• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM IMBIBISI DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM IMBIBISI DI INDONESIA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

A. Judul

Peristiwa Imbibisi pada Biji.

B. Tujuan

Memahami pengaruh temperature dan potensial osmosis larutan yang diimbibisi terhadap peristiwa imbibisi yang terjadi pada biji tumbuhan.

C. Dasar Teori

Migrasi molekul air ke tempat zat lain yang berlubang (pori) cukup besar kemudian menetap di dalamnya, peristiwa ini disebut imbibisi. Kata imbibisi berasal dari kata lain imbere yang berarti menyelundup. Imbibisi juga merupakan peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat yang hidrofilik, seperti protein, pati, selulosa, agar-agar, ge;atin, liat dan zat lainny, yang menyebabkan zat tersebut mengembang setelah menyerap air tadi. Air yang terserap disebut air imbibisi. Pada peristiwa tersebut, molekul air terikat di antara molekul-molekul dinding sel atau plasma sel. Akibatnya plasma sel mengembang. Benda yang dapat mengadakan imbibisi dibedakan menjadi dua golongan berikut:

1. Benda yang pada waktu imibibisi mengembang dengan terbatas, artinya setelah mencapai volume tertentu tidak dapat memembang lagi. Misalnya, kacang tanah yang direndam air akan mengembang sampai volume tertentu.

2. Benda yang pada waktu imbibisi mengembang dengan tidak terbatas, artinya bagian-bagian yang menyusunnya akhirnya terlepas dan bercampur air menjadi koloid dalam fase sol. Misalnya roti yang direndam air akan mengembang dan akhirnya hancur dan larut dalam air tersebut.

(2)

melewati lubang (os) dinding sel maupun protoplas maka imbibisi juga merupakan peristiwa osmosis. Perbedaan nyata amtara imbibisi dan osmosis adalah pada imbibisi terdapat adsorban. Ada dua kondisi yang diperlukan untuk terjadinya imbibisi, yaitu adanya gradien potensial air antara permukaan adsorban dengan senyawa yang diimbibisi dan adanya afinitas antara komponen adsorban dengan senyawa yang diimbibisi. (Tim dosen Upi, 2014).

Imbibisi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu temperatur dan potensial osmosis senyawa yang diimbibisi. Temparatur tidak mempengaruhi kecepatan imbibisi, sedangkan potensial osmosis dapat mempengaruhi kedua-duanya.

Potensial kimia air merupakan konsep yang sangat penting dalam fisiologi tumbuhan. Potensial air sebagai sesuatu yang sama dengan potensial kimia air yang dalam suatu sistem dibandingkan dengan potensial kimia air murni pada tekanan atmosfir dan suhu yang sama. Mereka menganggap bahwa potensial air murni dinyatakan sebagai nol. Tekanan yang diberikan pada air atau suatu larutan, akan meningkatkan energi bebasnya sehingga potensial airnya meningkat. Seperti juga gas, zat cair termasuk air dapat melakukan difusi dimana dijelaskan bahwa konsentrasi air dapat berubah apabila di dalam air tersebut dilarutkan suatu zat yang terlarut.

D. Alat dan Bahan

 Sembilan buah tabung reaksi

 Penangas air yang bersushu 60oC  Timbangan

 Biji kacang kedelai sebanyak 90 butir

 Aquades

(3)

E. Cara Kerja

1. Menyiapkan kacang kedelai yang dibagi ke dalam 15 kelompok masing-masing terdiri dari 10 butir

2. Setiap kelompok kacang kedelai ditimbang lalu dicatat massa awalnya.

3. Menyiapkan 15 tabung reaksi, bagi ke dalam 3 kelompok yang masing-masing terdiri dari 5 tabung reaksi. Pada tiap-tiap kelompok tabung diberi label A, B dan C

4. Pada kelompok tabung A dimasukan aquades sebanyak 5ml. Pada kelompok tabung B dan C dimasukan larutan NaCl 1M sebanyak 5ml.

