembangunan TVRI dirayakannya bersamaan dengan

peringatan hari lahirnya “Supersemar” pada tanggal 11 Maret yang diperingati secara

khusus oleh pemerintah, sebagai tanggal kelahiran Orde Baru dengan pemegang mandat surat tersebut berada di tangan Presiden Soeharto.

TVRI Stasiun Bandung yang kemudian berubah nama menjadi TVRI Stasiun Jawa Barat dan Banten, sejak awal menjadi tumpuan keinginan masyarakat Jawa Barat. Agar TVRI menjadi media yang menginformasikan seni dan budaya Jawa

Barat secara kontinyu dan berkesinambungan. Keinginan itu tampaknya disambut baik oleh pengelola TVRI. Sejak kepala stasiun yang pertama sampai kini komitmen

itu belum pernah berubah. TVRI daerah sebagai media mengembangkan budaya daerah dimana TVRI berada.

Oleh karena itu inti program acara yang ditampilkan selalu menyiarkan

mengenai seni dan budaya yang dikemas sedemikian rupa sehingga masyarakat dapat menikmatinya dengan baik. Program acara pagelaran Wayang Golek merupakan

program acara siaran unggulan yang tidak pernah absen dari TVRI Jabar dan Banten. Begitu pula dengan seni dan budaya lainnya, menjadi menu utama TVRI milik

(26)

Adapun pembagian berdasarkan Kelas Stasiun TVRI menurut kawasan atau daerahnya sehingga seluruh masyarakat dapat menikmati berbagai acara yang disajikan, kelas-kelas dari stasiun TVRI diantaranya ialah :

TVRI Stasiun Kelas A adalah TVRI Stasiun DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa

Barat dan Banten, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Bangka Belitung serta TVRI Stasiun Sulawesi Selatan.

TVRI Stasiun Kelas B meliputi; TVRI Stasiun Kalimantan Timur, DI Yogyakarta, Bali, Sulawesi Utara dan Gorontalo.

TVRI Kelas C meliputi TVRI Stasiun DI Nagroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Maluku dan Maluku Utara, Papua, Kalimantan Selatan, Jambi, Riau,

Bengkulu, Lampung, dan Nusa Tenggara Timur.

TVRI Stasiun D meliputi TVRI Stasiun Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Tengah.

TVRI Sektor Transmisi meliputi Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara Barat.

Secara fisik kantor TVRI Stasiun Bandung terletak pada areal seluas 47.692 meter persegi (4,7 Ha), dari luas tanah tersebut, sudah berdiri bangunan seluas 9.982

(27)

bangunan lainnya yang di lengkapi dengan perlengkapan operasional dan perlengkapan penunjang.

Adapun pembangunan TVRI Stasiun Bandung di lakukan secara bertahap, yaitu :

1. Tahap pertama, berlangsung antara tahun 1986-1987; dibangun gedung studio dan penyusunan master plan ( rencana induk bangunan ).

2. Tahap kedua berlangsung antara tahun 1987-1988; penyelesaian studio seluas 400 meter persegi, pengadaan AC Central sebagai pengkondisian suhu ruangan untuk peralatan bantuan dari negara Inggris.

3. Tahap ketiga berlangsung antara tahun 1988-1989; pembangunan menara setinggi 54 m dengan penambahan satuan transmisi di daerah Panyandakan

Cisarua yang merupakan stasiun induk untuk penyebaran siaran ke daerah bagian Jawa Barat.

4. Tahap keempat, berlangsung antara tahun 1989-1990; pembangunan studio rekaman suara seluas 900 m2 dan Gedung Serba Guna seluas 340 m2.

Biaya keseluruhan pembangunan TVRI Stasiun Bandung bersumber dari :

Dana pemerintah (APBD)

APBN

Biaya bantuan dari pemerintah Inggris senilai US$ 19 Juta berupa peralatan

(28)

Tahun 2003 nomenklatur TVRI Bandung berubah menjadi TVRI Jawa Barat dan Banten. Status TVRI berubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik TVRI Jawa Barat sejak bulan Januari 2007. Jumlah Karyawan TVRI Jawa Barat sebanyak 359

orang.

TVRI Jawa Barat adalah bagian tak terpisahkan dari TVRI Nasional secara

keseluruhan. Ditunjang oleh satu stasiun penyiaran di Bandung dan 18 pemancar yang tersebar diseluruh wilayah Jawa Barat dan Banten, hingga saat ini sudah 21

tahun TVRI Jawa Barat melayani masyarakat Jawa Barat mengudara selama waktu siar hampir 5 jam per hari dan didukung oleh sumber daya manusia yang berpengalaman dibidang penyiaran.

TVRI Jawa Barat dengan motto “TVRI Jawa Barat Sobat Urang Sararea”.

Diharapkan masyarakat Jawa Barat yang pada saat ini berjumlah 39.140.812 juta jiwa

merasa turut memiliki dan mencintai TVRI Jawa Barat melalui program-program yang mengangkat kearifan lokal.

Sebagai Lembaga Penyiaran Publik, TVRI Jawa Barat mengutamakan

siaran-siaran yang sifatnya “Pro-Publik”, ini mempunyai arti bahwa TVRI Jawa Barat wajib

memberi pelayanan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, dan dapat menjadi

(29)

TVRI Jawa Barat diperkuat oleh 18 buah transmisi yang jangkauan siarannya meliputi hampir seluruh wilayah Jawa Barat dan Banten.

Tabel 1.1

Transmisi TVRI Jabar

No Nama transmisi Jangkauan siaran

1

Bandung, Cimahi, Padalarang, Cianjur Kota, Cicalengka, Nagrak.

Purwakarta, Subang, Kalijati Sumedang, Situraja, Tomo, Cadas

Ngampar.

Cirebon, Indramayu, Jatibarang, Losari, Kersana

Kawali, Raja Desa, Cisaga, Cijeungjing, Ciamis Kota

Bogor, Jakarta, Bekasi, Cilegon, Serang. Sukabumi Kota,Cibadak, Curug, Warung

Kiara, Jampang.

(30)

10

Puncak, Bogor, Cilegon, Pandeglang Barat

Lembang, Bandung Utara Sukabumi Kota, Cianjur Selatan

Pelabuhan Ratu, Sukabumi Pantai Selatan, Jampang Kulon

Bayah, Malingping, Cikotok

Cilegon

Menes, Pandeglang, Saketi, Mangger

Tasik Selatan, Sukaraja, Karang, Cikalong, Salopa

Garut, Tasik, Ciamis Kota

Sumber :Arsip TVRI Jawa Barat 2008

1.2 Visi dan Misi

TVRI mempunyai visi dan misi yang berbeda dari TV lain karena TVRI sebagai pelopor sebuah TV di Indonesia ini dan mempunyai ciri dan karakter tersendiri seperti yang di bawah ini

1.2.1 Visi

Terwujudnya TVRI sebagai media pilihan bangsa Indonesia dalam

(31)

1.2.2 Misi

Mengembangkan TVRI menjadi media perekat sosial untuk persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus media control social yang dinamis.

Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan edukasi yang utama.

Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan

kebudayaan daerah serta memperhatikan komunitas terabaikan.

Memberdayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra bangsa dan negara Indonesia di dunia Internasional.

1.3Logo, Arti Lambang, dan Motto

1.3.1 Logo

TVRI Jawa Barat memiliki Loggo sebagaimana tertera pada gambar 1.1 :

Gambar.1.1

Logo TVRI Jawa Barat

(32)

1.3.2 Arti Lambang / Logo

Secara simbolis bentuk logo di atas menggambarkan layanan publik yang

informatif, komunikatif, elegan dan dinamis , dalam upaya mewujudkan visi dan misi. Sebagai TV publik yaitu media yang memiliki fungsi kontrol dan perekat sosial untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.

Bentuk lengkung yang berawal pada huruf T dan terakhir pada huruf I dari

huruf TVRI membentuk huruf “P” yang mengandung 5 (lima) makna layanan

informasi dan komunikasi menyeluruh yaitu :

1. „P‟ sebagai huruf awal dari kata publik yang berarti memberikan layanan informasi dan komunikasi kepada masyarakat dengan

jangkauan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. 2. „P‟ sebagai huruf awal dari kata perubahan yang berarti membawa

perubahan ke arah yang lebih sempurna.

3. „P‟ sebagai huruf awal dari kata perintis yang berarti merupakan perintis atau cikal bakal pertelevisian Indonesia.

4. „P‟ sebagai huruf awal dari kata pemersatu yang berarti merupakan lembaga penyiaran publik yang mempersatukan bangsa Indonesia

(33)

5. „P‟ sebagai huruf awal dari kata pilihan yang berarti menjadi pilihan alternatif tontonan masyarakat Indonesia dari berbagai segmen dan lapisan masyarakat.

Bentuk elips dengan ekor yang runcing dan dinamis melambangkan komet yang bergerak cepat dan terarah serta makna gerakan perubahan yang cepat dan

terencana menuju televisi publik yang lebih sempurna.

Bentuk tipografi TVRI memberi makna elegan dan dinamis, siap

mengantisipasi perubahan dan perkembangan jaman serta tuntutan masyarakat.

Warna biru mempunyai makna elegan, jernih, cerdas, arif informatif dan

komunikatif. Perubahan warna jingga ke warna merah melambangkan sinar atau cahaya yang membawa pencerahan untuk ikut bersama mencerdaskan kehidupan bangsa serta mempunyai makna : Semangat dan dinamika perubahan menuju kearah

yang lebih sempurna.

1.3.3 Motto

Selain memiliki visi dan misi TVRI juga memiliki suatu motto yaitu :

“Menjalin Persatuan dan Kesatuan” yang memiliki arti bahwa TVRI ini

merupakan milik bersama dan mempunyai rasa peduli terhadap pendidikan bangsa,

(34)

Selain motto tersebut masih ada satu motto lagi yang menggunakan bahasa

daerah Sunda, yaitu “TVRI Jawa Barat Sobat Urang Sararea”. Diharapkan

masyarakat Jawa Barat yang pada saat ini berjumlah 39.140.812 juta jiwa merasa

turut memiliki dan mencintai TVRI Jawa Barat melalui program-program yang mengangkat kearifan lokal.

1.4 Sejarah Divisi Bidang Berita

Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh

pada kehidupan manusia. Kegiatan penyiaran melalui media televisi di Jawa Barat yang diawali oleh peresmian TVRI Jawa Barat yang sepenuhnya milik pemerintah,

melalui bidang penyiaran berita dan current affair sebagai program unggulan yang dimiliki oleh TVRI Jawa Barat, dan mempunyai fungsi menyampaikan berbagai informasi secara langsung (live) maupun tunda (delay).

Fungsi televisi sama dengan media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni memberikan informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Begitu pula dengan divisi bidang berita di TVRI Jawa Barat yang mempunyai kewajiban

sebagai media komunikasi untuk memberitakan informasi, mendidik, menghibur dan membujuk.

Keberadaan TVRI diiringi Divisi Bidang Berita. Pada Era Orde Baru banyak kalangan berpandangan bahwa TVRI melalui bidang berita dijadikan sebagai alat

(35)

penjelmaan dari watak pemerintahan orde baru yang “homogen” senada dengan

irama “koor” yang dialunkan oleh para penguasa. Hal tersebut membuat masyarakat

terpaksa terpasung dalam ideology mengejar pertumbuhan informasi yang dilakukan

divisi bidang berita, yang disesuaikan dengan informasi versi penguasa sehingga informasi yang disampaikan dinilai tidak bermanfaat.

Seiring dengan perubahan status hukum yang didasari atas kebijakan yang dibentuk oleh pemerintah, maka TVRI beserta divisi bidang berita pun ikut

melaksanakan tugasnya yang berpedoman pada status hukum yang berlaku. Divisi bidang berita dalam tugasnya selalu berusaha memberikan informasi secara aktual, faktual tanpa memihak kepada salah satu pihak pemerintah yang berpengaruh,

sehingga melalui divisi bidang berita TVRI Jawa Barat, masyarakat mendapatkan informasi secara akurat tanpa memihak.

Divisi Bidang Berita yang mempunyai komitmen menginformasikan segala isu dikalangan masyarakat tanpa memihak pada salah satu pihak pemerintah yang

berpengaruh sehingga setiap informasi yang disampaikan semata-mata hanya untuk publik dan dipertanggungjawabkan terhadap publik adalah salah satu motivasi bagi para tim dalam meningkatkan dedikasi dan loyalitasnya kepada institusi untuk

(36)

1.5Struktur Perusahaan

(37)

36

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

2.1 Pelaksanaan Kerja Praktek pada Divisi Bidang Berita di TVRI Jawa Barat

Penulis melaksanakan Kerja Lapangan di bagian Divisi Bidang Berita TVRI Jawa Barat, dimaksudkan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kegiatan-kegiatan

ataupun aktivitas-aktivitas dalam setiap bagian yang mendukung Divisi Bidang Berita, yang juga turut membantu dan mengikuti kegiatan yang sudah berjalan di

TVRI Jawa Barat. Aktivitas yang penulis lakukan selama melakukan praktek kerja lapangan antara kegiatan yang merupakan kegiatan rutin dan kegiatan insendentil. Selama melaksanakan praktek kerja lapangan, penulis melakukan serangkaian

aktivitas yang meliputi pembekalan materi jurnalistik dan peliputan langsung berita di lapangan.

Kegiatan rutin adalah kegiatan yang sering dilakukan penulis selama PKL di

TVRI Jawa Barat, sedangkan kegiatan insedentil adalah kegiatan yang sifatnya hanya dilakukan sekali-kali dan sewaktu-waktu hanya ketika ada event-event tertentu saja,

(38)

Berikut adalah jadwal kegiatan selama penulis melakukan PKL di TVRI Jawa Barat:

Table 2.1

Jadwal Kegiatan Selama Masa PKL

No Waktu Kegiatan

Pembukaan dan pengenalan TVRI Jawa Barat dan Divisi

Bidang Berita beserta pengenalan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh

peserta PKL

Proses kerja Redaktur pertemuan pertama.

Proses kerja Redaktur pertemuan kedua

Mekanisme penyiaran

Mekanisme pencarian berita di lapangan pertemuan

pertama

(39)

3. Jumat, 6 Agustus

2010

Pukul 10.00-16.00

Mempelajari naskah berita televisi

Latihan membuat naskah berita televisi

Proses kerja kontributor dan pengiriman naskah berita

beserta gambar bergerak (video)

Munggahan Divisi Bidang

Berita

Penyuntingan naskah berita, dubbing, susunan berita.

Mekanisme pencarian berita pertemuan kedua

Penerangan profesi penyiaran dan Penyiaran

Mekanisme penulisan berita

(40)

Pukul 10.00-16.45 dan penggunaan kamera

Kendala-kendala jurnalistik

televisi di lapangan dalam mencari berita dan kode etik jurnalistik dalam kehidupan

sehari-hari

Pendalaman naskah berbahasa Sunda pada naskah

berita

Pengenalan lingkungan di bagian bidang berita

(Observasi studio)

dalam mencari berita dilapangan

Penjelasan tugas pengarah

acara

10. Jumat, 13 Agustus 2010

Diskusi tentang menjadi

(41)

Pukul 10.00-16.30 benar

Liputan ramadhan fair

(42)

17. Jumat, 20 Agustus

2010

pukul 10.00-16.00

Liputan produksi kue kering jelang lebaran (Bojong

Koneng-Cikutra)

masyarakat di perumahan Batu Nunggal dalam

Liputan belajar merias pengantin dalam kegiatan wira usaha (di sekitar Jalan

Gatot Subroto)

(43)

23. Kamis, 26 Agustus

Peliputan suasana Terminal

Cicaheum jelang Lebaran 

26. Minggu, 29

Peliputan sepeda motor

jelang Lebaran 

Sumber : Arsip penulis 2010

2.2 Deskripsi dan contoh Kegiatan Selama PKL

2.2.1 Deskripsi dan Contoh Kegiatan Rutin

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang penulis lakukan secara rutin di stasiun

(44)

terus-menerus dilakukan setiap hari. Selain itu, penulis pun banyak menemukan pelajaran berharga dalam peliputan di lapangan. Hal ini menjadi pengalaman baru bagi penulis.

a. Peliputan Langsung di Lapangan

Aktivitas meliput berita merupakan kegiatan rutin yang dilakukan penulis ketika melakukan PKL. Kegiatan tersebut dilakukan dengan didampinggi oleh seorang reporter dan seorang kamerawan yang bertugas membimbing kami saat

penulis berada dilapangan. Dalam kegiatan peliputan berita penulis diberikan tugas untuk mencari data-data yang dibutuhkan untuk membuat naskah yang berkaitan

dengan berita yang diambil.

b. Menulis Naskah Berita Berdasarkan Liputan

Setelah penulis mendapatkan data-data di lapangan maka data-data tersebut

diuraikan menjadi sebuah naskah berita televisi, naskah tersebut digunakan sebagai naskah yang akan dipadukan dengan gambar yang telah direkam oleh kamerawan. Dalam kegiatan ini, penulis diberikan kebebasan menulis naskah sesuai dengan sudut

pandang penulis.

c. Mengedit Berita

(45)

penulis maupun reporter lainnya. Hasil dari analisa tersebut akan diperiksa kembali oleh para redaktur yang bertugas sebagai bahan evaluasi bagi penulis. Berikut adalah beberapa contoh naskah yang ditulis oleh penulis pada saat melaksanakan PKL :

Gambar 2.1

Contoh Naskah Berita

JABAR DALAM BERITA

TVRI JAWA BARAT

Tempat : Bandung Tanggal : 18/08/2010

Judul : Bantuan Kursus Wira Usaha Rep/Cam : Ndari-Mahdan

Redaksi : Yusuf Sumber : Liputan

V I D E O A U D I O

PENYIAR. . . 0 PEMERINTAH TERUS BERUPAYA MENINGKATKAN KUALITAS

SUMBER DAYA MANUSIA – S-D-M // DENGAN MEMBERIKAN BERBAGAI KURSUS KEPADA MASYARAKAT / MELALUI KURSUS INI AKAN MENCETAK MASYARAKAT YANG

(46)

VTR START. . . .

30

60

RAKYAT //

---VOICE OVER---

SALAH SATU TEROBOSAN YANG DILAKUKAN PEMERINTAH

DALAM MENCETAK SDM YANG BERKUALITAS / ANTARA

MELALUI PENINGKATAN ILMU PENGETAHUAN DAN

KETERAMPILAN BAGI MASYARAKAT // KETERAMPILAN INI DAPAT DILAKUKAN DENGAN MENGIKUTI BERBAGAI KURSUS / ANTARA LAIN KURSUS PERAWATAN CALON PENGANTIN //

DEMIKIAN DIKATAKAN KADIB P-N-F-I DINAS PENDIDIKAN PROPINSI JABAR KAMARUL BAHRI / KEMARIN PADA

PENYERAHAN DANA BANTUAN KURSUS WIRA USAHA PERKOTAAN TAHUN 2010 // DANA BANTUAN INI MERUPAKAN KERJASAMA DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN

KELEMBAGAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL / DENGAN YAYASAN BINA CIPTA WANITA TATY INDAH

BANDUNG // MENURUT KAMARUL BAHRI / DANA BANTUAN INI HENDAKNYA DIMANFAATKAN SEOPTIMAL MUNGKIN

(47)

S.I TATY DARWIS MENUTURKAN / KURIKULUM MEMEGANG

PERANAN PENTING DALAM KURSUS // UNTUK ITU PIHAKNYA BERUPAYA MEMBERIKAN MATERI KHUSUS KEPADA WARGA UNTUK BELAJAR SEMAKSIMAL MUNGKIN // DENGAN

DEMIKIAN SETELAH KURSUS WARGA MAMPU MEMBUKA LAPANGAN PEKERJAAN SENDIRI //

==================== UP SOUND=======================

KURSUS GRATIS BERLANGSUNG SELAMA 2 BULAN DIIKUTI 20 WARGA BELAJAR // MATERI PELAJARAN YANG DIBERIKAN

ANTARA LAIN CARA LULLURAN / PERAWATAN MUKA / SERTA SPA ATAU PEMIJATAN // DEMIKIAN LAPORAN

KUSNDARI DAN YANA TVRI JABAR ///

(48)

