• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Banquet Dalam Menangani Wisata Konvensi Di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta Resort Dan Spa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Banquet Dalam Menangani Wisata Konvensi Di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta Resort Dan Spa"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN BANQUET DALAM MENANGANI WISATA KONVENSI DI HOTEL SHERATON MUSTIKA YOGYAKARTA

RESORT DAN SPA

KERTAS KARYA

OLEH

HELDHA WAHYUNI NIM 102204009

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

PERANAN BANQUET DALAM MENANGANI

WISATA kONVENSI DI HOTEL SHERATON MUSTIKA

YOGYAKARTA RSORT DAN SPA

OLEH

HELDHA WAHYUNI

102204009

Dosen Pembimbing, Dosen pembaca,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KERTAS KARYA : PERANAN BANQUET DALAM

MENANGANI WISATA KONVENSI

DI HOTEL SHERATON MUSTIKA

YOGYAKARTA RESORT DAN SPA

OLEH

: HELDHA WAHYUNI

NIM

: 102204009

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A.

NIP. 19511013 197603 1 001

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

Ketua,

(4)

ABSTRAK

Perkembangan industri perhotelan semakin meningkat dari tahun ke tahun, namun peningkatan ini harus diimbangi dengan mutu pelayanan yang baik. Sehingga wisatawan yang datang khususnya pengguna jasa hotel tetap merasa nyaman dan puas dengan pelayanan oleh pihak hotel. Hotel tidak hanya menyediakan fasilitas penginapan tetapi juga menyediakan makan minum dan usaha lainnya. Semua tidak terlepas dari peran banquet dalam memberikan kepuasan kepada tamu. Di dalam pelayanan banquet penyelenggaraan pertemuan atau konvensi dapat menjadi dinamistor perkembangan sector-sektor terkait, khususnya dalam bidang pariwisata seperti transportasi, akomodasi, hiburan dan fasilitas-fasilitas wisata lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan konvensi dapat merupakan perpaduan antara kegiatan bisnis (meeting, congress) dan rekreasi, yang didalam perkembangannya membentuk wisata konvensi. Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta Resort dan Spa sangat membantu untuk melaksanakan wisata konvensi dari segi pelayanan banqeuttend maka dari itu di ambilah judul tentang “Peranan Banquet Dalam Menangani Wisata Konvensi Di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta Resort And Spa” yang mempunyai Ballroom yang besar untuk melakukan kegiatan Wisata Konvensi.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt, dimana atas segala rahmat

serta hidayahnya penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini. Kertas karya ini

dibuat untuk melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan dari

Diploma III Program Studi Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera

Utara.

Kertas karya ini disusun berdasarkan praktek kerja lapangan yang penulis

lakukan di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta Reosort Dan Spa serta sumber lain

yang mendukung, kertas karya ini berjudul Peranan Banquet Dalam Menangani Wisata Konvensi Di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta Resort Dan Spa ”.

Penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada pihak-pihak yang mendukung

dalam menyelesaikan kertas karya ini, antara lain :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya,

Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Arwina Sufika, SE., M.Si selaku ketua Program Studi D.III Pariwisata,

Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen

Pembimbing Kertas Karya yang telah meluangkan waktu untuk membimbing

(6)

3. Bapak Drs. Haris Sutan Lubis, MSP selaku Dosen Pembaca Kertas Karya

penulis.

4. Bapak Rizky Hadi Nasution, S.E, Bapak Hasrun Tanjung, S.E, Dan Bapak

Naimmuddin Deli Putra Selaku dosen Praktikum.

5. Bapak dan ibu seluruh staf pengajar di Program Studi Pariwisata Universitas

Sumatera Utara

6. Orang tua kandung penulis, Sarman dan Rubini yang telah mendukung baik

dukungan moral ataupun material.

7. Kepada Kedua Abang Kandung Penulis yang telah memberi dukungan dan

semangat bagi penulis.

8. Kepada Keluarga Kakak Indah terimakasih telah mendukung penulis selama

menyelesaikan Kertas karya tulis ini

9. Kepada Teman-teman seperjuangan Di Yogyakarta selama menjalani PKL

(praktek kerja lapangan) Sinta, Wella, Arde, Berlindo, Cristine.

10.Kepada semua teman-teman di Pariwisata perhotelan dan Usaha Wisata

stambuk 2010, Nurul, Jupri, Pebri, Cindy, Wella, Indra dan teman-teman

(7)

Tak ada kata lain yang penulis dapat ucapkan selain ucapan terimakasih

banyak, akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita

semua.

Medan, 24 Oktober 2013

Penulis

Heldha Wahyuni

(8)

DAFTAR ISI Halaman

1.6 Sistematika Penulisan ……… 4

BAB II : URAIAN TEOROTIS ………. 6

2.6.4 Preseance Untuk Jamuan Keliling Meja ………... 31

2.7 Mise En Place ……… 32

(9)

Halaman

2.9 Table D’Hote ( Set Menu Banquet ) ……….. 37

2.10 Wisata Konvensi …….……… 39

BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG HOTEL SHERATON MUSTIKA YOGYAKARTA RESORT DAN SPA………... 44

3.1 Sejarah Berdirinya ………. 44

3.2 Klasifikasi ………... . 46

3.3 Fasilitas ………... . 43

3.4 Struktur Organisasi ……… 55

BAB IV : PERANAN BANQUET DALAM MENANGANI WISATA KONVENSI DI HOTEL SHERATON MUSTIKA YOGYAKARTA RESORT DAN SPA………

……….. .

57

4.1 Operasional Banquet ………... 57

4.2 Penyelenggaraaan Wisata Konvensi……… 59

4.3 Struktur Organisasi Banquet ………... 60

4.4 Permasalahan yang Timbul ………. 61

4.5 Mengatasi Keluhan Tamu ……… .. 63

4.5.1 Jenis – Jenis Keluhan ………. 63

4.5.2 Metode Penanganan Keluhan ………. 64

BAB V : PENUTUP ……… 67

5.1 Kesimpulan ……… 67

5.2 Saran ……….. 68

(10)

ABSTRAK

Perkembangan industri perhotelan semakin meningkat dari tahun ke tahun, namun peningkatan ini harus diimbangi dengan mutu pelayanan yang baik. Sehingga wisatawan yang datang khususnya pengguna jasa hotel tetap merasa nyaman dan puas dengan pelayanan oleh pihak hotel. Hotel tidak hanya menyediakan fasilitas penginapan tetapi juga menyediakan makan minum dan usaha lainnya. Semua tidak terlepas dari peran banquet dalam memberikan kepuasan kepada tamu. Di dalam pelayanan banquet penyelenggaraan pertemuan atau konvensi dapat menjadi dinamistor perkembangan sector-sektor terkait, khususnya dalam bidang pariwisata seperti transportasi, akomodasi, hiburan dan fasilitas-fasilitas wisata lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan konvensi dapat merupakan perpaduan antara kegiatan bisnis (meeting, congress) dan rekreasi, yang didalam perkembangannya membentuk wisata konvensi. Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta Resort dan Spa sangat membantu untuk melaksanakan wisata konvensi dari segi pelayanan banqeuttend maka dari itu di ambilah judul tentang “Peranan Banquet Dalam Menangani Wisata Konvensi Di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta Resort And Spa” yang mempunyai Ballroom yang besar untuk melakukan kegiatan Wisata Konvensi.

(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Hotel merupakan bagian terpenting dari maju tidaknya ekonomi suatu daerah

berkembang. Karena tempat yang eksotis amat diperlukan adanya hotel itu agar para

masyarakat yang ingin datang ke suatu tempat eksotis itu menjadikannya tempat

persinggahan sementara, dan juga memberikan dampak positif bagi masyarakat

sekitarnya. Karena daerah itu akan banyak dikunjungi orang, didalam pemerintahan

suatu Negara termasuk Republik Indonesia, hotel memberikan angin segar dalam hal

devisa, yang mana itu datang dari para pelancong mancanegara yang singgah untuk

menikmati alam nusantara bangsa kita.

Sehingga perkembangan hotel sangat pesat, didalam hotel terdapat berbagai

sarana dan perasarana yang ada didalamnya. Sarana perakomodasian adalah salah

satu aspek yang tidak dapat lepas dari industri ini, dengan pesatnya perkembangan

pariwisatta di Indonesia maka diperlukan tempat-tempat penginapan bagi para

wisaatawan baik dalam maupun luar negeri. Hotel secara investasi yang bergerak di

bidang jasa fasilitas yang didalamnya terdapat berbagai aspek. Hotel tidak hanya

bertujuan mencari keuntungan semata tetapi lebih dititik beratkan pada kepuasan

tamu yang datang berkunjung baik untuk menginap juga melaksanakan berbagai

kegiatan di dalamnya seperti Meeting, Pertemuan-pertemuan, mengadakan pameran dan sebagainya,

Dalam melaksanakan usahanya industri perhotelan memiliki beberapa

department untuk menjalankannya, serta membuat pembagian tugas dan tanggung

(12)

membahas tentang Food & Beverage department dan dikhususkanya pada salah satu seksi yaitu banquet.

