• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Usahatani Semangka (Studi Kasus: Desa Lestari Dadi Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Usahatani Semangka (Studi Kasus: Desa Lestari Dadi Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai)"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Karakteristik Petani Semangka di Desa Lestari Dadi Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai

(2)

No Sampel Umur (tahun)

Pendidikan Terakhir

Lama Berusahatani

(tahun)

Luas Lahan (ha)

34 43 Tamat SD 20 1

35 50 Tidak Tamat SD 25 1,8

36 38 Tamat SMP 10 1,8

37 40 Tamat SD 18 1

38 38 Tamat SMP 10 0,6

39 37 Tamat SMA 10 0,8

40 42 Tamat SD 18 1,2

(3)

Lampiran 2. Biaya Polybag, dan Mulsa (Saprodi) yang Dikeluarkan Petani Semangka di Desa Lestari Dadi Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai

(4)

No Sampel

Polybag Mulsa

Fisik (pcs)

Harga (Rp/pcs)

Jumlah (Rp)

Fisik (gulung)

Harga (Rp/gulung)

Jumlah (Rp)

33 3.600 60 216.000 7,5 265.000 1.987.500

34 6.000 60 360.000 12,5 265.000 3.312.500

35 10.800 60 648.000 22,5 265.000 5.962.500

36 10.800 60 648.000 22,5 265.000 5.962.500

37 6.000 60 360.000 12,5 265.000 3.312.500

38 3.600 60 216.000 7,5 265.000 1.987.500

39 4800 60 288.000 10 265.000 2.650.000

40 7.200 60 432.000 15 265.000 3.975.500

Σ 255.000 2.400 15.300.000 528,5 10.600.000 140.048.500

�� 6.375 60 382.500 13,21 265.000 3.501.212,5

Keterangan:

1 gulung mulsa plastik = 500 meter

(5)
(6)

No Sampel

Benih Pupuk

Fisik (bungkus)

Harga (Rp/bungkus)

Jumlah (Rp)

Kompos

(Rp) Kimia (Rp)

Jumlah (Rp)

34 17 40.000 680.000 500.000 4.000.000 4.500.000

35 31 40.000 1.240.000 900.000 8.460.000 9.360.000

36 31 40.000 1.240.000 900.000 8.460.000 9.360.000

37 17 40.000 680.000 500.000 4.000.000 4.500.000

38 10 40.000 400.000 300.000 2.820.000 3.120.000

39 14 40.000 560.000 500.000 3.575.000 4.075.000

40 20 40.000 800.000 600.000 5.640.000 6.240.000

Σ 720 1.600.000 28.260.000 22.950.000 194.155.000 215.605.000

(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)

Lampiran 6. Biaya Pengolahan Lahan, Pemupukan Dasar, Pemasangan Mulsa, dan Penanaman yang Dikeluarkan Petani Semangka di Desa Lestari Dadi Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai per Musim Tanam

No Sampel

Pengolahan Lahan Pemupukan Dasar Pemasangan Mulsa Penanaman

(14)

No Sampel

Pengolahan Lahan Pemupukan Dasar Pemasangan Mulsa Penanaman

(15)

No Sampel

Pengolahan Lahan Pemupukan Dasar Pemasangan Mulsa Penanaman

(16)

Lampiran 7. Biaya Pemupukan, Penyulaman, Penyiangan, dan Penyemprotan Rumput yang Dikeluarkan Petani Semangka di Desa Lestari Dadi Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai per Musim Tanam

No Sampel

Pemupukan Penyulaman Penyiangan Penyemprotan Rumput

(17)

No Sampel

Pemupukan Penyulaman Penyiangan Penyemprotan Rumput

(18)

No Sampel

Pemupukan Penyulaman Penyiangan Penyemprotan Rumput

(19)

Lampiran 8. Biaya Penyemprotan Pestisida dan Pemanenan yang Dikeluarkan Petani Semangka di Desa Lestari Dadi Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai per Musim Tanam

No Sampel

Penyemprotan Pestisida Pemanenan Tenaga Kerja (HKO) Jumlah

(20)

No Sampel

Penyemprotan Pestisida Pemanenan Tenaga Kerja (HKO) Jumlah

(Rp)

Produksi (kg)

Jumlah (Rp)

TKDK TKLK

32 6 10 1.120.000 21.600 2.160.000

33 8 - 560.000 10.650 1.065.000

34 4 12 1.120.000 17.500 1.750.000

35 2 20 1.540.000 33.750 3.375.000

36 2 22 1.680.000 33.750 3.375.000

37 8 8 1.120.000 17.500 1.750.000

38 6 2 560.000 10.650 1.065.000

39 6 4 700.000 14.000 1.400.000

40 4 12 1.120.000 21.900 2.190.000

Σ 202 444 45.220.000 763.525 76.352.500

�� 5,05 11,10 1.130.500 19.088,13 1.908.812,5

Keterangan:

TKDK = Tenaga Kerja Dalam Keluarga TKLK = Tenaga Kerja Luar Keluarga Upah Tenaga Kerja Pria = Rp 70.000/hari

Upah Tenaga Kerja Wanita = Rp 60.000/hari

(21)

Lampiran 9. Biaya Penyusutan Alat Pertanian yang Dikeluarkan Petani Semangka per Musim Tanam di Desa Lestari Dadi Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai

No Sampel

Cangkul Sprayer Parang Kereta Sorong

(22)

No Sampel

Cangkul Sprayer Parang Kereta Sorong

(23)

Keterangan:

Harga Cangkul = Rp 50.000/buah - Rp 70.000/buah Harga Sprayer = Rp 400.000/buah - Rp 600.000/buah Harga Parang = Rp 50.000/buah - Rp 70.000/buah Harga Kereta Sorong = Rp 600.000/buah – Rp 700.000/buah Nilai Residu Cangkul = Rp 5.000

(24)

Lampiran 10. Total Biaya Tetap dan Biaya Variabel yang Dikeluarkan Petani Semangka di Desa Lestari Dadi Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai

No

10 107.250 4.500.000 - 4.607.250 18.515.500 12.715.000 31.230.500 35.837.750

11 100.125 - 206.250 306.375 14.520.000 10.565.000 25.085.000 25.391.375

18 117.875 4.500.000 - 4.617.875 18.515.500 12.645.000 31.160.500 35.778.375

19 51.000 - 110.000 161.000 8.263.000 5.190.000 13.453.000 13.614.000

20 42.250 - 82.500 124.750 6.338.500 4.105.000 10.443.500 10.568.250

(25)

No

31 107.000 4.500.000 - 4.607.000 18.515.500 12.595.000 31.110.500 35.717.500

32 68.500 - 165.000 233.500 12.517.500 8.380.000 20.897.500 21.131.000

Σ 2.552.625 34.500.000 3.946.250 40.998.875 434.678.500 299.602.500 734.281.000 775.279.875

(26)

Keterangan:

Biaya Sewa Lahan = Rp 100.000/rante = Rp 2.500.000/ha

(27)
(28)

No Sampel

Produksi (kg)

Harga Jual (Rp/kg)

Penerimaan (Rp)

Total Biaya (Rp)

Pendapatan (Rp)

33 10.650 2400 25.560.000 10.434.500 15.125.500

34 17.500 2.350 41.125.000 16.298.000 24.827.000

35 33.750 2.350 79.312.500 31.364.375 47.948.125

36 33.750 2.350 79.312.500 35.754.375 43.558.125

37 17.500 2.350 41.125.000 16.238.625 24.886.375

38 10.650 2400 25.560.000 11.910.125 13.649.875

39 14.000 2.350 32.900.000 13.732.125 19.167.875

40 21.900 2.350 51.465.000 21.143.500 30.321.500

Σ 763.525 94.550 1.803.322.500 775.279.875 1.028.042.625

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2012. Manfaat Buah Semangka. http://manfaat dan kandungan. blogspot.com

Ariani, R. 2008. Analisis Efisiensi Ekonomis Usahatani Semangka (Citrullus vulgaris, Schard) di Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan). Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Andalas. Padang.

Astutiningsih. 2009. Analisis pendapatan usahatani semangka (Citrullus vulgaris) di Kabupaten Sragen. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

A.T. Mosher. 1987. Menggerakkan Dan Membangun Pertanian. Jakarta: Yasaguna.

Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. 2015. Sentra Produksi Semangka di Sumatera Utara Tahun 2012. Badan Pusat Statistik Sumatera Utara.

