Disusun oleh:
ULFAH AZIZAH
(NIM 1112053000046)
KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Disusun oleh:
ULFAH AZIZAH
(NIM 1112053000046)
KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
v
Kemiskinan memang merupakan salah satu permasalahan sentral setiap negara didunia, khususnya bagi negara berkembang. Oleh karena itu, pengentasan kemiskinan serta menciptakan kesejahteraan bagi rakyat merupakan tujuan utama suatu negara. Salah satu upaya mengatasi masalah kemiskinan ini dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri dengan program pemberdayaan UMKM melalui produk warung mikro. Perlu adanya evaluasi dalam strategi pemasaran produk ini, karena masih banyaknya ketidaktahuan masyarakat terhadap program tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi apa saja yang digunakan dalam memasarkan produk pembiayaan warung mikro dan bagaimana respon masyarakat terhadap program tersebut.
Penelitian ini dilakukan sejak Februari hingga Maret. Menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa hasil evaluasi strategi pemasaran produk Warung Mikro BSM KC Tangerang Ciputat memiliki peluang dan prospek yang menjanjikan dalam pengembangannya melihat kebutuhan masyarakat UMKM mengembangkan usahanya, persyaratan dan proses pembiayaan yang relatif mudah, anggaran yang cukup memadai dan dengan mulai dikenalnya warung mikro bagi masyarakat perkotaan. Namun demikian produk warung mikro juga menghadapi beberapa tantangan seperti pemasaran belum maksimimal di pedasaan dan daerah plosok, SDM yang belum memadai, lokasi yang cukup strategis diperkotaan namun tidak mampu menjangkau pedesaan, persaingan dengan bank lain dan jaringan yang belum luas merupakan suatu bahan pertimbangan untuk di evaluasi sebelum mengambil kebijakan yang solutif.
vi
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW., yang telah membimbing umatnya menuju jalan
yang di ridhai Allah. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Namun, skripsi ini merupakan hasil usaha dan upaya maksimal
dari penulis. Tidak sedikit hambatan, cobaan dan kesulitan yang ditemui.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademik di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dalam rangka menggapai gelar Sarjana
Komunikasi Islam (S.KOM.I). Dalam penyusunan ini penulis menyadari
sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi maupun dorongan
materil. Ucapan terima kasih khususnya penulis sampaikan kepada:
1. Dr. Arief Subhan, MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Suparto, M.Ed, Ph. D, selaku Wakil Dekan I (Satu), Dr. Hj. Roudhonah,
M.Ag, selaku Dekan II (Dua), Dr.Suhaimi, M.Si, selaku Dekan III (Tiga)
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah.
4. Drs. Sugiharto, MA, selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Dakwah.
5. Amirudin, Ma yang telah sabar dan meluangkan waktunya untuk membimbing
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Jazakumullah khairan katsiran
6. Drs. H. Ade Marfudin dan Muammar Aditya, S.E, M.Ak yang telah bersedia
menjadi dosen penguji penulisan skripsi ini. Terima kasih atas kritikan dan
sarannya sehingga penulis memperbaiki skripsi ini
7. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga
bapak dan ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Semoga
vii skripsi ini.
9. Rasa terima kasih, cinta, dan bakti penulis persembahkan kepada kedua orang
tua, Ayahanda Subana S.Pd, MM dan Ibunda Nunung Nurjanah S.Pd, atas
segala kasih sayang, doa, dan cinta yang tak pernah berkurang, dan tak pernah
tergantikan. Untuk kanda tercinta, Aqilatul Munawaroh, untuk bibi cantik,
Mila Nurkamila, Atik Nurhayati dan tak lupa adik-adik tersayang, Evi Latifah,
Elis Nurkholisoh dan syifa. Terimasih atas do’a, semangat dan slalu membuat
penulis tersenyum dan termotivasi, sehingga penulis bisa menyelesikan skripsi
ini. Juga terima kasih untuk seluruh keluarga besar yang tak henti
mendoakan penulis. Semoga Allah selalu membahagiakan orang-orang
yang penulis cintai. Amiin.
10.Pimpinan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ciputat bapak Dadang
Mohamad Baktiar, Bapak Demas Hartono Buanadhara, Ibu Huzaimah, serta
seluruh karyawan PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ciputat yang
telah memberikan kesempatan dan membantu untuk melakukan penelitian
skripsi ini.
11.Kepala mikro bapak Ahmad Irsyadi, bapak Uung Muhammad Syakur serta
seluruh staff marketing Warung Mikro yang telah memberikan kesempatan
dan membantu untuk melakukan penelitian skripsi ini.
12.Para sahabat terbaik seperjuangan penulis, Gandes Nurindah Sari, Syadiah
Azzahra, Fatihatul Izzah, Siti Mustarsyidah, suka duka kita rasakan bersama, y
ang selalu memberikan semangat, motivasi, dan kecerian. Terimakasih untuk
semuanya.
13.Teman seperjuangan angkatan 2012 pondok pesantren Daar el Hikam,
terkhusus hanna, yani, ipeh, kiki, nuy, arum, puput, sita, illa dan ela, yang
selalu membuat penulis tersenyum dan termotivasi. Terima kasih atas
viii
15.Teman-temanku mahasiswa Manajemen Dakwah angkatan 2012, khususnya
MD B yang sama-sama berjuang dan saling mendukung satu sama lain.
16.Kepada Kak Nuim, kak Cristo, Karim Amirullah, April, Ihya, Adi dan kak
Reza Fahlevi. Terima kasih untuk motivasi dan dukungan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
17.Keluarga besar Irmafa, khususnya Irmafa Remata yang selalu memberikan
keceriaan dan motivasi.
18.Teruntuk Suhendra yang selalu menemani suka dan duka penulisan skripsi
ini. Terimakasih atas motivasi, doa dan bantuan tiada henti yang menjadi
pendorong agar penulis menyelesaikan skripsi ini.
19.Semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatunya, yang telah berjasa
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis hanya dapat mendoakan kepada semua pihak yang turut
berpartisipasi dengan tulus dalam penyusunan skripsi ini semoga menjadi amal
baik yang akan dibalas oleh Allah SWT dengan berlipat ganda.
Karya tulis yang sangat sederhana ini tentunya masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis tidak menutup kritik dan saran yang bersifat
konstruktif. Tak lupa penulis mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya
jika dalam penulisan skripsi ini ada yang kurang berkenan. Penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis, umumnya bagi para
pembaca sekalian.