Keberadaan banquet dalam industri MICE adalah sangat penting, karena di

samping penyuplai bermacam-macam pelayanan makanan dan minuman dibutuhkan

tamu juga perlu penampilan khusus dan perencanaan acara (function) baik untuk

event domestik dan internasional. Untuk itu perlu diketahui bahwa pekerjaan di

banquet departemen perlu staf yang benar-benar profesional, mengingat yang

dilayani adalah pelayanan dalam makan & minum serta penanganan persiapan tempat

untuk konvensi maupun pameran. Sebagai bahan pelengkap buku ini, penulis merasa

perlu memberikan gambaran secara gamblang apa peranan banquet dalam bisnis

konvensi dan pameran. Berdasrkan hal tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk

(13)

1.2 Masalah Yang Dihadapi

Pada saat penulis melaksanakan praktek kerja lapangan, penulis melihat

bahwa pelayanan Banquet di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta Resort Dan Spa kurang berkualiatas. Hal ini terlihat dari pelayanan yang diberikan pada tamu.

1.3 Batasan masalah

Agar penulisan kertas karya ini tidak terlalu meluas maka dalam hal ini

masalah khusus yang harus di bahas adalah bagaimana Peranan Banquet Dalam

Menangani Wisata Konvensi Di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta Resort dan Spa

1.4 Tujuan Pelulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah :

1. Sebagai salah satu syarat akademis untuk menyelesaikan pendidikan D-3

Program Studi Pariwisata Bidang Keahlian Perhotelan pada Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bahan pertimbangan antara teori yang didapat di bangku kuliah dengan

kenyataan yang ada di lapangan.

3. Memberikan sumbangan yang bersifat membangun demi kelancaran

operasional.

1.5 Metode Penelitian

1. Penelitian Perpustakaan

Dalam hal ini penelitian atau pengumpulan data dilakukan melalui data-data

dari perpustakaan atau diktat-diktat serta informasi yang dapat

(14)

2. Penelitian Laporan

Cara ini adalah mengumlkan data melalui informasi atau data yang di dapat

langsung dari hasil praktek kerja lapangan dengan cara turut bekerja langsung

dalam operasional.

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan kertas karya ini mempunyai sistematika yang bertujuan

untuk memperoleh suatu bentuk susunan karangan ilmiah yang sistematis,

yang memudahkan pembaca untuk mengikuti dan memahami kertas karya ini.

Untuk itu penulis menguraikan bab demi bab yang terdiri dari 5 bab sebagai

berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini diuraikan mengenai alasan pemilihan judul, batasan masalah, tujuan

penulisan, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II URAIAN TEORETIS

Bab ini urairan teoretis tentang pengertian dan ruang lingkup, sejarah jamuan,

(15)

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HOTEL SHERATON MUSTKA YOGYAKARTA RESORT DAN SPA

Bab ini meninjau tentang Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta Resort dan Spa yang

mencakup sejarah berdirinya, Klasifikasi, Fasilitas yang dimiliki serta struktur

organisasi.

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH

Bab ini menguraikan ringkasan mengenai pembahasan permasalahan, yaitu Peranan

banquet dalam menangani wisata konvensi di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta

Resort dan Spa yang meliputi peranan banquet, pelaksaan pelayanan banquet, permasalahan yang timbul, serta mengatasi keluhan tamu.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir, kesimpulan dan saran yang merupakan jawaban atas

(16)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup

Banquet merupakan outlet Food & Beverage (F&B) department yang bertugas menangani atau menyelengarakan segala macam kegiatan pesta jamuan,

baik yang diselengarakan oleh suatu pihak yang membuat pesanan ke hotel. Bagi

hotel yang memiliki fasilitas yang cukup lengkap seperti ruang banquet (banquet

hall) dengan perangkat fasilitasnya, maka banquet memperoleh pendapatan yang cukup besar yaitu dari penyewaan gedung (hall rental), penjualan makanan, penjualan minuman, dan sebagainya.

Suatu seksi (Section) lainnya yang jugahampir bersamaan tugasnya dengan Banquet Section atau bagian konvensi, yaitu unit/seksi yang menangani bebagai

macam kegiatan pertemuan. Dengan demikian kesamaan tugas bidang banquet

dengan bidang konvensi ini iaah sama-sama melaksanakan tau menyelenggarakan

pertemuan. Perbedaanya ialah banquet section melaksanakan kegiatan yang lebih

terkonsentrasi kepada aspek jamuan (makan-minum dan entertainment) sedangkan seksi konvensi lebih menitik beratkan kepada aspek pertemuan seperti konferensi,

(17)

Pertemuan merupakan aktivitas atau kegiatan yang berlangsung di dalam

kehidupan resmi maupun didalam kehidupan ramai. Aktivitas didalam kehidupan

resmi secara umum erat kaitannya dengan acara persidangan, baik yang merupakan

persidangan mengikat merupakan acara-acara dalam kehidupan resmi yng terdiri dari

rapat-rapat, kongres, konferensi, musyawarah, muktamar, dan sebagainya. Sedangkan

bentuk persidangan tidak mengikat adalah seperti seminar, loka karya, symposium,

sarasehan, penataran, diskusi panel, training, dan lain -lain. Acara-acara persidangan

resmi dan mengikat pada umumnya mengahasilkan keputusan-keputusan yang

mengikat pesertanya untuk melaksanakan keputusan tersebut.

Yang dimaksud dengan acara-acara resmi adalah apabila penyelenggaraannya

berdasarkan ketentuan protokoler, sedangkan acara-acara yang diselenggarakan yang

berkaitan dengan kehidupan ramai ialah seperti jamuan, pameran, atau demo, dan

lain-lain.

Dengan demikian jelaslah bahwa convention section atau bagian konvensi yang terdapat didalam usaha jasa hotel bertugas memberikan pelayanan yang meliputi

berbagai acara dalam kehidupan resmi, sedangkan banquet department bergerak dalam pelayanan kehidupan ramai, maka banyak hotel yang menyatukan kedua

bagian ini menjadi suatu unit yang disebut Banquet & Convention Department.

Bermacam-macam istilah sudah di buat orang untuk menyatakan jamuan dan

sekaligus untuk menunjukkan kapasitas jamuan itu sendiri, seperti pesta, resepsi,

perhelatan, dan lain-lain. Demikian pula dengan istilah asing yang sering di jumpai

(18)

atau makan bersama sudah sejak berabad-abad lamanya menjadi bagian dari

kehidupan resmi (protokoler) serta dalam kehidupan ramai (pergaulan).

Penyelengaraaan jamuan dapat dilakukan diberbagai tempat yang sesuai untuk

tujuannya, seperti dirumah, di hotel, di restoran, di berbagai tempat yang

reprensentative, sedangkan tujuan penyelenggaraaannya juga bervariasi, misalnya

pekawinan, mitra bisnis dan lain sebagainya. Berdasarkan tujuan yang

bermacam-macam tersebut, maka jamuan dapat diselenggarakan dlam bentuk/sifat nya sebagai

berikut :

a. Jamuan Informal

Merupakan acara makan bersama yang didalam pelaksanaannya tidak

memiliki acara-acara yang bersifat protokolar. Penyelenggaraan jamuan

ini lebih terkonsentrasi kepada peningkatan hubungan antar individu dan

memperluas pergaulan meningkatkan hubungan kekeluargaan, kemitraan,

peningkatan prestise, serta berbagai tujuan kehidupan sosial lainnya,

b. Jamuan Semi Formal

Sering juga disebut sebagai jamuan setengah resmi. Sebagian dari

penyelenggaraannya di atur secara protokoler.

c. Jamuan Formal

Jamuan ini bersifat resmi sehingga pelaksannanya dilakukan berdasarkan

ketentuan-ketentuan protokoler. Suatu jamuan formal tidak hanya

(19)

kursi (seating arrangement) yang diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan protokoler tersebut.

Melalui maksud dan tujuan pelaksanaanya, jamuan makan yang

diselenggarakan di hotel bermacam-macam, antara lain :

a. Pesta Ulang Tahun (hari Kelahiran)

b. Pesta Pekawinan (Wedding Party) c. Pesta Hari Jadi (Anniversary Party)

d. Jamuan Kenegaraan (State Banquet) e. Jamuan Syukuran Aneka Niat

f. Dan Sebagainya.

Selanjutnya berdasarkan tata pelaksanaannya, jamuan dapat pula dibeda-bedakan

menjadi :

a. Cocktail Party

Di dalam jamuan koktail ini suguhan utamanya adalam minuman yang

jenisnya sangat bervariasi seperti soft drink, hard drink, serta minuman

campuran. Sedangkan pada ruangan dimana jamuan diselenggarakan pada

umumnya tidak disediakan kursi sehingga peserta atau tamu harus berdiri.

