• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada Bagian PENKUM (Penerangan Hukum) HUmas Di kejaksanaan Tinggi Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada Bagian PENKUM (Penerangan Hukum) HUmas Di kejaksanaan Tinggi Jawa Barat"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

Negara Indonesia adalah Negara Hukum . Hal ini ditegaskan dalam pasal 1 ayat (3) UUD 1945. Norma ini bermakna bahwa di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, hukum merupakan urat nadi seluruh aspek kehidupan. Hukum mempunyai posisi strategis dan dominan dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara. Hukum sebagai suatu sistem dapat berperan dengan baik dan benar di tengah masyarat jika instrument pelaksanaannya dilengkapi dengan kewenangan-kewenangan dalam bidang penegak hukum. Salah satu di antara kewenangan-kewenangan itu adalah Kejaksaan. Sistem hukum menurut L. M. Friedman tersusun dari subsistem hukum yang berupa substansi hukum, struktur hukum dan budaya hukum. Ketiga unsur sistem hukum ini sangat menentukan apakah suatu sistem hukum dapat berjalan dengan baik atau tidak. Subtansi hukum biasanya menyangkut aspek-aspek pengaturan hukum atau peraturan perundang-undangan. Penekanannya, struktur hukum lebih kepada aparatur serta sarana dan prasaranan hukum itu sendiri. Sementara itu, budaya hukum menyangkut perilaku masyarakatnya.

(2)

2

Indonesia harus memiliki lembaga/institusi/aparat penegak hukum yang berkualifikasi demikian. Salah satunya adalah Kejaksaan, di samping Kepolisian, Mahkamah Agung dan bahkan Advokat/Penasehat Hukum/Pengacara/Konsultan Hukum, yang secara universal melaksanakan penegakan hukum.

Hukum dan penegak hukum, menurut Soerjono Soekanto, merupakan sebagian faktor penegak hukum yang tidak bisa diabaikan karena jika diabaikan akan menyebabkan tidak tercapainya penegak hukum yang diharapkan. Oleh karena itu, keberadaan Kejaksaan sebagai institusi penegak hukum, mempunyai kedudukan yang sentral dan peranan yang strategis di dalam suatu Negara hukum karena institusi Kejaksaan menjadi filter antara proses penyidikan dan proses pemeriksaan di persidangan, sehingga keberadaannya dalam kehidupan masyarakat harus mampu mengemban tugas penegak hukum.

(3)

3

Dalam konteks politik hukum, posisi Kejaksaan dalam konstelasi ketatanegaraan sebelum dan setelah Indonesia merdeka hingga dewasa ini sangat dipengaruhi oleh ragam kepentingan, misalnya pengaturan penguasa yang berlindung dibalik undang-undang. Pada sisi lain, Kejaksaan sebagai bagian dari masyarakat, harus mengindahkan juga nilai-nilai yang hidup dan berkembang ditengah-tengah masyarakat. Artinya, kepentingan politik penguasa dan nilai-nilai yang dianut sebagai pandangan hidup masyarakat sangat mempengaruhi kedudukan Kejaksaan.

Kejaksaan adalah Lembaga Pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan Negara di bidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan Undang-undang. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat agar penulis mengetahui bagaimana melaksanakan tugas dan fungsi sebagai penegak hukum di Indonesia.

(4)

4

Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Barat dipimpin oleh Drs. H. Mohammad Amari, SH, MH. Sebagai Kepala Kejati. Kantor Kejati ini berada di Jl. RE. Martadinata No. 54, Bandung Telp. 022-423 9375. Kejaksaan Tinggi Jawa Barat ini terdiri dari beberapa Kejaksaan Negeri. Kejaksaan Tinggi Jawa Barat adalah Kejaksaan di Ibukota Propinsi Jawa Barat, dengan wilayah tugas meliputi wilayah Propinsi yang bersangkutan.

Gambar 1.1 : Peta Indonesia

Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam melaksanakan tugasnya, dibantu oleh seorang Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi dan dibantu oleh beberapa orang unsur pembantu pimpinan dan unsur pelaksana.

Nama pejabat di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat adalah sebagai berikut :

1. Kepala Kejaksaan Tinggi MH. : Drs. H. Mohammad Amari, SH,

(5)

5

4. Asisten Pembinaan : Loeke Larasatia Goestina, SH, MM.

5. Asisten Intelijen : Susilo Justinus, SH, MH. 6. Asisten Tidak Pidana Hukum : Syafrudin, SH.

7. Asisten Tidak Pindana Khusus : Suyadi, SH.

8. Asisten Tata Usaha : Syafwan A. Rachman, SH. 9. Asisten Pengawasan : Isnen Darmawati, SH.

Dimana Kejaksaan Tinggi Jawa Barat membawahi 23 satuan kerja yaitu 23 Kejaksaan Negeri dengan jumlah pegawai 1458 orang yang terdiri dari Jaksa 605 Orang dan Tata Usaha 835 Orang. Adapun Kejaksaan Negeri se-Jawa Barat adalah sebagai berikut :

(6)

6

1.1 Sejarah Kejaksaan Sebelum Reformasi

Istilah Kejaksaan sebenarnya sudah lama ada sejak lama di Indonesia. Pada zaman kerajaan Hindu-Jawa di Jawa Timur, yaitu pada masa Kerajaan Majapahit, istilah dhyaksa, adhyaksa, dan dharmadhyaksa sudah mengacu pada posisi dan jabatan tertenru di kerajaan. Istilah-istilah ini berasal dari bahasa kuno, yakni dari kata-kata yang sama dalam Bahasa Sansekerta.

Seorang peneliti Belanda, W. F. Stutterheim mengatakan bahwa dhyaksa adalah pejabat negara di Zaman Kerajaan Majapahit, tepatnya di saat Prabu Hayam Wuruk tengah berkuasa (1350-1389 M). Dhyaksa adalah hakim yang diberi tugas untuk menangani masalah peradilan dalam sidang pengadilan. Para dhyaksa ini di pimpin oleh seorang adhyaksa, yakni hakim tertinggi yang memimpin dan mengawasi para dhyaksa tadi.

Kesimpulan ini didukung peneliti lainnya yakni H. H. Juynboll, yang mengatakan bahwa adhyaksa adalah pengawas (opzichter) atau hakim tertinggi (oppenrrechter). Krom dan Van Vollenhoven, juga seorang peneliti Belanda, bahkan menyebut bahwa patih terkenal dari Majapahit yakni Gajah Mada, juga adalah seorang adhyaksa.

(7)

7

(Pengadilan Justisi) dan Hooggerechtshof (Mahkamah Agung) dibawah perintah langsung dari Residen / Asisten Residen.

Hanya saja, pada perakteknya, fungsi tersebut lebih cenderung sebagai perpanjangan tangan belanda belaka. Dengan kata lain, jaksa dan Kejaksaan pada masa penjajahan Belanda mengemban misi terselubung yakni antara lain :

a. Mempertahankan sagala peraturan Negara b. Melakukan penuntutan segala tindak pidana

c. Melaksanakan putusan pangadilan pengadilan pidana yang berwenang

Fungsi sebgai alat penguasa itu akan sangat kantara, khususnya dalam menerapkan delik-delik yang berkaitan dengan hatzaai artikelen yang terdapat dalam Wetboek van Strafrecht (WvS).

Peranan Kejaksaan sebagai satu-satunya lembaga penuntut secara resmi difingsikan pertama kali oleh Undang-Undang pemerintahan zaman pendudukan tentara Jepang No. 1/1942, yang kemudian diganti oleh Osamu Seirei No. 3/1942, No. 2/1944 dan No. 49/1944. Eksistensi Kejaksaan itu berada pada semua jenjang Pengadilan, yakni sejak Saikoo Hooin (Pengadilan Agung), Koootooo Hooin (Pengadilan Tinggi) dan Tihooo Hooin (Pengadilan Negeri). Pada masa itu, secara resmi digariskan bahwa Kejaksaan memilki kekuasaan untuk :

1. Mencari (menyidik) kejahatan dan pelanggaran 2. Menuntut Perkara

(8)

8

Begitu Indonesia merdeka, fungsi seperti itu tetap dipertahankan dalam Negara Republik Indonesia. Hal itu ditegaskan dalam pasal II Aturan Peralihan UUD 1945, yang diperjelas oleh Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 2 Tahun 1945. Isinya mengamanatkan bahwa sebelum Negara R.I. membentuk badan-badan peraturan negaranya sendiri sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Dasar, maka segala badan dan peraturan yang ada masih langsung berlaku.

Karena itulah, secara yuridis formal, Kejaksaan R.I. telah ada sejak kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, yakni tanggal 17 Agustus 1945. Dua hari setelahnya, yakni tanggal 19 Agustus 1945, dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) diputuskan kedudukan Kejaksaan dalam struktur Negara Republik Indonesia, yakni dalam lingkungan Departemen Kehakiman.

Kejasaan RI terus mangalami berbagai perkambangan dan dinamika secara terus menerus sesuai dengan kurun waktu dan perubahan sistem pemerintahan. Sejak awal eksistensinya, hingga kini Kejaksaan Republik Indonesia telah mengalami 22 priode kepemimpinam Jaksa Agung. Seiring dengan perjalanan sejarah ketatanegaraan Indonesia, kedudukan pimpinan, organisasi, serta tata cara kerja Kejaksaan RI, juga mengalami berbagai perubahan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat, serta bentuk Negara dan sistem Pemerintahan.

(9)

9

Kejaksaan dilakukan Menteri / Jaksa Agung (Pasal 5) dan susunan organisasi yang diatur oleh Keputusan Presiden. Terkait kedudukan, tugas dan wewenang Kejaksaan dalam rangka sebagai alat revolusi dan penempatan Kejaksaan dalam struktur organisasi departemen, disahkan Undang-Undang Nomor 16 tahun 1961 tentang Pembentukan Kejaksaan Tinggi.

Pada masa Orde Baru ada perkembangan baru yang menyangkut Kejaksaan RI sesuai dengan perubahan dari Undang-Undang Nomor 15 tahun 1961 kepada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991, tentang Kejaksaan Repunlik Indonesia. Perkembangan itu juga mencakup perubahan mendasar pada susunan organisasi serta tata cara institusi Kejaksaan yang didasarkan pada adanya Keputusan Presiden No. 55 Tahun 1991 tertanggal 20 November 1991.

Masa Reformasi

(10)

10

Dalam Undang-undang No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI, Pasal 2 ayat (1) ditegaskan bahwa Kejaksaan R.I. dalah lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan Negara dalam bidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan Undang-undang . Kejaksaan sebagai pengendalian proses perkara (Dominus Litis), mempunyai kedudukan sentral dalam penegakan hokum, karena hanya institusi Kejaksaan yang dapat menentukan apakah suatu kasus dapat diajukan ke Pengadilan atau tidak berdasarkan alat bukti yang sah menurut Hukum Acara Pidana. Disamping sebagai penyandang Dominus Litis, Kejaksaan juga merupakan satu-satunya instansi pelaksana putusan pidana (executive ambtenaar). Karena itulah, Undang-undang Kejaksaan yang baru dipandang lebih kuat dalam menetapkan kedudukan dan peran Kejaksaan RI sebagai lembaga Negara pemerintah yang melaksanakan kekuasaan Negara di bidang penuntutan.

Mengacu pada UU tersebut, maka pelaksanaan kekuasaan Negara yang diemban oleh Kejaksaan, harus dilaksanakan secara merdeka. Penegasan ini tertuang dalam pasal 2 ayat (2) UU No. 16 Tahun 2004, bahwa Kejaksaan adalh lembaga pemerintah yang melaksanakan kekuasaan Negara di bidang penuntutan secara merdeka. Artinya, bahwa dalam melaksanakan fungsi, tugas dan wewenangnya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan pengaruh kekuasaan lainnya. Ketentuan ini bertujuan melindungi profesi jaksa dalam melaksanakan tugas profesiaonalnya.

(11)

11

(1) Di bidang pidana, Kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang : a. Melakukan penuntutan;

b. Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;

c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan keputusan bersyarat;

d. Melaksanakan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan Undang-undang;

e. Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaanya dikoordinasikan dengan penyidik.

(2) Di bidang perdata dan tata usaha Negara, Kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak di dalam meupun di luar pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah.

(3) Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum, Kejaksaan turut menyelengarakan kegiatan :

a. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat; b. Pengamanan kebijakan penegakan hukum; c. Pengamanan peredaran barang cetakan;

d. Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan Negara;

(12)

12

Selain itu, pasal 31 UU No. 16 Tahun 2004 menegaskan bahwa Kejaksaan dapat meminta kepada hakim untuk menetapkan seorang terdakwa di rumah sakit atau tempat perawatan jiwa, atau tempat lain yang layak larena bersangkutan tidak mampu berdiri sendiri atau disebabkan oleh hal-hal yang dapat membahayakan orang lain, lingkungan atau dirinya sendiri. Pasal 32 Undang-undang No. 16 Tahun 2004 tersebut menetapkan bahwa di samping tugas dan wewenang tersebut dalam Undang-undang ini, Kejaksaan dapat diserhi tugas dan wewenang lain berdasarkan Undang-undang. Selanjutnya Pasal 33 mengatur bahwa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, Kejaksaan membina hubungan kerjasama dengan badan penegak hokum dan keadilan serta badan Negara atau instansi lainnya. Kemudian Pasal 34 menetapkan bahwa Kejaksaan dapat memeberikan pertimbagan dalam bidang hukum kepada instansi pemerintah lainnya.

Pada masa reformasi pula Kejaksaan mendapat bantuan dengan hadirnya berbagai lembaga baru untuk berbagai peran dan tanggung jawab. Kehadiran lembaga-lembaga baru dengan tanggung jawab. Yang spesifik ini mestinya dipandang positif sebagai mitra Kejaksaan dalam memerangi korupsi. Sebelumnya, upaya penegakan hukum yang dilakukan terhadap tindak pidana korupsi, sering mengalami kendala. Hal itu tidak saja dialami oleh Kejaksaan, namun juga oleh Kepolisian RI serta badan-badan lainnya. Kendala tersebut antara lain :

1. Modus operandi yang tergolong canggih

(13)

13

3. Objeknya rumit (compilicated), misalnya karena berkaitan dengan berbagai peraturan

4. Sulitnya menghimpun berbagai bukti permulaan 5. Manajemen sumber daya manusia

6. Perbedaan persepsi dan interprestasi (di kalangan lembaga penegak hukum yang ada)

7. Sarana dan prasarana yang belum memadai

8. Teror psikis dan fisik, ancaman, pemberitaan negatif, bahkan penculikan serta pembakaran rumah penegak hukum

Upaya pemberantasan korupsi sudah dilakukan sejak dulu dengan pembentukan berbagai lembaga. Kendati begitu, pemerintah tetap mendapat sorotan dari waktu ke waktu sejak rezim Orde Lama. Undang-undang tindak Pidana Korupsi yang lama yaitu UU No. 31 Tahun 1971, dianggap kurang bergigi sehingga diganti dengan UU No. 31 Tahun 1999. Dalam UU ini diatur pembuktian terbalik bagi pelaku korupsi dan juga pemberlakuan sanksi yang lebih berat, bahkan hukuman mati bagi koruptor. Belakangan UU ini juga dipandang lemah dan menyebabkan lolosnya para koruptor karena tidak adanya aturan peralihan dalam UU tersebut. Polemik tentang kewenagan jaksa dan polisi dalam melakukan penyidikan kasus korupsi juga tidak diselesaikan oleh UU ini.

(14)

14

diperlukan metode penegak hukum luar biasa melalui pembentukan sebuah badan Negara yang mempunyai kewenangan luas, independen, serta bebas dari kekuasaan maupun dalam melakukan pemberantasan korupsi, mengingat korupsi sudah dikategorikan sebagai extraordinary crime.

Karena itu, UU No. 30 Tahun 2002 mengamanatkan pembentukan pengadilan Tindak Pidana Korupsi yang bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus tindak pidana korupsi. Sementara untuk penuntutannya, diajukan oleh Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) yang terdiri dari Ketua dan 4 Wakil Ketua yang masing-masing membawahi embat bidang, yakni Pencegahan, Penindakan, Informasi dan Data, Pengawasan interbal dan Pengaduan masyarakat.

Dari ke empat bidang itu, bidang penindakan bertugas melakukan penyidikan dan penuntutan. Tenaga penyidiknya diambil dari Kepolisian dan Kejaksaan RI. Sementara khusus untuk penuntutan, tenaga yang diambil adalah pejabat fungsional Kejaksaan. Hadirnya KPK menandai perubahan fundamental dalam Hukum acara pidana, antara lain di bidang penyidikan.

1.1.1 Visi dan Misi Kejaksaan

Visi

(15)

15

Kejaksaan Tinggi Jawa Barat sebagai lembaga penegak hukum dalam rangka penyelenggaraan fungsi serta pelaksanaan tugas dan wewenang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku menetapkan visi sebagai berikut :

Kejaksaan Tinggi Jawa Barat yang Independen / Mandiri dengan Posisi Sentral dalam Penegakan Hukum Guna Mewujudkan Supremasi Hukum Penghormatan HAM.

Menyadari sepenuhnya atas tantangan dan tuntutan penegak hukum, maka untuk visi diperlukan sub visi sebagai berikut :

Kerja keras, Lugas, Cepat diatas Rel Hukum.

Semua Ruang Ada Kunci Pembuka Pintu, Semua Masalah Ada pemecahannya.

Adapun penjelasan visi Kejaksaan Tinggi Jawa Barat tersebut diatas adalah :

a. Kejaksaan Tinggi Jawa Barat sebagai lembaga penegak hukum yang mandiri, tidak barada dibawah dan terlepas dari pengaruh badan lembaga Negara yang lain.

b. Kejaksaan Tinggi Jawa Barat sebagai lembaga yang independen dalam penegakan hukum pidana mempunyai cita-cita untuk mewujudkan tegaknya supremasi hukum dan penghormatan HAM di Jawa Barat. c. Dalam pelaksanaan tugas sebagai penegak hukum dalam proses pidana

(16)

16

Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, Kejaksaan Tinggi Barat harus mempunyai misi. Dimana misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan instansi pemerintahan dan sasaran yang ingin dicapai.

Adapun misi yang ditetapkan oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Barat adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan kualitas sumber daya Kejaksaan untuk memperbaiki kinerja dan citra Kejaksaan dengan sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya;

b. Meningkatkan independensi lembaga Kejaksaan dalam penegakan hukum untuk mewujudkan supremasi hukum dan HAM;

c. Memperkuat kedudukan dan kewenangan Kejaksaan dalam penegakan hukum dengan bersatu padu dan bersemangat menuntaskan tugas pokok penuntutan perkara, terutama prioritas pemberantasan KKN dan kasus HAM;

d. Meningkatkan peran Kejaksaan dalam bidang Perdata dan Tata Usaha Negara;

(17)

17

Penjelasan Misi :

a. Meningkatkan kualitas sumber daya Kejaksaan untuk memperbaiki kinerja dan citra Kejaksaan dengan sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya, mengandung arti bahwa SDM Kejaksaan , sarana dan prasarana perlu ditingkatkan untuk mengimbangi tuntutan perubahan dan pembangunan hukum;

b. Meningkatkan independensi lembaga Kejaksaan dalam penegakan hukum untuk mewujudkan supremasi hukum dan HAM, mengandung arti bahwa lembaga Kejaksaan harus bebas dari pengaruh eksekutif dalam melaksanakan penegakan hukum;

c. Memperkuat kedudukan dan kewenangan Kejaksaan dalam penegakan hukum dengan bersatu padu dan bersemangat menuntaskan tugas pokok penuntutan perkara, terutama prioritas pemberantasan KKN dan kasus HAM mangandung arti bahwa kewenangan Kejaksaan sebagai posisi sentral harus ditegakkan dalam melaksanakan perannya sebagai Penuntut Umum;

d. Meningkatkan peran Kejaksaan dalam bidang Perdata dan Tata Usaha Negara mengandung arti bahwa Kejaksaan harus dapat mewujudkan peran sebagai kantor Pengacara Negara;

(18)

18

ketentraman umum melalui koordinasi dengan instansi sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang ada.

1.1.2 Logo dan Arti Logo Kejaksaan

Logo Kejaksaan

Gambar 1.2 : Logo Kejaksaan

Arti Logo Kejaksaan

Bintang bersudut tiga

Bintang adalah salah satu benda alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang tinggi letaknya dan memancarkan cahaya abadi. Sedangkan jumlah tiga buah merupakan pantulan dari Trapsila Adhyaksa sebagai landasan kejiwaan warga Adhyaksa yang harus dihayati dan diamalkan.

Pedang

Senjata pedang melambangkan kebenaran, senjata untuk membasmi kemungkaran/kebatilan dan kejahatan.

Timbangan

(19)

19

Padi dan Kapas

Padi dan Kapas lambangkan kesejahteraan dan kemakmuran yang menjadi dambaan masyarakat.

Makna dan Tata Warna

Warna kuning diartikan luhur, keluhuran makna yang dikandung dalam gambar/lukisan, keluhuran yang dijadikan cita-cita.

Warna hijau diberi arti tekun. Ketekunan yang menjadi landasan pengejaran/pengraihan cita-cita.

1.1.3 Dokrin Kejaksaan

Trikrama Adhyaksa : Satya Adhi Wicaksana

Merupakan Trapsila Adhyaksa yang menjadi landasan jiwa dan raihan cita-cita setiap warga Adhyaksa dan mempinyai arti serta makna :

Satya

Kesetiaan yang bersumber pada rasa jujur, baik terhadap Tuhan Ynag Maha Esa, terhadap diri pribadi dan keluarga maupun kepada sesama manusia.

Adhi

(20)

20

Wicaksana

Bijaksana dalam tutur-kata dan tingkah laku, khususnya dalam penerapan kekuasaan dan kewenangannya.

1.2 Sejarah Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

Sebagai sebuah profesi seorang Humas bertanggung jawab untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi. Seorang humas selanjutnya diharapkan untuk membuat program-program dalam mengambil tindakan secara sengaja dan terencana dalam upaya-upayanya mempertahankan, menciptakan, dan memelihara pengertian bersama antara organisasi dan masyarakatnya.

Pada bagian Humas Penkum di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat merupakan bagian dari Asisten Intelejen dimana bagian dari administrasi umum kejaksaan yang meliputi keseluruhan proses kegiatan dan operasi intelejen yustisial baik preventif maupun represif serta penyuluhan dan penerangan hukum berupa proses pencatatan penanganan dalam bentuk surat, register dan laporan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Asisten Intelejen di bantu oleh beberapa Kasi diantaranya :

1. Kasi Sosial dan Politi 2. Kasi Ekonomi dan keuangan

(21)

21

4. Kasi Penkum Humas

(22)

22

(23)

23

1.4 Struktur Penkum Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

Gambar 1.4 : Struktur Organisasi Kasi Penkum Humas

1.4.1 Job Deskription Penkum Humas Kejati Jabar

Pasal 540

Seksi Penerangan Hukum dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas untuk melakukan kegiatan di bidang penerangan dan hubungan masyarakat untuk mendukung kegiatan operasi intelijen yustisial.

Pasal 541

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 540, Seksi Penerangan Hukum dan Hubungan Mayarakat menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan bahan laporan pelaksanaan rencana dan program kerja, serta laporan pelaksanaannya;

Kasi. Penkum Humas

Kasubsi Penkum

(24)

24

b. Penyiapan perumusan pelaksanaan teknis penerangan, publikasi, hubungan masyarakat dan dokumentasi;

c. Pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data dari Kejaksaan Negeri di wilayah hukum Kejaksaan Tinggi yang bersangkutan untuk kegiatan publikasi serta pembinaan hubungan masyarakat;

d. Pelaksanaan pembinaan kerjasama dengan instansi terkait dan organisasi sosial kemasyarakatan dalam rangka program penerangan hukum dan pembinaan kesadaran hukum masyarakat;

e. Pelaksanaan pendokumentasian, pendistribusian dan pelaksanaan tugas. Pasal 542

Seksi Penerangan Hukum dan Hubungan Masyarakat terdiri dari : a. Subseksi Penerangan Hukum

b. Subseksi Hubungan Masyarakat Pasal 543

1) Subseksi Penerangan Hukum mempunyai tugas melakukan penyiapan dan pemberian penerangan hukum mengenai berbagai masalah yang menyangkut kegiatan Kejaksaan, melakukan urusan dokumentasi, serta penyiapan bahan-bahan untuk pelaksanaan penerangan hukum kepada masyarakat dan instansi pemerintah swasta.

(25)

25

pelaksanaan hubungan dengan lembaga legislatif di daerah, instansi pemerintah, mass media dan masyarakat.

1.4.2 Tugas dari Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat yaitu :

1. Malaksanakan pelayanan Public pencari berita dari media cetak maupun media elektronik

2. Melayani masyarakat maupun LSM dalam melakukan pelaporan pengaduan baik dilingkungan instansi pemerintah maupun di lingkungan Kejaksaan sendiri

3. Melakukan dan memberikan penyuluhan hukum ke daerah-daerah untuk membimbing masyarakat taat hukum

1.4.2 Standarisasi Kegiatan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

Untuk mempermudah Kejati Jabar dalam menjalankan tugas dan fungsinya dibutlah Standarisasi Kegiatan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat yaitu :

1. Pelayanan terhadap pencari berita, baik media cetak maupun media elektronik dan pelayanan pengaduaan masyarakat / LSM

2. Penyiapan bahan laporan pelaksanaan rencana dan program kerja, serta laporan pelaksanaanya

(26)

26

4. Pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data dari Kejaksaan Negeri di wilayah hukum Kejaksaan Tinggi yang bersangkutan untuk kegiatan publikasi serta pembinaan hubungan masyarakat

5. Pelaksanaan pembinaan kerjasama dengan instansi terkait dan organisasi sosial kemasyarakatan dalam rangka program penerangan hukum dam pembinaan kesadaran hukum masyarakat

6. Pelaksanaan pendokumentaisan, pendistribusian dan pelaksanaan tugas 7. Pengolaan PKL

Adalah kegiatan mulai dari perencanaan, waktu penerimaan, pembinaan, evaluasi dan kegiatan lainnya hingga publikasi di media massa diperlukan. Tujuan : Untuk meningkatkan pembinaan terhadap Siswa Praktek Kerja Lapangan atau magang dalam rangka meningkatkan keterampilan dan wawasan bagi yang bersangkutan

8. Penyelenggaraan Upacara (Protokoler)

Adalah kegiatan tata cara upacara yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan upacara. Tujuan : Untuk meningkatkan keterampilan dam pembinaan dalam penyelenggaraan upacara, berdasarkan tata upacara dan pedoman yang berlaku

9. Penerimaan Tamu

Adalah tata cara termasuk isi dari cara penyampaian informasi dalam menerima tamu Kejati. Tujuan : Untuk memberikan pemahaman yang dapat memberikan informasi kepada Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

(27)

27

Adalah kegiatan yang dikembangkan oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Barat untuk mengumpulkan berbagai informasi yang berkaitan dengan lembaga Kejaksaan dengan cara menggunting atau menyimpan dari berbagai media kemudian mengelompokkan informasi tersebut berdasarkan tingkat kepentingannya.

1.5 Job Deskription Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

Struktur organisasi kejaksaan tinggi terdapat dalam keputusan presiden RI Nomor : 86 tahun 1999 tentang susunan organisasi dan tata kerja kejaksaan R.I yang pelaksanaannya di tetapkan dalam keputusan jaksa agung RI No. Kep-115/JA/10/1999 tentang susunan organisasi dan tata kerja kejaksaan RI serta penyempurnaannya dengan Kep-225/JA/05/2003 dan Kep-558/A/JA/12/2003 yang mengatur sistem kinerja jaksa agung muda di jajaran kejaksaan.

Dalam pengelolaan sebuah lembaga hukum Kejaksaan Tinggi Jawa Barat memiliki satu (1) Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dan enam (6) Asisten yang memiliki fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-beda.

Sususan Organisasi Kejaksaan Tinggi Pasal 503

Kerjaksaan Tinggi Terdiri dari : a. Kepala Kejaksaan Tinggi

(28)

28

c. Asisten Pembina d. Asisten Intelijen

e. Asisten Tindak Pidana Umum f. Asisten Tindak Pidana Khusus

g. Asisten Perdata dan Tata Usaha Negara h. Asisten Pengawasan

i. Bagian Tata Usaha

Pasal 504

Kepala Kejaksaan Tinggi mempunyai tugas :

a. Memimpin dan mengendalikan Kejaksaan Tinggi dalam melaksanakan tugas, wewenang dan fungsi Kejaksaan, melaksanakan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh jaksa Agung serta membina aparatur Kejaksaan di daerah hukum Kejaksaan Tinggi agar berdaya guna dan berhasil guna;

b. Mengendalikan kebijakan pelaksana penegak hukum dan keadilan baik preventif maupun represif dan tindakan hukum lain;

c. Melakukan penyelidikan, penyidikan, prepenuntutan, pemeriksaan tambahan, penuntutan, eksekusi dan tindakan hukum lain;

d. Mengkoordinasi penenganan perkara pidana tertentu dengan instansi terkait meliputi penyelidikan dan penyidikan serta melaksanakan tugas-tugas yustisial lain;

(29)

29

yang dapat menggangu ketertiban umum. Penyalahgunaan dan penodaan agama serta pengawasan aliran kepercayaan yang dpat membahayakan ketertiban masyarakat dan Negara;

f. Melakukan tindakan hukum di bidang perdata dan tata usaha Negara, mewakili pemerintahan dan Negara di dalam dan diluar pengadilan sebagai usaha menyelamatkan kekayaan Negara;

g. Membina dan melakukan kerjasama dengan instansi pemerintahan dan organisasi lain di daerah hukumnya untuk memecahkan masalah yang timbul terutama yang menyangkut tanggung jawab;

h. Memberikan perijinan sesuai dengan bidang tugasnya dan melaksanakan tugas-tugas lain.

Pasal 505

Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi mempunyai tugas :

a. Membantu Kepala Kejaksaan Tinggi dalam membina dan mengembangkan organisasi dan administrasi sehari-hari serta tugas-tugas teknis operasional lainnya agar lebih berdaya guna dan berhasil guna; b. Membantu Kepala Kejaksaan Tinggi dalam mengkoordinasikan

pelaksanaan tugas para Asisten, Kepala Bagian Tata Usaha dan Kejaksaan Negeri di daerah hukumnya;

c. Mewakili Kepala Kejaksaan Tinggi dalam hal Kepala Kejaksaan Tinggi berhalangan;

(30)

30

Asisten Pembinaan Pasal 506

Asisten Pembinaan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan atas manajemen, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana, pengelolaan pegawai, keuangan, perlengkapan, organisasi dan tatalaksana, pengelolaan atas milik Negara yang menjadi tanggung jawabnya serta memberikan dukungan pelayanan teknis dan administrasi bagi seluruh satuan kerja di lingkungan Kejaksaan Tinggi yang bersangkutan dalam rangka memperlancar pelaksanaan tugas.

Pasal 508

Asisten Pembina terdiri dari : a. Subbagian Kepegawaian

b. Subbagian Keuangan c. Subbagian Umum d. Subbagian Perpuatakaan

Pasal 509

Subbagian Kepegawaian mempunyai tugas melakukan pembinaan dan urusan kepegawain di daerah hukum Kejaksaan Tinggi yang bersangkutan.

Pasal 513

Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan pengelolaan dan pengurusan keuangan Kejaksaan Tinggi yang bersangkutan.

(31)

31

Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan kerumahtanggaan dan perlengkapan Kejaksaan Tinggi yang bersangkutan.

Pasal 521

Subbagian perpustakaan mempunyai tugas melakukan urusan kepustakaan dan dokumentasi hukum.

Asisten Intelijen Pasal 525

Asisten Intelijen mempunyai tugas melaksanakan kegiatan intelijen yustisial di bidang ideology, politik, ekonomi, sosial budaya, untuk mendukung kebijaksanaan penegakan hukum dan keadilan baik preventif maupun represif, pelaksanaan keamanan dan ketertiban umum serta pengamanan pembangunan dan hasil-hasilnya di daerah hukum Kejaksaan Tinggi yang bersangkutan.

Pasal 527

Asisten Intelijen terdiri dari : a. Seksi Sosial dan Politik

b. Seksi Ekonomi dan Moneter c. Seksi Produksi dan Sarana Intelijen

d. Seksi Penerangan Hukum dan Hubungan Masyarakat Pasal 528

(32)

32

gangguan serta mendukung kebijakan penegakan hukum dan keadilan baik preventif maupun represif serta penerangan hukum dan masalah lain di bidang sisial dan politik.

Pasal 532

Seksi Sosial Ekonomi dan Moneter mempunyai tugas melakukan kegiatan dan operasi intelijen di bidang ekonomi dan keuangan untuk menanggulangi hambatan, tantangan dan gangguan serta mendukung kebijaksanaan penegakan hukum dan keadilan baik preventif maupun represif.

Pasal 536

Seksi produksi dan Sarana Intelijen mempunyai tugas melakukan kegiatan di bidang produksi dan sarana intelijen untuk mendukung kegiatan dan operasi intelijen yustisial.

Pasal 540

Seksi Penerangan Hukum dan Hubungan Mayarakat mempunyai tugas melakukan kegiatan di bidang penerangan hukum dan hubungan masyarakat untuk mendukung kegiatan dan operasi Intelijen yustisial.

Asisten Tindak Pidana Umum Pasal 544

(33)

33

Pasal 546

Asisten Tidak Pidana Umum terdiri dari : a. Seksi Prapenuntutan

b. Seksi Penuntutan

c. Seksi Upaya Hukum, Eksekusi dan Eksaminasi. Pasal 547

Seksi Prapenuntutan mempunyai tugas melakukan pemberian bimbingan, pengendalian dan pemberian petunjuk mengenai penerimaan pemberitahuan penyidikan, penghentian, penyidikan, hasil penyidikan serta penerimaan tanggung jawab atas tersangka dan barang bukti / sitaan, pengadministrasian dan pendokumentasiannya.

Pasal 551

Seksi penuntutan mempunyai tugas melakukan penuntutan terhadap perkara tindak pidana umum hasil penyidikan penyidik serta pengadministrasian dan pendokumentasian.

Pasal 555

Seksi Upaya Hukum, Eksekusi dan Eksamasi mempunyai tugas melakukan urusan administrasi dan perlawanan banding kasasi, peninjuan kembali dan grasi serta pelaksanaan penetapan dan putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, baik eksaminasi maupun perkara tertentu.

(34)

34

Asisten Tindak Pidana Khusus mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kejaksaan di bidang yustisial yang menyangkut tindak pidana khusus di darah hukum Kejaksaan Tinggi yang bersangkutan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Pemerintah dan Jaksa Agung / Kepala Kejaksaan Tinggi.

Pasal 561

Asisten Tidak Pidana Khusus terdiri dari : a. Seksi Penyidikan

b. Seksi Penuntutan

c. Seksi Upaya Hukum, Eksekusi dan Eksaminasi Pasal 562

Seksi Penyidikan mempunyai tugas melakukan urusan penyidikan tindak pidana khusus serta penyiapan bahan, pembuatan telaahan dan pemberian bimbingan teknis terhadap kegiatan penyidikan tindak pidana khusus yang dilakukan Kejaksaan Negeri dalam daerah hukumnya.

Pasal 566

Seksi penuntutan mempunyai tugas melakukan urusan penuntutan perkara tindak pidana khusus serta pengadministrasian dan pendokumentasian.

Pasal 570

(35)

35

Asisten Perdata dan Tata Usaha Negara Pasal 574

Asisten Perdata dan Tata Usaha Negara mempunyai tugas melaksanakan dan tau mengendalikan penegakan, bantuan, pertimbangan dan pelayanan hukum dan tindakan hukum lain kepada Negara, pemerintah dan masyarakat dibidang perdata, tata usaha Negara, pemulihan dan perlindungan hak di daerah hukum kejaksaan Tinggi yang bersangkutan.

Pasal 576

Asisten Perdata dan Tata Usaha Negara terdiri dari : a. Seksi Perdata

b. Seksi Tata Usaha Negara

c. Seksi Pemulihan dan Perlindungan Hak Pasal 577

Seksi Perdata mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengendalian dan atau pelaksanaan penegakan, bantuan, pertimbangan dan pelayanan hukum serta tindakan hokum lainnya di bidang perdata.

Pasal 581

Seksi Tata Usaha Negara mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengendalian dan penegakan, bantuan, pertimbangan dan pelayanan hukum serta tindakan hukum lainnya di bidang tata usaha negara.

Pasal 585

(36)

36

pertimbagan serta tindakan hukum lainya di bidang pemulihan dan perlindungan hak.

Asisten Pengawasan Pasal 589

Asisten Pengawasan mempunyai tugas melaksanakan pengendalian dan atau pengawasan atas pelaksanaan tugas rutin dan pembangunan semua unsur Kejaksaan baik pada Kejaksaan Tinggi, kejaksaan Negeri maupun Cabang Kejaksaan negeri di daerah hukum Kejaksaan Tinggi yang bersangkutan.

Pasal 591

Asisten Pengawasan membawahkan : a. Pemeriksa Kepegawaian dan Tugas Umum

b. Pemeriksa Keuangan, Perlengkapan dan Proyek Pembangunan c. Pemeriksa Intelijen

d. Pemeriksa Tindak Pidana Umum

e. Pemeriksa Tindak Pidana Khusus, Perdata dan Tata Usaha Negara Pasal 592

Pemerikasa kepegawaian dan Tugas Umum mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengendalian dan pengawasan di bidang kepegawaian dan tugas umum pada Kejaksaan Tinggi, Kejaksaan Negeri dan Cabang Kejaksaan Negeri di daerah hukum Kejaksaan Tinggi yang bersangkutan.

Pasal 596

(37)

37

keuagan, perlengkapan dan proyek pembangunan pada Kejaksaan Tinggi, Kejaksaan Negeri dan Cabang Kejaksaan Tinggi yang bersangkutan.

Pasal 600

Pemeriksa Intelijen mempunyai tugas menyiapkan bahan pengendalian dan pengawasan di bidang intelijen pada Kejaksaan Negeri dan Cabang Kejaksaan Negeri di daerah hukum Kejaksaan Tinggi yang bersangkutan.

Pasal 604

Pemeriksa Tindak Pidana Umum mempunyai tugas melakukan bahan pengendalian dan pengawasan di bidang Tindak Pidana Umum pada Kejaksaan Tinggi, Kejaksaan Negeri dan Cabang Kejaksaan Negeri di daerah hukum Kejaksaan Tinggi yang bersangkutan.

Pasal 608

Pemeriksa Tindak Pidana Khusus, Perdata dan Tata Usaha Negara mempunyai tugas menyiapkan bahan pengendalian dan pengawasan di bidang tindak pidana khusus, perdata dan tata usaha Negara pada Kejaksaan Tinggi, Kejaksaan Negeri dan Cabang Kejaksaan Negeri di daerah hukum Kejaksaan Tinggi yang bersangkutan.

Bagian Tata Usaha Pasal 612

(38)

38

1.6 Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana yang dimiliki kantor Kejaksaan Tinggi Jabar adalah sebagai berikut :

1. Kendara Tahanan

Kendaraan tahanan Roda 6 merk Toyota Dyna Rhino 1 (satu) unit. 2. Kendaraan Operasional

Kendaraan Operasional Roda 4 merk Toyota Innova 7 (tujuh) unit 3. Komputer

Personal Komputer 15 (lima belas) unit 4. Proyektor sebanyak 3 (tiga) unit

5. Portable Wireless Amplifier sebanyak 1(satu) unit 6. IP-PABX VOIP Sistem Siemen sebanyak 1 (satu) paket 7. Video Conference Sistem Sony sebanyak 1 (satu) paket 8. Mobiler

a. Meja Biro sebanyak 120 (seratus dua puluh) buah b. Lemari Kayu sebanyak 60 (enam puluh) buah c. Meja Rapat sebanyak 8 (delapan) set

d. Meja ½ Biro sebanyak 290 (dua ratus Sembilan puluh) buah e. Rak Kayu sebanyak 96 (sembilah puluh enam) buah f. Sofa sebanyak 21 (dua puluh satu) set

(39)

39

i. Tempat Tidur sebanyak 1 (satu) buah j. Lemari Pakaian sebanyak 1 (satu) buah k. Meja Baca sebanyak 3 (tiga) buah l. Meja Makan sebanyak 1 (satu) buah m. Bufet sebanyak 2 (dua) buah

n. Rak Surat sebanyak 1 (satu) buah 9. AC

AC 1 PK sebanyak 20 (dua puluh) buah AC 3 PK sebanyak 2 (dua) buah

10.PABX sebanyak 1 (satu) set 11.Panaboard sebanyak 1 (satu) buah 12.Pompa Air sebanyak 6 (enam) buah 13.Penangkal Petir sebanyak 6 (enam) buah

14.Pemadam Kebakaran sebanyak 24 (dua puluh empat) buah 15.Filling Cabinet sebanyak 154 (seratus lima puluh empat) buah 16.Mesin TIK Manual sebanyak 23 (dua puluh tiga) buah

17.Brankas sebanyak 11 (sebelas) buah 18.Whiteboard sebanyak 1 (satu) buah

(40)

40

24.Kursi Hadap sebanyak 170 (seratus tujuh puluh) buah 25.Kursi Direktur sebanyak 8 (delapan) buah

26.Ordner Plastik sebanyak 2.500 (dua ribu lima ratus) buah 27.Dosir Kepegawaian sebanyak 300 (tiga ratus) buah.

1.7 Lokasi dan Waktu PKL

1.7.1 Lokasi Pelaksanaan PKL

Kegiatan PKL dilaksanakan pada Division Comunication Kejaksaan Tinggi Jawa Barat yang beralamat di Jalan R.E Martadinata No. 54 Telp. 4205377-4204202 Bandung 40114. Penulis, sebagai Mahasiswa Fisip UNIKOM bidang kajian Ilmu Komunikasi Humas memilih Kejaksaan Tinggi Jawa Barat sebagai tempat untuk melakukan PKL, hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa Kejaksaan Tinggi Jawa Barat merupakan Lembaga Pemerintahan yang memiliki reputasi baik dimata publik, terutama masyarakat kota Bandung.

1.7.2 Waktu Pelaksanaan PKL

(41)

22

[image:41.791.111.704.116.499.2]

1.3 Struktur Organisasi Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

Gambar 1.3 : Struktur Organisasi Kejati Jabar

Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

W. Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

Kabag Tata Usaha

Asisten Pembinaan Kasubag Kepegawaian Kasubag Keuangan Kasubag Umum Kasubag Perpustakaan Asisten Intelijen Kasi Sosial Politik Kasi Ekonomi & Moneter Kasi Prodsarin Kasi Penkum Humas Asisten Pidana Umum Kasi Pra Penuntutan Kasi Penuntutan Kasi Upaya Hukum & Ekseminasi Asisten Pidana Khusus Kasi Penyidikan Kasi Penuntutan Kasi Upaya Hukum & Ekseminasi Asisten Datun Kasi Perdata

Kasi Tata Usaha Negara Kasi Pemulihan dan Perlindungan Hak Asisten pengawasan Pemeriksa Kepegawaian & Tugas Umum

Pemeriksa Keuangan Perlengkapan Proyek &

Pembangunan

Pemeriksa Intelijen

Asisten Tindak Pidana Umum

(42)

41

BAB II

PELAKSANAAN PKL

2.1 Kegiatan PKL

Aktivitas atau kegiatan PKL yang dilaksanakan penulis selama 25 hari terhitung dari 05 Juli 2010 05 Agustus 2010 di Kantor Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Jln. RE. Martadinata No. 54, Bandung tepatnya di bagian Humas dengan waktu kerja setiap hari Senin Jumat, pukul 08.00 16.00 WIB. Kegiatan selama PKL disesuaikan dari pengarahan yang diberikan pembimbing yang kemudian menjadi tugas dan tanggung jawab penulis untuk melaksanakannya.

Cakupan kegiatan selama PKL antara lain membuat keliping pers dari surat kabar harian lokal, mendistribusikan hasil keliping pers ke ruang asisten intelijen, mencatat surat masuk ke dalam agenda tahunan Penkum, memasukan surat dinas masuk ke dalam arsip tahunan Penkum, mengecek surat masuk Penkum di agenda tahunan, mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan Kejaksaan Tinggi Jawa Barat.

Berikut kegiatan harian yang dilakukan :

No Hari/Tgl Kegiatan

Sifat

Rutin Insidentil

1 Senin 05/07/2010

Pengarahan dari pembimbing dan perkenalan dengan praktisi Humas dan beberapa karyawan.

(43)

42

2 Rabu

07/07/2010 Mengkliping surat kabar dari harian lokal.

3 Kamis

08/07/2010 Mengkliping surat kabar dari harian lokal.

4 Jumat

09/07/2010 Mengkliping surat kabar dari harian lokal.

Mencatat surat dinas masuk ke dalam agenda tahunan penkum.

5 Senin

12/07/2010 Mengkliping surat kabar dari harian lokal.

Mencatat surat dinas masuk ke dalam agenda tahunan penkum.

6 Selasa 13/07/2010

Mendistribusikan hasil keliping pers ke ruang asisten intelijen.

7 Rabu

14/07/2010 Mengkliping surat kabar dari harian lokal.

Memasukan surat dinas masuk ke dalam arsip tahunan Penkum.

8 Kamis

15/07/2010 Mengkliping surat kabar dari harian lokal.

9 Jumat 16/07/2010

Memasukan dan memindahkan surat masuk Penkum dan Humas ke dalam arsip tahunan.

(44)

43

10 Senin

19/07/2010 Mengkliping surat kabar dari harian lokal.

Mengantar surat kebagian Sospol dan Asisten Intelijen.

Mendata surat masuk Penkum di agenda tahunan.

11 Selasa

20/07/2010 Mengkliping surat kabar dari harian lokal.

Mencatat surat dinas masuk ke dalam agenda tahunan penkum.

12 Rabu

21/07/2010 Mengkliping surat kabar dari harian lokal.

13 Kamis 22/07/2010

Mendokumentasikan acara ulang tahun Kejaksaan Tingi Jawa Barat yang ke-50. 14 Jumat

23/07/2010

Mendistribusikan hasil keliping pers ke ruang asisten intelijen.

15 Senin

26/07/2010 Mengkliping surat kabar dari harian lokal.

Mendistribusikan hasil keliping pers ke ruang asisten intelijen.

Mengikuti proses dialog antara pihak Kejati Jabar dengan massa pendemo GMBI 16 Selasa

27/07/2010 Mengkliping surat kabar dari harian lokal.

(45)

44

17 Kamis

29/07/2010 Mengkliping surat kabar dari harian lokal.

Mendistribusikan hasil keliping pers ke ruang asisten intelijen.

18 Jumat

30/07/2010 Mengkliping surat kabar dari harian lokal.

Mendistribusikan hasil keliping pers ke ruang asisten intelijen.

Mencatat surat dinas masuk ke dalam agenda tahunan penkum.

19 Senin

02/08/2010 Mengkliping surat kabar dari harian lokal.

Mendistribusikan hasil keliping pers ke ruang asisten intelijen.

Mencatat surat dinas masuk ke dalam agenda tahunan penkum.

20 Selasa

03/08/2010 Mengkliping surat kabar dari harian lokal.

21 Rabu

04/08/2010 Mengkliping surat kabar dari harian lokal.

22 Kamis 05/08/2010

[image:45.611.132.513.76.640.2]

Mendistribusikan hasil keliping pers ke ruang asisten intelijen.

(46)

45

2.2 Deskripsi Kegiatan Selama PKL

2.2.1 Deskripsi Kegiatan Rutin Selama PKL

Kegiatan rutin yang dilakukan selama Praktek Kerja Lapangan di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, antara lain sebagai berikut :

Mengkliping dan Dokumentasi Surat Kabar Harian Lokal

Kliping merupakan satu bentuk kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang perusahaan berdasarkan pandangan para jurnalis. Biasanya kliping dikumpulkan dari media cetak seperti Koran, tabloid, atau majalah.

Fungsi kliping adalah sebagai acuan bagi para top management dalam mengambil keputusan atau menentukan kebijakan yang menyangkut publik utama organisasi. Selain itu, kita dapat mengetahui bagaimana pihak media memandang kinerja perusahaan kita dan sekaligus ukuran opini public terhadap perusahaan.

Selama PKL aktivitas rutin yang lakukan oleh Penulis di setiap harinya adalah Mengkliping dan Dokumentasi surat kabar harian lokal. Pembutan kliping

ini berupa berita mengenai masalah-masalah yang ditangani Kejaksaan. Demi kemudahan dalam pencarian arsip, maka selayaknya berita yang memang

(47)

46

ditangani. Proses kegiatan pengklipingan bersumber dari surat kabar dari berbagai media cetak diantaranya adalah :

1. Kompas 2. Pikiran Rakyat 3. Republika 4. Tribun Jabar

Cara pendokumentasian berita berdasarkan urutan Media cetak Hari Tanggal Bulan Tahun Judul Halaman Kolom.

Dokumentasi dan kliping merupakan salah satu kegiatan yang berkaitan dengan menelaah, menganalisis dan kemudian mengevaluasi perkembangan dari kemajuan Instansi, aktivitas dan program acara tertentu. Dokumentasi adalah kegiatan menghimpun, mengelola, meyeleksi dan menganalisis kemudian mengevaluasi seluruh data, informasi dan dokumen tentang suatu kegiatan atau peristiwa tertentu. Sedangkan bentuk keliping adalah kegiatan memilih, menggunting dan menyimpan. (Ruslan, 2003:207).

Mengkliping dan mendokumentasi surat kabar ini berupa berita atau kegiatan masalah-maslah yang sedang ditangani Kejaksaan yang muncul pada berbagai media cetak. Pelaksanaan kegiatan ini terhitung setiap hari, dimana media cetak itu terbit maka secepat mungkin untuk dikeliping, mendokumtasikannya dan membuat resume dari hasil keliping tersebut.

(48)

47

berbagai informasi yang berkaitan dengan Kejaksaan (lembaga pemerintahan) dengan cara membaca, menggunting, atau atau menyimpan dari berbagai media kemudian mengelompokan informasi tersebut berdasarkan tingkat kepentingannya. Dengan maksud untuk menyeragamkan penyusunan keliping di setiap unit kerja yang menerbitkan keliping berita dan membuat resume atau ringkasan berita yang perlu diketahui oleh Kejaksaan.

Dalam hal ini Kejaksaan Tinggi Jawa Barat melakukan pengkelipingan surat kabar harian lokal supaya untuk mengetahui perkembangan yang terjadi di masyarakat atau khalayak setiap saat dengan cara memantau melalui berbagai media massa yang ditunjukan sebagai acuan tentang seputar Kejaksaan Tinggi Jawa Barat. Selain itu, fungsi dari pengkelipingan yaitu didokumentasikan agar apabila terjadi kejadian di masyarakat yang menimbulkan citra negatif, Kejaksaan Tinggi Jawa Barat bisa dengan segera merubah citra negatif menjadi citra positif.

(49)

48

(50)

49

(51)

50

Administratif

Administratif merupakan hal yang berkaitan dengan administrasi. Administrasi merupakan kegiatan dalam usaha yang mencakup penetapan tujuan serta penepatan cara penyelenggaraan pembinaan organisasi.

Administrasi berasal dari Bahasa Belanda, "Administratie" yang merupakan pengertian Administrasi dalam arti sempit, yaitu sebagai kegiatan tata usaha kantor (catat-mencatat, mengetik, menggandakan, dan sebagainya). Kegiatan ini dalam bahasa Inggris disebut : Clerical works (FX.Soedjadi, 1989).

Administrasi dalam arti luas, berasal dari Bahasa Inggris "Administration" yaitu proses kerjasama antara dua orang atau lebih berdasarkan rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan (S.P. Siagian, 1973).

Berdasarkan hal tersebut diatas, administrasi ialah proses penyelenggaraan kerja yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Administrasi, baik dalam pengertian luas maupun sempit di dalam penyelenggaraannya diwujudkan melalui fungsi-fungsi manajemen, yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

(52)

51

hari dilakukan oleh Staf Karyawan yang ada di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat khususnya di bagian Penkum Humas dimana penulis melaksanakan PKL.

Kegiatan Administrasi ini dilakukan untuk lebih mengefektifkan dan mengoptimalisasikan bentuk-bentuk kerjasama dalam upaya membantu kinerja kelangsungan Penkum Humas. Selain itu kegiatan administrasi ini dilakukan untuk mengoptimalkan setiap keterampilan, kemampuan dan kecakapan yang dimiliki setiap kinerja agar lebih efektif dan efisien dalam mewujudkan tujuan bersama (organisasi) dan atau tujuan individu.

Pelaksanaan kegiatan administratif pada PKL adalah upaya membantu kinerja kelangsungan Penkum Humas. Dimana kita sebagai bagian dari Kehumasan Kejaksaan Tinggi Senantiasa ikut serta dalam tugas yang ada. Kegiatan administratif yang dilakukan seperti ;

a. Mencatat surat dinas masuk ke dalam agenda tahunan penkum

b. Mendata surat-surat baik surat masuk maupun surat yang keluar dalam arsip map yang telah disediakan

c. Membantu kebutuhan karyawan seperti mengetik.

Membantu Melayani Tamu

(53)

52

mana, hendak ke mana dan untuk keperluan apa dia berkunjung. Setiap tamu yang datang dilayani dengan sebaik mungkin dan diberikan tanda pengenal. Dengan melayani tamu sebaik mungkin dapat mengeratkan hubungan baik antara pengunjung yang datang untuk bertamu dan Kejaksaan Tinggi Jawa Barat.

Distribusi Data

Kegiatan ini mengenai pendistribusian hasil data yang telah di dokumentasikan, maka hasil kliping berita di distribusikan ke rungan Asisten Intelijen untuk di tanda tangani.

2.2.2 Deskripsi Kegiatan Insidentil Selama PKL

Kegiatan insidentil yang dilakukan selama Praktek Kerja Lapangan di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, antara lain sebagai berikut :

Dokumentasi Kegiatan Acara Ulang Tahun Kejaksaan Tinggi Jawa Barat yang Ke-50.

(54)

53

yang sudah berlalu. Dokumen ini bisa berupa tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. (Guba dan Lincoln 1981:228)

Sehubungan dengan memeriahkan hari jadi Kejaksaan Tinggi Jawa Barat yang Ke-50, yang diselenggarakan pada tanggal 22 Juli 2010 di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dan dihadiri oleh Kejari Bandung, Kejari Sukabumi, Kejari Kuningan, Kejari Indramayu, Kejari Cianjur, Kejari Sumber, Kejari Garut, Kejari Ciamis, Kejari Tasikmalaya, Kejari Sumedang, Kejari Bale Bandung, Kejari Banjar, Kejari Subang, Kejari Karawang, Kejari Cirebon, Kejari Purwakarta. Kegiatan ini mengadakan berbagai macam acara diantaranya Perlombaan olahraga serta pemberian hadiah kepada pemenang dari perlombaan tersebut. Kegiatan dokumentasi ini dilakukan hanya sekali saja saat melakukan kerja praktek di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat.

Mengikuti Proses Dialog Antara Pihak Kejati Jabar dengan Massa Pendemo GMBI (Gerakan Masyarakan Bawah Indonesia)

(55)

54

pengadilan. Mereka mencontohkan kasus koruspi seperti temuan BPK yang terkait kebocoran Laporan keuangan pemerintah daerah pada 2007 di 24 kabupaten dan kota, kasus proyek stadion Jalak Harupat, dan kasus dinas pekerjaan umum Kota Bekasi. Setelah berorasi, mereka kemudian menuju Kejati Jabar dengan berjalan kaki. Aksi jalan kaki ini dijaga ketat polisi. Polisi melakukan pagar betis untuk membaut jarak antara massa demonstran dan pengendara lalu lintas. Sehingga meski ada aksi jalan kaki, arus lalu lintas tak tersendat.

2.3 Deskripsi Tentang Humas

Pada Hakekatnya Humas adalah kegiatan komunikasi, kendati agak lain dengan kegiatan komunikasi lainnya, karena ciri hakiki dari komunikasi humas adalah two ways communications (komunikasi dua arah / timbal balik). Arus komunikasi timbal balik ini yang harus dilakukan dalam kegiatan humas, sehingga tercipta umpan balik yang merupakan prinsip pokok dalam humas (Rachmandi, 1994:7).

(56)

55

goodwill (kamauan baik) publiknya serta memperoleh opini public yang menguntungkan.

Humas merupakan suatu bentuk usaha untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara suatu lembaga atau organisasi dengan pihak masyarakat melalui suatu proses komunikasi timbal balik, hubungan yang harmonis, saling mempercayai dan menciptakan citra yang positif. (Ruslan, 2002:8)

Essensi Humas menurut Onong Uchyana Effendy, yang disebutnya sebagai ciri-ciri atau karakteristik Humas :

- Humas adalah kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi yang berlangsung dua arah secara timbal balik.

- Humas merupakan penunjang tercapainya tujuan ditetapkannya oleh manajemen suatu organisasi.

- Publik yang menjadi sasaran kegitan Humas adalah publik intern dan ekstern.

- Oprasionalisasi Humas adalah membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik dan mencegah terjadinya rintangan psikologis, baik yang timbul dari pihak organisasi maupun dari pihak publik. (Yuliantia, 2000:38)

Fungsi Humas menurut Cultip & Center and Canfield Ruslan Rosady dalam bukunya Manajemen PR dan Media Komunikasi , fungsi humas yaitu :

(57)

56

2. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi denga publiknya yang merupakan khalayak sasaran.

3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, perserpsi, dan tanggapan masyarakat terhadap organiasasi yang diwakilinya atau sebaliknya.

4. Melayani keinginan publik dan memberikan sumbangan saran kepada pemimpin organisasi demi tujuan dan manfaat bersama. 5. menciptakan komunikasi dua arah atau timbal balik, dan mengatur

arus informasi, publikasi serta pesan dari organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak. (2006 : 19).

Sedangkan tujuan Humas adalah menciptakan dan memelihara saling pengertian, maksudnya adalah untuk memastikan bahwa organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihka-pihak lain yang turut berkepentingan. Dengan adanya kata saling , maka itu berarti organisasi juga harus memahami setiap kelompok atau individu yang terlibat dengan khalayak atau publik.

(58)

57

2.4 Analisis Kegiatan Selama PKL

Sebagaimana dengan keilmuan ilmu komunikasi konsentrasi humas. Kegiatan Kerja Praktek yang dilakukan oleh Penulis di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat ditempatkan pada bagian Penkum Humas. Keberadaan humas di sebuah perusahaan mempunyai tujuan yaitu sebagai upaya menciptakan saling pengertian antara perusahaan dan publiknya. Melalui kegiatan komunikasi diharapkan terjadi kondisi kecukupan informasi antara perusahaan dan publiknya. Kecukupan informasi ini merupakan dasar untuk mencegah kesalahan persepsi. Selain itu Humas juga memiliki fungsi Manajamen dimana Humas menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga atau organisasi dengan publiknya, baik internal maupun ekternal, serta kerjasama suatu organisasi / perusahaan dengan publiknya dan ikut terlibat dalm menagani masalah-masalah datau isu-isu manajemen. Hal ini merupakan unsur yang sangat penting dalam manajemen dalam pencapain tujuan organisasi.

Berdasarkan hal diatas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa tujuan aktivitas Humas yang dijalankan organisasi adalah membangun pemahaman publik terhadap organisasi sehingga dapat terbangun hubungan yang baik antara organisasi dengan publiknya dan terpelihara pulalah citra organisasi tersebut.

(59)

58

yang terbagi menjadi tiga macam yaitu berkaitan dengan Komunikasi, Media dan Penyuluhan Kesadaran Hukum.

- Komunikasi

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok / organisasi itu selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan bawahan / karyawan.

Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Kerja sama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial / kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan.

(60)

59

komunikasi dalam Humas, sentral dan mempunyai peranan penting dalam pencapain tujuan yang telah ditentukan.

Dewasa ini teknologi berkembang begitu pesat, maka interaksi antara anggota masyarakat semakin meningkat jangkauannya dan bertambah luas. Maka komunikasi tatap muka dan melalui media massa sekarang ini lebih dipakai secara terpadu guna mencapai tingkat efektivitas yang lebih tinggi. Organisasi modern memiliki struktur yang kompleks dari berbagai ragam kegiatan khusus. Hanya dengan komunikasilah kegiatan-kegiatan itu dapat diatur dan dipersatukan untuk mencapai tujuan.

Memperhatikan pentingnya peranan komunikasi itu dalam pelaksanaan fungsi Humas dalam organisasi secara keseluruhan, maka komunikasi bertindak yaitu berinteraksi dan mempengaruhi seluruhnya. Komunikasi diperlukan untuk membuat organisasi bersatu dan berfungsi. Maka komunikasi adalah tanggung jawab dari setiap orang. Aliran melalui organisasi hanya bisa efektif, jika aliran antara pribadi-pribadi yang membangun organisasi itu juga efektif.

- Media

(61)

60

Media komunikasi yang penting digunakan humas adalah dalam kemitraannya dengan media pers (cetak atau elektronik). Dimana Humas di Kejati Jabar mempunyai tugas melakukan penyiapan dan pemantauan berita-berita serta menampung aspirasi dan pendapat umum mengenai masalah dalam masyarakat yang berkaitan dengan Kejaksaan dan pelaksanaan hubungan dengan lembaga legislatif di daerah, instansi pemerintah, mass media dan masyarakat.

Penting sekali dalam sebuah kegiatan Humas di Kejati Jabar menjalin hubungan pers atau Media Relation yang baik dengan para pemimpin dan reporter / wartawan surat kabar, majalah, radio dan televisi. Perlakuan yang berdasarkan like dan dislike dalam memberikan keterangan dapat menimbulkan adanya berita-berita / tulis-tulisan yang tidak akurat, bahkan berita-berita yang tidak benar tentang organisasi / perusahaan itu, yang mungkin dapat membawa kerugian.

(62)

61

- Penyuluhan Kesadaran Hukum

Salah satu Tugas Humas Kejati Jabar Yaitu Melakukan dan memberikan penyuluhan hukum ke daerah-daerah untuk membimbing masyarakat taat hukum. Penyuluhan hukum merupakan salah satu instrument pembangunan yang sangat penting dan menjadi prasyarat untuk menumbuhkan kesadaran, perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam rangka penegakan hukum suatu negara demokrasi yang tertib hukum. Namun disisi lain perlu juga disadari bahwa upaya untuk menciptakan kesadaran hukum bukan suatu hal yang sederhana, sebab hukum sebagai suatu produk sosial yang tidak nyata (intangible product) tidak semudah memasarkan sama dengan produk-produk nyata (tangible product) yang bisa digunakan dan dinikmati hasilnya dalam waktu yang relatif singkat. Untuk itu format perencanaan komunikasi yang selama ini banyak dikaji dan dikembangkan oleh studi komunikasi pembangunan dapat diaplikasikan dalam penyuluhan hukum bagi masyarakat yang buta atau kurang memahami tentang hukum.

(63)

62

adalah pendekatan secara manusiawi dan kemasyarakatan dan bukan pendekatan secara teknis hukum.

Usaha peningkatan tingkat kesadaran hukum masyarakat untuk mentaati hukum dan menghormati hak azasi sesamanya diusahakan pula melalui penyuluhan hukum. Pada hakekatnya kegiatan ini tidak semata-mata ditujukan kepada warga masyarakat di daerah, melainkan juga ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat, tidak terkecuali aparat penegak hukum sendiri agar dalam melaksanakan tugasnya selalu menjunjung tinggi harkat dan martabat masyarakat. Berbagai kegiatan penyuluhan hukum yang telah dilaksanakan, diantaranya penerangan tentang fungsi dan tugas pengadilan melalui brosur-brosur yang disebarluaskan ke daerah-daerah, penyuluhan pada masyarakat dalam bentuk ceramah, wawancara, di TV/RRI, radio swasta, tempat-tempat umum dan publikasi media cetak lainnya.

Dalam kegiatan Penyuluhan / Penerangan Hukum Program Pembinaan Masyarakat Taat Hukum (BINMATKUM) antusias masyarakat sangat besar. Bahkan masyarakat juga mengharapkan agar pelaksanaan Penyuluhan / Penerangan Hukum dalam lingkungannya dapat diulangi kembali. Dari hasil pengamatan dan evaluasi penyelenggaraan Penyuluhan / Penerangan Hukum Program Pembinaan Masyarakat Taat Hukum (BINMATKUM) yang diadakan selama ini telah dapat dibina kerjasama yang baik dan harmonis dengan instansi pemerintah yang terkait yang ada di Daerah Jawa Barat.

(64)

63

masyarakat dalam mentaati dan mematuhi aturan-aturan hukum yang berlaku karena program BINMATKUM adalah program Nasional dalam rangka meningkatkan kesadaran hukum masyarakat.

Humas sebagai bagian dari manajemen perusahaan/organisasi, berorientasi pada aktivitas yang dilakukan oleh industri, perusahaan, perserikatan, organisasi sosial, atau jabatan pemerintah, untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang sehat dan bermanfaat dengan maksud menyesuaikan dirinya pada keadaan sekeliling dan memperkenalkan diri pada masyarakat.

Humas mempunyai tugas menjadi corong atau publikasi kepada masyarakat agar citra organisasi tetap baik dan menjadi mediator yang menjembatani kepentingan organisasi / perusahaan dengan publiknya yang terkait dengan kegiatan Humas itu sendiri. Berbagai aktifitas Humas senantiasa menciptakan, menjaga dan meningkatkan citra yang positif.

(65)

64

Humas menyadari bahwa komunikasi yang baik dan etis serta hubungan manusiawi merupakan instrument dalam mengatasi hubungan yang tegang ataupun sampai tejadinya konflik. Hal ini terjadi karena adanya pengertian. Dan dengan komunikasi itu muncul adanya saling pengertian dan kepercayaan. Artinya mengakui bila ada kesalahan, kekeliruan, tetapi menyadari bahwa ada kemungkinan untuk mengadakan perbaikan demi perkembangan dan akan lebih menguntungkan semua pihak. Dalam hal ini jaminan yang terhandal ialah saling adanya keterbukaan .

Dalam hal ini seorang Humas dibutuhkan bagi perusahaan (lembaga) guna membangun image bulding, karena Humas merupakan alat (fungsi) yang digunakan suatu organisasi dalam menciptakan harmoni atau keseimbangan hubungan (relations) antara manajemen dengan publiknya akibat adanya konsekuensi kepentingan kedua pihak yang muncul dalam beinteraksi, dalam menciptakan harmoni ini Humas menggunakan komunikasi sebagai perangkat kerjanya, utamanya komunikasi yang sifatnya timbal balik dan mendorong terwujudnya saling pengertian dan kerjasama.

2.5 Analisis Pelayanan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Kepada Mahasiswa PKL

Pelayanan menurut Hartanto (1999:2) yaitu :

(66)

65

jasa atas kepentingan, kebutuhan dan keluhan pelanggan (penerima jasa). (1999 : 2)

Dari uraian diatas maka hal penting mengenai pelayanan yaitu :

Pertama, pelayanan bersifat tanpa wujud (intangible) artinya upaya dari aktifitas pelayanan dapat dirasakan oleh pelanggan yang menerima pelayanan (puas/tidak puas). Kedua, pelayanan dapat berbentuk pemberian kemudahan, kelancaran, kenyamanan, serta keamanan dalam diri pelanggan. Maka dari itu pelayanan pelanggan (Costumers service) amat dibutuhkan untuk menjaga kredibilitas suatu perusahaan dan menjaga citra perusahaan semakin meningkat.

Pelayanan yang diberikan Kejaksaan Tinggi Jawa Barat kepada penulis baik. Selama melakasanakan PKL (Praktek Kerja Lapangan) di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, penulis merasakan suasana yang cukup menyenangkan, dan karyawan-karyawannya yang ramah walaupun dalam melaksanakan kegiatan rutin, penulis tidak seluruhnya mengerjakan kegiatan yang dilakukan oleh Humas akan tetapi sebagian mengerjakan tugas administrasi yaitu memasukan surat masuk dan surat keluar ke dalam agenda. Penulis pun diberikan kesempatan untuk mengikuti berbagai kegiatan kegiatan insidental yang bisanya dilakukan oleh Humas.

(67)

66

suatu pembelajaran bagi penulis agar dapat lebih baik lagi di masa yang akan datang, khususnya dalam bidang Humas.

(68)

67

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

2.2 Kesimpulan

Penulis mengambil kesimpulan dari kegiatan yang dilakukan berdasarkan tujuan dilaksanakannya PKL di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, yakni :

1. Penulis mendapatkan gambaran mengenai lingkungan kerja dan pengalaman kerja di Kejaksaan. Lingkungan dengan kedisiplinan dan kepatuhan yang tetap dijaga, kerjasama serta keakraban yang terjalin antara para pegawainya merupakan cara ampuh yang bersifat kekeluargaan untuk melangkah kedepan. Seiring dengan waktu, selama penulis melaksanakan kegiatan-kegiatan Praktek Kerja Lapangan penulis merasakan kenyamana sehingga meningkatkan kemampuan berfikir, keterampilan, berbagai macam ilmu contohnya dunia Humas serta kreativitas dalam suatu sistem kerja Instansi. 2. Setelah kurang lebih 25 hari melaksanakan PKL, Penulis dapat mengetahui

secara langsung kegiatan dan bagaimana mekanisme kinerja Humas dalam menghadapi publik. Dari mulai mengetahui situasi dan keadaan apa yang tengah terjadi, dirapatkan, menjalin kerjasama dengan pihak lain, hambatan-hambatan, hingga suatu tercapainya hasil yang diinginkan. Pengorbanan-pengorbanan seperti waktu, pikiran dan tenaga dikesampingkan untuk tercipta profesionalisme dalam bekerja.

(69)

68

mengantisipasi dampak yang akan terjasi, misalnya dengan diadakannya penyulu

Gambar

Gambar 1.1 : Peta Indonesia
Gambar 1.2 : Logo Kejaksaan
Gambar 1.4 : Struktur Organisasi Kasi Penkum Humas
Gambar 1.3 : Struktur Organisasi Kejati Jabar
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis yaitu Ho ditolak dan Ha diterima, maka dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa “terdapat kontribusi yang signifikan dari latihan

AKTIVITAS ANTIPROLIFERASI BENZOFENON GLUKOSIDA DARI BUAH MAHKOTA DEWA { Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.} TERHADAP SEL KANKER RAHIM (HeLa dan CasKi) DAN SEL KANKER.

Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah melalui layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama dapat mereduksi terjadinya perilaku bullying sisa

activity that is applied by SATUKATA is applying all of promotion aspect, with advertising, word of mouth, and public relations become the most influential. aspect of

Judul Penelitian yang diambil adalah “ Hubungan antara Kegiatan Kampanye Anti Tembakau Dengan Sikap Siswa SMP Al Syukro Ciputat terhadap Bahaya Merokok ”, dengan

Untuk lebih meningkatkan efektivitas pengelolaan APBD, agar pemerintah Kota Bandar Lampung dalam mengalokasikan dana untuk pengeluaran program kegiatan perlu diseleksi

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana syarat dan prosedur dalam pemberian kredit usaha kecil, analisis kelayakan usaha dalam

M.Pd. Dalam penelitian metode pengumpulan data terdiri dari: 1) wawancara untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan. 2) observasi untuk mengamati peningkatan berpikir