SKRIPSI
PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP MINAT BERKUNJUNG KEMBALI KE WONDERS WATER WORLD
WATERPARK CBD POLONIA MEDAN
OLEH
OKI IRAWAN RAMBE
100502002
PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP MINAT BERKUNJUNG KEMBALI KE WONDERS WATER WORLD
WATERPARK CBD POLONIA MEDAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap minat berkunjung kembali ke Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.
Penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Pengunjung dari Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan, dengan jumlah sampel sebanyak 99 responden yang diambil dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Pengumpulan data primer menggunakan kuisioner dan pengunpulan data sekunder menggunakan studi pustaka. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik dengan nilai signifikansi α= 5% (0,05).
Secara simultan, variabel produk, promosi, harga dan proses berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan terhadap minat berkunjung kembali. Lokasi, orang dan bukti fisik berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap minat berkunjung kembali dan dilihat dari hasil output pengolahan data nilai Nagelerke R Square adalah sebesar 0.383 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu produk, promosi, harga, lokasi, orang, bukti fisik dan proses adalah sebesar 38,3 %, sisanya sebesar 61,7% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha esa sehingga penulis dapat
menyelesaikan perkuliahan dan penulisan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh
Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat Berkunjung Kembali ke Wonders Water
World Waterpark CBD Polonia Medan”, guna memenuhi salah satu syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis
Nasuha Rambe dan Ibu tersayang Helmiyati Tambak beserta keluarga yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang serta dukungan moril dan
materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya dengan sebaik-baiknya.
Orang tua penulis menupakan sosok yang sabar, bijaksana dan menjadi penambah
motivasi penulis dalam mengerjakan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah banyak mendapat
dukungan dan bantuan baik secara moril maupun materil. Untuk itu, melalui
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum,S.E, M.Ec, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Marhayanie, M.si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.si, selaku Ketua Prodi S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan juga selaku
dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, motivasi
dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dr. Beby Karina F S , SE, MM selaku dosen pembaca penilai saya yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi
ini.
6. Kepada Bapak dan Ibu dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan menberikan ilmunya
kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan serta seluruh staf dan
pegawai yang telah banyak membantu selama proses penulisan skripsi ini.
7. Kepada Ibuk Penulis Siti Aproh Tambak, terimakasih atas segala dukungan yang telah diberikan kepada penulis selama ini. Karena selama
kuliah di Universitas Sumatera Utara penulis tinggal bersama Ibuk Siti
Aproh Tambak (Adik kandung dari Ibu saya).
8. Kepada Bapak Laurence selaku Manajemen Operasional dari Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan, yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk melakukan penelitian di Waterpark tersebut. Terima
kasih juga saya ucapkan kepada seluruh staf dan karyawan dari Wonders
Water World Waterpark CBD Polonia Medan yang turut membantu
9. Terima kasih buat teman seperjuangan yang penulis cintai, teman-teman stambuk 2010 khususnya buat anak PMP.
10. Buat senior penulis Puja Areyouda Pandiangan, SE, Cempaka Kezia Siburian, SE yang telah memberikan masukan kepada penulis dalam
menyusun skripsi.
11. Sahabat terbaik saya Eki Prayudi saya ucapkan terimakasih karena turut membantu saya dalam penyusunan skripsi. Sahabat saya Afrinal Ladfian,
Haviez Abdillah, Taufik Hidayat, Achmad Afriadi Trisatya, Saras Melati
Putri, Debbyanzah Fahmi Harahap dan seluruh teman-teman yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
12. Dan tidak lupa ucapan rasa sayang kepada Lulu Mudiah Pulungan yang selalu ada disaat penulis membutuhkan dukungan, yang selalu
memberikan nasihat serta kasih sayang kepada penulis.
Medan, Februari 2014
Peneliti
DAFTAR ISI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ... 9
2.1.10. Minat berkunjung kembali ... 28
2.2. Penelitian Terdahulu ... 33
3.10.1. Metode Analisis Deskriptif ... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59
4.1 Gambaran Umum Waterpark ... 59
4.1.1 Sejarah Singkat Wonders Water World Waterpark CBD Polonia ... 59
4.1.2 Fasilitas ... 62
4.1.3 Strategi Bauran Pemasaran Jasa ... 63
4.1.4 Struktur Organisasi ... 66
4.1.6 Tugas dan Wewenang ... 67
4.2 Hasil dan Pembahasan ... 68
4.2.1 Analisis Deskriptif ... 68
4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden ... 68
4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 71
4.2.2 Analisis Regresi Logistik ... 84
4.2.2.1 Menguji Model Fit (Overall Model Fit Test) .. 84
4.2.2.2 Menguji Kelayakan Model Regresi ... 87
4.2.2.3 Hasil Pengujian Hipotesis ... 89
4.2.2.4 Matriks klasifikasi ... 91
4.2.2.5 Menguji Koefisien Regresi ... 92
4.2.3 Pembahasan ... 97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 107
5.1 Kesimpulan ... 107
5.2 Saran ... 108
DAFTARPUSTAKA ... 109
DAFTAR TABEL
NO JUDUL HALAMAN
Tabel 1.1 Jumlah pengunjung Wonders Water World ... 6
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 45
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert untuk Variabel X ... 47
Tabel 3.3 Instrumen Regresi Logistik untuk Variabel Y ... 47
Tabel 3.4 Uji Validitas Variabel Produk (X1) ... 48
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 69
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi/Pekerjaan ... 69
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Status ... 70
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Berkunjung Dalam 3 Bulan ... 70
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel Produk ... 71
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel Promosi ... 74
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel Harga ... 75
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel Lokasi ... 77
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel Orang ... 79
Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel Bukti Fisik .. 81
Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel Proses ... 83
Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden terhadap variabel Minat Berkunjung kembali ... 84
Tabel 4.14 Nilai -2 Log Likelihood (-2 LL awal) Block 0: Beginning Block ... 85
Tabel 4.15 Nilai -2 Log Likelihood (-2 LL akhir) Block 1: Method = Enter ... 86
Tabel 4.16 Hosmer and Lemeshow Test ... 87
Tabel 4.17 Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test ... 88
Tabel 4.18 Case Processing Summary ... 89
Tabel 4.19 Model Summary ... 90
Tabel 4.20 Classification Table ... 91
DAFTAR GAMBAR
NO JUDUL HALAMAN
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 38
Gambar 4.1 Lazy River ... 61
Gambar 4.2 Wave Pool ... 61
Gambar 4.3 Mach 5 ... 62
ABSTRAK
PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP MINAT BERKUNJUNG KEMBALI KE WONDERS WATER WORLD
WATERPARK CBD POLONIA MEDAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap minat berkunjung kembali ke Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.
Penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Pengunjung dari Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan, dengan jumlah sampel sebanyak 99 responden yang diambil dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Pengumpulan data primer menggunakan kuisioner dan pengunpulan data sekunder menggunakan studi pustaka. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik dengan nilai signifikansi α= 5% (0,05).
Secara simultan, variabel produk, promosi, harga dan proses berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan terhadap minat berkunjung kembali. Lokasi, orang dan bukti fisik berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap minat berkunjung kembali dan dilihat dari hasil output pengolahan data nilai Nagelerke R Square adalah sebesar 0.383 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu produk, promosi, harga, lokasi, orang, bukti fisik dan proses adalah sebesar 38,3 %, sisanya sebesar 61,7% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Kota Medan merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Utara dan kota ini
merupakan salah satu kota Metropolitan di Indonesia. Berbagai suku, agama, ras,
budaya, gaya hidup dan bahasa dari seluruh penjuru Nusantara semua menjadi
satu di Medan. Kota Medan memiliki objek wisata yang bernilai lebih di mata
wisatawan lokal maupun mancanegara. Kita bisa melihat bangunan yang bernilai
sejarah seperti Istana Maimun, Mesjid Raya, Gedung Arca dan sebagainya. Di
wisata kuliner kita bisa lihat Bika Ambon dan Bolu Meranti. Masih banyak lagi
tempat wisata yang ada di kota Medan. Namun objek dalam penelitian saya ini
adalah pariwisata “ Waterpark ”.