Kalaupun kursi disediakan, jumlahnya hanya beberapa buah saja yang

(20)

b. Sitdown Dinner

Jamuan diselenggarakan pada malam hari dengan menyediakan makanan

lengkap serta minuman. Untuk pesta dengan nilai yang sangat eksklusif

disediakan anggur untuk tiap jenis makanan yang dihidangkan. Di dalam

jamuan seperti ini setiap tamu duduk dikursi dan mengahadapi meja

makan yang bentuknya bermacam-macam serta diatur sedemikian rupa.

c. Barbeque

Merupakan pesta atau kegiatan jamuan yang menyuguhkan makanan

dengan cara di bakar atau dipanggang seperti kambing, sapi, ayam,

binatang laut, dan lain sebagainya. Disebabkan bahan makanan tersebut

langsung dibakar di tempat jamuan oleh pengunjung, maka jamuan ini

biasanya diselenggarakan dilingkungan yang terbuka seperti taman,

kolam renag, tepi pantai, dan lain-lain.

2.2 Sejarah Jamuan

Sejarah jamuan dilatarbelakangi oleh kodrat kehidupan manusia yang saling

berinteraksi serta sejalan dengan peradaban manusia itu sendiri. Melalui beberapa

literatur Barat diterangkan bahwa pada masa dahulu kaum bangsawan Perancis, baik

keluarga maupun kerabat dari kaisar sering kali menyelnggarakan acara berkumpul

dengan menikmati makan enak diantara kelompoknya masing-masing.

Untuk mengundang orang-orang yang akan di jamu tersebut, penyelenggaraan

(21)

diatas sehelai kertas yang berkualitas tinggi serta dengan istilah ‘etiquette’. Namun demikian perubahan masa dan perkembangan jamuan merubah pengertian etiket

sebagaimana yang kita pahami pada saat ini, sehingga bukan lagi berarti kartu

undangan sebagaimana pergertian yang asli semula.

Pada tahun 1541 Duke of Brunswick menuliskan semua nama makanan yang

akan disajikannya didalam etiquette yang diedarkan kepada kaum bangsawan yang diundang untuk menghadiri jamuan tersebut. Penulisan nama-nama makanan yang

akan disajikan di atas etiquette yang menmpilkan jenis-jenis hidangan tersebut dengan istilah ‘menute’ yang lama-kelamaan berubah menjadi istilah ‘menu’ yang kita kenal sekarang ini. Proses jamuan tidak lagi hanya merupakan milik masyarakat

dari srata tertentu, tetapi sudah dipergunakan masyarakat semua lapisan sebagai

wadah meningkatkan interaksi sosial untuk bermacam-macam tujuan. Sedangkan

mode jamuan sehingga harus ada setiap penyelenggeraan jamuan tersebut, disajikann

setelah melewati perencanaan yang sangat cermat.

Sejalan dengan istilah banquet, sering pula istilah banqueting. Dalam hal ini

banqueting merupakan istilah yang dipergunakan bagi aspek-aspek yang berkenan dengan banquet, seperti pelayanan dari upacara-upacara yang bersifat khusus.

(22)

2.3 Organisasi Banquet Department

Sebagaimana telah dikemukan sebelumnya, bahwa banquet meliputi berbagai

kegiatan dalam menyelenggarakan macam-macam acara jamuan seperti makan siang

bersama, resepsi perkawinan, acara makan malam dengan dansa, pesta ulang tahun,

dan lain-lain. Macam-macam jamuan tersebut diselenggarakan di dalam hotel (inside

catering), yakni pada ruangan-ruagan khusus yang disediakan hotel. Pada hotel -hotel yang besar, sejumlah ruangan beraneka kapasitas (daya tampung) disediakan di

berbagai lokasi yang strategis sehingga beberapa jamuan dari pihak yang berbeda

dapat dilakukan secara bersamaan.

Di dalam kondisi demikian, bagian banquet akan mengalami kesibukan yang

luar biasa dengan pelaksanaan kegiatan yang sangat kompleks, yang meliputi

pengaturan ruangan, pengaturan petugas, persiapan alat-alat, pengaturan makanan dan

minuman sesuai pesanan penyelenggaraan jamuan (host), pelaksanaan pelayanan sesuai permintaan (request) ataupun model jamuan, dan sebagainya. Agar dapat melaksanakan tugas-tugas dan kewajibannya dengan sebaik-baiknya, maka bagian

banquet tidak hanya membutuhkan tenaga-tenaga professional yang sangat terampil

serta efisien dan efektif. Pada umumnya di dalam organisasi banquet perhotelan

(23)

a. Banquet Manager

Banquet manager merupakan pemimpin bagian banquet yang bertanggung

jawab atas kegiatan banquet secara keseluruhan yang meliputi kegiatan promosi

dan pemasaran banquet, pembinaan relasi, pelaksanaan operasional dan pelayanan. banquet manager bertanggung jawab Kepada Food & Beverage

Manager. Sebagai pemimpin bagian banquet, maka banquet manager berkewajiban untuk mengkordinasikan pengaturan, penyusunan serta

pelaksanaan banquet. Ia menerima pemesanan dari penyelenggara, melakukan

perundingan mengenai harga, mendikusikan susunan banquet serta menu dan model pelayanan, penyajian anggur, music yang akan diperdegarkan selama

jamuan berlagsung, permintaan khusus (special request) dan lain-lain. Keseluruhan hasil pembicaraan tersebut di tulis dalam suatu formulir yang

disebut function Statement dan ditandatangani oleh pemesan dan Banquet Manager.

b. Assistant Banquet Manager

Sebagai Deputy Banquet maka Assistant Banquet Manager membantu pelaksanaan tugas-tugas Banquet Manager dan mewakili/menggantikannya bila berhalangan. Namun konsentrasi tugas Assistant Banquet Manager tertuju pada

bidang operasional banquet yang meliputi persiapan, pelaksanaan pelayanan serta pengawasannya. Berdasarkan Function Bulletin yang diterbikan oleh

(24)

mengenai tata ruang banquet, personil, alat dan perlengkapan, serta melakukan

kordinasi dengan bagian-bagian terkait lainnya seperti :

- Front Office : untuk penerapan informasi mengenai acara banquet dan penyambutan tamu-tamu penting serta penyedian kamar bila ada permintaan

untuk itu.

- Housekeeping Departement : yakni dengan Upholsteree section untuk pengaturan ruangan serta menyusun meja kursi, dengan Florist Section

untuk menyediakna bunga, dengan Linen Room untuk penyediaan bermacam-macam jenis linen, dengan Houseman Section untuk kebersihan ruangan.

- Kitchen : untuk penyedian makanan sesuai pesanan. - Bar service : untuk penyedian minuman.

- Human Resources Development (personalia ) untuk meyediakan tenaga casual.

- Engineering & Power, untuk penyediaan arus listrik dengan kapasitas

sesuai kebutuhan.

- Stage operator : untuk penataan pentas, sound sysem dan lighting.

- Security : untuk pengamanan serta keamanan parking space.

(25)

c. Banquet Secretary

Banquet Secratay menangani kegiatan administrasi sehubungan dengan

pelaksanan acara banquet mulai dari kegiatan mendampingi banquet Manager selama melakukan Negosiasi, mencatat hal-hal statemet form, mempersipkan function Bulletin Sheet, menuliskan menu pada tent-card untuk diletakkan di

atas meja-meja makan, darter crew/petugas, menyusun denah ruangan (floor plan), menyusun rencana pengaturan kursi (seating Arrangement),

mendistribusikan function bulletin, dan sebagainya.

Di samping tugas-tugas tersebut, banquet secretary juga melaksanakan kegiatan administrasi lainnya, seperti menangani surat-surat masuk keluar, menerima

panggilan telepon, mencatat pesanan yang masuk, mencatat dan menangani

pengarsipan. Banquet Secretary bertanggung jawab kepada Banquet Manager /

Assistant banquet Manager. d. Banquet Head Waiter/es

Pada prinsipya Banquet Head Waiter adalah eksekutif yang paling bertanggung

jawab atas pelaksanaan operasional banquet, terutama yang menyangkut

ketenagaan maupun pelayanannya. Sehubungan dengan ruang lingkup tenggung

jawab tersebut maka banquet head waiter harus melakukann kegiatan-kegiatan

seperti :

a) Mempelajari dengan cermat function bulletin yang diterbitkan untuk setiap

(26)

- Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan baik crew/tenaga tetap maupun tenaga casual, segera menyusun formasi petugas yang meliputi server (pramusaji)

co-server/bus-boy dispencer, porter.

- Permintaan kepada banquet secretary agar melakukan pemanggilan terhadap tenaga casual yang dibutuhkan :

- Jenis dan jumlah alat-alat serta perlengkapan bagi penyelenggaraan banquet

yang meliputi perlengkapan pelayanan dan alat-alat makan minum agar

dipersiapkan oleh bagian stewarding.

- Model pelayanan alam jamuan, table arrangement, setting plan, alur penyajian, arus tamu, table set-up, type of service.

