SKRIPSI
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA
SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN
PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BEI
OLEH:
FELIK HENDARTA G
060503227
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate dan Property
Yang Terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul ini belum
pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks
penulisan skripsi untuk program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh
telah dinyatakan dengan jelas, benar, apa adanya dan apabila dikemudian hari
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh
Universitas Sumatera Utara.
Medan, 07 Juli 2011
Yang Membuat Pernyataan,
KATA PENGANTAR
Terpujilah Allah Bapa atas kasih rahmatNya yang senantiasa baru setiap hari.
KaryaMu luar biasa dalam kehidupanku, yang memberikan kekuatan kepadaku
melewati suka dan duka dalam pengerjaan skripsi ini. Sungguh ku bangga Bapa
punya Allah seperti Engkau, tak pernah Kau tinggalkan aku sedetik pun, bahkan
tak Kau biarkan aku jatuh. Biarlah setiap hari aku boleh terus bersyukur atas
segala yang Kau berikan.
Adapun skripsi ini berjudul ” Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga
Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI)”, dan disusun bertujuan guna memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen
Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
Dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan
semangat, nasehat, dan bantuan selama proses penyusunan skripsi peneliti hingga
skripsi ini selesai.
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak DR. Syafruddin Ginting Sugihen,MAFIS,Ak selaku Ketua Departemen
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM,Ak
selaku Ketua Program Studi Akuntansi S-1 dan Sekretaris Program Studi
Akuntansi S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. selaku Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak selaku dosen pembimbing yang
telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan,
bimbingan dan bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini.
5. Bapak Drs. Sucipto, MM, Ak dan Drs. Syahelmi, M.Si, Ak, selaku dosen
penguji yang telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam penulisan
skripsi ini.
6. Kedua orang tua peneliti, Julius Ginting, BA dan Dahlia br Sinukaban serta
abang, kakak dan adik peneliti terima kasih buat kasih sayang dan dukungan
yang diberikan.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu
peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat
dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya.
Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan yang
bermanfaat bagi pembaca.
Medan, 07 Juli 2011 Penulis,
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan beberapa rasio keuangan yaitu Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER) dan Return On Equity (ROE) terhadap harga saham pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif, yang menguji pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2009, yaitu berjumlah 50 perusahaan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 25 perusahaan, penarikan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling (judgement sampling). Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi linear berganda dan analisis regresi linear sederhana. Uji statistik juga dilakukan dengan uji t dan uji f, dimana sebelum uji ini dilakukannya terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial, sementara uji f digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel-variabel terikat secara simultan.Variabel-variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER) dan Return On Equity (ROE) sebagai variabel bebas, dan harga saham sebagai variabel terikat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, rasio Return on Equity (ROE), Debt Equity Ratio (DER) dan Price Earning Ratio (PER) secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham. Secara simultan, Debt Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), dan Return on Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Nilai Adjusted R Square adalah 0,037 mengindikasikan bahwa 3,7% perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan sisanya 96,3% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.
Kata Kunci : Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return
ABSTRACT
The purpose of this research is to find financial performance corporates with using some financial ratios, they are Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), and Return On Equity (ROE) to the stock prices of real estate and property industries corporates listed in Bursa Efek Indonesia (BEI).
This research is a kind of associated design which analyze the influence of one variable to another variable. The population used in this research are real estate and property industries corporates which listed in Indonesian Stock Exchange in the period 2008-2009, which there are 50 corporates. The sample used in this research are 25 corporates, which was done by using purposive sampling method (judgement sampling). The data were analized with multiple regressions analysis and simple regressions analysis. The statistic test was done by t-test and f-test, where firstly did the classic assumption test before did the statistic test. T-test is used to know the influence of independent variable to the dependent variable partially, while the f-test is used to know the influence of independent variable to the dependent variable simultantly. Variables used in this research are Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), and Return On Equity (ROE) as independent variables, and stock price as dependent variable.
The result of this research show that, partially ratio Return on Equity (ROE),Debt to Equity Ratio (DER) and Price Earning Ratio (PER) partially uninfluence toward Stock Prices. Simultaneously Debt Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER) and Return on Equity (ROE) influence toward Stock Prices. Adjusted R Square that shows value 0,037 indicates that 3,7% turning in Stock Prices can be determined by the independent variable in this research, meanwhile, the remainder 96,3% detemined by other factors which not include in this research.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
1. Tujuan Penelitian ... 6
2. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 8
1. Pasar Modal ... ... 8
2. Saham ... 10
3. Informasi Atas Laporan Keuangan ... 12
a. Debt to Equity Ratio ... 16
b. Price Earning Ratio ... 17
c. Return On Equity ... 17
5. Kinerja Keuangan ... 18
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 20
1. Kerangka Konseptual ... 20
2. Hipotesis Penelitian ... 21
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 23
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23
C. Jenis dan Sumber Data ... 26
D. Teknik Pengumpulan Data ... 27
E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 27
1. Variabel Dependen ... 27
2. Variabel Independen ... 28
a. Debt to Equity Ratio ... 28
b. Price Earning Ratio... 28
c. Return On Equity... 28
F. Metode Analisis Data ... 30
1. Pengujian Asumsi Klasik ... 30
b. Uji Multikolinearitas ... .. 31
c. Uji Autokorelasi... ... 32
d. Uji Heteroskedastisitas ... 32
2. Pengujian Hipotesis ...33
A. Analisis Regresi Berganda ... 33
1. Uji Signifikan Parsial (Uji t) ...33
2. Uji Signifikan Simultan (Uji F) ...34
B. Jadwal Penelitian ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian ...
B. Analisis Hasil Penelitian...
1. Statistik Deskriptif ...
2. Pengujian Asumsi Klasik ...
a. Uji Normalitas ...
b. Uji Multikolinearitas ...
c. Uji Autokorelasi ...
d. Uji Heteroskedastisitas ...
3. Analisis Regresi ...
4. Pengujian Hipotesis ...
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...
B. Keterbatasan Penelitian ...
C. Saran ...
DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...
59
60
61
62
DAFTAR TABEL
Hasil Uji Normalitas (1)
One-Sample Kolmogorov Smirnov Test sebelum
transformasi data ...
Hasil Uji Normalitas (1)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Kerangka Konseptual ...
Uji Normalitas Data (2). ...
Uji Normalitas Data (3) ...
Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 20
43
44
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Sampel Perusahaan yang Memenuhi Kriteria ...
Tabulasi Data Variabel Penelitian Tahun 2008 ...
Tabulasi Data Variabel Penelitian Tahun 2009 ...
Descriptive Statistic ...
Hasil Uji Normalitas ...
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan beberapa rasio keuangan yaitu Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER) dan Return On Equity (ROE) terhadap harga saham pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif, yang menguji pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2009, yaitu berjumlah 50 perusahaan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 25 perusahaan, penarikan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling (judgement sampling). Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi linear berganda dan analisis regresi linear sederhana. Uji statistik juga dilakukan dengan uji t dan uji f, dimana sebelum uji ini dilakukannya terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial, sementara uji f digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel-variabel terikat secara simultan.Variabel-variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER) dan Return On Equity (ROE) sebagai variabel bebas, dan harga saham sebagai variabel terikat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, rasio Return on Equity (ROE), Debt Equity Ratio (DER) dan Price Earning Ratio (PER) secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham. Secara simultan, Debt Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), dan Return on Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Nilai Adjusted R Square adalah 0,037 mengindikasikan bahwa 3,7% perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan sisanya 96,3% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.
Kata Kunci : Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return
ABSTRACT
The purpose of this research is to find financial performance corporates with using some financial ratios, they are Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), and Return On Equity (ROE) to the stock prices of real estate and property industries corporates listed in Bursa Efek Indonesia (BEI).
This research is a kind of associated design which analyze the influence of one variable to another variable. The population used in this research are real estate and property industries corporates which listed in Indonesian Stock Exchange in the period 2008-2009, which there are 50 corporates. The sample used in this research are 25 corporates, which was done by using purposive sampling method (judgement sampling). The data were analized with multiple regressions analysis and simple regressions analysis. The statistic test was done by t-test and f-test, where firstly did the classic assumption test before did the statistic test. T-test is used to know the influence of independent variable to the dependent variable partially, while the f-test is used to know the influence of independent variable to the dependent variable simultantly. Variables used in this research are Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), and Return On Equity (ROE) as independent variables, and stock price as dependent variable.
The result of this research show that, partially ratio Return on Equity (ROE),Debt to Equity Ratio (DER) and Price Earning Ratio (PER) partially uninfluence toward Stock Prices. Simultaneously Debt Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER) and Return on Equity (ROE) influence toward Stock Prices. Adjusted R Square that shows value 0,037 indicates that 3,7% turning in Stock Prices can be determined by the independent variable in this research, meanwhile, the remainder 96,3% detemined by other factors which not include in this research.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang memiliki peran yang sangat
penting bagi suatu Negara. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai
sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai
sektor yang melakukan investasi. Pasar ini telah menjadi perhatian banyak pihak
khususnya masyarakat bisnis. Hal ini terutama dikarenakan oleh kegiatan pasar
modal yang semakin berkembang dan efisien disatu pihak dan dilain pihak
meningkatkan keinginan masyarakat untuk mencari alternatif pembiayaan usaha
selain bank dan lembaga keuangan bukan bank. Mengingat akan pentingnya pasar
modal, maka di Indonesia mulai memberi kesempatan bagi pihak swasta untuk
mendirikan bursa efek dan bursa pararel di daerah-daerah. Dengan demikian,
unsur-unsur pemerataan semakin tampak terutama tumbuhnya sentra-sentra
ekonomi baru.
Investor memerlukan informasi dalam melakukan investasinya di pasar modal
untuk mengurangi ketidakpastian investasi, memperkirakan aliran kasnya di masa
yang akan datang, dan menentukan sekuritas apa yang harus dibeli dan dijual
sehingga perasaan aman akan investasi dan tingkat return akan diperoleh dari
investasi tersebut. Perasaaan aman ini diantaranya diperoleh karena para investor
memperoleh informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sebagai dasar dalam
digunakan oleh investor adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan
pengaruh faktor internal yang mempengaruhi investor. Selain faktor internal,
faktor eksternal juga mempengaruhi pasar modal. Beberapa faktor di luar
perusahaan yang dapat berpengaruh terhadap pasar modal di antaranya: (1)
kebijakan pemerintah, (2) tingkat inflasi, (3) volume dan frekuensi transaksi di
pasar modal, (4) kondisi bursa, (5) kebijakan moneter, (6) kondisi ekonomi, (7)
kondisi pasar.
Dengan memanfaatkan laporan keuangan, diharapkan investor dapat
memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian (risiko) arus kas bersih
perusahaan perusahaan. Seorang investor dalam menilai kinerja manajemen
perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan perusahaan yang diterbitkan
setiap tahun. Hal ini disebabkan laporan keuangan merupakan informasi pokok
yang dibutuhkan oleh pihak eksternal dan internal perusahaan untuk mengetahui
perkembangan perusahaan serta keuntungan yang diperoleh perusahaan selama
satu periode tertentu. Laporan keuangan disusun setiap akhir periode sebagai
laporan pertanggungjawaban atas pengelolaaan suatu perusahaan. Laporan
keuangan ini pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat komunikasi antar data keorganisasian. Dengan adanya
laporan keuangan, manejer perusahaan akan bekerja semaksimal mungkin agar
kinerjanya dinilai baik.
Analisa laporan keuangan merupakan hal dibutuhkan untuk memahami
informasi laporan keuangan. Analisa laporan keuangan merupakan alternatif
klasifikasi atau prediksi terhadap pertumbuhan laba ataupun harga saham. Analisa
laporan keuangan didasarkan pada data keuangan historis yang tujuan utamanya
adalah memberi suatu indikasi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang.
Aspek kinerja masa mendatang perusahaan yang paling penting tergantung pada
kebutuhan-kebutuhan laporan keuangan.
Secara umum ada banyak teknik analisis dalam melaksanakan penilaian
investasi, tetapi yang paling banyak digunakan adalah analisis yang bersifat
fundamental, analisis teknikal, anlisis ekonomi,dan analisis rasio keuangan. Salah
satu alternatif untuk mengetahui Informasi keuangan yang dihasilkan bermanfaat
untuk memprediksi harga saham, maka dilakukan analisis rasio keuangan. Rasio
keuangan menurut Bambang Riyanto (2000 : 34) dikelompokkan dalam lima jenis
yaitu (1) rasio likuiditas, (2) rasio aktivitas, (3) rasio profitabilitas, (4) rasio
solvabilitas, (5) rasio pasar.
