• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengaturan Tempat Duduk U Shape Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pengaturan Tempat Duduk U Shape Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGATURAN TEMPAT DUDUK

U SHAPE

TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR SISWA

PRIMARY

DI

HARVARD ENGLISH COURSE SEI RAMPAH

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi

Persyaratan

Ujian Sarjana

Psikologi

OLEH :

DEEPRAJ KAUR

101301051

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

SKRIPSI

PENGARUH PENGATURAN TEMPAT DUDUK U SHAPE TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR SISWA PRIMARY DI HARVARD ENGLISH

COURSE SEI RAMPAH Dipersiapkan dan disusun oleh :

DEEPRAJ KAUR 101301051

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 20 Mei 2014

Mengesahkan Dekan Fakultas Psikologi

Prof. Dr. Irmawati, psikolog NIP. 195301311980032001

Tim Penguji

1. Cherly Kemala Ulfa, M.Psi, psikolog Penguji I

NIP. 198206172008012018 Merangkap pembimbing ____________

2. Dr. Emmy Mariatin, M.A., PhD., psikolog

(3)

Pengaruh Pengaturan Tempat Duduk U Shape Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa

Deepraj Kaur & Cherly Kemala Ulfa

Abstrak

Konsentrasi belajar merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh siswa dan juga menjadi perhatian bagi organisasi pendidikan. Pada penelitian ini dipilih beberapa orang siswa untuk dilihat peningkatan konsentrasinya. Salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi konsentrasi belajar adalah desain linkungan belajar. Desain lingkungan belajar perlu dilakukan untuk membantu meningkatkan konsentrasi belajar siswa salah satunya dengan melakukan pengaturan tempat duduk yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pengaturan tempat duduk yang diterapkan dalam penelitian ini adalah pengaturan tempat duduk U Shape. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan seberapa besar pengaruh dari pengaturan tempat duduk U Shape terhadap konsentrasi belajar siswa primary Harvard English Course Sei Rampah. Sebanyak 15 orang siswa dipilih sebagai sampel melalui teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala konsentrasi belajar yang diadaptasi dari teori Nugroho (2007). Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada pengaruh pengaturan tempat duduk U Shape terhadap konsentrasi belajar siswa (p = 0,001 (p ≤ 0,05), M0 = 84,67, M1 = 87,47). Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi dan inovasi baru untuk mengoptimalkan kemampuan belajar siswa.

(4)

Effect of U Shape Seating Arrangement to Student Concentration

Deepraj Kaur & Cherly Kemala Ulfa

Abstract

Concentration is an important thing to be possessed by the student and also a concern for the organization of education . In this study several students have been selected to see the increase in concentration . One of the environmental factors that affects the concentration of learning is study enviromental design . Study enviromental design needs to be done to help improve student learning concentration by doing seating arrangements in accordance with the purpose of learning. Seating arrangement applied in this study is the U Shape seating arrangement. The purpose of this research is to influence and determines how much the influence of the U Shape seating arrangement is to the learning concentration of primary students of Harvard English Course Sei Rampah . A total of 15 students selected as a sample through purposive sampling technique . The data was collected using a scale adapted from the concentration of learning theory Nugroho (2007 ) . The results of this study showed that there is an effect of U Shape seating arrangement on student learning concentration (p = 0,001( p ≤ 0.05 ), M0 = 84,67, M1 = 87,47). This study is expected to provide a new solution and innovation to optimize students’ learning abilities .

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur tak henti-hentinya penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat – Nya, atas segala karunia yang berhasil penulis dapatkan dan raih dalam menyelesaikan penelitian ini tepat pada waktunya.

Penelitian ini merupakan salah satu tugas akhir sebagai syarat dapat menyelesaikan pendidikan tingkat S1. Dengan pembuatan tugas akhir ini, penulis mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam tentang topik yang diteliti.

Selama proses dilakukannya penelitian ini dari awal hingga selesai penulis mendapatkan begitu banyak bantuan berupa bimbingan, dukungan dan nasihat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, secara khusus penulis ingin menyatakan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Irmawati, psikolog selaku dekan fakultas psikologi Universitas Sumatera Utara.

2. Cherly Kemala Ulfa, M.Psi, psikolog selaku dosen pembimbing yang telah berkenan memberikan waktu, motivasi, bimbingan dan arahan kepada penulis selama penyusunan tugas akhir ini.

3. Dr. Emmy Mariatin, M.A., PhD., psikolog selaku dosen penguji I yang telah memberikan masukan dan saran agar penulisan dalam penelitian ini lebih sempurna.

4. Ferry Novliadi, M.Si selaku dosen penguji II yang telah memberikan kritik dan saran yang berguna untuk penulis dan peneliti berikutnya. 5. Rr. Lita Hadiati Wulandari, S.Psi.,Psikolog selaku dosen pembimbing

akademik yang telah membimbing dan memberikan nasehat kepada saya sehingga saya dapat menjalani kegiatan akademik dengan baikdan lancar.

6. Seluruh pegawai akademi dan administrasi fakultas psikologi yang telah membantu saya dalam pemberian informasi dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan akademi dan administrasi selama ini.

7. Pimpinan Harvard English Course Sei Rampah yang telah memberikan saya kesempatan untuk melakukan penelitian diorganisasi tersebut. 8. Papa, Mami, Ray dan Alex yang selalu memberikan doa dan semangat

(6)

9. Riana Octhaviany yang selalu mendukung saya dalam keadaan yang senang maupun sulit selama masa kuliah dan pengerjaan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

10. Liliyana Sari, Lidya Agustina Siregar, Eva Violesia Bangun, Tresya Gati, Anisah Gayatri, Casia Divina, Anggun R.S.S Sitanggang dan seluruh teman angkatan 2010 fakultas psikologi Universitas Sumatera Utara yang telah mendukung saya dalam pengerjaan penelitian ini. 11. Semua pihak yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

dalam kesempatan ini.

Penulis sadar sepenuhnya bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun guna perbaikan tulisan ini di masa depan. Akhir kata penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 14 Mei 2014

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... x

LEMBAR PERNYATAAN... xiii

A. BAB I PENDAHULUAN... 1

3. Dinamika Pengaturan Tempat Duduk U Shape & Konsentrasi Belajar... 27

4. Hipotesa... 31

(8)

1. Rancangan Penelitian... 32

2. Identifikasi Variabel Penelitian... 33

3. Defenisi Operasional... 33

4. Populasi & Sampel... 34

5. Metode Pengumpulan Data... 35

6. Uji Instrumen Penelitian... 37

7. Prosedur Pelaksanaan Penelitian... 38

8. Metode Analisis Data... 44

D. BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 46 1. Hasil Penelitian ... 46

2. Kategorisasi Penelitian ... 49

3. Pembahasan ... 52

E. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 56

1. Kesimpulan... 56

2. Saran... 57 DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Aitem - aitem Skala Konsentrasi Belajar Sebelum Uji Coba...

36

Tabel 2. Distribusi Aitem ‐ aitem Skala Konsentrasi Belajar Setelah Uji

Coba...

36

Tabel 3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian...

39

Tabel 4. Descriptive Statistic pada Uji Wilcoxon Menunjukkan Gambaran Konsentrasi Belajar Sebelum dan Sesudah Pengaturan Tempat Duduk U Shape Dilakukan...

47

Tabel 5. Rank dari uji wilcoxon menunjukkan besarnya perubahan hasil skor pretest

dan posttest...

47

Tabel 6. Test Statistics padaUji wilcoxon digunakan untuk menguji hipotesis

penelitian...

48

Tabel 7.Rangkuman Nilai Empirik dan Hipotetik Konsentrasi

Belajar...

49

Tabel 8. Norma Konsentrasi Belajar...

50

Tabel 9. Rangkuman Kategorisasi Data Konsentrasi Belajar...

50

Tabel 10. Kategorisasi Konsentrasi Belajar Sebelum dan Sesudah Pengaturan

(10)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul :

PENGARUH PENGATURAN TEMPAT DUDUK U SHAPE TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR SISWA PRIMARY DI HARVARD ENGLISH

COURSE SEI RAMPAH

Adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademi yang saya sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

(11)

Pengaruh Pengaturan Tempat Duduk U Shape Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa

Deepraj Kaur & Cherly Kemala Ulfa

Abstrak

Konsentrasi belajar merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh siswa dan juga menjadi perhatian bagi organisasi pendidikan. Pada penelitian ini dipilih beberapa orang siswa untuk dilihat peningkatan konsentrasinya. Salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi konsentrasi belajar adalah desain linkungan belajar. Desain lingkungan belajar perlu dilakukan untuk membantu meningkatkan konsentrasi belajar siswa salah satunya dengan melakukan pengaturan tempat duduk yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pengaturan tempat duduk yang diterapkan dalam penelitian ini adalah pengaturan tempat duduk U Shape. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan seberapa besar pengaruh dari pengaturan tempat duduk U Shape terhadap konsentrasi belajar siswa primary Harvard English Course Sei Rampah. Sebanyak 15 orang siswa dipilih sebagai sampel melalui teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala konsentrasi belajar yang diadaptasi dari teori Nugroho (2007). Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada pengaruh pengaturan tempat duduk U Shape terhadap konsentrasi belajar siswa (p = 0,001 (p ≤ 0,05), M0 = 84,67, M1 = 87,47). Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi dan inovasi baru untuk mengoptimalkan kemampuan belajar siswa.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Organisasi merupakan unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar, terdiri dari dua orang atau lebih, dan berfungsi dalam suatu dasar yang relatif terus menerus guna mencapai serangkaian tujuan bersama (Robbins & Coulter, 2007). Dalam mencapai tujuan dari organisasi maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu struktur, tujuan, hukum, prosedur, pengoperasian yang berlaku, teknologi, kompleksitas, spesialisasi, kewenangan, pembagian tugas, lingkungan dan manusia (Hardjitno, 1997).

Sejalan dengan Hardjitno, Nawawi (2008) menyatakan bahwa aspek manusia atau sumber daya manusia merupakan faktor pusat di lingkungan organisasi yang mencari laba (perusahaan dan industri), voluntir (organisasi/perkumpulan berdasarkan kemanusiaan dan pengabdian) dan nir laba (instansi pemerintah). Salah satu organisasi nir laba adalah lembaga atau organisasi pendidikan.

(13)

Dalam mengembangkan potensi manusiawinya siswa/siswi yang juga nantinya akan menjadi sumber daya manusia dalam suatu organisasi maka mereka harus mampu mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik dimana aspek yang mendukung seseorang dalam belajar adalah konsentrasi. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Surya (2007) bahwa kegiatan belajar mengajar sangat membutuhkan konsentrasi belajar karena jika konsentrasi belajar tidak ada maka sebenarnya tidak ada pembelajaran yang terjadi.

Konsentrasi adalah pemusatan fungsi jiwa terhadap suatu objek seperti pikiran dan perasaan dimana hal ini dibutuhkan dalam belajar sebagai perwujudan perhatian yang tepusat dan merupakan salah satu aspek yang mendukung siswa memperoleh prestasi yang baik (Djamarah, 2008). Selain itu, menurut Slameto (2003) konsentrasi merupakan pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan mengenyampingkan hal lainnya yang tidak berhubungan dimana dalam belajar konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap mata pelajaran dengan mengenyampingkan semua hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran.

(14)

belajar. Modalitas belajar merupakan strategi dan metode pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan konsentrasi belajar. Pengaruh dari lingkungan dapat berupa suara, pencahayaan, temperatur, dan desain belajar dimana desain belajar ini merupakan media atau sarana yang dibuat untuk meningkatkan konsentrasi belajar, yaitu dengan cara memilih dan mendesain ruang belajar sesuai dengan kebutuhan misalnya memasang gambar, mengatur posisi duduk dan memilih tempat duduk baik bersifat formal maupun informal.

Organisasi tempat dilakukannya penelitian ini adalah Harvard English Course yang berada di Sei Rampah. Organisasi pendidikan ini bersifat informal yang fokus pada bidang pengajaran bahasa inggris dimana siswa yang belajar dimulai dari pukul tiga sore sampai jam enam sore. Setiap kelas beroperasi selama satu setengah jam dan dimulai setelah jam pulang sekolah sehingga sering sekali dijumpai siswa yang tidak fokus dalam menerima pelajar. Selain itu, masalah yang sering timbul adalah anak dan orangtua yang meminta anaknya duduk dipaling depan dengan alasan tidak dapat melihat tulisan dipapan tulis dengan jelas jika duduk dibelakang sampai anak yang hanya akan main – main saja jika ditempatkan di tempat duduk belakang.

(15)

Faktor lingkungan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan karena apabila ada gangguan dari lingkungan belajar maka kegiatan belajar mengajar tidak akan berlangsung dengan baik. Hal ini dibuktikan dari penelitian yang dilakukan oleh Justian (2012) dengan judul “Analisis Pengaruh Kebisingan terhadap Performa Siswa Sekolah Dasar di Ruang Kelas” membuktikan bahwa kebisingan dengan tingkat kebisingan 53dbA keatas mempengaruhi ketanggapan siswa dalam belajar sehingga peneliti menyimpulkan bahwa kebisingan harus dihindarai karena dapat mengganggu proses belajar di kelas.

Selain itu penelitian yang dilakuakan oleh Herlina (2007) yang berjudul “Pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa” dimana dilakukannya perlakuan berupa pengelolaan kelas yang terdiri dari pengaturan perabot, sarana belajar, alat peraga, panjangan kelas, pengaturan tempat duduk, pengelompokkan siswa, sampai pembuatan laporan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terjadinya peningkatan nilai terendah pada kelas eksperimen setelah mendapatkan perlakuan meningkat menjadi 62.90 sampai dengan 68.89.

Pengaturan tempat duduk siswa dapat mempengaruhi peserta didik dalam mencapai keberhasilannya. Pengaturan tempat duduk tidak hanya dilihat dari bagus tidaknya, tinggi atau rendahnya tempat duduk serta bentuk dan ukurannya, namun pengaturan tempat duduk juga meliputi formasi tempat duduk yang tepat untuk digunakan oleh siswa (Djamrah & Aswan, 2010).

(16)

meningkatkan konsentrasi belajar, memudahkan guru maupun siswa untuk bergerak dan berinteraksi pada saat kegiatan-belajar mengajar berlangsung (Harsanto dalam Dirgantoro, 2012).

Selain itu menurut Mohhamad Sholeh Hamid, S.Pd (2012) pengaturan tempat duduk dapat dilakukan untuk memenuhi empat tujuan dalam belajar, yakni aksebilitas yang membuat siswa mudah menjangkau alat atau sumber belajar yang tersedia, mobilitas yang membuat siswa dan guru mudah bergerak dari satu bagian ke bagian lain dalam kelas, interaksi yang memudahkan terjadinya komunikasi antara guru dengan siswa maupun antar siswa, dan variasi kerja siswa yang memungkinkan siswa bekerja sama secara perorangan, berpasangan, atau berkelompok.

Ada beberapa model formasi tempat duduk yaitu : auditorium style (garya tradisional), face-to-face style (gaya berhadap-hadapan), off-set style (gaya off-set), seminar style (gaya berbentuk U), cluster style (gaya kelompok) (Renne, 1997). Selain itu, Wiyani (2013) mengemukakan beberapa jenis formasi pengaturan tempat duduk yaitu, formasi auditorium, chevron, meja pertemuan, konfrensi, pengelompokkan terpisah, tempat kerja, kelompok untuk kelompok, lingkaran, peripheral, tradisional dan U shape.

(17)

disampaikan oleh guru dianggap tidak sampai ke peserta didik yang duduk di belakang hal ini dibuktikan dari hasil observasi Renaningtyas, dkk (2013) di SD 1 Bae, Kudus, yang mengungkapkan bahwa siswa yang duduk di belakang memiliki tingkat konsentrasi belajar dan keaktifan dalam tanya jawab yang rendah.

Pentingnya pengaturan tempat duduk pada siswa sering sekali luput dari perhatian pihak organisasi pendidikan padahal hal ini merupakan suatu hal yang dianggap penting oleh orangtua siswa. Hal ini dibuktikan dari adanya pemberitaan di media online Elshinta.com dimana pada saat memasuki tahun ajaran baru orangtua siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Situ Leutik Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat rela mengantri dari jam 3 pagi untuk berebut tempat duduk agar anaknya mendapatkan tempat duduk di paling depan. Salah satu orangtua siswa mengatakan bahwa kegiatan berebut tempat duduk merupakan tradisi turun temurun agar anak mereka bisa duduk di tempat duduk paling depan (Elshinta.com, 2013).

(18)

Selain itu Wiyani (2013) menyatakan bahwa pengaturan tempat duduk U Shape dapat memaksimalkan alat indera siswa dan siswi, dimana menurut Margaret (2005) dalam memproses informasi, hal utama yang diperlukan adalah fungsi alat indera yang optimal terutama alat indera merupakan pintu masuknya informasi. Alat indera yang utama digunakan dalam pemrosesan informasi adalah indera penglihatan (visual) dan indera pendengaran (audioty) sehingga dalam memproses informasi dibutuhkan stimulus visual dan audiroty yang baik.

Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Mohhamad Sholeh Hamid, S.Pd (2012) dalam bukunya yang berjudul Metode Edutaiment dimana formasi tempat duduk U Shape sangat menarik dan dapat mengaktifkan para siswa, sehingga mampu membuat mereka antusias untuk mengikuti pelajaran serta guru adalah orang yang paling aktif dengan bergerak dinamis ke segala arah dan langsung berinteraksi secara langsung, sehingga akan mendapatkan respon dari pendidik secara langsung.

Menurut Jeremy Harmer dalam Safa Zerin (2009), pola penyusunan tempat duduk U Shape membuat posisi siswa, guru dan jangkauan ke papan tulis menjadi sama rata dan ini memberikan kesempatan kepada guru untuk lebih dekat berinteraksi kepada siswa dan siswa juga dapat saling berinteraksi satu sama lain.

(19)

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Pengaturan Tempat Duduk U Shape terhadap Konsentrasi Belajar”.

2. PERUMUSAN MASALAH

a. Apakah ada pengaruh pengaturan tempat duduk U Shape terhadap konsentrasi

belajar?

b. Seberapa besar pengaruh pengaturan tempat duduk U Shape terhadap

konsentrasi belajar?

3. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengaturan

tempat duduk U Shape terhadap konsentrasi belajar dan seberapa besar pengaruh

pengaturan tempat duduk U Shape terhadap konsentrasi belajar.

4. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk

mengembangkan pengetahuan dalam ilmu psikologi, khususnya dibidang

Psikologi Industri dan Organisasi, terutama mengenai pengaruh pengaturan

tempat duduk U Shape terhadap konsentrasi belajar.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu masukkan atau

(20)

terhadap konsentrasi belajar siswa sehingga dapat menjadi referensi bagi pihak

yang berkepentingan seperti organisasi pendidikan dan peneliti yang meneliti

pokok permasalahan yang sama.

5. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori

Bab ini menguraikan landasan teori yang mendasari masalah yang menjadi objek penelitian, meliputi landasan teori konsentrasi belajar dan pengaturan tempat duduk U Shape. Selain itu pada bab ini juga memuat tentanghipotesa penelitian.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini berisi metode yang digunakan dalam penelitian yang mencakup variabel

penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi, sampel, teknik

pengambilan sampel, metode pengambilan data, uji validitas, uji reliabilitas alat

ukur, metode analisa data serta hasil uji coba alat ukur penelitian.

(21)

Bab ini berisi analisa data dan pembahasan berisi uraian singkat hasil penelitian, interpretasi data dan pembahasan.

BAB V : Kesimpulan dan Saran

(22)

BAB II

LANDASAN TEORI

1. KONSENTRASI BELAJAR

1.1 Defenisi Konsentrasi Belajar

Konsentrasi adalah pemusatan atau pengerahan (perhatiannya ke pekerjaannya atau aktivitasnya) (Hornby dan Siswoyo, 1993). Menurut Slameto (2003) konsentrasi merupakan pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan mengenyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dimana dalam belajar konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap mata pelajaran dengan mengenyampingkan semua hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran.

Hendrata (2007) berpendapat konsentrasi adalah sumber kekuatan pikiran dan bekerja berdasarkan daya ingat dan lupa dimana pikiran tidak dapat bekerja untuk lupa dan ingat dalam waktu bersamaan. Apabila konsentrasi seseorang mulai lemah maka akan cenderung mudah melupakan suatu hal dan sebaliknya apabila konsentrasi masih cukup kuat maka akan dapat mengingat dalam waktu yang lama.

(23)

konsentrasi ini berkurang maka dalam mengikuti pelajaran di kelas maupun belajar secara pribadi akan terganggu.

Berdasarkan beberapa pengertian konsentrasi belajar diatas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi belajar adalah pemusatan fungsi jiwa dan pemikiran seseorang terhadap objek yang berkaitan dengan belajar (penerimaan informasi tentang pelajaran) dimana konsentrasi belajar ini sangat penting dalam proses pembelajaran karena merupakan usaha dasar untuk dapat mencapai prestasi belajar yang lebih baik.

1.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar

Menurut Tonienase (2007) konsentrasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti di bawah ini:

a. Lingkungan

Lingkungan dapat mempengaruhi kemampuan dalam berkonsentrasi, siswa akan dapat memaksimalkan kemampuan konsentrasi. Jika siswa dapat mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap konsentrasi, siswa mampu menggunakan kemampuan siswa pada saat dan suasana yang tepat. Faktor lingkungan yang mempengaruhi konsentrasi belajar adalah suara, pencahayaan, temperatur, dan desain belajar.

(24)

tenang tanpa suara, atau ada juga yang dapat belajar ditempat dalam keadaan apapun.

2. Pencahayaan. Pencahayaan merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya kurang begitu dirasakan dibandingkan pengaruh suara, tetapi terdapat juga seseorang yang senang belajar ditempat terang, atau senang belajar ditempat yang gelap, tetapi kenyamanan visual dapat juga digolongkan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kenyamanan di dalam ruangan maupun bangunan.

3. Temperatur. Temperatur sama seperti faktor pencahayaan, merupakan faktor yang pengaruhnya kurang begitu dirasakan dibandingkan pengaruh suara, tetapi terdapat juga seseorang yang senang belajar ditempat dingin, atau senang belajar ditempat yang hangat, dan juga senang belajar ditempat dingin maupun hangat.

4. Desain Belajar. Desain belajar merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh juga, yaitu sebagai media atau sarana dalam belajar, misalnya terdapat seseorang yang senang belajar ditempat santai sambil duduk di kursi, sofa, tempat tidur, maupun di karpet. Cara mendesain media dan sarana belajar merupakan salah satu cara yang dapat membuat kita lebih dapat berkonsentrasi.

b. Modalitas Belajar

(25)

mengembangkan strategi dan metode pembelajaran di kelas akan meningkatkan konsentrasi belajar siswa sehingga hasil belajarnya pun akan meningkat pula.

Semakin banyak informasi yang diterima dan diserap oleh siswa, maka kemampuan berkonsentrasi pun harus semakin baik dan fokus dalam mengikuti setiap proses pembelajaran. Banyak cara yang ditawarkan oleh para ahli dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa, misalnya dengan cara meningkatkan gelombang alfa agar setiap siswa dapat berkonsentrasi dengan baik (Depoter,dkk dalam Susanto, 2006), kemudian dapat juga dengan mengatur posisi tubuh pada saat belajar, dan mempelajari materi (informasi) sesuai dengan karakteristik siswa itu sendiri.

c. Pergaulan

Pergaulan juga dapat mempengaruhi siswa dalam menerima pelajaran, perilaku dan pergaulan mereka, dapat mempengaruhi konsentrasi belajar yang dipengaruhi juga oleh beberapa faktor, seperti faktor teknologi yang berkembang saat ini contohnya televisi, internet, dll hal ini sangat berpengaruh pada sikap dan prilaku siswa.

d. Psikologi

(26)

tentunya akan berpengaruh juga terhadap tingkat konsentrasi siswa yang akan semakin menurun.

Selain itu Nugroho (2007) juga mengungkapkan beberapa faktor yang menyebabkan gangguan konsentrasi dalam belajar yaitu :

a. Tidak memiliki motivasi diri : Motivasi kuat yang timbul dalam diri seorang siswa dapat mendorongnya belajar sangat diperlukan. Ada siswa yang membutuhkan rangsangan seperti hadiah yang baik dari orangtua ketika mereka berprestasi. Namun orangtua juga harus hati-hati dalam memberikan rangsangan berupa hadiah agar anak tetap mau belajar meskipun tidak diberikan hadiah.

b. Suasana lingkungan belajar yang tidak kondusif : suasana yang ramai dan bising tentu saja dapat mengganggu siswa yang ingin belajar dalam situasi yang tenang. Namun, ada juga tipe siswa yang dapat belajar dengan mendengarkan musik.

c. Kondisi kesehatan siswa : bila siswa terlihat tidak serius pada materi pelajaran yang sedang dialaminya, sebaiknya tidak tergesa-gesa untuk menghakimi bahwa ia malas belajar karena bisa jadi kondisi kesehatannya yang sedang bermasalah.

