Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
STATUS GIZI DAN POLA MAKAN PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI YAYASAN MUSLIMAT R.A AL – ITTIHADIYAH
MEDAN TAHUN 2007
SKRIPSI
Oleh:
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2007
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
STATUS GIZI DAN POLA MAKAN PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI YAYASAN MUSLIMAT R.A AL – ITTIHADIYAH
MEDAN TAHUN 2007
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh:
MASITAH MATONDANG 031000054
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi Dengan Judul:
STATUS GIZI DAN POLA MAKAN PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI YAYASAN MUSLIMAT R.A AL-ITTIHADIYAH
MEDAN TAHUN 2007
Yang Dipersiapkan dan Dipertahankan Oleh: MASITAH MATONDANG
031 000 054
Telah Diuji dan Dipertahankan di Hadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 15 September 2007 dan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji
Ketua Penguji Penguji I
Dra Jumirah, Apt, M.Kes Rosidah Berutu, SKM, M.Kes
NIP. 131 803 342 NIP. 140 154 131
Penguji II Penguji III
Dr. Ir. Evawany Y. Aritonang MSi Ernawati Nasution, SKM, M.Kes
NIP. 132 049 788 NIP. 132 126 844
Medan, September 2007 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara Dekan,
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
NIP 131 124 053 ABSTRAK
Berbagai masalah kesehatan di kalangan anak prasekolah/ TK di antaranya adalah kurangnya pertumbuhan secara optimal dan salah satu faktor yang menentukan adalah faktor gizi, sehingga perlu dilakukan pembiasaan pola makan yang baik.
Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriptif dengan desain
cross-sectional yang bertujuan untuk mengetahui gambaran status gizi dan pola makan
yang meliputi jenis dan frekuensi makan serta kecukupan energi, protein, vitamin A, besi (Fe) dan seng (Zn) pada anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh murid TK sebanyak 43 orang (total sampling).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan anak TK menurut jenis belum beraneka ragam, sedangkan frekuensi makan utama anak TK sebanyak 3x dalam sehari. Untuk tingkat kecukupan zat gizi untuk energi dan protein pada umumnya berkategori baik, namun masih dijumpai kategori defisit pada kecukupan energi yaitu sebanyak 8 orang (18,6%). Sedangkan untuk vitamin A, besi (Fe) dan seng (Zn) pada umumnya berada pada kategori cukup, tetapi masih dijumpai kategori tidak cukup yaitu 8 orang (18,6%) untuk vitamin A, 15 orang (34,9%) zat besi dan 21 orang (48,8%) untuk seng. Untuk status gizi anak TK berdasarkan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB pada umumnya baik dan normal, tetapi masih dijumpai anak dengan gizi buruk sebanyak 2 orang (4,7%), sangat pendek 1 orang (2,3%) dan kurus 11 orang (25,5%).
Dari hasil penelitian disarankan agar orang tua murid hendaknya memperhatikan konsumsi pangan anak yang mengandung zat gizi khususnya pangan yang mengandung energi, vitamin dan mineral.
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Masitah Matondang
Tempat/ Tanggal Lahir : Medan/ 01 Nopember 1984
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin
Jumlah Anggota Keluarga : 5 (lima) orang
Alamat Rumah : Jl. Ahmad Yani No. 36 Padangsidimpuan
Riwayat Pendidikan :
1. Tahun 1991-1997 : SD Negeri 142432 Padangsidimpuan
2. Tahun 1997-2000 : SLTP Negeri 1 Padangsidimpuan
3. Tahun 2000-2003 : SMU Negeri 1 Padangsidimpuan
4. Tahun 2003-2007 : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia – Nya sehinga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “STATUS GIZI
DAN POLA MAKAN PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI YAYASAN MUSLIMAT R.A AL-ITTIHADIYAH MEDAN TAHUN 2007”, yang merupakan
salah satu prasyarat untuk dapat meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, baik secara moril maupun materiil. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:
1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dra Jumirah, Apt, M.Kes, selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan juga
selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya
dalam memberikan petunjuk, saran dan bimbingan kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan.
3. Ibu Rosidah Berutu, SKM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah
banyak meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan petunjuk, saran
dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
5. Kepala Sekolah beserta seluruh guru dan pegawai di Yayasan Muslimat R.A
Al-Ittihadiyah Medan yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.
6. Seluruh staf pengajar FKM-USU terutama staf pengajar Departemen Gizi
Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan banyak masukan dan bekal ilmu
pengetahuan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
7. Ayahanda H. Sofyan Matondang dan ibunda Hj. Nurmali Rangkut i yang sangat
penulis cintai yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, dorongan serta
do’a yang tiada henti-hentinya demi keberhasilan penulis.
8. Teristimewa kakakku Ika, adikku Abie tercinta dan bang Ihsan yang tidak
henti-hentinya memberikan semangat dan dorongan demi keberhasilan penulis.
9. Yang tersayang Ujing Soraya, Udak Nazar, Ujing Pupa, om Balian,
sepupu-sepupu ku dan seluruh keluarga yang selalu memberi semangat dan dorongan
demi keberhasilan penulis.
10.Sahabat-sahabatku tersayang “the six sweety”: Mawaddah, Rissa, Nita, Lisma,
Dina, dan juga Dewi, Cimot, Nita, Iroh, Ika, Aan, Edwin terima kasih atas
semangat dan dorongannya. Juga kepada teman-teman st ’03 yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu.
