SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH INFORMASI LAPORAN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN
YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2009-2011
OLEH
MARWAN AZHARI 090503071
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2011 ” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau ditulis sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Desember 2014 Penulis,
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH INFORMASI LAPORAN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR
DI BEI TAHUN 2009-2011
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh informasi laporan arus kas terhadap harga saham baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI .
Populasi penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 hingga tahun 2011. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dan diperoleh sebanyak 29 perusahaan. Variabel penelitian ini terdiri dari Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, dan Arus Kas Pendanaan sebagai variabel independen. Dan Harga Saham sebagai variabel dependen. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik deskriptif dengan menggunakan model regresi sederhana untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individu dan regresi berganda untuk menguji pengaruhnya secara bersama-sama. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, arus kas investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan arus kas pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan, arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan tidak berpengaruh berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan oleh nilai R Square sebesar 0,111 yang berarti hanya 11,1 % variasi dari perubahan harga saham dapat dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel independen, sedangkan sisanya sebesar 88,9 % dijelaskan oleh variasi atau faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.
ABSTRACT
ANALYZED THE INFLUENCE OF CASHFLOW STATEMENT INFORMATION TO THE STOCK PRICE IN THE BANKING COMPANY
LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE DURING 2009-2011
This study aims to examine and analyze the influence of cashslow statement information to stock price partally and simultaneously in the banking company which listed in BEI.
This study population is banking company listed on the Indonesia Stock Exchange in 2009 until 2011. Sample selection was done by using purposive sampling and obtained as many as 29 companies. The variables of this study consisted of operating cashflow, investing cashflow, and financing cashflow as independent variables stock price as the dependent variable. The method of analysis used in this research is descriptive statistical methods using simple regression model to test the effect of independent variables on the dependent variable individually and multiple regression analysis to examine the effect together. Testing in this study performed using SPSS computer program.
The results of this study indicate that partially operating cashflow doesn’t has significantly effect on stock price , investing cashflow doesn’t has significantly effect on stock price, and financing cashflow variable doesn’t has significantly effect on stock price. Simultaneously, operating cashflow, investing cashflow, and financing cashflow were not significantly affect the stock price. This is indicated by the value of R Square of 0.111, which means only 11.1% of the variation can be explained by changes in stock price variation of the three independent variables, while the remaining 88.9% is explained by the variation or other factors not included in the regression model.
KATA PENGANTAR
Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2011”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen
Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Erwin Abubakar, M.B.A., Ak. selaku Pembaca Penilai yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi.
6. Kedua Orang Tua Saya Bapak Marsuddin dan Ibu Asni, kakak saya Malinda Agusliana, Adik saya Mahruzar Fadhillah dan keluarga besar saya yang telah
maupun materil kepada penulis. untuk teman-teman satu angkatan 2009 Ihsan, Baidi, Prian, Syahril, Defri, Kautsar, Devi, Nita, Liza, Fitri, dan teman-teman
lain yang telah memberikan masukan, saran, semangat, dan bantuan lain selama proses pengerjaan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang
membacanya.
Medan, Desember 2014 Penulis,
DAFTAR ISI
2.1.3.3 Aktivitas Pendanaan ... 17
2.1.4. Harga Saham ... 17
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19
2.3. Kerangka Konseptual ... 22
2.4. Hipotesis Penelitian ... 23
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian ... 24
3.2. Jenis Dan Sumber Data ... 24
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25
3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 28
3.5. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 28
3.6.1.2 Uji Multikolinearitas ... 32
3.6.1.4 Uji Autokorelasi ... 33
3.6.2. Pengujian Hipotesis ... 34
3.6.2.1 Uji t ... 35
3.6.2.2 Uji f ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Penelitian ... 37
4.2. Hasil Penelitian ... 47
4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 47
4.2.2. Pengujian Asumsi Klasik ... 39
4.2.3. Pengujian Hipotesis ... 48
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 57
5.2. Keterbatasan Penelitian ... 59
5.3. Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 60
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
3.1 Proses Pemilihan Sampel Berdasarkan Kriteria…… 26
3.2 Sampel Perusahaan Perbankan... 27
3.3 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel…… 30
4.1 Statistik Deskriptif…. ... 38
4.2 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sebelum Transformasi ... 42
4.3 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Setelah Transformasi ... 44
4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 45
4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 48
4.6 Model Summary ... 49
4.7 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi………….. 49
4.8 Uji t (Uji Parsial) ... 50
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 22 4.1 Uji Normalitas: Grafik Histogram
Sebelum Transformasi ... 41 4.2 Uji Normalitas: Grafik Normal Probability Plot
Sebelum Transformasi ... 41 4.3 Uji Normalitas: Grafik Histogram
Setelah Transformasi ... 43 4.4 Uji Normalitas: Grafik Normal Probability Plot
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Data Variabel Tahun 2009…………... 62
Lampiran 2 Data Variabel Tahun 2010 …………... 63
Lampiran 3 Data Variabel Tahun 2011 ………..…... 64
Lampiran 4 Data Variabel 2009-2011 Rata-Rata……….. 65
Lampiran 5 Data Variabel 2009-2011 Rata-Rata setelah Ln…… 66
Lampiran 6 Statistik Deskriptif ……… 67
Lampiran 7 Hasil Uji Normalitas sebelum Transformasi………. 67
Lampiran 8 Hasil Uji Normalitas setelah Transformasi ……..… 68
Lampiran 9 Histogram dan P-Plot sebelum Transformasi ……... 68
Lampiran 10 Histogram dan P-Plot setelah Transformasi ………. 69
Lampiran 11 Hasil Uji Multikolinearitas……… 70
Lampiran 12 Hasil Uji Heteroskedastisitas ……… 71
Lampiran 13 Hasil Uji Autokorelasi ……….. 71
Lampiran 14 Hasil Uji t ………. 72
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Persaingan usaha yang semakin tajam, tuntutan manajemen untuk memiliki keunggulan daya saing, serta keunggulan lain dalam hal informasi laporan keuangan merupakan dampak yang cukup signifikan dalam
perkembangan usaha di era globalisasi dewasa ini. Untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi para pelaku bisnis tersebut, maka akuntansi ikut berperan
dalam menyediakan informasi yang diperlukan. Laporan keuangan adalah salah satu informasi penting dan dapat dipercaya oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan, karena laporan keuangan berisi informasi mengenai perkembangan
perusahaan untuk periode tertentu. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan disajikan sebagai informasi yang menyangkut posisi keuangan
perusahaan, laporan kinerja, perubahan posisi keuangan dan laporan aliran kas yang bermanfaat bagi pemakainya khususnya investor maupun kreditor dalam pengambilan keputusan yang bersifat ekonomis.