Lebih lanjut, rasio-rasio tersebut bukan merupakan kriteria yang mutlak.
Rasio-rasio yang bermanfaat yaitu Rasio-rasio yang dianggap dapat menunjukkan perubahan
dalam kondisi keuangan atau kinerja operasi, dan membantu menggambarkan
kecenderungan serta pola perubahaan tersebut, yang pada gilirannya, dapat
menunjukkan kepada analisis resiko dan peluang bagi perusahaan yang sedang di
telaah. Analisis rasio ini merupakan salah satu cara untuk mengukur kinerja dari
sebuah perusahaan.
Secara teori, apabila tingkat rasio keuangan tertentu mengalami kenaikan maka
dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja perusahaan tersebut bagus, sehingga
menginvestasikan dananya untuk perusahaan tersebut,dan jika banyak investor
cenderung ingin membeli saham perusahaan tersebut maka harga saham
perusahaan tersebut akan mengalami tren yang meningkat, hal ini sesuai dengan
hukum ekonomi apabila permintaan terhadap pasar naik maka harga juga akan
mengalami kenaikan diluar faktor-faktor eksternal yang lain.
Industri properti nasional akan semakin cerah pada tahun – tahun mendatang,
karna pertumbuhan ekonomi indonesia terus tumbuh dengan baik. Apalagi
melihat nilai tukar rupiah yang cenderung makin membaik menunjukkan
fundamental ekonomi indonesia cukup bagus, meski tingkat suku bunga bank
cenderung menguat akibat laju inflasi 2008 yang tinggi.
Industri properti merupakan bidang yang menjanjikan untuk berkembang di
indonesia melihat potensi jumlah penduduk yang besar dengan rasio pemiliahan
rumah yang cukup rendah. Kondisi lainnya adalah semakin meningkatnya daya
serap pasar terhadap produk properti serta adanya usaha- usaha untuk menarik
investor yang dilakukan pemerintah. Analisis rasio keuangan dapat membantu
para pelaku bisnis, pihak pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya
menilai kondisi keuangan suatu perusahaan tidak terkecuali perusahaan real estate
dan property tentang rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan properti di indonesia dihadapkan pada
suatu keputusan penting untuk meningkatkan kinerjanya melalui pengelolahan
sumber dayanya serta keputusan pendanaan untuk memperoleh sumber daya
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 sampai 2009 masih belum mampu
mempertahankan kinerja keungannya.
Penelitian ini adalah penelitian replikasi dari penelitian yang dilakukan
oleh Sitepu Citra Noveli (2010) yang berjudul ”Pengaruh Kinerja keuangan
terhadap harga saham perusahaan industri makanan dan minuman yang tedaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
terdahulu adalah penelitian ini menggunakan data yang diambil dari data
perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2008-2009, sedangkan penelitian terdahulu mengambil data dari
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2005-2008.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul : “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap harga
Saham Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah DER berpengaruh secara parsial terhadap harga saham perusahaan
real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah PER berpengaruh secara parsial terhadap harga saham perusahaan
real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah ROE berpengaruh secara parsial terhadap harga saham perusahaan
real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
4. Apakah DER, PER, ROE berpengaruh secara simultan terhadap harga
saham perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji “Pengaruh kinerja
keuangan yang terdiri dari rasio DER, PER, ROE berpengaruh secara parsial dan
simultan terhadap harga saham perusahaan real estate dan property yang terdaftar
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan memberikan gambaran
sampai seberapa jauh faktor-faktor DER, PER, ROE mempengaruhi
perubahan harga saham perusahaan real estate dan property yang trdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2009,
b. Bagi pihak yang berkepentingan terhadap pasar modal di Indonesia,
seperti BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal), PT (Perusahaan
Terbuka), BEI (Bursa Efek Indonesia), calon emitmen dan profesi terkait,
hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dalam
meningkatkan perannya untuk memenuhi kebutuhan pemakai informasi
dalam atau saat akan melakukan suatu keputusan investasi.
c. Bagi ilmu pengetahuan pada umumnya, hasil penelitian ini dapat
menambah pengetahuan untuk mereka yang berminat mempelajari lebih
jauh tentang pengetahuan bidang pasar modal,
d. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan peneliti pada bidang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Pasar Modal
Menurut Marzuki Usman dalam Halim (2006:5) “pasar modal adalah
pelengkap di sektor keuangan terhadap dua lembaga lainnya yaitu bank dan
lembaga pembiayaan, dimana pasar modal memberikan jasanya sebagai jembatan
penghubung antara pemilik modal (investor) dengan peminjam dana (emiten)”.
Menurut Asril Sitompul (2003:3), stock exchange atau stock market adalah “an
organized market or exchange where shares (stocks) are traded” yaitu pasar
modal adalah suatu pasar yang terorganisir dimana efek-efek diperdagangkan.
Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena
pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi
keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar
menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu
pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana
(issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana
dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan
(return) sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan
dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana
dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan,
imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang
dipilih.
Saham utilitas (utility stock) banyak diminati oleh para pemodal sebab sampai
sekarang kebanyakan dari perusahaan tersebut memegang monopoli dari
pemerintah, dengan demikian berisiko kecil meskipun tidak dapat dikatakan tidak
mempunyai risiko. Demikian juga dengan saham blue chip, walaupun merupakan
saham dari perusahaan-perusahaan besar yang sudah sangat mapan, tidak
menjamin bahwa menanamkan modal di perusahaan tersebut tidak memiliki
resiko, karena dengan besarnya perusahaan maka biasanya dividen yang diterima
para pemodal akan kecil jumlah per sahamnya sehingga bagi pemodal-pemodal
kecil tidak begitu menguntungkan. Bagi pemodal yang menginginkan investasi
jangka panjang akan sangat menguntungkan bila membeli saham dari perusahaan
berkembang (establish growth stock) karena sejalan dengan perkembangan
perusahaan maka akan terjadi kenaikan harga sahamnya.
Ada beberapa faktor berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pasar modal
Suad Husnan ( 2003: 8), antara lain:
a. Penawaran sekuritas, faktor ini menunjukkan banyaknya perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal.
b. Permintaan sekuritas, faktor ini menunjukkan banyaknya anggota
masyarakat yang memiliki sejumlah dana yang cukup besar untuk digunakan membeli sekuritas-sekuritas yang ditawarkan. Calon-calon pembeli sekuritas tersebut mungkin berasal dari individu, perusahaan non keuangan, maupun lembaga-lembaga keuangan. Sehubungan dengan faktor ini, maka pendapatan per kapita suatu negara dan distribusi pandapatan akan mempengaruhi besar kecilnya permintaan akan sekuritas. c. Kondisi politik dan ekonomi, kondisi politik yang stabil dan mantap akan
membantu mendorong pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya akan mempengaruhi besarnya penawaran dan permintaan akan sekuritas.
kelengkapan, dan kebenaran informasi menjadi hal yang sangat penting untuk dihasilkan perusahaan, dan peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar dan menyesatkan mutlak diperlukan.
e. Lembaga-lembaga pendukung pasar modal seperti BAPEPAM, bursa efek, akuntan publik, wali amanat, notaris, konsultan hukum, dan lembaga clearing. Lembaga-lembaga pendukung tersebut perlu bekerja secara profesional agar informasi yang dihasilkan dan digunakan oleh para pemodal untuk mengambil keputusan bisa diandalkan (reliable) dan transaksi dapat diselesaikan secara cepat dan murah. Kedua faktor tersebut diperlukan agar pasar modal dapat berfungsi dengan efisien
2. Saham
Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas, sebagai
tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat kolektif kepada pemilik yaitu
pemegang saham Bambang Riyanto (2000:5). Perusahaan tetap menjual
sahamnya kepada masyarakat meskipun hal tersebut dapat mengurangi atau
menghilangkan kekuasaan kontrol atas perusahaannya dengan pertimbangan
sebagai berikut:
a. Untuk menghimpun dana yang diperlukan bagi pembelanjaan perusahaan.
b. Untuk memberi kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta dalam
pengelolaan dan perkembangan perusahaan.
c. Untuk lebih memberikan peluang untuk partisipasi pengelolaan
perusahaan.
Perdagangan saham dilakukan di Bursa Efek yaitu tempat bertemunya penjual
dana pembeli dana yang di pasar modal atau Bursa tersebut diperantarai oleh para
anggota bursa selaku pedagang perentara perdagangan efek untuk melakukan
Sekuritas atau saham yang telah dibeli di pasar perdana (initial public offering)
kemudian akan diperdagangkan di bursa efek atau pasar sekunder. Saat pertama
kali sekuritas tersebut diperdagangkan di bursa efek biasanya memerlukan waktu
sekitar enam sampai delapan minggu dari saat initial public offering. Pada waktu
sekuritas tersebut mulai diperdagangkan di bursa, dikatakan sekuritas tersebut
diperdagangkan di pasar sekunder. Jadi bursa efek merupakan suatu tempat untuk
memperdagangkan sekuritas tersebut.
Pada proses ini juga dapat dicatat bahwa penjualan saham kepada masyarakat
sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk ikut serta menunjang program
pemerataan pendapatan kepada masyarakat luas pemegang saham.
Adapun jenis-jenis saham menurut Bambang Riyanto (2000 : 5) adalah sebagai berikut:
1. Saham Biasa (common stock)
Pemegang saham biasa hanya akan mendapat dividen pada akhir tahun pembukuan, hanya kalau perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan. Apabila perusahaan tersebut tidak mendapatkan keuntungan atau mendapat kerugian, maka pemegang saham tidak akan mendapat dividen dan mengenai hal ini ada ketentuan hukumnya, yaitu bahwa suatu perusahaan yang menderita kerugian, selama kerugian itu belum dapat ditutup, maka selama itu perusahaan tidak diperboleh membagikan dividen Adapun fungsi saham dalam perusahaan adalah:
a. Sebagai alat untuk membelanjai perusahaan dan terutama sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan akan modal permanen.
b. Sebagai alat untuk menentukan pembagian laba.
c. Sebagai alat untuk mengadakan fusi atau kombinasi dari perusahaan-perusahaan.
d. Sebagai alat untuk menguasai perusahaan
2. Saham Preferen (prefered stock)
Pemegang saham preferen mempunyai beberapa “preferensi’’ tertentu dibandingkan dengan pemegang saham biasa, terutama dalam hal-hal:
a. Pembagian Dividen
kemudian sisanya barulah disediakan untuk saham biasa. Dividen saham preferen dinyatakan dalam persentase tertentu dari nilai nominalnya.
b. Pembagian Kekayaan
Apabila perusahaan dilikuidir, maka dalam pembagian kekayaan, saham preferen didahulukan daripada saham biasa. Tetapi di lain pihak pemegang saham preferen juga ada kelemahannya dibandingkan dengan pemegang saham biasa, karena pemegang saham preferen tidak mempunyai hak suara dalam rapat umum pemegang saham. Adapun persamaannya adalah bahwa pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen hanya berhak menerima dividen apabila perusahaan mendapatkan keuntungan.
c. Saham Preferen Kumulatif (cummulative prefered stock)
Jenis saham ini pada dasarnya sama dengan saham preferen. Perbedaannya hanya terletak pada adanya hak kumulatif pada saham preferen kumulatif. Dengan demikian pemegang saham preferen kumulatif apabila tidak menerima dividen selama beberapa waktu karena besarnya laba tidak mengijinkan atau karena adanya kerugian, pemegang jenis saham ini di kemudian hari apabila perusahaan mendapatkan keuntungan berhak untuk menuntut dividen-dividen yang tidak dibayarkan di waktu- waktu yang lampau.
3. Informasi Atas Laporan Keuangan
Alat yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan atau menilai posisi
keuangan perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan terdiri dari
neraca, laporan Rugi Laba dan Laporan Perusahaan Modal. Menurut Pahala
Nainggolan (2004:41),
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut dan Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut passiva. Neraca mempunyai dua sisi yang nilainya harus seimbang.
jumlah-jumlah ini merupakan kewajiban perusahaan yang harus melunasi,
sedangkan modal menunjukkan jumlah milik para pemilik yang ditanamkan
dalam perusahaan. Elemen-elemen dalam neraca biasanya dikelompokkan dalam
suatu cara yang tujuannya adalah untuk memudahkan analisis. Biasanya aktiva
dan hutang akan dikelompokkan dalam kelompok lancar (jangka pendek) dan
tidak lancar (tetap).