11.Teman-teman di MER-C cabang Medan, mudah-mudahan ilmu yang penulis
peroleh dapat bermanfaat.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat diambil manfaatnya dan
semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
Medan, September 2007 Penulis
Masitah Matondang
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ... i
Abstrak ... ii
Riwayat Hidup Penulis ... iii
Kata Pengantar ... iv
Daftar Isi ... vi
Daftar Tabel ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2Perumusan Masalah ... 4
1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum ... 5
1.3.2 Tujuan Khusus ... 5
1.4Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Taman Kanak-Kanak ... 6
2.2 Pola Makan Anak TK ... 6
2.2.1 Pengaturan Makan Anak TK ... 7
2.2.2 Perilaku Makan Anak TK ... 12
2.2.3 Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan ... 13
2.3 Masalah Gizi Anak TK ... 15
2.4 Penilaian Status Gizi Anak TK ... 17
2.4.1 Status Gizi ... 17
2.4.2 Penilaian Status Gizi ... 18
2.5 Kerangka Konsep Penelitian ... 23
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 24
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24
3.2.1 Lokasi Penelitian ... 24
3.2.2 Waktu Penelitian ... 24
3.3 Populasi dan Sampel ... 24
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 25
3.5 Definisi Operasional... 25
3.6 Aspek Pengukuran ... 26
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
3.6.2 Frekuensi Makan ... 26
3.6.3 Tingkat Kecukupan Gizi... 26
3.6.4 Status Gizi ... 27
3.7 Analisis Data ... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan 29 4.1.1 Profil Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan ... 29
4.1.2 Guru dan Pegawai ... 30
4.6.1 Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB ... 39
4.6.2 Status Gizi Anak TK Menurut Tingkat Kecukupan Zat Gizi 41 BAB V PEMBAHASAN 5.1Pola Makan Anak TK ... 50
5.1.1 Jenis dan Frekuensi Makan Anak TK ... 50
5.2Tingkat Kecukupan Zat Gizi Anak TK ... 52
5.2.1 Tingkat Kecukupan Energi ... 52
5.2.2 Tingkat Kecukupan Protein ... 53
5.2.3 Tingkat Kecukupan Vitamin A ... 54
5.2.4 Tingkat Kecukupan Besi (Fe) ... 55
5.2.5 Tingkat Kecukupan Seng (Zn) ... 56
5.3 Status Gizi Anak TK ... 58
5.3.1 Status Gizi Anak TK Berdasarkan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB ... 58
5.3.2 Status Gizi Anak TK Menurut Tingkat Kecukupan Zat Gizi 59 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1Kesimpulan ... 68
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN :
Lampiran 1 : Formulir Food Recall 2x24 Jam dan Formulir Food Frekuensi
Lampiran 2 : Surat Keterangan Telah Selesai Penelitian
Lampiran 3 : Data Status Gizi Anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007
Lampiran 4 : Data Tingkat Kecukupan Zat Gizi Anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tingkat Kecukupan Gizi Rata-Rata Anak TK (4-6 Tahun) ... 14
Tabel 4.1 Distribusi Responden Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah
Medan Tahun 2007 Berdasarkan Kelompok Umur ... 30
Tabel 4.2 Distribusi Responden Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah
Medan Tahun 2007 Berdasarkan Suku ... 31
Tabel 4.3 Distribusi Responden Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah
Medan Tahun 2007 Berdasarkan Pendidikan ... 31
Tabel 4.4 Distribusi Responden Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah
Medan Tahun 2007 Berdasarkan Pekerjaan ... 32
Tabel 4.5 Distribusi Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan
Tahun 2007 Berdasarkan Jenis Kelamin ... 32
Tabel 4.6 Distribusi Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan
Tahun 2007 Berdasarkan Umur ... 33
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Pokok yang Diberikan pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 ... 33
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Lauk Hewani yang Diberikan pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-
Ittihadiyah Medan Tahun 2007 ... 34
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Lauk Nabati yang Diberikan pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 ... 35
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Lauk Nabati yang Diberikan pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 ... 36
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Pemberian Susu pada Anak TK Di Yayasan
Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 ... 36 Tabel 4.13 Distribusi Tingkat Kecukupan Energi pada Anak TK di Yayasan
Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 ... 37
Tabel 4.14 Distribusi Tingkat Kecukupan Protein pada Anak TK di Yayasan
Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 ... 37
Tabel 4.15 Distribusi Tingkat Kecukupan Vitamin A pada Anak TK di
Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 ... 38
Tabel 4.16 Distribusi Tingkat Kecukupan Besi (Fe) pada Anak TK di
Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 ... 38
Tabel 4.17 Distribusi Tingkat Kecukupan Seng (Zn) pada Anak TK di
Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 ... 39
Tabel 4.18 Distribusi Status Gizi Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut
Umur (BB/U) ... 40
Tabel 4.19 Distribusi Status Gizi Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Tinggi Badan Menurut
Umur (TB/U) ... 40
Tabel 4.20 Distribusi Status Gizi Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut
Tinggi Badan (BB/TB)... 40
Tabel 4.21 Distribusi Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Energi Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007
Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) ... 41
Tabel 4.22 Distribusi Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Energi Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Ber-
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
Tabel 4.23 Distribusi Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Energi Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Ber-
dasarkan Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) ... 42
Tabel 4.24 Distribusi Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Protein Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Ber-
dasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) ... 43
Tabel 4.25 Distribusi Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Protein Murid Yayasan Muslimat R.A AL-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Ber-
dasarkan Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) ... 43
Tabel 4.26 Distribusi Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Protein Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Ber-
Dasarkan Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) ... 44
Tabel 4.27 Distribusi Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Vitamin A Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007
Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) ... 45
Tabel 4.28 Distribusi Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Vitamin A Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007
Berdasarkan Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) ... 45
Tabel 4.29 Distribusi Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Vitamin A Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007
Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) 46
Tabel 4.30 Distribusi Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Besi (Fe) Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasar- kan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) ... 46
Tabel 4.31 Distribusi Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Besi (Fe) Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasar- kan Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) ... 47
Tabel 4.32 Distribusi Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Besi (Fe) Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasar- kan Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan ... 47
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasar- kan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) ... 48
Tabel 4.34 Distribusi Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Seng (Zn) Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasar- Kan Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) ... 48
Tabel 4.35 Distribusi Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Seng (Zn) Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasar- kan Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)... 49
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Taman Kanak-kanak (TK) merupakan awal dari pengenalan anak dengan
suatu lingkungan sosial yang ada di masyarakat umum di luar keluarga. Seorang anak
usia TK sedang mengalami masa tumbuh kembang yang relatif pesat. Pada masa ini,
proses perubahan fisik, emosi dan sosial anak berlangsung dengan cepat. Proses ini
dipengaruhi oleh berbagai faktor dari diri anak sendiri dan lingkungan. Dalam hal
konsumsi pangan, pada usia ini anak masih merupakan golongan konsumen pasif,
yaitu belum dapat mengambil dan memilih makanan sendiri sesuai dengan
kebutuhannya sehingga pada usia ini anak sangat rentan terhadap bebagai masalah
kesehatan apabila kondisinya kurang gizi (Santoso, 2004).
Berbagai masalah kesehatan dijumpai di kalangan anak prasekolah/ TK, di
antaranya adalah kurangnya pertumbuhan fisik secara optimal. Salah satu faktor yang
sangat menentukan adalah faktor gizi. Kurang gizi pada masa ini akan mengakibatkan
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
infeksi. Di samping kurang gizi, ditemukan juga masalah kesehatan pada anak yang
disebabkan gizi lebih yang dapat menyebabkan kegemukan dan anak berisiko
menderita penyakit degeneratif seperti penyakit hipertensi, penyakit jantung dan lain
sebagainya (Santoso, 2004).
Seorang anak yang sehat dan normal akan tumbuh sesuai dengan potensi
genetik yang dimilikinya. Tetapi pertumbuhan ini juga akan dipengaruhi oleh intake
zat gizi yang dikonsumsi dalam bentuk makanan. Kekurangan atau kelebihan zat gizi
akan dimanifestasikan dalam bentuk pertumbuhan yang menyimpang dari pola
standar (Khomsan, 2003).
Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia telah menimbulkan lost generation
yaitu suatu generasi dengan jutaan anak kekurangan zat gizi sehingga tingkat
kecerdasan (IQ) lebih rendah. Menurut Baliwati (2004), anak yang mengalami kurang
energi protein (KEP) mempunyai IQ lebih rendah 10 – 13 skor dibandingkan dengan
anak yang tidak KEP. Berdasarkan laporan UNICEF tahun 2006 jumlah anak balita
yang menderita gizi buruk di Indonesia sebesar 2,3 juta jiwa yang berarti naik sekitar
500.000 jiwa jika dibandingkan dengan data tahun 2004/ 2005 yang berjumlah 1,8
juta jiwa (Kertawacana, 2006).
Keberhasilan upaya mempersiapkan anak yang berkualitas pada saat ini akan
menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) masa depan. Salah satu upaya
dalam meningkatkan kualitas SDM adalah melalui peningkatan status gizi. Menurut
Berg (1986) seperti yang dikutip oleh Gunanti (2006), anak dengan status gizi yang
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
kebutuhan sepanjang masa pertumbuhan dan perkembangannya. Agar terpenuhinya
kebutuhan gizi anak, maka anak harus mengonsumsi makanan dalam jumlah yang
memadai dan dengan mutu gizi yang baik.
Khusus untuk anak TK (usia 4-6 tahun) kebutuhan gizi relatif berkurang dan
pertumbuhan melambat bila dibandingkan dengan masa bayi. Menurut Lenz dalam
Theodor Hellbrugge dkk (1988) seperti yang dikutip oleh Santoso (2004)
pertumbuhan anak pada tahun ke-3 begitu cepat dan berangsur menurun sehingga
pada periode prasekolah dan masa sekolah kurva kecepatan pertumbuhan akan
membentuk kurva yang hampir datar. Tetapi kelompok usia ini masih rawan terhadap
penyakit gizi dan infeksi sehingga kebutuhan gizi harus diperhatikan, khususnya
masukan vitamin A dan zat besi (Anonim, 2006).
Di samping zat gizi tersebut, seng (Zn) merupakan mikromineral yang
esensial untuk kehidupan, khususnya dalam hal pertumbuhan baik pada anak-anak
maupun remaja. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2006) menunjukkan
terdapat hubungan yang signifikan antara kecukupan konsumsi seng (Zn) dengan
pertumbuhan anak balita. Menurut Soekirman (2000), penelitian di Bangladesh
menunjukkan bahwa seng juga berperan untuk mencegah terjadinya diare dan infeksi
saluran pernafasan atas (ISPA) sehingga dapat mengurangi terjadinya perlambatan
pertumbuhan badan dan kejadian penyakit ISPA.
Hasil penelitian yang dilakukan di Jakarta menunjukkan pada anak TK (usia
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
79,2% telah berlangsung lebih dari 3 bulan, tentunya hal ini akan berdampak kepada
kondisi status gizi anak (Judarwanto, 2007).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di berbagai daerah di Indonesia, ternyata
masukan kalori dan protein anak balita banyak yang masih kurang. Sama halnya
dengan masukan seng dan zat besi. Menurut UNICEF, mengutip dari berbagai hasil
penelitian, di Jawa Tengah anak TK hanya mengkonsumsi seng separuh dari
kebutuhan (Anonim, 2006).
Menurut Santoso (2004), kurang gizi pada anak TK umumnya disebabkan
karena kebiasaan makan anak yang tidak teratur. Di mana pada masa ini anak sudah
mulai memilih sendiri makanan yang disenangi dan sudah mulai menyukai makanan
di luar rumah dari pada makanan di rumah.
Untuk mengarahkan pembiasaan pola makan anak yang baik, Yayasan
Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan merupakan lembaga pendidikan prasekolah yang
telah mengadakan program makan bersama pada jam istirahat kepada muridnya
dengan membawa bekal masing-masing dari rumah. Hal ini dilakukan pihak yayasan
mengingat masih banyaknya anak TK lebih menyukai makanan lain daripada
menghabiskan bekal yang dibawa dari rumah.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas, peneliti
ingin mengetahui bagaimana status gizi dan pola makan anak TK di Yayasan
Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Tahun 2007.
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
1.3.1 Tujuan Umum
Yang menjadi tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
status gizi dan pola makan anak TK Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan
tahun 2007.
1.3.2 Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui jenis dan frekuensi makanan anak TK Yayasan Muslimat R.A
Al-Ittihadiyah Medan tahun 2007.
2. Mengetahui tingkat kecukupan energi, protein, vitamin A, zat besi dan seng (Zn)
pada anak TK Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah tahun 2007.
3. Mengetahui status gizi anak TK Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan
tahun 2007.
1.4Manfaat Penelitian
1. Sebagai informasi kepada pihak sekolah tentang status gizi dan pola makan anak
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak sekolah untuk memberi masukan bagi orang
tua murid tentang pentingnya memperhatikan konsumsi makan anak sesuai
dengan tingkat kecukupan yang dianjurkan dalam rangka pencapaian status gizi
yang baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anak Taman Kanak-Kanak
Jika dilihat dari segi umur, anak TK berada pada usia 4-6 tahun, yang berarti
juga dikelompokkan pada kelompok anak balita (bawah lima tahun). Pada usia ini,
anak balita mengalami pertumbuhan badan yang cukup pesat sehingga memerlukan
zat-zat gizi yang tinggi setiap kg berat badannya. Golongan kelompok ini merupakan
kelompok umur yang sering menderita sakit akibat kekurangan gizi. Pada usia ini,
anak juga sudah mempunyai sifat konsumen aktif yaitu sudah bisa memilih makanan
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
Beberapa kondisi dan anggapan orang tua dan masyarakat justru merugikan
penyediaan makanan bagi kelompok anak balita ini. Pertama, kondisi anak balita
adalah dalam periode transisi dari makanan bayi ke makan orang dewasa, oleh karena
itu mereka masih memerlukan adaptasi. Kedua, anak pada umur ini seringkali tidak
lagi begitu diperhatikan dan pengurusannya sering diserahkan kepada orang lain.
Ketiga, anak balita belum mampu mengurus dirinya dengan baik, terutama dalam hal
makanan, sedangkan ia tidak terlalu diperhatikan orang tuanya terhadap lingkungan
yang belum tentu memenuhi syarat kebersihan sehingga besar kemungkinannya
terkena infeksi (Santoso, 2004).
2.2 Pola Makan Anak TK
Pengertian pola makan menurut Lie Goan Hong dalam Karjati (1985) adalah
berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah bahan
makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk
suatu kelompok masyarakat tertentu.
