• Tidak ada hasil yang ditemukan

REVITALISASI TAMAN REKREASI KELUARGA KEBON ROJO DALAM MEWUJUDKAN GREEN CITY DI KOTA BLITAR (Studi Pada Badan Lingkungan Hidup Kota Blitar)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "REVITALISASI TAMAN REKREASI KELUARGA KEBON ROJO DALAM MEWUJUDKAN GREEN CITY DI KOTA BLITAR (Studi Pada Badan Lingkungan Hidup Kota Blitar)"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

REVITALISASI TAMAN REKREASI KELUARGA KEBON

ROJO DALAM MEWUJUDKAN

GREEN CITY

DI KOTA BLITAR

(Studi Pada Badan Lingkungan Hidup Kota Blitar)

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memproleh gelar kesarjanaan Strata Satu (S1) Ilmu Pemerintahan

Oleh :

OCTAVIA DHETANINGRUM, Rr 201110050311012

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

Nama :Octavia Dhetaningrum, Rr

NIM :201110050311012

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul :Revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo Dalam Mewujudkan Green City di Kota Blitar (Studi Pada Badan Lingkungan Hidup Kota Blitar)

Disetujui Untuk Diuji Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Pemerintahan

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Telah Dipertahankan Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 06 Mei 2015 Jam : 10.00-11.00 WIB

Tempat : Kantor Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang

Dewan Penguji

1. Dr. Asep Nurjaman, M.Si :

2. Salahudin, S.IP, M.Si :

3. Yana S. Hijri, S.IP, M.IP :

4. Drs. Krishno Hadi, M.A :

Mengesahkan Dekan

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Dr. Asep Nurjaman, M.Si

(4)

SURAT PERNYATAAN

Nama :Octavia Dhetaningrum, Rr Tempat, Tanggal Lahir :Blitar, 27 Oktober 1992 NIM :201110050311012

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa Karya Ilmiah/ Skripsi saya yang berjudul:

Revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo Dalam Mewujudkan Green City di Kota Blitar (Studi Pada Badan Lingkungan Hidup Kota Blitar)

Adalah bukan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademik sebagaimana berlaku.

Malang, 6 Mei 2015

Yang Menyatakan,

(5)

BERITA ACARA BIMBINGAN

Nama :Octavia Dhetaningrum, Rr NIM :201110050311012

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul :Revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo Dalam Mweujudkan Green City di Kota Blitar (Studi Pada Badan Lingkungan Hidup Kota Blitar)

Pembimbing : 1. Yana S. Hijri, S.IP, M.IP 2. Drs. Krishno Hadi, MA Konsultasi Skripsi :

(6)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

hanya dengan ridho dan rahmad-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan penelitian

dengan judul Revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo Dalam

Mewujudkan Green City di Kota Blitar (Studi Pada Badan lingkungan Hidup Kota Blitar) dengan lancar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

mahasiswa-mahasiswi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik berikutnya dalam meneliti

fenomena-fenomena terkini, yang tentunya peneliti harapkan harus lebih baik dari

penelitian ini.

Dalam penyusunan penelitian ini tentunya tidak lepas dari segala

kekurangan dan kelemahan yang tidak dengan sengaja atau kesadaran. Oleh

karenanya dalam perbaikan dan penyempurnaan kedepan, alangkah baiknya saran

dan kritik yang membangun dari pihak-pihak yang tertarik terhadap hal ini sangat

berarti bagi peneliti.

Dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan teima kasih kepada

para pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti,

sehingga penelitian ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

1. Kedua orang tua saya, yang senantiasa memberikan yang terbaik dan

selalu memberikan motivasi, sehingga saya dapat menyelesaikan

perkuliahan sekaligus penulisan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik UMM dan Bapak Salahudin, S.IP, M.Si, sebagai penguji

yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun dalam

(7)

3. Bapak Yana S. Hijri, S.IP, M.IP dan Bapak Drs. Krishno Hadi, M.A,

selaku pembimbing yang telah sabar dan ikhlas memberikan bimbingan

serta masukan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Hevi Kurnia, Ma. Gov, selaku Ketua jurusan Ilmu Pemerintahan

UMM yang telah banyak memberikan motivasi, dan pelajaran berharga

yang dapat saya petik dari beliau untuk saya kedepannya.

5. Seluruh keluarga besar di Blitar dan Boyolali.

6. Orang-orang terdekatku, kakak kandungku Dias Sasmita beserta suami

Hendra Sasmita. My partner in crime, Bayu Kriswanto.

7. Sahabat terbaikku, Lia Arista Wati, Nicholas Samuel, Mas Yayan

(Bogank), Nike, Anggra, Ida dan semua teman-teman IPA, IPB.

Semoga Allah SWt membalas semua kebaikan seluruh pihak-pihak yang

telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti, sehingga penelitian ini

dapat terselesaikan dengan baik, Amin.

Akhirnya peneliti berharap agar penelitian ini dapat memberikan manfaat

bagi siapapun yang membacanya khususnya bagi mahasiswa Ilmu Pemerintahan

dan kalangan yang tertarik dengan kajian politi.

Malang, 6 Mei 2015

(8)

DAFTAR ISI

2.1 Pengertian Revitalisasi 18

2.2 Konsep Green City 21

2.3 Implementasi Kebijkaan 26 2.3.1 Pengertian Implementasi Kebijakan 26 2.3.2 Model Implementasi Kebijakan 28 2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan 33 2.4 Resistensi Masyarakat dalam Implementasi Kebijakan 36

BAB III DESKRIPSI WILAYAH 38

3.1 Profil Kota Blitar 38

3.1.1 Sejarah Pemerintahan Kota Blitar 38 3.1.2 Kondisi Fisik Kota Blitar 40 3.1.2.1 Batas Administrasi 40

3.1.2.2 Topografi 42

3.1.2.3 Jenis Tanah 43

(9)

3.1.2.5 Hidrologi 44

3.1.2.6 Guna Lahan 45

3.1.3 Kondisi Sosial dan Budaya Kota Blitar 45 3.1.3.1 Sebaran Penduduk 46 3.1.3.2 Mata Pencaharian Penduduk 47 3.1.3.3 Kondisi Pendidikan Penduduk 48 3.1.3.4 Kondisi Kesehatan Penduduk 48 3.1.4 Kondisi Ekonomi Wilayah Kota Blitar 49 3.2 Profil Badan Lingkungan Hidup Kota Blitar 50 3.3 Identifikasi RTH dan Atribut Hijau Kota Blitar 55 3.3.1 Identifikasi Jenis RTH 55 3.4 Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo 60

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 62

4.1 Program Pengembangan Kota Hijau 62 4.1.1 P2KH di Berbagai Negara 63 4.1.2 P2KH di Indonesia 65 4.1.3 P2KH Tingkat Propinsi / Kabupaten / Kota 66 4.1.4 P2KH di Kota Blitar 67 4.2 Revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo Kota Blitar

dalam Mewujudkan Green City di Kota Blitar 71 4.2.1 Latar Belakan Revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo 71 4.2.2 Perencanaan Revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo 74 4.2.3 Pelaksanaan Revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo 77 4.2.3.1 Rehabilitasi Aspek Fisik 80 4.2.3.2 Rehabilitasi Aspek Ekonomi 90 4.2.3.3 Revitalisasi Sosial / Institusional 100 4.3 Kendala yang ada dalam Revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pembagian Wilayah dan Luas Administrasi Kota Blitar 42 Tabel 3.2 Luas Guna Lahan Berdasarkan Pengunaannya 45 Tabel 3.3 Sebaran Penduduk Kota Blitar Tahun 2012 46 Tabel 3.4 Sebaran Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian 47 Tabel 3.5 Angka Kesakitan Penduduk Berdasarkan Penyakit 48 Tabel 3.6 PDRB Kota Blitar Berdasarkan Sektor Perekonomian 49 Tabel 3.7 Luasan Eksisting RTH Kota Blitar Tahun 2013 56 Tabel 4.1 Rekapitulasi Kegiatan Renovasi Taman Rekreasi Keluarga

Kebon Rojo Tahun 2012-2014 81 Tabel 4.2 Rekapitulasi Kegiatan Pengembangan Taman Rekreasi Keluarga

Kebon Rojo Tahun 2012-2014 83 Tabel 4.3 Anggaran Dana Program Green Open Space di Kota Blitar Tahun

2012-2014 84

Tabel 4.4 Alokasi Anggaran Rehabilitasi FisikTaman Rekreasi Keluarga

Kebon RojoTahun 2012-2014 86 Tabel 4.5 Rekapitulasi Anggaran dan Realisasi Rehabilitasi Aspek Fisik

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Kota Blitar 41 Gambar 3.2 Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup 53 Gambar 4.1 Alur Implementasi P2KH di Kota Blitar 69 Gambar 4.2 Kondisi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo Sebelum

Revitalisasi 72

Gambar 4.3 Kondisi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo Setelah

Revitalisasi 73

Gambar 4.4 Renovasi dan Penambahan Sarana Prasarana Taman Rekreasi

Keluarga Kebon Rojo 89

Gambar 4.5 Penataan Parkir Sebelah Timur Taman Rekreasi Keluarga

Kebon Rojo 94

Gambar 4.6 Parkir Liar Pengunjung Taman Rekreasi Keluarga

Kebon Rojo 95

Gambar 4.1.2 Alur Pertanggungjawaban Tata Kelola Taman Rekreasi

(12)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Pendapatan Sektor Formal Taman Rekreasi Keluarga Kebon

Rojo Tahun 2011-2014 92

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

De Roo, M. 2011. The Green City Guidelines : Techniques For A Healthy Liveable City. Vormerveer : Zwan Print Media.

Endarwati, MC. 2012. The Concept and Application of Green City in Indonesia.

Malang: ITN.

Estika, Wikan. 2012. Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar. Bappeda Kota Blitar.

