• Tidak ada hasil yang ditemukan

Flash Butt Dalam Produksi Wheel Rim (Studi Kasus di PT. Dharma Polimetal Tangerang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Flash Butt Dalam Produksi Wheel Rim (Studi Kasus di PT. Dharma Polimetal Tangerang)"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENERAPAN TEKNIK MANAJEMEN MUTU

UNTUK PENGUKURAN KINERJA PROSES PUNCHING DAN

FLASH BUTT DALAM PRODUKSI

WHEEL RIM

(STUDI KASUS DI PT. DHARMA POLIMETAL TANGERANG)

Oleh :

EKA SETIAWAN KARIM F03499106

2006

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

(2)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

PENERAPAN TEKNIK MANAJEMEN MUTU

UNTUK PENGUKURAN KINERJA PROSES PUNCHING DAN

FLASH BUTT DALAM PRODUKSI

WHEEL RIM

(STUDI KASUS DI PT. DHARMA POLIMETAL)

PENELITIAN

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh:

EKA SETIAWAN KARIM F03499106

Menyetujui, Bogor, Maret 2006

(3)

Eka Setiawan Karim. F03499106. Penerapan Teknik Manajemen Mutu Untuk Pengukuran Kinerja Proses Punching dan Flash Butt Dalam Produksi Wheel Rim

(Studi Kasus di PT. Dharma Polimetal Tangerang). Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Endang Gumbira Said MADev.

RINGKASAN

Wheel Rim adalah komponen yang menjadi tempat dimana ban dipasang.

Wheel rim terbuat dari bahan keras seperti metal aluminium dan lain-lain. Wheel rim disambungkan pada as dengan menggunakan jari-jari (McKeough, www.wheelchairnet.org). Dengan meningkatnya kecanggihan teknologi dewasa ini, kualitas ban dan wheel rim memerlukan perhatian khusus terutama dalam hal desain, konstruksi dan aspek rasionya. Adanya getaran pada roda saat pemakaian dan masalah suspensi secara aktual diprediksi akibat ketidakseimbangan ban dan kesalahan pembuatan wheel rim yang berkaitan dengan kondisi mekanik roda (Yokohama Rubber Manufacturers Association, 2003).

Seiring dengan berkembangnya pangsa pasar kendaraan bermotor khususnya sepeda motor, maka permintaan terhadap komponen dan suku cadang sepeda motor mengalami peningkatan cukup drastis. Hal ini juga dipicu dengan semakin mudahnya prosedur pembelian sepeda motor dan semakin maraknya keberadaan agen-agen penjual motor di daerah-daerah. Jumlah penjualan sepeda motor terlihat dari data AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia) (2005). Sebagai gambaran, penjualan sepeda motor tahun 2004 mencapai 3.900.664 unit atau meningkat 38,14 persen dibandingkan tahun 2003 sebanyak 2.823.702 unit. Penjualan sepeda motor tahun 2002 sebesar 2.317.991 unit, tahun 2001 sebanyak 1.650.770 unit dan tahun 2000 sebanyak 979.422 unit. Pada tahun 2005, diperkirakan penjualan sepeda motor anggota AISI mencapai 4,6 juta unit atau meningkat 20 persen dibandingkan tahun 2004.

PT. Dharma Polimetal merupakan salah satu dari perusahaan di Indonesia yang telah mendapatkan sertifikasi manajemen mutu ISO/TS 16949 dari Verband Der Automobilindustrie (VDA) pada tahun 2002, dan telah mempraktekkan metode six sigma dalam melakukan pengendalian kualitas produknya. Perusahaan tersebut melakukan usaha dalam bisnis manufaktur yang berbasis pada logam. Salah satu produknya adalah komponen otomotif seperti roda, sasis dan knalpot sepeda motor. Kualitas wheel rim yang dihasilkan PT. Dharma Polimetal sangat dipengaruhi oleh tahapan produksi yang dilalui. Untuk itu perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian kualitas yang baik pada masing-masing tahapan proses produksi wheel rim. Penerapan teknik manajemen kualitas dilakukan untuk memperbaiki kualitas produk secara terus menerus dan mendapatkan proses produksi yang efisien.

(4)

mengukur kinerja proses produksi wheel rim tersebut dengan menggunakan teknik manajemen kualitas.

Tingginya jumlah reject (28.159 ppm) dan rework (2.360 ppm) pada produk merupakan indikasi yang sangat kuat bahwa proses yang terjadi tidak efisien dan efektif. Saat ini standar manajemen kualitas yang mulai dikembangkan adalah konsep zero defect atau kesalahan nol, serta target yang dicanangkan perusahaan adalah 150 ppm untuk wheel rim. Tingkat kesalahan produksi ditekan seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil sesempurna mungkin, sehingga yang dapat ditolerir adalah 150 produk gagal dari satu juta produk. Hasil analisis dengan pareto menunjukkan bahwa proses flash butt dan punching merupakan dua proses utama yang menjadi prioritas untuk diperbaiki. Flash butt memberikan kontribusi 32,21 % sedangkan punching berkontribusi sebesar 47,82 % terhadap total kegagalan yang dijumpai.

(5)

Eka Setiawan Karim. F03499106. Implementation of Quality Management Technique for Measuring the Production Process Performance of Punching and Flash Butt inWheel Rim. (Case Study in PT. Dharma Polimetal Tangerang). Under the Direction of Endang Gumbira Said

ABSTRACT

The wheel rim is the surface on which the tire is mounted. It is made of strong, light-weight material like aluminum. The wheel rim is connected to the axel by the spokes. (McKeough, www.wheelchairnet.org). By the advance of technology now a days, tire quality and wheel rim require particular notice especially in design detail, construction and its ratio aspect. Vibration on wheel which occurs while the engine is performing and suspension problem that are actually predicted caused by unbalancing tire and wheel rim production error which related to mechanical wheel condition. (Yokohama Rubber Manufacturers Association, 2003).

As the vast growing of motor vehicle market which particularly for motorbike, the demand for its component and spare part has been increasing dramatically. This is also caused by the simplicity procedure in purchasing the motorbike and the rapidly rising number of motorbike sales agents in the areas. The sale number of motorbike can be shown from AISI data (Indonesian Motorbike Industrial Association) (2005). For illustration, the motorbike sale in 2004 hit 3.900.664 units or increase 38,14 percent compare with 2003 which reached 2.823.702 units. The motorbike sale in 2002, 2001 and 2000 were 2.317.991 units, 1.650.770 units and 979.422 units respectively. It is estimated that in 2005 the motorbike sale will rise as 4,6 million units or increase 20 percent compare with 2004.

PT. Dharma Polimetal is one of Indonesian company which acquires quality management certification ISO/TS 16949 from Verband Der Automobilindustrie (VDA) in 2002, and has been implementing six sigma methods in controlling its quality product. The company concerns on metal basis manufacture. One of its products is automotive component such as wheel, chacis and muffler. The quality wheel rim produced by PT. Dharma Polimetal is mostly influenced by production process. In such case, excellent quality of monitoring and controlling for each wheel rim production phases is a must. The implementing of quality management technique is conducted to improve the quality of product and resulting efficient production process.

(6)

process of wheel rim that eventually will measure the process performance of that wheel rim by using quality management technique.

The high number of rejected product (28.159 ppm) and rework (2.360 ppm) on product is a significant indication that the process is inefficient and ineffective. The quality management standard which has been developing recently is zero defect concepts or zero error, and the company target is 150 ppm for wheel rim. The error level in production can be pushed in minimum number in order to get perfect result, so that only 150 error products against 1 million products which are tolerable. Pareto analysis showed that flash butt and punching process are the two main process to become the priority to be repaired. Flash butt contributes 32,21 % while punching contibutes 47,82 % to total error.

(7)

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul :

” Penerapan teknik manajemen mutu dalam pengukuran kinerja proses punching

dan flash butt dalam produksi wheel rim (studi kasus di PT. Dharma Polimetal)” adalah karya asli saya sendiri, dengan arahan dosen pembimbing akademik, kecuali yang jelas ditunjukkan rujukannya.

Bogor, Maret 2006 Yang Membuat Pernyataan

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 9 Juni 1981, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara dari orangtua yang bernama Bapak Helmi Karim dan Ibu Tri Sunarmi.

Penulis memulai pendidikan pada tahun 1987 di SDN 08 Pagi Jakarta Barat dan lulus tahun 1993. Pendidikan dilanjutkan pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 75 Jakarta Barat dan lulus tahun 1996. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Umum Negeri 65 Jakarta Barat dan lulus pada tahun 1999.

Pada tahun 1999 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri) di Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Selama dibangku kuliah penulis mengaktifkan diri di berbagai organisasi antara lain Sekretaris Umum BEM TPB IPB 1999-2000, Wakil Ketua Umum HIMALOGIN (Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri) tahun 2000-2001, Ketua Umum HIMALOGIN 2001-2002, Wakil Presiden Mahasiswa BEM KM IPB 2002-2003, asisten mata kuliah Pendidikan Agama Islam 2000-2002, Presiden Mahasiswa BEM KM IPB 2003-2004, Anggota Majelis Wali Amanat IPB 2004.