Pola makan ini akan dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain adalah
kebiasaan kesenangan, budaya agama, taraf ekonomi, lingkungan alam dan
sebagainya. Sejak zaman dahulu kala, makanan selain untuk kekuatan/ pertumbuhan,
memenuhi rasa lapar, dan selera, juga mendapat tempat sebagai lambang yaitu
sebagai lambang kemakmuran, kekuasaan, ketentraman dan persahabatan. Semua
faktor bercampur membentuk suatu ramuan yang kompak yang disebut dengan pola
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
Dalam membentuk pola makan anak TK itu bukanlah urusan yang mudah.
Pada masa ini sebenarnya anak belajar makan dari apa yang tersedia di rumah. Salah
satu aspek yang perlu diperhatikan dalam membentuk pola makan yang baik adalah
dengan menciptakan situasi lingkungan yang nyaman. Hal ini dapat meningkatkan
gairah makan dan membuat anak menyukai makanan yang disajikan (Sintha, 2001).
2.2.1 Pengaturan Makan Anak TK
Walaupun kebutuhan nutrisi relatif kurang, golongan umur ini masih rawan
terhadap infeksi dan penyakit kurang gizi. Karena itu nutrisinya diutamakan terhadap
kalori dan protein, ditambah dengan perlunya perhatian terhadap masukan vitamin A
dan mineral besi. Jenis makanan keras dapat diberikan seperti pada orang dewasa.
Menu yang dihidangkan hendaknya bervariasi dengan bahan makanan hewani dan
nabati yang selalu bergantian (Markum, 2002).
Agar dapat menumbuhkan minat dan nafsu makan anak, harus terus-menerus
diupayakan berbagai cara. Dalam memberikan makanan, hendaknya diperhatikan
hal-hal berikut: (Santoso, 2004)
a. porsi makanan tidak terlalu besar. Untuk anak yang banyak makannya, dapat
diberikan tambahan makanan,
b. makanan cukup basah (tidak terlalu kering) agar mudah ditelan anak,
c. potongan makanan dan ukuran makanan cukup kecil sehingga mudah dimasukkan
ke dalam mulut anak dan mudah dikunyah,
d. tidak berduri atau bertulang kecil,
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
f. bersih, rapi dan menarik dari segi warna dan bentuk,
g. cukup bervariasi bahan dan jenis hidangannya sehingga anak tidak bosan dan
anak belajar mengenal berbagai jenis bahan makanan dan hidangan,
h. menggunakan alat makan dengan ukuran yang sesuai untuk anak TK. Tidak
berbahaya (dapat pecah dan tajam seperti kaca), dan juga dapat dibersihkan dan
disimpan dengan mudah dan baik.
Jadwal pemberian makan sama dengan orang dewasa, yaitu tiga kali makanan
utama (pagi, siang dan malam) dan dua kali makanan selingan (di antara dua kali
makanan utama).
Makanan yang dikonsumsi, yang dianjurkan adalah makanan seimbang yang
terdiri atas: (Santoso, 2004)
a. sumber zat tenaga, misalnya nasi, roti, mie, bihun, jagung, ubi, singkong,
tepung-tepungan, gula dan sebagainya,
b. sumber zat pembangun, misalnya ikan, telur, ayam, daging, susu,
kacang-kacangan, tahu, tempe dan sebagainya, dan
c. sumber zat pengatur, misalnya sayur-sayuran dan buah-buahan terutama yang
berwarna hijau dan kuning.
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup, menunjang
pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisik. Energi diperoleh dari karbohidrat, lemak
dan protein yang ada di dalam bahan makanan menentukan energinya. Kebutuhan
energi seseorang menurut FAO/ WHO (1985) adalah konsumsi energi berasal dari
makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi seseorang bila
mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat aktivitas yang sesuai dengan
kesehatan jangka panjang, dan yang memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yang
dibutuhkan secara sosial dan ekonomi. Pada anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui
kebutuhan energi termasuk kebutuhan untuk pembentukan jaringan-jaringan atau
untuk sekresi ASI yang sesuai dengan kesehatan.
Kekurangan energi terjadi bila konsumsi energi melalui makanan kurang dari
energi yang dikeluarkan. Akibatnya, berat badan kurang dari berat badan seharusnya
(ideal). Bila terjadi pada bayi dan anak-anak akan menghambat pertumbuhan dan
pada keadaan kronis akan mengakibatkan penyakit gizi yang disebut dengan
marasmus dan bila disertai kekurangan protein menyebabkan kwashiorkor.
Sedangkan kelebihan energi terjadi bila konsumsi energi melalui makanan melebihi
energi yang dikeluarkan. Kelebihan energi akan diubah menjadi lemak tubuh.
Akibatnya, terjadi berat badan lebih atau kegemukan. Kegemukan dapat
menyebabkan gangguan dalam fungsi tubuh, merupakan risiko untuk dapat
menyebabkan penyakit kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung
koroner, penyakit kanker, dan dapat memperpendek harapan hidup.
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
Protein adalah molekul makro dan bagian dari semua sel hidup dan
merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Nilai gizi protein ditentukan oleh kadar
asam amino esensial. Sumber protein dapat berasal dari protein nabati dan hewani.
Protein hewani biasanya mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan protein nabati. Protein memiliki fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh
zat gizi lain yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Di
samping itu protein berfungsi untuk: pertumbuhan dan pemeliharaan, mengatur
keseimbanagan air, sumber energi, pembentukan anti bodi, dan mengangkut zat-zat
gizi.
3. Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang esensial untuk pemeliharaan
kesehatan dan kelangsungan hidup. Di seluruh dunia (WHO, 1991) di antara
anak-anak prasekolah diperkirakan terdapat sebanyak 6-7 juta kasus baru xeroftalmia tiap
tahun, kurang lebih 10% di antaranya menderita kerusakan kornea. Di samping itu
kekurangan vitamin A dapat meningkatkan risiko anak terhadap penyakit infeksi
seperti penyakit saluran pernafasan dan diare, meningkatkan angka kematian karena
campak serta menyebabkan keterlambatan pertumbuhan (Almatsier, 2001).
Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani seperti hati, kuning telur, susu (di dalam
lemaknya) dan mentega. Sedangkan karoten terutama di dalam pangan nabati.
Vitamin A berperan dalam berbagai fungsi faali tubuh, antara lain: fungsi
penglihatan, fungsi kekebalan, pertumbuhan dan perkembangan.
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
Besi merupakan mineral makro yang paling terbanyak terdapat di dalam tubuh
di antaranya: sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai
alat angkut elektron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim
dalam jaringan tubuh (metabolisme energi, sistem kekebalan). Akibat kekurangan
besi dapat menimbulkan defisiensi besi, terutama menyerang golongan rentan seperti
anak-anak, remaja, ibu hamil dan menyusui. Secara luas defisiensi besi berpengaruh
terhadap kualitas SDM, yaitu terhadap kemampuan belajar dan produktivitas kerja.
Sumber baik besi adalah makanan hewani seperti daging, ayam, dan ikan. Sumber
baik lainnya adalah telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan, sayur-sayuran hijau dan
bebrapa jenis buah.
5. Seng (Zn)
Seng merupakan mineral mikro yang esensial bagi tubuh. Sebagian seng
berada di dalam hati, pankreas, ginjal otot dan tulang. Sumber paling baik seng
adalah sumber protein hewani terutama daging, hati, kerang dan telur. Serealia
tumbuk dan kacang-kacangan juga merupakan sumber yang baik, namun mempunyai
ketersediaan bilogik yang rendah. Dalam fungsi tubuh, seng berperan dalam fungsi
kekebalan tubuh, pembentukan kulit, metabolisme jaringan ikat dan penyembuhan
luka. Apabila kekurangan seng dapat dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan
dan kematangan seksual. Di samping itu fungsi pencernaan juga terganggu dan dapat
menimbulkan diare dan gangguan fungsi kekebalan (Almatsier, 2001).
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
Anak-anak TK sering tidak berselera untuk makan sehingga orang tua sering
menjadi was-was. Dalam memberikan makan pada anak, orang tua harus
memperhatikan porsi. Tidak perlu porsi maksimal disajikan dalam sekali makan.
Cara lain yang juga dianggap baik ialah dengan mengizinkan mereka mengambil
sendiri porsi yang mereka inginkan. Hal ini akan membuat anak merasa dihormati
dan memiliki hak yang sama dengan orang tuanya saat di meja makan.
Untuk memperkenalkan jenis makanan baru pada anak TK, orang tua harus
memilih saat yang tepat. Makanan baru hendaknya disajikan ketika anak sedang
lapar. Kondisi lapar akan membuat anak merasa bahwa makanan itu sesuai dengan
seleranya. Pada umumnya dalam hal makanan, anak TK tidak menyukai cita rasa
yang menyengat dan tidak terlalu asin (setengah rasa asin pada makanan orang tua)
(Sintha, 2001). Pada kelompok usia ini, telah dapat memilih serta menyukai makanan
yang manis, seperti permen, cokelat, dan es krim. Bila tidak diperhatikan dan dibatasi
dapat menyebabkan karies dentis atau nafsu makan yang berkurang (Markum, 2002).
2.2.3 Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan
Angka kecukupan gizi (AKG) atau Recommended Dietary allowances (RDA)
adalah banyaknya masing-masing zat gizi yang harus dipenuhi dari makanan untuk
mencukupi hampir semua orang sehat. Untuk Indonesia, AKG yang digunakan saat
ini secara nasional adalah Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI Tahun 1998.
Tujuan utama penyusunan AKG ini adalah untuk acuan perencanaan makanan dan
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
Kebutuhan untuk bayi dan anak merupakan kebutuhan zat gizi yang memungkinkan
pertumbuhan dan perkembangan. Anak yang tidak mendapat gizi akan mengalami
gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan terjadinya sel otak dengan
konsekuensi sel yang lebih sedikit. Sebaliknya anak yang mendapat gizi lebih tinggi
akan memperoleh kalori yang lebih tinggi juga. Dengan kata lain konsumsi yang
melebihi kebutuhan akan menyebabkan gizi lebih, sebaliknya konsumsi gizi yang
kurang menyebabkan kondisi kurang atau defisiensi.
Kebutuhan kalori untuk anak usia TK (umur 4-6 tahun) yang dianjurkan oleh
Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi 1998 adalah 1750 kkalori dan 32 gram
protein. Untuk kebutuhan vitamin A 460 RE per hari. Kebutuhan zat besi 9 mg per
hari sedangkan seng/ zincum (Zn) 10 mg per hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Tingkat Kecukupan Gizi Rata-Rata Anak TK (4-6 Tahun) Golongan
Sumber: Supariasa, dkk, 2001
2.2.4 Menu Makan Anak TK
Bagi anak-anak yang oran tuanya berada pada golongan ekonomi menengah
dan atas umur permulaan masuk sekolah jauh lebih muda dari 7 tahun. Pada umur dua
setengah sampai tiga tahun sudah dikirim ke play group yang selanjutnya ke TK pada
umur empat sampai enam tahun. Walaupun jam sekolah hanya 2 – 3 jam sehari dan
3-4 kali seminggu, sebaiknya diperhatikan jam-jam makan anak-anak tersebut jangan
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
Bagi anak TK makanan sehari-harinya dapat terdiri dari:
Makan Pagi
- Nasi atau roti disemir dengan mentega atau margarin.
- Telur, daging atau ikan.
- Satu gelas susu.
Makan Siang - Nasi.
- Daging, ayam, ikan, telur, tahu atau tempe.
- Sayur seperti tomat, wortel, bayam.
- Buah seperti pisang, jeruk, pepaya, apel.
- Satu gelas susu.
Makan Sore/ Malam
- Nasi atau roti disemir dengan mentega atau margarin.
- Daging, ayam, ikan, tahu atau tempe.
- Sayur mayur.
- Buah atau pudding.
- Satu gelas susu.
Di antara makan pagi dan makan siang, juga antara makan siang dan makan
malam, anak dapat diberi snack seperti biskuit, keju, kue basah, es krim. Jangan
memberikan makanan terlalu banyak hingga mengganggu nafsu makannya pada saat
makan siang atau makan malam (Pudjiadi, 2003).
2.3 Masalah Gizi Anak TK
Ditinjau dari sudut masalah kesehatan dan gizi, maka anak usia TK yaitu
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
rentan gizi, yaitu kelompok masyarakat yang paling mudah terkena kelainan gizi,
sedangkan pada saat ini mereka sedang mengalami proses pertumbuhan yang relatif
pesat, dan memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang relatif besar (Santoso, 2004).
Pemberian makan pada anak memang sering menjadi masalah buat orang tua
atau pengasuh anak. Kesulitan makan karena sering dan berlangsung lama sering
dianggap biasa. Sehingga akhirnya timbul komplikasi dan gangguan tumbuh
kembang lainnya pada anak. Salah satu keterlambatan penanganan masalah tersebut
adalah pemberian vitamin tanpa mencari penyebabnya sehingga kesulitan makan
tersebut terjadi berkepanjangan.
Kesulitan makan merupakan gejala atau tanda adanya penyimpangan,
kelainan dan penyakit yang sedang terjadi pada tubuh anak. Pengertian kesulitan
makan adalah jika anak tidak mau atau menolak untuk makan, atau mengalami
kesulitan mengkonsumsi makanan atau minuman dengan jenis dan jumlah sesuai usia
secara fisiologis (alamiah dan wajar), yaitu mulai dari membuka mulutnya tanpa
paksaan, mengunyah, menelan hingga sampai terserap di pencernaan secara baik
tanpa paksaan dan tanpa pemberian vitamin dan obat tertentu.
