• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Pertumbuhan Anak Usia 4 Sampai 13 Tahun Di Wilayah Karawang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pola Pertumbuhan Anak Usia 4 Sampai 13 Tahun Di Wilayah Karawang"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

CARWAN HERMAWAN

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRAK

CARWAN HERMAWAN. Pola Pertumbuhan Anak Usia 4 sampai 13 Tahun di Wilayah Karawang. Dibimbing oleh TARUNI SRI PRAWASTI dan BAMBANG SURYOBROTO.

Pertumbuhan seorang manusia terjadi sejak dari proses fertilisasi dalam kandungan ibu, bayi, anak-anak, remaja, hingga dewasa. Proses ini terjadi secara sinkron, bersifat individual, dan unik sehingga memberikan hasil yang berbeda dan ciri tersendiri pada setiap individu. Namun, pola pertumbuhan suatu populasi dapat diprediksikan dengan cara melakukan pengukuran menggunakan metode antropometri terhadap individu-individu di dalam populasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pertumbuhan anak usia 4 sampai dengan 13 tahun di wilayah Karawang. Prosedur antropometri yang dilakukan adalah pengukuran tinggi badan, berat badan, dan perhitungan indeks massa tubuh. Tinggi badan dan berat badan anak laki-laki lebih besar daripada anak perempuan di usia 4 hingga 8 tahun, menjadi lebih kecil di usia 9 hingga 11 tahun, dan kembali menjadi lebih besar di usia 12 hingga 13 tahun. Pola pertumbuhan tinggi badan anak perempuan melambat di usia 12 hingga 13 tahun. Lonjakan laju pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki Karawang terjadi sejak usia 10 tahun hingga usia 13 tahun, sedangkan lonjakan pertumbuhan tinggi badan pada anak perempuan Karawang tidak terlihat jelas. Lonjakan pertumbuhan berat badan anak perempuan terjadi lebih awal yaitu di usia 9 tahun, sedangkan anak laki-laki terjadi di usia 10 tahun.

ABSTRACT

CARWAN HERMAWAN. Growth Pattern of Children Aged 4 to 13 Years Old in Karawang. Supervised by TARUNI SRI PRAWASTI and BAMBANG SURYOBROTO.

(3)

POLA PERTUMBUHAN ANAK USIA 4 SAMPAI 13 TAHUN

DI WILAYAH KARAWANG

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

Pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

Carwan Hermawan

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

Judul Skripsi : Pola Pertumbuhan Anak Usia 4 sampai 13 Tahun di wilayah

Karawang

Nama

: Carwan Hermawan

NIM

: G34103027

Menyetujui:

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Dra. Taruni Sri Prawasti

Dr. Bambang Suryobroto

NIP 131 284 837

NIP 131 779 503

Mengetahui:

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

Dr. drh. Hasim, DEA

NIP 131 578 806

(5)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta limpahan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dra. Taruni Sri Prawasti dan Dr. Bambang Suryobroto atas bimbingan dan sarannya selama penelitian ini. Terima kasih untuk Dr. Anja Meryandini, MS. atas masukan dan kritiknya terhadap karya ilmiah ini.

Terima kasih penulis tujukan kepada para Kepala Sekolah: Drs. Hadi Mulyadi (MI Almurtadlo), Hj. Yuyun Yuningsih (RA Almurtadlo), Bu Tuti Kartini (TK Pupuk Kujang), Drs. Agus Surahman (SD Pupuk Kujang), dan Bapak Ikos Koswara (SLTP Pupuk Kujang); para guru: Bu Ismiyati, Bu Tusnawati, Bu Neng, Bu N. Tuti, Bu Ropah, Bapak Sardani, Bu Dea, Bapak Tri Margono, Bu Nova, Bu Fatma, Bapak A. Sidik, Bapak Mukti atas izin dan bantuannya selama penelitian, serta siswa-siswi sekolah atas partisipasi dan bantuannya selama penelitian.

Ucapan terima kasih kepada seluruh dosen Zoologi: Bapak Heru, Ibu Wita Farajallah, Bapak Achmad Farajallah, Ibu Rika, dan Bapak Tri Atmowidi, mbak Kanthi dan kak Berry, juga kepada mbak Tini, pak Djupri, serta pak Adi yang telah membantu selama penelitian di Laboratorium. Terima kasih juga untuk teman-teman di Laboratorium Zoologi: Indra, Arip, Rini, Wafa, Andy, Novan, Wildan, Citra, mas Arif Rohmatullah “Kuncung”, teman-teman di Villa Merah, dan teman-teman Biologi 40 atas segala dukungan, bantuan, dan keakrabannya selama ini, serta semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada ayah, ibu, ustadz H. Empud, kakak-kakak, kakak-kakak ipar, adik-adik, adinda Elis Supriati, keluarga Hj. Holilah serta seluruh anggota keluarga penulis atas segala doa, dukungan, dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Nopember 2007

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Karawang, pada tanggal 28 Agustus 1984 sebagai anak kelima dari tujuh bersaudara pasangan Bapak Buang dan Ibu Boni.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR GAMBAR ...viii

DAFTAR LAMPIRAN ...ix

PENDAHULUAN...1

Latar Belakang ...1

BAHAN DAN METODE ...1

Waktu Penelitian ...1

Probandus ...1

Prosedur Antropometri ...2

Analisis Data ...2

HASIL...2

Tinggi Badan ...2

Berat Badan ...3

Indeks Massa Tubuh...5

PEMBAHASAN ...6

Tinggi Badan ...6

Berat Badan ...6

Indeks Massa Tubuh...6

Perbandingan antropometri antara anak Karawang, Bogor, dan Amerika Serikat ...7

SIMPULAN ...8

DAFTAR PUSTAKA ...8

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 Asal wilayah probandus ...1 Tabel 2 Jumlah probandus per kelompok usia ... 1 Tabel 3 Jumlah probandus berdasarkan pengeluaran keluarga per bulan untuk konsumsi

makanan ...2

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki dan anak perempuan usia 4 sampai

dengan 13 tahun di Karawang ... 3 Gambar 2 Perbandingan pola pertumbuhan tinggi badan antara anak laki-laki dan anak

perempuan usia 4 sampai dengan 13 tahun di Karawang ...3 Gambar 3 Laju pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki dan anak perempuan Karawang

per kelompok usia ... 4 Gambar 4 Pertumbuhan berat badan anak laki-laki dan anak perempuan usia 4 sampai

dengan 13 tahun di Karawang ... 4 Gambar 5 Perbandingan pola pertumbuhan berat badan antara anak laki-laki dan anak

perempuan usia 4 sampai dengan 13 tahun di Karawang...4 Gambar 6 Laju pertumbuhan berat badan anak laki-laki dan anak perempuan Karawang

per kelompok usia ...4 Gambar 7 Pertumbuhan IMT anak laki-laki dan anak perempuan usia 4 sampai dengan

13 tahun di Karawang ...5 Gambar 8 Perbandingan pola pertumbuhan IMT antara anak laki-laki dan anak perempuan usia 4 sampai dengan 13 tahun di Karawang ...5 Gambar 9 Laju pertumbuhan indeks massa tubuh anak laki-laki dan anak perempuan

Karawang per kelompok usia ...5 Gambar 10 Perbandingan pola pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki dan anak

perempuan Karawang, Bogor, dan Amerika Serikat ...7 Gambar 11 Perbandingan pola pertumbuhan berat badan anak laki-laki dan anak

perempuan Karawang, Bogor, dan Amerika Serikat ...7 Gambar 12 Perbandingan pola pertumbuhan indeks massa tubuh anak laki-laki dan anak

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Jumlah probandus yang diukur berdasarkan lokasi pengambilan data ...10

Lampiran 2 Kuisioner penelitian...11

Lampiran 3 Formulir data pribadi ...12

Lampiran 4 Data persentil tinggi badan anak laki-laki dan anak perempuan (m) ...13

Lampiran 5 Data persentil berat badan anak laki-laki dan anak perempuan (kg) ...14

Lampiran 6 Data persentil indeks massa tubuh anak laki-laki dan anak perempuan (kg/m )2 ...15

(10)

Pertumbuhan merupakan salah satu ciri dari setiap makhluk hidup dan proses ini terjadi secara bertahap. Pertumbuhan seorang manusia terjadi sejak dari proses fertilisasi dalam kandungan ibu, bayi, anak-anak, remaja, hingga dewasa. Proses ini terjadi secara sinkron, bersifat individual, dan unik sehingga memberikan hasil yang berbeda dan ciri tersendiri pada setiap individu. Namun, pola pertumbuhan suatu populasi dapat diprediksikan dengan cara melakukan pengukuran menggunakan metode antropometri terhadap individu-individu di dalamnya.

Pola pertumbuhan yang dijalani oleh sebagian besar individu di dalam suatu populasi dapat ditunjukkan oleh kurva pertumbuhan yang menghubungkan nilai median untuk setiap kelompok usia.

Pola pertumbuhan bermanfaat untuk dijadikan referensi untuk menilai status kesehatan, gizi, obesitas, kemajuan selama perawatan terhadap penyakit, dan resiko terhadap penyakit akut dan kronis (Bogin 1999).

Puspita (2004) melakukan penelitian pola pertumbuhan anak Bogor, di mana hasilnya menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki Bogor melaju secara konstan sampai usia 12 tahun dan kemudian meningkat sejak 13 tahun. Tinggi badan anak perempuan meningkat pesat menjelang menarke (usia 12 tahun) namun melambat setelah menarke.

Penelitian serupa untuk anak usia 4 sampai dengan 13 tahun telah dilakukan oleh Soehartiningsih (1992) di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, namun data pola pertumbuhan anak di wilayah Karawang belum diketahui.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan anak usia 4 sampai dengan 13 tahun di wilayah Karawang.

BAHAN DAN METODE

Waktu Penelitian

Pengukuran probandus dan pengumpulan kuisioner data pribadi probandus dilakukan pada Januari 2007 hingga Juni 2007.

(MI) Almurtadlo, Raudhatul Athfal (RA) Almurtadlo, TK Pupuk Kujang, SD Pupuk Kujang, dan SLTP Pupuk Kujang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode horizontal yang berarti setiap probandus mewakili kelas umur tertentu yang ada di dalam populasi Karawang.

Probandus berasal dari 6 kecamatan di Kabupaten Karawang. Jumlah probandus yang dianalisis beserta asal wilayahnya terangkum dalam Tabel 1. Rincian jumlah probandus berdasarkan lokasi pengambilan data disajikan dalam Lampiran 1.