(27)

Menurut Slameto (2010) seseorang sering mengalami kesulitan berkonsentrasi, yang disebabkan karena: kurang berminat terhadap mata pelajaran yang dipelajari, terganggu oleh keadaan lingkungan (bising, keadaan yang semrawut dan lain-lain), pikiran kacau/masalah-masalah kesehatan yang terganggu (badan lemah), bosan terhadap pelajaran/sekolah dan lain-lain.

1.3 Aspek – Aspek Konsentrasi Belajar

Nugroho (2007) mengungkapkan aspek – aspek konsentrasi belajar sebagai berikut :

a. Pemusatan pikiran : Suatu keadaan belajar yang membutuhkan ketenangan, nyaman, perhatian seseorang dalam memahami isi pelajaran yang dihadapi.

b. Motivasi : Keinginan atau dorongan yang terdapat dalam diri individu untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.

c. Rasa kuatir : Perasaan yang tidak tenang karena seseorang merasa tidak optimal dalam melakukan pekerjaannya.

d. Perasaan tertekan : Perasaan seseorang yang bkan dari individu melainkan dorongan / tuntutan dari orang lain maupun lingkungan.

(28)

f. Gangguan kepanikan : Hambatan untuk berkonsentrasi dalam bentuk rasa was-was menunggu hasil yang akan dilakuakan maupun yang sudah dilakukan oleh orang tersebut.

g. Kesiapan belajar : Keadaan seseorang yang sudah siap akan menerima pelajaran, sehingga individu dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.

1.4 Ciri – Ciri Konsentrasi belajar

Engkoswara (2012) menjelaskan klasifikasi perilaku belajar yang dapat digunakan untuk mengetahui ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi adalah sebagai berikut:

1. Perilaku kognitif, yaitu perilaku yang menyangkut masalah pengetahuan, informasi, dan masalah kecakapan intelektual. Pada perilaku kognitif ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat dilihat melalui :

a. Kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul bila diperlukan,

b. Komprehensif dalam penafsiran informasi,

c. Mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh,

d. Mampu mengadakan analisis dan sintesis pengetahuan yang diperoleh.

2. Perilaku afektif, yaitu perilaku yang berupa sikap dan apersepsi. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat dilihat dari :

a. Adanya penerimaan, yaitu tingkat perhatian tertentu.

(29)

c. Mengemukakan suatu pandangan atau keputusan sebagai integrasi dari suatu keyakinan, ide dan sikap seseorang.

3. Perilaku psikomotor. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat dilihat dari adanya :

a. Adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan petunjuk guru,

b. Komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakan-gerakan yang penuh arti.

c. Perilaku berbahasa. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai adanya aktivitas berbahasa yang terkoordinasi dengan baik dan benar.

2. PENGATURAN TEMPAT DUDUK

2.1 Defenisi Pengaturan Tempat duduk

Djamarah dan Zain (2010) menyatakan tempat duduk mempengaruhi siswa dalam belajar. Apabila tempat duduknya bagus tidak terlalu rendah, tidak terlalu besar, bundar, persegi empat panjang sesuai dengan kebutuhan siswa dan dapat diubah-ubah formasinya, maka akan dapat membuat siswa belajar dengan tenang.

(30)

konsentrasi belajar siswa dimana pengaturan tempat duduk dapat dilakukan secara fleksibel dengan memosisikan sedemikian rupa, sesuai dengan kebutuhan pengajaran yang efektif dan efisien.

Selain itu Wiyani (2013) juga mengungkapkan hal yang serupa dimana pengaturan tempat duduk dapat mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik dimana tempat duduk yang digunakan harus sesuai dengan postur tubuh siswa dan dapat diubah posisinya sesuai dengan kebutuhan dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pengaturan tempat duduk merupakan pengaturan tata letak tempat duduk yang dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan dalam kegiatan belajar mengajar dengan mempertimbangkan bentuk dan ukuran yang sesuai dengan peserta didik.

2.2 Manfaat Pengaturan Tempat Duduk

Menurut Novan Ardi Wiyani, M.Pd.I. (2013) perubahan posisi tempat duduk memiliki banyak manfaat dalam mencapai keberhasilan belajar. Beberapa manfaat dari pengaturan tempat duduk adalah :

a. menghindari kejenuhan pada peserta didik dalam belajar.

b. menjadikan fokus belajar peserta didik tetap terjaga.

c. meningkatkan konsentrasi belajar peserta didik.

(31)

2.3 Tujuan Pengaturan Tempat Duduk

Menurut Moh. Sholeh Hamid, S.Pd. (2012) pengaturan tempat duduk dilakukan untuk memenuhi empat tujuan pembelajaran yaitu :

a. aksesibilitas yang membuat siswa mudah menjangkau alat atau sumber belajar yang tersedia.

b. mobilitas yang membuat siswa dan guru mudah bergerak dari satu bagian ke bagian lain dalam kelas

c. interaksi yang memudahkan terjadinya komunikasi antara guru dengan siswa maupun antar siswa.

d. memungkinkan siswa untuk bekerjasama secara perorangan, berpasangan dan berkelompok.

2.4 Hal yang Harus Diperhatikan dalam Mengatur Tempat Duduk

Ada 6 hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam mengatur tempat duduk (Wiyani, 2013) :

a. ukuran dan bentuk kelas

b. bentuk serta ukuran tempat duduk dan meja siswa

c. banyaknya siswa di kelas

d. jumlah kelompok kelas

(32)

f. komposisi peserta didik dalam kelompok

2.5 Jenis – Jenis Formasi Pengaturan Tempat Duduk

Menurut Wiyani (2013) ada beberapa jenis formasi pengaturan tempat duduk yaitu:

a. Formasi tradisional : pada formasi ini peserta didik duduk berpasangan-pasangan dalam satu meja dengan satu kursi panjang atau dua kursi dimana tempat duduk pada formasi ini berderet memanjang ke belakang.

b. Formasi auditorium : formasi ini hampir sama dengan formasi tradisional bedanya, pada formasi ini posisi tempat duduk peserta didik sederet memanjang ke samping bukan ke belakang seperti pada formasi tradisional.

c. Formasu chevron : pada formasi ini tempat duduk disusun memanjang kesamping (dua kolom saja) dengan posisi sedikit miring dari dalam keluar sehingga hal ini memperkecil jarak antara peserta didik dan guru.

d. Formasi kelas U Shape : formasi dimana tempat duduk disusun menjadi bentuk huruf U yang terdiri dari dua kolom kursi yang disusun berbaris dari depan kebelakang dan dibelakang kedua kolom dihubungkan dengan sebaris kursi yang telah disusun dari kiri ke kanan.

(33)

f. Formasi konfrensi : formasi ini menggunakan meja panjang yang didekatkan saru per satu dalam bentuk memanjang sehingga membentuk kumpulan meja berbentuk persegi panjang. Selanjutnya, peserta didik duduk di kursi yang mengelilingi meja-meja persegi panjang tersebut.

g. Formasi pengelompokkan terpisah : formasi ini membentuk kelompok-kelompok terpisah dengan meletekkan kelompok-kelompok yang satu berjauhan dengan kelompok yang lain dimana ada satu kelompok yang berada ditengah dalam formasi huruf U yang sedang dibimbing oleh guru.

h. Formasi tempat kerja : formasi ini cocok untuk di laboratorium karena peserta didik duduk pada satu tempat untuk mengerjakan tugasnya masing-masing.

i. Formasi kelompok untuk kelompok : formasi yang terdapat dalam beberapa kelompok yang duduk dalam satu meja persegi berukuran besar (bisa juga dengan membuat beberapa meja menjadi persegi besar) sehingga setiap kelompok dapat saling berhadapan.

j. Formasi lingkaran : pengaturan tempat duduk yang disusun melingkar tanpa menggunakan meja dan kursi.

k. Formasi peripheral : pengaturan tempat duduk dimana meja berada dibelakang siswa dalam keadaan hampir melingkar dengan tujuan agar siswa dapat memutar kursinya mengahadap guru saat ingin berdiskusi.