Penulis telah melaksanakan Praktek Lapang di PT. Nagasakti Paramashoes Tangerang dengan judul Mempelajari penerapan Total Quality Management

kemudian dilanjutkan penelitian di PT. Dharma Polimetal Tangerang dengan judul Penerapan Teknik Manajemen Mutu dalam Pengukuran Kinerja Proses

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat-Nya tugas akhir ini dapat diselesaikan. Tulisan ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT. Dharma Polimetal Tangerang pada Tahun 2005.

Hasil penelitian ini disusun dalam bentuk tulisan ilmiah yang merupakan salah satu syarat guna menyelesaikan studi pada program S-1 Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Endang Gumbira Said MADev yang telah memberikan bimbingan dan arahan hingga terselesaikannya karya ilmiah ini. Terima kasih banyak atas ilmu dan kesabaran yang telah diberikan.

2. Dr.Ir. Sapta Rahardja DEA dan Ir. Muslich MSi sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis didalam penulisan skripsi ini.

3. Papa, Mama, Bang Dian, Dedy serta keluarga besar Lampung yang telah bersabar dan memberikan dukungan baik materi maupun doa yang tiada henti. 4. Istri dan putriku yang telah memberikan dorongan luar biasa terhadap proses

penyelesaian karya ilmiah ini.

5. Bapak, Ibu serta Enno dan Iguh di Lumbir yang telah memberikan perhatian dan dorongan untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.

6. Direktur Umum dan Wakil Manajemen Mutu PT. Dharma Polimetal yang telah memberikan ijin dan bantuan kepada penulis.

7. Bapak Tugiyo, Bapak Alwie dan staff PT. Dharma Polimetal yang telah membantu dan membimbing penulis di lapangan.

8. Bapak Irel, Bapak Anung, Ananto, Samsani, Irfan, Ayin, Ucup, Fathul, Zulfikar, Rico, Yudi, Rudi, Edi, Nopal, Najal, Rosman, Hasan, Sulaiman, Taufik, Darma yang telah memberikan motivasi untuk terus berjuang.

(10)

10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuannya.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan tulisan ilmiah ini sangat dihargai. Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Februari 2006

(11)

SKRIPSI

PENERAPAN TEKNIK MANAJEMEN MUTU

UNTUK PENGUKURAN KINERJA PROSES PUNCHING DAN

FLASH BUTT DALAM PRODUKSI

WHEEL RIM

(STUDI KASUS DI PT. DHARMA POLIMETAL TANGERANG)

Oleh :

EKA SETIAWAN KARIM F03499106

2006

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

(12)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

PENERAPAN TEKNIK MANAJEMEN MUTU

UNTUK PENGUKURAN KINERJA PROSES PUNCHING DAN

FLASH BUTT DALAM PRODUKSI

WHEEL RIM

(STUDI KASUS DI PT. DHARMA POLIMETAL)

PENELITIAN

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh:

EKA SETIAWAN KARIM F03499106

Menyetujui, Bogor, Maret 2006

(13)

Eka Setiawan Karim. F03499106. Penerapan Teknik Manajemen Mutu Untuk Pengukuran Kinerja Proses Punching dan Flash Butt Dalam Produksi Wheel Rim

(Studi Kasus di PT. Dharma Polimetal Tangerang). Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Endang Gumbira Said MADev.

RINGKASAN

Wheel Rim adalah komponen yang menjadi tempat dimana ban dipasang.

Wheel rim terbuat dari bahan keras seperti metal aluminium dan lain-lain. Wheel rim disambungkan pada as dengan menggunakan jari-jari (McKeough, www.wheelchairnet.org). Dengan meningkatnya kecanggihan teknologi dewasa ini, kualitas ban dan wheel rim memerlukan perhatian khusus terutama dalam hal desain, konstruksi dan aspek rasionya. Adanya getaran pada roda saat pemakaian dan masalah suspensi secara aktual diprediksi akibat ketidakseimbangan ban dan kesalahan pembuatan wheel rim yang berkaitan dengan kondisi mekanik roda (Yokohama Rubber Manufacturers Association, 2003).

Seiring dengan berkembangnya pangsa pasar kendaraan bermotor khususnya sepeda motor, maka permintaan terhadap komponen dan suku cadang sepeda motor mengalami peningkatan cukup drastis. Hal ini juga dipicu dengan semakin mudahnya prosedur pembelian sepeda motor dan semakin maraknya keberadaan agen-agen penjual motor di daerah-daerah. Jumlah penjualan sepeda motor terlihat dari data AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia) (2005). Sebagai gambaran, penjualan sepeda motor tahun 2004 mencapai 3.900.664 unit atau meningkat 38,14 persen dibandingkan tahun 2003 sebanyak 2.823.702 unit. Penjualan sepeda motor tahun 2002 sebesar 2.317.991 unit, tahun 2001 sebanyak 1.650.770 unit dan tahun 2000 sebanyak 979.422 unit. Pada tahun 2005, diperkirakan penjualan sepeda motor anggota AISI mencapai 4,6 juta unit atau meningkat 20 persen dibandingkan tahun 2004.

PT. Dharma Polimetal merupakan salah satu dari perusahaan di Indonesia yang telah mendapatkan sertifikasi manajemen mutu ISO/TS 16949 dari Verband Der Automobilindustrie (VDA) pada tahun 2002, dan telah mempraktekkan metode six sigma dalam melakukan pengendalian kualitas produknya. Perusahaan tersebut melakukan usaha dalam bisnis manufaktur yang berbasis pada logam. Salah satu produknya adalah komponen otomotif seperti roda, sasis dan knalpot sepeda motor. Kualitas wheel rim yang dihasilkan PT. Dharma Polimetal sangat dipengaruhi oleh tahapan produksi yang dilalui. Untuk itu perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian kualitas yang baik pada masing-masing tahapan proses produksi wheel rim. Penerapan teknik manajemen kualitas dilakukan untuk memperbaiki kualitas produk secara terus menerus dan mendapatkan proses produksi yang efisien.

(14)

mengukur kinerja proses produksi wheel rim tersebut dengan menggunakan teknik manajemen kualitas.

Tingginya jumlah reject (28.159 ppm) dan rework (2.360 ppm) pada produk merupakan indikasi yang sangat kuat bahwa proses yang terjadi tidak efisien dan efektif. Saat ini standar manajemen kualitas yang mulai dikembangkan adalah konsep zero defect atau kesalahan nol, serta target yang dicanangkan perusahaan adalah 150 ppm untuk wheel rim. Tingkat kesalahan produksi ditekan seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil sesempurna mungkin, sehingga yang dapat ditolerir adalah 150 produk gagal dari satu juta produk. Hasil analisis dengan pareto menunjukkan bahwa proses flash butt dan punching merupakan dua proses utama yang menjadi prioritas untuk diperbaiki. Flash butt memberikan kontribusi 32,21 % sedangkan punching berkontribusi sebesar 47,82 % terhadap total kegagalan yang dijumpai.

(15)

Eka Setiawan Karim. F03499106. Implementation of Quality Management Technique for Measuring the Production Process Performance of Punching and Flash Butt inWheel Rim. (Case Study in PT. Dharma Polimetal Tangerang). Under the Direction of Endang Gumbira Said

ABSTRACT

The wheel rim is the surface on which the tire is mounted. It is made of strong, light-weight material like aluminum. The wheel rim is connected to the axel by the spokes. (McKeough, www.wheelchairnet.org). By the advance of technology now a days, tire quality and wheel rim require particular notice especially in design detail, construction and its ratio aspect. Vibration on wheel which occurs while the engine is performing and suspension problem that are actually predicted caused by unbalancing tire and wheel rim production error which related to mechanical wheel condition. (Yokohama Rubber Manufacturers Association, 2003).

As the vast growing of motor vehicle market which particularly for motorbike, the demand for its component and spare part has been increasing dramatically. This is also caused by the simplicity procedure in purchasing the motorbike and the rapidly rising number of motorbike sales agents in the areas. The sale number of motorbike can be shown from AISI data (Indonesian Motorbike Industrial Association) (2005). For illustration, the motorbike sale in 2004 hit 3.900.664 units or increase 38,14 percent compare with 2003 which reached 2.823.702 units. The motorbike sale in 2002, 2001 and 2000 were 2.317.991 units, 1.650.770 units and 979.422 units respectively. It is estimated that in 2005 the motorbike sale will rise as 4,6 million units or increase 20 percent compare with 2004.

PT. Dharma Polimetal is one of Indonesian company which acquires quality management certification ISO/TS 16949 from Verband Der Automobilindustrie (VDA) in 2002, and has been implementing six sigma methods in controlling its quality product. The company concerns on metal basis manufacture. One of its products is automotive component such as wheel, chacis and muffler. The quality wheel rim produced by PT. Dharma Polimetal is mostly influenced by production process. In such case, excellent quality of monitoring and controlling for each wheel rim production phases is a must. The implementing of quality management technique is conducted to improve the quality of product and resulting efficient production process.