Jakarta, 29 Maret 2016
ix HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN... ... i
LEMBAR PERSETUJUAN/PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan Masalah ... 6
C. Perumusan Masalah ... 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
1. Tujuan Penelitian ... 7
2. Manfaat Penelitian ... 7
E. Sistematika Penulisan ... 8
BAB II LANDASAN TEORI A. Evaluasi ... 10
1. Pengertian Evaluasi ... 10
2. Model-Model Evaluasi ... 12
3. Tujuan dan Manfaat Evaluasi ... 13
B. Strategi Pemasaran ... 15
1. Pengertian Strategi ... 15
2. Pengertian Pemasaran ... 17
3. Pengertian Strategi Bauran Pemasaran ... 19
x
D. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ... 34
1. Pengertian UMKM ... 34
2. Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ... 35
E. Produk Pembiayaan Warung Mikro pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat ... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 40
B. Metode dan Jenis Penelitian ... 40
C. Teknik Pengumpulan Data ... 41
1. Observasi ... 43
2. Wawancara ... 44
3. Dokumentasi ... 47
D. Teknik Analisis Data ... 48
E. Teknik Penulisan ... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil bank Syariah Mandiri ... 53
B. Strategi Bauran Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro ... 60
C. Analisis Evaluasi Terhadap Strategi Bauran Pemasaran Produk Pembiayaan Warung Mikro ... 63
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 68
B. Saran ... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 71
xi
2.1 Struktur Pembiayaan Warung Mikro ... 39
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang 1945, bertujuan mewujudkan tata kehidupan negara yang adil
dan sejahtera serta menjamin kedudukan hukum yang sama bagi warga
masyarakat. Selain itu, Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang
melaksanakan kegiatan pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah
pembangunan yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan
serta merata di seluruh tanah air yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan untuk mensejahterahkan rakyat Indonesia secara adil dan merata.
Namun, rupanya tujuan utama pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan
dinilai belum dapat menyentuh semua lapisan masyarakat, terbukti dengan masih
tingginya angka kemiskinan di Indonesia. Kemiskinan memang merupakan salah
satu permasalahan sentral setiap negara didunia, khususnya bagi negara
berkembang. Oleh karena itu, pengentasan kemiskinan serta menciptakan
kesejahteraan bagi rakyat merupakan tujuan utama suatu negara. Berbagai
pemikiran maupun konsep-konsep tentang kemiskinan sudah dikaji dan diadaptasi
diberbagai negara berkembang namun tidak membuahkan hasil yang memuaskan.
Dibandingkan negara-negara kawasan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
pesat dalam lima tahun terakhir ternyata belum mampu untuk mengurangi tingkat
kemiskinan yang signifikan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang didorong oleh
sektor kosumsi rumah tangga ternyata tidak menghasilkan pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas yang dapat mengentaskan kemiskinan secara signifikan dan
menciptakan lapangan pekerjaan yang luas serta belum menghilangkan tingkat
disparitas antara golongan kaya dan golongan miskin.1
1
Badai krisis ekonomi yang mulai terjadi pada pertengahan 1997 telah
menerpa hampir semua sektor perekonomian dan bisnis Indonesia. Hal ini
dirasakan langsung oleh sektor perbankan dan bisnis korporasi, terbukti dengan
ditutupnya operasi delapan buah bank secara bersamaan dan lumpuhnya unit-unit
bisnis beraset milyaran hingga trilyunan rupiah. Akan tetapi tidak demikian
halnya yang terjadi pada sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
yang ternyata memiliki kelenturan tersendiri menghadapi badai krisis tersebut.
Hal ini antara lain disebabkan oleh tingginya bahan atau materi dari daerah
setempat (local content) pada faktor-faktor produksi mereka, baik pada
penggunaan bahan baku maupun permodalan. Selain itu, usaha mereka pada
umumnya berbasis pada kebutuhan dasar (basic needs) masyarakat luas dan
memiliki keunggulan komparatif. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
juga merupakan suatu subyek yang penting dalam pembentukan analisa kebijakan
pemerintah Indonesia.2
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) merupakan lembaga keuangan yang
khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan
masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro
kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa
konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan.
Keuangan mikro sendiri adalah sektor keuangan berupa himpunan dana dan
pemberian pinjaman atau pembiayaan dalam skala mikro dengan suatu prosedur
yang sederhana kepada masyarakat miskin dan/atau berpenghasilan rendah. Di
Indonesia, institusi yang terlibat dalam keuangan mikro dapat dibagi menjadi tiga,
yaitu: institusi bank, koperasi, serta non bank/non koperasi. Institusi bank
termasuk di dalamnya bank umum, yang menyalurkan kredit mikro atau
mempunyai unit mikro serta bank syariah dan unit syariah.3
2
Docslide, Strategi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Indonesia, artikel ini diakses pada 16 Januari 2016, dari ( http://dokumen.tips/documents/strategi-an-usaha-mikro. html).
3
Keberadaan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) tidak terlepas dari
perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM hadir
sebagai salah satu jalan keluar bagi Indonesia untuk bangkit dari masa-masa krisis
ekonomi. Selain itu, UMKM tumbuh dengan berlandaskan ekonomi domestik
karena pertumbuhan sektor ekonomi Indonesia pun sebagian besar didorong oleh
ekonomi domestik. Disinilah dapat dilihat betapa kuatnya pengaruh UMKM di
Indonesia, yang jumlahnya sekarang masih terus bertambah. UMKM jelas
memegang peranan vital dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.4
Penguatan UMKM bisa menjadi salah satu program yang efektif dalam
mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan. Hal ini bisa dilakukan melalui
pemberian akses yang luas terhadap sumber-sumber pembiayaan bagi UMKM
yang pada dasarnya memperkerjakan sebagian dari kalangan masyarakat yang
tergolong miskin tetapi mempunyai kemauan dan kemampuan produktif, dan
salah satu sumber pembiayaan UMKM ialah melalui sektor perbankan.5
Tidak hanya sebagai lembaga keuangan berbasis financial, perbankan juga
merupakan lembaga keuangan yang saling bersaing untuk dapat memberikan
pembiayaan usaha bagi masyarakat. Banyaknya perbankan di Indonesia baik
swasta maupun perbankan milik pemerintah, khususnya lembaga keuangan mikro
ini mengharuskan para pemimpin lembaga keuangan tersebut memiliki strategi
yang lebih bagus dalam memasarkan produk-produknya, salah satunya ialah
produk mikro bagi masyarakat menengah ke bawah. Tak dapat dipungkiri,
pemahaman masyarakat akan produk-produk perbankan masih sangat rendah,
oleh karena itu peran pemasaran dianggap sangatlah penting dalam mengenalkan
produk-produk perbankan kepada masyarakat/konsumen.
Saat ini bank di Indonesia selain mendirikan bank konvensional sudah banyak
yang mendirikan bank-bank syariah, salah satu contohnya yaitu Bank Mandiri.
Selain mendirikan bank konvensional juga mendirikan Bank Syariah Mandiri dan
4
Badan Eksekutif Mahasiswa Program Ekstensi FEUI (BEM PE FEUI), Nasib Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Indonesia, artikel ini diakses pada 20 Januari 2016, dari (http://bem.pefe.ui.ac.id/).
5
memiliki cabang hampir di setip daerah. Dengan banyaknya bank yang ada di
Indonesia, maka semakin banyak pula persaingan antar bank dan semakin gencar
persaingan dalam memasarkan produk yang ada dibank tersebut. Maka dari itu,
setiap bank membutuhkan strategi pemasaran yang tepat sehingga produk-produk
di bank khususnya produk Warung Mikro ini sampai kepada konsumen sehingga
bisa mendapatkan nasabah sebanyak-banyaknya.