Laporan Rugi Laba adalah suatu laporan atas kegiatan-kegiatan perusahaan
selama waktu periode akuntansi tertentu Pahala Nainggolan (2004). Laporan
Rugi Laba menunjukkan penghasilan dan biaya operasi, bunga, pajak dan laba
bersih yang diperoleh suatu perusahaan. Bila neraca menyajikan gambaran
perusahaan sesaat, maka Laporan Rugi Laba mengiktisarkan kegiatan-kegiatan
untuk memperoleh laba selama satu periode tertentu.
Perhitungan rugi laba perusahaan harus disusun sedemikian rupa hingga dapat
memberikan gambaran dari besarnya kegiatan perusahaan dan hasil dari
kegiatan itu. Kegiatan perusahaan paling jelas tercermin pada jumlah penjualan
kotor, penyajiannya adalah sebagai berikut:
1. Harus memuat secara terperinci unsur-unsur dari hasil dan biaya.
2. Dapat disusun dalam bentuk urutan ke bawah (stafel) atau bentuk
skontro.
3. Harus dipisahkan antara hasil dari usaha utama dengan hasil usaha lain-
Perubahan dengan bentuk perseroan, perubahan modalnya ditunjukkan
didalam laporan ini ditunjukkan laba tidak dibagi awal periode, ditambah dengan
laba seperti yang tercantum di dalam perhitungan rugi laba dan dikurangi dengan
deviden yang diumumkan selama periode yang bersangkutan.
Apabila laporan perhitungan rugi laba disusun dengan cara inklusif maka di
dalam laporan laba tidak dibagi hanya menunjukkan; saldo laba tidak dibagi awal
periode, ditambah laba netto dan elemen-elemen luar biasa, dikurangi deviden
yang diumumkan. Apabila laporan perhitungan l a b a r u g i disusun dengan
cara current operating performance maka elemen-elemen luar biasa akan
nampak dalam laporan laba tidak dibagi.
4. Kinerja Keuangan Dengan Rasio Keuangan
Dalam penggunaan analisa rasio keuangan terdapat keunggulan dan
keterbatasan untuk digunakan dalam memahami kondisi perusahaan. Menurut
S o f y a n S y a f r i Harahap (2002:49) ada beberapa keunggulan dari analisa
rasio yaitu:
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industry lain.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score).
5. Menstandarisir size perusahaan.
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.
Banyak penulis yang memberi masukan jenis rasio yang bisa digunakan untuk
memahami kondisi perusahaan. Beberapa rasio yang umumnya dikenal antara lain
rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas,akan tetapi masih banyak lagi rasio
yang dapat dihitung dari laporan keuangan perusahaan yang kemudian dapat
memberikan informasi bagi para pemakai laporan keuangan. Salah-satunya adalah
J. Courties sebagaimana yang dikutip dari Sofyan Syafri Harahap (2002:52)
memberikan kerangka rasio keuangan secara kategori sebagai berikut:
1. Probabilitas. Kemampuan perusahaan mengahasilkan laba yang
digambarkan oleh return on equity (ROE).
2. Management Performance adalah rasio yang dapat menilai prestasi
manajemen. Dilihat dari segi kebijakan kredit, persedian, administrasi, dan struktur harta dan modal.
3. Solvency yaitu kemampuan perusahaan melunasi kewajibannya. solvency ini digambarkan oleh arus kas baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Masih menurut Sofyan Syafri Harahap (2002) adapun jenis rasio keuangan
yang sering kali digunakan adalah:
1. Rasio likuiditas, rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.
2. Rasio solvabilitas, rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi.
3 Rasio rentabilitas/profitabilitas, rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui seluruh kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal jumlah karyawan dan sebagainya.
4. Rasio leverage, rasio ini menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset.
6. Rasio Pertumbuhan, rasio ini menggambarkan persentasi kenaikan penjualan tahun ini sebanding dengan tahun lalu. Semakin tinggi berarti semakin baik.
7. Penilaian Pasar, rasio ini merupakan rasio yang khusus dipergunakan di pasar modal yang menggambarkan situasi perusahaan di pasar modal. 8. Rasio Produktivitas, rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas dari
unit atau kegiatan yang dinilai.
Banyaknya penelitian mengenai aplikasi analisa rasio keuangan dalam praktik
bisnis serta pengkajian-pengkajian dan studi yang telah dilakukan mengantarkan
kepada pemikiran untuk menjadikan rasio keuangan sebagai indikator yang paling
penting dalam praktek bisnis dan ekonomi. Bahkan pernah terdapat
kecenderungan untuk menggunakan rasio keuangan tunggal seperti price earning
ratio (PER).
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa telah terdapat keragaman
pendapat mengenai analisis rasio keuangan dalam praktek bisnis dan ekonomi,
mulai dari yang menginginkan rasio keuangan tersebut dapat dijadikan indikator
paling penting hingga yang beranggapan minimalis terhadap rasio keuangan
tersebut. Kenyataannya, praktek bisnis yang nyata masih mengaplikasikan analisa
rasio keuangan ini sebagai salah satu model analis keuangan, meskipun
relevansinya tentu bersifat subyektif, tergantung kepada tujuan dan kepentingan
masing-masing analis. Menurut Pahala Nainggolan (2004:68) ada beberapa rasio
keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu:
a. Debt to Equity Ratio
Merupakan rasio yang membandingkan total utang terhadap total ekuitas.
