• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Sistem Komputerisasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (Studi Pada Kantor Pengadilan Agama Simalungun)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Sistem Komputerisasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (Studi Pada Kantor Pengadilan Agama Simalungun)"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

No

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah Rata-Rata

1 4 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 47 3,9

2 5 4 5 4 3 5 5 3 1 5 4 3 47 3,9

3 3 5 5 4 3 3 5 5 3 3 5 5 49 4,1

4 3 4 4 5 3 4 4 3 4 3 5 4 46 3,8

5 5 5 3 5 5 4 3 5 3 2 5 5 50 4,2

6 3 5 4 3 4 4 5 3 4 5 4 4 48 4,0

7 5 5 4 3 5 4 3 3 4 4 5 5 50 4,2

8 4 3 5 4 4 3 3 4 5 3 4 5 47 3,9

9 5 3 4 5 5 5 5 4 3 3 3 5 50 4,2

10 3 4 5 4 5 3 4 4 5 4 3 5 49 4,1

11 5 3 4 3 5 5 4 3 4 5 4 4 49 4,1

12 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 3 5 55 4,6

13 4 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 49 4,1

14 5 3 4 4 5 5 3 4 5 4 5 3 50 4,2

15 4 5 4 4 5 3 3 4 5 5 4 5 51 4,3

16 4 3 5 5 3 5 4 4 3 4 5 5 50 4,2

17 4 5 4 3 3 5 5 4 5 4 5 4 51 4,3

18 4 3 4 5 5 4 3 4 4 5 3 3 47 3,9

19 5 4 4 4 3 5 5 3 4 5 3 4 49 4,1

(2)
(3)

13 4 3 4 5 5 4 3 4 4 5 41 4,1

14 5 4 4 4 3 5 5 3 4 5 42 4,2

15 5 5 3 3 4 5 4 4 4 4 41 4,1

16 3 5 4 3 4 4 5 5 4 3 40 4,0

17 4 5 4 4 5 3 3 4 3 5 40 4,0

18 4 4 5 3 4 4 5 4 4 4 41 4,1

19 5 3 4 4 5 5 3 4 5 4 42 4,2

20 4 5 4 4 5 4 3 4 5 5 43 4,3

21 5 5 3 3 4 5 4 4 4 4 41 4,1

22 3 5 4 3 4 4 5 5 4 3 40 4,0

23 3 4 4 3 4 5 5 5 3 4 40 4,0

24 5 4 4 5 5 4 3 5 3 5 43 4,3

25 4 5 4 4 3 5 5 4 3 5 42 4,2

26 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 40 4,0

27 5 4 5 4 3 5 5 3 3 2 39 3,9

28 3 5 5 4 3 3 5 5 3 1 37 3,7

Rata 4,2 4,2 4,2 3,8 4,2 4,3 4,1 4,0 4,0 4,0

No X Y X² Y² XY

1 47 40 2209 1600 1880

2 47 38 2209 1444 1786

3 49 38 2401 1444 1862

4 46 42 2116 1764 1932

5 50 41 2500 1681 2050

(4)

79

7 50 47 2500 2209 2350

8 47 41 2209 1681 1927

9 50 42 2500 1764 2100

10 49 42 2401 1764 2058

11 49 40 2401 1600 1960

12 55 42 3025 1764 2310

13 49 41 2401 1681 2009

14 50 42 2500 1764 2100

15 51 41 2601 1681 2091

16 50 40 2500 1600 2000

17 51 40 2601 1600 2040

18 47 41 2209 1681 1927

19 49 42 2401 1764 2058

20 48 43 2304 1849 2064

21 49 41 2401 1681 2009

22 47 40 2209 1600 1880

23 49 40 2401 1600 1960

24 50 43 2500 1849 2150

25 51 42 2601 1764 2142

26 50 40 2500 1600 2000

27 51 39 2601 1521 1989

28 47 37 2209 1369 1739

(5)

Pengaruh Sistem Komputerisasi Terhadap Produktivitas Kerja

Pegawai (Studi Pada Kantor Pengadilan Agama Simalungun)

I. Petunjuk Pengisian

Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai pendapat Bapak/Ibu dengan memberi tanda checklict ( √ ) pada kolom yang tersedia. Ada lima alternatif jawaban yang dapat Bapak/Ibu pilih, yaitu ;

SS = Sangat Sesuai

S = Sesuai

KS = Kurang Sesuai

TS = Tidak Sesuai

STS = Sangat Tidak Sesuai

II. Identitas Responden

1. Nama :

2. Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan 3. Usia : Tahun 4. Pendidikan :

(6)

81

Daftar Pertanyaan Tentang Sistem Komputerisasi

No. Pertanyaan SS S KS TS STS

1 Perangkat yang Bapak/Ibu gunakan sesuai standart

2 Spesifikasi perangkat yang Bapak/Ibu gunakan sesuai dengan yang dibutuhkan 3 Perangkat yang Bapak/Ibu gunakan dapat

mendukung program yang dilaksanakan 4 Aplikasi yang Bapak/Ibu pakai dapat

dimaksimalkan

5 Aplikasi yang Bapak/Ibu pakai dapat menunjang kinerja

6 Bapak/Ibu memiliki aplikasi khusus dalam mendukung pekerjaan

7 Bapak/Ibu memiliki Skill yang sesuai dengan pekerjaan yang dikerjakan

8 Bapak/Ibu diberikan pelatihan khusus dalam tugas pekerjaan

9 Pemeliharaan perangkat komputer didalam kantor Bapak/Ibu dilakukan dengan baik 10 Jaringan internet yang tersedia mampu

mempercepat proses penyelesaian pekerjaan 11 Ketersediaan fasilitas komputer sudah

dipergunakan dengan baik

(7)

Daftar Pertanyaan Tentang Produktivitas Kerja Pegawai

No. Pertanyaan SS S KS TS STS

1 Bapak/Ibu sudah memberikan hasil pekerjaan terbaik

2 Bapak/Ibu kerjakan sesuai target yang diberikan

3 Bapak/Ibu dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu sesuai instruksi 4 Bapak/Ibu dapat memaksimalkan

sarana/prasarana yang ada

5 Bapak/Ibu diberikan motivasi dari pimpinan 6 Bapak/Ibu mendapatkan apresiasi dari

kantor

7 Bapak/Ibu mendapatkan insentif jika ada pekerjaan tambahan

8 Bapak/Ibu mempunyai kesadaran akan disiplin kerja

9 Bapak/Ibu dapat mematuhi peraturan yang dibuat

(8)

74

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Amsyah, Zulkifli. 2003. Manajemen Sistem Informasi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Gordon, Davis. B. 2002. Sistem Informasi Manajemen. Cv. Taruna Grafika. Jakarta.

Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen, Dasar, pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.

James A, O'Brien. 2006. Management information systems. Boston:McGraw-Hill. Muchdarsyah Sinungan. 2008. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Edisi Kedua.

Jakarta: Bumi Aksara.

Paulus, Andi Khrisbianto. 2005. Sistem Informasi. Informatika Bandung. Bandung.

Ridwan. 2009. Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Jakarta : Alfabeta.

Sedarmayanti. 2001. Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Manajemen Perkantoran. Cv. Mandar Maju. Bandung.

Siagian, Sondang P, Prof. Dr. MPA. 2002. Kiat meningkatkan produktivitas Kerja. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Siagian, Sondang P, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama, Cetakan Keempatbelas, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

(9)

Sutrisno Hadi. 2001. Metodologi Research untuk Penulisan Paper, Skripsi, Thesis dan Disertasi, Jilid Tiga. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Sutrisno Hadi. 2004. Metodologi Reaserch.Yogyakarta : Andi.

Tata Sutabri. 2003. Analisa Sistem Informasi. Penerbit Andi Yogjakarta.

Tjutju Yuniarsih dan Suwatno. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Alfabeta. Bandung.

