Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Annisa Putri Siregar Tempat/Tanggal Lahir : Medan/ 23 Juli 1993
Agama : Islam
Alamat : Komp. TASBI Blok F No. 19 Riwayat Pendidikan : 1. SD YPSA
2. SMP YPSA
3. SMA Negeri 1 Medan
Riwayat Organisasi : 1. Anggota Divisi Dana dan Usaha SCOPH PEMA FK USU 2012-2013
LAMPIRAN 2
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN
Saya Annisa Putri Siregar, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saya sedang melaksanakan penelitian yang berjudul “Hubungan Status Gizi Terhadap Usia
Menarche pada Anak SD dan SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah”.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan status gizi terhadap usia
menarche siswi di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama Yayasan
Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan tahun 2013. Diharapkan penelitian ini kelak akan bermanfaat untuk masyarakat, agar mereka dapat menambah pengetahuan tentang hubungan status gizi terhadap usia menarche.
Untuk kepentingan pengumpulan data penelitian ini, Saya sangat mengharapkan kesediaan Saudari untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan menjawab pertanyaan dalam bentuk kuesioner dan pengukuran tinggi badan dan berat badan. Penelitian ini bersifat sukarela dan bebas. Semua informasi yang Saudari berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian, tidak disalahgunakan untuk maksud lain. Keikutsertaan Saudari dalam penelitian ini sangat saya harapkan. Partisipasi tanpa dikenai sanksi apapun.
Demikianlah penjelasan ini saya sampaikan. Atas perhatian dan kesediaan Saudari saya ucapkan terima kasih.
Medan,
Peneliti
LAMPIRAN 3
LEMBAR PERNYATAAN PE R SE T U JU A N SE T E L A H PE N JE L A SA N (INFORMED CONSENT) KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Tempat/tanggal lahir :
Alamat :
Kelas :
Setelah membaca dan mendapatkan penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian,
Judul Penelitian : Hubungan Status Gizi Terhadap Usia Menarche pada Anak SD dan SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Nama Peneliti : Annisa Putri Siregar
Instansi Penelitian : Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah
Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi subjek penelitian dengan sukarela dan tanpa paksaan.
Medan,
( ) LAMPIRAN 4
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN STATUS GIZI TERHADAP USIA MENARCHE PADA ANAK SD DAN SMP YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH
KOTA MEDAN
1. Identifikasi Responden Kode Responden :
Umur Responden : Tahun 2. Pertanyaan Inklusi dan Eksklusi Penelitian
I. Apakah anda sudah mengalami menstruasi/haid ? A. Ya, sudah mengalami menstruasi
B. Tidak, belum mengalami menstruasi
II. Jika ya, kapan anda mengalami menstruasi untuk pertama kalinya? Jawab : (contoh : Agustus 2013)
III. Apakah anda sedang mengkonsumsi obat atau vitamin secara teratur? A. Ya, sebutkan
Nama obat atau vitamin : B. Tidak
IV. Apakah anda pernah mengalami suatu penyakit dalam waktu yang lama (lebih dari 1 minggu) ?
LAMPIRAN 5
REKAM MEDIK HASIL PEMERIKSAAN PADA PENELITIAN KODE :
Nama :
Identitas Pribadi
Tempat/Tanggal Lahir :
Alamat :
Anak Ke : dari bersaudara
Nama :
Identitas Orang Tua
Tempat/Tanggal Lahir :
Pekerjaan :
Tinggi Badan : cm Pemeriksaan Fisik
Berat Badan : kg
Tanda Tangan Pemeriksa
LAMPIRAN 6
N of Valid Cases 35
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
StatusGizi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Valid
10 4 11.4 11.4 11.4
11 9 25.7 25.7 37.1
12 10 28.6 28.6 65.7
13 6 17.1 17.1 82.9
14 6 17.1 17.1 100.0
LAMPIRAN 8
LAMPIRAN 9
DATA INDUK
24 95 11 Normal 10-12
25 127 10 Gizi Lebih 10-12
26 126 11 Gizi Lebih 10-12
27 119 11 Gizi Lebih 10-12
28 142 10 Gizi Lebih 10-12
29 128 10 Gizi Lebih 10-12
30 117 10 Gizi Lebih 10-12
31 98 13 Normal 12-15
32 109 14 Normal 12-15
33 128 13 Gizi Lebih 12-15
34 114 13 Gizi Lebih 12-15
LAMPIRAN 10
HEALTH RESEARCH ETHICAL COMMITTEE
Of North Sumatera
c/o MEDICAL SCHOOL, UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jl. Dr. Mansyur No. 5 Medan, 20155 – INDONESIA
Tel: +62-61-8211045; 8210555 Fax: +62-61-8216264, E-mail:
komet_fkusu@yahoo.com
FORMULIR ISIAN OLEH PENELITI
Nama lengkap anda :
Alamat (harap ditulis dengan lengkap) :
Telp/Fax/HP/E-mail/lain-lain :
Alamat lain yang dapat dihubungi :
Telp/Fax/HP/E-mail/lain-lain :
Nama Institusi Anda (tulis beserta alamatnya) : Annisa Putri Siregar
1
089675202610/annisaputrisrg@yahoo.com
Komplek Taman Setia Budi Indah Blok F no 19 Medan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (Jl. Dr. Mansyur No. 5)
2
3
4
5
Judul Penelitian :
DAFTAR PERTANYAAN :
1. Subyek yang digunakan pada penelitian Anda :
Penderita Non Penderita Hewan
2. Jumlah Subyek yang digunakan dalam penelitian Anda : 3. Keterangan :
100 orang
4. Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini (pekiraan) untuk setiap subjek :
pengambilan subjek penelitian menggunakan tehnik total sampling
5. Rangkaian usulan penelitian mencakup objektif penelitian manfaat/relevansi dari hasil penelitian disertai alasan/motivasi dilakukannya penelitian dan resiko yang mungkin timbul disertai cara penyelesaian masalahnya (ditulis dengan bahasa yang dapat dimengerti secara umum).
10 menit
6. Apakah masalah etik menurut Anda dapat terjadi pada penelitian Anda ini :
Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara status gizi terhadap usia menarche pada anak SD dan SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah. Manfaat bagi subjek untuk memberikan informasi tentang hubungan status gizi terhadap usia menarche pada subjek penelitian.
Tidak
Hubungan Status Gizi Terhadap Usia Menarche Pada Anak SD dan SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah
7. Jika subjeknya manusia, apakah percobaan terhadap hewan sudah pernah dilakukan?. Jika tidak, sebutkan alasan mengapa langsung dilakukan terhadapa manusia (berikan argumentasi anda secara jelas dan mudah dimengerti).
8. Prosedur pelaksanaan penelitian atau percobaan(frekwensi, interval, dan jumlah total segala tindakan invasif yang dilakukan, dosis dan cara penggunaan obat, isotop, radiasi atau tindakan lainnya)sebutkan!
Penelitian ini hanya bisa dilakukan pada manusia dan belum pernah dilakukan pada hewan.
9. Bahaya potensial yang langsung atau tidak langsung, segera atau kemudian dan cara yang digunakan guna pencegahannya (disebutkan jenis bahayanya).
Dilakukan dengan cara wawancara usia menarche dan mengukur tinggi badan dan berat badan.
10. Pengalaman terdahulu sebelum atau sesudah penelitian dari tindakan yang akan dilakukan (baik sendiri ataupun perorangan)
Tidak ada.
11. Jika penelitian dilaksanakan pada orang sakit, sebutkan apa kegunaan bagi si sakit, dan bagaimana pula kompensasi yang diberikan jika terjadi kerugian pada jiwanya.
Tidak ada.
12. Bagaimana cara memilih penderita dan sukarelawan yang sehat?
Penelitian ini dilakukan pada orang sehat. Hadiah yang diberikan berupa souvenir.
Responden harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi agar diikutsertakan menjadi subjek penelitian.
13. Apa hak dan kewajiban yang bisa Anda berikan sebagai jaminan dan imbalan bagi objek tersebut?. Jika terdapat ganti rugi, sebutkan pula berapa jumlah yang diberikan!
14. Sejauh mana hubungan antara subjek manusia yang diteliti dengan peneliti? (ceklist yang benar) :
Subjek penelitian mempunyai hak untuk berpartisipasi menjadi subjek penelitian dengan sukarela dan data yang diambil akan dirahasiakan. Subjek penelitian mempunyai kewajiban yaitu mampu bekerja sama dengan peneliti saat dilakukan wawancara dengan mengisi kuesioner dan saat dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan.
a. hubungan dokter – pasien b. Hubungan guru – murid
c. Hubungan majikan - anak buah d. Mitra
e. Keluarga f. Lain-lain
15. Jelaskan cara pencatatan selama penelitian termasuk efek samping dan komplikasinya bila ada!
16. Jelaskan cara memberitahu dan mengajak subjek (lampiran contoh surat persetujuan penderita)! Bila memberitahukan dan kesediannya secara lisan, tulisan atau karena sesuatu hal penderita tidak dapat diminta pernyataan ataupun persetujuannya, beri pula alasan untuk itu.
Peneliti mencatat hasil pengukuran dengan mengetahui usia menarche dengan cara menggunakan kuesioner dan melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan. Kemudian diolah kedalam komputerisasi untuk mengetahui hubungan status gizi terhadap usia menarche.
Dapat dilihat di lampiran lembar penjelasan dan informed consent.
17. Apakah subjek diasuransikan? (pilih salah satu) a. Ya
Medan, 22 Juli 2013
Mengetahui, Menyatakan :
Dosen Pembimbing Peneliti Utama
( Prof. Yasmeini Yazir ) (
NIM : 100100009
DAFTAR PUSTAKA
Abbasi, V., 2010. Growth and Normal Puberty. Indonesia : AAP
Anam, M., et al, 2010. Pengaruh Intervensi Diet dan Olah Raga Terhadap Indeks Massa Tubuh, Lemak Tubuh, dan Kesegaran Jasmani pada Anak Obes. Jakarta : Sari Pediatri
Ayu, I., Soetjiningsih, Patria, S., 2010. Relationship of Obesity and Secondary
Sexual Development in Girls. Jakarta : Paediatrica Indonesiana
Azwar, S., Rita, E., Rusli, Akbar, K., Siregar, C., Hakimi, 2001. Perbedaan Awitan Pubertas pada Anak Perempuan di Perkotaan dan Pedesaan. Jakarta : Sari Pediatri
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar : RISKESDAS 2010. Jakarta : Bakti Husada
Batubara, J., 2010. Adolescent Development. Jakarta : Sari Pediatri
Cogill, B., 2001. Anthropometry Indicators Measurement Guide. USA : US
Agency for International
Gary, F., Leveno, K., Bloom, S., Haulth, J., Rouse, D., Spong, C., 2010. Williams
Obstetric 23rd edition : Ovarian and Endometrial Cycle. USA : McGraw
Hill
Developed by the National center for Health Statistics in collaboration with the
National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotions.
Dorland, 2002. Kamus Saku Kedokteran Edisi 25. Jakarta : EGC
Guyton, Arthur, Hall, John, 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Halim, Y., 2013. Pengaruh Konsumsi Fast Food Dan Soft Drink Terhadap Obesitas Pada Anak. Medan : Sari Pustaka Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik
Kaplowitz, P., 2010. Link Between Body Fat and the Timing of Puberty. Washington DC : Department of Endocrinology
Maqbool, A., Olsen I. E., 2008. Clinical Assessment in Nutritional Status. Jakarta: Nutrition in Pediatric
Nakamoto, J. M., 2010. Pediatric Practice Endocrinology. China : The McGraw
Hill Companies
Nelson, 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15. Jakarta : EGC
Pejhan, A., Maghaddam, H., Najjar, L., 2011. The Relationship Beetween
Menarche Age and Antropometric Indexes of Girls in Sabzevar. Iran :
World Applied Sciences Journal
Pulungan, A. B., Batubara, J., Tridjaja, B., 2010. Buku Ajar Endokrinologi Anak Edisi I. Jakarta : Badan Penerbit IDAI
Sjarif, D., Nasar, S. S., Devaera, Y., Tanjung, C., 2011. UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik. Jakarta : IDAI
BAB 3
KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kerangka konsep bagi penelitian ini adalah
Gambar 3.1 Kerangka konsep
3.2 Definisi Operasional
Anak SD dan SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah merupakan semua anak yang bersekolah di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah tahun ajaran 2013/2014.
Status gizi
Definisi : Status gizi merupakan sebuah metode pengukuran untuk menentukan komposisi lemak tubuh dengan membandingkan berat badan aktual dengan berat badan ideal.
Alat Ukur : Timbangan, stadiometer dan grafik CDC 2000
Cara Ukur : Menentukan status gizi dengan cara menimbang berat badan aktual menggunakan timbangan merk Camry dengan sensitivitas 0,5 kg. Anak berdiri tanpa alas kaki, posisi tegak pada tengah plat. Mengukur tinggi badan Variabel Independen
Status gizi anak perempuan SD dan SMP
Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah
Variabel Dependen
Usia menarche anak perempuan SD dan SMP
menggunakan microtoir metal dengan sensitivitas 0,5 cm. Anak berdiri dengan posisi tegak, punggung menempel di dinding dan kepala tegak lurus ke depan. Berat badan ideal diukur berdasarkan berat badan menurut tinggi badan yang diproyeksikan ke persentil 50 dari grafik CDC 2000 sesuai usia dan jenis kelamin. Hasil yang diperoleh dihitung dengan menggunakan rumus
Hasil Ukur : - Gizi Lebih >110% - Normal >90%
Skala Pengukuran : Ordinal
Usia Menarche
Definisi : Usia menarche adalah usia anak untuk pertama kalinya mengalami menstruasi
Alat Ukur : Kuesioner
Cara Ukur : Melakukan wawancara kepada anak dengan menanyakan tanggal lahir dan tanggal pertama kali mengalami
menarche
Hasil Ukur : - 10-12 tahun - 12-15 tahun Skala Pengukuran : Ordinal
3.3 Hipotesa
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara status gizi dengan usia menarche pada anak SD dan SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah.
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2013 dan dilaksanakan di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan dari bulan Juli hingga bulan September 2013.
4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh anak SD dan SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan.
4.3.2 Sampel Penelitian
Jumlah sampel penelitian adalah seluruh populasi dijadikan responden. 1. Kriteria Inklusi
a. Anak SD dan SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah tahun ajaran 2013/2014 yang berusia 10-15 tahun
b. Mendapatkan informed consent
c. Mengalami menarche maksimal 1 bulan yang lalu 2. Kriteria Eksklusi
a. Anak SD dan SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah tahun ajaran 2013/2014 yang berusia dibawah 10 tahun dan diatas 15 tahun
b. Mendapatkan kemoterapi atau radioterapi c. Mendapat obat-obat hormonal
d. Menderita penyakit kronis
e. Anak tidak mengetahui tanggal menarche
4.4 Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang didapat langsung dari masing-masing sampel penelitian, meliputi status gizi dan usia menarche.
Pengumpulan data status gizi dilakukan dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan sesuai prosedur yang telah ditentukan. Sedangkan pengumpulan data usia menarche dilakukan melalui wawancara langsung kepada sampel penelitian dengan berpedoman pada instrumen penelitian.
4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data 4.5.1. Pengolahan Data
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara tertentu :
1. Editing
Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data.
Apabila data belum lengkap ataupun ada kesalahan data dilengkapi dengan mewancarai ulang responden.
2. Coding
Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer.
3. Entry
Data yang telah dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam program komputer SPSS
Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.
5. Saving
Penyimpanan data untuk siap dianalisis.
4.5.2. Analisis Data
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diperoleh dari pengukuran berat badan dan tinggi badan anak perempuan SD dan SMP pada 35 orang di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah yang selanjutnya dimasukkan kedalam grafik CDC 2000 serta menanyakan usia menarche secara wawancara. Sampel penelitian diperoleh dari pengambilan populasi seluruh anak perempuan yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan serta wawancara usia menarche dianalisis, sehingga dapat disajikan hasil penelitian sebagai berikut.
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah (YPSA) yang berlokasi di jalan Setia Budi No. 191/ Jl. Kemuning No. 8 Kecamatan Medan Sunggal, Medan, Indonesia. YPSA adalah sebuah yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan dari Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Siswa-siswi SD dan SMP YPSA diharuskan untuk mengikuti makan siang dari hari Senin hingga Jumat di ruang makan siswa. Makanan yang disediakan adalah makanan yang beraneka ragam setiap harinya dan memenuhi kebutuhan gizi. Makanan tersebut terdiri dari makanan pokok yaitu nasi putih, lauk pauk berupa daging, ikan, ayam ataupun tahu dan tempe, sayur dan buah-buahan. Selain dari ruang makan siswa, terdapat pula kantin sekolah dan supermarket yang menyediakan berbagai makanan tinggi lemak dan kalori.
5.1.2. Distribusi Status Gizi dan Usia Menarche
Di bawah ini akan dijelaskan distribusi dari status gizi dan usia menarche dari responden.
Tabel 5.1. Distribusi Status Gizi Responden
Status Gizi Frekuensi %
Normal 19 54.3
Gizi Lebih 16 45.7
Total 35 100
Keterangan: normal: >90%;gizi lebih: >110%
Tabel 5.2. Distr ibusi Usia Menar che Responden
Usia Menarche Frekuensi %
10-12 23 65.7
12-15 12 34.3
Total 35 100
Pada tabel 5.2 di atas ditunjukkan bahwa usia menarche 10-12 pada penelitian ini adalah 65.7% dan usia menarche 12-15 adalah 34.3%. Didapatkan usia menarche rata-rata responden 12 tahun dengan nilai tengah 12 tahun.
5.1.3. Hubungan Status Gizi ter hadap Usia Menarche Responden
Berikut adalah hubungan status gizi terhadap usia menarche responden Tabel 5.3. Hubungan Status Gizi ter hadap Usia Menarche Responden
Usia Menarche
Status Gizi
p Normal Gizi Lebih
f % f %
10-12 13 37.2 10 28.6 0.713
12-15 6 17.1 6 17.1
Pada tabel 5.3. yang menghubungkan status gizi terhadap usia menarche menunjukkan bahwa responden dengan status gizi normal paling banyak mengalami menarche pada usia 10-12 tahun, yaitu sebanyak 37.2%, sedangkan pada usia 12-15 sebanyak 17.1%. Sementara itu pada responden dengan gizi lebih paling banyak mengalami menarche pada usia 10-12 tahun, yaitu sebanyak 28.6%, sedangkan pada usia 12-15 tahun sebanyak 17.1%.
5.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada anak SD dan SMP Yayasan Pendidkan Shafiyyatul Amaliyyah Medan tahun 2013 diperoleh data melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan murid serta wawancara usia
menarche. Data tersebut dijadikan dasar dalam melakukan pembahasan dan
dijabarkan sebagai berikut.
Tabel 5.3. menunjukkan bahwa anak SD dan SMP yang memiliki status gizi normal paling banyak mengalami menarche pada usia 10-12 tahun, yaitu sebanyak 13 orang (37.2%). Dan responden yang memiliki status gizi lebih paling banyak mengalami menarche pada usia 10-12 tahun, yaitu sebanyak 10 orang (28.6%).
Setelah dilakukan uji analisis statistik dengan Pearson Chi Square antara status gizi terhadap usia menarche diperoleh nilai p ≥ 0.05 (p = 0.713) sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara status gizi terhadap usia menarche.
perempuan menyebabkan peningkatan kadar lemak pada tubuh yang dimediasi oleh estrogen. Dari hasil pemeriksaan steroid pada orang dewasa didapati bahwa estrogen dan progesteron disimpan secara banyak dalam tubuh perempuan dibandingkan laki-laki karena hormon tersebut mengatur penyimpanan kalori sebagai lemak dimana estrogen menyebabkan penyimpanan lemak pada jaringan lemak perifer.
Zacharias dan Wurtman (2001) yang melakukan penelitian pada daerah
urban dan rural di Ceylon mendapatkan bahwa wanita yang tinggal di daerah
urban lebih cepat mengalami maturasi seksual dibandingkan daerah rural. Pada penelitiannya didapati adanya perbedaan yang bermakna antara status gizi murid perempuan perkotaan dan pedesaan hal ini sebanding dengan dengan tingkat status gizi murid perkotaan yang lebih baik dibanding pedesaan.
Pada anak SD dan SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan mempunyai pola makan yang diatur oleh sekolah, dengan menu makanan yang memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi. Selain dari makanan wajib dari sekolah, SD dan SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan juga memiliki kafetaria yang menjual makanan junk food dan fast food sehingga sangat memungkinkan untuk anak SD dan SMP memiliki status gizi yang normal ataupun status gizi lebih.
Menurut Halim (2013), pola makan pada masa muda telah berubah secara signifikan selama beberapa dekade terakhir dengan meningkatnya fast food dan
soft drink. Hal ini merupakan dari keseluruhan pola makan yang tidak sehat dan
memiliki hubungan khusus terhadap epidemik obesitas pada anak. Pengaruh konsumsi fast food dan soft drink terhadap obesitas.
Pada tabel 5.1. dapat dilihat dari 35 remaja, 19 orang (54.3%) diantaranya mempunyai status gizi normal, dan 16 orang (45.7%) mempunyai status gizi lebih. Berdasarkan penentuan status gizi menurut grafik CDC 2000, gizi normal adalah >90%. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata anak SD dan SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah mempunyai status gizi yang normal. Astrup dan Pedersen (2011) menyatakan penyebab perbedaan status gizi adalah beragam, seperti faktor genetis, perubahan lingkungan dan gaya hidup seperti komposisi diet, aktivitas fisik, kehamilan, imobilitas, gangguan dan tidur dan stres.
Abbasi (2010) menyatakan bahwa yang menjadi karakteristik pubertas adalah usia mulainya pubertas, tinggi badan saat mulai pubertas, kecepatan pertumbuhan tinggi, durasi pubertas. Durasi pubertas cukup bervariasi, bergantung pada onset pubertas. Namun, menurut Marshal dan Tanner variasi tersebut tidak menunjukkan statistik yang signifikan.
Pada anak SD dan SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah juga didapati tidak melakukan aktivitas olahraga yang adekuat yaitu hanya 2 jam pelajaran setiap minggunya, dikarenakan jam sekolah yang full day school sehingga sehabis kegiatan sekolah mereka langsung pulang dan mengerjakan pekerjaan rumah. Penelitian Anam et al (2010) membuktikan bahwa aktifitas fisik yang tidak adekuat menyebabkan semakin banyak lemak tubuh pada jaringan, sedangkan kesegaran jasmani yang rendah dapat mempengaruhi kesehatan fisik anak obes.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian, maka kesimpulan yang diperoleh adalah :
a. Tidak terdapat hubungan antara status gizi terhadap usia menarche (p = 0,713) pada anak SD dan SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul
Amaliyyah Medan tahun 2013.
b. Rata-rata usia menarche pada anak SD dan SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah adalah pada usia 12 tahun.
c. Rata-rata status gizi anak SD dan SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah adalah gizi normal.
6.2 Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh, makan saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
• Perlu pengkajian terhadap variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi usia menarche, seperti sosioekonomi, kesehatan umum, geografi dan keadaan psikologis.
• Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan pemeriksaan lemak subkutan dan hormon estrogen untuk mengetahui hubungan status gizi terhadap usia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pubertas 2.1.1 Masa Pubertas
Pubertas adalah suatu proses peralihan untuk tercapainya maturitas reproduksi (Nakamoto, 2010). Pubertas dimulai dengan awal berfungsinya ovarium. Pubertas berakhir pada saat ovarium sudah berfungsi dengan mantap dan teratur. (Sarwono, 2008)
Secara klinis pubertas mulai dengan timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan reproduksi. Pubertas pada wanita dimulai kira-kira pada umur 8-13 tahun (Pulungan, 2010). Awal pubertas dipengaruhi oleh bangsa, gizi, dan kebudayaan. Pada abad ini secara umum ada pergeseran permulaan pubertas ke arah umur yang lebih muda, yang diterangkan dengan meningkatnya kesehatan umum dan nutrisi. Kejadian penting dalam pubertas ialah pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, menarche, dan perubahan psikis. (Sarwono, 2008)
Perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada masa pubertas adalah akibat meningkatnya kadar hormon seks yang dihasilkan oleh gonad dan kelenjar adrenal. Sebelum pubertas, steroid gonad dalam jumlah kecil mampu menekan aktivasi hipotalamus dan hipofisis. Dengan onset pubertas,
gonadotropin-releasing hormone (GnRH) secara progresif menjadi kurang peka terhadap efek
supresi steroid seks, akibatnya kadar LH dan FSH meningkat, dan kemudian menstimulasi gonad. (Pulungan, 2010)
2.1.2 Tanda Pubertas
Perkembangan pubertas pada anak perempuan biasanya dimulai dengan
telarche, namun sekitar 15% dari perempuan normal mengalami perkembangan
Gambar 2.1. Pola Pertumbuhan Payudara dan rambut pubis pada perempuan
Tabel 2.1. Tahap perkembangan fisik pada anak perempuan pada masa pubertas
Tahap Payudara Rambut Pubis
1 Prapubertas Tidak ada rambut pubis
2 Breast budding, menonjol
seperti bukit kecil, areola melebar
Jarang, berpigmen sedikit, lurus, atas medial labia
3 Payudara dan areola membesar, tidak ada kontur pemisah
Lebih hitam, mulai ikal, jumlah bertambah
4 Areola dan papilla membentuk bukit kedua
Kasar, keriting, belum sebanyak dewasa
5 Bentuk dewasa, papilla
menonjol, areola sebagai bagian dari kontur buah dada
Bentuk segitiga seperti pada perempuan dewasa, tersebar sampai medial paha
Sumber : Pulungan, 2010. Buku Ajar Endokrinologi Anak
2.1.3 Perubahan Hormonal Pada Pubertas
Pubertas terjadi sebagai akibat peningkatan GnRH dari hipotalamus, diikuti oleh urutan perubahan sistem endokrin. Kemudian urutan ini diikuti dengan timbulnya tanda seks sekunder, pacu tumbuh, dan kesiapan untuk reproduksi. Pada saat lahir GnRH meningkat secara periodik setelah pengaruh estrogen dari plasenta hilang. Keadaan ini berlangsung sampai usia 4 tahun ketika susunan saraf pusat menghambat sekresi GnRH. Pubertas normal diawali oleh terjadinya aktivasi aksis hipotalamus-hipofisis-gonad dengan peningkatan GnRH secara menetap. (Batubara, 2010)
hipotalamus-hipofisis-gonad. Hormon LH berperan pada proses menarche dan merangsang timbulnya ovulasi. (Batubara, 2010)
2.1.4 Pubertas Prekoks
Pubertas dikatakan prekoks jika tanda-tanda seks sekunder timbul sebelum usia 8 tahun pada anak perempuan atau sebelum usia 9 tahun pada anak laki-laki. Pubertas prekoks diklasifikasikan menjadi pubertas prekoks sentral dan pubertas prekoks perifer. Pubertas prekoks sentral disebabkan oleh aktivasi dini aksis hipotalamus-hipofisis-gonad. Pubertas prekoks perifer disebabkan oleh stimulasi hormon steroid seks. (Pulungan, 2010)
2.1.5 Pubertas Terlambat
Pubertas terlambat didefinisikan sebagai tidak timbulnya tanda-tanda seks sekunder pada usia 13 tahun untuk anak perempuan dan pada usia 14 tahun untuk anak laki-laki. Penyebab patologis pubertas terlambat lebih jarang ditemukan. Pubertas terlambat diklassifikasikan menjadi constutional delay of growth and
puberty, hipogonadotropik hipogonad dan hipergonadotropik hipogonad.
(Pulungan, 2010)
2.2 Menarche
Menarche merupakan permulaan siklus menstruasi. Hal ini diakibatkan
kelenjar payudara agar kompeten untuk memungkinkan terjadinya ovulasi. Ovulasi yang tidak dibuahi akan memicu terjadinya menstruasi. (Guyton, 2008)
2.3 Siklus Menstruasi
Panjang siklus menstruasi adalah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang siklus menstruasi yang normal adalah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas. Lama menstruasi biasanya antara 3-5 hari dan bisa sampai 7-8 hari. Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2 ± 16 cc. (Sarwono, 2008)
Siklus haid normal dibagi kedalam dua fase, yaitu fase folikuler dan fase luteal. Perubahan-perubahan kadar hormon sepanjang siklus menstruasi disebabkan oleh mekanisme umpan balik antara hormon steroid dan gonadotropin. Estrogen menyebabkan umpan balik negatif terhadap FSH sedangkan terhadap LH menyebabkan umpan balik negatif jika kadarnya rendah dan umpan balik positif bila kadarnya tinggi. (Sarwono, 2008)
Pada fase folikuler dini, beberapa folikel berkembang oleh pengaruh FSH yang meningkat. Dengan berkembang folikel, produksi estrogen meningkat dan ini menekan produksi FSH. Folikel yang akan berovulasi melindungi dirinya sendiri terhadap atresia, sedangkan folikel-folikel lain mengalami atresia. LH juga meningkat tetapi hanya membantu pembuatan estrogen dalam folikel. Perkembangan folikel berakhir setelah kadar estrogen dalam plasma jelas meninggi, yang kemudian memberikan umpan balik positif terhadap pusat siklik dan dengan lonjakan LH ditengah siklus akan mengakibatkan ovulasi. LH yang meninggi itu menetap kira-kira 24 jam dan menurun pada fase luteal. Pecahnya folikel terjadi 16-24 jam setelah lonjakan LH. (Sarwono, 2008)
peningkatan suhu tubuh selama fase ini dan menetap sampai periode menstruasi dimulai. Kadar estrogen pada fase ini menjadi tinggi untuk menstimulasi endometrium agar menebal. (Sarwono, 2008)
Kunci dari siklus menstruasi tergantung dari perubahan-perubahan kadar estrogen. Hubungan antara folikel dan hipotalamus bergantung pada fungsi estrogen, yang menyampaikan pesan-pesan berupa umpan balik positif dan negatif. Segala keadaan yang menghambat produksi estrogen dengan sendirinya akan mempengaruhi siklus menstruasi yang normal. (Sarwono, 2008)
2.4 Status Gizi
Kebutuhan gizi individu bervariasi sesuai dengan perbedaan genetik dan metabolik. Gizi yang baik membantu mencegah penyakit dan mengembangkan kemampuan fisik dan mental. (Nelson, 2000)
Penilaian status gizi dilakukan dengan 4 cara pengkajian yaitu pemeriksaan klinis, analisis diet, pemeriksaan antropometri dan pemeriksaan laboratorium. (Pulungan, 2010)
Pemeriksaan laboratorium dan analisis diet dilakukan sesuai indikasi klinis. Diagnosa klinis merupakan salah satu pertimbangan dalam memformulasikan rencana pemberian nutrisi. (UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik, 2011)
Pemeriksaan antropometri sering digunakan untuk menentukan bagaimana status gizi di suatu daerah, khususnya untuk mengidentifikasi adanya gizi buruk dan selanjutnya digunakan untuk melakukan intervensi nutrisi. Pengukuran antropometri minimal pada anak umumnya meliputi pengukuran berat badan, panjang atau tinggi badan, dan lingkar kepala (dari lahir sampai umur 3 tahun). Pengukuran ini dilakukan berulang secara berkala untuk mengkaji pertumbuhan jangka pendek, jangka panjang dan status gizi. (Pulungan, 2010)
Berat badan merupakan penghitungan rata-rata dari status gizi secara umum yang memerlukan data lain seperti umur, jenis kelamin, dan panjang badan atau tinggi badan untuk menginterpretasikan data tersebut secara optimal. Tinggi badan mencerminkan status gizi jangka panjang seorang anak. (Pulungan, 2010)
Prinsip penentuan status gizi dengan pemeriksaan antopometri adalah menentukan proporsi berat badan menurut tinggi badan, bukan berat badan menurut umur atau tinggi badan menurut umur. Berat badan menurut tinggi badan memberikan berbagai informasi akan pertumbuhan dan status gizi pada seorang anak. Berat badan menurut tinggi badan lebih akurat dalam menetapkan dan mengklasifikasikan status gizi pada seorang anak. (Pulungan, 2010)
Grafik pertumbuhan yang digunakan sebagai acuan ialah grafik World
Health Organization (WHO) 2006 untuk anak kurang dari 5 tahun dan grafik
usia di atas 5 tahun digunakan grafik CDC 2000 dengan pertimbangan grafik WHO 2006 tidak memiliki grafik Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB. (UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik, 2011)
Berat badan menurut tinggi badan dihitung dengan membagi berat badan aktual dengan berat badan ideal kemudian dikalikan dengan 100%. Berat badan ideal didapat dengan menggunakan grafik CDC 2000. Menurut grafik CDC 2000, status gizi dibagi menjadi 5 kelompok. (UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik, 2011)
Tabel 2.2. Penentuan status gizi menurut grafik CDC 2000
Status Gizi
BB/TB (% median)
Obesitas >120
Overweight >110
Normal >90
Gizi Kurang 70-90
Gizi Buruk <70
Gambar 2.3 Grafik CDC 2000
2.5 Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche
Walaupun keturunan merupakan faktor utama dalam terjadinya menarche, namun banyak faktor yang mempengaruhi menarche, yaitu status gizi, kesehatan dan juga sosioekonomi. (Pejhan, 2011)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pubertas merupakan masa transisi antara masa anak-anak dengan dewasa yang dipengaruhi oleh berbagai faktor kompleks. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisik maupun psikologis yang timbul karena adanya perubahan-perubahan aktivitas endokrin secara terus menerus dan teratur. Perubahan fisik yang terjadi selama proses ini, diikuti oleh perkembangan ciri-ciri seksual sekunder, perubahan komposisi tubuh serta perubahan maturasi tulang yang cepat, dan diakhiri dengan penyatuan epifisis serta terbentuknya perawakan dewasa. Awitan pubertas pada anak perempuan ditandai oleh pertumbuhan payudara, pertumbuhan puncak kecepatan tinggi badan, dan menarche. (Pulungan, 2010)
Menarche adalah suatu permulaan masa menstruasi (Dorland, 2002).
Menarche diakibatkan dari perubahan hormonal, yaitu peningkatan
follicle-stimulating hormone (FSH) pada usia sekitar 8 tahun kemudian diikuti
peningkatan luteinizing hormone (LH), yang beperan dalam proses menarche. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi menarche, antara lain faktor genetik, status gizi, dan lingkungan. (Batubara, 2010)
Studi epidemiologis mengungkapkan fenomena yang menunjukan fakta bahwa usia menarche wanita di berbagai belahan dunia akhir-akhir ini semakin cepat. Penurunan usia menarche mungkin mencerminkan status gizi yang lebih baik dan membaiknya kesehatan umum. (Nelson, 2000)
Pada tahun 1965, remaja putri Indonesia mengalami menarche pada usia 13-14 tahun, sedangkan di tahun 2010 pada usia 11-12 tahun. (RISKESDAS, 2010)
Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang diukur dengan antropometri. Antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh manusia dalam hal ini dimensi tulang, otot dan jaringan lemak. (Cogill, 2001)
dari indikator untuk interpretasi. Berat badan menurut tinggi badan merupakan salah satu indikator yang memberikan berbagai informasi akan pertumbuhan dan lebih akurat dalam menetapkan dan mengklasifikasikan status gizi pada seorang anak. (Maqbool, 2008)
Menurut Freedman et al, di Amerika dijumpai anak perempuan obesitas lebih cepat mengalami menarche daripada anak perempuan yang gizi kurang. Anak perempuan dengan status gizi obesitas mengalami menarche kurang dari usia 12 tahun. Di Surabaya dijumpai anak perempuan obesitas lebih cepat mengalami menarche dengan usia rata-rata 11,6 tahun sedangkan pada anak yang tidak obesitas mengalami menarche pada usia rata-rata 12,2 tahun (Ayu, 2010) . Anak-anak dengan kelebihan berat badan dilaporkan mengalami menarche di usia yang lebih muda karena lemak pada tubuh dapat mengakibatkan sekresi berlebihan dari GnRH yang kemudian akan menyebabkan peningkatan kecepatan dari pubertas . (Akbar et al, 2011)
Dari data-data yang dilaporkan terdapat hubungan antara status gizi dengan usia menarche, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan usia menarche pada anak di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Apakah ada hubungan antara status gizi anak terhadap usia menarche ?
1.3 Tujuan Penilitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan usia menarche. 1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah
2. Untuk mengetahui rata-rata usia menarche pada anak di sekolah Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah
1. Menambah ilmu pengetahuan di bidang endokrinologi dan ginekologi, khususnya tentang hubungan status gizi terhadap usia menarche pada anak.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat, khususnya pada anak dalam mengontrol status gizi untuk mencapai perkembangan seksual yang normal dan menghindari terjadinya keterlambatan menarche.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya peran penilaian status gizi dan usia menarche dalam menentukan derajat kesehatan remaja di Indonesia.
ABSTRAK
Pubertas merupakan masa transisi dari anak-anak ke dewasa dimana terjadi perubahan fisik maupun psikologis karena aktivitas endokrin. Awitan pubertas pada anak perempuan ditandai dengan menarche yang merupakan permulaan menstruasi. Saat ini, usia menarche anak perempuan semakin cepat. Hal ini mungkin mencerminkan membaiknya status gizi dan kesehatan umum.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan status gizi terhadap usia
menarche pada anak SD dan SMP YPSA.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain potong lintang (cross-sectional). Pemilihan sampel dilakukan dengan metode total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran berat dan tinggi badan serta wawancara untuk mengetahui usia menarche pada 35 sampel. Data selanjutnya dianalisa dengan menggunakan Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapart hubungan antara status gizi terhadap usia menarche (p=0.713) dan rata-rata anak mengalami menarche pada usia 12 tahun.
ABSTRACT
Puberty is a transition phase from children to adult where there are
changes in physics and psychologies caused by endocrine activity. Onset of
puberty in girls marked by menarche which is the start of menstruation. Now,
onset of menarche becomes early. It might be caused by better nutritional status
and general health.
The aim of this research is to find out association between nutritional
status and onset of menarche in elementary and junior high school girls of YPSA.
This research is an analytical study with cross-sectional design. Data
were collected by measuring weight and height and interview to find out onset of
menarche of 35 samples. Data were analyzed with Chi-Square method.
Result of the study shows that there is no association between nutritional
status with onset of menarche (p=0.713) and average age of menarche is 12 years
old.
HUBUNGAN STATUS GIZI TERHADAP USIA MENARCHE PADA ANAK SD DAN SMP YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL
AMALIYYAH
Oleh:
Annisa Putri Siregar 100100009
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Hubungan Status Gizi Terhadap Usia Menarche Pada Anak SD dan SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah
Nama : Annisa Putri Siregar NIM : 100100009
Pembimbing Penguji I
(Prof. dr. Yasmeini Yazir)
NIP.
(dr. Anita Rosari Dalimunthe, Mked(PD). SpPD)
Penguji II
NIP.
(dr. Harry A. Asroel, SpTHT)
Medan, 24 Desember 2013 Dekan,
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
NIP. 195 402 201 980 111 001
ABSTRAK
Pubertas merupakan masa transisi dari anak-anak ke dewasa dimana terjadi perubahan fisik maupun psikologis karena aktivitas endokrin. Awitan pubertas pada anak perempuan ditandai dengan menarche yang merupakan permulaan menstruasi. Saat ini, usia menarche anak perempuan semakin cepat. Hal ini mungkin mencerminkan membaiknya status gizi dan kesehatan umum.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan status gizi terhadap usia
menarche pada anak SD dan SMP YPSA.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain potong lintang (cross-sectional). Pemilihan sampel dilakukan dengan metode total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran berat dan tinggi badan serta wawancara untuk mengetahui usia menarche pada 35 sampel. Data selanjutnya dianalisa dengan menggunakan Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapart hubungan antara status gizi terhadap usia menarche (p=0.713) dan rata-rata anak mengalami menarche pada usia 12 tahun.
ABSTRACT
Puberty is a transition phase from children to adult where there are
changes in physics and psychologies caused by endocrine activity. Onset of
puberty in girls marked by menarche which is the start of menstruation. Now,
onset of menarche becomes early. It might be caused by better nutritional status
and general health.
The aim of this research is to find out association between nutritional
status and onset of menarche in elementary and junior high school girls of YPSA.
This research is an analytical study with cross-sectional design. Data
were collected by measuring weight and height and interview to find out onset of
menarche of 35 samples. Data were analyzed with Chi-Square method.
Result of the study shows that there is no association between nutritional
status with onset of menarche (p=0.713) and average age of menarche is 12 years
old.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala rahmat yang telah diberikan selama ini sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Hubungan Status Gizi Terhadap Usia Menarche pada Anak SD dan SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah”.
Selama proses penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, saya menerima banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua Orang tua saya, Henry Salim Siregar dan Melda Deliana Armys yang telah memberikan dukungan dan motivasi yang tidak ada habisnya kepada penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini bisa diselesaikan.
2. Adik saya, Ashila Pritta Siregar yang selalu memberikan semangat dalam pengerjaan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakutlas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
4. Prof. dr. Yasmeini Yazir selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran untuk dapat memberikan bimbingan, saran, motivasi serta semangat sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.
5. dr. Mutiara Indah Sari selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan perhatian, semangat dan motivasi kepada saya.
6. dr. Anita Rosari Dalimunthe, Mked(PD), Sp.PD dan dr. Harry A. Asroel, Sp.THT selaku Dosen Penguji I dan Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan nasehat dalam penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Pihak Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah yang telah memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian ini.
8. Fenny dan Jane yang telah memberikan semangat dan bantuan dalam menghadapi kemudahan dan kesulitan dalam proses pengerjaan hingga sidang hasil Karya Tulis Ilmiah ini.
Keumala, Cut Putri, Aida Violiny, Aisha Citra Nissa, Faridz Syahrian dan Mufti Muhammad yang telah memberikan bantuan tanpa batas dan semangat serta motivasi dalam pengerjaan Karya Tulis Ilmiah ini.
10. Teman-teman stambuk 2010 dan seluruh pihak yang telah membantu pengerjaan Karya Tulis Ilmiah ini yang tidak dapat saya sebut satu-persatu.
Saya menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat banyak kelemahan-kelemahan, baik dalam hal penulisan, isi, maupun metode penelitiannya. Oleh karena itu, saya mengharap kritik dan saran yang berguna untuk menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini.
Medan, Desember 2013 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR SINGKATAN. ... x
DAFTAR LAMPIRAN. ... xi
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 2
1.3. Tujuan Penelitian ... 2
1.3.1. Tujuan Umum ... 2
1.3.2. Tujuan Khusus ... 2
1.4. Manfaat Penelitian ... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1. Pubertas ... 4
2.1.1. Masa Pubertas ... 4
2.1.2. Tanda Pubertas ... 4
2.1.3. Perubahan Hormonal Pada Pubertas ... 6
2.1.4. Pubertas Prekoks ... 7
2.1.5 Pubertas Terlambat... 7
2.2. Menarche... 7
2.3. Siklus Menstruasi ... 8
2.4. Status Gizi ... 10
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 14
3.1. Kerangka Konsep ... 14
3.2. Definisi Operasional... 14
3.3. Hipotesa ... 15
BAB 4 METODE PENELITIAN ... 16
4.1. Jenis Penelitian ... 16
4.2. Waktu dan Tempat Pengumpulan Data ... 16
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 16
4.3.1. Populasi Penelitian ... 16
4.3.2. Sampel Penelitian ... 16
4.4. Metode Pengumpulan Data ... 17
4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 17
4.5.1. Pengolahan Data... 17
4.5.2. Analisis Data ... 18
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ... 19
5.1. Hasil Penelitian. ... 19
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 19
5.1.2. Distribusi Status Gizi dan Usia Menarche ... 20
5.1.3. Hubungan Status Gizi terhadap Usia Menarche Responden. ... 21
5.2. Pembahasan. ... 22
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. ... 26
6.1. Kesimpulan. ... 26
6.2. Saran. ... 26
Daftar Tabel
Nomor Judul Halaman
1 Tahap perkembangan fisik pada anak perempuan pada masa pubertas
6
2 Penentuan status gizi menurut grafik CDC 2000
11
3 Distribusi Status Gizi Responden 20 4 Distribusi Usia Menarche Responden 21 5 Hubungan Sttatus Gizi terhadap Usia
Menarche Responden
Daftar Gambar
Nomor Judul Halaman
1 Pola Pertumbuhan Payudara dan rambut pubis pada perempuan
5
2 Siklus Menstruasi 9
3 Grafik CDC 2000 12
Daftar Singkatan
BB/TB : Berat Badan menurut Tinggi Badan CDC : Center for Disesase Control
FSH : Follicle Stimulating Hormone GnRH : Gonadotropin Releasing Hormone LH : Luteinizing Hormone
SD : Sekolah Dasar
SMP : Sekolah Menengah Pertama WHO : World Health Organization
Daftar Lampiran
Nomor Judul
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Lembar Penjelasan Penelitian
Lampiran 3 Lembar Pernyataan Persetujuan Setelah Penjelasan
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian
Lampiran 5 Rekan Medik Hasil Pemeriksaan Pada Penelitian
Lampiran 6 Output SPSS Lampiran 7 Ethical Clearance
Lampiran 8 Surat Penjelasan Telah Melakukan Penelitian