(16)

process of wheel rim that eventually will measure the process performance of that wheel rim by using quality management technique.

The high number of rejected product (28.159 ppm) and rework (2.360 ppm) on product is a significant indication that the process is inefficient and ineffective. The quality management standard which has been developing recently is zero defect concepts or zero error, and the company target is 150 ppm for wheel rim. The error level in production can be pushed in minimum number in order to get perfect result, so that only 150 error products against 1 million products which are tolerable. Pareto analysis showed that flash butt and punching process are the two main process to become the priority to be repaired. Flash butt contributes 32,21 % while punching contibutes 47,82 % to total error.

(17)

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul :

” Penerapan teknik manajemen mutu dalam pengukuran kinerja proses punching

dan flash butt dalam produksi wheel rim (studi kasus di PT. Dharma Polimetal)” adalah karya asli saya sendiri, dengan arahan dosen pembimbing akademik, kecuali yang jelas ditunjukkan rujukannya.

Bogor, Maret 2006 Yang Membuat Pernyataan

(18)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 9 Juni 1981, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara dari orangtua yang bernama Bapak Helmi Karim dan Ibu Tri Sunarmi.

Penulis memulai pendidikan pada tahun 1987 di SDN 08 Pagi Jakarta Barat dan lulus tahun 1993. Pendidikan dilanjutkan pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 75 Jakarta Barat dan lulus tahun 1996. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Umum Negeri 65 Jakarta Barat dan lulus pada tahun 1999.

Pada tahun 1999 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri) di Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Selama dibangku kuliah penulis mengaktifkan diri di berbagai organisasi antara lain Sekretaris Umum BEM TPB IPB 1999-2000, Wakil Ketua Umum HIMALOGIN (Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri) tahun 2000-2001, Ketua Umum HIMALOGIN 2001-2002, Wakil Presiden Mahasiswa BEM KM IPB 2002-2003, asisten mata kuliah Pendidikan Agama Islam 2000-2002, Presiden Mahasiswa BEM KM IPB 2003-2004, Anggota Majelis Wali Amanat IPB 2004.

Penulis telah melaksanakan Praktek Lapang di PT. Nagasakti Paramashoes Tangerang dengan judul Mempelajari penerapan Total Quality Management

kemudian dilanjutkan penelitian di PT. Dharma Polimetal Tangerang dengan judul Penerapan Teknik Manajemen Mutu dalam Pengukuran Kinerja Proses

(19)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat-Nya tugas akhir ini dapat diselesaikan. Tulisan ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT. Dharma Polimetal Tangerang pada Tahun 2005.

Hasil penelitian ini disusun dalam bentuk tulisan ilmiah yang merupakan salah satu syarat guna menyelesaikan studi pada program S-1 Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Endang Gumbira Said MADev yang telah memberikan bimbingan dan arahan hingga terselesaikannya karya ilmiah ini. Terima kasih banyak atas ilmu dan kesabaran yang telah diberikan.

2. Dr.Ir. Sapta Rahardja DEA dan Ir. Muslich MSi sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis didalam penulisan skripsi ini.

3. Papa, Mama, Bang Dian, Dedy serta keluarga besar Lampung yang telah bersabar dan memberikan dukungan baik materi maupun doa yang tiada henti. 4. Istri dan putriku yang telah memberikan dorongan luar biasa terhadap proses

penyelesaian karya ilmiah ini.

5. Bapak, Ibu serta Enno dan Iguh di Lumbir yang telah memberikan perhatian dan dorongan untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.

6. Direktur Umum dan Wakil Manajemen Mutu PT. Dharma Polimetal yang telah memberikan ijin dan bantuan kepada penulis.

7. Bapak Tugiyo, Bapak Alwie dan staff PT. Dharma Polimetal yang telah membantu dan membimbing penulis di lapangan.

8. Bapak Irel, Bapak Anung, Ananto, Samsani, Irfan, Ayin, Ucup, Fathul, Zulfikar, Rico, Yudi, Rudi, Edi, Nopal, Najal, Rosman, Hasan, Sulaiman, Taufik, Darma yang telah memberikan motivasi untuk terus berjuang.

(20)

10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuannya.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan tulisan ilmiah ini sangat dihargai. Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Februari 2006

(21)

DAFTAR ISI

Halaman.

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR GAMBAR... v

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR LAMPIRAN... vii

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Ruang Lingkup... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 3

A. Pengertian Mutu ... 3

B. Manajemen Mutu ... 4

C. Penelitian Terdahulu ... 11

D. Wheel rim ... 13

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN... 14

A. Konseptual Penelitian ... 14

B. Metode Yang Digunakan ... 16

1. Lembar pemeriksaan ... 16

2. Stratifikasi ... 17

3. Diagram Pareto... 17

4. Diagram sebab akibat ... 17

5. Whywhyanalysis... 18

BAB IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN... 19

A. Ruang Lingkup Usaha... 19

B. Lokasi Dan Tata Letak Perusahaan... 19

C. Struktur Organisasi ... 19

(22)
(23)

DAFTAR GAMBAR

(24)

DAFTAR TABEL

Halaman

(25)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

(26)

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengendalian mutu merupakan usaha terpadu dalam perusahaan dengan tujuan untuk mempertahankan mutu dari suatu barang yang dihasilkan agar sesuai dengan karakteristik dan spesifikasi produk yang ditetapkan berdasarkan kebijakan pimpinan perusahaan. Pengendalian mutu merupakan usaha untuk menyesuaikan kembali proses-proses operasi supaya menjadi sama atau bersesuaian dengan standar mutu yang ditetapkan.

Seiring dengan berkembangnya pangsa pasar kendaraan bermotor khususnya sepeda motor, maka permintaan terhadap komponen dan suku cadang sepeda motor mengalami peningkatan cukup drastis. Hal ini juga dipicu dengan semakin mudahnya prosedur pembelian sepeda motor dan semakin maraknya keberadaan agen-agen penjual motor di daerah-daerah. Transportasi merupakan salah satu penunjang yang penting dalam industri tak terkecuali agroindustri, ini dikarenakan semakin mudahnya akses yang dimiliki oleh para pelaku kegiatan ekonomi.

Jumlah penjualan sepeda motor terlihat dari data AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia) (2005). Sebagai gambaran, penjualan sepeda motor tahun 2004 mencapai 3.900.664 unit atau meningkat 38,14 persen dibandingkan tahun 2003 sebanyak 2.823.702 unit. Penjualan sepeda motor tahun 2002 sebesar 2.317.991 unit, tahun 2001 sebanyak 1.650.770 unit dan tahun 2000 sebanyak 979.422 unit. Pada tahun 2005, diperkirakan penjualan sepeda motor anggota AISI mencapai 4,6 juta unit atau meningkat 20 persen dibandingkan tahun 2004. Penjualan sepeda motor diperkirakan dapat menembus lima juta unit/tahun jika ditambah dengan penjualan sepeda motor di luar anggota AISI, termasuk motor impor.

(27)

yang berbasis pada logam. Salah satu produknya adalah komponen otomotif seperti roda, sasis dan knalpot sepeda motor.

Metode six sigma yang pertama kali diterapkan oleh perusahaan Motorola sejak 1986 merupakan suatu metode atau teknik pengendalian dan peningkatan kualitas dramatik yang dapat menuju tingkat kegagalan nol (zero defect). Keberadaan metode six sigma yang digunakan oleh perusahaan di atas mutlak memerlukan sebuah kestabilan dalam seluruh prosesnya. Komponen-komponen otomotif yang diproduksi jenisnya cukup banyak, akan tetapi roda ban merupakan produk yang memiliki prioritas pertama dalam produksinya dikarenakan permintaan yang tinggi dan mengutamakan kesempurnaan dalam prosesnya, (Gasperz, 2002).

Kualitas wheel rim yang dihasilkan PT. Dharma Polimetal sangat dipengaruhi oleh tahapan produksi yang dilalui. Untuk itu perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian kualitas yang baik pada masing-masing tahapan proses produksi wheel rim. Penerapan teknik manajemen kualitas dilakukan untuk memperbaiki kualitas produk secara terus menerus dan mendapatkan proses produksi yang efisien.

B. TUJUAN PENELITIAN

1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap mutu produk

wheel rim di PT. Dharma Polimetal.

2. Melakukan pengumpulan data dan menerapkan teknik manajemen mutu untuk mengukur kinerja proses punching dan flash butt pengolahan produk wheel rim di PT. Dharma Polimetal.

