SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN RISIKO SISTEMATIS TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN
DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
FAHMI AFFANDY SIREGAR 110521149
PROGRAM STUDI MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN RISIKO SISTEMATIS TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN
DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kinerja keuangan yang terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Risiko Sistematis (Beta Saham) terhadap harga saham baik secara simultan maupun secara parsial pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi yang bersumber dari didasarkan pada criteria tertentu yang disesuaikan degan tujuan penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif kausal yaitu untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara satu variabel dengan variabel yang lain. Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Risiko Sistematis (Beta Saham) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan secara parsial menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Net Interest Margin (NIM) dan Risiko Sistematis (Beta Saham) berpengaruh positif siginifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan Loan to Deposit Ratio
(LDR) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Nilai Adjusted R Square pada model regresi adalah 0,736, yang berarti bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR),
Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio
(LDR) dan Risiko Sistematis (Beta Saham) mempengaruhi Harga Saham sebesar 73,6% dan sisanya 26,4% dijelaskan oleh factor-faktor lain yang tidak termasuk dalam model penelitian ini.
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE FINANCIAL PERFORMANCE AND THE EFFECT OF SYSTEMATIC RISK TO THE STOCK PRICE OF BANKING IN
INDONESIA STOCK EXCHANGE
The aim of this study was to analyze the effect of financial performance consisting of Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Ratio of Operating Cost to Operating Income (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Systematic Risk to the Stock Price in banking industry listed in Indonesia Stock Exchange either simultaneously or partially. This study used the secondary data from criteria in accordance with the objectives of the study. This study used causal associative design to determine the causal relationship between a variable to another variable. The analytical method used was Multiple Linier Regression. The results showed that Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Ratio of Operating Cost to Operating Income (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Systematic Risk simultaneously have a significant effect on the stock price in banking industry companies listed in Indonesia Stock Exchange. The partial test (t-test) showed that Capital Adequacy Ratio (CAR) and Ratio of Operating Cost to Operating Income (BOPO) has unsignificantly negative effect on the Stock Price in banking industry companies listed in Indonesia Stock Exchange, Non Performing Loan (NPL) has significantly negative effect to the Stock Price in banking industry companies listed in Indonesia Stock Exchange, Net Interest Margin (NIM) and Systematic Risk has significantly positive on the Stock Price in banking industry companies listed in Indonesia Stock Exchange, and Loan to Deposit Ratio (LDR) unsignificantly positive to the Stock Price in banking industry companies listed in Indonesia Stock Exchange. The Adjusted R Square value of this regression model was 0,736 which means that Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Ratio of Operating Cost to Operating Income (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Systematic Risk affect the Stock Price as much as 73,6% and the remaining 26,4% is explained by other factors no included in this study.
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur atas limpahan rahmat yang telah diberikan oleh
Allah SWT kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Shalawat dan
Salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kelak
mendapat syafaatnya.
Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dan Risiko
Sistematis Terhadap Harga Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia”
Selama penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak menadapat bantuan,
bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak. Teristimewa Ayahanda
Dedi Syafei Siregar, SH dan Ibunda Fauziah Siagian yang selalu memberikan semangat dan mengiringi penulis dengan do’a yang tidak henti-hentinya hingga
penulis dapat menyelesaikan perkuliahan.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku
Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si
selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Syahyunan, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak membimbing, mengarahkan, dan memberikan saran kepada penulis.
5. Ibu Beby Kendida, SE, M.Si selaku Dosen Pembaca yang telah banyak
memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.
7. Adikku Nurmaini, Uak Ratna, Kak Riri, Bang Dekyan, Kak Lina, Bou Siti
Asmi, dan Prof. Erlina yang telah memberikan do’a dan semangat kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi.
8. Sahabat-sahabat terbaikku, Irwan, Sahara, Baluat, Evan, Rustina, Yohanna,
Dinni, Reni, Leony, Tere, Citra, Sulas, Kak Nova, Nelly, Desentina, dan
Eka P. Serta kepada seluruh teman-teman Manajemen Ekstensi 2011.
Terima kasih atas segala bantuan doa dan semangat yang tiada henti.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca
dan peneliti lainnya.
Medan, Juli 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK………... i
ABSTRACT……… . ii
KATA PENGANTAR……… . iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL... ... vii
DAFTAR GAMBAR... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 9
1.3. Tujuan Penelitian ... 9
1.4. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori tentang Kinerja Keuangan ... 11
2.1.1. Pengertian Kinerja Keuangan ... 11
2.1.2. Analisis Rasio Keuangan untuk Pengukuran Kinerja Bank... 12
2.1.3. Rasio Keuangan Perbankan... 14
2.2. Teori Tentang Risiko... 18
2.2.1. Pengertian Risiko... 18
2.2.2. Jenis Risiko ... 18
2.2.4. Pendekatan Beta Saham... 21
2.3. Teori Tentang Harga Saham... 23
2.3.1. Pengertian Harga Saham... 23
2.3.2.Penilaian Harga Saham... 23
2.4. Penelitian Terdahulu... 25
2.5. Kerangka Konseptual... 29
2.6. Hipotesis... 32
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 33
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33
3.3. Batasan Operasional ... 33
3.4. Definisi Operasional... 34
3.4.1. Variabel Dependen ... 34
3.4.2. Variabel Independen ... 35
3.4.2.1. Capital Adequacy Ratio. ... 35
3.4.2.2. Non Performing Loan…….... 35
3.4.2.3. Net Interest Margin………. 36
3.4.2.4. Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional ... 36
3.4.2.5. Loan to Deposit Ratio ... 37
3.4.2.6. Risiko Sistematis... ... 37
3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 40
3.6. Populasi dan Sampel Penelitian ... 40
3.8. Metode Pengumpulan Data ... 43
3.9. Teknik Analisis Data ... 43
3.9.1. Pengujian Hipotesis ... 45
3.9.1.1. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 45
3.9.1.2. Uji F (Secara Simultan) ... 46
3.9.1.3. Uji-t(SecaraParsial) ... 47
3.9.2. Uji Asumsi Klasik ... 48
3.9.2.1. Uji Normalitas ... 48
3.9.2.2. Uji Multikolinieritas ... 49
3.9.2.3. Uji Autokorelasi ... 50
3.9.2.4. Uji Heteroskedastisitas ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 52
4.1. Gambaran Umum Perusahaan………. 52
4.2. Hasil Penelitian……… 63
4.2.1. Analisis Deskriptif……… 63
4.2.2. Hasil Uji Asumsi Klasik……… 76
4.2.2.1. Uji Normalitas………. 76
4.2.2.2. Uji Multikolinearitas……… 79
4.2.2.3. Uji Autokorelasi……….. 81
4.2.2.4. Uji Heteroskedastisitas……… 82
4.2.3. Analisis Persamaan Regresi……….. 84
4.2.4. Pengujian Hipotesis………... 86
4.2.4.1. Uji Signifikansi (Uji F)……… 87
4.2.4.3. Koefesien Determinasi (R2)………. 90
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian………. 91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… .. .. 98
5.1. Kesimpulan………... 98
5.2. Saran………. 99
DAFTAR PUSTAKA... 101