5. Pada setiap tabung A, B, C dimasukan kacang kedelai masing-masing sebanyak 10 butir yang sudah ditimbang massa awalnya. 6. Kelompok tabung A dan B didiamkan atau ditaruh pada suhu

ruangan. Sedangkan kelompok tabung C dipanaskan dengan penangas pada suhu 60oC. Tunggu selama 60 menit.

(4)

F. Hasil Pengamatan

Biji Larutan Suhu 1 2Masa Awal (gr)3 4 5 1 2Masa Akhir (gr)3 4 5 1 2 Selisih (gr)3 4 5 Rata-rata ImbibisiKec.

Kacang Kedelai

Sukrosa

0,5 M SK 1,750 1,636 1,812 1,684 1,651 3,193 2,773 2,443 2,432 2,439 1,442 1,136 0,630 0,747 0,788 0,948 2,63x10

-4

60oC 1,657 1,718 1,664 1,813 1,606 2,894 3,024 2,917 3,192 2,966 1,236 1,305 1,253 1,379 1,360 1,306 3,63x10-4

Sukrosa

1 M SK 1,448 1,725 1,772 1,738 1,775 2,348 2,874 2,436 2,669 2,782 0,900 1,154 0,664 0,931 1,007 0,931 2,59x10

-4

60oC 1,677 1,750 1,736 1,595 1,645 2,589 2,908 3,062 5,590 2,668 0,912 1,158 1,326 0,995 1,023 1,083 3,01x10-4

NaCl 1 M

SK 1,668 1,839 1,204 1,698 1,786 3,073 2,896 2,041 2,783 2,704 1,905 1,057 0,837 1,085 0,918 1,060 2,94x10-4

60oC 1,338 1,703 1,748 1,501 1,522 2,662 3,027 3,112 2,767 2,827 1,324 1,324 1,364 1,266 1,305 1,317 3,66x10-4

Aquadest SK 1,714 1,863 1,728 1,743 1,990 2,552 2,961 2,545 3,084 3,404 0,837 1,093 0,816 1,341 1,414 1,100 3,05x10-4

60oC 1,749 1,514 1,494 1,755 1,647 3,641 3,298 3,472 3,735 3,486 1,872 1,784 1,978 1,980 1,839 1,890 5,25x10-4

Kacang Hijau

Sukrosa

0,5 M SK 0,669 0,633 0,608 0,661 0,655 0,733 0,727 0,626 0,760 0,756 0,064 0,094 0,018 0,699 0,101 0,075 0,20x10

-4

60oC 0,722 0,605 0,696 0,713 0,627 0,911 0,815 0,836 0,81 0,774 0,189 0,21 0,14 0,097 0,147 0,156 0,43x10-4

Sukrosa

1 M SK 0,609 0,616 0,641 0,638 0,673 0,742 0,765 0,837 0,787 0,758 0,133 0,149 0,196 0,149 0,085 0,142 0,39x10

-4

60oC 0,657 0,580 0,597 0,660 0,598 0,950 0,852 0,817 0,871 0,914 0,293 0,272 0,22 0,211 0,316 0,220 0,61x10-4

NaCl 1

M SK 0,678 0,622 0,598 0,607 0,556 0,737 0,638 0,676 0,728 0,571 0,059 0,016 0,078 0,121 0,015 0,058 0,16x10

-4

60oC 0,686 0,698 0,690 0,614 0,574 0,811 0,897 0,829 0,753 0,802 0,125 0,199 0,139 0,149 0,122 0,166 0,46x10-4

Aquadest SK 0,682 0,607 0,594 0,582 0,712 0,714 0,683 0,660 0,747 0,806 0,032 0,076 0,066 0,165 0,094 0,087 0,24x10-4

(5)

G. Pembahasan

Percobaan Imbibisi yang dilakukan oleh 7 kelompok pada biji kacang kedelai dan biji kacang hijau yang direndam pada berbagai macam larutan dengan konsentrasi dan suhu yang berbeda antara lain : larutan Sukrosa 0,5 M; larutan Sukrosa 1 M; larutan NaCl 0,5 M; larutan NaCl 1 M; dan aquadest yang seluruhnya diberi tempatkan pada suhu kamar dan suhu 60OC pada waterbath. Setelat seluruh berat awal ditimbang dan dicatat teramati seluruhnya mengalami penambahan berat dari berat semula. Penambahan hingga hampir mencapai ± 2gr ini menunjukkan terjadinya proses imbibisi. Dalam praktikum ini digunakan biji sebagai bahan karena biji merupakan cikal bakal pertumbuhan yang membutuhkan air.

Imbibisi adalah peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat-zat yang hidrofilik, seperti protein, pati, selulosa, gelatin, dan lainnya yang menyebabkan zat tersebut dapat mengembang setelah menyerap air. Kemampuan untuk menyerap air misalnya pada biji biasa disebut dengan potensial imbibisi dan prosesnya disebut dengan imbibisi. (Wahab, 2013).

Berdasarkan data yang didapat dari setiap kelompok pada percobaan imbibisi kali ini,. Setelah dilakukan perendaman selama 1 jam dapat diketahui besar kecepatan imbibisi dan selisih berat awal dan berat akhir setelah biji menyerap air sebagai kemampuan biji dalam potensial imbibisi. Selisih terendah sebesar 0,018gr terjadi pada biji kacang hijau yang direndam di dalam larutan Sukrosa 0,5 M pada suhu kamar. Dan selisih tertinggi sebesar 1,905gr terjadi pada biji kacang kedelai yang direndam di dalam larutan NaCl 1 M pada suhu kamar.

(6)

mengembang dan penyerapan air oleh imbibian. Sedangkan kecepatan imbibisi yaitu 0,16 x 10-4 pada NaCl 1 M suhu kamar hingga mencapai 5,25 x 10-4 pada aquadest pada suhu 60OC.

Penyerapan air oleh biji kering menyebabkan terjadinya peristiwa imbibisi karena air masuk ke biji melalui membrane sel, juga ditarik oleh senyawa di dalam biji sifatnya higroskopik. Senyawa higroskopik yang dimaksud adalah Kristal Karbohidrat (amilum) dan protein kering yang terdapat di dalam biji. Ada dua kondisi yang diperlukan untuk terjadinya imbibisi adalah adanya gradient potensial air antara permukaan adsorban dengan senyawa yang diimbibisi, dan adanya afinitas antara komponen adsorban dengan senyawa yang diimbibisi. Imbibisi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu temperature (suhu) dan potensial osmosis senyawa yang diimbibisi terhadap larutan. (Diana, Siska. 2011). Dapat dilihat di tabel hasil pengamatan bahwa terjadinya perbedaan berat yang signifikan pada perbedaan faktor temperatur dan larutannya.

= 0.5 x 1 x 0.0831 (27+273) = 12.465 (potensial osmosis -12.465) = 0.5 x 1 x 0.0831 (60+273) = 13.836 (potensial osmosis -13.836)

c. Larutan Sukrosa 1M ᴪ = M i R T

(7)

= 1 x 1 x 0.0831 (60+273) = 27.67 (potensial osmosis -27.67)

d. Larutan NaCl 0.5M ᴪ = M i R T

= 0.5 x 1 x 0.0831 (27+273) = 12.465 (potensial osmosis -12.465) = 0.5 x 1 x 0.0831 (60+273) = 13.836 (potensial osmosis -13.836)

e. Larutan NaCl 1M ᴪ = M i R T

= 1 x 1 x 0.0831 (27+273) = 24.93 (potensial osmosis -24.93) = 1 x 1 x 0.0831 (60+273) = 27.67 (potensial osmosis -27.67)

2. Pada larutan mana dan suhu berapa kecepatan imbibisi tertinggi dan terendah? Jelaskan mengapa demikian?

Jawab :

Kecepatan Imbibisi tertinggi terjadi pada kacang kedelai dalam aquades 60oC. Sedangkan kecepatan imbibisi terendah terjadi pada kacang hijau dalam NaCl 0.5 27oC (suhu kamar). Hal ini dipengaruhi juga oleh potensial osmosis pada kedua larutan tersebut. Aquades memiliki potensial osmosis yang tinggi, sehingga kecenderungan aquades untuk massuk ke dalam sel juga semakin besar dan laju imbibisis pun menjadi tinggi. Sedangkan pada NaCl 0.5M potensial osmosisnya rendah, maka kecenderungan untuk masuk ke dalam sel pun rendah, hal ini mempengaruhi laju imbibisi yang juga menjadi lambat.

3. Bisakah anda mengaplikasikan percobaan di atas pada kehidupan sehari-hari? Kira-kira kegiatan apa yang memerlukan pengetahuan ini? Jawab :

(8)

ketan. Selain itu juga saat akan membuat ketupat ataupun lontong, dimana beras harus direndam atau dibasahi terlebih dahulu.

I. Kesimpulan

Berdesarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa terjadi proses imbibisi biji kacang kedelai dan kacang hijau. Selisih terendah sebesar 0,018gr terjadi pada biji kacang hijau yang direndam di dalam larutan Sukrosa 0,5 M pada suhu kamar. Dan selisih tertinggi sebesar 1,905gr terjadi pada biji kacang kedelai yang direndam di dalam larutan NaCl 1 M pada suhu kamar.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Dahlia. 2001. Kimia dan Fisilogi Tumbuhan. Malang: Universitas Negeri Malang

Diana, Siska. 2011. Peristiwa Imbibisi Pada Biji. . [Online]. Tersedia:

http://dianases.blogspot.com/2011/06/laporan-praktikum-peristiwa-imbibisi.html. [28 September 2014]

Ratih. 2013. Imbibisi Biji.[Online]. Tersedia: http://siidaneeibiologi.blogspot.com/ 2013/11/imbibisi-biji.html [22 September 2014]

Tim dosen upi. 2014. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wahab. 2013. Imbibisi. .[Online]. Tersedia:

(10)

LAPORAN PRAKTIKUM IMBIBISI

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan yang diampu oleh Tim Dosen Fisiologi Tumbuhan UPI

disusun oleh :

Anisa Komaryah 1200341

Intan Nastia 1200815

Intania Zainal Nurul H 1202317

Irvana Nurul Kamalia 1200151

Ghea Nuraisyah 1202547

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Referensi

Dokumen terkait

Sebelumnya telah dilakukan percobaan seleksi dengan menggunakan biji padi IR64 tipe liar yang direndam pada larutan higromisin konsentrasi 10 sampai 35 mg/l (gambar tidak

PENGARUH EKSTRAK DAGING BUAH TEMBESU ( Fragraea fragrans ) TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI KACANG HIJAU ( Vigna radiata ). Oleh:

Suatu percobaan menanam biji kacang hijau pada cawan petri dengan substrat kapas yang diberi airC. Biji kacang hijau dengan ukuran kecil, sedang dan besar

Dalam melakukan pengukuran terhadap tanaman biji kacang hijau diperlukan ketelitian agar data hasil pengamatan lebih akurat, yaitu dengan menggunakan alat pengukuran yang sama

Adapun faktor kesalahan yang akan menyebabkan gagalnya percobaan ini diantaranya adalah apabila konsentrasi larutan baku yang digunakan tidak sesuai

Pada percobaan kali ini Titik akhir titrasi untuk langkah pembakuan natrium tiosulfat yaitu pada saat larutan sudah tidak berwarna yaitu dengan volume natrium tiosulfat yang

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan volume molal parsial larutan natrium klorida sebagai fungsi konsentrasi dengan mengukur densitas larutan dengan

Hasil percobaan menunjukkan bahwa Enzim amilase yang diekstraksi dari kecambah kacang hijau dan biji jagung segar dan kering menunjukkan aktivitas dalam memecah pati dengan suhu