REVITALISASI TAMAN REKREASI KELUARGA KEBON
ROJO DALAM MEWUJUDKAN
GREEN CITY
DI KOTA BLITAR
(Studi Pada Badan Lingkungan Hidup Kota Blitar)
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memproleh gelar kesarjanaan Strata Satu (S1) Ilmu Pemerintahan
Oleh :
OCTAVIA DHETANINGRUM, Rr 201110050311012
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI
Nama :Octavia Dhetaningrum, Rr
NIM :201110050311012
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Judul :Revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo Dalam Mewujudkan Green City di Kota Blitar (Studi Pada Badan Lingkungan Hidup Kota Blitar)
Disetujui Untuk Diuji Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Pemerintahan
LEMBAR PENGESAHAN
Telah Dipertahankan Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 06 Mei 2015 Jam : 10.00-11.00 WIB
Tempat : Kantor Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang
Dewan Penguji
1. Dr. Asep Nurjaman, M.Si :
2. Salahudin, S.IP, M.Si :
3. Yana S. Hijri, S.IP, M.IP :
4. Drs. Krishno Hadi, M.A :
Mengesahkan Dekan
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
Dr. Asep Nurjaman, M.Si
SURAT PERNYATAAN
Nama :Octavia Dhetaningrum, Rr Tempat, Tanggal Lahir :Blitar, 27 Oktober 1992 NIM :201110050311012
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Menyatakan bahwa Karya Ilmiah/ Skripsi saya yang berjudul:
Revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo Dalam Mewujudkan Green City di Kota Blitar (Studi Pada Badan Lingkungan Hidup Kota Blitar)
Adalah bukan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademik sebagaimana berlaku.
Malang, 6 Mei 2015
Yang Menyatakan,
BERITA ACARA BIMBINGAN
Nama :Octavia Dhetaningrum, Rr NIM :201110050311012
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Judul :Revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo Dalam Mweujudkan Green City di Kota Blitar (Studi Pada Badan Lingkungan Hidup Kota Blitar)
Pembimbing : 1. Yana S. Hijri, S.IP, M.IP 2. Drs. Krishno Hadi, MA Konsultasi Skripsi :
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
hanya dengan ridho dan rahmad-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan penelitian
dengan judul Revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo Dalam
Mewujudkan Green City di Kota Blitar (Studi Pada Badan lingkungan Hidup Kota Blitar) dengan lancar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
mahasiswa-mahasiswi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik berikutnya dalam meneliti
fenomena-fenomena terkini, yang tentunya peneliti harapkan harus lebih baik dari
penelitian ini.
Dalam penyusunan penelitian ini tentunya tidak lepas dari segala
kekurangan dan kelemahan yang tidak dengan sengaja atau kesadaran. Oleh
karenanya dalam perbaikan dan penyempurnaan kedepan, alangkah baiknya saran
dan kritik yang membangun dari pihak-pihak yang tertarik terhadap hal ini sangat
berarti bagi peneliti.
Dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan teima kasih kepada
para pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti,
sehingga penelitian ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
1. Kedua orang tua saya, yang senantiasa memberikan yang terbaik dan
selalu memberikan motivasi, sehingga saya dapat menyelesaikan
perkuliahan sekaligus penulisan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik UMM dan Bapak Salahudin, S.IP, M.Si, sebagai penguji
yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun dalam
3. Bapak Yana S. Hijri, S.IP, M.IP dan Bapak Drs. Krishno Hadi, M.A,
selaku pembimbing yang telah sabar dan ikhlas memberikan bimbingan
serta masukan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Hevi Kurnia, Ma. Gov, selaku Ketua jurusan Ilmu Pemerintahan
UMM yang telah banyak memberikan motivasi, dan pelajaran berharga
yang dapat saya petik dari beliau untuk saya kedepannya.
5. Seluruh keluarga besar di Blitar dan Boyolali.
6. Orang-orang terdekatku, kakak kandungku Dias Sasmita beserta suami
Hendra Sasmita. My partner in crime, Bayu Kriswanto.
7. Sahabat terbaikku, Lia Arista Wati, Nicholas Samuel, Mas Yayan
(Bogank), Nike, Anggra, Ida dan semua teman-teman IPA, IPB.
Semoga Allah SWt membalas semua kebaikan seluruh pihak-pihak yang
telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti, sehingga penelitian ini
dapat terselesaikan dengan baik, Amin.
Akhirnya peneliti berharap agar penelitian ini dapat memberikan manfaat
bagi siapapun yang membacanya khususnya bagi mahasiswa Ilmu Pemerintahan
dan kalangan yang tertarik dengan kajian politi.
Malang, 6 Mei 2015
DAFTAR ISI
2.1 Pengertian Revitalisasi 18
2.2 Konsep Green City 21
2.3 Implementasi Kebijkaan 26 2.3.1 Pengertian Implementasi Kebijakan 26 2.3.2 Model Implementasi Kebijakan 28 2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan 33 2.4 Resistensi Masyarakat dalam Implementasi Kebijakan 36
BAB III DESKRIPSI WILAYAH 38
3.1 Profil Kota Blitar 38
3.1.1 Sejarah Pemerintahan Kota Blitar 38 3.1.2 Kondisi Fisik Kota Blitar 40 3.1.2.1 Batas Administrasi 40
3.1.2.2 Topografi 42
3.1.2.3 Jenis Tanah 43
3.1.2.5 Hidrologi 44
3.1.2.6 Guna Lahan 45
3.1.3 Kondisi Sosial dan Budaya Kota Blitar 45 3.1.3.1 Sebaran Penduduk 46 3.1.3.2 Mata Pencaharian Penduduk 47 3.1.3.3 Kondisi Pendidikan Penduduk 48 3.1.3.4 Kondisi Kesehatan Penduduk 48 3.1.4 Kondisi Ekonomi Wilayah Kota Blitar 49 3.2 Profil Badan Lingkungan Hidup Kota Blitar 50 3.3 Identifikasi RTH dan Atribut Hijau Kota Blitar 55 3.3.1 Identifikasi Jenis RTH 55 3.4 Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo 60
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 62
4.1 Program Pengembangan Kota Hijau 62 4.1.1 P2KH di Berbagai Negara 63 4.1.2 P2KH di Indonesia 65 4.1.3 P2KH Tingkat Propinsi / Kabupaten / Kota 66 4.1.4 P2KH di Kota Blitar 67 4.2 Revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo Kota Blitar
dalam Mewujudkan Green City di Kota Blitar 71 4.2.1 Latar Belakan Revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo 71 4.2.2 Perencanaan Revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo 74 4.2.3 Pelaksanaan Revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo 77 4.2.3.1 Rehabilitasi Aspek Fisik 80 4.2.3.2 Rehabilitasi Aspek Ekonomi 90 4.2.3.3 Revitalisasi Sosial / Institusional 100 4.3 Kendala yang ada dalam Revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pembagian Wilayah dan Luas Administrasi Kota Blitar 42 Tabel 3.2 Luas Guna Lahan Berdasarkan Pengunaannya 45 Tabel 3.3 Sebaran Penduduk Kota Blitar Tahun 2012 46 Tabel 3.4 Sebaran Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian 47 Tabel 3.5 Angka Kesakitan Penduduk Berdasarkan Penyakit 48 Tabel 3.6 PDRB Kota Blitar Berdasarkan Sektor Perekonomian 49 Tabel 3.7 Luasan Eksisting RTH Kota Blitar Tahun 2013 56 Tabel 4.1 Rekapitulasi Kegiatan Renovasi Taman Rekreasi Keluarga
Kebon Rojo Tahun 2012-2014 81 Tabel 4.2 Rekapitulasi Kegiatan Pengembangan Taman Rekreasi Keluarga
Kebon Rojo Tahun 2012-2014 83 Tabel 4.3 Anggaran Dana Program Green Open Space di Kota Blitar Tahun
2012-2014 84
Tabel 4.4 Alokasi Anggaran Rehabilitasi FisikTaman Rekreasi Keluarga
Kebon RojoTahun 2012-2014 86 Tabel 4.5 Rekapitulasi Anggaran dan Realisasi Rehabilitasi Aspek Fisik
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Peta Kota Blitar 41 Gambar 3.2 Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup 53 Gambar 4.1 Alur Implementasi P2KH di Kota Blitar 69 Gambar 4.2 Kondisi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo Sebelum
Revitalisasi 72
Gambar 4.3 Kondisi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo Setelah
Revitalisasi 73
Gambar 4.4 Renovasi dan Penambahan Sarana Prasarana Taman Rekreasi
Keluarga Kebon Rojo 89
Gambar 4.5 Penataan Parkir Sebelah Timur Taman Rekreasi Keluarga
Kebon Rojo 94
Gambar 4.6 Parkir Liar Pengunjung Taman Rekreasi Keluarga
Kebon Rojo 95
Gambar 4.1.2 Alur Pertanggungjawaban Tata Kelola Taman Rekreasi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Pendapatan Sektor Formal Taman Rekreasi Keluarga Kebon
Rojo Tahun 2011-2014 92
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
De Roo, M. 2011. The Green City Guidelines : Techniques For A Healthy Liveable City. Vormerveer : Zwan Print Media.
Endarwati, MC. 2012. The Concept and Application of Green City in Indonesia.
Malang: ITN.
Estika, Wikan. 2012. Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar. Bappeda Kota Blitar.
Gunn Hogwood, Lewis A and Brian W. 1984. Policy Analysis For The Real World. New York : Oxford University Press.
Joga, Nirwono. 2011. RTH 30%! Resolusi (Kota) Hijau. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Joga, Nirwono. 2014. Greenesia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jones, Charles O. 1996. Pengantar Kebijakan Publik. Terjemahan dari An Introduction To The Study Of Public Policy. Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi Offset.
Kementerian Pekerjaan Umum. 2011. Panduan Pelaksanaan Program P2KH.
Kusuma, Widjaja dan Danisworo. 2006. Revitalisasi Kawasan Kota. Jurnal Info URDI Vo. 13.
Meilita, Puji. 2012. Implementasi Kebijakan Penanggulangan Kemiskinn Melalui Program Pemberdayaan Ekonomi Kelompok Usaha Bersama (KUBE).
Jakarta : UI Press.
P Hall, dan U. Pfeiffer. 2001. Urban Future 21, A Global Agenda For Twenty-First Century Cities. London: E&FN Spon.
Roseland, Mark. 1997. Eco City Dimensions. Gabriola Island : New Society Publisher.
Sunggono, Bambang.1994. Hukum dan Kebijaksanaan Publik. Jakarta: Sinar Grafika.
Wachter, S.M & EL. Birch . 2008. Growing Greener City : Urban Sustainability In The Twenty-First Century. Philadelphia :University of Penyslvania Press.
Wildsmith, Diane. 2009. Green City : Challenges Toward Sustainable Urban Development.
Winarno, Budi. 201. Kebijakan Publik. Yogyakarta: CAPS.
Lainnya :
Adishakti, Laretna T. 2006.Revitalisasi Bukan Sekedar “Beautification”Jurnal
InfoURDI Vol. 13, www.urdi.org diakses pada 15 Oktober 2014
Agus Setiawan, Arif. Perubahan Ruang Sosial Pada Empat Ruang Publik Utama Kota Blitar, etnohistori.org/perubahan-ruang-sosial-pada-empat-ruang-publik-utama-kota-blitar/arifagussetiawan.html, diakses pada 7 Desember 2014
Burhani, Ruslan. Dunia Sambut Konsep Kota Hijau, http://www.antaranews.com/berita/333166/dunia-sambut-konsep-kota-hijau-indonesia diakses pada 15 Oktober 2014
Ifan. Smart Green City Planning, Konsep Pembangunan Perkotaan Masa Depan, http://www1.pu.go.id/uploads/berita/ppw211010ifan.htm diakses pada 20 Oktober 2014
No Author. Green City, http://www.theprworld.com/insight/expert/431-green-city diakses pada 20 Oktober 2014
No Author. Konsep Green City harus Diterapkan Dalam Pemanfaatan Ruang,
http://werdhapura.penataanruang.net/component/content/article/12-umumic/178-green-city diakses pada 10 Oktober 2104
No Author. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 18/Prt/M/2010 Tentang Pedoman Revitalisasi Kawasan diunduh pada 15 Oktober 2014
No Author. Legislatif : Taman Kota Untuk Segera Direvitalisasi, http://blitarkota.go.id/index.php?p=artikel&id=6380, diakses pada 10 Oktober 2014
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Saat ini dunia sedang dihadapkan pada permasalahan degradasi kondisi
lingkungan. Pencemaran air, udara dan tanah tidak terelakkan lagi seiring perkembangan pembangunan di seluruh dunia terutama di perkotaan.
Perkembangan kota-kota di Indonesia meningkat secara pesat dalam 41 tahun
terakhir.Dalam durasi tersebut jumlah penduduk Indonesia yang bertempat tinggal
di kawasan urban meningkat dua kali lipat menjadi sebesar 52 persen. Jumlah
tersebut diperkirakan akan terus bertambah dengan semakin banyaknya urbanisasi
menjadi lebih dari 60 persen pada tahun 2030.1
Pertumbuhan kota yang semakin cepat berimplikasi terhadap timbulnya
berbagai permasalahan perkotaan seperti kemacetan, banjir, permukiman kumuh,
kesenjangan sosial, dan berkurangnya luas ruang terbuka hijau. Permasalahan
perkotaan semakin berat karena hadirnya fenomena perubahan iklim, sehingga
kota menjadi tidak nyaman untuk ditinggali. Konsep Green City dapat menjadi solusi yang efekti dalam penanganan permasalahan tersebut. Pembangunan Kota
Hijau (Green city) adalah suatu jargon yang sedang dicanangkan di seluruh dunia
1
Ruslan Burhani, Dunia Sambut Konsep Kota Hijau,
2 agar masing-masing kota memberi kontribusi terhadap penurunan emisi karbon
untuk penurunan pemanasan global.2
Konsep Green City atau kota hijau muncul pertama kali dalam pertemuan PBB yang dihadiri lebih dari 100 walikota dan gubernur di San Fransisco,
Amerika Serikat, pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada tahun 2005.