INTERNET

(10)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Adapun bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian korelasional dengan melakukan pendekatan kuantitatif dan menggunakan rumus statistik untuk membantu menganalisa data dan fakta yang diperoleh. Meskipun secara keseluruhan bentuk penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mempergunakan teknik statistik di dalam menganalisa permasalahan penelitian, Penulis juga menggunakan teknik wawancara yang bersifat sebagai penegasan terhadap hasil kuesioner yang diedarkan. Dengan demikian, secara tidak langsung bentuk penelitian ini juga membutuhkan penguatan-penguatan hasil wawancara di samping penggunaan data dan informasi secara kuantitatif.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Kantor Pengadilan Agama Simalungun Jalan Asahan Km 3,5 Kabupaten Simalungun. Sumatera Utara

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

(11)

penjelasan diatas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di Kantor Pengadilan Agama Simalungun yang berjumlah 28 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harap betul-betul representative (Sugiyono, 2005:91). Untuk menentukan jumlah sampel penulis menggunakan teknik penarikan sampel berdasarkan jumlah populasi. Pada penelitian ini semua populasi yang berjumlah 28 orang sebagai sampel.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam peneliti ini penulis menggunakan dua macam data menurut klasifikasi jenis dan sumbernya, yaitu :

Dalam peneliti ini penulis menggunakan dua macam data menurut klasifikasi jenis dan sumbernya, yaitu:

1. Teknik pengumpulan data primer

Teknik pengmpulan data primer tersebut dilakukan dengan instrument sebagai berikut:

1) Metode Angket/ Kuesioner digunakan sebagai alat pendamping dalam mengumpulkan data. Daftar dibuat pertanyaan semi terbuka yang member pilihan jawaban pada responden dan memberikan penjelasan-penjelasan yang diperlukan oleh penullis

(12)

31

berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai karyawan/pegawai untuk memperoleh jawaban langsung responden.

3) Metode Observasi, yaitu pelaksanaan pengamatan secara langsung terhadap fenomena-fenomena yang berkaitan dengan fokus penelitian.

2. Teknik pengumpulan data sekunder :

1) Penelitian kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi melalui literature yang relevan dengan judul penelitian seperti buku-buku, artikel dan makalahyang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

2) Studi dokumentasi yaitu dengan cara memperoleh data melalui pengkajian dan penelaahan terhadap catatan penulis maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah-masalah yang diteliti.

3.5 Teknik Penentuan Skor

Teknik Pengumpulan oleh nilai yang digunakan untuk penelitian ini adalah memakai skala ordinal untuk menilai jawaban kuesioner yang disebarkan kepada responden (Singarimbun, 1995:102)

Kemudian untuk menentukan kategori jawaban responden terhadap masing-masing alternatif jawaban apakah tergolong dengan skala sebagai berikut :

(13)

d. Untuk pilihan jawaban d diberi nilai/skor 2 e. Untuk pilihan jawaban e diberi nilai/skor 1

Untuk mengetahui atau menetukan kategori jawaban responden dari masing-masing variabel tergolong tinggi, sedang, atau rendah, maka terlebih dahulu ditentukan skala intervalnya dengan cara sebagai berikut :

Maka diperoleh :

5 1 5 

8 , 0 

Sehingga dengan demikian dapat ditentukan kategori jawaban responden masing-masing variabel, yaitu :

a. Skor untuk kategori sangat tinggi = 4,21 – 5,00 b. Skor untuk kategori tinggi = 3,41 – 4,20 c. Skor untuk kategori sedang = 2,61 – 3,40 d. Skor untuk kategori rendah = 1,81 – 2,60 e. Skor untuk kategori sangat rendah = 1,00 – 1,80

3.6. Teknik Analisa Data

(14)

33

moment. Penggunaan teknik korelasi seperti ini didasarkan atas sumber yang diperoleh penulis serta adanya interval data yang berguna untuk melihat apakah jawaban responden tergolong tinggi, sedang, rendah.

3.6.1 Koefisien Korelasi Product Moment

Adapun rumus koefisien Korelasi Pearson Product Moment (Sugiyono, 2004:212) adalah sebagai berikut :

rxy=

rxy = Angka indeks Korelasi “r” Pearson Product Moment N = Populasi

∑xy = Jumlah Perkalian antra skor x dan Skor y

∑x = Jumlah skor x

∑y = Jumlah skor y

Untuk menentukan hubungan kedua variabel tersebut maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Nialai r yang positif menunjukkan hubungan kedua variabel positif, artinya kenaikan nilai variabel yang satu diakui oleh nilai variabel yang lain.

(15)

c. Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel tidak menunjukkan hubungan, artinya variabel yang satu tetap meskipun yang lainnya berubah.

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r (Koefisien Korelasi), digunakan penafsiran interpretasi angka yang dikemukakan oleh (Sugiyono, 2004:214), yaitu:

Tabel 1 : Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi

Inteprestasi Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 berarti atau tidak, tabel korelasi ini mencatumkan batas-batas r yang signifikan tertentu, dalam hal ini signifikan,5,00(%) bila nilai r yang signifikan artinya hipotesis alternatif dapat diterima.

3.6.2 Koefisien Determinant

(16)

35

Perhitungan dilakukan dengan menguadtratkan nilai koefisienpearson Product moment (rxy)2 x 100 (%)

D = (rxy)2 x 100 (%) Keterangan :

D = Koefisien Determinant

(rxy)2 = Koefisien Pearson Product Moment antara x dan y.

3.6.3 Uji “T”

Untuk menguji keberartian koefisien antara variabel, digunakan uji statistik t dengan rumus :

2

1 2

r n r t

  

Dimana : r = koefisisen korelasi product moment n = jumlah sampel

(Sutrisno Hadi,2001:365) Kriteria pengujian adalah :

jika harga t hitung < t tabel maka hipotesis alternatif ditolak.

(17)

4.1 Profil Pengadilan Agama Simalungun

Pengadilan Agama Simalungun berlokasi di Jalan Asahan KM.3,5 Kabupaten Simalungun, merupakan pengadilan yang menangani masalah perkawinan yang bersifat kewilayahan dengan jumlah pegawai tetap sebanyak 28 orang.

4.2. Lambang Pengadilan Agama Simalungun

Lambang Pengadilan Agama Simalungun sama dengan mahkamah agung RI akan tetapi hanya nama daerahnya saja yang berganti.

(18)

37

4.3. Visi dan Misi Pengadilan Agama Simalungun

Pengadilan Agama Simalungun mempunyai visi dan misi yang selaras dengan visi dan misi Mahkahmah Agung RI, VISInya adalah "TERWUJUDNYA

PERADILAN AGAMA SIMALUNGUN YANG BERSIH DAN

BERMARTABAT MENUJU PERADILAN YANG AGUNG".

Untuk mencapai visi tersebut, maka Pengadilan Agama Simalungun menetapkan misi - misi sebagai berikut:

1. Mewujudkan pelayanan prima yang berkeadilan;

2. Meningkatkan profesionalisme aparatur Peradilan Agama; 3. Mewujudkan Manajemen Peradilan Agama yang Modern ;

4. Meningkatkan kredibilitas,transparasi dan akuntabilitas Peradilan Agama;

4.4. Tujuan dan Fungsi Pengadilan Agama Simalungun

1. Tujuan Pokok Pengadilan Agama Simalungun

Kewenangan dan bidang tugas Pengadilan Agama Simalungun sesuai dengan ketentuan Pasal 2 jo. Pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama adalah memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara tertentu antara orang-orang yang beragama Islam :

1) Dibidang Perkawinan

(19)

upacara pernikahan. Umumnya perkawinan dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga.

Tergantung budaya setempat bentuk perkawinan bisa berbeda - beda dan tujuannya bisa berbeda-beda juga. Tapi umumnya perkawinan itu ekslusif dan mengenal konsep perselingkuhan sebagai pelanggaran terhadap perkawinan. Perkawinan umumnya dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga. Umumnya perkawinan harus diresmikan dengan pernikahan.