Bagi para investor, informasi yang disampaikan oleh manajemen perusahaan dijadikan sebagai alat analisis dan pengawasan terhadap kinerja
manajemen perusahaan. Oleh karena itu perusahaan, baik kecil maupun besar, harus memanfaatkan sumber daya seefisien dan seefektif mungkin sehingga berguna untuk mempertahankan atau meningkatkan kinerja perusahaan.
menunjukkan keseriusan dalam mengelola perusahaan secara profesional, sehingga dapat mempengaruhi para investor dalam mengambil keputusan
investasi.
Menurut Koetin (1992 : 89), “Secara umum, semakin baik kinerja suatu
perusahaan semakin tinggi laba usahanya dan semakin banyak keuntungan yang dapat dinikmati oleh pemegang saham, juga semakin besar kemungkinan harga saham akan naik”. Meskipun demikian saham yang memiliki kinerja baik
sekalipun, harganya bisa saja turun karena keadaan pasar. Saham yang memiliki kinerja baik meskipun harganya menurun keras karena keadaan pasar yang jelek (bearish) yang menyebabkan kepercayaan terhadap pemodal terguncang, saham
ini tidak akan sampai hilang jika kepercayaan pemodal pulih. Siklus ekonomi membaik ataupun hal-hal lain membaik (bullish), maka harga saham yang baik ini
akan kembali menjadi resiko dari pemegang saham karena turunnya harga saham. Cara mengatasinya adalah menahan saham tersebut untuk waktu yang cukup lama
sampai keadaan pasar membaik kembali.
Dalam melakukan prediksi harga saham terdapat pendekatan dasar yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Secara tradisional analisis fundamental
telah memperoleh perhatian yang cukup besar dari para analisis sekuritas. Para praktisi cenderung menyukai penggunaan model yang tidak terlalu rumit, mudah
dipahami, dan mendasarkan diri atas informasi akuntansi. Husnan (2001 : 303) menjelaskan bahwa “analisis fundamental mendasarkan pola pikir perilaku harga saham ditentukan oleh perubahan-perubahan variasi perilaku variabel-variabel
tersebut ditentukan oleh nilai perusahaan. Apabila kinerja perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi. Dengan nilai usaha yang tinggi membuat para investor
melirik perusahaan tersebut untuk menanamkan modalnya sehingga akan tejradi kenaikan harga saham.
Harga saham penting bagi perusahaan karena hal tersebut merupakan salah satu alasan utama bagi para investor untuk membeli saham sebagai bentuk investasinya pada perusahaan. Investasi tersebut tentunya sangat diperlukan oleh
perusahaan, sebab dalam menjalankan usahanya dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Cara untuk memperoleh dana salah satunya adalah dengan menerbitkan
dan menjual saham melalui pasar modal atau bursa efek sebagai perantara. Harga saham atau perusahaan selalu mengalami pergerakan naik atau turun. Pergerakan pada harga saham inilah yang dapat memberikan keuntungan bagi para investor.
Oleh karena itu, para investor sangat membutuhkan informasi mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham baik secara langsung maupun tidak.
Informasi bisa didapat dari faktor eksternal maupun internal perusahaan. Faktor eksternal perusahaan, antara lain kondisi perekonomian, kebijakan pemerintah, dan tingkat suku bunga bank. Sedangkan faktor internal perusahaan berupa
informasi dari laporan keuangan perusahaan. Dalam hal ini akuntansi berfungsi sebagai penyedia informasi.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2007 : 1.2) dalam PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 1 tentang tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah “memberikan informasi tentang posisi keuangan,
pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber
daya yang dipercayakan kepada mereka”. Informasi arus kas merupakan salah satu parameter kinerja perusahaan yang menjadi fokus perhatian investor.
Informasi arus kas harus dapat meyakinkan investor serta menjadi fokus perhatian investor dalam mengambil keputusan. Ukuran kinerja akuntansi perusahaan yang menjadi fokus perhatian investor adalah yang mampu menggambarkan kondisi
ekonomi dengan baik serta menyediakan sebuah dasar bagi peramalan aliran kas masa depan suatu saham biasa.
Pentingnya laporan arus kas tercantum pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 tentang laporan arus kas yang merekomendasikan perusahaan harus memasukkan laporan arus kas sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan. Informasi arus kas masa depan (IAI, 2007 : 2.2). Di samping itu, informasi arus kas juga berguna untuk meneliti
kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara probabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 dikatakan penyajian laporan arus kas dibagi dalam 3 komponen, yaitu arus kas operasi, arus
kas investasi dan arus kas pendanaan dimana dalam penelitian ini akan dilihat masing-masing hubungannya dengan harga saham. Pembedaan komponen-komponen arus kas ini penting karena masing-masing komponen-komponen tersebut
Arus kas operasi merupakan aktivitas utama yang menghasilkan pendapatan yang melibatkan adanya transaksi pembelian dan penjualan serta
distribusi barang dan jasa kepada konsumen. Aktivitas operasi menyebabkan naiknya transaksi yang masuk dalam perhitungan nilai laba perusahaan. Sehingga
arus kas operasi menjadi indikator yang menentukan usaha perusahaan dalam menghasilkan arus kas untuk memenuhi kebutuhan operasi perusahaan. Naiknya laba bersih perusahaan menunjukkan kinerja yang bagus sehingga investor akan
tertarik untuk menanamkan modal sehingga volume perdagangan saham meningkat. Ketika permintaan melebihi jumlah saham yang ditawarkan maka
harga saham mengalami kenaikan.
Arus kas investasi merupakan kegiatan yang berkaitan dengan perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas
di masa yang akan datang. Informasi dari aktivitas pendanaan digunakan investor dalam menilai kemampuan perusahaan untuk berkembang. Jika perusahaan
mampu mengeluarkan dana untuk memperoleh aset produktif ini dapat ditanggapi investor sebagai sebuah keyakinan dari perusahaan untuk dapat bertumbuh sehingga akhirnya akan menguntungkan pemegang saham. Sinyal positif ini
digunakan investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut sehingga volume perdagangan saham perusahaan dapat memberi efek kenaikan harga sahamnya.
Arus kas pendanaan merupakan aktivitas yang mengakibatkan perubahan jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas di masa depan oleh pemegang
perusahaan dalam memperoleh modal dan melunasi kewajiban jangka panjangnya digunakan investor sebagai informasi untuk mengambil keputusan berinvestasi.
Keputusan investasi para investor tentu saja dapat mempengaruhi volume perdagangan saham juga pada harga sahamnya.
