• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN LOMPAT TINGGI MELALUI MODIFIKASI ALT BANRU PADA SISWA KELAS VI SDN 5 WAY HARONG KECAMATAN WAYLIMA KABUPATEN PESAWARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN LOMPAT TINGGI MELALUI MODIFIKASI ALT BANRU PADA SISWA KELAS VI SDN 5 WAY HARONG KECAMATAN WAYLIMA KABUPATEN PESAWARAN"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN LOMPAT TINGGI MELALUI MODIFIKASI ALT BANRU PADA SISWA

KELAS VI SDN 5 WAY HARONG KECAMATAN WAYLIMA KABUPATEN PESAWARAN

Oleh SAHIM. MS

(Skripsi)

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)
(6)

MOTO

(7)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya tulis ini kepada :

1. Kedua orang tua saya yaitu Bapak Muhammad Siddiq dan Ibu

Habibah, yang telah mendidik membimbing dan menbesarkan

saya.

2. Istriku dan anak-anakku tersayang yang senantiasa

memotivasi dan mendukung setia menanti dan selalu

mendampingi serta mendo akan atas keberhasilanku.

3. Kepala sekolah dan rekan guru di SDN 5 Way Harong

Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran yang selalu

memberi dukungan.

4. Sahabat-sahabatku yang selalu menemani perjuanganku

bersama-sama dari awal sampai akhir masa kuliahku di

Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

5. Almamater Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama SAHIM. MS dilahirkandi Desa Way Harong pada tanggal 05 Juli 1963, Kecamatan Way Lima Kab. Pesawaran, Provinsi Lampung dari pasangan Bapak Muhammad Sidiq dan Ibu Habibah.

Pendidikan formal yang telah penulis lalui adalah,

1. SDN 1 Way Harong, lulus tahun 1977 2. SMP Negeri 1 Kedondong, lulus tahun 1981 3. SGO Negeri Tanjung Karang, lulus tahun 1984 4. D2 Universitas Terbuka, lulus tahun 2002

(9)

SANWACANA Assalamualaikum. Wr.Wb.

Puji sykur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia. Skripsi denga judul

Peningkatan Gerak Dasar Lompat Tinggi dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pada Siswa Kelas VI SDN 5 Way Harong Kecamatan Way Lima Kabupaten

Pesawaran”.Adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung 2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

3. Bapak Drs. Usman Adam, M.Pd selaku mantan Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung dan sekaligus selaku Penguji Utama yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan.

5. Bapak. Drs. Rahmat Hermawlah an, M.Kes selaku Penguji utama yang telah memberikan bimbingan dan pengarahandan memotivasi serta kepercayaan kepada penulis

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Universits Lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi 7. Segenap staff dan karyawan FKIP Univrsitas Lampung yang telah memberikan

kelancaran dalam urusan administrasi

8. Kepala SDN 5 Way Harong Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas VI

9. Siswa-siswi kelas VI SDN 5 Way Harong Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran

10. Teman-teman seperjuangan di Program S1 dalam jabatan terutama kelompok Sukimin, ayo suksekan program S1 secepatnya. Semangat

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu menyelesaikan tugas akhir ini.

Akhir kata, penulis meyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripssi yang sederhana ini dapat bergunakan dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wassalamualaikum, Wr.Wb

Bandar Lampung, 27 Januari 2013 Penulis

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR...xi

DAFTAR LAMPIRAN...xii

I. PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi Masalah... 3

C. Rumusan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian... 4

E. Manfaat Penelitian... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA...6

A. Pengertian Belajar...6

B. Penngertian Mengajar...6

C. Belajar Motorik...7

1. Atletik...7

2. Lompat Tinggi...8

D. Modifikasi Alat Bantu...10

E. Hipotesis ...11

III. METODOLOGI PENELITIAN...12

A. Jenis Penelitian...12

B. Subyek Penelitian...13

C. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian...13

D. Rancangan Penelitian ...14

E. Proses Pembelajaran Lompat Tinggi...14

F. Validnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK)...16

G. Teknik Pengumpulan Data...17

H. Teknik Analisis Data...18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 19

A. Hasil Penelitian... 19

(11)