Gunn Hogwood, Lewis A and Brian W. 1984. Policy Analysis For The Real World. New York : Oxford University Press.

Joga, Nirwono. 2011. RTH 30%! Resolusi (Kota) Hijau. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Joga, Nirwono. 2014. Greenesia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jones, Charles O. 1996. Pengantar Kebijakan Publik. Terjemahan dari An Introduction To The Study Of Public Policy. Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi Offset.

Kementerian Pekerjaan Umum. 2011. Panduan Pelaksanaan Program P2KH.

Kusuma, Widjaja dan Danisworo. 2006. Revitalisasi Kawasan Kota. Jurnal Info URDI Vo. 13.

Meilita, Puji. 2012. Implementasi Kebijakan Penanggulangan Kemiskinn Melalui Program Pemberdayaan Ekonomi Kelompok Usaha Bersama (KUBE).

Jakarta : UI Press.

P Hall, dan U. Pfeiffer. 2001. Urban Future 21, A Global Agenda For Twenty-First Century Cities. London: E&FN Spon.

Roseland, Mark. 1997. Eco City Dimensions. Gabriola Island : New Society Publisher.

(14)

Sunggono, Bambang.1994. Hukum dan Kebijaksanaan Publik. Jakarta: Sinar Grafika.

Wachter, S.M & EL. Birch . 2008. Growing Greener City : Urban Sustainability In The Twenty-First Century. Philadelphia :University of Penyslvania Press.

Wildsmith, Diane. 2009. Green City : Challenges Toward Sustainable Urban Development.

Winarno, Budi. 201. Kebijakan Publik. Yogyakarta: CAPS.

Lainnya :

Adishakti, Laretna T. 2006.Revitalisasi Bukan Sekedar “Beautification”Jurnal

InfoURDI Vol. 13, www.urdi.org diakses pada 15 Oktober 2014

Agus Setiawan, Arif. Perubahan Ruang Sosial Pada Empat Ruang Publik Utama Kota Blitar, etnohistori.org/perubahan-ruang-sosial-pada-empat-ruang-publik-utama-kota-blitar/arifagussetiawan.html, diakses pada 7 Desember 2014

Burhani, Ruslan. Dunia Sambut Konsep Kota Hijau, http://www.antaranews.com/berita/333166/dunia-sambut-konsep-kota-hijau-indonesia diakses pada 15 Oktober 2014

Ifan. Smart Green City Planning, Konsep Pembangunan Perkotaan Masa Depan, http://www1.pu.go.id/uploads/berita/ppw211010ifan.htm diakses pada 20 Oktober 2014

No Author. Green City, http://www.theprworld.com/insight/expert/431-green-city diakses pada 20 Oktober 2014

No Author. Konsep Green City harus Diterapkan Dalam Pemanfaatan Ruang,

http://werdhapura.penataanruang.net/component/content/article/12-umumic/178-green-city diakses pada 10 Oktober 2104

No Author. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 18/Prt/M/2010 Tentang Pedoman Revitalisasi Kawasan diunduh pada 15 Oktober 2014

No Author. Legislatif : Taman Kota Untuk Segera Direvitalisasi, http://blitarkota.go.id/index.php?p=artikel&id=6380, diakses pada 10 Oktober 2014

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Saat ini dunia sedang dihadapkan pada permasalahan degradasi kondisi

lingkungan. Pencemaran air, udara dan tanah tidak terelakkan lagi seiring perkembangan pembangunan di seluruh dunia terutama di perkotaan.

Perkembangan kota-kota di Indonesia meningkat secara pesat dalam 41 tahun

terakhir.Dalam durasi tersebut jumlah penduduk Indonesia yang bertempat tinggal

di kawasan urban meningkat dua kali lipat menjadi sebesar 52 persen. Jumlah

tersebut diperkirakan akan terus bertambah dengan semakin banyaknya urbanisasi

menjadi lebih dari 60 persen pada tahun 2030.1

Pertumbuhan kota yang semakin cepat berimplikasi terhadap timbulnya

berbagai permasalahan perkotaan seperti kemacetan, banjir, permukiman kumuh,

kesenjangan sosial, dan berkurangnya luas ruang terbuka hijau. Permasalahan

perkotaan semakin berat karena hadirnya fenomena perubahan iklim, sehingga

kota menjadi tidak nyaman untuk ditinggali. Konsep Green City dapat menjadi solusi yang efekti dalam penanganan permasalahan tersebut. Pembangunan Kota

Hijau (Green city) adalah suatu jargon yang sedang dicanangkan di seluruh dunia

1

Ruslan Burhani, Dunia Sambut Konsep Kota Hijau,

(16)

2 agar masing-masing kota memberi kontribusi terhadap penurunan emisi karbon

untuk penurunan pemanasan global.2

Konsep Green City atau kota hijau muncul pertama kali dalam pertemuan PBB yang dihadiri lebih dari 100 walikota dan gubernur di San Fransisco,

Amerika Serikat, pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada tahun 2005.