C. RUANG LINGKUP

(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN MUTU

Kata ”mutu” mengandung banyak definisi dan makna sehingga masing-masing orang akan mengartikannya secara berlainan. Beberapa contoh definisi yang seringkali dijumpai antara lain adalah bahwa mutu merupakan keseuaian dengan persyaratan atau tuntutan, kecocokan untuk pemakaian, perbaikan, atau penyempurnaan berkelanjutan, bebas dari kerusakan atau cacat, pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap saat, atau melakukan segala sesuatu yang dapat memuaskan pelanggan (Tjiptono, 1997)

Ibrahim (2000) mendefinisikan mutu sebagai suatu strategi dasar bisnis yang menghasilkan barng dan jasa yang memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen internal dan eksternal. Mutu merupakan gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang dan jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau yang tersirat (Dewan Standarisasi Nasional, 1993). Menurut Assauri (1999), mutu dalam suatu perusahaan atau pabrik, diartikan sebagai faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau hasil di atas dimaksudkan atau dibutuhkan.

(29)

Goetsch dan David (1998) menyimpulkan bahwa walaupun belum ada definisi mutu yang diterima secara universal, terdapat cukup kesamaan dalam definisi etrsebut, yaitu dalam elemn-elemen :

1. mutu meliputi usaha memenuhi dan meningkatkan harapan pelanggan 2. mutu mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan. 3. mutu merupakan kondisi yang selalu berubah.

Menurut Bambang dan Sulisjartiningsih (1996), sistem mutu secara khusus berlaku umtuk berinteraksi dengan semua kegiatan yang berhubungan dengan mutu barang atau jasa. Hal ini melibatkan semua tahap sejak identifikasi awal sampai pemenuhan semua persyaratan dan harapan konsumen. Tahap dan kegiatan ini meliputi suatu siklus lingkaran mutu yaitu, desain/spesifikasi rekayasa dan pengembangan produk, pengadaan perencanaan dan pengembangan proses, produksi, inspeksi, dan pengujian, pengemasan dan penyimpanan, penjualan dan distribusi, pemasangan dan operasi, bantuan teknik dan perawatan, pembuangan purna pakai serta pemasaran dan riset pasar.

B. MANAJEMEN MUTU

Manajemen mutu adalah suatu aktivitas pengendalian mutu yang mencakup unsur definisi sasaran, standar dan sistem. Definisi sasaran adalah komitmen tertulis terhadap kebijakan mutu yang terdefinisi yang diikuti rincian atau prosedur untuk setiap langkah dalam mencapai tujuan. Standar adalah segala spesifikasi teknis dan prosedural yang memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Sistem adalah cara-cara yang digunakan untuk melakukan kegiatan di perusahaan (Rothery, 1993).

(30)

Ariani (1999) menyatakan bahwa penerapan manajemen mutu pada perusahaan akan menghasilkan produk bermutu sehingga dapat menekan biaya kegagalan proses dan dapat meningkatkan pendapatan. Konsistensi mutu produk dan jasa yang dihasilkan akan terjaga dan sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar bila dilakukan pengendalian mutu atau aktivitas proses. Pengendalian mutu dilakukan berdasarkan inspeksi dengan penerimaan produk yang memenuhi syarat dan penolakan yang tidak memenuhi syarat. Dengan mempertimbangkan banyaknya bahan, tenaga dan waktu yang terbuang maka diperlukan sistem yang dapat mencegah timbulnya masalah mengenai mutu agar kesalahan yang pernah terjadi tidak terulang lagi. Monden (1997) mendefinisikan pengendalian mutu atau jaminan mutu sebagai pengembangan, perancangan, pembuatan, dan pelayanan produk yang akan memuaskan kebutuhan konsumen dengan biaya serendah mungkin.

Standar pengendalian mutu memusatkan sasaran pada tiga bagian utama dalam kaitannya dengan pengendalian mutu (Lesley dan Faure, 1996). 1. Pengendalian bahan baku. Berbagai barang yang masuk harus diperiksa

untuk memastikan bahwa barang-barang tersebut sesuai dengan kebutuhan 2. Pengendalian dalam proses. Kegiatan yang memantau parameter proses

dan mengidentifikasi suatu kemiripan produk yang tidak sesuai dengan yang pada umumnya tidak sesuai.

3. Pengendalian produk akhir. Pengendalian produk akhir meliputi suatu pemeriksaan terhadap produk yang dilakukan setelah suatu kegiatan diselesaikan.

Manajemen Mutu Terpadu atau Total Quality Management

merupakan sebuah pendekatan dalam melakukan bisnis yang merupakan sebuah pendekatan dalam melakukan bisnis yang berupaya memaksimumkan keunggulan kompetisi sebuah organisasi melalui perbaiakn terus-menerus pada keluaran, layanan, orang, dan lingkungan (Goetsch dan David, 1998).

(31)

konsumen dengan mencakup semua manajer dan karyawan serta menggunakan metode kuantitatif untuk memperbaiki berbagai proses organisasi secara berkesinambungan. Esensi TQM adalah melibatkan dan memberdayakan seluruh karyawan dalam mengadakan kualitas barang dan jasa secara berkelanjutan yang dapat memberi kepuasan kepada konsumen (Nasution, 2001).

Manajemen Mutu Terpadu merupakan gabungan filosofi dan seperangkat prinsip-prinsip yang menjadi pondasi dari perusahaan yang ingin terus-menerus meningkatkan kinerjanya. MMT terfokus pada keterlibatan dan partisipasi rutin setiap orang di dalam perusahaan dalam upaya perbaikan mutu yang sistematik. MMT memberikan arahan kepada perbaikan kinerja di setiap tingkatan, aktivitas, dengan membentuk lingkungan positif terus-menerus yang berdasarkan kepercayaan, penghormatan, dan kerjasama (Rampesad, 2001).

Dalam penerapan manajemen mutu di perusahaan terdapat lima komponen utama yang perlu dipahami oleh setiap orang yang terlibat. Kelima komponen tersebut adalah: (1) sistem manajemen, yaitu pemahaman terhadap konsep dan falsafah manajemen mutu, (2) mentalitas dasar, yaitu penyesuaian setiap unsur manusia yang ada dalam perusahaan untuk mengubah kebiasaan dari orientasi masing-masing menjadi orientasi bersama, (3) gugus kendali mutu, suatu wadah untuk menampung mekanisme pelaksanaan kendali mutu yang berfungsi untuk memecahkan masalah teknis, (4) langkah-langkah pemecahan masalah, yaitu langkah-langkah yang harus ditempuh untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam rangka meningkatkan mutu, (5) alat kendali mutu, yaitu alat untuk menganalisa fakta yang dijadikan dasar untuk menyelesaikan masalah (Gaspersz, 1998).

(32)

komunikasi antara perusahaan dengan lingkungan industrinya serta menciptakan lingkungan kerja yang dinamis dan produktif (Hadiwiardjo dan Wibisono, 1996).

Menurut Perhimpunan Manajemen Mutu Indonesia (1986), untuk melaksanakan kendali mutu terhadap proses produksi digunakan teknik kendali mutu seperti yang dijelaskan di bawah ini.

1. Lembar Pemeriksaan (Check Sheet)

Merupakan alat pengumpul dan analisa data yang digunakan untuk mempermudah proses pengumpulan data.

2. Stratifikasi

Adalah teknik pengelompokan data ke dalam kategori-kategori tertentu sehingga dapat menggambarkan permasalahan dengan jelas.

3. Diagram Pareto

Diagram yang digunakan untuk mengklasifikasikan masalah menurut sebab dan gejalanya, dimana masalah dipresentasikan dengan menggunakan histogram menurut prioritas.

4. Histogram

Histogram adalah grafik yang dapat menggambarkan penyebaran suatu proses.

5. Diagram Pencar (Scatter Diagram)

Diagram ini digunakan untuk mengumpulkan beberapa grup data yang berhubungan dan digambarkan dalam bentuk grafik.

6. Diagram Tulang Ikan (Diagram Sebab Akibat)

Diagram yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis suatu proses serta menemukan penyebab suatu masalah dan akibat yang disebabkannya.

7. Grafik dan Bagan Kendali (Control Chart)

(33)

Ryan (1989), menyatakan penting untuk mengetahui bagaimana suatu proses bervariasi dalam menghasilkan output sehingga dapat diambil tindakan perbaikan terhadap proses tersebut secara tepat. Dalam hal ini prosedur statistik diperlukan untuk mengendalikan keanekaragaman pengukuran. Metode statistik diperlukan untuk mengidentifikasi penyimpangan dan untuk menunjukkan penyebab dari berbagai penyimpangan, baik untuk proses produksi maupun untuk bisnis secara umum sehingga menyebabkan peningkatan produktivitas.

Bagan kendali merupakan grafik kronologis (jam ke jam atau hari ke hari) yang membandingkan karakteristik mutu nyata produk dengan batas kemampuan produksi produk tersebut yang ditunjukkan dengan pengalaman dan pengamatan masa lalu (Feigenbaum, 1986). Menurut Montgomery (1990), bagan kendali adalah perangkat statistik yang memungkinkan suatu organisasi untuk mengetahui dan memantau konsistensi suatu proses atau produk yang dihasilkan melalui pengamatan yang sedang berlangsung dan proses yang telah dilakukan, dengan menggunakan prinsip-prinsip statistik dalam penyelesaiannya.

Menurut Assauri (1999), pengendalian mutu dengan menggunakan pendekatan statistik mempunyai banyak keuntungan diantaranya sebagai berikut.