Usia probandus dicatat sebagai usia ketika pengukuran dan dimasukkan ke dalam satu kelompok usia berdasarkan ulang tahun terdekatnya. Dalam penelitian ini kisaran kelompok usia probandus adalah 4 sampai dengan 13 tahun. Jumlah probandus per kelompok usia terangkum pada Tabel 2.

Tabel 1 Asal wilayah probandus

W J

p

P ( ilayah umlah

robandus

ersentase %)

Cikampek 44 4,32 2 3

J 1 1,

K 2 0,

K 6 0,

K 3 5

P 5 8,

T 7 1

atisari 3 83

arawang 28

lari 84

otabaru 87 4,43 urwasari 9 30

otal 11 00

Tabel 2 Jumlah probandus per kelompok usia Jumlah Probandus

K u

(T L % P %

elompok sia ahun)

4 3 0,95 10 2,53

5 3 1 3 8,35

6 23 7,28 17 4,30

7 27 8,54 45 11,39

8 3 1 4 12,15

9 4 1 4 11,39

1 4 1 6 15,44

1 4 1 5 13,92

12 17 5,38 39 9,87

1 4 1 4 10,63

Jumlah 316 100 395 100

7 1,71 3

7 1,71 8

6 4,56 5

0 5 4,24 1

1 1 2,97 5

3 0 2,66 2

(11)

tua, iklim, penyakit infeksi, dan sosial ekonomi (Bogin 1999; WHO 1995).

Pola pertumbuhan normal yang mengikuti potensi genetis dapat diperoleh dari probandus yang sehat dengan latar belakang sosial ekonomi yang baik sehingga dapat tumbuh secara optimal.

Probandus pada penelitian ini memiliki latar belakang sosial ekonomi yang baik. Hal ini diketahui dari hasil kuisioner, di mana 74,83% keluarga mengeluarkan Rp. 750.000,00 hingga Rp. 1.500.000,00 per bulan untuk makan. Pengeluaran keluarga untuk makan terangkum dalam Tabel 3. Tabel 3 Jumlah probandus berdasarkan

pengeluaran keluarga per bulan untuk konsumsi makanan

Jumlah Jumlah Persentase Pengeluaran Probandus (%) < Rp.500.000 21 2,95 Rp.500 000-Rp.750 000 82 11,53 Rp.750 000-Rp.1 000 000 136 19,13 Rp.1 000 000-Rp.1 500 000 202 28,41 > Rp.1 500 000 194 27,29 Lainnya* 76 10,69 Total 711 100 *) Jumlah pengeluaran tidak diketahui

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa pengeluaran keluarga untuk konsumsi makanan sebanding atau lebih besar dari upah minimum regional kota dan kabupaten di wilayah Karawang. Merujuk pada Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 561/kep.1020.Bangsos/2006 tentang penetapan Upah Minimum Kabupaten atau Kota di Jawa Barat, besar upah minimum kota Karawang sebesar Rp. 854.373,00.

Prosedur Antropometri

Pengukuran probandus dilakukan satu kali pada sejumlah besar probandus yang mewakili populasi Karawang. Pengukuran berat badan menggunakan timbangan berskala 0,5 kg. Probandus berdiri tegak di tengah timbangan tanpa bantuan, tidak memakai alas kaki, santai, tidak bergerak, dan pandangan lurus ke depan. Tinggi badan diukur menggunakan alat pengukur yang telah dikalibrasi dan bidang vertikal sebagai tempat pengukuran. Probandus berdiri tegak, kaki merapat, lutut diluruskan, tumit, bokong, dan bahu menyentuh bidang vertikal serta bidang Frankfurt berada dalam posisi horisontal. Bidang Frankfurt merupakan garis khayal yang melintasi

meatus auditory dan puncak tulang pembentuk rongga mata bagian bawah.

Kemudian proyeksi puncak kepala ke bidang vertikal ditandai. Tanda tersebut diukur dengan alat pengukur sebagai tinggi badan (Putra 2005). Data antropometri pengukuran dicatat pada lembar pengukuran (Lampiran 2) dan disertai kuisioner data pribadi probandus dan orang tua probandus (Lampiran 3). Selanjutnya dapat diketahui Indeks Massa Tubuh (IMT) dari rasio berat badan dalam satuan kilogram terhadap kuadrat tinggi badan dalam satuan meter.

Analisis Data

Analisis data antropometri menggunakan program R (R Development Core Team 2004) dan prosedur additivity and variance stabilization (AVAS) (Tibshirani 1988, Tango 1998), untuk menentukan nilai-nilai distribusi frekuensi tinggi badan, berat badan, dan indeks massa tubuh untuk setiap kelompok usia. Distribusi frekuensi dinyatakan dalam persentil yang merupakan nilai-nilai yang membagi segugus pengamatan menjadi 100 bagian yang sama (Walpole 1992). Misalnya, dari keseluruhan penelitian ini, median atau nilai persentil 50 (P50) menunjukkan bahwa 50% dari

seluruh data terletak di bawah nilai P50 dan 50%

(yaitu 100% - 50%) terletak di atas nilai P50.

Pola pertumbuhan merupakan gambaran rata-rata pertumbuhan yang terjadi di suatu populasi, karena itu pola ini dapat diperoleh dengan cara menghubungkan nilai median ini dari tahun ke tahun. Nilai-nilai persentil yang digunakan dalam analisis ini disesuaikan dengan ketentuan NHANES III (1988) yang digunakan dalam penelitian-penelitian di dunia, termasuk Kuczmarski et al. (2000), sehingga dapat memudahkan dalam perbandingan dengan populasi lain di seluruh dunia. Persentil ekstrim menunjukkan individu-individu yang jarang terdapat di populasi dan dapat digunakan untuk menilai status gizi yang bersangkutan.

Analisis data dilakukan di Laboratorium Zoologi, Departemen Biologi, FMIPA, IPB.

HASIL

Tinggi Badan

(12)

Gambar 2 Perbandingan pola pertumbuhan tinggi badan antara anak laki-laki dan anak perempuan usia 4 sampai dengan 13 tahun di Karawang

Gam ar 1 Pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki dan anak perempuan usia 4 sampai dengan 13 tahun di Karawang

b

Rata-rata tinggi badan anak laki-laki lebih besar daripada tinggi badan anak perempuan sejak usia 4 tahun (1,047 m berbanding 1,029 m) hingga 7 tahun (1,182 m berbanding 1,178 m), berhimpit di usia 7 hingga 8 tahun (1,230 m berbanding 1,232 m), dan menjadi lebih kecil di usia 8 hingga 11 tahun (1,394 berbanding 1,402 m). Namun tinggi badan anak laki-laki kembali menjadi lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan pada usia 12 hingga 13 tahun (1,539 m berbanding 1,528 m). Lonjakan pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki terjadi pada usia 10 hingga 13 tahun.

Data lengkap nilai persentil tinggi badan anak laki-laki dan anak perempuan Karawang terangkum pada Lampiran 4.

Berat Badan

Pertumbuhan berat badan anak laki-laki dan anak perempuan Karawang untuk berbagai persentil disajikan pada Gambar 4. Perbandingan pola pertumbuhan berat badan

antara anak laki-laki dan anak perempuan Karawang terdapat pada Gambar 5, sedangkan laju pertumbuhannya disajikan pada Gambar 6. Berat badan anak laki-laki lebih besar daripada berat badan anak perempuan di usia 4 tahun (17,49 kg berbanding 15,03 kg) hingga 7 tahun (20,48 kg berbanding 19,94 kg), kemudian berhimpit menjelang usia 8 tahun (22,21 kg berbanding 21,95 kg) hingga 9 tahun (24,19 kg berbanding 24,70 kg), dan menjadi lebih kecil sejak usia 9 sebelum meningkat kembali pada usia 13 tahun (43,94 kg berbanding 43,83 kg). Lonjakan pertumbuhan berat badan anak perempuan berlangsung lebih awal yaitu di usia 9 tahun, sedangkan anak laki-laki terjadi di usia 10 tahun. Laju pertumbuhan berat badan anak perempuan menurun pada usia 12 hingga 13 tahun, sebaliknya anak laki-laki mengalami lonjakan pertumbuhan di usia 12 hingga 13 tahun.

(13)

Gambar 3 Laju pertumbuhan tinggi badan anak ki-laki dan anak perempuan Karawang per kelompok usia

la

Gambar 5 Perbandingan pola pertumbuhan berat badan antara anak laki-laki dan anak perempuan usia 4 sampai dengan 13 tahun di Karawang

Gambar 4 Pertumbuhan berat badan anak laki-laki dan anak perempuan usia 4 sampai dengan 13 tahun di Karawang

Gambar 6 Laju pertumbuhan berat badan anak aki-laki dan anak perempuan Karawang per kelompok usia

(14)

Gambar 9 Laju pertumbuhan indeks massa tubuh anak laki-laki dan anak perempuan

wang per kelompok usia Kara

Gam ar 8 Perbandingan pola pertumbuhan MT antara anak laki-laki dan anak

erempuan usia 4 sampai dengan 13 ahun di Karawang

b I p t

Gam ar 7 Pertumbuhan IMT anak laki-laki dan anak perempuan usia 4 sampai dengan 13 tahun di Karawang

b

Indeks Massa Tubuh

Pertumbuhan indeks massa tubuh (IMT) anak laki-laki dan anak perempuan Karawang disajikan pada Gambar 7. Perbandingan pola pertumbuhan IMT antara anak laki-laki dan anak perempuan Karawang terdapat pada Gambar 8 dan lajunya disajikan pada Gambar 9.

IMT anak laki-laki lebih besar daripada anak perempuan sejak usia 4 tahun (14,94 kg/m2 berbanding 13,95 kg/m2) hingga 9 tahun (14,91 kg/m2 berbanding 14,67 kg/m2), menjadi lebih kecil di usia 10 tahuhn (15,60 kg/m2 berbanding 15,70 kg/m2) hingga 12 tahun (17,28 kg/m2 berbanding 18,08 kg/m2), dan menyusul lagi ketika mendekati usia 13 tahun (18,27 kg/m2 berbanding 18,78 kg/m2). Pola periode usia

10 hingga 13 tahun ini, anak perempuan bertubuh lebih besar dibandingkan dengan anak laki-laki. IMT merupakan rasio antara berat badan dan kuadrat tinggi badan; karena itu pola pertumbuhan IMT di mana terdapat periode keunggulan perempuan ini dapat diterangkan oleh berat badan dan tinggi badan. Laju pertumbuhan tinggi badan dan berat badan anak laki-laki terus mengalami peningkatan. Walaupun laju pertumbuhan tinggi badan anak perempuan juga mengalami peningkatan yang konstan, namun laju pertumbuhan berat badannya pada usia 8 tahun meningkat lebih baik daripada anak laki-laki dan kemudian menurun sejak usia 12 tahun hingga 13 tahun.

