• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 1 Medan Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 1 Medan Tahun 2012"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

RIWAYAT HIDUP

Nama : Novika Marashanti Siregar

Tempat / Tanggal Lahir : Rantauprapat / 27 Agustus 1991

Agama : Islam

Alamat : Jl. Karya WIsata Perumahan Villa Kencana No.24, Johor,

Medan, Sumatera Utara, Indonesia

Riwayat Pendidikan : 1. TK Mesjid Raya Rantauprapat (1996 - 1997)

2. SD Negeri 112140 Rantauprapat (1997 - 2003)

3. SMP Negeri 1 Rantau Selatan (2003 - 2006)

4. SMA Negeri 3 Rantau Utara (2006 - 2009)

5. Universitas Sumatera Utara (2009 - sekarang)

Riwayat Organisasi : 1. Anggota Divisi Pengabdian Masyarakat PEMA FK USU 2011-2012

(2)

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN SUBYEK PENELITIAN

Saya Novika Marashanti Siregar, mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara akan mengadakan penelitian yang berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Remaja Tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 1 MEDAN”. Saya mengikut sertakan saudara/i dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan gambaran pengetahuan dan sikap remaja SMA Negeri 1 Medan tentang HIV/AIDS.

Hasil penelitan ini akan bermanfaat bagi petugas kesehatan dan para pendidik di sekolah untuk meningkatkan program pendidikan yang berkaitan dengan HIV/AIDS.

Partisipasi saudara/i dalam penelitian ini adalah sukarela. Identitas saudara/i dalam penelitian ini akan disamarkan. Kerahsiaan identitas saudara/i akan di jamin sepenuhnya.

Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan, partisipasi dan kesedian waktu saudara/i sekalian dalam penelitian ini.

Peneliti,

(3)

Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN ( Informed Consent )

Saya yang bertanda tangan dibawah bawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Kelas :

Alamat :

Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap, maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan, saya menandatangani dan menyatakan bersedia berpartisipasi pada penelitian ini.

Medan, Oktober 2012

Peneliti, Peserta penelitian,

(4)

Lampiran 4

Pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS

1. Tahukah anda HIV adalah suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh pada manusia?

A. Ya B. Tidak

2. Tahukah anda bahwa AIDS adalah kumpulan gejala yang timbul akibat infeksi vitus HIV?

A. Ya B. Tidak

3. Tahukah anda penyebab AIDS adalah virus HIV? A. Ya

B. Tidak

4. Tahukah anda menggunakan jarum suntik secara kongsi bisa menularkan HIV/AIDS?

A. Ya B. Tidak

5. Tahukah anda bahwa berat badan menurun 10% tanpa sebab dalam satu bulan adalah salah satu gejala HIV?

A. Ya B. Tidak

6. Tahukah anda bahwa kulit gatal, sakit tenggorokan dan perdarahan yang tidak jelas sebabnya adalah gejala HIV yang sudah menjadi AIDS? A. Ya

B. Tidak

7. Tahukah anda bahawa semua orang dapat terkena HIV/AIDS? A. Ya

B. Tidak

8. Tahukah anda bahwa tidak melakukan hubungan seks bebas merupakan salah satu pencegahan HIV/AIDS?

A. Ya B. Tidak

(5)

A. Ya B. Tidak

10.Bila Ya, tahukah anda alasannya adalah apabila penderita mau berobat dan tidak melakukan hubungan seks bebas?

A. Ya B. Tidak

11.Tahukah anda penderita HIV/AIDS tidak dapat sembuh? A. Ya

B. Tidak

12.Apakah anda pernah menggunakan jarum suntik secara kongsi dengan orang lain?

A. Ya B. Tidak

13.Tahukah anda bahwa penderita HIV/AIDS harus meminum obat seumur hidup?

A. Ya B. Tidak

14.Tahukah anda ada balai pengobatan HIV/AIDS di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan?

(6)

Sikap remaja terhadap HIV/AIDS 1. Apakah anda bersedia untuk hidup dengan

penderita HIV/AIDS di komunitas yang sama?

2. Apakah anda setuju untuk mendiskriminasi penderita HIV/AIDS?

3. Apakah anda setuju bila penderita HIV/AIDS bekerja di tempat umum?

4. Apakah anda bersedia untuk berteman dengan penderita HIV/AIDS?

5. Apakah anda setuju penderita HIV/AIDS boleh menggunakan toilet umum?

6. Apakah anda setuju penderita HIV/AIDS perlu didukung, diperlakukan dan dibantu?

7. Apakah anda setuju dengan penjualan kondom ditempat umum?

8. Apakah anda setuju pendidikan seks diberikan sejak SMA?

9. Apakah anda setuju dengan pemakaian narkoba? 10. Apakah anda setuju dengan seks bebas?

11. Apakah anda setuju dalam membantu mendukung promosi kesehatan masyarakat dalam mencegah HIV/AIDS?

(7)

Lampiran 7

Hasil uji Validitas dan Reliabilitas Pengetahuan

(8)
(9)

P 14 Pearson

Total Pearson Correlation

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(10)
(11)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Total Pearson

Correlation

.592** .720** .657** .778** .694** .694** .720** .791** .593** .699** .645** .679** 1

Sig. (2-tailed) .006 .000 .002 .000 .001 .001 .000 .000 .006 .001 .002 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

(12)

Reliability

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100

Excludeda 0 0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(13)

Lampiran 8

Master data

Data Hasil Uji Pengetahuan Remaja SMA Negeri 1 Medan Tentang HIV/AIDS

(14)
(15)
(16)
(17)
(18)

Keterangan

JK = Jenis Kelamin

Ade 16 L 0 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 18.00 baik

Ihsaan 17 L 1 0 0 0 0 2 1 2 2 2 2 2 14.00 sedang

Sofie 17 P 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 20.00 baik

Nurul 17 P 1 0 1 1 1 2 0 0 2 2 2 2 14.00 sedang

Arief 17 P 1 2 1 2 0 0 0 0 0 0 1 1 8.00 kurang

Adilah 17 P 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 14.00 sedang

Kiki 17 P 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 17.00 sedang

Ikhsan 17 L 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 18.00 baik

Faruq 17 L 1 1 1 0 1 2 2 1 2 2 2 0 15.00 cukup

Abdul 17 L 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 21.00 baik

Aisyah 17 P 1 2 1 1 0 2 1 1 2 2 2 2 17.00 cukup

Faisal 17 L 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 21.00 baik

Cynthia 17 P 1 1 1 0 1 2 0 2 2 2 2 2 16.00 cukup

Adian 17 L 2 1 1 2 1 2 1 2 0 0 0 0 12.00 kurang

Akram 16 L 1 2 1 0 1 2 2 2 2 2 2 2 19.00 baik

Annya 17 P 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 0 17.00 cukup

Desmi 16 P 1 2 0 1 1 2 0 2 2 2 2 0 15.00 cukup

Yuni 17 P 0 2 1 0 0 0 0 2 0 0 0 0 5.00 kurang

Rini 17 P 2 2 2 2 0 0 1 2 1 2 0 0 14.00 cukup

Arief 17 L 0 2 0 0 1 2 2 1 2 2 0 1 13.00 kurang

(19)

Tabel frekuensi usia

usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 14-15 thn 37 37.0 37.0 37.0

16-17 thn 63 63.0 63.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Tabel frekuensi jenis kelamin

jenis kelamin responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 42 42.0 42.0 42.0