1. Mencegah penyimpangan dalam proses sebelum terjadi hal-hal yang serius sehingga akan diperoleh kesesuaian yang lebih baik antara kemampuan proses dengan spesifikasinya.

2. Mengurangi biaya pemeriksaan karena statistika pengendalian mutu dilakukan dengan menggunakan teknik sampling.

(34)

(1990) menyatakan bahwa suatu proses dinyatakan tidak terkendali apabila hasil sampling pengamatan produk menunjukkan adanya fenomena produk-produk yang melebihi batas toleransi kerusakan (batas kerusakan yang diizinkan).

Dalam penerapan konsep manajemen mutu dikenal delapan langkah pemecahan masalah dengan teknik manajemen dasar kendali mutu. Langkah-langkah pemecahan masalah menjadi tujuan yang diinginkan, sedangkan teknik dasar kendali mutu yang digunakan tergantung pada tujuannya. Langkah pertama dari delapan langkah tersebut adalah mencari informasi tentang problem yang dihadapi. Langkah ini dapat dilakukan dengan menggunakan Diagram Pareto, Histogram dan Bagan Kendali (PT. Angkasa Pura, 1990). Setelah problem yang dihadapi diketahui maka langkah selanjutnya adalah menemukan faktor-faktor dari masalah yang teridentifikasi tersebut. Diagram sebab akibat lazim digunakan dalam menemukan faktor-faktor masalah tersebut. Langkah ketiga merupakan langkah yang akan mempelajari faktor-faktor masalah yang telah ditemukan, kemudian setelah itu dilakukan langkah keempat berupa pembuatan tindakan perbaikan sebagai solusi atas masalah. Langkah keempat tersebut dilakukan dengan memakai rumusan tindakan 5W (Why, What, Where, When, Who) + 1H (How) (Prawirosentono, 2004).

(35)

Tabel 1. Langkah-langkah pemecahan masalah dengan menggunakan teknik dasar kendali mutu

No LANGKAH-LANGKAH TEKNIK DASAR KENDALI MUTU YANG DIGUNAKAN

1. Mengetahui problem yang dihadapi (apa yang mau ditingkatkan)

a. Diagram Pareto b. Histogram c. Bagan kendali 2. Menemukan faktor-faktor masalah a. Diagram sebab akibat 3. Mempelajari faktor yang berpengaruh a. Diagram Pareto

b. Diagram pencar 4. Membuat langkah-langkah perbaikan ”5W 1H”

a. Mengapa ...pentingnya b. Apa ………….sasarannya c. Dimana ………...tempat d. Kapan …………batas waktu e. Siapa …………..orangnya f. Bagaimana …………..caranya 5. Melaksanakan langkah-langkah

perbaikan

Rencana perbaikan harus dilakukan sebagaimana mestinya dan diketahui oleh pihak-pihak yang terkait

6. Mengadakan evaluasi hasil a. Diagram Pareto b. Histogram c. Bagan Kendali 7. Mencegah terulangnya persoalan yang

sama

Dengan standarisasi, revisi standar operasi, inspeksi dan peraturan

8. Mencatat persoalan yang belum terpecahkan

Masukkan dalam rencana berikutnya. Mulai dari No. 1

(36)

C. PENELITIAN TERDAHULU

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan manajemen mutu telah dilaksanakan pada ruang lingkup industri yang berbeda-beda. Walaupun demikian, pada dasarnya beberapa penelitian terdahulu tersebut memiliki konsep yang sama. Konsep umum yang dapat disimpulkan antara lain faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk. Rahayu (1997) mendapatkan kesimpulan dari hasil penelitiannya terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi jaminan mutu produk bahwa bahan baku, proses produksi dan pengemasanlah yang berpengaruh terhadap mutu produk. Kusmayanti (1999) menemukan bahwa keberhasilan kelompok kerja di PT. Indofood tergantung pada partisipasi, komitmen manajemen puncak, kepemimpinan, komunikasi dan koordinasi, pendidikan dan pelatihan dan struktur tugas.

(37)

Tabel 2. Penelitian Terdahulu NO. NAMA

PENELITI

TEMPAT PENELITIAN

ANALISIS DIFOKUSKAN PADA KESIMPULAN

1. Rahayu (1997) PT. Nestle

Faktor yang mempengaruhi sistem jaminan mutu adalah bahan baku, proses produksi dan pengemasan.

2. Kusumayanti (1999)

PT. Indofood, Jakarta

Keberhasilan kelompok kerja Keberhasilan kelompok kerja tergantung pada partisipasi, komitmen manajemen puncak, kepemimpinan, komunikasi dan koordinasi, pendidikan dan pelatihan dan struktur tugas

3. Maflahah

Kinerja proses pengolahan nata de coco telah berlangsung dengan baik, kecuali pada tahapan proses pasteurisasi

4. Sitanayah

Pengukuran kinerja dengan bagan kendali X-R menunjukkan bahwa secara umum terkendali pada rentang 3-sigma

5. Yuli Arisanti (2001)

PT. Ultrindo Intijaya

Pengukuran kinerja proses pengolahan susu bubuk instan

Keseluruhan data pengukuran telah terkendali secara statistik pada rentang kendali 3-sigma.

6. Rahadi

Aspek-aspek yang perlu diukur dalam suatu pengendalian mutu dan keamanan pangan

Tahapan proses critical control point bahaya biologis meliputi penerimaan bahan, penyimpanan, pemasakan, garnishing, pra penyajian dan penyajian. diagram pareto dan diagram tulang ikan, kemudian mencari alternatif solusi menggunakan analisis SWOT

Masalah manajemen mutu meliputi organisasi, pendidikan dan pelatihan serta sarana yang dimiliki perusahaan. Alternatif untuk mengatasi masalah tersebut diantaranya yaitu dengan mengadakan pendidikan dan pelatihan secara berkala bagi para pekerja dan mengadakan kegiatan yang dapat mempererat persaudaraan karyawan diagram pareto dan diagram sebab akibat

(38)

D. WHEEL RIM

Wheel Rim adalah komponen yang menjadi tempat dimana ban dipasang. Biasanya terbuat dari bahan keras seperti metal aluminium dan lain-lain. Wheel rim disambungkan pada as dengan menggunakan jari-jari (McKeough, www.wheelchairnet.org)

Dengan meningkatnya kecanggihan teknologi dewasa ini, kualitas ban dan wheel rim memerlukan perhatian khusus terutama dalam hal desain, konstruksi dan aspek rasionya. Adanya getaran pada roda saat pemakaian dan masalah suspensi secara aktual diprediksi akibat ketidakseimbangan ban dan kesalahan pembuatan wheel rim yang berkaitan dengan kondisi mekanik roda (Yokohama Rubber Manufacturers Association, 2003), sedangkan dalam

Workplace Health and Safety Act (1998) dikemukakan bahwa dua penyebab utama kerusakan produk wheel rim pada saat perakitannya antara lain kerusakan atau ketidaksesuaian bagian rim dan adanya korosi atau pengotor pada rim. Berikut ini adalah gambar wheel rim (Gambar 1).

(39)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. KERANGKA PEMIKIRAN KONSEPTUAL

Manajemen mutu merupakan bagian dari manajemen yang secara keseluruhan dapat diartikan sebagai pengelolaan semua fungsi dan kegiatan yang diperlukan untuk menetapkan dan mencapai kualitas yang telah ditetapkan. Penerapan sistem manajemen mutu selain dapat mempercepat peningkatan mutu produk secara keseluruhan juga dapat mempercepat tumbuhnya cara kerja dan sikap mental yang lebih maju.

(40)

Gambar 2. Why-Why analysis dalam pengendalian mutu

Hasil dari penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi perusahaan untuk mengetahui apakah mutu wheel rim yang dihasilkan sudah dalam batas toleransi perusahaan. Apabila jumlah produk cacat masih diluar batas toleransi perusahaan maka perlu dilakukan perbaikan secara menyeluruh. Apabila kualitas produk yang dihasilkan berada dalam batas toleransi perusahaan maka proses perlu dipertahankan dan apabila memungkinkan dapat diperbaiki lagi. Diagram alir pemikiran konseptual dapat dilihat pada Gambar 3.

Disebabkan

Daftar penyebab yang dapat diperkirakan:

(41)

Gambar 3. Diagram alir pemikiran konseptual penelitian

Penelitian ini dimulai dengan pendefinisian masalah didalam proses produksi wheel rim sehingga masalah dapat tergambarkan dengan jelas kemudian dilanjutkan dengan pengukuran dan analisa masalah, hal ini diperlukan agar dapat menemukan akar permasalahan yang ada sehingga solusi yang diterapkan tepat sasaran. Implementasi solusi dan pengontrolan terhadap tindakan merupakan langkah terakhir agar permasalahan yang ada tidak muncul kembali.

B. METODE YANG DIGUNAKAN

Pada penelitian ini, analisa kinerja proses produksi wheel rim

menggunakan teknik manajemen kualitas yaitu lembar pemeriksaan, stratifikasi, diagram Pareto dan diagram sebab akibat.