Pertemuan tersebut, diantaranya melahirkan kesepakatan bersama mewujudkan
pengembangan kota dengan konsep ‘kota hijau’.3
Kota Hijau merupakan kota yang ramah lingkungan, dalam hal
pengefektifan dan mengefisiensikan sumberdaya air dan energi, mengurangi
limbah, menerapkan sistem transportasi terpadu, menjamin adanya kesehatan
lingkungan, dan mampu mensinergikan lingkungan alami dan buatan, yang
berdasarkan perencanaan dan perancangan kota yang berpihak pada
prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan (lingkungan, sosial, dan ekonomi). Kota
Hijau memiliki 8 (delapan) atribut yaitu Green Planning and Desain, Green Community, Green Building, Green Energy, Green Water, Green Transportation, Green Waste, Green Openspace.Atribut tersebut kemudian menjadi variabel penting dan ditindak lanjuti dalam penyusunan Rencana Aksi Kota Hijau
(RAKH).4
Di Indonesia, Kementrian PU melalui Direktorat Jenderal Penataan Ruang
telah mencanangkan Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) pada tahun
2
No Author. Green City, http://www.theprworld.com/insight/expert/431-green-city diakses pada 20 Oktober 2014
3
M. Ferita TriNugrahini, Konsep Kota Hijau, http://karyaperencana.blogspot.com, diakses pada 15 Oktober 2014
4
No Author, Konsep Green City harus Diterapkan Dalam Pemanfaatan Ruang,
3 2011 yaitu program kota hijau yang berbasiskan masyarakat (empowerment),
yang dalam implementasinya dimuat dalam RTRW (Rencana Tata Ruang
Wilayah) Kabupaten dan Kota. P2KH ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas
sekaligus responsif terhadap perubahan iklim yang saat ini sedang menjadi isu
dunia tersebut.5
Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) diluncurkan sebagai salah
satu bentuk inisiatif program pemerintah pusat agar Pemerintah Kota
bersama-sama dengan Pemerintah Provinsi dapat mempercepat pemenuhan ketetapan
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2001 Tentang Penataan Ruang yaitu
tersedianya ruang terbuka hijau sebesar 30% demi mengurangi dampak perubahan
iklim di Indonesia. Berdasarkan data komunitas hijau, Kota Blitar tercatat telah
mengembangkan Ruang terbuka Hijau terbesar, yaitu sebesar 17%, diikuti
Makassar dan Pare-pare dengan luas RTH 14%, Probolinggo (13,21%), Mataram
(12%), Batam dan Tanjung Pinang (8,3%), Malang (7,8%), serta Salatiga,
Semarang dan Surakarta (4,6%)6. Dengan demikian Kota Blitar masih harus
memenuhi komitmennya untuk menyediakan RTH sebesar 30% dengan konsep
Kota Hijau beserta 8 atributnya yang kemudian menjadi variabel dan ditindak
lanjuti dalam Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar.7
Pemerintah Kota Blitar berusaha untuk mewujudkan wilayah kota yang
aman dan nyaman untuk ditinggali, serta produktif dalam artian mampu
memberikan hasil yang optimal dengan meningkatkan produktifitas perkotaan
maupun kegiatan lain yang mampu memberikan nilai tambah bagi Kota Blitar.
5
Ifan, Smart Green City Planning, Konsep Pembangunan Perkotaan Masa Depan, http://www1.pu.go.id/uploads/berita/ppw211010ifan.htm diakses pada 20 Oktober 2014 6
Nirwono Joga, RTH 30%! Resolusi (Kota) Hijau, Gramedia Pustaka Utama, 2011. 7
4 Selanjutnya yang dimaksud berkelanjutan adalah agar Kota Blitar tidak hanya
memperhatikan generasi saat ini dalam tata ruang, namun juga bagaimana kota
dapat tetap nyaman bagi generasi di masa yang akan datang dengan
memperhatikan lingkungan. Keikutsertaan Kota Blitar dalam Program P2KH
bertujuan untuk berkomitmen dalam melaksanakan program pembangunan
berkelanjutan yang sejalan dengan Penataan Ruang Berkelanjutan sebagaimana
visi RTRW Kota Blitar Tahun 2011-2030.Selanjutnya mengsinkronisasi program
pengembangan Kota Hijau antara Pemerintah Kota Blitar dengan Pemerintah
Pusat maupun dengan Rencana Aksi Kota Hijau lainnya agar tujuan Kota Blitar
sebagai Kota Hijau dapat tercapai dan dipertahankan. Serta melanjutkan program
pembangunan di Bidang Penataan Ruang dan Pengelolaan Lingkuingan Hidup
yang sudah lama dilaksanakan untuk mewujudkan tata ruang kota dan lingkungan
hidup yang aman, nyaman dan sehat8.
Dalam pelaksanaan P2KH pemerintahan Kota Blitar sudah melakukan
pembenahan-pembenahan tata ruang kota diantaranya merevitalisasi atau
pembangunan kembali Taman Kota. Revitalisasi adalah upaya untuk
meningkatkan nilai lahan/kawasan melalui pembangunan kembali dalam suatu
kawasan yang dapat meningkatkan fungsi kawasan sebelumnya.9 Ada beberapa
taman kota yang kondisinya saat ini masih gersang dan sedang dilakukan
pembangunan kembali dalam memenuhi atribut Kota Hijau. Dalam hal ini penulis
mengambil fokus pada Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo. Badan Lingkungan
Hidup adalah sebagai leading sector-nya dalam mengkoordinasikan seluruh
8
Estika, Ibid, hlm. 4 9
5 pekerjaan fisik dengan sektor-sektor lainnya demi terselenggarannya program
revitalisasi taman tersebut.10
Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo dulunya bernama Kebun Ratu
Wilhemina yang notabene adalah peninggalan pemerintah kolonial Belanda.
Taman ini terletak di Jalan Diponegoro atau tepatnya di belakang rumah dinas
Walikota Blitar, dan berdekatan dengan rumah mendiang orangtua mantan
Presiden Dr. Ir. Soekarno di Jalan Sultan Agung. Taman ini, sselain sebagai
paru-paru kota blitar juga berfungsi untuk tempat berkumpul, belajar, berekreasi
berdebat, dan berlibur, serta tempat mencari udara segar bagi masyarakat.
Keberadaan ruang publik seperti taman, sering pula dipergunakan untuk
pertunjukan musik, panjat tebing, basarm dan lainnya. Disisi barat taman, terdapat
kebun binatang kecil sebagai cagar budaya lokal. Terdapat ratusan jenis pohon
dengan berbagai spesiesnya, serta ada beberapa ewan yang dipelihra dan
dilindungi di taman ini. Akan tetapi pada beberapa aun lalu masih kurang
perawatan sehingga dibiarkan begitu saja dan petugas hanya sekedar
membersihkan taman dan memberi makan binatang.11
Pembangunan dan renovasi terhadap taman ini dimulai sebelum tahun
2009 akan tetapi masih belum belum memberikan banyak perbedaan yang lebih
baik. Sebenarnya perbaikan taman ini sudah dimulai sejak pasca reformasi,
dilakukan pembangunan secara cepat ini terlihat dengan hadir dan berfungsinya
ruang publik. Pembangunan serta renovasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo
10
No, Author, Legislatif : Taman Kota Untuk Segera Direvitalisasi,
http://blitarkota.go.id/index.php?p=artikel&id=6380, diakses pada 10 Oktober 2014 11
Arif Agus Setiawan, Perubahan Ruang Sosial Pada Empat Ruang Publik Utama Kota Blitar,
6 sebagai ruang publik diharapkan dapat memberikan perbedaan dari sebelumnya,
meskipun membawa dampak sosial kepada masyarakat.12
Perbaikan taman terus dilakukan, pada tahun 2010 dilakukan
pembangunan secara cepat pada Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo yang
menjadikan taman ini bukan sekedar sebuah taman hiburan dan rekreasi keluarga
akan tetapi juga merupakan hutan kota dan disediakan untuk masyarakat umum /
wisatawan secara gratis. Di taman terdapat beberapa jenis hewan yang sengaja
dipelihara di satu daerah tertentu seperti rusa, monyet dan burung merak. Tempat
ini juga merupakan taman bermain anak-anak sebagai salah satu fasilitas,
disediakan pula tempat bersantai, dan patung hewan. Perbaikan taman ini memang
sudah berjalan beberapa tahun belakangan, akan tetapi ada beberapa faktor yang
sering kali menghambat pembangunannya, serta belum memenuhi 8 atribut Kota
Hijau. Pentingnya dilakukan revitalisasi pada Taman Rekreasi Keluarga Kebon
Rojo ini adalah sebagai upaya meningkatkan fasilitas public kota dengan
menyediakan ruang terbuka public secara gratis dan tentunya revitalisasi ini
mengacu pada konsep Green City sehingga dapat terwujudnya Blitar Kota Hijau. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini untuk
mengetahui sejauh mana program revitalisasi Taman Keluarga Kebon Rojo dan
apa saja faktor pendukung dan penghambat dilakukannya revitalisasi tersebut.
Selain itu untuk mengukur pelaksanaan program revitalisasi tersebut berdasarkan
indikator-indikator yang sudah ditetapkan, serta agar penulis dapat memberikan
rekomendasi demi terwujudnya konsep Green City di Kota Blitar. Oleh sebab itu,
12
7 penulis pengambil judul “Revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo
Dalam Mewujudkan Green City di Kota Blitar (Studi Pada Badan
Lingkungan Hidup Kota Blitar)”
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo dalam
mewujudkan Green City di Kota Blitar?
2. Apakah kendala revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo dalam
mewujudkan Green City di Kota Blitar?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo
dalam mewujudkan Green City di Kota Blitar.
2. Untuk mengetahui kendala revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon
Rojo dalam mewujudkan Green City di Kota Blitar.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Akademis
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah
referensi ilmiah untuk kepentingan ilmu pengetahuan, khususnya tentang
revitalisasi kawasan, RAKH dan P2KH, serta pengembangan konsep
Green City disuatu daerah. 2. Manfaat Praktis
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi
peneliti sendiri tentang revitalisasi kawasan, RAKH dan P2KH, serta
8
1.5KERANGKA PEMIKIRAN
Revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo mencakup beberapa
kegiatan, yaitu dari kegiatan rehabilitasi aspek fisik, ekonomi dan revitalisasi
sosial maupun institusional. Kegiatan rehabilitasi aspek fisik difokuskan pada
pelaksanaan renovasi infrastruktur taman dan pengembangan fasilitas taman.
Kemudian yang berikutnya adalah rehabilitasi aspek ekonomi. Kegiatan tersebut
difokuskan pada pengembangan ekonomi formal dan informal. Selanjutnya adalah
melakukan revitalisasi sosial maupun institusional. Kegiatan ini dibagi menjadi
empat kegiatan yaitu, tata kelola taman, pengelolaan anggaran, kegiatan
membangun kemitraan dengan organisasi non sipil serta melakukan sosialisasi
tentang taman. Kegiatan kegiatan tersebut dilakukan untuk mengembalikan nilai
9
1.6DEFINISI KONSEPTUAL
1. Revitalisasi
Berdasarkan latar belakang yang akan diteliti maka penulis akan
menggunakan beberapa teori sebagai teori pendukung.Teori yang tepat diigunakan
dalam penelitian ini adalah teori tentang Revitalisasi. Danisworo mengatakan
bahwa proses revitalisasi sebuah kawasan mencakup perbaikan aspek fisik, aspek
ekonomi dan aspek sosial.13 Sebuah kegiatan yang sangat kompleks, revitalisasi
terjadi melalui beberapa tahapan dan membutuhkan kurun waktu tertentu serta
meliputi beberapa hal. Revitalisasi Kebon Rojo mencakup mencakup 3 aspek
yaitu fisik, ekonomi, dan sosial institusional.
Rehabilitasi aspek fisik dilaksanakan untuk rehabilitasi maupun
meningkatkan kualitas komponen-komponen fisik Kebon Rojo yang mencakup
bangunan, sistem penghubung, ruang advertising/reklame, serta ruang terbuka
hijau, serta fasilitas publik. Rehabilitasi aspek ekonomi diawali dengan proses
peremajaan artefak urban sehingga memiliki daya dukung yang memadai guna
proses rehabilitasi aspek ekonomi secara keseluruhan. Dalam konteks revitalisasi
perlu dikembangkan fungsi campuran yang bisa mendorong terjadinya aktivitas
ekonomi dan sosial (vitalitas baru). Terakhir adalah revitalisasi
sosial/institusional, kegiatan perancangan dan pembangunan kota untuk
menciptakan lingkungan sosial yang berjati diri (place making) dan hal ini pun selanjutnya perlu didukung oleh suatu pengembangan institusi yang baik.
13
10 2. Konsep Green City
Beberapa tahun terakhir, permasalahan perkotaan semakin berat karena
hadirnya fenomena perubahan iklim, yang menuntut kita semua untuk
memikirkan secara lebih seksama.dan mengembangkan gagasan cerdas yang
dituangkan ke dalam kebijakan dan program yang lebih komprehensif sekaligus
realistis sebagai solusi perubahan iklim. Oleh karenanya, Kementerian Pekerjaan
Umum, melalui Ditjen Penataan Ruang, mendorong terwujudnya kota hijau
sebagai metafora dari kota berkelanjutan, yang berlandaskan penerapan
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, sekaligus yang mampu menjawab kebutuhan
dan permasalahan kota/perkotaan aktual, sekaligus merespon tantangan perubahan
iklim.
Green city (kota hijau) juga dapat disebut sustainable city (kota yang berkelanjutan) atau eco-city (kota berbasis ekologi), yaitu kota yang dalam melaksanakan pembangunan didesain dengan mempertimbangkan lingkungan
sehingga fungsi dan manfaatnya dapat berkelanjutan. Green city dapat terwujud jika masyarakat yang tinggal di dalamnya melakukan penghematan (minimisasi)
pemanfaatan energi dan air. Selain itu juga melakukan minimisasi buangan
penyebab panas, serta melakukan pencegahan pencemaran air dan udara. Selain
elemen-elemen tersebut Wildsmith juga menambahkan elemen sosial dan budaya.
Sehingga green city merupakan kota yang melakukan pembangunan berkelanjutan secara ekonomi, sosial, dan ekologi sehingga tercipta keseimbangan diantara
manusia dan alam.14
14
11 Definisi lain dari green city adalah eco-city, yaitu kota yang berbasis ekologi dengan beberapa upaya yang dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Merevisi penataan penggunaan lahan agar menjadi lebih memperhatikan
kebutuhan akan ruang terbuka hijau dan kenyamanan di pusat-pusat
permukiman dan area dekat transportasi.
b. Perlu memperhatikan kebutuhan transportasi ramah lingkungan.
c. Merehabilitasi lingkungan perkotaan yang rusak (sungai, pantai, lahan
basah)
d. Mendukung kegiatan penghijauan, pertanian masyarakat lokal.
e. Sosialisasi daur ulang limbah, teknologi inovatif tepat guna.
f. Menciptakan keadilan sosial dengan memberikan kesempatan pada wanita
dan orang cacat untuk berperan serta menikmati pembangunan.
g. Mendorong pertumbuhan ekonomi yang berbasis ekologi yaitu dengan
menurunkan limbah dan polusi, serta menggunakan bahan baku yang tidak
berbahaya bagi lingkungan.
h. Mensosialisasikan penghematan pemanfaatan sumberdaya alam.
i. Meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan melalui kegiatan pendidikan
lingkungan.15
Kota Hijau merupakan kota yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan
secara efektif dan efisien sumber daya air dan energi, mengurangi limbah dan
sampah, menerapkan sistem transportasi terpadu, menjamin kesehatan
lingkungan, menyinergikan lingkungan alami dan buatan, mengembangkan
15
12 bangunan hijau, berdasarkan perencanaan dan perancangan kota berwawasan
lingkungan, serta didukung oleh masyarakat. 16
Pemerintah melalui Kementerian PU menetapkan kriteria delapan atribut
kota hijau. Cakupannya dimulai dari perencanaan dan perancangan kota ramah
lingkungan (green planning and design), penyediaan ruang terbuka hijau (green open space), dan konsumsi energi yang efisien (green energy).
Selain tiga unsur itu, ada lima atribut penting lagi, yakni terkait
pengelolaan air (green water), pengelolaan limbah dengan prinsip 3R-reduce-replace-recycle (green waste), bangunan hemat energi (green building), penerapan sistem transportasi berkelanjutan (green transportation), dan peningkatan peran masyarakat sebagai komunitas hijau (green community).
1.7 DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional merupakan penetapan hasil dari indikator-indikator
yang akan dipelajari dan dianalisis sesuai dengan teori yang penulis gunakan,
sehingga nantinya dapat diperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian tentang
revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo. Berikut beberapa aspek
pelaksanaan revitalisasi pada Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo :
1. Rehabilitasi Aspek Fisik
Rehabilitasi aspek fisik mencakup dua kegiatan utama yaitu renovasi dan
pengembangan. Renovasi dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas
komponen-komponen fisik yang sudah ada tetapi berada dalam kondisi yang menurun.
Sasaran rehabilitasi mencakup ruang terbuka hijau, sarana bermain anak, area
fauna, penerangan jalan, MCK, serta jogging track.
16
13 Sementara itu pengembangan dilakukan untuk meningkatkan kuantitas
sarana-sarana fisik yang sama maupun penambahan sarana fisik baru sehingga
memadai untuk menunjang fungsi taman Kebon Rojo sebagai sarana rekreasi
keluarga yang mampu menarik lebih banyak pengunjung. Revitalisasi aspek fisik
tetap dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam atribut Green City, khususnya
Green Open Space.
2. Rehabilitasi Aspek Ekonomi
Rehabilitasi aspek ekonomi dilaksakanan untuk meningkatkan dan
mengembangkan dua sektor ekonomi inti yang terdapat dalam lingkungan Kebon
Rojo yaitu sektor ekonomi formal dan informal. Rehabilitasi sektor ekonomi
formal dilaksanakan pada perbaikan dan pengembangan sarana parkir yang dapat
dijadikan salah satu sumber pendapatan yang dapat memberikan sumbangan bagi
pemerintah.
Selanjutnya adalah sektor ekonomi informal. Meski tidak secara langsung
memberikan dampak ekonomis bagi pemerintah, sektor informal memberikan
kontribusi yang signifikan melalui pendapatan masyarakat yang pada gilirannya
memberikan peningkatan ekonomi masyarakat. Akan tetapi di sisi lain jika tidak
ditata dengan baik, keberadaan sektor ekonomi informal justru akan mengurangi
nilai tambah Kebon Rojo. Oleh karena itu revitalisasi dan pengembangan
difokuskan pada pengelolaan tempat berdagang bagi para pelaku ekonomi
14 3. Revitalisasi sosial/institusional
a. Tata Kelola Taman, pengelolaan Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo
yang dilakukan oleh instansi terkait agar dapat menwujudkan taman
dengan konsep Green City.
b. Pengelolaan Anggaran, sumber dana yang dianggarkan pada pelaksanaan
revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo.
c. Membangun Kemitraan ONS, kerjasama pemerintah dengan sebuah
organisasi non pemerintah dalam pengembangan Taman Rekreasi
Keluarga Kebon Rojo.
d. Sosialisasi taman, pihak-pihak yang ikut serta dalam mensosialisasikan
fungsi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo sehingga dapat menarik
pengunjung yang memanfaatkan taman tersebut secara baik dan benar.
Dari ketiga aspek pokok diatas maka akan menjadi indikator dalam
penelitian ini. Untuk itu akan dibahas lebih lengkap pada bagian pembahasan dan
analisis tentang revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo.
1.8METODE PENELITIAN
a. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dimana
peneliti menekankan pada manusia serta melihat secara langsung keadaan yang
ada tanpa mengubah peristiwa yang terjadi di lapangan, dan setelah itu peneliti
membuat catatan penelitian lapangan dan mendeskripsikan keadaan yang ada di
lapangan.
Fokus penelitian ini adalah Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo beserta
15 bentuk, fungsi, makna ungkapan larangan, upaya, dan lainnya agar dapat
menghasilkan data deskripsif berupa data tertulis maupun lisan dari narasumber.
Dengan kata lain, penelitian ini disebut penelitian kualitatif karena merupakan
penelitian yang tidak mengadakan perhitungan.
b. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Badan Lingkungan Hidup Kota Blitar, Jl. A.
Yani 20 Kota Blitar dan Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo.
c. Sumber Data
Adapun jenis sumber data dalam penelitian yang dilaksanakan pada BLH
Kota Blitar:
1. Data primer adalah data asli yang memuat informasi atau data yang
langsung diperoleh dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide) dari sumber data atau informan.
2. Data sekunder adalah data pendukung yang diperoleh tidak secara
langsung dari informan, bisa melalui dokumen, laporan-laporan dan
sumber lainnya yang mempunyai relevansi dengan obyek penelitian.
e. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan di gunakan
adalah :
1. Observasi
Observasi adalah penelitian dengan peneliti terjun langsung ke lapangan
untuk mendapatkan data yang diinginkan.Peneliti datang langsung ke BLH
16 2. Wawancara
Wawancara dimaksudkan untuk mengumpulkan data dengan berdialog
dengan informan.Peneliti melakukan wawancara sehingga terjadi
hubungan yang akrab antara peneliti dengan yang diwawancarai. Dengan
demikian peneliti dapat mengembangkan pertanyaan agar dapat
memperoleh informasi yang rinci, jujur dan mendalam. Dalam penelitian
ini, peneliti akan melakukan wawancara dengan pihak BLH Kota Blitar
serta informan lainnya.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah setiap bahan baik yang berbentuk tertulis maupun
film atau gambar yang penulis dapatkan selama penelitian.
f. Teknik Analisa Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif
melalui proses editing dan proses interpretasi. Dari data yang diperoleh di Badan
Lingkungan Hidup serta dari informan lainnya akan mengungkapkan sebagaimana
adanya dalam bentuk kalimat. Analisis difokuskan pada proses revitalisasi Taman
Rekreasi Keluarga Kebon Rojo oleh pemerintah Kota Blitar. Berkaitan dengan hal
tersebut, penelitian ini mengambil lokasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo
serta pada Badan Lingkungan Hidup Kota Blitar.
Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukn secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai
tuntas. Aktivitas dalam menganalisis data yaitu data reduction, data display, dan
conclusion drawing / verification.17
17
17 1. Reduksi Data (Data Reduction).
Mereduksi data berarti merankum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, sesuai dengan permasalahan yang
diteliti yakni Revitalisasi Taman Rekreasi Keluarga Kebon Rojo oleh BLH Kota
Blitar. Dari hasil tersebut akan didapat hasil penelitian yang valid.
2. Menyajikan Data (Data Display).
Dalam hal ini peneliti akan menyajikan data tentang profil atau gambaran
umum Kota Blitar, Taman Rekreasi Keluarga Kota Blitar, serta hasil identifikasi
RTH di Kota Blitar dan dokumen-dokumen pendukung lainnya.
3. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi (Conclusion Drawing/ Verification). Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif menurut Milles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak dikemukakan
bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi bila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh
bukti-bukti yang valid dan konsisten daat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan