• Tidak ada hasil yang ditemukan

Relevansi Bahan Perpustakaan Dengan Kebutuhan Informasi Pada Kantor Kearsipan, Perpustakaan Dan Dokumentasi Kabanjahe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Relevansi Bahan Perpustakaan Dengan Kebutuhan Informasi Pada Kantor Kearsipan, Perpustakaan Dan Dokumentasi Kabanjahe"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

RELEVANSI BAHAN PERPUSTAKAAN DENGAN KEBUTUHAN INFORMASI PADA KANTOR KEARSIPAN, PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI

KABANJAHE

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk Memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang

Studi Ilmu Perpustakaan dan Indformasi

Oleh:

DEPROSA BR GINTING 070709005

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Relevansi Bahan Perpustakaan Dengan Kebutuhan Informasi Pada Kantor Kearsipan, Perpustakaan Dan Dokumentasi Kabanjahe

Oleh : Deprosa Br Ginting Nim : 070709005

Pembimbing I : Ishak, SS, M.Hum Tanda Tangan :

Tanggal :

Pembimbing II : Drs. Syakirin Pangaribuan, SH,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Relevansi Bahan Perpustakaan Dengan Kebutuhan Informasi Pada Kantor Kearsipan, Perpustakaan Dan Dokumentasi Kabanjahe

Oleh : Deprosa Br Ginting Nim : 070709005

DEPERTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI Ketua : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd

Tanda Tangan :

Tanggal :

FAKULTAS SASTRA

Dekan : Dr. Syahron Lubis, MA Tanda Tangan :

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai salah satu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat diarea publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Maret 2011 Penulis,

(5)

ABSTRAK

Ginting, Deprosa. 2011. Relevansi bahan perpustakaan dengan kebutuhan informasi pada Kantor Kearsipan Perpustakaan dan Dokumentasi Kabanjahe. Medan: Program Studi Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan di Kantor Kearsipan Perpustakaan dan Dokumentasi Kabanjahe. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui relevansi bahan perpustakaan dengan kebutuhan informasi pengguna pada Kantor Kearsipan Perpustakaan dan Dokumentasi Kabanjahe.

Penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian deskriptif yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang diperoleh dari responden. Populasi penelitian ini adalah 420 orang sedangkan sample penelitian 15% dari jumlah populasi yaitu 63 orang. Untuk mengetahui siapa yang menjadi sample penelitian digunakan teknik Proportionate

Stratified Random Sampling.

Hasil penelitian ini menunjukka n bahwa jumlah bahan perpustakaan yang ada di Kantor Kearsipan Perpustakaan dan Dokumentasi Kabanjahe 63,49% kurang mencukupi kebutuhan pengguna. Buku yang sering pengguna manfaatkan di Kantor Kearsipan Perpustakaan dan Dokumentasi Kabanjahe adalah 46,03% buku Non-Fiksi hal ini terlihat dari lebih banyak pengguna memanfaatkan koleksi non-fiksi dibanding koleksi fiksi 36,50%, refrensi 4,76% dan terbitan berseri 12,69%. Bahan perpustakaan yang berbentuk tercetak yang ada 53,90% kurang sesuai dan 57,14% kurang mutakhir dengan kebutuhan informasi pengguna. Bahan perpustakaan juga 41,26% membantu pengguna menyelesaikan permasalahannya meskipun bahan perpustakaan yang dibutuhkan pengguna kurang tersedia di perpustakaan. Masalah ini dapat teratasi dengan menambah jumlah bahan perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna serta mengadakan pemilihan koleksi yang dibutuhkan dengan bekerjasama dengan tokoh masyarakat, pengguna untuk pemilihan subjek yang dibutuhkan pengguna.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya serta kasihNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Ilmu Perpustakaan dan Informasi pada Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan kelemahan dalam berbagai hal, baik dalam penyajian maupun penguraiannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa semua ini tidak akan berarti apa-apa tanpa bantuan dan dukungan dari keluarga. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih terspesial kepada orang tua penulis, Cokong Ginting dan Romia Br Tarigan yang tidak henti-hentinya memberi doa, semangat, perhatian, kasih sayang dan dukungan moral maupun materi kepada penulis untuk menyelesaikan masalah skripsi ini. Berkat keduanya penulis dapat merampungkan jenjang studi setahap demi setahap sampai saat ini. Karena itu, semoga bapa di Sorga dengan kemurahanNya memberi berkat, kesehatan dan damai sejahtera yang lebih baik lagi. Buat kakak dan adik-adikku, Sopina Gloria Br Ginting, Elia Damai Barus, Antonius Ginting dan Timotius Ginting terimakasih untuk kalian yang selalu mensupport penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, MA, selaku dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd, selaku Ketua Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi serta dosen Pembimbing Akademik penulis.

3. Bapak Ishak. SS, M.Hum, selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, dan pengarahan serta waktu dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Syakirin Pangaribuan, SH, selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, dan pengarahan serta waktu dalam penulisan skripsi ini.

(7)

6. Seluruh staf pengajar pada Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Drs. Pimpin Bangun selaku Pimpinan dan Staf Perpustakaan Umum Pemkab Karo yang telah memberikan izin untuk penelitian ini, terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya.

8. Buat nenek tiganku tercinta Lagu Malem Br Tarigan dan nenek karo terimakasih atas doa, dukungan, semangat serta bantuannya.

9. Buat Bapak Utama Surbakti, Ibu P. Br Tarigan serta adek kelas XII IPS 1 SMANDUKA 2011 terimakasih atas dukungan, semangat dan bantuanya.

10.Buat kekasihku Ariston Sinuraya terima kasih atas semangat, kesabaran, kasih sayang, perhatian dan bantuanya.

11.Spesial buat sahabatku Nova Feronika Surbakti, Anggi Kristiani Gultom, Junita Romatua, Ruth Masniari Sembiring dan Deni Marliana Br Perangin-angin yang selalu senantiasa bersama saat saling membutuhkan dan melengkapi disaat suka maupun duka. Thanks atas semua dukungan, bantuan dan doa serta persahabatan kita jalani selama masa perkuliahan dan sampai sekarang.

12.Buat saudaraku, Kak Evita, Kak Lita, Bang Amin, Kak Dora, Kak Milda, Kak Nani, Kak Ika, Kak Puteri, Kak Ewi, Kak Angnes, Bang Suher, Bang Elia, Bang Paul, Bang Elias, Kak Monica, Kak Erna, Yoseva, Firdaus, Melliyati, Jhonly, Rosida, Lora, Agus, Era, Abel, Muladi, Fran, Dewi sinta, Stefanika, Briman dll terima kasih buat doa, dukungan dan kasih sayangnya.

13.Buat Pengurus PPJ Medan Gita, Sepi, Evi Janika, Kak Merti, Bang Neo, Jonas, Icen, Andi serta anggota PPJ Medan lainya yang tidak tersebutkan namanya satu persatu terima kasih atas kerjasama, bantuan dan semangatnya.

14.Buat Jhony, Dedy, Bony, Ando, Rinaldy, Ayu, Desmon, Aleks, Shany, Elfanta, Eko, Feby, Eka Trisna, Via, Roy, Adrianus, Vivi, Candra, Wendi, Heny, David, Desta, Jonatan, Roni, Rupina, Rio, dll terima kasih atas semangat dan dukungannya.

15.Terima kasih buat, Kak Echa, Kak Bita, Kak Ani, Kak Tina, Kak Fera, Yantik, mery, Yanti, Dance, Anne, Agnes, Floren, Kak Dina, Geta, Rohani, Emy, Devi, Nursani, Romina di sarman 27 terima kasih buat semangat, doa dan dukungannya.

(8)

17.Buat kakak senior Kak Yani Chiko Br Ginting, Bang Aleks, Kak Friskila, Kak Jelita, Kak Tiaman, Kak Valen, Bang Jhosep, Kak Gohana, Bang Ganda, Bang Newin, Kak Vera, Kak Yanti, dll terimakasih buat dukungan dan bantuannya.

18.Buat Teresia, Benri, Irma, Margaretha serevina, Renti stevani Rumapea, Ramson, Samuel, Roy, Heroplin, Swandi, Lamtota, Andi Elpiter, dan adik-adik stambuk 2008, 2009 dan 2010 terimakasih atas semangat dan bantuanya.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Medan, Maret 2011 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

PERNYATAAN ORIGINALITAS... ii

(10)
(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Defenisi Interpretasi Data ... 22

Tabel 2 Perhitungan penentuan recall dan precision. ... 23

Tabel 3 Pengguna Kantor Kearsipan Perpustakaan dan Dokumentasi Kabanjahe ... 40

Tabel 4 Sampel Penelitian Berdasarkan Strata ... 41

Tabel 5 Gambaran Umum Responden ... 44

Tabel 6 Ketersediaan Bahan Perpustakaan ... 45

Tabel 7 Ketersediaan Bahan Perpustakaan ... 46

Tabel 8 Bahan Perpustakaan Yang Sering Dimanfaatkan ... 47

Tabel 9 Pengadaan Bahan Perpustakaan ... 48

Tabel 10 Kerelevanan Koleksi Tercetak ... 49

Tabel 11 Kemutakhiran Koleksi ... 50

Tabel 12 Kebutuhan Informasi Sehari-hari ... 51

Tabel 13 Koleksi Yang Bermanfaat Dan Akurat ... 52

Tabel 14 Kerjasama Perpustakaan ... 53

Tabel 15 Jenis Kebutuhan Informasi ... 54

Tabel 16 Cara Memanfaatkan Koleksi ... 56

Tabel 17 Memotivasi Pengguna Koleksi... 57

Tabel 18 Perpustakaan Tempat Belajar Seumur Hidup ... 58

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Kuesioner Penelitian ... 67

Lampiran II : Gambaran Umum ... 70

Lampiran III : Rekapitulasi Jawaban Responden ... 78

Lampiran IV : Jumlah Jawaban Responden ... 80

Lampiran V : Jawaban responden yang dianggap tidak relevan menurut pengguna... 82

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Struktur Organisasi KKPD Kabanjahe... 74 Gambar 2: Grafik jawaban responden yang tidak relepan dengan kebutuhan informasi

pengguna di KKPD Kabanjahe... 83 Gambar 3: Grafik jawaban responden yang dianggap relevan dengan kebutuhan

(14)

ABSTRAK

Ginting, Deprosa. 2011. Relevansi bahan perpustakaan dengan kebutuhan informasi pada Kantor Kearsipan Perpustakaan dan Dokumentasi Kabanjahe. Medan: Program Studi Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan di Kantor Kearsipan Perpustakaan dan Dokumentasi Kabanjahe. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui relevansi bahan perpustakaan dengan kebutuhan informasi pengguna pada Kantor Kearsipan Perpustakaan dan Dokumentasi Kabanjahe.

Penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian deskriptif yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang diperoleh dari responden. Populasi penelitian ini adalah 420 orang sedangkan sample penelitian 15% dari jumlah populasi yaitu 63 orang. Untuk mengetahui siapa yang menjadi sample penelitian digunakan teknik Proportionate

Stratified Random Sampling.

Hasil penelitian ini menunjukka n bahwa jumlah bahan perpustakaan yang ada di Kantor Kearsipan Perpustakaan dan Dokumentasi Kabanjahe 63,49% kurang mencukupi kebutuhan pengguna. Buku yang sering pengguna manfaatkan di Kantor Kearsipan Perpustakaan dan Dokumentasi Kabanjahe adalah 46,03% buku Non-Fiksi hal ini terlihat dari lebih banyak pengguna memanfaatkan koleksi non-fiksi dibanding koleksi fiksi 36,50%, refrensi 4,76% dan terbitan berseri 12,69%. Bahan perpustakaan yang berbentuk tercetak yang ada 53,90% kurang sesuai dan 57,14% kurang mutakhir dengan kebutuhan informasi pengguna. Bahan perpustakaan juga 41,26% membantu pengguna menyelesaikan permasalahannya meskipun bahan perpustakaan yang dibutuhkan pengguna kurang tersedia di perpustakaan. Masalah ini dapat teratasi dengan menambah jumlah bahan perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna serta mengadakan pemilihan koleksi yang dibutuhkan dengan bekerjasama dengan tokoh masyarakat, pengguna untuk pemilihan subjek yang dibutuhkan pengguna.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Karo adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia Ibu kota ini terletak di Kabanjahe. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.127,25 km2 yang terdiri dari pemukiman penduduk 174,22 km2 dan lahan pertanian 1.953,03 km2. Kabupaten ini berlokasi di dataran tinggi Karo, Bukit Barisan Sumatera Utara. Terletak sejauh 77 km dari kota Medan, Ibu kota Provinsi Sumatera Utara. Wilayah Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi dengan ketinggian antara 600 sampai 1.400 meter di atas permukaan laut. Karena berada di ketinggian tersebut, Tanah Karo Simalem, nama lain dari kabupaten ini mempunyai iklim yang sejuk dengan suhu berkisar antara 16 sampai 17°. Di dataran tinggi karo ini bisa ditemukan indahnya nuansa alam pegunungan dengan udara yang sejuk dan berciri khas daerah buah dan sayur.

Kabupaten Karo adalah penduduk yang dominan ditempati oleh masyarakat asli suku karo dan beberapa suku pendatang lainnya. Suku karo ini mempunyai adat istiadat yang sampai saat ini terpelihara dengan baik dan sangat mengikat bagi suku karo sendiri. Masyarakat Karo kuat berpegang kepada adat istiadat yang luhur, merupakan modal yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembangunan. Masyarakat Karo selalu melakukan kegiatan tradisi budaya seperti “Pesta Bunga & Buah” dan festival kebudayaan “Pesta Mejuah-juah” yang diadakan setiap tahun. Tanah Karo juga memiliki tradisi yang telah turun temurun dilakukan yaitu “Kerja Tahun/Pesta Tahunan” yang diselenggarakan setiap tahun oleh masyarakat karo yang tinggal di daerah tersebut atau pun yang sudah merantau datang kembali ke perkampungan yang memiliki hubungan keluarga untuk saling berkunjung dan bersilaturahmi.

(16)

dan teknologi. Perpustakaan yang ada dan berkembang sekarang ini dipergunakan sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, pelestarian budaya bangsa dan berbagai layanan dan jasa yang tersedia didalamnya.

Perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan yang menyediakan sumber informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna dan melayaninya tanpa membedakan suku bangsa, agama, jenis kelamin, latar belakang dan tingkat sosial, umur, pendidikan serta perbedaan lainnya.

Keberadaan perpustakaan umum pada saat ini menjadi kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi karena perpustakaan umum memiliki peranaan penting bagi masyarakat sekitarnya dalam memberikan layanan informasi yang diperlukan, serta dapat mewujudkan masyarakat dan bangsa yang cerdas. Perpustakaan dapat dikatakan berhasil apabila perpustakaan tersebut dapat dimanfaatkan oleh pengguna dan memiliki koleksi perpustakaan yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan pengguna.

Koleksi perpustakaan merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam suatu perpustakaan. Bahkan koleksi adalah syarat mutlak dalam suatu perpustakaan. Besar kecilnya perpustakaan haruslah memiliki koleksi yang sesuai dengan kebutuhan penggguna. Koleksi perpustakaan bukan saja tergantung pada banyaknya jumlah namun yang harus ditinjau dari kebutuhan pengguna.

Perpustakaan umum harus memiliki koleksi yang bervariasi dan sesuai dengan fungsi dan tujuan perpustakaan umum. Hal yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan koleksi yang bervariasi. Ketersediaan koleksi yang cukup tinggi akan mampu mendorong pengguna berkunjung ke perpustakaan.

Kantor Kearsipan, Perpustakaan dan Dokumentasi Kabanjahe memiliki perpustakaan keliling yang ada sejak tahun 2005 yang beroperasi ke setiap kecamatan dan sekolah dengan tujuan memberikan pembinaan pada masyarakat tentang perlunya perpustakaan serta meningkatkan minat baca masyarakat yang dilakukan sebulan sekali. Begitu juga dengan mobil pintar yang ada sejak tahun 2008 juga beroperasi ke setiap kecamatan seperti kecamatan Simpang Empat, Juhar, Kuta Buluh, Tiga Binangga, Berastagi, Kabanjahe dan desa lainya serta sekolah-sekolah yang dapat dijangkau oleh mobil pintar.

(17)

relevan dengan kebutuhan masyarakat tanah karo sehingga masyarakat kurang tertarik berkunjung ke perpustakaan serta minat baca masyarakat karo masih kurang. Bukan tidak ada peran KKPD Kabanjahe dalam meningkatkan minat baca, adapun upaya yang pernah dilakukan dalam menarik minat baca yaitu mengadakan sosialisasi atau diklat tentang pembinaan perpustakaan sekolah yang baik dan lengkap, layanan mobil pintar, perpustakaan keliling, membuat kegiatan promosi perpustakaan dan membentuk perpustakaan desa. Dari kegiatan di atas yang belum berjalan secara optimal yaitu perpustakaan keliling dimana fasilitas di dalam perpustakaan keliling belum memadai dan kegiatan promosi perpustakaan. Hal ini disebabkan kurangnya anggaran terhadap perkembangan minat baca dan penambahan koleksi yang dibutuhkan pengguna dari pemerintah setempat. Kuranngnya minat baca masyarakat karo salah satunya disebabkan oleh peran dan promosi serta koleksi yang masih kurang memadai, akan tetapi peran untuk mendorong dan mediator bagi individu (pengguna) belum terlihat.