(34)

Wiyani (2013) mengungkapkan bahwa formasi tempat duduk / formasi kelas U Shape dapat ditemukan pada acara diktat maupun workshop khususnya workshop kepemimpinan, namun bukan berarti formasi ini tidak dapat diterapkan didalam sebuah kelas. Formasi ini justru sangat ideal, efektif, dan efesien untuk diterapkan di dalam sebuah kelas.

Formasi tempat duduk U Shape ini sangat menarik dan mampu mengaktifkan para siswa atau peserta didik sehingga mampu membuat mereka antusias dalam belajar sehingga harapan keberhasilan kegiatan belajar-mengajar dapat tercapai. Pada formasi ini, guru merupakan yang paling aktif bergerak dinamis ke segala arah serta langsung berinteraksi dengan secara berhadap-hadapan dengan peserta didiknya.

Gerakkan yang dapat dilakukan seperti gerakan maju ke tengah dan kembali lagi ke tempat semula serta gerakan menyamping ke kanan dan ke kiri kemudian melakukan gerakan maju-mundur. Hal yang harus diperhatikan adalah pada saat melakukan gerakan mundur (kembali ke tempat semula) guru/ pengajar tidak boleh berbalik kebelakang, tetapi harus berjalan mundur dan tetap memfokuskan pandangannya ke peserta didik.

(35)

dalam kegiatan belajar mengajar dan mampu berinteraksi secara langsung sehingga akan mendapatkan respon dari guru secara langusng.

Berdasarkan penejelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengaturan tempat duduk U Shape memiliki beberapa kelebihan yaitu :

1. Guru dapat melakukan gerakan kesegala arah (mobilitas) :

Komunikasi merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam menyampaikan informasi kepada siswa. Ada 3 jenis komunikasi yang digunakan untuk mengembangkan interaksi dinamis antara guru dengan siswa (Sudjana, 2010) yaitu :

a. Komunikasi satu arah : dalam komunikasi ini guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa penerima aksi.

b. Komunikasi dua arah : dalam komunikasi ini guru dan siswa memiliki peran yang sama yaitu pemberi dan penerima informasi.

c. Komunikasi sebagai transaksi : komunikasi yang melibatkan interaksi dinamis antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa sehingga dapat menjadikan kegiatan belajar optimal sehingga terbentuk pembelajaran aktif.

(36)

berkomunikasi dan berinterasksi dengan siswanya begitu juga dengan siswa memiliki kesempatan yang sama serta guru dapat menjangkau siswa agar tetap fokus dan tidak menimbulkan kebisingan sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lebih aktif dan efektif.

2. Memaksimalkan potensi alat indera yang dimiliki siswa

Menurut Wiyani (2013) pengaturan tempat duduk U Shape dapat mengoptimalkan alat indra siswa serta guru dapat berhadapan langsung dengan siswa, sehingga dapat disimpulkan dengan pengaturan tempat duduk U Shape dapat mengoptimalkan siswa dalam menjangkau informasi secara visual dan auditori dengan baik dan tidak ada penghalang terhadap pandangan siswa baik ke guru yang memberikan pengajaran berupa suara ataupun peragaan dan ke papan tulis berupa informasi visual.

Hal ini didukung oleh Margaret (2005) dimana dalam memproses informasi, hal utama yang diperlukan adalah fungsi alat indera yang optimal. Hal ini ditunjukkan dari tiga tahap dalam memproses informasi yaitu sensory – short term memory – long term memory. Alat indera merupakan pintu masuknya informasi dan alat indera yang utama digunakan dalam memproses informasi ialah alat penglihatan (Visual) dan pendengaran (Auditory).

(37)

saraf-saraf yang menghantarkan informasi tersebut ke bagian otak yaitu temporal lobe (hearing, advanced visual processing) dan occipetal lobe (vision).

Selain itu, menurut Moh. Sholeh Hamid (2011), formasi kelas dengan tempat duduk U Shape ini sangat ideal untuk memberikan materi pelajaran dalam bentuk apapun sehingga formasi ini menjadi formasi yang multifungsi.

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengaturan tempat duduk U Shape merupakan penataan tempat duduk berbentuk huruf U yang terdiri dari baris kiri yang menghadap ke kanan, baris kanan yang menghadap ke kiri dan baris tengah ke depan sehingga seluruh siswa dapat memiliki porsi yang sama untuk melihat ketengah ruangan, yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Sketsa Pengaturan Tempat Duduk U Shape Melihat guru dan papan tulis

(38)

4. DINAMIKA PENGATURAN TEMPAT DUDUK U SHAPE DAN KONSENTRASI BELAJAR

Sumber daya manusia merupakan faktor pusat di lingkungan organisasi yang mencari laba (perusahaan dan industri), voluntir (organisasi/perkumpulan berdasarkan kemanusiaan dan pengabdian) dan nir laba (instansi pemerintah) (Nawawi, 2008). Organisasi pendidikan sebagai organisasi nir laba juga harus memperhatikan kualitas siswa/siswinya agar nantinya akan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, siswa dan siswi harus memiliki prestasi yang baik dalam kegiatan belajar mengajar dimana salah satu aspek pentingnya ialah konsentrasi belajar (Surya, 2009).

(39)

Selain itu Nugroho (2007) menyatakan bahwa lingkungan yang ramai dan bising dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa. Hal ini juga sejalan dengan yang diungkapkan oleh Slameto (2010) dimana keadaan lingkungan yang semerawut dan berisik dapat mengganggu konsenterasi belajar individu.

Pengaruh lingkungan dalam belajar harus diperhatikan karena kondisi lingkungan yang buruk dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari penelitian yang dilakukan oleh Alex Justian (2012) dengan judul “Analisis Pengaruh Kebisingan terhadap Performa Siswa Sekolah Dasar di Ruang Kelas” membuktikan bahwa kebisingan dengan tingkat kebisingan 53 dbA keatas mempengaruhi ketanggapan siswa dalam belajar sehingga peneliti menyimpulkan bahwa kebisingan harus dihindarai karena dapat mengganggu proses belajar di kelas.

Selain itu penelitian yang dilakuakan oleh Herlina (2007) yang berjudul “Pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa” dimana dilakukannya perlakuan berupa pengelolaan kelas yang terdiri dari pengaturan perabot, sarana belajar, alat peraga, panjangan kelas, pengaturan tempat duduk, pengelompokkan siswa, sampai pembuatan laporan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terjadinya peningkatan nilai pada kelas ekpserimen setelah mendapatkan perlakuan.

(40)

bentuk dan ukurannya, namun pengaturan tempat duduk juga meliputi formasi tempat duduk yang tepat untuk digunakan oleh siswa (Djamrah &Aswan, 2010).

Salah satu formasi tempat duduk yang dapat digunakan adalah pengaturan tempat duduk U Shape. Menurut Wiyani (2013) pengaturan tempat duduk U Shape sangat ideal, efektif dan efesien untuk diterapkan di dalam kelas. Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Scivener (1994) penggunan pola penyusunan tempat duduk U Shape dapat membentuk eye-contact dan berinteraksi secara alami, selain itu ia juga mengatakan bahwa siswa yang lemah kemampuannya tidak mempunyai kesempatan untuk bersembunyi dan siswa yang lebih baik kemampuannya juga tidak dapat mendominasi kelas sehingga pemberian informasi akan merata.

Selain itu Menurut Jeremy Harmer (1998), pola penyusunan tempat duduk U Shape membuat posisi siswa, guru dan jangkauan ke papan tulis menjadi sama rata dan ini memberikan kesempatan kepada guru untuk lebih dekat berinteraksi kepada siswa dan siswa juga dapat saling berinteraksi satu sama lain. Hal ini sangat mendukung dalam pemrosesan informasi yang berkaitan dengan atensi atau perhatian yang fokus pada siswa/siswi dimana menurut Margaret (2005) dalam memproses informasi, hal utama yang diperlukan adalah fungsi alat indera yang optimal terutama alat indera merupakan pintu masuknya informasi.

(41)

informasi ialah alat penglihatan (Visual) dan pendengaran (Auditory). Ketika informasi berupa stimulus dari penglihatan maupun suara dikenali oleh alat indera maka proses sensori mentransformasikan dan mengorganisasikan informasi mentah tersebut dengan menggunakan sensory reseptor. Informasi yang ditangkap melalui alat indera diproses oleh sensory receptor yang berupa saraf-saraf yang menghantarkan informasi tersebut ke bagian otak yaitu temporal lobe (hearing, advanced visual processing) dan occipetal lobe (vision) (Margaret, 2005). Oleh karena itu, pengaturan tempat duduk U Shape dapat mengoptimalkan alat indera siswa dalam hal ini secara visual dan auditory.

Selain itu, Menurut Wiyani (2013) pengaturan tempat duduk U Shape dapat memberikan keleluasaan pada guru untuk bergerak kesegala arah sehingga siswa dapat dijangkau dan diawasi sehingga dapat menghindari kelas dari kebisingan.

(42)

5. HIPOTESA

Oleh karena itu, hipotesa dalam penelitian ini ialah :

(43)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 1. RANCANGAN PENELITIAN

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

eksperimental within subject dengan one group pretest – posttest design. Penelitian

eksperimen digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antar dua faktor yang

sengaja ditimbulkan oleh peneliti. Menurut Arikunto (2002), yang dimaksud dengan

eksperimen ialah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (kausalitas) antara

dua faktor yang ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi faktor-faktor lain yang

mengganggu.

Desain dari ekperimen ini menggunakan satu kelompok subjek dengan cara

melakukan pengukuran pada kelompok sebelum dikenakan perlakuan dan setelah

dikenakan perlakuan untuk jangka waktu tertentu (Suryabrata, 2011).

Skema : O X O

RANCANGAN EKSPERIMEN

KELOMPOK PRE TEST TREATMENT POST TEST

EKSPERIMEN T1 X T2

Keterangan : T1 = pre test (sebelum perlakuan)

T2 = treatment (perlakuan)

T3 = post test (setelah perlakuan)

(44)

Identifikasi variabel penelitian adalah langkah untuk menetapkan variabel-variabel utama yang menjadi fokus dalam suatu penelitian serta penentuan fungsinya masing-masing (Azwar, 2000). Menurut Suryabrata (2010), variabel suatu penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya dan ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Berdasarkan landasan teori dan hipotesis penelitian, maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah :

Variabel bebas : pengaturan tempat duduk U Shape Variabel tergantung : konsentrasi belajar

Variabel Kontrol : temperatur, pencahayaan dan kebisingan

3. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.1 Pengaturan Tempat Duduk U Shape

(45)

3.2 Kosentrasi Belajar

Keadaan dimana individu dapat memusatkan pikirannya, memiliki motivasi, tidak memiliki rasa kuatir dan tertekan serta tidak memiliki gangguan pemikiran maupun kepanikan sehingga individu memiliki kesiapan untuk belajar yang diperoleh dengan menggunakan pengaturan tempat duduk U Shape.

3.3 Temperatur

Keadaan suhu udara di dalam ruang yang berkisar anatara 18-28 derajat celsius sehingga individu merasa nyaman berada di dalam ruangan.

3.4 Pencahayaan

Sumber penerangan yang menerangi ruangan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan di dalam ruangan yang dapat dilihat dari jumlah sumber cahaya, letak sumber cahaya, jenis dan posisi sumber cahaya.

3.5 Kebisingan

Suara yang memiliki kekuatan yang berlebihan ataupun suara yang tidak diharapkan sehingga dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar didalam kelas.

4. POPULASI & SAMPEL

(46)

Teknik Sampling yang digunakan adalah non-probabilitas dengan metode purposive sampling. Sampel yang diambil adalah siswa/siswi yang memiliki kemampuan akademis / hasil akademi rata-rata dan berjumlah 15 orang.

5. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan skala yang berbentuk skala likert dengan beberapa pilihan, yaitu STS, TS, N, S, dan SS. Tinggi rendahnya skor menunjukkan tinggi rendahnya konsentrasi belajar yang dimiliki siswa/siswi kelas X. Skor diperoleh dengan cara menyebarkan skala kepada siswa siswi yang berisi daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga subjek penelitian dapat mengisi dengan mudah.

Skala Konsentrasi Belajar

(47)

Tabel 1. Distribusi Aitem - aitem Skala Konsentrasi Belajar Sebelum Uji Coba

No Aspek Konsentrasi Belajar Aitem Favorabel

Aitem Unfavorabel

Total (%)

1. Pemusatan Pikiran 1,9,16,22,17,23 ,29

6. Gangguan Kepanikan 7,14,20,27 4 12,12

7. Kesiapan Belajar 8,15,21,28 4 12,12

Total 22 11 33 100

Tabel 2. Distribusi Aitem ‐ aitem Skala Konsentrasi Belajar Setelah Uji Coba

No Aspek Konsentrasi Belajar Aitem Favorabel

Aitem Unfavorabel

Total (%)

(48)

6. UJI INSTRUMEN PENELITIAN

Uji coba alat ukur dilakukan untuk melihat seberapa jauh alat ukur dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur dan seberapa jauh alat ukur menunjukkan kecermatan pengukuran (Azwar, 2003). Jenis alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengolah data yang didapat dari lapangan, penelitian ini menggunakan koefisien korelasi regresi yang dapat diperoleh melalui analisa data dengan menggunakan program software SPSS version 17,0 for windows.

6.1 Validitas Alat Ukur

Validitas adalah sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut dimana alat ukur yang valid adalah yang memiliki varians error yang kecil sehingga angka yang dihasilkannya dapat dipercaya sebagai angka yang mendekati keadaan sebenarnya (Azwar, 2003).

(49)

diukur maka dapat dikatakan bahwa face validity telah terpenuhi. Content validity berkaitan dengan item-item alat ukur sesuai dengan apa yang akan di ukur. Content validity diperoleh melalui pendapat profesional dari dosen pembimbing yang memiliki kompetensi dalam bidang yang hendak diteliti (Azwar, 2003).

6.2 Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas adalah alat ukur menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur bila diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang berbeda (Hadi, 2000).

Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan test-retest reliability yaitu menguji reliabilitas tes akhir. Pendekatan ulang, test retest ini dilakukan dengan cara memberikan tes yang dicari reabilitasnya pada sekelompok subjek, kemudian selang beberapa waktu tes itu akan diberikan kembali pada subjek yang sama. Untuk mengetahui reliabilitas tes, peneliti menggunakan rumus Spearman Brown dan diolah dengan komputer program SPSS versi 17.0 for Windows. Batasan penerimaan reliabilitas dianggap memuaskan apabila koefisiennya mencapai minimal 0,5 (Azwar, 2003).

7. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN

(50)

ukur, mempersiapkan surat izin penelitian, serta penentuan subyek penelitian. Pada tahap pelaksanaan, hal-hal yang dilakukan adalah memberikan skala kepada seluruh siswa primary di Harvard English Course sie rampah untuk mengetahui konsentrasi belajar sebelum diberikan perlakuan. Kemudian setelah beberapa hari akan diberikan modifikasi berupa perubahan tempat duduk U Shape di kelas primary tersebut sebagai perlakuan, kemudian setelah beberapa hari akan diberikan kembali skala konsentrasi belajar pada siswa kelas primary tersebut sehingga diperoleh data konsentrasi belajar sebelum dan sesudah perlakuan. Pada tahap akhir (pengolahan data), hal-hal yang dilakukan adalah mengolah data hasil penelitian, menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian, serta menarik kesimpulan dari hasil penelitian.

Tabel 3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Tahapan Kegiatan

1. Tahap Persiapan Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan

adalah menentukan materi yang akan

dikaji, membuat instrument penelitian,

melakukan validasi instrument pada ahli

khususnya dosen, melakukan uji coba alat

ukur, analisa alat ukur, merevisi alat ukur,

mempersiapkan surat izin penelitian, serta

penentuan subyek penelitian

2. Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini hal yang dilakukan

(51)

• Mengunjungi kursus bahasa

Inggris HARVARD ENGLISH

COURSE sei rampah untuk

meminta izin sekaligus

membicarakan dan meminta

informasi yang dibutuhkan dan

berkaitan dengan penelitian yang

akan dilakukan serta

mengobservasi ruangan yang akan

dijadikan sebagai tempat dimana

penelitian akan berlangsung.

• Selanjutnya meminta/mengurus

surat izin dari pihak Fakultas

Psikologi untuk keperluan

penelitian di kursus tersebut.

• Memberikan surat izin kepada

pihak kursus dan menunggu

persetujuan dari pihak kursus.

• Setelah mendapatkan izin peneliti

menentukan ruangan kelas yang

akan digunakan dengan

mempertimbangkan faktor

lingkungan yang dapat dikontrol

(52)

Kebisingan : kebisingan dapat

dikontrol dengan memilih ruang

kelas dengan posisi yang paling

sedikit terpapar dari kebisingan

yang berasal dari lingkungan luar

kelas.

Penerangan / Cahaya : memeriksa

lampu yang digunakan diruangan

apakah sudah cukup terang, jika

penerangan diruangan kurang

maka akan dilakukan penggantian

lampu diruangan agar mejadi lebih

terang. Selain itu apabila cahaya

yang masuk dari jendela

menyebabkan kesilauan didalam

kelas maka akan dilakukan

pemasangan tirai di jendela untuk

meminimalkan/menghilangkan

cahaya silau yang masuk.

Temperatur : dapat dikontrol

dengan memasang air conditioner

(AC) yang menurut Jensen (2008)

suhu yang optimal untuk belajar

(53)

sekitar 21-22 derajat celsius.

• Selain itu perlu dilakukan kontrol

terhadap faktor individu dengan

cara memilih sekelompok belajar

siswa (siswa dalam satu tingkat

dan kelas yang sama) yang

memiliki nilai yang paling bagus

diantara siswa dari kelompok

belajar lainnya dimana siswa yang

berada dalam satu kelompok dan

kelas berjumlah 20 orang.

• Kemudian peneliti melakukan

inform consent kepada siswa yang

akan terlibat dalam penelitian

untuk mengenalkan diri dan

meminta partisipasi mereka dalam

penelitian yang akan dilakukan.

• Setelah itu dilakukan pre test

dengan memberikan skala

konsentrasi belajar kepada para

siswa tersebut.

• Kemudian keesokan harinya

dilakukan perubahan pengaturan

(54)

atau berbentuk U dimana tipe ini

merupakan treatment dalam

penelitian dengan bentuk sebagai

berikut :

• Setelah satu minggu (3 kali

pertemuan) siswa belajar dengan

setting / pengaturan tempat

duduk U Shape dimana waktu 3

hari diberikan agar siswa dapat

beradaptasi dengan setting yang

baru maka akan dilakukan post

test dengan memberikan skala

konsentrasi belajar yang sama

untuk mengukur perubahan skor

yang terjadi .

3. Tahap Pengolahan Setelah data hasil pengukuran

(55)

sebelum maupun sesudah perubahan pengaturan tempat duduk, maka dilakukan pengolahan data dengan menggunakan uji paired t-test bila data berdistribusi normal dan menggunakan uji Wilcoxon jika tidak terdistribusi normal, kemudian hasil temuan penelitian dianalisis dan dibahas,

sehingga diperoleh kesimpulan dari

penelitian.

8. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk mendapatkan jawaban tentang pengaruh pengaturan tempat duduk U Shape terhadap konsentrasi belajar dimana proses pengolahan data dilakukan dengan uji Wilcoxon.

Langkah -langkah yang dilakukan untuk Uji Wilcoxon adalah sebagai berikut :

1. Menskor pretest dan posttest dari setiap penilaian.

2. Menstabulasi skor pretest dan skor posttest.

(56)

4. Melakukan perhitungan dengan menggunakan SPSS atau dengan menggunakan rumus :

5. Menganalisis perubahan skor sebelum dan sesudah percobaan dengan melihat positive dan negative ranks.

6. Membandingkan nilai Z dengan nilai signifikansi.

7. Membuat kesimpulan, yaitu:

(57)

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Keseluruhan hasil penelitian akan dijelaskan pada bab ini. Pembahasan akan dimulai dari gambaran umum subjek penelitian, dilanjutkan dengan analisa dan interpretasi data penelitian.

1. HASIL PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pengaturan tempat duduk U Shape terhadap konsentrasi belajar. Metode analisis data yang tepat adalah uji Wilcoxon terhadap kelompok eksperimen yang diberikan pretest dan postest berupa skala konsentrasi belajar untuk membandingkan hasil sebelum dan sesudah pemberian perlakuan (pengaturan tempat duduk U Shape).

Pengajuan Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha : ada pengaruh pengaturan tempat duduk U Shape terhadap konsentrasi belajar siswa.

(58)

Tabel 4. Descriptive Statistic pada Uji Wilcoxon Menunjukkan Gambaran Konsentrasi Belajar Sebelum dan Sesudah Pengaturan Tempat Duduk U

Shape Dilakukan. Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

pretest 15 84.67 7.237 71 95

posttest 15 87.47 6.289 76 97

Tabel 4 menunjukkan hasil penelitian bahwa terjadi peningkatan rata-rata (mean) yang bermakna setelah dilakukan pengaturan tempat duduk U Shape. Mean sebelum dilakukan pengaturan tempat duduk adalah 84,67 (SD = 7,237) dan meningkat menjadi 87,47 (SD = 6,289) setelah dilakukan pengaturan tempat duduk.

Tabel 5. Rank dari uji wilcoxon menunjukkan besarnya perubahan hasil skor pretest dan posttest

Ranks

a. posttest < pretest

b. posttest > pretest

c. posttest = pretest

(59)

negatif (skor menurun), dan ties (skor pretest dan posttest tetap). Hasil tabel diatas menunjukkan terjadinya perubahan antara pretest dan posttest yaitu meninggkatnya skor pada 15 orang siswa yang dilihat dari tabel positive rank dengan mean sebesar 8 dan standar deviasi 120. Selain itu tabel diatas tidak menunjukkan adanya perubahan negatif dan skor yang sama antara pretest dan posttest.

Berdasarkan hasil analisis dari tabel rank pada uji wilcoxon dapat dinyatakan bahwa terjadi perubahan anata pretest dan postest berupa peningkatan skor konsentrasi belajar pada seluruh siswa sehingga ada pengaruh pengaturan tempat duduk terhadap konsentrasi belajar siswa primary di Harvard English Course Sei Rampah.

Tabel 6 Test Statistics padaUji wilcoxon digunakan untuk menguji hipotesis penelitian

Test Statisticsb

posttest - pretest

Z -3.440a

Asymp. Sig. (2-tailed) .001

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

(60)

peningkatan konsenterasi belajar siswa primary Harvard English Course Sei Rampah.

Pada analisis penelitian didapat signifikansi 0,001 (p ≤0,05), hal ini

menunjukkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Berarti ada pengaruh pengaturan tempat duduk U Shape terhadap konsentrasi belajar siswa primary Harvard English Course.

2. KATEGORISASI PENELITIAN

Kategorisasi skor konsentrasi belajar penelitian dapat dilihat melalui uji signifikansi perbedaan antara mean empirik dan mean hipotetik. Skala konsentrasi belajar terdiri dari 21 aitem dengan 5 alternatif jawaban dengan nilai bergerak dari rentang 1 sampai dengan 5, sehingga dihasilkan total skor minimun sebesar 21 dan skor maksimum sebesar 105. Sehingga luas jarak sebarannya 105-21 = 84. Dari skala konsentrasi belajar diperoleh mean hopotetik sebesar 63 dan standar deviasi sebesar 84/6 = 14

Tabel 7. Rangkuman Nilai Empirik dan Hipotetik Konsentrasi Belajar

Variabel Empirik Hipotetik

Konsenterasi Belajar

Min Max Mean SD Min Max Mean SD

71 97 84 7,237 21 105 63 14

(61)

sehingga dapat disimpulkan bahwa konsentrasi belajar pada subjek penelitian lebih tinggi daripada populasi pada umumnya.

Selanjutnya, subjek akan digolongkan kepada tiga kategori konsentrasi belajar yaitu : konsentrasi belajar rendah, konsentrasi belajar sedang dan konsentrasi belajar tinggi.

Norma kategorisasi yang digunakan sebagai berikut :

Tabel 8. Norma Konsentrasi Belajar

Rentang Nilai Kategori

X < (µ-1,0SD) Konsentrasi Belajar Rendah (µ-1,0SD) ≤ X < (µ+1,0SD) Konsetrasi Belajar Sedang

X ≥ (µ+1,0SD) Konsentrasi Belajar Tinggi

Sehingga dari tabel 8 diperoleh data pada tabel 9 :

Tabel 9. Rangkuman Kategorisasi Data Konsentrasi Belajar

Rentang Nilai Kategori

X < (76,7) Konsentrasi Belajar Rendah

(76,7) ≤ X < (91,2) Konsetrasi Belajar Sedang

X ≥ (91,2) Konsentrasi Belajar Tinggi

(62)

Tabel 10. Kategorisasi Konsentrasi Belajar Sebelum dan Sesudah Pengaturan Tempat Duduk U Shape

Subjek Skor Konsenterasi Belajar Sebelum

(63)

Dari Hasil pengkategorian masing-masing subjek, diperoleh persentasi data sebagai berikut :

Tabel 11. Penggolongan Subjek Penelitian

Kategori Jumlah Subjek Persentasi Pretest Postest Pretest Postest

Konsentrasi

Hasil dari analisa data dalam penelitian yang dilakukan di lembaga belajar informal Harvard English Course sei rampah diperoleh hasil bahwa ada pengaruh pengaturan tempat duduk U Shape terhadap konsentrasi belajar. Konsentrasi belajar menurut Slameto (2003) konsentrasi merupakan pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan mengenyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan, dimana dalam belajar konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap mata pelajaran dengan mengenyampingkan semua hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran.

(64)

tertekan, gangguan pemikiran, gangguan kepanikan, dan kesiapan belajar. Salah satu faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar adalah faktor dari lingkungan. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Herlina (2007) yang berjudul “Pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa” dimana dilakukannya perlakuan berupa pengelolaan kelas yang terdiri dari pengaturan perabot, sarana belajar, alat peraga, panjangan kelas, pengaturan tempat duduk, pengelompokkan siswa, sampai pembuatan laporan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terjadinya peningkatan nilai pada kelas ekpserimen setelah mendapatkan perlakuan.

Pengaturan tempat duduk U Shape di Harvard English Course sei rampah dilakukan pada tanggal 23 April 2014. Sebelum dilakukan pengaturan tempat duduk U Shape dilakukan pretest kepada subjek penelitian yang masih menggunakan pengaturan tempat duduk tradisional (yang umum digunakan), kemudian diberikan posttest kepada subjek penelitian setelah satu minggu (tiga kali pertemuan) dilakukan pengaturan tempat duduk U Shape . Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah konsentrasi belajar responden (subjek penelitian) tersebut mengalami peningkatan setelah dilakukan pengaturan tempat duduk menjadi bentuk U.

(65)

keberhasilan kegiatan belajar-mengajar dapat tercapai. Pada formasi ini, guru merupakan yang paling aktif bergerak dinamis ke segala arah serta langsung berinteraksi dengan secara berhadap-hadapan dengan peserta didiknya. Dengan begitu, para siswa dapat lebih memaksimalkan potensi alat indra yang dimilikinya dalam kegiatan belajar mengajar dan mampu berinteraksi secara langsung sehingga akan mendapatkan respon dari guru secara langusng.

Selain itu, pada saat dilapangan terdapat keterbatasan dalam melakukan penelitian dengan menggunakan pengaturan tempat duduk U Shape yaitu Pengaturan tempat duduk U Shape membutuhkan area yang cukup luas sehingga tidak memungkinkan melakukan penelitian dengan jumlah siswa yang besar dalam satu kelas. Oleh karena itu, peneliti harus memperhatikan dan mencocokan luas ruangan, panjang bangku dan kursi yang digunakan agar penyusunan tempat duduk U Shape yang dilakukan dapat mencapai tujuan yang sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh wiyani (2013).

Perubahan konsentrasi belajar dapat dilihat dari perubahan skor konsentrasi belajar sebelum dilakukannya pengaturan tempat duduk U Shape dengan sesudah dilakukannya pengaturan tempat duduk U Shape. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terhadi peningkatan rata-rata skor konsenterasi belajar pada saat pretest yaitu sebesar 84,67 (SD = 7,237) meningkat menjadi 87,47 (SD = 6,289) pada saat posttest. Pada saat sebelum dan sesudah dilakukan pengaturan tempat duduk U Shape diperoleh perbedaan signifikansi p = 0,001

dengan α = 0,05 (p < 0,05). Dari hasil uraian tersebut maka dapat disimpulkan

(66)

tempat duduk U Shape terhadap konsentrasi belajar siswa primary di Harvard English Course sei rampah diterima. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Wiyani (2013) perubahan posisi tempat duduk memiliki banyak manfaat dalam mencapai keberhasilan belajar. Beberapa manfaat dari pengaturan tempat duduk adalah : menghindari kejenuhan pada peserta didik dalam belajar, menjadikan fokus belajar peserta didik tetap terjaga, meningkatkan konsentrasi belajar peserta didik, memudahkan guru dan peserta didik bergerak dan berinteraksi saat kegiatan belajar-mengajar didalam kelas.

(67)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran berdasarkan data – data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.

1. KESIMPULAN

Setelah dilakukan penelitian dan analisa data maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil dari uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh bahwa terjadi peningkatan konsentrasi belajar pada siswa primary di Harvard English Course sei ramapah setelah dilakukan perubahan pengaturan tempat duduk U Shape yang ditunjukkan dari perubahan mean pada saat pretest dan posttest sebesar 84,67 menjadi 87,47 serta dilihat dari nilai p = 0,001 < signifikansi 0,05.

2. Pengaturan tempat duduk U Shape (treatment) telah terbukti mampu meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari tabel kategorisasi konsentrasi belajar yaitu sebanyak 60% siswa memiliki konsentrasi belajar yang dikategorikan sedang setelah dilakukan treatment.

(68)

2. SARAN

1. Saran Metodologi

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan bagi peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian sejenis mengenai konsentrasi belajar atau untuk mengembangkan penelitian ini lebih lanjut agar tidak hanya menggunakan skala dalam menggumpulkan data namun juga menggunakan metode wawancara dan observasi agar data yang diperoleh dapat menggambarkan perubahan yang tejadi secara lebih terperinci.

2. Saran Praktis

a. Bagi pihak organisasi, terutama guru dapat menerapkan pengaturan tempat duduk U Shape sebagai salah satu sarana untuk membantu mereka dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa sehingga siswa dapat menerima pelajaran secara optimal .

(69)

DAFTAR PUSTAKA

(“____”, 2013, Orang Tua Siswa SD Berebut Kursi Untuk Anak, [berita online], 2013))

Anastasi, A. , & Urbina. (1997). Psychological Testing, 7�ℎ edition. New Jersey. Prentice-Hall,Inc.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Azwar, S. (2003). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Dirgantoro, W. (2012). Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Kristen Purwodadi.

Djamarah, S., & Aswan. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S., & Bahri. (2008). Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Engkoswara & Komariah, Aan. (2012). Administrasi Pendidikan. Bnadung: Alfabeta.

Fattah, N. (1996). Landasan Managemen Pendidikan. Cibeureum : PT Remaja Rosdakarya Bandung.

Gambar

Gambar 1. Sketsa Pengaturan Tempat Duduk U Shape
Tabel 2. Distribusi Aitem ‐ aitem Skala Konsentrasi Belajar Setelah Uji Coba
Tabel 3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Tabel 5. Rank dari uji wilcoxon menunjukkan besarnya perubahan
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pola tempat duduk “U” dan Lingkaran dengan penerapan strategi Instant Assesment terhadap hasil belajar biologi

Keberhasilan menerapkan variasi pengaturan tempat duduk siswa dalam upaya meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV di SD Negeri 1

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui PTK dapat disimpulkan bahwa siklus I sampai siklus III menunjukkan bahwa variasi pengaturan tempat duduk siswa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apakah posisi tempat duduk memengaruhi motivasi belajar siswa kelas VIII C SMP Santo Aloysius Turi; (2) Apakah posisi tempat duduk

Data hasil belajar aspek psikomotorik menunjukkan bahwa kelas kontrol (kelas dengan formasi teater) memiliki peningkatan nilai aspek psikomotorik peserta didik

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh formasi tempat duduk terhadap hasil belajar IPA siswa kelas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi gaya peng- aturan tempat duduk yang meliputi face to face style, chevron style, cluster style, seminar style,

Penulisan Tugas Akhir dengan judul “Pengaruh Posisi Tempat Duduk Terhadap Hasil Belajaran Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Pangudi Luhur Wedi Tahun