V. SIMPULAN DAN SARAN... 23

A. Simpulan... 23

B. Saran... 23

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Siklus pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 2. Persiapan Pembelajaran Lompat Tinggi

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Izin Penelitian dari FKIP Universitas Lampung 2. Surat Izin Penelitian dari Kepala Sekolah SD Negeri 5

Way Harong Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran 3. Data Hasil Penelitian setiap Siklus

4. Instrumen Penelitian

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Skor Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Lompat Tingi

(15)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidkan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan disadari oleh banyak kalangan. Namun, dalam pelaksaan pendidikan jasmani berjalan efektif seperti yang diharapkan. Pembelajaran jasmnai cendrung tradional. Model pembelajaran pendidikan jasmani tidak harus terpusat pada guru tetapi pada siswa. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan anak, isi dan urusan ,ateri serta cara penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi pada perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pengajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami oleh mereka yang hendak mengajar pendidikan jasmani.

Menurut Engkos Kosasih (1995 :2) bahwa:

“Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka peningkatan kemampuan dan keterempilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Sedangkan Olahraga merupakan bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang terdapat dalam permainan, perlombaan dan kegiiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestai yang optimal.”

(16)

2

power, kelenturanm kordinasi gerakan, keseimbangan dan kelincahan dari seluruh sebagian tubuh. Disamping itu atletik besar sumbangannya terhadap perkembangan gerak dasar manusia, terutama cara mengoptimalkan sikap dan gerakan secara efektif dan efesien. Berlari-lari dan melompat merupakan salah satu gerakan dasar manusia yang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pada zaman purba gerakan seperti lari dan melompat sangat berarti sekali untuk mempertahankan hidup guna mencari perburuan sehingga dapat melangsungkan hidup pada saat itu. Dalam kehidupan masa kini lari dan lombat justru digunakan sebagai jalur prestasi dalam salah satu nomor olahraga atletik.

Dalam perkembangan melompat dalam nomor olahraga atletik dapat dikategorikan menjadi 4 cabang salah satunya adalah lompat tinggi. Lompat tinggiadalah salah satu nomor cabang olahraga atletik yang diperlombakan dalam olimpiade. Dalam lompat tinggi dibagi menjadi 4 gaya yaitu :

1. Gaya gunting 2. Gaya flop

3. Gaya guling perut 4. Gaya guling punggung

Salah satu gerak yang memiliki nuansa “kecakapan hidup ( life skiill)”

(17)

3

Namun, pada kenyataannya banyak siswa yang tidak mampu mengikuti bahkan menguasai materi pelajaran rsebut, terutama umumnya pada siswa di Sekolah Dasar (SDN) 5 Wayharong Kecamatan Way lima Kabupaten Pesawaran, hal ini disebabkan karena guru pendidikan jasmani masih cenderung mengggunakan pendekatan pengajaran yang beroreintasi pada prestasi sehingga banyak anak yang merasa diriny tidak mampu untuk melakukan gerakan lompat tinggi. Oleh sebab itu,penulis mengubah dengan cara menggunakan modifikasi alat bantu yang berkait

Kan denga proses pembelajaran lompat tinggi.

Berdasarkan urauin di atas maka penulis mencoba untuk meneliti tentng peningkatan latihan lompat tinggi dengan menggunakan modifikasi alat bantu pada siswa kelas VI SDN 5 Way Harong Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pada umumnya siswa merasa kesulitan menerima atau melakukan gerakan yang kompleks seperti gerakan lompat tinggi dengan benar.

(18)

4

3. Pada umumnya siswa masih belum bisa mengkoordinasikan antara gerakan menolak, berguling di atas dan mendarat pada lompat tinggi dengan benar.

C. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan fokus masalah penelitian sebagai berikut:”Apakah dengan menggunakan alat

bantu yang dimofikasi pada siswa kelas VI SD Negeri 5 Way Harong dapat meningkatkan keterampilan lompat tinggi?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan gerak dasar lompat tinggi setelah alat bantu dimofikasi 2. Meningkatkan efektifitas pembelajaran lompat tinggi dengan

menggunakan alat bantu yang sudah dimodifikasi.

3. Untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar lompat tinggi setelah diberikan latihan belajar pembentukan teknik yang benar dengan alat bantu yang sudah dimofikasi.

E. Kegunaan Penenlitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai wawasam dan masukan bagi :

1. Bagi siswa

(19)

5

2. Bagi guru penjas

Sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar lompat tinnggi dengan menggunakan alat bantu yang sudah dimodifikasi

3. Bagi sekolah

Sebagai bahan untuk memperbaiki metode pembelajaran pendidikan jasmani khususnya di SDN 5 Way Harong Kecamatan Way lima Kabupaten Pesawaran

4. Bagi Program Studi

Sebagai kontribusi bagu perbendaharaan literatur terutama dalam memperluas cakrawala mahasiswa dalam rangka pelaksanaan peneletian, khususnya dalam aspek keterampilan melompat.

5. Bagi FKIP

(20)

6

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Thursan Hakim (2005:1), belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan percakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan.

Menurut Slameto (2002:13), belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannnya. Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (1999:9), belajar merupakan hubungan antara stimulus dan respons yang tercipta melalui proses tingkah laku. Berdasarkan pendapat ahli di atas belajar bisa diartikan sebagai suatu proses untuk menghasilkan suatu perubahan.

B. Pengertian Mengajar

(21)

7

bahan yang menimbulkan terjadinya proses belajar. Sedangkan Hamalik (2001;44-53) mengemukakan, mengerjakan dapat diartikan sebagai (1) menyampaikan pengetahuan kepada siswa, (2) mewariskan kebudayaan kepada generasi muda, (3) usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa, (4) memberikan bimbingan belajar kepada murid, (5) kegiatan mempesiaokan siswa untuk menjadi warga negara yang baik, (6) suatu proses membantu siswa menghadpi kehidupan masyarakat sehari-hari.

Berdasarkan para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa mengajar merupakan penyampaian pengetahuan, keterampilan dan proses pembimbingan kepada siswa dalam rangka menghadapi kehidupannya.

C. Belajar Motorik

Efektifitas pembelajaran motorik membutuhkan suatu landasan teori sebagai tuntunan dalam praktk di lapangan yang dapat dipertanggungjawabkan baik secara profesional maupun etik dalam profesi mengajar/melatih. Dalam proses belajar keterampilan motorik, selain unsur fisik yang terlibat, ada pula unsur psikis, yaitu emosi dan perasaan yang dapat menjadi gaya penggerak dalam perubahan perilaku. Dalam proses belajar keterampilan motorik tidak hanya perubahan yang bersifat psikomotorik yang ingin dicapai, tetapi juga bersifatnya kognitif dan afektif.

1. Atletik

(22)

8

atletik. Dalam pendidikan jasmani pengajaran atletik, anak hadir di lapangan bukan karena mereka ingin di sana, melainkan mereka harus ada di sana. Tidak mengherankan jika sebagian dari mereka terlihat antusias, tetapi tidak sedikit pula terlihat kurang antusias atau ragu-ragu malah terkesan malas.

Dalam pendidikan jasmani, atletik seharusnya diartikan sebagai istilah umum untuk berbagai kegiatan fisik yang didalamnya anak mampu mendemostrasikan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan jasmani guna membantu proses pertumbuhan dan perkembangan sehingga mereka mengalami proses memperbaiki postur tubuh.

Untuk usia anak-anak bermain berarti meyediakan kesemoatan untuk memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan, dengan demikian tanpa sadar anak-anak telah melakukan kegiatan jasmani yang tentunya akan sngat membantu proses pertumbuhan dan perkembangannya, selain itu juga anak-anak memperoleh pengalaman tentang gerak dasar suatu cabang olahraga yang mungkin kelak dapat dikembangkan menjadi olahraga prestasi.

2. Lompat Tinggi

(23)

9

unsur ini merupakan satu kesatuan, yaitu suatu urutan gerak lompat yang tidak terputus-putus. Dengan demikian dapat dipahami bahwa hasil lompatan itu dipengaruhi oleh kontrol kecepatan awal, bertumpu (menolak), koordinasi saat berada di udara / diatas mistar dan mendarat.

Awalan

a) Daerah awalan panjangnya tidak terbatas minimum 15 m b) Daerah tumpuan harus daftar dan tingkat kemiringannya 1 :100

Tiang Lompat

Tiang lompat harus kuat dan kukuh, dapat terkuat dari apa saja asal kuat dan kukuh, jarak kedua tiang tersebutadalah 3,98-4,02 m

Bilah Lompat

Terbuat dari kayu, metal atau bahan lain yang sesuai dengan:

a) Panjang mistar lompat 3,98-4,02 m berat maksimal mistar adalah 2,00kg

b) Garis tenga mistar antara 2,50-3,00 m, dengan penampang mistar terbentuk bilat dan permukaannya harus datar dengan ukuran 3cm x 15 cm x 20 cm

c) Lebar penopang bilah 4 cm dan panjang 6 cm

(24)

10

Tempat pendaratan tidak boleh kurang dari 3 x 5 m yang terbuat dari busa dengan ketinggian 60 cm dan di atasnya ditutupi oleh matras yang tebalnya 10-20 cm.

3. Macam-macam Gaya Lompat Tinggi

Dalam lompat tinggi dikenal beberapa gaya, antara lain : (a) Gaya Gunting (scissors/scott), (b) Gaya Guling Sisi (western Roll), (c) Gaya Guling Perut ( straddle) dan (d) Gaya Memutar (Flop).

D. Modifikasi Alat Bantu

Secara harfiah modifikasi berarti perubahan, dan bila dikaitkan dengan gerakan melempar maka dapat diartikan adanya perubahan pada cara melakukan gerak melempar dan alat yang dilemparkan, seperti yang dikatakan Rusli Lutan (1997:45) bahwa modifikasi diartikan sebagai perubahan dari keadaan lama menjadi keadaan baru. Perubahan itu bisa berupa bentuk, isi, fungsi cara pengguna dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan karakteristik semula. Pengertian tersebut mengandung makna bahwa dalam belajar keterampilan gerak melempar pada siswa harus disesuaikan dengan : (1) kebutuhan dan kemampuan, (2)pengalaman gerak, (3) fasilitas dan peralatan yang tersedia.

(25)

11

perlatan yang sebenarnya sehingga cukup baik dan aman untuk memperkenalkan atau mengajarkan tahap gerak dasar melempar kepada siswa. Adapun peralatan yang dimodifikasi tersebut antara lain, siswa untuk berlatih melompat bisa menggunakan karet, tumpukan kardus bekas, busa atau peralatan lompat lainnya yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa dan memberikan rasa nyaman dan aman.

E. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : “ jika

(26)

12

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (kaji tindak) yang akan dilaksanakan pada siswa kelas VI SD Negeri 5 Way harong Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran dengan alasan bahwa siswa kelas VI memiliki kemampuan yang kurang dalam melakukan kegiatan belajar pendidikan jasmani khususnya dalam lompat tinggi.

Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual lain.

Penelitian ini bercirikan sebagaia berikut:

1) Menyediakan kerangka kerja yyang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan-perkembangan baru yang lebih baik

2) Bersifat kolaboratif

3) Tujuan untuk meningkatkan pelaksanaan suatu program pembelajaran yang efektif dan efesien.

4) Dilakukan melalui putaran-putaran berspiral.

(27)

13

sendiri. Dalam penelitian ini penulis merncanakan penelitian sampai tiga siklus dan disetiap siklus memiliki tindakan yang berbeda. Menurut John Elliot bahwa yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot, 1982). Seluruh prosesnya telah, diagnosis, perencanaan, pelaksaan, pemantauan dan pengaruh menciptakan hubunngan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan profesional. Penelitian ini direncanakan dalam tiga siklus dan disetiap siklus memiliki tindakan yang berbeda.

Dalam pelaksanakaanya setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus sebelumnya. Penelitian tindakan ini dilakukan melalui putaran yang setiap siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi.

B. Subyek Penelitian

Populasi adalah subjek penelitian yang berfungsi sebagai sumber data atau subjek dimana itu diperbaiki (Darsono Sujoso :179). Yang dimaksud subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 5 Way Harong Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran.

C. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Tempat Penelitian : penelitian ini dilakukan SD Negeri 5 Way Harong Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran pada siswa kelas VI. 2. Pelaksanaan Penelitian

(28)

14

[image:28.595.159.465.120.270.2]

D. Rancangan Penelitian

Gambar 1. Siklus pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Keterangan:

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini meliputi tiga siklus ( I,II, III), setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

E. Proses Pembelajaran Lompat Tinggi Siklus I

Rencana :

1. Meyiapkan RPP pembelajaran yang akan diajarkan

2. Meyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan, khususnya materi lompat tinggi.

3. Meyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran pendidikan jasmani khususnya lompat tinggi.

Tindakan :

(29)

15

2. Melakukan berbagai lompatan secara vatiatif dengan menggunakan alat bantu yang sudah dimodifikasi

3. Mengamati pelaksanaan lompatan setiap siswa dengan video

Observasi :

Setelah tindakan dilakukan dengan diamati melalui video, kemudian dikoreksi, selanjutnya, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/dievaluasi dari hasil pada siklus pertama.

Refleksi :

1. Hasil observasi disimpul dan dianalisis, bahwa pelaksanaan tindakan sikklus pertama dengan menggunakan alat yang sudah dimodifikasi sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran gerak lompat tinggi, namun, masih banyak siswa yang kekurangan dalam pelaksanaan lompatannya, terutama pada saat diudara dan mendarat. Dan masih belum mencapai tingkat KKM yang diharapkan yakni di atas 60 % 2. Merencanakan tindakan untuk siklus kedua, peneliti berencana

memberikan latihan lompat tinggi dengan alat bantu yang telah spesifik, seperti keset, sampai dan tali rapia.

Siklus II

Rencana :

1. Meyiapkan RPP untuk pembelajaran lompat tinggi

(30)

16

3. Meyiapkan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan 4. Meyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar lompat

tinggi

Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, kemudian diamati melalui alat perekam. Selanjutnya, dikoreksi dan bila terdapat siswa yang belum maksimal, maka diberikan pengulangan dan kemudian dinilai/ dievaluasi. Hasil pada siklus kedua dijadikan untuk bahan evaluasi dalam merencanakan siklus tiga.

Refleksi :

1. Hasil observasi siklus ketiga disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan siklus kedua dengan melakukan latihan lompat tinggi terdapat peningkatan 50 % sehingga Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sudah mencapai batas di atas 60, maka pembelajaran lompnggi dianggap berhasil.

2. Dengan demikian PTK atau siklus dapat diberhentikan.

F. Validnya Penelitian Tindakan Kelas

(31)

17

atas masalah yang dihadapi. Berdasarkan pendapat di atas maka penelitian dalam setiap siklus telah memberikan dampak terhadap dalam upaya peningkatan gerak dasar siswa melakukan gerakan lompat tinggi melalui alat yang sudah dimodifikasi.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian tindakan kelas yang paling sesuai adalah dengan observasi. Observasi adalah studi yag sengaja dan sistemis tentang fenomena-fenomena sosial atau gejala-gejala psikis dengan jalan pengaman langsung (Kartini Kartono, 1983 : 142). Metode ini penulis gunakan untuk mengungkapkan data tentang kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani Atletik nomor lomta tinggi.

Sedangkan alat ukur (instrumen) yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK disetiap siklusnya, yaitu berupa lembar oservasi yang terdiri dari indikator-indikator penilain gerak melompat bentuk indikator dalam lompat tinggi stradle adalah : 1) Awalan, 2) saat menolak, 3) sikap di udara 4) saat mendarat dan 5) sikap akhir. Intrumen untuk menganalisis keterengan mengenai teknik tolak peluru diadaptasi dari International Atletik Assosiation Federation (IAAF-2000).