Pada hakekatnya, hadirnya KKPD Kabanjahe dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Dilihat dari pekerjaan masyarakat tanah karo adalah petani, ibu rumah tangga dan wiraswasta sehingga masyarakat cenderung membutuhkan buku-buku tentang pertanian dan bisnis. Namun pada kenyataannya perpustakaan ini kurang mampu memenuhi kebutuhan pengguna, karena pada kenyataannya perpustakaan KKPD Kabanjahe lebih banyak menyediakan buku-buku tentang pendidikan dan agama. Berdasarkan laporan tahunan penelitian tahun 2010 diperoleh data tentang subjek bahan perpustakaan yang dapat dibandingkan yaitu pertanian 247 judul, peternakan 280 judul, kesejahteraan rumah tangga 239 judul, pendidikan 400 judul sedangkan agama 676 judul. Subjek koleksi yang sering dipinjam adalah bidang pendidikan seperti sains, novel/buku cerita anak, buku tentang pertanian dan buku agama islam.

Pada prinsipnya semua bahan perpustakaan yang tersedia harus relevan dengan kebutuhan informasi pengguna. Maka dari uraian di atas diharapkan pemakaian perpustakaan dimaksimalkan agar dapat membawa perubahan pada masyarakat karo yang baik dalam bidang pendidikan terutama bidang pertanian yang masih tradisional ke pertanian yang lebih modern memakai teknologi yang lebih canggih untuk mengubah taraf hidup masyarakat karo melalui bahan pustaka yang ada di perpustakaan.

(18)

1.2 Rumusan Masalah

“Apakah Bahan Perpustakan Kantor Kearsipan, Perpustakaan dan Dokumentasi Kabanjahe Relevan dengan Kebutuhan Informasi Pengguna”?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui relevansi bahan perpustakaan dengan kebutuhan informasi pengguna pada Kantor Kearsipan Perpustakaan dan Dokumentasi Kabanjahe.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Bagi Kantor Kearsipan Perpustakaan dan Dokumentasi Kabanjahe untuk dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terutama berkaitan dengan penyediaan bahan perpustakaan.

2. Peneliti lanjutan, agar dapat menjadi bahan masukan dalam melakukan penelitian selanjutnya dalam aspek yang berbeda.

3. Penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta pemahaman mengenai koleksi perpustakaan.

1.5 Ruang Lingkup

(19)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Umum

Perpustakaan merupakan fasilitas pendukung kegiatan pendidikan seumur hidup. Salah satu jenis perpustakaan adalah perpustakaan umum. Perpustakaan umum sangat penting perannya dalam mencerdaskan bangsa dan negara karena perpustakaan umum merupakan satu-satunya sarana pendidikan yang dapat dijangkau oleh umum. Oleh karena itu ”Perpustakaan umum diibaratkan sebagai ”Universitas Rakyat” (Sutarno, 2006 : 37).

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum merupakan salah satu tempat memproleh informasi mengenai berbagai masalah, tempat rekreasi intelektual serta tempat belajar berkesinambungan. Perpustakaan umum juga sebagai sarana pendidikan untuk mendidik diri sendiri atau dengan kata lain tempat mendapatkan pendidikan non-formal, mempunyai tugas untuk menghimpun, memelihara dan mendayagunakan bahan perpustakaan untuk kepentingan masyarakat Indonesia.

Menurut Sutarno (2003 : 32) menyatakan bahwa:

Perpustakaan umum adalah lembaga pendidikan yang sangat demokratis karena menyediakan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan melayaninya tanpa membedakan suku bangsa, agama yang dianut, jenis kelamin, latar belakang dan tingkat sosial, umur dan pendidikan serta perbedaan lainnya. Pendek kata perpustakaan umum memberikan layanan kepada semua orang, anak-anak, remaja, pelajar, mahasiswa, pegawai, ibu rumah tangga, para usia lanjut, laki-laki maupun perempuan.

Pendapat yang sama dikemukakan oleh Sulistyo-Basuki (1993 : 35)

Perpustakaan umum ialah Perpustakaan yang dibiayai dari dana umum, baik sebagian maupun seluruhnya, terbuka untuk umum tanpa membeda-bedakan, jenis kelamin, kepercayaan, agama, ras, pekerjaan, keturunan, serta memberikan layanan cuma – cuma untuk umum.

Selanjutnya dalam Unesco Public Library Manifesto yang dikutip oleh Sutarno (2006 : 38) mendefenisikan perpustakaan umum sebagai berikut:

(20)

“Perpustakaan menjadi pusat informasi yang local, membuat bermacam-macam informasi dan pengetahuan siap tersedia ke para pemakai nya… perpustakaan umum, menjadi pintu gerbang yang local ke pengetahuan, menyediakan suatu kondisi dasar untuk pelajaran kekal, pengambilan keputusan dan kultur pengembangan mandiri kelompok social dan individu”.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan untuk menyediakan bahan pustaka perpustakaan serta bertujuan untuk melayani kebutuhan masyarakat akan informasi tanpa membedakan jenis kelamin, agama, ras, umur, pekerjaan dan keturunan. Perpustakaan ini dibiayai oleh dana umum dimana memberikan pelayanan dan jasa informasi kepada masyarakat umum yang pada hakekatnya bersifat cuma-cuma.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum

Penyelengaraan perpustakaan umum bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi umum membaca bahan perpustakaan yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik. Dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (1992 : 6) membagi tujuan perpustakaan umum menjadi 3 jenis yaitu:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum perpustakaan adalah membina dan mengembangkan kebiasaan membaca dan belajar sebagai suatu proses yang berkesinambungan seumur hidup serta kesegaran jasmani dan rohani masyarakat yang berada dalam jangkauan layanannya, sehingga berkembang daya kreasi dan inovasinya bagi peningkatan martabat dan produktivitas setiap warga masyarakat secara menyeluruh dalam menunjang perkembangan nasional.

2. Tujuan Fungsional

Tujuan fungsional atau tujuan khusus perpustakaan umum adalah :

a. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya, serta mendayagunakan budaya tulisan segala sektor kehidupan.

b. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah serta memanfaatkan informasi.

c. Menggigih masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna.

d. Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri. e. Memupuk minat dan bakat masyarakat.

f. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif.

g. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri dengan mengembangkan kemampuan membaca masyarakat.

(21)

3. Tujuan Operasional

Tujuan operasional perpustakaan umum merupakan pernyataan formal yang terperinci tentang sasaran yang harus dicapai serta cara mencapainya, sehingga tujuan tersebut dapat dimonitor, diukur dan dievaluasi keberhasilannya.

Dalam manifesto Perpustakaan Umum UNESCO dalam Sulistyo-Basuki (1993 : 46) menyatakan bahwa Perpustakaan Umum mempunyai empat tujuan utama yaitu:

1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang lebih baik.

2. Menyediakan informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan sedang hangat dalam kalangan masyarakat.

3. Membantu keluarga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini sering disebut sebagai fungsi pendidikan perpustakaan umum, lebih tepat disebut sebagai pendidikan berkesinambungan atau pendidikan seumur hidup. Pendidikan seperti ini hanya dapat dilakukan oleh perpustakaan umum karena perpustakaan umum merupakan satu-satunya pranata kepustakawanan yang terbuka bagi umum. Perpustakaan nasional juga terbuka untuk umum, namun untuk memanfaatkannya tidak selalu terbuka langsung bagi perorangan, adakalanya harus melalui perpustakaan lain.

4. Bertindak sebagai agen kultural artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film dan penyediaan informasi yang dapat menigkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni.

Sebagai perbandingan selanjutnya dilihat pendapat Hermawan dan Zen (2006 : 31) tentang tujuan perpustakaan umum sebagai berikut:

1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahtraan.

2. Menyediakan informasi yang mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi.

4. Bertindak selaku agen kultural, sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.

(22)

2.1.3 Misi Perpustakaan Umum

Misi merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan. Tujuan perpustakaan merupakan sesuatu yang harus dicapai untuk membantu proses pelayanan kepada masyarakat. Maka misi merupakan pokok-pokok kegiatan yang harus dirumuskan agar lebih realistis untuk mencapainya. Dalam Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (1999 : 5-6) misi Perpustakaan Umum yaitu:

1. Menciptakan dan memantapkan kebiasaan membaca anak-anak sejak usia dini. 2. Mendukung baik pendidikan perorangan secara mandiri maupun pendidikan

formal pada semua jenjang.

3. Memberikan kesempatan bagi pengembangan kreativitas pribadi. 4. Menstimulasi imajinasi dan kreativitas anak-anak dan orang muda.

5. Meningkatkan kesadaran terhadap warisan budaya, apresiasi pada seni dan kesenian dan hasil-hasil penemuan ilmiah.

6. Menyediakan akses kepada ekspresi-ekspresi kultural dari semua seni pentas. 7. Mendorong dialog antara budaya oleh karena keanekaragaman budaya.

8. Mengusahakan agar semua penduduk dapat akses kepada segala macam informasi yang tersedia untuk masyarakat.

9. Memberikan layanan informasi yang sesuai kepada perusahaan-perusahaan, perkumpulan-perkumpulan dan kelompok-kelompok setempat yang memerlukan. 10.Memberi kemudahan kepada pengembangan informasi, peningkatan pengetahuan

dan keterampilan memakai komputer dan perangkat keras lainnya teknologi informasi.

11.Mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan dan program-program pemberantasan buta huruf (“Litetacy”) untuk semua kelompok usia, dan apabila dianggap perlu memprakarsai kegiatan-kegiatan ini.

Berdasarkan uraian di atas menjelaskan bahwa misi perpustakaan umum merupakan tujuan perpustakaan umum yang harus dicapai untuk membantu proses pelayanan kepada masyarakat dengan cara membuat pokok-pokok kegiatan yang harus dirumuskan agar lebih realistis untuk mencapai tujuan dari perpustakaan umum.

2.1.4 Tugas Perpustakaan Umum

Dalam Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (1999 : 6) tugas pokok Perpustakaan Umum adalah: ”Menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan”.

(23)

pemakai/pelanggannya. Tugas pokok itu dapat dijabarkan ke dalam beberapa rincian kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan melalui fungsi-fungsi yang lebih bersifat teknis.

Sehubungan dengan pernyataan di atas bahwa tugas pokok perpustakaan umum yaitu menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka serta melayani masyarakat pengguna yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan.

2.1.5 Fungsi Perpustakaan Umum

Untuk melaksanakan tugas-tugas pokok di atas, perpustakaan umum melaksanakan fungsi-fungsinya. Hal ini dinyatakan dalam Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (1992 : 5) fungsi perpustakaan umum adalah:

1. Menyediakan bahan pendidikan (edukatif).

2. Menyediakan dan menyebar luaskan informasi (informatif).

3. Menyediakan bahan-bahan yang dapat digunakan bagi rekreasi (rekreatif).

4. Menyediakan petunjuk, pedoman dan bahan-bahan rujukan bagi anggota masyarakat (referensi).

5. Melestarikan bahan-bahan dan hasil budaya bangsa untuk dapat dimanfaatkan masyarakat umum.

6. Menyediakan layanan penelitian (untuk riset kualitatif dan kuantitatif).

Selanjutnya dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000 : 6) fungsi perpustakaan umum adalah sebagai berikut:

1. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan. 2. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan melalui pembelian,

langganan, tukar menukar dan lain-lain.

3. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka. 4. Penyimpanan dan Pemeliharaan koleksi.

5. Pendayagunaan koleksi.

6. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang langsung ke perpustakaan maupun yang menggunakan telepon, faximil, dan lain-lain. 7. Pemasyarakatan perpustakaan.

8. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan.

9. Pelaksanaan koordinasi dengan pihak pemerintah daerah, tokoh-tokoh masyarakat mitra kerja lainnya.

10.Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi bersama dan sarana/prasarana.

11.Pengolahan dan ketatausahaan perpustakaan.

Sedangkan menurut Wicaksono (2005 : 1) fungsi Perpustakaan Umum adalah: 1. Sebagai tempat pembelajaran seumur hidup.

2. Sebagai katalisator perubahan budaya. 3. Sebagai agen perubahan sosial.

(24)

Sehubungan dengan pernyataan di atas mengatakan perpustakaan umum berfungsi sebagai tempat belajar seumur hidup, sarana pendidikan (edukatif), informatif, kebudayaan, rekreasi, tempat penelitian, serta sebagai tempat mengumpulkan, mengolah, menyimpan, memelihara/melestarikan dan menyebarluaskan informasi bagi masyarakat umum.

2.1.6 Peran Perpustakan Umum

Menurut Soekanto dalam Kurniawati (2007 : 3) menyatakan bahwa pengertian peranan merupakan ”Aspek dinamis dari status (kedudukan), apabila seseorang atau beberapa orang atau organisasi melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia atau mereka tersebut menjalankan peranannya”.

Pendapat yang lain dikemukakan oleh Sutarno (2006 : 68-69) peranan sebuah perpustakaan adalah bagian tugas pokok yang harus dijalankan di dalam perpustakaan. Peranan tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugas dan fungsi perpustakaan, peranan yang dapat dijalankan oleh perpustakaan antara lain:

a. Secara umum perpustakaan merupakan sumber informasi, pendidikan, penelitian, perservasi dan pelestarian khasanah budaya bangsa serta tempat rekreasi yang sehat, murah dan bermanfaat.

b. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang berfungsi menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi perpustakaan dengan pemakainya.

c. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani.

d. Perpustakaan dapat pula berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, dan budaya baca, kegemaran membaca, kebiasaan membaca, dan budaya membaca, melalui penyediaan berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu apabila tidak ada perpustakaan atau perpustakaan yang ada kurang berperan dengan baik, mungkin anggota masyarakat yang baru membaca, atau sedang membiasakan dari membaca, dan yang membutuhkan sumber bacaan, dapat berkurang secara perlahan-lahan dan hilang semangatnya.

e. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuannya dan pengalamannya.

f. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan umat manusia. Sebab berbagai penemuan sejarah, pemikiran, dan ilmu pengetahuan yang telah ditemukan pada masa yang lalu, yang direkam dalam bentuk tulisan atau bentuk tertentu yang disimpan di perpustakaan.

(25)

h. Petugas perpustakaan dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai atau melakukan pendidikan pemakai (user Education), dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang pentingnya perpustakaan bagi orang banyak.

i. Perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua hasil karya umat manusia yang tidak ternilai harganya.

j. Perpustakaan dapat berperan sebagai ukuran (barometer) atau kemajuan masyarakat dilihat dari intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan. Sebab masyarakat yang sudah maju dapat ditandai dengan adanya perpustakaan yang maju pula, sebaliknya masyarakat yang sedang berkembang biasanya belum memiliki perpustakaan yang memadai dan representatif.

k. Secara tidak langsung, perpustakaan yang berfungsi dan telah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, dapat ikut berperan dalam mengurangi dan mencegah kenakalan remaja seperti tawuran, penyalah gunaan obat-obat terlarang, dan tidak indispliner.

Selanjutnya dalam penelitian yang dilakukan oleh University of Minnessota dari Gallup Organization di Amerika Serikat pada tahun 1994, menunjukkan bahwa peran perpustakaan umum dalam pendidikan lebih rendah dan berpenghasilan rendah. Peran utama perpustakaan umum tersebut diranking berdasarkan jawaban para responden, sebagai berikut :

1. Sebagai pusat dukungan pendidikan bagi siswa seumur hidup (88%). 2. Sebagai pusat belajar bagi orang dewasa (85%).

3. Sebagai pusat belajar dan penemuan anak-anak pra-sekolah (83%). 4. Sebagai pusat penelitian bagi ilmuwan dan peneliti (68%).

5. Sebagai suatu pusat untuk informasi masyarakat (66%). 6. Sebagai suatu pusat informasi untuk masyarakat bisnis (55%).

7. Sebagai suatu tempat yang menyenangkan untuk membaca dan berpikir atau bekerja (52%).

8. Sebagai pusat membaca yang bersifat rekreasi (51%).

Pendapat lain dikemukakan oleh Sutarno (2003 : 55) menjelaskan ada beberapa peranan yang dapat dijalankan oleh perpustakaan diantaranya:

1. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang menghubungkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi perpustakaan dengan para pemakainya.

2. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara semua pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayaninya.

3. Perpustakaan dapat berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan membaca, dan budaya baca, melalui penyediaan berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat. 4. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator dan motivator bagi

(26)

5. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai agen perubahan, agen pengembangan dan agen pembangunan kebudayaan manusia.

6. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan.

Pendapat-pendapat dan hasil penelitian di atas pada intinya mengemukakan bahwa peran perpustakaan sangat sentral dalam membina dan menumbuhkan kesadaran membaca dikalangan masyarakat. Dimana perpustakaan umum juga berperan aktif sebagai agen perubahan, agen pengembangan dan agen pembangunan kebudayaan manusia.

2.2 Bahan Perpustakaan

2.2.1 Pengertian Bahan Perpustakaan

Bahan Perpustakaan adalah unsur pokok dalam setiap perpustakaan. Sebuah perpustakaan harus berusaha menyediakan berbagai jenis bahan pustaka yang dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan. Karena bahan perpustakaan adalah tujuan utama pengguna untuk berkunjung ke perpustakaan dan memanfaatkan fasilitasnya. Bahan perpustakaan yang disediakan untuk kepentingan belajar, informasi, rekreasi kultural dan penelitian bagi semua lapisan masyarakat mulai anak-anak, remaja maupun dewasa terdiri dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersifat ilmiah dan non ilmiah (fiksi).

Menurut Hermawan (2006 : 17) koleksi adalah: ”Inti sebuah perpustakaan dan menentukan keberhasilan layanan. Koleksi bukan dilihat dari segi eksemplarnya saja, tetapi lebih kepada kualitas isi, jumlah judul, dan kemutakhirannya”.

Sedangkan menurut Yusup (2007 : 9) menyatakan bahwa koleksi adalah “sejumlah bahan atau sumber informasi, baik berupa buku ataupun bukan buku, yang dikelola untuk kepentingan proses belajar-mengajar di sekolah yang bersangkutan”.

Selain pendapat di atas menyatakan bahwa koleksi adalah kumpulan bahan perpustakaan yang berisi informasi baik dalam bentuk tercetak maupun elekronik, diolah dan dilayangkan kepada pengguna perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat umum.