(15)

PEMBAHASAN

Pertumbuhan merupakan hasil interaksi faktor genetik (keturunan) dan lingkungan (Bogin 1999). Hal-hal yang berhubungan dengan lingkungan diantaranya nutrisi (NHANES III 1988), pendidikan orang tua, iklim, penyakit kronis, infeksi, ketinggian tempat, dan sosial ekonomi (Bogin 1999; WHO 1995).

Tinggi Badan

Lonjakan pertumbuhan terjadi berkaitan dengan pubertas. Lonjakan ini disebabkan oleh sekresi hormon gonadotropin yang meningkatkan produksi hormon kelamin steroid, selanjutnya meningkatkan produksi hormon pertumbuhan. Hormon pertumbuhan mengendalikan pertumbuhan tulang melalui pengaruhnya terhadap lempeng pertumbuhan dengan merangsang sel-sel bakal di lempeng itu untuk berkembangbiak. Pertumbuhan selanjutnya dikendalikan oleh IGF-1 (Insulin Growth Factor 1), di mana produksi IGF-1 di lempeng pertumbuhan ini juga dirangsang oleh hormon pertumbuhan. Selanjutnya, kedua hormon ini ditingkatkan oleh pengaruh hormon-hormon tiroid. Selain itu, hormon tiroid juga merangsang hipertrofi sel-sel kartilago (Wolpert et al.

1998).

Pola pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki Karawang menunjukkan lonjakan sejak usia 10 tahun. Lonjakan ini mungkin berkaitan dengan pubertas seperti yang disebutkan di atas, karena pubertas dapat berlangsung pada kisaran usia 10 hingga 15 tahun. Mengingat tidak terekamnya data pubertas dan kisaran usia penelitian ini hanya mencakup usia 13 tahun, maka lonjakan ini tidak dapat dipastikan berkaitan dengan pubertas atau tidak.

Lonjakan pertumbuhan tinggi badan anak perempuan Karawang tidak terlihat jelas, walaupun terdapat sedikit lonjakan pertumbuhan tinggi badan di usia 7 tahun. Menurut Puspita (2004), ketidakjelasan ini dapat terjadi jika prosedur antropometri dilakukan secara horisontal. Dalam prosedur ini, setiap anak mengalami lonjakan pertumbuhan pada usia yang berbeda sehingga kecenderungannya tidak terlihat pada kurva yang menggabungkan perbedaan-perbedaan itu.

Berat Badan

Pada orang dewasa, massa lemak merupakan komponen penting dari berat

badan. Pertumbuhan massa otot pada anak laki-laki biasanya bersamaan dengan peningkatan densitas tulang, peningkatan fungsi kardio-pulmonari, penambahan volume darah, dan semakin meningkatnya densitas sel darah merah. Pada saat terjadinya lonjakan pertumbuhan tinggi badan, anak laki-laki kehilangan massa lemaknya dan sebaliknya massa otot mengalami peningkatan. Karena itu anak laki-laki memiliki massa otot yang lebih besar di setiap usia, sebaliknya anak perempuan memiliki lemak subkutan yang lebih banyak di setiap usia, yang meningkat saat pubertas (Bogin 1999).

Berat badan anak laki-laki Karawang lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan sebelum usia 9 tahun dan setelahnya menjadi lebih kecil hingga menjelang usia 13 tahun.

Periode keunggulan perempuan ini dapat ditafsirkan sebagai peningkatan penimbunan lemak tubuh yang pesat menjelang pubertas, sehingga menyebabkan berat badan anak perempuan lebih besar dibandingkan dengan anak laki-laki.

Indeks Massa Tubuh

Puncak pertumbuhan IMT anak perempuan Karawang terjadi pada usia 11 tahun dan menurun setelahnya. Peningkatan IMT ini juga menunjukkan periode keunggulan perempuan, di mana pada saat pubertas anak perempuan mengalami peningkatan distribusi lemak tubuh di pinggul, bokong, paha (Bogin 1999), dan payudara (Carola et al. 1990).

(16)

Gambar 11 Perbandingan pola pertumbuhan berat badan anak laki-laki dan anak perempuan Karawang, Bogor, dan Amerika Serikat

Gamb ar 10 Perbandingan pola pertumbuhan tinggi badan anak laki-la dan anak perempuan Karawang, Bogor, dan Amerika Serikat

ki digunakan untuk menilai status gizi populasi

Karawang, karena bila dibandingkan dengan Bogor dan Amerika Serikat, pola pertumbuhan Karawang lebih rendah.

Perbandingan antropometri antara anak Karawang, Bogor, dan Amerika Serikat

Perbandingan antropometri antara anak Karawang, Bogor (Puspita 2004), dan Amerika Serikat (Kuczmarski et al. 2002) dapat diketahui dengan melihat perubahan pada masing-masing kurva pertumbuhan tinggi badan, berat badan, dan IMT ketiganya (Gambar 10 - 12) dan Lampiran 7.

Tinggi badan, berat badan, dan IMT anak-anak Karawang sebelum usia 12 tahun lebih kecil daripada anak-anak Amerika Serikat dan Bogor. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh faktor genetik dan faktor

lingkungan, terutama nutrisi dan status sosial ekonomi (Bogin 1999; WHO 1995).

(17)

Gambar 12 Perbandin

gan pola pertumbuhan i ks massa tubuh an aki-laki dan anak perempua rawang, Bogor, dan Am ika Serikat

nde

ak l n Ka

er

SIMPULAN

SIMPULAN

Tinggi badan dan berat badan anak laki-laki Karawang lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan Karawang sejak usia 4 hingga 7 tahun, berhimpit di usia 7 tahun hingga 8 tahun, menjadi lebih kecil di usia 8 hingga 11 tahun, dan kembali menjadi lebih besar di usia 12 tahun hingga 13 tahun. Pola pertumbuhan tinggi badan anak perempuan Karawang melambat di usia 12 hingga 13 tahun.

Tinggi badan dan berat badan anak laki-laki Karawang lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan Karawang sejak usia 4 hingga 7 tahun, berhimpit di usia 7 tahun hingga 8 tahun, menjadi lebih kecil di usia 8 hingga 11 tahun, dan kembali menjadi lebih besar di usia 12 tahun hingga 13 tahun. Pola pertumbuhan tinggi badan anak perempuan Karawang melambat di usia 12 hingga 13 tahun.

IMT anak laki-laki Karawang lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan sejak usia 4 hingga 9 tahun, setelahnya menjadi lebih kecil hingga usia 12 tahun, dan menyusul lagi ketika mendekati usia 13 tahun. IMT anak perempuan Karawang meningkat secara lambat di usia 4 hingga 12 tahun.

IMT anak laki-laki Karawang lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan sejak usia 4 hingga 9 tahun, setelahnya menjadi lebih kecil hingga usia 12 tahun, dan menyusul lagi ketika mendekati usia 13 tahun. IMT anak perempuan Karawang meningkat secara lambat di usia 4 hingga 12 tahun.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Bogin B. 1999. Patern of Human Growth. Ed ke-2. Cambridge: Cambridge University Press.

Bogin B. 1999. Patern of Human Growth. Ed ke-2. Cambridge: Cambridge University Press.

Carola R, Harley JP, Noback CR. 1990.

Human Anatomy and Physiology. New York: McGraw-Hill, Inc.

Carola R, Harley JP, Noback CR. 1990.

Human Anatomy and Physiology. New York: McGraw-Hill, Inc.

Kuczmarski RJ, Ogden CL, Guo SS, et al. 2000. CDC growth charts for the United States: methods and development. National Center for Health Statistics. Vital Health Stat 11(246), 2002.

Kuczmarski RJ, Ogden CL, Guo SS, et al. 2000. CDC growth charts for the United States: methods and development. National Center for Health Statistics. Vital Health Stat 11(246), 2002.

National Health and Nutrition Examination Survey III [NHANES III]. 1988. Body

measurements (anthropometry). Rockville: Westat (301):251-1500.

National Health and Nutrition Examination Survey III [NHANES III]. 1988. Body

measurements (anthropometry). Rockville: Westat (301):251-1500.

http://www.cdc.govnchsdatanhanesnhane http://www.cdc.govnchsdatanhanesnhane scdromnchsmanualsanthro.

Puspita T. 2004. Pola pertumbuhan tinggi badan, berat badan, dan indeks massa tubuh anak Bogor usia 5 sampai 15 tahun [skripsi]. Bogor: FMIPA, IPB.

Putra HSE. 2005. Pola pertumbuhan remaja usia 15 sampai 20 tahun di wilayah Bogor [skripsi]. Bogor: FMIPA, IPB.

Soehartiningsih S.1992. Referensi indikator antropometri tinggi dan berat badan anak usia 4 - 13 tahun dengan pendekatan eksploratif [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Tango T. 1998. Estimation of age-spesific reference ranges via smoother AVAS.

Statistic in Medicine 17:1231-1243. Tibshirani R. 1988. Estimating optimal

transformation for regression via additivity and variance stabilization. J Am Statist Assoc 83:394-405.

Walpole RE. 1992. Pengantar Statistika. Sumantri B, penerjemah; Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Terjemahan dari: Introduction to Statistic 3rd Edition. Wolpert L, Beddington R, Brockes J,

Lawrence P, Meyerowitz E. 1998.

Principles of Development. USA: Oxford University Press.

(18)
(19)

Lampiran 1 Jumlah probandus yang diukur berdasarkan lokasi pengambilan data

Lokasi Pengukuran Jumlah probandus (orang) RA Almurtadlo 395

MI Almurtadlo 99 TK Pupuk Kujang 338 SD Pupuk Kujang 115 SMP Pupuk Kujang 65

(20)

Lampiran 2 Kuisioner penelitian

DATA HASIL PENGUKURAN

Pengukur : FNUM :

Pencatat : IDNUM :

Tanggal : Waktu : Parameter

Memo :

Hasil pengukuran 1. Berat Badan (BB)

2. Tinggi Badan (TB) 3. Tinggi Duduk (TD)

4. Lingkar Lengan Atas (LLA) 5. Lebar Siku (LS)

6. Lebar Lutut (LL)

(21)

Lampiran 3 Formulir data pribadi

DATA PRIBADI

Nama :

Jenis kelamin :

Tempat & tanggal lahir :

Anak ke- : dari bersaudara

Alamat lengkap :

Kelurahan :

Kecamatan :

Telepon :

Pemberian ASI sampai usia : bulan Penyakit (jika ada) :

Frekuensi makan per hari : kali

Nama ayah :

Tempat & tanggal lahir ayah/usia ayah :

Suku ayah :

Pekerjaan ayah :

Pendidikan tertinggi ayah : Penyakit ayah (jika ada) : Tinggi badan ayah :

Berat badan ayah :

Suku kakek dari pihak ayah : Tempat lahir / asal kakek dari pihak ayah : Suku nenek dari pihak ayah : Tempat lahir / asal nenek dari pihak ayah :

Nama ibu :

Tempat & tanggal lahir ibu/umur ibu :

Suku ibu :

Pekerjaan ibu :

Pendidikan tertinggi ibu : Penyakit ibu (jika ada) :

Tinggi badan ibu :

Berat badan ibu :

Suku kakek dari pihak ibu : Tempat lahir / asal kakek dari pihak ibu : Suku nenek dari pihak ibu : Tempat lahir / asal nenek dari pihak ibu :

Menstruasi *) : sudah / belum Menstruasi pertama pada usia :

Mimpi basah *) : sudah / belum Mimpi basah pertama pada usia :

Pengeluaran keluarga per bulan untuk konsumsi makanan (pilih salah satu):

1. n < Rp 500.000 4. Rp 1.000.000 < n < Rp 1.500.000 2. Rp 500.000 ≤ n < Rp 750.000 5. n ≥ Rp 1.500.000

3. Rp 750.000 ≤ n < Rp 1.000.000

Keterangan: n = jumlah pengeluaran keluarga per bulan untuk makan

*)

(22)

13

Lampiran 4 Data persentil tinggi badan anak laki-laki dan anak perempuan (m) Tinggi badan anak laki-laki (m)

Kelompok usia

Persentil 2,3

Persentil 3

Persentil 5

Persentil 10

Persentil 25

Persentil 50

Persentil 75

Persentil 85

Persentil 90

Persentil 95

Persentil 97

Persentil 97,7 4 0,971 0,975 0,984 0,959 0,972 1,047 1,074 1,089 1,100 1,115 1,125 1,130 5 1,009 1,014 1,023 0,997 1,011 1,089 1,117 1,133 1,144 1,160 1,171 1,176 6 1,049 1,053 1,063 1,036 1,050 1,132 1,162 1,179 1,190 1,207 1,219 1,224 7 1,094 1,099 1,109 1,080 1,096 1,182 1,214 1,232 1,244 1,262 1,274 1,280 8 1,137 1,143 1,153 1,123 1,139 1,230 1,264 1,282 1,295 1,314 1,327 1,333 9 1,176 1,181 1,192 1,161 1,178 1,273 1,308 1,327 1,341 1,361 1,374 1,380 10 1,225 1,231 1,242 1,209 1,227 1,327 1,364 1,385 1,399 1,420 1,434 1,441 11 1,285 1,291 1,303 1,268 1,286 1,394 1,433 1,455 1,470 1,493 1,508 1,515 12 1,348 1,355 1,368 1,330 1,350 1,465 1,507 1,530 1,546 1,570 1,586 1,594 13 1,415 1,422 1,436 1,396 1,417 1,539 1,584 1,609 1,626 1,651 1,668 1,676

Tinggi badan anak perempuan (m) Kelompok

usia

Persentil 2,3

Persentil 3

Persentil 5

Persentil 10

Persentil 25

Persentil 50

Persentil 75

Persentil 85

Persentil 90

Persentil 95

Persentil 97

(23)

14

Kelompok usia

Persentil 2,3

Persentil 3

Persentil 5

Persentil 10

Persentil 25

Persentil 50

Persentil 75

Persentil 85

Persentil 90

Persentil 95

Persentil 97

Persentil 97,7

4 13,07 13,29 13,75 12,45 13,13 17,49 19,34 20,45 21,25 22,51 23,39 23,83

5 12,97 13,19 13,65 12,36 13,04 17,37 19,20 20,29 21,08 22,33 23,20 23,64

6 13,99 14,22 14,72 13,33 14,06 18,75 20,78 22,01 22,89 24,29 25,26 25,75

7 15,23 15,48 16,03 14,51 15,30 20,48 22,79 24,18 25,18 26,78 27,89 28,45

8 16,42 16,69 17,28 15,64 16,50 22,21 24,80 26,35 27,48 29,29 30,54 31,18

9 17,73 18,03 18,67 16,89 17,82 24,19 27,10 28,86 30,14 32,19 33,62 34,35

10 20,06 20,42 21,18 19,07 20,17 27,79 31,32 33,48 35,05 37,57 39,35 40,25 11 22,89 23,32 24,24 21,70 23,02 32,26 36,62 39,28 41,25 44,40 46,61 47,71 12 26,15 26,66 27,77 24,73 26,30 37,53 42,91 46,21 48,59 52,35 54,95 56,25 13 30,00 30,62 31,96 28,30 30,19 43,94 50,45 54,34 57,14 61,57 64,66 66,21

Kelompok usia

Persentil 2,3

Persentil 3

Persentil 5

Persentil 10

Persentil 25

Persentil 50

Persentil 75

Persentil 85

Persentil 90

Persentil 95

Persentil 97

Persentil 97,7

4 9,84 10,12 10,71 9,04 9,92 15,03 16,66 17,46 18,01 18,87 19,49 19,81

5 11,504 11,80 12,42 10,66 11,60 16,64 18,13 19,00 19,66 20,76 21,56 21,98

6 13,24 13,52 14,14 12,35 13,32 18,09 19,80 20,92 21,77 23,23 24,35 24,96

7 15,15 15,46 16,04 14,25 15,24 19,94 22,19 23,75 25,00 27,31 29,07 29,89

8 16,62 16,87 17,39 15,86 16,70 21,95 25,02 27,33 29,15 31,94 34,15 35,28

9 17,99 18,24 18,81 17,24 18,06 24,70 29,20 31,99 34,31 37,77 39,87 40,84

10 19,51 19,83 20,55 18,65 19,61 28,80 34,44 37,88 40,05 42,96 44,51 45,25

11 21,49 21,90 22,84 20,40 21,62 34,02 40,27 43,13 44,72 47,12 48,74 49,55

12 23,84 24,41 25,74 22,39 24,01 39,39 44,50 46,88 48,56 51,16 52,93 53,81

13 27,17 27,99 29,74 25,07 27,41 43,83 48,29 50,87 52,69 55,51 57,43 58,39

Lampiran 5 Data persentil berat badan anak laki-laki dan anak perempuan (kg) Berat badan anak laki-laki (kg)

(24)

Lampiran 6 Data persentil indeks massa tubuh anak laki-laki dan anak perempuan (kg/m2) Indeks massa tubuh anak laki-laki (kg/m2)

Kelompok usia

Persentil 2,3

Persentil 3

Persentil 5

Persentil 10

Persentil 25

Persentil 50

Persentil 75

Persentil 85

Persentil 90

Persentil 95

Persentil 97

Persentil 97,7

4 12,00 12,15 12,47 11,57 12,05 14,94 16,25 17,13 17,81 18,98 19,80 20,21

5 11,76 11,91 12,22 11,34 11,81 14,64 15,86 16,67 17,29 18,37 19,16 19,55

6 11,71 11,86 12,17 11,29 11,76 14,58 15,78 16,58 17,19 18,25 19,03 19,42

7 11,72 11,87 12,18 11,30 11,77 14,59 15,80 16,59 17,21 18,27 19,06 19,45

8 11,789 11,94 12,25 11,37 11,833 14,67 15,91 16,72 17,35 18,44 19,24 19,63

9 11,98 12,13 12,45 11,55 12,03 14,91 16,22 17,09 17,77 18,93 19,75 20,15

10 12,48 12,64 12,97 12,04 12,53 15,56 17,12 18,16 18,97 20,24 21,11 21,55

11 13,02 13,19 13,53 12,56 13,07 16,41 18,24 19,45 20,32 21,69 22,62 23,09

12 13,52 13,70 14,06 13,05 13,58 17,28 19,40 20,70 21,63 23,08 24,07 24,57

13 14,03 14,21 14,59 13,54 14,09 18,27 20,61 21,99 22,97 24,51 25,56 26,09

Indeks massa tubuh anak perempuan (kg/m2) Kelompok

usia

Persentil 2,3

Persentil 3

Persentil 5

Persentil 10

Persentil 25

Persentil 50

Persentil 75

Persentil 85

Persentil 90

Persentil 95

Persentil 97

Persentil 97,7

4 11,63 11,75 12,00 11,30 11,67 13,86 15,29 16,91 17,96 19,02 19,69 20,03

5 11,71 11,82 12,07 11,37 11,74 13,95 15,60 17,26 18,20 19,22 19,90 20,24

6 11,77 11,89 12,14 11,43 11,81 14,03 15,85 17,53 18,38 19,40 20,08 20,43

7 11,84 11,96 12,21 11,50 11,88 14,12 16,16 17,80 18,57 19,60 20,29 20,63

8 11,99 12,11 12,35 11,64 12,02 14,33 16,82 18,27 18,96 20,00 20,71 21,06

9 12,14 12,27 12,52 11,80 12,18 14,67 17,51 18,70 19,38 20,45 21,17 21,53

10 12,45 12,57 12,83 12,09 12,48 15,70 18,47 19,48 20,20 21,31 22,06 22,43 11 12,80 12,93 13,20 12,43 12,84 17,16 19,35 20,41 21,16 22,32 23,11 23,50 12 13,05 13,19 13,46 12,68 13,10 18,08 20,01 21,11 21,89 23,08 23,90 24,30 13 13,33 13,46 13,74 12,94 13,37 18,76 20,71 21,84 22,65 23,89 24,73 25,15

(25)

Lampiran 7 Data perbandingan tinggi badan, berat badan, dan indeks massa tubuh anak laki-laki dan anak perempuan Amerika Serikat, Bogor, dan Karawang

Anak Amerika Serikat Anak Bogor Anak Karawang Kelompok

Usia

Jenis

Kelamin BB (kg)

TB (m)

IMT (kg/m2)

BB (kg)

TB (m)

IMT (kg/m2)

BB (kg)

TB (m)

IMT (kg/m2)

4 L 16,41 1,024 15,79 * * ** 17,49 1,047 14,94

5 L 18,54 1,091 15,64 19,41 1,097 16,26 17,37 1,089 14,64 6 L 20,79 1,156 15,43 21,59 1,148 16,37 18,75 1,132 14,58 7 L 22,96 1,215 15,56 23,88 1,201 16,50 20,48 1,182 14,59 8 L 25,46 1,278 15,64 26,31 1,253 16,64 22,21 1,230 14,67 9 L 28,52 1,330 16,10 28,86 1,307 16,80 24,19 1,273 14,91 10 L 31,64 1,385 16,53 31,71 1,361 17,01 27,79 1,327 15,60 11 L 35,38 1,434 17,24 34,94 1,418 17,27 32,26 1,394 16,41 12 L 38,90 1,491 17,45 38,45 1,478 17,59 37,53 1,465 17,28 13 L 44,85 1,561 18,14 42,04 1,537 17,92 43,94 1,539 18,27

4 P 15,88 1,013 15,54 * * * 15,03 1,029 13,86

5 P 17,86 1,078 15,34 18,33 1,081 15,81 16,64 1,074 13,95 6 P 20,22 1,148 15,24 20,66 1,137 15,84 18,09 1,123 14,03 7 P 22,23 1,205 15,25 23,21 1,192 15,97 19,94 1,178 14,12 8 P 25,06 1,270 15,55 25,87 1,248 16,21 21,95 1,232 14,33 9 P 28,47 1,332 16,08 28,62 1,304 16,51 24,70 1,288 14,67 10 P 31,87 1,382 16,60 31,53 1,360 16,84 28,80 1,344 15,70 11 P 36,18 1,448 17,45 34,70 1,414 17,24 34,02 1,402 17,16 12 P 41,73 1,516 18,39 38,00 1,462 17,72 39,39 1,464 18,08 13 P 47,51 1,577 18,87 41,14 1,502 18,24 43,83 1,528 18,78

*)

Puspita (2004) tidak melakukan pengukuran antropometri pada anak-anak usia 4 tahun di Bogor

**)

(26)

CARWAN HERMAWAN

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(27)

Karawang. Dibimbing oleh TARUNI SRI PRAWASTI dan BAMBANG SURYOBROTO.

Pertumbuhan seorang manusia terjadi sejak dari proses fertilisasi dalam kandungan ibu, bayi, anak-anak, remaja, hingga dewasa. Proses ini terjadi secara sinkron, bersifat individual, dan unik sehingga memberikan hasil yang berbeda dan ciri tersendiri pada setiap individu. Namun, pola pertumbuhan suatu populasi dapat diprediksikan dengan cara melakukan pengukuran menggunakan metode antropometri terhadap individu-individu di dalam populasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pertumbuhan anak usia 4 sampai dengan 13 tahun di wilayah Karawang. Prosedur antropometri yang dilakukan adalah pengukuran tinggi badan, berat badan, dan perhitungan indeks massa tubuh. Tinggi badan dan berat badan anak laki-laki lebih besar daripada anak perempuan di usia 4 hingga 8 tahun, menjadi lebih kecil di usia 9 hingga 11 tahun, dan kembali menjadi lebih besar di usia 12 hingga 13 tahun. Pola pertumbuhan tinggi badan anak perempuan melambat di usia 12 hingga 13 tahun. Lonjakan laju pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki Karawang terjadi sejak usia 10 tahun hingga usia 13 tahun, sedangkan lonjakan pertumbuhan tinggi badan pada anak perempuan Karawang tidak terlihat jelas. Lonjakan pertumbuhan berat badan anak perempuan terjadi lebih awal yaitu di usia 9 tahun, sedangkan anak laki-laki terjadi di usia 10 tahun.

ABSTRACT

CARWAN HERMAWAN. Growth Pattern of Children Aged 4 to 13 Years Old in Karawang. Supervised by TARUNI SRI PRAWASTI and BAMBANG SURYOBROTO.

(28)

Pertumbuhan merupakan salah satu ciri dari setiap makhluk hidup dan proses ini terjadi secara bertahap. Pertumbuhan seorang manusia terjadi sejak dari proses fertilisasi dalam kandungan ibu, bayi, anak-anak, remaja, hingga dewasa. Proses ini terjadi secara sinkron, bersifat individual, dan unik sehingga memberikan hasil yang berbeda dan ciri tersendiri pada setiap individu. Namun, pola pertumbuhan suatu populasi dapat diprediksikan dengan cara melakukan pengukuran menggunakan metode antropometri terhadap individu-individu di dalamnya.

Pola pertumbuhan yang dijalani oleh sebagian besar individu di dalam suatu populasi dapat ditunjukkan oleh kurva pertumbuhan yang menghubungkan nilai median untuk setiap kelompok usia.

Pola pertumbuhan bermanfaat untuk dijadikan referensi untuk menilai status kesehatan, gizi, obesitas, kemajuan selama perawatan terhadap penyakit, dan resiko terhadap penyakit akut dan kronis (Bogin 1999).

Puspita (2004) melakukan penelitian pola pertumbuhan anak Bogor, di mana hasilnya menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki Bogor melaju secara konstan sampai usia 12 tahun dan kemudian meningkat sejak 13 tahun. Tinggi badan anak perempuan meningkat pesat menjelang menarke (usia 12 tahun) namun melambat setelah menarke.

Penelitian serupa untuk anak usia 4 sampai dengan 13 tahun telah dilakukan oleh Soehartiningsih (1992) di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, namun data pola pertumbuhan anak di wilayah Karawang belum diketahui.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan anak usia 4 sampai dengan 13 tahun di wilayah Karawang.

BAHAN DAN METODE

Waktu Penelitian

Pengukuran probandus dan pengumpulan kuisioner data pribadi probandus dilakukan pada Januari 2007 hingga Juni 2007.

(MI) Almurtadlo, Raudhatul Athfal (RA) Almurtadlo, TK Pupuk Kujang, SD Pupuk Kujang, dan SLTP Pupuk Kujang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode horizontal yang berarti setiap probandus mewakili kelas umur tertentu yang ada di dalam populasi Karawang.

Probandus berasal dari 6 kecamatan di Kabupaten Karawang. Jumlah probandus yang dianalisis beserta asal wilayahnya terangkum dalam Tabel 1. Rincian jumlah probandus berdasarkan lokasi pengambilan data disajikan dalam Lampiran 1.

Usia probandus dicatat sebagai usia ketika pengukuran dan dimasukkan ke dalam satu kelompok usia berdasarkan ulang tahun terdekatnya. Dalam penelitian ini kisaran kelompok usia probandus adalah 4 sampai dengan 13 tahun. Jumlah probandus per kelompok usia terangkum pada Tabel 2.

Tabel 1 Asal wilayah probandus

W J

p

P ( ilayah umlah

robandus

ersentase %)

Cikampek 44 4,32 2 3

J 1 1,

K 2 0,

K 6 0,

K 3 5

P 5 8,

T 7 1

atisari 3 83

arawang 28

lari 84

otabaru 87 4,43 urwasari 9 30

otal 11 00

Tabel 2 Jumlah probandus per kelompok usia Jumlah Probandus

K u

(T L % P %

elompok sia ahun)

4 3 0,95 10 2,53

5 3 1 3 8,35

6 23 7,28 17 4,30

7 27 8,54 45 11,39

8 3 1 4 12,15

9 4 1 4 11,39

1 4 1 6 15,44

1 4 1 5 13,92

12 17 5,38 39 9,87

1 4 1 4 10,63

Jumlah 316 100 395 100

7 1,71 3

7 1,71 8

6 4,56 5

0 5 4,24 1

1 1 2,97 5

3 0 2,66 2

(29)

Pertumbuhan merupakan salah satu ciri dari setiap makhluk hidup dan proses ini terjadi secara bertahap. Pertumbuhan seorang manusia terjadi sejak dari proses fertilisasi dalam kandungan ibu, bayi, anak-anak, remaja, hingga dewasa. Proses ini terjadi secara sinkron, bersifat individual, dan unik sehingga memberikan hasil yang berbeda dan ciri tersendiri pada setiap individu. Namun, pola pertumbuhan suatu populasi dapat diprediksikan dengan cara melakukan pengukuran menggunakan metode antropometri terhadap individu-individu di dalamnya.

Pola pertumbuhan yang dijalani oleh sebagian besar individu di dalam suatu populasi dapat ditunjukkan oleh kurva pertumbuhan yang menghubungkan nilai median untuk setiap kelompok usia.

Pola pertumbuhan bermanfaat untuk dijadikan referensi untuk menilai status kesehatan, gizi, obesitas, kemajuan selama perawatan terhadap penyakit, dan resiko terhadap penyakit akut dan kronis (Bogin 1999).

Puspita (2004) melakukan penelitian pola pertumbuhan anak Bogor, di mana hasilnya menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki Bogor melaju secara konstan sampai usia 12 tahun dan kemudian meningkat sejak 13 tahun. Tinggi badan anak perempuan meningkat pesat menjelang menarke (usia 12 tahun) namun melambat setelah menarke.

Penelitian serupa untuk anak usia 4 sampai dengan 13 tahun telah dilakukan oleh Soehartiningsih (1992) di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, namun data pola pertumbuhan anak di wilayah Karawang belum diketahui.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan anak usia 4 sampai dengan 13 tahun di wilayah Karawang.

BAHAN DAN METODE

Waktu Penelitian

Pengukuran probandus dan pengumpulan kuisioner data pribadi probandus dilakukan pada Januari 2007 hingga Juni 2007.

(MI) Almurtadlo, Raudhatul Athfal (RA) Almurtadlo, TK Pupuk Kujang, SD Pupuk Kujang, dan SLTP Pupuk Kujang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode horizontal yang berarti setiap probandus mewakili kelas umur tertentu yang ada di dalam populasi Karawang.

Probandus berasal dari 6 kecamatan di Kabupaten Karawang. Jumlah probandus yang dianalisis beserta asal wilayahnya terangkum dalam Tabel 1. Rincian jumlah probandus berdasarkan lokasi pengambilan data disajikan dalam Lampiran 1.

Usia probandus dicatat sebagai usia ketika pengukuran dan dimasukkan ke dalam satu kelompok usia berdasarkan ulang tahun terdekatnya. Dalam penelitian ini kisaran kelompok usia probandus adalah 4 sampai dengan 13 tahun. Jumlah probandus per kelompok usia terangkum pada Tabel 2.

Tabel 1 Asal wilayah probandus

W J

p

P ( ilayah umlah

robandus

ersentase %)

Cikampek 44 4,32 2 3

J 1 1,

K 2 0,

K 6 0,

K 3 5

P 5 8,

T 7 1

atisari 3 83

arawang 28

lari 84

otabaru 87 4,43 urwasari 9 30

otal 11 00

Tabel 2 Jumlah probandus per kelompok usia Jumlah Probandus

K u

(T L % P %

elompok sia ahun)

4 3 0,95 10 2,53

5 3 1 3 8,35

6 23 7,28 17 4,30

7 27 8,54 45 11,39

8 3 1 4 12,15

9 4 1 4 11,39

1 4 1 6 15,44

1 4 1 5 13,92

12 17 5,38 39 9,87

1 4 1 4 10,63

Jumlah 316 100 395 100

7 1,71 3

7 1,71 8

6 4,56 5

0 5 4,24 1

1 1 2,97 5

3 0 2,66 2

(30)

tua, iklim, penyakit infeksi, dan sosial ekonomi (Bogin 1999; WHO 1995).

Pola pertumbuhan normal yang mengikuti potensi genetis dapat diperoleh dari probandus yang sehat dengan latar belakang sosial ekonomi yang baik sehingga dapat tumbuh secara optimal.

Probandus pada penelitian ini memiliki latar belakang sosial ekonomi yang baik. Hal ini diketahui dari hasil kuisioner, di mana 74,83% keluarga mengeluarkan Rp. 750.000,00 hingga Rp. 1.500.000,00 per bulan untuk makan. Pengeluaran keluarga untuk makan terangkum dalam Tabel 3. Tabel 3 Jumlah probandus berdasarkan

pengeluaran keluarga per bulan untuk konsumsi makanan

Jumlah Jumlah Persentase Pengeluaran Probandus (%) < Rp.500.000 21 2,95 Rp.500 000-Rp.750 000 82 11,53 Rp.750 000-Rp.1 000 000 136 19,13 Rp.1 000 000-Rp.1 500 000 202 28,41 > Rp.1 500 000 194 27,29 Lainnya* 76 10,69 Total 711 100 *) Jumlah pengeluaran tidak diketahui

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa pengeluaran keluarga untuk konsumsi makanan sebanding atau lebih besar dari upah minimum regional kota dan kabupaten di wilayah Karawang. Merujuk pada Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 561/kep.1020.Bangsos/2006 tentang penetapan Upah Minimum Kabupaten atau Kota di Jawa Barat, besar upah minimum kota Karawang sebesar Rp. 854.373,00.

Prosedur Antropometri

Pengukuran probandus dilakukan satu kali pada sejumlah besar probandus yang mewakili populasi Karawang. Pengukuran berat badan menggunakan timbangan berskala 0,5 kg. Probandus berdiri tegak di tengah timbangan tanpa bantuan, tidak memakai alas kaki, santai, tidak bergerak, dan pandangan lurus ke depan. Tinggi badan diukur menggunakan alat pengukur yang telah dikalibrasi dan bidang vertikal sebagai tempat pengukuran. Probandus berdiri tegak, kaki merapat, lutut diluruskan, tumit, bokong, dan bahu menyentuh bidang vertikal serta bidang Frankfurt berada dalam posisi horisontal. Bidang Frankfurt merupakan garis khayal yang melintasi

meatus auditory dan puncak tulang pembentuk rongga mata bagian bawah.

Kemudian proyeksi puncak kepala ke bidang vertikal ditandai. Tanda tersebut diukur dengan alat pengukur sebagai tinggi badan (Putra 2005). Data antropometri pengukuran dicatat pada lembar pengukuran (Lampiran 2) dan disertai kuisioner data pribadi probandus dan orang tua probandus (Lampiran 3). Selanjutnya dapat diketahui Indeks Massa Tubuh (IMT) dari rasio berat badan dalam satuan kilogram terhadap kuadrat tinggi badan dalam satuan meter.

Analisis Data

Analisis data antropometri menggunakan program R (R Development Core Team 2004) dan prosedur additivity and variance stabilization (AVAS) (Tibshirani 1988, Tango 1998), untuk menentukan nilai-nilai distribusi frekuensi tinggi badan, berat badan, dan indeks massa tubuh untuk setiap kelompok usia. Distribusi frekuensi dinyatakan dalam persentil yang merupakan nilai-nilai yang membagi segugus pengamatan menjadi 100 bagian yang sama (Walpole 1992). Misalnya, dari keseluruhan penelitian ini, median atau nilai persentil 50 (P50) menunjukkan bahwa 50% dari

seluruh data terletak di bawah nilai P50 dan 50%

(yaitu 100% - 50%) terletak di atas nilai P50.

Pola pertumbuhan merupakan gambaran rata-rata pertumbuhan yang terjadi di suatu populasi, karena itu pola ini dapat diperoleh dengan cara menghubungkan nilai median ini dari tahun ke tahun. Nilai-nilai persentil yang digunakan dalam analisis ini disesuaikan dengan ketentuan NHANES III (1988) yang digunakan dalam penelitian-penelitian di dunia, termasuk Kuczmarski et al. (2000), sehingga dapat memudahkan dalam perbandingan dengan populasi lain di seluruh dunia. Persentil ekstrim menunjukkan individu-individu yang jarang terdapat di populasi dan dapat digunakan untuk menilai status gizi yang bersangkutan.

Analisis data dilakukan di Laboratorium Zoologi, Departemen Biologi, FMIPA, IPB.

HASIL

Tinggi Badan

(31)

tua, iklim, penyakit infeksi, dan sosial ekonomi (Bogin 1999; WHO 1995).

Pola pertumbuhan normal yang mengikuti potensi genetis dapat diperoleh dari probandus yang sehat dengan latar belakang sosial ekonomi yang baik sehingga dapat tumbuh secara optimal.

Probandus pada penelitian ini memiliki latar belakang sosial ekonomi yang baik. Hal ini diketahui dari hasil kuisioner, di mana 74,83% keluarga mengeluarkan Rp. 750.000,00 hingga Rp. 1.500.000,00 per bulan untuk makan. Pengeluaran keluarga untuk makan terangkum dalam Tabel 3. Tabel 3 Jumlah probandus berdasarkan

pengeluaran keluarga per bulan untuk konsumsi makanan

Jumlah Jumlah Persentase Pengeluaran Probandus (%) < Rp.500.000 21 2,95 Rp.500 000-Rp.750 000 82 11,53 Rp.750 000-Rp.1 000 000 136 19,13 Rp.1 000 000-Rp.1 500 000 202 28,41 > Rp.1 500 000 194 27,29 Lainnya* 76 10,69 Total 711 100 *) Jumlah pengeluaran tidak diketahui

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa pengeluaran keluarga untuk konsumsi makanan sebanding atau lebih besar dari upah minimum regional kota dan kabupaten di wilayah Karawang. Merujuk pada Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 561/kep.1020.Bangsos/2006 tentang penetapan Upah Minimum Kabupaten atau Kota di Jawa Barat, besar upah minimum kota Karawang sebesar Rp. 854.373,00.

Prosedur Antropometri

Pengukuran probandus dilakukan satu kali pada sejumlah besar probandus yang mewakili populasi Karawang. Pengukuran berat badan menggunakan timbangan berskala 0,5 kg. Probandus berdiri tegak di tengah timbangan tanpa bantuan, tidak memakai alas kaki, santai, tidak bergerak, dan pandangan lurus ke depan. Tinggi badan diukur menggunakan alat pengukur yang telah dikalibrasi dan bidang vertikal sebagai tempat pengukuran. Probandus berdiri tegak, kaki merapat, lutut diluruskan, tumit, bokong, dan bahu menyentuh bidang vertikal serta bidang Frankfurt berada dalam posisi horisontal. Bidang Frankfurt merupakan garis khayal yang melintasi

meatus auditory dan puncak tulang pembentuk rongga mata bagian bawah.

Kemudian proyeksi puncak kepala ke bidang vertikal ditandai. Tanda tersebut diukur dengan alat pengukur sebagai tinggi badan (Putra 2005). Data antropometri pengukuran dicatat pada lembar pengukuran (Lampiran 2) dan disertai kuisioner data pribadi probandus dan orang tua probandus (Lampiran 3). Selanjutnya dapat diketahui Indeks Massa Tubuh (IMT) dari rasio berat badan dalam satuan kilogram terhadap kuadrat tinggi badan dalam satuan meter.

Analisis Data

Analisis data antropometri menggunakan program R (R Development Core Team 2004) dan prosedur additivity and variance stabilization (AVAS) (Tibshirani 1988, Tango 1998), untuk menentukan nilai-nilai distribusi frekuensi tinggi badan, berat badan, dan indeks massa tubuh untuk setiap kelompok usia. Distribusi frekuensi dinyatakan dalam persentil yang merupakan nilai-nilai yang membagi segugus pengamatan menjadi 100 bagian yang sama (Walpole 1992). Misalnya, dari keseluruhan penelitian ini, median atau nilai persentil 50 (P50) menunjukkan bahwa 50% dari

seluruh data terletak di bawah nilai P50 dan 50%

(yaitu 100% - 50%) terletak di atas nilai P50.

Pola pertumbuhan merupakan gambaran rata-rata pertumbuhan yang terjadi di suatu populasi, karena itu pola ini dapat diperoleh dengan cara menghubungkan nilai median ini dari tahun ke tahun. Nilai-nilai persentil yang digunakan dalam analisis ini disesuaikan dengan ketentuan NHANES III (1988) yang digunakan dalam penelitian-penelitian di dunia, termasuk Kuczmarski et al. (2000), sehingga dapat memudahkan dalam perbandingan dengan populasi lain di seluruh dunia. Persentil ekstrim menunjukkan individu-individu yang jarang terdapat di populasi dan dapat digunakan untuk menilai status gizi yang bersangkutan.

Analisis data dilakukan di Laboratorium Zoologi, Departemen Biologi, FMIPA, IPB.

HASIL

Tinggi Badan

(32)
[image:32.595.205.388.569.733.2]

Gambar 2 Perbandingan pola pertumbuhan tinggi badan antara anak laki-laki dan anak perempuan usia 4 sampai dengan 13 tahun di Karawang

Gam ar 1 Pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki dan anak perempuan usia 4 sampai dengan 13 tahun di Karawang

b

Rata-rata tinggi badan anak laki-laki lebih besar daripada tinggi badan anak perempuan sejak usia 4 tahun (1,047 m berbanding 1,029 m) hingga 7 tahun (1,182 m berbanding 1,178 m), berhimpit di usia 7 hingga 8 tahun (1,230 m berbanding 1,232 m), dan menjadi lebih kecil di usia 8 hingga 11 tahun (1,394 berbanding 1,402 m). Namun tinggi badan anak laki-laki kembali menjadi lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan pada usia 12 hingga 13 tahun (1,539 m berbanding 1,528 m). Lonjakan pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki terjadi pada usia 10 hingga 13 tahun.

Data lengkap nilai persentil tinggi badan anak laki-laki dan anak perempuan Karawang terangkum pada Lampiran 4.

Berat Badan

Pertumbuhan berat badan anak laki-laki dan anak perempuan Karawang untuk berbagai persentil disajikan pada Gambar 4. Perbandingan pola pertumbuhan berat badan

antara anak laki-laki dan anak perempuan Karawang terdapat pada Gambar 5, sedangkan laju pertumbuhannya disajikan pada Gambar 6. Berat badan anak laki-laki lebih besar daripada berat badan anak perempuan di usia 4 tahun (17,49 kg berbanding 15,03 kg) hingga 7 tahun (20,48 kg berbanding 19,94 kg), kemudian berhimpit menjelang usia 8 tahun (22,21 kg berbanding 21,95 kg) hingga 9 tahun (24,19 kg berbanding 24,70 kg), dan menjadi lebih kecil sejak usia 9 sebelum meningkat kembali pada usia 13 tahun (43,94 kg berbanding 43,83 kg). Lonjakan pertumbuhan berat badan anak perempuan berlangsung lebih awal yaitu di usia 9 tahun, sedangkan anak laki-laki terjadi di usia 10 tahun. Laju pertumbuhan berat badan anak perempuan menurun pada usia 12 hingga 13 tahun, sebaliknya anak laki-laki mengalami lonjakan pertumbuhan di usia 12 hingga 13 tahun.

(33)

Gambar 3 Laju pertumbuhan tinggi badan anak ki-laki dan anak perempuan Karawang per kelompok usia

[image:33.595.216.403.78.257.2]

la

[image:33.595.116.514.299.476.2]

Gambar 5 Perbandingan pola pertumbuhan berat badan antara anak laki-laki dan anak perempuan usia 4 sampai dengan 13 tahun di Karawang

Gambar 4 Pertumbuhan berat badan anak laki-laki dan anak perempuan usia 4 sampai dengan 13 tahun di Karawang

Gambar 6 Laju pertumbuhan berat badan anak aki-laki dan anak perempuan Karawang per kelompok usia

[image:33.595.319.508.513.693.2]
(34)
[image:34.595.113.509.303.477.2]

Gambar 9 Laju pertumbuhan indeks massa tubuh anak laki-laki dan anak perempuan

wang per kelompok usia Kara

Gam ar 8 Perbandingan pola pertumbuhan MT antara anak laki-laki dan anak

erempuan usia 4 sampai dengan 13 ahun di Karawang

b I p t

Gam ar 7 Pertumbuhan IMT anak laki-laki dan anak perempuan usia 4 sampai dengan 13 tahun di Karawang

b

Indeks Massa Tubuh

Pertumbuhan indeks massa tubuh (IMT) anak laki-laki dan anak perempuan Karawang disajikan pada Gambar 7. Perbandingan pola pertumbuhan IMT antara anak laki-laki dan anak perempuan Karawang terdapat pada Gambar 8 dan lajunya disajikan pada Gambar 9.

IMT anak laki-laki lebih besar daripada anak perempuan sejak usia 4 tahun (14,94 kg/m2 berbanding 13,95 kg/m2) hingga 9 tahun (14,91 kg/m2 berbanding 14,67 kg/m2), menjadi lebih kecil di usia 10 tahuhn (15,60 kg/m2 berbanding 15,70 kg/m2) hingga 12 tahun (17,28 kg/m2 berbanding 18,08 kg/m2), dan menyusul lagi ketika mendekati usia 13 tahun (18,27 kg/m2 berbanding 18,78 kg/m2). Pola periode usia

10 hingga 13 tahun ini, anak perempuan bertubuh lebih besar dibandingkan dengan anak laki-laki. IMT merupakan rasio antara berat badan dan kuadrat tinggi badan; karena itu pola pertumbuhan IMT di mana terdapat periode keunggulan perempuan ini dapat diterangkan oleh berat badan dan tinggi badan. Laju pertumbuhan tinggi badan dan berat badan anak laki-laki terus mengalami peningkatan. Walaupun laju pertumbuhan tinggi badan anak perempuan juga mengalami peningkatan yang konstan, namun laju pertumbuhan berat badannya pada usia 8 tahun meningkat lebih baik daripada anak laki-laki dan kemudian menurun sejak usia 12 tahun hingga 13 tahun.

[image:34.595.320.509.507.688.2]
(35)

PEMBAHASAN

Pertumbuhan merupakan hasil interaksi faktor genetik (keturunan) dan lingkungan (Bogin 1999). Hal-hal yang berhubungan dengan lingkungan diantaranya nutrisi (NHANES III 1988), pendidikan orang tua, iklim, penyakit kronis, infeksi, ketinggian tempat, dan sosial ekonomi (Bogin 1999; WHO 1995).

Tinggi Badan

Lonjakan pertumbuhan terjadi berkaitan dengan pubertas. Lonjakan ini disebabkan oleh sekresi hormon gonadotropin yang meningkatkan produksi hormon kelamin steroid, selanjutnya meningkatkan produksi hormon pertumbuhan. Hormon pertumbuhan mengendalikan pertumbuhan tulang melalui pengaruhnya terhadap lempeng pertumbuhan dengan merangsang sel-sel bakal di lempeng itu untuk berkembangbiak. Pertumbuhan selanjutnya dikendalikan oleh IGF-1 (Insulin Growth Factor 1), di mana produksi IGF-1 di lempeng pertumbuhan ini juga dirangsang oleh hormon pertumbuhan. Selanjutnya, kedua hormon ini ditingkatkan oleh pengaruh hormon-hormon tiroid. Selain itu, hormon tiroid juga merangsang hipertrofi sel-sel kartilago (Wolpert et al.

1998).

Pola pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki Karawang menunjukkan lonjakan sejak usia 10 tahun. Lonjakan ini mungkin berkaitan dengan pubertas seperti yang disebutkan di atas, karena pubertas dapat berlangsung pada kisaran usia 10 hingga 15 tahun. Mengingat tidak terekamnya data pubertas dan kisaran usia penelitian ini hanya mencakup usia 13 tahun, maka lonjakan ini tidak dapat dipastikan berkaitan dengan pubertas atau tidak.

Lonjakan pertumbuhan tinggi badan anak perempuan Karawang tidak terlihat jelas, walaupun terdapat sedikit lonjakan pertumbuhan tinggi badan di usia 7 tahun. Menurut Puspita (2004), ketidakjelasan ini dapat terjadi jika prosedur antropometri dilakukan secara horisontal. Dalam prosedur ini, setiap anak mengalami lonjakan pertumbuhan pada usia yang berbeda sehingga kecenderungannya tidak terlihat pada kurva yang menggabungkan perbedaan-perbedaan itu.

Berat Badan

Pada orang dewasa, massa lemak merupakan komponen penting dari berat

badan. Pertumbuhan massa otot pada anak laki-laki biasanya bersamaan dengan peningkatan densitas tulang, peningkatan fungsi kardio-pulmonari, penambahan volume darah, dan semakin meningkatnya densitas sel darah merah. Pada saat terjadinya lonjakan pertumbuhan tinggi badan, anak laki-laki kehilangan massa lemaknya dan sebaliknya massa otot mengalami peningkatan. Karena itu anak laki-laki memiliki massa otot yang lebih besar di setiap usia, sebaliknya anak perempuan memiliki lemak subkutan yang lebih banyak di setiap usia, yang meningkat saat pubertas (Bogin 1999).

Berat badan anak laki-laki Karawang lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan sebelum usia 9 tahun dan setelahnya menjadi lebih kecil hingga menjelang usia 13 tahun.

Periode keunggulan perempuan ini dapat ditafsirkan sebagai peningkatan penimbunan lemak tubuh yang pesat menjelang pubertas, sehingga menyebabkan berat badan anak perempuan lebih besar dibandingkan dengan anak laki-laki.

Indeks Massa Tubuh

Puncak pertumbuhan IMT anak perempuan Karawang terjadi pada usia 11 tahun dan menurun setelahnya. Peningkatan IMT ini juga menunjukkan periode keunggulan perempuan, di mana pada saat pubertas anak perempuan mengalami peningkatan distribusi lemak tubuh di pinggul, bokong, paha (Bogin 1999), dan payudara (Carola et al. 1990).

(36)
[image:36.595.113.512.322.499.2]

Gambar 11 Perbandingan pola pertumbuhan berat badan anak laki-laki dan anak perempuan Karawang, Bogor, dan Amerika Serikat

Gamb ar 10 Perbandingan pola pertumbuhan tinggi badan anak laki-la dan anak perempuan Karawang, Bogor, dan Amerika Serikat

ki digunakan untuk menilai status gizi populasi

Karawang, karena bila dibandingkan dengan Bogor dan Amerika Serikat, pola pertumbuhan Karawang lebih rendah.

Perbandingan antropometri antara anak Karawang, Bogor, dan Amerika Serikat

Perbandingan antropometri antara anak Karawang, Bogor (Puspita 2004), dan Amerika Serikat (Kuczmarski et al. 2002) dapat diketahui dengan melihat perubahan pada masing-masing kurva pertumbuhan tinggi badan, berat badan, dan IMT ketiganya (Gambar 10 - 12) dan Lampiran 7.

Tinggi badan, berat badan, dan IMT anak-anak Karawang sebelum usia 12 tahun lebih kecil daripada anak-anak Amerika Serikat dan Bogor. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh faktor genetik dan faktor

lingkungan, terutama nutrisi dan status sosial ekonomi (Bogin 1999; WHO 1995).

(37)
[image:37.595.114.513.78.259.2]

Gambar 12 Perbandin

gan pola pertumbuhan i ks massa tubuh an aki-laki dan anak perempua rawang, Bogor, dan Am ika Serikat

nde

ak l n Ka

er

SIMPULAN

SIMPULAN

Tinggi badan dan berat badan anak laki-laki Karawang lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan Karawang sejak usia 4 hingga 7 tahun, berhimpit di usia 7 tahun hingga 8 tahun, menjadi lebih kecil di usia 8 hingga 11 tahun, dan kembali menjadi lebih besar di usia 12 tahun hingga 13 tahun. Pola pertumbuhan tinggi badan anak perempuan Karawang melambat di usia 12 hingga 13 tahun.

Tinggi badan dan berat badan anak laki-laki Karawang lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan Karawang sejak usia 4 hingga 7 tahun, berhimpit di usia 7 tahun hingga 8 tahun, menjadi lebih kecil di usia 8 hingga 11 tahun, dan kembali menjadi lebih besar di usia 12 tahun hingga 13 tahun. Pola pertumbuhan tinggi badan anak perempuan Karawang melambat di usia 12 hingga 13 tahun.

IMT anak laki-laki Karawang lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan sejak usia 4 hingga 9 tahun, setelahnya menjadi lebih kecil hingga usia 12 tahun, dan menyusul lagi ketika mendekati usia 13 tahun. IMT anak perempuan Karawang meningkat secara lambat di usia 4 hingga 12 tahun.

IMT anak laki-laki Karawang lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan sejak usia 4 hingga 9 tahun, setelahnya menjadi lebih kecil hingga usia 12 tahun, dan menyusul lagi ketika mendekati usia 13 tahun. IMT anak perempuan Karawang meningkat secara lambat di usia 4 hingga 12 tahun.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Bogin B. 1999. Patern of Human Growth. Ed ke-2. Cambridge: Cambridge University Press.

Bogin B. 1999. Patern of Human Growth. Ed ke-2. Cambridge: Cambridge University Press.

Carola R, Harley JP, Noback CR. 1990.

Human Anatomy and Physiology. New York: McGraw-Hill, Inc.

Carola R, Harley JP, Noback CR. 1990.

Human Anatomy and Physiology. New York: McGraw-Hill, Inc.

Kuczmarski RJ, Ogden CL, Guo SS, et al. 2000. CDC growth charts for the United States: methods and development. National Center for Health Statistics. Vital Health Stat 11(246), 2002.

Kuczmarski RJ, Ogden CL, Guo SS, et al. 2000. CDC growth charts for the United States: methods and development. National Center for Health Statistics. Vital Health Stat 11(246), 2002.

National Health and Nutrition Examination Survey III [NHANES III]. 1988. Body

measurements (anthropometry). Rockville: Westat (301):251-1500.

National Health and Nutrition Examination Survey III [NHANES III]. 1988. Body

measurements (anthropometry). Rockville: Westat (301):251-1500.

http://www.cdc.govnchsdatanhanesnhane http://www.cdc.govnchsdatanhanesnhane scdromnchsmanualsanthro.

Puspita T. 2004. Pola pertumbuhan tinggi badan, berat badan, dan indeks massa tubuh anak Bogor usia 5 sampai 15 tahun [skripsi]. Bogor: FMIPA, IPB.

Putra HSE. 2005. Pola pertumbuhan remaja usia 15 sampai 20 tahun di wilayah Bogor [skripsi]. Bogor: FMIPA, IPB.

Soehartiningsih S.1992. Referensi indikator antropometri tinggi dan berat badan anak usia 4 - 13 tahun dengan pendekatan eksploratif [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Tango T. 1998. Estimation of age-spesific reference ranges via smoother AVAS.

Statistic in Medicine 17:1231-1243. Tibshirani R. 1988. Estimating optimal

transformation for regression via additivity and variance stabilization. J Am Statist Assoc 83:394-405.

Walpole RE. 1992. Pengantar Statistika. Sumantri B, penerjemah; Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Terjemahan dari: Introduction to Statistic 3rd Edition. Wolpert L, Beddington R, Brockes J,

Lawrence P, Meyerowitz E. 1998.

Principles of Development. USA: Oxford University Press.

(38)
[image:38.595.114.513.78.259.2]

Gambar 12 Perbandin

gan pola pertumbuhan i ks massa tubuh an aki-laki dan anak perempua rawang, Bogor, dan Am ika Serikat

nde

ak l n Ka

er

SIMPULAN

SIMPULAN

Tinggi badan dan berat badan anak laki-laki Karawang lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan Karawang sejak usia 4 hingga 7 tahun, berhimpit di usia 7 tahun hingga 8 tahun, menjadi lebih kecil di usia 8 hingga 11 tahun, dan kembali menjadi lebih besar di usia 12 tahun hingga 13 tahun. Pola pertumbuhan tinggi badan anak perempuan Karawang melambat di usia 12 hingga 13 tahun.

Tinggi badan dan berat badan anak laki-laki Karawang lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan Karawang sejak usia 4 hingga 7 tahun, berhimpit di usia 7 tahun hingga 8 tahun, menjadi lebih kecil di usia 8 hingga 11 tahun, dan kembali menjadi lebih besar di usia 12 tahun hingga 13 tahun. Pola pertumbuhan tinggi badan anak perempuan Karawang melambat di usia 12 hingga 13 tahun.

IMT anak laki-laki Karawang lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan sejak usia 4 hingga 9 tahun, setelahnya menjadi lebih kecil hingga usia 12 tahun, dan menyusul lagi ketika mendekati usia 13 tahun. IMT anak perempuan Karawang meningkat secara lambat di usia 4 hingga 12 tahun.

IMT anak laki-laki Karawang lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan sejak usia 4 hingga 9 tahun, setelahnya menjadi lebih kecil hingga usia 12 tahun, dan menyusul lagi ketika mendekati usia 13 tahun. IMT anak perempuan Karawang meningkat secara lambat di usia 4 hingga 12 tahun.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Bogin B. 1999. Patern of Human Growth. Ed ke-2. Cambridge: Cambridge University Press.

Bogin B. 1999. Patern of Human Growth. Ed ke-2. Cambridge: Cambridge University Press.

Carola R, Harley JP, Noback CR. 1990.

Human Anatomy and Physiology. New York: McGraw-Hill, Inc.

Carola R, Harley JP, Noback CR. 1990.

Human Anatomy and Physiology. New York: McGraw-Hill, Inc.

Kuczmarski RJ, Ogden CL, Guo SS, et al. 2000. CDC growth charts for the United States: methods and development. National Center for Health Statistics. Vital Health Stat 11(246), 2002.

Kuczmarski RJ, Ogden CL, Guo SS, et al. 2000. CDC growth charts for the United States: methods and development. National Center for Health Statistics. Vital Health Stat 11(246), 2002.

National Health and Nutrition Examination Survey III [NHANES III]. 1988. Body

measurements (anthropometry). Rockville: Westat (301):251-1500.

National Health and Nutrition Examination Survey III [NHANES III]. 1988. Body

measurements (anthropometry). Rockville: Westat (301):251-1500.

http://www.cdc.govnchsdatanhanesnhane http://www.cdc.govnchsdatanhanesnhane scdromnchsmanualsanthro.

Puspita T. 2004. Pola pertumbuhan tinggi badan, berat badan, dan indeks massa tubuh anak Bogor usia 5 sampai 15 tahun [skripsi]. Bogor: FMIPA, IPB.

Putra HSE. 2005. Pola pertumbuhan remaja usia 15 sampai 20 tahun di wilayah Bogor [skripsi]. Bogor: FMIPA, IPB.

Soehartiningsih S.1992. Referensi indikator antropometri tinggi dan berat badan anak usia 4 - 13 tahun dengan pendekatan eksploratif [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Tango T. 1998. Estimation of age-spesific reference ranges via smoother AVAS.

Statistic in Medicine 17:1231-1243. Tibshirani R. 1988. Estimating optimal

transformation for regression via additivity and variance stabilization. J Am Statist Assoc 83:394-405.

Walpole RE. 1992. Pengantar Statistika. Sumantri B, penerjemah; Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Terjemahan dari: Introduction to Statistic 3rd Edition. Wolpert L, Beddington R, Brockes J,

Lawrence P, Meyerowitz E. 1998.

Principles of Development. USA: Oxford University Press.

(39)
[image:39.595.114.513.78.259.2]

Gambar 12 Perbandin

gan pola pertumbuhan i ks massa tubuh an aki-laki dan anak perempua rawang, Bogor, dan Am ika Serikat

nde

ak l n Ka

er

SIMPULAN

SIMPULAN

Tinggi badan dan berat bad

Gambar

Tabel 1 Asal wilayah probandus Jumlah P
Gambar 2 Perbandingan pola pertumbuhan tinggi badan antara anak laki-laki dan anak perempuan   usia 4 sampai dengan 13 tahun di Karawang
Gambar 6 Laju pertumbuhan berat badan anak   aki-laki dan anak perempuan Karawang per kelompok usial
Gambar 7.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada kelompok kontrol tidak dilakukan intervensi dengan pemberian yoghurt kedelai hitam dan hanya diberikan konseling seperti pada kelompok perlakuan sehingga

Oleh karena itu untuk mengetahui pengaruh intensitas terhadap energi kinetik dengan persamaan dari Wischmier dan Smith (1978) dan Hudson (1985) dapat dilakukan dengan

Obyek wisata tersebut adalah Pantai Karangbata dan Pantai Manganti, Pantai Puring, Pantai Ambal dan Pantai Rowo Mirit; (2) Kabupaten Kebumen yang memiliki banyak sekali obyek

Pembuatan komposisi lagu sebagai original soundtrack untuk sebuah film tidaklah terlalu sulit jika kita paham tahap – tahap yang harus dilalui dalam pembuatan komposisi

(1) pemilihan VST instrumen dibagi menjadi VST sintesis dan sample yang didukung dengan vst efek (2) proses sound design lebih banyak menggunakan preset (3) proses komposisi

Improvisasi tidak akan terlepas dari teknik, untuk memberikan informasi dan menjelaskan tentang teknik arpegio yang relevan penulis menggunakan buku Don Mock yang berjudul

Di akord F minor pada birama 14 menggunakan pendekatan improvisasi dengan modus F Aeolian dan terdapat chromatic approach nada E di motif melodi terakhir yang dimana nada

Sangat penting untuk belajar bertekun dan rajin, sebab jika kita bertekun dalam perkara yang kecil, Tuhan dapat mempercayai kita dengan perkara yang besar, dan jika kita