Rasio ini mengukur persentase dari dana yang diberikan oleh para kreditur. Total
mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar atau memenuhi
kewajibannya dengan modal sendiri. DER menunjukkan hubungan antara jumlah
pinjaman yang diberikan oleh para kreditur dengan jumlah modal yang diberikan
oleh pemilik perusahaan. Semakin besar rasio ini menunjukkan bahwa semakin
besar struktur modal yang berasal dari utang dugunakan untuk mendanai ekuitas
yang ada. Seperti yang dikemukakan oleh Warren et al (2004:29) bahwa “semakin
kecil rasio DER, semakin baik kemampuan perusahaan untuk dapat bertahan
dalam kondisi yang buruk”. Rasio DER yang kecil menunjukkan bahwa
perusahaan masih mampu memenuhi kewajibannya kepada kreditur. Dengan
demikian dapat diduga bahwa DER mempunyai pengaruh terhadap harga saham
karena return akan mempengaruhi investor. Rumus DER sebagai berikut:
DER =
b. Price Earning Ratio
Menurut rahardjo (2003) rasio harga dengan penghasilan atau price earning
ratio sering digunakan untuk membandingkan peluang investasi. Suatu rasio harga
dan penghasilan saham dihitung dengan membagi harga pasar per lembar saham
(market price share) dengan penghasilan per lembar saham (PER). Sofyan Syafri
Harahap (2002) mengatakan bahwa price earning ratio ini menunjukkan
perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan
dibandingkan dengan pendapatan yang diterima saham tersebut. Rumus PER
sebagai berikut:
c. Return On Equity
Merupakan rasio yang menunjukkan tingkat pengembalian yang diperoleh
pemilik atau pemegang saham atas investasi di perusahaan. ROE membandingkan
besarnya laba bersih terhadap ekuitas saham biasa. Semakin tinggi ROE
menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pengembalian terhadap investasi yang
dilakukan. Sebaliknya, semakin rendah ROE suatu perusahaan maka tingkat
pengembaliannya akan semakin rendah pula. Seorang calon investor perlu melihat
ROE suatu perusahaan sebelum memutuskan melakukan investasi supaya dapat
mengetahui seberapa banyak yang akan dihasilkan dari investasi yang
dilakukannya. Rumus ROE adalah sebagai berikut:
ROE =
5. Kinerja Keuangan
Menurut Sucipto (2011), Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari
banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen.
Oleh karena itu untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan, perlu dilibatkan
analisa dampak keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan dan
mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif.
Dalam membahas metode penilaian kinerja keuangan, perusahaan harus
didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan yang dibuat sesuai dengan
prinsip akuntansi keuangan yang berlaku umum. Laporan ini merupakan data
yang paling umum yang tersedia untuk tujuan tersebut, walaupun seringkali tidak
B.Tinjauan Peneliti Terdahulu
Tabel 1
Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Variabel Penelitian Metode
Analisis pengaruh antara earning per
share (EPS), return on asset
(ROA), dan deviden payout ratio (DPR) terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2004-2005. Dan secara parsial variabel bebas yang berpengaruh terhadap harga saham adalah
Earning Per Share (EPS) dan Dividen Payout Ratio (DPR).
Dyah variabel EPS, PER, ROI, dan NPM tidak berpengaruh secara serentak terhadap harga saham perusahaan dan rasio keuangan yang berpengaruh secara parsial terhadap harga saham adalah rasio PER.
Debt to Equity ratio
(DER), Net Profit rasio keuangan yang terdiri dari DER, NPM, ROA, dan ROE secara parsial tidak berpengaruhsecara signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2008 dan secara simultan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. bahwa secara parsial rasio ROE berpengaruh terhadap harga saham perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. DER dan PER tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan real industri
makanan dan minuman yang
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut
H4
H1
H2
H3
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Dari kerangka konseptual diatas, dapat diketahui bahwa penelitian ini menguji
pengaruh DER, PER dan ROE sebagai variabel independen terhadap harga saham
sebagai variabel dependen. Debt equity ratio (DER) mencerminkan kemampuan
perusahaan untuk membayar atau memenuhi kewajibannya dengan modal sendiri.
Price earning ratio (PER) menunjukkan perbandingan antara harga saham di
pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang Harga Saham (Y) Debt Equity Ratio
(χ1)
Price Earning Ratio
(χ2)
Return On Equity
diterima saham tersebut. Return on equity (ROE) mencerminkan kemampuan
ekuitas perusahaan dalam menghasilkan laba.
Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan
perusahaan. Harga saham senantiasa bergerak dan pergerakan tersebut ditentukan
oleh kekuatan permintaan dan penawaran saham ini sendiri di pasar modal. Bagi
investor, harga saham mencerminkan nilai suatu perusahaan.
Kesemua rasio-rasio yang dijelaskan sebagai variabel independen merupakan
rasio yang secara teori mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan
investasi pada saham suatu perusahaan. Semakin baik kinerja perusahaan, yang
dicerminkan dengan meningkatnya rasio PER dan ROE dan penurunan dari rasio
DER maka semakin tinggi minat investor terhadap saham perusahaan, maka
semakin tinggi harga saham tersebut.
2. Hipotesis Penelitian
Menurut Rochaety (2007:104), “hipotesis adalah pernyataan yang didefinisikan
dengan baik mengenai karakteristik populasi”. Dalam penelitian ini peneliti
mengemukakan hipotesis sebagai berikut:
H1 : DER berpengaruh terhadap harga saham perusahaan real estate dan
property yang terdaftar di BEI
H2 : PER berpengaruh terhadap harga saham perusahaan real estate dan property
H3 : ROE berpengaruh terhadap harga saham perusahaan real estate dan
property yang terdapat di BEI.
H4 : DER, PER, dan ROE berpengaruh secara bersama-sama terhadap harga
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dengan bentuk
hubungan kausal. Hubungan kausal adalah hubungan sebab akibat antara variabel
independen dengan dependen Rochaety (2007:28).
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut E.Wibowo Sugiyono (2007:72), “populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulannya”. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu berjumlah
25 perusahaan.
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi
penelitian Kuncoro ( 2003:107). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu Rochaety (2007:66). Berdasarkan teknik pengambilan
sampel tersebut, dimana sampel yang dipilih dengan cermat hingga relevan
1. Perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada periode 2008-2009,
2. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki laba bersih pada tahun selama
periode 2008-2009,
Tabel 3.1
Daftar Perusahaan Real Estate dan Property yang menjadi sampel
No. Kode Nama Perusahaan
5 BKSL PT Sentul City (formerly Bukit
Sentul) Tbk
18 GMTD PT.Gowa Makassar Tourism
Development, Tbk
√ √ √ 12
19 GPRA PT Perdana Gapuraprima, Tbk √ - √ -
20 INPP PT Indonesian Paradise Property Tbk √ - - -
21 JAKA PT Jaka Inti Realtindo Tbk √ - - -
22 JIHD PT Jakarta International Hotel & Development Tbk
- √ - -
23 JRPT PT Jaya Real Property Tbk √ √ √ 13
24 JSPT PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk √ √ - -
25 KARK PT Dayaindo Resources International
38 PSAB PT Pelita Sejahtera Abadi Tbk √ √ - -
39 PTRA PT New Century Development Tbk √ - - -
40 PUDP PT Pudjiadi Prestige Limited Tbk √ √ √ 22
41 PWON PT Pakuwon Jati Tbk √ - √ -
42 PWSI PT Panca Wiratama Sakti Tbk - - √ -
43 RBMS PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk √ √ √ 23
44 RODA PT Royal Oak Development Asia Tbk √ - √ -
45 SIIP PT Suryainti Permata Tbk √ √ √ 24
46 SMDM PT Suryamas Dutamakmur Tbk √ √ - -
47 SMRA PT Summarecon Agung Tbk √ √ √ 25
48 SSIA PT Surya Semesta Internusa Tbk √ - - -
Sumber : ICMD 2009 &
Sumber : Data diolah Peneliti, 2011
C. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam peneltian ini adalah data sekunder. Menurut Umar
Husein (2003:6), “Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih
lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar, dan sebagainya
sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain”. Data sekunder tersebut
diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2008-2009 dan situs
dipublikasikan.
Data yang diperoleh adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu
skala numerik Kuncoro (2003:124). Sifat data ini adalah data time series dan data
cross section. Penelitian ini mengambil data dari 25 perusahaan real estate dan
D.Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua tahap,
yaitu studi pustaka dan studi dokumentasi. Metode pengumpulan data tahap
pertama melalui studi pustaka, yaitu jurnal akuntansi dan buku-buku yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti. Metode pengumpulan data tahap kedua
melalui studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan data-data berupa laporan
keuangan dan harga saham setiap sampel dengan bersumber dari laporan
keuangan perusahaan real estate dan property yang dipublikasikan oleh Bursa
Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2008 -2009 dan Indonesian Capital Market
directory (ICMD).
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi variabel terikat secara positif maupun negatif Hermawan
(2003:32). Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi oleh variabel bebas Hermawan (2003:32). Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Harga saham
adalah harga suatu kepemilikan yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang
ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan penawaran saham yang
2. Variabel Independen
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Debt to equity ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar ekuitas yang dimiliki
perusahaan untuk membiayai utangnya. Rumus untuk menghitung debt to
equity ratio (DER) menurut Wild et al (2004:41) adalah sebagai berikut:
DER=
b. Price earning ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar harga saham yang
ditawarkan dengan total pendapatan yang diterimanya.
PER =
c. Return on equity
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh
laba yang tersedia bagi pemegang saham.
ROE =
Perumusan variabel penelitian, defenisi operasional, dan pengukurannya dapat
Tabel 3.2
Defenisi Opersional dan Pengukuran Variabel
Variabel Defenisi Operasional Pengukuran Skala Independen di pasar jual beli saham. Pengukuran
F. Metode Analisis Data
Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain
berupa uji asumsi klasik, analisis regresi, dan pengujian hipotesis. Dalam
menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS 16.
1. Pengujian Asumsi Klasik
Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi
klasik. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.
a. Uji Normalitas Data
Menurut Erlina (2008:102), ”tujuan uji normalitas data adalah ingin
mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal.Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji T
dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal”.
Menurut Imam Ghozali (2005:110), ada dua cara untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis statistik dan analisis
grafik.
1) Analisis Statistik
Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji
statistik Kolmogorov Smirnov (K-S). Pedoman pengambilan keputusan
rentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal
a) nilai sig. atau signifikan atau probabilitas <0,05, maka distribusi data
adalah tidak normal,
b) nilai sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data
adalah normal Imam Ghozali (2005:115)
2) Analisis Grafik
Untuk melihat normalitas data dapat dilakukan dengan melihat histogram
atau pola distribusi data. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat
histogram dari nilai residualnya. Jika data menyebar disekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal atau garfik histogramnya menunjukkan
pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya
hubungan antar variabel dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya
tidak ada hubungan antar variabel. Pengujian multikolinearitas dapat dilakukan
dengan melihat nilai VIF dan korelasi diantara variabel bebas. Jika nilai VIF > 10
atau nilai tolerance < 0,10 maka terjadi multikolinearitas sedangkan apabila nilai
VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,10 maka tidak terjadi multikolineritas. Jika antar
variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka
c. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara
anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu (time series)
atau ruang (cross sectional). Hal ini mempunyai arti bahwa satu tahun tertentu
dipengaruhi oleh tahun berikutnya.
Untuk menguji ada tidaknya Autokorelasi ini dapat dilakukan dengan
menggunakan Watson statistik, yaitu dengan melihat koefisen korelasi Durbin
Watson. Sugiyono (2007:76) mengemukakan bahwa “terjadinya Autokorelasi
jika nilai Durbin Watson (DW) memiliki nilai lebih dari 5 (≥5)”.
d. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Erlina (2008:106), “uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain.” Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan karena kebanyakan data
cross section mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun
data yang mewakili berbagai ukuran.
Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan mengamati
Grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya.
Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik scatterplot dengan dasar analisis:
2) jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Imam Ghozali (2005:105)
2. Pengujian Hipotesis
A. Analisis Regresi Berganda
Model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+e
Dimana :
Y = Harga Saham
a = Konstanta
X1 = Debt Equity Ratio
X2 = Price Earning Ratio
X3 = Return on Equity
b1, b2, b3 = Koefisien Regresi
e = Error
1. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Uji-t dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen dan variabel
dependen secara parsial. Hipotesa yang digunakan adalah :
Ho : b
i = 0 artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
Ha : b
i ≠ 0 artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen
Nilai t-statistik dapat dihitung dengan rumus:
thit = Koefisien Regresi Standar Deviasi Ho diterima apabila t hitung < t tabel
Ha diterima apabila t hitung > t table
2. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Uji-F dilakukan untuk menguji apakah semua variabel independen
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji ini
dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan ketentuan:
Ho diterima jika F hitung < t table untuk α = 5%
G. Jadwal Penelitian
Tahapan Penelitian
Juni Juli Ag Sept Okt Nov Des Jan Feb Maret April Mei Juni
Persetujuan Proposal
Bimbingan Proposal
Seminar Proposal
Bimbingan dan Penulisan Skripsi
Ujian Skripsi
BAB IV
HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian
Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan real estate dan
property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008- 2009.
Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan metode purposive sampling, maka
diperoleh 25 perusahaan. Berikut ini adalah nama-nama perusahaan yang terpilih
menjadi sampel penelitian :
Tabel 4.1
Daftar Sampel Perusahaan Real Estate dan Property
NO KODE NAMA EMITEN
1 ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk
2 BAPA PT Bekasi Asri Pemula Tbk
3 BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk
4 CTRA PT Ciputra Development Tbk
5 CTRP PT Ciputra Property Tbk
6 CTRS PT Ciputra Surya Tbk
7 DART PT Duta Anggada Realty Tbk
8 DGIK PT Duta Graha Indah Tbk
9 DILD PT Intiland Development Tbk
10 DUTI PT Duta Pertiwi Tbk
11 ELTY PT Bakrieland Development Tbk
12 GMTD PT.Gowa Makassar Tourism Development, Tbk
13 JRPT PT Jaya Real Property Tbk
14 KARK PT Dayaindo Resources International Tbk
15 LAMI PT Lamicitra Nusantara Tbk
16 LPCK PT Lippo Cikarang Tbk
17 LPKR PT Lippo Karawaci Tbk
18 MAMI PT Mas Murni Indonesia Tbk
19 MDLN PT Modernland Realty Tbk
20 PJAA PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk
21 PNSE PT Pudjiadi & Sons Tbk
22 PUDP PT Pudjiadi Prestige Limited Tbk
23 RBMS PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk
25 SMRA PT Summarecon Agung Tbk Sumber : Data diolah peneliti, 2011.
Periode penelitian dimulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2009
sehingga data penelitian secara keseluruhan berjumlah 50 sampel. Adapun DER,
PER, ROE dan harga saham perusahaan sebagai berikut :
Tabel 4.2
Tabel 4.3
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai
maksimun, nilai rata-rata serta standar deviasi data yang digunakan dalam
penelitian
Tabel 4.4
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
HARGA SAHAM 50 50.000 800.000 2.70260E2 216.996926 4.709E4
DEBT TO EQUITY RATIO 50 .040 3.820 .99300 .810161 .656
PRICE EARNING RATIO 50 1.390 649.350 4.80328E1 120.822980 1.460E4
RETURN ON EQUITY 50 .001 24.550 3.32872 5.202873 27.070
Valid N (listwise) 50
Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2011
Berdasarkan data dari tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa :
a) variabel Debt Equity Ratio (X1) memiliki sampel (N) sebanyak 50, dengan
nilai minimum (terkecil) 0,04, nilai maksimum (terbesar) 3,8220 dan mean
(nilai rata-rata) 0,99300. Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini
adalah 0,810161 ,
b) variabel Price Earning Ratio (X2) memiliki sampel (N) sebanyak 50, dengan
nilai minimum (terkecil) 1,390, nilai maksimum (terbesar) 649,350 dan mean
(nilai rata-rata) 4,8032. Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini
adalah 120,822980 ,
c) variabel Return on Equity (X3) mem iliki sampel (N) sebanyak 50, dengan
(nilai rata-rata) 3.32872 . Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini
adalah 5.202873,
d) jumlah sampel yang ada sebanyak 50.
2. Pengujian Asumsi Klasik
Salah satu satu syarat yang menjadi dasar penggunaan model regresi berganda
dengan metode estimasi Ordinary Least Square (OLS) adalah dipenuhinya semua
asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien (Best Linear
Unbiased Estimator). Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan
dengan bantuan program statistik. Menurut Imam Ghozali (2005:123), asumsi
klasik yang harus dipenuhi adalah:
• Berdistibusi normal.
• Non-Multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna.
• Non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling berkorelasi.
• Non-Heterokedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.
a. Uji Normalitas
Uji data statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov dilakukan untuk
mengetahui apakah data sudah terdistribusi secara normal atau tidak. Imam
Ghozali (2005:115), memberikan pedoman pengambilan keputusan rentang data
mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov
a) nilai sig. atau signifikan atau probabilitas <0,05, maka distribusi data adalah
tidak normal,
b) nilai sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah
normal.
Hasil uji normalitas dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov adalah
seperti yang ditampilkan berikut ini.
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas (1)
Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2011
Berdasarkan hasil uji statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov seperti
yang terdapat dalam tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi
normal, hal ini dapat dilihat dari nilai Asymp.Sig.(2-tailed) Kolmogorov-Smirnov
yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,039. Karena data tidak terdistribusi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Normal Parametersa Mean 270.26000 .99300 48.03280 3.32872
Std. Deviation 216.996926 .810161 120.822980 5.202873
Most Extreme Differences Absolute .198 .156 .350 .261
Positive .198 .156 .346 .255
Negative -.155 -.120 -.350 -.261
Kolmogorov-Smirnov Z 1.401 1.105 2.473 1.847
normal, maka dilakukan tindakan perbaikan (treatment) agar model regresi
memenuhi asumsi normalitas. Dalam penelitian ini penulis melakukan
transformasi data ke model logaritma natural (Ln) kemudian, data diuji ulang
berdasarkan asumsi normalitas.
Hasil uji statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov yang baru setelah
dilakukan transformasi data yang tidak normal tersebut dapat dilihat pada tabel
4.5.
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas (2)
Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2011
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa hasil pengujian statistik dengan model
Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data telah terdistribusi normal karena
nilai Asymp.Sig (2-tailed) Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 yaitu
sebesar 0,215. Berikut ini ditampilkan hasil uji normalitas dengan menggunakan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Normal Parametersa Mean 5.26769 -.41822 2.64049 -.81289
Std. Deviation .843301 1.081197 1.385232 2.554828
Most Extreme Differences Absolute .149 .155 .100 .134
Positive .144 .079 .100 .134
Negative -.149 -.155 -.080 -.130
Kolmogorov-Smirnov Z 1.055 1.094 .704 .949
Asymp. Sig. (2-tailed) .215 .182 .704 .329
Gambar 4.1 Uji Normalitas data
Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2011
Grafik histogram di atas menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara
normal. Hal ini dapat dilihat dari grafik histogram yang menunjukkan distribusi
data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) kiri maupun
menceng ke kanan. Hal ini juga didukung dengan hasil uji normalitas dengan
Gambar 4.2 Uji Normalitas data
Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2011
Menurut Ghozali (2005:112), pendeteksian normalitas dapat dilakukan
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik, yaitu jika
data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
hal ini menunjukkan data yang telah terdistribusi normal. Gambar 4.2
menunjukkan bahwa data (titik) menyebar di sekitar dan mendekati garis
diagonal. Hal ini sejalan dengan hasil pengujian dengan menggunakan histogram
bahwa data telah terdistribusi normal. Karena secara keseluruhan data telah
terdistribusi secara normal, maka dapat dilakukan pengujian asumsi klasik