Industri sektor pariwisata saat ini telah berkembang pesat serta membawa
dampak positif khususnya bagi perekonomian daerah yaitu memberikan
kontribusi yang cukup besar di bidang perpajakan. Tentunya hal ini membutuhkan
pengoptimalan dalam penyedian jasa untuk lebih menunjang potensi objek wisata
yang akan dikunjungi.
Ketentuan Umum UU no.10/2009 BAB I ditetapkan berbagai ketentuan
yang terkait dengan kepariwisataan, di antaranya sebagai berikut: Wisata adalah
kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang dengan
mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu
berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan
yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah
Daerah. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan
pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai
wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan
masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan
pengusaha. Definisi yang ditentukan dalam UU no.10/2009 tersebut merupakan
salah satu definisi di antara sekian banyak definisi yang kita kenal selama ini.
Definisi ini dimaksudkan sebagai acuan dalam upaya pengembangan
kepariwisataan Indonesia
Salah satu objek wisata yang paling diminati keluarga saat berlibur adalah
Waterpark. Waterpark yang berarti taman air, taman biasanya kita dapat di darat
dengan penuh bunga-bunga yang indah, namun kini ditambahkan lagi inovasinya,
dengan air sebagai objek utamanya. Waterpark menawarkan beragam permainan
yang dibuat berdasarkan tingkat usia mulai dari balita, anak-anak sampai dengan
remaja/orang dewasa. Tema dalam ragam permainan ini berbeda-beda Menikmati
petualangan air di water boom tidak hanya seru dan tegang tetapi juga sangat
mengasyikkan. Semua ketegangan ini akan berakhir dengan perasaan yang
menyenangkan.
Keberhasilan maupun kegagalan suatu perusahaan dalam mendatangkan
pengunjung sangat dipengaruhi oleh perusahaan yang kreatif dan inovatif dalam
mengelola bisnisnya.Bauran pemasaran jasa merupakan sarana untuk menjadikan
jasa yang efektif akan menciptakan kegiatan operasional perusahaan berjalan
dengan efektif pula. Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat
digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada
pelanggan. Alat-alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka
panjang dan merancam program taktik jangka pendek (Tjiptono, 2005:30).
Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan waterpark
kepada pasar sasaran. Apa keunikan produk yang kita tawarkan, siapa pasar
sasaran utama jasa kita, kemudian apakah produk tersebut akan mampu bertahan
dan untuk berapa lama produk tersebut dapat bertahan (kotler dan amstrong
2008:62). Menurut Yoeti (2005:126), “produk pariwisata adalah sejumlah fasilitas
dan pelayanan yang disediakan dan diperuntukkan bagi wisatawan yang terdiri
dari tiga komponen, masing-masing yaitu: sumber daya yang terdapat pada suatu
DTW, fasilitas yang terdapat di suatu DTW, dan transportasi yang membawa
wisatawan dari tempat asalnya ke suatu DTW tertentu.
Yoeti (2005 :169), “promosi adalah variabel kunci dalam rencana strategi
pemasaran dan dapat dipandang sebagai suatu unsur untuk menciptakan
kesempatan-kesempatan menguasai pasar”. Unsur promosi yang digunakan
disusun oleh lingkungan, terutama oleh keadaan atau kondisi permintaan
wisatawan. Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat flexible,
artinya dapat diubah dengan cepat (Tjiptono, 2005:151). Harga merupakan jumlah
uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa,
bermacam-macam barang dan/ atau pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan sesuatu
yaitu produk dan jasa (Laksana, 2008:105).
Tempat merupakan suatu wilayah atau lokasi di mana perusahaan dapat
menjalankan atau melaksanakan kegiatan pemasaran kepada masyarakat.lokasi
pemasaran yang nyaman, aman, bersih, ramai dan mudah dijangkau merupakan
beberapa kriteria lokasi yang diminati oleh banyak konsumen. Orang merupakan
orang-orang yang terlibat langsung dalam menjalankan segala aktivitas
perusahaan dan merupakan faktor yang memegang peranan penting bagi semua
organisasi. Dalam perusahaan jasa, unsur people ini bukan hanya memainkan
peran penting dalam bidang produksi atau operasional saja, tetapi juga dalam
melakukan hubungan kontak langsung dengan konsumen. Perilaku orang-orang
yang terlibat langsung ini sangat penting dalam memengaruhi mutu jasa yang
ditawarkan dan image perusahaan jasa bersangkutan.
Bukti fisik merupakan suatu hal yang secara nyata ikut memengaruhi
keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang
ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk dalam bukti fisik antara lain adalah
lingkungan fisik, dalam hal ini bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo,
warna dan barang-barang yang disatukan dengan service yang diberikan. Bukti
fisik ini bisa dalam berbagai bentuk, misalnya : penampilan karyawan yang rapi
dan sopan, dekorasi internal dan eksternal yang atraktif. Proses merupakan faktor
penting bagi konsumen dengan tingkat kontak dengan pelanggan yang tinggi.
Proses bagaimana jasa (pelayanan) disampaikan tersebut menentukan peningkatan
Menurut Jahja (2011:63), minat ialah suatu dorongan yang mengakibatkan
terikatnya perhatian individu pada objek tertentu seperti pekerjaan, pelajaran,
benda dan orang. Minat berhubungan dengan aspek kognitif, afektif dan motorik
dan merupakan sumber motivasi untuk melakukan apa yang diinginkan. Minat
berfungsi sebagai daya penggerak untuk mengarahkan seseorang melakukan
kegiatan tertentu yang spesifik, lebih jauh lagi minat mempunyai karakteristik
pokok yaitu melakukan kegiatan yang dipilih sendiri dan menyenangkan sehingga
dapat membentuk suatu kebiasaan dalam diri seseorang.
Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan, merupakan
tempat yang baik untuk dikunjung untuk menghilangkan kepenatan dan
kesibukan anda saat bekerja ataupun kuliah. Karena tempat ini merupakan tempat
liburan yang menyenangkan dan penuh keceriaan bersama teman, kerabat,
keluarga maupun sanak saudara. Tempat ini dibangun dengan bentuk modern
sehingga menampilkan kesan menarik dan nyaman, juga dapat digunakan sebagai
tempat wisata tetapi juga sebagai tempat berkumpul bagi keluarga yang selalu
disibukkan oleh pekerjaan.
Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan memang baru di
resmikan pada bulan Juli 2013, meskipun waterpark ini buka setiap hari senin
sampai dengan minggu, namun Sejak 1 Oktober 2013 Waterpark ini setiap hari
Senin akan tutup, kecuali pada hari Senin itu libur nasional, karena pada hari itu
waktunya pemeliharaan wahana permainan (Maintenance). Menurut manajemen
Wonders Water World Waterpark CBD Polonia waterpark dapat menampung 15
besar-besaran, sehingga banyak masyarakat yang belum mengetahui keberadaan
Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.
Adapun jumlah pengunjung dari waterpark ini selama mulai di buka pada
bulan Juli 2013 hingga bulan september 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1
Jumlah Pengunjung pada Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan
Bulan Juli s.d September Tahun 2013
Bulan JUMLAH PENGUNJUNG
Juli 4.000 orang
Agustus 6.500 orang
September 7.500 orang
Sumber : marketing Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.
Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa ada peningkatan jumlah pengunjung
ke Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan dari pertama dibuka
pada bulan juli sampai dengan bulan september 2013. Tetapi jumlah pengunjung
masih jauh dari yang diharapkan, karena Woders Water World Waterpark CBD
Polonia Medan dapat menampung 15 ribu pengunjung di dalamnya.
Sebagian besar pengunjung ramai mengunjungi Waterpark ini di akhir
pekan dan hari-hari besar saja, sedangkan di hari Selasa sampai dengan Kamis,
pengunjung Waterpark ini masih sedikit. Sementara harga pada hari Selasa
sampai dengan Kamis merupakan harga hemat yaitu Rp. 60.000,00. Namum harga
tiket masuk Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan belum
membuat minat berkunjung di hari Selasa sampai dengan Kamis meningkat dan
Berdasarkan gambaran di atas peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam
mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi minat berkunjung kembali dan
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Minat Berkunjung Kembali ke Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan”.
1.2 Perumusan Masalah
Untuk lebih memperjelas permasalahan sebagai dasar penulisan ini maka
penulis mencoba merumuskan masalah yaitu :
“ Apakah Bauran Pemasaran Jasa berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali ke Wonders Water world Waterpark CBD Polonia Medan?”
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap minat berkunjung kembali ke Wonders
Water World Waterpark Cbd Polonia Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Wonders Water World Waterpark Cbd Polonia Medan
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pengelola waterpark untuk
mengetahui keefektifan strategi bauran pemasaran jasa yang paling
dominan yang mempengaruhi minat untuk berkunjung kembali ke
2. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti disamping
memberikan kontribusi pemikiran dalam bidang pemasaran, khususnya
berkaitan dengan bauran pemasaran jasa dan minat berkunjung
kembali.
3. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk melakukan
penelitian lebih mendalam yang berhubungan dengan penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
2.1 URAIAN TEORITIS
2.1.1 Pengertian Pemasaran dan Pemasaran Jasa
Kata “ Pemasaran dan Pemasaran Jasa ” bukanlah kata yang asing di
telinga kita. Setiap individu dalam kehidupannya tidak luput dari kegiatan
Pemasaran. Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi
kebutuhan manusia dan masyarakat. Menurut Kotler & Armstrong (2008:6),
pemasaran (marketing) adalah proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi
pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dari pelanggan, dengan tujuan
menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.
Menurut Cannon, Perreault dan Mc Carthy (2008:8), pemasaran
(marketing) adalah suatu aktivitas yang bertujuan untuk mencapai sasaran
perusahaan, dilakukan dengan cara mengantisipasi kebutuhan pelanggan atau
klien serta mengarahkan aliran barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan
pelanggan atau klien dari produsen. Pemasaran mengandung pengertian yang
lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Menurut Simamora (2001:7),
pemasaran berarti bekerja dengan pasar untuk melakukan pertukaran untuk
memuaskan atau memenuhi kebutuhan dan keinginan orang-orang
Dari beberapa konsep yang dijelaskan di atas menunjukkan bahwa
pemasaran merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk menciptakan
penjualan barang dan jasa saja, hal itu dikarenakan bahwa sebenarnya pemasaran
dilakukan baik sebelum maupun sesudah pertukaran.
Menurut Cannon dkk (2008:287), jasa (service) merupakan tindakan yang
dilakukan oleh satu pihak untuk pihak lain. Ketika anda menyediakan jasa bagi
pelanggan, pelanggan tidak dapat menyimpannya. Alih-alih, jasa itu akan dialami,
digunakan atau dikonsumsi. Anda menonton film buatan Dream Works Picture,
tetapi setelahnya yang Anda miliki hanyalah ingatan tentang film tersebut. Anda
menggunakan lift ski di pegunungan Alpen, tetapi anda tidak memiliki peralatan
tersebut. Jasa tidak berwujud─tida k nyata. Anda dapat “menyimpan” sebuah
sebuah jasa. Selain itu, sangat sulit untuk mengetahui secara tepat apa yang akan
anda dapatkan ketika Anda membelinya.
Dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan proses atau aktivitas yang di
dalamnya selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pemberi jasa,
meskipun bagi pihak-pihak yang terlibat tidak sadar melakukannya. Contohnya
jasa pengobatan, jasa pengangkutan, jasa telekomunikasi, hiburan, dan berbagai
macam jasa lainnya.
Tjiptono (2005:16) mengatakan, “pemasaran jasa adalah setiap tindakan
atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang
ada pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak
menghasilkan kepemilikan tertentu”. Walaupun demikian, produk jasa bisa
berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Maksudnya, ada produk jasa
murni (seperti child care, konsultasi psikologi dan konsultasi manajemen), namun
kapal pesiar untuk angkutan laut, pesawat untuk jasa penerbangan dan makanan di
restoran). Secara garis besar karakteristik pemasaran jasa terdiri atas (Tjiptono,
2005:18) :
1. Tidak Berwujud(Intangibility)
Jasa berbeda dengan barang, karena barang merupakan suatu objek, alat atau
benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses,
kinerja (performance) atau usaha.
2. Tidak Terpisahkan(Inseparability)
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual lalu dikonsumsi, sedangkan
jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan
dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.
3. Keanekaragaman(Variability/Heterogenety)
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non standarddized output,
artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung kepada siapa,
kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi.
4. Tidak Tahan Lama(Perishability)
Maksud dari pernyataan ini adalah jasa tidak dapat disimpan dan
dimasukkan ke dalam gudang atau dijadikan persediaan. Contohnya:
makanan yang telah dimasak pada restoran.
5. Lack Of Ownership
Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang.
Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan
2.1.2 Bauran Pemasaran Jasa
Menurut Tjiptono (2005:30), bauran pemasaran merupakan seperangkat
alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang
ditawarkan kepada pelanggan. Alat-alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun
strategi jangka panjang dan merancang program taktik jangka pendek.
Penyusunan komposisi unsur-unsur bauran pemasaran dalam rangka pencapaian
tujuan organisasi bisa dianalogikan dengan juru masak yang meramu berbagai
bahan masakan menjadi hidangan yang bergizi dan enak disantap. Proses meramu
bahan yang dilakukan pemasar dan juru masak memiliki kesamaan, yaitu
sama-sama merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan (science) dan seni (art).
Dengan demikian, unsur pengalaman, kompetensi, pengetahuan dan kreativitas
memainkan peranan penting dalam menunjang kesuksesan pemasar maupun juru
masak.
Konsep bauran pemasaran dipopulerkan pertama kali beberapa dekade
yang lalu oleh Jerome Mc.Carthy yang merumuskan menjadi 4P (Product, price,
promotion dan place). Bila ditinjau dari sudut pandang pelanggan, 4P bisa
dirumuskan menjadi 4C (Customers’ needs and wants, Cost, Communications dan
Convenience). Dalam perkembangannya sejumlah penelitian menunjukkan bahwa
penerapan 4P terlampau terbatas/sempit untuk bisnis jasa.
Kelemahan yang terdapat pada 4P, mendorong banyak pakar pemasaran
untuk mendefenisikan ulang bauran pemasaran sedemikian rupa sehingga lebih
applikatif untuk sektor jasa. Hasilnya 4P tradisional diperluas dan ditambahkan
Service. Menurut Alma (2003:36), bauran pemasaran jasa terdiri dari: Produk
(product), Promosi (promotion), Harga (price) Lokasi (place), Orang (people),
Bukti Fisik (physical evidence) dan Proses (process).
2.1.3 Produk
Menurut Laksana (2008:67), produk adalah segala sesuatu baik yang
bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Termasuk dalam pengertian produk,
yaitu:
1. Goods: barang-barang fisik
2. Services: Jasa/pelayanan yang bersifat non fisik, yang menyertai atau tidak
menyertai produk barang fisik
3. Experience: pengalaman kegiatan atau seseorang yang dapat dinikmati
oleh orang lain.
4. Event: Kegiatan atau peristiwa yang dibutuhkan oleh orang banyak.
5. Persons: keahlian atau ketenaran seseorang
6. Place: Tempat atau kota yang memiliki keunggulan, keunikan (sejarah)
atau keindahan.
7. Properties: Hak kepemilikan bisa berupa benda nyata (real estate) atau
finansial (saham dan obligasi).
8. Organization: lembaga atau wadah yang dapat memberikan citra atau nilai
jual dari suatu produk.
9. Information: Informasi yang dapat diproduksi dan dipasarkan
10.Ideas: Gagasan yang menghasilkan produk yang diminati oleh konsumen.
Menurut Yoeti (2005:126), “yang dimaksudkan dengan produk pariwisata
adalah keseluruhan pengalaman termasuk di dalamnya akomodasi,
sumber-sumber alam, hiburan, transportasi, makanan dan minuman, rekreasi dan daya
tarik lainnya”. Menurut Yoeti (2005:126), “Produk nyata pariwisata tidak lain
adalah kepuasan dalam pengalaman, yang sukar untuk dilihat atau diukur, tetapi
sebaliknya produk itu dan cara penyediaannya menjadi kunci tujuan dari industri
ini.
Menurut Yoeti (2005:126), “produk pariwisata adalah sejumlah fasilitas
dan pelayanan yang disediakan dan diperuntukkan bagi wisatawan yang terdiri
dari tiga komponen, masing-masing yaitu: sumber daya yang terdapat pada suatu
DTW, fasilitas yang terdapat di suatu DTW, dan transportasi yang membawa
wisatawan dari tempat asalnya ke suatu DTW tertentu”. Menambahkan, paket
wisata (package tour) yang ditawarkan untuk dijual (pada calon wisatawan) dalam
satu harga (inclusive price) oleh suatu Badan Perjalanan Wisata (BPW) adalah
satu contoh dari produk industri pariwisata.
Dari uraian tersebut di atas semakin jelas bagi kita bahwa produk industri
pariwisata merupakan produk gabungan (Composite Product), campuran dari
berbagai (as a amalgam of) obyek dan atraksi wisata (tourist atraction),
transportasi (transportation), akomodasi (accommodation) dan hiburan
(entertainment). Tiap komponen disuplai oleh masing-masing perusahaan atau
Menurut Yoeti (2005:129), karakter yang perlu diperhatikan dalam rangka
pemasaran produk industri pariwisata:
1. Intangibility
Produk industri pariwisata itu tidak berwujud (intangibility), produk itu
tidak bisa dipindahkan, dicoba, disentuh, dicium dan bahkan dalam
transaksi tidak terjadi pemindahan hak milik dari produsen kepada
konsumen. Oleh karena itu dalam pemasaran produk industri pariwisata,
suatu BPW hendaknya dan bahkan merupakan keharusan memiliki
Informasi Yang Dapat Dipercaya oleh calon wisatawan. Untuk itu dituntut
diperlukan eksekutif yang profesional untuk memberikan informasi yang
dapat dipercaya, khususnya tentang rencana perjalanan sesuai dengan
penawaran paket wisata.
2. Inseparability
Dalam industri pariwisata pada khususnya dan industri jasa pada umumnya,
produsen dan konsumen hadir pada waktu yang bersamaan dalam proses
produksi dan konsumsi, karena antara produsen dan konsumen tidak ada
jarak pemisah. Contoh, bila seseorang membeli paket wisata untuk
mengkonsumsinya orang tersebut harusikut tour yang diselenggarakan oleh
3. Stressing The Products Benefits
Dalam menawarkan atau menjual produk industri pariwisata, perlu
penekanan dan meyakinkan kepada calon wisatawan apa kelebihan dan
manfaat. bila wisatawan membeli paket wisata melalui Tour Operator
mereka. Untuk itu, seorang salesman harus memiliki "Product Knowledge",
tanpa memahami produk yang ditawarkan, dapat dipastikan tidak dapat
menjelaskan atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh calon
wisatawan.
4. Variability
Produk industri pariwisata sangat variable sifatnya,selain tidak punya
standard yang baku dan kualitasnya sangat tergantung pada siapa produsen
yang mengemas dan memberi pelayan tentang produk yang dijual. Karena
tidak konsistennya kualitas produk yang dihasilkan, maka sering
menimbulkan ketidakpuasan wisatawan.
5. Building A Trusting Relationship
Orang-orang yang bekerja pada suatu BPW atau Tour Operator, hendaknya
memiliki kemampuan membina hubungan baik dengan pelanggan dengan
jalan menanamkan kepercayaan demi kepercayaan, sehingga mereka
memiliki keyakinan bila membeli tiket atau paket wisata melalui suatu BPW
atau Tour Operator tertentu. Untuk jangka panjang, strategi ini dapat
meningkatkan `loyalitas' pelanggan untuk tetap menyerahkan semua bentuk
6. Inceasing The Tangibility
Pada beberapa kesempatan sudah seringkali dijelaskan bahwa dalam
transaksi yang dilakukan antara pembeli dan penjual paket wisata tidak
pernah terjadi pemindahan hak milik dari produsen kepada konsumen.
Contoh, pada calon wisatawan yang membeli paket wisata, ia hanya
menerima selembar kuitansi sebagai bukti pembelian berikut dengan
program atau rencana perjalanan wisata (Tour Itinerary), tetapi tidak pernah
berupa sesuatu benda berwujud, seperti kita membeli pakaian, misalnya.
Setelah dibayar, pakaian yang dipilih dapat dibawa pulang. Si pembeli atau
calon wisatawan hanya memiliki pelayanan purna jual (After Sales Service)
yang merupakan kewajiban BPW atau Tour Operator yang menjual paket
wisata. Artinya, setelah membeli paket wisata, maka BPW atau Tour
Operator yang menjual paket wisata harus melaksanakan apa yang sudah
diperjanjikan dalam paket wisata sesuai Tour Itinerary, bila tidak dianggap
sebagai wanprestasidan boleh diadukan kepada yang berwajib.
7. Perishability
Service atau produk jasa tidak bisa ditabung, karenanya juga tidak
diperlukan gudang untuk menyimpan produk yang tidak laku hari ini. Hal
ini terjadi pada kamar hotel, tempat duduk (seats) pada airline, kereta api,
kapal, atau restoran. Contoh, pesawat Boeing 747 kapasitas tempat
duduknya kurang lebih 450 seats. Bila dalam satu hari Jakarta - Denpasar
P.P ada 5 kali penerbangan kemudian terjadi perishable tiap kali
Sedangkan Menurut Kartajaya dan Darwin (2010:131) New Wave
Marketing Mix : Product is co-creation. secara umum, Proses pengembangan produk baru dilakukan melalui berbagi tahapan yang di dalamnya dikontrol secara
ketat sampai pada keputusan produk baru tersebut jadi diluncurkan atau tidak.
Tahapan-tahapan pengembangan produk adalah sebagai berikut : pertama
adalah penemuan ide ( Discovery: idea generation dan screening ). Tahap awal ini
biasanya dimulai dari studi pasar terkait dengan tren pasar, identifikasi perilaku
konsumen dan eksplorasi needs and wants konsumen. Berbagai ide dasar yang
didapatkan dari tahap idea generation disaring untuk mendapat ide yang relevan
dengan produk yang akan dikembangkan.
Kedua adalah tahap pengembangan, (Development : Concept and product
testing). Pada tahap ini, tim R&D mulai menyusun berbagai alternatif konsep
produk yang akan diluncurkan termasuk fitur dan manfaat yang didapat oleh
konsumen, di mana alternatif konsep tersebut akan diuji kepada konsumen untuk
mengetahui tingkat penerimaan konsumen terhadap berbagai alternatif konsep
produk tadi.
Ketiga adalah tahapan komersialisasi (Commercialization: product launch
and evaluation). Setelah perusahaan memutuskan produk yang akan diluncurkan,
maka tahap ini adalah tahap yang paling krusial karena di tahap inilah perusahaan
akan mulai memperkenalkan dan mengomunikasikan produk tersebut ke pasar.
Di era legacy, pengembangan produk baru lebih sering dilakukan atas paradigma
oleh perusahaan, sementara konsumen hanya dimintai opini terhadap produk
tersebut.