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1. Nilai CAR, NPL, dan NIM... 6
1.2. Nilai BOPO, LDR, dan Beta Saham... 7
1.3. Harga Saham... 7
2.1. Penelitian Terdahulu... 26
3.1. Jumlah Sampel pada Bank-bank Umum yang Terdaftar di BEI... 41
3.2. Sampel Penelitian Bank-bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia... 41
3.3. Kriteria Pengambilan Keputusan Durbin Watson... 50
4.1. Harga Saham……… 64
4.2. Capital Adequacy Ratio (CAR)………... 65
4.3. Non Performing Loan (NPL)……… 67
4.4. Net Interest Margin (NIM)………... 69
4.5. Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional…. 70 4.6. Loan to Deposit Ratio………... 72
4.7. Beta Saham……… 74
4.8. Hasil Uji One Sample Kolmogorv-Smirnov……….. 79
4.9. Hasil Uji Multiklinearitas………... 80
4.10. Hasil Uji Run Test………. 81
4.11. Hasil Uji Durbin-Watson Test………... 82
4.12. Hasil Uji Glejser………. 84
4.13. Hasil Analisis Regresi Berganda……… 85
4.14. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)………... 87
4.15. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)……….. 88
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1. Kemiringan Beta Saham... 19
2.2. Kerangka Konseptual... 32
4.1. Grafik Histogram………. 77
4.2. Grafik Normal P-P Plot……… 78
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN RISIKO SISTEMATIS TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN
DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kinerja keuangan yang terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Risiko Sistematis (Beta Saham) terhadap harga saham baik secara simultan maupun secara parsial pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi yang bersumber dari didasarkan pada criteria tertentu yang disesuaikan degan tujuan penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif kausal yaitu untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara satu variabel dengan variabel yang lain. Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Risiko Sistematis (Beta Saham) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan secara parsial menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Net Interest Margin (NIM) dan Risiko Sistematis (Beta Saham) berpengaruh positif siginifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan Loan to Deposit Ratio
(LDR) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Nilai Adjusted R Square pada model regresi adalah 0,736, yang berarti bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR),
Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio
(LDR) dan Risiko Sistematis (Beta Saham) mempengaruhi Harga Saham sebesar 73,6% dan sisanya 26,4% dijelaskan oleh factor-faktor lain yang tidak termasuk dalam model penelitian ini.
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE FINANCIAL PERFORMANCE AND THE EFFECT OF SYSTEMATIC RISK TO THE STOCK PRICE OF BANKING IN
INDONESIA STOCK EXCHANGE
The aim of this study was to analyze the effect of financial performance consisting of Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Ratio of Operating Cost to Operating Income (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Systematic Risk to the Stock Price in banking industry listed in Indonesia Stock Exchange either simultaneously or partially. This study used the secondary data from criteria in accordance with the objectives of the study. This study used causal associative design to determine the causal relationship between a variable to another variable. The analytical method used was Multiple Linier Regression. The results showed that Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Ratio of Operating Cost to Operating Income (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Systematic Risk simultaneously have a significant effect on the stock price in banking industry companies listed in Indonesia Stock Exchange. The partial test (t-test) showed that Capital Adequacy Ratio (CAR) and Ratio of Operating Cost to Operating Income (BOPO) has unsignificantly negative effect on the Stock Price in banking industry companies listed in Indonesia Stock Exchange, Non Performing Loan (NPL) has significantly negative effect to the Stock Price in banking industry companies listed in Indonesia Stock Exchange, Net Interest Margin (NIM) and Systematic Risk has significantly positive on the Stock Price in banking industry companies listed in Indonesia Stock Exchange, and Loan to Deposit Ratio (LDR) unsignificantly positive to the Stock Price in banking industry companies listed in Indonesia Stock Exchange. The Adjusted R Square value of this regression model was 0,736 which means that Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Ratio of Operating Cost to Operating Income (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Systematic Risk affect the Stock Price as much as 73,6% and the remaining 26,4% is explained by other factors no included in this study.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992, sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, “Bank
merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Menurut Kasmir (2012 : 3), dalam buku Dasar-dasar Perbankan, “Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta
memberikan jasa bank lainnya”.
Kinerja perusahaan akan menjadi tolak ukur seberapa besar resiko yang
akan ditanggung investor. Untuk memastikan kinerja perusahaan tersebut dalam
kondisi baik atau buruk dapat dilakukan dengan menggunakan analisis rasio
keuangan.Kinerja keuangan perusahaan perbankan akan dapat mempengaruhi
harga sahamnya karena informasi dari laporan keuangan atau rasio keuangan akan
mempengaruhi keputusan para investor menanamkan modalnya. Semakin baik
kinerja suatu bank maka akan semakin berminat investor untuk menanamkan
modalnya dan begitu juga sebaliknya. Dengan demikian semakin disadari bahwa
analisis rasio keuangan sangat memegang peranan suatu penelitian dan analisa
bagi semua manajemen, karena peningkatan harga saham dapat meningkatkan
minat para investor untuk membeli saham tersebut atau untuk menginvestasikan
modalnya (Haryetti, 2012).
Menurut Kasmir (2012 : 48), penilaian untuk menentukan kondisi suatu
bank, biasanya menggunakan berbagai alat ukur. Salah satu alat ukur yang utama
digunakan untuk menentukan kondisi suatu bank dikenal dengan analisis
CAMELS. Analisis ini terdiri dari capital, assets, management, earning, liquidity, dan sensitivity.
Dalam analisis permodalan (capital) yang dinilai adalah permodalan yang dimiliki oleh bank yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal
minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequacy Ratio) yang telah ditetapkan BI. Dalam analisis kualitas aset (assets) upaya yang dilakukan adalah untuk menilai jenis-jenis aset yang dimiliki bank. Dalam analisis
kualitas manajemen (management) dapat dilihat dari kualitas manusianya dalam bekerja. Dalam aspek ini yang dinilai adalah manajemen permodalan, manajemen
kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan manajemen
likuiditas. Dalam analisis earning digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Penilaian ini
meliputi Perbandingan Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO).
unsur, yaitu tingkat perolehan laba yang harus dicapai dan haruslah
mempertimbangkan risiko yang akan dihadapi.
Penulis dalam hal ini membatasi analisis rasio keuangan perbankan yaitu
dengan hanya menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non PerformingLoan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) untuk menilai kinerja keuangan. CAR dan NIM semakin tinggi serta BOPO, NPL dan LDR yang
semakin rendah menunjukkan semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan.
Semakin baik kinerja keuangan perusahaan makasemakin besar pengaruhnya
terhadap kenaikan harga saham karena dapat dikatakan bahwa harga saham
ditentukan oleh nilai perusahaan. Apabila kinerja perusahaan baik maka nilai
perusahaan akan tinggi dan membuat para investor melirik perusahaan tersebut
untuk menanamkan modalnya sehingga akan terjadi kenaikan harga saham.
Sebaliknya apabila terdapat berita buruk mengenai kinerja perusahaan, maka akan
menyebabkan penurunan harga saham pada perusahaan tersebut.
Ketika investor membuat keputusan membeli saham maka mengharapkan
memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi. Tetapi di sisi lain investor harus
bersedia menanggung risiko yang tinggi pula. Atas dasar hal itu, maka dalam
berinvestasi di pasar modal selain faktor keuntungan, investor juga harus
mempertimbangkan faktor risiko.
Dalam suatu investasi, risiko dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu risiko
tidak sistematis dan risiko sistematis. Risiko yang selalu ada dan tidak bisa
risiko yang bisa dihilangkan dengan diversifikasi disebut dengan risiko tidak
sistematis. Penjumlahan kedua jenis risiko tersebut disebut sebagai risiko total
(Husnan, 2005: 211).
Risiko sistematis mengacu pada risiko pasar sehingga disebut sebagai risiko
pasar. Yaitu ketidakpastian hasil perolehan investasi yang dipengaruhi oleh faktor
inflasi, pertumbuhan ekonomi, perubahan tingkat suku bunga dan kondisi politik.
Risiko sistematis mempengaruhi perusahaan-perusahaan secara keseluruhan
(Husnan, 2005: 217).
Ukuran dari risiko yang sistematis disebut juga dengan koefisien beta (β),
yaitu ukuran yang menujukkan kepekaan tingkat keuntungan individual
(individual return) suatu saham terhadap perubahan tingkat keuntungan indeks pasar (market return). Risiko tidak sistematis bersangkutan dengan risiko khusus perusahaan seperti gugatan hukum, pemogokan, program pemasaran yang gagal
dan kejadian lain yang unik bagi perusahaan. karena kejadian tersebut pada
hakikatnya adalah bersifat acak, maka pengaruhnya terhadap portofolio dapat
dieliminasi melalui diversifikasi. Penjumlahan dari risiko sistematik dan risiko
tidak sistematik disebut dengan risiko total (total risk) (Husnan, 2005: 230).
Beta (β) sendiri dapat diukur dengan melakukan uji regresi antara dua
variabel, yaitu kelebihan tingkat keuntungan portofolio pasar (excess return of the market portofolio) dan kelebihan keuntungan suatu saham (excess return of stock).
Beta saham sendiri mencerminkan kondisi fundamental dari suatu perusahaan.
Hal ini disebabkan karena pergerakan beta ditentukan dari pergerakan harga
Beta saham individual menunjukkan seberapa besar atau kecil tingkat
perubahan return pasar terhadap return yang diberikan oleh suatu perusahaan. Semakin tinggi risiko sistematis atau beta maka akan berpengaruh terhadap return
Dari Tabel 1.1 diatas nilai CAR terendah dimiliki oleh Bank Pundi
Indonesia (BEKS) pada tahun 2013 sebesar 11,4324% dan nilai CAR tertinggi
juga dimiliki oleh Bank Pundi Indonesia (BEKS) pada tahun 2010 sebesar
41,4232%. Nilai NPL terendah dimiliki oleh Bank Capital Indonesia (BACA)
pada tahun 2013 sebesar 0,1935% dan nilai NPL tertinggi dimiliki oleh Bank
Pundi Indonesia (BEKS) pada tahun 2012 sebesar 4,8132%. Nilai NIM terendah
dimiliki oleh Bank Pundi Indonesia (BEKS) pada tahun 2010 sebesar 3,5123%
dan nilai NIM tertinggi juga dimiliki oleh Bank Pundi Indonesia (BEKS) pada
tahun 2012 sebesar 16,6473%.
Dari Tabel 1.2 diatas nilai BOPO terendah dimiliki oleh Bank Negara
Indonesia (BBNI) pada tahun 2013 sebesar 67,1365% dan nilai BOPO tertinggi
dimiliki oleh Bank Pundi Indonesia (BEKS) pada tahun 2010 sebesar 157,5621%.
Nilai LDR terendah dimiliki oleh Bank Capital Indonesia (BACA) pada tahun
2011 sebesar 44,2418% dan nilai LDR tertinggi dimiliki oleh Bank Tabungan
Negara (BBTN) pada tahun 2010 sebesar 108,4247%. Nilai Beta Saham (β) diatas
1 (β > 1) dimiliki oleh Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Tabungan Negara
(BBTN), Bank Jabar Banten (BJBR), dan Bank CIMB Niaga (BNGA).
Sedangkan nilai Beta Saham (β) dibawah 1 (β < 1) dimiliki oleh Bank Capital
Indonesia (BACA) dan Bank Pundi Indonesia (BEKS).
Dari Tabel 1.3 diatas terlihat perubahan harga saham dari keenam bank
sangat berfluktuasi dari tahun 2010-2013. Ada bank yang mengalami kenaikan
berikutnya. Ada juga bank yang mengalami penurunan dari thaun sebelumnya dan
mengalami kenaikan di tahun berikutnya.
Berdasarkan latar belakang, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian melalui penulisan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dan Risiko Sistematis Terhadap Harga Saham Perbankan di Bursa Efek Indonesia”
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
perumusan masalahnya adalah Apakah kinerja keuangan yang terdiri dari: Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan risiko sistematis berpengaruh signifikan terhadap harga saham perbankan di Bursa Efek Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
Pengaruh kinerja keuangan yang terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan risiko sistematis terhadap harga saham perbankandi Bursa Efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
a. Bagi Perusahaan atau Bank
Sebagai masukan bagi pihak perusahaan atau bank dalam mengevaluasi kinerja
keuangan untuk menetapkan kebijakan selanjutnya agar dapat bertahan dalam
persaingan perbankan yang semakin kompetitif serta mengetahui pengaruh
risikosistematis terhadap harga saham perbankan.
b. Bagi Program Studi Ilmu Manajemen UniversitasSumatera Utara
Sebagai bahan kajian ilmu yang berhubungan dengan manajemen keuangan,
khususnya mengenai kinerja keuangan, risiko sistematis dan pengaruhnya
terhadap hargasaham perbankan.
c. Bagi Peneliti
Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan penulis
tentang analisis kinerja keuangan, khususnya analisis rasio keuangan,
analisisrisiko sistematis serta kaitannya terhadap harga saham.
d. Bagi Pihak Lain
Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan, memberikan informasi
sebagaireferensi atau perbandingan bagi peneliti lain dalam penelitian
selanjutnya demi mengembangkan ilmu pengetahuan baik secara umum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori tentang Kinerja Keuangan 2.1.1. Pengertian Kinerja Keuangan
Pengukuran kinerja perusahaan adalah kegiatan yang ditujukan untuk
menilai keberhasilan pengelolaan suatu perusahaan. Pengukuran kinerja
perusahaan pada prinsipnya adalah menilai hasil yang didapat oleh perusahaan
tersebut. Secara umum pengukuran ini dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua)
kelompok, yaitu pengukuran dari sisi kinerja keuangan perusahaan (Financial performance) saja, dan pengukuran kinerja perusahaan baik dari sisi keuangan (Financial performance), maupun kinerja dari sisi non keuangan (Non Financial performance).Kinerja keuangan adalah penentuan secara periodik tampilan keuangan berdasarkan sasaran, standar dan kinerja yang telah ditetapkan
sebelumnya. Mengukur kinerja keuangan digunakan analisis keuangan karena
analisis keuangan melibatkan penilaian terhadap keuangan dimasa yang akan
datang, dan untuk menentukan keunggulan suatu kinerja. Kinerja keuangan bank
dapat dinilai dari kinerja untuk tahun yang lalu maupun yang sedang berjalan
dengan menganalisis laporan keuangan (Noor, 2009: 151-152).
Kinerja bank juga dapat menunjukan kekuatan dan kelemahan bank. Dengan
mengetahui kekuatan bank, maka dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha
bank. Sedangkan kelemahannya dapat dijadikan dasar untuk perbaikan dimasa
Analisis kinerja keuangan bank mempunyai tujuan antara lain (Abdullah, 2005:
120):
1. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama kondisi
likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam tahun
berjalan maupun tahun sebelumnya.
2. Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua aktiva
yang dimiliki dalam menghasilkan profit.
2.1.2. Analisis Rasio Keuangan untuk Pengukuran Kinerja Bank
Analisis Laporan Keuangan Perusahaan merupakan kajian yang digunakan
untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa mendatang (Irham Fahmi, 2012
: 20).
Menurut Abdullah (2005: 123), “analisis rasio keuangan merupakan teknik
analisis keuangan untuk mengetahui hubungan di antara pos-pos tertentu dalam
neraca maupun laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan”.
Analisis rasio keuangan dimulai dengan laporan keuangan dasar yaitu dari
neraca (balance sheet), perhitungan rugi laba (income statement) dan laporan arus kas (cash flow statement) (Irham Fahmi, 2012 : 50).
Menurut Lukman Dendawijaya (2005 : 114), analisis kinerja bank adalah
sebagai berikut :
1. Analisis Rasio Likuiditas
Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan
bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban
2. Analisis Rasio Profitabilitas/Rentabilitas
Analisis rasio profitabilitas bank adalah alat ukur untuk menganalisis atau
mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank
yang bersangkutan. Selain itu, rasio-rasio dalam kategori ini dapat digunakan
untuk mengukur tingkat kesehatan bank.
3. Analisis Rasio Solvabilitas
Analisis rasio solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangkan panjangnya atau
kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi
bank.
Menurut Abdullah (2005: 125), ada beberapa kelemahan dari rasio keuangan :
1. Adanya distorsi karena laba yang dimasukkan tidak memasukkan unsur biaya
modal ekuitas.
2. Laporan keuangan dari suatu perusahaan yang memiliki sejumlah divisi dari
industri yang berlainan akan sulit dibandingkan dengan perusahaan lain atau
dengan data suatu industri.
3. Terjadinya distorsi karena pengaruh inflasi dan penggunaan data historis dalam
akuntansi.
4. Laporan keuangan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus didukung oleh
catatan atas laporan keuangan. Informasi ini harus dicermati karena mungkin
memuat potensi masalah yang dapat sangat mempengaruhi kondisi keuangan
5. Kesulitan dalam menginterpretasikan hasil analisa. Misalkan, quick rqtio yang
tinggi apakah bagus karena kuatnya likuiditas perusahaan. Atau, justru jelek
karena perusahaan memegang kas yang berlebih yang justru tidak produktif.
6. Perbedaan dalam perlakuan akuntansi dapat menimbulkan distorsi dalam
membandingkan rasio.
7. Adanya praktek window dressing tentunya membuat laporan keuangan terlihat bagus.
2.1.3. Rasio Keuangan Perbankan a. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002:562), CAR merupakan rasio
kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan
modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam
mengidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol risiko-risiko yang timbul
yang dapat berpengaruh terhadap kinerja suatu bank dalam menghasilkan
keuntungan, dan menjaga besarnya modal yang dimiliki. Menurut Peraturan Bank
Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 tercantum bank wajib menyediakan modal
minimum sebesar 8% dari aset tertimbang. Maka semakin baik rasio kecukupan
modal (CAR) ini, maka akan membuat tingkat profitabilitas suatu perusahaan semakin baik. Kondisi ini akan meningkatkan reputasi bank meraih laba sehingga
pada akhirnya akan berdampak pada harga saham perusahaan.
���= Modal bank
b. Non Performing Loan (NPL)
Rasio NPL menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola
kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Kredit dalam hal ini adalah kredit
yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain
(Kuncoro dan Suhardjono, 2002: 565).
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 tercantum,
semakin tinggi nilai NPL (diatas 5%) maka bank tersebut tidak sehat. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa dengan semakin besarnya rasio NPL maka resiko
kredit macet dari suatu perusahaan perbankan terhadap pinjaman yang diberikan
akan semakin besar sehingga dapat berpengaruh terhadap kinerja bank tersebut.
Kondisi ini akan menurunkan reputasi bank meraih laba sehingga pada akhirnya
akan berdampak pada harga saham perusahaan, dan selanjutnya adalah semakin
menurunnya return saham.
���= Total krdit bermasalah
Total kredit x 100%
c. Net Interest Margin (NIM)
Pengertian Net Interest Margin (NIM) menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002: 566) merupakan perbandingan antara presentase hasil bunga terhadap total
asset atau terhadap total earning assets. Sedangkan menurut Surat Edaran BI No.
3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001, NIM diukur dari perbandingan antara
pendapatan bunga bersih terhadap aktiva produktif.
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 standar untuk
rasio NIM adalah 6% keatas. Namun NIM suatu bank sehat apabila memiliki NIM
Margin yang tinggi menunjukkan kemampuan bank untuk mengelola earning
asset (surat berharga, deposit, pinjaman, penyertaan dan aktiva valuta asing
lainnya). Hal ini ditunjukkan dengan kemampuan manajemen mengambil
keuntungan menghasilkan pendapatan bunga bersih yang berarti menunjukkan
kemampuan bank mengelola tingkat suku bunga. Tentunya investor juga
menganggap bahwa net interest margin yang tinggi akan berdampak pada
tingginya return saham yang akan diterima investor (Hasrul: 2013).
��� = Pendapatan bunga bersih
Rata−rata aktiva produktif x 100%
d. Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002: 570), BOPO merupakan rasio
antara biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil BOPO
maka semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang besangkutan.
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 rasio BOPO
baik apabila dibawah 90%. Apabila rasio BOPO melebihi 90% atau mendekati
100% maka bank dapat dikategorikan sebagai bank yang tidak efisien. Setiap
peningkatan biaya operasional akan berakibat pada berkurangnya laba sebelum
pajak yang pada akhirnya akan menurunkan laba atau profitabilitas bank yang
bersangkutan. Kondisi ini akan menurunkan reputasi bank meraih laba sehingga
pada akhirnya akan berdampak pada harga saham perusahaan. Dan selanjutnya
adalah semakin menurunnya return saham.
BOPO = Total beban operasional
e. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Menurut Kasmir (2004:272), rasio LDR merupakan rasio perbandingan
antara jumlah dana yang disalurkan ke masyarakat (kredit) dengan jumlah dana
masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Dendawijaya (2009: 257) dalam
bukunya Manajemen Perbankan mendefinisikan Loan to DepositRatio (LDR) adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang
diterima oleh bank. Likuiditas bagi suatu bank berarti bahwa bank tersebut
memiliki sumber dana yang cukup tersedia untuk memenuhi semua kewajibannya.
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 ketentuan dalam
tata cara penilaian tingkat kesehatan sebagai berikut:
1. Untuk rasio LDR sebesar 110% atau lebih diberi nilai kredit 0, artinya
likuiditas bank tersebut dinilai tidak sehat.
2. Untuk rasio LDR dibawah 110% diberi nilai kredit 100, artinya likuiditas bank
tersebut dinilai sehat.
Laba yang tinggi pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan
masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan harga saham dan pada
akhirnya akan meningkatkan return saham. Semakin rendah LDR berarti semakin
tinggi likuiditas sehingga harga saham dapat naik.
��� = Kredit
2.2.Teori Tentang Risiko 2.2.1.Pengertian Risiko
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Risiko adalah kemungkinan
terjadinya peristiwa yang dapat merugikan perusahaan”. Risiko dapat bersifat
pasti maupun tidak pasti. Kunci untuk mengetahui seberapa besar resiko yang
akan dihadapi adalah seberapa sempurna seseorang mendapatkan informasi.
Semakin sempurna seseorang mendapatkan informasi, maka semakin akurat pula
diketahui seberapa besar risikonya.
2.2.2.Jenis Risiko
Bank memiliki berbagai jenis risiko yang terdiri atas 8 (delapan) risiko yaitu
Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko
Hukum, Risiko Reputasi, Risiko Strategi, dan Risiko Kepatuhan.
1. Risiko Kredit (Credit Risk)
Risiko kredit adalah risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan counterparty
memenuhi kewajibannya. Dalam mengantisipasi resiko kredit bank harus
memperhatikan tipe-tipe kreditnya, diversivikasi dalam wilayah geografis dan
jenis-jenis industri yang di biayainya, kebijakan agunan dan lain sebagainya.
Dan yang paling penting adalah aturan atau standar dalam pengendalian kredit.
2. Risiko Pasar (Market Risk)
Risiko pasar adalah risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel
pasar (adverse movement) dari portofolio yang di miliki oleh bank, yang dapat merugikan bank, termasuk dalam variable pasar ini adalah nilai tukar dan suku
3. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)
Risiko likuiditas adalah risiko yang disebabkan karena bank tidak mampu
memenuhi kewajiban likuiditasnya (kewajiban yang telah jatuh tempo), dalam
hal ini bank tidak dapat memanfaatkan keuntungannya dengan maksimal
karena adanya desakan kebutuhan likuiditas. Untuk itu bank harus lebih bijak
dalam menetukan jumlah likuiditasnya dalam artian harus seimbang. Terlalu
banyak liquiditas di khawatirkan nantinya akan mengorbankan tingkat
keuntungan dari bank. Kalau terlalu sedikit akan berpotensi untuk meminjam
dana dengan harga yang tidak dapat di ketahui sebelumnya, yang dapat
berakibat menigkatnya biaya dan akhirnya menurunkan profitabilitas.
4. Risiko Operasional (Operational Risk)
Risiko operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh ketidak
cukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,
kegagalan sistem, atau adanya kegagalan masalah eksternal yang
mempengaruhi operasional bank.
5. Risiko Hukum (Legal Risk)
Risiko hukum adalah risiko yagn diakibatkan kelemahan aspek hukum atau
yuridis. Daiantara aspek hukum tersebut adalah tidak adanya peraturan
perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak
dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan perikatan agunan yang tidak sempurna.
6. Risiko Reputasi (Reputation Risk)
Risiko repuitasi adalah risiko yang di akibatkan adanya pandangan negatif
7. Risiko Strategi (Strategic Risk)
Risiko strategi diakibatkan adanya pengambilan strategi yang kurang tepat dari
pihak bank, ataupun pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat, atau
kurang tanggapnya bank terhadap perkembangan dari eksternal bank.
8. Risiko Kepatuhan (Compliance Risk)
Risiko kepatuhan adalah risiko yang di sebabkan bank tidak memenuhi atau
tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan dalam
perbankan yang berlaku.
2.2.3.Risiko Sistematis
Risiko sistematis (systematic risk) atau risiko pasar merupakan risiko yang ditimbulkan dari faktor-faktor fundamental makroekonomi; inflasi, tingkat bunga,
kurs, dan pertumbuhan ekonomi. Sebagai pengukur risiko sistematis (systematic risk) digunakan Beta (β) pasar, yaitu Beta dari suatu sekuritas relatif terhadap risiko pasar (Jogiyanto, 2003: 212).
Menurut Husnan (2005: 204-205) penilaian terhadap Beta (β) sendiri dapat
dikategorikan ke dalam tiga kondisi yaitu:
a. Apabila β = 1, berarti tingkat keuntungan saham i berubah secara
proporsional dengan tingkat keuntungan pasar. Ini menandakan bahwa risiko
sistematis saham i sama dengan risiko sistematis pasar.
b. Apabila β > 1, berarti tingkat keuntungan saham i meningkat lebih besar
dibandingkan dengan tingkat keuntungan keseluruhan saham di pasar. Ini
dengan risiko sistematis pasar, saham jenis ini sering juga disebut sebagai
saham agresif.
c. Apabila β < 1, berarti tingkat keuntungan saham i meningkat lebih kecil
dibandingkan dengan tingkat keuntungan keseluruhan saham di pasar. Ini
menandakan bahwa risiko sistematis saham i lebih kecil dibandingkan
dengan risiko sistematis pasar, saham jenis ini sering juga disebut sebagai
saham defensif.
Kelebihan Pengembalian atas Saham
β > 1
β = 1
β < 1
Kelebihan Pengembalian pada Portofolio Pasar Sumber: Husnan (2005: 204)
Gambar 2.1 Kemiringan Beta Saham
Beta menunjukkan sensitivitas return sekuritas terhadap perubahan return pasar. Apabila β >1 berarti sangat sensitif terhadap perubahan pasar, β < 1 berarti
kurang sensitif terhadap perubahan pasar, dan β = 1 berarti tidak berpengaruh
terhadap perubahan pasar.
2.2.4. Pendekatan Beta Saham
return indeks pasar (Rmt). Tingkat return saham ini dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Rit =Pt −Pt−1 Pt−1
Dimana:
Rit = Return saham pada periode ke-t
Pt = Closing Price pada akhir bulan ke-t
Pt-1 = Closing Price pada akhir bulan sebelumnya (t-1)
Risiko sistematis sebagai bagian dari risiko pasar sangat bergantung pada
investor dalam mendefinisikan kondisi pasar dan ini berpengaruh dalam
perubahan harga saham yang umumnya dikaitkan dengan perubahan dalam
pengharapan investor terhadap prospek perusahaan. Untuk mengetahui kondisi
pasar dipergunakan indeks pasar sebagai indikator keadaan pasar modal di
Indonesia yang dalam penelitian ini diwakili oleh Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG). Untuk menghitung return pasar (market return) pada periode ke-t dengan menggunakan IHSG dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Rmt =IHSGt −IHSGt−1 IHSGt−1
Dimana:
Rmt = Return pasar pada periode ke-t
IHSGt = IHSGpada akhir bulan ke-t
IHSGt-1 = IHSGpada akhir bulan sebelumnya (t-1)
β= [n∑(Rmt. Rit)]−(∑Rmt.∑Rit) (n∑Rmt2− (∑Rmt)2)
Dimana:
β = Beta n = Periode
Rmt = Return pasar pada periode ke-t
Rit = Return saham pada periode ke-t
2.3.Teori tentang Harga Saham 2.3.1.Pengertian Harga Saham
Menurut Situmorang (2010: 176), Saham adalah surat berharga yang
menunjukkan adanya kepemilikan seseorang atau badan hukum terhadap
perusahaan penerbitan saham. Harga saham merupakan refleksi dari
keputusan-keputusan investasi, pendanaan (termasuk kebijakan dividen) dan pengelolaan
aset.