- Penentuan tugas-tugas, memberi briefing baik kepada karyawan tetap maupun tenaga casual.

b) Melakukan kordinasi kerja dengan bagian dapur dalam rangka penerapan model

pelayanan untuk setiap jenis menu/hidangan serta waktu penyajiannya.

c) Membentuk area pelayanan dan menetapkan seorang Captain Waiter (Banquet

Captain) untuk setiap satu section pelayanan.

d) Melakukan kordinasi kerja dengan bar service untuk pengadaan berbagai jenis

minuman dan jumlahnya, teknis pelayanan bar, penerimaan pesanan dan

pelayanan serta pembayaran jika minuman di jual tunai kepada para peserta

(27)

e. Banquet Captain

Jika Banquet Head Waiter bertanggung jawab terhadap kelancaran pelayanan

seluruh kegiatan banquet tersebut maka Banquet Captain bertanggung jawab atas kelancaran satu section yang dipercayakan kepadanya. Tugas dan

kewajiban Banquet Captain adalah mengkordinir pekerjaan para waiter yang

berada di bawah tanggung jawabnya, segera manakala terjadi sesuatu hambatan

pada section yang dipimpinnya. Banquet Captain juga berkewajiban

memperhatikan segala kebutuhan tamu dan memberikan informasi-informasi

yang diperlukan tamu selama jamuan berlangsung.

f. Bar Dispencer

Menyangkut pengadaaan bar pelayana minuman di dalam acara banquet, ada 2 sistem yang umumnya terdapat di Banquet Departement sitem yang pertama

adalah dengan membentuk section tersendiri dan merupakan bagian dari Banquet Deparment tersebut. Untuk penerapan sistem ini maka Banquet Department mengambil langsung minuman dari gudang dan diperhitungkan

sebagai stock bagian Banquet. Personil yang mengelola bar ini ditentukan Banquet Head Waiter yaitu Bar Dispencer serta Porter.

Tugas utama Bar Dispencer ( untuk kedua Sistem ) tersebut adalah :

- Menentukan lokasi yang sesuai/stategis untuk acara jamuan tersebut

(28)

- Melengkapi bar dengann minuman sesuai estimasi kebutuhan dan

bertanggung jawab stock minuman tersebut :

- Melaksanakan pelayanan minuman sesuai intruksi yang tercantum pada

function bulletin, pelayanan minuman atas tanggungan penyelenggara, pendistribusian minuman secara terbatas berdasarkan ketentuan panitia,

maupun penjualan minuman secara tunai yang dibayar oleh tamu yang

memesan (diluar tanggungan panitia ).

- Menyusun laporan mengenai penjualan minuman.

g. Banquet Waiter/Waiters

Ujung tombak pelayanan dalam acara banquet adalah para pramusaji

(waiter/waiters) yang mempunyai tugas utama sebagai penyajian makanan/hidangan. Disebabkan operasional banquet tidak continue dan sangat

ramai pada hari-hari atau masa tertentu, maka kebanyakan hotel tidak

menjadikan pramusaji secara keseluruhan sebagai pengawwai atau karyawan

tetap. Pengawai tetap ini terdiri dari orang-orang yang cukup berpengalaman

serta terampil dalam pelayanan banquet sehingga di dalam penyelenggaraan banquet diposisikan sebagai pemimpin seksi pelayanan (banquet captain). Pada

musim ramai jamuan dimana waiter/waiters diperlukan dalam jumlah yang banyak, maka pihak banquet akan merekrut tenaga tidak tetap yang disebut

tenaga casual. Tenaga casual ini pada umumnya dibayar per jam disamping

mendapatkan fasilitas makan minum pada waktu kerja. Tugas utama pramusaji

(29)

proses persiapan, melaksanakan table set-up, menyajikan hidangan sesuai ketentuan, melakukan clear-up meja makan, senantiasa memperlihatkan

kebutuhan tamu selama acara jamuan berlangsung dan bertanggung jawab atas

kelancaran perhidangan di section dimana ia ditempatkan. h. Sommelier ( Wine waiter )

Sommelier merupakan petugas yang secara khusus menagani pelayanan anggur yang dimulai dari persiapan, penyajian, dan penuangan minuman kepada tamu

yang menghendaki minuman trsebut. Somelier juga membantu pekerjaan pramusaji menyajiakan makanan tertentu seperti appetizer, main course (main-dish), side dinner untuk tingkatan hidangan tertentu, dan sebagainya.

i. Busboy

Membantu pramusaji melakukan clear-up meja dan membawa peralatan ke diswahsing area. Busboy tidak diperkenankan memberikan pelayanan

(menyajikan hidangan) kepada tamu.

j. Porter

Petugas yang membantu Bar Dispencer (barman) mengambil stock minuman dari gudang, menyusun minuman, menyediakan es, menggangkut botol-botol

(30)

2.4 Tata Operasioanal Banquet

Acara jamuan sebagai salah satu aktivitas dalam kehidupan ramai dapat

dilakukan oleh siapa saja, baik kelompok maupun perorangan. Jamuan juga dapat

dilakukan dimana saja baik di dalam ruangan, di tempat terbuka, di rumah pribadi, di

kantor, dan sebagainya. Namun demikian orang lebih menyukai untuk

menyelenggarakan jamuan tersebut di hotel disebabkan beberapa pertimbangan,

antara lain :

- Hotel dengan profilnya sebagai usaha jasa akomodasi, adalah juga

merupakan usaha jasa interaksi dan interpersonal yang memiliki fasilitas

lengkap bagi penyelenggaraan kegiatan dalam ruang lingkup tersebut,

seperti gedung dan fasilitasnya, area parkir yang cukup luas, lokasi

strategis, memiliki fasilitas audio visual maupun sarana komunikasi yang

lengkap.

- Sebagai suatu usaha jasa akomodasi, hotel memiliki fasilitas penginapan

berupa kamar-kamar dalam berbagai tipe serta dilengkapi dengan fasilitas

makan minum sehingga seiap adanya kebutuhan untuk hal-hal tersebut

dapat segera dipenuhi dengan mudah.

- Hotel dengan klasifikasi yang ditentukan secara international

menyebanbkan acara-acara yang dilakukan di dalamnya dapat menambah

(31)

- Keamanan, kenyamanan, sangat diperhatikan secara cermat dan ketat oleh

pihak hotel yang dengan sendirinya akan sangat menguntungkan bagi

pengguna jasa hotel.

- Tenaga pelaksana dari hotel di didik dan di latih secara khusus sehingga

memiliki keterampilan dan untuk melaksanakan berbagai acara baik dalam

kehidupan resmi maupun kehidupan ramai.

Faktor-faktor unggulan tersebut diatas telah dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh

hotel dengan jalan meningkatkan mekanisme pegolahan serta mengembangkan

sarana/fasilitas yang dimiliki. Salah satu diantaranya adalah menambah jumlah

maupun kapasitas ruang pertemuan diantara nya adalah menambah jumlah kapasitas

ruang pertemuan yang berarti memperbesar sumber pendapatan. Hotel yang

mengoprasikan beberapa ruang pertemuan maupun saran dan perasarana perjamuan

yang kapasitasnya bervariasi akan memperoleh pendapatan yang cukup besar dan

bahkan dapat melampaui pendapatan dari sektor penjualan kamar.

2.5

Reservasi Banquet

Reservasi banquet dapat diartikan sebagai permintaan dari seseorang atau sekelompok orang kepada Banquet atau jamuan untuk atas nama pihak pemesan dan

akan dilaksanakan pada waktunya yang ditentukan oleh pemesan.

Kegiatan reservasi biasanya diawali dengan kedatangan langsung pihak

pemesan ko hotel. Kedatangan secara langsung pihak yang memesan perlu dilakukan

(32)

karena itu yang menerima kedatangan pihak pemesan ini adalah Banquet Secretary. Akan tetapi perlu diingat bahwa kedatangan langsung pihak pemesan ke hotel bukan

merupakan keharusan. Adakalanya pemesan memanggil pihak pengelola banquet atau

bagian Sales & Marketing Hotel untuk mendatangi pemesan.

Material yang perlu dipersiapkan oleh Banquet Secretary sebelum

pembicaraan berlangsung antara lain adalah :

a. Denah ruangan-ruangan yang dimiliki

b. Contoh beberapa set menu dengan harganya.

c. Catatan mengenai ruangan yang telah di pesan.

d. Foto-foto yang menjadi model susunan ruangan dengan jumlah peserta

yang berbeda.

e. Seating Arrangement dari berbagai jamuan ekslusif yang pernah

diseleggarakan.

Sedangkan formulir yang juga harus dipersiapkan banquet secretary antara

lain adalah Function statement, floor plant Sheet Seating Plan Sheet. Dalam

hal pembicaraan pertama belum bisa membuat keputusan-keputusan dan

masih akan dilajutkan pada kesempatan berikutnya, maka berbagai formulir

tersebut belum diisi. Function Statement baru diisi/ditandatangani setelah segala sesuatunya jelas dan disepakati. Selama pembicaraan atau

diskusi/negosiasi antara Banquet Manager dengan pihak pemesan

(33)

disepakati. Tidak boleh ada hal-hal sekecil apa pun yang luput dari pencatatan.

Untuk keputusan-keputusn yang masih bersifat sementara atau belum final

dapat dicacat dengan pensil, dan di tulis dengan tinta manakala sudah menjadi

keputusan tetap. Premise yang harus di catat tersebut meliputi :

1. Nama orang yang memesan, alamat dan nomor telepon.

2. Nama perusahaan/instansi, alamat dan nomor telepon.

3. Nama orang yang bertanggung jawab atas pembayaran serat alamta dan

nomor telepon.

4. Type atau jenis acara yang diselenggarakan (pesta perkawinan, ulang tahun,

jamuan malam, dan lain-lain).

5. Hari, tanggal, waktu dan tempat penyelenggaraan acara banquet.

6. Jumlah peserta minimum (minimum No. Guaranteed) dan jumlah peserta

maksimum. Jumlah peserta minimum adalah yang I jamin pembayarannya

oleh pemesan. misalnya jumlah perserta minimum 200 oran tetapi yang

datang 150 orang, maka panitia/pemesan harus membaya sebanyak 200 orang

tersebut. Jika peserta yang akan datang melebihi angka 200, pemesan harus

membayar sesuai jumlah yang sebenarnya. Jumlah peserta maksimal jarang

ditentukan, dan jika dibuat hanyalah untuk estimasi jumlah yang diharapkan

hadir saja. Bagi yang terpenting adlah jamuan minimum tersebut.

(34)

8. Menu yang disediakan, harga perorang serta modal peleyanan yang di

kehendaki.

9. Minimum anggur dan minimum lainnya, baik alcoholic beverage maupun soff

drink.

10. Ketentuan pembayaran minuman yang disediakan.

Setelah keseluruhan premise yang dibicarakan sehubungan dengan pemesanan

banquet tersebut maka kedua belah pihak yakni pihak pemesan dan hotel yang

diwakili Banquet Manager akan mendatagani Function Statement. Sebagai tindak lanjut pelaksanaan reservasi tersebut Banquet Secretary mencatatkan pesanan itu di

dalam buku pesanan serta menuliskannya pada reservation Board. Beberapa waktu

sebelum tiba saat penyenggaraan acara jamuan, Banquet Secretary telah memperoleh approval Banquet Manager harus mengedarkan Function Bulletin kepada

bagian-bagian di hotel yaitu :

- General Manager

- Food & Marketing Manager (Public Relation, GRO)

- Accounting Department (Account Receivable, Purchasing) - Cost Control

- Front Office Departement (Concierge, Reception) - Housekeeping Department (Linen, Upholstering, florist) - General Store (Department Concern)

(35)

- Kitchen

- Engenering & Power

- Art & Decoration (Ice carving, Butter Carving) - Satge Operator (Sound System, Lighting) - Protective Service (Security)

- HRD Department (Casual)

Dengan beredarnya Function Bulletin tersebut maka semua bagian yang

menerimanya, baik yang langsung maupun tidak langsung terkait dengan acara

banquet sudah harus bersiap-siap untuk melaksanakan tugas-tugas serta

tanggung jawabnya maasing-masing. Bagi Banquet Department sendiri,

Function Bulltine menjadi pedoman penting bagi pelaksanaan acara banquet tersebut yang meliputi tata ruang jamuan (Floor Plan), tata Meja dan kursi (Table & Seating Arragement), Pengaturan/penyusunan alat- alat (mise en

Place), persiapan dan penataan bar (bar Prepation & Display), pengaturan dan penempatan petugas (personel requitment), pelayanan banquet (banquet service

operation) dan sebagainya.

2.6 Tata Ruang Jamuan

Tata Ruang Jamuan adalah serangkaian pekerjaan untuk menyikapi tempat

jamuan. Ruang disini diartikan dengan tempat karena jamuan tidak hanya harus

(36)

ruangan atau gedung, tetapi dapat juga dilaksanakan di tempat-tempat terbuka seperti

di kebun, taman, ditepi pantai, di halaman, dan sebagainya. Sedangkan yang paling

pokok dalam rangkaian pekerjaan ini adalah penyusunan dan pendekorasian ruangan

atau tempat. Susunan maupun dekorasi tempat harus mencerminkan berbagai aspek

yang terkandung dalam jamuan seperti sifat, tujuan, bentuk, klasifikasi jamuan, dan

lain-lain. Penataan ruang jamuan harus berpedoman kepada Floor Plan yang yang telah disusun sebelumnya atau yang diperoleh dari seksi acara suatu kepanitian yang

melaksanakan jamuan tersebut, yang diserahkan kepada seksi banquet pada wakatu

berlangsungnya negosiasi / reservasi.

Beberapa hal yang harus diperhatikan serta dipertimbangkan dalam penetaan

ruang jamuan antara lain adalah :

a. Kesesuaian tata letak furnitures maupun perlengkapan ruang dengan fisik ruangan, pintu kedatangan para tamu, pintu pelayanan, stage atau pentas, bar

service, dan lain sebagainya.

b. Jalur lalu lintas bagi tamu-tamu serta pelayanan makanan dan minuman

maupun enterteiment lainnya.

c. Arah pandang tamu baik tamu-tamu pada head table maupun tamu-tamu peserta jamuan lainnya, tamu pada head table kepada undangan/peserta

(37)

d. Alur lalu lintas tamu untuk mengambil makanan bilamana pesta tersebut

diselenggarakan dalam model system buffet.

e. Kesesuaian ruang dengan bersifat dan bentuk jamuan. Jika yang

diselenggarakan adalah jamuan yang bersifat resmi dan fomal, misalnya state banquet, maka disamping ruang makan utama, harus disediakan pula tempat

atau ruangan lain yang letaknya berdampingan (sebaiknya dihubungkan

dengan pintu penghubung khusus). Di ruangan tersebut akan diselenggarakan

acara social hour atau pre-dinner drink dimana para tamu/peserta jamuan berkumpul menunggu tibanya acara jamuan.

Pada prinsipnya hal-hal yang harus dikerjakan sehubungan dengan penataan

ruang atau tempat jamuan adalah sebagai berikut :

- Ruangan harus dibersihkan sehingga bebas dari segala macam kotoran

seperti debu, sampah, noda, dan lain sebagainya yang meliputi lantai,

dinding, sudut ruangan, langit-langit, bagian yang terlihat maupun bagian

yang tidak terlihat.

- Kondisi bersih juga harus diciptakan pada semua perlengkapan ruangan

serta keteraturannya, sehingga menunjukkan ruangan atau tempat jamuan

senatiasa dipelihara dengan seksama. Jangan sampai ada bola lampu yang

putus, lukisan yang kotor dan tidak ditempatkan sebagaimana mestinya.

- Di tempat-tempat yang tertentu diletakkan pot planted untuk menambah

(38)

atau bunganya yang layu, pot harus bersih, pengaturanya dilakukan

sedemikian rupa sehingga serasi dalam pandangan.

- Fasilitas sanitasi seperti toilet juga harus diperhatikan dengan seksama

demikian pula perlengkapannya.

- Semua perlengkaoan ruangan harus berfungsi dengan baik seperti stop

kontak listrik, exhauster, pendingin ruangan, dan lain sebagainya.

2.6.1 Penyusunan Meja Banquet

Susunan meja banquet sangat menentukan kelancaran penyelenggaraan acara maupun keberhasilanya. Suatu acara banquet dapat menjadi tidak suskes atau

mengalami kekacauan jika susunan meja tidak dibuat sebagai mana yang seharusnya.

Oleh itu susunan meja untuk acara banquet harus berpedoman kepada

- Keinginan pihak pemesanan banquet.

- Sifat acara banquet tersebut.

- Ukuran dan bentuk ruangan / tempat yang digunakan.

- Tipe pelayanan yang akan ditampilkan.

- Jumlah tempat duduk yang disediakan.

- Kualifikasi / golongan tamu yang akan hadir.

Berkenaan dengan susunan meja banquet ini. Menurut Marsum ( 1996 : 12-13), bila jumlah tamunya tidak begitu banyak maka susunan meja dapat berbentuk huruf

(39)

atau makan malam yang tidak terlalu formal (tidak terlalu resmi). Dalam kesempatan

seperti ini meja untuk para tamu penting harus diletakkan secara terpisah, terbentuk

empat persegi panjang, atau boleh pula dengan bulat untuk variasi.

Susunan meja untuk keperluan jamuan makan resmi ini harus dikompromikan

terlebih dahulu dengan penyelenggerakan banquet setelah ia mengajukan pesannya.

Perlu diingat bahwa pada susunan meja untuk banquet harus tersedia jarak yng cukup antara meja utama (head table) dengan Meja-meja ranting, serta anatara satu kursi

dengan kursi yang lain. Jadi harus ada tempat luang yang cukup agar tamu dapat

duduk dengan enak, disamping supaya pelayanan banquet tersebut dapat berjalan

dengan lancar. Gang tempat luang itu hendanknya dapat dilewati dengan aman oleh

dua orang waiter yang bersimpangan meskipun mereka sedang membawa hidangan yang akan disajikan kepada para tamu.

2.6.2 Seating Plan (Rencana Tata Duduk)

Di dalam suatu acara jamuan makan resmi, jumlah keseluruhan tamu yang

akan hadir sudah ditetapkan terlebih dahulu. Sedangkan yang paling dipertimbangkan

atau diutamakan dalam seating plan ini adalah tata duduk atau pengaturanya kursi pa

head table. Hal ini disebabkan :

- Yang dulu pada head table adalah Guest Of Honour, Host/hostess, dan tamu-tamu VIP lainnya.

- Dengan sendirinya tamu-tamu pada head table senantiasa menjadi tumpuan

acara

(40)

- Tata duduk tamu pada head table diatur berdasarkan ketentuan protokoler. Oleh sebab itu penentuan letak head table serta susunan kursi untuk tamu-tamu

dimeja utama tersebut didasarkan kepada :

- Posisi strategis yang ditijaun dari tata ruang.

- Posisi strategi ditinjau dari keberadaanya di kalangan peserta jamuan

- Posisi strategis yang ditinjau dari aspek prestise.

- Posisi strategis ditinjau dari anturan protokoler.

Banquet seating plan pada umumnya dibuat rangkap 4 (tempat) yang

masing-masing diserahkan kepada :

a. Panitia.

Melalui seating plan ini panitia dapat mengatur dan memeriksa rencana tata duduk.

b. Tamu

Denah susunan tempat duduk dipasang di depan pintu masuk atau pada ruangan

tempat acara social hour diselenggarakan. Melalui bagan tersebut para tamu dapat

melihat atau mengetahui pada meja dan kursi mana ia akan ditempatkan serta siapa

yang duduk di sebelah kiri kananya

c. Banquet Manager

Berlaku sebagai referensi penyelnggaraan acara.

d. Arsip

(41)

diantaranya, kedudukan, pangkat, ataupun usia. Preseance berkaitan erat dengan ketentuan protokoler yang diberikan di dalam acara tersebut sehingga terdapat

perbedaan pengaturan tata urutan ini di dalam jamuan resmi dengan jamuan sangat

resmi / jamuan kenegaraan.

2.6.3 Preseance pada State Banquet

Dalam jamuan makan kenegaraan sebagaimana terlihat dalam gambar

Preseance untuk State Baquet, dimana untuk head table yang terdiri dari meja

panjang 8 meter (4 buah meja @ 2 Meter) di isi dengan tamu sebanyak 12 orang.

Tamu lainnya duduk pada meja bundar yang berjumlah 8 meja dengan tamu 8 orang

setiap meja. Jumlah tamu seluruhnya 76 orang.

Pihak meja utama (head Table) tersebut terdiri dari 2 pihak yaitu pihak tuan rumah ( host) dan pihak tam kehormatan ( VIP) :

a. Pihak Tuan Rumah ( Host) :

- Kepala Negara dan Ibu Negara ( B-I dan B-2 )

- Menteri Luar Negeri dan nyonya ( B-3 dan B-4 )

- Menteri Budpar dan nyonya ( B-5 dan B-6 )

b. Pihak Tamu Kehormatan :

- Kepala Negara Sahabat & Nyonya (A-1 dan A-2 )

- Menteri Luar Negeri dan Nyonya ( A-3 dan A-4 )

(42)

2.6.4 Preseance Untuk Jamuan Keliling Meja

Untuk jamuan makan dengan jumlah peserta terbatas dapat menggunakan

sebuah meja panjang yang kursinya dapat disusun berkeliling meja. Dalam sususnan

ini Host (tuan rumah) duduk berhadapan dengan hostess (nyonya rumah) dengan posisi pada kedua ujung meja. Duduk disebalah kanan tuan rumah adalah nyonya dari

tamu kehormatan, dan yang duduk disebelah kanan nyonya rumah adalah tamu

kehormataan (Guest Of Honour). Untuk orang yang dihormati harus senantiasa di

dudukan di sebalah kanan. Selanjutnya perhatikan tata urutan pada gambar Preseance untuk jamuan keliling meja, dimana pria dan wanita harus duduk berselang-seling,

dan suami-istri tidak duduk secara berdampingan.

2.7 Mise En Place

Mise en place (Marsum. 1996 : 10) adalah mengatur dan menyusun alat-alat

siap pakai, mengelompokan menurut jenisnya dengan rapi serta meletakanya pada

suatu tempat tertentu. Mise en place dilaksanakan baik dibagian restoran maupu pada

bagian banquet. Pelaksanaanya juga tidak jauh berbeda di kedua bagian tersebut. Hanya saja pada bagian restaurant kegiatan mise en place didasarkan kepada

perkiraan dari njumlah tamu yang akan datang serta kemungkinan menu yang akan

menjadi permintaan para tamu tersebut. Sedangkan pada bagian banquet kegiatan mise en palce dapat dilakukan lebih mudah dan lebih terkonsentrasi.

(43)

a. Linen

Linen adalah semua peralatan yang digunakan pada bagian banquet yang

terdiri dari kain. Linen yang digunakan untuk menutup meja disebut dengan Napery atau table linen.

Napery (table Linen)

1) Moulton / silencer / under cloth 2) Table cloth

3) Place mats (15 x 24 inch ), Tidak untuk jamuan

Linen napkin

Untuk acara jamuan resmi harus berwarna putih, baik putih polos atau putih

berkembang-kembang putih dan berukuran 46 x 50 cm dan 50 x 55 cm.

Skirting

Kain penutup samping meja (keliling atau setengah keliling) untuk buffet dan

bagian depan head table.

Glass Towel

Peralatan untuk mengelap semua peralatan yang digunakan seperti cutlery, chineware, glass wares.

Dust Towel

Kain khisis untuk memberishkan debu maupun remah-remah di meja dan kursi.

(44)

b. China Ware

China ware adalah semua pralatan makan minuman dengan bahan keramik,

porselen atau tembikar, yang bahan bakunya terdiri dari tanah liat. Alat-alat yang

terbuat dari keramik mempunyai daya tahan tinggi terhadap panas, berbeda dengan

alat-alat dari porselan atau tembikar yang tidak mempunyai ketahanan tinggi terhadap

suhu panas. China ware dalam istilah Indonesia, disebut juga dengan barang-barang

pecah-belah, yang sejenisnya antara lain :

- Dinner plate (joian plate) dengan diameter 25 cm merupakan ping besar untuk menyajikan berbagai macam hidangna pokok.

- Soup plate, piring cekung untuk hidangan sup, piring makan di rumah atau jamuan

buffet dengan diameter 22 cm.

- Soup bowl, yaitu mangkuk untuk menyajikan bebrapa jenis sup dan juga sreal,

dengna diameter 18 cm.

- Bread & Butter plate (B&B Plate), piring untuk menyajikan roti, dengan diameter 18 cm

- Dessert plate (Sweet Plate), piring tanggng untuk menyajikan bermacam-macam hidangna penutup dengan diameter 18 cm

(45)

c. Silver ware / earthen ware / cutlery

Peralatan ini merupakan alat-alat untuk makan, yaitu untuk memotong,

mencucuk, mengangkat, menyendok, serta menggunting makanan. Peralatan ini

umumnya terbuat dari bahan stainless stell, metal gold platted. d. Glassware

Semua jenis gelas untuk minum yang dipergunakan pada jamuan/banquet, dengan

bermacam-macam model seperti gelas tidak berkaki atau gelas berkaki (steam glass).

e. Peralatan lain-lain (miscellaneous)

Di samping kelompok peralatan yang telah dikemukan di atas, untuk

penyelenggaraan banquet masih banyak lagi macam perlengkapan atau peralatan

lainnya baik untuk keperluan makan minum, keperluan pelayanan dan lain

sebagainya. Peralatan yang tidak termasuk didalam golongan tersebut diatas

dikelompokan sebagai miscellaneous (rupa-rupa), antara lain sebagai berikut :

- Peralatan & perlengkapan bar dispencer seperti bottle opener, corck screw, long bar spoon.

- Peralatan dan perlengkapan meja seperti ashray, tentcard, flower vase, condiments, beverage, candle la bra, candle stand.

(46)

f. Table Set- Up

Berkenaan dengan mise en place, maka seperti juga direstoran, di dalam

penyelenggaraan banquet, kegiatan menata meja merupakan keharusan, pelaksanaan table set-up dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut :

- Meja dibersihkan,diperiksa apakah ada yang goyang disebabkan kaki meja rusak

atau permukaan lantai tidak rata. Kedudukan meja tidak boleh goyang sedikit

pun karena dapat merusak citra penyelenggaraan banquet.

- Pemasangan penutup meja, dimulai dari pemasangan moulton /silencer / under cloth, lalu di lanjutkan dengan pemetris, rata dan rapi, tidak bergelombang dan tidak boleh ada bagian yang terlipat.

- Proses berikut setelah pemasangan taplak meja adalah melengkapi meja dengan

table accessories yaitu flower & vase, table number, ashray, lampu meja, condiments serta nama masing-masing tamu yang akan duduk menghadapi meja

tersebut.

- Setelah melegkapi meja dengan table accessories, maka kegiatan dilanjutkan

dengan table set-up atau meletakkan alat-alat makan di meja makan.

2.8 Banquet Service Operation

Di dalam operasional pelayanan banquet, beberapa hal yang perlu mendapat perhatian adalah mengenai menu tenaga kerja dan pelayanan..Menu yang disusun

untuk suatu jamuan harus senantiasa diselaraskan dengan sifat serta bentuk dari

(47)

menu jamuan tersebut perlu diketahui berbagai hal dari acara jamuan itu. Jenis-jenis

menu jamuan berdasarkan sifat atau bentuk jamuan yang diselenggarakan adalah :

1. Cocktail party menu

Jamuan koktail bisa diselenggarakan untuk berbagai tujun seperti peresmian

gedung atau kantor baru, pembukaan kantor cabang, memperkenalkan suatu

produk perusahaan, penyelnggaraan pameran dan sebagainy. Cocktail party juga diselenggarakan sebelum tiba saat jamuan makan malam yang lazim

disebut dengan social hour, dengan tempat yang terpisah dari ruang jamuan makan tersebut.

2. Business Luncheon Menu

Pada umumnya Business Luncheon party merupakan acara jamuan yang sarat dengan nuansa promosi sehingga dilaksanakan sehubungan dnegan pemasaran

atau pengenalan suatu produk dan waktu pelaksanaanya bertepatan dengan

makan siang.

3. Buffet Reception Menu

Buffet party pada umumnya diselenggarakan untuk undangan yang cukup besar seperti untuk pesta perkawinan, peringatan ulang tahun, dan lain-lain.

Menu untuk jamuan buffet ini dapat dibuat dengan penempilan menu berat, oriental, menu nasional maupun tradisional. Yang paling penting dalam

penyususnan menu buffet adalah kesesuaian komposisi makanan sehingga

(48)

4. State Banquet Menu

Untuk jamuan yang akan bersifat resmi atau formal, menu yang disajikan

harus dengan bahan yang berkualitas terbaik. Merupakan komposisi makanan

yang terkenal mewah serta mahal. Pada course tertentu dapat disajikan

miniman pendamping (side menu drinks). Beberapa jenis makanan dari

berbagai daerah di Indonesia sangat baik untuk ditampilkan dalam jamuan

resmi.

2.9 Table D’Hote ( Set menu Banquet )

Berikut ini dikemukakan Table D’Hote atau Menu Banquet disususn oleh

Mrsum (1996 : 5- 63 ). Untuk keperluan banque pada umumya disediakan beberapa

macam susunan menu, dengan bermacam-macam dan dengan harga yang bervariasi

pula. Untuk tiap-tiap tipe banquet pada umumnya pihak pengusaha banquet menawarkan kepada pemesananya dua atau tiga macam susunan menu dengan harga

yang berbeda. Pemesanan banquet bebas memilih men yang sesuai dengan selera

yang dihendaki serta dana yang tersedia.

Semua menu pada umumnya dibuat seimbang, apakah menu tadi untuk tamu

vegetarian ataupun tamu yang nonvegetarian. Yang dimaksud dengan tamu

vegetarian adalah tamu-tamu yang hanya makan sayur-sayuran, buah-buahan,

padi-padian, kacang-kacangan serta umbi-umbian. Mereka tidak makan semua makanan

(49)

vegetarian adalah para tamu yang bisa makan apa saja tanpa pentangan (kecuali yang

diharamkan oleh kepercayaan atau agamanya)

Pemesan banquet dapat menambah dengan satu atau du macam items atau urutan makan yang lain tergantung pada kesukaan serta dana yang tersedia. Sat hal

yang harus diperhatikan ialah dipasang di atas meja makan untuk keperluan banquet

harus disusun dengan hati-hati, di desain dengan bagus, rapi, bersih dan menarik.

Petugas yang menagani banquet pun harus mempunyai pengetahuan yang mendalam

tentang persiapan dan penyajian tiap-tiap makanan yang dihidangkan. Daftar nggur

(wine List) untuk keperluan banquet harus membuat bermacam-macam minuman segar pilihan. Tentu saja wine list tersebut harus sesuai dengan anggur yang ada

dalam persedian.

2.10 Wisata Konvensi

Istilah konvensi pada awalnya dimengerti sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan bagi banyak orang ketika sedang berkumpul untuk suatu tujuan

tertentu di antara mereka sendiri.waktu itu belum terpikirkan bahwa konvensi

mempunyai potensi bisnis besar dalam dunia kepariwisataan yang peerlu digarap dan

dipasarkan. Selain itu, bagi mereka yang sudah berpengalaman mengelola hotel besar,

istilah “konvensi” merepukan sebuah bisnis yang potensial bila dikaitkan dengan

dunia pariwisata. Umumnya konvensi merupakan form pertemuan besar baik dalam

jumlah peserta maupun jumlah anggaran yang dihabiskan. Sesugguhnya, tidak semua

(50)

pun, kelompok yang membutuhkan pertemuan ini mengharapkan kepuasan yang

maksimal dar kelompok yang mampu menyelenggarakannya. Kepuasan maksimal

artinya tersedianyasarana dan prasarana konvensi. Dalam arti lain konvensi dapat

diartikan “ pertemuan sekelompok orrang yang secara bersama- sama bertkar pikiran, pengalaman dan informasi melalui pembicaraaan terbuka, saling siap untuk

mendengar dan didegar serta mempelajari, mendiskusikan kemudian menyimpulkan topic-topik yang dibahas dalam pertemuan dimaksud. Kelompok ini bisa terdiri dari

10 orang atau lebih”

Dalam kata konvensi MICE sudah menjadi suatu sarana sekaligus produk

yang dapat dikatagorikan dan masuk dalam paket-paket wisata siap dijual kepada

asosiasi, organasasi, badan, lembaga, korporasi, perusahaan besar yang bermaksud

mengadakan suatu persidangan, pertemuan, konvnsi, konferensi, musyawarah, rapat

kerja, seminar, lokakarya, dan sebagainya dalam skala local, daerah nasional, refional

mauun internasional dikalangan industry pariwisata. MICE ( Meeting, Incentive, Conference dan Exhibition ) digolongkan ke dalam industry pariwisata. Dalam

peristililah Indonesia MICE diartikan sebagai Wisata Konvensi, dengan batasan :

Usaha jasa konvensi, perjalanan insentif, dan pameran merupakan usaha dengan

kegiatan member jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang

(negarawan, usahawwan, cendekiawan, dan sebagainya). Untuk membhas

masalah-masalah yang berkitan dengan kepentingan bersama. Pada umumnya kegiatan

(51)

akmodasi, hiburan, (entertainmet), perjalanan pra dan pasca-konferensi (pre-and post-conference tour).

Menurut para pakar pariwisata, segala jenis persidangan (meeting) yang diselenggarakan di sebuah hotel yang memiliki ruang sidanng (meeting room) yang

dapat dimasukan ke dalam katagori wisata konvensi. Begitu pula berbagai jenis

pameran (exhibition) yang juga diselenggarakan di sebuah hotel termasuk didalamnya. Selanjutnya sebuah meeting atau exhibition yang diselenggarakan luar

hotel. Misalnya dib alai siding (convention hall) atau di sentra niaga ( trade Centre) atau pun di gedung yang memenuhi peryaratan juga dapat dimasukkan ke dalam

katagori wisata konvensi.

Dari berbagai sumber akronim MICE dapat diterangkan sebagai berikut :

Meeting adalah istilah bahasa Inggris yang berarti rapat, pertemuan

persidangan. Adalah merupakan hal yang lazim bahwa rapat, pertemmuan

persidangan ini diselenggarakan oleh kelompok orang yang tergabung suatu asosiasi,

perkumpulan atau perserikatan. Tujuan yang hendak melalui rapat itu antara lain ialah

g. Mengembangkan profesionalisme anggota melalui konsultasi, pelatihan,

pendidikan.

h. Meningkatkan kulaitas sumber daya manuasia demi efisiensi dan produktifitas,

i. Menggalang kerja sama dan menumpuk semangat mitra kerja antar anggota demi

memajukan usaha.

j. Menyebarluaskan informasi kepada anggota mengenai masalah-masalah

(52)

Incentive istilah incentive oleh pemerintah Indonesia seperti tercantum dalam Undang-undang nomor 9 tatun 1990 tentang kepariwisataan, diartikan sebagai

perjalanan insentive, ini ditenetukn kegiatan usahanya dalam Surat Keputusan

menparpostel nomor KM.108/HM.703/MPPT-91, bab 1 pasal 1 ayat b, yang

memutuskan Perjalanan Insentif merupakan suatu kegiatan perjalanan yang

diselenggarakan oleh stuPErjalanan Insentif merupakan suatu kegiatan perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha

sebagai imbalan penghargaan auatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestassi mereka dalamm kaitan penyelenggaraan konvensi yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang

bersangkutan.

Istilah Conference diterjemahkan dengan konferensi atau konperensi dalam bahasa

Indonesia yang mengandung pengertian sama. Dalam kaitannya dengan MICE, surat

keputusan Menteri Pariwista, Pos dan Telekomunikasi Nomor,

KM.108/HM.703/MPPT-91 menyebutkan bahwa konperensi, kogres atau konvensi

merupakan suatu kegiatan berupa pertemuan sekelompok yang (negarawan, usahawan, dan sebagainya) untuk membahas masalah- masalah yang berkaitann

dengan kepentingan bersama.

Exhibition, berate Pameran. Dalam kaitannya dengan industri pariwisata pameran termasuk dalam bisnis wisata konvensi. Hal itu diatur dalam surat

Keputusan Meparpostel RI Nomor KM.108/HM.703 /MPPT-91, Bab 1, pasal 1c,

(53)

informasi dan promosi yang ada hubunjganya dengann penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitanya dengan pariwisata.

Perkembangan bisnis MICE yang merupakan bagian dari industri pariwisata

masa kini dan telah memberikan warna yang beragam terhadap jenis kegiatan

pariwisata yang identik dengan pemberian pelayan/services. MICE dan bisnis

pariwisata merupakan bisnis dengan high-quality dan high-yield, yang memberikan kontribusi tinggi secara ekonomi terlebih bagi negara berkembang. High Quality

berarti kualitas pelayanan yang diberikan mampu memberikan kepuasan kepada

setiap peserta, high yield berarti kegiatan wisata konvensi mampu memberikan keuntungan yang besar pada penyelenggara wisata konvesi. Berkembangnya industri

MICE atau wisata konvensi sebagai industri baru yang bisa menguntungkan bagi

banyak pihak, karena industri MICE ini merupakan industri yang kompleks dan

melibatkan banyak pihak. Alasan inilah yang menjadikan tingkat pertumbuhan para

pengusaha penyelenggara MICE bermunculan, sehingga tidak dipungkiri industri

MICE sebagai industri masa kini yang banyak diminati oleh para pelaku bisnis

(54)

BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG

HOTEL SHERATON MUSTIKA YOGYAKARTA RESORT AND SPA

3.1 Sejarah Berdirinya

Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa merupakan salah satu Hotel

Bintang lima yang ada di Povinsi D.I Yogyakarta, dan merupakan Hotel yang berada

dalam naungan Starwood Hotels & Resorts Worlwide, Inc Starwood merupakan

merk terbesar dan paling terkenal yang berada di bawah naungan Starwoods Hotel &

Ressort Worldwide,inc. hotel di lebih dari 725 hotel di lebih dari 80 negara yang

tersebar mulai dari benua amerika sampai benua asia yang berada di setiap pusat

kota, daerah yang dekat dengan bandara yang terkenal di dunia, Starwoods hotel dan

World Wide, Inc berkantor pusat White Plains, New York dengan Bruce W.Duncan

sebagai chairman dan chief executive officer. Starwood.Hotel and Resort world Wide,inc memiliki merk merk sebagai berikut: Sheraton, Four points by Sheraton ,

W Hotel, Aloft W Hotel, The Luxury Collection, Le Meridian, Elemen, Westin ,

St.Regisdan, Leisure dengan merek-merek terkemuka yang memberikan

pengalaman utama bagi para pelancong di seluruh dunia melalui merek-merek

hotel tersebut. Saat ini ada 12 hotel starwood yang berada di Indonesia yaitu

Sheraton Lampung , Sheraton Bandung Resort and Tower, Sheraton Senggigih

beach Lombok, The Laguna Resort and Spa Nusa Dua Bali, Westin Resort Nusa Dua

(55)

Surabaya Hotel and Tower, Sheraton Bandara Hotel Jakarta, Sheraton Media Hotel

and Tower, dan terakhir Sheraton mustika Yogyakarta Resort and Spa .

Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta yang beralamatkan di Jln. Laksda Adi

Sucipto Km 8,7 Yogyakarta ini dimiliki oleh PT Mustika Princess Hotel atau PT

Mustika Ratu dengan owner atas nama Ibu Dra. Mooryati Soedibyo yang juga

sebagai owner dari Mustika Ratu yang dibuka dan diresmikan 16 September 1997 oleh bapak presiden Soeharto dan ITT Sheraton. Awalnya Sheraton Mustika

Yogyakarta Resort & Spa hanya bernama Sheraton Mustika Yogyakarta dan pada

tahun 1998. ITT Sheraton dibeli oleh Starwood Hotel & Resort Worlwide, Inc.

Sehingga diganti nama menjadi Shearton Mustika Yogyakarta Resort & Spa.

Pada tahun 2006 Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa ditutup

sementara, dikarenakan adanya bencana alam gempa yang terjadi di Yogyakarta dan

diperlukan renovasi total pada bangunan hotel. Sheraton Mustika Yogyakarta baru

dibuka lagi pada tanggal 8 Agustus 2008 sampai sekarang.

Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta mempunyai (visi) yaitu : Sheraton

Mustika Yogyakarta adalah hotel yang berkonsep resor dengan keramahtamahan

karyawannya dalam menyambut tamu dari maskapai penerbangan,pelaku wisata dan

pelaku bisnis dan pertemuan perusahaan yang mengkehendaki kehangatan dan

kenyamanan.

Dengan (misi) yaitu kami menawarkan layanan sangat pribadi dan lingkungan

bersahabat,santai dengan fasilitas spa dan rekreasi dan tempat tempat menarik yang

(56)

3.2 Klasifikasi Hotel

Jika ditinjau Klasifikasi Hotel Sheraton Mustika Resort and Spa Yogyakarta

dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian yaitu :

a. Berdasarkan komponen harga kamar

Hotel Sherton mustika Yogyakarta resort dan spa merupakan hotel yang

menggunakan sistem ”continental plan” dimana harga kamar termasuk satu kali sarapan pagi untuk 2pax.

b. Berdasarkan Jumlah Kamar (size number of room)

Dilihat dari ukuran hotel yang memiliki 246 kamar sehingga termasuk

(57)

Tabel 3.1

Tipe Kamar Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa

No. Tipe Kamar Ukuran Kamar Jumlah Kamar

1. Garden View Room 6m X 7m = 42m2 110 2. Volcano View Room 6m X 7m = 42m2 73

3. Club Room 6m X 7m = 42m2 30

4. Lagoon Access Room 6m X 7m = 42m2 16 5. Junior Suite Room 2x(6m X 7m) = 84m2 10 6. Lagoon Suite Room 2x(6m X 7m) = 84m2 2 7. Executive Suite Room 3x(6m X 7m) = 126m2 2 8. President Suite Room 4x(6m X 7m) = 168m2 2 9. Royal Suite Room 6x(6m X 7m) = 210m2 1 * sumber : flyer Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa (2013)

c. Berdasarkan Lokasi

Apabila dilihat dari lokasi Hotel Sheraton mustika Yogyakarta didirikan

maka hotel tersebut diklasifikasikan sebagai resort Hotel, sebab hotel tersebut terletak

di dekat bandara Adi Sucipto Yogyakarta.

d. Berdasarkan Lamanya Buka

Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta beroperasi sepanjang tahun , tidak ada

sela untuk berhenti sehingga hotel ini dimasukkan ke dalam jenis hotel All Year

(58)

e. Berdasarkan Kelas

Hotel di Indonesia digolongkan menjadi dua jenis, yaitu hotel melati dan hotel

bintang. Hotel melati diklasifikasikan menjadi melati satu, melati dua dan melati tiga.

Sedangkan hotel berbintang diklasifikasikan menjadi hotel bintang satu, bintang dua,

bintang tiga, bintang empat dan bintang lima.

Penggolongan hotel di Negara ini didasarkan pada tiga criteria yaitu; fisik,

operasional/manajemen, dan pelayanan. Jadi Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta

termasuk hotel berbintang lima.

f. Berdasarkan Jenis Tamu Hotel

Tamu yang menginap pada unmumnya para pelaku bisnis (businessman),

disamping tamu-tamu yang datang untuk berwisata atau bertemu dengan keluarga.

Dengan demikian hotel ini di golongkan ke dalam “businessman hotel”.

g. Berdasarkan Lamanya Tamu Menginap (Length of Stay)

Tamu-tamu yang menginap di hotel Sheraton Mustika Yogyakarta rata-rata

hanya menginap 1-3 hari, namun ada juga tamu hotel yang menginap sampai satu

minggu, bahkan lebih dari satu bulan. Jika dilihat dari lamanya tamu menginap, hotel

ini termasuk ke dalam kategori “semi residental hotel”

3.3 Fasilitas

Adapun fasilitas-fasilitas yang di miliki Hotel Shraton Mustika Resort and

Gambar

Table D’Hote ( Set Menu Banquet ) ……………………………..
Tabel 3.1
TABEL 3.2 Meeting Room dan Ballroom Capacity

Referensi

Dokumen terkait

Jl. 3) Evaluasi Teknis menggunakan Sistem Nilai dengan Ambang Batas = 70 serta metode Evaluasi Pagu Anggaran.. TOTAL

Sebagai contoh EF (English Fisrt) yang sering kali menonjolkan lembaganya sebagai sebuah lembaga bimbingan belajar Bahasa Inggris yang menggunakan tenaga-tenaga instruktur

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Universitas Gunadarma memberikan materi dan soal dari diktat perkuliahan, yang terbatas pada mahasiswa Universitas Gunadarma tingkat 1 sehingga tidak dapat mencakup seluruh materi

Perhitungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Untuk Perusahaan Sampel Tahun 2010.. No Emiten Total

Learning Management System ini dapat mengatasi permasalahan yang timbul dalam pembelajaran tatap muka di kelas, yaitu ketidakhadiran salah satu komponen pembelajaran

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan intellectual capital dengan kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan return on equity dan revenue

Kesesuaian kompensasi berpengaruh positif terhadap kecurangan akuntansi pada kantor cabang bank pemerintah dan swasta dikota Padang Simanju ntak, Nico Sahap Tua