2.2.2 Fungsi Bahan Perpustakaan

Bahan Perpustakaan yang ada haruslah disesuaikan dengan kebutuhan informasi pengguna, dengan adanya bahan perpustakaan maka informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dapat memberikan kepuasan kepada pengguna.

(27)

1. Fungsi Pendidikan yaitu menunjang program pendidikan dan pengajaran bagi masyarakat umum, kelompok, lembaga yang membutuhkan.

2. Fungsi Penelitian yaitu menunjang penelitian yang dilakukan oleh masyarakat/pengguna.

3. Fungsi Referensi yaitu menjadi bahan referensi bagi masyarakat/pengguna perpustakaan.

4. Fungsi Umum yaitu dimana perpustakaan menjadi pusat informasi bagi masyarakat, fungsi ini berhubungan dengan pengabdian kepada masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta hasil budaya manusia lainya.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa bahan perpustakaan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna untuk menunjang pelaksanaan pendidikan dan pengajaran serta sebagai referensi dalam melakukan penelusuran informasi yang sangat diperlukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat umum.

2.2.3 Jenis Bahan Perpustakaan

Setiap perpustakaan memiliki koleksi yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dengan bervariasinya bahan perpustakaan maka sumber informasi yang terdapat di perpustakaan semakin banyak. Bahan Perpustakaan bukan hanya buku, tetapi bahan-bahan elektronik juga termasuk ke dalam bahan pustaka.

Menurut Hermawan (2000 : 17) dilihat dari segi isinya koleksi perpustakaan dibagi dua yaitu:

(a) Koleksi fiksi adalah karya yang bersifat khayalan atau imajinasi pengarangnya. (b) Koleksi non-fiksi adalah koleksi yang bersifat ilmiah atau mengandung ilmu

pengetahuan yang ditulis berdasarkan data dan fakta.

Dilihat dari wadah dan penciptanya koleksi perpustakaan terdiri dari :

(a) Bahan tercetak, seperti : buku, majalah, surat kabar, tesis, skripsi, selebaran dan lain sebagainya yang tercetak berbasis kertas.

(b) Bahan terekam, seperti : kaset, vidio, disket, CD-ROOM, bahan pandang dengar, kit, realia, multimedia dan lain sebagainya yang direkam dalam berbagai media misalnya di atas pita magnetik.

(c) Bahan terpasang, dimana secara fisik tidak ada di perpustakaan, tetapi dapat di akses melalui jaringan teknologi informasi. Contohnya adalah E-book, E-journals. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Yusup (1995 : 27-68) koleksi perpustakaan adalah sebagai berikut :

(a) Koleksi buku-buku fiksi. (b) Koleksi non fiksi.

(28)

1. Kamus 13.Laporan hasil penelitian

14.Sumber-sumber informasi geografi, biografi dan petunjuk perjalanan - Koleksi media cetak bukan buku

1. Terbitan berkala 2. Pamflet

3. Brosur

4. Guntingan surat kabar 5. Gambar atau lukisan 6. Globe

- Koleksi media elektronik - Komputer

1. Program pengolah data ( word processor ) 2. Program pengolah data ( databases )

Pernyataan di atas menjelaskan bahwa jenis koleksi perpustakaan ada berbentuk tercetak dan elekronik yang dapat memberikan informasi kepada pengguna. Setiap bahan perpustakaan baik tercetak maupun elektronik semua mengandung sumber informasi yang akurat dan bermanfaat bagi pengguna perpustakaan.

2.2.4 Ketersediaan Bahan Perpustakaan

Ketersediaan bahan perpustakaan adalah melihat jenis bahan pustaka yang tersedia di perpustakaan. Ketersediaan koleksi selalu berkaitan erat dengan kegiatan pengembangan/pengadaan koleksi. Tingkat ketersediaan koleksi dapat diukur dengan ditemukannya koleksi pada jajaran rak sesuai dengan daftar katalog koleksi.

(29)

Selain pendapat di atas menyatakan bahwa ketersediaan bahan pustaka untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna yang harus lengkap dan relevan dengan kebutuhan pengguna.

2.2.5 Pengadaan Bahan Perpustakaan

Pengadaan bahan perpustakaan adalah memperhatikan jenis bahan perpustakaan di perpustakaan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan. Menurut Sutarno (2006 : 174) menyatakan bahwa “pengadaan/ akusisi koleksi bahan pustaka merupakan proses awal dalam mengisi perpustakaan dengan sumber-sumber informasi”.

Sedangkan menurut Darmono (2001 : 57) menyatakan bahwa “pengadaan bahan perpustakaan merupakan rangkaian dari kebijakan pengembangan koleksi. Semua kebijakan pengembangan koleksi akhirnya akan bermuara pada kegiatan pengadaan bahan pustaka”.

Selanjutnya menurut Yusuf (1996 : 83) pengadaan buku berasal dari: 1. Pembelian

2. Hadiah

3. Tukar Menukar 4. Buku Titipan

Pernyataan yang sama juga dikemukakan oleh Sulistyo-Basuki (1993 : 222) metode pengadaan bahan pustaka dapat dilakukan dengan cara:

1. Pembelian 2. Pertukaran 3. Hadiah

4. Keanggotaan Organisasi

Pernyataan di atas dapat menjelaskan bahwa anggaran perpustakaan umum berasal dari dana pemerintah serta bantuan dari organisasi lainnya.

2.2.6 Anggaran Perpustakaan Umum

Anggaran merupakan faktor yang paling penting dalam menjalankan operasional perpustakaan. Menurut Yusuf (1996 : 51) anggaran Perpustakaan Umum berasal dari:

1. Anggaran dari pemerintah.

2. Daftar isian proyek dari pemerintah.

3. Sumbangan yang tidak mengikat dari masyarakat dalam negeri. 4. Iuran anggota.

5. Sumbangan dari organisasi sosial.

6. Uang denda pengembalian yang terlambat.

(30)

2.3 Relevansi

Perpustakaan umum sebagai media penyedia informasi sebaiknya memiliki bahan perpustakaan yang banyak dan beraneka ragam serta relevan dengan kebutuhan penggunannya, sehingga koleksi tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pengguna.

2.3.1 Pengertian Relevansi

Relevansi berasal dari bahasa inggris yaitu “Relevance”. Reitz (2007) mengemukakan arti dari relevance yaitu: “The extent to wich information retreved in a search of a library

collection or other resource, such as an online catalog or bibliographic database”.

Penjelasan tersebut memiliki makna bahwa relevansi adalah kesesuaian permintaan informasi pada perpustakaan atau sumber lainnya seperti katalog online dan database bibliografi. Pengertian relevansi di sini adalah informasi atau dokumen yang tersedia sesuai dengan kebutuhan pengguna. Hal ini diperkuat oleh pendapat Purnomo (2006 : 9) yang menyatakan bahwa ”Dokumen yang relevan dokumen-dokumen yang sedang dibutuhkan”.

Selain pendapat di atas Siregar (2002 : 2) menyatakan bahwa maksud dari relevansi atau kesesuaian bahan perpustakaan adalah ”Perpustakaan hendaknya mengusahakan agar bahan perpustakaan relevansi dengan fungsi dan tujuan perpustakaan serta tujuan lembaga induknya”.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa relevansi bahan perpustakaan adalah suatu transaksi temu balik dianggap sukses jika dokumen yang diperoleh relevan dengan kebutuhan pengguna yang memintanya karena relevansi dapat dijadikan kreteria keberhasilan suatu ukuran keefektifitasan antara sumber informasi dengan penerima informasi atau relevansi bahan perpustakaan merupakan suatu tolak ukur bagi pencari informasi untuk mengetahui apakah ada kesesuaian antara bahan perpustakaan dengan informasi yang dibutuhkan pengguna.

2.3.2 Penilaian Relevansi

(31)

Menurut Burgin dalam Mustangimah (1998 : 31) menyatakan bahwa ”Penilaian relevansi yang diberikan oleh pakar subjek berbeda dengan penilaian relevansi yang diberikan oleh pustakawan”.

Sedangkan menurut Harter dalam Mustangimah (1998 : 32) juga menyatakan bahwa : ”Tingkat relevansi akan menambah bervariasinya penilaian relevansi selain karakteristik penilaian, karakteristik pertanyaan, karakteristik dokumen, karakteristik temu kembali informasi, kondisi penilaian, dan pemilihan skala juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap penilaian relevansi”.

Relevansi merupakan konsep yang sangat penting dalam temu kembali informasi karena ukuran yang mengambarkan unjuk kerja dan keefektivitas sistem temu kembali informasi yang ditentukan berdasarkan dokumen yang relevan.

Selanjutnya menurut Pao (1989 : 54) menyatakan bahwa:

“Suatu transaksi temu balik dianggap sukses jika dokumen yang diperoleh relevan dengan kebutuhan pengguna yang memintanya. Relevansi dapat dijadikan kreteria keberhasilan suatu temu balik informasi yang terdapat pada koleksi perpustakaan. Relevansi adalah suatu ukuran keefektivitasan antara sumber informasi dan penerima informasi”.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa relevansi merupakan kesesuaian dokumen yang diperoleh dari sumber informasi agar dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna serta penelusuran informasi yang dibutuhkan akan memberikan penilaian terhadap informasi yang diberikan database tertentu apakah sesuai atau tidak dengan kebutuhan.