Perempuan 58 58.0 58.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Crosstab jenis kelamin dengan usia

jenis kelamin responden * umur Crosstabulation

Count

kel umur

Total

14-15 thn 16-17 thn

jenis kelamin responden Laki-laki 13 29 42

Perempuan 24 34 58

(20)

Tabel frekuensi tingkat pengetahuan

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 14 14.0 14.0 14.0

Sedang 49 49.0 49.0 63.0

Baik 37 37.0 37.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Hasil uji variabel tingkat pengetahuan

Pertanyaan 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 9 9.0 9.0 9.0

1 91 91.0 91.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Pertanyaan 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 23 23.0 23.0 23.0

1 77 77.0 77.0 100.0

(21)

Pertanyaan 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 42 42.0 42.0 42.0

1 58 58.0 58.0 100.0

(22)

Pertanyaan 7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 46 46.0 46.0 46.0

1 54 54.0 54.0 100.0

(23)

Pertanyaan 11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(24)

Crosstab tingkat pengetahuan berdasarkan usia

pengetahuan * usia Crosstabulation

Count

Crosstab tingkat pengetahuan berdasarkan jenis kelamin

pengetahuan * jenis kelamin responden Crosstabulation

Count

jenis kelamin responden

Total

Laki-laki Perempuan

pengetahuan Kurang 10 4 14

Sedang 17 32 49

Baik 15 22 37

Total 42 58 100

Tabel frekuensi sikap

Sikap

Frequency Percent Valid Percent

(25)

Hasil uji variabel sikap

Sikap 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 24 24.0 24.0 24.0

1 65 65.0 65.0 89.0

2 11 11.0 11.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sikap 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 15 15.0 15.0 15.0

1 15 15.0 15.0 30.0

2 70 70.0 70.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sikap 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 31 31.0 31.0 31.0

1 51 51.0 51.0 82.0

2 18 18.0 18.0 100.0

(26)

Sikap 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 19 19.0 19.0 19.0

1 30 30.0 30.0 49.0

(27)

Sikap 7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 7 7.0 7.0 7.0

1 2 2.0 2.0 9.0

(28)

Sikap 10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 7 7.0 7.0 7.0

1 2 2.0 2.0 9.0

2 91 91.0 91.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sikap 11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 7 7.0 7.0 7.0

1 6 6.0 6.0 13.0

2 87 87.0 87.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sikap 12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 16 16.0 16.0 16.0

1 6 6.0 6.0 22.0

2 78 78.0 78.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

(29)

Crosstab sikap berdasarkan usia

kel sikap * kel umur Crosstabulation

Count

kel umur

Total

14-15 thn 16-17 thn

kel sikap kurang 4 8 12

cukup 19 22 41

baik 14 33 47

Total 37 63 100

Crosstab sikap berdasarkan jenis kelamin

sikap * jenis kelamin responden Crosstabulation

Count

jenis kelamin responden

Total

Laki-laki Perempuan

kel sikap kurang 5 7 12

cukup 12 29 41

baik 25 22 47

(30)

Crosstab pengetahuan dengan sikap responden

pengetahuan * sikap Crosstabulation

Count

kel sikap

Total

kurang cukup baik

kel tahu kurang 2 3 9 14

cukup 6 20 23 49

baik 4 18 15 37

Total 12 41 47 100

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 3.183a 1 .074

Continuity Correctionb 1.995 1 .158

Likelihood Ratio 2.771 1 .096

Fisher's Exact Test .129 .084

Linear-by-Linear Association 3.151 1 .076

N of Valid Cases 100

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.60.

(31)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP

REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI SMA NEGERI 1 MEDAN

TAHUN 2012

Oleh :

NOVIKA MARASHANTI SIREGAR

090100219

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(32)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP

REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI SMA NEGERI 1 MEDAN

TAHUN 2012

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

NOVIKA MARASHANTI SIREGAR

090100219

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(33)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 1 Medan Tahun 2012

Nama : Novika Marashanti Siregar NIM : 090100219

Medan, Januari 2013 Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

( Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD – KGEH ) NIP: 19540220 198011 1 001

Penguji I

(dr.Richard Hutapea, Sp.KK(K)) NIP. 19621030 1989101 001 Pembimbing

(dr.Datten Bangun, M.Sc.,Sp.FK) NIP.130 349 092

Penguji II

(34)

ii

ABSTRAK

HIV/AIDS adalah salah satu penyakit yang sampai saat ini mendapat perhatian dari berbagai pihak. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami peningkatan kasus yang cukup tinggi. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia paling banyak terjadi pada remaja (50.7%) antara 15-29 tahun.

Penelitian ini dilakukan untuk menentukan tingkat pengetahuan dengan sikap remaja di SMA Negeri 1 Medan tentang HIV/AIDS Tahun 2012.

Penelitian ini dilakukan secara cross sectional dengan memberikan kuesioner kepada siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan dari bulan Oktober hingga November 2012. Sampel diambil secara consecutive sampling dari populasi yang terdapat di SMA Negeri 1 Medan.

Dari 100 siswa-siswi yang menjadi responden dalam penelitian ini, didapati 37 orang (37%) tingkat pengetahuan baik, 49 orang (49%) pengetahuan sedang, dan 14 orang (!4%) pengetahuan buruk. Dari penelitian, terdapat 47 orang (47%) mempunyai sikap yang baik, 41 (41%) mempunyai sikap yang sedang, dan 12 orang (12%) mempunyai sikap buruk.

Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan tentang HIV/AIDS (p-value = 0,129).

(35)

iii

ABSTRACT

HIV/AIDS is one of the disease which until now has received attention from various parties. Indonesia is one of the countries with the most increasing incidents. According to Ministry of Health of Republic Indonesia most of the HIV/AIDS cases occur in adolescents (50.7%) between 15-29 years.

This research was done to find out whether there is a relationship between the level of knowledge and the level of attitude towards HIV/AIDS among the students of SMA Negeri 1 Medan in 2012.

This is a cross sectional study by using questionere the students of the SMA Negeri 1 Medan from the month of October till November 2012. The samples were obtained by consecutive sampling from the population of SMA Negeri 1 Medan. The data was analyzed using Fisher’s Exact Test.

Out the 100 students respondents in this search, 37 (37%) had a high level of knowledge, and 49 (49%) had a enough level of knowledge, and 14 (14%) had a low level of knowledge. It was found out 47 (47%) had a good level of attitude, 41 (41%) had a moderate level of attitude, and 12 (12%) had a low level of attitude.

No relationshipt between the level of knowledge and level of attitude of the students SMA Negeri 1 Medan about HIV.AIDS (p-value = 0,129).

(36)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 1 Medan Tahun 2012”. Sebagai salah satu area kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang dokter umum, karya tulis ilmiah ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan di program studi Sarjana Kedokteran, Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan karya tulis ini, peneliti telah banyak mendapat bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD – KGEH sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Datten Bangun, M.Sc, Sp.FK sebagai dosen pembimbing karya tulis ilmiah atas kesabaran dan waktu yang diberikannya untuk membimbing peneliti sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik..

3. Buat Ibunda R.Samosir, Ayahanda M.J Siregar, abang, dan adik-adik yang telah memberikan dukungan dan doa kepada peneliti selama ini. 4. Teman-teman peneliti, Jenny, Tri Azrul, dan lain-lain yang telah

memberikan saran dan bantuan kepada peneliti selama penyusunan karya tulis.

5. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada peneliti.

Peneliti juga menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki peneliti. Untuk itu, peneliti mengharapkan semua saran dan kritik yang sangat membangun bagi karya tulis ini agar lebih baik lagi di kemudian hari.