Pertemuan tersebut, diantaranya melahirkan kesepakatan bersama mewujudkan

pengembangan kota dengan konsep ‘kota hijau’.3

Kota Hijau merupakan kota yang ramah lingkungan, dalam hal

pengefektifan dan mengefisiensikan sumberdaya air dan energi, mengurangi

limbah, menerapkan sistem transportasi terpadu, menjamin adanya kesehatan

lingkungan, dan mampu mensinergikan lingkungan alami dan buatan, yang

berdasarkan perencanaan dan perancangan kota yang berpihak pada

prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan (lingkungan, sosial, dan ekonomi). Kota

Hijau memiliki 8 (delapan) atribut yaitu Green Planning and Desain, Green Community, Green Building, Green Energy, Green Water, Green Transportation, Green Waste, Green Openspace.Atribut tersebut kemudian menjadi variabel penting dan ditindak lanjuti dalam penyusunan Rencana Aksi Kota Hijau

(RAKH).4

Di Indonesia, Kementrian PU melalui Direktorat Jenderal Penataan Ruang

telah mencanangkan Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) pada tahun

2

No Author. Green City, http://www.theprworld.com/insight/expert/431-green-city diakses pada 20 Oktober 2014

3

M. Ferita TriNugrahini, Konsep Kota Hijau, http://karyaperencana.blogspot.com, diakses pada 15 Oktober 2014

4

No Author, Konsep Green City harus Diterapkan Dalam Pemanfaatan Ruang,

(17)

3 2011 yaitu program kota hijau yang berbasiskan masyarakat (empowerment),

yang dalam implementasinya dimuat dalam RTRW (Rencana Tata Ruang

Wilayah) Kabupaten dan Kota. P2KH ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas

sekaligus responsif terhadap perubahan iklim yang saat ini sedang menjadi isu

dunia tersebut.5

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) diluncurkan sebagai salah

satu bentuk inisiatif program pemerintah pusat agar Pemerintah Kota

bersama-sama dengan Pemerintah Provinsi dapat mempercepat pemenuhan ketetapan

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2001 Tentang Penataan Ruang yaitu

tersedianya ruang terbuka hijau sebesar 30% demi mengurangi dampak perubahan

iklim di Indonesia. Berdasarkan data komunitas hijau, Kota Blitar tercatat telah

mengembangkan Ruang terbuka Hijau terbesar, yaitu sebesar 17%, diikuti

Makassar dan Pare-pare dengan luas RTH 14%, Probolinggo (13,21%), Mataram

(12%), Batam dan Tanjung Pinang (8,3%), Malang (7,8%), serta Salatiga,

Semarang dan Surakarta (4,6%)6. Dengan demikian Kota Blitar masih harus

memenuhi komitmennya untuk menyediakan RTH sebesar 30% dengan konsep

Kota Hijau beserta 8 atributnya yang kemudian menjadi variabel dan ditindak

lanjuti dalam Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar.7

Pemerintah Kota Blitar berusaha untuk mewujudkan wilayah kota yang

aman dan nyaman untuk ditinggali, serta produktif dalam artian mampu

memberikan hasil yang optimal dengan meningkatkan produktifitas perkotaan

maupun kegiatan lain yang mampu memberikan nilai tambah bagi Kota Blitar.

5

Ifan, Smart Green City Planning, Konsep Pembangunan Perkotaan Masa Depan, http://www1.pu.go.id/uploads/berita/ppw211010ifan.htm diakses pada 20 Oktober 2014 6

Nirwono Joga, RTH 30%! Resolusi (Kota) Hijau, Gramedia Pustaka Utama, 2011. 7

(18)

4 Selanjutnya yang dimaksud berkelanjutan adalah agar Kota Blitar tidak hanya

memperhatikan generasi saat ini dalam tata ruang, namun juga bagaimana kota

dapat tetap nyaman bagi generasi di masa yang akan datang dengan

memperhatikan lingkungan. Keikutsertaan Kota Blitar dalam Program P2KH

bertujuan untuk berkomitmen dalam melaksanakan program pembangunan

berkelanjutan yang sejalan dengan Penataan Ruang Berkelanjutan sebagaimana

visi RTRW Kota Blitar Tahun 2011-2030.Selanjutnya mengsinkronisasi program

pengembangan Kota Hijau antara Pemerintah Kota Blitar dengan Pemerintah

Pusat maupun dengan Rencana Aksi Kota Hijau lainnya agar tujuan Kota Blitar

sebagai Kota Hijau dapat tercapai dan dipertahankan. Serta melanjutkan program

pembangunan di Bidang Penataan Ruang dan Pengelolaan Lingkuingan Hidup

yang sudah lama dilaksanakan untuk mewujudkan tata ruang kota dan lingkungan

hidup yang aman, nyaman dan sehat8.