Untuk mengetahui sejauh mana kebutuhan dan keinginan konsumen,
manajemen juga perlu melakukan riset pemasaran, karena dengan hal tersebut bisa
diketahui keinginan dan kebutuhan konsumen yang sebenarnya. Pentingnya
pemasaran dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan
masyarakat akan suatu produk atau jasa. Pemasaran juga dilakukan dalam rangka
menghadapi pesaing yang dari waktu ke waktu semakin meningkat. Para pesaing
pun semakin gencar melakukan usaha pemasaran produknya.6
Sebagai Bank yang merupakan anak dari Bank Mandiri, Bank Syariah
Mandiri telah banyak melalui berbagai pencapaian dan dinamika yang dihadapi,
antara lain:
1. Hingga akhir Juni 2012, jumlah outlet Bank Syariah Mandiri mencapai
705 outlet yang terdiri atas 128 Kantor Cabang, 425 Kantor Cabang
Pembantu, 49 Kantor Kas, sembilan konter layanan syariah, dan 94
payment point Bank Syariah Mandiri juga tetap fokus pada sektor
UMKM. Per Juni 2012, porsi pembiayaan UMKM atau non korporasi
sebesar 73,34% dan porsi pembiayaan korporasi 26,66%. Hal ini
membuktikan bahwasannya sektor UMKM yang merupakan salah satu
produk non korporasi mendapatkan suntikan dana yang besar.
2. PT Bank Syariah Mandiri menargetkan aset yang dimilikinya dapat
mencapai senilai Rp. 100 triliun pada 2017. Berdasarkan data Bank
Indonesia, aset yang dimiliki perusahaan per Desember 2014 mencapai Rp
66,94 triliun. Pada 2017, Bank Syariah Mandiri juga akan mengubah
skema penyaluran kredit menjadi 76% untuk sektor ritel dan 25% sektor
6
korporasi. Saat ini, porsi penyaluran kredit perseroan 44% korporasi dan
56% untuk sektor ritel.Ini berarti Bank Syariah Mandiri menekankan pada
peranan yang lebih besar, dari 56% meningkat menjadi 76%, pada sektor
non korporasi dimana produk Warung Mikro yang membidangi UMKM
berada di bawahnya.
3. Pemeringkat Fitch Ratings menaikkan peringkat jangka panjang Bank
Syariah Mandiri dari AA menjadi AA+ dengan prospek stabil. Sementara
peringkat obligasi subordinasi 1/2007 juga naik dari AA- menjadi AA.
Pada saat bersamaan, pemeringkat tersebut juga telah memberikan
peringkat AA untuk obligasi subordinasi sukuk yang total nilainya
mencapai Rp 500 miliar dollar AS dan bertenor 10 tahun. Kenaikan
peringkat BSM ini didorong oleh integrasi yang lebih kuat pada bagian
manajemen risiko antara Bank Syariah Mandiri dengan perusahaan
induknya, Bank Mandiri. Bank Mandiri mendapatkan peringkat BB+. Hal
ini juga sejalan dengan persyaratan dari Bank Indonesia. Selain itu,
komitmen untuk menambahkan permodalan juga mendukung kenaikan
peringkat Bank Syariah Mandiri.
4. Prospek stabil didukung oleh harapan Fitch bahwa dukungan dari Bank
Mandiri akan terus membuat Bank Syariah Mandiri bertumbuh dalam
bisnis perbankan syariah. Bantuan keuangan Bank Mandiri kepada Bank
Syariah Mandiri ditunjukkan dengan injeks modal terus sehingga
mencapai Rp 1,3 triliun untuk tahun 2011-2013. Suntikan ini mungkin
terus meningkat hingga tahun 2016 sejalan dengan target pencapaian
modal Bank Syariah Mandiri sebesar 100 triliun di tahun 2017.7
Berdasarkan informasi di atas, Bank Syariah Mandiri sebagai salah satu bank
yang mengembangkan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Indonesia terus
mengembangkan dan melebarkan jangkauannya untuk menyediakan bantuan
finansial bagi pelaku UMKM. Bank Syariah Mandiri juga meningkatkan porsi
keuangan untuk non korporasi lebih dari 50%. Dukungan ini terus ditingkatkan
7
oleh Bank Mandiri, sebagai induk dari Bank Syariah Mandiri bahkan
menargetkan total aset hingga 100 trilyun 2017. Bahkan salah satu lembaga
pemeringkat di Singapura, memeringkat Bank Syariah Mandiri sebagai bank yang
mengalami peningkatan yang signifikan, begitu juga penunjang induk Bank
Syariah Mandiri, Bank Mandiri mengalami penigkatan yang serupa.
Dalam hubungannya dengan strategi pemasaran perusahaan, institusi
keuangan Bank Syariah Mandiri harus mengatur strategi pemasaran yang lebih
unggul demi menjalankan promosi yang efektif agar proses komunikasi antara
produk perusahaan dan nasabah berjalan dengan maksimal. Apabila dalam strategi
pemasaran sudah dilakukan namun masyarakat masih banyak yang belum
mengetahui produk dan kurangnya peminat terhadap produk Pembiayaan Warung
Mikro ini maka harus adanya evaluasi strategi terhadap pemasaran produk
Pembiayaan Warung Mikro tersebut. Karena dengan adanya evaluasi untuk
merumuskan tujuan dan sasaran yang akan dicapai dan mengetahui sejauh mana
keputusan yang dibuat apakah berhasil atau gagal dapat dilihat dari tingkat
efektivitasnya, sehingga bisa menemukan kesempatan baru atau menghindari
ancaman, mempertahankan dan menyelesaikan masalah agar sejalan dengan
harapan yang akan dicapai. Evaluasi juga merupakan tahap akhir dalam strategi
untuk mengambil keputusan selanjutnya dalam peningkatan nasabah dan untuk
mengetahui apakah strategi pemasaran yang digunakan apakah efektif atau tidak
dalam rangka menarik nasabah sebanyak-banyaknya. Maka dari itu perlu
diadakan penelitian lebih lanjut tentang “Evaluasi Strategi Bauran Pemasaran
Produk Pembiayaan Warung Mikro Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Tangerang Ciputat”.
B. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari terlalu luasnya pembahasan yang akan diteliti, maka
penulis membatasi permasalahan hanya menekankan pada evaluasi strategi bauran
pemasaran dalam memasarkan produk Pembiayaan Warung Mikro pada Bank
C. Perumusan Masalah
Adapun masalah pokok yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai
hal sebagai berikut :
1. Bagaimana strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh PT. Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat dalam memasarkan
produk Pembiayaan Warung Mikro?
2. Bagaimana hasil evaluasi strategi bauran pemasaran produk Pembiayaan
Warung Mikro pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang
Ciputat?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh PT.
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat dalam
memasarkan produk Pembiayaan Warung Mikro.
2. Untuk mengetahui hasil evaluasi strategi bauran pemasaran produk
Pembiayaan Warung Mikro pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Tangerang Ciputat.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Akademisi
Bagi akademisi mahasiswa ataupun dosen, penelitian ini diharapkan dapat
menambah keilmuan dan pengetahuan, melengkapi dan menjadi sumber
pengetahuan serta memberikan tambahan informasi sebagai bahan
referensi atau perbandingan penelitian untuk penelitian lainnya yang
terkait tentang evaluasi strategi bauran pemasaran produk seperti yang
dilakukan oleh PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang
Ciputat.
2. Bagi Lembaga Keuangan
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja lembaga keuangan
dan menjadikan evaluasi serta referensi untuk mengambil keputusan
produk Lembaga Keuangan Mikro pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Tangerang Ciputat.