2.3.3 Recall (Perolehan)

Salah satu penerapan prinsip relevansi yang sejak dahulu digunakan dalam pengembangan sistem Information Retrieval (IR) adalah penggunaan ukuran recall and

precision. Sejak teori tentang IR berkembang di tahun 1940an, para ilmuan selalu memeras

otak, bagaimana caranya membuat sistem IR yang benar-benar handal. Bagaimana mengukur keefektifan sebuah sistem IR dalam memenuhi permintaan informasi? Bagaimana mengukur kemampuan sistem dalam menyediakan dokumen yang relevan dengan kebutuhan pemakai.

Recall adalah proporsi jumlah dokumen yang dapat ditemukan-kembali oleh sebuah

proses pencarian di sistem IR.

(32)

koleksi

Perolehan (recall) berhubungan dengan kemampuan sistem untuk memanggil dokumen yang relevan, sedangkan ketepatan (precision) berkaitan dengan kemampuan sistem untuk tidak memanggil dokumen yang tidak relevan. (Hasugian, 2006 : 5).

Sedangkan menurut Harrod dan prytherch yang dikutip oleh Mustangimah (1998 : 13) “menyatakan perolehan terjemahan dari istilah recall, yaitu rasio antara jumlah dokumen relevan yang ditemukan dengan jumlah total dokumen relevan yang terdapat dalam basis data”.

Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa recall atau terpanggil adalah dokumen yang terpanggil dari sistem temu balik informasi sesuai dengan permintaan pemakai yang mengikuti pola dari sistem tersebut. Nilai recall berkisar 0 s.d 1. Nilai recall makin besar belum cukup untuk menilai suatu sistem temu balik informasi apakah baik atau tidak.

2.3.4 Precision (Ketepatan)

Precision dapat diartikan sebagai kepersisan atau kecocokn (antara permintaan

informasi dengan jawaban terhadap permintaan itu). Jika seseorang mencari informasi di sebuah sistem, dan sistem menawarkan beberapa dokumen, maka kepersisan ini sebenarnya juga adalah relevansi. Artinya, seberapa persis atau cocok dokumen tersebut untuk keperluan pencari informasi, bergantung pada seberapa relevan dokumen tersebut bagi si pencari.

Menurut Burgin dalam Mustangimah (1998 : 31) “Membagi tingkat relevansi menjadi tiga yaitu “sangat relevan” (highly relevant), “relevan marginal” (marginally relevant), “tidak relevan” (not relevant)”. Burgin memberikn defenisi dan interpretasi untuk masing-masing tingkat relevansi seperti tercantum dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1 : Defenisi Interpretasi Data

Tingkat Relevansi Defenisi Interpretasi Relevan Makalah adalah respon

langsung bagi pertanyaan

Saya marah apabila sistem tidak menemukan dokumen ini

Relevan Marginal Topik makalah relevan, tapi bukan responden langsung bagi pertanyaan

(33)

Tidak Relevan Dokumen tidak relevan dengan pertanyaan

Saya kecewa bila sistem menemukan dokumen ini

Recall sebenarnya sulit diukur karena jumlah dokumen yang relevan dalam database

sangat besar. Oleh karena itu presisi-lah (precision) yang biasanya menjadi salah satu ukuran yang digunakan untuk menilai keefektipan suatu Temu Balik Informasi (Hasugian, 2006 : 5), “Precision adalah jumlah kelompok dokumen yang relevan dari total jumlah dokumen yang di temukan oleh sistem”.

Pendapat yang sama dikemukakan oleh Hardi (2006 : 22) menyatakan bahwa “Presisi juga merupakan cara mengukur tingkat efektivitas sistem temu balik informasi”.

Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa penelusuran dalam menemukan informasi yang dibutuhkan akan memberikan penilaian terhadap informasi yang diberikan

database tertentu apakah sesuai atau tidak dengan kebutuhannya.

n

Berdasarkan uraian di atas menyatakan bahwa precision atau ketepatan adalah jumlah dokumen yang terpanggil dari database relevan setelah dinilai pemakai dengan informasi yang dibutuhkan. Nilai dari precision berkisar 0 s.d 1, makin besar nilai precision maka sistem tersebut dapat dikatakan baik.

Menurut Hasugian (2006 : 7) menyatakan untuk memudahkan pemahaman akan kedua pengukuran tersebut, berikut ditemukan tabel perhitungan penentuan recall dan

precision.

Tabel 2 : Perhitungan penentuan recall dan precision Relevant Retrived Not Retrived Total

Retrived A b a+b

Not Retrived C d c+d

Total a+c b+d

(34)

c

Untuk mengitung precision yaitu jumlah dokumen yang terpanggil adalah a, sedangkan jumlah dokumen yang terpanggil dalam pencarian adalah a+b, maka rasio

precision (P) dapat dinyatakan sebagai berikut:

d

Keefetipan dari suatu sistem temu balik informasi adalah apabila rasio recall dan

precision sama besarnya (1 : 1). Akan tetapi, hasil yang diperoleh memuaskan bila precision

tinggi walaupun recall rendah.

Pernyataan di atas dapat menjelaskan bahwa tolok ukur dari kepuasan penelusuran mendapatkan informasi yang diinginkan apabila memiliki presisi yang tinggi.

2.3.5 Konsep Relevansi

Adanya kesesuaian antara ketersediaan koleksi pada perpustakaan dengan informasi apa yang dibutuhkan pengguna perpustakaan dikenal dengan istilah relevansi.

Menurut Nasir (2010) ada tiga karakteristik utama yaitu:

1. Ketepatan waktu (timeliness), yaitu informasi yang siap digunakan para pemakai sebelum kehilangan makna dan kapasitas dalam pengambilan keputusan

2. Nilai prediktif (predictive volue), yaitu informasi dapat membantu pemakai dalam membuat prediksi tentang hasil akhir dari kejadian yang lalu.

3. Sekarang dan masa depan serta umpan balik (feedback volue), yaitu kualitas informasi yang memungkinkan pemakai dapat mengkonfirmasikan ekspektasinya yang telah terjadi di masa lalu.

(35)

2.3.6 Ukuran Relevansi Bahan Pustaka dengan Kebutuhan Informasi Pengguna

Perpustakaan dapat dikatakan berhasil apabila perpustakaan tersebut banyak dikunjungi dan dimanfaatkan oleh pengguna. Pengguna juga akan sering berkunjung apabila informasi yang dia butuhkan tersedia di perpustakaan dengan koleksi yang relevan dengan kebutuhan informasi pengguna. Menurut Andriani (2003 : 11) menyatakan bahwa “relevansi merupakan suatu yang dipahami oleh pengguna pada saat memilih dokumen”.

Sedangkan menurut Putubuku (2008 : 2) ukuran relevansi dengan kebutuhan informasi pengguna adalah sebagai berikut:

1. Secara fitrahnya, perpustakaan dan sistem informasi berkutat dengan persoalan relevansi. Memang, kata “relevansi” itu sendiri datang dari “orang-orang sistem”, terutama orang-orang yang mendalami information retrieval, tapi para pustakawan sejak lama juga sudah mengantisipasi isyu ini. Ingat saja salah satu wejangan ‘suhu’ Ranganathan tentang ‘every book its reader‘. Di frasa ini ada keyakinan bahwa setiap orang punya buku yang cocok untuknya. Bahkan kita dapat secara dramatis mengatakan, untuk setiap bayi yang lahir di dunia ini ada sebuah buku terbit. Kelak di suatu masa, bayi itu akan membaca buku yang cocok untuknya.

2. Secara konseptual, maka ukuran relevansi yang eksternal ini punya satu kelemahan penting. Dalam konsep relevansi, sebuah dokumen atau buku dianggap relevan jika sesuai dengan kebutuhan pengguna. Kesesuaian ini kemudian ditetapkan sebagai sebuah ukuran kuantitatif yang tetap. Dalam teknik information

retrieval cara penetapan ukuran kesesuaian ini seringkali linear (satu arah).

Seseorang memasukkan pertanyaan (query) ke sebuah sistem, lalu sistem memberikan jawaban. Berdasarkan jawaban ini dilakukan penghitungan seberapa relevan dokumen yang telah ditemukan oleh sistem.

3. Konsep linear di atas mengandaikan bahwa sebuah query sudah pasti mencerminkan kebutuhan pengguna. Di sinilah salah satu titik kelemahan dari ukuran relevansi eksternal. Mesin dan sistem komputer terpaksa menerima query apa adanya dan tak punya pilihan selain mendaulat si pengguna sebagai pihak yang paling tahu apa yang dibutuhkannya, dan tahu pula bagaimana menyampaikan permintaan yang akurat sekaligus jelas.

