Diajukan sebagai bukti telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Oleh:
Nama : Donny Ramdhany
NIM : 41808879
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
v
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat ... 1
1.1.1 Riwayat Dan Perkembangan Dinas ... 2
1.1.2 Arti Lambang Dinas PSDA ... 14
1.2 Visi dan Misi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Barat ... 14
1.2.1 Visi Dinas PSDA ... 15
1.2.2 Misi Dinas PSDA ... 16
1.3 Tujuan Sasaran Visi Dan Misi ... 16
1.3.1 Tujuan Visi dan Misi ... 16
1.3.2 Sasaran Visi Dan Misi ... 17
vi
1.6 Job Deskription ... 25
1.7Sarana dan Prasarana... 33
1.8Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan... 34
BAB II PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 2.1 Aktivitas Praktek Kerja Lapangan ... 36
2.1.1 Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ... 36
2.2 Deskripsi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ... 40
2.2.1 Deskripsi Kerja Rutin Praktek Kerja Lapangan ... 40
2.3 Deskripsi Humas Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Barat ... 46
2.4 Analisa Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ... 49
2.5 Analisis Tentang Pelayanan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat Kepada Mahasiswa PKL ... 51
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ... 54
3.2 Saran ... 55
3.2.1 Saran Bagi Institusi Terkait ... 55
vii
viii
Gambar 2.1 Kliping Berita………. 42
Gambar 2.2 Surat Masuk ………... 44
Gambar 2.3 Foto Peliputan Pembukaan Acara PEMPROV-VIII 2012 ... 45
ix
Halaman
Tabel 1.1 Struktur Organisasi ... 20
Tabel 1.2 Sarana dan Prasarana Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi
Jawa Barat... 34
ii
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
hanya atas rahmat-Nya semata penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) dapat terlaksana dengan baik. Laporan ini disusun sebagai bukti telah
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Dinas Pengelola Sumber Daya
Air (PSDA) dan sebagai syarat dalam menyelesaikan program pendidikan
Diploma III Program Studi Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Komputer Indonesia Bandung.
Dalam kesempatan ini pula, penulis juga ingin mengucapkan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua Orang Tua penulis yang telah banyak
memberikan bantuan secara materi maupun motivasi dan tidak pernah lelah untuk
selalu memberikan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan, semangat, dan motivasi, sehingga
penulisan laporan ini dapat diselesaikan dengan baik, oleh karena itu penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Yang terhormat, Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu ,Drs., MA selaku Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.
Yang telah memberikan izin pada penulis untuk melaksanakan PKL.
2. Yang terhormat, Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si selaku ketua Program
Studi Ilmu Komunikasi. Yang telah memberikan izin pada penulis untuk
iii
4. Yang terhormat, Bapak Sangra Juliano S.IKom Selaku Dosen wali kelas
5. Yang terhormat Staff dosen Public Relations FISIP UNIKOM .
6. Yang terhormat, Asep Saputra selaku Pembimbing dari PSDA. Terima
kasih banyak untuk Ilmu yang telah diberikan, nasehat dan waktunya.
7. Terima kasih untuk semua pihak yang namanya tak tertulis namun telah
membantu penulis menyelesaikan Laporan PKL ini, yakinlah bahwa
kalian juga merupakan bagian penting dari Laporan PKL ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan yang telah mereka
berikan dengan kebaikan yang lebih besar disertai curahan rahmat dan kasih
sayangnya.
Untuk kesempurnaan penulisan laporan ini, maka kritikan dan saran yang
membangun selalu dinanti. Akhir kata semoga laporan ini bermanfaat bagi setiap
orang yang memerlukan. Terimakasih.
Bandung, Desember 2012
Penulis
69
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku :
1. Anggoro, M. Linggar. 2008. Teori dan Profesi Kehumasan. Jakarta : PT
Bumu Aksara
2. Effendy, Onong Uchjana. 1993. Human Relations dan Public relations.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
3. Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianto. 2006. Dasar-Dasar Public
Relations. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
4. Jefkins, Frank. 1992. Public Relations, edisi keempat. Jakarta: Erlangga.
B. INTERNET :
1. http://psda.jabarprov.go.id/ Rabu, 12 September 2012.
2. http://lemburkuring08.blogspot.com/2008/11/arti-logo-jawa-barat.html
1.1Sejarah Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air adalah salah satu Dinas di Provinsi
Jawa Barat yang merupakan bagian dari untaian sejarah bangsa khususnya
yang berkaitan dengan permasalahan sumber daya air. Hal ini terbukti dengan
adanya peninggalan sejarah yang erat kaitannya dengan bidang sumber daya
air.
Pada masa penjajahan Belanda, sebelum dibentuknya peraturan mengenai
Algemen Water Reglement (AWR 1936 – tentang peraturan air), saat itu
dirasakan sangat dibutuhkan aturan-aturan mengenai peraturan dan pembagian
air, maka pada Tahun 1925 dibawah pimpinan Insyinyur Kepala Ir. J. Blastone
yang pada waktu itu menjabat sebagai Direktur Burgerlijke Openbare Werken
(BOW) mulai disusun peraturan Pengairan Umum untuk Jawa dan Madura
(Algemen Water Reglement) Voor Java en Madoera.
Pada tanggal 1 Januari 1930 peraturan pengairan tersebut dapat
diselesaikan berlaku untuk seluruh Jawa dan Madura, kecuali Keresidenan
Yogyakarta dan Surakarta (Vorstenlanden). Pada tahun 1936 Algemen Water
Reglement (AWR) disetujui oleh Dewan Rakyat (Volksraad).
AWR adalah merupakan titik awal tugas Provinsi dalam hal urusan
Pengairan (Irigasi), oleh karena itu instansi/lembaga pemerintahan ini
mempunyai arti penting dalam bidang penguasaan (Beheer) perairan umum
“Penguasaan Perairan” (Water Beheer), maka pada tahun 1937 keluarlah
Algemen Water Beheer Vecordening (AWBV).
Sejak AWR inilah peraturan-peraturan mengenai bidang pengairan semakin
dipertegas lagi bahkan memperkuat keberadaan lembaga bidang pengairan.
Setelah perang kemerdekaan seiring dengan bergulirnya waktu, bertambahnya
populasi penduduk dan berubahnya perilaku masyarakat sehingga
berpengaruh terhadap kondisi alam, maka peraturan-peraturan tersebut selalu
diadakan perubahan-perubahan sehingga banyak mengalami perubahan
termasuk struktur organisasinya.
1.1.1 Riwayat dan Perkembangan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat
Sebelum jaman Penjajahan Belanda yaitu pada abad ke V Masehi teknik
pengairan mulai dikenal di Indonesia, yaitu dengan dibuatnya bangunan
air/saluran air yang tertua di jawa / Indonesia terletak di Desa Tugu dekat
Cilincing pada masa kerajaan Purnawarman, dimana pada saat iti Raja
Purnawarman memerintahkan penggalian sungai Candrabhaga untuk dialihkan ke
laut setelah sungai tersebut sampai di Istana Raja, sungai Chandrabhega dimaksud
adalah sungai cakung. Pada jaman penjajahan Belanda, yaitu pada tahun 1830
ditetapkan sistem tanam paksa atau lebih dikenal dengan “ culture stelsel “ yang
merupakan gagasan Komisaris jendral Van Den Bosch yang berlaku khususnya
pulau Jawa.
Sebagai tindak lanjut atas berlakunya tanam paksa, maka pemerintahan
perdagangan hasil rakyat Pulau Jawa, dilakukan upaya membangun dan
memperbaiki irigasi untuk mendukung berhasilnya tanaman wajib tebu dan nila,
yang harus ditanam pada tanah rakyat yang memperoleh irigasi teratur. Sejak saat
itu Pemerintahan Hindia Belanda secara intensif mulai membangun
bendung/bendungan dan jaringan irigasi di pulau Jawa yang pada dasarnya untuk
mengamankan dan menunjang sistem tanam paksa, pembangunan jaringan irigasi
pada saat tersebut dikelola langsung oleh Binnenlandsch bestuur (BB) dibantu
oleh para Bupati sebagai penguasa di daerah.Pembuatan bendung di sungai,
penggalian saluran untuk irigasi dan bangunan-bangunan lain dipimpin oleh
Bupat, Path atau pejabat lain yang mendapat kepercayaan untuk itu. Bupati
mengerahkan tenaga rakyatnya tanpa bayaran atau dikenal sebagai rodi. Oleh
karena itu para pejabat Binnenlandsch Bestuur (BB) sering mengtakan, bahwa
pekerjaan meerka dapat diselesaikan dengan murah. Banyak dari Binnenlandsch
Bestuur menganggap bahwa pengikutsertaan tenaga teknisi tidak begiru perlu,
bahkan merupakan kemewahan yang tak berguna. Dalam suasana demikian
pejabat-pejabat pangreh raja atau Binnenlandsch Bestuur (BB) yang mempunyai
wewenang dan kekuasaan besar menjadi terlalu besar kepercayaan dirinya
mengganggap, bahwa pembuatan bangunan-bangunan tidak harus dipimpin oleh
tenaga teknis.
Lebih pula mereka beranggapan, bahwa kebiasaan mereka bekerja dengan
menggunakan tenaga kerja rodi (kerja paksa tanpa bayaran) amat menurunkan
biaya pembangunan, tentu saja mereka tanpa melihat kualitas dan biaya guna
lama karena hampir semua bangunan-bangunan pengairan khususnya bendung
dan jaringan irigasi yang dibuat pada saat tersebut rusak kembali dan tidak
bertahan lama serta banyak yang tidak memenuhi fungsinya, dan disadari pula
bahwa untuk pembangunan dan pengelolaan bangunan pengairan perlu dikelola
langsung oleh tenaga teknisi, serta pelaksanaanya harus didahului dengan
pekerjaan-pekerjaan pengukuran, penyelidikan yang luas dan perencanaan yang
baik sebelum benar-benar dimulai dengan pelaksanaanya. Pada tahun 1854
dibentuklah Departemen Pekerjaan Umum disebut Departement der Burgelike
Openbare werken (B.O.W) dan di Jawa Barat disebut B.O.W Provinsi Jawa
Barat.Dengan terbentuknya Departement B.O.W maka berakhirlah pengurusan
bangunan-bangunan pengairan oleh orang-orang bukan ahli, yaitu para pejabat
Binnenlandsch Bestuur. Pada tahun 1885 dibentuk Brigade Irigasi (Irigatie
Brigade) dibawah pimpinan Ir.Heskes.
Setelah itu pada tahun 1889 dibentuk pula bagian irigasi (Afdeling Irigate)
dalam Departement B.O.W. Setelah pemerintahan Hindia Belanda mendirikan
Departement B.O.W dan bagian irigasi, mulailah orang menghadapi masalah
irigasi secara lebih teknis, dan disadari pula bahwa teknik membangun irigasi dan
menyelenggarakn operasi pembagian air merupakan dua bidang yang tidak dapat
dicampur adukan. Mulailah dirasakan perlunya ada badan-badan yang mengelola
masalah bagian air, sebab kalau tidak maka bangunan-bangunan irigasi yang telah
dibuat dengan biaya besar tidak akan mungkin diambil manfaat sebesar-besarnya.
Untuk keperluan tersebut, pada 1 Januari 1889 dibentuklah kantor-kantor
masing-masing dianggap sebagai kesatuan wilayah pengairan, dan dalam prakteknya
merupakan kumpulan daerah-daerah aliran sungai. Wilayah-wilayah pengairan ini
ternyata tidak sama dengan wilayah administrasi pemerintahan. Yang menjadi
kepala Irigate-Afdeling adalah seorang Insinyur yang berpengalaman, dulu
disebut Hoffd Ingenier yang dibantu oleh beberapa insinyur lebih muda beserta
sejumlah teknisi menengah (Opzichters) Teknis ini ditetapkan mantri irigasi atau
mantri ulu-ulu atau mantri Watrebeheer, yang bertugas secara langsung mengatur
pembelian air irigasi kepada pemilik tanaman (rakyat dan tanaman tebu).
pemeliharaan bangunan-bangunan irigasi dikerjakan sehari-hari oleh
mandor-mandor irigasi (Beambte Watrerbeheer), yang dibantu oleh sejumlah regu pekerja
(Ploegkoelis). Setelah itu kemudian terjadi perubahan menjadi Deparetement ven
W atau Departement Verker en Waterstaat yang di provinsi Jawa Barat disebut
Provincial Varkeer en Waterstaat Van West Java dengan kantornya yang
berkedudukan di Bandung. Dalam V en W ini tergabung di dalamnya Jawatan
Pengairan, PTT (Pos Telegraf dan Telepon), dan jawatan Lalu Lintas Jalan Raya.
Khusus tugas-tugas di bidang pengairan diatur dalam :
1. Algemaene Waterglement tahun 1963 (Stb 1936 No.489)
2. Algemaene Waterbeheerverordening (Stb.1937 Nno.559 jo. Stb. 1941
No.385)
3. Provincial Waterglement 1940 (PWR) Provincial java Blad Van West
Java tanggal 1 Juli 1940 No.7
Pada Jaman kedudukan jepang, maka Dinas Pekerjaan Umum ini bernama
W.Setelah Jepang kalah dan Indonesia memproklamirkan kemerdekaanya, bentuk
dan sususan Doboku Jimuso masih dipakai, akan tetapi 213 Kelembagaan pada
jaman Pra kemerdekaan. Sebelum jaman penjajahan Belanda yaitu personalianya
yang dijabat oleh orang Jepang diambil alih dengan paksa dan diganti dengan
tenaga kerja Indonesia. Setelah itu keadaan semakin memburuk, maka dalam
mempertahankan kemerdekaan bangsa, warga V en W terutama pemudanya tidak
ketinggalan dari yang lain yang dalam sejarah perjuangan mempertahankan “Gedung Sate” tahun 1945 tersebut, atas perintah menteri PUTL pada tahun 1971
an di depan gedung sate didirikan monumen yang di beri nama “Monumen Sapta
Taruna”, karena yang gugur adalah tujuh orang pemuda yaitu : Didi Hardianto
Kamarga, Muchtarudin, Soehodo, Rio Soesilo, Soebanget, Ranu, Soekarjono.
Pada saat terbentuk Negara Pasundan maka seluruh Aparatur Pemerintah di
Jawa Barat menjadi Aparatur Negara Pasundan dan Jawatan Pekerjaan Umun
Provinsi Jawa Barat dihapuskan kemudian disusun Departemen Pekerjaan Umum
Negara Pasundan dan berkantor pusat di Bandung, berdasar kepada Stadvorming
Ordonantie 1948 Jo.Stadvormingverordening 1949. Pada masa pemerintahan
Republik Indonesia di Yogyakarta ditetapkan Undang-undang No.22 Tahun 1948 tentang Pembentukan Pemerintahan Daerah yang antara lain berisi tentang “
Aturan-aturan pokok mengenai Pemerintahan sendiri di daerah-dareah yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri” Pemerintah
memandang perlu untuk meletakan dasar otonomi bagi daerah-daerah serta
pembagiannya, pada dasarnya daerah Negara republik Indonesia tersusun dalam
Kemudian pada tahun 1950 Pemerintahan republik Indonesia di Yogyakarta
mengeluarkan undang-undang No.11 Tahun 1950 tentang pembentukan Provinsi
Jawa Barat yaitu sebagai tindak lanjut dari undang-undang No.22 Tahun 1948. Di
dalam Undang-undang tersebut ditentukan tentang urusan rumah tangga Jawa
Barat ialah sebagai berikut :
a. Urusan Umum;
b. Urusan Pemerintahan Umum;
c. Urusan Agraria;
d. Urusan Pengairan, Jalan-Jalan dan Gedung-gedung;
e. Urusan pertanian, Perikanan dan Koperasi;
f. Urusan Kehewanan;
g. Urusan Kerajinana, Perdagangan dan perindustrian;
h. Urusan Perburuhan;
i. Urusan Sosial;
j. Urusan pembagian, (Distribusi);
k. Urusan Penerangan;
l. Urusan Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan
m. Urusan Perusahaan.
Pada tahun 1953 Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 1953 tentang : “ Pelaksanaan Penyerahan Sebagian dari Urusan
Pemerintahan Pusat mengenai Pekerjaan Umum kepada Provinsi-Provinsi dan
Pemerintahan Provinsi Jawa Barat No.13/UPD/III/1953 tanggal 17 November
1953 dibentuk Jawatan Pekerjaan Umum Provinsi Jawa Barat, yang meliputi
fungsi-fungsi pengairan, jalan, jembatan dan Gedung-gedung. Pada tahun 1954
berdasarkan Surat keputusan Dewan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat
No. 2/UPO/XI?1954 tanggal 25 Mei 1954, tentang Bentuk susunan Organisasi
Jawatan Pekerjaan Umun Jawa Barat dan surat kepala Jawatan pekerjaan Umum
Provinsi Jawa Barat yang ditujukan kepada Dewan pemerintahan Daerah Provinsi
Jawa barat No. P15/2/28/Rah pada tanggal 12 Februari 1955 perihal Operasi dan
bentuk Organisasi Jawatan pekerjaan Umum Provinsi Jawa Barat, ditetapkan unit
organisasi daerah dan seksi-seksi.selanjutnya hak tersebut ditetapkan dengan
Surat Keputusan Dewan Pertimbangan Daerah provinsi Jawa Barat No.
3/UPO/XI/1955 tanggal 18 Juli 1955 tentang organisasi Jawatan Provinsi Jawa
Barat. Dengan keluarnya Undang-undang No.1 tahun 1957 tentang pokok-pokok
Pemerintahan Daerah serta Pencabutab Undang-undang No. 22 Tahun 1948, maka
sebutan Jawatan pekerjaan Umun Provinsi Jawa barat disesuaikan dengan
ketentuan Undang-undang tersebut,yaitu menjadi Jawatan Pekerjaan Umum
Daerah Swatantra Tingkat 1 Jawa Barat.
a. Susunan (Organisasi) Jawatan pekerjaan Umum Daerah Swatantra Tingkat
1 Jawa Barat sesuai tercantum dalam lampiran daftar-daftar I dan II
b. Formasi dari balai pusat,Daerah-daerah pad Jawatan Pekerjaan Umum
Daeran Swantantra Tingkat I Jawa barat seperti tercantum dalam lampiran
Dengan Dekrit Presiden Republik Indonesia tanggal 5 Juli 1959, Indonesia
kembali kepada Undang-Undang Dasar 1945, yang membawa akibat bentuk dan
susunan pemerintahanpun harus disesuaikan dengan Undang-undang Dasar 1945
yang berdasarkan Pancasila. Untuk itu keluarlah ketepan Presiden No.6 tahun
1959 tentang Pemerintahan Daerah dan pada tanggal 23 Juni 1960 ditetapkan
Peraturan Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 4/SK/-B/60 tentang perairan.
Dengan Surat Keputusan gubernur Provinsi Jawa Barat, maka sejak 1 Juli
1966 sebutan Jawatan Pekerjaan Umum Daerah Swantantar Tingkat I Jawa Barat
dirubah lagi menjadi Jawatan pekerjaan Umum provinsi Jawa Barat. Pada Tahun
1970 ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1970 (lembaga Negara tahun
1970 No. 30 tentan Pembentukan Perusahaan Umum Otorita Jatiluhur, dimana
untuk wilayah Karesidenan Purwakarta urusan penanganan pengairan diserahkan
dari Pemerintahan Provinsi DT.I Jawa Barat kepada perum Otorita Jatiluhur).
Struktur Organisasi di tingkat lapangan berubah, diamana nomenklatur daerah
berubah menjadi wilayah sehingga disetiap Karesidenan terdapat dua Unit
Organisasi yaitu Jawatan Pekerjaan Umum Wilayah Pengairan dan Jawatan
Pekerjaan Umum Wilayah Jalan/Jembatan dan Gedung-Gedung. Begitu juga
untuk Kabupaten/Kodya terdapat unit Organisai seksi Pengairan dan Unit
Organisasi seksi Jalan/Jembatan dan Gedung-gedung. Berdasarkan
Undang-undang No.5 tahun 1974 tentang pokok-pokok Pemerintahan di Daerah
dikeluarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingat I Jawa Barat
tanggal 22 April 1975 No. 107/A.V/18/SK/1975 yang merubah sebutan Jawatan
Barat. Tidak lama keluar Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
Jawa Barat tanggal 24 April 1957 No. 145/A-V/19/SK/1975 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum dan tenaga Listrik
No.30/KPTS/70 tentang penyesuaian Susunan Organisasi Jawatan Pekerjaan
Umum dengan perkembangan baru.
Pada tahun 1986 keluar Surat keputusan gubernur Kepala Daerah Tingkat I
Jawa Barat tanggal 18 Juni 1986 No. 061.1/Kep.884-ORTAK/1986 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas pekerjaan Umum Provinsi Daerah
Tingkat I Jawa Barat. Hal ini sebagai tindak lanjut dari surat menteri Pekerjaan
Umum No. HP.01.0202-MN/201 perihal struktur Organisasi Dinas Pekerjaan
Umum Provinsi, surat Menteri Dalam Negeri No. 065/8328/SJ tanggal 12 Agustus
1985 Perihal struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Daerah Tingkat I dan
instruksi Menteri Dalam Negeri No.14 Tahun 1986. Dengan ditetapkannya
Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1987 tentang Penyerahan Sebagian Urusan
Pemerintahan Di Bidang Pekerjaan Umum kepada Daerah maka Dinas Pekerjaan
Umum mengembangkan susunan organisasinya menjadi tiga Dinas yaitu :
1. Dinas Pekerjaan Umum Pengairan
2. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
3. Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya
Yang pembentukannya didasarkan kepada Surat Menteri Pekerjaan Umum No.
PK.01.08-Mn/15 tanggal 28 juli 1990 yang ditujukan kepada Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara No. B-1083/I/90 tertanggal 17 November 1990
perihal Pembentukan/Pemekaran Dinas Pekerjaan Umum di 7 (tujuh) Provinsi
menjadi 3 (Tiga) Dinas Lingkup Pekerjaan Umum (Pengairan, Bina Marga, Cipta
Karsa). Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat
dibentuk dengan peraturan Daerah No. 4 Tahun 1988 tertanggal 24 1988 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum Pengiran
Provinsi Daerah Tingkat I Jawa barat dan mendapatkan pengesahan Menteri
Dalam Negeri No. 061.132-267 tanggal 21 Maret 1988. Selanjutnya uraian tugas
jabatan eselon IV kebawah ditetapkan dengan Keputusan Gubernur No. 3 tahun
1989 tentang Uraian Tugas Sub Bagian dan Seksi pada Dinas dan Cabang Dinas
PU Pengairan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Secara efektif (de facto)
Dinas PU Pengairan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat mulai berjalan sejak
dilantiknya Kepala Dinas Oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat
pada tanggal 8 Mei 1990 Setelah itu dilakuan penghapusan Kantor Pembantu
Kepala Dinas (wilayah pengairan) dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Jawa Barat No. 30 Tahun 1991 tentang Penghapusan Kantor Pembantu
Kepala Dinas pada Dinas PU Pengairan, Dinas PU Bina Marga dan Dinas PU
Cipta Karya Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.
Perkembangan aspek kehidupan mempengaruhi lajunya pertumbuhan, tak
terkecuali dengan peraturan-peraturan yang menuntut adanya perubahan, seperti
halnya ditetapkannya Keputusan Menteri Dalam negeri No. 80 Tahun 1984 untuk
Pedoman Organisasi Dinas Daerah dan Tata Kerja Dinas Lingkup Pekerjaan
Tahun1992 tentang Pedoman Organisasi Dinas Daerah maka terbitlah Peraturan
daerah No. 3 tahun1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas PU Pengairan
Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat, Kemudian untuk uraian tugas jabatan
eselon IV ke bawah makaditerbitkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat
Jawa Barat No. 21 Tahun1997 tentang rincian Tugas Unit di lingkungan PU
Pengairan Provindi Daerah Tingkat I Jawa Barat, serta melalui Keputusan
gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 16 Tahun 1999 ditetapkan
tentang Uraian tugas Jabatan Struktural dan Non Struktural di lingkungan Dinas
PU Pengairan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Keputusan Gubernur
Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 17 tahun1999 tentang nama-nama
Jabatan Struktural dan Non Struktural di lingkungan Dinas PU Pengairan Provinsi
Daerah Tingkat I Jawa Barat. Selanjutnya untuk Unit Pelaksana Teknis dinas di
Daerah maka diterbitkan pula peraturan Daerah No. 2 Tahun 1997 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Balai pengelolaan Sumber Daya Air pada
Dinas PU Pengairan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Lahirnya
Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka berdampak pula
terhadap Penyelenggaraan Pemerintah di Daerah, sehingga diperlukan adanya
penyelenggaraan Otonomi Daerah dengan memberikan kewenangan yang luas,
nyata dan bertanggung jawab kepada daerah secara proporsional, yang
diwujudkan dengan pengaturan, pembagian dan pemanfaatan Sumber Daya
Nasional, serta pertimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, seiring dengan itu
maka terbitlah Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
maka terbitlah Peraturan pemerintah No. 84 Tahun 2000 tentang Pedoman
Organisasi Perangkat Daerah, sehingga Penetapan, Pembentukan, Kedudukan,
Tugas Pokok dan Fungsi serta Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas
mengalami perubahan yaitu dengan diterbitkannya Peraturan Daerah No. 15
Tahun 2000 tentang Dinas Daerah Provinsi Jawa Batar No. 49 Tahun 2001
tentang Tugas pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Unit Dinas Pengelolaan Sumber
Daya Air Provinsi Jawa Barat. Kemudian sebagai penyempurnaan dari pada
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas sebagai kelembagaan
Dinas yang berada di Daerah, maka diterbitkanlah Peraturan Daerah No. 5 tahun
2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 15 tahun
1.1.2 Arti Lambang Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat
Lambang Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat diambil dari lambang Provinsi Jawa Barat, seperti terlihat pada gambar:
Gambar 1.1
Lambang Dinas Provinsi Jawa Barat
Sumber: Arsip DinasPengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat Arti Lambang Provinsi Jawa Barat :
A. KUJANG GambarPokok
Sebuah alat serba guna yang sangat dikenal di hampir setiap rumah tangga Sunda, jika perlu dapat dipergunakan sebagai alat penjaga diri Lima lubang melambangkan Lima Dasar Pokok Negara "PANCASILA".
B. PADI
C. KAPAS
Melambangkan sandang Jumlah kapas 8 ( delapan ) buah menyatakan bulan ke 8 dari tahun Proklamasi PADI dan KAPAS pada dasar hijau melambangkan kesuburan dan kemakmuran tanah Jawa Barat
D. GUNUNG
Bagian terbesar dari daerah Jawa Barat terdiri dari daerah pegunungan
E. SUNGAI DAN TERUSAN
Melambangkan sungai, terusan dan saluran air yang banyak terdapat di daerah Jawa Barat.
F. SAWAH, PERKEBUNAN
Jumlah sawah dan perkebunan yang tak sedikit, tersebar di seluruh wilayah Jawa Barat.
G. DAM,SALURAN AIR DAN BENDUNGAN
Usaha dan pekerjaan di bidang irigasi merupakan salah satu pekerjaan yang mendapat perhatian pokok, mengingat sifat agraris daerah Jawa Barat.
H. GEMAH RIPAH, REPEH RAPIH
Sebuah pepatah lama di kalangan masyarakat Sunda yang menyatakan bahwa daerah Jawa Barat yang kaya raya di diami oleh penduduk yang hidup rukun dan damai.
1.2 Visi dan Misi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat
1.2.1. Visi :
“Dinas Sebagai Pengelola Sumber Daya Air Yang Andal, Berkeadilan
1.2.2. Misi :
1. Mengembangkan Sistem Pengelolaan Sumber Daya Air Secara Terpadu,
Mandiri Dan Berkelanjutan
2. Meningkatkan Konservasi, Pendayagunaan Sumber Daya Air Dan
Pengendalian Daya Rusak Air
3. Menciptakan Pelayanan Secara Optimal, Efektif dan Efisien Untuk
Kesejahteraan Masyarakat
Memenuhi Semua Kebutuhan Air Dengan Tepat Waktu, Ruang, Jumlah Dan
Mutu.
1.3 Tujuan Dan Sasaran Visi dan Misi
Dalam rangka mencapai visi dan misis yang telah ditetapkan sebagaimana
tersebut di atas, maka dalam implementasinya pengelolaan sumber daya air di
Jawa Barat perlu diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang lebih
operasional sebagai penjabaran dari visi dan misis tersebut. Tujuan dan Sasaran
tersebut adalah sebagai berikut :
1.3.1.Tujuan Visi dan Misi
1. Terciptanya kerjasama yang sehat antara pemerintah, pengusaha, dan
masyarakat dalam pengelolaan SDA
2. Meningkatnya kepercayaan dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
SDA
4. Terkendalinya daerah produksi dan pemukiman dari bahaya banjir dan
bencana alam
5. Meningkatnya kualitas aparat yang bersih dan bertanggung jawab
6. Tercapainya tingkat pelayanan dan intensitas tanam daerah pertanian yang
optimal
7. Tersedianya air dalam jumlah dan kualitas yang memadai
8. Meningkatkan kapasitas prasarana dan sistem jaringan yang efektif dan
efisien
1.3.2. Sasaran visi dan misi
Sasaran pada dasrnya adalah merupakan penjabaran dari tujuan yang akan
dicapai dalam jangka waktu lebih pendek. Untuk mencapai tujuan di atas, maka
disusun sasaran tahunan sebagai berikut.
1. Terciptanya keterpaduan pengelolaan melalui kerjasama antar lembaga
2. Terwujudnya pembaharuan peraturan perundangan
3. Meningkatnya investasi dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
SDA
4. Meningkatnya pengawasan pengendalian pemanfaatan air dan sumber air
5. Meningkatnya pengembangan waduk, danau, situ dan penampungan air
lainnya
6. Meningkatnya pengendalian kualitas air dan pengamanan daerah
sempadan
8. Meningkatnya efektifitas dan efisiensi O&P prasarana pengendali banjir
9. Meningkatnya aktifitas pembinaan pegawai
10.Meningkatnya keterbukaan dan transparansi dalam setiap kegiatan
11.Meningkatnya O&P jaringan irigasi dan drainase
12.Meningkatnya efisiensi penggunaan air ditingkat tresier
13.Tersusunya perencanaan pemanfaatan sumber daya air yang terpadu
14.Terlaksananya pembangunan dan perbaikan prasarana secara konsisten
15.Terlaksananya rehabilitasi dan peningkatan fungsi prasarana SDA yang
sudah ada
16.Menciptakan sistem jaringan baru yang lebih efisien. Kerangka logis
hubungan antara visi, misi, tujuan dan sasaran
1.4Sejarah Divisi Humas Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat Berada dibawah Bagian Sekretaris, Sub Bagian Kepegawaian Umum
mempunyai sub dibawahnya yaitu Humas&Hukum, Persuratan/Kearsipan,
Kepegawaian, Poliklinik, Koperasi, Kendaraan yang masing-masing sub bagian
tersebut memiliki koordinator tersendiri didalamnya. Semenjak melakukan kerja
praktek di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat, Penulis diberi
kesempatan untuk melakukan kerja praktek di bagian Humas yang berada di
bawah Divisi Subbag Kepegawaian dan Umum. Berbeda dengan perusahaan
swasta pada umumnya, Humas yang ada di Instansi masih bersifat tidak
menjadikan tugas seorang Humas di sebuah instansi tidak begitu diunggulkan
dalam menjaga sebuah citra instansi terkait atau menjalankan fungsi kehumasan
1.5Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air
Struktur Organisasi yang baik merupakan hal penting dalam kelancaran
jalannya operasional dalam suatu perusahaan. Biasanya struktur Organisasi
perusahaan tidak selamanya sama hal ini bergantung besar kecilnya perusahaan
susunan organisasi ini disesuaikan dengan kebutuhan dan kebijakan perusahaan,
seperti halnya susunan organisasi yang ada pada Dinas pengelolaan Sumber Daya
Tabel 1.1
STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR JAWA BARAT
1.5.1. Uraian Tugas Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air
Berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat No.49 tahun 2001 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Unit Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat.
a. Kepala Dinas
Memimpin, mengatur, membina dan mengendalikan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas.
Menetapkan kebijakan operasional dinas sesuai dengan kebijakan umum pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Menetapkan rencana kerja dan program pembangunan di bidang pengelolaan sumber daya air.
Melaksanakan pengendalian operasional terhadap pelaksanaan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
b. Wakil Kepala Dinas
Mengkoordinasikan kegiatan internal dinas.
Melaksanakan pembinaan administrasi kegiatan dinas dan UPTD yang meliputi pembinaan administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan umum dan kesisteman.
Mengkoordinasikan perumusan perencanaan strategis dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAPIK) dinas.
Melaksanakan tugas operasional lain dengan pelimpahan Kepala Dinas.
c. Bagian Tata Usaha
Menyelenggarakan penyiapan bahan rencana pendokumentasian perundang-undangan, penyusunan anggaran pendapatan, pengelolaan perpustakaan, dan kearsipan.
d. Bagian Kepegawaian
Melaksanakan pengumpulan, pengelolaan penyimpanan dan pemeliharaan data dan kartu kepegawaian .
Melaksanakan penyiapan rencana kebutuhan pegawai.
Melaksanakan penyiapan dan pengusulan pegawai yang akan pensiun.
Melaksanakan penyiapan kenaikan pangkat, gaji berkala dan peningkatan kesejahteraan pegawai.
Melaksanakan penyiapan bahan mutasi dan pemberhentian pegawai.
Melaksanakan penyiapan untuk mengikuti pendidikan/pelatihan teknis dan fungsional.
Melaksanakan penyiapan pembinaan kepegawaian, pembinaan kelembagaan.
e. Bagian Keuangan
Berugas dan bertanggung jawab melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan.
Melaksanakan pengumpulan bahan dan penyiapan rencana anggaran pendapatan dan belanja rutin serta pembangunan.
Penyusunan pembuatan daftar gaji dan tunjangan daerah serta pembayaran.
f. Bagian Umum
Bertugas dan bertanggung jawab melaksanakan pengelolaan rumah tangga, perlengkapan dan umum, serta perpustakaan dan kearsipan.
Melaksanakan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat-surat.
Melaksanakan pengadaan naskah dinas.
Pengelolaan dan penyiapan bahan pembinaan kearsipan.
g. Bagian Bina Program
Menyelenggarakan penyusunan rencana strategis dibidang pengelolaan sumber daya air.
Menyelenggarakan koordinasi penyusunan program kerja dinas.
Menyelenggarakan pengumpulan data, pengelolaan, analisis data.
Menyelenggarakan pengelolaan statistik.
h. Bagian Seksi Data dan Informasi
Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi.
Melaksanakan penyiapan data dan statistik.
i. Bagian Seksi Penyusunan Program
Melaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan rencana strategis.
Melaksanakan anggaran pembangunan.
j. Bagian Evaluasi dan Pelaporan
k. Bagian Konservasi dan Pelestarian
Seksi konversi melaksanakan penyusunan bahan pembinaan teknis pelaksanaan konstruksi prasarana konversi sumber daya air, yang meliputi rehabilitasi waduk, situ, pengamanan sungai, pengendalian banjir, pengamanan pantai, muara dan delta.
Seksi pelaksanaan melaksanakan penyusunan bahan teknis yang meliputi rehabilitasi jaringan irigasi, penyediaan air baku, dan pengendalian kualitas air.
l. Bagian Hidrologi
Melaksanakan penyusunan bahan pembinaan operasional pengelolaan dibidang hidrologi.
m. Bagian Bina Teknik
Menyelenggarakan perumusan bahan pembinaan teknis dibidang rancang bangun, bina konstruksi, dan bantuan teknis.
n. Bagian Rancang Bangun
Melaksanakan penyusunan bahan pembinaan operasional kegiatan rancang bangun.
o. Bagian Bina Konstruksi
Melaksanakan penyusunan bahan pembinaan teknis operasional di bidang jasa konstruksi.
p. Bagian Operasi dan Pemeliharaan
q. Bagian Bina Manfaat
Menyelenggarakan perumusan kebijakan operasional dibidang kerjasama antar lembaga, bina pengusahaan dan pengawasan pemanfaatan sumber daya air.
r. Bagian Bina Pengusahaan
Melaksanakan penyusunan bahan pembinaan teknis dan pelaksanaan kegiatan pengusahaan sumber daya air.
s. Unit Pelaksana Teknis Dinas
mengelola irigasi lintas kabupaten/kota, menyediakan air atau
alokasi air baku untuk berbagai keperluan, memelihara sungai
lintas kabupaten/kota, mengelola waduk, bendungan dan
embung, mengendalikan banjir dan menanggulangi kekeringan,
mengendalikan kualitas air dan pencemaran air, melindungi
muara pantai dan delta berdasarkan kebijakan yang ditetapkan
Gubernur.
1.6Job Description
a. Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur,
membina, memotivasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas Dinas.
Dalam menyelenggarakn tugas pokoknya Kepala dinas mempunyai fungsi
1. Penetapan kebijakan operasional dalam bidang sumber daya air
meliputi Bina Program, Bina teknik, Bina konservasi, dan pelestarian,
Bina Pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan serta Pemanfaatan
2. Pelaksanaan fasilitas teknis fungsional dibidang pengelolaan sumber
daya air berdasarkan kebijakan Departemen teknis terkait
3. Pelaksanaan pengawasan pengelolaan sumber daya air
4. Penyenggaraan pelayanan teknis administrasi ketatausahaan
Rincian Tugas Kepala Dinas :
1. Memimpin, mengatur, membina dan mengendalikan pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi Dinas
2. Menetapkan kebijakan operasional Dinas sesuai dengan kebijakan
umum Pemerintah Propinsi Jawa Barat
3. Menetapkan rencana kerja dan program pembangunan di bidang
pengelolaan sumber daya air
4. Menyelenggarakan fasilitas yang berkaitan dengan penyelenggaraan
program, pengembangan dan pelestarian operasi dan
pemeliharaan,manfaat serta ketatausahaan
5. Melaksanakan pengendalian operasional terhadap pelaksanaan tugas
dekonsentrasi dan tugas pembantuan
6. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan pelimpahan dari
b. Tugas dan fungsi Wakil Kepala Dinas
Wakil Kepala Dinas mempunyai tugas pokok : Mengkordinasikan
perencanaan dan program, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan serta tugas
lain yang dilimpahkan oleh Kepala Dinas.
Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya Wakil Kepala Dinas
mempunyai fungsi :
1. Pengkordinasian dan pengendalian kegiatan internal Dinas
2. Pembinaan adminitrasi kegiatan Dinas dan UPTD
3. Pelaksanaan tugas operasional lain sesuai dengan pelimpahan kepala
Dinas
Rincian Tugas Wakil Kepala Dinas :
1. Mengkordinasikan kegiatan internal Dinas
2. Melaksanaan pembinaan administrasi kegiatan Dinas dan UPTD yang
meliputi pembinaan administrasi kepegawaian, keuangan,
perlengkapan umum dan kesisteman
3. Mengkoordinasikan perumusan rencana strategis (RENSTRA) dan
laporan Akuntibilasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas
4. Melaksanakan tugas Operasional lain dengan pelimpahan Kepala
c. Tugas dan fungsi Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok : Menyelenggarakan
pengelolaan kepegawaian, keuangan dan Umum.
Dalam menyelenggarakan Tugas Pokoknya Bagian Tata usaha
mempunyai fungsi :
1. Pengelolaan urusan Kepegawaian
2. Pengelolaan urusan Keuangan
3. Pengurusan rumah tangga, perlengkapan, surat menyurat dan
kerasipan
Rincian Tugas Bagian Tata Usaha :
1. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi kepegawaian
2. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi keuangan
3. Menyelenggarakan pengelolaan urusan rumah tangga dan
perlengkapan
4. Menyelenggarakan penatausahaan, kelembagaan dan ketatalaksanaan
5. Menyelenggarakan penyiapan bahan rancangan pendokumentasian
perundang-undangan, pengelolaan perpustakaan dan hubungan
masyarakat
6. Menyelenggarakan Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Rutin
7. Menyelenggarakan Pengendalian administrasi pendapatan, belanja
rutin dan anggaran bangunan
9. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit terkait
d. Tugas dan Fungsi Bagian Kepegawaian
Bagian kepegawaian mempunyai tugas pokok : melaksanakan
pengelolaan administrasi kepegawain, kelembagaan dan
ketatalaksanaan serta pendokumemntasian peraturan
perundang-undangan.
Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya,Bagian Kepegawaian
mempunyai fungsi :
1. Penyiapan bahan penyusunan dan penyusunan rencana kebutuhan,
pengadaan, mutasi, pengembangan disiplin dan penyelenggaraan
kesejahteraan
2. Pelaksanaan teknis administrasi kepegawaian
3. Penyiapan bahan rancangan peraturan perundang-undanagn dan
rancangan ketatalaksanaan
Rincian Tugas Bagian Kepegawaian :
1. Melaksanakan pengumpulan, pengelolaan penyimpanan dan
pemeliharaan data dan kartu kepegawaian dilingkungan dinas
2. Melaksanakan penyiapan rencana kebutuhan pegawai, formasi dan
penunjukan dalan jabatan dilingkungan dinas
3. Melaksanakan penyiapan dan pengusulan pegawai yang akan
4. Melaksanakan penyiapan bahan kenaikan pangkat DP3, DUK,
sumpah/janji pegawai, gaji berkala, dan peningkatan kesejahteraan
pegawai
5. Melaksanakan penyiapan bahan mutasi dan pemberhentian pegawai
6. Melaksanakan penyiapan pegawai untuk mengikuti
pendidikan.pelatihan kepemimpinan teknis dan fungsional
7. Melaksanakan penyiapan rencana pegawai yang akan mengikuti Ujian
Dinas dan Ijin / Tugas belajar
8. Melaksanakan Penyiapan bahan pembinaan kepegawaian dan disiplin
pegawai
9. Melaksanakan penyiapan standar kompetensi pegawai, tenaga teknis
dan fungsional
10. Melaksanaan penyiapan bahan pembinaan kelembagaan dan
ketatalaksanaan dilingkungan dinas
11. Melaksanakan Penyiapan bahan rancangan pendokumentasian
peratruan perundang-undangan
12. Melaksanakan penyusunan bahan evaluasi dan laporan kegiatan
bagian kepegawaian
13. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait
e. Tugas dan Fungsi Bagian Keuangan
Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok : Melaksanakan
Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Bagian Keuangan mempunyai
fungsi :
1. Penyiapan bahan dan penyusunan rencana anggaran pendapatan
dan belanja rutin daerah
2. Pelaksanaan teknis administrasi keuangan
Rincian Tugas Bagian Keuangan :
1. Melaksanakan pengumpulan bahan dan penyiapan Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Rutin serta Pembangunan
2. Melaksanakan Pengadministrasian dan pembukuan keuangan
Anggaran Belanja Rutin dan Pembangunan
3. Melaksanakan penyusunan pembuatan daftar gaji dan tunjangan
daerah serta pembayarannya
4. Melaksanakan perbendaharaan keuangan Anggaran Belanja Rutin
dan Pembangunan
5. Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan administrasi dan
pembukuan keuangann Anggaran Pendapatan/Penerimaa Dinas
6. Melaksanakan penyiapan bahan pertanggung jawaban Anggran
Pendapatan , Anggaran Belanja Rutin dan Pembangunan
7. Melaksanakan Penyusunan bahan evaluasi dan laporan kegiatan
Bagian Keuangan
f. Tugas dan fungsi Bagian Umum
Bagian umum mempunyai tugas pokok : Melaksanakan
pengelolaan rumah tangga perlengkapan dan umum serta perpustakaan dan
kearsipan.
Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya,bagian umum mempunyai
fungsi :
1. Pelaksanaan surat menyurat, penggandaan, kerasipan dan
administrasi perjalanan dinas
2. Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan Dinas
3. Pengelolaan perpustakaan dinas dan hubungan masyarakat
Rincian Tugas Bagian Umum :
1. Melaksanaan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman
surat-surat, naskah dan pengelolaan kerasipan
2. Melaksanakan pengadaan naskah dinas
3. Melaksanakan pengelolaan dan penyiapan bahan pembinaan
kerasipan kepada unit kerja dilingkungan dinas
4. Melaksanakan penyiapan dan pengendalian administrasi perjalanan
dinas
5. Melaksanakan urusan keprotokolan dan penyiapan rapat-rapat
dinas
6. Melaksanakan pengelolaan perpustakaan, hubungan masyarakat
7. Melaksanakan pengurusan rumah tangga dinas dan ketertiban dan
keamanan kantor
8. Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan di lingkungan kantor,
kendaraan dinas, perlengkapan kantor, dan aset lainnya
9. Melaksanakan penyiapan rencana kebutuhan pengadaan sarana dan
prasarana perlengkapan dilingkungan dinas
10.Melaksanakan pengurusan pengadaan, penyimpanan,
pendistribusian, inventarisasi, dan penghapusan perlengkapan dinas
11.Melaksanakan penyiapan bahan pengelolaan administrasi
perlengkapan dan perbekalan
12.Melaksanakan Penyusunan evaluasi dan laporan kegiatan sub
bagian umum
13.Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait
1.7Sarana dan Prasarana
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air berada di kawasan Jl.Braga No.137
Bandung.Gedung Dinas pengelolaan Sumber Daya Air ini mempunyai 5
(lima) lantai yang dimana tiap lantainya mempunyai bagian, setiap lantai
berisikan beberapoa ruangan yang dimana tiap ruangan diberi komputer dan
beberapa sarana dan prasarana lainnya seperti kursi, televisi, telepon, mesin
fax dan perlengkapan lainnya.
Bagian Humas sendiri berada di lantai pertama,yang dimana dalam
ruangan humas di berikan sarana dan prasarana seperti toilet, kursi ,televisi,
Tabel 1.2
Sarana dan Prasarana
No Sarana Jumlah
1 Lemari Kayu 1
2 Filling Kabinet 2
3 Meja Komputer 2
4 Dispenser 1
5 Kursi Putar 5
6 Kursi Tamu 1
7 Meja Rapat 1
8 Jam Dinding 1
9 PC/Komputer 2
10 Telepon 1
11 TV 1
Sumber : Arsip Dinas PSDA
1.8 Lokasi Dan Waktu PKL 1.8.1 Lokasi PKL
Praktek Kerja Lapangan yang bertempat di Penelolaan Sumber Daya
Air Jawa barat , yang beralamat di Jln. Braga No. 137 Bandung,
dilaksanakan selama 1 bulan dimulai pada tanggal 9 Juli sampai dengan
1.8.2 Waktu pelaksanaan PKL
Dalam pelaksanan Praktek Kerja Lapangan (PKL),Pemohon diharapkan
mengikuti aturan yang sudah di berlakukan, seperti terikat dengan waktu
jam kerja yaitu datang ke tempat kerja praktek pada pukul 07.30 dan
pulang pada pukul 16.00.
Pemohon juga harus mengikuti arahan oleh pembimbing PKL di tempat
tersebut.
Seperti hal nya para pegawai lainnya yang mendapatkan hari libur 2 (dua)
hari setiap minggunya,pemohon juga mendapatkan hari libur 2 (dua) hari
setiap minggunya yaitu pada hari sabtu dan hari minggu dan pada hari
Libur Nasional ataupun apabila ada keperluan dengan meminta izin
terlebih dahulu.
Aktifitas kerja yang dilakukan penulis terdiri dari 2 jenis kegiatan, yaitu:
kegiatan rutin dan kegiatan insidentil. Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang
dilakukan penulis selama Praktek Kerja Lapangan setiap harinya seperti
memonitor pemberitaan surat kabar dan mengelola guntingan berita, sedangkan
kegiatan insidentil merupakan kegiatan penulis yang dilakukan penulis selama
Praktek Kerja Lapangan sewaktu-waktu seperti mengikuti kegiatan-kegiatan
penyampaian informasi kepada media melalui jumpa pers, bantuan pendidikan
dan kegiatan sosialisasi tentang permasalahan air.
Kegiatan yang penulis lakukan dari hari ke hari selama PKL dapat
[image:48.595.123.534.508.751.2]dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2.1 Jadwal Kegiatan PKL
No. Hari/Tanggal Kegiatan
Ket.
Rutin Insidentil
1 Senin,
9 Juli 2012
Pengarahan kegiatan PKL di bagian Kehumasan Dinas PSDA
2 Selasa,
10 Juli 2012
Pengenalan tentang struktur
organisasi Dinas PSDA
3 Rabu,
11 Juli 2012
Mengarsipkan surat keluar
Mencari berita di berbagai macam surat kabar untuk dijadikan sebuah kliping.
Meliput pembukaan
PORPEMPROV di gedung sate
4 Kamis,
12 Juli 2012
Mencari berita di berbagai macam surat kabar untuk dijadikan sebuah kliping.
Meliput dan
mendokumentasikan foto dalam kegiatan olahraga porpemprov di gedung pajajaran
5 Jumat,
13 Juli 2012
Mencari berita di berbagai macam surat kabar untuk dijadikan sebuah kliping.
Meliput penutupan dan
pengumuman hasil
PORPEMPROV
6 Senin,
16 Juli 2012
Mencari berita di berbagai macam surat kabar untuk dijadikan sebuah kliping.
Mencari bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan laporan PKL
7 Selasa,
17 Juli 2012
Mencari berita di berbagai
dijadikan sebuah kliping.
8 Rabu,
18 Juli 2012
Mengarsipkan surat keluar masuk secara rutin.
Mencari berita di berbagai macam surat kabar untuk dijadikan sebuah kliping.
9 Kamis,
19 Juli 2012
Mengarsipkan surat keluar masuk secara rutin.
Mencari berita di berbagai macam surat kabar untuk dijadikan sebuah kliping.
10 Jumat,
20 Juli 2012
Mengarsipkan surat keluar masuk secara rutin.
Mencari berita di berbagai macam surat kabar untuk dijadikan sebuah kliping.
11 Senin,
23 Juli 2012
Mengarsipkan surat keluar masuk secara rutin.
Mencari berita di berbagai macam surat kabar untuk dijadikan sebuah kliping.
12 Selasa
24 Juli 2012
Mengarsipkan surat keluar masuk secara rutin.
Mencari berita di berbagai macam surat kabar untuk dijadikan sebuah kliping.
13 Rabu,
25 Juli 2012
Mengarsipkan surat keluar masuk secara rutin.
Mencari berita di berbagai macam surat kabar untuk dijadikan sebuah kliping.
14 Kamis,
26 Juli 2012
Mengarsipkan surat keluar masuk secara rutin.
Mencari berita di berbagai macam surat kabar untuk dijadikan sebuah kliping.
15 Jumat,
27 Juli 2012
Mengarsipkan surat keluar masuk secara rutin.
Mencari berita di berbagai macam surat kabar untuk dijadikan sebuah kliping.
16 Senin,
30 Juli 2012
Mengarsipkan surat keluar masuk secara rutin.
Mencari berita di berbagai macam surat kabar untuk dijadikan sebuah kliping.
17 Selasa
31 Juli 2012
Mengarsipkan surat keluar masuk secara rutin.
Mencari berita di berbagai macam surat kabar untuk dijadikan sebuah kliping.
2.2Deskripsi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
2.2.1Deskripsi Kerja Rutin Praktek Kerja Lapangan
Kegiatan Praktek kerja lapangan yang dilakukan penulis di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat. Penulis melakukan pekerjaan rutin yang berhubungan dengan Humas khususnya, antara lain sebagai berikut :
A. Kliping Berita
Kliping berita adalah kegiatan di bidang humas yang rutin dilaksanakan mahasiswa yang sedang melakukan praktek kerja lapangan setiap harinya. Kegiatan ini mulai rutin dilakukan pada pukul 07.30 WIB. Kliping berita yang dibuat ini adalah mengenai semua hal yang mencakup ruang lingkup Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat Bandung. Kliping berita ini meliputi pengumpulan informasi yang berupa berita, artikel, berita foto, surat pembaca, dan surat tanggapan perusahaan.
Kriteria dari materi kliping berita ini yaitu harus bersifat informasi atau pemberitahuan, pendapat atau opini dari masyarakat, berkaitan dengan aktivitas dan kegiatan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air ataupun citra negatif Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air.
Kegiatan pertama yang dilakukan adalah melihat-lihat dan menandai berita-berita dari sejumlah surat kabar. Berita dari sejumlah koran yang telah ditandai tersebut kemudian digunting dan ditempelkan pada selembar kertas satu persatu dengan menggunakan kertas Press Clipping berukuran A4 yang khusus disediakan oleh Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, yang di dalam kertas tersebut juga tersedia kolom untuk memberi informasi atau keterangan artikel atau berita tersebut bersumber dari koran apa; tanggal, bulan dan tahun terbit; serta berada di halaman dan kolom berapa artikel tersebut.
a. Kompas e. Radar Bandung
b. Republika f. Seputar Jabar
c. Pikiran Rakyat g. Mangle
d. Tribun Jabar h. Galamedia
Dalam mengkliping berita ini seringkali dianggap hal yang sangat enteng atau ringan oleh berbagai pihak, padahal dalam mengkliping berita tidak dapat disepelekan dalam kegiatan humas karena kliping berita ini berfungsi sebagai media informasi bagi humas dan untuk memperkaya wawasan dan informasi, kemudian informasi tersebut akan ditinjaklanjuti oleh pihak manajemen. Mengacu pada hal tersebut maka kliping berita ini memiliki beberapa manfaat, antara lain :
Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi manajemen.
Sebagai pedoman dan acuan untuk mengantisipasi dan melakukan langkah-langkah terhadap kejadian yang tengah dihadapi yang berkaitan dengan perusahaan, dan juga guna perbaikan dan pengembangan program kerja perusahaan.
Sebagai tolak ukur tentang sejauhmana keberhasilan dan reputasi perusahaan.
Sebagai evaluasi terhadap kinerja karyawan pada perusahaan dalam memenuhi kebutuhan publik.
Gambar 2.1 Kliping Berita
Sumber : Arsip Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat,
B. Mengarsipkan Surat keluar dan masuk
Berikut contoh surat yang masuk untuk Dinas PSDA dari instansi lain :
Gambar 2.2 Surat Masuk
Sumber : Arsip Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat,
C Dokumentasi foto kegiatan Porpemprov 2012 di Gedung Sate
Kegiatan insidentil yang dilakukan penulis adalah meliput kegiatan
tahunan Pemerintah Provinsi Jabar yaitu PORPEMPROV 2012 yang
dilaksanakan pada tanggal 11-13 Juli 2012 di Gedung Sate, Bandung. Dinas
Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat menjadi salah satu pesertanya.
Tentunya sebagai mahasiswa yang melakukan praktek kerja lapangan di bagian
Humas, maka penulis diwajibkan untuk meliput kegiatan tersebut dengan
dibekali kamera Canon EOS (SLR) oleh Humas Dinas Pengelolaan Sumber
[image:57.595.210.449.432.612.2]Daya Air Jawa Barat sebagai alat dokumentasi.
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2012
2.3 Deskripsi Tentang Humas
Public relations (PR) atau hubungan masyarakat (Humas), merupakan
perkembangan komunikasi. Humas atau PR merupakan suatu lembaga yang
bertugas menjalin dan menjaga hubungan baik dengan public internal, eksternal,
dan stakholder perusahaan.
Public relations atau hubungan masyarakat menurut J.C. seidel yang
Dan Edward L. Bernays menyatakan PR mempunyai tiga arti yaitu ; (1) pengertian kepada masyarakat,
(2) persuasi untuk mengubah sikap dan tingkah laku masyarakat,
(3) usaha untuk menginterpretasikan sikap dan pebuatan suatu badan
dengan sikap perbuatan masyarakat dan sebaliknya.
Adapun Definisi humas menurut J.C. Seidel sebagaimana dikutip oleh Oemi
Abdurrachman dalam buku dasar-dasar public relations adalah :
“ Public relations is the continuingprocess by which management endeavors to obtain goowill and understanding of its customer, its employees and the public at large, inwardly through self analysis and correction, outwardly through all means of expression”
artinya public relations adalah proses yang kontinu dari usaha-usaha
manajemen untuk memperoleh goodwill dan pengertian dari para langganannya,
pegawainya dan publik umumnya; kedalam dengan mengadakan analisa dan
perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan pernyataan-pernyataan.
(Abdurrachman, 2001:24)
Tujuan dari public relations menurut Oemi Abdurrachman mangatakan
sebagai berikut:
“ Tujuan public relations adalah mengembangkan goodwill dan memperoleh opini publik yang favorable atau menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan yang harmonis dengan berbagai public, kegiatan public relations harus dikerahkan kedalam dan keluar”.
(Abdurrachman, 2001:34)
Jadi Public Relations adalah suatu lembaga atau perorangan yang bertugas
melakukan hubungan baik ke dalam dan ke luar perusahaan untuk memperoleh
strategi yang dimiliki. Public relations berfungsi menumbuhkan dan
mengembangkan hubungan baik antara lembaga/organisasi dengan publiknya baik
intern maupun ekstern dalam pencapaian pengertian, menumbuhkan motivasi
publiknya. Adapun Public Relations secara mendasar menjadi tanggung jawab
dari pimpinan puncak (top management) Public realtions diharapkan bisa menjadi
mata, telinga, dan tangan kanan pimpinan puncak perusahaan. Dan peranan Public
Relations yang sangat penting yaitu sebagai wahana keluar dan ke dalam
perusahaan. Saat ini hampir setiap Departemen pemerintahan atau
lembaga-lembaga sosial telah mempunyai badan atau bagian humas.
Begitu pula dengan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat yang
senantiasa menggunakan humas untuk menjalankan hubungan baik dengan
berbagai pihak, terutama masyarakat, dengan tujuan memperoleh suatu nilai lebih
atau keberhasilan tersendiri, atau mendekati pers dengan tujuan untuk
memperoleh suatu pemberitaan positif, tetapi lebih dari itu karena Public
Relations mengandalkan strategi yaitu agar institusi atau organisasi dapat
dipercaya oleh pihak-pihak yang berhubungan dengan badan atau organisasi.
Dalam hubungannya, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat
menjalankan Public Relations yang masih bersifat Method Of Comunication yaitu
humas yang masih dibawah naungan divisi lain atau belum masuk dalam
struktural organisasi / institusi yang pada kesempatan kali ini humas Dinas
Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat masih berada pada Divisi Sub. Bagian
Kepegawaian & Umum. Sehingga humasnya belum State Of Being atau belum
termasuk instansi pemerintah yang terbilang besar namun humasnya belum berdiri
sendiri, tetapi tidak mengurangi peran dari Public Relations dalam suatu Institusi
atau organisasi yang sangat penting dalam menciptakan komunikasi timbal balik,
serta memberikan suatu kebutuhan informasi kepada publik Intern yang berasal
dari media. Selain itu Humas di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat
mempunyai fungsi membangun suatu hubungan yang baik dengan Pihak Pers dan
masyarakat luas tentunya.
2.4 Analisa Kegiatan PKL
2.1 Analisa Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
Penulis melakukan kegiatan PKL di Humas Dinas Pengelolaan Sumber
Daya Air Provinsi Jawa Barat. Penulis mendapatkan banyak pengalaman dan
pengetahuan baru, serta informasi lebih mengenai perusahaan tempat penulis
melakukan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan. Penulis menemukan beberapa
kelebihan dan kekurangan yang terjadi dalam ruang lingkup Humas di Dinas
Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat. Dikarenakan Humas Dinas
Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat yang belum “state of being”
maka kegiatan yang dilaksanakan oleh humas Dinas Pengelolaan Sumber Daya
Air Provinsi Jawa Barat belum maksimal, hal ini disebabkan kegiatan-kegiatan
humas yang diambil alih oleh Protokoler Institusi Dinas Pengelolaan Sumber daya
Air Provinsi Jawa Barat. Selain itu dikarenakan faktor anggaran biaya kegiatan
yang tidak ada bagi humas, menjadi hal utama terhambatnya tugas-tugas humas
yang ada disetiap Institusi Pemerintahan termasuk di Dinas Pengelolaan Sumber
Kondisi yang seperti ini, Humas Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air
Provinsi Jawa Barat tetap melakukan tugas-tugasnya sebagaimana hal yang sudah
ditetapkan oleh Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat untuk
memfokuskan tugasnya lebih kepada citra institusi, terutama dalam membina
hubungan baik dengan pihak wartawan/pers dan memberikan kebutuhan informasi
bagi karyawannya.
Analisa kegiatan mahasiswa selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
adalah :
Selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Dinas Pengelolaan
Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, Mahasiswa selalu diberikan
kesempatan untuk memperoleh ilmu dan pengalaman
sebanyak-banyaknya.
Mahasiswa mendapat sambutan, sikap, perhatian dan fasilitas yang baik
pada saat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Dinas Pengelolaan
Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat Kota Bandung.
Mahasiswa diberi kepercayaan untuk mengerjakan tugas yang diberikan
dan selalu diberi bantuan dalam melaksanakan pekerjaan bila mengalami
kesulitan dan ketika ada kegiatan di perusahaan, mahasiswa diajak untuk
ikut serta dalam kegiatan tersebut.
Dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan, mahasiswa lebih banyak
melakukan pekerjaan yang bersifat rutin sehingga dalam dunia kerja
2.5 Analisa Tentang Pelayanan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat Kepada Mahasiswa PKL
Selama satu bulan penulis melaksanakan kegiatan PKL di Dinas Pengelolaan
Sumber Daya Air Jawa Barat. Pelayanan yang diberikan oleh pembimbing, yang
berada di bagian Humas Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat,
maupun pihak-pihak dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat yang
membantu memberikan suatu praktek kehumasan dapat dinilai cukup baik.
Selama melaksanakan PKL, penulis diberikan arahan oleh pembimbing
mahasiswa PKL baik secara praktik maupun teoritis. Serta penulis diberikan
pengalaman langsung untuk mengerjakan tugas-tugas seorang Humas yang berada
di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat. Bpk. Asep dan Bpk.H.Dudin
sebagai pembimbing mahasiswa PKL dan sebagai pegawai Humas Dinas
Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat memberikan beberapa pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman yang berhubungan dengan tugas-tugas Humas secara
langsung. Selain pembimbing PKL, penulis juga diberi arahan oleh pegawai
Humas lainnya sebagai bentuk kepedulian pegawai Dinas Pengelolaan Sumber
Daya Air Jawa Barat kepada mahasiswa yang melakukan PKL agar mempunyai
pengalaman langsung mengerjakan tugas-tugas seorang Humas di Dinas
Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat dengan mengikutsertakan mahasiswa
PKL dalam kegiatan-kegiatan insidentil seperti peliputan acara-acara Dinas
ataupun kegiatan-kegiatan, penyuluhan yang ada di Dinas Pengelolaan Sumber
Begitu pula setelah melaksanakan beberapa tugas Humas di Dinas
Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat, penulis juga melakukan evaluasi kecil
yang diarahkan oleh pembimbing dan pembekalan terhadap hasil dari tugas-tugas
humas seperti membuat kliping berita, press release, pendataan dan tugas Humas
lainnya. Ramah tamah, menjadikan nilai lebih tersendiri bagi pembimbing dan
pegawai lainnya di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat, sehingga
membuat penulis lebih nyaman dalam melaksanakan proses Praktek Kerja
Lapangan. Selain itu, penulis juga merasakan adanya sikap-sikap positif yang
dimiliki pegawai Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat dalam
membangun karakteristik suatu Institusi, yang mempunyai sikap saling bekerja
sama dengan sifat kekeluargaan dan saling menyapa satu sama lain.
Dari segi Sarana dan Prasarana, selama melaksanakan PKL, penulis tidak
menemukan kesulitan karena kegiatan kerja praktek dilakukan langsung di ruang
Humas yang terletak di bagian depan gedung utama dengan fasilitas yang
memadai dan nyaman untuk mengerjakan tugas-tugas kehumasan di Dinas
Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat. Hanya saja masalah waktu kerja
penulis yang tidak tetap, karena tugas-tugas Humas yang dinilai belum begitu
banyak seiring dengan struktur Humas yang belum masuk dalam struktural
Institusi. Banyak hal yang penulis dapatkan selama melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat, baik secara
pengalaman, pengetahuan, dan pemahaman yang penulis belum dapatkan
sebelumnya, yang tentunya akan dapat bermanfaat ketika penulis lulus kuliah dan
divisi Humas. Secara keseluruhan pelayanan yang diberikan perusahaan kepada
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Dinas Pengelolaan
Sumber Daya Air Jawa Barat ini, maka penulis dapat menarik beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Aktifitas Kerja yang dilakukan penulis pada bagian Humas di Dinas
Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat ini terdiri dari 2 jenis
kegiatan, yaitu kegiatan rutin yang biasa di lakukan sehari-hari seperti
membuat kliping, mengontrol surat yang masuk dan kegiatan insidentil
ataupun kegiatan sewaktu-waktu ataupun tidak rutin, peliputan acara
PORPEMPROV Jabar 2012.
2. Kegiatan rutin yang penulis lakukan meliputi kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan pemberitaan mengenai perusahaan Dinas
Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat ini baik nasional maupun
Jawa Barat diantaranya, membuat kliping, Kegiatan ini dilakukan
untuk mendukung tercapainya kebutuhan informasi bagi karyawan
atau orang yang berada di dalam lingkungan pe