3. Bagi Masyarakat
Membantu mensosialisasikan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang ada
di Indonesia sehingga membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
F. Sistematika Penulisan
Untuk lebih mudah memahami pembahasan dan penulisan pada skripsi ini,
maka penulis menguraikan secara terperinci masalah demi masalah yang
pembahasannya terbagi menjadi lima bab dan masing-masing bab terdiri sub bab
dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang penjelasan latar belakang masalah, pembatasan
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Berisi tentang penjelasan mengenai definisi-definisi yang
bersangkutan dengan judul penelitian yang ditinjau dari etomologi
maupun terminologi yang bersandar dari kepustakaan. Yakni
mengupas tentang teori-teori yang bersangkutan dengan pembahasan
Evaluasi, Strategi Bauran Pemasaran, Pembiayaan, UMKM, serta
teori yang membahas mengenai Warung Mikro.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai tempat dan waktu
penelitian, metode dan jenis penelitian yang digunakan, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penulisan.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Membahas tentang hasil penelitian yang di lakukan di Bank Syariah
strategi bauran pemasaran produk Pembiayaan Warung Mikro, dan
menganalisis hasil penelitian.
BAB V : PENUTUP
Merupakan bab penutup, yang mana di dalamnya penulis
mengemukakan kesimpulan dari seluruh pembahasan sebelumnya
dan sekaligus menjawab permasalahan pokok yang dikemukakan
10
Evaluasi merupakan proses terus menerus sehingga didalam proses
kegiatannya dimungkinkan untuk merevisi apabila dirasakan adanya suatu
kesalahan.1 Evaluasi bertujuan agar kinerja sesuai jalurnya dan jika perlu
memperbaiki plan untuk memelihara performance pada jalurnya. Evaluasi juga
mencakup upaya mencari peluang baru di masa mendatang dan memberi masukan
bagi proses perencanaan selanjutnya.2
1. Pengertian Evaluasi
Secara harfiah kata Evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation; dalam
bahasa arab yaitu al-Taqdir yang berarti penilaian. Akar katanya adalah Value;
dalam bahasa Arab; al-Qimah yang artinya nilai.3 Kata tersebut diserap ke dalam
pembendaharaan istilah bahasa Indonesia dengan tujuan mempertahankan kata
aslinya dengan sedikit penyesuaian lafal Indonesia menjadi “evaluasi”. Istilah “penilaian” merupakan kata dari “nilai”.4
Evaluasi adalah menentukan seberapa
jauh sesuatu itu berharga, bermutu, atau bernilai.5
Menurut Ahmad Sofyan, “Evaluation atau evaluasi adalah penilaian yang meliputi aspek pengukuran dan asesmen. Inti dari evaluasi adalah adanya
keputusan berdasarkan beberapa pertimbangan objektif dan memberi peluang
subjektifitas di dalamnya”.6
1
Ahmad Sofyan, Tonih F., dan Burhanudin M., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:UIN Jakarta Press, 2006), Cet 1, h. 31.
2
Ali Hasan, Marketing Bank Syariah: Cara Jitu Meningkatkan Pertumbuhan Pasar Bank Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 241.
3
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), Cet. 10, h. 1.
4
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin A.J, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara. 2010), h. 1.
5
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), Cet. 1, h. 39.
6
Menurut M. Chabib Thoha, “Evalusi adalah kegiatan yang terencana untuk
mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan”.7
Sedangkan menurut Suharsimi dan Capi Safruddin A.J, “Evaluasi adalah
kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang
selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat
dalam mengambil sebuah keputusan”.8
Husein Umar dalam bukunya merangkum definisi Evaluasi dari berbagai
pakar, seperti yang dikemukakan pada ahli dalam tulisan yang mereka buat.
Sehingga, evaluasi akan didefinisikan sebagai:9
a. “Suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu
kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu
dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih
diantara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila
dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh dengan
kebutuhan”. Misalnya, untuk menentukan laba perusahaan dibutuhkan data
mengenai seluruh pendapatan dan seluruh pengeluaran, lalu dianalisis
dengan perhitungan matematika sederhana, sehingga akan dihasilkan besar
laba perusahaan.
b. “...sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan
pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui ada selisih
di antara keduanya,...”, berarti bahwa evaluasi dimaksudkan untuk
membandingkan suatu kegiatan yang telah diselesaikan dengan yang
seharusnya diselesaikan. Hasilnya, apakah sesuai, dibawah standar, atau
diatas standar yang telah ditentukan, hal ini membutuhkan tolak ukur
tertentu. Misalkan, perkiraan suatu proyek yang sedang dikerjakan pada
waktu 3 bulan akan selesai 75% dan pengeluaran anggaran sebesar 1
7
M. Chabib Toha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1996), h. 1.
8
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin A.J, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 2.
9
milyar, kenyataannya proyek baru diselesaikan 65% dan pengeluaran
anggaran habis 1,1 miliar. Lalu, diputuskan hasil evaluasi terhadap
terjadinya perbedaan ini.
Dapat disimpulkan dari pengertian evaluasi yang dikemukakan oleh para ahli
diatas, bahwa Evaluasi adalah sebuah proses penentuan/atau hasil akhir tentang
sejauh mana tujuan yang telah di capai dan tahap memberi keputusan selanjutnya
untuk mencapai tujuan dan sasaran yang belum tercapai.
Dengan demikian, ada tiga unsur pokok yang erat kaitannya satu sama lain,
yaitu:10
1) Keputusan, yaitu tujuan akhir dari penilaian, yang merupakan satu alternatif
tindakan yang terpilih.
2) Pertimbangan, yaitu hasil akhir dari proses penilaian, yang merupakan
penafsiran terhadap informasi yang diperoleh.
3) Informasi yaitu merupakan bahan baku yang diperlukan untuk melakukan
pertimbangan yang dilakukan dengan berbagai cara.
2. Model Evaluasi CIPP
Model evaluasi adalah model desain evaluasi yang dibuat oleh para ahli atau
pakar evaluasi yang biasanya dinamakan sama dengan pembuatannya atau tahap
pembuatannya.
Evaluasi juga dibedakan berdasarkan waktu pelaksanaannya, kapan evaluasi
dilakukan, untuk apa evaluasi dilakukan, dan acuan serta paham yang dianut oleh
evaluator, disebut konsep evaluasi.11
Stufflebeam (1969,1971,1983), Stufflebeam & Shinkfield (1985). Ia
merumuskan evaluasi sebagai “Suatu proses menggambarkan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan”. Dan
(Stufflebeam, 1973, hlm. 127) membagi evaluasi CIPP menjadi empat macam: 12
10
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), Cet. 1, h. 37.
11
Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi: Untuk Program Pendidikan dan Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 13.
12
a. Contect evaluation to serve planning decision.
Evaluasi ini membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan
yang akan dicapai dan merumuskan tujuan oleh program.
b. Input evaluation, structuring decision.
Evaluasi ini untuk mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang
ada, apa rencana strategi untuk mencapai kebutuhan dan bagaimana
prosedur untuk mencapainya.
c. Process evaluation, to serve implementing decision.
Evaluasi ini membantu mengimplementasikan keputusan, mengukur sejauh
mana rencana yang telah diterapkan, apa saja yang harus direvisi, dan
apabila sudah terjawab, langkah selanjutnya yaitu prosedur dapat dimonitor,
dikontrol, dan diperbaiki.
d. Product evaluation, to serve recycling decision.
Evaluasi produk untuk menolong keputusan selanjutnya. Apa hasil yang
telah dicapai? Apa yang akan dilakukan setelah program berjalan? Huruf
pertama dari konteks evaluasi dijadikan ringkasan CIPP, model ini terkenal
dengan nama model CIPP oleh Stufflebeam.
3. Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Fungsi evaluasi berkaitan erat dengan tujuan dilakukannya evaluasi, namun
bukan berarti bahwa antara keduanya tidak dapat dibedakan. Perbedaan definisi
diantara keduanya sudah memberikan alasan adanya perbedaan tersebut. Tujuan
berhubungan dengan sesuatu yang ingin dicapai, sedangkan fungsi merupakan
kedudukan dinamis yang dimiliki oleh evaluasi dalam usaha mencapai tujuan.13
a. Evaluasi memiliki beberapa tujuan yang dapat dirinci sebagai berikut :
1) Tujuan utamanya adalah untuk membuat sebuah keputusan.14
2) Menyiapkan informasi untuk keperluan pengambilan keputusan.
13
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), Cet. 1, h. 49.
14
3) Sebagai perbandingan dengan yang akan datang. Dengan adanya
evaluasi memberikan masukan untuk mengambil keputusan ke depan
agar lebih baik.
4) Mengidentifikasi bagian-bagian yang belum dapat terlaksana sesuai
dengan tujuan.
5) Mencari alternatif tindak lanjut: diteruskan, diubah atau dihentikan.15
6) Mengukur kemajuan, menunjang penyusunan rencana, dan
memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.16
Dengan adanya evaluasi baik yang dilakukan oleh intern ataupun ekstern
dengan adanya tujuan evaluasi sehingga bisa mengambil keputusan selanjutnya
akan lebih baik sesuai tujuan dan sasaran yang akan dicapai.
b. Evaluasi memiliki beberapa fungsi yaitu diantaranya:
1) Untuk mengetahui sejauh mana keputusan yang dibuat untuk mencapai
suatu tujuan, apakah berhasil atau gagal dapat dilihat dari tingkat
efektivitasnya.
2) Untuk menemukan kesempatan baru atau menghindari ancaman,
mempertahankan dan menyelesaikan masalah kinerja agar sejalan dengan
harapan yang akan di capai.17
3) Untuk membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan dan
merumuskan tujuan dan sasaran yang akan dicapai.18
4) Menunjang penyusunan rencana19
5) Memberikan informasi tentang hasil yang telah dicapai, maupun
kelemahan-kelemahan dan kebutuhan terhadap perbaikan program lebih
lanjut menuju tujuan yang akan dicapai.20
15
Ahmad Sofyan, Tonih F., dan Burhanudin M., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:UIN Jakarta Press, 2006), Cet 1,h.31-32.
16
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), Cet. 10, h. 8.
17
Ali Hasan, Marketing Bank Syariah: Cara Jitu Meningkatkan Pertumbuhan Pasar Bank Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010)s, h. 241.
18
Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi: Untuk Program Pendidikan dan Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.14.
19
Seperti telah dikemukakan dalam pembicaraan terdahulu, evaluasi adalah
kegiatan atau proses untuk mengukur dan selanjutnya menilai, sampai manakah
tujuan yang telah di rumuskan sudah terlaksana untuk dicapai secara bertahap,
maka dengan evaluasi yang berkesinambungan akan dapat dipantau, tahapan
manakah yang sudah diselesaikan, dan mana pula yang mengalami kendala.21
B. Strategi Bauran Pemasaran
1. Pengertian Strategi
Persaingan yang akan datang merupakan persaingan untuk menciptakan dan
mendominasi peluang-peluang yang timbul. Menciptakan masa yang akan datang
merupakan lebih dari sekedar menangkap peluang yang telah ditetapkan
sebelumnya, mengembangkan perusahaan untuk menciptakan peluang masa yang
akan datang.22
Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk tetap hidup dan berkembang,
tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan
meningkatkan tingkat keuntungan/laba perusahaan. Tujuan hanya dapat dicapai
apabila pemasaraan perusahaan melakukan strategi yang mantap untuk
menggunakan kesempatan atau peluang dalam pemasaran.23
Strategi adalah suatu rencana untuk mencapai suatu tujuan yang ingin di
capai. Maka dari itu strategi sangat penting dalam sebuah perusahan atau di
sebuah lembaga, karna tanpa strategi seperti mendirikan perusahaan atau suatu
lembaga tetapi tidak memiliki sasaran yang tepat tujuan yang pasti. Karna sasaran
menunjukan apa yang ingin akan dicapai suatu unit usaha. 24
20
Ahmad Sofyan, Tonih F., dan Burhanudin M., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:UIN Jakarta Press, 2006), Cet 1, h 32.
21
Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), Cet. 10, h. 9.
22
Ali Hasan, Marketing Bank Syariah: Cara Jitu Meningkatkan Pertumbuhan Pasar Bank Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 29.
23
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), Cet. 7, h. 167.
24
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan
untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.25 Strategi
berasal dari bahasa Yunani strategia yang diartikan sebagai “The art of the
general” atau seni seseorang panglima yang biasanya digunakan dalam
peperangan. Karl Von Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa strategi
merupakan pengetahuan tentang seni atau taktik yang digunakan saat pertempuran
untuk memenangkan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan
kelanjutan dari politik.26
Namun, dalam abad modern sekarang ini kata strategi tidak lagi terbatas pada
konsep atau seni seorang panglima dalam peperangan, tetapi sudah digunakan
secara luas, termasuk dalam ilmu ekonomi maupun bidang olahraga. Dalam
pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau
pencapaian tujuan.27
Beberapa pengertian Strategi sebagaimana yang dikemukakan oleh para
pakar, yaitu :
1) Menurut Husein Umar, “Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang
berarti “seni berperang”. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi, pada dasarnya strategi
merupakan alat untuk mencapai tujuan” 28
2) Sedangkan menurut Philip Kotler dan Kevin Lance Keller, “Bahwasanya
sasaran menunjukan apa yang ingin dicapai oleh suatu unit bisnis; Strategi
adalah suatu rencana permainan untuk mencapainya”.29
3) Jack Trout dalam bukunya merumuskan bahwa inti dari yaitu:
25
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 5.
26
Freddy Rangkuti, Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 139.
27
Freddy Rangkuti, Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis, h. 139.
28
Husein Umar, Strategic Management in Action: Konsep, Teori, dan Teknik Menganalisis Manajemen Strategis, Strategic Business Unit Berdasarkan Konsep Michael R. Porter, Fred R. David, dan Wheelen-Hunger, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), h. 31.
29
strategi adalah bagaimana bertahan hidup dalam dunia yang semakin
kompetitif, bagaimana membuat persepsi yang baik di benak konsumen,
menjadi berbeda, mengenali kekuatan dan kelemahan pesaing, menjadi
spesialisasi, menguasai satu kata yang sederhana di kepala, para
pemimpinan yang memberi arah dan memahami arah dan memahami
realitas pasar dengan menjadi yang pertama, kemudian menjadi yang
lebih baik.30
Dari pengertian strategi di atas, dapat disimpulkan bahwa Strategi merupakan
suatu atau serangkaian tujuan dan alat mencapai sasaran yang akan dituju untuk
menangkap sebuah peluang yang telah ditetapkan sebelumnya, dan
mengembangkan perusahaan untuk menciptakan peluang masa yang akan datang
dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.
