SKRIPSI
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN KINERJA KEUANGAN
TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN
REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2009-2011
OLEH
Muhammad Taufik 090503211
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
TAHUN 2009-2011
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh struktur modal dengan menggunakan rasio Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) dan kinerja keuangan dengan menggunkan rasio Return on Equity (ROE), Growth in Revenue (GR), Price Earning Ratio (PER), Earning per Share (EPS), Devidend per Share (DPS) terhadap harga saham pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif, yang menguji pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan property dan real estate pada periode 2009-2011, yaitu berjumlah 38 perusahaan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 perusahaan, penarikan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling (judgment sampling). Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website BEI yai analisis regresi linier berganda dan model regresi telah diuji terlebih dahulu dalam uji asumsi klasik. Variabel dependen yang digunakan adalah harga saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah DER, DAR, LDER, ROE, GR, PER, EPS, DPS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial LDER, ROE, dan PER berpengaruh terhadap harga saham. DER, DAR, GR, EPS, dan DPS secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham. Secara simultan, DER, DAR, LDER, ROE, GR, PER, EPS, DPS berpengaruh terhadap harga saham.
ABSTRACT
THE EFFECT OF CAPITAL STRUCTURE AND FINANCIAL PERFORMANCE ON STOCK PRICE OF THE PROPERTY AND REAL ESTATE COMPANY THAT LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE
2009-2011
This research aims to analyze the influence of capital structure with using ratio: Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) and financial performance with using ratio: Return on Equity (ROE), Growth in Revenue (GR), Price Earning Ratio (PER), Earning per Share (EPS), Devidend per Share (DPS) on the stock prices of property and real estate company that listed in Indonesain Stock Exchange (BEI).
This research is a kind of associated design which analyze the influence of one variable to another variable. The population used in this research are property and real estate companies in the period 2009-2011, which there are 38 companies. The sample used in this research are 30 companies, which was done by using purposive sampling method (judgement sampling). Data used in this research is secondary data obtained from multiple regressions analysis and the regression models have firstly been tested in the classical assumption test. The dependent variable is the stock price, while the independent variable are DER, DAR, LDER, ROE, GR, PER, EPS, DPS.
The result of this research show that, partially ratio LDER, ROE, PER influence toward stock price. DER, DAR, GR, EPS, dan DPS partially uninfluenced toward stock price. Simultaneously DER, DAR, LDER, ROE, GR, PER, EPS, DPS influence toward stock price.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Struktur Modal dan Kinerja Keuangan
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, banyak pihak yang telah berperan
memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. teristimewa dan yang tercinta penulis persembahakan
kepada Ayahanda Ir. Richwan Salayan dan Ibunda Erni Lubis yang dengan kasih
sayangnya telah mengasuh, mengasih, membimbing, dan telah berkorban moril
dan materil serta tidak pernah lupa siang dan malam terus mendoa’kan buat
penulis agar kelak menjadi anak yang berguna bagi Nusa dan Bangsa. Pada
kesempatan ini juga, dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs.Arifin Lubis MM., Ak, selaku Plt. Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafuddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. selaku Ketua
Departemen S1 Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak. selaku
Sekertaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
3. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak, selaku Ketua Program Studi
Akuntansi dan Ibu Mutia Ismail, SE., MM., Ak. Selaku Sekertaris
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs, Hotmal Ja’far, MM., Ak, selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan arahan, bimbingan, saran dan waktu yang diberikan
kepada penulis selama penyusunan skripsi.
5. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis M.Si.,Ak. selaku Dosen Pembaca Penilai
yang telah memberikan masukan dan arahan kepada penulis.
6. Untuk kakakku tersayang Indah Kurnia Putri, Rina Ramadhani, dan Rini
Ramadhana serta teman spesial saya Febby Revita Sari atas segala
dukungan yang telah diberikan kepada penulis yang membantu penulis
dalam menyelesaikan kuliah dan skripsi ini. Terima kasih ini adalah
sebagian kecil hal yang ingin aku persembahkan untuk membahagiakan
kalian.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan.
Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca guna
penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis sendiri maupun bagi pihak-pihak yang membutuhkannya.
Medan, 21 Januari 2013 Yang Membuat Pernyataan,
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN... ix
2.1 Tinjauan Teoritis... 10
2.1.1 Teori Struktur Modal ... 10
2.1.1.1 Teori Keagenan ... 10
2.1.1.2 Teori Pecking Order ... 11
2.1.1.3 Teori Trade off ... 12
2.1.1.4 Teori Arus Kas Bebas ... 13
2.1.2 Teori Kinerja Keuangan ... 14
2.1.3 Analisis Laporan Keuangan ... 16
2.1.3.1 Analisis Rasio Keuangan ... 17
2.1.4 Teori Harga Saham ... 22
2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 26
2.3 Kerangka Konseptual ... 28
2.4 Hipotesis Penelitian ... 29
BAB III METODE PENILITIAN ... 30
3.1 Jenis Penelitian ... 30
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 30
3.3 Jenis dan sumber Data ... 32
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 32
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel ... 33
3.5.1 Variabel Independen ... 33
3.5.1.1 Debt to Equity Ratio (DER) ... 33
3.5.1.2Debt to Asset Ratio (DAR) ... 34
3.5.1.3Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) ... 34
3.5.1.4 Return on Equity (ROE) ... 34
3.5.1.6 Price Earning Ratio (PER) ... 35
3.5.1.7 Earning Per Share (EPS) ... 35
3.5.1.8 Deviden Per Share(DPS) ... 36
3.5.2 Variabel Dependen ... 36
3.6 Metode Analisis Data ... 36
3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 37
3.6.1.1 Uji Normalitas ... 37
3.6.1.2 Uji Autokorelasi ... 38
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 38
3.6.1.4 Uji Multikolinearitas ... 39
3.6.3 Pengujian Hipotesis ... 40
3.6.3.1 Analisis Regresi Berganda ... 40
3.6.2.2 Uji Parsial (t-test) ... 41
3.6.2.3 Uji Simultan (F-test) ... 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 43
4.1 Data Penelitian ... 43
4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 43
4.2.1 Statistik Deskriptif ... 43
4.2.2Uji Asumsi Klasik ... 45
4.2.2.1 Uji Normalitas ... 45
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ... 52
4.2.2.3 Uji Autokorelasi ... 54
4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 55
4.2.3 Pengujian Hipotesis ... 56
4.2.3.1 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 56
4.2.3.2 Uji Hipotesis Secara Parsial (t-test) ... 60
4.2.3.3 Uji Signifikansi Simultan (F-test) ... 64
4.3 Pembahasan ... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70
5.1 Kesimpulan ... 70
5.2 Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 74