Butar-Butar, H. 2010. Analisis Usahatani Padi Sawah dalam Penangkaran Benih. Medan.

Damayanti, M.N. 2009. Kajian Keberhasilan Pelaksanaan Kemitraan dalam Meningkatkan Pendapatan Antara Petani Semangka di Kabupaten Kebumen JawaTengah Dengan CV Bimandiri. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Daniel, M. 2002. Metode Penelitian Sosial Ekonomi: Dilengkapi Beberapa Alat Analisa dan Penuntun Penggunaan. Jakarta: Bumi Aksara.

Dinas Pertanian Kabupaten Serdang Bedagai. 2015. Produktivitas Semangka Daerah Sentra Produksi di Kabupaten Serdang Bedagai April 2015. Dinas Pertanian Kabupaten Serdang Bedagai.

Duljapar, K dan Setyowati, R.N. 2000. Petunjuk Bertanam Semangka Sistem Turus. Jakarta: Penebar Swadaya.

Harian Jurnal Asia. 2014. Tingkatkan Sektor Pertanian Hortikultur

Hernanto, F. 1989. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.

Joesron dan Fathorrozi. 2003. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba Empat. Kalie, M.B. 1991. Bertanam Semangka. Jakarta: Penebar Swadaya.

(30)

Rukmana, R. 1994. Budidaya Semangka Hibrida. Yogyakarta: Kanisius. Samadi, B. 1996. Semangka Tanpa Biji. Yogyakarta: Kanisius.

Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Jakarta: Universitas Indonesia. Soekartawi. 1996. Pembangunan Pertanian. Jakarta: Raja Grafindo.

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Raja Grafindo. Sunarjono. 2000. Aneka Permasalahan Semangka dan Melon Beserta

Pemecahannya. Jakarta: Penebar Swadaya.

Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia.

Umar, H. 2000. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.Jakarta: Grafindo Persada.

Wihardjo,F.A.S. 1993.Bertanam Semangka. Yogyakarta: Kanisius. Wirakusumah. 1994. Konsumsi per Kapita Buah-buahan. Jakarta.

Wedastra, M.S. 2010. Analisis Ekonomi Agribisnis Semangka di Kabupaten Lombok Barat. Skripsi. Universitas Mahasaraswati Mataram.

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive atau sengaja berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang diambil dari tujuan penelitian. Daerah yang dijadikan tempat penelitian adalah Desa Lestari Dadi Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai. Pemilihan daerah ini dikarenakan Desa Lestari Dadi merupakan salah satu sentra produksi semangka di Kabupaten Serdang Bedagai. Berdasarkan data dari dinas pertanian Kabupaten Serdang Bedagai, Kecamatan Pegajahan menjadi salah satu sentra produksi semangka di Kabupaten Serdang Bedagai. Produktivitas semangka di daerah sentra produksi Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1. Produktivitas Semangka Daerah Sentra Produksi di Kabupaten Serdang Bedagai April 2015

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Serdang Bedagai, 2015 Kecamatan Luas Panen

(Ha) Produksi (Kw)

Produktivitas (Kw/Ha)

Perbaungan 246 86.100 350

Pantai Cermin 5 2.000 400

Tebing Syahbandar 1 300 300

(32)

3.2. Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah petani semangka di Desa Lestari Dadi Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai. Berdasarkan informasi dari yang diperoleh diketahui bahwa jumlah petani semangka di daerah penelitian yaitu sebanyak 64 petani. Untuk menentukan besarnya sampel, maka peneliti menggunakan rumus Slovin, sebagai berikut:

n =

�+�.�²

Dimana:

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = Kesalahan pengambilan sampel yang ditolerir (Umar, 2000)

Dengan menggunakan rumus Slovin dan tingkat kesalahan sebesar 10% maka jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu:

n= 64

1+64.(0,1)²

n = 64

1+0,64

n = 39,02 = 40

(33)

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil observasi (pengamatan) dan wawancara secara langsung dengan petani sampel di daerah penelitian melalui kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder diperoleh dari kantor atau instansi terkait seperti kantor Desa Lestari Dadi, dinas pertanian Kabupaten Serdang Bedagai, dan Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.2. Metode Pengumpulan Data

Jenis Data Data yang diambil Sumber Data

Teknik Pengumpulan

Data Data Primer a. Identifikasi Petani

b. Luas Lahan

semangka daerah sentra produksi di Kabupaten

Serdang Bedagai b. Data daerah sentra

(34)

3.4. Metode Analisis Data

Untuk menyelesaikan masalah pertama digunakan analisis deskriptif dengan melihat tingkat produksi semangka petani di daerah penelitian. Untuk menyelesaikan masalah kedua digunakan analisis biaya usahatani sebagai berikut:

3.4.1. Analisis Biaya

Menurut Suratiyah (2006) total biaya produksi adalah penjumlahan dari biaya tetap (fixed cost) dengan biaya tidak tetap (variable cost), dan dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut:

TC = FC + VC Keterangan:

TC = Total Biaya (Rp) FC = Biaya Tetap (Rp) VC = Biaya Variabel (Rp)

Untuk menghitung biaya penyusutan digunakan metode garis lurus (Straight Line Method) yaitu sebagai berikut:

Harga Pembelian – Nilai Residu Penyusutan per tahun =

(35)

Untuk menyelesaikan masalah ketiga digunakan analisis pendapatan sebagai berikut:

3.4.2. Analisis Pendapatan

Menurut Soekartawi (2002) penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual, pernyataan ini dapat ditulis sebagai berikut:

TR = Y. PY Keterangan:

TR = total penerimaan (Rp)

Y = produksi yang diperoleh dalam suatu usaha tani (Rp) PY = Harga Y (Rp)

Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya sehingga dapat ditulis dengan rumus :

Pd = TR – TC Keterangan :

Pd = Pendapatan usahatani (Rp) TR = Total Penerimaan (Rp) TC = Total Biaya (Rp)

Untuk menyelesaikan masalah keempat digunakan analisis kelayakan usahatani sebagai berikut:

3.4.3. Analisis Kelayakan Usahatani

(36)

1. R/C Ratio

R/C adalah singkatan dari Revenue Cost Ratio, atau dikenal sebagai perbandingan (nisbah) antara penerimaan dan biaya. Secara matematik hal ini dituliskan :

a = R/C Keterangan:

a = pembanding (nisbah) antara penerimaan dan biaya R = penerimaan

C = Biaya Kriteria uji:

Jika R/C > 1, layak untuk diusahakan Jika R/C < 1, tidak layak untuk diusahakan (Soekartawi, 2002).

2. Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas tenaga kerja yaitu perbandingan antara pendapatan dengan total tenaga kerja yang dicurahkan per usahatani dengan satuan Rp/HKO. Total tenaga kerja yang dicurahkan yaitu jumlah tenaga kerja keluarga ditambah dengan

jumlah tenaga kerja luar keluarga per usahatani dengan satuan HKO (Suratiyah, 2006).

Produktivitas tenaga kerja = Pendapatan (Rp)

(37)

Dalam perhitungan curahan tenaga kerja maka digunakan standar perhitungan berdasarkan umur tenaga kerja dengan standar konversi sebagai berikut:

1. Tenaga anak- anak (10-14) tahun : Laki- laki = 0,5 HKP, Wanita = 0,4 HKP 2. Tenaga laki- laki dewasa ≥ 15 tahun = 1 HKP

3. Tenaga wanita dewasa ≥ 15 tahun = 0,8 HKP

Standar konversi tersebut berlaku dengan jumlah jam kerja yang sama dalam 1 hari kerja yakni 7 jam kerja(Butar- Butar, 2010).

Perhitungan produktivitas tenaga kerja dapat dikategorikan untuk melihat apakah usahatani layak atau tidak dengan kriteria uji:

a. jika produktivitas tenaga kerja > tingkat upah yang berlaku, maka usahatani layak.

b. jika produktivitas tenaga kerja < tingkat upah yang berlaku, maka usahatani tidak layak.

3. BEP (Break Even Point)

Yaitu titik dimana petani tidak mendapatkan untung ataupun rugi. Hal ini dapat dilihat jika total penerimaan sama dengan total biaya. Secara matematis BEP produksi dan harga dapat ditulis sebagai berikut:

BEP volume produksi = Total Biaya Produksi Harga di Tingkat Petani

(38)

3.5. Definisi dan Batasan Operasional 3.5.1. Definisi

1. Petani semangka adalah penduduk yang mengerjakan usahatani semangka dilahan mereka.

2. Usahatani semangka adalah kegiatan untuk mengembangkan dan memelihara tanaman semangka sampai berproduksi.

3. Biaya produksi adalah pengorbanan yang diukur dengan satuan uang yang dilakukan untuk pembiayaan usahatani semangka.

4. Total tenaga kerja yang dicurahkan yaitu jumlah tenaga kerja keluarga ditambah dengan jumlah tenaga kerja luar keluarga yang digunakan dalam usahatani semangka dengan satuan HKO.

5. Produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan antara penerimaan dengan total tenaga kerja yang dicurahkan per usahatani dengan satuan Rp/HKO. 6. Produksi adalah keseluruhan hasil panen semangka dalam jangka waktu satu

kali musim tanam yang diukur dalam satuan kilogram (kg).

7. Pendapatan usahatani adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

8. Pendapatan petani semangka adalah pendapatan usahatani ditambah dengan pendapatan tenaga kerja dalam keluarga yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

(39)

3.5.2. Batasan Operasional

Adapun batasan operasional dalam penelitian ini yaitu:

1. Daerah penelitian adalah Desa Lestari Dadi Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Sampel dalam penelitian ini adalah petani semangka.

(40)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

4.1. Deskripsi Desa Lestari Dadi

4.1.1. Luas Daerah dan Letak Geografis

Desa Lestari Dadi merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai, dengan luas wilayah yaitu 261,14 ha. Desa Lestari Dadi terdiri dari 3 dusun yaitu dusun I, II, dan III.

Desa Lestari Dadi memiliki iklim tropis atau iklim sedang. Sebagian besar lahan di Desa Lestari Dadi sangat cocok untuk lahan pertanian seperti padi, selain itu Desa Lestari Dadi menjadi penghasil buah semangka terbesar dan paling berkualitas di Kecamatan Pegajahan.

Adapun batas-batas Desa Lestari Dadi adalah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Perkebunan Bengabing

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pegajahan 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Petuaran Hilir 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Melati 2

Desa Lestari Dadi berjarak ± 2 km ke ibukota kecamatan dan jarak ke ibukota kabupaten ± 18 km. Desa Lestari Dadi merupakan desa yang lebih dari setengah wilayahnya merupakan lahan persawahan yang sebagian besar menghasilkan padi.

(41)

Tabel 4.1. Pola Penggunaan Lahan di Desa Lestari Dadi

No Penggunaan Lahan Luas (ha) Persentase (%)

1 Perumahan/Pemukiman 33,14 12,69

2 Lahan Persawahan 222,00 85,01

3 Lahan Perkebunan 1,50 0,57

4 Perkantoran Pemerintah 0,04 0,02

5 Sarana Fasilitas Umum Lainnya 4,46 1,71

Total 261,14 100,00

Sumber: Kantor Desa Lestari Dadi, 2015

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas terlihat bahwa 85,01% lahan di Desa Lestari Dadi merupakan lahan persawahan dan dimanfaatkan sebagai lahan pertanian oleh petani. Sedangkan untuk pemukiman lahan yang digunakan hanya sekitar 12,69%.

4.1.2. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk di Desa Lestari Dadi yaitu sebesar 1.497 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 402 KK yang terdiri dari tiga dusun. Jumlah penduduk perempuan lebih banyak yaitu dengan persentase 51,84%, sedangkan jumlah penduduk laki-laki memiliki persentase 48,16%. Berikut ini dijelaskan kondisi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 4.2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Laki – Laki 721 48,16

2 Perempuan 776 51,84

Total 1.497 100,00

(42)

Berdasarkan keadaan umur, distribusi jumlah penduduk Desa Lestari Dadi dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4.3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur

No Dusun Umur (tahun) Jumlah

(Jiwa) 0-5 6-12 13-16 17-59 >60

1 I 28 45 202 204 22 501

2 II 25 42 193 202 18 480

3 III 34 49 205 199 29 516

TOTAL 87 136 600 605 69 1.497

Persentase % 5,81 9,09 40,08 40,41 4,61 100 Sumber : Kantor Desa Lestari Dadi, 2015

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas diketahui jumlah penduduk yang berusia produktif sebanyak 605 jiwa dengan persentase 40,41% yang berarti bahwa hampir dari setengah penduduk di Desa Lestari Dadi ini berusia produktif. Sedangkan penduduk yang berusia lebih dari 60 tahun memiliki persentase yang paling kecil yaitu 4,61% dengan jumlah 69 jiwa.

Berdasarkan tingkat pendidikan, distribusi jumlah penduduk Desa Lestari Dadi dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini.

Tabel 4.4. Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Dusun Tingkat Pendidikan

TK SD SMP SMA PT Jumlah

1 I 6 246 113 12 4 381

2 II 4 248 117 11 2 382

3 III 5 246 119 13 3 386

TOTAL 15 740 349 36 9 1.149

Sumber : Kantor Desa Lestari Dadi, 2015

(43)

Berdasarkan mata pencaharian, distribusi jumlah penduduk Desa Lestari Dadi dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5. Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Petani 341 78,21

Sumber : Kantor Desa Lestari Dadi, 2015

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat disimpulkan bahwa penduduk Desa Lestari Dadi paling banyak bermata pencaharian sebagai petani yaitu sebanyak 341 jiwa dengan persentase 78,21%. Sedangkan penduduk yang bermata pencaharian sebagai buruh tani sebanyak 33 jiwa atau 7,57%.

Berdasarkan suku dan agama, distribusi jumlah penduduk Desa Lestari Dadi dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini.

Tabel 4.6. Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku dan Agama No Suku Jumlah

(44)

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, penduduk Desa Lestari Dadi dominan bersuku jawa dan beragama islam dengan persentase masing-masing 96,99% dan 99,60%.

4.1.3. Sarana dan Prasarana

Sarana merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan tertentu. Prasarana merupakan segala sesuatu yang mendukung terselenggaranya suatu proses terutama yang menunjang perubahan di Desa Lestari Dadi. Sarana dan prasarana di Desa Lestari Dadi dapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini.

Tabel 4.7. Sarana dan Prasarana di Desa Lestari Dadi

No Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

1 SD 1

2 Puskesdes 1

3 Mesjid 1

4 Musholla 2

5 Kantor Desa 1

Sumber : Kantor Desa Lestari Dadi, 2015

4.2. Karakteristik Petani Sampel 4.2.1. Umur

(45)

Tabel 4.8. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Kelompok Umur

No Kelompok Umur (tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 30 – 40 16 40,00

2 41 – 50 21 52,50

3 51 – 60 3 7,50

TOTAL 40 100,00

Sumber: Lampiran 1 dan 2

Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa, sebagian besar petani sampel tergolong dalam kelompok umur 41 – 50 tahun, yang berjumlah 21 orang atau mencapai 52,5%.

4.2.2. Pendidikan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, petani semangka yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat pendidikan terakhir yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.9.Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1 Tidak Tamat SD 2 5

2 Tamat SD 18 45

3 Tamat SMP 16 40

4 Tamat SMA 4 10

Jumlah 40 100

Sumber: Lampiran 1 dan 2

(46)

4.2.3. Lama Berusahatani

Semakin lama pengalaman petani dalam berusahatani maka semakin banyak pengetahuan yang didapat dalam berusahatani. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, petani semangka yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan berdasarkan lama berusahatani yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.10.Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Lama Berusahatani Lama Berusahatani (tahun) Jumlah Persentase (%)

10 – 15 14 35,00

16 – 20 16 40,00

21 – 25 8 20,00

26 – 30 1 2,50

>30 1 2,50

Jumlah 40 100,00

Sumber: Lampiran 1 dan 2

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa sebagian besar pengalaman usahatani petani sampel memiliki rentang 16 – 20 tahun yang berjumlah 16 orang atau 40%.

4.2.4. Luas Lahan

(47)

Tabel 4.11.Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Luas Lahan

Luas Lahan (ha) Jumlah Persentase (%)

< 1 16 40,00

1 – 1,5 17 42,50

1,6 – 2 7 17,50

Jumlah 40 100,00

Sumber: Lampiran 1 dan 2

(48)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Tingkat Produksi Semangka di Desa Lestari Dadi

Di Desa Lestari Dadi, tanaman semangka ini dibudidayakan sebanyak satu kali dalam setahun, biasanya tanaman semangka ditanam setelah tanaman padi dipanen. Masa tanam dari tanaman semangka mulai proses pengolahan tanah sampai pasca panen hanya membutuhkan waktu tiga bulan. Di Desa Lestari Dadi tanaman semangka dapat dipanen setelah berumur 70 hari.

Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata produksi semangka di Desa Lestari Dadi Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2015 sebesar 19.088,13 kg/petani/musim tanam atau 18.007,67 kg/ha. Produksi terendah adalah sebesar 8.750 kg/petani/musim tanam dan produksi tertinggi sebesar 33.750 kg/petani/musim tanam. Luas lahan yang paling sempit adalah 0,5 ha dan yang terluas adalah 1,8 ha dengan rata-rata luas lahan per petani 1,06 ha. Data ini dapat di lihat pada Tabel 5.1 berikut.

Tabel 5.1. Rata-rata Produksi Semangka di Desa Lestari Dadi Pada Tahun 2015

No Uraian Luas Lahan (Ha) Produksi (Kg)

1. Luas Terendah 0,50 8.750,00

2. Luas Tertinggi 1,80 33.750,00

3. Produksi Rata-rata per Petani 1,06 19.088,13 4. Produksi Rata-rata per Hektar

(Produktivitas)

1,00 18.007,67

(49)

Berdasarkan data statistik produksi hortikultura tahun 2014 dari Kementerian Pertanian, produksi rata-rata semangka di Indonesia sebesar 18,27 ton/ha atau 18.270 kg/ha. Jika produksi rata-rata semangka di Desa Lestari Dadi sebesar 18.007,67 kg/ha dibandingkan dengan produksi semangka nasional maka masih tergolong rendah namun tidak begitu signifikan. Artinya produksi semangka di Desa Lestari Dadi Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai masih lebih rendah dari rata-rata produksi semangka nasional.

5.2.Biaya Produksi Usahatani Semangka di Desa Lestari Dadi

Biaya usahatani terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Berdasarkan hasil penelitian, biaya tetap yang dikeluarkan petani semangka untuk satu kali musim tanam yaitu sebesar Rp 1.024.971,88/petani atau Rp 966.954,60/ha. Yang termasuk dalam biaya tetap yaitu biaya pajak, sewa lahan, dan biaya penyusutan alat. Berikut rincian biaya tetap yang dikeluarkan petani semangka per musim tanam (± 3 bulan) di Desa Lestari Dadi Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2015.

Tabel 5.2. Biaya Tetap Usahatani Semangka di Desa Lestari Dadi Pada Tahun 2015

Uraian Jumlah % Terhadap

Biaya Tetap Rp/Petani Rp/Hektar

- Pajak 98.656,25 93.071,93 9,62

- Sewa lahan 862.500,00 813.679,25 84,15

- Penyusutan alat 63.815,63 60.203,42 6,23

Biaya Tetap 1.024.971,88 966.954,60 100,00

(50)

Berdasarkan tabel di atas, biaya sewa lahan merupakan biaya tertinggi yang dikeluarkan petani untuk biaya tetap. Hal ini dikarenakan biaya sewa lahan di Desa Lestari Dadi cukup tinggi yaitu Rp 100.000,-/rante/mt atau Rp 2.500.000,-/ha/mt. Petani sampel yang memiliki lahan sendiri berjumlah 29 petani dan yang menyewa sebanyak 11 petani (Lampiran 9). Untuk biaya yang terendah yaitu biaya pajak bumi dan bangunan (PBB) dikenakan sebesar Rp 11.000,-/rante/tahun.

Biaya penyusutan alat terdiri dari penyusutan cangkul, sprayer, parang, dan kereta sorong. Nilai penyusutan alat dihitung per sekali musim tanam. Metode yang digunakan dalam menghitung nilai penyusutan peralatan adalah metode garis lurus dengan asumsi bahwa peralatan masih memiliki nilai residu (dapat dijual) setelah melewati umur teknis. Berikut nilai penyusutan alat yang digunakan petani sampel dalam satu kali musim tanam.

Tabel 5.3. Rata-Rata Nilai Penyusutan Alat Usahatani Semangka per Petani Alat Volume Alat per Musim

Tanam

Jumlah 2.552.625

Rata-rata 63.815,63

(51)

Biaya variabel yang dikeluarkan petani semangka untuk sekali musim tanam yaitu sebesar Rp 18.357.025/petani atau Rp 17.317.948,11/ha. Biaya variabel ini terdiri dari biaya polybag, mulsa, benih, pupuk, pestisida, dan biaya tenaga kerja. Berikut rincian biaya variabel yang dikeluarkan petani semangka per musim tanam di Desa Lestari Dadi Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2015.

Tabel 5.4. Biaya Variabel Usahatani Semangka di Desa Lestari Dadi Pada Tahun 2015

Uraian Jumlah % Terhadap

Biaya Variabel Rp/Petani Rp/Hektar

- Biaya polybag 382.500,00 360.849,06 2,09

- Biaya mulsa 3.501.212,50 3.303.030,66 19,07

- Biaya benih 706.500,00 666.509,43 3,85

- Biaya pupuk 5.393.250,00 5.087.971,70 29,38

- Biaya pestisida 883.500,00 833.490,56 4,81

-Biaya tenaga kerja 7.490.062,50 7.066.096,70 40,80 Biaya Variabel 18.357.025,00 17.317.948,11 100,00 Sumber: Lampiran 2,3,4,5,6,7,dan 8

(52)

Tingginya penggunaan tenaga kerja luar keluarga dikarenakan lahan petani semangka yang termasuk luas, dengan luas lahan rata-rata yaitu mencapai 1,06 ha. Dengan tingginya luas lahan masing-masing petani, maka untuk setiap pengerjaan kegiatan usahatani, petani menggunakan tenaga kerja luar keluarga. Tenaga kerja dalam keluarga hanya digunakan oleh petani yang memiliki luas lahan di bawah 25 rante.

Selain biaya tenaga kerja, biaya variabel yang juga termasuk tinggi dikeluarkan oleh petani semangka yaitu pada biaya pupuk yang mencapai 29,38% atau Rp 5.087.971,70/ha. Pupuk yang digunakan petani terdiri dari 2 macam yaitu pupuk kompos dan pupuk kimia. Pupuk kimia ini terdiri dari pupuk dolomit, NPK, dan pupuk ZA.

Sedangkan untuk biaya terendah yang dikeluarkan petani yaitu biaya polybag yang dikeluarkan saat semangka masih dalam persemaian atau sebelum

dipindahkan ke lahan. Biaya polybag yang dikeluarkan petani sebesar Rp 382.500,-/petani atau Rp 360.849,06/ha (2,09% dari total biaya variabel).

(53)

Tabel 5.5. Biaya Total Usahatani Semangka di Desa Lestari Dadi Pada Tahun 2015

Uraian Jumlah % Terhadap

Biaya Total Rp/Petani Rp/Hektar

a. Biaya Tetap 1.024.971,88 966.954,60 5,29

- Pajak 98.656,25 93.071,93 0,51

- Sewa lahan 862.500,00 813.679,25 4,45

- Penyusutan alat 63.815,63 60.203,42 0,33

b. Biaya Variabel 18.357.025,00 17.317.948,11 94,71

- Biaya polybag 382.500,00 360.849,06 1,97

- Biaya mulsa 3.501.212,50 3.303.030,66 18,06

- Biaya benih 706.500,00 666.509,43 3,65

- Biaya pupuk 5.393.250,00 5.087.971,70 27,83 - Biaya pestisida 883.500,00 833.490,56 4,56 - Biaya tenaga kerja 7.490.062,50 7.066.096,70 38,64 Biaya Total 19.381.996,88 18.284.902,71 100,00 Sumber: Lampiran 2,3,4,5,6,7,8, 9, dan 10

(54)

5.3. Pendapatan Petani Semangka di Desa Lestari Dadi

Berdasarkan hasil penelitian, analisis pendapatan petani semangka di Desa Lestari Dadi Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai untuk satu musim tanam (± 3 bulan) yaitu sebagai berikut:

Tabel 5.6. Pendapatan Usahatani Semangka di Desa Lestari Dadi Per Musim Tanam Tahun 2015

Uraian Satuan Per Petani Per Hektar

1. Biaya Total Rp 19.381.996,88 18.284.902,71

2. Penerimaan Rp 45.083.062,50 42.531.191,04

- Produksi Kg 19.088,13 18.007,67

- Harga Rp/kg 2.363,75 2.363,75

3. Pendapatan Rp 25.701.065,62 24.246.288,33

Sumber: Lampiran 10

Berdasarkan Tabel 5.6 di atas, diperoleh pendapatan usahatani semangka sebesar Rp 25.701.065,62/petani/musim tanam atau Rp 24.246.288,33/ha. Produksi rata-rata semangka yang dihasilkan oleh petani sampel adalah sebanyak 19.088,13 kg atau 18.007,67 kg/ha. Harga rata-rata semangka yang dijual petani sampel adalah Rp 2.363,75/kg, sehingga rata-rata penerimaan yang diperoleh

petani sampel di daerah penelitian selama satu musim tanam adalah sebesar Rp 45.083.062,50/petani atau Rp 42.531.191,04/ha.