2. Pengertian Pemasaran
Dalam dunia pemasaran sering pula di identikkan dengan dunia yang penuh
janji manis namun belum tentu terbukti apakah produknya sesuai dengan apa yang
telah di janjikan. Inilah yang harus dibuktikan dalam pemasaran khususnya
pemasaran yang berprinsip syariah baik pada penjualan produk barang atau jasa,
bahwa pemasaran yang berprinsip syariah bukanlah dunia yang penuh janji manis
ataupun dengan tipu menipu tetapi pemasaran yang prinsip-prinsipnya
berlandaskan syariah. 31
Pentingnya pemasaran dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan
keinginan masyarakat akan suatu produk dan jasa.32 Karena pemasaran
merupakan ujung tombak keberhasilan suatu bisnis. Artinya, aspek pemasaran
merupakan salah satu faktor penting yang menjamin kelangsungan hidup suatu
perusahaan.33
30
Ali Hasan, Marketing Bank Syaria Ali Hasan, Marketing Bank Syariah: Cara Jitu Meningkatkan Pertumbuhan Pasar Bank Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h.29.
31
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung : Alfabeta, 2010), h. 5-6.
32
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemaaasran, h.5-6.
33
Pemasaran menjadi semakin penting dengan semakin meningkatnya
pengetahuan masyarakat. Pemasaran juga dilakukan dalam rangka menghadapi
pesaing yang dari waktu ke waktu semakin meningkat. Para pesaing justru
semakin gencar melakukan usaha pemasaran dalam rangka memasarkan
produknya.34
Istilah marketing berasal dari kata benda market yang artinya pasar.
Sedangkan kata kerja to market berarti memasarkan. Pengertian pemasaran secara
sederhana adalah seluruh kegiatan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan
dan keinginan melalui sarana dan proses pertukaran berupa barang dan jasa dari
produsen ke konsumen dengan cara yang paling efisien.35
Beberapa pengertian Pemasaran sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli
diantaranya yaitu :
1) Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, “Pemasaran merupakan
suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan
apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain”.36
2) Menurut Sofjan Assauri, “Pemasaran sebagai kegiatan manusia yang
diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan
melalui proses pertukaran”.37
3) Menurut Freddy, “Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan
manajerial. Akibatnya masing-masing individu maupun kelompok
34
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta : Kencana. 2010), h. 51.
35
Suyadi Suyadi Prawirosentono, Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21: Kiat Membangun Bisnis Kompetitif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 153.
36
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Indeks, 2007), h. 67.
37
mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan,
dan menukarkan produk yang dimiliki nilai komoditias”.38
4) Sedangkan menurut Kasmir dalam bukunya, “Pemasaran adalah usaha
yang ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para
nasabahnya terhadap produk dan jasa dengan cara memberikan
kepuasan”.39
Dapat disimpulkan dari pengertian pemasaran yang dikemukakan oleh para
ahli diatas, bahwa pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor sosial, ekonomi dan faktor lainnya yang diarahkan untuk
memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran
berupa barang dan jasa.
Sedangkan Pemasaran menurut perspektif syariah merupakan segala aktivitas
yang dijalankan dalam kegiatan bisnis berbentuk kegiatan penciptaan nilai (value
creatingathties) yang dilandaskan atas kejujuran, keadilan, keterbukaan, dan
keikhlasan sesuai dengan proses yang berprinsip pada akad bermuamalah islami
atau perjanjian transaksi bisnis dalam Islam. 40
3. Pengertian Strategi Bauran Pemasaran
a. Pengertian Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana, atau serangkaian tujuan
dan sasaran menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang
memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat
tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan dalam menghadapi lingkungan
dan keadaan persaingan yang selalu berubah.41
Sedangkan menurut M. Nur Rianto Al Arif dalam bukunya, “Strategi
pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan serta aturan yang
38
Freddy Rangkuti, Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 48.
39
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. 4, h. 53.
40
Abdullah Amrin. Strategi Pemasaran Asuransi Syariah: Memenangkan Persaingan Usaha Bisnis Asuransi dan Bank Syariah Secara Syariah. (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 1.
41
memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu ke waktu pada
masing-masing tingkatan serta lokasinya”.42
Dewasa ini pimpinan dan tenaga pemasaran sangat menekankan pentingnya
peranan strategi pemasaran dalam suatu perusahan.43 Dengan adanya strategi
pemasaran, maka implementasi program dalam mencapai tuuan organisasi atau
suatu perusahaan dapat dilakukan secara aktif, sadar, rasional tentang bagaimana
suatu merek produk mencapai tujuannya.44
Seperti diketahui, strategi pemasaran adalah himpunan asas yang secara tepat,
konsisten, dan layak dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai sasaran pasar
yang dituju (Target market) dalam jangka panjang perusahaan dan tujuan
perusahaan jangka panjang (Objectives), dalam persaingan tertentu.45
b. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Strategi pemasaran untuk perbankan syariah berdasarkan konsep bauran
pemasaran (marketing mix) adalah hal menarik untuk mempercepat
pengembangan perbankan syariah di Indonesia.46
Sedangkan menurut M. Nur Rianto Al Aeif bauran pemasaran dapat
diartikan sebagai perpaduan seperangkat alat pemasaran yang sifatnya dapat
dikendalikan oleh perusahaan sebagai bagian dalam upaya mencapai tujuan pada
pasar sasaran.47
Dalam strategi pemasaran ini, terdapat Strategi Acuan/Bauran Pemasaran
(Marketing Mix), yang menetapkan komposisi terbaik dari keempat variabel
pemasaran, untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju sekaligus mencapai
RajaGrafindo Persada, 2004), Cet. 7, h. 167.
44
Ali Hasan, Marketing Bank Syariah: Cara Jitu Meningkatkan Pertumbuhan Pasar Bank Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 119.
45
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), Cet. 7, h. 198.
tujuan dan sasaran perusahaan. Keempat unsur Bauran Pemasaran yaitu: Strategi
Produk, Strategi Harga, Strategi Penentuan Lokasi, dan Strategi Promosi48
1) Strategi Produk (Product)
Strategi produk dalam hal ini adalah menetapkan cara dan penyediaan
produk yang tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat memuaskan para
konsumenya dan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam
jangka panjang, melalui peningkatan penjualan dan peningkatan share pasar.49
Menurut Kasmir mengutip dari Philip Kotler dalam bukunya, “Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat
perhatian untuk dibeli, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi, yang dapat
memenuhi keinginan dan kebutuhan.50 Adapun faktor-faktor yang terkandung
dalam suatu produk adalah mutu/kualitas, penampilan (features), pilihan yang
ada (options), gaya (styles), merek (brand names), pengemasan (packaging),
ukuran (sizes), jenis (product lines), macam (product items), jaminan
(warranties), dan pelayanan (services).51
Pada dasarnya produk yang dibeli konsumen itu dapat dibedakan atas tiga
tingkatan, yaitu:52
a) Produk inti (core product), yang merupakan inti atau dasar yang
sesungguhnya dari produk yang ingin diperoleh atau didapatkan oleh
seorang pembeli atau konsumen dari produk tersebut.
b) Produk Formal (formal product), yang merupakan bentuk, model,
kualitas/mutu, merek dan kemasan yang menyertai produk tersebut.
c) Produk tambahan (augemented product), adalah tambahan produk formal
dengan berbagai jasa yang menyertainya, seperti pemasangan (instalasi),
pelayanan, pemeliharaan, dan pengangkutan secara Cuma-Cuma.
48
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), Cet. 7, h. 198
49
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, h. 198.
50
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. 4, h. 123.
51
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), Cet. 7, h. 200.
52
Adapun Keuntungan atau manfaat dari adanya produk, yaitu:53
a) Untuk meningkatkan penjualan
b) Menimbulkan rasa bangga bagi nasabahnya
c) Menimbulkan kepercayaan
d) Menimbulkan kepuasan
Di dalam strategi mix, strategi produk merupakan strategi yang paling
penting atau utama dibanding dengan strategi bauran pemasran yang lainnya,
karena dapat mempengaruhi strategi yang lainnya. Dalam strtategi produk bank
harus mampu memodifikasi produk yang sudah ada menjadi lebih menarik.54
Sama halnya dengan perbankan konvensional, produk yang dihasilkan haruslah
mengacu kepada nilai-nilai syariat atau yang diperoleh dalam Alquran. Namun,
agar lebih menarik minat konsumen terhadap jasa perbankan yang dihasilkan,
produk tersebut harus teteap melakukan strategi “differensiasi” atau
”versifikasi” agar para konsumen mau beralih dan mulai menggunakan jasa
perbankan syariah.55
Strategi produk salah satu contohnya biasanya dimulai dari penciptaan logo
dan moto yang dibuat semenarik mungkin. Kemudian menciptakan merek
terhadap produk yang ditawarkan, menciptakan kemasan atau pembungkus
suatu produk, dan keputusan label.
2) Strategi Harga (Price)
Strategi harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan
pemasaran. Harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga
sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa perbankan. Salah dalam
menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan
nantinya.56
Bagaimana bank menetapkan harga produknya. Harga bagi bank
konvensional adalah bunga. Harga tersebut terdiri dari harga beli (bunga
Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h.40-4.
56
simpanan) dan harga jual (bunga kredit). Selisih dari harga jual dan harga beli
ini merupakan keuntungan bank dan kita kenal dengan nama spread based.57
Pada setiap produk atau jasa yang ditawarkan, bagian pemasaran dapat
menentukan harga pokok dan harga jual suatu produk. Faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam suatu penetapan harga antara lain biaya, keuntungan,
harga yang ditetapkan oleh pesaing dan perubahan keinginan pasar.58
Disamping itu, bank dapat pula mentukan harga berdasarkan beban atau
biaya yang harus ditanggung nasabah, seperti biaya administrasi, biaya kirim,
iuran, biaya tagih, biaya provisi, dan komisi atau biaya sewa. Biaya-biaya ini
dalam dunia perbankan kita kenal dengan nama fee based. Penentuan harga
berdasarkan spread based dan fee based ini dikenal dalam bank konvensional.
Sedangkan bagi bank syariah dikenal dengan nama sistem bagi hasil atau profit
and loss sharing. Untuk menentukan harga bank dapat menggunakan beberapa
metode dan penggunaan masing-masing metode tergantung bank yang
bersangkutan.59
3) Strategi Penentuan Lokasi (Place)
Yang dimaksud dengan lokasi bank adalah tempat dimana
diperjualbelikannya produk cabang bank dan pusat pengendalian perbankan.
Dalam praktiknya ada beberapa macam lokasi kantor bank, yaitu lokasi kantor
pusat, cabang utama, cabang pembantu, kantor kas, dan lokasi mesin-mesin
Anjungan Tunai Mandiri (ATM).60
Strategi lokasi dan layout bagi bank adalah bagaimana menentukan lokasi
dan layout suatu cabang bank. Pertimbangan penentuan lokasi biasanya
mengarahkan dekat dengan masyarakat atau pasar atau pusat industri.
Sedangkan strategi penentuan layout adalah strategi mengenai tata letak
gedung dengan segala sarana dan prasarana yang dimiliki. layout juga
57
Kasmir, Pemasaran, h. 123.
58
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung : Alfabeta, 2010), h. 15.
59
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. 4, h. 135-136.
60
dilakukan terhadap ruangan yang akan digunakan dengan menggunakan
berbagai cara agar efisien dan efektif.61
Adapun tujuan strategi lokasi dan lay out adalah:62
a) Agar bank dapat menentukan lokasi yang tepat serta strategis untuk
lokasi kantor pusat, kantor cabang, kantor pembantu, kantor kas atau
lokasi-lokasi mesin ATM.
b) Agar bisa menentukan teknologi yang tepat dalam memberikan
kecepatan dan keakuratan guna melayani nasabahnya.
c) Agar dapat menentukan lay out yang sesuai dan standar keamanan,
keindahan dan kenyamanan bagi nasabahnya.
d) Agar dapat menetukan metode antrian yang paling optimal terutama pada
hari atau jam-jam sibuk.
Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih dan menentukan suatu bank
adalah pertimbangan sebagai berikut:63
a) Dekat dengan kawasan industri atau pabrik
b) Dekat dengan perkantoran
c) Dekat dengan pasar
d) Dekat dengan perumahan atau masyarakat
e) Mempertimbangkan jumlah pesaing yang ada di suatu lokasi
Dalam memilih lokasi tergantung dari keperluan lokasi tersebut, terdapat
paling enam lokasi yang dipertimbangkan sesuai keperluan perusahaan:64
a) Lokasi untuk kantor pusat
b) Lokasi untuk kantor wilayah
c) Lokasi untuk kantor cabang utama
d) Lokasi untuk kantor cabang pembantu
e) Lokasi kantor kas
f) Mesin ATM
61
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. 4, h. 4-5.
62
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk lay out gedung adalah:
a) Bentuk gedung yang memberikan kesan elegan dan baik
b) Lokasi parkir luas dan aman
c) Keamanan di sekitar gedung juga harus di pertimbangkan
d) Tersedia tempat ibadah
e) Tersedia toilet yang bersih dan nyaman
f) Fasilitas penunjang lainnya.
4) Strategi Promosi (Promotion)
Strategi promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir setelah
produk, harga dan tempat, serta inilah yang paling sering diidentikan sebagai
aktivitas pemasaran dalam arti sempit. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang
termasuk penting selain produk, harga dan lokasi.65
Promosi merupakan sarana paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan
nasabahnya. Salah satu tujuan promosi adalah menginformasikan segala jenis produk
yang ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah baru. Kemudian promosi juga
berfungsi meningkatkan nasabah akan produk, promosi juga ikut mempengaruhi
nasabah untuk membeli dan akhirnya promosi juga akan meningkatkan citra bank di
mata para nasabahnya.66
Kegiatan promosi yang dilakukan suatu perusahaan menggunakan
acuan/bauran promosi (Promotional mix) yang terdiri dari:67
a) Periklanan (Advertising), merupakan promosi yang dilakukan dalam
bentuk tayangan atau gambar atau kata-kata yang tertuang dalam
spanduk, brosur, billboard, koran, majalah, televisi, atau radio.
b) Promosi penjualan (Sales promotion), merupakan promosi yang
digunakan untuk meningkatkan penjualan melalui potongan harga atau
hadiah pada waktu tertentu terhadap barang-barang tertentu pula.
c) Promosi penjualan (sales promotion), merupakan promosi yang
digunakan untuk meningkatkan penjualan melalui potongan harga atau
hadiah pada waktu tertentu terhadap barang-barang tertentu pula.