Medan, Desember 2012

Peneliti

(37)

v

DAFTAR ISI

Halaman Lembar Pengesahan………...…..……….…. i

Abstrak………...……….ii

Abstract………...……….……… iii

Kata Pengantar………..…….. iv

Daftar Isi………...………... v

Daftar Singkatan………...……….. vii

Daftar Tabel………...……….…… viii

Daftar Gambar... ix

Daftar Lampiran………...…………..…x

BAB 1 PENDAHULUAN………...……… 1

1.1. Latar Belakang………....………... 1

1.2. Rumusan Masalah……….. 3

1.3. Tujuan Penelitian………... 3

1.4. Manfaat Penelitian………. 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………..5

2.1 Pengetahuan………....…5

2.1.1 Defenisi Pengetahuan………...………..5

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan...6

2.2 Sikap………...7

2.2.1 Definisi Sikap……….7

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap…...8

2.3. Remaja………...………9

(38)

2.3.2 Karakteristik Remaja……….………10

2.4. HIV/AIDS………...…..……11

2.4.1 Definisi HIV/AIDS………....11 2.4.2 Etiolog i dan Patogenesis………11

2.4.3 Manifestasi Klinis………...15

2.4.4 Pemeriksaan Penunjang………..16 2.4.5 Penatalaksanaan………..17

2.4.6 Pencegahan………..18

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL….20

3.1. Kerangka Konsep Penelitian………...20

3.2. Variabel dan Defenisi Operasional………..20

3.3 Hipotesis………...21

BAB 4 METODE PENELITIAN………...22

4.1. Jenis Penelitian………...22

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian………....22

4.3. Populasi dan Sampel………...22

4.4. Tekhnik Pengumpulan Data………...……….24

(39)

vi

4.6 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas……….……….25

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………. ……... 27 5.1 Hasil penelitian………... 27 5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian………27

5.1.2 Karakteristik Responden………27

5.1.3 Tingkat Pengetahuan……….…29

5.1.4 Sikap………...………... 33 5.1.5 Hubungan Tinkat Pengetahuan dan Sikap………....37

5.2 Pembahasan………...………...37

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN……… ………...42

6.1 Kesimpulan………..………..42

6.2 Saran……….. ……...43

DAFTAR PUSTAKA……….. ……...44

(40)

viii

DAFTAR SINGKATAN

AIDS Acquired Immune Deficiency Syndrome

ASI Air Susu Ibu

ARV anti retroviral

CDC Centre for Disease Control

ELISA Enzyme-linked Immunosorbent

HIV Human Immunodeficiency Virus

NAPZA narkotika, psikotropika dan zat adiktif

ODHA Orang Dengan HIV/AIDS

PCR polymerase chain reaction

UKS Usaha Kesehatan Sekolah

(41)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner………26 Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Bedasarkan

Usia……….27

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Karakterisktik Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin………. 28 Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Usia dengan Jenis Kelamin...28

Tabel 5.4. Tingkat Pengetahuan Siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan….29 Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Pada Variabel

Pengetahuan………....………30

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Usia……….31

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jenis

Kelamin……….. 31

Tabel 5.8. Distribusi Sikap Responden dengan Kategori Umur 16-17 Tahun dengan Pengetahuan Sedang………..32

Tabel 5.9. Distribusi Sikap Jenis Kelamin Perempuan dengan

Pengetahuan Sedang………...32

Tabel 5.10. Sikap Siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan………...33

Tabel 5.11. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Pada

(42)

Tabel 5.13. Distribusi Frekuensi Sikap Berdasarkan Jenis Kelamin…...35

Tabel 5.14. Distribusi Pengetahuan Responden pada Usia 16-17 Tahun dengan Sikap Baik...36

Tabel 5.15 Distribusi Pengetahuan Responden Jenis Kelamin Laki-Laki dengan Sikap Baik………..36 Tabel 5.16 Tabel Silang Variabel Pengetahuan dengan Variabel

(43)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(44)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Penjelasan Subyek Penelitian

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Lampiran 4 Kuesioner Penelitian

Lampiran 5 Lembar Ethical Clearence

Lampiran 6 Surat Izin Penelitian

Lampiran 7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

(45)

ii

ABSTRAK

HIV/AIDS adalah salah satu penyakit yang sampai saat ini mendapat perhatian dari berbagai pihak. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami peningkatan kasus yang cukup tinggi. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia paling banyak terjadi pada remaja (50.7%) antara 15-29 tahun.

Penelitian ini dilakukan untuk menentukan tingkat pengetahuan dengan sikap remaja di SMA Negeri 1 Medan tentang HIV/AIDS Tahun 2012.

Penelitian ini dilakukan secara cross sectional dengan memberikan kuesioner kepada siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan dari bulan Oktober hingga November 2012. Sampel diambil secara consecutive sampling dari populasi yang terdapat di SMA Negeri 1 Medan.

Dari 100 siswa-siswi yang menjadi responden dalam penelitian ini, didapati 37 orang (37%) tingkat pengetahuan baik, 49 orang (49%) pengetahuan sedang, dan 14 orang (!4%) pengetahuan buruk. Dari penelitian, terdapat 47 orang (47%) mempunyai sikap yang baik, 41 (41%) mempunyai sikap yang sedang, dan 12 orang (12%) mempunyai sikap buruk.

Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan tentang HIV/AIDS (p-value = 0,129).

(46)

iii

ABSTRACT

HIV/AIDS is one of the disease which until now has received attention from various parties. Indonesia is one of the countries with the most increasing incidents. According to Ministry of Health of Republic Indonesia most of the HIV/AIDS cases occur in adolescents (50.7%) between 15-29 years.

This research was done to find out whether there is a relationship between the level of knowledge and the level of attitude towards HIV/AIDS among the students of SMA Negeri 1 Medan in 2012.

This is a cross sectional study by using questionere the students of the SMA Negeri 1 Medan from the month of October till November 2012. The samples were obtained by consecutive sampling from the population of SMA Negeri 1 Medan. The data was analyzed using Fisher’s Exact Test.

Out the 100 students respondents in this search, 37 (37%) had a high level of knowledge, and 49 (49%) had a enough level of knowledge, and 14 (14%) had a low level of knowledge. It was found out 47 (47%) had a good level of attitude, 41 (41%) had a moderate level of attitude, and 12 (12%) had a low level of attitude.

No relationshipt between the level of knowledge and level of attitude of the students SMA Negeri 1 Medan about HIV.AIDS (p-value = 0,129).

(47)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah salah satu masalah kesehatan yang sedang dihadapi masyarakat dunia dan saat ini belum ada negara yang bebas dari HIV. Penyakit yang ditemukan pada awal 1980-an ini, menyebabkan dampak buruk pada negara dari segi kesehatan, sosial dan ekonomi. Kasus IMS (Infeksi Menular Seksual) dan HIV/AIDS cukup banyak terjadi dikalangan remaja. Berbagai jenis IMS serta HIV/AIDS sangat berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang pada umumnya dan kondisi kesehatan reproduksi pada khususnya karena pada umumnya berbagai infeksi IMS dan HIV/AIDS berkaitan langsung dengan sistem reproduksi manusia. Bahkan HIV/AIDS dapat berdampak kematian. Dalam banyak kesempatan diskusi dan seminar mengenai HIV/AIDS sering para pakar menyebut fenomena gunung es ditengah pandemi HIV, artinya dari seluruh data yangdapat diungkap sesungguhnya tersembunyi masalah yang jauh lebih besar. Misalnya kita mengungkap 100 data penderita HIV maka mungkin saja angka realnya bisa mencapai 100 atau sampai 1000 kali lipat (Nursalam dan Ninuk, 2011).

Kasus AIDS pertama kali ditemukan di Indonesia pada April 1987 (pada seorang Wisatawan Belanda, kebetulan seorang Gay, yang akhirnya meninggal di sebuah Rumah Sakit di Denpasar Bali). Pemerintah Indonesia memungkiri kasus tersebut sebagian masyarakat juga melakukan hal yang sama, apalagi kasusnya adalah Wisatawan Asing. Di Indonesia yang dikenal begitu menjunjung tinggi budaya dan norma-norma ketimuran, ternyata HIV/AIDS juga sudah berkembang dan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun (Syaiful W.Harahap, 2000).

(48)

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), remaja (adolescence) adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan anak muda (youth) adalah mereka yang usia 15-24 tahun. Sekitar satu milyar manusia di seluruh dunia dan hampir satu di antara enam manusia ini adalah remaja. Remaja aktif secara seksual dan mereka seringkali kekurangan informasi dasar mengenai kesehatan reproduksi, keterampilan menegosiasikan hubungan seksual dan akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi, sehingga mereka rentan terhadap masalah kesehatan reproduksi seperti HIV/AIDS (Fauci dan Lane, 2008).

Banyak di antara remaja yang kurang atau tidak memiliki hubungan yang stabil dengan orang tuanya maupun dengan orang dewasa lain. Mereka lebih senang berbicara dengan sahabat karib tentang masalah-masalah kesehatan reproduksi yang menjadi perhatian mereka. Apabila terjadi kecenderungan kearah penarikan diri, sangat mungkin terjadi tindakan irasional (UNAIDS, 2000). Menurut hasil survei yang telah dilakukan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional di 33 provinsi pada tahun 2008, sebanyak 63% remaja di Indonesia usia sekolah SMP dan SMA sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah.

Lonjakan jumlah kasus kumulatif HIV.AIDS secara tiba-tiba dilatarbelakangi masa inkubasi HIV yang relatif lama. Akibatnya, pada kenyataannya sudah jauh lebih banyak yang terinfeksi daripada jumlah yang tercantum dalam statistik resmi. Khususnya di negara-negara yang penduduknya belum banyak melakukan tes HIV, baik secara sukarela, melalui surveitlance test, ataupun karena hal lain, jumlah kasus kumulatif HIV/AIDS yang tercantum secara resmi cenderung sedikit. Menurut perkiraan WHO di negara seperti itu untuk kasus yang terdeteksi ada 100 kasus yang tidak diketahui. Fenomena ini dikenal dengan istilah ‘fenomena gunung es’ (iceberg phenomenon): pada awal gejalanya hanya kelihatan sebagian kecil saja, sedangkan bagian yang terbesar justru bersembunyi di bawah permukaan laut (Syaiful W. Harahap, 2000).

(49)

terutama pada penderitanya maupun keluarga dan lingkungan disekeliling penderita (Nursalam dan Ninuk, 2011).

Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengetahui

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 1 Medan Tahun 2012.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar beakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 1 Medan Tahun 2012.

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 1 Medan Tahun 2012.

Tujuan Khusus

1. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja mengenai HIV/AIDS. 2. Mengetahui tentang sikap remaja mengenai HIV/AIDS.

3. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap remaja

mengenai HIV/AIDS

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan yang bermanfaat bagi SMA Negeri 1 Medan.

(50)

3. Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam penulisan karya tulis ilmiah serta menambah pengalaman dalam bidang penelitian khususnya mengenai HIV/AIDS.

(51)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2007), pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, indra pendengaran, indera penciuman, indera perasa dan indera peraba. Pengetahuan seorang individu terhadap sesuatu dapat berubah dan berkembang sesuai kemampuan, kebutuhan, pengalaman dan tinggi rendahnya mobilitas informasi tentang sesuatu dilingkungannya.

Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu:

a. Tahu (know) adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari adalah menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami (comprehension) adalah suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (application) adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d. Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitanya satu sama lain.

(52)

f. Evaluasi (evaluation) adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2007), ada tiga faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu :

1. Umur

Umur adalah lamanya hidup yang dihitung sejak dilahirkan hingga penelitian ini dilakukan. Umur merupakan periode penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan yang baru dan harapan-harapan baru. Pada masa ini merupakan usia produktif masa bermasalah, masa ketegangan emosi, masa keterampilan, sosial, masa komitmen, masa ketergantungan, masa perubahan nilai, masa penyesuaian dengan cara hidup baru, masa kreatif. Pada dewasa ini, ditandai oleh adanya perubahan “jasmani dan mental”, semakin bertambah umur seseorang akan semakin tinggi wawasan yang diperoleh apabila umur seseorang semakin muda maka akan mempengaruhi tingkat pengetahuannya.

2. Pendidikan

Pendidikan proses menumbuhkembangkan seluruh kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran, sehingga dalam pendidikan perlu dipertimbangkan umur (proses perkembangan klien) dan hubungan dengan proses belajar. Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih mudah menerima ide dan teknologi baru. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan bertambah pengalaman yang mempengaruhi wawasan dan pengetahuan. Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui pendidikan alat untuk mengubah pengetahuan (pengertian, pendapat, konsep-konsep) sikap dan persepsi serta menambah tingkah laku atau kebiasaan yang baru.

3. Pekerjaan

(53)

penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dimana semua bidang pekerjaan umumnya diperlukan adanya hubungan sosial antara satu sama lain, setiap orang harus dapat bergaul dengan teman sejawat walaupun dengan atasan sehingga orang yang hubungan sosial luas maka akan lebih tinggi pengetahuannya dibandingkan dengan orang yang kurang hubungan sosial dengan orang lain.

4. Sosial ekonomi

Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang, sedang

ekonomi dikaitkan dengan pendidikan, ekonomi tinggi maka tingkat pendidikan tinggi sehingga tingkat pengetahuan akan tinggi juga.

2.2 Sikap

2.2.1 Definisi Sikap

Menurut Notoadmojo (2007), sikap adalah reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan ataupun aktivitas, namun merupakan pre-disposisi tindakan atau prilaku. Sikap terdiri dari 3 komponen pokok yaitu:

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak.

Sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yakni :

a. Menerima (receiving), diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespons (responding) yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan merupakan suatu indikasi dari sikap.

(54)

d. Bertanggung jawab (responsible) atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko. Ini merupakan indikasi sikap yang paling tinggi.

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap

Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial, individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap (Prihyogiarto, 2008) adalah:

1. Pengalaman pribadi. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor emosional.

2. Dalam situasi yang melibatkan emosi penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.

3. Kebudayaan. B.F. Skinner menekankan pengaruh lingkungan

(termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran) yang dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain.

4. Orang lain yang dianggap penting. Pada umumnya, individu bersikap konformis atau searah dengan sikap orang orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

(55)

tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam mempersepsikan dan menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

6. Institusi Pendidikan dan Agama. Sebagai suatu sistem, institusi pendidikan dan agama mempunyai pengaruh kuat dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan

7. Tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.

8. Faktor emosi dalam diri. Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan lebih tahan lama. contohnya bentuk sikap yang didasari oleh faktor emosional adalah prasangka.

2.3 Remaja

2.3.1 Definisi Remaja

Menurut WHO batasan usia remaja adalah 12 – 24 tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Depkes adalah mereka yang berusia 10 –19 tahun dan belum kawin. Sementara itu menurut BKKBN batasan usia remaja adalah 10 – 19 tahun (Notoatmodjo, 2007).

(56)

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak yang dimulai saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu masa menjelang dewasa muda (Prihyugiarto, 2008).

2.3.2 Karakteristik remaja

Menurut Hurlock E.B, 1996, ciri-ciri remaja (Adib Asrori, 2009) yaitu:

a. Masa remaja sebagai periode yang penting

Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai cepatnya perkembangan mental yang cepat, terutama pada awal masa remaja. Semua perkembangan itu menimbulkan pengaruh yang sangat besar untk masa depannya.

b. Masa remaja sebagai periode peralihan

Pada masa ini, remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa. Status remaja yang tidak jelas ini juga menguntungkan karena status memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku,nilai dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya.

c. Masa remaja sebagai periode perubahan

Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Ada 5 perubahan yang sama yang hampir bersifat universial, yaitu :

1. Meninggikan emosi 2. Perubahan tubuh

3. Minat dan peran yang diharapkan 4. Perubahan nilai-nilai

5. Sikap ambivalan terhadap setiap perubahan

(57)

Setiap periode mempunyai masalahnya sendiri-sendiri, namun masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun perempuan karena tidak mampu mereka untuk mengatasi sendiri masalahnya menurut cara yang mereka yakini, banyak remaja akhirnya menemukan bahwa penyelesaiannya tidak selalu sesuai dengan harapan mereka.

e. Masa remaja sebagai masa rasa ingin tahu

2.4 HIV/AIDS

2.4.1 Definisi HIV/AIDS

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh secara bertahap yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Sjaiful Fahmi Daili dkk, 2011).

Penyakit AIDS merupakan istilah yang menunjukkan kondisi tubuh manusia yang sudah terinfeksi HIV. Sebenarnya, AIDS bukan penyakit (disease) tetapi merupakan suatu kumpulan dari berbagai kondisi yang terjadi pada diri seseorang yang sudah terinfeksi HIV. Dengan kata lain, lebih tepat jika AIDS disebut sebagai sindrom yang merupakan kumpulan gejala-gejala berbagai penyakit dan infeksi. Adapun orang yang terinfeksi HIV disebut sebagai Odha (Orang dengan HIV/AIDS), dan Ohida (Orang yang hidup dengan HIV/AIDS), yaitu Odha sendiri, keluarga serta lingkungan. Tetapi belakangan istilah yang disepakati untuk menyebutkan keduanya (Odha dan Ohida) adalah cukup dengan Odha (Syaiful W. Harahap, 2000)..

2.4.2 Etiologi dan Patogenesis

(58)

Menurut Nursalam dan Ninuk (2011), enam cara penularan HIV anak adalah sebagai berikut :

1. Hubungan seksual, baik secara vagina, oral maupun anal dengan seorang pengindap.

2. Kontak langsung dengan darah dan produk darah yg tercemar HIV/AIDS.

3. Ibu pada bayinya

4. Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril 5. Alat-alat untuk menorah kulit

6. Menggunakan jarum suntik secara bergantian

Setelah masuk tubuh, virus menuju kekelenjar limfe dan berada dalam sel dendritik selama beberapa hari. Kemudian terjadi sindrom retroviral akut seperti flu (serupa infeksi mononukleosis) disertai vivernia hebat dengan keterlibatan berbagai kelenjar limfe. Pada tubuh timbul respon imun humoral maupun selular. Sindrom ini akan hilang sendiri setelah 1-3 minggu. Kadar virus yang tinggi dalam darah dapat diturunkan oleh sistem imun tubuh. Proses ini berlangsung berminggu-minggu sampai terjadi keseimbangan antara pembentukan virus baru dan upaya eliminasi oleh respons imun. Titik keseimbangan yang disebut sel point ini penting karena menentukan perjalanan penyakit selanjutnya. Bila tinggi, perjalanan penyakit menuju AIDS akan berlangsung lebih cepat (Nursalam dan Ninuk, 2011).

Serokonversi (perubahan antibodi negatif menjadi positif) terjadi 1-3 bulan setelah infeksi, tetapi pernah juga dilaporkan sampai 8 bulan. Kemudian pasien akan memasuki masa tanpa gejala. Dalam masa ini terjadi penurunan bertahap jumlah CD4 (jumlah normal 800-1.000/mm2

Limfosit T4 mengatur reaksi sistem kekebalan manusia. Limfosit T4 memulai dan mengarahkan untuk pengenalan serta pemusnahan agen asing (termasuk virus). Namun justru sel inilah yang diinfeksi dan kemudian dirusak

(59)

oleh HIV. Karena proses infeksi dan pengambilan aliran sel T4 mengakibatkan kelainan dari kekebalan, maka ini memungkinkan berkembangnya neoplasma dan infeksi oportunistik (Nursalam dan Ninuk, 2011).

Pada awalnya penurunan jumlah CD4 sekitar 30-60/mm3/tahun, tapi pada tahun terakhir penurunan jumlah menjadi 50-100/mm3 sehingga bila tanpa pengobatan rata-rata masa infeksi HIV sampai menjadi AIDS adalah 8-10 tahun, dimana jumlah CD4 akan mencapai kurang dari 200/mm3

Tahapan perjalanan HIV/AIDS : sesudah terjadi infeksi virus HIV, awalnya tidak memperlihatkan gejala-gejala khusus, baru beberapa minggu sesudah itu orang yang terinfeksi sering kali menderita penyakit ringan sehari-hari seperti flu atau diare. Selain itu penderita juga sering merasa tidak sehat meski dari luar tampak sehat. Keadaan penderita yang terinfeksi ini bisa disebut dengan sindrom HIV akut. Gejala ini serupa dengan gejala infeksi virus pada umumnya yaitu berupa demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, mialgia (pegal-pegal dibadan), pembesaran kelenjar dan rasa lemah. Pada sebagian orang, infeksi dapat berat disertai kesadaran menurun. Sindrom ini biasanya akan menghilang dalam beberapa minggu. Dalam waktu 3 – 6 bulan kemudian, tes serologi baru akan positif, karena telah terbentuk anti bodi. Masa 3 – 6 bulan ini disebut window periode, dimana penderita dapat menularkan namun secara laboratorium hasil tes HIV-nya masih negatif. Setelah melalui infeksi primer penderita akan masuk kedalam masa tanpa gejala. Pada masa ini virus terus berkembang biak secara progresif dikelenjar limfe. Masa ini berlangsung cukup panjang yaitu 5 – 10 tahun, setelah masa ini pasien akan masuk ke fase full blown AIDS (Nursalam dan Ninuk, 2011).

(60)

Menurut Nursalam dan Ninuk, 2011, gejala klinis HIV/AIDS dapat dibagikan mengikut fasenya.

a) Fase akut

Sekitar 50-70% penderita HIV/AIDS mengalami fase ini sekitar 3-6 minggu setelah infeksi primer. Gejala-gejala yang biasanya timbul adalah demam, faringitis, limpadenopati, sakit kepala, arthtalgia, letargi, malaise, anorexia, penurunan berat badan, mual, muntah, diare, meningitis, ensefalitis, periferal neuropati, myelopathy, mucocutaneous ulceration,

dan erythematous maculopapular rash. Gejala-gejala ini muncul bersama dengan ledakan plasma viremia. Tetapi demam, ruam kulit, faringitis dan mialgia jarang terjadi jika seseorang itu diinfeksi melalui jarum suntik narkoba daripada kontak seksual. Selepas beberapa minggu gejala-gajala ini akan hilang akibat respon sistem imun terhadap virus HIV. Sebanyak 70% dari penderita HIV akan mengalami limfadenopati dalam fase ini yang akan sembuh sendiri.

b) Fase asimptomatik

Fase ini berlaku sekitar 10 tahun jika tidak diobati. Pada fase ini virus HIV akan bereplikasi secara aktif dan progresif. Tingkat pengembangan penyakit secara langsung berkorelasi dengan tingkat RNA virus HIV. Pasien dengan tingkat RNA virus HIV yang tinggi lebih cepat akan masuk ke fase simptomatik daripada pasien dengan tingkat RNA virus HIV yang rendah.

c) Fase simptomatik

(61)

2.4.3 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis AIDS berdasarkan stadium adalah (Nursalam dan Ninuk, 2011) :

Gejala utama/mayor:

a. Demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan

b. Diare kronis lebih dari satu bulan berulang maupun terus menerus c. Penurunan berat badan lebih dari 10% dalam tiga bulan

d. TBC

Gejala minor:

a. Batuk kronis lebih dari satu bulan

b. Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur Candida albicans

c. Pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap di seluruh tubuh d. Munculnya Herpes zoster berulang danbercak-bercak gatal diseluruh

tubuh

Kondisi yang ditetapkan bahwa HIV sudah menjadi AIDS (Sjaiful Fahmi Daili dkk, 2011) :

Infeksi oportunistik:

a. Kandidiasis pada bronki, trakea, paru-paru b. Kandidiasis pada esophagus

c. Herpes simpleks (ulkus kronis lebih dari 1 bulan, bronchitis, pneumotitis, atau esofagitis)

d. Pneumonia, rekuren e. Toksoplasmosis pada otak Keganasan:

(62)

e. Sindrom kelelahan karena infeksi HIV

f. Penurunan imunitas yang hebat (CD4 < 200/ml)

2.4.4 Pemeriksaan Penunjang

Jika seseorang terinfeksi, semakin cepat dia tahu lebih baik. Pasien dapat tetap sehat lebih lama dengan pengobatan awal dan dapat melindungi orang lain dengan mencegah transmisi. Tes-tes ini mendeteksi keberadaan virus dan protein yang menghasilkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus. Protein ini yang dikenal sebagai antibodi, biasanya tidak terdeteksi sampai sekitar 3-6 minggu setelah infeksi awal. Maka jika melakukan tes 3 hingga 6 minggu setelah paparan akan memberi hasil tes yang negatif (Nursalam dan Ninuk, 2011)

Menurut MacCann (2008), ELISA (enzyme-linked immunosorbent) adalah salah satu tes yang paling umum dilakukan untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi HIV. ELISA sensitif pada infeksi HIV kronis, tetapi karena antibodi tidak diproduksi segera setelah infeksi, maka hasil tes mungkin negatif selama beberapa minggu setelah infeksi. Walaupun hasil tes negatif pada waktu jendela, seseorang itu mempunyai risiko yang tinggi dalam menularkan infeksi. Jika hasil tes positif, akan dilakukan tes Western blot sebagai konfirmasi.

Tes Western blot adalah diagnosa definitif dalam mendiagnosa HIV. Di mana protein virus ditampilkan oleh acrylamide gel electrophoresis, dipindahkan ke kertas nitroselulosa, dan ia bereaksi dengan serum pasien. Jika terdapat antibodi, maka ia akan berikatan dengan protein virus terutama dengan protein gp41 dan p24. Kemudian ditambahkan antibodi yang berlabel secara enzimatis terhadap IgG manusia. Reaksi warna mengungkapkan adanya antibodi HIV dalam serum pasien yang telah terinfeksi (Shaw dan Mahoney, 2003)

(63)

Tes ELISA dan Western blot dapat mendeteksi antibodi terhadap virus, manakala polymerase chain reaction (PCR) mendeteksi virus HIV. Tes ini dapat mendeteksi HIV bahkan pada orang yang saat ini tidak memproduksi antibodi terhadap virus. Secara khusus, PCR mendeteksi “proviral DNA”. HIV terdiri dari bahan genetik yang dikenal RNA. Proviral DNA adalah salinan DNA dari RNA virus. PCR digunakan untuk konfirmasi kehadiran HIV ketika ELISA dan

Western blot negatif; dalam beberapa minggu pertama setelah infeksi, sebelum antibodi dapat dideteksi; jika hasil Western blot tidak tentu dan pada bayi baru lahir dimana antibodi ibunya merumitkan tes lain (Nursalam dan Ninuk, 2011).

2.4.5 Penatalaksanaan

Tidak ada obat yang dapat sepenuhnya menyembuhkan HIV/AIDS.. Perkembangan penyakit dapat diperlambat namun tidak dapat dihentikan sepenuhnya. Kombinasi yang tepat antara berbagai obat-obatan antiretroviral dapat memperlambat kerusakan yang diakibatkan oleh HIV pada sistem kekebalan tubuh dan menunda awal terjadinya AIDS (Komisi Penanggulangan AIDS, 2010-2011).

(64)

2.4.6 Pencegahan

Menurut Watters and Guydish (1994), tiga cara untuk pencegahan HIV/AIDS secara seksual adalah abstinence (A), artinya tidak melakukan hubungan seks, be faithful (B), artinya dalam hubungan seksual setia pada satu pasang yang juga setia padanya, penggunaan kondom (C) pada setiap melakukan hubungan seks. Ketiga cara tersebut sering disingkat dengan ABC.

Terdapat cara-cara yang efektif untuk motivasikan masyarakat dalam mengamalkan hubungan seks aman termasuk pemasaran sosial, pendidikan dan konseling kelompok kecil. Pendidikan seks untuk remaja dapat mengajarkan mereka tentang hubungan seksual yang aman, dan seks aman. Pemakaian kondom yang konsisten dan betul dapat mencegah transmisi HIV (UNAIDS, 2000).

Bagi seorang ibu yang terinfeksi HIV bisa menularkan virus tersebut kepada bayinya ketika masih dalam kandungan, melahirkan atau menyusui. Seorang ibu dapat mengambil pengobatan antiviral ketika trimester III yang dapat menghambat transmisi virus dari ibu ke bayi. Seterusnya ketika melahirkan, obat antiviral diberi kepada ibu dan anak untuk mengurangkan risiko transmisi HIV yang bisa berlaku ketika proses partus. Selain itu, seorang ibu dengan HIV akan direkomendasikan untuk memberi susu formula karena virus ini dapat ditransmisi melalui ASI (Watters and Guydish, 1994).

(65)
(66)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1Kerangka Konsep

Dari kerangka pemikiran diatas dapat dibuat bagan kerangka konsep sebagai berikut :

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang HIV/AIDS

3.2 Variabel dan Defenisi Operasional 3.2.1 Variabel

Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah pengetahuan. Variabel independen ini memiliki sub variable, yaitu segala sesuatu yang diketahui responden mengenai pengertian, cara penularan HIV/AIDS, gejala penderita dan pencegahannya. Sedangkan variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah sikap remaja tentang HIV/AIDS.

3.2.2 Definisi Operasional

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden mengenai pengertian, cara penularan HIV/AIDS, gejala penderita dan pencegahannya. Pengetahuan tersebut diukur menggunakan kuesioner dengan 14 pertanyaan dan

Sikap Remaja Pengetahuan Remaja tentang

(67)

skala ukur ordinal. Jika pertanyaan dijawab Ya oleh responden maka diberi nilai 1, jika responden menjawab Tidak maupun tidak menjawab maka diberi nilai 0. Masing-masing pertanyaan memiliki satu jawaban benar dengan total skor sebanyak 14 dari 14 pertanyaan tersebut.

a. Skor > 11 : Baik

b. Skor 8-10 : Sedang

c. Skor < 7 : Kurang

2. Sikap

Sikap remaja tentang HIV/AIDS adalah tanggapan atau respon responden terhadap hal-hal yang berhubung dengan perilaku mencegah HIV/AIDS dan sikap mereka terhadap penderita HIV/AIDS. Penelitian mengenai sikap responden diukur dengan kuesioner dengan mengajukan 12 pertanyaan dan skala ukur ordinal. Pertanyaan mengenai sikap memiliki 3 pilihan jawaban kepada responden dengan skoring 2 untuk jawaban yang paling benar, 1 untuk jawaban yang salah, dan 0 untuk yang tidak tahu atau tidak menjawab. Total skoring yang diperoleh adalah 24 dari 12 pertanyaan tersebut.

a. Skor > 18 : Baik b. Skor 14-17 : Sedang c. Skor < 13 : Kurang

3.3Hipotesis

(68)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis penelitian

Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional dimana bertujuan untuk mendapatkan hubungan pengetahuan dengan sikap remaja tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 1 Medan Tahun 2012.

4.2 Waktu dan Tempat penelitian

Waktu penelitian dilakukan selama bulan Oktober-November 2012. Penelitian ini dilakukan di Sekolah SMA Negeri 1 Medan. Pemilihan tempat ini didukung oleh lokasinya yang berada di pusat kota dan lokasi sekolah yang disekitarnya banyak terdapat sarana hiburan.

4.3 Populasi dan sampel

4.3.1 Populasi

Populasi adalah sejumlah besar subjek yang mempunyai karakteristik tertentu (Notoatmodjo, 2010). Sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka dalam penelitian ini menggunakan populasi seluruh siswa-siswi di SMA Negeri 1 Medan yaitu berjumlah 1053 orang.

4.3.2Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya.

Menurut Notoatmodjo, 2005, maka rumus yang digunakan adalah:

N

n =

(69)

Keterangan:

N = Besar populasi

n = Besar sampel

d = Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginan 10% atau 0,1

maka:

1053

n =

1 + 1053 (0,!)2

1053

n =

1 + 1053 (0,01)

1053

n =

11,53

n = 91, 32

n = 100

(70)

Kriteria inklusi:

1. Bersedia ikut dalam penelitian

2. Responden adalah siswa/siswi SMA Negeri 1 Medan

Kriteria eksklusi :

1. Tidak bersedia ikut dalam penelitian

2. Bersedia namun tidak mengembalikan kuesioner atau kuesioner tidak diisi dengan lengkap

3. Responden bukan siswa/siswi SMA Negeri 1 Medan

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penenlitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapat langsung dari responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tidak langsung dengan alat pengumpulan data berupa kuesioner. Data sekunder adalah data jumlah siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan yang didapatkan dari Tata Usaha sekolah..

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 14 pertanyaan untuk Pengetahuan Siswa tentang HIV/AIDS dan 12 pertanyaan untuk Sikap siswa tentang HIV/AIDS. Kuesioner ini belum divalidasi, namun akan divalidasi dengan teknik korelasi Product Moment Pearson da reliabilitasnya dengan metode

Cronbach’s Alpha setelah proposal penelitian disetujui.

4.5. Pengolahan dan Analisis Data

Pada penelitian ini, variabel pengetahuan dan sikap dianalisa menggunakan

Statistical Package for the Social Science (SPSS). Analisis dilakukan dengan menggunakan Fisher’s Exact Test. Bila nilai p < 0,05, maka H0 ditolak. Ini

artinya Ha diterima, yaitu terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap siswa siswi SMA Negeri 1 Medan mengenai HIV/AIDS. Bila p > 0,05, maka H0

(71)

. Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu:

1. Editing yaitu memeriksa nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk.

2. Coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa.

3. Entry yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program computer dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science).

4. Cleaning yaitu memeriksa kembali data yang telah di entry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Hasil penelitian akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

4.6.Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan teknik korelasi ‘’product moment’ dan uji

(72)

Tabel 4.1. Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner

Variable No Total Pearson

Correlation

Status Alpha Status

Pengetahuan 1

2

0.921 Reliabel

(73)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

SMA Negeri 1 Medan didirikan pada tanggal 18 Agustus 1950 di jalan Teuku Umar No.1 Medan. Saat ini SMA Negeri 1 Medan terletak di jalan Cik Ditiro No.1 Medan. SMA ini memiliki kelas, perpustakaan, laboratorium biologi, laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium komputer dan laboratorium bahasa. Jumlah siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan pada tahun ajaran 2012/2013 adalah 1053 siswa, terdiri dari 413 siswa kelas X, 354 siswa kelas XI dan 286 kelas XII.

5.1.2. Karakteristik Responden

Jumlah responden yang terpilih dalam penelitian ini adalah 100 siswa SMA Negeri 1 Medan, 29 siswa dari kelas X, 51 siswa dari kelas XI dan 20 siswa dari kelas XII.

Gambaran karakteristik responden yang diamati meliputi: umur dan jenis kelamin. Distribusi frekuensi karakterisktik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakterisktik responden berdasarkan usia

(74)

Dari tabel 5.1, ditinjau dari segi usia, kelompok terbesar pada usia 16-17 tahun yaitu sebanyak 63 orang (63%) dan yang berusia 14-15 tahun sebanyak 37 orang (37%).

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakterisktik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin n %

Laki-laki 42 42

Perempuan 58 58

Total 100 100

Berdasarkan tabel 5.2, jenis kelamin kelompok terbesar adalah perempuan yaitu 58 orang (58%) dan terendah pada kelompok laki-laki yaitu 42 orang (42%).

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dengan Jenis Kelamin.

Karakteristik

Total Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

n (orang) % n (orang) % n (orang) %

Umur

14-15 tahun 37 37 13 35 24 65

16-17 tahun 63 63 29 46 34 54

(75)

5.1.3. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan dalam mencegah HIV/AIDS yang telah diuji dengan menggunakan kuesioner seperti pada tabel 5.4.

Tabel 5.4 Tingkat Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Medan

Kategori n %

Baik 37 37

Sedang Kurang

49 14

49 14

Total 100 100

(76)

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Pengetahuan

No Pertanyaan

Jawaban Responden

Benar Salah

n % n %

1 Pengertian HIV 91 91 9 9

2 Pengertian AIDS 77 77 23 23

3 Penyebab AIDS adalah HIV 73 73 27 27

4 Cara penularan HIV/AIDS 91 91 9 9

5 Gejala HIV/AIDS 65 65 35 35

6 Gejala HIV yang sudah menjadi AIDS 58 58 42 42

7 Semua orang bisa terkena HIV/AIDS 81 81 19 19

8 Pencegahan HIV/AIDS 74 74 26 26

9 Penderita HIV bisa tidak terkena AIDS 42 42 58 58

10 Cara agar HIV tidak menjadi AIDS 54 54 46 46

11 HIV/AIDS tidak dapat sembuh 91 91 9 9

12 Pernah menggunakan jarum suntik secara bergantian 77 77 23 23

13 Penderita HIV/AIDS tidak dapat sembuh 65 65 35 35

14 Ada balai pengobatan HIV/AIDS di RS HAM Medan 38 38 62 62

(77)

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Usia

Usia Total

Tingkat Pengetahuan

Baik Sedang Kurang

n n % n % n %

14-15 37 16 43.2 18 48.6 3 8.2

16-17 63 21 33.3 31 49.2 11 17.5

Total 100 37 37 49 49 14 14

Dari tabel 5.6 dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan yang dikategorikan sedang paling banyak pada kelompok 16-17 tahun yaitu sebesar 31 orang (49.2%).

Data lengkap distribusi hasil pengetahuan tentang HIV/AIDS berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.7.

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jenis Kelamin.

Jenis Kelamin Total

Tingkat pengetahuan

Baik Sedang Kurang

n n % n % n %

Laki-laki 42 15 35.7 17 40,5 10 23.8

Perempuan 58 22 38 32 55 4 7

Total 100 37 37 49 49 14 14

(78)

Tabel 5.8 Distribusi Sikap Responden dengan Kategori Umur 16-17 Tahun dengan Pengetahuan Sedang.

Total

Sikap

Baik Sedang Kurang

n % n % n % n %

14-15 tahun 15 41 6 40 7 46.7 2 13.3

16-17 tahun 34 54 17 50 13 38 4 12

Berdasarkan tabel 5.8 kategori usia 16-17 tahun yang memiliki pengetahuan sedang mempunyai sikap paling tinggi adalah baik yaitu sebesar 17 orang (50%).

Tabel 5.9 Distribusi Sikap Jenis Kelamin Perempuan dengan Pengetahuan Sedang.

Total

Sikap

Baik Sedang Kurang

n % n % n % n %

Laki-laki 17 40 10 59 5 29 2 12

Perempuan 32 55 13 40.6 15 46.9 4 12.5

(79)

5.1.4. Sikap

Sikap siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan dalam mencegah HIV/AIDS yang telah diuji dengan kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.10.

Tabel 5.10 Sikap siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan

Kategori n %

Baik 47 47

Sedang Kurang

41 12

41 12

Total 100 100

(80)

Tabel 5.11 Distribusi frekuensi jawaban responden pada variabel sikap

Sikap

No Pertanyaan Benar Salah Tidak Tahu

n % n % n %

1 Bersedia untuk hidup dengan penderita HIV/AIDS di komunitas yang sama.

11 11 65 65 24 24

2 Mendiskriminasi penderita HIV/AIDS. 70 70 15 15 15 15

3 Penderita HIV/AIDS boleh berkeja di tempat umum.

18 18 51 51 31 31

4 Berteman dengan penderita HIV/AIDS.

32 32 34 34 34 34

5 Penderita HIV/AIDS boleh menggunakan toilet umum.

9 9 54 54 37 3

6 Penderita HIV/AIDS didukung, diperlakukan dan dibantu.

88 88 6 6 6 6

7 Penjualan kondom ditempat umum. 51 51 30 30 19 19

8 Pendidikan seks diberikan sejak SMA. 60 60 20 20 20 20 9 Ketidaksetujuan terhadap pemakaian

narkoba.

93 93 3 3 4 4

10 Ketidaksetujuan hubungan seks bebas. 91 91 2 2 7 7

11 Membantu mendukung promosi kesehatan masyarakat dalam mencegah HIV/AIDS.

97 97 6 6 7 7

12 Program kesadaran HIV/AIDS dengan sasaran orang-orang muda.

78 78 6 6 16 16

(81)

Pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan sikap salah adalah bersedia untuk hidup dengan penderita HIV/AIDS di komunitas yang sama yaitu sebesar 65 orang (65%). Pertanyaan yang paling banyak dengan sikap tidak tahu adalah penderita HIV/AIDS boleh menggunakan toilet umum yaitu sebesar 37 orang (37%).

Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Sikap Berdasarkan Usia

Usia Total

Sikap

Baik Sedang Kurang

n n % n % n %

14-15 37 14 37.8 19 51.4 4 10.8

16-17 63 33 52.4 22 35 8 12.6

Total 100 47 47 41 41 12 12

Dari tabel 5.12 dapat dilihat bahwa, tingkat sikap yang dikategorikan baik paling banyak pada kelompok usia 16-17 tahun yaitu sebesar 33 orang (52.4%).

Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Sikap Berdasarkan Jenis Kelamin

Usia Total

Sikap

Baik Sedang Kurang

n n % n % n %

Laki-laki 42 25 59.5 12 28.5 5 11.9

Perempuan 58 22 38 29 50 7 12

Total 100 47 47 41 41 12 12

(82)

Tabel 5.14 Distribusi Pengetahuan Responden pada Usia 16-17 Tahun dengan Sikap Baik.

Total

Pengetahuan

Baik Sedang Kurang

n % n % n % n %

14-15 tahun 14 37.8 7 50 6 43 1 7

16-17 tahun 33 52.4 8 24.2 17 51.6 8 24.2

Berdasarkan tabel 5.14 kategori usia 16-17 tahun yang memiliki sikap baik mempunyai pengetahuan paling tinggi adalah sedang yaitu sebesar 17 orang (51.6%).

Tabel 5.15 Distribusi Pengetahuan Responden Jenis Kelamin Laki-Laki dengan Sikap Baik.

Total

Pengetahuan

Baik Sedang Kurang

n % n % n % n %

Laki-laki 25 59.5 9 36 10 40 6 24

Perempuan 24 41.3 8 33.3 13 54.2 3 12.5

(83)

5.1.5 Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa Siswi terhadap HIV/AIDS

Untuk menentukan hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap, uji

Pearson’s Chi-Square telah dilakukan. Namun, hasilnya tidak signifikan. Maka dilakukan uji Fisher’s Exact Test.

Tabel 5.16 Tabel silang Variabel Pengetahuan dengan Variabel Sikap

Sikap Total

Nilai p-value = 0,129 yang didapat dengan menghubungkan tingkat pengetahuan dengan sikap responden. Nilai p-value > 0,05 artinya H0

5.2. Pembahasan

diterima yaitu tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang HIV.AIDS.

Gambar

Tabel frekuensi sikap
Tabel 4.1. Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakterisktik responden berdasarkan usia
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakterisktik Responden Berdasarkan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tempat penelitian ini dilakukan di SMA Raksana, Medan. Alasan penentuan lokasi ini adalah SMA Raksana merupakan SMA yang lokasinya terletak di tengah kota yang

HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan angka kematian yang tinggi dan jumlah penderita yang meningkat dalam waktu singkat sehingga diharapkan pelajar

Dari hasil penelitian 586 siswa- siswi di SMA “X” Bandung tahun 2016, digambarkan bahwa tingkat pengetahuan mengenai HIV/AIDS terbanyak pada kategori cukup sebanyak 337

penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan sumber informasi dengan tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan pencegahan siswa/siswi kelas XI tentang HIV/AIDS di

menjadi faktor yang menyebabkan penderita HIV/AIDS di Indonesia, walaupun. persentasenya cukup

Metode: Penelitian ini dilakukan untuk menilai tingkat pengetahuan, sikap serta tahap penerimaan keluarga penderita HIV/AIDS terhadap penderita di Rumah Sakit Haji Adam

Hasil Penelitian didapatkan Uji Chi Square terhadap pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS dengan pencegahan HIV/AIDS mendapatkan p value 0,009 (&lt; 0,05) yang

Fase ini berlaku sekitar 10 tahun jika tidak diobati. Pada fase ini virus HIV akan bereplikasi secara aktif dan progresif. Tingkat pengembangan penyakit secara langsung