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 26
3.1 Daftar Sampel Perusahaan ... 31
4.1 Statistik Deskriptif ... 43
4.2 Hasil Analisis Kolmogrov-Smirnov(K-S) Sebelum Transformasi 46 4.3 Hasil Analisis Kolmogrov-Smirnov(K-S) Setelah Transformasi .. 48
4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 53
4.5 Hasil Uji Autokorealasi ... 55
4.6 Hasil Analisis Regresi ... 57
4.7 Hasil Uji-t ... 61
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 28 4.1 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram
Sebelum Transformasi Data ... 49 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram
Setelah Transformasi Data ... 50 4.3 Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot
Sebelum Transformasi Data ... 51 4.4 Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
A. Sampel Penelitian
Lampiran i Daftar Perusahaan Property dan Real Estate yang
menjadi sampel………..78
B. Data Penelitian Lampiran ii Nilai Variabel……….80
C. Hasil Output SPSS Lampiran iii Statistik Deskriptif ... 88
Lampiran iv Regression ... 89
Lampiran v Histogram ... 90
Lampiran vi Grafik P-P Plot ... 90
Lampiran vii Uji Multikolinearitas ... 91
Lampiran viii Scatterplot ... 91
Lampiran ix Uji Autokorelasi ... 92
Lampiran x Analisis Regresi (Uji t) ... 92
ABSTRAK
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
TAHUN 2009-2011
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh struktur modal dengan menggunakan rasio Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) dan kinerja keuangan dengan menggunkan rasio Return on Equity (ROE), Growth in Revenue (GR), Price Earning Ratio (PER), Earning per Share (EPS), Devidend per Share (DPS) terhadap harga saham pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif, yang menguji pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan property dan real estate pada periode 2009-2011, yaitu berjumlah 38 perusahaan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 perusahaan, penarikan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling (judgment sampling). Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website BEI yai analisis regresi linier berganda dan model regresi telah diuji terlebih dahulu dalam uji asumsi klasik. Variabel dependen yang digunakan adalah harga saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah DER, DAR, LDER, ROE, GR, PER, EPS, DPS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial LDER, ROE, dan PER berpengaruh terhadap harga saham. DER, DAR, GR, EPS, dan DPS secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham. Secara simultan, DER, DAR, LDER, ROE, GR, PER, EPS, DPS berpengaruh terhadap harga saham.
ABSTRACT
THE EFFECT OF CAPITAL STRUCTURE AND FINANCIAL PERFORMANCE ON STOCK PRICE OF THE PROPERTY AND REAL ESTATE COMPANY THAT LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE
2009-2011
This research aims to analyze the influence of capital structure with using ratio: Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) and financial performance with using ratio: Return on Equity (ROE), Growth in Revenue (GR), Price Earning Ratio (PER), Earning per Share (EPS), Devidend per Share (DPS) on the stock prices of property and real estate company that listed in Indonesain Stock Exchange (BEI).
This research is a kind of associated design which analyze the influence of one variable to another variable. The population used in this research are property and real estate companies in the period 2009-2011, which there are 38 companies. The sample used in this research are 30 companies, which was done by using purposive sampling method (judgement sampling). Data used in this research is secondary data obtained from multiple regressions analysis and the regression models have firstly been tested in the classical assumption test. The dependent variable is the stock price, while the independent variable are DER, DAR, LDER, ROE, GR, PER, EPS, DPS.
The result of this research show that, partially ratio LDER, ROE, PER influence toward stock price. DER, DAR, GR, EPS, dan DPS partially uninfluenced toward stock price. Simultaneously DER, DAR, LDER, ROE, GR, PER, EPS, DPS influence toward stock price.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang memiliki peran yang
sangat penting bagi suatu Negara. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah
sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke
berbagai sektor yang melakukan investasi. Pasar telah menjadi perhatian banyak
pihak khususnya masyarakat bisnis. Hal ini terutama dikarenakan oleh kegiatan
pasar modal yang semakin berkembang dan efisien disatu pihak dan dilain pihak
meningkatkan keinginan masyarakat untuk mencari alternatif pembiayaan usaha
selain bank dan lembaga keuangan bukan bank. Mengingat akan pentingnya
pasar modal, maka di Indonesia mulai memberi kesempatan bagi pihak swasta
untuk mendirikan bursa efek dan bursa paralel di daerah-daerah. Investor
memerlukan informasi dalam melakukan investasinya di pasar modal untuk
mengurangi ketidakpastian investasi, memperkirakan aliran kasnya di masa yang
akan datang, dan menentukan sekuritas apa yang harus dibeli dan dijual sehingga
perasaan aman akan investasi dan tingkat return akan diperoleh dari investasi
tersebut. Salah satu sumber informasi yang dapat digunakan oleh investor adalah
laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan pengaruh faktor internal yang
mempengaruhi investor.
Dengan memanfaatkan laporan keuangan sebagai faktor internal
arus kas bersih perusahaan. Seorang investor dalam menilai kinerja manajemen
perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan perusahaan yang diterbitkan
setiap tahun. Laporan keuangan disusun dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat komunikasi antar data keorganisasian. Dengan melihat
laporan keuangan, investor dapat melihat bagaimana kinerja perusahaan.
Analisa laporan keuangan merupakan hal dibutuhkan untuk memahami
informasi laporan keuangan. Analisa laporan keuangan merupakan alternatif
untuk menguji apakah informasi keuangan bermanfaat untuk melakukan
klasifikasi atau prediksi terhadap pertumbuhan laba atau harga saham.
Salah satu masalah dalam kebijaksanaan keuangan dalam perusahaan
adalah masalah struktur modal. Masalah struktur modal merupakan masalah
penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan
mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan. Suatu perusahaan
yang mempunyai struktur modal yang tidak baik, dimana mempunyai utang yang
sangat besar akan memberikan beban yang berat pada perusahaan yang
bersangkutan.
Penggunaan hutang oleh perusahaan mempunyai dua keuntungan, yaitu
pertama, bunga yang dibayarkan dapat dipotong untuk tujuan pajak, sehingga
menurunkan biaya efektif dari hutang. Kedua pemegang hutang (debtholder)
mendapat pengembalian yang tetap, sehingga pemegang saham (stockholder)
tidak perlu mengambil bagian laba mereka ketika perusahaan dalam kondisi
Penggunaan hutang oleh perusahaan juga memiliki beberapa kelemahan.
Pertama, semakin tinggi rasio hutang (debt ratio), semakin tinggi pula risiko
perusahaan, sehingga suku bunganya mungkin akan lebih tinggi. Kedua, apabila
sebuah perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan laba operasi tidak
mencukupi untuk menutup beban bunga, maka pemegang sahamnya harus
menutup kekurangan itu, dan perusahaan akan bangkrut jika mereka tidak
sanggup. Terlalu banyak hutang akan menghambat perkembangan perusahaan
yang pada gilirannya dapat membuat pemegang saham berpikir dua kali untuk
tetap menanamkan modalnya.
Hubungan Struktur modal terhadap harga saham merupakan hal penting
yang harus diperhatikan para inverstor karena struktur modal berpengaruh
terhadap tingkat pengembalian kepada pemegang saham. Investor perlu
mengetahui bagaimana pendanaan di perusahaan untuk memenuhi kebutuhan
dananya. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai
struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal terjadi pada leverage
keuangan tingkat tertentu. Leverage keuangan merupakan penggunaan dana
dimana dalam penggunaan dana tersebut perusahaan harus mengeluarkan beban
tetap.
Kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan (trade-off) antara
risiko dan tingkat pengembalian. Jika perusahaan menggunakan banyak hutang,
artinya perusahaan tersebut memperbesar risiko yang ditanggung pemegang
Selain itu, struktur modal optimal mengakibatkan setiap pertambahan
hutang akan menurunkan kinerja (nilai) perusahaan itu. Inilah yang menjadi tugas
utama manajer keuangan yakni dapat menentukan target struktur modal yang
optimal bagi perusahaan. Struktur modal diindikasikan dengan debt to equity
ratio (DER), debt to asset ratio (DAR), longterm debt to equity ratio (LDER).
Pada sisi lain investor perlu mengetahui berapa return yang terbaik, return
diperoleh investor dari dua sumber; yaitu dalam bentuk pembagian dividend dan
kenaikan harga saham di pasar modal. Naik dan turunnya harga saham pada
dasarnya menjadi perhatian juga bagi investor melakukan investasi daripada
mengharapkan pembagian dividen meskipun perusahaan memperoleh laba, dan
jika diperhatikan maka tingkat return dari pembayaran dividen pada dasarnya
lebih kecil daripada return yang diperoleh dari kenaikan harga saham.
Harga saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia sewaktu-waktu dapat
berubah secara acak. Hal ini dapat dilihat dari hasil temuan oleh Husnan dan
Mamduh tentang harga saham dalam pengamatan pada tahun 1990, menyatakan
bahwa harga saham adalah acak dan efesiensi pasar Bursa Efek Indonesia berada
pada bentuk efisiensi lemah (Husnan dan Mamduh, 1991).
Kenaikan dan penurunan harga saham di pasar modal membuat investor
cenderung melakukan analisis harga saham untuk memilih saham yang baik.
Analisis yang digunakan investor dalam melakukan analisis harga saham, dapat
dilakukan dengan 2 (dua) pendekatan, yaitu menggunakan analisis fundamental
(internal perusahaan), yang diukur dari kinerja keuangan dan kinerja manajemen
diukur dari pola perubahan harga saham karena hal-hal diluar kebijakan
perusahaan.
Nilai kelayakan suatu saham dinyatakan sebagai nilai yang paling tepat,
sebagaimana dengan kinerja perusahaan. Sehingga nilai intrinsik saham harus
menggambarkan secara nyata internal perusahaan, khususnya yang terkait dengan
kemampuan perusahaan menciptakan arus tunai (cash flow) dalam menjalankan
operasional perusahaan secara efektif, efisien dan produktif. Dengan demikian
nilai intrinsik saham secara langsung harus terproyeksi pada nilai pasar saham di
pasar modal (Basu, 1983).
Menurut Abdullah (2005 : 120), rasio yang biasa digunakan dalam
mengukur kinerja keuangan adalah rasio solvabilitas, rasio likuiditas dan rasio
profitabilitas. Rasio yang menggambarkan profitabilitas adalah return on equity
(ROE).
Perusahaan property dan real estate merupakan bidang yang menjanjikan
untuk berkembang di Indonesia melihat potensi jumlah penduduk yang terus
bertambah besar, semakin banyaknya pembangunan di sektor perumahan,
apartemen pusat-pusat perbelanjaan, gedung-gedung perkantoran dan rasio
kepemilikan rumah yang cukup rendah. Oleh karena itu, investasi dibidang
property dan real estate sangat menjanjikan.
Beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya tentang topik yang serupa
diantaranya adalah Citra (2010) meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap
harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham. debt equity ratio (DER) dan
price earning ratio (PER) secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Secara simultan, debt equity ratio (DER), price earning ratio (PER) dan return on
equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan industri
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Muharni (2009) meneliti pengaruh
kinerja keuangan terhadap harga saham perbankan di Bursa Efek Indonesia. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara parsial kinerja keuangan yang diwakili oleh
CAR dan LDR tidak berpengarauh signifikan terhadap harga saham, sedangkan
ROA berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Secara simultan,
semua variabel independen yaitu CAR, LDR dan ROA berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen (harga saham).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Rudyono (2011) meneliti Pengaruh
kinerja keuangan terhadap harga saham emiten perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa capital adequacy
ratio (CAR), non performing loan (NPL), return on equity (ROE), earning per
share (EPS), dan Loan to deposit ratio (LDR) secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, hanya variabel return on equity
(ROE) dan earning per share (EPS) yang berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Yesika (2010) meneliti menganai
pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan industri barang
bahwa secara simultan net profit margin (NPM), return on equity (ROE), debt to
equity ratio (DER), dan earning per share (EPS) tidak berpengaruh terhadap
perubahan harga saham. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan NPM, ROE,
DER tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham, sedangkan
EPS berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham.
Penelitian lain yang dilakukan Cory (2010) meneliti pengaruh current
ratio (CR), debt to equity ratio (DER), total assets turn over (TATO), return on
investment (ROI), return on equity (ROE), dan price earning ratio (PER) terhadap
harga saham pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial setiap
variabel independen yang diteliti yaitu CR, DER, LDER, TATO, ROI, ROE, dan
PER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan
menunjukkan bahwa CR, DER, LDER, TATO, ROI, ROE, dan PER berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.
Penulis ingin menguji kembali teori yang menyatakan bahwa struktur
modal dan kinerja keuangan berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini dilakukan
untuk melihat konsisten temuan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
terdahulu. Perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah (1) periode tahun
penelitian dimana periode penelitian terdahulu 2006-2009, sedangkan dalam
penelitian ini menggunakan periode 2009-2011, (2) Sampel penelitian
menggunakan perusahaan Property dan real estate. (3) Variabel independen yang
digunakan struktur modal terdiri dari; Debt to Equity Ratio (DER) , Debt to Asset
variabel kinerja keuangan terdiri dari; Return on Equity (ROE), Growth in
Revenue (GR), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), dan
Deviden per Share (DPS).
Penulis menambahkan variabel Growth in Revenue (GR), dan Deviden per
Share (DPS). Penulis menambahakan variabel Growth in Revenue (GR) karena
kinerja perusahaan dapat ditunjukkan oleh tingkat pendapatan atau penjualan
perusahaan tersebut. Berdasarkan dari penelitian-penelitian dan latar belakang
diatas maka peneliti mengambil judul “Pengaruh Struktur Modal dan Kinerja
Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Property dan Real Estate
yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011”.