Dalam pelaksanaan P2KH pemerintahan Kota Blitar sudah melakukan

pembenahan-pembenahan tata ruang kota diantaranya merevitalisasi atau

pembangunan kembali Taman Kota. Revitalisasi adalah upaya untuk

meningkatkan nilai lahan/kawasan melalui pembangunan kembali dalam suatu

kawasan yang dapat meningkatkan fungsi kawasan sebelumnya.9 Ada beberapa

taman kota yang kondisinya saat ini masih gersang dan sedang dilakukan

pembangunan kembali dalam memenuhi atribut Kota Hijau. Dalam hal ini penulis

mengambil fokus pada Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo. Badan Lingkungan

Hidup adalah sebagai leading sector-nya dalam mengkoordinasikan seluruh

8

Estika, Ibid, hlm. 4 9

(19)

5 pekerjaan fisik dengan sektor-sektor lainnya demi terselenggarannya program

revitalisasi taman tersebut.10

Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo dulunya bernama Kebun Ratu

Wilhemina yang notabene adalah peninggalan pemerintah kolonial Belanda.

Taman ini terletak di Jalan Diponegoro atau tepatnya di belakang rumah dinas

Walikota Blitar, dan berdekatan dengan rumah mendiang orangtua mantan

Presiden Dr. Ir. Soekarno di Jalan Sultan Agung. Taman ini, sselain sebagai

paru-paru kota blitar juga berfungsi untuk tempat berkumpul, belajar, berekreasi

berdebat, dan berlibur, serta tempat mencari udara segar bagi masyarakat.

Keberadaan ruang publik seperti taman, sering pula dipergunakan untuk

pertunjukan musik, panjat tebing, basarm dan lainnya. Disisi barat taman, terdapat

kebun binatang kecil sebagai cagar budaya lokal. Terdapat ratusan jenis pohon

dengan berbagai spesiesnya, serta ada beberapa ewan yang dipelihra dan

dilindungi di taman ini. Akan tetapi pada beberapa aun lalu masih kurang

perawatan sehingga dibiarkan begitu saja dan petugas hanya sekedar

membersihkan taman dan memberi makan binatang.11

Pembangunan dan renovasi terhadap taman ini dimulai sebelum tahun

2009 akan tetapi masih belum belum memberikan banyak perbedaan yang lebih

baik. Sebenarnya perbaikan taman ini sudah dimulai sejak pasca reformasi,

dilakukan pembangunan secara cepat ini terlihat dengan hadir dan berfungsinya

ruang publik. Pembangunan serta renovasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo

10

No, Author, Legislatif : Taman Kota Untuk Segera Direvitalisasi,

http://blitarkota.go.id/index.php?p=artikel&id=6380, diakses pada 10 Oktober 2014 11

Arif Agus Setiawan, Perubahan Ruang Sosial Pada Empat Ruang Publik Utama Kota Blitar,

(20)

6 sebagai ruang publik diharapkan dapat memberikan perbedaan dari sebelumnya,

meskipun membawa dampak sosial kepada masyarakat.12

Perbaikan taman terus dilakukan, pada tahun 2010 dilakukan

pembangunan secara cepat pada Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo yang

menjadikan taman ini bukan sekedar sebuah taman hiburan dan rekreasi keluarga

akan tetapi juga merupakan hutan kota dan disediakan untuk masyarakat umum /

wisatawan secara gratis. Di taman terdapat beberapa jenis hewan yang sengaja

dipelihara di satu daerah tertentu seperti rusa, monyet dan burung merak. Tempat

ini juga merupakan taman bermain anak-anak sebagai salah satu fasilitas,

disediakan pula tempat bersantai, dan patung hewan. Perbaikan taman ini memang

sudah berjalan beberapa tahun belakangan, akan tetapi ada beberapa faktor yang

sering kali menghambat pembangunannya, serta belum memenuhi 8 atribut Kota

Hijau. Pentingnya dilakukan revitalisasi pada Taman Rekreasi Keluarga Kebon

Rojo ini adalah sebagai upaya meningkatkan fasilitas public kota dengan

menyediakan ruang terbuka public secara gratis dan tentunya revitalisasi ini

mengacu pada konsep Green City sehingga dapat terwujudnya Blitar Kota Hijau. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini untuk

mengetahui sejauh mana program revitalisasi Taman Keluarga Kebon Rojo dan

apa saja faktor pendukung dan penghambat dilakukannya revitalisasi tersebut.

Selain itu untuk mengukur pelaksanaan program revitalisasi tersebut berdasarkan

indikator-indikator yang sudah ditetapkan, serta agar penulis dapat memberikan

rekomendasi demi terwujudnya konsep Green City di Kota Blitar. Oleh sebab itu,

12

(21)

7 penulis pengambil judul “Revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo

Dalam Mewujudkan Green City di Kota Blitar (Studi Pada Badan

Lingkungan Hidup Kota Blitar)”

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo dalam

mewujudkan Green City di Kota Blitar?

2. Apakah kendala revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo dalam

mewujudkan Green City di Kota Blitar?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo

dalam mewujudkan Green City di Kota Blitar.