(32)

18

H. Teknik Analisis Data

Untuk melihat seberapa besar peningkatann atau efektivitas kemampuan siswa dalam melakukan tolak peluru pada setiap siklus, maka menggunakan rumus :

P= X 100 %

Keterangan :

P = Prosentasi keberhasilan

(33)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada Bab IV maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Melalui alat bantu yang dimodifikasi dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar lompat tinggi pada siswa SD Negeri 5 Way Harong Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran

2. Dengan meningkatnya kemampuan gerak dasar tersebut maka pembelajaran lompat tinggi pada siswa kelas VI SD Negeri 5 Way Harong Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran telah dianggap tuntas

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahan dan kesimpulan maka perlu diajukan beberapa saran sebgai berikut:

1. Agar hasil penelitian ini lebih komprehensif terutama dalam upaya peningkatan atau perbaikan pembelajaran gerak lompat tinggi bagi siswa sekolah dasar, sebaiknya dilakukan penelitian dengan melakukan metode yang berbeda dan obyek yang diteliti dari aspek yang berbeda pula.

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Arma. 1998,Evaluasi dalam Pendidikan Jasmani,Proyek Pengembangan PLTK Depdikbud, Jakarta

Arikunto, Suharsimi, 1993,Prosedur Penelitian, Edisi Revisi II, Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta

Arikunto, Suharsimi dkk, 2006,Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara,

A.Tabrani Rusyan dkk, 1989,Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar, CV. Remaja Karya, Bandung

Depdiknas Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan 2005, Sistem Peniaian Kelas, Binatama Raya, Jakarta

Ellioat, John, 1982,“Developing Hypothesis about Classroom From Teachers Pratical

Constructs : an Account of the Work of the Ford Teaching Project”.The Action

Research Reader Geelong Victoria: Deakin University

Engkos, Kosasih, 1995, Pendidikan Jasmani Teori dan Praktek, PT. Erlangga, Jakarta Kartono, Kartini, 1980,Metode Penelitian Sosial, Alumni Bandung

Muhadjir, Noeng, 1997,Pedoman Pelaksanaan Penelitian Kaji Tindak, BPGSD, Yogyakarta

Mardiyanto (2006) Efektivitas Pembelajran Loncat Tinggi Teknik Stradle Melalui Pendekatan Pembelajran yang Berorientasi Permainan pada Siswa Kelas VII F SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun 2005/2006, Skripsi, FKIP Universitas Lampung, Bandar Lampung

Popham, W. James dan Baker, Eva L. 2005. Teknik Mengajar Secara Sistematis,Edisi Terbaru. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta

Toho Cholik Motohir dan Lutan, Rusli, 1996,Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Buku Test D-II PGSD, Depdikbud, Dikti, Jakarta

Gambar

Gambar 1. Siklus pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Referensi

Dokumen terkait

Cara kerja dari heat exchanger ini adalah pertama fluida dingin berupa udara dari blower mengalir masuk ke dalam Heat Exchanger , didalam heat exhanger fluida

Hasil penelitian menunjukan bahwa di Desa Jatiroke 70% masyarakat menggunakan jamu, 20% menggunakan obat herbal terstandar dan 1,3% menggunakan fitofarmaka serta

Penelitian ini bertujuan untuk memahami tuturan imperatif dari seorang guru dengan menafsirkan maksud tururan yang disampaikan terhadap motivasi belajar siswa dalam

Kesimpulan yang didapat adalah bahwa keahlian, keterpercayaan, dan daya tarik Komunikator Pidato 17 memiliki hubungan dengan aspek kognitif, aspek afektif, dan

Setelah dilakukan tindakan pembelajaran sumber belajar alam sekitar, kemampuan menulis puisi pada siklus I dalam kategori cukup dengan rata-rata nilai sebesar 64

Prioritas lokasi/bagian kawasan hutan konservasi tertentu yang perlu segera direstorasi ditentukan oleh 10 kriteria, yaitu: luas kerusakan kawasan hutan konservasi (bobot:

Hal ini menunjukkan bahwa Ali Baba Restaurant telah mampu menggunakan kekuatan (lokasi restoran yang strategis, citarasa Internasional, pelayanan konsumen yang

Accor ding to sutama ( 2011: 134 ) action research is research that is both reflective, depart from real problems then be acted upon the act of a real action that is well-planned and