2.2.2 Deskripsi Kerja Insidentil

a. Melakukan Dubbing

Melakukan dubbing adalah merekam naskah dalam bentuk suara yang dibacakan untuk mengisi suara dalam sebuah berita televisi yang akan ditampilkan bersamaan dengan gambar (video) yang berkaitaan.

b. Teknik memegang kamera

Teknik memegang kamera adalah teknik yang dilakukan penulis untuk

memegang kamera dengan benar karena kamera harus fokus pada objek yang akan diliput. Pada pelatihan ini, penulis mengikuti arahan dari pembimbing agar gambar yang diambil dapat disesuaikan dengan naskah berita.

c. Teknik memegang mix

Teknik cara memegang mix adalah teknik yang penulis lakukan agar suara

dari narasumber dapat terekam dengan bulat dan suara bising dari luar (noise) tidak terdengar sehingga rekaman suara dapat terdengar dengan jelas.

d. Pencarian Data TVRI Jawa Barat

Pencarian data yang penulis lakukan adalah untuk mengetahui sejarah dan perkembangan Stasiun TVRI Jawa Barat dari awal pembangunan hingga sekarang.

(49)

e. Observasi studio

Penulis melakukan observasi studio dimaksudkan agar penulis tidak hanya

memahami bagaimana cara mencari, membuat berita, namun penulis juga paham bagaimana cara penyampaian informasi kepada khalayak melalui program berita Jabar Dalam Berita dan Kalawarta sebagai sebuah penngetahuan umum. Penulis

diberikan kesempatan untuk melihat langsung kegiatan yang dilakukan oleh penyiar, pengarah acara, kamerawan dan sebagainya dalam penyampaian berita secara

langsung di televisi.

f. Survei ke bagian lain

Pada kegiatan ini penulis diberikan kesempatan oleh pembimbing untuk

melakukan survey ke bagian lain yang bertujuan agar penulis tidak hanya terpaku untuk menjadi seorang wartawan namun pada kesempatan ini penulis juga diberikan

arahan agar dapat melatih diri dan tidak terpaku hanya menjadi seorang wartawan.

2.3 Deskripsi Tentang Jurnalistik

2.3.1 Pengertian Jurnalistik

Kegiatan Jurnalistik (journalistic) sebenarnya sudah lama dikenal oleh manusia, karena tanpa kita sadari kegiatan Jurnalistik selalu hadir dan ada di tengah–

(50)

Dalam perjalanannya, Jurnalistik sebagai suatu disiplin ilmu telah mengalami perkembangan yang hebat. Di mulai dari jaman jayanya kerajaan Romawi Kuno saat di bawah kekuasaan Raja Julius Caesar. Pada masa itu kegiatan Jurnalistik dilakukan

oleh para budak yang diminta oleh para majikannya untuk mengutip informasi tentang segala peristiwa pada hari itu, yang berkaitan dengan status atau kegiatan

usaha majikannya dan diberitakan dalam acta diurnal (rangkaian kata hari itu) yang dipasang di Forum Romanun (Stadion Romawi).

Kata jurnal sendiri berasal dari bahasa Prancis, journal yang berarti catatan harian. Hampir sama bunyi pengucapannya dengan kata yang ditemukan pada bahasa Latin, diurn yang mengandung arti hari ini. Adapun kata istik merujuk kepada

masalah Estetika yang berarti ilmu pengetahuan tentang keindahan. Keindahan yang di maksud adalah “mewujudkan berbagai produk seni dan keterampilan dengan

menggunakan yang di perlukan seperti, kayu, batu, kertas, cat, atau suara. Dalam hal ini meliputi semua macam bangunan, kesusastraan dan musik ( Pringgodigdo, 1973 : 383 ).

Dengan demikian secara Etimologi, Jurnalistik dapat diartikan sebagai suatu karya seni dalam hal membuat catatan tentang peristiwa sehari–hari, karya yang mana

(51)

Menurut Astrid S. Susanto dalam bukunya, komunikasi massa (1986:73). Jurnalistik adalah sebagai kejadian pencatatan dan atau pelaporan serta penyebaran tentang kejadian sehari-hari. Begitu pula dengan Onong Uchana Effendy ( 1981:102 )

yang mengatakan bahwa Jurnalistik merupakan kegiatan pengolahan laporan harian yang menarik minat khalayak, mulai dari peliputan sampai dengan penyebaran

kepada masyarakat. Dan lebih ringkas lagi Djen Amar (1984:30) mendefinisikan Jurnalistik sebagai kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan berita kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya.

Secara umum Jurnalistik dapat di artikan sebagai teknik mengolah berita, mulai dari mencari berita sampai dengan menyebarkankannya kepada khalayak yang

membutuhkan. Segala sesuatu yang dianggap menarik dan penting untuk khalayak, bisa dijadikan bahan berita untuk disebarluaskan kepada masyarakat, dengan

menggunakan sebuah media. Seperti yang diungkapkan oleh Sumadiria, dalam bukunya Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature, Jurnalistik adalah

“Kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan

menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak dengan secepat-cepatnya” (Sumadiria,2005;3).

Seiring dengan berkembangnya ilmu komunikasi, maka definisi jurnalistik pun makin berkembang. Hal ini juga sesuai dengan perkembangan media pers. Tetapi

(52)

Menurut Adinegoro dalam buku Jurnalistik Televisi, Teori dan Praktik, jurnalistik adalah kepandaian mengarang untuk memberi pekabaran kepada masyarakat dengan selekas-lekasnya agar tersiar seluas-luasnya. Sementara itu

definisi jurnalistik menurut ilmu komunikasi adalah suatu bentuk komunikasi yang menyiarkan berita atau ulasan berita tentang peristiwa sehari-hari yang umum dan

aktual dengan secepat-cepatnya.

Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa Jurnalistik adalah sebuah

proses pencarian berita sampai berita tersebut disebarluaskan kepada khalayak dengan menggunakan media berkala. Terkait dengan hubungan antara jurnalistik dan pers, kita harus mengetahui dulu apa arti dari pers itu sendiri. Adapun istilah pers

adalah berasal dari istilah asing dan ditulis dengan kata press, yang berarti

„percetakan‟ atau „mesin cetak‟. Mesin cetak inilah yang memungkinkan untuk

terbitnya sebuah surat kabar, sehingga orang–orang mengatakan pers itu adalah surat kabar.

Dari gambaran tersebut kita dapat memahami adanya dua pengertian umum dari pers. Yang pertama, arti pers secara sempit adalah “Persurat kabaran yang menjalankan kegiatan Jurnalistik”, sedangkan yang kedua, arti pers secara luas adalah

“Suatu lembaga kemasyarakatan yang menjalankan kegiatan Jurnalistik”. Hubungan

antara pers dan jurnalistik menurut Suhandang didalam bukunya Pengantar

(53)

penyiaran informasi, hiburan, keterangan dan penerangan tadi dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan hati nurani manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupan sehari-hari”. (Suhadang, 2004;40)

Oleh karena itu, kalau berbicara mengenai pers mau tidak mau kita harus pula mempelajari ilmu tentang Jurnalistik. Dengan kata lain, pers sangat erat hubungannya

dengan Jurnalistik. Pers sebagai media komunikasi massa tidak akan berguna apabila semua sajiannya sangat jauh dari prinsi-prinsip Jurnalistik. Seperti yang dikemukakan

oleh Effendy, dalam buku Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Pers adalah

“Lembaga atau badan atau organisasi yang menyebarkan berita sebagai karya jurnalistik kepada khalayak. Pers dan jurnalistik dapat di ibaratkan sebagai raga dan jiwa. Pers adalah aspek raga, karena ia berwujud, konkret, nyata; oleh karena itu ia dapat di beri nama. Sedangkan jurnalistik adalah aspek jiwa, karena ia abstrak, merupakan kegiatan, daya hidup, menghidupi aspek pers”. (Effendy, 2003;90)”. Dari pengertian di atas, dapat dikatakan pers merupakan suatu kesatuan, pers

tidak mungkin dapat beroperasi tanpa jurnalistik, dan sebaliknya jurnalistik tidak akan membuat suatu karya berita tanpa adanya pers.

2.4 Analisa Kegiatan Selama Praktek kerja Lapangan

Dalam kesempatan ini penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan di TVRI Jawa Barat Kota Bandung tepatnya dibagian Divisi Pemberitaan, penulis memilih

divisi tersebut dikarenakan divisi pemberitaan merupakan divisi yang sesuai dengan konsentrasi keilmuan penulis yaitu Ilmu Jurnalistik. Setiap pelatihan yang diberikan

(54)

dilaksanakan. Karena pelatihan tersebut merupakan sebuah program kerja dalam mendidik peserta PKL menjadi seorang jurnalistik professional, sehingga setiap calon jurnalistik dapat memahami kode etik jurnalistik dan mengaplikasikannya dalam

kehidupan sehari-hari. Adapun kegiatan jurnalistik yang dilakukan ialah :

Reportase

Dalam kegiatan ini penulis dapat melihat Proses pencarian berita/reportase

yang dilakukan oleh reporter secara langsung, mahasiswa juga melihat bagaimana teknik-teknik wawancara yang dilakukan oleh reporter saat menggali informasi yang dibutuhkan dari para narsumber, sehingga dapat

menghasilkan data-data yang akurat.

Proses Pembuatan Naskah Berita

Setelah selesai melakukan reportase, tahap selanjutnya adalah pembuatan naskah berita. Informasi atau data-data yang telah terkumpul harus segera

diolah sesuai dengan unsur 5W+1H, sehingga dapat menjadi berita yang cukup baik dan layak untuk dikonsumsi masyarakat luas.

Dalam melaksanakan tugasnya, seorang jurnalistik (pemburu berita) adalah mencari suatu peristiwa untuk disampaikan dalam bentuk berita yang belum tersampaikan kepada masyarakat luas. Banyak kegiatan masyarakat yang dilakukan

setiap harinya, serta beraneka ragam pula peristiwa yang terjadi, hal itu dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk mengambil sebuah berita yang menarik dan

(55)

Adapun hal-hal yang patut untuk diperhatikan oleh seorang jurnalis saat melakukan liputan, yakni :

a) Materi Berita

Seorang Jurnalis hendaknya benar-benar mengerti tentang masalah yang sedang

dibahasnya membuat daftar materi apa saja yang akan diliput, misalnya melihat dari televisi atau mendengarkan radio dan membaca koran, agar mengetahui berita hangat yang sedang terjadi.

b) Konteks Berita

Seorang Jurnalis harus menyesuaikan konteks berita yang akan dibahas pada hari itu, dan sebaiknya memilih beberapa masalah yang berkaitan

c) Sumber Berita

Sumber berita adalah sesuatu atau seseorang yang benar-benar mengerti atau

berhubungan dengan masalah yang sedang diliput, sehingga dapat memberikan keterangan-keterangan yang dibutuhkan oleh Jurnalis dalam rangka meliput berita tersebut.

Setelah proses liputan maka setiap data-data dibentuk menjadi naskah dengan menggunakan teknik paramida terbalik. Dalam naskah tersebut, seorang jurnalis

(56)

merupakan bagian terpenting dalam adanya keterkaitan antara data satu dengan data-data lainnya yang saling berhubungan.

Penulis pun selama melaksanakan kerja praktek lapangan turut ikut serta dalam proses reportase dan pembuatan naskah berita, yang di awali dengan observasi lapangan, liputan dilapangan, menuliskan data yang dibutuhkan, setelah

data-data yang dibutuhkan diperoleh kemudian diproses kembali untuk menjadi sebuah naskah berita sesuai sudut pandang dari setiap jurnalis.

Dalam kamus bahasa Inggris, kata journal diartikan ssebagai pelaporan, pencatatan, penulisan atau perekaman kejadian. Kamus The Oxford Paperback

Dictionary mengartikan journal sebagai sebagai sebuah rekaman berita, kejadian atau

transaksi bisnis sehari-hari ( a dailyrecord of news or eventsor business transaction) dan surat kabar atau berkala ( a news paper or periodical)

Menurut A. Muis, seorang pakar hukkum komunikasi, definisi jurnalistik cukup banyak. Namun definisi-definisi tersebut memiliki kesamaan yang bersifat umum. Semua definisi jurnalistik memasukan unsure media massa, penulisan berita

dan waktu yang tertentu (aktualitas). Sedangkan menurut Roland E.. Wolesely dan Laurence R. Campbell dalam buku Exploring Journalism mengatakan Jurnalistik

(57)

Dari pengertian diatas dapat dijelaskah bahwa kegiatan tersebut merupakan sebuah kegiatan rutin yang dilakukan oleh seorang Profesi Jurnalistik di TVRI Jawa Barat. Kegiatan reportase dan proses pembuatan berita yang berisikan informasi yang

akan disampaikan kepada khalayak baik isu yang sedang diperbincangkan maupun isu yang diduga akan menjadi bahan perbincangan yang kemudian khalayaklah yang

akan memutuskan apakah isu tersebut bermanfaat atau tidak.

2.5 Analisa Pelayanan Perusahaan Kepada Mahasiswa Kerja Praktek

Pelayanan Ka. Bid. Berita dan Ka.Sie.Prod.Berita beserta seluruh profesi dibagian divisi bidang berita di TVRI Jawa Barat, terhadap mahasiswa yang sedang

melaksanakan Praktek Kerja Lapangan khususnya kepada penulis sangat baik, mereka memperlakukan penullis seperti rekan kerja dalam melakukan tugas yang diberikan dan tak segan-segan mereka pun memberikan pengarahan dan pengetahuan

kepada penulis agar tugas yang dikerjakan dapat memperoleh hasil yang maksimal.

Selama melaksanakan PKL, penulis dilibatkan dalam kegiatan tugas lapangan seperti pada saat penulis berada dibagian divisi bidang berita. Kegiatan ini

dimaksudkan agar penulis mampu dan dapat menempatkan dirinya kelak dimasyarakat yaitu dengan memberikan berbagai informasi mengenai stasiun TVRI

(58)

57

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian diatas dan pengamatan penulis selama melaksanakan praktek kerja lapangan, maka penulis mengambil kesimpulan dari keseluruhan hasil Praktek

Lapangan Kerja yang telah dilakukan oleh penulis, yang juga berisikan saran-saran untuk Stasiun TVRI Jawa Barat dan saran-saran bagi mahasiswa yang akan

melakukan PKL di TVRI Jawa Barat, yang diharapkan bermanfaat bagi semua pihak. Adapun kesimpulannya sebagai berikut :

1. Stasiun TVRI Jawa Barat merupakan perwakilan dari Stasiun TVRI

Pusat. TVRI Stasiun Jawa Barat terletak di Jl. Cibaduyut Raya No. 269 Bandung. Stasiun TVRI Jawa Barat diidirikan dengan maksud untuk mempermudah pengelolaan baik secara redaksional maupun

jangkauan di daerah.

2. Divisi Bidang Berita, profesi jurnalistik bertugas meliput, mencatat, menulis, merekam kejadian dan melaporkan seluruh kejadian di Jawa Barat kepada seluruh masyarakat melalui siaran di TVRI Jawa Barat.

(59)

menjadi sarana perekat sosial dalam masyarakat serta untuk melestarikan budaya bangsa.

3. Pelayanan yang diberikan oleh pembimbing dari setiap profesi di

TVRI Jawa Barat merupakan sebuah pelayanan yang sangat baik, dari mulai penerimaan penulis sebagai peserta PKL sampai berakhirnya

masa PKL. Setiap profesi selalu memberikan kesempatan untuk berdiskusi dan membagi setiap pengalaman yang berhubungan dengan profesi.

4. Bila dilihat dari pengertian, fungsi, ciri dan peranannya, profesi jurnalistik sudah melembaga atau State of Being dimana sudah

menjalankan fungsi dan perananya sebagai jurnalis yang bergerak dibidang penyampaian berita dan informasi.

5. Setiap profesi jurnalistik dalam melaksanakan tuganya mencari bahan berita berdasarkan desk atau tempat liputan yang telah ditentukan oleh Kepala Seksi Produksi Berita.

6. Sebagai lembaga penyiaran publik, setiap isi berita yang disajikan oleh setiap profesi wartawan di TVRI Jawa Barat merupakan berita yang

bersifat tidak memihak pada satu oknum, namun berorientasi pada kepentingan masyarakat atau publik yang bertujuan memberi pelayanan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, dan dapat

(60)

3.2 Saran-saran

3.2.1 Saran Untuk Lembaga Perusahaan

Berdasarkan dari hasil pembahasan dalam laporan Praktek Kerja Lapangan, maka penulis memberikan saran-saran pada pihak perusahaan yang bertujuan agar TVRI dapat lebih baik dari saat ini :

1. Di era yang dalam bidang teknologi komunikasi telah berkembang dengan cukup pesat, ada baiknya TVRI Jawa Barat dapat

memperbaiki setiap fasilitas yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi misalnya memperbaiki setiap kamera yang sudah rusak, komputerisasi yang lebih ditingkatkan lagi,

adanya jaringan wireless agar setiap berita yang dikirimkan oleh kontributor dapat diolah kembali secepat mungkin. Sehingga

setiap audio maupun visual yang didapatkan dalam pencarian berita dapat lebih baik lagi dan menjadi salah satu daya tarik bagi masyarakat khususnya masyarakat Jawa Barat.

2. Melihat banyaknya ruangan di TVRI Jawa Barat yang terlihat kumuh, ada baiknya TVRI Jawa Barat memperbaiki setiap sarana

tersebut dan menambahkan fasilitas penunjang pada semua bagian, penambahan dan perbaikan ruang dubbing dan editing, perbaikan

(61)

maka akan memotivasi setiap profesi dalam menjalankan kewajibannya..

3. Adanya penambahan tenaga kerja muda yang mempunyai ide dan gagasan brilian, agar setiap program di TVRI Jawa Barat tidak monoton dan dapat menarik perhatian dari setiap lapisan

masyarakat dan dapat bersaing dengan televisi swasta.

4. Mengubah beberapa konsep program acara, misalnya acara

Pasosore yang awal konsepnya merupakan acara musik dimana, pemirsa dapat berinteraksi melalui telephone untuk menyayikan

(berkaroke) lagu-lagu sunda pilihan pemirsa, dan dibawakan oleh dua presenter. Diubah menjadi sebuah kosep, dimana lagu-lagu yang disediakan bukan hanya lagu untuk orang dewasa, namun

juga list lagunya ditambahkan dalam kategori anak dan remaja. Sehingga acara tersebut tidak monoton oleh orang dewasa saja,

namun anak dan remaja pun bisa ikut memeriahkan program tersebut sambil melestarikan budaya berbahasa Sunda.

3.2.2 Saran Untuk Mahasiswa PKL Selanjutnya

(62)

Lapangan dalam Divisi pemberitaan di TVRI Jawa Barat, terutama bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik :

1. Sebelum melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL), mahasiswa disarankan untuk mencari perusahaan yang sesuai dengan konsentrasi Ilmu Jurnalistik , seperti di TVRI Jawa Barat.

2. Bekali diri dengan berbagai ilmu yang telah dipelajari untuk kemudian diaplikasikan secara langsung di tempat PKL.

3. Segera ajukan proposal dan surat pengajuan Praktek Kerja Lapangan ke bagian Kepegawaian dan Pemberitaan TVRI Jawa Barat .

4. Diusahakan untuk memperoleh nomor telephone perusahaan atau

bagian Pemberitaan TVRI Jawa Barat, agar bisa mengkonfirmasi keputusan diterima atau tidaknya.

5. Jika belum mendapatkan konfirmasi dari pihak perusahaan selama kurun waktu masa tunggu selama 2 minggu tidak ada balasan, anda sebaiknya menghubungi Pihak Divisi Pemberitaan TVRI Jawa Barat

untuk mendapatkan keputusan.

6. Setelah mendapat surat balasan dari perusahaan, segera datangi

(63)

7. Mahasiswa PKL harus disiplin, datang dan pulang tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku diperusahaan. Seperti halnya di TVRI Jawa Barat, dengan jam masuk kerja pukul 10.00 dan jam pulang kerja

pukul 16.00 dengan jam istirahat siang pukul 12.00 – 01.00.

8. Mahasiswa PKL harus lebih aktif lagi bertanya bila mengalami

kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan.

9. Mahasiswa PKL harus teliti dan bertanggung jawab pada tugas yang diberikan.

10.Mahasiswa PKL harus dapat bersosialisasi baik dengan setiap Profesi di Divisi Pemberitaan tempat mahasiswa melaksanakan Praktek Kerja

Lapangan maupun dengan karyawan di Divisi lainnya.

11.Mahasiswa PKL harus dapat bekerja sama dengan mahasiswa PKL

lainnya.

12.Mahasiswa PKL yang telah menyelesaikan masa Praktek Kerja Lapangan, untuk selalu menjalin hubungan yang baik dengan instansi

(64)
(65)

JABAR DALAM BERITA

TVRI JAWA BARAT

Tempat : Bandung Tanggal : 18/08/2010

Judul : Angkot 23 Berunjuk Rasa di Sate Rep/Cam : Okasa

Gedung Sate

Redaksi : Yusuf Sumber : -

V I D E O A U D I O

PENYIAR. . .

VTR START. . . .

0

30

KEMELUT ANGKOT NO 2-3 JURUSAN

CIROYOM-CIKUDAPATEUH / MASIH TERUS BERLANJUT // KEMARIN

RATUSAN SOPIR ANGKOT TERSEBUT KEMBALI BERUNJUK RASA KE GEDUNG SATE BANDUNG //

---VOICE OVER---SEBANYAK 125 UNIT ANGKUTAN UMUM JURUSAN

CIROYOM-CIKUDAPATEUH TRAYEK 2-3 / BERUNJUK RASA DENGAN MEMAKIRKAN KENDARAANNYA DILAPANGAN GASIBU DAN SEBAGIAN LAGI DIHALAMAN DEPAN GEDUNG SATE //

(66)

60

90

JABATANNYA / KARENA DIANGGAP TELAH MEMBOHONGI

SOPIR ANGKOT // REVISI KEPUTUSAN WALI KOTA BANDUNG NOMOR 5-5-1 TAHUN 2008 DIHIRAUKAN KEPALA DINAS

PERHUBUNGAN DENGAN MENURUNKAN 15 UNIT ANGKUTAN UMUM JURUSAN CIROYOM-CIKUDAPATEUH // HAL INI MEMBUAT MARAH SOPIR ANGKOT DAN KEMBALI BERUNJUK

RASA UNTUK YANG KE 5 KALINYA // MEREKA MEMINTA AGAR ARMADA YANG BARU DIOPERASIKAN SEBANYAK 9

DARI 15 UNIT ARMADA DAN TELAH MEMILIKI KARTU PENGAWAS TANPA ADA SURAT IZIN DITARIK KEMBALI // PARA PENGUNJUK RASA INI MENGANCAM AKAN MOGOK

DAN MELAKUKAN AKSI KE MENTERI PERHUBUNGAN // AKSI INI MENDAPAT PENJAGAAN KETAT DARI APARAT

(67)

JABAR DALAM BERITA

SANGAT LAMBAT // PERKEMBANGANNYA TIDAK SESUAI JUMLAH UKM YANG MENCAPAI RIBUAN //

---VOICE OVER---SAAT MEMBUKA KEGIATAN RAMADHAN FAIR DAN BHAKTI

SOSIAL PEDULI KETAHANAN PANGAN RABU DI BANDUNG / KEPALA STAF AHLI KEMITRAAN DAN U-K-M KEMITRAAN BESERTA U-K-M KEMENTRIAN B-U-M-N GUMILANG

(68)

SI

BANYAK MATERI YANG SEBENARNYA BISA DIKEMBANGKAN // JAWA BARAT JUGA MEMILIKI B-U-M-N STRATEGIS YANG

BISA MENDUKUNG M // UNTUK MENGEMBANGKAN U-K-M YANG TERPENTING U-K-MENURUT GUU-K-MILANG U-K-MEU-K-MBANGUN SINERGITAS ANTAR STAKEHOLDER //

===================== SOUND UP =====================

(orang ke 1 jawab pertanyaan ke 2)

KEGIATAN RAMADHAN FAIR DAN BHAKTI SOSIAL PEDULI KETAHANAN PANGAN / MENURUT PENYELENGGARA SELAIN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN PANGAN DAN SANDANG

JELANG LEBARAN JUGA AJANG PROMOSI //

===================== SOUND UP =====================

(orang ke 2 jawab pertanyaan ke 1)

RAMADHAN FAIR YANG DIGELAR DI GRAHA MANGGALA

SILIWANGI / DIIKUTI 94 U-K-M MITRA BINAAN BEBERAPA B-U-M-N // PRODUK YANG DIPAMERKAN SEBAGIAN BESAR BUSANA DAN MAKANAN SERTA KERAJINAN TANGAN //

(69)

PAMERAN JUGA DIBERIKAN BEA SISWA SERTA SEMBAKO //

DEMIKIAN LAPORAN AGUS PRASETIO DAN EDI SUTARJO TVRI JAWA BARAT ///

JABAR DALAM BERITA

TVRI JAWA BARAT

Tempat : Bandung Tanggal : 20/08/2010

Judul : Keamanan di Perumahan Rep/Cam : Ndari-Hari

Redaksi : Yusuf Sumber : Hunting

V I D E O A U D I O

PENYIAR. . .

VTR START. . . . CUE; SUASANA PERUMAHAN

0 MENYUSUL MARAKNYA AKSI PERAMPOKAN DENGAN

TINDAK KEKERASAN / MEMBUAT PENGELOLA PERUMAHAN

MEMPERKETAT KEAMANAN UNTUK MEMBERIKAN

KENYAMANAN BAGI PENGHUNINYA //

---VOICE

(70)

S.I

MEMBUAT MASYARAKAT SELALUI DIHANTUI RASA

WAS-WAS // PARA PERAMPOK TIDAK SEGAN MELAKUKAN TINDAK KEKERASAN DENGAN SENJATA TAJAM MAUPUN SENJATA

API YANG MEMATIKAN // SEJUMLAH PERUMAHAN DI KOTA BANDUNG / BERUPAYA UNTUK MEMBERIKAN KENYAMANAN BAGI PENGHUNINYA // SEPERTI DI PERUMAHAN BATU

NUNGGAL BANDUNG / UNTUK MENJAMIN RASA NYAMAN PENGHUNINYA DISEDIAKAN BEBERAPA FASILITAS ANTARA

LAIN MENYEDIAKAN POS KEAMANAN / DIMANA PETUGAS DILENGKAPI DENGAN ALAT KOMUNIKASI BERUPA TELEPON MAUPUN HANDY TALKKY-HT // HAL ITU DIUNGKAPKAN

KETUA PENGELOLA PERUMAHAN BATUNUNGGAL INDAH BANDUNG HEFNY IRFAN ZUHARY / KEMARIN // DIKATAKAN

UNTUK MENGANTISIPASI TINDAK KEJAHATAN / SETIAP TAMU YANG MASUK KOMPLEKS LEBIH DARI PUKUL 8 MALAM / HARUS MEMPERLIHATKAN KARTU IDENTITAS /

DAN LAMPU MOBIL HARUS DINYALAKAN //

===================== SOUND UP =====================

(71)

S.I

SISCA HARYANTO PENGHUNI

90

KEAMANAN PERUMAHAN CUKUP AMAN / KARENA SETIAP

KLASTER TERDAPAT POS KEAMANAN DAN ALAT

KOMUNIKASI YANG MEMADAI //

==================== SOUND UP ======================

PERUMAHAN BATU NUNGGAL INDAH SAAT INI MEMILIKI

2000 RUMAH DENGAN SERIBU 600 RUMAH YANG DIHUNI // DIAREAL INI TERDAPAT 10 POS KEAMANAN DENGAN 70 PERSONIL // DEMIKIAN LAPORAN KUSNDARI DAN HARI TVRI

(72)

JABAR DALAM BERITA

TVRI JAWA BARAT

Tempat : Bandung Tanggal : 23/08/2010

Judul : Industri Kue Kering Jelang Lebaran Rep/Cam : Ka/Jo

Redaksi : Agus-Leni Sumber : Hunting

V I D E O A U D I O

PENYIAR. . .

VTR START. . . .

0

30

MENJELANG LEBARAN / OMSET KUE KERING MENINGKAT HINGGA BERKALI LIPAT // JI EN SI KUKIS MISALNYA /

MENJELANG LEBARAN KAPASITAS PRODUKSINYA

MELONJAK HINGGA 8 KALI LIPAT DARI HARI BIASA //

---VOICE

OVER---KUE KERING MERUPAKAN SUGUHAN WAJIB PADA SAAT LEBARAN DAN KASTENJEL HAMPIR PASTI TERSEDIA //

KARENANYA / PADA HARI MENJELANG LEBARAN PRODUSEN KUE KERING KEBANJIRAN ORDER // SEPERTI HALNYA KUE KERING JI EN SI / MENJELANG LEBARAN PRODUKSI KUE

(73)

60

90

HARI // DIPUSAT PEMBUATAN KUENYA DI JALAN BOJONG

KONENG BANDUNG // TIDAK KURANG DARI 500 KARYAWAN SIBUK MEMBUAT KUE MULAI DARI MEMBUAT ADONAN /

MEMANGGANG / HINGGA MENATA KUE KEDALAM STOPLES // UNTUK MASUK KE LOKASI PABRIK BERLANTAI 7 DENGAN

PERLENGKAPAN MODERN / PENGUNJUNG HARUS

MENGGUNAKAN PAKAIAN STERIL // HAL INI DIWAJIBKAN KARENA INDUTRI KUE INI SUDAH MENGGUNAKAN STANDAR

I-S-O // SELAIN RASANYA YANG MANTAP / MASALAH KEMASAN JUGA MENDAPATKAN PERHATIAN KHUSUS // ANEKA KEMASAN MULAI DARI YANG BERBENTUK GEDUNG

SATE / RUMAH GADANG / HINGGA ANEKA MESJID TERSEDIA // SELAIN JI EN SI / DIKAWASAN INI JUGA TERDAPAT

KEGIATAN USAHA SEJENIS YANG JUGA SUDAH PUNYA NAMA SEPERTI INA KUKIS DAN DIVA KUKIS // MENURUT PUBLIK RELATION JI EN SI LUCKY / PEMILIK TOKO-TOKO KUE YANG

ADA DIKAWASAN INI MEMILIKI HUBUNGAN KERABAT // KARENANYA IA BERNIAT UNTUK MENJADIKAN KAWASAN

(74)

RICKY PRADANA PR J&C

===================== SOUND UP =====================

BILA HAL INI TERLAKSANA / MAKA KAWASAN BOJONG KONENG DAPAT MENJADI DAYA TARIK WISATA BELANJA

BARU / SEPERTI HALNYA CIBADUYUT / JALAN SURAPATI DAN CIHAMPELAS YANG TELAH LEBIH DULU ADA // DEMIKIAN LAPORAN ERIKA DAN JOST TVRI JAWA BARAT ///

JABAR DALAM BERITA

TVRI JAWA BARAT

Tempat : Bandung Tanggal : 24/08/2010

Judul : Komentar Warga Pada TVRI Rep/Cam : Deden-Joko

Redaksi : Agus-Leni Sumber : Hunting

V I D E O A U D I O

PENYIAR. . . 0 KETERTTARIKAN MASYARAKAT UNTUK MENYAKSIKAN

Gambar

Gambar 1.2
Tabel 1.1
Tabel 1.2 Sarana dan Prasarana
Tabel 1.1
+5

Referensi

Dokumen terkait

Banyak kegiatan rutin yang dilakukan penulis setiap hari dan kegiatan ini sudah cukup baik dilakukan oleh para wartawan dan redaktur TVRI Jabar & Banten

Penulis, sebagai Mahasiswa Fisip UNIKOM bidang kajian Ilmu Komunikasi Humas memilih Kejaksaan Tinggi Jawa Barat sebagai tempat untuk melakukan PKL, hal tersebut

Kegiatan Praktek kerja lapangan yang dilakukan penulis di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat. Penulis melakukan pekerjaan rutin yang berhubungan

1) Diharapkan para wartawan TVRI Jabar & Banten menjunjung tinggi kode etik jurnalistik sebagaimana mestinya. Dalam kegiatan rutin seperti mengolah, mencari dan

Jawa Barat merasa turut memiliki dan mencintai TVRI Jawa Barat melalui program-program yang mengangkat kearifan lokal. TVRI Jawa Barat juga memiliki berbagai program

Radio Mora Parna Karsa Jawa Barat selama penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan yang telah memberikan bimbingan, dukungan, serta dorongan kepada penulis

Selama penulis mengikuti kegiatan Prakek Kerja Lapangan di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat banyak yang didapatkan mulai dari pengenalan lingkungan yang terdiri dari

tujuan dalam menulis laporan ini adalah sebagai bukti telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan merupakan7. salah satu syarat