Dari uraian di atas menyatakan bahwa ukuran relevasi bahan perpustakaan dengan kebutuhan informasi pengguna bila dokumen yang dicari oleh pengguna sesuai dengan kebutuhan pengguna.

2.3.7 Relevansi Subjek Koleksi

(36)

penyedia informasi sebaiknya memiliki bahan perpustakaan yang banyak dan beraneka ragam serta sesuai dengan kebutuhan penggunanya, sehingga koleksi tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pengguna.

Agar koleksi yang dimiliki perpustakaan betul-betul berdaya guna dan tepat guna, perlu dipertimbangkan dengan kriteria tertentu. Karena tidak semua informasi yang tersedia sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Dalam hal ini staf yang bertanggung jawab terhadap seleksi, pengadaan, dan penyebaran informasi, harus mengenal dengan baik sumber dokumen dan informasi yang relevan dengan kebutuhan pemustaka. Oleh karena itu, bahan informasi yang direncanakan oleh suatu perpustakaan hendaknya dipertimbangkan berdasarkan:

1.Relevansi

Kesesuaian bahan informasi dengan keperluan pengguna, hal ini dimaksudkan agar perpustakaan memiliki nilai dan berdaya guna bagi pengguna, terutama para pengguna potensial.

2.Kemutakhiran

Dalam pengembangan bahan informasi ini perlu antisipatif dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan bidang cakupan perpustakaan itu sendiri.

3.Rasio judul, pemakai, dan spesialisasi bidang

Banyak sedikitnya bahan informasi atau koleksi yang harus dimiliki oleh suatu perpustakaan hendaknya dipertimbangkan dengan jumlah pengguna, banyaknya judul, spesialisasi bidang, dan anggaran.

4.Tidak bertentangan dengan politik, ideologi, agama/keyakinan, ras, maupun golongan

Untuk menjaga segala kemungkinan konflik, baik konflik sosial, agama, suku, maupun politik, maka bahan informasi yang direncanakan atau diperoleh suatu perpustakaan hendaknya diseleksi dengan teliti. Hal itu disebabkan, tidak sedikit buku, majalah, CD, kaset, dan hasil penelitian yang bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah, agama, politik, dan kultur masyarakat kita.

5.Kualitas

Bahan informasi yang direncanakan hendaknya memenuhi syarat-syarat kualitas, misalnya berkaitan dengan subjek, reputasi pengarang, dan reputasi penerbit. Perlu diperhatikn pula fisik bahan informasi seperti kertas, pita, lay out, label, warna, sampul, dan lainnya.

6.Objek keilmuan

Koleksi atau bahan informasi suatu perpustakaan diharapkan mampu menunjang kegiatan keilmuan anggota potensial dan sesuai dengan visi dan misi lembaga induknya. (Lasa, 2005 : 122-124).

(37)

2.3.8 Relevansi Media

Melek media merupakan rangkaian kemampuan dalam ‘membaca’ pesan dalam media, hingga kemampuan memproduksi dan terlibat dalam hal komunikasi. Tentu dalam kapasitas sebagai masyarakat biasa, tidak serta-merta semua orang harus punya koran, atau format media massa lainnya. Teknologi internet misalnya, sudah mempermudah jalan kita, sebagai warga masyarakat biasa, untuk aktif terlibat dalam penyelenggaraan negara, dalam arti luas. Tapi bentuk keterlibatan itu, tentu saja butuh kompetensi tertentu. Mengemas pesan dengan baik, agar mudah dipahami, juga bagian yang sangat penting dalam komunikasi.

Melek media, awalnya berkaitan dengan memahami pesan secara ‘benar’ dalam media massa, baik itu yang berbentuk berita, atau pun dalam bentuk lain seperti iklan. Baik berita maupun iklan, punya tujuan yang kurang lebihnya sama, menyampaikan informasi. Menurut Driyamedia (2010) menyatakan bahwa karakteristik media yaitu:

1. Akses

Kompetensi pertama yang penting dalam melek media, mampu mengakses informasi. Akses dalam hal ini bukan sekedar langganan koran, majalah, atau bisa nonton televisi di rumah sendiri, tapi dalam arti yang lebih luas lagi, yaitu menangkap isinya. Ketika warga negara bisa mengakses informasi, berarti ia mampu mengumpulkan informasi yang relevan dan bermanfaat, serta mampu memaknainya secara efektif. Mereka akan memiliki kemampuan:

• Mengenali dan memahami kosa kata yang jutaan jumlahnya, simbol-simbol visual, dan beragam teknik komunikasi;

• Mengembangkan strategi untuk memilah & menentukan sumber informasi; • Memilih dan memilah informasi yang dianggap berguna bagi dirinya. 2. Menganalisa

Kompetensi berikutnya, adalah kemampuan menganalisa. Menganalisa struktur pesan, yang dikemas dalam media, mendayagunakan konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan untuk memahami konteks dalam pesan pada media tertentu. Misalnya, mampu mendayagunakan informasi di media massa untuk membandingkan pernyataan-pernyataan pejabat publik, dengan dasar teori sesuai ranah keilmuannya. Kompetensi lainnya bisa diperiksa dengan kata kerja seperti, membedakan, mengenali kesalahan, menginterpretasi, dsb.

3. Menilai

Setelah mampu menganalisa, maka kompetensi berikutnya yang diperlukan adalah membuat penilaian (evaluasi). Seseorang yang mampu menilai, artinya ia mampu menghubungkan informasi yang ada di media massa itu dengan kondisi dirinya, dan membuat penilaian mengenai keakuratan, dan kualitas relevansi informasi itu dengan dirinya; apakah informasi itu sangat penting, biasa, atau basi. Tentu saja kemampuan dalam menilai sebuah informasi itu dikemas dengan baik atau tidak, juga adalah bagian dari kompetensinya.

4. Mencipta

(38)

penerima pesan. Format pesan saat ini sudah berkembang dengan pesat, sehingga tidak saja dalam bentuk teks, tetapi juga rupa, rungu, atau keduanya.

5. Aktif Terlibat

Ketika seseorang sudah aktif terlibat dalam proses komunikasi multi arah, maka ia akan terlibat dan berinteraksi dengan banyak pihak lain secara terus menerus. Hubungan ini akan melahirkan jejaring, kolaborasi, dan kerjasama saling menguntungkan dalam hal penyebaran informasi.

2.3.9 Relevansi Kemutakhiran

Umur informasi: kapan atau sampai kapan sebuah informasi memiliki nilai/arti bagi penggunanya. Ada condition information (mengacu pada titik waktu tertentu) dan operating

information (menyatakan suatu perubahan pada suatu range waktu).

Menurut Luphmama (2010) menyatakan bahwa kualitas informasi tergantung dari tiga hal yaitu informasi harus:

• Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. • Tetap pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh

terlambat.

• Relevan, berarti informasi tersebut menpunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.

Nilai Informasi ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.

2.4 Kebutuhan Informasi

Tujuan penyediaan koleksi perpustakaan adalah untuk memenuhi dan bermanfaat bagi kebutuhan pengguna perpustakaan. Dalam penelitian ini yang menjadi sasaran adalah kebutuhan informasi masyarakat pengguna perpustakaan. Untuk dapat memenuhi kebutuhan pengguna, pihak perpustakaan harus dapat memahami kebutuhan informasi pengguna dan menyediakan bahan perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

2.4.1 Pengertian Informasi

(39)

Informasi adalah benda abstrak yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan positif dan sebaliknya. Informasi dapat mempercepat atau memperlambat pengambilan keputusan. Dengan demikian informasi memiliki kekuatan, baik yang membangun maupun yang merusak. Dalam kenyataannya informasi dapat disajikan dalam berbagai bentuk baik lisan, tercetak, audio, maupun audio-visual yang memilki ciri khas, kelebihan dan kekurangan.

Pada kenyataan kehidupan sehari-hari timbul kerancuan pengguna informasi dan data. Informasi bisa kita temui bentuk:

1. Berita: peristiwa, perihal 2. Data: statistik, perkembangan

3. Literatur: buku, majalah, rekaman peristiwa, dan karangan ilmiah

Menurut Gordon B.Davis dan George R.Terry dalam Kosasih (2009 : 3) menyatakan bahwa ”Informasi bermanfaat atau tepat sasaran tergantung oleh beberapa hal, antara lain: tujuan si penerima informasi, ketelitian penyampaian dan pengolah data, waktu yang tepat, ruang dan tempat, bentuk dan semantic”.

Sedangkan menurut Ncpadden dkk dalam Rahmat (2010) menyatakan bahwa “Informasi adalah sebagai data yang telah diproses sehingga mempunyai arti dan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut”. Kualitas informasi yaitu:

- Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Dalam prakteknya, mungkin dalam penyampaian suatu informasi banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak isi dari informasi tersebut. Informasi dikatakan akurat jika mengandung komponen.

Completeness, berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki

kelengkapan yang baik, karena bila informasi tidak lengkap akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.

Correctness, berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki

kebenaran.

Security, berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki

keamanan.

