LAMPIRAN 1
KUISIONER PENELITIAN
Petunjuk : mohonjawabanataspertanyaanberikut ini denganmemberi tanda centang(√) padajawabanyangpalingtepatmenurut pendapat Bapak/Ibu/Saudara.
IDENTITAS RESPONDEN
Beri tanda (x) atau (√) pada identitas pengenalBapak/Ibu/Saudara.
1. Nama : ...
2. Jenis Kelamin : Pria Wanita
3. Umur Responden :
4. PendidikanTerahir :
5. Jumlah Tanggungan :
Jawablahpertanyaandibawahinidenganmemberitandacentang√)padajawabanyang
NO TingkatPendapatan Kriteria Skor 1 TingkatPendapatan
.
Rendah: <Rp.5.000.000
Sedang : Rp. 5.000.000 – Rp. 10.000.000
Tinggi:Rp.>10.000.000
NO PengeluaranRumah
T
Kriteria Skor
1 PengeluaranRumahTangga Rendah: <Rp.1.000.000 Sedang: Rp.1.000.000–Rp. 5.000.000
Tinggi:>Rp.5.000.000
NO KondisiTempatTinggal Kriteria Skor
1 Jenislantai Tanah
Kayu
Semendankeramik
2 Jenisdinding Kayu
Semi Tembok
3 Jenisatap Rumbia
Seng Genteng 4 Keadaanruangan Pengap
Panas Nyaman 5 Statuskepemilikanrumah Sewa
Numpang Rumahsendiri
NO FasilitasTempatTinggal Kriteria Skor
1 Aksesjalan Tanah/pasir/papan Kerikil/batudiperkeras Semen/conblock/aspal
2 Tempatpembuangansampah Dibuangke selokan/sungai/laut Ditimbun
Diangkutpetugaspemda
3 Alatpenerangan Lamputemple/pelita/lampuminyak Petromaks
ListrikPLN/GeneratorSet 4 Sumberairbersih Sungai
Sumur
LedengatauPAM/beli 5 Fasilitaskamarmandidan
WC
NO KesehatanAnggota Keluarga
Kriteria Skor
1 AnggotakeluargayangSakit SetiapBulan
Satuanggotakeluarga Duaanggotakeluarga Tigaanggotakeluarga 2 Obat-obatanyangTersediadi
TempatTinggal
TidakAda KurangLengkap Lengkap
3 PolaOlahRaga Jarang
Sedang Rutin
NO PelayananKesehatan Kriteria Skor
1 Jarakrumahsakitterdekat Jauh Sedang Dekat 2 Biayaberobatkesarana
kesehatan
Mahal Sedang Murah 3 Sumberkeuanganuntuk
akseskesehatan
Askeskin/jamkesmas Asuransikesehatan/ Askes BiayaPribadi
NO PelayananPendidikan Kriteria Skor
1 Jarakkesekolah Jauh Sedang Dekat
2 Biayasekolah Mahal
Sedang Murah
NO SaranaTransportasi Kriteria Skor
1 Ongkoskenderaan Mahal Sedang Murah 2 Kendaraanyangdimiliki Tidakada
Sepedaatausepedamotor Mobil
LAMPIRAN 2 DATA SPSS
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 20 - 29tahun 30 31.2 31.2 31.2
30 - 39tahun 37 38.5 38.5 69.8
40 - 49tahun 25 26.0 26.0 95.8
50 - 59tahun 4 4.2 4.2 100.0
Total 96 100.0 100.0
Tanggungan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 orang 5 5.2 5.2 5.2
2 orang 18 18.8 18.8 24.0
3 orang 29 30.2 30.2 54.2
4 orang 22 22.9 22.9 77.1
5 orang 12 12.5 12.5 89.6
6 orang 8 8.3 8.3 97.9
> 6 orang 2 2.1 2.1 100.0
Total 96 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid belum tamat SD 6 6.2 6.2 6.2
SD/MI 43 44.8 44.8 51.0
SMP/sederajat 25 26.0 26.0 77.1
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid belum tamat SD 6 6.2 6.2 6.2
SD/MI 43 44.8 44.8 51.0
SMP/sederajat 25 26.0 26.0 77.1
SMA/sederajat 22 22.9 22.9 100.0
Total 96 100.0 100.0
Pendapatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid rendah 96 100.0 100.0 100.0
Pengeluaran
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid <1.000.000 35 36.5 36.5 36.5
1.000.000 - 5.000.000 61 63.5 63.5 100.0
Total 96 100.0 100.0
keadaan.temp.tinggal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid non permanen 96 100.0 100.0 100.0
fas.temp.tinggal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Kesehatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid kurang 55 57.3 57.3 57.3
cukup 41 42.7 42.7 100.0
Total 96 100.0 100.0
pelayanan.kesehatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sulit 96 100.0 100.0 100.0
kem.mendptkan.pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid cukup 96 100.0 100.0 100.0
Transportasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sulit 85 88.5 88.5 88.5
cukup 11 11.5 11.5 100.0
LAMPIRAN 3 DISTRIBUSI JAWABAN
Jawaban kuisioner responden No.
responden
Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. 1 1 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
2. 1 1 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
3. 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
4. 1 1 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
5. 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
6. 1 2 2 1 2 3 3 1 1 3 3 3
7. 1 1 2 1 2 3 3 1 1 3 3 3
8. 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
9. 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
10. 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
11. 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
12. 1 1 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
13. 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
14. 1 1 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
15. 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
16. 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
17. 1 1 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
18. 1 2 2 1 2 3 3 1 1 3 3 3
19. 1 1 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
20. 1 2 2 1 2 3 3 1 1 3 3 3
21. 1 1 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
22. 1 2 2 1 2 3 3 1 1 3 3 3
23. 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
24. 1 1 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
25. 1 1 2 1 2 1 3 1 1 3 3 3
26. 1 1 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
27. 1 2 2 1 2 3 3 1 1 3 3 3
28. 1 2 2 1 2 3 3 1 1 3 3 3
29. 1 2 2 1 2 3 3 1 1 3 3 3
30. 1 2 2 1 2 3 3 1 1 3 3 3
31. 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
32. 1 1 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
33. 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
34. 1 1 2 1 2 3 3 1 1 3 3 3
35. 1 2 2 1 2 3 3 1 1 3 3 3
37. 1 2 2 1 2 3 3 1 1 3 3 3
38. 1 1 2 1 2 3 3 1 1 3 3 3
39. 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
40. 1 1 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
41. 1 1 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
42. 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
43. 1 1 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
44. 1 2 2 1 2 3 3 1 1 3 3 3
45. 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
46. 1 1 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
47. 1 1 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
48. 1 2 2 1 2 1 3 1 1 3 3 3
49. 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
50. 1 1 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
51. 1 1 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
52 1 2 2 1 2 3 3 1 1 3 3 3
53 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
54 1 1 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
55 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
56 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
57 1 1 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
58 1 1 2 1 2 3 3 1 1 3 3 3
59 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
60 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
61 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
62 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
63 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
64 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
65 1 1 2 1 2 1 3 1 1 3 3 3
66 1 2 2 1 2 1 3 1 1 3 3 3
67 1 1 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
68 1 2 2 1 2 3 3 1 1 3 3 3
69 1 1 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
70 1 1 2 1 2 3 3 1 1 3 3 3
71 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
72 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
73 1 2 2 1 2 3 3 1 1 3 3 3
74 1 2 2 1 2 3 3 1 1 3 3 3
75 1 1 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
76 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
77 1 1 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
78 1 1 2 1 2 1 3 1 1 3 3 3
79 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
81 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
82 1 2 2 1 2 3 3 1 1 3 3 3
83 1 2 2 1 2 3 3 1 1 3 3 3
84 1 1 2 1 2 3 3 1 1 3 3 3
85 1 1 2 1 2 3 3 1 1 3 3 3
86 1 1 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
87 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
88 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
89 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
90 1 2 2 1 2 3 3 1 1 3 3 3
91 1 1 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
92 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
93 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
94 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
95 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
96 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 3
No. responden
Pertanyaan
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1. 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1
2. 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1
3. 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1
4. 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1
5. 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1
6. 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
7. 2 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1
8. 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1
9. 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1
10. 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1
11. 3 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1
12. 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 3
13. 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1
14. 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1
15. 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1
16. 2 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1
17. 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1
18. 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1
19. 3 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1
20. 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1
21. 3 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1
22. 2 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1
23. 3 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1
25. 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1
26. 3 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1
27. 3 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1
28. 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1
29. 3 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1
30. 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 3
31. 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1
32. 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
33. 1 2 1 1 2 1 1 3 1 2 3
34. 2 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1
35. 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1
36. 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 3
37. 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1
38. 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1
39. 2 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1
40. 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1
41. 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1
42. 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1
43. 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
44. 2 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1
45. 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1
46. 2 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1
47. 3 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1
48. 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 3
49. 3 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1
50. 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1
51. 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1
52 2 1 1 1 2 1 1 3 1 2 3
53 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1
54 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1
55 3 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1
56 2 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1
57 3 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1
58 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1
59 3 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1
60 1 2 1 1 2 1 1 3 1 2 3
61 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1
62 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1
63 3 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
64 3 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1
65 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1
66 3 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1
67 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1
69 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1
70 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1
71 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1
72 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1
73 2 1 1 1 2 1 1 3 1 2 3
74 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
75 2 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1
76 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1
77 2 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1
78 3 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1
79 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
80 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
81 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 3
82 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1
83 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 3
84 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1
85 3 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1
86 3 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1
87 3 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1
88 2 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1
89 3 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1
90 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 3
91 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1
92 3 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1
93 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1
94 3 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1
95 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1
Daftar Pustaka Sumber: Buku dan Jurnal
Puryono, Sri. 2016. Mengelola Laut Untuk Kesejahteraan Rakyat. Jakarta:
Kompas Gramedia
Retnowati, Endang. 2011. Nelayan Indonesia Dalam Pusaran Kemiskinan
Struktural (Prespektif Sosial, Ekonomi dan Hukum).Jurnal Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya
Satria, Arif. 2015. Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir. Jakarta: Pustaka Obor
Indonesia
Setiawan, Budi. 2015. Teknik Praktis Analisis Data Penelitian Sosial dan Bisnis
dengan SPSS. Yogyakarta: Andi
Sipahelut, Michael. 2010. Analisis Pemberdayaan Masyarakat Nelayan di
Kecamatan Tobelo Kabupaten Halmahera Utara. Jurnal Institut Pertanian
Bogor.
Sugiharto, Eko. 2007. Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Desa Benua
Baru Hilir Berdasarkan Indikator Badan Pusat Statistik: Jurnal Jurusan
Sosial Ekonomi Perikanan FPIK Unmul Samarinda Kutai Timur.
Sugiharto, Eko, Salmani, dan Gunawan. 2006. Studi Tingkat Kesejahteraan
Masyarakat Nelayan di Kampung Gurimbang Kecamatan Sambaliung
Kabupaten Berau: Junal Ilmu Perikanan Tropis.
Supri, Mulyadi. 2005. Ekonomi Kelautan. Jakarta: Fajar Interpratama Offset
Todaro, Michael P. 2011. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta:
Erlangga
Sumber: Internet
2016)
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan
dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan
dan menguji hipotesis penelitian.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian tentang Analisis Tingkat Kesejahteraan Nelayan di Kampung
Nelayan Seberang Kecamatan Medan Belawan ini menggunakan metode
penelitian Deskriptif Kuantitatif. Penelitian Deskriptif, yaitu menjelaskan
hubungan antar variabel dengan menganalisis data numerik (angka) menggunakan
metode statistik melalui pengujian hipotesa.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Kampung Nelayan Seberang Kecamatan
Medan Belawan. Tahapan penelitian ini dilakukan selama 3 bulan. Sumber data
yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data perimer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dengan cara observasi dilokasi penelitian dan mengadakan
wawancara langsung dengan responden. Wawancara ini berpedoman pada daftar
pertanyaan yang telah disusun dengan masalah dan tujuan penelitian. Data
sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang
telah ada, data sekunder dalam penelitian ini berfungsi sebagai data pendukung.
Data yang dijadikan referensi diperoleh melalui Badan Pusat Statistik dan Dinas
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi
Sugiyono (2011:90) mengemukakan populasi adalah wilayah generelisasi
yang terdiri dari atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah data seluruh penduduk
Kampung Nelayan Seberang Kecamatan Medan Belawan yang bekerja sebagai
nelayan. Jumlah penduduk yang bekerja sebagai nelayan adalah 2.200 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode random
sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak
dan dimana tiap unsur yang membentuk populasi diberi kesempatan yang sama
untuk terpilih menjadi sampel. (Sugiyono, 2011:93)
Dalam penarikan sample maka jumlahnya harus representive untuk
nantinya hasil bisa digeneralisasi. Untuk memenuhi persyaratan tersebut diambil
menggunakan rumus Slovin, yaitu:
n = � 1+��2
Keterangan:
n = Besar Sampel
N = Jumlah nelayan di Kampung Nelayan Seberang
Dengan menggunakan rumus Slovin tersebut maka :
n = � 1+��2
n = 2200 1+ 2200 (0,1)2
n = 2200 1+2200 (0,01)
n = 96 responden
Dari perhitungan tersebut didapat 96 orang. Dengan demikian sampel
yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 96 responden.
Penentuan jumlah sampel penelitian menggunakan teknik pengambilan
sampel secara teknik sampel random sampling, yaitu suatu tipe sampling
probabilitas. Teknik ini sangat populer dan banyak dianjurkan penggunaannya
dalam proses penelitian. Pada teknik acak ini, secara teoritis, semua anggota
dalam populasi mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih
menjadi sampel. Teknik ini merupakan teknik yang paling objektif, dibandingkan
dengan teknik-teknik sampling yang lain.
3.4 Metode pengumpulan Data
Dalam melakukan kegiatan selalu ada kegiatan untuk melakukan
pengumpulan data. Metode pengumpulan data primer dalam penelitian ini
menurut Sugiyono (2011:165) yaitu:
3.4.1 Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan
kuisioner. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian
ini banyak digunakan untuk mengamati pola kehidupan dan perilaku masyarakat
nelayan secara langsung.
3.4.2 Kuisioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2011:162)
3.5 Definisi Operasional
1. Kesejahteraan (Y) adalah suatu dimana kebutuhan hidup masyarakat nelayan
terpenuhi dengan kebutuhan pangan, sandang, papan sehingga dapat
dikatakan masyarakat sejahtera.
2. Pendapatan (X1) adalah penghasilan yang diperoleh masyarakat nelayan
setiap bulan dalam jumlah rupiah atau penghasilan yang didapat nelayan
dalam jangka waktu mereka bekerja atau melaut.
3. Pendidikan (X2) adalah suatu keadaan yang dinilai dari kemudahan
masyarakat nelayan dalam memasukkan anak ke jenjang pendidikan.
4. Kesehatan (X3) adalah suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan
dan memungkinkan setiap orang produktif secara sosial dan ekonomis.Serta
dinilai dari kemudahan masyarakat nelayan dalam mendapatkan fasilitas
kesehatan.
5. Kondisi rumah serta fasilitas yang dimiliki (X4) adalah suatu kelayakan
tempat tinggal yang menggambarkan kesejahteraan masyarakat nelayan.
Haliniberpengaruh terhadapkepuasaandan merupakan kebutuhan utama untuk
kepemilikan rumah yang ditempati, jenislantai, jenisdinding, jenisatap, dan
keadaan ruangan padatempat tinggal tersebut.
3.6 Analisis Data
DalamPenelitianini,teknikanalisisdatayangdigunakan adalahteknik
analisis deskriptif kualitatif,dimanadatayangdikumpulkanadalahhasil
wawancara,kemudian dianalisis menggunakan indikator yangdigunakan.
Menurut Badan Pusat Statistik, indikator yang digunakan untuk
mengetahui tingkat kesejahteraan ada delapan yaitu pendapatan, konsumsi atau
pengeluaran keluarga, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal, kesehatan
anggota keluarga, kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, kemudahan
memasukkan anak ke jenjang pendidikan, dan kemudahan mendapatkan fasilitas
transportasi.
Tabel 3.1
IndikatorKeluarga Sejahtera BerdasarkanBadan Pusat Statistik
No. Indikator Kesejahteraan Kriteria Skor
1. Tingkat pendapatan Tinggi (>Rp 10.000.000)
Sedang(Rp5.000.000–Rp
10.000.000)
Rendah (<Rp 5.000.000)
3
2
1 2. Konsumsi atau
pengeluaranrumah tangga
Tinggi (>Rp 5.000.000) Sedang(Rp1.000.000–Rp
5.000.000)
Rendah (<Rp 1.000.000)
3
2
3. Keadaan Tempat Tinggal Permanen (19 – 25)
Semi Permanen (12 – 18)
Non Permanen (5 – 11)
3
2
1
4. Fasilitas Tempat Tinggal Lengkap (19 – 25)
Cukup (12 – 18) Kurang (5 – 11)
3
2
1 5. KesehatanAnggota
Keluarga
Bagus (7 –9)
Cukup (5 – 6) Kurang (3 –4)
3
2
1 6. Kemudahan Mendapatkan
Pelayanan Kesehatan
Mudah (7 –9)
Cukup (5 – 6) Sulit (3 –4)
3
2
1 7. KemudahanMemasukkan
Anak Kejenjang
Pendidikan
Mudah (5 –6)
Cukup (3 – 4) Sulit (1 –2)
3
2
1 8. KemudahanMendapatkan
Fasilitas Transportasi
Mudah (7 –9)
Cukup (5 – 6) Sulit (3 –4)
3
2
1 Kriteria untukmasing-masing klasifikasi sebagai berikut:
Tingkat Kesejahteraan Tinggi : NilaiSkor 20 – 24
Tingkat Kesejahteraan Sedang : Nilai Skor 14 –19
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian
Kota Medan memiliki luas 26.510 Ha dan Kecamatan Medan Belawan, ,
Kelurahan Belawan I sendiri memiliki luas 1,10 km2. Lokasi dari Kampung
Nelayan itu sendiri berada di Kecamatan Medan Belawan Kelurahan Belawan I.
Kampung Nelayan tersebut berdiri diatas air, dan jika ingin pergi kedaratan harus
menggunakan boat.
Jumlah penduduk di Kampung Nelayan Seberang berjumlah 2.200 jiwa,
dan memiliki 565 kepala keluarga. Kepala keluarga yang berprofesi sebagai
nelayan berjumlah 500 kepala keluarga.
4.2 Hasil Penelitian
Responden dalam penelitian ini berjumlah 96 orang. Responden
merupakan masyarakat Kampung Nelayan Seberang yang berprofesi sebagai
nelayan. Hasil penelitian didapatkan melalui pengumpulan data dengan
menggunakan kuisioner dan observasi lapangan. Data dimaksud meliputi
karakteristik, responden dan data indikator tingkat kesejahteraan masyarakat
nelayan.
4.2.1 Data Karakteristik Responden
Dari hasil pengumpuan data melalui kuisioner yang dijawab atau diisi
responden, diperoleh gambaran karakteristik responden meliputi data tentang
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 96 responden diperoleh data
distribusi karakteristik responden berdasarkan umur yang akan disajikan pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Data Karakteristik Berdasarkan Umur
No Umur Jumlah
Responden
Persentase(% )
1 20 s/d 29 tahun 30 31,25
2 30 s/d 39 tahun 37 38,54
3 40 s/d 49 tahun 25 26,04
4 50 s/d 59 tahun 4 4,17
Total 96 100
Sumber: Data diolah
Sesuai data pada tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa kelompok umur
responden berumur 30-39 tahun lebih banyak dibandingkan dengan responden
umur lain. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya masyarakat di daerah
Kampung Nelayan Sebarang pada umumya berada pada usia produktif yaitu
berada pada usia berkisar antara 30-39 tahun yang sebanyak 37 responden.
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Hasil penelitian terhadap 96 responden diperoleh distribusi data
karakteristik responden berdasarkan data pendidikan yang didapat dilihat pada
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah
Responden
Persentase(% )
1 Belum tamat SD 6 6,25
2 SD/MI 43 44,79
3 SMP/sederajat 25 26,04
4 SMA/sederajat 22 22,92
5 D3/S1 0 0
Total 96 100
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar
responden berpendidikan SD/MI sebanyak 43 orang atau 44,79% dan diikuti yang
berpendidikan SMP/Sederajat sebanyak 25 orang atau 26,04%. Ada juga
responden yang tidak tamat SD sebanyak 6 orang atau 6,25% dan yang
berpendidikan D3/S1 tidak ada. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa
masyarakat di Kampung Nelayan Seberang masih berada pada tingkat pendidikan
yang masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan masyarakat yang
4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan dalam keluarga yang harus dibiayai oleh responden
berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel distribusi seperti tertera
berikut ini:
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarakan Jumlah Tanggungan Keluarga No Jumlah Tanggungan Jumlah
Responden
Persentase(% )
1 1 orang 5 5,21
2 2 orang 18 18,75
3 3 orang 29 30,21
4 4 orang 22 22,92
5 5 orang 12 12,5
6 6 orang 8 8,33
7 >6 orang 2 2,08
Total 96 100
Sumber: Data diolah
Dengan melihat tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa pada umumnya
responden memiliki tanggungan 3 orang sebanyak 29 orang atau 30,21%,
sementara responden dengan jumlah tanggungan dalam keluarga lebih dari 6
orang hanya ada 2 responden atau 2,08% dari keseluruhan jumlah responden
memiliki jumlah tanggungan yang cukup besar. Jumlah tanggungan responden
umumnya berkisar pada 3-4 orang yaitu sebanyak 51 orang. Tentu jumlah ini
merupakan jumlah yang cukup besar.
4.3 Indikator Kesejahteraan Masyarakat Nelayan
Tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan di Kampung Nelayan
Seberang Kecamatan Medan Belawan ditentukan dengan mengacu kepada 4
(empat) indikator kesejahteraan sesuai dengan yang diterapkan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) yaitu terdiri dari:
1. Tingkat pendapatan (jumlah pendapatan per bulan)
2. Tingkat pengeluaran (jumlah pengeluaran per bulan)
3. Tingkat kesehatan (mudahnya memperoleh kesehatan)
4. Kondisi perumahan serta fasilitas yang dimiliki.
5. Tingkat pendidikan (mudahnya memasukkan anak ke jenjang pendidikan)
6. Transportasi (kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi)
Data indikator kesejahteraan masyarakat Kampung Nelayan Seberang
berdasarkan hasil penelitian terhadap 96 responden dengan menggunakan
kuisioner dan observasi dengan pihak-pihak terkait.
Tabel 4.4
Hasil Penelitian Jawaban Responden No.
responden
Skor
Jumlah Kriteria A B C D E F G H
1. 1 1 1 1 1 1 2 1 9 Rendah
2. 1 1 1 1 1 1 2 1 9 Rendah
3. 1 2 1 1 1 1 2 1 10 Rendah
4. 1 1 1 1 1 1 2 1 9 Rendah
6. 1 2 1 1 1 1 2 1 10 Rendah
7. 1 1 1 1 2 1 2 1 10 Rendah
8. 1 2 1 1 2 1 2 1 11 Rendah
9. 1 2 1 1 1 1 2 1 10 Rendah
10. 1 2 1 1 1 1 2 1 10 Rendah
11. 1 2 1 1 2 1 2 2 12 Rendah
12. 1 1 1 1 1 1 2 1 9 Rendah
13. 1 2 1 1 2 1 2 1 11 Rendah
14. 1 1 1 1 2 1 2 1 10 Rendah
15. 1 2 1 1 1 1 2 1 10 Rendah
16. 1 2 1 1 2 1 2 1 11 Rendah
17. 1 1 1 1 1 1 2 1 9 Rendah
18. 1 2 1 1 1 1 2 1 10 Rendah
19. 1 1 1 1 2 1 2 1 10 Rendah
20. 1 2 1 1 1 1 2 1 10 Rendah
21. 1 1 1 1 2 1 2 1 10 Rendah
22. 1 2 1 1 2 1 2 1 11 Rendah
23. 1 2 1 1 2 1 2 1 11 Rendah
24. 1 1 1 1 2 1 2 1 10 Rendah
25. 1 1 1 1 1 1 2 1 9 Rendah
26. 1 1 1 1 2 1 2 1 10 Rendah
27. 1 2 1 1 2 1 2 1 11 Rendah
28. 1 2 1 1 2 1 2 1 11 Rendah
29. 1 2 1 1 2 1 2 1 11 Rendah
30. 1 2 1 1 1 1 2 2 11 Rendah
31. 1 2 1 1 1 1 2 1 10 Rendah
32. 1 1 1 1 1 1 2 1 9 Rendah
33. 1 2 1 1 1 1 2 2 11 Rendah
34. 1 1 1 1 2 1 2 1 10 Rendah
35. 1 2 1 1 2 1 2 1 10 Rendah
36. 1 1 1 1 2 1 2 2 11 Rendah
37. 1 2 1 1 1 1 2 1 10 Rendah
38. 1 1 1 1 1 1 2 1 9 Rendah
39. 1 2 1 1 2 1 2 1 11 Rendah
40. 1 1 1 1 1 1 2 1 9 Rendah
41. 1 1 1 1 1 1 2 1 9 Rendah
42. 1 2 1 1 1 1 2 1 10 Rendah
43. 1 1 1 1 1 1 2 1 9 Rendah
44. 1 2 1 1 2 1 2 1 11 Rendah
45. 1 2 1 1 1 1 2 1 10 Rendah
46. 1 1 1 1 1 1 2 1 9 Rendah
47. 1 1 1 1 2 1 2 1 10 Rendah
48. 1 2 1 1 2 1 2 2 12 Rendah
50. 1 1 1 1 1 1 2 1 9 Rendah
51. 1 1 1 1 2 1 2 1 10 Rendah
52 1 2 1 1 1 1 2 2 11 Rendah
53 1 2 1 1 1 1 2 1 10 Rendah
54 1 1 1 1 1 1 2 1 9 Rendah
55 1 2 1 1 2 1 2 1 11 Rendah
56 1 2 1 1 2 1 2 1 11 Rendah
57 1 1 1 1 2 1 2 1 10 Rendah
58 1 1 1 1 1 1 2 1 9 Rendah
59 1 2 1 1 2 1 2 1 11 Rendah
60 1 2 1 1 1 1 2 2 11 Rendah
61 1 2 1 1 1 1 2 1 10 Rendah
62 1 2 1 1 1 1 2 1 10 Rendah
63 1 2 1 1 2 1 2 1 11 Rendah
64 1 2 1 1 2 1 2 1 11 Rendah
65 1 1 1 1 1 1 2 1 9 Rendah
66 1 2 1 1 2 1 2 1 11 Rendah
67 1 1 1 1 1 1 2 1 9 Rendah
68 1 2 1 1 1 1 2 1 10 Rendah
69 1 1 1 1 1 1 2 1 9 Rendah
70 1 1 1 1 1 1 2 1 9 Rendah
71 1 2 1 1 1 1 2 1 10 Rendah
72 1 2 1 1 1 1 2 1 10 Rendah
73 1 2 1 1 1 1 2 2 11 Rendah
74 1 2 1 1 1 1 2 1 10 Rendah
75 1 1 1 1 2 1 2 1 10 Rendah
76 1 2 1 1 1 1 2 1 10 Rendah
77 1 1 1 1 2 1 2 1 10 Rendah
78 1 1 1 1 2 1 2 1 10 Rendah
79 1 2 1 1 1 1 2 1 10 Rendah
80 1 1 1 1 1 1 2 1 9 Rendah
81 1 2 1 1 2 1 2 2 12 Rendah
82 1 2 1 1 1 1 2 1 10 Rendah
83 1 2 1 1 1 1 2 2 11 Rendah
84 1 1 1 1 1 1 2 1 9 Rendah
85 1 1 1 1 2 1 2 1 10 Rendah
86 1 1 1 1 2 1 2 1 10 Rendah
87 1 2 1 1 2 1 2 1 11 Rendah
88 1 2 1 1 1 1 2 1 10 Rendah
89 1 2 1 1 2 1 2 1 11 Rendah
90 1 2 1 1 1 1 2 2 11 Rendah
91 1 1 1 1 1 1 2 1 9 Rendah
92 1 2 1 1 2 1 2 1 11 Rendah
94 1 2 1 1 2 1 2 1 11 Rendah
95 1 2 1 1 1 1 2 1 10 Rendah
96 1 2 1 1 1 1 2 1 10 Rendah
Sumber : Data Primer, 2016
Kriteria untukmasing-masing klasifikasi sebagai berikut:
Tingkat Kesejahteraan Tinggi : NilaiSkor 20 - 24
Tingkat Kesejahteraan Sedang : Nilai Skor 14 –19
Tingkat Kesejahteraan Rendah : Nilai Skor 8 – 13
Dimana dapat diketahuibahwa keterangannya adalah sebagaiberikut:
A : Pendapatan
B : Konsumsi atau pengeluaran rumah tangga
C : Keadaantempat tinggal
D : Fasilitastempat tinggal
E : Kesehatan anggota keluarga
F : Kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan
G : Kemudahan memasukkan anak kejenjang pendidikan
H : Kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa masyarakat nelayan di Kampung
Nelayan Sebarang mempunyai tingkat kesejahteraan yang “rendah”. Hal ini
dibuktikan dengan jumlah skor yang berada pada skor rata-rata diantara 9 s/d 12
saja, pada semua indikator yang diukur.
Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan data tentang indikator
kesejahteraan masyarakat di Kampung Nelayan Seberang yang disajikan dalam
4.3.1 Indikator Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Berdasarkan Tingkat Pendapatan Per Bulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 96 responden diperoleh data
indikator kesejahteraan berdasarkan tingkat pendapatan perbulan yang dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.5
Data Indikator Tingkat Pendapatan Per Bulan No Pendapatan per bulan Jumlah
Responden
Persentase (%)
1 Rendah (<5.000.000) 96 100
2 Sedang ( Rp 5.000.001 s/d Rp 10.000.000)
0 0
3 Tinggi (>10.000.000) 0 0
Total 96 100
Sumber: Data diolah
Dengan melihat tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa pada semua
responden memiliki jumah pendapatan perbulan < Rp 5.000.000 dengan kategori
rendah. Kondisi ekonomi masyarakat nelayan akan membawa pengaruh terhadap
tingkat kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Pendapatan merupakan factor yang
sangat penting untuk dipertimbangkan ketika menentukan tingkat kesejahteraan
masyarakat nelayan. Pendapatan disini dimaksudkan sebagai alat ukur dengan
satuan uang yang diterima dalam satuan rupiah. Masyarakat nelayan umumnya
hidup dalam keterbatasan ekonomi. Hal ini tampak pada tingkat pendapatan
pendapatan nelayan yang masih rendah yaitu dibawah Rp. 5.000.000 per
bulannya. Pendapatan yang rendah ini sangat berpengaruh terhadap daya beli
masyarakat nelayan, sehingga daya beli masyarakat nelayan rendah dan
mengakibatkan masyarakat nelayan tetap berada dalam lingkungan kemiskinan.
4.3.2 Indikator Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Berdasarkan Tingkat Pengeluaran Per Bulan
Besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh responden untuk memenuhi
berbagai keperluan seriap bulannya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.6
Data Indikator Pengeluaran Per Bulan
No Pengeluaran per bulan Jumlah Responden Persentase(%)
1. < Rp.1.000.000 (Rendah) 35 36,5
2. Rp.1.000.001 s/d
Rp.5.000.000 (Sedang)
61 63,5
3. > Rp.5.000.001 (Tinggi) 0 0
Total 96 100
Sumber:DataDiolah
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat kita lihat bahwa pada umumnya
responden memiliki pengeluaran per bulan antara Rp.1.000.001 s/d Rp. 5.000.000
dengan kategori “sedang” yaitu sebanyak 61 responden atau 63,5% dan selebihnya
ada 35 responden atau 36,5% dengan jumlah pengeluaran per bulan > Rp.
1.000.000 dengan kategori “rendah”.
Pengeluaran rumah tangga per bulan adalah besarnya biaya yang harus
dikeluarkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan rumah tangga. Komponen
komposisi pengeluaran rumah tangga dapat dihitung besarnya kebutuhan
minimum untuk masing-masing komponen. Makin besar kebutuhan rumah tangga
akan semakin besar pula resiko untuk menjadi miskin apabila pendapatannya tidak
meningkat. sebaliknya semakin kecil kebutuhan rumah tangga akan semakin besar
pula peluang untuk menabung sisa hasil pendapatan yang diperoleh setiap
tahunnya.
Tingkat pengeluaran yang sedang yaitu sekitar Rp.1.000.001 s/d Rp.
5.000.000 dikarenakan banyaknya pengeluaran yang harus mereka keluarkan
misalnya air bersih yang harus dibeli, ongkos transportasi yang cukup mahal
dikarenakan lokasi daerah yang sulit terjangkau sehingga barang-barang yang
dijual di daerah tersebut menjadi lebih mahal yang mengakibatkan pengeluaran
rumah tangga semakin besar dan daya beli semakin menurun.
4.3.3 Indikator Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Berdasarkan Kemudahan Memasukkan Anak ke Jenjang Pendidikan
Kemudahan masyarakat nelayan untuk memasukkan anaknya ke jenjang
pendidikan berdasarkan hasil penelitian terhadap 96 responden diperoleh data
seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.7
Data Indikator Tingkat Kemudahan Memasukkan Anak ke Jenjang Pendidikan
No Kemudahan Memasukkan Anak ke Jenjang
Pendidikan
Jumlah Responden Persentase(% )
1. Sulit 0 0
2. Cukup 96 100
3. Mudah 0 0
Total 96 100
Berdasarkan tabel 4.5 di atas terlihat bahwa semua masyarakat nelayan
untuk memasukkan anak ke jenjang pendidikan adalah pada kategori “cukup”.
Dikatakan “cukup” karena di wilayah Kampung Nelayan Seberang telah tersedia
Sekolah Dasar, sehingga anak-anak yang ingin bersekolah tidak harus pergi
menyeberang. Tetapi jika ingin melanjutkan ke jenjang SMP dan SMA/SMK,
masyarakat harus menyeberangkan anak mereka karena tidak tersedianya SMP
dan SMA/SMK disana. Dan untuk untuk menjangkau ke sekolah tersebut juga
cukup jauh.
Dalam penelitian ini yang dikaji sebagai faktor penentu tinggi rendahnya
tingkat pendidikan diukur berdasarkan kemudahan memasukkan anak ke jenjang
pendidikan dan segi jarak sekolah serta biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan.
4.3.4 Indikator Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Berdasarkan Kondisi Kesehatan Keluarga
Kondisi kesehatan masyarakat nelayan berdasarkan hasil penelitian
terhadap 96 responden diperoleh data sebagaimana dituangkan dalam tabel di
[image:31.596.140.542.610.682.2]bawah ini.
Tabel 4.8
Data Indikator Kondisi Kesehatan Keluarga
No KesehatanKeluarga Jumlah Responden Persentase(% )
1. Kurang 55 57
2. Cukup 41 43
3. Baik 0 0
Total 96 100
Tabel 4.6 diatas memperlihatkan bahwa pada umumnya responden
memiliki kondisi kesehatan dengan kategori “kurang” sebanyak 55 responden atau
57% dari seluruh jumlah responden, dan selebihnya dengan kategori “cukup”
sebanyak 41 responden atau 43%.
Ditinjau dari karakteristik masyarakat nelayan pada umumnya dianggap
sebagai komunitas dengan kondisi kesehatan yang masih kurang. Berbagai factor
penyebabnya antara lain akibat masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat tentang hidup bersih dan sehat serta kondisi sanitasi lingkunfan yang
kotor dan kumuh sehingga masyarakat sekitar sangat rentan menderita berbagai
macam penyakit.
4.3.5 Indikator Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Berdasarkan Kemudahan Mendapatkan Pelayan an Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 96 responden diperoleh data
tingkat kesejahteraan responden berdasarkan kemudahan mendapatkan pelayanan
[image:32.596.129.529.584.685.2]kesehatan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.9
Data Indikator Kemudahan Mendapatkan Pelayan an Kesehatan
No Kemudahan
Mendapatkan Pelayanan Kesehatan
Jumlah Responden Persentase(% )
1. Sulit 96 100
2. Cukup 0 0
3. Mudah 0 0
Total 96 100
Dengan melihat tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa semua
masyarakat nelayan sulit mendapatkan pelayanan kesehatan yaitu sebanyak 96
responden atau 100%. Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, ketersediaan
sarana pelayanan kesehatan sangat berperan penting untuk memberikan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkannya. Kemudahan masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan kesehataan antara lain diukur berdasarkan jarak lokasi
sarana kesehatan dari lokasi tempat tinggal penduduk, keterjangkauan biaya
pengobatan, dan tingkat pelayanan kesehatan.
Jauhnya jarak rumah sakit dari Kampung Nelayan Seberang serta hanya
ada mantri yang datang berkunjung ke daerah tersebut sekitar seminggu sekali
menyebabkan sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan di Kampung Nelayan
Seberang.
4.3.6 Indikator Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Berdasarkan Kondisi Tempat Tinggal
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 96 responden maka diperoleh data
distribusi responden berdasarkan kondisi tempat tinggal atau rumah yang dapat
[image:33.596.115.509.639.711.2]dilihat seperti tertera dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.10
Data Indikator Kondisi Tempat Tinggal
No Kondisi Tempat Tinggal Jumlah Responden Persentase(%)
1. Non Permanen 96 100
2. Semi Permanen 0 0
3. Permanen 0 0
Total 96 100
Pada tabel 4.8 di atas diperoleh data bahwa masyarakat nelayan memiliki
tempat tinggal non permanen. Untuk mengetahui kondisi tempat tinggal
masyarakat nelayan di Kampung Nelayan Seberang dalam hal ini dievaluasi
berdasarkan bentuk bangunan rumah yang dibagi dalam 3 (tiga) kategori rumah
non permanen, semi permaneen dan permanen. Data hasil penelitian mebuktikan
bahwa pada umumnya kondisi tempat tinggal masyarakat nelayan di Kampung
Nelayan Seberang memiliki bentuk rrumah non permanen. Ciri-ciri rumah non
permanen antara lain diketahui dari jenis lantai, jenis dinding, jenis atap, dan
keadaan ruangan. Fakta dilapangan memperlihatkan bahwa kondisi tempat tinggal
masyarakat nelayan pada umumnya berdinding papan dengan lantai papan, serta
keadaan ruangan yang panas dan pengap akibat berada diatas dilaut dan tidak
menggunakan asbes sehingga panas dari matahari langsung masuk kedalam
ruangan. Untuk melihat secara jelas kondisi tempat tinggal masyarakat pesisir
Gambar 4.1
Kondisi Rumah Masyarakat Nelayan
4.3.7 Indikator Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Berdasarkan Fasilitas Tempat Tinggal
Sesuai hasil pendataan di lapangan terhadap 96 responden maka didapat
data tingkat kesejahteraan responden berdasarkan fasilitas tempat tinggal seperti
yang tertera dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.11
Data Indiktor Fasilitas Tempat Tinggal
No Fasilitas Tempat Tinggal Jumlah Responden Persentase(% )
1. Kurang 96 100
2. Cukup 0 0
3. Lengkap 0 0
Total 96 100
Sumber:DataDiolah
Dengan melihat tabel 4.9 di atas diperoleh data bahwa semua responden
memiliki fasilitas tempat tinggal yang dikategorikan kurang. Penelitian tersebut
didasarkan pada akses jalan yang berupa papan-papan yang disusun diatas laut dan
[image:35.596.111.515.542.616.2]boat. Masyarakat di Kampung Nelayan Seberang juga masih membuang sampah
ke laut atau ke sekitar rumah mereka.
Untuk melihat secara jelas fasilitas tempat tinggal masyarakat nelayan
yang berkategoti kurang, dapat disaksikan melalui gambar kondisi lingkungan
[image:36.596.209.416.247.414.2]sekitar rumah seperti pada gambar foto di bawah ini.
Gambar 4.2
Kondisi Fasilitas Lingkungan Tempat Tinggal
4.3.8 Indikator Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Berdasarkan Kemudahan Mendapatkan Fasilitas Transportasi
Kemudahan masyarakat nelayan untuk mendapatkan fasilitas transportasi
berdasarkan hasil 96 responden didapatkan data sebagaimana tertera pada tabel
berikut ini.
Tabel 4.12
Data Indikator Kemudahan Mendapatkan Fasilitas Transportasi No Kemudahan Mendapatkan
Fasilitas Transportasi
Jumlah Responden Persentase(% )
1. Sulit 85 89
2. Cukup 11 11
3. Mudah 0 0
Total 96 100
[image:36.596.118.522.607.721.2]Sesuai data pada tabel 4.10 diketahui bahwa kemudahan masyarakat
nelayan untuk mendapatkan fasiitas transportasi pada umumnya dikategorikan
sulit dengan jumlah responden 85 orang atau 89% dan diikuti dengan kategori
cukup dengan jumlah responden 11 orang atau 11%.
Berdasarkan hasil penelitian masyarakat di Kampung Nelayan Seberang
menunjukkan bahwa kemudahan masyarakat nelayan untuk mendapatkan fasilitas
transportasi pada umumnya dikategorikan “sulit”. Dikatakan sulit karena ongkos
kendaraan yang mahal, karena untuk bisa sampai ke Kampung Nelayan Seberang
dari jalan utama menuju dermaga tidak ada angkutan umum sehingga masyarakat
harus berjalan kaki atau menggunakan becak bermotor. Dan dari dermaga harus
menaiki kapal kecil atau boat lagi untuk bisa sampai ke Kampung Nelayan
Seberang, sehingga membutuhkan ongkos yang cukup besar. Ada juga beberapa
masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi seperti sepeda atau sepeda motor
yang diparkirkan atau dititipkan di rumah warga yang difungsikan sebagai tempat
parkiran umum bagi masyarakat atau warga luar daerah Kampung Nelayan
Seberang yang ingin datang berkunjung.
4.4 Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan
Berdasarkan hasil analisa indikator kesejahteraan masyarakat nelayan
sebagaimana telah di uraikan dan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar di atas,
akan di peroleh data tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan di Kampung
Tabel 4.13
Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan
No Tingkat Kesejahteraan Jumlah Responden Persentase(% )
1. Rendah 96 100
2. Sedang 0 0
3. Tinggi 0 0
Total 96 100
Sumber:DataDiolah
Dengan melihat tabel 4.11 di atas dapat di ketahui bahwa semua
responden di Kampung Nelayan Seberang memiliki tingkat kesejahteraan katagori
“rendah”. Untuk mengetahui keterkaitan antara tingkat kesejahteraan responden
dengan masing-masing indikator kesejahteraan nelayan, maka selanjutnya
disajikan dalam bentuk tabulasi silang sebagai mana di tunjukan dalam tabel
berikut ini.
4.4.1 Tabulasi Silang Tingkat Kesejahteraan Responden dengan Pendapatan Perbulan
Untuk mengetahui keterkaitan antara tingkat kesejahteraan responden
dengan pendapatan perbulan dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.14
Tabulasi Silang Tingkat Kesejahteraan Responden dengan Pendapatan per Bulan
No Tingkat
Kesejahteraan
PendapatanPer Bulan
Total <Rp.1.000.000 Rp.1.000.001 s/d
Rp.5.000.000
>Rp.5.0 00.001
1. Rendah Jlh 0 96 0 96
[image:38.596.101.529.650.748.2]2. Sedang Jlh 0 0 0 0
% 0% 0% 0% 0%
3. Tinggi Jlh 0 0 0 0
% 0% 0% 0% 0%
Total
Jlh 0 96 0 96
% 0% 100% 0% 100,0%
Sumber:DataDiolah
Dari data tabel 4.12 di atas menunjukan bahwa responden dengan
katagori tingkat kesejahteraan rendah (96 responden) didominasi oleh responden
dengan pendapatan per bulan antara Rp. 1.000.000 – 5.000.000. Sedangkan
responden dengan tingkat kesejahteraan sedang dan tinggi tidak ada sama sekali.
4.4.2 Tabulasi Silang Tingkat Kesejahteraan Responden dengan Pengeluaran Per Bulan
Keterkaitan antara tingkat kesejahteraan responden dengan besarnya
[image:39.596.95.532.113.231.2]pengeluaran per bulan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.15
Tabulasi Silang Tingkat Kesejahteraan Responden dengan Pengeluaran Per Bulan
No Tingkat
Kesejahteraa
PengeluaranPer Bulan Total
<Rp.1.000. 0 Rp.1.000.001 s/d > Rp.5.000.00
1. Rendah Jlh 35 61 0 96
% 36,4% 63,6% 0% 100,0%
2. Sedang Jlh 0 0 0 0
% 0% 0% 0% 0%
3. Tinggi Jlh 0 0 0 0
% 0% 0% 0% 0%
Total
Jlh 35 61 0 96
% 36,4% 63,6% 0% 100,0%
Dari data tabel 4.13 di atas menunjukan bahwa responden dengan
katagori tingkat kesejahteraan rendah (96 responden) pada umumnya didominasi
oleh responden dengan jumlah pengeluaran per bulan antara Rp. 1.000.000 s/d
Rp.5.0000.000 yaitu sebanyak 61 responden atau 63,6% dan di ikuti oleh
responden dengan jumlah pengeluaran per bulan < Rp.1.000.000 yaitu sebanya 35
responden atau 36,4%. Untuk responden dengan katagori tingkat kesejahteraan
sedang dan tinggi tidak ada sama sekali.
4.4.3 Tabulasi Silang Tingkat Kesejahteraan Responden dengan Kondisi Tempat Tinggal
Keterkaitan antara tingkat kesejahteraan responden dengan kondisi
[image:40.596.113.511.520.704.2]tempat tinggal responden dapat diketahui melalui tabel di bawah ini.
Tabel 4.16
Tabulasi Silang Tingkat Kesejahteraan Responden dengan Kondisi Tempat Tinggal
No Tingkat
Kesejahteraan
Kondisi TempatTinggal
Total Non
Permanen Semi
Permanen
Permanen
1. Rendah Jlh 96 0 0 96
% 100% 0% 0% 100,0%
2. Sedang Jlh 0 0 0 0
% 0% 0% 0% 0%
3. Tinggi Jlh 0 0 0 0
% 0% 0% 0% 0%
Total
Jlh 96 0 0 96
% 100% 0% 0% 100,0%
Dari tabel 4.14 diatas dapat diketahui bahwa semua responden memiliki
kategori tingkat kesejahteraan rendah (96 responden) dengan kondisi tempat
tinggal “non permanen” yaitu sebanyak 96 responden atau 100%. Sementara
kategori tingkat kesejahteraan sedang dan kesejahteraan tinggi yang memiliki
kondisi tempat tinggal semi permanen dan permanen tidak ada sama sekali.
4.4.4 Tabulasi Silang Tingkat Kesejahteraan Responden dengan Fasilitas Tempat Tinggal
Untuk mengetahui keterkaitan antara tingkat kesejahteraan responden
dengan fasilitas tempat tinggal responden dapat ditunjukan dalam tabel di bawah
[image:41.596.112.512.470.669.2]ini.
Tabel 4.17
Tabulasi Silang Tingkat Kesejahteraan Responden dengan Fasilitas Tempat Tinggal
No Tingkat
Kesejahteraa n
FasilitasTempatTinggal
Total
Kurang Cukup Lengkap
1. Rendah Jlh 96 0 0 96
% 100% 0% 0% 100%
2. Sedang Jlh 0 0 0 0
% 0% 0% 0% 0%
3. Tinggi Jlh 0 0 0 0
% 0% 0% 0% 0%
Total
Jlh 96 0 0 96
% 100% 0% 0% 100%
Sumber:DataDiolah
Dari tabel 4.15 di atas memperlihatkan bahwa seluruh responden
tinggal yang rendah. Sedangkan responden dengan kategori tingkat kesejahteraan
yang sedang dan tingkat kesejahteraan yang tinggi yang memiliki fasilitas tempat
tinggal yang cukup dan lengkap tidak ada sama sekali.
4.4.5 Tabulasi Silang Tingkat Kesejahteraan Responden dengan Kemudahan Mendapatkan Fasilitas Kesehatan
Untuk mengetahui keterkaitan antara tingkat kesejahteraan responden
dengan kemudaahan mendapatkan fasilitas kesehatan dapat di tunjukan dalam
tabel di bawah ini.
Tabel 4.18
Tabulasi Silang Tingkat Kesejahteraan Responden dengan Kemudahan Mendapatkan Fasilitas Kesehatan
No Tingkat
Kesejahteraan
Kemudahan Mendapatkan Fasilitas Kesehatan
Total
Kurang Cukup Sulit
1. Rendah Jlh 55 41 0 96
% 57,3% 42,7% 0% 100%
2. Sedang Jlh 0 0 0 0
% 0% 0% 0% 0%
3. Tinggi Jlh 0 0 0 0
% 0% 0% 0% 0%
Total
Jlh 55 41 0 96
% 57,3% 42,7% 0% 100,0%
[image:42.596.113.511.414.627.2]Sumber:DataDiolah
Tabel 4.16 di atas memperlihatkan bahwa responden seluruhnya memiliki
tingkat kesejahteraan yang rendah yaitu sebanyak 96 responden yang pada
kesehatan yang “kurang” yaitu sebanyak 55 responden atau 57,3% yang di ikuti
oleh responden dengan kemudahan mendapatkan fasilitas kesehatan yang “cukup”
yaitu sebanyak 41 responden atau 42,7%.
4.4.6 Tabulasi Silang Tingkat Kesejahteraan Responden dengan Kemudahan Memasukkan Anak ke Jenjang Pendidikan
Untuk mengetahui keterkaitan antara tingkat kesejahteraan responden
dengan kemudaahan mendapatkan fasilitas kesehatan dapat di tunjukan dalam
tabel di bawah ini.
Tabel 4.19
Tabulasi Silang Tingkat Kesejahteraan Responden dengan Kemudahan Memasukkan Anak ke Jenjang Pendidikan
No Tingkat
Kesejahteraa n
Kemudahan Memasukkan Anak ke
Jenjang Pendidikan Total
Kurang Cukup Sulit
1. Rendah Jlh 0 96 0 96
% 0% 100% 0% 100%
2. Sedang Jlh 0 0 0 0
% 0% 0% 0% 0%
3. Tinggi Jlh 0 0 0 0
% 0% 0% 0% 0%
Total
Jlh 0 96 0 96
% 0% 100% 0% 100,0%
[image:43.596.114.510.416.646.2]Sumber:DataDiolah
Tabel 4.17 di atas memperlihatkan bahwa semua responden memiliki
tingkat kesejahteraan yang rendah dan kemudahan dalam mendapatkan
untuk tingkat kesejahteraan yang sedang dan tingkat kesejahteraan yang tinggi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
1. Hasil analisis tingkat kesejahteraan masyarakat di Kampung Nelayan
Seberang Kecamatan Medan Belawan menunjukkan bahwa 100% dari
responden dikategorikan “rendah” atau tergolong keluarga miskin.
2. Jumlah pengeluaran per bulan masyarakat nelayan di Kampung Nelayan
Seberang termasuk pada kategori sedang, karena pada umumnya
masyarakat nelayan didaerah ini memiliki jumlah tanggungan yang cukup
besar, yaitu berkisar pada 3 orang atau lebih, serta pengeluaran dibidang
pangan dan non pangan lainnya yang cukup besar sehingga mengharuskan
pengeluaran menjadi lebih besar. Sedangkan pendapatan dari masyarakat
nelayan itu sendiri masih tergolong rendah.
3. Kondisi tempat tinggal masyarakat nelayan di Kampung Nelayan Seberang
keseluruhannya memiliki bentuk rumah non permanen yang masih
berdindingkan papan atau triplek dan berlantaikan papan yang sangat tidak
layak untuk dikatakan sejahtera.
4. Fasilitas tempat tinggal masih berada pada kategori rendah. Karena akses
jalan yang terdiri dari papan yang disambung-sambung dan berada di atas
laut, masyarakat yang masih membuang sampah ke laut, dan tidak adanya
sumber air bersih yang mengharuskan masyarakat nelayan membeli air
5. Kondisi kesehatan keluarga masyarakat nelayan di daerah ini secara umum
berada dalam kategori kurang, karena fasilitas kesehatan didaerah ini
belum cukup mumpuni sehingga kemudahan masyarakatnya untuk
memperoleh pelayan kesehatan masih cukup sulit. Hal ini dibuktikan
dengan jauhnya jarak rumah sakit terdekat, dan tenaga medis yang tersedia
di daerah ini hanya seorang mantri.
6. Kondisi pendidikan masyarakat nelayan tergolong cukup, karena fasilitas
pendidikan didaerah ini masih belum bisa dikatakan layak. Hal ini
dibuktikan dengan hanya tersedianya satu jenjang pendidikan saja yaitu
sekolah dasar. Sehingga anak-anak nelayan yang ingin melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi harus pergi menyeberang
menggunakan boat atau kapal kecil.
5.2 Saran
1. Diharapkan kepada pemerintah untuk memberikan subsidi solar agar
beban dari masyarakat di Kampung Nelayan Seberang yang semua
masyarakatnya bekerja sebagai nelayan lebih terbantu dan pengeluaran
pun bisa semakin diminimalkan.
2. Adapun diharapkan peran dan kontribusi dari pemerintah dan lembaga
perbankan untuk memberdayakan masyarakat nelayan melalui pemberian
bantuan modal usaha.
3. Modernisasi alat tangkap ikan dan teknologi perikanan juga harus
karena dengan perlatan yang lebih bagus nelayan akan dapat meningkatkan
hasil tangkapannya secara maksimal.
4. Bagi peneliti lain diharapkan agar melakukan penelitian secara luas dan
mendalam khususnya dalam upaya mencari solusi terbaik bagaimana
kebijakan dan strategi yang paling tepat untuk memberdayakan masyarakat
nelayan di Kampung Nelayan Seberang Kecamatan Medan Belawan agar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan
2.1.1 Pengertian Kesejahteraan
Menurut definisinya kesejahteraan sosial dibagi menjadi tiga kelompok
yaitu kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan, kesejahteraan sosial sebagai
suatu kegiatan atau pelayanan dan kesejahteraan sosial sebagai ilmu (Suud, 2006).
Menurut Suharto (2006:3) kesejahteraan sosial juga termasuk sebagai suatu proses
atau usaha terencana yang dilakukan oleh perorangan, lembaga-lembaga sosial,
masyarakat maupun badan-badan pemerintah untuk meningkatkan kualitas
kehidupan melalui pemberian pelayanan sosial dan tunjangan sosial.
2.1.2 Indikator Kesejahteraan
Kehidupan yang didambakan oleh semua manusia di dunia ini adalah
kesejahteraan. Kesejahteraan meliputi seluruh bidang kehidupan manusia. Mulai
dari ekonomi, sosial, budaya, iptek, hankamnas, dan lain sebagainya.
Bidang-bidang kehidupan tersebut meliputi jumlah dan jangkauan pelayanannya.
Pemerintah memiliki kewajiban utama dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
rakyatnya. Sehingga perlu memperhatikan indikator kesejahteraan itu. Adapun
indikator tersebut diantaranya adalah : (a) Jumlah dan pemerataan pendapatan; (b)
pendidikan yang semakin mudah untuk dijangkau; (c) kualitas kesehatan yang
2.2 Konsep Kemiskinan
Kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang atau kelompok orang tidak
mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembang
kehidupan yang bermatabat (Bappenas, 2004). Hak-hak dasar antara lain (a)
terpenuhinya kebutuhan pangan, (b) kesehatan, pendidikan, pekerjaan,
perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, (c)
rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, (d) hak untuk
berpartisipasi dalam kehidupan sosial politik. (Badan Pusat Statistik).
Menurut teori konservatif, kemiskinan berasal dari karakteristik khas
orang-orang miskin. Seseorang menjadi miskin bukan hanya karena masalah
mental atau tiadanya kesempatan untuk sejahtera, tetapi juga karena adanya
prespektif masyarakat yang menyisihkan dan memiskinkan orang.
Menurut Edi Suharto, tipologi kemiskinan dapat dikategorikan pada
empat dimensi utama, yakni kemiskinan absolut, kemiskinan relative, kemiskinan
kultural, dan kemiskinan struktural.
Pertama, kemiskinan absolut adalah keadaan miskin yang diakibatkan
oleh ketidakmampuan seseorang atau sekelompok orang dalam memenuhi
kebutuhan pokoknya, seperti untuk makan, pakaian, pendidikan, kesehatan,
transportasi, dll. Penentuan kemiskinan absolut ini biasanya diukur melalui “batas
kemiskinan” atau “garis kemiskinan” (poverty line), baik yang berupa indikator
tunggal maupun komposit, seperti nutrisi, kalori, beras, pendapatan, pengeluaran,
kebutuhan dasar, atau kombinasi beberapa indikator. Untuk mempermudah
(pendapatan atau pengeluaran). Dengan demikian, seseorang atau sekelompok
orang yang kemampuan ekonominya berada dibawah garis kemiskinan
dikategorikan sebagai miskin secara absolut.
Kedua, kemiskinan relatif adalah keadaan miskin yang dialami individu
atau kelompok dibandingkan dengan “kondisi umum” suatu masyarakat. Jika
batas kemiskinan misalnya Rp. 30.000 perkapita per bulan, seseorang yang
memiliki pendapatan Rp. 75.000 perbulan secara absolut tidak miskin, tetapi jika
pendapatan rata-rata masyarakat setempat adalah Rp. 100.000, maka relatif orang
tersebut dikatakan miskin.
Ketiga, kemiskinan kultural mengacu pada sikap, gaya hidup, nilai
orientasi sosial budaya seseorang atau masyarakat yang tidak sejalan denga etos
kemajuan (modernisasi). Sikap malas, tidak memiliki kebutuhan berprestasi
(needs for achievement), fatalis, berorientasi ke masa lalu, tidak memiliki jiwa
wirausaha adalah beberapa karakteristik yang menandai kemiskinan kultural.
Keempat, kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang diakibatkan oleh
ketidakberesan atau ketidakadilan struktur, baik struktur politik, sosial, maupun
ekonomi yang tidak memungkinkan seseorang atau sekelompok orang untuk
menjangkau sumber-sumber penghidupan yang sebenarnya tersedia bagi mereka.
Proses dan praktik monopoli, oligopoli dalam bidang ekonomi misalnya,
melahirkan mata rantai “pemiskinan” yang sulit dipatahkan. Sekuat apapun
motivasi dan kerja keras seseorang, dalam kondisi struktural demikian, tidak akan
mampu melepaskan diri dari belenggu kemiskinannya, karena aset yang ada serta
orang tertentu. Para petani tidak memiliki tanah sendiri atau hanya memiliki
sedikit tanah, para nelayan yang tidak memiliki perahu, para pekerja yang tidak
terampil (unskilled labour), termasuk kedalam mereka yang berada dalam
kemiskinan struktural.
Indikator kemiskinan yang ditetapkan menurut Badan Pusat Statistik
adalah kemampuan seseorang dalam memenuhi khususnya kebutuhan pangan
minimal sebesar 2.100 kalori/hari/orang atau sekitar Rp. 35.000 per kapita per
bulan kemudian kemampuan memenuhi basic needs atau kebutuhan dasar seperti
pakaian, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, rasa aman, partisipasi
sosial politik, dll. Idnikator dari BPS ini juga dipandang masih terlalu rendah
karena pendapatan sebesar itu tentunya hanya “cukup” untk memenuhi kebutuhan
“sangat dasar”. Dengan batas kemiskinan yang rendah ini, sangat dimaklumi jika
banyak penduduk yang sebenarnya masih dalam kategori miskin, misalnya
pendapatan Rp. 36.000 per kapita per bulan terangkat menjadi kelompok “tidak
miskin” atau “agak miskin” (nearly poor).
2.3 Pengertian Nelayan dan Penggolongan Nelayan
Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya
tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan
ataupun budidaya. Mereka pada umumnya tinggal di pinggir pantai, sebuah
lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya (imron 2003)
Adapun menurut Pasal 1Undang-Undang Republik Indonesia No. 6 tahun
1964 tentang Bagi Hasil Perikanan (LNRI No. 97 tahun 1964, TLN No. 2690),
penggarap. Nelayan pemilik ialah orang atau badan hukum yang dengan hak
apapun berkuasa atas sesuatu kapal atau perahu yang dipergunakan alam usaha
penangkapan ikan dan alat-alat penangkapan ikan. Nelayan penggarap ialah
semua orang yang sebagai kesatuan dengan menyediakan tenaganya turut serta
dalam usaha penangkapan ikan di laut.
Sesungguhnya, nelayan bukanlah suatu entitas tunggal, mereka terdiri
dari beberapa kelompok. Dilihat dari segi pemilikan alat tangkap, nelayan dapat di
bedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan juragan, dan
nelayan perorangan. Nelayan buruh adalah nelayan yang berkerja dengan alat
tangkap milik orang lain. Sebaliknya, nelayan juragan adalah nelayan yang
memiliki alat tangkap yang di oprasikan oleh orang lain. Ada pun nelayan
perorangan adalah nelayan yang memiliki peralatan sendiri, dan dalam
pengoprasiannya tidak melibatkan orang lain.
Menurut Ensiklopedi Indonesia (1990) yang dikatakan nelayan adalah
orang yang secara aktif melakukan kegiatan menangkap ikan, baik secara
langsung (seperti penebar dan pemakai jaring) maupun secara tidak langsung
(sepeti juru mudi perahu layar, nahkoda kapal ikan bermotor, ahli mesin kapal,
juru masak kapal penangkap ikan), sebagai mata pencaharian.
Merujuk kepada definisi tersebut, rumah tangga yang kegiatan utamanya
bukan menangkap ikan, tatapi menggunakan ikan sebagai bahan proses produksi
bukan dikategorikan sebagai rumah tangga nelayan. Dengan demikian, para
pedagang ikan sekalipun hidup ditepi pantai juga tidak tergolong kepada kategori
nelayan memanfaatkan wilaya pesisir sebagai tempat bekerja, sedangkan petani
tambak mengelola ikan dan produk perikanan lainnya (elfrindi, 2022).
2.4 Konteks Masyarakat Nelayan
Kehidupan nelayan khususnya dan masyarakat desa pantai umumnya
sangat memperihatinkan. Selama ini mereka adalah nelayan tradisional yang
memakai perahu motor dan alat-alat yang sangat sederhana. Di samping itu,
nelayan sumatra utara pada hakikatnya adalah buruh nelayan yang tidak memiliki
alat produksi. Untuk meningkatkan pendapatan dan kemakmuran keluarga
nelayan,baik nelayan tradisional maupun buruh nelayan haruslah diberi
kesempatan untuk memiliki sarana dan peralatan penangkapan yang modern dan
efektif.
Menurut Kusnadi (2003) ada dua sebab yang menyebabkan kemiskinan
nelayan, yaitu sebab yang bersifat internal dan bersifat eksternal. Kedua sebab
tersebut saling berinteraksi dan melengkapi. Sebab kemiskina yang bersifat
internal berkaitan erat dengan kondisi internal sumber daya manusia nelayan dan
aktivitas kerja mereka. Sebab-sebab internal ini mencakup masalah : (1)
keterbatasan kualitas sumber daya manusia nelayan, (2) keterbatasan kemampuan
modal usaha dan teknologi penangkapan, (3) hubungan kerja (pemilik
perahunelayan buruh) dalam organisasi penangkapan yang dianggap kurang
menguntungkan nelayan buruh, (4) kesulitan melakukan diversifikasi usaha
penangkapan, (5) ketergantungan yang tinggi terhadap okupasi melaut, dan (6)
Adapun penyebab kemiskinan nelayan dan terhambatnya pembangunan
pada daerah pantai (dahuri dkk,2001) sebagai berikut.
a) Desa pantai pada umumnya terisolasi
b) Sarana pelayanan dasar termasuk prasarana fisik masih terbatas.
c) Kondisi lingkungan kurang terpelihara sehingga kurang memenuhi
persyaratan kesehatan
d) Air bersih dan sanitasi jauh dari mencakupi
e) Keadaan perumahan umumnya masih jauh dari layak huni
f) Keterampilan yang dimiliki penduduk umumnya terbatas pada masalah
penangkapan ikan sehingga kurang mendukung diversifikasi kegiatan
g) Pendapat penduduk rendah karena teknologi yang dimiliki tidak
mendukung penangkapan ikan dalam skala besar
h) Peralatan yang dimiliki terbatas pada perahu dayung dan jala saja sehingga
hasil tangkapannya pun kecil/sedikit
i) Permasalahan modal karena langkanya lembaga keunangan/kredit yang
melayani atau berada di desa-desa pantai mempersulit usaha
pengembangan
j) Waktu dan tenaga yang tersita untuk kegiatan penangkapan ikan cukup
besar sehingga kurang mempunyai kesempatan untuk mencari usaha
tambahan maupun memperhatikan keluarga (sore pergi ke laut, pagi pagi
kembali mendarat, siang hari dipakai isitirahat mengembalikan tenaga dan
menyiapkan diri beserta alat-alat kerja untuk menghadapi tugas ke laut
k) Kurang pengetahuan tentang pengelola kehidupan ikan maupun siklus
hidup biota laut, sehingga pencarian tempat-tepat ikan berkumpul,
jenis-jenis ikan dan lain-lain hanya berdasarkan pengalaman dan instink saja.
Selanjutnya Mulyadi (2007) mengatakan bahwa sesungguhnya, ada dua
hal utama yang terkandung dalam kemiskinan, yaitu kerentanan dan
ketidakberdayaan. Dengan kerentanan yang dialami, orang miskin akan
mengalami kesulitan untuk menghadapi situasi darurat. Ini dapat dilihat pada
nelayan perorangan misalnya, mengalami kesulitan untuk membeli bahan bakar
untuk keperluan melaut. Hal ini disebabkan sebelumnya tidak dapat digunakan
untuk keperluan yang mendesak. Hal yang sama juga dialami oleh nelayan buruh,
me