Lain halnya dengan era New Wave di mana proses pengembangan produk
tidak lagi dilakukan secara vertikal, namun secara horizontal. Di sini perusahaan
memberikan peluang yang sebesar-besarnya kepada konsumen untuk ikut aktif
dalam pengembangan produk baru. Artinya produk adalah kreasi bersama antara
perusahaan dan konsumennya.
2.1.4 Promosi
Menurut Laksana (2008:133), promosi adalah suatu komunikasi dari
penjual dan pembeli yang berasal dari informasi informasi yang tepat yang
bertujuan untukmerubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak
mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat
produk tersebut/ Berdasarkan pengertian ini maka promosi merupakan aktivitas
komunikasi yang berasal dari informasi yang tepat.
Informasi yang tepat merupakan rujukan bagi suatu keberhasilan
komunikasi, seorang pemasar akan berhasil dalam komunikasinya jika mampu
memberikan informasi benar, dengan demikian maka informasi merupakan
investasi yang disampaikan dalam komunikasi dengan bahasa yang dimengerti.
Menurut Yoeti (2005:169), “strategi promosi terdiri dari
bermacam-macam komunikasi yang dilakukan untuk menyampaikan informasi dan
meyakinkan atau membujuk calon wisatawan yang potensial untuk melakukan
adalah: Advertising, Personal Selling, Sales Promotions, Brochures Printing,
Positioning, Public Relations, dan Publicity.
Menurut Yoeti (2005:169) “promosi adalah variabel kunci dalam rencana
strategi pemasaran dan dapat dipandang sebagai suatu unsur untuk menciptakan
kesempatan-kesempatan menguasai pasar”. Unsur promosi yang digunakan
disusun oleh lingkungan, terutama oleh keadaan atau kondisi permintaan
wisatawan. Namun promosi dapat menjadi fungsi penghubung atau katalisator
dalam strategi pemasaran dan sejak permintaan menjadi salah satu kekuatan yang
tidak terawasi yang sebenarnya harus diperhitungkan, maka promosi digunakan
untuk mengganti permintaan dan mempercepat proses keputusan untuk
melakukan perjalanan wisata.
Menurut Yoeti (2005:174) langkah-langkah penting yang perlu dilakukan
dalam mengembangkan strategi promosi adalah:
1. Menentukan target pasar yang akan dipengaruhi oleh kegiatan promosi yang
akan dilakukan. Dengan mengetahui target pasar, kita akan lebih mudah
melakukan pemilihan terhadap media yang akan digunakan, bahasa yang
akan dipakai, dan waktu-waktu biasanya mereka melakukan perjalanan
wisata.
2. Menetapkan kelayakan promosi yang akan dilakukan. Maksudnya, jenis dan
macam promosi apa saja yang akan dilakukan, dan berapa anggaran yang
akan digunakan untuk suatu target pasar tertentu.
4. Mempersiapkan bentuk-bentuk desain iklan yang akan digunakan, mulai
dari ukuran (size), berwarna atau hitam-putih, bahasa yang digunakan,
produk yang ditonjolkan dan copy-writing yang mengenai sasaran.
5. Merumuskan bentuk-bentuk kegiatan Sales Promotions yang akan
dilakukan.
6. Perencanaan pembuatan promotion materials, termasuk bentuk-bentuk
hand-out yang akan diberikan pada setiap pertemuan formal kepada
pejabat-pejabat pariwisata dari luar negeri dan pencetakan brosur yang berkualitas.
7. Rencana dan jadwal mengundang BPW, Tour Operator dan Travel Writer
luar negeri untuk melihat secara langsung melihat dan menyaksikan
produk-produk suatu DTW yang siap jual.
8. Menunjuk seorang Public Relations Officer, untuk menjaga atau
memelihara citra suatu DTW dan sekaligus untuk meng-counter
berita-berita negatif untuk konsumsi luar negeri, khususnya target pasar yang
dituju.
Kriteria-kriteria berikut ini dapat digunakan sebagai bimbingan bagi
Organisasi Pariwisata Daerah (OPD) dalam mengembangangkan dan
mengevaluasi strategi bauran promosi, di antaranya yaitu:
1. Kegiatan promosi hendaknya dilakukan dengan koordinasi yang cermat.
Organisasi Pariwisata Daerah (OPD) dengan bekerjasama dengan
perusahaan kelompok industri pariwisata hendaknya mempertimbangkan
suatu analisis bermacam-macam pasar bagi daerah menetapkan macam
2. Organisasi Pariwisata Daerah hendaknya selalu berusaha sedapat mungkin
DTW mencari tema-tema pokok untuk daerah guna meningkatkan
pengenalan dan identifikasi untuk setiap komunikasi dengan
penawaran-penawaran yang dilakukan suatu DTW.
Promosi yang dilakukan hendaknya menunjukkan suatu keaslian (authentic).
Suatu usaha melakukan penipuan akan segera diketahui wisatawan dalam waktu
singkat, sehingga mengakibatkan kemarahan dan komplain, akan menjadi
boomerang atau menjadi bad promotion bagi suatu DTW yang melakukannya.
Seringkali terjadi, informasi yang disampaikan oleh suatu DTW memberi
gambaran yang tidak konsisten tentang penawaran yang dilakukan untuk pasar
yang berbeda-beda. Contohnya, brosur tentang penawaran paket-paket wisata
biasanya sudah banyak yang kadaluarsa, karenanya perlu dicetak ulang dengan
memperbaharui isinya yang sesuai dengan kenyataan yang terdapat di DTW
tersebut. Organisasi pariwisata hendaknya selalu ingat bahwa program pemasaran
yang efektif hanya merupakan salah satu usaha dalam upaya pemasaran suatu
DTW. Daerah hams dapat meyakinkan produk industri pariwisatanya cukup
berkualitas, dapat menampilkan adanya kemudahan untuk mencapai suatu DTW,
adanya informasi yang jelas apa yang menjadi daya tarik mengapa wisatawan
memilih DTW itu, paket wisata dengan harga bersaing atau tersedianya perantara
(Travel Agent, BPW atau Tour Operator lainnya) yang dapat melayani wisatawan
bila hendak berkunjung pada suatu DTW.
Kartajaya dan Darwin (2010:163) berpendapat bahwa New Wave
menghorizontalkan diri dan sadar diri bahwa posisi antara dirinya dan konsumen
sudah semakin sejajar.
Di era seperti sekarang, konsumen semakin memegang kendali dalam segi
konteks dan konten. Mereka kini mempunyai media. Mereka bisa bikin konten
mereka sendiri. Mereka bisa kasih input untuk pengembangan produk baru.
Mereka bisa bikin iklan yang mungkin lebih baik daripada biro iklan. Mereka bisa
jadi reporter. Mereka bisa jadi promoter. Konsumen juga semakin komunal, saling
terhubung di jaringannya dan lebih sosialis.
Pemasaran akan menjadi lebih mudah apabila ia bisa masuk ke dalam
media yang di kendalikan dan dimiliki oleh konsumen. Ataupun jika tidak masuk
ke medianya konsumen, mereka juga bisa membuat connecting platform tersendiri
di mana ia bisa menjadi penghubung antara masing-masing konsumen. Semua hal
itu dilandasi bukan atas orientasi untuk berpromosi yang sifatnya membujuki,
namun untuk “berbincang-bincang” dengan konsumen, dan menjadikan brand
-nya sebagai ide bahan perbincangan antara satu konsumen dengan yang lain.
2.1.5 Harga
Harga merupakan jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai
kombinasi produk dan jasa, dengan demikian maka suatu harga haruslah
dihubungkan dengan bermacam-macam barang dan/ atau pelayanan, yang
akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa (Laksana 2008:105).
Menurut Kartajaya dan Darwin (2010:142) New Wave Marketing Mix:
Price is Currency. Di era New Wave , praktik pricing juga berubah karena tiga hal.
perusahaan melakukan pricing akan lebih horizontal.dengan melewati proses
negosiasi dengan pelanggan. Di era New Waves tugas dari pemasar adalah
bagaimana bergerak dari price maker menjadi price facilitator, karena pada
akhirnya, price akan ditentukan secara bersama dan tidak lagi satu pihak.
Kedua, karena adanya CONNECT! (C kelima), dinamika harga dan biaya akan menjadi naik turun secara transparan. Konsumen akan tau harga yang pas
sebetulnya berapa. Dan buka itu saja, mereka pun akan tahu bahwa sedikit banyak
elemen-elemen biaya yang sesungguhnya. Informasi mengenai harga dan biaya
sudah semakin gampang dilacak.
Ketiga, pemasar menjual produknya yang di co-create bersama komunitas
pelanggan. Artinya, produk yang dijual bisa saja di-customized sesuai dengan
keinginan pelanggan dan bisa juga diciptakan sendiri oleh konsumen yang
semakin komunal. Produk seperti ini pada akhirnya menjadi milik bersama, bukan
yang sifatnya mass , namun milik komunitas tertentu.
2.1.6 Lokasi
Menurut Fandy Tjiptono (2005:147), “Lokasi atau tempat seringkali ikut
menentukan kesuksesan DTW, karena lokasi erat kaitannya dengan pasar
potensial sebuah DTW”. Disamping itu, lokasi juga berpengaruh terhadap
dimensi-dimensi strategi seperti flexibility, competitive, positioning, dan focus.
Fleksibelitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana suatu DTW dapat
bereaksi terhadap perubahan situasi ekonomi.
Keputusan pemilihan lokasi berkaitan dengan komitmen jangka panjang
mempertimbangkan dan menyeleksi lokasi yang responsif terhadap situasi
ekonomi, demografi, budaya, dan persaingan di masa mendatang.
Pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan yang cermat
terhadap beberapa faktor, antara lain :
1. Akses, berhubungan dengan kemudahan untuk dijangkau.
2. Visibilitas, lokasi sebaiknya mudah dilihat.
3. Traffic, perlu dipertimbangkan lalu lalang orang dan lalu lintas kendaraan .
4. Ekspansi, cukup tersedia tempat apabila di masa depan ingin melakukan
ekstensifikasi.
2.1.7 Orang
Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2009:75), dalam hubungannya dengan
pemasaran jasa, maka ‘orang’ yang berfungsi sebagai penyedia jasa sangat
memengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Keputusan dalam ‘orang’ ini berarti
berhubungan dengan seleksi, pelatihan, motivasi dan manajemen sumber daya
manusia.
Untuk mencapai kualitas terbaik maka pegawai harus dilatih untuk
menyadari pentingnya pekerjaan mereka, yaitu memberikan konsumen kepuasan
dalam memenuhi kebutuhannya. Pentingnya ‘orang’ dalam pemasaran jasa
berkaitan erat dengan pemasaran internal. Pemasaran internal adalah interaksi atau
hubungan antara setiap karyawan dan departemen dalam suatu perusahaan yang
dalam hal ini dapat diposisikan sebagai konsumen internal dan pemasok internal.
Tujuan dari adanya hubungan tersebut adalah untuk mendorong ‘orang’ dalam
Terdapat empat kriteria peranan atau pengaruh dari aspek ‘orang’ yang
memengaruhi konsumen yaitu:
a. Contactors, ‘orang’ di sini berinteraksi langsung dengan konsumen
dalam frekuensi yang cukup sering dan sangat memengaruhi keputusan
konsumen untuk membeli.
b. Modifiers, ‘orang’ di sini tidak secara langsung memengaruhi
konsumen tetapi cukup sering berhubungan dengan konsumen, contoh:
resepsionis.
c. Influencers, ‘orang’ di sini memengaruhi konsumen dalam keputusan
untuk membeli tetapi tidak secara langsung kontak dengan konsumen.
d. Isolateds, ‘orang’ di sini tidak secara langsung ikut serta dalam bauran
pemasaran dan jugatidak sering bertemu dengan konsumen. Contoh:
karyawan bagian administrasi penjualan, SDM dan pemrosesan data.
2.1.8. Bukti Fisik
Menurut Tjiptono (2005:32), karakteristik intangible pada jasa
menyebabkan pelanggan potensial tidak bisa menilai suatu jasa sebelum
mengonsumsinya. Ini menyebabkan risiko yang dipersepsikan konsumen dalam
keputusan pembelian semakin besar. Oleh sebab itu, salah satu unsur penting
dalam bauran pemasaran adalah upaya mengurang tingkat risiko tersebut dengan
jalan menawarkan bukti fisik dari karakteristik jasa. Bukti fisik ini bisa dalam
berbagai bentuk, misalnya brosur paket liburan yang attraktif dan membuat foto
seragam pilot dan pramugari yang mencerminkan kompetensi mereka; dekorasi
internal dan eksternal bangunan yang attraktif.
Bukti fisik berarti konsumen akan melihat keadaan nyata yang
menghasilkan jasa tersebut. Misalnya orang berkunjung ke Waterpark akan
memperhatikan bangunan, interior, peralatan, wahana permainan bahkan seragam
para petugas atau karyawan. Untuk lebih rinci lagi, contoh-contoh bukti fisik
untuk fasilitas eksternal misalnya: konsumen akan memperhatikan desain
eksterior, tempat parkir, taman-taman, suasana lingkungan dan sebagainya. Untuk
fasilitas interior konsumen akan memperhatikan desain interior, perlengkapan,
gambar-gambar, penataan ruang, kesegaran udara dan temperature (Alma, 2003:
37) .
2.1.9 Proses
Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2009:76), proses merupakan gabungan
semua aktivitas, umumnya terdiri atas prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme,
aktivitas dan hal-hal rutin, di mana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada
konsumen. Proses dapat dibedakan dalam dua cara, yaitu:
1. Kompleksitas (complexity), berhubungan dengan langkah-langkah dan
tahapan proses.
2. Keragaman (divergence), berhubungan dengan adanya perubahan
dalam langkah-langkah atau tahapan proses.
Sehubungan dengan dua cara tersebut, terdapat empat alternatif mengubah
1. Mengurangi keragaman, berarti terjadi pengurangan biaya,
peningkatan produktivitas dan kemudahan distribusi.
2. Menambah keragaman, berarti memperbanyak kustomisasi dan
fleksibilitas dalam produksi yang dapat mengakibatkan naiknya harga.
3. Megurangi kompleksitas, berarti cenderung lebih terspesialisasi.
4. Menambah kompleksitas, berarti lebih cenderung ke penetrasi pasar
dengan cara menambah jasa yang diberikan.
2.1.10 Minat Berkunjung Kembali
Menurut Jahja (2011:63) , minat ialah suatu dorongan yang mengakibatkan
terikatnya perhatian individu pada objek tertentu seperti pekerjaan, pelajaran,
benda dan orang. Minat berhubungan dengan aspek kognitif, afektif dan motorik
dan merupakan sumber motivasi untuk melakukan apa yang diinginkan.
Minat berhubungan dengan sesuatu yang menguntungkan dan dapat
menimbulkan kepuasan bagi dirinya. Kesenangan merupakan minat yang sifatnya
sementara. Adapun minat bersifat tetap (persistent) dan ada unsur memenuhi
kebutuhan dan memberikan kepuasan. Semakin sering minat diekspresikan dalam
kegiatan akan semakin kuat minat tersebut , sebaliknya minat akan menjadi pupus
kalau tidak ada kesempatan untuk mengekspresikannya.
Minat memiliki sifat dan karakter khusus, sebagai berikut :
1. Minat bersifat pribadi (individual), ada perbedaan antara minat
seseorang dan orang lain.
3. Erat hubungannya dengan motivasi, memengaruhi dan dipengaruhi
motivasi.
4. Minat merupakan sesuatu yang dipelajari, bukan bawaan dari lahir dan
dapat berubah tergantung pada kebutuhan, pengalaman dan mode.
Adapun faktor-faktor yang meliputi minat, sebagai berikut:
1. Kebutuhan fisik, sosial dan egoistis.
2. Pengalaman.
. Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap.
Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam
mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan
menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya. Minat merupakan sumber
motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila
mereka bebas memilih (Hurlock, 1995:144).
Minat berkunjung kembali adalah keinginan wisatawan untuk mendatangi
atau mengunjungi obyek wisata ke Wonders Water World Waterpark CBD
Polonia Medan berdasarkan informasi yang diperoleh dari kedatangan/kunjungan
sebelumnya.
Minat terbagi menjadi 3 aspek, yaitu: (Hurlock, 1995:117)
1. Aspek Kognitif
Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di
2. Aspek Afektif
Konsep yang membangun aspek afektif, minat dinyatakan dalam sikap
terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman
pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman
sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari
sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa
terhadap kegiatan itu.
3. Aspek Psikomotor
Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun
kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan
meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.
Menurut Yoeti (2005:101) minat berkunjung ke tempat wisata dipengaruhi
oleh :
1. Keinginan berkunjung ke tempat wisata berdasarkan informasi yang di
dapat dari media massa.
2. Keinginan berkunjung ke tempat wisata berdasarkan cerita dari keluarga dan
sanak saudara.
3. Keinginan berkunjung ke tempat wisata karena ingin tahu langsung
mengenai tempat wisata tersebut.
Pada minat, dimana masyarakat dirangsang untuk mencari informasi
mengenai inovasi. Seorang masyarakat yang mulai tergugah minatnya mungkin
akan atau mungkin tidak akan mencari informasi yang lebih banyak. Jika
tingkat, yaitu : masyarakat yang mencari informasi dalam ukuran sedang-sedang
saja dan keadaan demikian disebut perhatian yang meningkat.
Bila masyarakat mencari bahan bacaan, menanyakan kepada
teman-temannya dan ikut terlibat dalam berbagai pencarian lainnya, untuk menghimpun
informasi tentang produk, maka dapat dikatakan masyarakat aktif mencari
informasi. Sejauh mana seorang masyarakat mencari informasi tergantung pada
kekuatan dorongannya jumlah informasi ketika memulai pencarian, kemudahan
mencari informasi lebih banyak, nilai yang ditempatkannya pada informasi
tambahan, dan kepuasan yang diperolehnya dari pencarian tersebut. Biasanya
tingkat pencarian informasi oleh masyarakat makin tinggi sejalan dengan
bergeraknya masyarakat dari keputusan yang melibatkan penyelesaian masalah
terbatas keputusan dalam penyelesaian masalah-masalah yang besar. Masyarakat
dapat memperoleh informasi dari banyak sumber.
Menurut Yoeti (2005:102) atribut-atribut yang dipertimbangkan masyarakat
dalam berkunjung, yaitu :
1. Kebijaksanaan Produk
Produk wisata harus sesuai dengan apa yang dicari dan disukai oleh
masyarakat atau sesuai dengan permintaan pasar. Karena apa yang dicari
dan disukai wisatawan itu tergantung dari motif perjalanan wisata, maka
produk pariwisata harus sesuai pula dengan motif perjalanan wisata, yang
diukur dengan kebersihan tempat wisata, penataan layout tempat wisata dan
2. Kebijaksanaan Harga
Harga produk pariwisata adalah jumlah harga komponen-komponen.
Kebijaksanaan harga berusaha menentukan harga yang tepat untuk produk
kepariwisataan, sehingga seimbang dengan daya beli pasar dan menarik
bagi calon wisatawan. Untuk keperluan tersebut orang harus mengenal pasar
pariwisata, khususnya mengenai daya belinya. Daya belinya itu tergantung
dari kekayaan yang ada di dalam masyarakat pasar, yang diukur dengan
harga karcis masuk, potongan harga dan harga penggunaan fasilitas.
3. Tempat / Distribusi
Fungsi distribusi menghadirkan produk di tengah-tengah pasar. Dengan
adanya produk di tengah pasar, para masyarakat dengan mudah dapat
melihat dan membelinya, yang diukur dengan akses menuju tempat lokasi
wisata, luas lokasi dan kondisi jalan tempat wisata.
4. Bauran Promosi
Sasaran terakhir dari semua kegiatan pemasaran dan promosi ialah
orang-orang yang akhirnya mengeluarkan uang untuk mengadakan perjalanan
wisata. Berhasil tidaknya promosi kepariwisatawan dapat diukur dari
banyaknya informasi yang diminta dan besarnya volume kedatangan
wisatawan. Promosi dapat berupa promosi langsung (consumer promotion)
dan promosi tidak langsung (agent promotion), yang diukur dengan papan
reklame, pamplet dan petunjuk jalan.
5. Pelayanan dan Fasilitas
Fasilitas sangat berhubungan dengan unsur-unsur yang terdapat dalam jasa.
memungkinkan mereka melakukan perjalanan wisata, yang diukur dengan
tempat parkir, tempat ibadah dan fasilitas yang ada di tempat wisata.
2.2 Penelitian Terdahulu
Menurut Pandiangan (2012), dalam penelitiannya yang berjudul “
Pengaruh Produk, Promosi, Harga dan Lokasi Terhadap Minat Berkunjung
Kembali Ke Rahmat International Wildlife Museum & Gallery Medan.
Menyimpulkan bahwa :
1. Secara parsial variabel, produk, promosi, harga dan lokasi memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat berkunjung
kembali ke Rahmat International Wildlife Museum & Gallery.
Variabel yang paling berpengaruh terhadap minat berkunjung kembali
adalah variabel produk, karena produk yang mampu memberikan
kepuasan bagi pengunjung.
2. Variabel tingkat produk, promosi, harga dan lokasi secara
bersama-sama atau serempak memberikan pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap minat berkunjung kembali ke Rahmat
International Wildlife Museum & Gallery Medan.
3. Berdasarkan analisa korelasi determinasi (Adjusted R Square), variabel
produk, promosi, harga dan lokasi berpengaruh dan dapat di
jelaskan oleh variabel minat berkunjung kembali sebesar 72,7%
dan sisanya sebesar 27,3 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
Menurut Siburian (2013), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Produk, Harga, Lokasi dan Promosi Wisata Terhadap Minat Berkunjung Kembali
Ke Tempat Wisata Draco Waterpark Hermes Medan.
Menyimpulkan bahwa :
1. Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan maka diperoleh hasil
bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel independen yang
terdiri produk, harga, lokasi dan promosi, berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel minat berkunjung kembali.
2. Berdasarkan hasil uji signifikansi parsial maka diperoleh variabel
produk, harga, lokasi dan promosi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat berkunjung kembali.
3. Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi (R2), maka diperoleh Nilai R Square sebesar 0,562 berarti sebesar 56,2% minat
berkunjung kembali di tempat wisata Draco Waterpark Hermes medan
dapat dijelaskan oleh produk, harga, lokasi, dan promosi sedangkan
sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lain.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual atau kerangka pikir merupakan model konseptual
tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasikan. Suatu kerangka pemikiran akan menghubungkan secara teoretis
antar variabel penelitian, yaitu antara variabel bebas dan terikat. (Sekaran dalam
Minat berkunjung kembali dari pengunjung sangat dipengaruhi oleh Bauran
Pemasaran Jasayang dikenal dengan 7P, product, price, place, promotion, people,
physical evidence dan process yang dilakukan oleh pihak Waterpark.
Produk, menurut Laksana (2008 : 67), adalah segala sesuatu baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Menurut Pandiangan (2012) Secara
parsial variabel produk memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
minat berkunjung kembali ke Rahmat International Wildlife Museum & Gallery.
Menurut Yoeti (2005 : 169), “promosi adalah variabel kunci dalam rencana strategi pemasaran dan dapat dipandang sebagai suatu unsur untuk menciptakan
kesempatan-kesempatan menguasai pasar”. Unsur promosi yang digunakan
disusun oleh lingkungan, terutama oleh keadaan atau kondisi permintaan
wisatawan. Menurut Pandiangan (2012) Secara parsial variable promosi, memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali ke
Rahmat International Wildlife Museum & Gallery.
Harga merupakan jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan demikian maka suatu harga haruslah
dihubungkan dengan bermacam-macam barang dan/ atau pelayanan, yang
akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa (Laksana 2008 : 105).
Menurut Siburian (2013), berdasarkan hasil uji signifikansi parsial maka diperoleh
variabel harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung
Menurut Tjiptono (2005 : 147), “Lokasi atau tempat seringkali ikut menentukan kesuksesan DTW, karena lokasi erat kaitannya dengan pasar
potensial sebuah DTW”. Disamping itu, lokasi juga berpengaruh terhadap
dimensi-dimensi strategi seperti flexibility, competitive, positioning, dan focus.
Fleksibelitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana suatu DTW dapat
bereaksi terhadap perubahan situasi ekonomi. Keputusan pemilihan lokasi
berkaitan dengan komitmen jangka panjang terhadap aspek-aspek yang sifatnya
kapital intensif, maka DTW benar-benar harus mempertimbangkan dan
menyeleksi lokasi yang responsif terhadap situasi ekonomi, demografi, budaya,
dan persaingan di masa mendatang. Menurut Siburian (2013), Berdasarkan hasil
uji signifikansi parsial maka diperoleh variabel lokasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat berkunjung kembali.
Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2009:75), dalam hubungannya dengan
pemasaran jasa, maka ‘orang’ yang berfungsi sebagai penyedia jasa sangat memengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Keputusan dalam ‘orang’ ini berarti
berhubungan dengan seleksi, pelatihan, motivasi dan manajemen sumber daya
manusia.
Bukti fisik berarti konsumen akan melihat keadaan nyata yang menghasilkan jasa tersebut. Misalnya orang berkunjung ke Waterpark akan
memperhatikan bangunan, interior, peralatan, wahana permainan bahkan seragam
para petugas atau karyawan. Proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri atas prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas dan
Minat berkunjung kembali adalah keinginan wisatawan untuk mendatangi atau mengunjungi obyek wisata ke Wonders Water World Waterpark CBD
Polonia Medan berdasarkan informasi yang diperoleh dari kedatangan/kunjungan
sebelumnya. Minat berhubungan dengan sesuatu yang menguntungkan dan dapat
menimbulkan kepuasan bagi dirinya. Kesenangan merupakan minat yang sifatnya
sementara. Adapun minat bersifat tetap (persistent) dan ada unsur memenuhi
kebutuhan dan memberikan kepuasan. Semakin sering minat diekspresikan dalam
kegiatan akan semakin kuat minat tersebut , sebaliknya minat akan menjadi pupus
kalau tidak ada kesempatan untuk mengekspresikannya.
Berdasarkan uraian diatas, ada 7 (tujuh) variabel yang dianggap peneliti
Sumber: Tjiptono, 2005 (Diolah)
Gambar : 2.1 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis
Hipotesis menurut Erlina (2011 : 41), adalah proposisi yang dirumuskan
dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau
pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai
konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.
Dengan demikian hipotesis merupakan jawaban sementara tentang perilaku,
fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Produk (X1)
Promosi (X2)
Minat Berkunjung Kembali (Y) Harga (X3)
Lokasi (X4)
Orang (X5)
Bukti Fisik (X6)
Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian
ini adalah bauran pemasaran jasa berpengaruh positif dan signifikan terhadap
meningkatnya minat berkunjung kembali ke Wonders Water World Waterpark
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian eksplanasi assosiatif, yaitu
penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih (Ginting & Situmorang,
2008:57). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel
produk (X1), variabel promosi (X2), variabel harga (X3), variabel lokasi (X4), variabel orang (X5), variabel bukti fisik (X6) dan variabel proses (X7) terhadap minat berkunjung kembali (Y).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Wonders Water World Waterpark CBD
Polonia Medan. Yang beralamat di Jl. Padang Golf Komplek CBD Polonia Medan
20157, Sumatera Utara Indonesia.Phone:(62-61)80506099,(62-61) 80506006.
E-mail:
twitter : @wonders_water dan Facebook : Wonders Water World . Penelitian ini
dilakukan dari bulan September 2013 sampai dengan Februari 2014.
3.3 Batasan Operasional
Untuk menghindari pembahasan yang tidak terarah dan mengakibatkan
tidak tepatnya sasaran yang diharapkan, maka langkah berikutnya penulis perlu
membatasi masalah yang di bahas yaitu hanya pada “Pengaruh bauran pemasaran
jasa terhadap minat berkunjung kembali ke Wonders Water World Waterpark
1. X1 = Faktor Produk
2. X2 = Faktor Promosi 3. X3 = Faktor Harga 4. X4 = Faktor Lokasi
5. X5 = Faktor Orang 6. X6 = Faktor Bukti Fisik
7. X7 = Faktor Proses
8. Y = Minat Berkunjung kembali
3.4 Definisi Operasional
Tujuan utama pemberian defenisi operasional adalah suatu defenisi yang
diberikan pada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau
memspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi variabel akan memberikan
atau menuntun arah peneliti untuk memenuhi unsur penelitian yang
memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian
ini terdapat tiga variabel yang diteliti, yaitu:
Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel
lain, terdiri dari :
1. Variabel Produk (X1) merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen Wonders Water
World Waterpark CBD Polonia Medan, dengan data yang diukur sebagai
a. Ketersediaan wahana permainan air yang tersedia dalam Waterpark
yang sangat beragam mulai dari wahana permainan untuk anak- anak
hingga orang dewasa.
b. Fasilitas – fasilitas penunjang yang dapat digunakan pengunjung antara
lain Kuliner (Food Court, Restaurant, Cafe Juice Zone, Yo Good, Go
Grill, Bits 'n Bites, Dinsum and Steam Boat Ayung, Yakun, Kayatoast
dan d’nest) , Fun Shop, Click booth, Leisure Pool, Relaxing Gazebo dan
Adventure Park.
c. Penataan layout yang baik dan tertata rapi Wonders Water World
Waterpark CBD Polonia Medan.
2. Variabel Promosi (X2) adalah kegiatan membujuk, menginformasikan tentang Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan kepada
masyarakat, dengan data yang diukur sebagai berikut :
a. Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan melakukan
promosi melalui mulut ke mulut serta dengan menyebarkan
brosur-brosur yang informatif dan menarik.
b. Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan melakukan
promosi di Jejaring sosial dengan memberikan penjelasan yang
lengkap, mudah dipahami dan Update.
c. Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan melakukan
promosi melalui televisi, radio dan surat kabar yang informatif dan
3. Variabel Harga (X3) adalah biaya yang dikeluarkan pengunjung untuk menikmati fasilitas yang ada di , dengan data yang diukur sebagai berikut :
a. Harga karcis masuk merupakan besarnya biaya yang dikeluarkan
pengunjung pada saat masuk di Wonders Water World Waterpark CBD
Polonia Medan.
b. Harga penggunaan fasilitas merupakan besarnya biaya yang
dikeluarkan pengunjung untuk menggunakan fasilitas yang ada di
Wonders Water World Waterpark CBD Polonia Medan.
c. Harga tiket hemat yang ditawarkan Wonders Water World Waterpark
CBD Polonia Medan setiap hari Selasa sampai dengan Kamis.
4. Variabel Lokasi (X4) adalah tempat atau keberadaan obyek wisata, dengan data yang diukur sebagai berikut :
a. Kemudahan akses mencapai lokasi Wonders Water World Waterpark
CBD Polonia Medan.
b. Papan petunjuk jalan yang ada di tempat-tempat umum yang
menunjukkan lokasi Wonders Water World Waterpark CBD Polonia
Medan.
c. Luasnya lokasi dari Wonders Water World Waterpark CBD Polonia
Medan.
5. Variabel Orang (X5) adalah semua orang yang secara langsung atau tidak langsung memberikan pelayanan kepada pengunjung Wonders Water World