- Timelines (tepat waktu) berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh

terlambat. Informasi yang usang tidak akan mempunyai arti. Saat ini mahalnya nilai informasi disebabkan harus cepatnya informasi tersebut didapat, sehingga diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkannya, mengolah dan mengirimkannya.

- Relevance, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakai.

Relevansi informasi untuk satu pengguna tertentu dengan yang lainnya berbeda. - Ekonomis, Informasi yang dihasilkan mempunyai manfaat yang lebih besar

(40)

dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahuai bahwa informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.

2.4.2 Pengertian Kebutuhan Informasi

Pengguna membutuhkan informasi yang akurat, relevan, ekonomis cepat, tepat, serta mudah mendapatkannya Informasi menjadi kebutuhan pokok bagi pengguna tertentu, sehingga jika kebutuhan informasinya tidak terpenuhi akan menjadi masalah bagi pengguna. Informasi dibutuhkan pengguna bertujuan untuk menambah pengetahuan, dan meningkatkan keterampilan yang pada akhirnya dapat merubah sikap dan perilakunya. Kebutuhan informasi bagi setiap pengguna berbeda-beda antara pengguna yang satu dengan lainnya. Kebutuhan informasi bagi pengguna dapat diketahui dengan cara melakukan identifikasi kebutuhan pengguna.

Menurut Wilson dalam Yulianah (2009 : 18) menyatakan bahwa “munculnya kebutuhan informasi dipengaruhi oleh kebutuhan pribadi yang berkaitan dengan kebutuhan fisiologi, afektif, maupun kognitif”. Kebutuhan ini terkait dengan peran seseorang dengan peran seseorang dalam pekerjaan atau kegiatan, dan tingkat kompetisi seseorang sebagaimana yang diharapkan oleh lingkungannya.

Sedangkan menurut Drerr dalam Yulianah (2009 : 18) menyatakan bahwa: “Kebutuhan informasi merupakan hubungan antara informasi dan tujuan seseorang. Artinya, ada suatu alasan dan tujuanya tertentu yang ingin dicapai seseorang dalam memenuhi kebutuhan informasinya.

Pendapat lain dikemukakan oleh Krech, Crutchfield dan Ballachey yang dikutip oleh Yusup (1995 : 8), menyatakan bahwa:

“Karena adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah-masalah sosial, seseorang termotivasi untuk mencari pengetahuan, bagaimana caranya agar dapat memecahkan masalah tersebut. Salah satu caranya adalah mencari tambahan pengetahuan melalui membaca berbagai media bahan bacaan yang sebagian besar tersedia di perpustakaan-perpustakaan”.

(41)

Selain pendapat di atas menyatakan bahwa kebutuhan informasi tumbuh pada setiap aspek kehidupan manusia. Kebutuhan tersebut tergantung dan dipengaruhi oleh aktivitas pekerjaan, kedudukan sosial, dan jangkauan sumber informasi.

2.4.3 Jenis Kebutuhan Informasi

Informasi sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari manusia. Informasi diperlukan sebagai alat kebenaran sumber dalam meningkatkan ilmu pengetahuan. Dalam Yusup (1995 : 10) menyatakan jenis-jenis informasi dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:

1. Informasi Lisan, informasi ini disamping jumlahnya sangat banyak, sulit diukur dan dibuktikan dan yang kurang bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan manusia pada umumnya.

2. Informasi Terekm, informasi ini paling bermanfat dan banyak digunakan oleh berbagai kalangan secara perorangan maupun dalam bermasyarakat, berorientasi, dan bergaul sesama anggota masyarakat pada umumnya, terutama bergaul yang bertujuan mengembangkan diri kearah yang lebih baik.

Menurut Kosasih (2009 : 9) jenis informasi dikelompokan menjadi:

a. Informasi mutakhir yang erat kaitanya dengan bidang masing-masing adalah informasi yang mengikuti perkembangan bidang dan minat masing-masing.

b. Informasi yang kaitannya dengan kegiatan sehari-hari adalah informasi yang diperlukan untuk kegiatan sehari-hari sebagai alat pembuktian kebenaran sumber. c. Informasi yang relevansinya dengan tugas survey dan penelitian adalah informasi

yang dipergunakan sebagai bahan penulisan karya ilmiah.

Sedangkan menurut Guha dalam Syaffril (2004 : 18-19) ada empat jenis kebutuhan terhadap informasi:

1. Current need approach, yaitu pendekatan kepada kebutuhan pengguna informasi

yang sifatnya mutakhir. Pengguna berinteraksi dengan sistem informasi dengan cara yang sangat umum untuk meningkatkan pengetahuannya. Jenis pendekatan ini perlu ada interaksi yang sifatnya konstan antara pengguna dan sistem informasi.

2. Everyday need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan pengguna yang

sifatnya spesifik dan cepat. Informasi yang dibutuhkan pengguna merupakan informasi yang rutin dihadapi oleh pengguna.

3. Exhaustic need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan pengguna akan

informasi yang mendalam, pengguna informasi mempunyai ketergantungan yang tinggi pada informasi yang dibutuhkan dan relevan, spesifik, dan lengkap.

4. Catching-up need approach, yaitu pendekatan terhadap pengguna akan informasi

(42)

Pendapat lain dikemukakan oleh Katz, Gurevitch, dan Haas dalam Saepudin (2009) kebutuhan informasi terdiri dari:

1. Kebutuhan kognitif. Kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk

memperkuat atau menambah informasi, pengetahuan, dan pemahaman seseorang akan lingkungannya. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat seseorang untuk memahami dan menguasai lingkungannya. Hal ini memang benar bahwa orang menurut pandangan psikologi kognitif mempunyai kecenderungan untuk mengerti dan mengausai lingkungannya. Di samping itu, kebutuhan ini juga dapat memberikan kepuasan atas hasrat keingintahuan dan penyelidikan seseorang. 2. Kebutuhan afektif. Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan estetis, hal yang

dapat menyenangkan, dan pengalaman-pengalaman emosional. Berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik, sering dijadikan alat untuk mengejar kesenangan dan hiburan. Orang membeli radio, televisi, menonton film, dan membaca buku-buku bacaan ringan dengan tujuan untuk mencari hiburan.

3. Kebutuhan integrasi personal (personal integrative needs). Kebutuhan ini sering

dikaitkan dengan penguatan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individu. Kebutuhan-kebutuhan ini berasal dari hasrat seseorang untuk mencari harga diri.

4. Kebutuhan integrasi sosial (social integrative needs). Kebutuhan ini dikaitkan

dengan penguatan hubungan dengan keluarga, teman, dan orang lain di dunia. Kebutuhan ini didasari oleh hasrat seseorang untuk bergabung atau berkelompok dengan orang lain.

5. Kebutuhan berkhayal (escapist needs). Kebutuhan ini dikaitkan dengan

kebutuhan-kebutuhan untuk melarikan diri, melepaskan ketegangan, dan hasrat untuk mencari hiburan atau pengalihan (diversion).

Selain pendapat di atas menyatakan bahwa timbulnya jenis kebutuhan informasi seseorang tetap dipengaruhi oleh kondisi fisiologi, situasi dan kondisinya. Kebutuhan informasi tidak akan berkurang begitu juga dengan masalah yang menyertainya karena yang menimbulkan kebutuhan adalah datangnya dari masalah. Timbulnya kebutuhan karena adanya kesenjangan antara yang seharusnya dengan kondisi nyata sekarang.

2.4.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

Menurut Chen dan Hernon dalam Yulianah (2009 : 19) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi informasi seseorang adalah:

b. Karakteristik pemustaka: pengalaman, usia, latar belakang pendidikan dan cara berpikir

c. Faktor minat seseorang d. Faktor pekerjaan dan profesi e. Faktor koleksi

f. Faktor kesukaan

Gambar

Tabel 1 : Defenisi Interpretasi Data
Tabel 2 : Perhitungan penentuan recall dan precision
Tabel 3 : Pengguna Kantor Kearsipan Perpustakaan dan Dokumentasi Kabanjahe
Tabel  4 : Sampel Penelitian Berdasarkan Strata
+7

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Siswa Dalam Mengikuti Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun

Untuk Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Kota Tanjung Balai, sebaiknya terus berusaha menambah dan memperbaharui koleksi yang mutakhir dan sesuai dengan kebutuhan

Banyak survey telah membuktikan bahwa orang yang memiliki kemampuan untuk mendengar dengan efektif memiliki hubungan yang lebih baik dengan sesamanya, sebaliknya mereka

Puji syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga Peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Dari latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi permasalahan penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengaruh relevansi bahan perpustakaan

Menurut Saudara layanan informasi yang tersedia pada Kantor Perpustakaan Umum Dan Arsip Kota Tanjung Balai sudah cukup membantu Saudara dalam mencari informasi yang

Dimana 63,74% pengguna yang menyatakan hanya kadang- kadang saja mereka menemukan bahan perpustakaan dalam rak, 51,65% menyatakan bahan perpustakaan yang disediakan masih kurang

Faktor – faktor yang Menyebabkan Rendahnya Tingkat Kunjungan Masyarakat ke Perpustakaan Umum Kota PematangSiantar.. Antologi