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Apakah struktur modal yang terdiri dari Debt to Equity Ratio (DER), Debt
to Asset Ratio (DAR), Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) dan kinerja
keuangan yang terdiri dari Return on Equity (ROE), Growth in Revenue (GR),
Price Earning Ratio (PER), Earning per Share (EPS), Devidend per Share (DPS)
berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap harga saham pada perusahaan
property dan Real Estate yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Adapun Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
Untuk menguji pengaruh struktur modal yang terdiri dari Debt to Equity
Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Longterm Debt to Equity Ratio (LDER)
dan kinerja keuangan yang terdiri dari Return on Equity (ROE), Growth in
Revenue (GR), Price Earning Ratio (PER), Earning per Share (EPS), Devidend
per Share (DPS) berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap harga saham
pada perusahaan property dan Real Estate yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara
lain sebagai berikut:
1. Bagi peneliti diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan
mengenai pengaruh struktur modal dan kinerja keuangan terhadap
harga saham.
2. Bagi Perusahaan dan calon investor, hasil penelitian ini diharapkan
dapat membantu dalam membuat keputusan investasi yang tepat dan
dapat menjadi bahan masukan bagi pihak manajemen dalam upaya
meningkatkan laba perusahaan.
3. Bagi Pembaca dan pihak-pihak lainnya, sebagai bahan referensi dan
sumber informasi dalam melakukan penelitian-penelitian sejenis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.Tinjauan teoritis
1.1.1.Teori Struktur Modal
Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari
utang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham
(Weston dan Copeland, 1997:19). Menurut Husnan (1996:275), struktur
modal adalah perbandingan antara sumber jangka panjang yang bersifat
pinjaman dan modal sendiri. Struktur modal juga dapat didefinisikan
sebagai perimbangan atau perbandingan antara utang jangka panjang
dengan modal sendiri (Riyanto, 2001:296).
Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara
risiko dan tingkat pengembalian. Penambahan utang akan memperbesar
risiko perusahaan tetapi sekaligus juga memperbesar tingkat pengembalian
yang diharapkan tetapi sekaligus juga memperbesar tingkat pengembalian
yang diharapkan. Risiko yang makin tinggi akibat membesarnya utang
cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatkan tingkat
pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut
2.1.1.1Teori Keagenan
Menurut teori ini, struktur modal disusun sedemikian rupa
Konflik yang terjadi adalah antara stockholders dengan
debthholders. Kreditur memiliki hak atas pembagian laba
perusahaan atau sebagaian asset terutama dalam kasus
kebangkrutan. Sementara itu pemegang saham memegang
pengendalian perusahaan yang mungkin akan sangat menentukan
profitabilitas dan risiko perusahaan. Pada perusahaan yang jumlah
hutangnya mencapai jumlah yang signifikan dibandingkan dengan
saham, maka pemegang saham akan tergoda melakukan substitusi
asset. Dalam hal ini pemegang saham akan beroperasi dengan
meningkatkan risiko perusahaan. Risiko perusahaan yang
meningkat menguntungkan bagi pemegang saham karena
kemungkinan memperoleh keuntungan yang tinggi akan semakin
besar.
2.1.1.2Teori Pecking Order
Teori Pecking order (Brigham, Houston 2001: 56) pertama
sekali dikemukakan oleh Myers dan Majluf (1984) dan pada teori
ini Myers (1989) secara ringkas mengikhtisarkan teori pecking
order struktur modal dengan tiga poin, yaitu:
a. Perusahaan menerapkan kebijaksanaan dividen untuk
b. Perusahaan lebih suka mendanai kesempatan investasi dengan
dana yang sepenuhnya dari dalam dulu, lalu modal keuangan
eksternal akan dicari.
c. Saat pendanaan eksternal dibutuhkan, perusahaan akan pertama
memilih menerbitkan sekuritas hutang dahulu, lalu menerbitkan
sekuritas jenis modal akan dilakukan terakhir.
Jika harga saham jatuh cukup serius, maka pemegang
saham lama akan dirugikan jika dilakukan penerbitan saham baru.
Sebaliknya, pemegang saham baru yang akan diuntungkan karena
bisa membeli saham dengan harga murah. Karena jatuhnya harga
saham tersebut berkaitan dengan asimetri informasi, maka bisa
dikatakan bahwa ada biaya asimetri informasi yang berkaitan
dengan penerbitan saham. Biaya tersebut akan semakin besar jika
harga saham jatuh cukup signifikan.
Teori ini menjelaskan kesempatan investasi oleh investor.
Jika ada kesempatan investasi, maka perusahaan akan mencari dana
untuk mendanai kebutuhan investasi tersebut. Perusahaan akan
memulai dengan dana internal dan sebagai pilihan terakhir adalah
menerbitkan saham.
2.1.1.3Teori trade off
Dalam kenyataanya, apabila hutang semakin tinggi maka
contoh, Semakin tinggi hutang, semakin besar bunga yang harus
dibayarkan. Kemungkinan tidak membayar bunga yang tinggi
akan semakin besar. Pemberi pinjaman bisa membangkrutkan
perusahaan jika perusahaan tidak bisa membayar hutang.
Kemudian, diikuti oleh penurunan harga saham sehingga
kebangkrutan perusahaan tidak bisa dihindarkan lagi.
2.1.1.4Teori Arus Kas Bebas (Free Cash Flow)
Demodaran (1997:449) menjelaskan bahwa “Teori free
cash flow menggambarkan bahwa arus kas berasal dari operasi dan
pengunaanya berada di bawah control manajemen perusahaan,
manajer menggunakan kas bebas untuk membiayai proyek,
membayar dividen kepada pemegang saham, atau menahanya
sebagai saldo kas”.
Pandangan teori free cash flow menyatakan bahwa pada
saat perusahaan membutuhkan dana, pemegang saham lama lebih
suka untuk menerbitkan hutang baru daripada menerbitkan sekuitas
baru, sebab prasyarat pembayaran bunga akan memaksa manajer
untuk bertindak sejalan dengan kepentingan pemegang saham.
Pada pembayaran hutang yang tetap, penyalahgunaan uang investor
berisiko terhadap kegagalan pembayaran hutang yang
2.1.2 Teori Kinerja Keuangan
Kinerja perusahaan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang
dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba.
Kinerja juga merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap
perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari
kemampuan perusahaan dalam mengalokasikan sumber dayanya ke dalam
bentuk operasi perusahaan atau merupakan cerminan dari kemampuan
perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumberdayanya. Tujuan
dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai
sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah
ditetapkan sebelumnya agar membedakan hasil dan tindakan yang
diinginkan. Penilaian kinerja perusahaan dapat dilihat dari segi analisis
laporan keuangan dan dari segi perubahan harga saham.
Munawir (2002:31) menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran
kinerja keuangan perusahaan adalah:
a. Mengetahui tingkat likuiditas
Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan
pada saat ditagih.
b. Mengetahui tingkat solvabilitas
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka
panjang.
c. Mengetahui tingkat rentabilitas
Rentabilitas atau yang sering disebut dengan profitabilitas
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba selama periode tertentu.
d. Mengetahui tingkat stabilitas
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan
usahanya dengan stabil, yang diukur dengan
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar
hutangnya serta membayar beban bunga atas
hutang-hutangnya tepat pada waktunya.
Lipton & Lorsch (1992) menegaskan bahwa kinerja perusahaan
merupakan hasil dari tindakan direktur. Sedangkan Keats, dkk (1998)
beranggapan bahwa kinerja merupakan sebuah konsep yang sulit, baik
definisi maupun dalam pengukurannya, karena sebagai sebuah konstruk,
kinerja bersifat multidimensional dan oleh karena itu pengukuran
menggunakan dimensi pengukuran tunggal tidak mampu memberikan
pemahaman yang komprehensif. Venkatraman dkk (1986) berpendapat
bahwa pengukuran kinerja hendaknya menggunakan atau
mengintegrasikan dimensi pengukuran yang beragam. Sampai saat ini
masih muncul perdebatan tentang pendekatan yang tepat bagi
1998), sehingga ukuran kinerja yang cocok dan layak tergantung pada
keadaan unik yang dihadapi peneliti.
Pengukuran keuangan dinyatakan dalam ketentuan moneter.
Sedangkan pengukuran bukan keuangan adalah data kuantitatif yang
diciptakan diluar sistem akuntansi yang formal. Horne (2005:112)
menyebutkan bahwa untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja
perusahaan, analisis keuangan membutuhkan ukuran keuangan yang pasti.
Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk
menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin
dikendalikan dimasa depan.
2.1.3 Analisis laporan keuangan
Analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknis
analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang
berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat
dalam analisis bisnis. (Wild,2005:3)
Menurut Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia dikatakan bahwa:
Unsur laporan keuangan terdiri dari lima bagian, yaitu:
a) Neraca (aktiva, kewajiban dan modal)
b) Laporan Laba/Rugi (pendapatan, biaya dan laba/rugi)
c) Laporan Perubahan Modal (bertambah atau berkurangnya
modal)
d) Laporan Arus Kas (arus kas masuk dan keluar)
e) Catatan atas laporan keuangan
Pengertian analisis laporan keuangan menurut Harahap (2008:190)
yaitu:
Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
Rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu:
a) Rasio-rasio likuiditas (Liquitity Ratios)
b) Rasio-rasio leverage
c) Rasio efisiensi atau disebut juga rasio aktivitas (Efficiency
ratiosi)
d) Rasio kemampulabaan (Profitability Ratios)
2.1.3.1Analisis rasio keuangan
Rasio keuangan yang digunakan peneliti dalam penelitian
a) Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to equty ratio merupakan rasio yang termasuk
dalam rasio solvabilitas atau leverage. Debt to equity ratio
melihat struktur keuangan perusahaan dengan mengaitkan
jumlah kewajiban dengan jumlah ekuitas pemilik. Menurut
Simamora (2000:533) Debt to equity ratio dapat diukur dengan
rumus sebagai berikut:
Debt to Equity Ratio = ��������� �����������
Bertambah tinggi debt to equity ratio ini mengindikasi
bertambah banyak aktiva perusahaan yang dibelanjai oleh
kreditur. Persentase dari hasil debt to equity ratio merupakan
persentase dana yang tertanam pada ekuitas yang berasal dari
hutang (kewajiban). Sebaliknya, semakin rendah debt to equity
ratio maka semakin sedikit kewajiban perusahaan dimasa yang
akan datang.
b) Debt to Asset Ratio (DAR)
Menurut Horne (2005:210), DAR menunjukkan
banyaknya hutang digunakan perusahaan untuk membiyai
seluruh aktiva yang dimiliknya. Semakin tinggi rasio DAR,
risko keuangan juga semakin tinggi.
c) Long Term Debt to Equity Ratio (LDER)
Long term debt to equity ratio merupakan rasio yang
diukur dari perbandingan antara utang jangka panjang dengan
ekuitas (Kasmir, 2008:166). Tujuannya adalah untuk
mengukur berapa bagian dari ekuitas (modal sendiri) yang
dijadikan jaminan utang jangka panjang. Semakin besar rasio
ini menunjukkan semakin besar beban bunga dan utang jangka
panjang yang harus dibayar sehingga akan menurunkan laba
perusahaan. LDER dihitung dengan cara membandingkan
antara utang jangka panjang dengan ekuitas yang disediakan
oleh perusahaan.
Rumus untuk menghitung Longterm Debt to Equity
Ratio adalah berikut:
Longterm Debt to Equity Ratio= ������������ ������
d) Returnon Equity (ROE)
Menurut Brigham dan Daves (2004:240) : Rasio
keuangan yang paling penting adalah rasio yang
membandingkan laba bersih dengan ekuitas pemegang saham,
yang disebut dengan tingkat pengembalian atas ekuitas (ROE).
Pemegang saham berinvestasi untuk mendapatkan
keuntungan atas dana yang diinvestasikan dan rasio ROE
mengindikasikan seberapa baik perusahaan dapat memberikan
Semakin tinggi ROE menunjukkan semakin efisensi
perusahaan dalam menggunakan modal sendiri untuk
menghasilkan laba bagi pemegang saham dan sebaliknya.
Rumus untuk menghitung Return on Equity adalah:
ROE = �������������������������� �����������
e) Growth in Revenue (GR)
Menurut (Harahap, 2008:309) Rasio Growth in
Revenue menunjukkan persentasi kenaikan penjualan tahun ini
dibanding dengan tahun lalu. Semakin tinggi semakin baik.
GR= �����������ℎ�����−�����������ℎ������ �����������ℎ������
f) Price Earning Ratio (PER)
Price earning ratio merupakan rasio yang
menunjukkan perbandingan antara harga pasar per lembar
saham dengan laba per saham (Harahap, 2008:311). PER
menunjukkan penilaian pasar (Market valuation) dari potensi
pertumbuhan perusahaan dan prospek laba di masa yang akan
datang. PER yang tinggi menunjukkan bahwa pasar
mengharapkan pertumbuhan dan laba yang tinggi di masa
depan. Sebaliknya, PER yang rendah menunjukkan ekspektasi
pasar yang rendah terhadap pertumbuhan dan laba di masa
depan.
Rumus untuk menghitung Price Earning ratio adalah
Price Earning Ratio = MarketPrice ���
g) Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share merupakan rasio keuangan yang
digunakan untuk mengukur kondisi dan pertumbuhan
perusahaan. Earning per share yang didistribusikan kepada
para investor tergantung pada kebijakan perusahaan dalam
pembayaran dividen. Earning per share dapat menunjukkan
tingkat kesejahteraan perusahaan, artinya Earning Per share
dibagikan kepada para investor tingi maka hal itu menandakan
bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat
kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham.
Earning per share yang tinggi akan membuat
permintaan atas saham perusahaan meningkat dimana tingginya
permintaan saham ini akan menyebabkan harga saham
perusahaan bergerak naik. Rumus untuk menghitung Earning
per share adalah (Harahap, 2008:305):
EPS= labaBagiansahambersangkutan �����ℎ��ℎ��
h) Deviden Per Share (DPS)
Menurut (Syahyunan, 2004:86) menunjukkan besarnya
pembayaran dividen per lembar saham.
Rumus untuk menghitung Deviden Per Share adalah
DPS= ��������
2.1.4 Teori harga saham
Saham (stock atau share) adalah surat berharga yang paling popular
diantara surat berharga lainnya yang ada di pasar modal. Saham dapat
didefenisikan sebagai tanda Penyertaan atau kepemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas (Darmadji, 2006 :
6). Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga
tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan
yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Pada umumnya, saham
merupakan Saham biasa (common stock). Saham biasa (common stock)
merupakan salah satu jenis efek yang paling banyak diperdagangkan di
pasar modal (Anoraga, 2006:58).
Menurut Darmadji (2006 : 7) ada beberapa sudut pandang untuk
membedakan saham, yaitu :
a. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka
saham terbagi atas :
1. Saham biasa (common stock), yaitu saham yang menempatkan
pemiliknya pada posisi yang paling junior dalam pembagian
dividen dan hak atas kekayaan perusahaan apabila perusahaan
tersebut dilikuidasi.
2. Saham preferen (preferred stock), yaitu saham yang memiliki
karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa. Karena
b. Dilihat dari cara peralihannya, saham dapat dibedakan atas:
1. Saham atas unjuk (bearer stock), artinya pada saham tersebut
tidak tertulis nama pemiliknya, tujuannya agar mudah
dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain.
2. Saham atas nama (registred stock), merupakan saham dengan
nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya
harus memalui prosedur tertentu.
c. Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan
atas:
1. Saham unggulan (blue chip stock), yaitu saham biasa dari suatu
emiten yang memiliki reputasi tinggi sebagai pemimpin (leader)
di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil, dan
konsisten dalam membayar deviden.
2. Saham pendapatan (income stock), yaitu saham dari suatu
emiten yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih
tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun
sebelumnya.
3. Saham pertumbuhan (growth stock-well-known), yaitu
saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang
tinggi, sebagai pemimpin diindustri sejenis yang mempunyai
reputasi tinggi. Selain itu, terdapat juga growth stock
(lesser-known), yaitu saham dari emiten yang tidak berperan sebagai
Umumnya, saham ini berasal dari daerah dan kurang popular di
kalangan emiten.
4. Saham spekulatif (speculative stock), yaitu saham emiten yang
tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun
ke tahun. Meskipun belum dapat dipastikan, akan tetapi saham
ini memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi dimasa yang
akan datang.
5. Saham siklikal (cyclical stock), yaitu saham yang tidak
terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis
secara umum.
Harga pasar merupakan harga pada riil dan merupakan harga yang
paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada
pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup, maka harga
pasar adalah harga penutupan (closing price) dari suatu saham (Anoraga,
2006:59). Setiap investor yang berinvestasi dalam saham, setiap hari, dari
waktu ke waktu, mereka harus rajin memantau perkembangan terakhir dari
kondisi emiten dimana mereka menginvestasikan uang mengamati
pergerakan saham di bursa secara keseluruhan karena perkembangan
kondisi emiten, baik positif maupun negatif, pasti berpengaruh pada harga
saham yang diterbitkan.
Menurut Basir (2005:63), harga sebuah saham dapat berubah naik
atau turun dalam hitungan waktu yang sangat cepat. Harga saham dapat
detik. Hal tersebut dimungkinkan karena banyaknya order yang
dimasukkan ke sistem JATS (Jakarta Automated Trading Sistem).
Masuknya order-order yang diterima dari nasabah baik jual maupun beli
akan berpotensi terjadinya transaksi pada harga tertentu. Dalam
perdagangan saham, dikenal beberapa istilah yang berkaitan dengan harga
saham. Istilah-istilah tersebut antara lain :
1. previous price menunjukkan harga pada penutupan hari
sebelumnya.
2. Open atau opening price menunjukkan harga pertama kali pada
saat pembukaan sesi I perdagangan, yaitu jam 09.30 pagi.
3. High atau highest price menunjukkan harga tertinggi suatu
saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.
4. Low atau lowest price menunjukkan harga terendah atas suatu
saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.
5. Last price menunjukkan harga terakhir yang terjadi atas suatu
saham.
6. Change menunjukkan selisih antara harga penutupan hari
sebelumnya dengan harga terakhir yang terjadi atau selisih
antar previous dengan last. Jika nilai pada change positif,
misalnya +100 artinya harga saham tersebut lebih tinggi 100
jika dibandingkan hari sebelumnya.
7. Closing price menunjukkan harga penutupan suatu saham.
2.2.Tinjauan penelitian terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap
harga saham menunjukkan hasil-hasil yang berbeda. Penelitian ini merupakan
penelitian replikasi dari penelitian-penelitian terdahulu. Rincian mengenai
penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu No Peneliti (Tahun) Judul Variabel Hasil Penelitian
terdaftar di bahwa secara parsial kinerja keuangan yang diwakili oleh CAR dan LDR tidak berpengarauh signifikan terhadap harga saham, sedangkan ROA berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Secara simultan, semua variabel independen yaitu CAR, LDR dan ROA berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (harga saham).
2.3 Kerangka konseptual
Kerangka konseptual adalah sebuah model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor telah diidentifikasi sebagai masalah.
Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel independen adalah Debt to
Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Longterm Debt to Equity Ratio
(LDER), Return on Equity Ratio (ROE), Growth in Revenue (GR), Price Earning
Ratio (PER), Earning per Share (EPS), Devidend per Share (DPS)
• Longtermdebttoequity ratio (LDER) (X3)
• Price earing ratio (PER) (X6)
• Earning per share (EPS) (X7)
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dapat didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara
logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan
yang dapat diuji (Sekaran, 2006:135). Berdasarkan kerangka konseptual yang
telah diuraikan, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
H1 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.
H2 : Debt to Asset Ratio (DAR) berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.
H3: Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) berpengaruh signifikan
terhadap harga saham.
H4: Return on Equity ratio (ROE) berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.
H5: Growth in Revenue ratio (GR) berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.
H6: Price Earning Ratio(PER) berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.
H7: Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.
H8: Dividend Per Share (DPS) berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.
H9: Struktur modal dan kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian sebab akibat (causal research).
Penelitian kausal bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian
yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel (Erlina,
2008:). Dalam penelitian kausal terdapat dua jenis variabel yaitu variabel
independen yakni variabel yang mempengaruhi dan variabel dependen atau
variabel yang dipengaruhi (Umar, 2003:30).
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan di bidang Property
dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan sampel
dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yang didasarkan
atas beberapa kriteria yaitu:
1. Perusahaan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2009,2010,2011.
2. Perusahaan yang tidak delisting dari BEI selama periode pengamatan
(Tahun 2009-2011).
3. Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap
Berdasarkan kriteria tersebut, maka sampel dalam penelitian ini adalah
sebanyak 30 perusahaan dari 38 perusahaan property dan real estate yang
terdaftar di BEI. Sehingga total sampel penelitian ini berjumlah 90 sampel.
Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai penentuan sampel penelitian
adalah sebagai berikut: 19 Goa Makassar Tourism Development
Tbk
GMTD SAMPEL14
20 Perdana Gapuraprima Tbk GPRA SAMPEL15 21 Jakarta Internasional Hotels And
30 Metropolitan land Tbk MTLA - -
31 Indonesia Prima Property Tbk MORE SAMPEL24
32 Pakuwon Jati Tbk PWON SAMPEL25
33 Panca Wiratama Sakti Tbk PWSI SAMPEL26 34 Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk RBMS SAMPEL27 35 Danayasa Arthatama Tbk SCBD SAMPEL28
36 Suryainti Permata Tbk SIIP -
37 Suryamas Dutamakmur Tbk SMDM SAMPEL29
38 Summarecon Agung Tbk SMRA SAMPEL30
3.3. Jenis dan Sumber Data
Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan yang
dipublikasikan setiap tahun pada periode tahun 2009-2011. Data didapat dari
laporan keuangan tahunan perusahaan yang diperoleh dari situs Bursa Efek
Indonesia (BEI) yait
3.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi kepustakaan, yaitu data diperoleh dari beberapa literatur yang berkaitan
dengan masalah yang sedang diteliti, penelusuran data ini dilakukan dengan cara:
1. Penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil
cetakan. Data yang disajikan dalam format kertas hasil cetakan antara
lain berupa jurnal, buku, skripsi dan thesis.
2. Penelusuran dengan menggunakan komputer untuk data dalam format
elektronik. Data yang disajikan dalam format elektronik ini antara lain
3.5. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
3.5.1. Variabel Independen
Menurut Erlina dan Mulyani (2007:34) “Variabel independen atau
variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam
variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif
bagi variabel dependen lainnya”. Berikut merupakan variabel independen
yang digunakan dalam penelitian ini.
3.5.1.1. Debt to Equity Ratio(DER)
Debt to equty ratio merupakan rasio yang termasuk dalam
rasio solvabilitas atau leverage. Debt to equity ratio melihat
struktur keuangan perusahaan dengan mengaitkan jumlah
kewajiban dengan jumlah ekuitas pemilik. Menurut Simamora
(2000:533) Debt to equity ratio dapat diukur dengan rumus sebagai
berikut:
Debt to Equity Ratio = ��������� �����������
Bertambah tinggi debt to equity ratio ini mengindikasi
bertambah banyak aktiva perusahaan yang dibelanjai oleh kreditur.
Persentase dari hasil debt to equity ratio merupakan persentase
dana yang tertanam pada ekuitas yang berasal dari hutang
maka semakin sedikit kewajiban perusahaan dimasa yang akan
datang.
3.5.1.2.Debt to Asset Ratio (DAR)
DAR menunjukkan banyaknya hutang digunakan
perusahaan untuk membiyai seluruh aktiva yang dimiliknya.
Semakin tinggi rasio DAR, risko keuangan juga semakin tinggi.
Debt To Asset Ratio = ���������� ����������
3.5.1.3 Longterm Debt to Equity Ratio (LDER)
Long term debt to equity ratio merupakan rasio yang diukur
dari perbandingan antara utang jangka panjang dengan ekuitas.
Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari ekuitas
(modal sendiri) yang dijadikan jaminan utang jangka panjang. .
Rumus untuk menghitung Longterm Debt to Equity Ratio
adalah berikut:
Longterm Debt to Equity Ratio= ������������ ������
3.5.1.4Returnon Equity (ROE)
Rasio ROE mengindikasikan seberapa baik perusahaan
dapat memberikan keuntungan bagi para pemegang saham secara
ROE = �������������������������� �����������
3.5.1.5Growth in Revenue (GR)
Rasio Growth in Revenue menunjukkan persentasi kenaikan
penjualan tahun ini dibanding dengan tahun lalu. Semakin tinggi
semakin baik. Rumus untuk menghitung GR adalah:
GR= �����������ℎ�����−�����������ℎ������ �����������ℎ������
3.5.1.6Price Earning Ratio (PER)
Price earning ratio merupakan rasio yang menunjukkan
perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan laba per
saham. PER menunjukkan penilaian pasar (Market valuation) dari
potensi pertumbuhan perusahaan dan prospek laba di masa yang
akan datang. Rumus untuk menghitung Price Earning ratio adalah
sebagai berikut:
Price Earning Ratio = MarketPrice ���
3.5.1.7Earning Per Share (EPS)
Earning per share dapat menunjukkan tingkat kesejahteraan
perusahaan, artinya Earning Per share dibagikan kepada para
tersebut mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang baik
kepada pemegang saham. Rumus untuk menghitung Earning per
share adalah
EPS= labaBagiansahambersangkutan �����ℎ��ℎ��
3.5.1.8. Deviden Per Share(DPS)
Rasio DPS menunjukkan besarnya pembayaran dividen per
lembar saham. Cara menghitung Deviden Per Share:
DPS= ��������
���������ℎ����������������������������
3.5.2 Variebel Dependen
Menurut Sarwono (2006:38) variabel dependen adalah variabel
yang memberikan reaksi atau respon jika dihubungkan dengan variabel
bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham
penutupan (closing price) per tahun perusahaan property dan real estate
pada tahun 2009,2010, dan 2011 yang menjadi sampel penelitian.
3.6. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
analisis statistik yang mengunakan regresi linier berganda dan menggunakan
3.6.1. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan
uji asumsi klasik. Model regresi akan layak dijadikan alat estimasi apabila
memenuhi persyaratan Best Linear Unbiasedestimator, yakni tidak
terdapat heteroskedastisitas, multikolinearitas, dan autokorelasi. Uji
asumsi klasik yang dilakukan meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas,
uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
3.6.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melihat bahwa suatu data
terdistribusi secara normal atau tidak. Menurut Ghozali
(2005:110), ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan
analisis statistik. Penelitian ini menggunakan analisis statistik
dengan uji Kolmogrov Smirnov. Pedoman pengambilan keputusan
rentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal
berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dari:
1. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas < 0,05, maka
distribusi data adalah tidak normal.
2. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka
3.6.1.2Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu dengan yang lain. Masalah autokorelasi ini
umumnya terjadi pada data time series. Terjadi atau tidaknya
autokorelasi bisa diketahui dengan membandingkan nilai statistik
hitung Durbin-Watson. Adapun kriteria untuk mengetahui terjadi
atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :
1. jika nilai D-W dibawah -2 maka terjadi autokorelasi positif.
2. jika nilai D-W diantara -2 sampai +2 maka tidak terjadi
autokorelasi.
3. jika nilai D-W diatas +2 maka terjadi autokorelasi negatif
(Sunyoto, 2005:91).
3.6.1.3Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
nilai prediksi variabel dependen dengan nilai residualnya. Deteksi
ada atau tidaknya heteroskedstisitas dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scarrteplot dengan dasar analisis:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, sperti titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbuh Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. (Ghozali, 2005:105).
3.6.1.4Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk meneliti apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel
independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Untuk melihat ada atau
tidaknya multikolinieritas dalam model regrasi dilihat dari nilai
tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Batasan
umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas
adalah nilai tolerance <0,01 atau sama dengan VIF >10 (Ghozali,
3.6.2.Pengujian Hipotesis
3.6.2.1.Analisis Regresi Berganda
Teknik analisis yang digunakan dalam menjawab
permasalahan penelitian ini adalah dengan menggunakan regresi
linier berganda. Regresi linier berganda yakni model regresi yang
memiliki lebih dari satu variabel independen. Model regresi linier
berganda dikatakan baik apabila memenuhi asumsi normalitas data
serta bebas dari asumsi – asumsi klasik statistik baik
multikolinearitas, autokolerasi dan heteroskedastisitas.
Persamaan regresi linear berganda penelitian ini, yakni:
Y = a + b1X1 +b2X2 + b3 X3+ b4 X4+ b5X5 + b6X6+b7X7+b8X8 + e
Keterangan:
Y = Harga saham (closing price) per tahun
X1 = DER
X2 = DAR
X3 = LDER
X4 = ROE
X5 = GR
X6 =PER
X7 =EPS
X8 =DPR
3.6.2.2.Uji Parsial (t-test)
Uji parsial digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
pengaruh variabel independen secara parsial dalam menerangkan
variasi variabel dependen (Ghozali, 2005:83). Hipotesis yang akan
diuji adalah:
H0 = Tidak semua variabel independen berpengaruh secara
parsial terhadap variabel dependen.
Ha = Semua variabel independen berpengaruh secara parsial
terhadap variabel dependen.
Uji parsial ini dilakukan dengan membandingkan t hitung
dengan t tabel berdasarkan kriteria berikut:
H0 diterima dan Ha ditolak apabila t hitung < t tabel, pada α = 5%
H0 ditolak dan Ha diterima apabila t hitung > t tabel, pada α = 5%
3.6.2.3.Uji Simultan (F-test)
Uji F-test dilakukan untuk menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi
berganda memiliki pengaruh secara bersama – sama terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2005:84). Hipotesis yang akan diuji
adalah:
H0 = Tidak semua variabel independen berpengaruh secara
simultan terhadap variabel dependen.
terhadap variabel dependen.
Uji F-test dilakukan dengan membandingkan F hitung
dengan F tabel dengan ketentuan sebagai berikut:
H0 diterima dan Ha ditolak apabila Fhitung < F tabel, pada α = 5%
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan sample menggunkan metode
purposive sampling sehingga jumlah sampel sebanya 30 dari 38 perusahaan
property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
4.2. Analisis Hasil Penelitian 4.2.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai
minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata serta standar deviasi data yang
digunakan dalam penelitian.
Tabel 4.1
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
DER 90 -1.82 3.83 .8172 .84303 .711
DAR 90 .04 2.24 .4306 .38895 .151
LDER 90 .01 3.01 .3571 .45560 .208
ROE 90 -20.04 60.40 9.8498 11.92670 142.246
PER 90 -131.57 166.66 9.7080 36.71382 1347.905
EPS 90 -42.54 243.73 22.1105 43.30126 1874.999
DPS 90 .00 95.43 9.2285 16.42341 269.728
HARGA SAHAM 90 50.00 2900.00 485.7222 621.43404 386180.270
Valid N (listwise) 90
Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2012
Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa:
a) Variabel debt to equity ratio (X1) memiliki sampel (N) sebanyak 90,
dengan nilai minimum (terkecil) -1.18 , nilai maksimum (terbesar)
3.83, dan mean (nilai rata-rata) 0.8172. Standar Deviation (simpangan
baku) variabel ini adalah 0.84303.
b) Variabel debt to asset ratio (X2) memiliki nilai minimum (terkecil)
0.04 , nilai maksimum (terbesar) 2.24, dan mean (nilai rata-rata)
0.4306. Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah
0.38895.
c) Variabel longterm debt to equity ratio (X3) memiliki nilai minimum
(terkecil) 0.01, nilai maksimum (terbesar) 3.01, dan mean (rata-rata)
0.3571. Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah
0.45560.
d) Variabel return on equity (X4) memiliki nilai minimum (terkecil)
-20.04, nilai maksimum (terbesar) 60.40, dan mean (rata-rata) 9.8498.
e) Variabel Growth in Revenue (X5) memiliki nilai minimum (terkecil)
-0.84, nilai maksimum (terbesar) 1.73, dan mean (rata-rata) 0.2256.
Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0.51113.
f) Variabel price earning ratio (X6) memiliki nilai minimum (terkecil)
-131.57, nilai maksimum (terbesar) 166.66, dan mean (rata-rata)
9.7080. Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah
36.71382.
g) Variabel earning per share (X7) memiliki nilai minimum
(terkecil)-42.54, nilai maksimum (terbesar) 243.73, dan mean (rata-rata)
22.1105. Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah
43.30126.
h) Variabel dividend per share (X8) memiliki nilai minimum (terkecil)
0.00, nilai maksimum (terbesar) 95.43, dan mean (rata-rata) 9.2285.
Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 16.42341.
i) Variabel harga saham (Y) memiliki nilai minimum (terkecil) 50, nilai
maksimum (terbesar) 2900, mean (rata-rata) 485.7222, Standar
Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 621.43404.
4.2.2. Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji data statistik dengan model Kolmogrov-Smirnov
dilakukan untuk mengetahui apakah data sudah terdistribusi
rentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal
berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dari:
1. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas < 0,05, maka
distribusi data adalah tidak normal.
2. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka
distribusi data adalah normal (Ghozali, 2005:115).
Hasil uji normalitas dengan menggunakan model uji
One-Sample Kolmorgrov-Smirnov (K-S), dimana apabila nilai signifikan
atau probabilitas <0.05, maka distribusi data adalah tidak normal.
Tabel 4.2
Kolmogrov-Smirnov (K-S) sebelum Transformasi Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 90
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 4.75369996E2
Most Extreme Differences Absolute .148
Positive .148
Negative -.107
Kolmogorov-Smirnov Z 1.409
Asymp. Sig. (2-tailed) .038
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.