2. Untuk mengetahui kendala revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon

Rojo dalam mewujudkan Green City di Kota Blitar.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Akademis

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah

referensi ilmiah untuk kepentingan ilmu pengetahuan, khususnya tentang

revitalisasi kawasan, RAKH dan P2KH, serta pengembangan konsep

Green City disuatu daerah. 2. Manfaat Praktis

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi

peneliti sendiri tentang revitalisasi kawasan, RAKH dan P2KH, serta

(22)

8

1.5KERANGKA PEMIKIRAN

Revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo mencakup beberapa

kegiatan, yaitu dari kegiatan rehabilitasi aspek fisik, ekonomi dan revitalisasi

sosial maupun institusional. Kegiatan rehabilitasi aspek fisik difokuskan pada

pelaksanaan renovasi infrastruktur taman dan pengembangan fasilitas taman.

Kemudian yang berikutnya adalah rehabilitasi aspek ekonomi. Kegiatan tersebut

difokuskan pada pengembangan ekonomi formal dan informal. Selanjutnya adalah

melakukan revitalisasi sosial maupun institusional. Kegiatan ini dibagi menjadi

empat kegiatan yaitu, tata kelola taman, pengelolaan anggaran, kegiatan

membangun kemitraan dengan organisasi non sipil serta melakukan sosialisasi

tentang taman. Kegiatan kegiatan tersebut dilakukan untuk mengembalikan nilai

(23)

9

1.6DEFINISI KONSEPTUAL

1. Revitalisasi

Berdasarkan latar belakang yang akan diteliti maka penulis akan

menggunakan beberapa teori sebagai teori pendukung.Teori yang tepat diigunakan

dalam penelitian ini adalah teori tentang Revitalisasi. Danisworo mengatakan

bahwa proses revitalisasi sebuah kawasan mencakup perbaikan aspek fisik, aspek

ekonomi dan aspek sosial.13 Sebuah kegiatan yang sangat kompleks, revitalisasi

terjadi melalui beberapa tahapan dan membutuhkan kurun waktu tertentu serta

meliputi beberapa hal. Revitalisasi Kebon Rojo mencakup mencakup 3 aspek

yaitu fisik, ekonomi, dan sosial institusional.

Rehabilitasi aspek fisik dilaksanakan untuk rehabilitasi maupun

meningkatkan kualitas komponen-komponen fisik Kebon Rojo yang mencakup

bangunan, sistem penghubung, ruang advertising/reklame, serta ruang terbuka

hijau, serta fasilitas publik. Rehabilitasi aspek ekonomi diawali dengan proses

peremajaan artefak urban sehingga memiliki daya dukung yang memadai guna

proses rehabilitasi aspek ekonomi secara keseluruhan. Dalam konteks revitalisasi

perlu dikembangkan fungsi campuran yang bisa mendorong terjadinya aktivitas

ekonomi dan sosial (vitalitas baru). Terakhir adalah revitalisasi

sosial/institusional, kegiatan perancangan dan pembangunan kota untuk

menciptakan lingkungan sosial yang berjati diri (place making) dan hal ini pun selanjutnya perlu didukung oleh suatu pengembangan institusi yang baik.

13

(24)

10 2. Konsep Green City

Beberapa tahun terakhir, permasalahan perkotaan semakin berat karena

hadirnya fenomena perubahan iklim, yang menuntut kita semua untuk

memikirkan secara lebih seksama.dan mengembangkan gagasan cerdas yang

dituangkan ke dalam kebijakan dan program yang lebih komprehensif sekaligus

realistis sebagai solusi perubahan iklim. Oleh karenanya, Kementerian Pekerjaan

Umum, melalui Ditjen Penataan Ruang, mendorong terwujudnya kota hijau

sebagai metafora dari kota berkelanjutan, yang berlandaskan penerapan

prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, sekaligus yang mampu menjawab kebutuhan

dan permasalahan kota/perkotaan aktual, sekaligus merespon tantangan perubahan

iklim.

Green city (kota hijau) juga dapat disebut sustainable city (kota yang berkelanjutan) atau eco-city (kota berbasis ekologi), yaitu kota yang dalam melaksanakan pembangunan didesain dengan mempertimbangkan lingkungan

sehingga fungsi dan manfaatnya dapat berkelanjutan. Green city dapat terwujud jika masyarakat yang tinggal di dalamnya melakukan penghematan (minimisasi)

pemanfaatan energi dan air. Selain itu juga melakukan minimisasi buangan

penyebab panas, serta melakukan pencegahan pencemaran air dan udara. Selain

elemen-elemen tersebut Wildsmith juga menambahkan elemen sosial dan budaya.

Sehingga green city merupakan kota yang melakukan pembangunan berkelanjutan secara ekonomi, sosial, dan ekologi sehingga tercipta keseimbangan diantara

manusia dan alam.14

14

(25)

11 Definisi lain dari green city adalah eco-city, yaitu kota yang berbasis ekologi dengan beberapa upaya yang dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Merevisi penataan penggunaan lahan agar menjadi lebih memperhatikan

kebutuhan akan ruang terbuka hijau dan kenyamanan di pusat-pusat

permukiman dan area dekat transportasi.

b. Perlu memperhatikan kebutuhan transportasi ramah lingkungan.

c. Merehabilitasi lingkungan perkotaan yang rusak (sungai, pantai, lahan

basah)

d. Mendukung kegiatan penghijauan, pertanian masyarakat lokal.

e. Sosialisasi daur ulang limbah, teknologi inovatif tepat guna.

f. Menciptakan keadilan sosial dengan memberikan kesempatan pada wanita

dan orang cacat untuk berperan serta menikmati pembangunan.

g. Mendorong pertumbuhan ekonomi yang berbasis ekologi yaitu dengan

menurunkan limbah dan polusi, serta menggunakan bahan baku yang tidak

berbahaya bagi lingkungan.

h. Mensosialisasikan penghematan pemanfaatan sumberdaya alam.

i. Meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan melalui kegiatan pendidikan

lingkungan.15

Kota Hijau merupakan kota yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan

secara efektif dan efisien sumber daya air dan energi, mengurangi limbah dan

sampah, menerapkan sistem transportasi terpadu, menjamin kesehatan

lingkungan, menyinergikan lingkungan alami dan buatan, mengembangkan

15

(26)

12 bangunan hijau, berdasarkan perencanaan dan perancangan kota berwawasan

lingkungan, serta didukung oleh masyarakat. 16

Pemerintah melalui Kementerian PU menetapkan kriteria delapan atribut

kota hijau. Cakupannya dimulai dari perencanaan dan perancangan kota ramah

lingkungan (green planning and design), penyediaan ruang terbuka hijau (green open space), dan konsumsi energi yang efisien (green energy).

Selain tiga unsur itu, ada lima atribut penting lagi, yakni terkait

pengelolaan air (green water), pengelolaan limbah dengan prinsip 3R-reduce-replace-recycle (green waste), bangunan hemat energi (green building), penerapan sistem transportasi berkelanjutan (green transportation), dan peningkatan peran masyarakat sebagai komunitas hijau (green community).

1.7 DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional merupakan penetapan hasil dari indikator-indikator

yang akan dipelajari dan dianalisis sesuai dengan teori yang penulis gunakan,

sehingga nantinya dapat diperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian tentang

revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo. Berikut beberapa aspek

pelaksanaan revitalisasi pada Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo :

1. Rehabilitasi Aspek Fisik

Rehabilitasi aspek fisik mencakup dua kegiatan utama yaitu renovasi dan

pengembangan. Renovasi dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas

komponen-komponen fisik yang sudah ada tetapi berada dalam kondisi yang menurun.

Sasaran rehabilitasi mencakup ruang terbuka hijau, sarana bermain anak, area

fauna, penerangan jalan, MCK, serta jogging track.

16

(27)

13 Sementara itu pengembangan dilakukan untuk meningkatkan kuantitas

sarana-sarana fisik yang sama maupun penambahan sarana fisik baru sehingga

memadai untuk menunjang fungsi taman Kebon Rojo sebagai sarana rekreasi

keluarga yang mampu menarik lebih banyak pengunjung. Revitalisasi aspek fisik

tetap dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam atribut Green City, khususnya

Green Open Space.

2. Rehabilitasi Aspek Ekonomi

Rehabilitasi aspek ekonomi dilaksakanan untuk meningkatkan dan

mengembangkan dua sektor ekonomi inti yang terdapat dalam lingkungan Kebon

Rojo yaitu sektor ekonomi formal dan informal. Rehabilitasi sektor ekonomi

formal dilaksanakan pada perbaikan dan pengembangan sarana parkir yang dapat

dijadikan salah satu sumber pendapatan yang dapat memberikan sumbangan bagi

pemerintah.

Selanjutnya adalah sektor ekonomi informal. Meski tidak secara langsung

memberikan dampak ekonomis bagi pemerintah, sektor informal memberikan

kontribusi yang signifikan melalui pendapatan masyarakat yang pada gilirannya

memberikan peningkatan ekonomi masyarakat. Akan tetapi di sisi lain jika tidak

ditata dengan baik, keberadaan sektor ekonomi informal justru akan mengurangi

nilai tambah Kebon Rojo. Oleh karena itu revitalisasi dan pengembangan

difokuskan pada pengelolaan tempat berdagang bagi para pelaku ekonomi

(28)

14 3. Revitalisasi sosial/institusional

a. Tata Kelola Taman, pengelolaan Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo

yang dilakukan oleh instansi terkait agar dapat menwujudkan taman

dengan konsep Green City.

b. Pengelolaan Anggaran, sumber dana yang dianggarkan pada pelaksanaan

revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo.

c. Membangun Kemitraan ONS, kerjasama pemerintah dengan sebuah

organisasi non pemerintah dalam pengembangan Taman Rekreasi

Keluarga Kebon Rojo.

d. Sosialisasi taman, pihak-pihak yang ikut serta dalam mensosialisasikan

fungsi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo sehingga dapat menarik

pengunjung yang memanfaatkan taman tersebut secara baik dan benar.

Dari ketiga aspek pokok diatas maka akan menjadi indikator dalam

penelitian ini. Untuk itu akan dibahas lebih lengkap pada bagian pembahasan dan

analisis tentang revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo.

1.8METODE PENELITIAN

a. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dimana

peneliti menekankan pada manusia serta melihat secara langsung keadaan yang

ada tanpa mengubah peristiwa yang terjadi di lapangan, dan setelah itu peneliti

membuat catatan penelitian lapangan dan mendeskripsikan keadaan yang ada di

lapangan.

Fokus penelitian ini adalah Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo beserta

(29)

15 bentuk, fungsi, makna ungkapan larangan, upaya, dan lainnya agar dapat

menghasilkan data deskripsif berupa data tertulis maupun lisan dari narasumber.

Dengan kata lain, penelitian ini disebut penelitian kualitatif karena merupakan

penelitian yang tidak mengadakan perhitungan.

b. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Badan Lingkungan Hidup Kota Blitar, Jl. A.

Yani 20 Kota Blitar dan Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo.

c. Sumber Data

Adapun jenis sumber data dalam penelitian yang dilaksanakan pada BLH

Kota Blitar:

1. Data primer adalah data asli yang memuat informasi atau data yang

langsung diperoleh dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide) dari sumber data atau informan.

2. Data sekunder adalah data pendukung yang diperoleh tidak secara

langsung dari informan, bisa melalui dokumen, laporan-laporan dan

sumber lainnya yang mempunyai relevansi dengan obyek penelitian.

e. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan di gunakan

adalah :

1. Observasi

Observasi adalah penelitian dengan peneliti terjun langsung ke lapangan

untuk mendapatkan data yang diinginkan.Peneliti datang langsung ke BLH

(30)

16 2. Wawancara

Wawancara dimaksudkan untuk mengumpulkan data dengan berdialog

dengan informan.Peneliti melakukan wawancara sehingga terjadi

hubungan yang akrab antara peneliti dengan yang diwawancarai. Dengan

demikian peneliti dapat mengembangkan pertanyaan agar dapat

memperoleh informasi yang rinci, jujur dan mendalam. Dalam penelitian

ini, peneliti akan melakukan wawancara dengan pihak BLH Kota Blitar

serta informan lainnya.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah setiap bahan baik yang berbentuk tertulis maupun

film atau gambar yang penulis dapatkan selama penelitian.

f. Teknik Analisa Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif

melalui proses editing dan proses interpretasi. Dari data yang diperoleh di Badan

Lingkungan Hidup serta dari informan lainnya akan mengungkapkan sebagaimana

adanya dalam bentuk kalimat. Analisis difokuskan pada proses revitalisasi Taman

Rekreasi Keluarga Kebon Rojo oleh pemerintah Kota Blitar. Berkaitan dengan hal

tersebut, penelitian ini mengambil lokasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo

serta pada Badan Lingkungan Hidup Kota Blitar.

Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data

kualitatif dilakukn secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai

tuntas. Aktivitas dalam menganalisis data yaitu data reduction, data display, dan

conclusion drawing / verification.17

17

(31)

17 1. Reduksi Data (Data Reduction).

Mereduksi data berarti merankum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, sesuai dengan permasalahan yang

diteliti yakni Revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo oleh BLH Kota

Blitar. Dari hasil tersebut akan didapat hasil penelitian yang valid.

2. Menyajikan Data (Data Display).

Dalam hal ini peneliti akan menyajikan data tentang profil atau gambaran

umum Kota Blitar, Taman Rekreasi Keluarga Kota Blitar, serta hasil identifikasi

RTH di Kota Blitar dan dokumen-dokumen pendukung lainnya.

3. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi (Conclusion Drawing/ Verification). Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif menurut Milles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak dikemukakan

bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Tetapi bila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh

bukti-bukti yang valid dan konsisten daat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan

Gambar

Gambar 3.1 Peta Kota Blitar

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak etanol, fraksi-fraksi dari kulit dan biji rambutan serta korelasinya dengan senyawa fenolik dan

Pada usia ini otot dan saraf di dalam mulut bayi cukup berkembang dan mengunyah, menggigit, menelan makanan dengan baik, mulai tumbuh gigi, suka memasukkan sesuatu ke dalam

Pada titik tinjau di tengah bentang, lendutan akan semakin berkurang diikuti dengan tegangan serat atas beton yang semakin bertambah dan tegangan serat bawah

yang dapat disimpulkan dari pernyataan-pernyataan di atas berkaitan dengan relevansi antara Kitab ta’lim Muta’allim dengan teori belajar Gestalt, adalah antara

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Pelalawan 111 disebutkan Kinerja Instansi Pemerintah adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran

Dalam mengembangkan suatu kegiatan wisata perlu adanya hak pengelolaan kawasan wisata, baik dari pemerintah daerah, masyarakat setempat serta pengelola kawasan wisata di desa

Pasal 66 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika menentukan bahwa, Pejabat Polisi Negara RI yang diberi tugas melakukan penyelidikan dan penyidikan

Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa adalah menulis sebab keterampilan menulis menunjang keterampilan lainnya (Mulyati, 2008:10). Mengingat