Penelitian mengenai pengaruh informasi arus kas terhadap harga saham sebelumnya dilakukan oleh Selvy Hartono pada tahun 2008 yang melakukan penelitian mengenai pengaruh laba dan arus kas terhadap harga saham. Variabel
dependen yang digunakan adalah harga saham. Laba dan tiga komponen arus kas menjadi variabel independen. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan secara
simultan, laba dan ketiga komponen arus kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, variabel laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, variabel arus kas operasi, investasi dan
pendanaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Abdul Rohman pada tahun 2005 melakukan penelitian pengaruh langsung
dan tidak langsung arus kas dan laba terhadap volume perdagangan saham emiten di Bursa Efek Jakarta. Variabel dependen yang digunakan adalah volume perdagangan saham. Variabel independen pada penelitian ini adalah arus kas dan
laba. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan variabel laba dan arus kas kurang mempengaruhi volume perdagangan saham. Secara parsial baik variabel
laba maupun arus kas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Evi Mutia pada tahun 2009 melakukan penelitian mengenai pengaruh informasi laba dan arus kas terhadap harga saham. Variabel dependen yang
akuntansi, komponen arus kas, dan total arus kas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba akuntansi memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.
Variabel arus kas operasi tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Variabel arus kas investasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap
harga saham. Sedangkan secara simultan komponen arus kas yang terdiri atas arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Selvy Hartono dengan
objek penelitian perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama tahun
2009 – 2011. Variabel independen yang digunakan adalah tiga komponen arus kas dan harga saham sebagai variabel dependen yang sama seperti penelitian Selvy Hartono. Variabel laba tidak digunakan dalam penelitian dengan alasan untuk
menyederhanakan penelitian dan memfokuskan pada pengaruh dari arus kas. Peneliti melakukan modifikasi data dengan menggunakan logaritma natural.
Penelitian ini tetap menggunakan pengujian asumsi klasik sebagai metode analisis data agar hasil pengolahan data benar dan akurat.
Penelitian ini juga mereplikasi penelitian Abdul Rohman dengan objek
penelitian adalah perusahaan perbankan di BEI. Variabel independen pada penelitian ini adalah komponen arus kas dan harga saham sebagai variabel
dependennya. Variabel volume perdagangan saham diganti dengan variabel harga saham, variabel laba tidak digunakan, serta informasi arus kas ditambahkan dengan arus kas dari aktivasi investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan
ini menggunakan metode pengujian asumsi klasik untuk memastikan hasil regresi dikatakan baik dan akurat.
Penelitian inipun juga mereplikasi penelitian Evi Mutia dengan objek penelitian adalah perusahaan perbankan di BEI. Variabel independen pada
penelitian ini adalah komponen arus kas dan harga saham sebagai variabel independen. Variabel laba tidak digunakan guna menitikberatkan pengaruh arus kas terhadap harga saham. Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan
metode pengujian asumsi klasik.
Berdasarkan uraian dan permasalahan serta keragaman hasil penelitian di
atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI Tahun 2009 – 2011”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah
yang dirumuskan peneliti adalah sebagai berikut :
1. Apakah arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham ?
2. Apakah arus kas dari aktivitas investasi berpenagruh signifikan secara parsial terhadap harga saham ?
3. Apakah arus kas dari aktivitas pendanaan berpenagruh signifikan secara parsial terhadap harga saham ?
4. Apakah arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan berpengaruh
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah disebutkan di atas maka
penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis apakah terdapat pengaruh secara parsial dari arus kas operasi
terhadap harga saham.
2. Menganalisis apakah terdapat pengaruh secara parsial dari arus kas investasi terhadap harga saham.
3. Menganalisis apakah terdapat pengaruh secara parsial dari arus kas pendanaan terhadap harga saham.
4. Menganalisis apakah terdapat pengaruh secara simultan dari arus kas operasi, investasi, dan pendanaan terhadap harga saham.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan antara lain sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai kontribusi pemikiran untuk dipakai oleh perusahaan sebagai alat bantu alternatif dalam menilai kinerja keuangan perusahaan terhadap fluktuasi harga sahamnya di
pasar modal.
2. Bagi investor, penelitian diharapkan menjadi bahan pembelajaran untuk dapat
memprediksi harga saham di masa yang akan datang sehingga dapat membantu pengambilan keputusan jual beli saham dan menentukan strategi investasi yang tepat dan sesuai dengan harapan investor untuk memperoleh
3. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai pasar modal dan mekanisme dalam penentuan harga saham
yang dipengaruhi oleh kandungan informasi komponen arus kas.
4. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini menjadi sumbangan literatur sehingga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Signalling Theory
Signalling theory menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal kepada pasar untuk dapat membedakan
perusahaan yang berkualitas baik dan yang buruk sehingga diharapkan pasar dapat bereaksi terhadap sinyal tersebut. Sinyal yang dimaksudkan adalah kandungan informasi (contain of information). Kandungan informasi ini dapat ditemukan
pada laporan keuangan perusahaan.
Laporan keuangan terdiri atas laporan laba rugi, laporan posisi keuangan,
laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan arus kas dapat digunakan sebagai alternatif informasi dalam menilai kinerja dan prospek
suatu perusahaan. Kandungan aktivitas yaitu operasi, investasi, dan pendanaan dapat memberikan sinyal bagi investor dalam menentukan kinerja perusahaan sehingga dapat tercermin pada volume perdagangan saham.
Arus kas operasi merupakan aktivitas utama yang menghasilkan pendapatan yang melibatkan adanya transaksi pembelian dan penjualan, serta distribusi
barang dan jasa kepada konsumen. Aktivitas operasi menyebabkan naiknya transaksi yang masuk dalam perhitungan laba bersih sehingga jumlah arus kas operasi menjadi indikator yang menentukan usaha perusahaan dalam
arus kas operasinya menunjukkan kinerja yang bagus dan naiknya permintaan terhadap saham. Hal ini akan mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut.
Arus kas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang untuk mendapatkan pendapatan dan arus kas di masa mendatang. Informasi dari
aktivitas investasi digunakan investor untuk menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan masa depannya. Hal ini berarti jika perusahaan mengeluarkan dana untuk aset produktif maka perusahaan dapat bertumbuh
sehingga nilai arus kas investasi digunakan investor sebagai sinyal positif dalam mengambil keputusan investasi sehingga akan tercermin pada volume
perdagangan sahamnya dengan kemungkinan naiknya harga saham.
Arus kas pendanaan merupakan aktivitas yang mengakibatkan perubahan jumlah dan komposisi dalam modal serta pinjaman perusahaan. Aktivitas
pendanaan digunakan untuk memperoleh modal yang berasal dari perusahaan sendiri maupun kreditor. Informasi dari arus kas mengenai kemampuan
perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka panjang dapat menjadi sinyal positif bagi investor untuk berinvestasi sehingga akan mempengaruhi volume perdagangan saham dan harga sahamnya.
2.1.2. Informasi Akuntansi
Akuntansi adalah suatu sistem informasi keuangan beradasarkan
pengukuran atau penginterpretasian dan pelaporan transaksi keuangan perusahaan. Sistem informasi tersebut berupa laporan keuangan yang kemudian akan digunakan pengguna sebagai alat bantu dalam membuat dan mengambil
No. 1 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2007 : 2.2) menyatakan bahwa :
Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna laporan dalam pengambilan keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas pengguna sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Namun demikian, laporan keuangan itu tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu.
Laporan keuangan harus memiliki karakteristik yang membuat informasi dalam laporan keuangan menjadi berguna bagi pemakai. Karakteristik tersebut
adalah dapat dipahami, relevan, handal, dan dapat dibandingkan, untuk memahami tujuan laporan keuangan ada dua hal yang harus dipahami, laporan keuangan harus memberikan informasi yang bermanfaat dan dapat digunakan
untuk membuat keputusan yang logis dan rasional. Dengan demikian, tujuan informasi akuntansi adalah memberikan informasi yang bermanfaat bagi
pembuatan keputusan yang logis.
Terdapat empat interpretasi dari construct nilai revelan informasi akuntansi dalam laporan keuangan menurut menurut Francis dan Schiper (dalam
Astuti & Rahmawati, 2007 : 23 – 24) yaitu :
Menurut interpretasi kedua, informasi keuangan memiliki nilai relevan jika menggunakan variabel-variabel yang digunakan dalam model penilaian dan membantu dalam memprediksi variabel-variabel tersebut. Indikasi nilai relevan dalam interpretasi ketiga dan keempat ialah asosiasi statis antara data akuntansi atau informasi keuangan dengan nilai pasar modal yang dapat berupa harga saham ataupun return saham. Nilai relevan dalam interpretasi ketiga diukur dengan kemampuan informasi tersebut dianggap mempengaruhi investor untuk memperbaiki ekspektasinya. Sedangkan pada interpretasi keempat, nilai relevan diukur berdasarkan kemampuan informasi laporan keuangan untuk mengikhtisarkan informasi yang mempengaruhi nilai saham tanpa memperhatikan sumber informasi tersebut.
2.1.3. Arus Kas
Arus kas bersih (net cash flow) atau disebut arus kas saja, mengacu pada
pengertian arus kas masuk dikurangi arus kas keluar atau setara kas pada periode berjalan. Laporan arus kas menyajikan nilai arus kas dari tiga aktivitas utama
dalam suatu perusahaan : operasi, investasi, dan pendanaan. Informasi dari laporan arus kas membantu kita dalam menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya, membayar dividen, meningkatkan kepastian, dan
mendapatkan pendanaan. Informasi pada laporan arus kas juga membantu kita dalam menilai kualitas laba dan ketergantungan akan laba pada estimasi dan
asumsi mengenai arus kas di masa mendatang.
Tujuan penyajian informasi arus kas berdasarkan IAI (2007 : 2.1) dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 “Laporan arus kas
digunakan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk
menyediakan informasi tentang kegiatan operasi, investasi dan pembiayaan entitas tersebut atas dasar kas”.
Manfaat informasi arus kas jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lain menurut IAI (2007 : 2.1) dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 bahwa :
Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih perusahaan, struktur keuangan, dan kemampuan memengaruhi jumlah serta waktu arus kas beradaptasi terhadap perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna dalam menilai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dan setara kas sehingga memungkinkan pengguna untuk mengembangkan model untuk menilai dan membangkitkan nilai sekarang dan arus kas di masa depan dari perusahaan lain. Informasi tersebut juga membantu meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi dari berbagai perusahaan.
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas yang terjadi selama periode tertentu dan diklasifikasikan menjadi tiga aktivitas yaitu aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
2.1.3.1. Aktivitas Operasi
Stice et.al (2004 : 285) mengatakan “aktivitas operasi adalah aktivitas
utama penghasil pendapatan perusahaan. Termasuk ke dalam aktivitas operasi adalah transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang akan menentukan laba bersih”. Setiap perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi
berdasarkan salah satu dari dua metode, metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung pada dasarnya adalah pemeriksaan kembali setiap pos
Metode tidak langsung dimulai dengan laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi, dan menyesuaikan nilai akrual ini untuk setiap hal yang tidak
mempengaruhi arus kas.
Arus kas dari aktivitas operasi secara rinci menurut IAI (2007 : 2.3) dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 terdiri dari : 1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.
2. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi da pendapatan lain. 3. Pembayaran kas kepada pemasok dan jasa.
4. Pembayaran kas kepada karyawan
5. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perpustakaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya.
6. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi.
7. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
2.1.3.2. Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk dalam kas dan setara kas. Aktivitas investasi juga termasuk pembelian dan penjualan
instrumen keuangan yang tidak ditujukan untuk diperdagangkan.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi menurut IAI (2007 : 2.4) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2
adalah :
1. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri.
2. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain.
4. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali dilakukan oleh lembaga keuangan).
5. Pembayaran kas sehubungan dengan future contracts, forward contracts, dan swap contracts, kecuali jika kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan dan diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
2.1.3.3 Aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Termasuk dalam dalam aktivitas pendanaan adalah transaksi dan kejadian dimana kas diperoleh dari dan dibayarkan kembali kepada para pemilik (pendanaan dengan ekuitas atau modal)
dan para kreditor (pendanaan dengan utang). Arus kas pendanaan berguna memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para pemegang modal
perusahaan. Komponen arus kas dari aktivitas pendanaan menurut IAI (2007 : 2.4) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 adalah:
1) Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya,
2) Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan,
3) Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan pinjaman lainnya serta pelunasan pinjaman,
4) Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lesses) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan.
2.1.4. Harga Saham
Harga saham adalah nilai suatu saham di bursa saham pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan serta penawaran terhadap saham yang bersangkutan di pasar modal. Pada saat permintaan terhadap saham
Berikut ini elemen-elemen dari harga saham (Lubis, 2008 : 60) : a. Harga Nominal
Harga nominal merupakan nilai yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya.
b. Harga Perdana
Harga perdana merupakan harga sebelum harga tersebut dicatat di Bursa Efek. Setelah bernegosiasi dengan penjamin, maka akan diketahui berapa harga saham tersebut akan dijual ke masyarakat. c. Harga Pasar
Kalau harga perdana merupakan harga penjual dari penjamin emisi kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor lainnya. Harga terjadi setelah saham dicatat di bursa, baik Bursa utama maupun OTC.
d. Harga Pembukaan
Merupakan harga yang diminta penjual dan pembeli pada saat jam bursa dibuka, atau pada saat dimulainya hari bursa itu. Harga pembuka tadi menjadi harga pasar bila terjadi transaksi pada saat itu.
e. Harga Penutupan
Merupakan harga yang diminta oleh penjual/pembeli pada saat akhir hari bursa.
f. Harga Tertinggi
Harga yang tertinggi pada suatu hari bursa. g. Harga Terendah
Merupakan lawan dari harga tertinggi. Bisa untuk mendeteksi transaksi harian, bulanan atau tahunan.
h. Harga Rata-rata
Merupakan rata-rata dari harga tertinggi dan harga terendah.
Berdasarkan fungsinya, nilai suatu saham dibagi atas tiga jenis, yaitu
sebagai berikut (Panji Anoraga & Pakarti, 2001 : 58-59) :
a. Par Value (Nilai Nominal) / Stated Value / Face Value
Nilai yang tercantum pada saham untuk tujuan akuntansi (Ketentuan UU PT No. 1/1995) yaitu :
1. Nilai nominal dicantumkan pada mata uang Republik Indonesia, 2. Saham tanpa nilai nominal tidak dapat dikeluarkan.
Nilai nominal ini tidak digunakan untuk mengukur sesuatu. Dalam pencatatan akuntansi, nilai nominal dicatat sebagai modal ekuitas perseroan di neraca.
b. Base Price
c. Market Price
Market Price merupakan harga pada pasar riil, dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupan (closing price). Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa, baik bursa utama maupun OTC (Over The Counter Market). Harga pasar ini merupakan harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain, dan disebut sebagai harga di pasar sekunder. Harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham dan setiap hari diumumkan di surat-surat kabar atau media-media lain.
Dalam penilaian harga saham, terdapat tiga pedoman yang dapat
dipergunakan. Pertama, bila harga saham melampaui nilai intrinsik saham, maka saham tersebut dinilai overvalued (dinilai terlalu mahal). Oleh karena itu, saham
tersebut sebaiknya dihindari atau dilakukan penjualan saham karena kondisi seperti ini pada masa yang akan datang kemungkinan besar akan terjadi koreksi pasar. Kedua, apabila harga saham sama dengan nilai intrinsiknya maka harga
saham tersebut dinilai wajar dan berada dalam posisi keseimbangan. Saat kondisi demikian, sebaiknya pelaku pasar tidak melakukan pembelian atau penjualan
saham yang bersangkutan. Ketiga, apabila harga saham lebih kecil dari nilai intrinsiknya maka dikatakan undervalued (harganya terlalu rendah). Bagi para pelaku pasar, saham sebaiknya tetap dimilikinya, karena besar kemungkinkan di
masa yang akan datang akan terjadi lonjakan harga saham.
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa tinjauan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh informasi laporan arus kas terhadap harga saham adalah sebagai berikut :
perusahaan yang terdaftar di BEI antara bulan Agustus 2007 – Januari 2008 selama dua tahun dan dengan kriteria tertentu maka didapat sampel sebanyak
35 perusahaan. Analisis dilakukan secara deskriptif dengan data cross section dengan time series dan analisis dilakukan dengan metode regresi linier
berganda untuk menguji normalitas, heteroskedastisitas, multikolinearitas, dan auto korelasi. Variabel dependen yang digunakan adalah harga saham. Laba dan komponen arus kas sebagai variabel independen. Kesimpulan dari
penelitian ini menunjukkan bahwa variabel laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham sementara itu variabel arus kas operasi, arus
kas investasi, dan arus kas pendanaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
2. Abdul Rohman melakukan penelitian tentang pengaruh langsung dan tidak langsung arus kas dan laba terhadap volume perdagangan saham pada emiten di Bursa Efek Jakarta. Analisis data dilakukan pada 68 emiten pada tahun
1995. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Volume perdagangan saham merupakan variabel dependennya sedangkan laba dan arus kas, dalam hal ini arus kas operasi, adalah sebagai variabel
independennya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik uji secara simultan maupun parsial pengaruh laba dan arus kas tidak signifikan terhadap volume
perdagangan saham.
3. Evi Mutia melakukan penelitian mengenai pengaruh informasi laba dan arus kas terhadap harga saham. Penelitian ini dilakukan terhadap 45 perusahaan LQ
2009. Metode analisis data yang digunakan adalah model regresi linier. Harga saham adalah variabel dependennya sedangkan laba akuntansi, komponen arus
kas dan total arus kas sebagai variabel independennya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba akuntansi berpengaruh secara parsial terhadap harga
saham, arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, arus kas investasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham, arus kas pendanaan juga berpengaruh terhadap harga saham, serta total arus kas tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan hanya dilakukan untuk setiap komponen arus kas yang mana hasilnya menunjukkan
bahwa arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Selvy Hartono tahun 2012 dengan objek penelitian adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama tahun 2009-2011. Variabel independen pada
penelitian ini menggunakan arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan sedangkan harga saham menjadi variabel dependen. Variabel laba pada penelitian Selvy Hartono tidak digunakan dengan alasan penitikberatan pengaruh
arus kas terhadap harga saham dan penyederhanaan penelitian yang dilakukan. Peneliti juga memodifikasi data dengan menggunakan logaritma natural pada
variabel yang diuji. Metode analisis data pada penelitian ini tetap menggunakan metode pengujian asumsi klasik dengan menguji normalitas, multikolinearitas. Autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas untuk memastikan bahwa hasil regresi
Penelitian ini juga mereplikasi penelitian Abdul Rohman dengan objek penelitian adalah perusahaan perbankan di BEI. Variabel independen pada
penelitian ini adalah komponen arus kas dan harga saham sebagai variabel dependennya. Variabel volume perdagangan saham diganti dengan variabel harga
saham, variabel laba tidak digunakan, serta informasi arus kas ditambahkan dengan arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan sebagai bentuk modifikasi pada penelitian. Metode analisis data pada penelitian
ini menggunakan metode pengujian asumsi klasik untuk memastikan hasil regresi dikatakan baik dan akurat.
Penelitian ini juga mereplikasi penelitian Evi Mutia dengan objek penelitian adalah perusahaan perbankan di BEI. Variabel independen pada penelitian ini adalah komponen arus kas dan harga saham sebagai variabel
independen. Variabel laba tidak digunakan guna menitikberatkan pengaruh arus kas terhadap harga saham. Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan
metode pengujian asumsi klasik. 2.3. Kerangka Konseptual
Menurut Hermawan (2003 : 34) “Kerangka konseptual merupakan
landasan dari seluruh proses penelitian. Secara logis mengembangkan, menguraikan dan menjelaskan hubungan-hubungan yang terjadi antar variabel
yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian”. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen penelitian adalah harga saham sementara variabel independen adalah setiap komponen dari arus kas yaitu arus kas operasi, investasi
H1 H2
H3 H4
Pengauh antara informasi arus kas terhadap harga saham digambarkan pada kerangka konseptual pada gambar 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya dari sebuah penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam mengenalisis
penelitian tersebut.
Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah, dan kerangka konseptual di atas maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1 : Arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham H2 : Arus kas inventasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham
H3 : Arus kas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham
H4 : Arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham
Arus Kas Operasi (X1) Arus Kas Investasi (X2) Arus Kas Pendanaan (X3)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Menurut Erlina (2011 : 73) “desain penelitian merupakan suatu rencana dan struktur penelitian yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian. Dalam rencana tersebut tercakup hal-hal yang
dilakukan peneliti mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai kepada analisis data akhir”.
Penelitian ini menguji pengaruh dari arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan rancangan penelitian. Berdasarkan
tujuan penelitian merupakan studi kausal, sebab tujuan penelitian berusaha menjelaskan hubungan sebab akibat dalam bentuk pengaruh antar variabel melalui
pengujian hipotesis.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data kuantitatif dan
merupakan data sekunder. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer maupun pihak lain. Data penelitian diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD)
dan dari situs web Indonesia Stock Exchange (IDX) dengan mengunduh laporan keuangan yang menjadi sampel. Data yang diperoleh bersifat pooling data.
Suliyanto (2006 : 133-134) mengatakan “data time series adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu dengan tujuan menggambarkan perkembangan,
sedangkan data cross section adalah data yang dikumpulkan pada satu waktu tertentu pada beberapa objek dengan tujuan menggambarkan keadaan”.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan elemen ataupun individu yang akan diteliti. Menurut Erlina (2011 : 80) “populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap
berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan
dengan masalah penelitian”. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009 – 2011 yang berjumlah 33 perusahaan.
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007 : 56). Sampel yang diambil harus representatif
atau mewakili. Jika sampel kurang representatif maka nilai yang dihitung dari
sampel tidak cukup tepat untuk menduga nilai populasi sesungguhnya (Erlina, 2011 : 81).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling dilakukan dengan mengambil sampel dari
populasi berdasarkan kriteria tertentu.
Adapun kriteria dalam pemilihan sampel penelitian sebagai berikut : a. Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah perusahaan perbankan
b. Perushaan yang tidak delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2009 – 2011.
c. Perusahaan perbankan yang tersedia laporan keuangan perusahaan tahunannya secara lengkap selama 3 thaun berturut-rutur yaitu dari tahun 2009 – 2011.
d. Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap dari variabel yang diteliti.
e. Laporan keuangan sampel adalah laporan keuangan yang menggunakan mata
uang Rupiah Indonesia.
Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 29 perusahaan yang dijadikan
sampel dari 33 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun proses pemilihan sampel ditunjukkan oleh Tabel 3.1 berikut ini :
Tabel 3.1
Proses Pemilihan Sampel Berdasarkan Kriteria
No Kode Nama Perusahaan 5 BABP Bank Bumiputera Indonesia, Tbk / Bank
ICB Bumiputera, Tbk
0 0 0 0 0 Sampel 5
6 BACA Bank Capital Indonesia, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 6 7 BBCA Bank Central Asia, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 7 8 BCIC Bank Century, Tbk/Bank Mutiara, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 8 9 BDMN Bank Danamon Indonesia, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 9 10 BEKS Bank Eksekutif Internasional, Tbk /
Bank Pundi Indonesia, Tbk
0 0 0 0 0 Sampel 10
11 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 11 12 BNII Bank Internasional Indonesia, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 12 13 BKSW Bank Kesawan, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 13
15 BMRI Bank Mandiri (Persero), Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 14
Sumber : Indonesia Stock Exchange (IDX), diolah peneliti, 2014
Berikut ini adalah daftar sampel penelitian perusahaan perbankan yang
digunakan setelah melewati tahap pemilihan berdasarkan kriteria sampel :
Tabel 3.2
Sampel Perusahaan Perbankan
No Kode Nama Perusahaan
1 AGRO Bank Agroniaga, Tbk
2 INPC Bank Artha Graha Internasional, Tbk 3 BBKP Bank Bukopin, Tbk
4 BNBA Bank Bumi Arta, Tbk
5 BABP Bank Bumiputera Indonesia, Tbk / Bank ICB Bumiputera, Tbk 6 BACA Bank Capital Indonesia, Tbk
7 BBCA Bank Central Asia, Tbk
8 BCIC Bank Century, Tbk/Bank Mutiara, Tbk 9 BDMN Bank Danamon Indonesia, Tbk
10 BEKS Bank Eksekutif Internasional, Tbk/Bank Pundi Indonesia, Tbk 11 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk
12 BNII Bank Internasional Indonesia, Tbk 13 BKSW Bank Kesawan, Tbk
15 MAYA Bank Mayapada Internasional, Tbk 16 MEGA Bank Mega, Tbk
17 BBNI Bank Negara Indonesia, Tbk
18 BNGA Bank Niaga, Tbk / Bank CIMB Niaga, Tbk 19 NISP Bank NISP, Tbk / Bank OCBC NISP, Tbk 20 BBNP Bank Nusantara Parahyangan, Tbk
21 PNBN Bank Pan Indonesia, Tbk 22 BNLI Bank Permata, Tbk
23 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk 24 BSWD Bank Swadesi, Tbk
25 BVIC Bank Victoria Internasional, Tbk
26 MCOR Bank Windu Kentjana Internasional, Tbk 27 BAEK Bank Ekonomi Raharja, Tbk
28 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk 29 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Sumber : Tabel 3.1, diolah peneliti, 2014
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data eksternal, yaitu data yang diperoleh secara manual dengan cara mendapatkannya dari luar perusahaan yaitu studi
dokumentasi dengan mengumpulkan data laporan keuangan dan informasi lain yang berkaitan melalui situs Indonesia Stock Exchange (IDX).
3.5. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Defenisi operasional adalah menjelaskan karakteristik dari objek dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur
dan dioperasionalkan ke dalam penelitian (Erlina, 2011 : 48). Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel independen dan variabel
dependen.
3.5.1. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
1. Arus kas operasi adalah arus kas yang berasal dari aktivitas utama penghasil pendapatan perusahaan yang di dalamnya terdapat
transaksi-transaksi yang menentukan laba bersih. Arus kas operasi diukur dengan jumlah perubahan (kenaikan/penurunan) arus kas operasi akhir tahun antara tahun t dengan tahun t-1 (∆AKO). Total perubahan arus
kas operasi selama tiga tahun dibagi 3 untuk mengambil rata-rata pertumbuhan arus kas operasi selama 3 tahun. Rumus nya adalah: πAKO = (∆AKO 2009 + ∆AKO 2010 + ∆AKO 2011) : 3
2. Arus kas investasi adalah arus kas yang menyangkut perolehan dan
pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk dalam kas dan setara dengan kas. Arus kas investasi diukur dengan jumlah perubahan (kenaikan/penurunan) arus kas investasi akhir tahun antara tahun t dengan tahun t-1(∆AKI). Total perubahan
arus kas investasi selama 3 tahun dibagi 3 untuk mengambil rata-rata
perubahannya. Rumusnya adalah:
πAKI = (∆AKI 2009 + ∆AKI 2010 + ∆AKI 2011) : 3
3. Arus kas pendanaan adalahyang berasal dari aktivitas yang
mengakibatkan perubahan jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan diukur dengan jumlah
3.5.2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat adanya variabel bebas. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham yang diukur dengan jumlah perubahan (kenaikan / penurunan) saat closing price tahun t dengan t-1 (∆HS). Total
perubahan harga saham selama 3 tahun dibagi 3 untuk mengambil rata-rata perubahan harga sahamnya selama 3 tahun. Rumusnya:
πHS = (∆HS 2009 + ∆HS 2010 + ∆HS 2011) : 3
Tabel 3.3
Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Defenisi Operasional Pengukuran Skala Harga
saham (Y)
Harga yang terbentuk akibat mekanisme pasar antara penjual dan pembeli saham di pasar bursa.
pengeluaran kas dan setara kas dari aktivitas operasi selama satu tahun buku.
πAKO = (∆AKO 2009 +
pengeluaran kas dan setara kas dari aktivitas investasi selama satu tahun buku.
πAKI = (∆AKI 2009 +
3.6. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis data berupa uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Peneliti menggunakan program SPSS 17 dalam menganalisis data.
3.6.1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan sebelum dilakukan uji hipotesis sebagai persyaratan untuk melakukan analisis regresi linier berganda. Uji asumsi
klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari gejala heteroskedastisitas,
multikolinearitas, dan autokorelasi serta data tersebut terdistribusi secara normal.
3.6.1.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal atau tidak. Uji ini ditujukan
untuk mendapat kepastian terpenuhinya syarat normalitas yang akan menjamin dapat dipertanggungjawabkannya langkah-langkah analisis statistik sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan.
Peneliti menggunakan uji Kolmogorov dan Smirnov dalam menguji normalitas data dengan cara menentukan hipotesis pengujian terlebih
dahulu, yaitu :
Jika probabilitas > 0,05 pada uji Kolmogorov Smirnov maka data terdistribusi normal dan dapat digunakan regresi berganda dan jika
probabilitas < 0,05 maka data terdistribusi tidak normal. Menurut Erlina (2011 : 100) untuk data yang tidak normal dapat dinormalkan dengan
berbagai cara sebagai berikut : 1. Transformasi data
Tranformasi data dilakukan dengan logaritma natural, log. 10, maupun akar kuadrat. Jika data negatif, transformasi akan menghilangkannya sehingga sampel berkurang
2. Trimming
Trimming adalah dengan memangkas atau membuang observasi yang bersifat outlier.
3. Winzorising
Winzorising mengubah nilai-nilai outlier menjadi nilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal.
Uji normalitas data dapat juga dengan melihat grafik histogram dan
penyebaran titik pada normal probability plot, dimana :
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arahnya,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.6.1.2. Uji Multikolinearitas
1. Melihat nilai tolerance : Nilai cutoff yang umumnya dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10.
2. Melihat VIF (varians inflation factor) : Nilai cutoff yang umum digunakan adalah nilai VIF > 10.
3. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. 3.6.1.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka disebut homoskedastisitas dan apabila
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilihat dari grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu seperti titik – titik membentuk pola tertentu dan teratur, maka terjadi heteroskedastisitas.
Sebaliknya, jika tidak ada pola tertentu, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.6.1.4. Uji Autokorelasi
Ghozali (2005 : 95) mengatakana : uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnnya yang sering
Cara yang dapat digunakan untuk menguji autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson dengan melihat kriteria berikut :
1. Bila DW lebih besar dari DU (batas atas) dan 4–DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, artinya tidak ada autokorelasi positif dan
negatif.
2. Bila DW lebih rendah dari D (batas bawah), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, artinya ada autokorelasi positif.
3. Bila DW terletak diantara DU dan DL, maka tidak dapat disimpulkan apakah ada autokorelasi atau tidak.
4. Bila DW > 4–DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, artinya ada autokorelasi negatif.
3.6.2. Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji berkaitan dengan bagaimanakah pengaruh variabel indepeden pertama, kedua, dan ketiga terhadap variabel dependennya.
Hipotesis pertama (H), hipotesis kedua (H2), hipotesis ketiga (H3) dianalisis dengan model regresi linier untuk melihat pengaruh masing- masing variabel yaitu arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan secara individu
terhadap harga saham dengan rumus. Y = a + b1 (x1)
Y = a + b2 (x2) Y = a + b3 (x3)
Hipotesis keempat (H4) menggunakan analisis regresi linier berganda
pendanaan secara simultan terhadap harga saham dengan model persamaan berikut :
Y = a + b1 (x1) + b2 (x2) + b3 (x3) + e Keterangan :
Y = harga saham a = konstanta
b1-b4 = koefisien regresi
x1 = arus kas operasi x2 = arus kas investasi
x3 = arus kas pendanaan e = error
3.6.2.1. Uji T (T – test)
Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen.
Kriteria dalam uji tersebut adalah :
Ho =Variabel independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
Ha =Variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel Jika t hitung < t tabel dengan α 0,05 maka Ho diterima, dan
Jika t hitung > t tabel dengan α 0,05 maka Ha diterima.
Jika sig < 0,05 maka Ho ditolak, artinya signifikan, dan Jika sig > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak signifikan
dalam uji hipotesis untuk menentukan t tabel, derajat bebas (df) ditentukan dengan rumus = n – k dimana n adalah banyaknya objek penelitian,
sedangkan k adalah banyaknya variabel bebas dan terikat. 3.6.2. Uji F (F-Test)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya secara simultan. Kriteria dalam uji tersebut adalah :
Ho = Variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Ha = Variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel
Jika f hitung < f tabel dengan α 0,05 maka Ho diterima, dan Jika f hitung > f tabel dengan α 0,05 maka Ha diterima.
Atau dapat juga menggunakan nilai signifikan :
Jika sig < 0,05 maka Ho ditolak, artinya signifikan, dan Jika sig > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak signifikan
dalam menentukan f tabel terlebih dahulu tentukan df1 (pembilang) dan df2 (penyebut). Untuk menentukan df1 rumusnya k-1 dan untuk menentukan df2 rumusnya n-k, dimana n adalah jumlah objek penelitian
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2011. Jumlah seluruh perusahaan perbankan tersebut adalah 33 perusahaan. Setelah data terkumpul, perusahaan
yang termasuk dalam populasi diseleksi berdasarkan criteria (purposive sampling) penarikan sampel yang ditentukan. Dari penyeleksian tersebut diperoleh 29
perusahaan yang menjadi sampel serta 29 data observasi yang terdiri atas 3 variabel independen yaitu arus kas aktivitas operasi (AKO), arus kas aktivitas investasi (AKI), dan arus kas aktivitas pendanaan (AKP). Harga saham menjadi
variabel dependen penelitian.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif
Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang didapat dari situs Bursa Efek Indonesia berupa data keuangan
perusahaan perbankan antara tahun 2009-2011 yang dijabarkan dalam bentuk statistik. Hasil analisis deskriptif menunjukkan nilai maksimum, nilai
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LN_AKO 29 .00 29.94 15.0247 13.83611
LN_AKI 29 .00 27.97 7.5106 11.46011
LN_AKP 29 .00 29.71 16.1516 12.95459
LN_HS 29 .00 7.33 3.6687 2.41334
Valid N (listwise) 29
Berdasarkan data dari table 4.1 dapat dijelaskan bahwa:
1. Variabel LnAKO (arus kas operasi) memiliki nilai minimum (terendah) sebesar 0,00 dan nilai maksimum (terbesar) sebesar 29,94
dengan mean (nilai rata-rata) sebesar 15,0247 dan standard deviasi sebesar 13,83611. Standar deviasi yang lebih kecil dari mean
(rata-rata) menunjukkan penyebaran data yang lebih sempit.
2. Variabel LnAKI (arus kas investasi) memiliki nilai minimum (terendah) sebesar 0,00 dan nilai maksimum (terbesar) sebesar 27,97
dengan mean (nilai rata-rata) sebesar 7,5106 dan standard deviasi sebesar 11,461011. Standar deviasi yang lebih besar dari mean
(rata-rata) menunjukkan penyebaran data yang lebih luas.
3. Variabel LnAKP (arus kas pendanaan) memiliki nilai minimum (terendah) sebesar 0,00 dan nilai maksimum (terbesar) sebesar 29,71
dengan mean (nilai rata-rata) sebesar 16,1516 dan standard deviasi sebesar 12,95459. Standar deviasi yang lebih kecil dari mean
4. Variabel LnHS (harga saham) memiliki nilai minimum (terendah) sebesar 0,00 dan nilai maksimum (terbesar) sebesar 7,33 dengan mean
(nilai rata-rata) sebesar 3,6687 dan standard deviasi sebesar 2,41334. Standar deviasi yang lebih kecil dari mean (rata-rata) menunjukkan
penyebaran data yang sempit. 4.2.2. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik digunakan untuk memastikan bahwa model yang diperoleh benar-benar memenuhi asumsi dasar dalam analisis regresi. Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu perlu
dilakukan pengujian terhadap gejala penyimpangan asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik meliputi:
a. Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terdapat variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal (Erlina, 2011: 100). Uji ini ditujukan untuk mendapatkan epastian terpenuhinya syarat normalitas yang akan menjamin dapat dipertanggungjawabkannya langkah-langkah analisis statistik
sehingga kesimpulan yang diambilpun dapat dipertanggungjawabkan. Peneliti menggunakan analisis grafik dengan melihat grafik histogram, normal probability plot, dan
analisis one sample kolmogorov-smirnov.
Analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik histogram
mendekati distribusi normal atau mengikuti kurva berbentuk lonceng. Pada grafik normal probability plot, apabila data
menyebar di sekitar garis diagonal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan pada analisis one sample kolmogorov-smirnov, apabila sigma > 0,05 maka tidak ada perbedaan distribusi
residual dengan distribusi normal, dengan kata lain regresi memenuhi asumsi normalitas.
Pada grafik histogram pada gambar 4.1, grafik histogram menunjukkan data sudah berdistribusi normal karena grafik
histogram menunjukkan distribusi mengikuti garis diagonal yaitu tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Namun pada grafik normal probability plot pada gambar 4.2, data menyebar agak menjauh
Gambar 4.1 Uji Normalitas : grafik histogram sebelum transformasi
Gambar 4.2 Uji Normalitas : grafik normal probability plot
Tabel 4.2 One Sample Kolmogorov-smirnov Test sebelum transformasi.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 29
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 3.95754161E2
Most Extreme Differences Absolute .267
Positive .267
Negative -.194
Kolmogorov-Smirnov Z 1.439
Asymp. Sig. (2-tailed) .032
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan uji tersebut, uji normalitas yang melanggar asumsi normalitas dapat dijadikan ke bentuk normal dengan
mentransformasi data. Transformasi data dapat dilakukan dengan menggunakan logaritma natural (Ln) baik terhadap faktor dependen maupun faktor independen. Jika terdapat data yang
bernilai negatif, transformasi data dengan logaritma akan menghilangkannya sehingga jumlah sampel akan berkurang. Hasil
pengujian terhadap data yang telah ditransformasi nanti akan diperbandingkan dengan hasil pengujian sebelum transformasi sehingga akan memperlihatkan apakah data tersebut sudah
Gambar 4.3 Uji Normalitas : grafik histogram setelah transformasi
Gambar 4.4 Uji Normalitas: grafik normal probability plot
Tabel 4.3 One Sample Kolmogorov-smirnov Test setelah transformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 29
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.27565956
Most Extreme Differences Absolute .071
Positive .071
Negative -.056
Kolmogorov-Smirnov Z .383
Asymp. Sig. (2-tailed) .999
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari uji normalitas terhadap data yang telah ditransformasi,
pada grafik histogram di atas menunjukkan bahwa data tetap berdistribusi normal, hal ini dapat dilihat dari grafik histogram
yang menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng ke kiri ataupun ke kanan. Hal ini juga didukung dengan hasil uji normalitas dengan melihat grafik normal
probability plot yang ditampilkan pada gambar 4.4 yang menunjukkan data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonalnya. Pada uji One Sample Kolmogorov-smirnov yang ditampilkan pada gambar 4.3 terlihat sigma sebesar 0,999 atau lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai
Tolerance. Apabila nilai VIF > 10 dan nilai Tolerance < 0,1 maka
telah terjadi multikolinearitas dan apabila VIF < 10 dan Tolerance
> 0,1 maka tidak terjadi multikolinearitas.
Hasil dari uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
LN_AKI .998 1.002
LN_AKP .972 1.029
LN_AKO .974 1.027
a. Dependent Variable: LN_HS
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya gejala multikolinearitas. Hal ini dapat dilihat dengan perbandingan antara nilai VIF dan Tolerance.
yakni masing-masing sebesar 0,988; 0,972; 0,974. Jika kita lihat dari nilai VIF masing-masing, maka nilai VIF masing-masing
variabel lebih kecil dari 10 yaitu sebesar 1,002; 1,029; dan 1,027 sehingga dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas antara
variabel independennya. c. Uji Heterokedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah dalam suatu
model regresi linear terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu SRESID dengan residualnya ZPRED. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang
membentuk pola teratur maka terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar
ke segala arah maka tidak terjadi heteroskedastisitas.