65
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran h. 169.
66
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. 4, h. 156.
67
d) Publisitas (Publicity) merupakan promosi yang dilakukan untuk
meningkatkan citra bank di depan para calon nasabah atau nasabahnya
melalui kegiatan sponsorship terhadap suatu kegiatan amal atau sosial
atau olahraga.
e) Penjualan pribadi (Personal selling), merupakan promosi yang dilakukan
nelalui pribadi-pribadi karyawan bank dalam melayani serta ikut
mempengaruhi nasabah.
C. PEMBIAYAAN
Kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang diberikan oleh bank
mengandung risiko, sehingga dalam setiap pemberian kredit atau pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah harus memperhatikan asas-asas perkreditan atau
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang sehat dan berdasarkan prinsip
kehati-hatian.68
Pada dasarnya ketentuan dan syarat yang berlaku di bank adalah sama, baik
bank syariah maupun bank konvensional. Ketentuan umum yang berlaku dibank
untuk dapat diberikan pembiayaan adalah feasible dan bankable. Feasible artinya
layak dibiayai, atau anda membayar kewajiban atas pembiayaan yang diterima.
Sedangkan bankable artinya memenuhi syarat teknis perbankan, yaitu hal-hal
teknis yang disyaratkan oleh bank seperti adanya legalitas usaha, usaha yang ada
telah berjalan baik minimal selama 2 tahun dan adanya aset sebagai agunan.69
Pola pembiayaan dalam bank syariah mempunyai karakteristik yang spesifik
dibanding dengan bank konvensional. Pada bank konvensional, penilaian
kelayakan pembiayaan didasarkan semata-mata hanya pada business wise,
sedangkan pada bank syariah penilaian kelayakan pembiayaan selain didasarkan
pada bussines wise, juga harus mempertimbangkan syariah wise. Artinya, bisnis
tersebut layak di biayai dari segi usahanya, dan acceptable dari segi syariahnya.70
68
Rachmadi Usman, Aspek-aspek hukum perbankan indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 246.
69
Yusak Laksmana, Tanya Jawab Cara Mudah Mendapatkan Pembiayaan di Bank Syariah,.
(Jakarta: Gramedia, 2009), h. 78.
70
1. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak
kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik
dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah
pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan.71
Menurut Gita Danupranata dalam bukunya, “Pembiayaan merupakan salah
satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk
memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang tergolong sebagai pihak yang mengalami
kekurangan dana (deficit unit)”. Gita Danupranata menurut M. Syafii Antonio
dalam bukunya, menurut sifat penggunaannya, berikut ini adalah pembagian dar
pembiayaan: 72
a. Pembiayaan produktif
Jenis pembiayaan ini ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan produksi
dalam definisi yang luas, yaitu untuk meningkatkan usaha, baik usaha
produksi, perdagangan, maupun investasi.
b. Pembiayaan konsumtif
Jenis pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi,
yang akan habis digunakan saat dipakai untuk memenuhi kebutuhan.
Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu sebagai berikut:73
a. Pembiayaan modal kerja
Jenis pembiayaan ini ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan produksi
(secara kuantitatif [jumlah hasil produksi] atau secara kualitatif
[peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi]) dan untuk keperluan
perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang.
71
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 681.
72
Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h. 103.
73
b. Pembiayaan investasi
Jenis pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal
(capital goods) dan fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.
2. Penilaian Pemberian Pembiayaan
Berdasarkan penjelasan pasal 8 Undang-Undang Perbankan yang diubah,
yang semestinya di nilai oleh bank sebelum memberikan kredit atau pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah adalah watak, kemampuan, modal, agunan, dan
prospek usaha dari nasabah debitur, yang dikenal dengan sebutan “The Five C of
credit analysis” atau prinsip 5C’s.74
Berdasarkan permohonan kredit dan data pendukung petugas Bank
Lembaga Keuangan melakukan analisis kelayakan kredit atas kelayakan untuk
calon debitur dengan menggunakan kriteria 5C dalam pemberian pembiayaan
yakni:
a. Character (Penilaian Watak)
Character (penilaian watak), yaitu Bank harus meniliti karakter atau
permohonan yang merupakan penilaian terhadap individu atau calon debitor
sejauh mana dapat mengemban amanah pembiayaan dari bank. Sehingga
tidak akan menyulitkan atau menjadi kendala dalam proses pengembalian
terhadap bank.. 75
b. Capacity (Kemampuan)
Capacity (Kemampuan) yaitu Bank harus meneliti mengenai kemampuan
atau keahlian calon debitor dalam bidang usahanya dan kemampuan
manajerialnya, sehingga bank yakin bahwa usaha yang akan dibiayainya
dikelola oleh orang-orang yang tepat, sehingga calon debitornya dalam
jangka waktu tertentu mampu menlunasi atau mengembalikan pinjamannya.76
74
Rachmadi Usman, Aspek-aspek hukum perbankan indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 246.
75
Yusak Laksmana, Tanya Jawab Cara Mudah Mendapatkan Pembiayaan di Bank Syariah,
(Jakarta: Gramedia, 2009), h. 79.
76
c. Capital (Permodalan)
Capital, yakni penilaian terhadap permodalan usaha yang dijalankan,
termasuk juga penilaian atas aspek keuangan pemohon. 77
Bank harus melakukan analisis terhadap posisi keuangan secara menyeluruh
mengenai masa lalu dan yang akan datang, sehingga dapat diketahui
kemampuan permodalan calon debitor dalam menunjang pembiayaan proyek
atau usaha calon debitur yang bersangkutan.78
d. Condition (Kondisi)
Condition (Kondisi) yaitu penilaian terhadap kondisi umum yang
mempengaruhi kegiatan usaha seperti kondisi pasar, persaingan dagang,
peraturan pemerintah, peraturan negara lain terkait ekspor-impor, dan
sebagainya. 79
e. Collateral (Jaminan)
Collateral (Jaminan) yaitu penilaian terhadap jaminan kredit untuk
meyakinkan bank atas kesanggupan calon debitur dalam melunasi
kreditnya.80 Untuk menangung pembayaran kredit macet, calon debitor
umumnya wajib menyediakan jaminan berupa agunan yang berkualitas tinggi
dan mudah dicairkan yang nilainya minimal sebesar jumlah kredit atau
pembiayaan yang diberikan kepadanya.81
3. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan
Secara umum, tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua kelompok besar,
yaitu tujuan pembiayaan untuk tingkat makro, dan tujuan untuk tingkat mikro.
77
Yusak Yusak Laksmana, Tanya Jawab Cara Mudah Mendapatkan Pembiayaan di Bank Syariah, (Jakarta: Gramedia, 2009), h. 79.
78
Rachmadi Usman, Aspek-aspek hukum perbankan indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 246.
79
Yusak Laksmana, Tanya Jawab Cara Mudah Mendapatkan Pembiayaan di Bank Syariah,.
(Jakarta: Gramedia, 2009), h. 79.
80
Barad Karnida, dkk., Direktori Skim Kredit Perbankan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2013, (Palangka Raya: Kompas Mediatama, 2014), h. 129-130.
81