1. Lembar Pemeriksaan

Lembar pemeriksaan mempunyai banyak tujuan yaitu mempermudah pengumpulan data dan memungkinkan analisis secara umum. Lembar pemeriksaan juga berfungsi sebagai pemeriksaan distribusi proses produksi, pemeriksaan lokasi cacat, pemeriksaan penyebab cacat, pemeriksaan konfirmasi dan lain-lain.

Pendefinisian masalah

Analisis Masalah

Pengontrolan Pengukuran Masalah

(42)

2. Stratifikasi

Stratifikasi adalah teknik pengelompokan data ke dalam kategori-kategori tertentu sehingga dapat menggambarkan permasalahan yang terjadi di dalam proses produksi dengan jelas.

3. Diagram Pareto

Analisis diagram Pareto digunakan untuk menunjukkan masalah apa yang pertama harus dipecahkan untuk menghilangkan kerusakan dan memperbaiki operasi berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Pada dasarnya diagram Pareto dapat digunakan sebagai alat interpretasi untuk menentukan urutan pentingnya prioritas masalah-masalah atau penyebab-penyebab dari masalah yang ada (Gasperz, 1997).

Diagram Pareto selain digunakan untuk perbaikan mutu dalam pabrik, dapat digunakan pula untuk memecahkan masalah efisiensi, konservasi bahan dan biaya penghematan energi. Diagram Pareto bertujuan untuk melihat bagian yang paling penting yang mempengaruhi proses produksi. Ishikawa (1988) merumuskan langkah-langkah untuk membuat diagram Pareto seperti daftar di bawah ini.

1. Ditentukan item klasifikasi yang akan digunakan dalam grafik 2. Ditetapkan periode waktu untuk digambarkan dalam grafik

3. Dijumlahkan setiap item untuk periode waktu yang telah ditetapkan 4. Digambar sumbu horizontal dan vertikal pada kertas grafik dan

membatasi sumbu vertikal dengan unit yang tepat

5. Di bawah sumbu horizontal dituliskan item yang paling penting, kemudian yang penting dan seterusnya.

6. Digambarkan balok, tinggi balok menggambarkan nilai pada sumbu vertikal

(43)

4. Diagram Sebab Akibat

Diagram sebab akibat dibuat untuk menggambarkan dengan jelas macam-macam penyebab yang dapat mempengaruhi mutu wheel rim dengan cara menyisihkan dan menghubungkan dengan sebab-sebab tersebut. Langkah-langkah pembuatan diagram sebab akibat (diagram tulang ikan) adalah sebagai berikut:

a) Menentukan masalah yang digambarkan dalam sebuah kotak di sebelah kanan dari garis panah utama.

b) Mencari faktor-faktor berpengaruh didalam proses produksi wheel rim

yang dinyatakan dengan panah cabang yang mengarah pada panah utama.

c) Mencari lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi faktor utama dan menuliskannya dalam panah yang mengarah pada panah faktor utama.

d) Mencari penyebab-penyebab utama dari diagram yang sudah lengkap dengan menggunakan teknik brainstorming.

5. Why-Why Analysis

Why-Why Analysis digunakan untuk menelusuri akar permasalahan dan menemukan solusi penyelesaiannya. Gaspersz (2002) menyatakan bahwa ada dua prinsip yang berkaitan dengan hukum sebab akibat:

1. Suatu akibat terjadi atau ada hanya jika penyebabnya itu ada pada titik yang sama dalam ruang dan waktu

(44)

IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. RUANG LINGKUP USAHA

PT. Dharma Polimetal merupakan salah satu perusahaan yang memfokuskan dalam industri manufaktur yang berbasis metal. Perusahaan di atas berdiri sejak tahun 1989. Sejalan dengan waktu dan berdasarkan dengan permintaan pasar baik lokal maupun internasional, PT. Dharma Polimetal mengembangkan sayapnya di berbagai unit bisnis seperti peralatan supermarket, peralatan kesehatan, komponen otomotif, alat pompa darah, dan kabel batere.

Perusahaan tersebut telah mendapatkan Internasional Standard

Organization (ISO) 14001 dari lembaga SAI (Standard Australia Indonesia) Global pada tahun 1998 sehingga sistem produksi yang dilakukan menggunakan pendekatan ramah lingkungan. Pada tahun 2003 perusahaan mendapatkan sertifikasi ISO 9001 dari lembaga yang sama. Dengan adanya ISO 9001 perusahaan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadikan pelanggan sebagai tujuan utama perusahaan. Langkah ini disertai dengan mengaplikasikan metode pengawasan mutu SPC (Statistical Process Control) dan metode six sigma.

B. LOKASI DAN TATA LETAK PERUSAHAAN

PT Dharma Polimetal terletak di Jalan Raya Serang km. 24 Balaraja – Tangerang 15610, Indonesia telepon (021) 5951630 (hunting), fax. 021 5951628, 5951664. Lokasi perusahaan ini merupakan bagian dari kawasan industri berat (metal) yang mulai dikembangkan ke arah barat Pulau Jawa.

C. STRUKTUR ORGANISASI

(45)

Manajemen grup. Tingkatan selanjutnya yaitu tingkatan divisi yang masih berada di bawah koordinasi manajemen grup antara lain divisi finance,

purchasing, factory insfrastruktur, human resource development, product engineering, inovation engineering, manufacture engineering, dharma machinery, information tech, marketing, dan divisi plant. Sesuai dengan masing-masing divisi, terkoordinasi di level bawahnya yaitu departemen-departemen dan pekerjanya. Struktur organisasi di PT. Dharma Polimetalsecara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 1. Sumber daya manusia di PT. Dharma Polimetal diperlihatkan pada Tabel 3 dibawah ini.

Tabel 3. Penempatan Karyawan di PT. Dharma Polimetal

No Pendidikan Terakhir Jabatan Jumlah (orang)

1. Perguruan Tinggi Manajer 34

Kepala Seksi 70

Kepala Unit 18

Diploma berjumlah 96 dan sarjana 26

2. SMU/Sederajat Kepala Seksi 11

Kepala Unit 60

Kepala Grup 232

Operator 1049

Staf 126

Sumber : PT. Dharma Polimetal (2005)

D. SARANA DAN PROSES PRODUKSI

Sarana produksi utama yang digunakan oleh PT. Dharma Polimetal dalam proses produksi wheel rim adalah rangkaian mesin yang terdiri atas unit-unit yang beroperasi secara kontinyu. Wheel rim merupakan inti roda dari kendaraan bermotor.

Proses produksi wheel rim dimulai sejak bahan diterima oleh perusahaan. Adapun rangkaian prosesnya antara lain terbagi ke dalam bagian-bagian utama antara lain material receiving, forming, pengelasan, deburing and polishing, serta punchingandmarking. Selama proses produksi wheel rim

(46)

kotoran bubuk besi maupun kotoran oli dan pengotor lainnya. Pengotor akan mengganggu proses selanjutnya seperti pada proses pengelasan, pengotor akan menghalangi elektroda bersentuhan dengan permukaan wheel rim.

Rangkaian mesin berikut proses produksi diuraikan sebagai berikut:

1. Material Receiving

Raw material diterima oleh perusahaan dalam bentuk plat-plat panjang bahan. Mesin yang termasuk ke dalam unit material receiving adalah

uncoiler dan steamer. Uncoiler adalah mesin yang berfungsi untuk membentuk bahan menjadi pelat sesuai spesifikasi yang diperlukan. Mesin selanjutnya adalah mesin steamer yang mampu membersihkan pelat dari pengotor-pengotor yang biasa menempel pada pelat. Suhu steamer

berkisar antara 70 – 100 oC dengan suhu aktual 100 oC. Pengotor dibersihkan dengan uap panas sampai terlepas dari pelat.

2. Forming

Forming merupakan unit pertama setelah material receiving yang berperan dalam pembentukan bagian dan bentuk dasar dari wheel rim. Mesin-mesin yang termasuk ke dalam rangkaian unit forming antara lain mesin formingfront, seam weld, formingrear dan cutting forming. Mesin

formingfront terdiri dari batangan-batangan roda berjajar sepanjang jalur pembentukan. Mesin forming front akan membentuk permukaan pelat sesuai pola wheel rim yang ditentukan.

Seam weld merupakan mesin dengan dua pasang roda yang saling berhadapan. Mesin seam weld memiliki alat pengelas atau elektroda atas dan bawah yang akan membentuk lipatan kedua sisi wheel rim.

Forming rear merupakan rangkaian akhir yang akan menyempurnakan bentukan-bentukan unit forming sebelumnya.

Cutting forming merupakan unit terakhir dari rangkaian unit forming. Mesin ini memiliki pemotong yang akan memisahkan bagian ujung wheel

(47)

3. Flash Butt dan Deburing

Flashbutt merupakan mesin yang berfungsi menyambungkan kedua ujung

wheel rim yang telah dibentuk pada unit forming. Mesin pengelasan flash butt dijalankan secara manual oleh operator.

Sebagaimana halnya mesin flash butt, mesin deburing baik itu yang pertama dan kedua berfungsi untuk menghaluskan bagian luar wheel rim

dan bagian dalamnya. 4. Polishing

Unit pertama dari rangkaian mesin polishing adalah mesin rim expander

yang akan mencek keakuratan dari ukuran dan dimensi wheel rim yang diproses. Side dan middle polishing bertujuan untuk lebih memperhalus permukaan samping dan tengah wheel rim.

5. Buffing

Ada tiga bagian dari unit buffing yaitu side buff, middle buff dan auto buff. Ketiganya sama-sama akan mengkilapkan wheel rim. Perbedaan ketiganya adalah pada bagian yang dikilapkan dan operasinya. Side dan middle buff

masing-masing akan mengkilapkan bagian samping dan tengah, sedangkan

auto buff secara otomatis akan mengkilapkan seluruh permukaan wheel rim.

6. Punching dan Marking

Rangkaian unit mesin terakhir adalah punching dan marking. Mesinnya berupa mesin auto punch yang akan melubangi bagian wheel rim sebagai tempat masuknya jari-jari. Setelah semua proses selesai maka wheel rim

dicap dan diberi merk sesuai dengan pesanan.

Selain rangkaian unit utama masih terdapat sarana / unit lainnya yang berfungsi membantu kelancaran proses produksi. Sarana pembantu tersebut diantaranya unit pembersihan, kompresor angin dan lain-lain.

(48)

elektroda bersentuhan dengan permukaan wheel rim. Berikut ini adalah gambar diagram alir proses produksi Wheel rim (Gambar 5).

Material receiving

Uncoiler

Steamer

Forming

Flash Butt

Deburring I dan II

Rim Expander

Side dan Middle Polish

Side dan Middle Buffing

Punching

Marking

Produk Akhir

(49)

E. PENGAWASAN MUTU PRODUK

Produk wheel rim senantiasa diawasi dan dikontrol mutunya selama proses untuk memastikan bahwa setiap produk yang dihasilkan senantiasa sesuai dengan standar yang ditetapkan. Hal ini sejalan dengan prinsip manajemen kualitas yang mengemukakan bahwa semakin dini suatu cacat diketahui maka semakin efisien proses yang dilakukan untuk menanggulangi cacat tersebut. Lain halnya apabila cacat pada produk diketahui setelah produk jadi.

Pengawasan mutu produk yang dilakukan di PT. Dharma Polimetal antara lain berupa tindakan evaluasi yang dilakukan oleh pihak departemen

Quality Control. Tindakan evaluasi direkapitulasi dalam lembar ”Problem Analysis and Countermeasure Sheet”. Adapun pedoman penyelesaian masalah yang dipakai oleh perusahaan berbentuk buku petunjuk yang disebut Problem Identification and Corrective Action (PICA).

Dalam PICA terdapat empat langkah yang dilakukan oleh perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang ada. Empat langkah tersebut dijelaskan di bawah ini (PT. Dharma Polimetal, 2003).

1. Problem Condition (Keadaan Permasalahan / Gejala / Fakta)

Langkah pertama dalam menyelesaikan masalah adalah mendeskripsikan permasalahan yang dihadapi. Informasi tentang masalah sangat penting untuk memahami masalah yang dihadapi. Semakin banyak informasi diperoleh maka semakin mudah masalah difahami dan dicari penyelesaiannya. Informasi dapat diperoleh dengan melakukan analisa awal terhadap sampel, kemudian menguraikan dugaan awal sampai tergambar gejala masalah yang dihadapi.

2. Factual Data & Analysis (Data Fakta / Sampel & Analisa Data)

Simulasi terhadap dugaan awal diperlukan untuk menghasilkan kepastian penyebab dari dugaan awal. Setelah kepastian penyebab diperoleh maka langkah selanjutnya adalah memisahkan antara fakta dan non fakta terhadap penyebab penyimpangan.

(50)

Penyebab penyimpangan diperoleh dengan melakukan analisa whywhy

(mengapa – mengapa), kemudian melakukan pemeriksaan dan penyesuaian produksi aktual terhadap standar yang ditetapkan.

4. Action Plan (Rencana Pemecahan Masalah)

Lakukan perencanaan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan dengan jelas agar dijalankan dengan baik. Perencanaan tindakan dapat dilakukan dengan menggunakan metode 5W (What, Where, When, Who, Why) + 2H (How, How much).

5. Actual Effect, Feed Back & Follow Up

Evaluasi hasil dari tindakan perbaikan dan gunakan informasinya sebagai

(51)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PRODUKSI WHEEL RIM

Data produksi wheel rim diperoleh dengan merekapitulasi hasil pengamatan terhadap produk yang dihasilkan yang berupa lembar pemeriksaan. Data yang digunakan adalah data yang diperoleh selama empat bulan terhitung mulai bulan Agustus 2004 sampai bulan Nopember 2004. Informasi ditampilkan dalam dua golongan yaitu, data kuantitas dan kualitas.

(52)

Tabel 4. Data Kuantitas Produksi Bulan Agustus – Nopember 2004 Jumlah Produksi Bulan

No. Jumlah

Item Total Agustus September Oktober November

1. Planning

A/R (%) : Rata-rata produk yang dihasilkan S/R (%) : Rata-rata produk cacat

L/S (%) : Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk produk reject

Tabel 5. Data Kualitas Produksi Bulan Agustus – Nopember 2004 Jumlah Produksi Bulan

No. Item Total

Agustus September Oktober November

1. Jumlah produksi

(Unit) 166.521 40.199 37.340 51.263 37.719

Data historis selama bulan Agustus 2004 sampai bulan Nopember 2004 menunjukkan terjadinya penurunan jumlah produk reject. Untuk industri produk-produk mesin seperti wheel rim, persentase produksi wheel rim di atas masih rendah. Tingginya jumlah reject (28.159 ppm) dan rework

(2.360 ppm) pada produk merupakan indikasi yang sangat kuat bahwasanya proses yang terjadi tidak efektif dan efisien. Saat ini standar manajemen kualitas yang mulai dikembangkan adalah konsep zero defect atau kesalahan nol, serta target awal yang dicanangkan perusahaan adalah 150 ppm untuk

(53)

Gambar 5. Grafik Jumlah Produk Reject bulan Agustus – November 2004 (PT. Dharma Polimetal, 2004)

Dengan demikian bahwa proses produksi wheel rim di PT Dharma Polimetal berjalan belum optimal (28.159 ppm) karena masih dibawah target yang ditetapkan oleh PT. DP yaitu 150 ppm. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan langkah-langkah evaluasi dan perbaikan terhadap proses produksi yang selama ini telah dilakukan.

B. ANALISA PARETO

Permasalahan-permasalahan yang didapat dalam menganalisis tahapan proses produksi harus dikelompokkan ke dalam prioritas-prioritas tertentu sesuai dengan tingkat pengaruh yang diakibatkannya. Analisis pareto digunakan untuk menentukan permasalahan mana yang harus menjadi prioritas perbaikan pertama. Informasi yang digunakan untuk melakukan analisis pareto adalah data yang menampilkan kegagalan-kegagalan pada setiap tahapan proses produksi. Data produksi yang digunakan merupakan data dari periode berjalan yaitu bulan Desember 2004. Hal ini dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa data pada periode berjalan merupakan data yang terbaru. Selain itu, berdasarkan stratifikasi kegagalan produk, data yang digunakan merupakan data tentang jumlah dan karakteristik produk yang ditolak atau reject, sedangkan produk yang rework tidak menjadi bahan Analisis Pareto. Hal ini dikarenakan rework sesungguhnya merupakan produk

(54)

gagal namun masih dapat dikerjakan ulang walaupun akan mengakibatkan ketidakefisienan, baik dari segi waktu maupun tenaga kerja.

Kerusakan-kerusakan yang ditemukan terdapat pada produk akhir bervariasi sesuai frekuensi kerusakan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa setidaknya ada enam jenis kerusakan yang paling banyak ditemukan, yaitu:

1. Punch bopeng

Kerusakan jenis ini paling banyak ditemukan dari keseluruhan kasus kerusakan. Produk dikategorikan memiliki kerusakan jenis punch bopeng apabila lubang hasil proses punching bopeng atau tidak sesuai dengan standar ukuran yang ditetapkan.

2. Flash Butt

Kerusakan produk digolongkan ke dalam jenis flash butt apabila kerusakannya terdapat pada bagian hasil penyambungan (pengelasan) wheel rim, baik berupa tidak sejajarnya hasil penyambungan ataupun berupa kasarnya sambungan melebihi toleransi yang ditetapkan.

3. Punch Buntet

Lubang wheel rim hasil punching adakalanya terbentuk tidak sempurna berupa lubang yang tidak tembus. Hal ini disebabkan masih menempelnya gram (sisa pelubangan) pada lubang yang dibentuk. Kerusakan jenis ini yang digolongkan ke dalam jenis kerusakan punch buntet.

4. Auto polish

Pada tahapan polishing, kerusakan yang sering terjadi adalah tidak halusnya permukaan wheel rim hasil polishing.

5. Oval

(55)

6. Forming

Kerusakan pada tahapan proses forming ini berupa tidak sesuainya bentuk wheel rim dengan standar baku desain wheel rim yang ditentukan. Dibandingkan dengan jenis-jenis kerusakan lainnya, kerusakan pada unit forming memiliki frekuensi yang paling kecil.

Data kerusakan berdasarkan jenisnya diurutkan dari urutan proses dengan presentasi kegagalan terbanyak sampai terkecil.Urutan tahapan proses produksi dengan kegagalan terbanyak sampai terkecil diperlihatkan pada Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah Kerusakan Berdasarkan Jenis Kerusakan.

Line I Line II Total

No. Jenis Kerusakan Jumlah (Unit)

Jenis Kerusakan Jumlah (Unit)

Jenis Kerusakan Jumlah (Unit)

(56)

0

Gambar7. Persentase Kerusakan Berdasarkan Jenis Kerusakan (PT. Dharma Polimetal, 2004)

(57)

0

Gambar 9. Diagram Pareto Kerusakan Produk Berdasarkan Jenis Kerusakan.

C. DIAGRAM SEBAB AKIBAT

Diagram sebab akibat merupakan diagram yang digunakan untuk mengidentifikasi akar penyebab masalah, membantu menemukan ide-ide solusi suatu masalah dan membantu penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut. Sesuai dengan nama penemunya, diagram sebab akibat disebut juga diagram Ishikawa (Ishikawa, 1988). Diagram sebab akibat berbentuk garis-garis analisis yang menguraikan suatu permasalahan menjadi akar-akar permasalahannya. Karena bentuk diagramnya seperti garis-garis yang sejajar bercabang maka diagram sebab akibat juga biasa disebut sebagai diagram tulang ikan (fishbone).

Berdasarkan analisis pareto diketahui bahwa kesalahan terbesar penyebab terjadinya produk gagal terjadi pada tahapan proses punching dan

butting. Langkah pertama dalam melakukan perbaikan adalah berusaha menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi dan berperan pada saat

(58)

Gambar 9. Diagram Sebab Akibat Kualitas Wheel rim

Pada diagram sebab akibat di atas terlihat bahwa terdapat empat faktor utama yang mempengaruhi kualitas hasil pencetakan yaitu Metoda, Manusia , Material dan Mesin.

1. Metoda

Metoda pengawasan mutu yang tepat mempengaruhi kualitas hasil pencetakan. Metode pengawasan mutu dipengaruhi oleh bagaimana prosedur pengukuran yang dilakukan meliputi faktor-faktor apa saja yang diukur dan dipengaruhi pula oleh fungsi alat ukur yang digunakan. Berdasarkan pengamatan di lapangan metode-metode yang menjadi landasan bagi operator serta supervisor untuk bekerja seperti PICA, SPC sudah cukup lengkap dan menyeluruh.

2. Manusia

(59)

dengan baik maka pekerja dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan kualitas produk yang dihasilkan pun dapat baik.

Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwasanya operator, QC dan teknisi lebih banyak mengandalkan pengalaman kerja dalam menyelesaikan masalah dibandingkan dengan menerapkan konsep PICA ataupun why-why analysis. Selain itu banyak dari mereka baru ditempatkan pada divisi wheel rim, ini terjadi pada bulan Agustus 2004. Setelah bulan Agustus manajemen perusahaan mulai menempatkan orang-orang yang berpengalaman dalam produksi wheel rim.

3. Material

Beberapa cacat produk dapat disebabkan oleh tidak terpenuhinya standard material yang akan digunakan. Faktor dari bahan material adalah kondisi material yang teramati secara fisik seperti tidak adanya karat dan dimensi material yang sesuai dengan standar.

4. Mesin

(60)

D. ANALISA PERMASALAHAN

Analisa terhadap permasalahan utama yaitu cacat pada lubang hasil proses punching dan flash butt menggunakan why – why analysis kemudian dilanjutkan dengan diagram sebab akibat dimana setiap bentuk cacat atau kesalahan dianalisa penyebabnya sampai serinci mungkin.

1. Cacat Lubang.

Penyebab Akibat

Gambar 10. Why-why analysis cacat lubang

Berdasarkan metoda why-why analysis penyebab cacat lubang ada dua yaitu lubang tidak tembus dan jarak lubang tidak sesuai. Lubang tidak tembus dikarenakan proses penusukan dan tekanan mesin punching tidak sempurna, sedangkan jakak antara lubang tidak sesuai dengan ukuran dikarenakan blok punch tidak sejajar dengan dies.

Cacat lubang Lubang tidak sempurna

Lubang tidak tembus karena penusukan dan tekanan mesin

punching tidak sempurna.

Jarak antara lubang di wheel rim tidak sesuai dengan ukuran, ini dikarenakan blok punch tidak sejajar dengan

(61)

Gambar 11. Diagram Sebab Akibat Cacat lubang

Masalah pertama yang ditemui adalah tidak sempurnanya lubang hasil proses punching. Permasalahan ini terbagi ke dalam dua bentuk cacat yaitu tidak tembusnya lubang hasil penusukan oleh mesin auto clamping dan jarak antar lubang yang tidak seragam dan sesuai dengan ukuran yang ditetapkan.

Masalah kedua yaitu tidak tembusnya lubang hasil auto punch

dianalisa sebagai akibat dari proses penusukan yang tidak berjalan dengan baik. Proses clamping yang selama ini dilakukan oleh perusahaan menggunakan mesin dengan sistem inner clamping. Sistem di atas mempunyai kelemahan dimana gram sisa pelubangan kurang tertekan sehingga sering masih menempel pada rim yang disebut dengan istilah punch buntet. Permasalahan dapat diminimalisir dengan mengganti sistem inner clamping

(62)

terlepas setelah ditiup oleh air blow. Perbedaan sistem inner clamping dengan sistem outer clamping terletak pada cara pelubangannya. Sistem inner clamping melubangi dengan cara mendorong bagian dalam rim yang akan dilubangi, sehingga terkadang sisa pelubangan masih menempel pada bagian pinggirnya. Sistem outer clamping melubangi dengan cara mendorong bagian pinggir dari rim yang akan dilubangi. Hal ini akan mencegah menempelnya sisa pelubangan pada rim. Perbedaan kedua sistem pelubangan wheel rim

dapat dilihat pada Gambar 12.

Alat pembentuk lubang

rim

(a) (b)

A: Punch B: Dies

Gambar 12. Perbedaan sistem inner clamping dengan sistem outer clamping

a. Sistem inner clamping b. Sistem outer clamping

Selain sistem clamping, besarnya tekanan udara air blow menjadi penentu kesempurnaan lubang yang dihasilkan. Tekanan udara harus mencukupi tekanan minimal untuk melepaskan logam sisa pelubangan dari

rim sehingga tidak menempel pada rim.

Presisi jarak antar lubang punching sangat penting mengingat perannya yang tidak hanya berkaitan dengan kenyamanan tetapi juga menyangkut keamanan pada saat wheel rim dipakai. Masalah kedua yang seringkali muncul dan menyebabkan produk ditolak (reject) adalah tidak sesuainya jarak antar lubang punch dengan spesifikasi yang ditetapkan. Hal ini disebabkan tidak segarisnya antara block punching dengan titik pelubangan (dies) sehingga auto punch tidak mengenai sasaran dengan tepat. Untuk mengatasinya diperlukan penggantian block punching secara teratur untuk menjamin lurusnya punch dengan dies.

A

Gambar

Gambar 1. Wheel Rim ....................................................................................
Tabel 1. Langkah-langkah pemecahan masalah dengan menggunakan teknik dasar
Tabel 2. Penelitian Terdahulu
Gambar 1. Wheel rim.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan 15% pollard dalam ransum ternyata menurunkan produksi telur, dan sebaliknya setelah mengalami fermentasi oleh ragi

Materi disampaikan kepada peserta didik melalui papan bimbingan yang ada di depan ruang BK dengan tujuan mengoptimalisasi papan bimbingan yang sudah ada di depan

Photodioda adalah diode yang bekerja berdasarkan intensitas cahaya jika photodioda terkena cahaya maka photodioda bekerja seperti dioda pada umunya, tetapi jika tidak

Dari pembahasan ini dapat penulis simpulkan bahwa penelitian merupakan carameperoleh pngeahun dengan cara ilmuiah yang menghasilkan ilmu, kemudian dalam penelitian ada

[r]

tanggapan personal tentang buku yang dibaca juga dibuat sebagai pilihan (tidak diwajibkan). Pemberian tugas seperti membuat ringkasan cerita akan menghilangkan sifat kegiatan

Setelah melakukan kegiatan pengamatan dan menanya , siswa dipinta untuk mengumpulkan data, menggali informasi yang terkait dengan kegiatan mengamati setelah itu

Moreover, as Williams (1985, quoted by Gaia, 2002) has pointed out, men always afraid of presenting a weak and vulnerable portrait of the self to others, so in their