• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat Berkunjung Kembali ke Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat Berkunjung Kembali ke Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP MINAT BERKUNJUNG KEMBALI KE WONDERS WATER WORLD

WATERPARK CBD POLONIA MEDAN

OLEH

OKI IRAWAN RAMBE

100502002

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP MINAT BERKUNJUNG KEMBALI KE WONDERS WATER WORLD

WATERPARK CBD POLONIA MEDAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap minat berkunjung kembali ke Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.

Penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Pengunjung dari Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan, dengan jumlah sampel sebanyak 99 responden yang diambil dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Pengumpulan data primer menggunakan kuisioner dan pengunpulan data sekunder menggunakan studi pustaka. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik dengan nilai signifikansi α= 5% (0,05).

Secara simultan, variabel produk, promosi, harga dan proses berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan terhadap minat berkunjung kembali. Lokasi, orang dan bukti fisik berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap minat berkunjung kembali dan dilihat dari hasil output pengolahan data nilai Nagelerke R Square adalah sebesar 0.383 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu produk, promosi, harga, lokasi, orang, bukti fisik dan proses adalah sebesar 38,3 %, sisanya sebesar 61,7% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model.

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha esa sehingga penulis dapat

menyelesaikan perkuliahan dan penulisan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh

Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat Berkunjung Kembali ke Wonders Water

World Waterpark CBD Polonia Medan”, guna memenuhi salah satu syarat dalam

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis

Nasuha Rambe dan Ibu tersayang Helmiyati Tambak beserta keluarga yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang serta dukungan moril dan

materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya dengan sebaik-baiknya.

Orang tua penulis menupakan sosok yang sabar, bijaksana dan menjadi penambah

motivasi penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah banyak mendapat

dukungan dan bantuan baik secara moril maupun materil. Untuk itu, melalui

kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum,S.E, M.Ec, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(4)

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.si, selaku Ketua Prodi S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan juga selaku

dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, motivasi

dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Beby Karina F S , SE, MM selaku dosen pembaca penilai saya yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi

ini.

6. Kepada Bapak dan Ibu dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan menberikan ilmunya

kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan serta seluruh staf dan

pegawai yang telah banyak membantu selama proses penulisan skripsi ini.

7. Kepada Ibuk Penulis Siti Aproh Tambak, terimakasih atas segala dukungan yang telah diberikan kepada penulis selama ini. Karena selama

kuliah di Universitas Sumatera Utara penulis tinggal bersama Ibuk Siti

Aproh Tambak (Adik kandung dari Ibu saya).

8. Kepada Bapak Laurence selaku Manajemen Operasional dari Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan, yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk melakukan penelitian di Waterpark tersebut. Terima

kasih juga saya ucapkan kepada seluruh staf dan karyawan dari Wonders

Water World Waterpark CBD Polonia Medan yang turut membantu

(5)

9. Terima kasih buat teman seperjuangan yang penulis cintai, teman-teman stambuk 2010 khususnya buat anak PMP.

10. Buat senior penulis Puja Areyouda Pandiangan, SE, Cempaka Kezia Siburian, SE yang telah memberikan masukan kepada penulis dalam

menyusun skripsi.

11. Sahabat terbaik saya Eki Prayudi saya ucapkan terimakasih karena turut membantu saya dalam penyusunan skripsi. Sahabat saya Afrinal Ladfian,

Haviez Abdillah, Taufik Hidayat, Achmad Afriadi Trisatya, Saras Melati

Putri, Debbyanzah Fahmi Harahap dan seluruh teman-teman yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.

12. Dan tidak lupa ucapan rasa sayang kepada Lulu Mudiah Pulungan yang selalu ada disaat penulis membutuhkan dukungan, yang selalu

memberikan nasihat serta kasih sayang kepada penulis.

Medan, Februari 2014

Peneliti

(6)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ... 9

2.1.10. Minat berkunjung kembali ... 28

2.2. Penelitian Terdahulu ... 33

3.10.1. Metode Analisis Deskriptif ... 57

(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

4.1 Gambaran Umum Waterpark ... 59

4.1.1 Sejarah Singkat Wonders Water World Waterpark CBD Polonia ... 59

4.1.2 Fasilitas ... 62

4.1.3 Strategi Bauran Pemasaran Jasa ... 63

4.1.4 Struktur Organisasi ... 66

4.1.6 Tugas dan Wewenang ... 67

4.2 Hasil dan Pembahasan ... 68

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 68

4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden ... 68

4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 71

4.2.2 Analisis Regresi Logistik ... 84

4.2.2.1 Menguji Model Fit (Overall Model Fit Test) .. 84

4.2.2.2 Menguji Kelayakan Model Regresi ... 87

4.2.2.3 Hasil Pengujian Hipotesis ... 89

4.2.2.4 Matriks klasifikasi ... 91

4.2.2.5 Menguji Koefisien Regresi ... 92

4.2.3 Pembahasan ... 97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 107

5.1 Kesimpulan ... 107

5.2 Saran ... 108

DAFTARPUSTAKA ... 109

(8)

DAFTAR TABEL

NO JUDUL HALAMAN

Tabel 1.1 Jumlah pengunjung Wonders Water World ... 6

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 45

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert untuk Variabel X ... 47

Tabel 3.3 Instrumen Regresi Logistik untuk Variabel Y ... 47

Tabel 3.4 Uji Validitas Variabel Produk (X1) ... 48

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 69

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi/Pekerjaan ... 69

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Status ... 70

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Berkunjung Dalam 3 Bulan ... 70

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel Produk ... 71

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel Promosi ... 74

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel Harga ... 75

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel Lokasi ... 77

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel Orang ... 79

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel Bukti Fisik .. 81

Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel Proses ... 83

Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel Minat Berkunjung kembali ... 84

Tabel 4.14 Nilai -2 Log Likelihood (-2 LL awal) Block 0: Beginning Block ... 85

Tabel 4.15 Nilai -2 Log Likelihood (-2 LL akhir) Block 1: Method = Enter ... 86

Tabel 4.16 Hosmer and Lemeshow Test ... 87

Tabel 4.17 Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test ... 88

Tabel 4.18 Case Processing Summary ... 89

Tabel 4.19 Model Summary ... 90

Tabel 4.20 Classification Table ... 91

(9)

DAFTAR GAMBAR

NO JUDUL HALAMAN

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 38

Gambar 4.1 Lazy River ... 61

Gambar 4.2 Wave Pool ... 61

Gambar 4.3 Mach 5 ... 62

(10)

ABSTRAK

PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP MINAT BERKUNJUNG KEMBALI KE WONDERS WATER WORLD

WATERPARK CBD POLONIA MEDAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap minat berkunjung kembali ke Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.

Penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Pengunjung dari Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan, dengan jumlah sampel sebanyak 99 responden yang diambil dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Pengumpulan data primer menggunakan kuisioner dan pengunpulan data sekunder menggunakan studi pustaka. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik dengan nilai signifikansi α= 5% (0,05).

Secara simultan, variabel produk, promosi, harga dan proses berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan terhadap minat berkunjung kembali. Lokasi, orang dan bukti fisik berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap minat berkunjung kembali dan dilihat dari hasil output pengolahan data nilai Nagelerke R Square adalah sebesar 0.383 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu produk, promosi, harga, lokasi, orang, bukti fisik dan proses adalah sebesar 38,3 %, sisanya sebesar 61,7% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model.

(11)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kota Medan merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Utara dan kota ini

merupakan salah satu kota Metropolitan di Indonesia. Berbagai suku, agama, ras,

budaya, gaya hidup dan bahasa dari seluruh penjuru Nusantara semua menjadi

satu di Medan. Kota Medan memiliki objek wisata yang bernilai lebih di mata

wisatawan lokal maupun mancanegara. Kita bisa melihat bangunan yang bernilai

sejarah seperti Istana Maimun, Mesjid Raya, Gedung Arca dan sebagainya. Di

wisata kuliner kita bisa lihat Bika Ambon dan Bolu Meranti. Masih banyak lagi

tempat wisata yang ada di kota Medan. Namun objek dalam penelitian saya ini

adalah pariwisata “ Waterpark ”.

Industri sektor pariwisata saat ini telah berkembang pesat serta membawa

dampak positif khususnya bagi perekonomian daerah yaitu memberikan

kontribusi yang cukup besar di bidang perpajakan. Tentunya hal ini membutuhkan

pengoptimalan dalam penyedian jasa untuk lebih menunjang potensi objek wisata

yang akan dikunjungi.

Ketentuan Umum UU no.10/2009 BAB I ditetapkan berbagai ketentuan

yang terkait dengan kepariwisataan, di antaranya sebagai berikut: Wisata adalah

kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang dengan

mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau

mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu

(12)

berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan

yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah

Daerah. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan

pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai

wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan

masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan

pengusaha. Definisi yang ditentukan dalam UU no.10/2009 tersebut merupakan

salah satu definisi di antara sekian banyak definisi yang kita kenal selama ini.

Definisi ini dimaksudkan sebagai acuan dalam upaya pengembangan

kepariwisataan Indonesia

Salah satu objek wisata yang paling diminati keluarga saat berlibur adalah

Waterpark. Waterpark yang berarti taman air, taman biasanya kita dapat di darat

dengan penuh bunga-bunga yang indah, namun kini ditambahkan lagi inovasinya,

dengan air sebagai objek utamanya. Waterpark menawarkan beragam permainan

yang dibuat berdasarkan tingkat usia mulai dari balita, anak-anak sampai dengan

remaja/orang dewasa. Tema dalam ragam permainan ini berbeda-beda Menikmati

petualangan air di water boom tidak hanya seru dan tegang tetapi juga sangat

mengasyikkan. Semua ketegangan ini akan berakhir dengan perasaan yang

menyenangkan.

Keberhasilan maupun kegagalan suatu perusahaan dalam mendatangkan

pengunjung sangat dipengaruhi oleh perusahaan yang kreatif dan inovatif dalam

mengelola bisnisnya.Bauran pemasaran jasa merupakan sarana untuk menjadikan

(13)

jasa yang efektif akan menciptakan kegiatan operasional perusahaan berjalan

dengan efektif pula. Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat

digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada

pelanggan. Alat-alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka

panjang dan merancam program taktik jangka pendek (Tjiptono, 2005:30).

Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan waterpark

kepada pasar sasaran. Apa keunikan produk yang kita tawarkan, siapa pasar

sasaran utama jasa kita, kemudian apakah produk tersebut akan mampu bertahan

dan untuk berapa lama produk tersebut dapat bertahan (kotler dan amstrong

2008:62). Menurut Yoeti (2005:126), “produk pariwisata adalah sejumlah fasilitas

dan pelayanan yang disediakan dan diperuntukkan bagi wisatawan yang terdiri

dari tiga komponen, masing-masing yaitu: sumber daya yang terdapat pada suatu

DTW, fasilitas yang terdapat di suatu DTW, dan transportasi yang membawa

wisatawan dari tempat asalnya ke suatu DTW tertentu.

Yoeti (2005 :169), “promosi adalah variabel kunci dalam rencana strategi

pemasaran dan dapat dipandang sebagai suatu unsur untuk menciptakan

kesempatan-kesempatan menguasai pasar”. Unsur promosi yang digunakan

disusun oleh lingkungan, terutama oleh keadaan atau kondisi permintaan

wisatawan. Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat flexible,

artinya dapat diubah dengan cepat (Tjiptono, 2005:151). Harga merupakan jumlah

uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa,

(14)

bermacam-macam barang dan/ atau pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan sesuatu

yaitu produk dan jasa (Laksana, 2008:105).

Tempat merupakan suatu wilayah atau lokasi di mana perusahaan dapat

menjalankan atau melaksanakan kegiatan pemasaran kepada masyarakat.lokasi

pemasaran yang nyaman, aman, bersih, ramai dan mudah dijangkau merupakan

beberapa kriteria lokasi yang diminati oleh banyak konsumen. Orang merupakan

orang-orang yang terlibat langsung dalam menjalankan segala aktivitas

perusahaan dan merupakan faktor yang memegang peranan penting bagi semua

organisasi. Dalam perusahaan jasa, unsur people ini bukan hanya memainkan

peran penting dalam bidang produksi atau operasional saja, tetapi juga dalam

melakukan hubungan kontak langsung dengan konsumen. Perilaku orang-orang

yang terlibat langsung ini sangat penting dalam memengaruhi mutu jasa yang

ditawarkan dan image perusahaan jasa bersangkutan.

Bukti fisik merupakan suatu hal yang secara nyata ikut memengaruhi

keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang

ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk dalam bukti fisik antara lain adalah

lingkungan fisik, dalam hal ini bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo,

warna dan barang-barang yang disatukan dengan service yang diberikan. Bukti

fisik ini bisa dalam berbagai bentuk, misalnya : penampilan karyawan yang rapi

dan sopan, dekorasi internal dan eksternal yang atraktif. Proses merupakan faktor

penting bagi konsumen dengan tingkat kontak dengan pelanggan yang tinggi.

Proses bagaimana jasa (pelayanan) disampaikan tersebut menentukan peningkatan

(15)

Menurut Jahja (2011:63), minat ialah suatu dorongan yang mengakibatkan

terikatnya perhatian individu pada objek tertentu seperti pekerjaan, pelajaran,

benda dan orang. Minat berhubungan dengan aspek kognitif, afektif dan motorik

dan merupakan sumber motivasi untuk melakukan apa yang diinginkan. Minat

berfungsi sebagai daya penggerak untuk mengarahkan seseorang melakukan

kegiatan tertentu yang spesifik, lebih jauh lagi minat mempunyai karakteristik

pokok yaitu melakukan kegiatan yang dipilih sendiri dan menyenangkan sehingga

dapat membentuk suatu kebiasaan dalam diri seseorang.

Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan, merupakan

tempat yang baik untuk dikunjung untuk menghilangkan kepenatan dan

kesibukan anda saat bekerja ataupun kuliah. Karena tempat ini merupakan tempat

liburan yang menyenangkan dan penuh keceriaan bersama teman, kerabat,

keluarga maupun sanak saudara. Tempat ini dibangun dengan bentuk modern

sehingga menampilkan kesan menarik dan nyaman, juga dapat digunakan sebagai

tempat wisata tetapi juga sebagai tempat berkumpul bagi keluarga yang selalu

disibukkan oleh pekerjaan.

Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan memang baru di

resmikan pada bulan Juli 2013, meskipun waterpark ini buka setiap hari senin

sampai dengan minggu, namun Sejak 1 Oktober 2013 Waterpark ini setiap hari

Senin akan tutup, kecuali pada hari Senin itu libur nasional, karena pada hari itu

waktunya pemeliharaan wahana permainan (Maintenance). Menurut manajemen

Wonders Water World Waterpark CBD Polonia waterpark dapat menampung 15

(16)

besar-besaran, sehingga banyak masyarakat yang belum mengetahui keberadaan

Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.

Adapun jumlah pengunjung dari waterpark ini selama mulai di buka pada

bulan Juli 2013 hingga bulan september 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1

Jumlah Pengunjung pada Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan

Bulan Juli s.d September Tahun 2013

Bulan JUMLAH PENGUNJUNG

Juli 4.000 orang

Agustus 6.500 orang

September 7.500 orang

Sumber : marketing Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.

Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa ada peningkatan jumlah pengunjung

ke Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan dari pertama dibuka

pada bulan juli sampai dengan bulan september 2013. Tetapi jumlah pengunjung

masih jauh dari yang diharapkan, karena Woders Water World Waterpark CBD

Polonia Medan dapat menampung 15 ribu pengunjung di dalamnya.

Sebagian besar pengunjung ramai mengunjungi Waterpark ini di akhir

pekan dan hari-hari besar saja, sedangkan di hari Selasa sampai dengan Kamis,

pengunjung Waterpark ini masih sedikit. Sementara harga pada hari Selasa

sampai dengan Kamis merupakan harga hemat yaitu Rp. 60.000,00. Namum harga

tiket masuk Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan belum

membuat minat berkunjung di hari Selasa sampai dengan Kamis meningkat dan

(17)

Berdasarkan gambaran di atas peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam

mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi minat berkunjung kembali dan

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat Berkunjung Kembali ke Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Untuk lebih memperjelas permasalahan sebagai dasar penulisan ini maka

penulis mencoba merumuskan masalah yaitu :

“ Apakah Bauran Pemasaran Jasa berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali ke Wonders Water world Waterpark CBD Polonia Medan?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap minat berkunjung kembali ke Wonders

Water World Waterpark Cbd Polonia Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Wonders Water World Waterpark Cbd Polonia Medan

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pengelola waterpark untuk

mengetahui keefektifan strategi bauran pemasaran jasa yang paling

dominan yang mempengaruhi minat untuk berkunjung kembali ke

(18)

2. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti disamping

memberikan kontribusi pemikiran dalam bidang pemasaran, khususnya

berkaitan dengan bauran pemasaran jasa dan minat berkunjung

kembali.

3. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk melakukan

penelitian lebih mendalam yang berhubungan dengan penelitian

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

2.1 URAIAN TEORITIS

2.1.1 Pengertian Pemasaran dan Pemasaran Jasa

Kata “ Pemasaran dan Pemasaran Jasa ” bukanlah kata yang asing di

telinga kita. Setiap individu dalam kehidupannya tidak luput dari kegiatan

Pemasaran. Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi

kebutuhan manusia dan masyarakat. Menurut Kotler & Armstrong (2008:6),

pemasaran (marketing) adalah proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi

pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dari pelanggan, dengan tujuan

menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.

Menurut Cannon, Perreault dan Mc Carthy (2008:8), pemasaran

(marketing) adalah suatu aktivitas yang bertujuan untuk mencapai sasaran

perusahaan, dilakukan dengan cara mengantisipasi kebutuhan pelanggan atau

klien serta mengarahkan aliran barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan

pelanggan atau klien dari produsen. Pemasaran mengandung pengertian yang

lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Menurut Simamora (2001:7),

pemasaran berarti bekerja dengan pasar untuk melakukan pertukaran untuk

memuaskan atau memenuhi kebutuhan dan keinginan orang-orang

Dari beberapa konsep yang dijelaskan di atas menunjukkan bahwa

pemasaran merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk menciptakan

(20)

penjualan barang dan jasa saja, hal itu dikarenakan bahwa sebenarnya pemasaran

dilakukan baik sebelum maupun sesudah pertukaran.

Menurut Cannon dkk (2008:287), jasa (service) merupakan tindakan yang

dilakukan oleh satu pihak untuk pihak lain. Ketika anda menyediakan jasa bagi

pelanggan, pelanggan tidak dapat menyimpannya. Alih-alih, jasa itu akan dialami,

digunakan atau dikonsumsi. Anda menonton film buatan Dream Works Picture,

tetapi setelahnya yang Anda miliki hanyalah ingatan tentang film tersebut. Anda

menggunakan lift ski di pegunungan Alpen, tetapi anda tidak memiliki peralatan

tersebut. Jasa tidak berwujud─tida k nyata. Anda dapat “menyimpan” sebuah

sebuah jasa. Selain itu, sangat sulit untuk mengetahui secara tepat apa yang akan

anda dapatkan ketika Anda membelinya.

Dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan proses atau aktivitas yang di

dalamnya selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pemberi jasa,

meskipun bagi pihak-pihak yang terlibat tidak sadar melakukannya. Contohnya

jasa pengobatan, jasa pengangkutan, jasa telekomunikasi, hiburan, dan berbagai

macam jasa lainnya.

Tjiptono (2005:16) mengatakan, “pemasaran jasa adalah setiap tindakan

atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang

ada pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak

menghasilkan kepemilikan tertentu”. Walaupun demikian, produk jasa bisa

berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Maksudnya, ada produk jasa

murni (seperti child care, konsultasi psikologi dan konsultasi manajemen), namun

(21)

kapal pesiar untuk angkutan laut, pesawat untuk jasa penerbangan dan makanan di

restoran). Secara garis besar karakteristik pemasaran jasa terdiri atas (Tjiptono,

2005:18) :

1. Tidak Berwujud(Intangibility)

Jasa berbeda dengan barang, karena barang merupakan suatu objek, alat atau

benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses,

kinerja (performance) atau usaha.

2. Tidak Terpisahkan(Inseparability)

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual lalu dikonsumsi, sedangkan

jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan

dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.

3. Keanekaragaman(Variability/Heterogenety)

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non standarddized output,

artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung kepada siapa,

kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi.

4. Tidak Tahan Lama(Perishability)

Maksud dari pernyataan ini adalah jasa tidak dapat disimpan dan

dimasukkan ke dalam gudang atau dijadikan persediaan. Contohnya:

makanan yang telah dimasak pada restoran.

5. Lack Of Ownership

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang.

Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan

(22)

2.1.2 Bauran Pemasaran Jasa

Menurut Tjiptono (2005:30), bauran pemasaran merupakan seperangkat

alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang

ditawarkan kepada pelanggan. Alat-alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun

strategi jangka panjang dan merancang program taktik jangka pendek.

Penyusunan komposisi unsur-unsur bauran pemasaran dalam rangka pencapaian

tujuan organisasi bisa dianalogikan dengan juru masak yang meramu berbagai

bahan masakan menjadi hidangan yang bergizi dan enak disantap. Proses meramu

bahan yang dilakukan pemasar dan juru masak memiliki kesamaan, yaitu

sama-sama merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan (science) dan seni (art).

Dengan demikian, unsur pengalaman, kompetensi, pengetahuan dan kreativitas

memainkan peranan penting dalam menunjang kesuksesan pemasar maupun juru

masak.

Konsep bauran pemasaran dipopulerkan pertama kali beberapa dekade

yang lalu oleh Jerome Mc.Carthy yang merumuskan menjadi 4P (Product, price,

promotion dan place). Bila ditinjau dari sudut pandang pelanggan, 4P bisa

dirumuskan menjadi 4C (Customers’ needs and wants, Cost, Communications dan

Convenience). Dalam perkembangannya sejumlah penelitian menunjukkan bahwa

penerapan 4P terlampau terbatas/sempit untuk bisnis jasa.

Kelemahan yang terdapat pada 4P, mendorong banyak pakar pemasaran

untuk mendefenisikan ulang bauran pemasaran sedemikian rupa sehingga lebih

applikatif untuk sektor jasa. Hasilnya 4P tradisional diperluas dan ditambahkan

(23)

Service. Menurut Alma (2003:36), bauran pemasaran jasa terdiri dari: Produk

(product), Promosi (promotion), Harga (price) Lokasi (place), Orang (people),

Bukti Fisik (physical evidence) dan Proses (process).

2.1.3 Produk

Menurut Laksana (2008:67), produk adalah segala sesuatu baik yang

bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk

memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Termasuk dalam pengertian produk,

yaitu:

1. Goods: barang-barang fisik

2. Services: Jasa/pelayanan yang bersifat non fisik, yang menyertai atau tidak

menyertai produk barang fisik

3. Experience: pengalaman kegiatan atau seseorang yang dapat dinikmati

oleh orang lain.

4. Event: Kegiatan atau peristiwa yang dibutuhkan oleh orang banyak.

5. Persons: keahlian atau ketenaran seseorang

6. Place: Tempat atau kota yang memiliki keunggulan, keunikan (sejarah)

atau keindahan.

7. Properties: Hak kepemilikan bisa berupa benda nyata (real estate) atau

finansial (saham dan obligasi).

8. Organization: lembaga atau wadah yang dapat memberikan citra atau nilai

jual dari suatu produk.

9. Information: Informasi yang dapat diproduksi dan dipasarkan

(24)

10.Ideas: Gagasan yang menghasilkan produk yang diminati oleh konsumen.

Menurut Yoeti (2005:126), “yang dimaksudkan dengan produk pariwisata

adalah keseluruhan pengalaman termasuk di dalamnya akomodasi,

sumber-sumber alam, hiburan, transportasi, makanan dan minuman, rekreasi dan daya

tarik lainnya”. Menurut Yoeti (2005:126), “Produk nyata pariwisata tidak lain

adalah kepuasan dalam pengalaman, yang sukar untuk dilihat atau diukur, tetapi

sebaliknya produk itu dan cara penyediaannya menjadi kunci tujuan dari industri

ini.

Menurut Yoeti (2005:126), “produk pariwisata adalah sejumlah fasilitas

dan pelayanan yang disediakan dan diperuntukkan bagi wisatawan yang terdiri

dari tiga komponen, masing-masing yaitu: sumber daya yang terdapat pada suatu

DTW, fasilitas yang terdapat di suatu DTW, dan transportasi yang membawa

wisatawan dari tempat asalnya ke suatu DTW tertentu”. Menambahkan, paket

wisata (package tour) yang ditawarkan untuk dijual (pada calon wisatawan) dalam

satu harga (inclusive price) oleh suatu Badan Perjalanan Wisata (BPW) adalah

satu contoh dari produk industri pariwisata.

Dari uraian tersebut di atas semakin jelas bagi kita bahwa produk industri

pariwisata merupakan produk gabungan (Composite Product), campuran dari

berbagai (as a amalgam of) obyek dan atraksi wisata (tourist atraction),

transportasi (transportation), akomodasi (accommodation) dan hiburan

(entertainment). Tiap komponen disuplai oleh masing-masing perusahaan atau

(25)

Menurut Yoeti (2005:129), karakter yang perlu diperhatikan dalam rangka

pemasaran produk industri pariwisata:

1. Intangibility

Produk industri pariwisata itu tidak berwujud (intangibility), produk itu

tidak bisa dipindahkan, dicoba, disentuh, dicium dan bahkan dalam

transaksi tidak terjadi pemindahan hak milik dari produsen kepada

konsumen. Oleh karena itu dalam pemasaran produk industri pariwisata,

suatu BPW hendaknya dan bahkan merupakan keharusan memiliki

Informasi Yang Dapat Dipercaya oleh calon wisatawan. Untuk itu dituntut

diperlukan eksekutif yang profesional untuk memberikan informasi yang

dapat dipercaya, khususnya tentang rencana perjalanan sesuai dengan

penawaran paket wisata.

2. Inseparability

Dalam industri pariwisata pada khususnya dan industri jasa pada umumnya,

produsen dan konsumen hadir pada waktu yang bersamaan dalam proses

produksi dan konsumsi, karena antara produsen dan konsumen tidak ada

jarak pemisah. Contoh, bila seseorang membeli paket wisata untuk

mengkonsumsinya orang tersebut harusikut tour yang diselenggarakan oleh

(26)

3. Stressing The Products Benefits

Dalam menawarkan atau menjual produk industri pariwisata, perlu

penekanan dan meyakinkan kepada calon wisatawan apa kelebihan dan

manfaat. bila wisatawan membeli paket wisata melalui Tour Operator

mereka. Untuk itu, seorang salesman harus memiliki "Product Knowledge",

tanpa memahami produk yang ditawarkan, dapat dipastikan tidak dapat

menjelaskan atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh calon

wisatawan.

4. Variability

Produk industri pariwisata sangat variable sifatnya,selain tidak punya

standard yang baku dan kualitasnya sangat tergantung pada siapa produsen

yang mengemas dan memberi pelayan tentang produk yang dijual. Karena

tidak konsistennya kualitas produk yang dihasilkan, maka sering

menimbulkan ketidakpuasan wisatawan.

5. Building A Trusting Relationship

Orang-orang yang bekerja pada suatu BPW atau Tour Operator, hendaknya

memiliki kemampuan membina hubungan baik dengan pelanggan dengan

jalan menanamkan kepercayaan demi kepercayaan, sehingga mereka

memiliki keyakinan bila membeli tiket atau paket wisata melalui suatu BPW

atau Tour Operator tertentu. Untuk jangka panjang, strategi ini dapat

meningkatkan `loyalitas' pelanggan untuk tetap menyerahkan semua bentuk

(27)

6. Inceasing The Tangibility

Pada beberapa kesempatan sudah seringkali dijelaskan bahwa dalam

transaksi yang dilakukan antara pembeli dan penjual paket wisata tidak

pernah terjadi pemindahan hak milik dari produsen kepada konsumen.

Contoh, pada calon wisatawan yang membeli paket wisata, ia hanya

menerima selembar kuitansi sebagai bukti pembelian berikut dengan

program atau rencana perjalanan wisata (Tour Itinerary), tetapi tidak pernah

berupa sesuatu benda berwujud, seperti kita membeli pakaian, misalnya.

Setelah dibayar, pakaian yang dipilih dapat dibawa pulang. Si pembeli atau

calon wisatawan hanya memiliki pelayanan purna jual (After Sales Service)

yang merupakan kewajiban BPW atau Tour Operator yang menjual paket

wisata. Artinya, setelah membeli paket wisata, maka BPW atau Tour

Operator yang menjual paket wisata harus melaksanakan apa yang sudah

diperjanjikan dalam paket wisata sesuai Tour Itinerary, bila tidak dianggap

sebagai wanprestasidan boleh diadukan kepada yang berwajib.

7. Perishability

Service atau produk jasa tidak bisa ditabung, karenanya juga tidak

diperlukan gudang untuk menyimpan produk yang tidak laku hari ini. Hal

ini terjadi pada kamar hotel, tempat duduk (seats) pada airline, kereta api,

kapal, atau restoran. Contoh, pesawat Boeing 747 kapasitas tempat

duduknya kurang lebih 450 seats. Bila dalam satu hari Jakarta - Denpasar

P.P ada 5 kali penerbangan kemudian terjadi perishable tiap kali

(28)

Sedangkan Menurut Kartajaya dan Darwin (2010:131) New Wave

Marketing Mix : Product is co-creation. secara umum, Proses pengembangan produk baru dilakukan melalui berbagi tahapan yang di dalamnya dikontrol secara

ketat sampai pada keputusan produk baru tersebut jadi diluncurkan atau tidak.

Tahapan-tahapan pengembangan produk adalah sebagai berikut : pertama

adalah penemuan ide ( Discovery: idea generation dan screening ). Tahap awal ini

biasanya dimulai dari studi pasar terkait dengan tren pasar, identifikasi perilaku

konsumen dan eksplorasi needs and wants konsumen. Berbagai ide dasar yang

didapatkan dari tahap idea generation disaring untuk mendapat ide yang relevan

dengan produk yang akan dikembangkan.

Kedua adalah tahap pengembangan, (Development : Concept and product

testing). Pada tahap ini, tim R&D mulai menyusun berbagai alternatif konsep

produk yang akan diluncurkan termasuk fitur dan manfaat yang didapat oleh

konsumen, di mana alternatif konsep tersebut akan diuji kepada konsumen untuk

mengetahui tingkat penerimaan konsumen terhadap berbagai alternatif konsep

produk tadi.

Ketiga adalah tahapan komersialisasi (Commercialization: product launch

and evaluation). Setelah perusahaan memutuskan produk yang akan diluncurkan,

maka tahap ini adalah tahap yang paling krusial karena di tahap inilah perusahaan

akan mulai memperkenalkan dan mengomunikasikan produk tersebut ke pasar.

Di era legacy, pengembangan produk baru lebih sering dilakukan atas paradigma

(29)

oleh perusahaan, sementara konsumen hanya dimintai opini terhadap produk

tersebut.

Lain halnya dengan era New Wave di mana proses pengembangan produk

tidak lagi dilakukan secara vertikal, namun secara horizontal. Di sini perusahaan

memberikan peluang yang sebesar-besarnya kepada konsumen untuk ikut aktif

dalam pengembangan produk baru. Artinya produk adalah kreasi bersama antara

perusahaan dan konsumennya.

2.1.4 Promosi

Menurut Laksana (2008:133), promosi adalah suatu komunikasi dari

penjual dan pembeli yang berasal dari informasi informasi yang tepat yang

bertujuan untukmerubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak

mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat

produk tersebut/ Berdasarkan pengertian ini maka promosi merupakan aktivitas

komunikasi yang berasal dari informasi yang tepat.

Informasi yang tepat merupakan rujukan bagi suatu keberhasilan

komunikasi, seorang pemasar akan berhasil dalam komunikasinya jika mampu

memberikan informasi benar, dengan demikian maka informasi merupakan

investasi yang disampaikan dalam komunikasi dengan bahasa yang dimengerti.

Menurut Yoeti (2005:169), “strategi promosi terdiri dari

bermacam-macam komunikasi yang dilakukan untuk menyampaikan informasi dan

meyakinkan atau membujuk calon wisatawan yang potensial untuk melakukan

(30)

adalah: Advertising, Personal Selling, Sales Promotions, Brochures Printing,

Positioning, Public Relations, dan Publicity.

Menurut Yoeti (2005:169) “promosi adalah variabel kunci dalam rencana

strategi pemasaran dan dapat dipandang sebagai suatu unsur untuk menciptakan

kesempatan-kesempatan menguasai pasar”. Unsur promosi yang digunakan

disusun oleh lingkungan, terutama oleh keadaan atau kondisi permintaan

wisatawan. Namun promosi dapat menjadi fungsi penghubung atau katalisator

dalam strategi pemasaran dan sejak permintaan menjadi salah satu kekuatan yang

tidak terawasi yang sebenarnya harus diperhitungkan, maka promosi digunakan

untuk mengganti permintaan dan mempercepat proses keputusan untuk

melakukan perjalanan wisata.

Menurut Yoeti (2005:174) langkah-langkah penting yang perlu dilakukan

dalam mengembangkan strategi promosi adalah:

1. Menentukan target pasar yang akan dipengaruhi oleh kegiatan promosi yang

akan dilakukan. Dengan mengetahui target pasar, kita akan lebih mudah

melakukan pemilihan terhadap media yang akan digunakan, bahasa yang

akan dipakai, dan waktu-waktu biasanya mereka melakukan perjalanan

wisata.

2. Menetapkan kelayakan promosi yang akan dilakukan. Maksudnya, jenis dan

macam promosi apa saja yang akan dilakukan, dan berapa anggaran yang

akan digunakan untuk suatu target pasar tertentu.

(31)

4. Mempersiapkan bentuk-bentuk desain iklan yang akan digunakan, mulai

dari ukuran (size), berwarna atau hitam-putih, bahasa yang digunakan,

produk yang ditonjolkan dan copy-writing yang mengenai sasaran.

5. Merumuskan bentuk-bentuk kegiatan Sales Promotions yang akan

dilakukan.

6. Perencanaan pembuatan promotion materials, termasuk bentuk-bentuk

hand-out yang akan diberikan pada setiap pertemuan formal kepada

pejabat-pejabat pariwisata dari luar negeri dan pencetakan brosur yang berkualitas.

7. Rencana dan jadwal mengundang BPW, Tour Operator dan Travel Writer

luar negeri untuk melihat secara langsung melihat dan menyaksikan

produk-produk suatu DTW yang siap jual.

8. Menunjuk seorang Public Relations Officer, untuk menjaga atau

memelihara citra suatu DTW dan sekaligus untuk meng-counter

berita-berita negatif untuk konsumsi luar negeri, khususnya target pasar yang

dituju.

Kriteria-kriteria berikut ini dapat digunakan sebagai bimbingan bagi

Organisasi Pariwisata Daerah (OPD) dalam mengembangangkan dan

mengevaluasi strategi bauran promosi, di antaranya yaitu:

1. Kegiatan promosi hendaknya dilakukan dengan koordinasi yang cermat.

Organisasi Pariwisata Daerah (OPD) dengan bekerjasama dengan

perusahaan kelompok industri pariwisata hendaknya mempertimbangkan

suatu analisis bermacam-macam pasar bagi daerah menetapkan macam

(32)

2. Organisasi Pariwisata Daerah hendaknya selalu berusaha sedapat mungkin

DTW mencari tema-tema pokok untuk daerah guna meningkatkan

pengenalan dan identifikasi untuk setiap komunikasi dengan

penawaran-penawaran yang dilakukan suatu DTW.

Promosi yang dilakukan hendaknya menunjukkan suatu keaslian (authentic).

Suatu usaha melakukan penipuan akan segera diketahui wisatawan dalam waktu

singkat, sehingga mengakibatkan kemarahan dan komplain, akan menjadi

boomerang atau menjadi bad promotion bagi suatu DTW yang melakukannya.

Seringkali terjadi, informasi yang disampaikan oleh suatu DTW memberi

gambaran yang tidak konsisten tentang penawaran yang dilakukan untuk pasar

yang berbeda-beda. Contohnya, brosur tentang penawaran paket-paket wisata

biasanya sudah banyak yang kadaluarsa, karenanya perlu dicetak ulang dengan

memperbaharui isinya yang sesuai dengan kenyataan yang terdapat di DTW

tersebut. Organisasi pariwisata hendaknya selalu ingat bahwa program pemasaran

yang efektif hanya merupakan salah satu usaha dalam upaya pemasaran suatu

DTW. Daerah hams dapat meyakinkan produk industri pariwisatanya cukup

berkualitas, dapat menampilkan adanya kemudahan untuk mencapai suatu DTW,

adanya informasi yang jelas apa yang menjadi daya tarik mengapa wisatawan

memilih DTW itu, paket wisata dengan harga bersaing atau tersedianya perantara

(Travel Agent, BPW atau Tour Operator lainnya) yang dapat melayani wisatawan

bila hendak berkunjung pada suatu DTW.

Kartajaya dan Darwin (2010:163) berpendapat bahwa New Wave

(33)

menghorizontalkan diri dan sadar diri bahwa posisi antara dirinya dan konsumen

sudah semakin sejajar.

Di era seperti sekarang, konsumen semakin memegang kendali dalam segi

konteks dan konten. Mereka kini mempunyai media. Mereka bisa bikin konten

mereka sendiri. Mereka bisa kasih input untuk pengembangan produk baru.

Mereka bisa bikin iklan yang mungkin lebih baik daripada biro iklan. Mereka bisa

jadi reporter. Mereka bisa jadi promoter. Konsumen juga semakin komunal, saling

terhubung di jaringannya dan lebih sosialis.

Pemasaran akan menjadi lebih mudah apabila ia bisa masuk ke dalam

media yang di kendalikan dan dimiliki oleh konsumen. Ataupun jika tidak masuk

ke medianya konsumen, mereka juga bisa membuat connecting platform tersendiri

di mana ia bisa menjadi penghubung antara masing-masing konsumen. Semua hal

itu dilandasi bukan atas orientasi untuk berpromosi yang sifatnya membujuki,

namun untuk “berbincang-bincang” dengan konsumen, dan menjadikan brand

-nya sebagai ide bahan perbincangan antara satu konsumen dengan yang lain.

2.1.5 Harga

Harga merupakan jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai

kombinasi produk dan jasa, dengan demikian maka suatu harga haruslah

dihubungkan dengan bermacam-macam barang dan/ atau pelayanan, yang

akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa (Laksana 2008:105).

Menurut Kartajaya dan Darwin (2010:142) New Wave Marketing Mix:

Price is Currency. Di era New Wave , praktik pricing juga berubah karena tiga hal.

(34)

perusahaan melakukan pricing akan lebih horizontal.dengan melewati proses

negosiasi dengan pelanggan. Di era New Waves tugas dari pemasar adalah

bagaimana bergerak dari price maker menjadi price facilitator, karena pada

akhirnya, price akan ditentukan secara bersama dan tidak lagi satu pihak.

Kedua, karena adanya CONNECT! (C kelima), dinamika harga dan biaya akan menjadi naik turun secara transparan. Konsumen akan tau harga yang pas

sebetulnya berapa. Dan buka itu saja, mereka pun akan tahu bahwa sedikit banyak

elemen-elemen biaya yang sesungguhnya. Informasi mengenai harga dan biaya

sudah semakin gampang dilacak.

Ketiga, pemasar menjual produknya yang di co-create bersama komunitas

pelanggan. Artinya, produk yang dijual bisa saja di-customized sesuai dengan

keinginan pelanggan dan bisa juga diciptakan sendiri oleh konsumen yang

semakin komunal. Produk seperti ini pada akhirnya menjadi milik bersama, bukan

yang sifatnya mass , namun milik komunitas tertentu.

2.1.6 Lokasi

Menurut Fandy Tjiptono (2005:147), “Lokasi atau tempat seringkali ikut

menentukan kesuksesan DTW, karena lokasi erat kaitannya dengan pasar

potensial sebuah DTW”. Disamping itu, lokasi juga berpengaruh terhadap

dimensi-dimensi strategi seperti flexibility, competitive, positioning, dan focus.

Fleksibelitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana suatu DTW dapat

bereaksi terhadap perubahan situasi ekonomi.

Keputusan pemilihan lokasi berkaitan dengan komitmen jangka panjang

(35)

mempertimbangkan dan menyeleksi lokasi yang responsif terhadap situasi

ekonomi, demografi, budaya, dan persaingan di masa mendatang.

Pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan yang cermat

terhadap beberapa faktor, antara lain :

1. Akses, berhubungan dengan kemudahan untuk dijangkau.

2. Visibilitas, lokasi sebaiknya mudah dilihat.

3. Traffic, perlu dipertimbangkan lalu lalang orang dan lalu lintas kendaraan .

4. Ekspansi, cukup tersedia tempat apabila di masa depan ingin melakukan

ekstensifikasi.

2.1.7 Orang

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2009:75), dalam hubungannya dengan

pemasaran jasa, maka ‘orang’ yang berfungsi sebagai penyedia jasa sangat

memengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Keputusan dalam ‘orang’ ini berarti

berhubungan dengan seleksi, pelatihan, motivasi dan manajemen sumber daya

manusia.

Untuk mencapai kualitas terbaik maka pegawai harus dilatih untuk

menyadari pentingnya pekerjaan mereka, yaitu memberikan konsumen kepuasan

dalam memenuhi kebutuhannya. Pentingnya ‘orang’ dalam pemasaran jasa

berkaitan erat dengan pemasaran internal. Pemasaran internal adalah interaksi atau

hubungan antara setiap karyawan dan departemen dalam suatu perusahaan yang

dalam hal ini dapat diposisikan sebagai konsumen internal dan pemasok internal.

Tujuan dari adanya hubungan tersebut adalah untuk mendorong ‘orang’ dalam

(36)

Terdapat empat kriteria peranan atau pengaruh dari aspek ‘orang’ yang

memengaruhi konsumen yaitu:

a. Contactors, ‘orang’ di sini berinteraksi langsung dengan konsumen

dalam frekuensi yang cukup sering dan sangat memengaruhi keputusan

konsumen untuk membeli.

b. Modifiers, ‘orang’ di sini tidak secara langsung memengaruhi

konsumen tetapi cukup sering berhubungan dengan konsumen, contoh:

resepsionis.

c. Influencers, ‘orang’ di sini memengaruhi konsumen dalam keputusan

untuk membeli tetapi tidak secara langsung kontak dengan konsumen.

d. Isolateds, ‘orang’ di sini tidak secara langsung ikut serta dalam bauran

pemasaran dan jugatidak sering bertemu dengan konsumen. Contoh:

karyawan bagian administrasi penjualan, SDM dan pemrosesan data.

2.1.8. Bukti Fisik

Menurut Tjiptono (2005:32), karakteristik intangible pada jasa

menyebabkan pelanggan potensial tidak bisa menilai suatu jasa sebelum

mengonsumsinya. Ini menyebabkan risiko yang dipersepsikan konsumen dalam

keputusan pembelian semakin besar. Oleh sebab itu, salah satu unsur penting

dalam bauran pemasaran adalah upaya mengurang tingkat risiko tersebut dengan

jalan menawarkan bukti fisik dari karakteristik jasa. Bukti fisik ini bisa dalam

berbagai bentuk, misalnya brosur paket liburan yang attraktif dan membuat foto

(37)

seragam pilot dan pramugari yang mencerminkan kompetensi mereka; dekorasi

internal dan eksternal bangunan yang attraktif.

Bukti fisik berarti konsumen akan melihat keadaan nyata yang

menghasilkan jasa tersebut. Misalnya orang berkunjung ke Waterpark akan

memperhatikan bangunan, interior, peralatan, wahana permainan bahkan seragam

para petugas atau karyawan. Untuk lebih rinci lagi, contoh-contoh bukti fisik

untuk fasilitas eksternal misalnya: konsumen akan memperhatikan desain

eksterior, tempat parkir, taman-taman, suasana lingkungan dan sebagainya. Untuk

fasilitas interior konsumen akan memperhatikan desain interior, perlengkapan,

gambar-gambar, penataan ruang, kesegaran udara dan temperature (Alma, 2003:

37) .

2.1.9 Proses

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2009:76), proses merupakan gabungan

semua aktivitas, umumnya terdiri atas prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme,

aktivitas dan hal-hal rutin, di mana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada

konsumen. Proses dapat dibedakan dalam dua cara, yaitu:

1. Kompleksitas (complexity), berhubungan dengan langkah-langkah dan

tahapan proses.

2. Keragaman (divergence), berhubungan dengan adanya perubahan

dalam langkah-langkah atau tahapan proses.

Sehubungan dengan dua cara tersebut, terdapat empat alternatif mengubah

(38)

1. Mengurangi keragaman, berarti terjadi pengurangan biaya,

peningkatan produktivitas dan kemudahan distribusi.

2. Menambah keragaman, berarti memperbanyak kustomisasi dan

fleksibilitas dalam produksi yang dapat mengakibatkan naiknya harga.

3. Megurangi kompleksitas, berarti cenderung lebih terspesialisasi.

4. Menambah kompleksitas, berarti lebih cenderung ke penetrasi pasar

dengan cara menambah jasa yang diberikan.

2.1.10 Minat Berkunjung Kembali

Menurut Jahja (2011:63) , minat ialah suatu dorongan yang mengakibatkan

terikatnya perhatian individu pada objek tertentu seperti pekerjaan, pelajaran,

benda dan orang. Minat berhubungan dengan aspek kognitif, afektif dan motorik

dan merupakan sumber motivasi untuk melakukan apa yang diinginkan.

Minat berhubungan dengan sesuatu yang menguntungkan dan dapat

menimbulkan kepuasan bagi dirinya. Kesenangan merupakan minat yang sifatnya

sementara. Adapun minat bersifat tetap (persistent) dan ada unsur memenuhi

kebutuhan dan memberikan kepuasan. Semakin sering minat diekspresikan dalam

kegiatan akan semakin kuat minat tersebut , sebaliknya minat akan menjadi pupus

kalau tidak ada kesempatan untuk mengekspresikannya.

Minat memiliki sifat dan karakter khusus, sebagai berikut :

1. Minat bersifat pribadi (individual), ada perbedaan antara minat

seseorang dan orang lain.

(39)

3. Erat hubungannya dengan motivasi, memengaruhi dan dipengaruhi

motivasi.

4. Minat merupakan sesuatu yang dipelajari, bukan bawaan dari lahir dan

dapat berubah tergantung pada kebutuhan, pengalaman dan mode.

Adapun faktor-faktor yang meliputi minat, sebagai berikut:

1. Kebutuhan fisik, sosial dan egoistis.

2. Pengalaman.

. Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap.

Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam

mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan

menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya. Minat merupakan sumber

motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila

mereka bebas memilih (Hurlock, 1995:144).

Minat berkunjung kembali adalah keinginan wisatawan untuk mendatangi

atau mengunjungi obyek wisata ke Wonders Water World Waterpark CBD

Polonia Medan berdasarkan informasi yang diperoleh dari kedatangan/kunjungan

sebelumnya.

Minat terbagi menjadi 3 aspek, yaitu: (Hurlock, 1995:117)

1. Aspek Kognitif

Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di

(40)

2. Aspek Afektif

Konsep yang membangun aspek afektif, minat dinyatakan dalam sikap

terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman

pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman

sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari

sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa

terhadap kegiatan itu.

3. Aspek Psikomotor

Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun

kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan

meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.

Menurut Yoeti (2005:101) minat berkunjung ke tempat wisata dipengaruhi

oleh :

1. Keinginan berkunjung ke tempat wisata berdasarkan informasi yang di

dapat dari media massa.

2. Keinginan berkunjung ke tempat wisata berdasarkan cerita dari keluarga dan

sanak saudara.

3. Keinginan berkunjung ke tempat wisata karena ingin tahu langsung

mengenai tempat wisata tersebut.

Pada minat, dimana masyarakat dirangsang untuk mencari informasi

mengenai inovasi. Seorang masyarakat yang mulai tergugah minatnya mungkin

akan atau mungkin tidak akan mencari informasi yang lebih banyak. Jika

(41)

tingkat, yaitu : masyarakat yang mencari informasi dalam ukuran sedang-sedang

saja dan keadaan demikian disebut perhatian yang meningkat.

Bila masyarakat mencari bahan bacaan, menanyakan kepada

teman-temannya dan ikut terlibat dalam berbagai pencarian lainnya, untuk menghimpun

informasi tentang produk, maka dapat dikatakan masyarakat aktif mencari

informasi. Sejauh mana seorang masyarakat mencari informasi tergantung pada

kekuatan dorongannya jumlah informasi ketika memulai pencarian, kemudahan

mencari informasi lebih banyak, nilai yang ditempatkannya pada informasi

tambahan, dan kepuasan yang diperolehnya dari pencarian tersebut. Biasanya

tingkat pencarian informasi oleh masyarakat makin tinggi sejalan dengan

bergeraknya masyarakat dari keputusan yang melibatkan penyelesaian masalah

terbatas keputusan dalam penyelesaian masalah-masalah yang besar. Masyarakat

dapat memperoleh informasi dari banyak sumber.

Menurut Yoeti (2005:102) atribut-atribut yang dipertimbangkan masyarakat

dalam berkunjung, yaitu :

1. Kebijaksanaan Produk

Produk wisata harus sesuai dengan apa yang dicari dan disukai oleh

masyarakat atau sesuai dengan permintaan pasar. Karena apa yang dicari

dan disukai wisatawan itu tergantung dari motif perjalanan wisata, maka

produk pariwisata harus sesuai pula dengan motif perjalanan wisata, yang

diukur dengan kebersihan tempat wisata, penataan layout tempat wisata dan

(42)

2. Kebijaksanaan Harga

Harga produk pariwisata adalah jumlah harga komponen-komponen.

Kebijaksanaan harga berusaha menentukan harga yang tepat untuk produk

kepariwisataan, sehingga seimbang dengan daya beli pasar dan menarik

bagi calon wisatawan. Untuk keperluan tersebut orang harus mengenal pasar

pariwisata, khususnya mengenai daya belinya. Daya belinya itu tergantung

dari kekayaan yang ada di dalam masyarakat pasar, yang diukur dengan

harga karcis masuk, potongan harga dan harga penggunaan fasilitas.

3. Tempat / Distribusi

Fungsi distribusi menghadirkan produk di tengah-tengah pasar. Dengan

adanya produk di tengah pasar, para masyarakat dengan mudah dapat

melihat dan membelinya, yang diukur dengan akses menuju tempat lokasi

wisata, luas lokasi dan kondisi jalan tempat wisata.

4. Bauran Promosi

Sasaran terakhir dari semua kegiatan pemasaran dan promosi ialah

orang-orang yang akhirnya mengeluarkan uang untuk mengadakan perjalanan

wisata. Berhasil tidaknya promosi kepariwisatawan dapat diukur dari

banyaknya informasi yang diminta dan besarnya volume kedatangan

wisatawan. Promosi dapat berupa promosi langsung (consumer promotion)

dan promosi tidak langsung (agent promotion), yang diukur dengan papan

reklame, pamplet dan petunjuk jalan.

5. Pelayanan dan Fasilitas

Fasilitas sangat berhubungan dengan unsur-unsur yang terdapat dalam jasa.

(43)

memungkinkan mereka melakukan perjalanan wisata, yang diukur dengan

tempat parkir, tempat ibadah dan fasilitas yang ada di tempat wisata.

2.2 Penelitian Terdahulu

Menurut Pandiangan (2012), dalam penelitiannya yang berjudul “

Pengaruh Produk, Promosi, Harga dan Lokasi Terhadap Minat Berkunjung

Kembali Ke Rahmat International Wildlife Museum & Gallery Medan.

Menyimpulkan bahwa :

1. Secara parsial variabel, produk, promosi, harga dan lokasi memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat berkunjung

kembali ke Rahmat International Wildlife Museum & Gallery.

Variabel yang paling berpengaruh terhadap minat berkunjung kembali

adalah variabel produk, karena produk yang mampu memberikan

kepuasan bagi pengunjung.

2. Variabel tingkat produk, promosi, harga dan lokasi secara

bersama-sama atau serempak memberikan pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap minat berkunjung kembali ke Rahmat

International Wildlife Museum & Gallery Medan.

3. Berdasarkan analisa korelasi determinasi (Adjusted R Square), variabel

produk, promosi, harga dan lokasi berpengaruh dan dapat di

jelaskan oleh variabel minat berkunjung kembali sebesar 72,7%

dan sisanya sebesar 27,3 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak

(44)

Menurut Siburian (2013), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Produk, Harga, Lokasi dan Promosi Wisata Terhadap Minat Berkunjung Kembali

Ke Tempat Wisata Draco Waterpark Hermes Medan.

Menyimpulkan bahwa :

1. Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan maka diperoleh hasil

bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel independen yang

terdiri produk, harga, lokasi dan promosi, berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel minat berkunjung kembali.

2. Berdasarkan hasil uji signifikansi parsial maka diperoleh variabel

produk, harga, lokasi dan promosi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap minat berkunjung kembali.

3. Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi (R2), maka diperoleh Nilai R Square sebesar 0,562 berarti sebesar 56,2% minat

berkunjung kembali di tempat wisata Draco Waterpark Hermes medan

dapat dijelaskan oleh produk, harga, lokasi, dan promosi sedangkan

sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lain.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual atau kerangka pikir merupakan model konseptual

tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah

diidentifikasikan. Suatu kerangka pemikiran akan menghubungkan secara teoretis

antar variabel penelitian, yaitu antara variabel bebas dan terikat. (Sekaran dalam

(45)

Minat berkunjung kembali dari pengunjung sangat dipengaruhi oleh Bauran

Pemasaran Jasayang dikenal dengan 7P, product, price, place, promotion, people,

physical evidence dan process yang dilakukan oleh pihak Waterpark.

Produk, menurut Laksana (2008 : 67), adalah segala sesuatu baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk

memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Menurut Pandiangan (2012) Secara

parsial variabel produk memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

minat berkunjung kembali ke Rahmat International Wildlife Museum & Gallery.

Menurut Yoeti (2005 : 169), “promosi adalah variabel kunci dalam rencana strategi pemasaran dan dapat dipandang sebagai suatu unsur untuk menciptakan

kesempatan-kesempatan menguasai pasar”. Unsur promosi yang digunakan

disusun oleh lingkungan, terutama oleh keadaan atau kondisi permintaan

wisatawan. Menurut Pandiangan (2012) Secara parsial variable promosi, memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali ke

Rahmat International Wildlife Museum & Gallery.

Harga merupakan jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan demikian maka suatu harga haruslah

dihubungkan dengan bermacam-macam barang dan/ atau pelayanan, yang

akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa (Laksana 2008 : 105).

Menurut Siburian (2013), berdasarkan hasil uji signifikansi parsial maka diperoleh

variabel harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung

(46)

Menurut Tjiptono (2005 : 147), “Lokasi atau tempat seringkali ikut menentukan kesuksesan DTW, karena lokasi erat kaitannya dengan pasar

potensial sebuah DTW”. Disamping itu, lokasi juga berpengaruh terhadap

dimensi-dimensi strategi seperti flexibility, competitive, positioning, dan focus.

Fleksibelitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana suatu DTW dapat

bereaksi terhadap perubahan situasi ekonomi. Keputusan pemilihan lokasi

berkaitan dengan komitmen jangka panjang terhadap aspek-aspek yang sifatnya

kapital intensif, maka DTW benar-benar harus mempertimbangkan dan

menyeleksi lokasi yang responsif terhadap situasi ekonomi, demografi, budaya,

dan persaingan di masa mendatang. Menurut Siburian (2013), Berdasarkan hasil

uji signifikansi parsial maka diperoleh variabel lokasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap minat berkunjung kembali.

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2009:75), dalam hubungannya dengan

pemasaran jasa, maka ‘orang’ yang berfungsi sebagai penyedia jasa sangat memengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Keputusan dalam ‘orang’ ini berarti

berhubungan dengan seleksi, pelatihan, motivasi dan manajemen sumber daya

manusia.

Bukti fisik berarti konsumen akan melihat keadaan nyata yang menghasilkan jasa tersebut. Misalnya orang berkunjung ke Waterpark akan

memperhatikan bangunan, interior, peralatan, wahana permainan bahkan seragam

para petugas atau karyawan. Proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri atas prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas dan

(47)

Minat berkunjung kembali adalah keinginan wisatawan untuk mendatangi atau mengunjungi obyek wisata ke Wonders Water World Waterpark CBD

Polonia Medan berdasarkan informasi yang diperoleh dari kedatangan/kunjungan

sebelumnya. Minat berhubungan dengan sesuatu yang menguntungkan dan dapat

menimbulkan kepuasan bagi dirinya. Kesenangan merupakan minat yang sifatnya

sementara. Adapun minat bersifat tetap (persistent) dan ada unsur memenuhi

kebutuhan dan memberikan kepuasan. Semakin sering minat diekspresikan dalam

kegiatan akan semakin kuat minat tersebut , sebaliknya minat akan menjadi pupus

kalau tidak ada kesempatan untuk mengekspresikannya.

Berdasarkan uraian diatas, ada 7 (tujuh) variabel yang dianggap peneliti

(48)

Sumber: Tjiptono, 2005 (Diolah)

Gambar : 2.1 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis

Hipotesis menurut Erlina (2011 : 41), adalah proposisi yang dirumuskan

dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau

pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai

konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.

Dengan demikian hipotesis merupakan jawaban sementara tentang perilaku,

fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Produk (X1)

Promosi (X2)

Minat Berkunjung Kembali (Y) Harga (X3)

Lokasi (X4)

Orang (X5)

Bukti Fisik (X6)

(49)

Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian

ini adalah bauran pemasaran jasa berpengaruh positif dan signifikan terhadap

meningkatnya minat berkunjung kembali ke Wonders Water World Waterpark

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian eksplanasi assosiatif, yaitu

penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih (Ginting & Situmorang,

2008:57). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel

produk (X1), variabel promosi (X2), variabel harga (X3), variabel lokasi (X4), variabel orang (X5), variabel bukti fisik (X6) dan variabel proses (X7) terhadap minat berkunjung kembali (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Wonders Water World Waterpark CBD

Polonia Medan. Yang beralamat di Jl. Padang Golf Komplek CBD Polonia Medan

20157, Sumatera Utara Indonesia.Phone:(62-61)80506099,(62-61) 80506006.

E-mail:

twitter : @wonders_water dan Facebook : Wonders Water World . Penelitian ini

dilakukan dari bulan September 2013 sampai dengan Februari 2014.

3.3 Batasan Operasional

Untuk menghindari pembahasan yang tidak terarah dan mengakibatkan

tidak tepatnya sasaran yang diharapkan, maka langkah berikutnya penulis perlu

membatasi masalah yang di bahas yaitu hanya pada “Pengaruh bauran pemasaran

jasa terhadap minat berkunjung kembali ke Wonders Water World Waterpark

(51)

1. X1 = Faktor Produk

2. X2 = Faktor Promosi 3. X3 = Faktor Harga 4. X4 = Faktor Lokasi

5. X5 = Faktor Orang 6. X6 = Faktor Bukti Fisik

7. X7 = Faktor Proses

8. Y = Minat Berkunjung kembali

3.4 Definisi Operasional

Tujuan utama pemberian defenisi operasional adalah suatu defenisi yang

diberikan pada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau

memspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang

diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi variabel akan memberikan

atau menuntun arah peneliti untuk memenuhi unsur penelitian yang

memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian

ini terdapat tiga variabel yang diteliti, yaitu:

Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel

lain, terdiri dari :

1. Variabel Produk (X1) merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen Wonders Water

World Waterpark CBD Polonia Medan, dengan data yang diukur sebagai

(52)

a. Ketersediaan wahana permainan air yang tersedia dalam Waterpark

yang sangat beragam mulai dari wahana permainan untuk anak- anak

hingga orang dewasa.

b. Fasilitas – fasilitas penunjang yang dapat digunakan pengunjung antara

lain Kuliner (Food Court, Restaurant, Cafe Juice Zone, Yo Good, Go

Grill, Bits 'n Bites, Dinsum and Steam Boat Ayung, Yakun, Kayatoast

dan d’nest) , Fun Shop, Click booth, Leisure Pool, Relaxing Gazebo dan

Adventure Park.

c. Penataan layout yang baik dan tertata rapi Wonders Water World

Waterpark CBD Polonia Medan.

2. Variabel Promosi (X2) adalah kegiatan membujuk, menginformasikan tentang Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan kepada

masyarakat, dengan data yang diukur sebagai berikut :

a. Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan melakukan

promosi melalui mulut ke mulut serta dengan menyebarkan

brosur-brosur yang informatif dan menarik.

b. Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan melakukan

promosi di Jejaring sosial dengan memberikan penjelasan yang

lengkap, mudah dipahami dan Update.

c. Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan melakukan

promosi melalui televisi, radio dan surat kabar yang informatif dan

(53)

3. Variabel Harga (X3) adalah biaya yang dikeluarkan pengunjung untuk menikmati fasilitas yang ada di , dengan data yang diukur sebagai berikut :

a. Harga karcis masuk merupakan besarnya biaya yang dikeluarkan

pengunjung pada saat masuk di Wonders Water World Waterpark CBD

Polonia Medan.

b. Harga penggunaan fasilitas merupakan besarnya biaya yang

dikeluarkan pengunjung untuk menggunakan fasilitas yang ada di

Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.

c. Harga tiket hemat yang ditawarkan Wonders Water World Waterpark

CBD Polonia Medan setiap hari Selasa sampai dengan Kamis.

4. Variabel Lokasi (X4) adalah tempat atau keberadaan obyek wisata, dengan data yang diukur sebagai berikut :

a. Kemudahan akses mencapai lokasi Wonders Water World Waterpark

CBD Polonia Medan.

b. Papan petunjuk jalan yang ada di tempat-tempat umum yang

menunjukkan lokasi Wonders Water World Waterpark CBD Polonia

Medan.

c. Luasnya lokasi dari Wonders Water World Waterpark CBD Polonia

Medan.

5. Variabel Orang (X5) adalah semua orang yang secara langsung atau tidak langsung memberikan pelayanan kepada pengunjung Wonders Water World

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung pada Wonders Water World Waterpark CBD
Gambar : 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Waterpark Hermes Medan dan Lokasi adalah variabel paling dominan dalam mempengaruhi minat berkunjung kembali ke Draco Waterpark Hermes

Pengujian hipotesis dengan menggunakan Metode analisis deskriptif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linear berganda, pengujian koefisien determinasi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sejauh mana pengaruh harga, lokasi, promosi, dan gaya hidup terhadap minat berkunjung kembali ke Kede

Orang dan proses secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kepuasan berkunjung dan dilihat dari hasil output pengolahan data nilai Adjusted R

Pengujian hipotesis dengan menggunakan Metode analisis deskriptif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linear berganda, pengujian koefisien determinasi

Pihak Waterpark Hairos Medan menyesuaikan harga dengan kualitas produk dan pelayanan yang diberikan ke pengunjung sehingga hal ini menjadi faktor minat pengunjung untuk

Dapat digunakan sebagai referensi dari variabel Produk, Tempat dan Orang merupakan variabel yang signifikan dan berpengaruh positif terhadap Minat berkunjung

Uji parsial adalah untuk mencari tahu pengaruh secara parsial Produk, Harga, Tempat, Promosi, Orang, Proses dan Bukti Fisik dalam menarik Minat Wisatawan Untuk