Bentuk Perkawinan

Menurut jumlah suami istri

1. Monogami (mono berarti satu, gamos berarti kawin) yaitu perkawinan antara satu orang laki-laki dan satu orang perempuan. 2. Poligami (poli berarti banyak) yaitu perkawinan antara satu

orang laki-laki atau wanita dan lebih dari satu wanita atau laki-laki. Dengan kata lain, beristri atau bersuami lebih dari satu orang. Poligami dibagi menjadi dua yaitu:

Poligini, yaitu seorang laki-laki beristri lebih dari satu orang. Poligini sendiri dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

1. Poligini sororat, bila para istrinya beradik-kakak

2. Poligini non-sororat, bila para istrinya bukan beradik-kakak

Poliandri, yaitu seorang istri bersuami lebih dari satu orang. Poliandri dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

(20)

39

2. Poliandri non-fraternal, bila para suami bukan beradik-kakak. Poliandri antara lain terdapat pada orang Eskimo, Markesas (Oceania), Toda di India Selatan dan beberapa bangsa di Afrika Timur dan Tibet

Adapun tugas Pengadilan Agama dibidang Perkawinan adalah hal - hal yang diatur dalam atau berdasarkan undang – undang mengenai perkawinan yang berlaku yang dilakukan menurut syari'ah, antara lain :

1. Izin beristri lebih dari seorang

2. Izin melangsungkan perkawinan bagi orang yang belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun, dalam hal orang tua wali, atau keluarga dalam garis lurus ada perbedaan pendapat;

3. Dispensasi kawin; 4. Pencegahan perkawinan;

5. Penolakan perkawinan oleh Pegawai Pencatat Nikah; 6. Pembatalan perkawinan;

7. Gugatan kelalaian atas kewajiban suami dan istri; 8. Perceraian karena talak;

9. Gugatan perceraian;

10.Penyelesaian harta bersama; 11.Penguasaan anak-anak;

12.Ibu dapat memikul biaya pemeliharaan dan pendidikan anak bilamana bapak yang seharusnya bertanggung jawab tidak mematuhinya;

(21)

14.Putusan tentang sah tidaknya seorang anak; 15.Putusan tentang pencabutan kekuasaan orang tua; 16.Pencabutan kekuasaan wali;

17.Penunjukan orang lain sebagai wali oleh pengadilan dalam hal kekuasaan seorang wall dicabut;

18.Penunjukan seorang wali dalam hal seorang anak yang belum cukup umur 18 (delapan belas) tahun yang ditinggal kedua orang tuanya; 19.Pembebanan kewajiban ganti kerugian atas harta benda anak

yang ada di bawah kekuasaannya;

20.Penetapan asal-usul seorang anak dan penetapan pengangkatan anak berdasarkan hukum Islam;

21.Putusan tentang hal penolakan pemberian keterangan untuk melakukan perkawinan campuran;

22.Pernyataan tentang sahnya perkawinan yang terjadi sebelum Undang - Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan dijalankan menurut peraturan yang lain.

2) Dibidang Perceraian

(22)

41

dan aturan tentang perceraian, dan pasangan itu dapat menyelesaikannya ke pengadilan.

Jenis perceraian

1. Cerai hidup - karena tidak cocok satu sama lain. 2. Cerai mati - karena salah satu pasangan meninggal.

3) Dibidang Waris

Dibidang waris adalah penentuan siapa yang menjadi ahli waris, penentuan mengenai harta peninggalan, penentuan bagian masing - masing ahli waris, dan melaksanakan pembagian harta peninggalan tersebut, serta penetapan pengadilan atas permohonan seseorang tentang penentuan siapa yang menjadi ahli waris, penentuan bagian masing - masing ahli waris.

4) Dibidang Hibah

Dibidang adalah pemberian suatu benda secara sukarela dan tanpa imbalan dari seseorang atau badan hukum kepada orang lain atau badan hukum untuk dimiliki.

5) Dibidang Wakaf

(23)

Macam macam Wakaf

Ulama fikih seperti yang dinyatakan oleh Abdul Aziz Dahlan dalam Ensiklopedi Hukum Islam (2006: 1906) membagi wakaf kepada dua bentuk:

1. Wakaf khairi. Wakaf ini sejak semula diperuntukkan bagi kemaslahatan atau kepentingan umum, sekalipun dalam jangka waktu tertentu, seperti mewakafkan tanah untuk membangun masjid, sekolah, dan Rumah Sakit. 2. Wakaf ahli atau zurri. Wakaf ini sejak semula ditentukan kepada pribadi

tertentu atau sejumlah orang tertentu sekalipun pada akhirnya untuk kemaslahatan atau kepentingan umum, karena apabila penerima wakaf telah wafat maka harta wakaf itu tidak boleh diwarisi oleh ahli waris yang menerima wakaf.

Dibidang wakaf adalah perbuatan seseorang atau sekelompok orang (wakif) untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syari'ah.

6) Dibidang Shadaqah

(24)

43

7) Dibidang Wasiat

Dibidang wasiat adalah perbuatan seseorang memberikan suatu benda atau manfaat kepada orang lain atau lembaga/badan hukum, yang berlaku setelah yang memberi tersebut meninggal dunia.

8) Dibidang Zakat

Dibidang zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan hukum yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan syari'ah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.

9) Dibidang Infaq

Dibidang infaq adalah perbuatan seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain guna menutupi kebutuhan, baik berupa makanan, minuman, mendermakan, memberikan rezeki (karunia), atau menafkahkan sesuatu kepada orang lain berdasarkan rasa ikhlas, dan karena Allah Subhanahu Wata'ala.

10)Dibidang Ekonomi Syari‟ah

Dibidang Ekonomi syari'ah adalah perbuatan atau kegiatan usaha yang dilaksanakan menurut prinsip syari'ah, antara lain meliputi :

1. Bank Syariah

2. Lembaga keuangan mikro syari'ah Contohnya : Asuransi syari'ah; 3. Reasuransi syari'ah;

4. Reksa dana syari'ah;

(25)

6. Sekuritas syari'ah; 7. Pembiayaan syari'ah; 8. Pegadaian syari'ah;

9. Dana pensiun lembaga keuangan syari'ah; 10.Bisnis syari'ah.

2. Fungsi Pengadilan Agama Simalungun

Di samping tugas pokok dimaksud di atas, Pengadilan Agama mempunyai fungsi, antara lain sebagai berikut :

1) Fungsi Mengadili (Judicial Power)

Fungsi mengadili (judicial power), yakni menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara-perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama dalam tingkat pertama (vide : Pasal 49 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006).

2) Fungsi Pembinaan

(26)

45

3) Fungsi Pengawasan

Fungsi pengawasan, yakni mengadakan pengawasan melekat atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, Panitera Pengganti, dan Jurusita/ Jurusita Pengganti di bawah jajarannya agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya (vide : Pasal 53 ayat (1) dan (2) Undang-undang Nomor No. 3 Tahun 2006) dan terhadap pelaksanaan administrasi umum kesekretariatan serta pembangunan. (vide: KMA Nomor KMA/080/VIII/2006).

4) Fungsi Nasehat

Fungsi nasehat, yakni memberikan pertimbangan dan nasehat tentang hukum Islam kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta. (vide : Pasal 52 ayat (1) Undang-undang Nomor No. 3 Tahun 2006).

5) Fungsi Administratif

Fungsi administratif, yakni menyelenggarakan administrasi peradilan (teknis dan persidangan), dan administrasi umum (kepegawaian, keuangan, dan umum/perlengakapan) (vide : KMA Nomor KMA/080/ VIII/2006).

6) Fungsi Lainnya

(27)
(28)

47 BAB V

PENYAJIAN DATA

Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menyebarkan kuesioner penelitian kepada responden selama melakukan penelitian di Kantor Pengadilan Agama Simalungun, Sumatera Utara. Adapun kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini bersifat tertutup, dimana responden diharuskan memilih salah satu alternatif jawaban yag tersedia. Setiap jawaban akan diberikan nilai atau skor.

Penulis akan menyajikan penelitian yang telah dilakukan selama penulisan skripsi ini dengan menyebarkan kuesioner. Adapun kuesioner yang disebarkan terdiri atas 2 variabel, yaitu :

a) Variabel bebas/Sistem Komputerisasi (X) terdiri atas 12 pertanyaan. b) Variabel terikat/Produktivitas Kerja Pegawai (Y) terdiri atas 10

pertanyaan.

Bagian ini dimaksudkan untuk mengetahui nilai masing-masing variabel yang diteliti tersebut yang kemudian akan digunakan dalam analisa data untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel Sistem Komputerisasi dengan variabel Produktivitas Kerja Pegawai dan sekaligus untuk menguji hipotesis. Untuk menentukan nilai pada jenis pertanyaan dari suatu indikator, digunakan skala yang mengurutkan dari suatu tingkat sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.

(29)

1. Jawaban “SS” bernilai 5 untuk tingkat sangat tinggi 2. Jawaban “S” bernilai 4 untuk tingkat tinggi

3. Jawaban “KS” bernilai 3 untuk tingkat sedang

4. Jawaban “TS” bernilai 2 untuk tingkat rendah

5. Jawaban “SKS” bernilai 1 untuk tingkat sangat rendah

5.1. Karakteristik Responden

Data karakteristik responden dimaksudkan untuk mengidentifikasi responden. Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah pegawai Pengadilan Agama Simalungun yang menjadi sampel responden berjumlah 40 orang. Karakteristik responden ini meliputi nama, jenis kelamin, usia, pendidikan, dan Jabatan dari para responden. Untuk lebih jelasnya dilihat pada tabel-tabel yang diuraikan peneliti di bawah ini:

Tabel 5.1

Data responden berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Laki-laki 18 64,2%

2 Perempuan 10 36,8%

Jumlah 28 100%

(30)

49

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah responden berjenis kelamin laki-laki adalah berjumlah 18 orang (64,2%) sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 10 orang (36,8%). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis, mayoritas pegawai pada kantor Pengadilan Agama Simalungun berjenis kelamin laki-laki.

Tabel 5.2

Distribusi jawaban responden berdasarkan usia

No Usia Frekuensi Persentase (%)

1 ≤ 25 Tahun - -

2 26-30 Tahun 6 21,4%

3 31-35 Tahun 6 21,4%

4 ≥ 36 Tahun 16 57,1%

JUMLAH 28 100 %

Sumber:Hasil Kuesioner 2015

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa responden yang berumur berumur 26-30 tahun sebanyak 6 orang (21,4%), responden yang berumur 31-35 tahun sebanyak 6 orang (21,4%) dan reponden berumur ≥36 tahun sebanyak 16

(31)

Tabel 5.3

Distribusi jawaban responden berdasarkan pendidikan

No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1 SMA/SLTA 3 10,7%

2 Diploma (D-1 atau D-III) 6 21,4%

3 Sarjana (S-1) 15 53,5%

4 Pasca Sarjana (S-2) 4 14,2%

JUMLAH 28 100%

Sumber: Hasil Kuesioner 2015

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa responden yang berpendidikan SMA/SLTA berjumlah 3 orang (10,7%), Diploma berjumlah 6 orang (21,4%), responden yang berpendidikan sarjana (S-1) berjumlah 15 orang (53,5%), responden yang berpendidikan pasca sarjana (S-2) berjumlah 4 orang (14,2%), Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan pegawai pada kantor Pengadilan Agama Simalungun sudah cukup tinggi. Dapat disimpulkan mayoritas responden yang berpendidikan S-1.

5.2 Variabel Penelitian

5.2.1. Sistem Komputerisasi di Pengadilan Agama Simalungun

Pada bagian ini Sistem Komputerisasi merupakan variabel (X) dalam penelitian ini dan mempunyai beberapa indikator seperti berikut:

(32)

51

Tabel 5.4

Perangkat yang Bapak/Ibu gunakan sesuai standart

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 10 35,7 setuju bahwa perangkat yang digunakan sesuai standart, 13 responden (4,6,4%) menyatakan setuju, 5 responden (17,9%) menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor Pengadilan Agama Simalungun, menyatakan perangkat yang digunakan sudah sesuai dengan standart yang diinginkan.

Tabel 5.5

Spesifikasi perangkat yang Bapak/Ibu gunakan sesuai dengan yang

dibutuhkan

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

(33)

Dari data pada tabel di atas, 13 responden (46,4%) menyatakan sangat setuju dengan spesifikasi perangkat yang digunakan sangat sesuai yang dengan dibutuhkan, 6 responden (21,4%) menyatakan setuju, 9 responden (32,2%) menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa, para pegawai pada kantor Pengadilan Agama Simalungun menyatakan bahwa spesifikasi perangkat yang tersedia sudah sesuai dengan yang dibutuhkan.

Tabel 5.6

Perangkat yang Bapak/Ibu gunakan dapat mendukung program yang

dilaksanakan

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 8 28,5

2 Setuju 18 64,3

3 Kurang Setuju 2 7,2

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 28 100

Sumber: Hasil Kuesioner 2015

(34)

53

Tabel 5.7

Aplikasi yang Bapak/Ibu pakai dapat dimaksimalkan

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 7 25

Dari data pada tabel di atas, 7 responden (25%) menyatakan sanagat setuju dengan aplikasi yang dipakai mampu dimaksimalkan oleh para pegawai, 13 responden (46,5%) menyatakan setuju, 8 responden (28,5%) menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa, para pegawai di kantor Pengadilan Agama Simalungun menyatakan bahwa aplikasi yang tersedia dapat dimaksimalkan dengan baik oleh para pegawai.

Tabel 5.8

Aplikasi yang Bapak/Ibu pakai dapat menunjang kinerja

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

(35)

Dari data pada tabel di atas, 12 responden (42,9%) menyatakan sangat setuju terkait penggunaan aplikasi yang dipakai dapat menunjang kinerja para pegawai, 7 responden (25%) menyatakan setuju, 9 responden (32,1%) menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa, para pegawai pada kantor Pengadilan Agama Simalungun menyatakan bahwa penggunaan aplikasi yang tersedia mampu menunjang kinerja agar lebih baik lagi.

Tabel 5.9

Bapak/Ibu memiliki aplikasi khusus dalam mendukung pekerjaan

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 12 42,9

2 Setuju 11 39,2

3 Kurang Setuju 5 17,8

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 28 100

Sumber: Hasil Kuesioner 2015

(36)

55

Tabel 5.10

Bapak/Ibu miliki Skill yang sesuai dengan pekerjaan yang dikerjakan

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 11 39,2 pekerjaan yang dikerjakan, 6 responden (21,6%) menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa umumnya para pegawai pada kantor Pengadilan Agama Simalungun menyatakan bahwa para pegawai memiliki skill yang sesuai dengan tugas yang akan dikerjakan.

Tabel 5.11

Bapak/Ibu diberikan pelatihan khusus dalam tugas pekerjaan

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

(37)

Dari data pada tabel di atas, 4 responden (14,2%) menyatakan sangat setuju terkait pelatihan khusus yang diberikan kepada para pegawai terutama dalam penyelesaian tugas pekerjaan, 18 responden (64,2%) menyatakan setuju, 6 responden (21,6%) menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa, para pegawai di kantor Pengadilan Agama Simalungun menerima pelatihan khusus terutama dalam penyelesaian tugas pekerjaan dari masing – masing pegawai.

Tabel 5.12

Pemeliharaan perangkat komputer didalam kantor Bapak/Ibu dilakukan

dengan baik

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 8 28,6

2 Setuju 13 46,4

3 Kurang Setuju 6 21,4

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju 1 3,6

Jumlah 28 100

Sumber: Hasil Kuesioner 2015

(38)

57

Tabel 5.13

Jaringan internet yang tersedia mampu mempercepat proses penyelesaian

pekerjaan

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 10 35,7

2 Setuju 12 42,8

3 Kurang Setuju 5 17,9

4 Tidak Setuju 1 3,6

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 28 100

Sumber: Hasil Kuesioner 2015

(39)

Tabel 5.14

Ketersediaan fasilitas komputer sudah dipergunakan dengan baik

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 11 39,3

2 Setuju 10 35,7

3 Kurang Setuju 7 25

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju -

Jumlah 28 100

Sumber: Hasil Kuesioner 2015

(40)

59

Tabel 5.15

Fasilitas komputer yang tersedia mampu menunjang penyelesaian pekerjaan

sesuai dengan waktu yang ditentukan

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 11 39,3

2 Setuju 10 35,7

3 Kurang Setuju 7 25

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju -

Jumlah 28 100

Sumber: Hasil Kuesioner 2015

Dari data pada tabel di atas, 11 responden (39,3%) menyatakan sangat setuju terkait ketersediaan fasilitas komputer telah dipergunaka dengan baik oleh para pegawai, 10 responden (35,7%) menyatakan setuju, 7 responden (25%) menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor Pengadilan Agama Simalungun menilai bahwa pemanfaatan fasilitas komputer pada Kantor Pengadilan Agama Simalungun telah dipergunakan dengan baik oleh para pegawai.

5.2.2. Produktivitas Kerja Pegawai di Pengadilan Agama Simalungun

Pada bagian ini Sistem Komputerisasi merupakan variabel (Y) dalam penelitian ini dan mempunyai beberapa indikator seperti berikut:

(41)

Tabel 5.16

Bapak/Ibu sudah memberikan hasil pekerjaan terbaik

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 11 39,3

2 Setuju 11 39,3

3 Kurang Setuju 6 21,4

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 28 100

Sumber: Hasil Kuesioner 2015

Dari data pada tabel di atas, 11 responden (39,3%) menyatakan sangat setuju dan setuju terkait para pegawai telah memberikan hasil pekerjaan terbaik, 6 responden (21,4%) menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa, para pegawai pada kantor Pengadilan Agama Simalungun telah memberikan pekerjaan yang terbaik bagi instansi tersebut.

Tabel 5.17

Bapak/Ibu kerjakan sesuai target yang diberikan

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 13 46,4

2 Setuju 7 25

3 Kurang Setuju 8 28,6

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 28 100

(42)

61

Dari data pada tabel di atas, 13 responden (46,4%) menyatakan sangat setuju mengenai pekerjaan yang dikerjakan sesuai dengan target yang diberikan, 7 responden (25%) menyatakan setuju, 8 responden (28,6%) menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor Pengadilan Agama Simalungun menyatakan bahwa pekerjaan yang telah dikerjakan sesuai dengan target yang diberikan kepada para pegawai.

Tabel 5.18

Bapak/Ibu dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu sesuai

instruksi

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 7 25

2 Setuju 19 67,8

3 Kurang Setuju 2 7,2

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 28 100

Sumber: Hasil Kuesioner 2015

(43)

Tabel 5.19

Bapak/Ibu dapat memaksimalkan sarana/prasarana yang ada

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 4 14,3

2 Setuju 13 46,4

3 Kurang Setuju 11 39,3

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 28 100

Sumber: Hasil Kuesioner 2015

Dari data pada tabel di atas, 4 responden (14,3%) menyatakan sangat setuju mengenai kemampuan para pegawai memaksimalkan fasilitas yang tersedia, 13 responden (46,4%) menyatakan setuju, 11 responden (39,3%) menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor Pengadilan Agama Simalungun mampu memaksimalkan fasilitas yang tersedia di Kantor Pengadilan Agama Simalungun.

Tabel 5.20

Bapak/Ibu diberikan motivasi dari pimpinan

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 11 39,3

2 Setuju 11 39,3

3 Kurang Setuju 6 21,4

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 28 100

(44)

63

Dari data pada tabel di atas, 11 responden (39,3%) menyatakan sangat setuju dan setuju mengenai pimpinan memberikan motivasi kepada para pegawai, 6 responden (21,4%) menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai di kantor Pengadilan Agama Simalungun menyatakan bahwa pimpinan memberikan motivai kepada para pegawai agar mampu meningkatkan kinerja masing – masing pegawai.

Tabel 5.21

Bapak/Ibu mendapatkan apresiasi dari kantor

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 13 46,4

2 Setuju 10 35,7

3 Kurang Setuju 5 17,9

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 28 100

Sumber: Hasil Kuesioner 2015

(45)

Tabel 5.22

Bapak/Ibu mendapatkan insentif jika ada pekerjaan tambahan

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 13 46,4 setuju mengenai pertanyaan bahwa para pegawai mendapat insentif jika ada pekerjaan tambahan yang harus dikerjakan, 5 responden (17,9%) menyatakan kurang setuju, 10 responden (35,7%) menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor Pengadilan Agama Simalungun menyatakan bahwa para pegawai memperoleh insentif jika ada pekerjaan tambahan yang harus dikerjakan.

Tabel 5.23

Bapak/Ibu mempunyai kesadaran akan disiplin kerja

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

(46)

65

Dari data pada tabel di atas, 6 responden (21,4%) menyatakan sangat setuju terkait para pegawai mempunyai kesadaran akan disiplin kerja, 17 responden (60,7%) menyatakan setuju, 5 responden (17,9%) menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai di kantor Pengadilan Agama Simalungun memiliki kesadaran akan disiplin kerja yang baik.

Tabel 5.24

Bapak/Ibu dapat mematuhi peraturan yang dibuat

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 8 28,6

2 Setuju 12 42,8

3 Kurang Setuju 8 28,6

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 28 100

Sumber: Hasil Kuesioner 2015

(47)

Tabel 5.25

Bapak/Ibu takut akan sanksi yang diberikan jika melanggar

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 10 35,7

2 Setuju 12 42,8

3 Kurang Setuju 4 14,3

4 Tidak Setuju 1 3,6

5 Sangat Tidak Setuju 1 3,6

Jumlah 28 100

Sumber: Hasil Kuesioner 2015

(48)

67 BAB VI

ANALISA DATA

Tujuan dari penelitian ini telah diperlihatkan pada BAB I, dan untuk lebih mengetahui apakah tujuan dari penelitian tersebut tercapai atau tidak, maka perlu dilakukan beberapa langkah. Untuk mengetahui bagaimanakah Pengaruh Sistem Komputerisasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada kantor Pengadilan Agama Simalungun, terlebih dahulu apakah ada pengaruh antara variabel X (Sistem Komputerisasi) terhadap variabel Y (Produktivitas Kerja Pegawai).

Pengaruh antara variabel X dan variabel Y dapat diketahui dengan menggunakan rumus koefisien korelasi product moment, selanjutnya untuk mengetahui besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y digunakan perhitungan koefisien determinasi. Beberapa rumus tersebut telah dipaparkan pada BAB II.

6.1 Koefisien Korelasi Product Moment

Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dari responden maka jika diterapkan dalam rumus akan diperoleh sebagai berikut :

N = 28 ∑xy = 56341

∑x = 1376 ∑x² = 67714

∑y = 1146 ∑y² = 47000

Keseluruhan hasil tersebut dimasukkan ke dalam rumus korelasi product moment, maka dapat dilihat sebagai berikut :

(49)

Dengan hasil perhitungan diperoleh koefisien yang positif sebesar 0,411 antara variabel X dan variabel Y, dimana kenaikan variabel yang satu akan diikuti dengan kenaikan variabel yang lainnya. hubungan yang positif tersebut mengartikan bahwa semakin baik sistem komputerisasi maka akan semakin bagus produktivitas kerja pegawai di Kantor Pengadilan Agama Simalungun.

(50)

69

Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment

Interval Korelasi Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Tinggi

0,80 – 0,99 Sangat Tinggi

Sumber: Sugiyono (2008)

Dengan mengkonsultasikan r yang diperoleh dengan tabel pedoman interpretasi diatas maka dapat dilihat bahwa r = 0,411 berada pada interval koefisien 0,40 – 0,599 jadi tingkat hubungan/pengaruh antara variabel X dan variabel Y berada pada titik sedang.

Berarti pengaruh insentif (X) terhadap kinerja pegawai (Y) adalah pada tingkat sedang, maksudnya adalah sistem komputerisasi sudah cukup baik untuk dapat mempengaruhi produktivitas kerja pegawai di Kantor Pengadilan Agama Simalungun.

6.2 Koefisien Determinasi

(51)

menentukan Koefisien Determinasi maka harus ditentukan sebelumnya r (nilai Koefisien Korelasi Product Moment) yaitu sebagai berikut :

Penggunaan tekhnik analisa ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar pengaruh antar variabel X dan variabel Y. Dari hasil r (koefisien korelasi) diatas, maka besarnya pengaruh tersebut dapat dihitung sebagai berikut :

D = × 100% = × 100% = 0,1689 × 100%

= 16,89%

Dari perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa besarnya pengaruh antara variabel X (Sistem Komputerisasi) terhadap variabel Y (Produktivitas Kerja Pegawai) adalah sebesar 16,89 % dan sisanya sebesar 83,11 % dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini.

6.3 Uji Hipotesis (Uji T)

Uji hipotesis dalam koefisien korelasi adalah untuk menguji signifikansi hubungan, yaitu apakah hubungan yang ditemukan itu berlaku untuk seluruh populasi yang berjumlah 28 orang, maka perlu di uji signifikansinya.

(52)

71

t =

=

t =

t = 2,29

Berdasarkan ketentuan pengujian hipotesis : :

- Jika ρ ≠ 0 maka H0 (Hipotesa Nol) ditolak dan H1 (Hipotesa Alternatif) diterima, artinya ada pengaruh antara sistem komputerisasi dengan produktivitas kerja pegawai.

- Jika ρ = 0 maka H0 (hipotesa Nol) diterima dan H1 (Hipotesa Alternatif) diterima, artinya tidak ada pengaruh signifikan antara sistem komputerisasi dengan produktivitas kerja pegawai.

(53)

7.1. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan penulis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan produktivitas kerja para pegawai rasanya sistem komputerisasi saja belum cukup perlu dorongan atau motivasi lain agar para pegawai mampu meningkatkan produktivitas kerja ke arah yang lebih baik.

2. Terdapat pengaruh antara penerapan sistem komputerisasi terhadap produktivitas kerja pegawai di Kantor Pengadilan Agama Simalungun. 3. Berdasarkan hasil penghitungan korelasi product moment yang dilakukan

diperoleh hasil 0,411 dengan taraf sedang dan koefisien determinan diperoleh pengaruh sebesar 16,89% dan 83,11% dipengaruhi hal lain diluar penelitian ini.

(54)

73

7.2. Saran

Berdasarkan hasil pengamatan dan teori yang ada tentang sistem komputerisasi terhadap produktivitas kerja pegawai. Maka dapat dikemukakan saran- saran sebagai berikut

1. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa para pegawai di Kantor Pengadilan Agama Simalungun merasa bahwa penerapan sistem komputerisasi belum dapat meningkatkan produktivitas kerja para pegawai ke titik maksimal. Sehingga untuk mencapai produktivitas yang maksimal itu ke depannya harus ada hal lain yang dapat memotivasi para pegawai agar meningkatkan produktivitasnya.

(55)

2.1 Sistem Komputerisasi

2.1.1 Pengertian Sistem

Menurut James O‟brien (2006:9) sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input (masukan) serta menghasilkan output (keluaran) dalam proses tranformasi yang teratur.

Menurut S. Prajudi Atmosudirdjo (2005:15) mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : Suatu sistem terdiri atas objek-objek atau unsur-unsur atau komponen-komponen yang berkaitan dan terhubung satu sama lain sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan suatu kesatuan pemprosesan atau pengolahan yang tertentu.

Menurut Davis (Gordon, 2002:6) sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud. Pengertian lain yang dikemukakan oleh Kumorotomo (1998:8) secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu.

(56)

7

jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Paulus, 2005:23).

2.1.2 Pengertian Komputerisasi

Pemanfaatan komputer dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pembelajaran sebenarnya merupakan mata rantai dari sejarah teknologi pembelajaran. Sejarah teknologi pembelajaran ini sendiri merupakan kreasi berbagai ahli dalam bidang terkait, yang pada dasarnya ingin berupaya dalam mewujudkan ide-ide praktis dalam menerapkan prinsip didaktik, yaitu pembelajaran yang menekankan perbedaan individual baik dalam kemampuan maupun dalam kecepatan.

Sejarah pembelajaran berbasis komputer dimulai dari munculnya ide-ide untuk menciptakan perangkat teknologi terapan yang memungkinkan seseorang melakukan proses belajar secara individual. Dalam sejarah teknologi pembelajaran kita menemukan bahwa karya Sydney L. Pressey (1960) untuk menciptakan mesin mengajar atau teaching machine bisa dicatat sebagai pelopor dalam pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Rusman (2011:288)

(57)

2.1.3 Pengertian Sistem Komputerisasi

Menurut Tata Sutabri dalam bukunya Sistem Informasi Manajemen (2003:106) sistem komputerisasi adalah sistem elektronik untuk memanipulasi data yang cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisasikan secara otomatis menerima dan menyimpan data input, memprosesnya dan menghasilkan output di bawah pengawasan suatu langkah instruksi program yang tersimpan di memori (stored program).

2.1.4 Komponen Sistem Komputerisasi

Penggunaan komputer dapat meningkatkan efektivitas kerja dalam rangka menunjang kegiatan organisasi. Berikut ini akan dijelaskan mengenai bagian atau komponen dari sistem komputerisasi menurut Zulkifli Amsyah (2003:163) dalam bukunya Sistem Informasi Manajemen, yaitu :

1. Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras atau Hardware adalah peralatan dalam bentuk fisik yang menjalankan sistem komputer. Hardware digunakan sebagai media untuk menjalankan software dan peralatan ini berfungsi untuk menjalankan instruksi-instruksi yang diberikan dan mengeluarkannya dalam bentuk informasi yang digunakan oleh manusia untuk laporan. Perangkat keras terdiri dari :

a. Input device

(58)

9

b. Process device

Merupakan alat yang digunakan untuk melaksanakan kumpulan instruksi yang akan ditujukan untuk menghasilkan suatu hasil tertentu yang dikehendaki. Process device dapat melakukan tugasnya jika ada masukan dari input device baik berupa data atau instruksi. Alat ini disebut Central Processing Unit (CPU).

c. Output device

Merupakan alat yang digunakan untk menampilkan laporan atau informasi hasil pengolahan dari input, baik ditampilkan pada layar monitor maupun dicetak pada media lain. Contoh : monitor, printer, dan plotte.

2. Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak atau Software adalah rangkaian prosedur dan dokumentasi program yang berfungsi untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dikehendaki. Perangkat lunak ini dijalankan pada processing device jika mendapatkan respon masukan dari input device dan hasil proses yang dilakukan oleh perangkat lunak dikeluarkan dengan output device. Contoh: DOS, Microsoft Windows, Unix, dan Linux.

1) Database

(59)

2) Prosedur

Merupakan komponen fisik karena prosedur disediakan dalam bentuk fisik seperti buku panduan dan instruksi. Ada tiga jenis prosedur yang dibutuhkan yaitu :

a) Instruksi untuk pemakai.

b) Instruksi untuk penyiapan masukan.

c) Instruksi pengoperasian karyawan pusat komputer. 3. Perangkat Pikir (Brainware)

Perangkat pikir atau Brainware adalah orang yang menggunakan komputer. Orang tersebut harus mempunyai kemampuan minimal dapat memasukkan data dan mengeluarkan informasi. Perangkat pikir sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses yang dilakukan pada process device, karena komputer hanya akan bekerja jika mendapatkan instruksi yang diberikan oleh perangkat pikir. Perangkat pikir terdiri dari :

a. Operator Komputer

Petugas mengoperasikan secara langsung sistem komputer, seperti menyiapkan perangkat keras dan perangkat lunak serta menyiapkan media untuk perekaman data dan pencetakan dokumen.

b. Analisis Sistem

(60)

11

c. Programmer

Merupakan staf EDP (Electronic Data Processing) yang menangani pembuatan program dengan menggunakan bahasa program atau package program yang dikuasainya.

d. Personil Data Entry

Bertugas memasukkan data atau merekam data ke dalam komputer (Secondary storage) sesuai instruksi yang ada.

e. Manajer Sistem Informasi/EDP

Merupakan jabatan tertinggi di dalam bidang komputer. Dalam rangka menjalankan tugasnya, ia harus menyiapkan rencana jangka panjang maupun janga pendek dan menyiapakan anggaran setiap tahunnya untuk keperluan pemeliharaan hardware, software, training, maintenance dan lain-lain.

2.1.5 Tujuan dan Keuntungan Penerapan Sistem Komputerisasi

Adapun tujuan dari penerapan sistem komputerisasi menurut Sedarmayanti (2001:69) sebagai berikut :

1. Dapat meningkatkan efektivitas dan efesiensi kerja dalam rangka menunjang kegiatan organisasi.

2. Menunjang pengelolaan informasi secara terpadu.

(61)

Sedangkan keuntungan diterapkan sistem komputerisasi menurut Zulkifli Amsyah (2003:130), antara lain adalah sebagai berikut :

1. Efektivitas dan efesiensi lebih tinggi.

2. Pengawasan kegiatan dapat dilakukan lebih tertib. 3. Biaya lebih rendah.

4. Kesalahan lebih sedikit.

5. Meningkatkan pelayanan pelanggan.

6. Memudahkan perencanaan dan pengorganisasian kegiatan operasional dan distribusi.

7. Keputusan yang berdasarkan informasi akan lebih mudah dibuat. 8. Mengurangi pemakaian ketatausahaan

2.2 Produktivitas Kerja

2.2.1 Pengertian Produktivitas Kerja

Setiap organisasi mutlak perlu memegang prinsip efisiensi. Secara sederhana prinsip efisiensi pada dasarnya berarti menghindari segala bentuk pemborosan. Mengingat kenyataan bahwa kemampuan suatu organisasi mengadakan dan memiliki sarana dan prasarana kerja yang juga disebut sebagai sumber dana dan daya yang diperlukannya guna menjalankan roda organisasi selalu terbatas, padahal tujuan yang ingin dicapai tidak terbatas, maka tidak pernah ada pembenaran untuk membiarkan pemborosan terjadi.

(62)

13

menggunakan dan memanfaatkan sarana dan prasarana yang telah dimiliki itu. Oleh karena itulah, peningkatan produktivitas kerja aparatur merupakan peran yang harus dilakuakan oleh seorang pemimpin.

Secara umum produktivitas menurut Hasibuan (2006:126) adalah perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input). Sedangkan menurut Kapustin dalan Hasibuan menyatakan bahwa produktivitas kadang-kadang dipandang sebagai penggunaan intensif terhadap sumber-sumber konversi seperti tenaga kerja dan masih yang diukur secara tepat dan benar-benar menunjukkan suatu penampilan yang efisiensi.

Adapun menurut Timpe dalam Ridwan (2009:393) mengatakan bahwa walaupun tidak ada dua individu yang sama, mungkin dapat dikembangkan suatu wadah yang mencakup ciri-ciri umum pegawai yang produktif. Adapun cirri-ciri umum pegawai produktif tersebut sebagai berikut:

1. Lebih dari memenuhi kualifikasi pekerjaan 2. Bermotivasi tinggi

3. Mempunyai orientasi pekerjaan positif 4. Kedewasaan, dan

5. Dapat bergaul dengan efektif.

(63)

a. Pentingnya Efisiensi

Setiap organisasi mutlask perlu memegang prinsip efisiensi. Secara sederhana prinsip efisiensi pada dasarnya berarti menghindari segala bentuk pemborosan mengingat kenyataan bahwa kemampuan suatu organisasi mengadakan dan memiliki sarana kerja yang juga di sebut sebagai sumber dana dan daya yang diperlukan guna menjalankan roda organisasi menunjukkan dengan jelas bahwa banyak faktor penyebab terjadinya inefisiens, misalnya : pemborosan dapat timbul karena perilaku yang sifatnya disfungsional dari para anggota organisasi dan karena ketidak sesuaian pengetahuan dan keterampilan para pelaku dalam menggunakan dan memanfaatkan sarana dan prasarana yang telah dimiliki itu.

b. Sumber Daya dan Dana Hanya Benda Mati

Karena pada dirinya berbagai sumber daya dan dana merupakan „benda mati‟ maka sarana dan prasarana tersebut harus harus digunakan sedemikian rupa

sehingga memberi manfaat sebesar-besarnya selama mungkin. Berbagai cara dapat ditempuh oleh suatu organisasi untuk mengadakan sarana dan prasarana dimaksud. Ada diantaranya yang dibuat sendiri, ada yang di sewa, ada yang dapat disewa beli, ada yang mungkin di pinjam, dan ada pula yang harus di beli dari organisaisi lain yang berperan sebagai pemasok.

(64)

15

c. Sumber Daya Manusia Sebagai Elemen yang Sangat Strategis.

Sumber daya manusia merupakan elemen yang penting dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Peningkatan produktivitas kerja mungkin hanya dilakukan oleh manusia. Sebaliknya sumber daya manusia pula yang dapat menjadi penyebab terjadinya pemborosan dan inefisiensi dalam berbagai bentuk. Karena itu, memberikan perhatian kepada unsure manusia merupakan salah satu tuntutan dalam keseluruhan unpaya meningkatkan produktivitas kerja.

d. Komponen Dasar Penentu Produktivitas Kerja.

Upaya meningkatkan produktivitas kerja seyogyanya tidak di pandang sebagai hal yang tidak bersifat teknis. Segi-segi yang alin yang tidak dapat berperan sebagai factor penentu keberhasilan upaya tersebut antara lain, tujuan organisasi, perumusan visi dan misi, penentuan strategi organisasi, dan pemanfaatan teknologi dan produktivitas kerja.

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pencapaian Produktivitas Kerja

Produktivitas kerja adalah hasil kerja kariawan/pegawai baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. Produktivitas individu ini akan tercapai apabila didukung oleh atribut individu, upaya kerja (work effort) dan dukungan organisasi.

Dengan kata lain, produktivitas kerja individu adalah hasil :

(65)

belakang serta demografi) dan faktor psikologi meliputi persepsi, sikap, kepribadian, pembelajaran dan motivasi.

2. Upaya kerja (work effort), yang membentuk keinginan untuk mencapai sesuatu. 3. Dukungan organisasi, yang memberikan kesempatan untuk berbuat sesuatu.

Menurut A. Dale Timple dalam A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2009:15), faktor-faktor produktivitas kerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal

Faktor internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Misalnya, produktivitas kerja seseorang baik disebabkan karena mempunyai kemampuan tinggi dan seseorang itu tipe pekerja keras, sedangkan seseorang mempunyai produktivitas kerja yang jelek disebabkan orang tersebut mempunyai kemampuan rendah dan orang tersebut tidak memiliki upaya-upaya untuk memperbaikinya.

Faktor eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja seseorang yang berasal dari lingkungan. Seperti perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim organisasi.

(66)

17

1. Faktor personal/individu, meliputi : pengetahuan, keterampilan (skill), kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki setiap individu.

2. Faktor kepemimpinan, meliputi : kualitas dalam memberikan dorongan, semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan menejer dan teman leader. 3. Faktor tim, meliputi : kualitas dukungan dan semangat yang diberikan teman

dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim.

4. Faktor sistem, meliputi : sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang dibrikan oleh organisasi, proses organisasi, dan kultur kerja dalam organisasi; d 5. Faktor kontekstual (situasional), meliputi : tekanan dan perubahan lingkungan

eksternal dan internal.

Sedangkan menurut J.Ravianto (1986:87) terdapat pula berbagai faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, diantaranya adalah :

1. Sikap mental, berupa a. Motivasi kerja b. Disiplin kerja c. Etika kerja 2. Pendidikan

(67)

3. Keterampilan

Pada aspek tertentu apabila pegawai semakin terampil, maka akan lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan baik. Pegawai akan lebih menjadi terampil apabila mempunyai kecakapan (Ability) dan pengalaman (Experience) yang cukup.

4. Manajemen

Pengertian manajemen ini berkaitan dengan sistem yang dikaitkan oleh pimpinan untuk mengelola ataupun memimpin serta mengendalikan staf/bawahannya. Apabila manajemennya tepat akan menimbulkan semangat yang lebih tinggi sehingga dapat mendorong pegawai untuk melakukan tindakan yang produktif.

5. Hubungan industrial pancasila

Dengan penerapan hubungan industrial pancasila, maka akan :

a. Menciptakan ketenangan kerja dan memberikan motivasi kerja secara produktif sehingga produktifitas meningkat.

b. Menciptakan hubungan kerja yang serasi dinamis sehingga menumbuhkan partisipasi dalam usaha meningkatkan produktivitas. c. Menciptakan harkat dan martabat pegawai sehingga mendorong

diwujudkannya jiwa yang berdedikasi dalam upaya peningkatan produktivitas.

6. Tingkat penghasilan

(68)

19

7. Jaminan sosial

Jaminan sosial yang diberikan oleh suatu organisasi kepada pegawainya dimaksudkan untuk menigkatkan pengabdian dan semangat kerja. Apabila jaminan sosial pegawai mencukupi maka akan dapat menimbulkan kesenangan bekerja. Sehingga mendorong pemanfaatan kemampuan yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas kerja.

8. Lingkungan dan iklim kerja

Lingkungan dan iklim yang kerja yang baik akan mendorong pegawai akan senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik menuju kearah peningkatan produktivitas.

9. Sarana produksi

Mutu sarana produksi sangat berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas. Apabila sarana produksi yang digunakan tidak baik kadang-kadang dapat menimbulkan pemborosan bahan yang dipakai.

10.Teknologi

Apabila teknologi yang dipakai tepat dan tingkatannya maka akan memungkinkan

a. Tepat waktu dalam penyelesaian proses produksi

b. Jumlah produksi yang dihasilkan lebih banyak dan bermutu c. Memperkecil terjadinya pemborosan bahan sisa

(69)

11.Kesempatan berprestasi

Pegawai yang bekerja tentu mengharapkan peningkatan karir atau pengembangan potensi yang pribadi yang nantinya akan bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi organisasi. Apabila terbuka kesempatan untuk berprestasi, maka akan menimbulkan psikologis untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas kerja.

2.2.3 Strategi Meningkatkan Produktivitas Kerja

Strategi adalah sebah rencana komprehensif yang mengintegrasikan resources dan capabilities dalam tujuan jangka panjang untuk memenangkan

kompetisi Yuniarsih Tjutju dan Suwatno (2009:171).

Agar peningkatan produktivitas kerja terwujud, pemimpin perlu memahami secara tepat tentang faktor-faktor penentu keberhasilan peningkatan produktivitas kerja. Menurut Siagian dalam TjutjuYuniarsih dan Suwatno (2009: 171) faktor-faktor tersebut sebagian diantaranya adalah “etos kerja yang harus dipegang teguh oleh semua pegawai dalam organisasi”. Menurutnya etos kerja adalah norma-norma yang bersifat mengikat dan ditetapkan secara eksplisit serta praktek-praktek yang diterima dam diakui sebagai kebiasaan yang wajar untuk dipertahankan dan diterapkan dalam kehidupan kekaryaan anggota dalam suatu organisasi. Etos kerja yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Perbaikan Terus Menerus

(70)

21

dengan baik, tetapi merupakan salah satu etos kerja yang penting sebagai bagian dari manajemen mutakhir. Hal ini menjadi penting karena tuntutan agar terus-menerus berubah baik secara internal maupun eksternal

2. Pengingkatan Mutu Hasil Pekerjaan

Peningkatan produktivitas kerja dapat dicapai melalui peningkatan hasil kerja oleh semua orang dan segala komponen organisasi. Mutu tidak hanya berkaitan dengan produk yang dihasilkan dan dipasarkan, baik berupa barang maupun jasa, akan tetapi menyangkut segala jenis kegiatan yang diselenggarakan oleh semua pegawai dalam organisasi. Peningkatan mutu sumber daya manusia merupakan aspek lain yang sangat penting sebagai peningkatan mutu hasil kerja. 3. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan unsur paling penting dalam organisasi. Oleh karena itu pemberdayaan sumber daya manusia merupakan etos kerja yang sangat mendasar yang harus dipegang teguh oleh semua pemimpin dalam hierarki organisasi, manakala pimpinan berupaya untuk meningkatkan kerja pegawainya.

Adapun menurut TjutjuYuniarsih dan Suwatno (2009: 172) ada beberapa strategi responsitioning perilaku sumber daya manusia yang dapat dipertimbangkan untuk mencapai keunggulan kompetitif, yaitu sebagai berikut : 1. Strategi Inovasi

(71)

2. Strategi Kualitas

Strategi ini menekankan pada pengembangan perilaku repetitive, prediktif, mau bekerja sama, namun kurang berani menanggung resiko. Dalam implementasi, setiap individu cenderung berorientasi pada pencapaian target jangka menengah dan memprioritaskan pencapaian kualitas, melalui proses yang terkontrol.

3. Strategi Pengurangan Biaya

Strategi ini lebih menekankan pada pengembangan perilaku repetitive, prediktif, fokus jangka pendek, leih mengutamakan pada kegiatan individu dan otomatisasi lebih memperhatikan kuantitas dari pada kualitas, kurang berani mengambil resiko, lebih menyukai kegiatan (pekerjaan) yang bersifat stabil.

2.2.4 Manfaat Pengukuran Produktivitas Kerja

Setiap organisais maupun bentuknya, perlu mengetahui tingkat produktivitas pegawainya. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengukur tingkat perbaikan produktivitas kerja pegawainya dari waktu ke waktu dengan cara membandingkan dengan produktivitas standar yang telah ditetapkan oleh pemimpin. Kegiatan ini menjadi penting agar organisasi ini dapat meningkatkan daya saing dari hasil kerja pegawai terutama di era globalisasi yang semakin kompetitif.

Gambar

Tabel 1 : Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi
Gambar 4.1. Bentuk lambang Pengadilan Agama Simalungun
Tabel 5.1
Tabel 5.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

ditentukan oleh Instansi dan PNS yang berjasa/terliba t peristiwa. berskala

[r]

Adanya penggunaan kata populer pada iklan bisnis karena untuk menyampaikan makna yang terdapat pada suatu iklan produk melalui kata-kata yang sudah lazim didengar

Banyak dari mereka yang kurang memahami akan sejarah serta peranan Sungai Ciliwung di masa lalu sehingga mereka terkesan tidak peduli terhadap kondisi Sungai Ciliwung saat

(2) Dalam membantu Pemerintah Daerah dalam melakukan pengurangan dan penanganan Sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masyarakat dapat membentuk organisasi

Relapse Prevention Therapy merupakan terapi menejemen diri yang dibuat untuk mencegah relapse pada area perilaku adiksi dan fokus pada masalah yang penting dari membantu

Tujuan penelitian ini adalah (1) menjelaskan wujud kata dalam tuturan masyarakat Tionghoa di Gang Baru Semarang dan (2) menjelaskan proses fonologi tuturan

Berikut adalah disain dari kolektor surya plat datar dengan kaca berlapis, pada..