2.3.2.Penilaian Harga Saham
Menurut Situmorang (2010: 183), analisis investasi saham merupakan hal
yang mendasar untuk diketahui para pemodal, mengingat tanpa analisis
yang baik dan rasional para pemodal akan mengalami kerugian. Dalam
proses penilaian saham perlu dibedakan antara nilai (value) dan harga (price).
Nilai di sini adalah nilai intrinsik (intrinsic value), sedangkan harga diartikan sebagai harga pasar (market value). Nilai intrinsik merupakan nilai nyata (true value) suatu saham yang ditentukan oleh beberapa faktor fundamental perusahaan. Pengertian nilai intrinsik adalah nilai yang
Menurut Situmorang (2010: 190), ada beberapa pendekatan yang
dapat digunakan untuk menilai harga suatu saham, tetapi dua pendekatan
yang dikenal, yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan portofolio modern.
1. Pendekatan Tradisional
Untuk menganalisis surat berharga saham dengan pendekatan tradisional dapat
digunakan dua analisis, yaitu:
a. Analisis Teknikal (technical analysis)
Analisis teknikal merupakan suatu teknik analisis yang menggunakan data
catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha mengakses penawaran
s uat u s aham t ert ent u m aupun pas ar s ecara kes el uruhan.
Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang dipublikasikan,
seperti harga saham, volume perdagangan indeks harga saham
gabungan dan individu, serta faktor–faktor lain yang bersifat
teknis. Oleh sebab itu pendekatan ini disebut juga pendekatan analisis
pasar (market analisys) atau analisis internal (internal analisys).
b. Analisis Fundamental (fundamental analysis)
Pendekatan ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa setiap saham
memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik inilah yang diestimasi oleh para
investor atau analis. Nilai intrinsik merupakan suatu fungsi dari
variabel – variabel perus ahaan yan g di kom binas ikan untuk
m enghas i l kan suat u ret urn (keuntungan) yang diharapkan dan
suatu risiko yang melekat pada saham tersebut. Hasil estimasi nilai
(current market price). Harga pasar suatu saham merupakan refleksi dari rata – rata nilai intrinsiknya. Ada dua pendekatan ya ng
um umn ya di gunakan dal am m el akukan peni l ai an s aham, yai t u
pendekatan laba (price earning ratio) dan pendekatan nilai
sekarang (present value approach). Menurut Baridwan dan Legowo (2002) salah satu alat dalam analisis fundamental adalah analisa
laporan keuangan.
2. Pendekatan Portofolio Modern
Portofolio diartikan sebagai serangkaian kombinasi beberapa
aktiva yang diinvestasikan dan dipegang oleh investor, baik
perorangan maupun lembaga. Tujuan dari pembentukan suatu portofolio
saham adalah bagaimana dengan risiko yang minimal mendapatkan
keuntungan tertentu, atau dengan risiko tertentu untuk memperoleh
keuntungan investasi yang maksimal. Pendekatan portofolio menekankan
pada aspek psikologi bursa dengan asumsi hipotesis mengenai bursa, yaitu
hipotesis pasar efisien. Pasar efisien diartikan bahwa harga-harga
saham akan merefleksikan secara menyeluruh semua informasi yang ada di
bursa.
2.4. Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang menjadi pembanding
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama
Peneliti
Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode Analisis Data Hasil Penelitian
1 Haryeti (2012) Analisis pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan
perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia Variabel dependen: Harga saham perbankan yang go public di BEI Variabel independen: Kinerja keuangan Regresi linier berganda 1. CAR, RORA, dan LDR berpengaru h signifikan terhadap harga pasar. 2. NPL dan
GWM tidak berpengaru h terhadap harga saham
2 Amanda
dan Wahyu (2013) Analisis fundamental dan risiko sistematis terhadap harga saham perbankan yang yang terdaftar pada indeks LQ 45
Variabel dependen: harga saham perbankan yang yang terdaftar pada indeks LQ 45 Variabel independen: Fundamental dan risiko sistematis Regresi linier berganda 1. ROA berpengaru h negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham. 2. ROE
berpengaru h positif dan tidak signifikan terhadap harga saham. 3. DER dan
Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu No Nama
Peneliti
Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode Analisis Data Hasil Penelitian
4. EPS dan PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
3 Ni
Nyoman dan Ni Luh Analisis pengaruh beta terhadap return saham periode sebelum dan saat krisis global (Studi pada perusahaan
perbankan di BEI)
Variabel dependen: return saham periode sebelum dan saat krisis global Variabel independen: beta Regresi linier berganda
1. Beta tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham pada periode sebelum krisis global yang mengindikasi kan bahwa pada keadaan perekonomia n normal atau sebelum krisis terjadi, beta kurang tepat digunakan untuk menaksir
Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu No Nama
Peneliti
Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode Analisis Data Hasil Penelitian
2. Beta tidak berpengaruh signifikan terhadap
Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu No Nama
Peneliti
Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode Analisis Data Hasil Penelitian 3. Rata-rata return periode sebelum dan saat krisis global adalah sama, dimana hasil ini membuktika
n bahwa
return saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia tidak terkena dampak krisis keuangan global secara signifikan.
2.5. Kerangka Konseptual
Informasi mengenai laporan keuangan bank sebagai salah satu upaya untuk
membantu para pelaku bisnis dalam menilai kondisi keuangan suatu bank.
Laporan keuangan yang diterbitkan oleh bank merupakan salah satu sumber
informasi mengenai posisi keuangan bank, kinerja serta perubahan posisi
Laporan keuangan bank dapat dijadikan ukuran kinerja suatu bank dengan
melakukan analisis laporan keuangan (Kasmir, 2012: 67).
Analisis kinerja keuangan bank dimulai dengan me-review data laporan keuangan, menghitung, membandingkan atau mengukur, menginterpretasikan dan
memberi solusi. Perhitungan yang dilakukan untuk menganalisis kinerja keuangan
bank dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik analisis, diantaranya
adalah dengan menggunakan teknik analisis rasio. Analisis rasio merupakan
analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang ada dalam
suatu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laporan
laba rugi (Kasmir, 2012:72). Analisis rasio keuangan merupakan teknik analisis
yang sering dipakai, karena merupakan teknik yang paling cepat untuk
mengetahui kinerja keuangan bank.
Dalam penelitian ini, aspek Permodalan (Capital) diwakili oleh Capital Adequacy Ratio (CAR) dan sekaligus termasuk dalam rasio solvabilitas (kecukupanmodal), aspek Kualitas Aset (Assets Quality) diwakili oleh Non Performing Loan (NPL), aspek Rentabilitas (Earning) diwakili oleh Net Interest Margin (NIM) dan Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan sekaligus termasuk dalam rasio profitabilitas, sedangkanaspek
Likuiditas (Liquidity) diwakili oleh Loan to Deposit Ratio (LDR) yang sekaligus termasuk dalam rasio likuiditas. Jika dihubungkan dengan harga saham, investor
cenderung lebih menyukai CAR dan NIM yang tinggi tetapi sebaliknya menyukai
semakin tinggi serta NPL, BOPO dan LDR yang semakin rendah menunjukkan
semakin baik kinerja suatu perusahaan (Dendawijaya, 2009: 320).
Perkembangan kinerja keuangan perusahaan akan dapat dilihat dari tahun ke
tahun sehingga dengan melihat perkembangan tersebut perusahaan dapat
membuat rencana-rencana untuk masa yang akan datang dan perkembangan yang
tidak diinginkan haruslah segera diperbaiki dan diarahkan pada tujuan yang telah
ditetapkan semula.
Menurut Samsul (2006) risiko dikelompokkan kedalam dua kelompok besar
yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis adalah risiko
yang tidak dapat dihindari. Apabila risiko ini terjadi maka semua jenis saham akan
terkena dampaknya. Sedangkan risiko tidak sistematis adalah risiko yang hanya
berdampak pada suatu saham atau sektor tertentu sehingga bisa dihilangkan
dengan melakukan diversifikasi.
Menurut Keown (2008: 208) beta merupakan alat ukur untuk menilai risiko
sistematis. Beta mengukur tingkat kepekaan masing-masing saham terhadap risiko
pasar. Teori pasar modal menekankan hubungan antara risiko pasar dan tingkat
pengembalian merupakan hubungan yang bersifat searah dan linier. Artinya
semakin besar risiko yang harus ditanggung maka semakin besar pula return yang didapat atas investasi tersebut.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan sebelumnya, maka kerangka
Capital Adequacy Ratio (CAR)
Non Performing Loan (NPL)
Net Interest Margin (NIM)
Biaya Operasional Terhadap Harga Saham
Biaya Pendapatan (BOPO) Perbankan
Loan to Deposit Ratio (LDR)
[image:43.595.128.515.135.326.2]Risiko Sistematis (Beta)
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
2.6. Hipotesis
Hipotesis atau jawaban sementara atas permasalahan yang dikemukakan
adalah Kinerja keuangan yang terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR),
NonPerforming Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan risiko sistematis berpengaruh signifikan terhadap harga saham perbankan di Bursa
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian asosiatif, dimana penelitian
asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara
dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini, diteliti apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasioan Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio
(LDR), dan Risiko Sistematis berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham
Perbankan di Bursa Efek Indonesia.
3.2.Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada Bursa Efek Indonesia melalui media internet
dengan alamat website www.idx.co.id. Waktu penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret 2015 sampai dengan Mei 2015.
3.3.Batasan Operasional
Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel
dependen dan variabel independen. Variabel dependen adalah Harga
Saham. Variabel independen adalah Kinerja Keuangan yang terdiri
Interest Margin (NIM), Biaya Operasioanal Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Risiko Sistematis yang diukur Beta Saham.
2. Subjek perusahaan pada penelitian ini adalah Bank-Bank Umum yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2010-2013.
3. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan pada
Bursa Efek Indonesia melalui atau www.idx.co.id.
3.4.Definisi Operasional
Setiap variabel yang digunakan dalam satu penelitian harus memiliki konsep
dan definisi yang jelas. Menurut Erlina (2011: 48), “Pengoperasian konsep
(operational the concept) adalah menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur
dan dioperasionalkan ke dalam penelitian”. Dilihat dari sudut pandang variabel,
maka dalam penelitian ini variabel yang digunakan terdiri dari variabel dependen
dan variabel independen.
3.4.1.Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat adanya variabel independen (Sugiyono, 2006: 33). Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah Harga Saham Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Harga Saham adalah harga dari suatu saham yang ditentukan pada saat
pasar saham sedang berlangsung dengan berdasarkan kepada permintaan dan
penutupan (closing price) setiap akhir bulan transaksi yang dikalkulasikan menjadi rata-rata harga tahunan, dengan menggunakan rumus (Fransiskus, 2007:
22):
Rata−rata Harga Saham Tahunan =Ʃ Rata−rata Harga Saham Bulanan 12
3.4.2.Variabel Independen (X)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2006: 33). Adapun
variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian adalah Kinerja
Keuangan yang terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan
(NPL), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasioan Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Risiko Sistematis.
3.4.2.1. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat
berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank. Nilai
CAR yang semakin besar maka semakin aman dana deposan pada bank yang
bersangkutan.
���= Modal bank
Aktiva tertimbang menurut risiko x 100%
3.4.2.2. Non Performing Loan (NPL)
NPL adalah tingkat pengembalian kredit yang diberikan deposan kepada
NPL diketahui dengan cara menghitung Pembiayaan Non Lancar Terhadap Total
Pembiayaan. Apabila semakin rendah NPL maka bank tersebut akan semakin
mengalami keuntungan, sebaliknya bila tingkat NPL tinggi bank tersebut akan
mengalami kerugian yang diakibatkan tingkat pengembalian kredit macet.
���= Total krdit bermasalah
Total kredit x 100%
3.4.2.3. Net Interest Margin (NIM)
Net Interest Margin (NIM) mencerminkan resiko pasar yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar, dimana hal tersebut dapat merugikan bank.
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia salah satu proksi dari risiko pasar adalah
suku bunga, yang diukur dari selisih antar suku bunga pendanaan (funding) dengan suku bunga pinjaman yang diberikan (lending) atau dalam bentuk absolut adalah selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga
pinjaman dimana dalam istilah perbankan disebut Net Interest Margin (NIM) (Mawardi, 2005). Dengan demikian besarnya NIM akan mempengaruhi laba-rugi
Bank yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja bank tersebut.
��� = Pendapatan bunga bersih
Rata−rata aktiva produktif x 100%
3.4.2.4. Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
merupakan perbandingan antara total biaya operasi dengan total pendapatan
operasi. Efisiensi operasi dilakukan oleh bank dalam rangka untuk mengetahui
apakah bank dalam operasinya yang berhubungan dengan usaha pokok bank,
saham) serta digunakan untuk menunjukkan apakah bank telah menggunakan
semua faktor produksinya dengan tepat guna dan berhasil guna (Mawardi, 2005).
Dengan demikian efisiensi operasi suatu bank yang diproksikan dengan rasio
BOPO akan mempengaruhi kinerja bank tersebut.
BOPO = Total beban operasional
Total pendapatan operasional x 100%
3.4.2.5. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang harus dipenuhi. Sehingga semakin tinggi
LDR maka laba bank semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu
menyalurkan kreditnya dengan efektif), dengan meningkatnya laba bank, maka
kinerja bank juga meningkat. Dengan demikian besar-kecilnya rasio LDR suatu
bank akan mempengaruhi kinerja bank tersebut.
��� = Kredit
Dana Pihak ketiga x 100%
3.4.2.6. Risiko Sistematis
Risiko sistematis dihitung dengan beta. Beta saham dihitung dengan
melakukan regresi antara return bulanan saham perusahaan dengan return pasar tiap bulan. Persamaan regresi beta saham adalah sebagai berikut :
Dimana:
β = Beta n = Periode
[image:49.595.110.515.232.708.2]Rmt = Return pasar pada periode ke-t Rit = Return saham pada periode ke-t
Tabel 3.1.
Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Pengukuran Skala
1 Harga Saham (Y) Harga dari suatu saham yang ditentukan pada saat saham sedang berlangsung dengan berdasarkan permintaan dan penawaran pada saham yang dimaksud.
Ʃ Rata−rata Harga Saham Bulanan 12
Rasio
2 Capital Adequacy Rato (X1)
rasio yang memperlihat kan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank. Modal bank
Aktiva tertimbang menurut risiko x 100%
Lanjutan Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Pengukuran Skala
3 Non
Performing Loan (X2)
tingkat pengembalia n kredit yang diberikan deposan kepada bank dengan kata lain NPL merupakan tingkat kredit macet pada bank tersebut.
���= Total krdit bermasalah
Total kredit x 100%
Rasio
4 Net Interest Margin (X3)
resiko pasar yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar, dimana hal tersebut dapat merugikan bank.
Pendapatan bunga bersih
Rata−rata aktiva produktif x 100%
Rasio
5 Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (X4)
perbandingan antara total biaya operasi dengan total pendapatan operasi.
Total beban operasional
Total pendapatan operasional x 100%
Rasio
6 Loan to
Deposit Ratio (X5)
rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang harus dipenuhi. Kredit
Dana Pihak ketiga x 100%
Lanjutan Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Pengukuran Skala
7 Risiko Sistematis (X6)
risiko yang ditimbulkan
dari faktor-faktor
fundamental makroekonomi; inflasi, tingkat bunga, kurs, dan
pertumbuhan ekonomi.
[n∑(Rmt. Rit)]−(∑Rmt.∑Rit)
(n∑Rmt2− (∑Rmt)2)
Rasio
3.5.Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan
untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga
alat ukur tersebut bila digunakan akan menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono,
2006: 84). Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
skala rasio, dimana skala rasio merupakan skala pengukuran yang dapat
digunakan untuk menyatakan peringkat antar tingkatan, dan jarak atau interval
antar tingkatan sudah jelas, dan memiliki nilai 0 (nol) yang mutlak.
3.6.Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono, 2006: 72).
Populasi dalam penelitian ini adalah bank-bank umum yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia mulai dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 yang terdiri dari
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Penentuan sampel yang digunakan dengan pertimbangan
kriteria tertentu. Ada beberapa pertimbangan yang digunakan peneliti dalam
menentukan kriteria sampel penelitian yaitu:
1. Bank-bank umum tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode penelitian dari tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013 serta tidak sedang
berada dalam proses (delisting) pada periode tersebut.
2. Bank-bank umum tersebut telah menerbitkan laporan keuangan tahunan yang
lengkap dan dipublikasikan selama empat tahun berturut-turut dari tahun 2010,
[image:52.595.102.523.436.637.2]2011, 2011, dan 2013.
Tabel 3.2 Jumlah Sampel pada
Bank-bank Umum yang Terdaftar di BEI
No Karakteristik Sampel Jumlah
1
Bank-bank umum tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian dari tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013 dan tidak sedang berada dalam proses (delisting) pada periode tersebut.
39
2
Bank-bank umum tersebut tidak menerbitkan laporan keuangan tahunan yang lengkap dan tidak dipublikasikan selama empat tahun berturut-turut dari tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013.
(13)
Jumlah Sampel 26
Sumber: www.idx.co.id, tahun 2014 (data diolah)
Berdasarkan kriteria tersebut, maka bank yang memenuhi persyaratan
sebagai sampel dalam penelitian ini adalah 26 bank umum. Angka tahun
sampai dengan tahun 2013. Sehingga jumlah sampel observasi adalah 104 sampel
observasi yang diperoleh dari 4 tahun observasi dikali 26 sampel bank umum
[image:53.595.116.504.236.712.2]yang terdaftar di BEI.
Tabel 3.3
Sampel Penelitian Bank-bank Umumyang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
No Nama Bank Tanggal Listing
1 PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 26 November 1996 2 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 10 November 2003
3 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk 14 Juli 2003
4 PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 17 Desember 2009
5 PT. Bank Bukopin Tbk 10 Juli 2006
6 PT. Bank Central Asia Tbk 31 Mei 2000
7 PT. Bank Mega Tbk 17 April 2000
8 PT. Bank Permata Tbk 15 Januari 1990
9 PT. Bank Capital Indonesia Tbk 08 Oktober 2007
10 PT. Bank Internasional Indonesia Tbk 21 November 1989
11 PT. Bank Kesawan Tbk 21 November 2002
12 PT. Bank Panin Indonesia Tbk 29 Desember 1982
13 PT. Bank Mutiara Tbk 25 Juni 1997
14 PT. Bank ICB Bumi Putera Tbk 15 Juli 2002
15 PT. Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk 12 Maret 2008
16 PT. Bank Victoria Internasional Tbk 30 Juni 1999
17 PT. Bank Windu Kentjana International Tbk 03 Juli 2007
18 PT. Bank Pundi Indonesia Tbk 13 Juli 2001
19 PT. Bank Mayapada International Tbk 29 Agustus 1997
20 PT. Bank Bumi Arta Tbk 31 Desember 1991
21 PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk 10 Januari 2001
22 PT. Bank Swadesi Tbk 01 Mei 2002
23 PT. Bank Jabar Banten Tbk 08 Juli 2010
24 PT. Bank CIMB Niaga Tbk 29 November 1989
25 PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk 08 Januari 2008
3.7.Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah berupa data sekunder yaitu data yang
diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi dan tidak memerlukan pengolahan lebih
lanjut, seperti laporan keuangan tahunan. Sumber data diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia dan melalui website yaitu: www.idx.co.id. Sifat data ini adalah data deret waktu (time series) yaitu data yang merupakan hasil pengamatan dalam suatu rentang waktu tertentu.
3.8.Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data sekunder, metode yang digunakan peneliti adalah
studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa
catatan-catatan laporan keuangan, dan informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian
ini. Data penelitian ini diperoleh dari media internet dengan cara mengunduh
laporan keuangan bank-bank yang terdaftar di BEI melalui website
3.9.Teknik Analisis Data
Analisis data mempunyai tujuan untuk menyampaikan dan membatasi
penemuan-penemuan hingga menjadi data yang teratur serta tersusun dan lebih
berarti. Analisis data yang dilakukan adalah analisis kuantitatif yang dinyatakan
dengan angka-angka dan perhitungannya menggunakan metode standar yang
dibantu dengan program Statistical Package for Social Sciences (SPSS).
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
variabel dependennya merupakan fungsi linier dari beberapa variabel bebas.
Regresi linier berganda sangat bermanfaat untuk meneliti pengaruh beberapa
variabel yang berkorelasi dengan variabel yang diuji. Teknik analisis ini sangat
dibutuhkan dalam berbagai pengambilan kep