(55)

= Total curahan tenaga kerja dalam keluarga x upah yang berlaku = 25,16 HKO x Rp 70.000

= Rp 1.761.200/petani atau Rp 1.661.800/ha

Sehingga, rata-rata pendapatan petani semangka di Desa Lestari Dadi Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai pada musim tanam tahun 2015 sebesar Rp 27.462.265,62/petani atau Rp 25.908.088,33/ha.

5.4. Analisis Kelayakan Usahatani Semangka di Desa Lestari Dadi

Untuk mengetahui apakah suatu usahatani dapat terus dilakukan atau tidak maka diperlukan suatu analisis yang dapat memperkirakan kelayakan suatu usahatani. Dalam penelitian ini, analisis kelayakan yang digunakan yaitu analisis: 1. R/C ratio atau Revenue Cost Ratio

Berdasarkan hasil penelitian, maka nilai r/c ratio usahatani semangka di Desa Lestari Dadi Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai sebagai berikut:

a = R/C

a = ��.���.���,�� ��.���.���,��

a = 2.33

(56)

lebih dari satu. Besarnya nilai R/C tersebut disebabkan oleh banyaknya jumlahproduksi yang dihasilkan petani dalam melakukan usahatani semangka.Selain itu, penggunaan biaya produksi yang tidak terlalu besar menyebabkan nilaiR/C yang diterima petani cukup besar.

2. Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas tenaga kerja yaitu perbandingan antara penerimaan dengan total tenaga kerja yang dicurahkan per usahatani dengan satuan Rp/HKO. Total tenaga kerja yang dicurahkan yaitu jumlah tenaga kerja keluarga ditambah dengan jumlah tenaga kerja luar keluarga per usahatani dengan satuan HKO. Berikut data total tenaga kerja yang dicurahkan pada usahatani semangka.

Tabel 5.7. Rata- Rata Total Curahan Tenaga Kerja Pada Usahatani Semangka per Petani di Desa Lestari Dadi Pada Tahun 2015

Kegiatan

Penyemprotan Rumput 0,85 3,33 4,18

Penyemprotan Pestisida 5,05 11,10 16,15

Pemanenan 6,65 20,62 27,27

Total Curahan Tenaga

Kerja (HKO) 25,16 73,52 98,68

Total Curahan Tenaga

Kerja (HKO/Ha) 23,74 69,36 93,09

(57)

Berdasarkan hasil penelitian, maka produktivitas tenaga kerja untuk usahatani semangka di Desa Lestari Dadi Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai sebagai berikut:

Produktivitas tenaga kerja = Pendapatan tenaga kerja (Rp ) Total tenaga kerja yang dicurahkan (HKO )

Produktivitas tenaga kerja = 7.490.062,50 98,68

Produktivitas tenaga kerja = Rp 75.902,54/HKO

Berdasarkan perhitungan di atas dengan nilai rata-rata pendapatan tenaga kerja atau rata-rata biaya tenaga kerja yang dikeluarkan petani sebesar Rp 7.490.062,50 dan total curahan tenaga kerja sebesar 98,68 maka diperoleh nilai produktivitas tenaga kerja sebesar Rp 75.902,54/HKO. Dengan melihat kriteria uji maka usahatani semangka di daerah penelitian layak untuk diusahakan karena nilai produktivitas tenaga kerja lebih tinggi dari tingkat upah yang berlaku di daerah penelitian yaitu sebesar Rp 70.000,-/HKO.

3. BEP (Break Even Point)

BEP yaitu titik dimana petani tidak mendapatkan untung ataupun rugi. Hal ini dapat dilihat jika total penerimaan sama dengan total biaya. Berdasarkan hasil penelitian, maka nilai BEP usahatani semangka di Desa Lestari Dadi Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai sebagai berikut:

a. BEP volume produksi = Total Biaya Produksi Harga di Tingkat Petani

BEP volume produksi = 19.381.996,88 2.363,75

(58)

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai BEP volume produksi sebesar 8.199,68 yang artinya dengan produksi semangka sebanyak 8.199,68 kg maka petani semangka sudah dapat mengembalikan modalnya walau masih dalam keadaan belum untung. Petani di daerah penelitian dengan luas lahan terendah pun (0,5 ha) dan produksi terendah sebesar 8.750 kg sudah berada di atas nilai BEP.

Berdasarkan hasil penelitian, dengan rata-rata produksi semangka petani sampel sebesar 19.088,13 kg dan luas lahan 1,06 ha maka usahatani semangka yang dijalankan petani sampel sudah menguntungkan karena jumlah produksi rata-rata petani di atas nilai Break Even Point (BEP) volume produksi.

b. BEP harga = Total Biaya Produksi Total Produksi

BEP harga = 19.381.996,88 19.088,13

BEP harga = 1.015,39

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai BEP harga

sebesar 1.015,39 yang artinya dengan harga semangka sebesar Rp 1.015,39/kg maka petani semangka sudah dalam keadaan Break Even

Point (tidak untung dan tidak rugi). Berdasarkan hasil penelitian, dengan

rata-rata harga semangka yang dapat dijual petani sampel sebesar Rp 2.363,75/kg dan luas lahan 1,06 ha maka usahatani semangka yang

(59)

Berdasarkan hasil perhitungan analisis di atas maka dapat disimpulkan hasil analisis kelayakan usahatani semangka di daerah penelitian sebagai berikut: Tabel 5.8. Analisis Kelayakan Usahatani Semangka di Desa Lestari Dadi

Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2015 Alat Uji Kriteria Uji Hasil Penelitian Kesimpulan R/C ratio R/C > 1, layak diusahakan 2,33 Layak Produktivitas

Tenaga Kerja

Produktivitas > tingkat upah yang berlaku maka usahatani layak.

• Tingkat upah Rp 70.000,-/HKO

Rp 75.902,54/ HKO

Layak

BEP volume produksi

Produksi rata-rata >8.199,68 kg maka usahatani untung

19.088,13 kg Layak

BEP harga Harga jual rata-rata > Rp 1.015,39/kg maka usahatani

untung

(60)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Rata-rata produksi semangka di daerah penelitian adalah rendah yaitu 19.088,13 kg/petani atau 18.007,67 kg/ha jika dibandingkan dengan rata-rata produksi semangka nasional yaitu 18.270 kg/ha.

2. Rata-rata pendapatan petani semangka selama satu musim tanam (± 3 bulan) di daerah penelitian adalah besar yaitu Rp 27.462.265,62/petani atau Rp 25.908.088,33/ha jika dibandingkan dengan UMR (Upah Minimum Regional) Sumatera Utara yaitu Rp 1.811.875,-/bulan.

3. Usahatani semangka di daerah penelitian layak untuk diusahakan dengan nilai r/c ratio sebesar 2,33 ( > 1), produktivitas tenaga kerja (Rp 75.902,54/HKO) lebih besar dari tingkat upah yang berlaku (Rp 70.000/HKO), produksi rata-rata (19.088,13 kg) lebih besar dari BEP volume produksi (8.199,68 kg), dan

harga jual rata-rata (Rp 2.363,75/kg) lebih besar dari BEP harga (Rp 1.015,39/kg).

6.2.Saran

1. Kepada Petani

(61)

produksi yang ada agar dapat mencapai produksi yang sesuai standar serta tetap menjaga kualitas semangka.

2. Kepada Pemerintah

Diharapkan kepada Pemerintah agar dapat menyediakan pasar untuk hasil produksi semangka para petani dan menjaga kestabilan harga semangka ditingkat petani.

3. Kepada Peneliti Selanjutnya

(62)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Tanaman Semangka

Semangka (Citrullus vulgaris L.) atau dalam bahasa Inggris disebut watermelon kerabat dekat dengan buah melon (Cucumis meloL.) termasuk dalam keluarga labu-labuan (Cucurbitaceae). Seperti halnya keluarga labu-labuan, tanaman ini berasal dari Afrika Tropik (Wihardjo, 1993).

Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh merambat.Semangka berasal dari daerahkering tropis dan subtropis Afrika, kemudian berkembang pesat ke berbagainegara-negara seperti Afrika Selatan, Cina, Jepang dan Indonesia (Damayanti,2009).

Lamanya umur tanaman semangka tumbuh sampai buah masak, pada kondisi lahan dan cuaca normal adalah 70 – 100 hari, sejak bibit ditanam (Wihardjo, 1993).

(63)

Semangka lebih cocok ditanam di daerah beriklim panas dan kering. Akan tetapi, untuk tumbuh dan berproduksi secara optimal tanaman ini memerlukan persyaratan tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah faktor iklim dan tanah. Faktor iklim meliputi temperatur, kelembaban udara dan curah hujan. Adapun unsur tanah meliputi tingkat kesuburan dan sifat kemasaman (Samadi, 1996).

Faktor iklim yang mempengaruhi pertumbuhan semangka adalah curah hujan yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah 40-50 mm/bulan. Seluruh areal pertanaman semangka perlu sinar matahari sejak terbit sampai tenggelam. Kekurangan sinar matahari menyebabkan terjadinya kemunduran waktu panen. Tanaman semangka dapat tumbuh dan berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu kurang lebih 25°C pada siang hari. Kelembaban udara cenderung rendah bila sinar matahari menyinari areal penanaman. Kondisi demikian cocok untuk penanaman semangka. Jika kelembaban udara tinggi akan menyebabkan tumbuhnya jamur yang akan merusak tanaman semangka. Ketinggian tempat yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah 100-300 m dpl, namun dapat juga ditanam pada ketinggian di bawah 100 m dpl dan di atas 300 m dpl (Duljapar dan Setyowati, 2000).

(64)

Buah semangka banyak digemari orang terutama karena rasanya manis, daging buah berwarna merah atau kuning menarik, serta banyak mengandung air (93%). Tujuh persen lainnya berupa vitamin, mineral dan karbohidrat dalam bentuk gula (Kalie, 1991).

Menurut Wirakusumah (1994), kandungan gizi didalam 100gr semangka antara lain: kalori 28,0 kal; protein 0,1gr; lemak 0,2 gr; karbohidrat 7,2 gr; kalsium 6,0 mg; fosfor 7,0 mg; besi 0,2 mg; vitamin A 50,0 s.1; vitamin B1 0,02 mg; vitaminB2 0,03 mg; vitamin C 7,0 mg; niacin 0,2 gr; serat 0,5 gr dan air 9,21 gr.

Buah semangka memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh kita. Ada

1. Mencegah tekanan darah tinggi dan stroke

Dalam buah semangka mengandung kalium yang berperan dalam menurunkan tekanan darah. Selain itu kandungan karetenoid pada buah semangka dapat mencegah pengerasan dinding arteri maupun pembuluh vena, sehingga dapat mengurangi tekanan darah.

2. Menjaga kesehatan ginjal

Manfaat buah semangka dalam menjaga kesehatan ginjal yaitu karena adanya kandungan kalium yang tinggi. Kalium ini membantu membersihkan sisa-sisa racun yang terdapat pada ginjal. Selain itu, buah semangka mampu menurunkan kadar asam urat dalam darah sehingga mengurangi resiko kerusakan ginjal dan pembentukan batu ginjal.

3. Antioksidan

(65)

mencegah radikal bebas. Radikal bebas bisa disebabkankarena polusi, pola makan dan daya tubuh yang menurun. Hal ini berakibat, tubuh anda mudah terserang penyakit dan radikal bebas ini merupakan awal dari munculnya penyakit kanker.

4. Mencegah sariawan

Buah semangka mengandung banyak vitamin dan air, kedua senyawa inilah yang berperan dalam mencegah munculnya sariawan. Karena pada dasarnya, sariawan ditimbulkan karena adanya bakteri yang berkembang di mulut dan bakteri akan berkembang baik jika mulut anda kering sehingga kandungan air dari buah semangka dapat mengurangi adanya bakteri.

5. Alternatif makanan rendah gula bagi penderita diabetes

Meskipun buah semangka manis, namun ternyata mengandung gula yang relatif rendah. Selain itu, manfaat buah semangka bagi penderita diabetes yaitu kandungan yang terdapat dalam buah semangka mampu merangsang produksi insulin sehingga menurunkan kadar gula dalam darah (Anonimous, 2012).

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Biaya

Biaya adalah semua pengeluaran yang dinyatakan dengan uang yang diperlukan untuk menghasilkan sesuatu produk dalam suatu periode produksi. Nilai biaya dinyatakan dengan uang, yang termasuk dalam biaya adalah:

1. Sarana produksi yang habis terpakai, seperti bibit, pupuk, pestisida, bahan bakar, bunga modal dalam penanaman lain.

(66)

3. Biaya dari alat-alat produksi tahan lama, yaitu seperti bangunan, alat dan perkakas yang berupa penyusutan.

4. Tenaga kerja dari petani itu sendiri dan anggota keluarganya, tenaga kerja tetap atau tenaga bergaji tetap.

5. Biaya-biaya lain (Prawirokusumo, 1990).

Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : (a) biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap umumnya didefenisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh sedikit, contohnya pajak. Biaya untuk pajak akan tetap dibayar walaupun usahatani itu besar atau gagal sekalipun. Biaya tidak tetap atau biaya variabel biasanya didefenisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, contohnya biaya sarana produksi. Kalau menginginkan produksi yang tinggi, maka tenaga kerja perlu ditambah dan sebagainya. Sehingga biaya ini sifatnya berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan produksi (Soekartawi, 1996).

Menurut Hernanto (1989) faktor biaya sangat menentukan kelangsungan proses produksi. Ada 4 (empat) pengelompokan biaya, sebagai berikut.

1. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi, misalnya: pajak tanah, pajak air dan penyusutan alat bangunan pertanian.

(67)

3. Biaya Tunai dari biaya meliputi pajak air, kredit ataupun pajak tanah. Biaya tenaga kerja diluar keluarga dan pemakaian sarana produksi termasuk dalam biaya tunai dari biaya variabel.

4. Biaya Tidak Tunai adalah biaya yang diperhitungkan untuk membayar tenaga kerja dalam keluarga, seperti biaya panen, serta biaya pengolahan tanah yang dilakukan oleh keluarga petani.

2.2.2. Tingkat Produksi

Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungannya yang tinggi pada waktu tertentu. Efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumber daya tersebut menghasilkan keluaran ”output” yang melebihi masukan ”input” (Soekartawi, 2002).

(68)

Produksi usahatani mempergunakan masukan untuk menghasilkan keluaran. Masukan selalu mencakup tanah dan tenaga, untuk pertanian maju, masukan ini mencakupsarana produksi dan peralatan yang dibeli(Mosher, 1987).

2.2.3. Pendapatan Usahatani

Penerimaan adalah hasil perkalian antara jumlah produk yang terjual dengan harga jual produk. Setelah diperoleh penerimaan, dapat diketahui pendapatan yang diperoleh perusahaan yaitu dari selisih antara penerimaan total dengan pengeluaran total. Pengeluaran total diperoleh dari hasil penjumlahan antara total biaya tetap dan biaya variabel (Soekartawi, 1995).

Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya. Pendapatan kotor atau penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diperoleh dari usahatani selama satu periode diperhitungkan dari hasil penjualan atau penaksiran kembali (Rp). Besarnya biaya dan pendapatan usahatani dipengaruhi oleh dua faktoryaitu :

1. Faktor internal dan eksternal

Faktor internal maupun eksternal akan bersama-sama mempengaruhi biaya dan pendapatan usahatani. Faktor yang dapat mempengaruhi biaya dan pendapatan antara lain umur petani, pendidikan, luas lahan, dan modal. Sedangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi biaya dan pendapatan adalah ketersediaan input, permintaan output dan harga input dan output. 2. Faktor manajemen

(69)

sebaik-baiknya dengan menggunakan faktor produksi dan tenaga kerja secara efisien sehingga akan memperoleh manfaat setinggi-tingginya. Selain sebagai juru tani, petani juga bertindak sebagai manajer yang harus dapat mengambil keputusan dengan berbagai pertimbangan ekonomis, sehingga didapatkan hasil yang akan memberikan pendapatan yang maksimal. Agar dapat mengantisipasi perubahan supaya tidak salah pilih dan merugi, petani memerlukan berbagai informasi tentang kombinasi faktor produksi dan informasi mengenai harga, baik harga input maupun output (Suratiyah, 2006).