Gejala kesulitan makan pada anak adalah (Judarwanto, 2007)
(1) kesulitan mengunyah, menghisap, menelan makanan atau hanya bisa makanan
lunak atau cair,
(2) memuntahkan atau menyembur-nyemburkan makanan yang sudah masuk di
mulut anak,
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
(4) sama sekali tidak mau memasukkan makanan ke dalam mulut atau menutup
mulut rapat,
(5) memuntahkan atau menumpahkan makanan, menepis suapan dari orangtua,
(6) tidak menyukai banyak variasi makanan dan
(7) kebiasaan makan yang aneh dan ganjil.
Menurut Santoso (2004), ada beberapa penyakit yang berhubungan dengan
gizi. Penyakit-penyakit ini dapat dibagi dalam beberapa golongan, yaitu:
a. Penyakit gizi lebih (obesitas).
b. Penyakit gizi kurang (malnutrition, undernutrition).
c. Penyakit metabolik bawaan (inborn erros of metabolism).
d. Penyakit keracunan makanan (food intoxication).
2.4 Penilaian Status Gizi Anak TK 2.4.1 Status Gizi
Status gizi (nutrition status) merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan
dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, 2001).
Selanjutnya, Mc Laren dalam Suhardjo (1989) menyatakan bahwa status gizi
merupakan hasil keseimbangan antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh dan
penggunaannya.
Sedangkan menurut Soekirman (2000), status gizi adalah keadaan kesehatan
akibat interaksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia.
Status gizi seorang anak pada umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
1. Penyebab langsung, yaitu makanan anak dan penyakit infeksi yang mungkin
diderita anak. Anak yang mendapat makanan yang cukup baik tetapi sering
diserang penyakit infeksi dapat berpengaruh terhadap status gizinya. Begitu juga
sebaliknya anak yang makannya tidak cukup baik, daya tahan tubuhnya pasti
lemah dan pada akhirnya mempengaruhi status gizinya.
2. Penyebab tidak langsung, yang terdiri dari:
a. Ketahanan pangan di keluarga, terkait dengan ketersediaan pangan (baik dari
hasil produksi sendiri maupun dari pasar atau sumber lain), harga pangan dan
daya beli keluarga, serta pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.
b. Pola pengasuhan anak, berupa sikap dan perilaku ibu atau pengasuh lain
dalam hal keterdekatannya dengan anak, memberikan makan, merawat,
kebersihan, memberi kasih sayang dan sebagainya. Kesemuanya berhubungan
dengan keadaan ibu dalam hal kesehatan (fisik dan mental), status gizi,
pendidikan umum, pengetahuan tentang pengasuhan yang baik, peran dalam
keluarga atau di masyarakat, sifat pekerjaan sehari-hari, adat kebiasaan
keluarga dan masyarakat, dan sebagainya dari si ibu atau pengasuh anak.
c. Akses atau keterjangkauan anak dan keluarga terhadap air bersih dan
pelayanan kesehatan yang baik seperti imunisasi, pemeriksaan kehamilan,
pertolongan persalinan, penimbangan anak, pendidikan kesehatan dan gizi,
serta sarana kesehatan yang baik seperti posyandu, puskesmas, praktek bidan
atau dokter, dan rumah sakit. Makin tersedia air bersih yang cukup untuk
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
kesehatan, ditambah dengan pemahaman ibu tentang kesehatan, makin kecil
risiko anak terkena penyakit dan kekurangan gizi.
2.4.2 Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui status
gizi seseorang. Cara penilaian status gizi dapat ditentukan dengan cara penilaian
langsung, meliputi: antropometri, biokimia, klinis dan biofisik atau secara tidak
langsung, meliputi: survei konsumsi, statistik vital dan faktor ekologi (Supariasa,
2001).
Pada prinsipnya, penilaian status gizi anak sama dengan periode kehidupan
lain. Pemeriksaan yang perlu lebih diperhatikan tentu saja bergantung pada bentuk
kelainan yang bertalian dengan kejadian penyakit tertentu (Arisman, 2002).
Pada penelitian ini dilaksanakan penilaian status gizi dengan cara
antropometri dan survei konsumsi dengan alasan penggunaan antropometri secara
umum untuk melihat ketidakseimbangan asupan energi dan protein.
Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan
tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh. Sedangkan survei konsumsi
digunakan untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan
bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga dan perorangan
srta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut.
Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi.
Kombinasi antara beberapa parameter disebut dengan indeks antropometri. Indikator
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
gizi adalah berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U)
dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Adapun lingkar lengan atas (LILA)
cukup dengan nilai tunggal saja karena antara anak berumur 1-5 tahun perbedaannya
relatif kecil (As’ad, 2002).
Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa
tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak,
misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau
menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan adalah parameter
antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan
baik dan seimbang antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat
badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan
abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat
berkembang cepat atau lambat dari keadaan normal. Mengingat karakteristik berat
badan yang labil, maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat
ini (current nutritional status).
Kelebihan Indeks BB/U:
a. lebih mudah dan cepat dimengerti oleh masyrakat umum,
b. baik untuk mengukur status gizi akut atau kronis,
c. berat badan dapat berfluktuasi,
d. sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil, dan
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
Kelemahan Indeks BB/U:
a. dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru bila terdapat edema
maupun asites,
b. di daerah pedesaan yang masih terpencil dan tradisional, umur sering sulit ditaksir
secara tepat karena pencatatan umur yang belum baik,
c. memerlukan data umur yang akurat, terutama untuk anak di bawah usia lima
tahun,
d. sering terjadi kesalahan dalam pengukuran, seperti pengaruh pakaian atau
gerakan anak pada saat menimbang, dan
e. secara operasional sering mengalami hambatan karena masalah sosial budaya
setempat.
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan
pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan
pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif
kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek.
Berdasarkan karakteristik tersebut maka indeks TB/U menggambarkan status gizi
masa lalu. Beaton dan Bengoa (1973) menyatakan bahwa indeks TB/U di samping
memberikan gambaran status gizi masa lampau, juga lebih erat kaitannya dengan
status sosial-ekonomi.
Keuntungan Indeks TB/U:
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
b. ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa.
Kelemahan Indeks TB/U
a. tinggi badan tidak cepat naik, bahkan tidak mungkin menurun,
b. pengukuran relatif sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak, sehingga
diperlukan dua orang atau lebih untuk melakukannya,
c. ketepatan umur sulit didapat.
Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam
keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi
badan dengan kecepatan tertentu. Jelliffe pada tahun 1996 telah memperkenalkan
indeks BB/TB untuk mengidentifikasi status gizi. Indeks ini merupakan indikator
yang menilai status gizi saat kini (sekarang).
Keuntungan Indeks BB/TB
a. tidak memerlukan data umur,
b. dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal dan kurus).
Kelemahan Indeks BB/TB
a. tidak dapat memberikan gambaran apakah anak pendek, cukup tinggi badan atau
kelebihan tinggi badan menurut umurnya, karena faktor umur tidak
dipertimbangkan,
b. dalam praktek sering mengalami kesulitan dalam melakukan pengukuran
panjang/ tinggi badan pada kelompok balita,
c. membutuhkan dua macam alat ukur,
d. pengukuran relatif lama,
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
f. sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran, terutama bila
dilakukan oleh kelompok non-profesional.
(Supariasa, 2001).
Survei konsumsi makanan merupakan salah satu metode yang digunakan
dalam penentuan status gizi perorangan atau kelompok. Berdasarkan jenis data yang
diperoleh, maka pengukuran konsumsi makanan terdiri atas data yang bersifat
kualitatif dan kuantitatif. Pada penelitian ini dilakukan survei makanan yang bersifat
kualitatif yaitu metode frekuensi makanan (food frequency) dan metode kuantitatif
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
2.5 Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan:
Dari pola konsumsi makan dilihat jenis makanan dan frekuensi makan setiap
hari. Kemudian dari jenis bahan makanan tersebut dapat diketahui tingkat kecukupan
gizinya yang terdiri dari energi, protein, vitamin A, besi (Fe) dan seng (Zn) yang
dapat mempengaruhi status gizi anak TK. - Jenis Makanan
- Frekuensi Makan
Status Gizi Anak TK - Energi
- Protein - Vitamin A - Besi (Fe) - Seng (Zn)
Pola Makan Anak TK
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif yaitu
melihat gambaran status gizi dan pola makan anak TK di Yayasan Muslimat R.A
Al-Ittihadiyah Medan tahun 2007. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah
crosssectional yaitu penelitian yang mengamati subjek dengan pendekatan suatu saat.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Jl.
Sei Kera No. 199 Medan. Lokasi penelitian ditentukan dengan alasan bahwa murid di
sekolah tersebut lebih menyukai jajanan di lingkungan sekolah dari pada bekal yang
dibawa dari rumah dan belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2007 sampai dengan September
2007.
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
Yang menjadi populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh murid
yang terdaftar di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan yaitu sebanyak 43
orang (total sampling). Responden dalam penelitian ini adalah orang tua/ wali seluruh
murid di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data penelitian diperoleh dengan melalui dua cara, yaitu:
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil pengukuran dan penimbangan
langsung terhadap anak TK serta menanyakan tentang konsumsi anak TK kepada
orang tuanya untuk mengetahui jumlah energi, protein, vitamin A, zat besi dan
seng dengan menggunakan formulir food recall 2x24 jam, sedangkan frekuensi
makan diperoleh dengan menggunakan formulir food frequency.
b. Data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan dari bagian administrasi Yayasan
Muslimat R.A Al-Ittihadiyah tahun 2006 yang meliputi gambaran umum Yayasan
tersebut.
3.5 Definisi Operasional
1. Anak TK : Anak berumur 4-6 tahun yang terdaftar sebagai
peserta kegiatan belajar di Yayasan Muslimat R.A
Al-Ittihadiyah Medan.
2. Pola Makan Anak : Suatu kegiatan yang dilakukan dalam pemberian
makan pada anak yang dimakan setiap hari, meliputi
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
3. Jenis Makanan : Informasi tentang berbagai macam makanan yang
diberikan kepada anak TK.
4. Frekuensi Makan : Jumlah berapa kali suatu jenis makanan yang
dikonsumsi anak TK dalam sehari.
5. Tingkat Kecukupan Gizi : banyaknya zat gizi berupa energi, protein, vitamin A,
zat besi (Fe) dan seng (Zn) yang dikonsumsi anak TK
dalam sehari dibandingkan dengan AKG.
6. Status Gizi Anak TK : Suatu keadaan yang memberikan petunjukan tentang
keadaan gizi murid berdasarkan indeks antropometri
BB/U, TB/U dan BB/TB berdasarkan standar
WHO-NCHS.
3.6 Aspek Pengukuran 3.6.1 Jenis Makanan
Jenis makanan diperoleh melalui wawancara kepada orang tua/ wali murid
dengan menggunakan formulir food recall 2x24 jam.
3.6.2 Frekuensi Makan
Frekuensi makan diperoleh melalui wawancara kepada orang tua/wali murid
dengan menggunakan formulir food frequency.
3.6.3 Tingkat Kecukupan Gizi
Tingkat kecukupan gizi diukur dengan melihat tingkat konsumsi energi,
protein, vitamin A, zat besi (Fe) dan seng (Zn) dengan rumus:
K
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
KC
Keterangan:
TK = Tingkat Kecukupan
K = Konsumsi
KC = Kecukupan yang dianjurkan
Hasil analisis bahan makanan selama dua hari akan dihitung rata-rata
konsumsi energi dan proteinnya, kemudian dibandingkan dengan angka kecukupan
energi dan protein. Tingkat energi dan protein dapat digolongkan atas: (Supariasa,
2001)
a. ≥ 100% AKG : Baik
b. 80 – 90% AKG : Sedang
c. 70 – 80% AKG : Kurang
d. < 70% AKG : Defisit
untuk vitamin dan mineral:
a. < 100% : Tidak cukup
b. ≥ 100% : Cukup
3.6.4 Status Gizi
Penilaian status gizi ditentukan berdasarkan Z-Skor atau Standard Deviation
Score (Skor Simpang Baku) untuk indeks berat badan menurut umur (BB/U), tinggi
badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Cara
menghitung Skor Simpang Baku (Z-Skor/ SSB) dipakai rumus: (Supariasa, 2001)
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
Nilai Simpangan Baku Rujukan
Kategori sesuai dengan klasifikasi status gizi berdasarkan indeks berat badan menurut
umur (BB/U) yang dibagi menjadi: (Soekirman, 2000)
a. Gizi Buruk : bila Z-Skor terletak < -3 SD
b. Gizi Kurang : bila Z-Skor terletak ≥ -3 SD s/d < -2 SD
c. Gizi Baik : bila Z-Skor terletak ≥ -2 SD s/d 2 SD
d. Gizi lebih : bila Z-Skor terletak > 2 SD
Kategori sesuai dengan klasifikasi status gizi berdasarkan indeks tinggi badan
menurut umur (TB/U) yang dibagi menjadi:
a. Sangat Pendek : bila Z – Skor terletak < -3 SD
b. Pendek : bila Z – Skor terletak < -2 SD s/d ≥ -3 SD
c. Normal : bila Z – Skor terletak dari ≥ -2 SD
Kategori sesuai dengan klasifikasi status gizi berdasarkan indeks berat badan menurut
tinggi badan (BB/TB) yang dibagi menjadi:
a. Sangat kurus : bila Z – Skor terletak < - 3 SD
b. Kurus : bila Z – Skor terletak ≥ -3 SD s/d < - 2 SD
c. Normal : bila Z – Skor terletak di antara ≥ -2 SD s/d 2 SD
d. Gemuk : bila Z – Skor terletak > 2 SD
3.7 Analisis Data
Data yang telah disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan 4.1.1 Profil Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan
Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan merupakan lembaga pendidikan
prasekolah yang berdiri sejak tanggal 31 Oktober 1994 dan terletak di Jl. Sei Kera
No. 199 Medan.
Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan khususnya untuk
anak prasekolah (usia 4-6 tahun), Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan
menggabungkan antara pendidikan agama dengan pendidikan umum. Di samping itu,
lembaga pendidikan ini juga mengadakan kegiatan ekstra kurikuler yang mengarah
pada seni budaya sebagai wadah untuk mengembangkan potensi dan kreativitas anak.
Visi dan Misi Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan adalah sebagai
berikut:
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
Misi : Dalam rangka mencapai visi tersebut maka dirumuskan misi sebagai berikut:
1. Mencerdaskan generasi Islam melalui proses belajar mengajar yang baik
dan berpedoman pada nilai-nilai Islam.
2. Menciptakan akhlakul karimah generasi Islam sejak dini dengan
memberikan pendidikan akhlak yang baik.
4.1.2 Guru dan Pegawai
Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan berada di bawah kepengurusan
Hj. Yusnidar Harahap selaku ketua Yayasan yang dibantu oleh Hj Nuraini Maad
sebagai pengawas yayasan. Yayasan ini dipegang oleh Soraya Rangkuti sebagai
kepala sekolah dan dibantu oleh empat orang guru serta satu orang di bagian tata
usaha.
4.2 Gambaran Umum Responden 4.2.1 Umur
Tabel 4.1 Distribusi Responden Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Kelompok Umur
No. Kelompok Umur Jumlah
Jumlah Persentase (%)
1. 2. 3.
20 – 29 30 – 39
≥ 40
7 26 10
16,3 60,5 23,2
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kelompok umur responden
terbanyak adalah pada usia antara 30-39 tahun yaitu sebanyak 26 orang (60,5%), dan
yang paling sedikit terdapat pada usia antara 20-29 tahun yaitu 7 orang (16,3%).
4.2.2 Suku
Tabel 4.2 Distribusi Responden Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Suku
No. Suku Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa suku bangsa responden
mayoritas adalah Jawa yaitu sebanyak 14 orang (32,6%), dan minoritas bersuku
bangsa India dan Banten yaitu masing-masing 1 orang (2,3%).
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
Tabel 4.3 Distribusi Responden Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Pendidikan
No. Pendidikan Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kelompok pendidikan
responden mayoritas adalah tamat SLTA yaitu sebanyak 25 orang (58,1%), dan
minoritas adalah diploma yaitu 5 orang (11,6%).
4.2.4 Pekerjaan
Tabel 4.4 Distribusi Responden Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Pekerjaan
No. Pekerjaan Jumlah Ibu Rumah Tangga Pegawai Swasta
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pekerjaan responden
mayoritas adalah ibu rumah tangga yaitu 23 orang (53,5%) dan minoritas adalah
dokter umum, PNS dan perawat masing-masing 1 orang (2,3%).
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
Tabel 4.5 Distribusi Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas jenis kelamin
murid adalah perempuan yaitu sebanyak 23 orang (53,5%) dan laki-laki sebanyak 20
orang (46,5%).
Tabel 4.6 Distribusi Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Umur
No. Umur (Bulan) Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas umur murid adalah
usia antara 50 – 59 bulan yaitu sebanyak 26 orang (60,5%) dan paling sedikit pada
usia antara 40 – 49 bulan yaitu sebanyak 4 orang (9,3%).
4.4 Pola Makan Anak TK
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
Frekuensi makan dan jenis makanan pokok yang dikonsumsi oleh anak TK
pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Pokok yang Diberikan pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007
No. Jenis Makanan
Frekuensi Jlh
>1x/ hari 1x/hari 4-6x/minggu 1-3x/minggu 1x/ bulan
n % n % n % n % n %
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi makan untuk nasi
seluruh anak TK (100%) mengonsumsi >1x/hari. Sedangkan paling sedikit adalah
frekuensi makan ubi 1x/ bulan yaitu 5 orang (11,6%).
2. Lauk Hewani
Frekuensi makan dan jenis makanan lauk hewani yang dikonsumsi oleh anak
TK pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Lauk Hewani yang Diberikan pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007
No. Jenis Makanan
Frekuensi
Jlh
>1x/ hari 1x/hari 4-6x/minggu 1-3x/minggu 1x/ bulan
n % n % n % n % n %
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi makan jenis lauk
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
29 orang (67,4%) dan yang paling sedikit daging/ ayam dengan frekuensi 4-6x/
minggu yaitu sebanyak 2 orang (4,7%).
3. Lauk Nabati
Frekuensi makan dan jenis makanan lauk nabati yang dikonsumsi oleh anak
TK pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Lauk Nabati yang Diberikan pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007
No. Jenis Makanan
Frekuensi
Jlh
>1x/ hari 1x/hari 4-6x/minggu 1-3x/minggu 1x/ bulan
n % n % n % n % n %
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi makanan lauk
nabati yang dikonsumsi oleh anak TK paling banyak adalah tempe dengan frekuensi
1x/ hari yaitu sebanyak 16 orang (37,2%) dan paling sedikit juga tempe dengan
frekuensi 1x/bulan yaitu 2 orang (4,7%).
4. Sayur-sayuran
Frekuensi makan dan jenis makanan sayur-sayuran yang dikonsumsi oleh
anak TK pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Sayur-Sayuran yang Diberikan pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007
No. Jenis Makanan
Frekuensi
Jlh
>1x/ hari 1x/hari 4-6x/minggu 1-3x/minggu 1x/ bulan
Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007
USU e-Repository©2009
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi makanan
sayur-sayuran yang dikonsumsi oleh anak TK paling banyak adalah sayur sop dengan
frekuensi 1-3x/ minggu yaitu sebanyak 20 orang (46,5%) dan paling sedikit juga
sayur sop juga dengan frekuensi 1x/ hari yaitu orang (2,3%).
5. Buah-buahan
Frekuensi makan dan jenis makanan buah-buahan yang dikonsumsi oleh anak
TK pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Buah-Buahan yang Diberikan pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007
No. Jenis
Makanan
Frekuensi
Jlh >1x/ hari 1x/hari 4-6x/minggu 1-3x/minggu 1x/ bulan
n % n % n % n % n % Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi makan