Analisis pendapatan pada umumnya digunakan untuk mengevaluasikegiatan usaha pertanian dalam satu tahun, dengan tujuan untuk membantuperbaikan pengelolaan usahatani. Aspek yang digunakan adalah harga yangberlaku, dan penyusutan akan diperhitungkan pada tahun tersebut untukmemperoleh keuntungan maksimum. (Hernanto, 1989).

2.2.4. Kelayakan Usahatani

Menurut Sunarjono (2000) usahatani menguntungkan atau layak diusahakan bila analisis ekonomi menunjukkan hasil layak. Adapun analisis kelayakan yang digunakan untuk menilai kelayakan usaha adalah R/C ratio, produktivitas tenaga kerja dan BEP (Break Even Point).

(70)

dikeluarkan. Analisis ini diperlukan untuk mengetahui apakah suatu usaha dianggap menguntungkanatau tidak. Hal tersebut berkaitan dengan pertimbangan atas keberlanjutan suatu usaha. Suatu usaha dianggap menguntungkan dan perlu dikembangkan apabilanilai R/C ratio lebih dari satu. Suatu usaha hanya mampu menghasilkanpenerimaan yang cukup untuk menutup biaya dikeluarkan berada pada posisitidak untung dan tidak rugi Break Even Point(BEP), R/C ratio sama dengan satu. Suatuusaha dianggap tidak menguntungkan apabila nilai R/C ratio kurang dari satu(Soekartawi, 1995).

Faktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu pula diperhatikan.Produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Produktivitas dibagi menjadi dua bagian yaitu produktivitas lahan dan produktivitas tenaga kerja. Produktivitas lahan adalah hasil yang didapat dalam setiap satu hektar lahan usahatani dengan satuan Kg/Ha. Sedangkan produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan antara penerimaan dengan total tenaga kerja yang dicurahkan per usahatani dengan satuan Rp/HKO (Suratiyah, 2006).

(71)

Analisis Break EvenPoint merupakan cara untuk mengetahui batas penjualan minimal agar suatuperusahaan tidak menderita kerugian tetapi belum memperoleh laba atau labasama dengan nol.Analisis titik impas atau Break Even Point (BEP) merupakan suatu metodeyang bermanfaat untuk mengetahui apakah

suatu usaha tani berada pada kondisihasil usaha diperoleh sama dengan yang dikeluarkan atau dengan kata lain usahadijalankan tidak untung dan tidak rugi. Penghitungan yang dilakukan terdiri dariBreak Even Point (BEP) berdasarkan unit dan rupiah (Sutrisno, 2009).

2.3. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang usahatani semangka telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu dengan daerah dan kondisi yang berbeda-beda. Penelitian tersebut dapat dipakai sebagai rujukan yang relevan bagi penelitian ini. Untuk pemaparan selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti Judul Identifikasi

Masalah

VariabelPenga matan

Metode

Analisis Hasil Penelitian Wedastra/

1) Pendapatan bersih yang diperoleh petani semangka rata-rata sebesar Rp 3.560.614,88/ha.

(72)

Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu usahatani tomat dan semangka serta seberapa besar kontribusinya terhadap

pendapatan petani?

1. Produktivita 2. Biaya mencapai4 ton/ha dengan biaya produksi sebesar Rp 8.000.000,- dengan

penerimaan sebesar Rp 20.000.000,- (R/C ratio = 2,5), untuk usahatani semangka yang berbiji mencapai 15 ton/ha dengan tingkat penerimaan sebesar Rp 37.500.000,- total biaya Rp 22.300.000 (R/C ratio = 2,4) serta menunjukkan bahwa usahatani layak diusahakan karena nilai R/C ratio > 1 dan sangat

menunjang pendapatan petani di lahan lebak. Ariani/

1. Bagaimanakah pengaruh 3. Bagaimanakah

tingkat efisiensi ekonomis usahatani semangka? 4. Bagaimanakah

permasalahan

1) Faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi semangka yaitu benih, NPK, TSP, dan tenaga kerja. 2) Keuntungan maksimum yang diperoleh sebesar Rp

(73)

Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu ka di Kabupaten Sragen?

1) Biaya usahatani

semangka rata-rata sebesar Rp 2) Efisiensi usahatani semangka sebesar 2,07, iniberarti bahwa usahatani semangka telah efisien. 3) Rata-rata kontribusi pendapatan usahatani semangka terhadap pendapatantotal rumah tangga petani sebesar 78,27 persen, maka usahatani semangkadapat

meningkatkan pendapatan rumah tangga petani.

2.4.Kerangka Pemikiran

Tanaman semangka yang diusahakan oleh petani di daerah penelitian, masih belum diusahakan secara optimal. Sebagian petani masih menanam semangka sebagai tanaman sela setelah menanan padi. Padahal tanaman semangka merupakan salah satu jenis buah-buahan yang mempunyai daya tarik khusus dan nilai komersial yang cukup tinggi.

(74)

syarat-syarat yang diperlukan dalam faktor produksi. Faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tumbuh dan menghasilkan produksi yang maksimal.

Untuk melihat apakah usahatani semangka yang dilakukan oleh petani merupakan suatu usaha yang layak atau tidak maka dapat dilihat dari jumlah pendapatan dan produktivitas tenaga kerja yang digunakan oleh petani. Secara singkat kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

= Ada Hubungan

Gambar 2.1. KerangkaPemikiranAnalisis Usahatani Semangka

2.5.Hipotesis Penelitian

Usahatani Semangka

Produksi

Biaya

Pendapatan

Kelayakan Usahatani

(75)

Berdasarkan uraian penelitian terdahulu dan landasan teori diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:

(76)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia mempunyai iklim tropis, sehingga sangat cocok untuk membudidayakan tanaman hortikultura. Sebagaimana diketahui bahwa selain didukung oleh iklim, Indonesia juga mempunyai lahan pertanian yang sangat luas yang sangat memungkinkan untuk memproduksi hasil pertanian dalam jumlah besar. Tanaman semangka merupakan salah satu tanaman unggulan yang perlu mendapatkan perhatian diantara tanaman-tanaman hortikultura. Buah semangka mempunyai harga yang relatif lebih tinggi dibandingkan tanaman hortikultura pada umumnya. Hal ini memberi banyak keuntungan kepada petani atau pengusaha tanaman semangka, sehingga memungkinkan adanya perbaikan tata perekonomian Indonesia, khususnya di bidang pertanian (Damayanti,2009).

Tanaman semangka termasuk salah satu jenis tanaman buah-buahan semusim yang mempunyai arti penting bagi perkembangan sosial ekonomi rumah tangga maupun negara. Pengembangan budidaya komoditas ini mempunyai prospek cerah karena dapat mendukung upaya peningkatan pendapatan petani, pengentasan kemiskinan, perbaikan gizi masyarakat, perluasan kesempatan kerja, pengurangan impor dan peningkatan ekspor nonmigas (Rukmana, 1994).

(77)

pengembangan tanaman hortikultura. Kebijaksanaan pemerintah dalam pengembangan tanaman hortikultura di Indonesia antara lain bertujuan untuk:

1. Meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan produksi dan kualitas hortikultura.

2. Mendukung pengentasan kemiskinan dan pemenuhan gizi di pedesaan.

3. Meningkatkan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi baru di bidang hortikultura.

4. Mencukupi kebutuhan produk hortikultura di dalam negeri dan meningkatkan ekspor hortikultura (Prajnanta, 2003).

Semangka mempunyai daya tarik khusus karena buahnya yang berasa segar, banyak mengandung air lebih kurang 92 persen. Walaupun nilai gizinya termasuk rendah yaitu hanya mengandung 7 persen karbohidrat dalam bentuk gula dan kandungan vitamin dan mineralnya pun tergolong rendah, namun buah ini diminati konsumen karena rasanya yang segar (Kalie, 1996).

Daya tarik budidaya semangka bagi petani terletak pada nilai ekonomisnya yang tinggi. Beberapa kelebihan usahatani semangka diantaranya adalah berumur relatif singkat hanya sekitar 70 – 80 hari, dapat dijadikan tanaman penyela di lahan sawah pada musim kemarau, mudah dipraktekkan para petani dengan cara biasa (konvensional) maupun semi intensif, serta memberikan keuntungan yang memadai (Rukmana, 1994).

(78)

Gambar 1.1. Sentra Produksi Semangka di Sumatera Utara Tahun 2012

Sumber: Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2015

Menurut Wakil Bupati Serdang Bedagai Syahrianto SH, sekarang ini kebanyakan petani hortikultura di daerah Serdang Bedagai tidak memiliki lahan sendiri. Mereka menanam tanaman hortikultura seperti semangka dilahan-lahan yang belum dimanfaatkan oleh pemiliknya sebelum musim tanam tiba. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari para petani semangka, hasil panen yang maksimal hanya 700 kg per rante. Penyebab tidak bisa maksimalnya hasil panen petani semangka dikarenakan para petani belum bertanam secara intensif dan masih mengandalkan metode tanam yang konvensional, padahal faktor irigasi dan kesuburan tanah sangat memadai di daerah Serdang Bedagai (Harian Jurnal Asia, 2014).

(79)

maka peneliti tertarik untuk mengetahui apakah usahatani semangka di daerah penelitian layak untuk diusahakan atau tidak.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat produksi semangka di daerah penelitian?

2. Berapa besar biaya produksi pada usahatani semangka di daerah penelitian? 3. Berapa besar pendapatan petani semangka di daerah penelitian?

4. Bagaimana kelayakan usahatani semangka di daerah penelitian?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah: 1. Untuk menganalisis tingkat produksi semangka di daerah penelitian.

2. Untuk menghitung biaya produksi pada usahatani semangka di daerah penelitian.

3. Untuk menganalisis pendapatan petani semangka di daerah penelitian. 4. Untuk menganalisis kelayakan usahatani semangka di daerah penelitian.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian yang dilakukan ini adalah:

(80)

2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pemerintah maupun instansi terkait dalam mengambil kebijakan terhadap usahatani semangka di daerah penelitian.

3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

1.5. Keaslian Penelitian

1. Model Penelitian : Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan mengumpulkan data-data produksi, biaya, serta faktor-faktor produksi yang digunakan dalam usahatani semangka dengan membuat daftar pertanyaan yang kemudian diisi oleh petani berdasarkan usahatani yang mereka lakukan. Kemudian data yang telah diperoleh, dapat dihitung pendapatan dan kelayakan usahatani semangka.

2. Variabel Penelitian : Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian atau fokus penelitian meliputi tingkat produksi semangka, biaya, pendapatan petani semangka serta kelayakan usahatani semangka.

3. Jumlah Sampel : Penelitian ini menggunakan sampel sebesar 40 petani . 4. Tempat penelitian : Desa Lestari Dadi Kecamatan Pegajahan Kabupaten

Serdang Bedagai.

(81)

ABSTRAK

Zefri Firmansyah Purba (100304137) dengan judul skripsi “Analisis Usahatani Semangka (Studi Kasus: Desa Lestari Dadi Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai)”. Dibimbing oleh Dr.Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si dan Emalisa, SP, M.Si.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat produksi semangka, untuk menghitung biaya produksi pada usahatani semangka, untuk menganalisis pendapatan petani semangka di daerah penelitian, dan untuk menganalisis kelayakan usahatani semangka di daerah penelitian. Metode

analisis yang digunakan adalah analisis usahatani dan analisis kelayakan usahatani. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive atau secara sengaja. Metode pengambilan sampel adalah metode random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; Rata-rata produksi semangka di daerah penelitian sebesar 19.088,13 kg/petani atau 18.007,67 kg/ha. Rata-rata biaya produksi usahatani semangka di daerah penelitian sebesarRp 19.381.996,88/petani atau Rp 18.284.902,71/ha;Rata-rata pendapatan petani semangka di daerah penelitian sebesar Rp 27.462.265,62/petani atauRp 25.908.088,33/ha; Usahatani semangka layak untuk diusahakan dengan nilai r/c ratio sebesar 2,32, produktivitas tenaga kerja lebih besar dari tingkat upah yang berlaku , produksi rata-rata lebih besar dari BEP volume produksi (8.199,68, kg), dan harga jual rata-rata lebih besar dari BEP harga .

(82)

ANALISIS USAHATANI SEMANGKA

(Studi Kasus: Desa Lestari Dadi Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai)

SKRIPSI

OLEH:

ZEFRI FIRMANSYAH PURBA

100304137

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(83)

ANALISIS USAHATANI SEMANGKA

(Studi Kasus: Desa Lestari Dadi Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai)

SKRIPSI

OLEH:

ZEFRI FIRMANSYAH PURBA 100304137

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Dr. Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si) (Emalisa, SP, M.Si) NIP. 195411111981031001 NIP.197211181998022001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(84)

ABSTRAK

Zefri Firmansyah Purba (100304137) dengan judul skripsi “Analisis Usahatani Semangka (Studi Kasus: Desa Lestari Dadi Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai)”. Dibimbing oleh Dr.Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si dan Emalisa, SP, M.Si.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat produksi semangka, untuk menghitung biaya produksi pada usahatani semangka, untuk menganalisis pendapatan petani semangka di daerah penelitian, dan untuk menganalisis kelayakan usahatani semangka di daerah penelitian. Metode

analisis yang digunakan adalah analisis usahatani dan analisis kelayakan usahatani. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive atau secara sengaja. Metode pengambilan sampel adalah metode random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; Rata-rata produksi semangka di daerah penelitian sebesar 19.088,13 kg/petani atau 18.007,67 kg/ha. Rata-rata biaya produksi usahatani semangka di daerah penelitian sebesarRp 19.381.996,88/petani atau Rp 18.284.902,71/ha;Rata-rata pendapatan petani semangka di daerah penelitian sebesar Rp 27.462.265,62/petani atauRp 25.908.088,33/ha; Usahatani semangka layak untuk diusahakan dengan nilai r/c ratio sebesar 2,32, produktivitas tenaga kerja lebih besar dari tingkat upah yang berlaku , produksi rata-rata lebih besar dari BEP volume produksi (8.199,68, kg), dan harga jual rata-rata lebih besar dari BEP harga .

(85)

RIWAYAT HIDUP

Zefri Firmansyah Purba, lahir di Kelurahan Lalang, Kecamatan Rambutan, Kota Tebing Tinggi pada tanggal 06 Januari 1992. Anak Pertama dari Delapan bersaudara dari Ayahanda Abdul Murad Purba dan Ibu Sumariati.

Pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

1. Tahun 1998 masuk Sekolah Dasar di SD Negeri 165728 Tebing Tinggi, dan lulus pada tahun 2004.

2. Tahun 2004 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 8 Tebing Tinggi dan lulus pada tahun 2007.

3. Tahun 2007 masuk Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 3 Tebing Tinggi dan lulus pada tahun 2010.

4. Tahun 2010 diterima di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri).

5. Pada bulan Juli-Agustus 2015 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Bukit Mas , Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat.

(86)

Pengalaman Organisasi:

1. Anggota Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP) Universitas Sumatera Utara.

Gambar

Tabel 3.1. Produktivitas Semangka Daerah Sentra Produksi di Kabupaten Serdang Bedagai April 2015
Tabel 4.2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur
Tabel 4.6. Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku dan Agama Jumlah Persentase Jumlah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan total produksi dari ubi kayu yang cukup optimal di Desa Pegajahan, Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai, memberikan pendapatan kepada petani ubi kayu sebesar

UMMUL KHOIR (090304019/AGRIBISNIS) dengan judul skripsi Analisis Perkembangan Pendapatan Usahatani Padi Organik ( Studi kasus: Desa Lubuk Bayas Kec.Perbaungan Kab. Serdang

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi produksi padi di Daerah Irigasi Sungai Ular Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai dalam aras produksi padi yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi produksi padi di Daerah Irigasi Sungai Ular Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai dalam aras produksi padi yang

Analisis Perkembangan Pendapatan Usahatani Padi Organik ( Studi kasus: Desa Lubuk Bayas Kec.Perbaungan Kab. Serdang Bedagai). Penelitian ini dibimbing oleh Ir. Diana Chalil,

Melihat komoditi ubi kayu di Serdang Bedagai sebagai komoditi unggul dan kondisi sosial ekonomi para petani ubi kayu yang secara visual cukup sejahtera membuat

bahwa Kecamatan Pegajahan merupakan sentra produksi kerupuk opak di Kabupaten Serdang Bedagai, dimana daerah tersebut dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam

FAJAR AGUNG KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Muhammad Kamil Kurniadi Fakultas Ekonomi, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah * Korespondensi Penulis: