SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
ANNISA NUR AFIFAH NIM : 1110046100130
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
i
ANNISA NUR AFIFAH, NIM 1110046100130. ANALISIS PENGARUH
INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DI JII PERIODE 2010-2013. Strata Satu (1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan. Intellectual Capital dalam penelitian ini diukur menggunakan VAIC (Value Added Intellectual Coeficient), sedangkan nilai perusahaan diukur dengan PBV (Price to Book Value). Teknik pengambilan sampel dengan metode
Purposive Sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 11 perusahaan yang secara konsisten terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2010-2013. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data yang digunakan pada penelitian ini berupa laporan tahunan perusahaan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel, dengan pengolahan data menggunakan
Eviews 7.0.
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel VAHU (Value Added Human
Capital) dan STVA (Structural Capital Value Added) memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Sementara VACA (Value Added
Capital Employed) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan di JII periode 2010-2013. Besarnya pengaruh komponen Intellectual
Capital terhadap nilai perusahaan adalah sebesar 21% .
Kata kunci: Intellectual Capital, Value Added Intellectual Coefficient (VAIC), Nilai Perusahaan (PBV).
ii
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkah rahmat, hidayah serta
inayahNya, penulis dapan menyelesaikan skripsi ini untuk memperoleh lulusan
dengan menyandang gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan untuk junjungan Nabi
Muhammad SAW, karena beliaulah pemberi cahaya dalam kehidupan manusia di
muka bumi ini dan juga suri tauladan yang menjadi panutan dalam hidup.
Dapat terselesaikannya penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Intellectual
Capital terhadap Nilai Perusahaan Yang Terdaftar di JII Periode 2010-2013” ini tidak
terlepas dari kesempatan, bimbingan, dorongan dan doa yang penulis terima dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankan pada kesempatan kali ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta,
Bapak J.M. Muslimin, M.A., Ph.D.
2. Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Ah. Azharuddin Lathif,
iii
Anggraeni, S.T., M.Si. Semoga Allah senantiasa merahmati beliau.
4. Para dosen Program Studi Muamalat konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas
Syariah dan Hukum atas curahan ilmu dan tuntunannya kepada penulis.
5. Kepada seluruh pegawai UIN Syariaf Hidayatullah Jakarta, khususnya
pegawai Fakultas Syariah dan Hukum.
6. Kedua orang tua tercinta. Alm. Bapak Asmat dan Ibu Umsiah yang tak pernah
bosan memberikan doa dan dukungan kepada penulis selama ini.
7. Kakakku tercinta, Kak Ayani, Bang Hadad, Bang Yunus, Kak Ummi, Bang
Yahya, Kak Eliyani Umas, M.Pd., Alm. Bang Husni S.Pd, Kak Ellawati Umas
S.E., kak Nurul dan juga adikku, Adinda Fajri Aulia yang telah memberikan
doa dan dukungan kepada penulis, serta keponakan-keponakanku tersayang,
Ammar, Aisha, Rara, Aufa dan Thoriq.
8. Orang-orang tercinta, Atika Rachmah, Meliawati, Syifa Nisfiyani, Siti
Aisyah, Agustin Takarini, Ahmad Fauzi dan sahabat di MAN 10 Jakarta,
Khalilah Mukarramah, Fitriani Nurhasanah, Riza Imroatul Azizah, Puspa
Pratiwi, Rifkah Nurullita dan Retno Dian Mayasari yang telah banyak
memberi doa, bantuan dan support kepada penulis.
9. Keluarga besar Perbankan Syariah angkatan 2010, terutama teman-teman
iv
10.Kakak-kakak senior dan adik-adik junior di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang senantiasa meluangkan waktunya kepada penulis untuk sharing tentang
skripsi.
11.Keluarga besar HMPS Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum dan Keluarga
Besar HMI Komfaksy atas segala ilmu dan pengalaman yang penulis
v
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GRAFIK ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C.Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6
1. Pembatasan Masalah ... 6
2. Perumusan Masalah ... 7
D.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
E. Pedoman Penulisan ... 9
F. Sistematika Penulisan ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11
A.Landasan Teoritis ... 11
1. Resource-Based Theory ... 11
vi
5. VAIC (Value Added Intellectual Coefficient) ... 19
6. Nilai Perusahaan ... 22
7. Kerangka Pemikiran ... 26
8. Hipotesis ... 26
9. Review Studi Terdahulu ... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33
A.Ruang Lingkup Penelitian ... 33
B. Populasi dan Sampel... 33
C.Jenis Penelitian ... 35
D.Metode Pengumpulan Data ... 35
E. Teknik Analisis Data ... 36
1. Model Regresi Data Panel ... 36
a. Pendekatan Common Effect (Pooling Least Square) ... 36
b. Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect) ... 37
c. Pendekatan Efek Random (Random Effect) ... 39
2. Pengujian Model ... 41
a. Uji Chow ... 41
b. Uji Haussman ... 42
vii
c. Koefisien Determinasi ... 45
d. Persamaan Model Regresi Data Panel ... 46
4. Operasional Variabel Penelitian ... 47
a. Variabel Independen ... 47
1. VACA (Value Added Capital Employed) ... 47
2. VAHU (Value Added Human Capital) ... 48
3. STVA (Structural Capital Value Added) ... 48
b. Variabel Dependen ... 49
1. Nilai Perusahaan ... 49
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 51
A.Gambaran Umum Objek Penelitian... 51
1. Deskripsi Objek Penelitian ... 51
2. Jakarta Islamic Index (JII) ... 52
B. Deskripsi Data Penelitian ... 55
1. Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) ... 55
2. Nilai Perusahaan ... 59
C.Pengujian Model Regresi Data Panel ... 60
1. Uji Chow ... 60
viii
STVA) terhadap Nilai Perusahaan secara Parsial (Uji t) ... 62
a. Pengaruh VACA terhadap Nilai Perusahaan ... 63
b. Pengaruh VAHU terhadap Nilai Perusahaan ... 64
c. Pengaruh STVA terhadap Nilai Perusahaan ... 64
2. Pengaruh komponen Intellectual Capital (VACA, VAHU, dan STVA) terhadap Nilai Perusahaan secara Simultan (Uji F)... 65
3. Koefisien Determinasi (R-Square) ... 66
4. Persamaan Model Regresi ... 67
E. Pembahasan ... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71
A.Kesimpulan ... 71
B. Saran ... 72
ix
Tabel 3.1 Penentuan Sampel Penelitian ... 34
Tabel 3.2 Daftar Sampel Perusahaan ... 34
Tabel 4.1 Kapitalisasi Pasar Perusahaan di JII Periode 2010-2013 ... 53
Tabel 4.2 Purposive Sampling ... 54
Tabel 4.3 Sampel Penelitian Perusahaan ... 54
Tabel 4.4 Peringkat VAIC... 57
Tabel 4.5 Nilai Perusahaan (PBV) ... 59
Tabel 4.6 Uji Chow ... 60
Tabel 4.7 Uji Haussman ... 61
Tabel 4.8 Uji t ... 63
Tabel 4.9 Uji F ... 65
Tabel 4.10 Koefisien Determinasi... 66
x
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan makin ketatnya persaingan antar perusahaan akibat adanya
pasar bebas dan globalisasi, pada akhirnya menuntut perusahaan untuk mengubah
cara mereka menjalankan bisnisnya. Agar terus bertahan, perusahaan-perusahaan
tersebut harus dengan cepat mengubah strateginya dari bisnis yang didasarkan
pada tenaga kerja (labour-based business) menuju knowledge bassed business
(bisnis berdasarkan pengetahuan), sehingga karakteristik utama perusahaannya
menjadi perusahaan berbasis ilmu pengetahuan. Perkembangan ekonomi baru
dikendalikan oleh informasi dan pengetahuan, hal ini membawa sebuah
peningkatan perhatian intellectual capital (IC) sebagai alat untuk menentukan
nilai perusahaan, sehingga penelitian tentang intellectual capital (IC) menjadi
sebuah tantangan yang patut dikembangkan.1
Banyak perusahaan masih cenderung menggunakan konsep conventional
based dalam membangun bisnisnya. Hal demikian dapat menyebabkan produk
yang dihasilkan miskin dengan kandungan teknologi. Maka yang diharapkan
adalah perusahaan-perusahaan dapat memahami pentingnya modal intelektual
yang berbasis manajemen pengetahuan.
1
Damar Asih Dwi Rachmawati, “Pengaruh Intellectual Capital terhadap Return On Asset (ROA) perbankan”. Jurnal Nominal/Volume 1, Nomor 1/ Tahun 2012. Akuntansi, Jakarta: Erlangga
Dalam sistem manajemen yang berbasis pengetahuan ini, maka modal
yang konvensional seperti sumber daya alam, sumber daya keuangan dan aktiva
fisik lainnya menjadi kurang penting dibandingkan dengan modal yang berbasis
pada pengetahuan dan teknologi. Dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi maka akan dapat diperoleh bagaimana cara menggunakan sumber daya
lainnya secara efisien dan ekonomis, yang nantinya akan memberikan keunggulan
bersaing. Berkurangnya atau bahkan hilangnya aktiva tetap dalam neraca
perusahaan tidak menyebabkan hilangnya penghargaan pasar terhadap mereka. 2.
Penelitian mengenai intellectual capital (IC) atau modal intelektual dalam
konteks Indonesia menjadi sangat menarik karena berdasarkan survei global yang
dilakukan Taylor and Associates pada tahun 1998, ternyata isu-isu mengenai
pengungkapan modal intelektual merupakan salah satu dari sepuluh jenis
informasi yang dibutuhkan pemakai seperti yang dijelaskan oleh William (2001).3
Di Indonesia, fenomena intellectual capital (IC) mulai berkembang
terutama setelah munculnya PSAK No.19 (revisi 2009) tentang Asset Tidak
Berwujud. Meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit sebagai intellectual capital
(IC), namun lebih kurang intellectual capital (IC) telah mendapat perhatian. Aset
tidak berwujud adalah aset non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak
mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau
2
Tjiptohadi Sawarjuwono dan Agustine Prihatin Kadir, “Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran, dan Pelaporan (Sebuah Library Researh), Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.5, No.1, (Mei, 2003), h.35
3
menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan
administratif, seperti yang dikemukakan dalam PSAK No. 19.4
Purnomosidhi (2006) menemukan bahwa rata-rata jumlah atribut
intellectual capital (IC) yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan
publik di Indonesia sebesar 56%. Persentase ini menggambarkan bahwa
perusahaan publik telah memiliki kesadaran terhadap arti penting intellectual
capital (IC) bagi peningkatan keunggulan kompetitif, meskipun cara
pengungkapan intellectual capital (IC) belum sistematis sesuai dengan kerangka
kerja yang ada, serta praktik pengungkapan intellectual capital (IC) diantara
perusahaan yang masih bervariasi.5
Intellectual capital (IC) memainkan peran penting dalam meningkatkan
kemampuan perusahaan dalam menciptakan keunggulan kompetitif.6 Karenanya
manfaat lain yang diperoleh perusahaan dengan melaporkan intellectual capital
(IC), selain untuk mengkomunikasikan keunggulan mereka, perusahaan juga
dapat menarik sumber daya yang bernilai tambah. Nilai tambah sebuah
perusahaan dapat dilihat dari nilai kapitalisasi pasar pada perusahaan tersebut.
4Novia Wijaya, “Pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan dan nilai pasar perusahaan perbankan dengan metode value added intellectual coefficient”,Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 3,(Desember, 2013), h. 157-180
5
Adis alkhalifa, “ Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai Perusahaan, skripsi S1 FEB UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2013, h. 6
Tabel 1.1
Capital Market Perusahaan di JII Tahun 2010-2013
(Dalam jutaan rupiah)
KODE 2010 2011 2012 2013
AALI 41.258.319.000 34.171.966.500 31.022.476.500 39.526.099.500
ANTM 23.369.226.387 15.452.304.795 12.209.228.480 10.396.921.127
ASII 220.837.782.378 299.578.293.236 307.675.003.864 275.288.161.352
INCO 48.439.651.260 31.796.283.904 23.350.395.992 26.331.297.608
INTP 58.715.645.599 62.765.000.467 82.643.651.642 73.624.633.980
ITMG 57.343.693.750 43.671.601.250 46.948.383.750 32.202.862.500
KLBF 33.007.046.871 34.530.449.034 53.826.876.436 58.593.902.637
LPKR 14.706.828.940 15.231.275.148 23.077.689.619 21.000.697.553
LSIP 17.534.760.390 15.351.443.921 15.692.587.119 13.168.127.452
PTBA 52.879.825.957 39.976.687.597 34.792.390.935 23.502.144.870
SMGR 56.052.864.000 67.915.904.000 94.014.592.000 83.931.008.000
TLKM 160.271.994.276 142.127.994.924 182.447.993.484 216.719.992.260
UNTR 79.179.679.335 98.289.060.833 73.483.662.179 70.872.567.584
UNVR 125.895.000.000 143.444.000.000 159.085.500.000 198.380.000.000
Sumber: www.idx.co.id (data diolah)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwasannya terdapat 14 perusahaan
yang bersaing dari segi Capital Market yang dimiliki oleh sebuah perusahaaan.
Perusahaan tersebut terdaftar secara konsisten di JII dan kapitalisasi
perusahaan-perusahaan tersebut cukup besar, yaitu 307,675 trilyun rupiah (2012) untuk nilai
kapitalisasi yang terbesar dan 10,396 trilyun rupiah (2013) untuk kapitalsasi pasar
yang terkecil.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, salah satunya
adalah faktor likuiditas perusahaan. Perusahaan perlu menjaga nilai likuiditasnya
karena akan berdampak pada aktivitas perusahaan. Aktivitas perusahaan dapat
Ginanjar (2012) menjelaskan bahwa perusahaan sebagai suatu entitas
yang beroperasi dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi umumnya tidak
hanya berorientasi pada pencapaian laba maksimal saja, tetapi berusaha
meningkatkan nilai perusahaan dan kemakmuran pemiliknya. Nilai perusahaan
dapat didefinisikan sebagai nilai pasar. Nilai perusahaan dapat memberikan
kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan
meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi kemakmuran para
pemegang saham.7
Tujuan utama dalam ekonomi yang berbasis pengetahuan adalah untuk
menciptakan value added. Sedangkan untuk dapat menciptakan value added
dibutuhkan ukuran yang tepat tentang physical capital (yaitu dana-dana
keuangan) dan intellectual potencial (direpresentasikan oleh karyawan dengan
segala potensi dan kemampuan yang melekat pada mereka). Perusahaan perlu
mengembangkan strategi untuk dapat bersaing dipasaran. Pada prinsipnya,
sustainable dan kapabilitas suatu perusahaan didasarkan pada Intellectual Capital
(IC), sehingga seluruh sumber daya yang dimiliki dapat menciptakan value added
(nilai tambah) bagi perusahaan.8
7Nia Imaniah, ”Pengaruh Pengungkapan Islamic Social Reporting, Kinerja Keuangan dan
Kepemilikan Publik Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di JII Periode 2010-2013)”, (Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. 34
Dengan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba
mengangkat hal-hal yang terkait dengan intellectual capital (IC) dan nilai
perusahaan untuk dikaji dalam bentuk skripsi dengan judul : ANALISIS
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JII PERIODE 2010-2013
B. Identifikasi Masalah
1. Apa yang dimaksud intellectual capital?
2. Apa saja komponen intellectual capital?
3. Apa yang melatarbelakangi perkembangan intellectual capital?
4. Bagaimana perkembangan intellectual capital pada perusahaan?
5. Apa yang dimaksud nilai perusahaan?
6. Bagaimana cara mengukur nilai perusahaan?
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Batasan masalah diperlukan agar pembahasan penelitian ini tidak
terlalu luas dan menyimpang dari yang sudah diuraikan oleh penulis. Maka
dalam penelitian ini batasan masalahnya yaitu nilai perusahaan yang terdaftar
di JII periode 2010-2013. Perusahan-perusahaan tersebut yaitu, PT Astra Argo
Lestari Tbk, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, PT Astra Internasional Tbk,
PT Indocement Tunggal Prakasa, PT Kalbe Farma Tbk, PT Lippo Karawaci
Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT United Tractors Tbk, PT Unilever
Indonesia Tbk.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah:
1. Apakah komponen intellectual capital (VACA (Value Added Capital
Employed), VAHU (Value Added Human Capital), dan STVA
(Structural Capital Value Added)) mempunyai pengaruh terhadap nilai
perusahaan yang terdaftar di JII pada periode 2010-2013 secara
parsial?
2. Apakah komponen intellectual capital (VACA (Value Added Capital
Employed), VAHU (Value Added Human Capital), dan STVA
(Structural Capital Value Added)) mempunyai pengaruh terhadap nilai
perusahaan yang terdaftar di JII pada periode 2010-2013 secara
simultan?
3. Berapa besar pengaruh komponen intellectual capital (VACA (Value
Added Capital Employed), VAHU (Value Added Human Capital), dan
STVA (Structural Capital Value Added)) terhadap nilai perusahaan
D.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:
a. Menganalisis pengaruh komponen intellectual capital (VACA
(Value Added Capital Employed), VAHU (Value Added Human
Capital), dan STVA (Structural Capital Value Added)) terhadap
nilai perusahaan yang terdaftar di JII pada periode 2010-2013
secara parsial
b. Menganalisis pengaruh komponen intellectual capital (VACA
(Value Added Capital Employed), VAHU (Value Added Human
Capital), dan STVA (Structural Capital Value Added)) terhadap
nilai perusahaan yang terdaftar di JII pada periode 2010-2013
secara simultan
c. Mengukur seberapa besar pengaruh komponen intellectual capital
(VACA (Value Added Capital Employed), VAHU (Value Added
Human Capital), dan STVA (Structural Capital Value
Added))terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di JII pada periode
2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis
1) Bagi penulis
Sebagai studi awal dan penambah wawasan mengenai
intellectual capital (IC) dan komponen-komponennya pada perusahaan
serta pengaruhnya terhadap nilai perusahaan.
2) Bagi Akademisi
Memberikan pemahaman bagi para akademisi untuk melakukan
kajian mendalam tentang intellectual capital (IC) pada perusahaan dan
menambah wawasan keilmuan bagi para mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah khususnya mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum.
b. Manfaat Praktis
Manfaat bagi perusahaan, dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam perencanaan
intellectual capital (IC) yang berbasis pengetahuan serta memberi
keunggulan kompetitif jangka panjang.
E. Pedoman Penulisan
Pedoman penulisan penelitian skripsi ini merujuk pada buku “Pedoman
Penulisan Skirpsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan latarbelakang, identifikasi masalah,
batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
tinjauan studi terdahulu, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dijelaskan tentang teori-teori yang berkaitan
dengan penelitian ini yaitu, Resource-Based Theory, Stakeholder
Theory, Intellectual Capital, Value Added dan Nilai Perusahaan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, ruang lingkup
penelitian, metode pengumpulan data dan teknik analisis data
secara terperinci.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang pembahasan pengaruh
Intellectuall Capital (IC) terhadap nilai perusahaan yang terdaftar
di JII pada periode 2010-2013.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab terakhir berisi tentang kesimpulan dan saran dari
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teoritis
1. Resource-BasedTheory
Resource-Based Theory (RBT) adalah suatu pemikiran yang berkembang
dalam teori manajemen strategik dan keunggulan kompetitif perusahaan yang
meyakini bahwa perusahaan akan mencapai keunggulan apabila memiliki sumber
daya yang unggul.9Berdasarkan resource-based view of the firm, sumberdaya
perusahaan merupakan pemicu dibalik keunggulan bersaing dan kinerja. Berbeda
dengan pandangan sebelumnya yang lebih banyak memberikan penekanan dan
peran strategis aset fisik berwujud, resource-based view of the firm, melihat
bahwa kinerja unggul perusahaan hanya mungkin dicapai dengan mengakuisisi,
memperoleh, menguasai, dan menggunakan aset-aset strategis yang vital bagi
keunggulan bersaing dan kuat pengaruhnya bagi kinerja keuangan. Aset-aset
strategis tersebut meliputi baik aset berwujud maupun aset tidak berwujud.
Menurut Belkoui (2003). Konsepsi resource-based view of the firm telah banyak
9
Faezal Thaib, “Value Added Intellectual Capital (VAHU, VACA, STVA,) Pengaruhnya Terhadap Kinerja Keuangan Bank Pemerintah Periode 2007-2011”. Jurnal EMBA, Vo.1, No.3, (September, 2013), h. 153
diterima dalam disiplin ilmu dan literatur akuntansi, manajemen, ekonomi dan
manajemen strategik.10
Pada sisi lain, Knowledge-based view of the firm memberikan penekanan
pada peran strategis pengetahuan, Intellectual Capital, serta kekayaan yang tidak
berwujud (intangible assets) sebagai sumber keunggulan bersaing dan untuk
meraih kinerja superior. Kemampuan perusahaan untuk memobilisasi dan
mengeksploitasi aset tidak berwujudnya jauh lebih menentukan daripada
melakukan investasi dan mengelola aktiva fisik yang berwujud. Sumberdaya tidak
berwujud (intangible resource) merupakan aktiva yang paling berharga bagi suatu
perusahaan.11
2. Stakeholder Theory
Penelitian ini didasarkan pada stakeholder theory, dimana teori ini lebih
menitik beratkan pada posisi para stakeholder yang dipandang lebih memiliki
pengaruh. Kelompok inilah yang menjadi pertimbangan utama bagi suatu
perusahaan untuk mengungkapkan atau tidak mengungkapkan suatu informasi
dalam laporan keuangan. Kelompok-kelompok stakeholder disini bukan hanya
mencakup pelaku usaha dan pemegang saham perusahaan, tetapi juga para
pekerja/buruh/karyawan, pelanggan, pemasok, kreditor, pemerintah, masyarakat
dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
10 Moh. Nasih, “Intelektual kapital dan Kinerja Perusahaan Perbankan di Indonesia”, Staff Pengajar Ekonomi Universitas Airlangga, h. 5
Satu kesepakatan umum dalam teori stakeholder dimana alaba akuntansi
hanyalah merupakan ukuran return bagi pemegang saham (stakeholder),
sementara value added adalah ukuran yang lebih akurat yang diciptakan
stakeholder dan kemudian disalurkan kepada stakeholder yang sama. Value added
yang dipandang mempunyai ketepatan yang lebih tinggi dihubungkan dengan
return yang dianggap sebagai ukuran bagi stakeholder.12
3. Intellectual Capital (Modal Intelektual)
Modal Intelektual bisa juga disebut sebagai intellectual property,
intellectual asset, dan knowledge asset. Namun sebenarnya ketiga istilah tersebut
memiliki konsep yang berbeda. Modal Intelektual dianggap sebagai pengetahuan
dengan nilai yang potensial. Ketika pengetahuan tersebut telah ditegaskan dengan
adanya kepemilikan, maka pengetahuan tersebut menjadi intellectual property
yang memiliki nilai yang dapat diukur tergantung penggunaannya. Pengetahuan
yang memiliki nilai tertentu dan penggunaannya yang spesifik untuk tujuan
tertentu menjadi aset intelektual bagi pemiliknya. Modal intelektual menunjukkan
pengetahuan yang ditransformasikan menjadi sesuatu yang bernilai bagi
perusahaan, sedangkan aset intelektual atau knowledge asset merupakan
pertukaran bentuk bagi transformasi pengetahuan tersebut.13
12Rulfah M. Daud dan Abrar Amri, “Pengaruh Intellectual Capital dan CSR terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEI)”, Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi, Vol. 1, No.2, Juli 2008, h. 215
Intellectual capital dapat diartikan sebagai saham atau modal yang
berbasis pada pengetahuan yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini juga merupakan
hasil akhir dari proses transformasi pengetahuan atau pengetahuan itu sendiri yang
dijadikan dalam bentuki aset atau hak intelektual perusahaan.
Perhatian terhadap pengelolaan intellectual capital (IC) telah meningkat
dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan karena adanya kesadaran
bahwa modal intelektual merupakan sumber daya bagi perusahaan untuk dapat
menciptakan nilai. Ketertarikan mengenai intellectual capital (IC) berawal ketika
Tom Stewart, Juni 1991, menulis sebuah artikel yang berjudul Brain Power-How Intellectual Capital Is Becoming America’s Most Valuabel Asset, yang mengantar
IC kepada agenda manajemen.14
Ada banyak definisi berbeda mengenai modal intelektual (intellectual
capital) diantaranya:
a. Stewart, seperti dikutip oleh Astuti dan Sabeni, mendefinisikan
Intellectual Capital sebagai berikut:15
”Intellectual Capital is the term given to the combined intangible
assets of market, intellectual properti, human centred and
infrastructure –wich enable the company to function”.
(Modal Intelektual adalah istilah yang diberikan terhadap gabungan
aktiva tidak berwujud pada pasar, kekayaan intelektual ,
14
Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 18
15
centered dan infrastruktur – yang memungkinkan perusahaan untuk
berfungsi).
b. Bontis, Mendifinisikan Intellectual Capital:16
“Intellectual Capital is elusive, but once it is discovered and exploited,
it may provide an organisation with a new resource-base from which
to compete and win”.
(Modal Intelektual sulit dipahami, tetapi setelah modal intelektual
ditemukan dan dieksploitasi, akan memberikan sumber daya yang
baruuntuk bersaing dan menang).
c. Sawarjuwono dan Kadir, mendefinisikan Intellectual Capital:17
“Jumlah dari apa yang dihasilkan oleh tiga elemen utama organisasi
(Human Capital, Structural Capital, Customer Capital) yang berkaitan
dengan pengetahuan dan teknologi yang dapat memberikan nilai lebih
begi perusahaan berupa keunggulan bersaing organisasi.”
4. Komponen Intellectual Capital
Dalam penelitian kali ini, peneliti membahas komponen Intellectual
Capital, yaitu Human Capital, Structural Capital dan Capital Employed. Dengan
memahami komponen – komponen intellectual capital (IC) dalam kaitannya dengan strategi pengelolaan intellectual capital (modal intelektual) maka
16
Nick Bontis, Intellectual Capital: an Exploratory Study that Develope Measure and Models, Manajemen Decision, Vol. 36, No.2, (1998), h.63
diharapkan dapat memberikan dasar bagi perusahaan untuk mampu menciptakan
nilai tambah.
a. Human Capital
Salah satu komponen dari Intellectual Capital yang sangat menentukan
Intellectual Capital yang efisien adalah Human Capital. Human Capital
termasuk didalamnya suatu kekuatan intelektual yang bersumber dari
manusia-manusia yang dimiliki perusahaan yaitu karyawan yang kompeten,
berkomitmen, termotivasi dalam bekerja, dan sangat setia pada perusahaan,
dimana mereka adalah inti dari penciptaan kekuatan intelektual yang dapat
menghilang ketika mereka sudah tidak bekerja untuk perusahaan lagi seperti
pernyataan Bontis (1999)18
Human Capital sangat penting karena sumber dari inovasi, strategi,
mimpi dari perusahaan, proses re-engineering, dan segala sesuatu yang
menciptakan suatu persepsi pasar yang positif bagi perusahaan dimata pasar
adalah pada personal skill yang dimiliki oleh karyawan yang dimiliki oleh
perusahaan sehingga perusahaan dapat mengungguli persaingan dan
penjualan. Jelaslah bahwa karyawan yang dimiliki oleh perusahaan merupakan
suatu aset yang tidak ternilai jika mereka setia pada perusahaan dan terus
menerus mencipatakan nilai bagi perusahaan. Terlihat juga bahwa nilai yang
terkandung didalam Human Capital ini tidak dapat dicerminkan di dalam
18
laporan keuangan, tetapi beban yang dikeluarkan perusahaan untuk
perkembangan karyawan merupakan beban yang tergolong investasi
intellectual capital jika perusahaan bertujuan mengembangkan kemampuan
intelektual yang dimiliki oleh orang-orang tersebut untuk kemajuan
perusahaan. Jika tujuan perusahaan untuk mengembangkan kemampuan
intelektual ini berhasil dengan ukuran memiliki dampak positif terhadap
peningkatan nilai perusahaan maka human capital efficiency atau investasi
berarti efisien.
Human Capital merupakan unsur utama dalam modal intelektual.
Human Capital merupakan aktiva tak berwujud yang dimiliki perusahaan
dalam bentuk kemampuan intelektual, kreatifitas dan inovasi-inovasi yang
dimiliki karyawannya.19Human Capital merujuk kepada nilai pengetahuan,
keterampilan, inovasi dan pengalaman yang dimiliki oleh anggota perusahaan.
Berbagai ahli mendefinisikan human capital sebagai pengetahuan yang
dimiliki oleh karyawan perusahaan melalui proses pendidikan dan pelatihan.
Edvinson dan Malone mendefinisikan human capital sebagai kombinasi
pengetahuan, keterampilan, inovasi dan kemampuan anggota perusahaan
untuk melaksanakan tugas-tugasnya.20
19
Ambar Widiyaningrum, “Modal Intelektual”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Departemen Akuntansi FEUI vol.2 (2004), h.19
b. Structural Capital
Structural Capital merupakan sesuatu yang menjadikan perusahaan
tetap kokoh akibat nilai yang telah dicapai oleh perusahaan mulai bekerja
dengan sendirinya untuk kemajuan perusahaan. Structural Capital termasuk
didalamnya segala sesuatu yang tidak berhubungan dnegan manusia, yaitu
terdiri dari database,struktur organisasi, rangkaian proses, strategi dan segala
sesuatu yang menciptakan nilai perusahaan lebih tinggi dari nilai meteriilnya.
Perusahaan yang memiliki structural capital yang kuat akan memiliki budaya
yang mendukung individu-individu di dalamnya untuk mencoba hal baru,
untuk belajar lebih banyak, dan mengalami kegagalan.
Structural Capital timbul dari proses dan nilai organisasi, yang
mencerminkan fokus internal dan eksternal perusahaan, ditambah
pengembangan dan pembaharuan nilai untuk masa depan. Jika sebuah
organisasi memiliki sistem dan prosedur yang buruk dalam menjalankan
aktivitasnya, intellectual capital keseluruhan tidak mencapai potensinya yang
paling penuh. Termasuk structural capital adalah membangun sistem seperti
database yang memungkinkan orang-orang dapat saling berhubungan dan
belajar satu sama lain, sehingga menumbuhkan sinergi karena adanya
kemudahan berbagi pengetahuan dan bekerja sama antar individu dalam
organisasi dan semua hal selain manusia yang berasal dari pengetahuan yang
stretegi, rutinitas, software, hardware, dan semua hal yang nilainya terhadap
perusahaan lebih tinggi daripada nilai materinya.21
c. Capital Employed atau Relational Capital22
Elemen ini merupakan komponen modal intelektual yang
memberikan nilai secara nyata. Relational capital merupakan hubungan yang
harmonis/association network yang dimiliki oleh perusahaan dengan para
mitranya, baik yang berasal dari pemasok yang handal dan berkualitas,
berasal dari pelanggan yang loyal dan merasa puas akan pelayanan
perusahaan yang bersangkutan, berasal dari hubungan perusahaan dengan
pemerintah maupun dengan masyarakat sekitar. Relational capital dapat
muncul dari berbagai bagian di luar lingkungan perusahaan yang dapat
menambah nilai bagi perusahaan tersebut.
Relational capital antara lain terdiri dari: merk, pelanggan, loyalitas
pelanggan, nama perusahaan, jaringan distribusi, kolaborasi bisnis,
perjanjian lisensi, kontrak yang menguntungkan dan perjanjian franchise.
5. VAIC (Value Added Intellectual Coefficient)
Metode Value Addde Intellectual Capital Coefficient (VAIC)
dikembangkan oleh Ante Pulic pada tahun 1998 yang di desain untuk menyajikan
21
Novia Wijaya, “Pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan dan nilai pasar perusahaan perbankan dengan metode value added intellectual coefficient”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 3 (Desember, 2013), h. 166
informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan
asset tidak berwujud (intangible asset) yang dimilkiki perusahaan.23 VAIC
merupakan instrument untuk mengukur kinerja intellectual capital perusahaan.
Definisi Pulic tentang efisiensi disini adalah menghasilkan nilai tambah sebesar
mungkin dengan menggunakan sumber daya yang ada. Pendekatan ini relatif
mudah dan sangat mungkin untuk dilakukan, karena dikonstruksi dari akun-akun
dalam laporan keuangan perusahaan.
Model VAIC dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan
value added. Value Added adalah indikator paling objektif untuk menilai
keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam penciptaan
nilai (value creation). VA dihitung sebagai selisih antara output dan input. Output
(OUT) merepresentasikan revenue. Didalam laporan keuangan terdapat dalam
akun pendapatan operasional dan pendapatan non operasional. Input (IN)
mencakup seluruh beban yang digunakan dalam meperoleh revenue. Hal paling
penting dalam model ini adalah bahwa beban karyawan (labour expenses) tidak
termasuk dalam input. Karena peran aktifnya dalam proses penciptaan nilai, maka
intellectual potencial (yang direpresentasikan dengan labour expenses) tidak
dihitung sebagai biaya dan tidak termasuk dalam kompunen IN, karena itu aspek
kunci dalam model Pulic ini adalah memperlakukan tenaga kerja sebagai entitas
penciptaan nilai (value creatio entity). Didalam laporan keuangan komponen IN
terdapat dalam akun bagi hasil untuk investor dana tidak terikat, beban penyisihan
penghapusan aktiva, beban estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi, beban
operasional (dikurang beban karyawan), dan beban non operasional.
Setelah memperoleh nilai value added, maka selanjutnya adalah mencari
informasi tentang seberapa efisien value added diciptakan. Caranya adalah dengan
mengitung komponen-komponen utama dari VAIC yaitu VACA (Value Added
Capital Employed), VAHU (Value Adde Human Capital) dan STVA (Structural
Capital Value Added).
a. VACA (Value Added Capital Employed)
VACA adalah indikator Value Added (VA) yang teercipta atas
modal yang diusahakan perusahaan dengan efisien. VACA ini
menggambarkan seberapa banayak nilai tambah perusahaan yang
dihasilkan dari modal yang digunakan. Didalam laporan keuangan, capital
employed terdapat dalam akun ekuitas. Jika 1 unit dari capital employed
menghasilkan return yang lebih besar daripada perusahaan yang lain, maka
berarti perusahaan tersebut lebih baik dalam memanfaatkan capital
employed-nya. Dengan demikian, pemanfaatan capital employed yang
baik merupakan IC perusahaan.24
b. VAHU (Value Adde Human Capital)
VAHU menunjukkan seberapa banyak Value Added dapat
dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. VAHU ini
mengindikasikan kemampuan HC (Human Capital) untuk menciptakan
nilai di dalam perusahaan. Didalam model ini, human capital
direpresentasikan oleh beban karyawan. Didalam laporan keuangan human
capital terdapat dalam akun beban personalia.
c. STVA (Structural Capital Value Added)
STVA menunjukkan kontribusi structural capital (SC) dalam
proses penciptaan nilai. Besarnya nilai SC juga tergantung pada nilai
human capital (HC) pada perusahaan. Semakin besar kontribusi HC dalam
value creation maka akan semakin kecil kontribusi SC dalam hal tersebut.
Hal ini dikarenakan nilai SC didapatkan dari jumlah pengurangan Value
Added (VA) dengan Human Capital (HC).
6. Nilai Perusahaan
Nilai Perusahaan adalah nilai jual perusahaan atau nilai tumbuh bagi
pemegang saham yang akan tercermin dari harga pasar sahamnya.25 Nilai
perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum
apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka
semakin tinggi kemakmuran para pemegang saham. Nilai perusahaan merupakan
pandangan investor atau pasar terhadap sebuah perusahaan yang kerap tercermin
dari harga sahamnya, atau dengan kata lainsebuah perusahaan dengan harga
saham yang tinggi merupakan sebuah perusahaan yang memiliki nilai baik di
mata investor. Maka dari itu sebuah perusahaan akan melakukan berbagai upaya
dalam meningkatkan kinerjanya untuk meningkatkan nilai pasar perusahaannya,
dimana tujuan alami keuangan sebuah perusahaan asalah memaksimalkan nilai
pasar.26
Nurlela dan Islahudin (2008) menjelaskan bahwa enterprise value atau
yang dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep
penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan
secara keseluruhan. Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh
calon pembeli andai perusahaan tersebut dijual.27
Nilai perusahaan yang baik dapat menggambarkan kinerja perusahaan
yang meningkat. Nilai perusahaan dapat tercermin dari nilai sahamnya. Tujuan
utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan
kemakmuran pemilik atau para pemegang saham.28
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, salah satunya
adalah faktor likuiditas perusahaan. Perusahaan perlu menjaga nilai likuiditasnya
karena akan berdampak pada aktivitas perusahaan. Likuiditas diperlukan untuk
membiayai operasional perusahaan, membayar hutang jatuh tempo, melakukan
investasi perusahaan serta membayar deviden. Likuiditas jauh menghindarkan
perusahaan dari risiko kebangkrutan. Investor akan menilai positif perusahaan
26
Adis alkhalifa, “ Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai Perusahaan, skripsi S1 FEB UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2013, h. 23
27 Nia Imaniah, ”Pengaruh Pengungkapan Islamic Social Reporting,
Kinerja Keuangan dan Kepemilikan Publik Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di JII Periode 2010-2013)”, Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, h. 34
dengan tingkat likuiditas yang baik karena memberikan jaminan keamanan bagi
investasi yang dilakukan oleh investor.29
Faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah kepemilikan
saham oleh publik. Wicaksono (2002) menjelaskan bahwa pada umumnya
pemegang saham publik juga memiliki kepentingan-kepentingan berupa
peningkatan nilai perusahaan dan memperoleh imbal hasil berupa dividen.
Sehingga pada kondisi sebagaimana seharusnya semakin besar tingkat
kepemilikan oleh publik juga dapat meningkatkan nilai perusahaan, karena fungsi
kontrol dari pemegang saham publik akan mengawasi agar perusahaan dijalankan
menurut koridor yang benar.
Aspek lain yang tak kalah penting sebagai faktor yang mempengaruhi nilai
perusahaan adalah kinerja sosial perusahaan. Semakin baik kinerja yang dilakukan
perusahaan dalam memperbaiki lingkungannya, maka nilai perusahaan semakin
meningkat sebagai implikasi dari investor yang menanamkan sahamnya pada
perusahaan. Hal tersebut disebabkan karena para investor saat ini lebih tertarik
untuk menanamkan sahamnya pada perusahaan yang ramah lingkungan.
Sebuah perusahaan yang dijalankan dengan baik dan manajemen yang
kuat dan sebuah organisasi yang bekerja secara efisien harus mempunyai nilai
pasar yang lebih tinggu daripada nilai buku historis aktiva fisiknya. Menurut
Rachmawati dan Triatmoko (2007), bagi perusahaan yang menerbitkan saham di
pasar modal, harga saham yang ditransaksikan di bursa merupakan indikator nilai
perusahaan, laba yang tidak menunjukkan informasi yang sebenarnya tentang
kinerja manajemen dapat menyesatkan pihak pengguna laporan. Jika laba ini
digunakan oleh investor untuk membentuk nilai pasar perusahaan, maka laba
tidak dapat menjelaskan nilai pasar perusahaan yang sebenarnya.30
Dalam penelitian ini, rasio yang digunakan untuk mengukur nilai
perusahaan adalah rasio price to book value (PBV). PBV menggambarkan
seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham sebuah perusahaan, dimana
PBV diperoleh dari harga saham penutupan dibagi dengan nilai buku per lembar
saham.
30
7. Kerangka Pemikiran
8. Hipotesis
a. Hubungan Intellectual Capital dengan Nilai Perusahaan
Resource-Based Theory mengungkapkan bahwa suatu pemikiran yang
berkembang dalam teori manajemen strategik dan keunggulan kompetitif
Human Capital
Structur
Capital Capital
Employed Intellectual Capital
VAIC (Value Added
Intellectual Coefficient)
Analisis dan Pembahasan Nilai Perusahaan
perusahaan yang meyakini bahwa peusahaan akan mencapai keunggulan
apabila memiliki sumber daya yang unggul.31
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Chen et.al (2005)32 diketahui
bahwa investor cenderung akan membayar lebih tinggi atas saham perusahaan
yang meiliki sumber daya intelektual yang lebih dibandingkan terhadap
perusahaan dengan sumber daya intelektual yang rendah, harga yang dibayar
oleh investor tersebut mencerminkan nilai perusahaan. Berdasarkan teori dan
penelitian tersebut, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Variabel VACA
Faezal Thaib, “Value Added Intellectual Capital (VAHU, VACA, STVA,) Pengaruhnya Terhadap Kinerja Keuangan Bank Pemerintah Periode 2007-2011”. Jurnal EMBA, Vo.1, No.3, (September, 2013),h. 153
32
3. Variabel STVA
H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel
STVA terhadap nilai perusahaan.
H1 : terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel STVA
terhadap nilai perusahaan.
9. Review Studi Terdahulu
1. Adis alkhalifa, 109082000101, “Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai Perusahaan”. Skripsi S1 FEB
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menguji pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan
perusahaan dan nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan 35 sampel
perusahaan properti dan real estate yang telah terdaftar di BEI selama
2010-2012. Metode yang digunakan adalah metode purposive sampling.
Data yang digunakan merupakan data sekunder. Pengujian hipotesis dalam
penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa VAHU (Value Added Human Capital) sebagai
komponen Intellectual Capital tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan perusahaan secara parsial, sedangkan komponen Intellectual
Capital yang lain VACA (Value Added Capital Employed) dan STVA
(Structural Capital Value Added) berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu penelitian ini
juga menggunakan metode VAIC (Value Added Intellectual Capital)
untuk mengukur sebuah variabel dependen (kinerja keuangan dan nilai
perusahan).
Perbedaannya yaitu variabel dependen pada penelitian ini adalah kinerja
keuangan dan nilai perusahaan, sedangkan penelitian penulis hanya nilai
perusahaan saja. Selain itu komponen VAIC yang digunakan oleh peneliti
diatas hanya VACA dan STVA saja.
2. Airlangga Dwi Putra, 109082100003. “Modal intelektual dan kinerja
keuangan (Kajian Empiris Perusahaan Manufaktur yang terdapat di BEI
periode 2009-2011))”. Skripsi S1 FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh modal
intelektual terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif dan regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa variabel kinerja keuangan dipengaruhi oleh variabel modal
intelektual secara intelektual, Human Capital Efficiency (HCE),
mempunyai pengaruh negatif dan Structural Capital Efficiency (SCE) dan
Capital Employed Efficiency (CEE) selebihnya berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Persamaan dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu sama-sama
membahas tentang variabel modal intelektual dan juga menggunakan
Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah objek yang
diteliti oleh penulis menggunakan perusahaan yang konsisten terdaftar di
JII (Jakarta Islamic Index) sedangkan penelitian ini menggunakan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia).
3. Uniariny, 1006818072, “Pengaruh Struktur Modal dan Modal Intelektual terhadap Nilai Perusahaan Sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2006-2010”, Skripsi S1 Universitas Indonesia tahun
2012 . Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh struktur modal
dan modal intelektual terhadap nilai perusahaan sektor perbankan yang
terdaftar di BEI periode 2006-2010. Penelitian ini menggunakan metode
uji statistik. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh signifikan
struktur modal dan modal intelektual terhadap nilai perusahaan sektor
perbankan.
Persamaan dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah sama-sama
membahas tentang struktur modal dan modal intelektual.
Perbedaan yaitu variabel dependen pada penelitian ini adalah kinerja
keuangan dan nilai perusahaan perbankan, serta komponen yang VAIC
yang digunakan hanya VACA dan STVA.
4. Ainurridha, 109046100026, “Pengaruh Intellectual Capital terhadap
Profitabilitas (Studi Empiris pada Bank Umum Syariah Tahun
2010-2012)”, Skripsi S1 Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penelitian ini diukur dengan VAIC (Value Added Intellectual Capital
Coefficient), sedangkan profitabilitas diukur dengan ROA (Return On
Asset). Teknik pengambilan sampel dengan metode Purposive Sampling.
Sampel dalam dalam penelitian ini adalah 8 Bank Umum Syariah periode
Kuartal II 2010 sampai Kuartal IV 2012. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Intellectual Capital berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu penelitian ini
menggunakan metode VAIC (Value Added Intellectual Capital) untuk
mengukur sebuah variabel.
Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah objek pada
penelitian ini adalah bank syariah pada periode 2010-2012, sedangkan
objek pada penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah perusahaan yang
konsisten terdaftar di JII (Jakarta Islamic Index) periode 2011-2013.
5. Faezal Thaib, “Value Added Intellectual Capital (VAHU, VACA, STAVA)
Pengaruhnya Terhadap Kinerja Keuangan Bank Pemerintah Periode
2007-2011. Jurnal EMBA, September 2013. Penelitian ini membahas tentang
pengaruh Value Added Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan
bank pemerintah. Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data
laporan keuangan bank pemerintah Indonesia yang sudah go public selama
2007-2011. Hasil dari penelitian ini yaitu ketiga variabel Value Added
Intellectual Capital (VAIC) berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
Persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu penelitian ini
menggunakan metode VAIC (Value Added Intellectual Capital) untuk
mengukur sebuah variabel.
Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu variabel yang
digunakan oleh peneliti sebelumnya adalah kinerja keuangan yang dilihat
dari ROA (Return On Asset) perusahaan bank yang telah go public. Selain
itu objek penelitian ini adalah bank sedangkan penelitian penulis
menggunakan objek perusahaan yang konsisten di JII (Jakarta Islamic
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data berupa laporan tahunan
perusahaan yang secara konsisten terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) pada
tahun 2010-2013. Data tersebut diambil dari website www.idx.co.id.
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah semua bagian atau anggota dari objek yang akan diamati.
Populasi bisa berupa orang, benda, objek, peristiwa, atau apapun yang menjadi
objek dari survei kita.33 Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah
Perusahaan yang secara konsisten terdaftar di JII (Jakarta Islamic Index) pada
tahun 2010-2013. Peneliti menggunakan metode Purposive sampling yaitu
sampel dipilih berdasarkan kriteria dibawah ini:
1. Perusahaan yang secara konsisten terdaftar di JII (Jakarta Islamic Index).
2. Periode penelitian berlangsung dari tahun 2010-2013.
3. Menggunakan laporan tahunan (disajikan dalam rupiah) perusahaan yang
diteliti.
4. Variabel dependen adalah Nilai Perusahaan
5. Variabel independen adalah Capital Employed, Human Capital dan
Structural Capital
33
Eriyanto, “Teknik Sampling (Analisis Opini Publik)”, Yogyakarta: Lkis Yogyakarta, 2007, h. 61”
Berdasarkan hasil seleksi, maka sampel dari penelitian ini adalah:
Tabel 3.1
Penentuan Sampel Penelitian
No Kriteria Jumlah Perusahaan
1 Perusahaan yang secara konsisten terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2010-2013
14
2 Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang rupiah dalam laporan tahunan
2
3 Perusahaan yang tidak memiliki
laporan tahunan lengkap dari tahun 2010-2013
1
4 Perusahaan yang memenuhi kriteria 11
5 Total sampel penelitian dari tahun 2010-2013 (selama 4 tahun)
11 x 4 = 44
Dengan demikian jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
11 perusahaan, yaitu:
Tabel 3.2
Daftar Sampel Perusahaan
NO NAMA PERUSAHAAN KODE PERUSAHAAN
1 PT Astra Argo Lestari Tbk AALI
2 PT Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM
3 PT Astra Internasional Tbk ASII
4 PT Indocement Tunggal Prakasa INTP
5 PT Kalbe Farma Tbk KLBF
6 PT Lippo Karawaci Tbk LPKR
7 PT London Sumatera Tbk LSIP
8 PT Semen Gresik (Persero) Tbk SMGR
9 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM
10 PT United Tractors Tbk UNTR
C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada
pengujian teori-teori melalui variabel-variabel penelitian dalam angka-angka, dan
melakukan analisis data dengan prosedur statistika dan permodalan matematis.
Penelitian ini menggunakan data laporan tahunan perusahaan di Jakarta Islamic
Index (JII) pada tahun 2010-2013.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan diperoleh dari berbagai
cara, yaitu :
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian Kepustakaan (Library Research) yaitu metode
pengumpulan data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian
yang diperoleh dengan cara membaca buku-buku, skripsi, jurnal, dan tesis.
Metode ini digunakan peneliti untuk dapat memperoleh landasan dan
konsep dalam penelitian ini.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari
laporan tahunan perusahaan di Indonesia pada tahun 2010, 2011, 2012 dan
E. Teknik Analisis Data
Setelah melakukan pemilihan sampel, dan menentukan variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan
pengolahan data dengan menggunakan analisis regresi untuk menguji hipotesis.
Untuk membantu penelitian, peneliti akan menggunakan software pengolah data
statistik Eviews versi 7.0.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis regresi data panel. Data panel adalah kumpulan data yang terdiri atas data
seksi silang (beberapa variabel) dan data runtut waktu (berdasarkan waktu).34
1. Model Regresi Data Panel
Dalam membuat regresi data panel, kita dapat menggunakan tiga
pendekatan yaitu :
a. Pendekatan Common Effect (Pooling Least Square)
Pada model ini digabungkan data cross section dan data times
series. Kemudian digunakan metode OLS terhadap data panel tersebut.
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling sederhana
dibandingkan dengan kedua pendekatan lainnya. Dengan pendekatan ini
kita tidak bisa melihat perbedaan antar individu dan perbedaan antar waktu
karena intercept maupun slope dari model sama. Terlihat bahwa baik
interceptmaupun slope tidak berubah baik antara individu maupun antar
waktu.35 Persamaan untuk Pooling Least Square ditulis dengan persamaan
sebagai berikut:
Yit = β0 + βXit + Ɛit
Dengan :
Yit = Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
Xit = Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
β = Koefisien slope atau koefisien arah
β0 = Intersep model regresi
Ɛit = komponen error pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
b. Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect)
Dalam menganalisis data runtut waktu, kita dapat memakai asumsi
berdasarkan lima kriteria berikut ini:
Konstanta koefisien regresor objek Waktu
sama Sama Semua semua waktu
berbeda Sama Semua semua waktu
sama Berbeda Semua semua waktu
berbeda Berbeda antarindividu semua waktu
berbeda Berbeda antarindividu Antarwaktu
35
Teknik yang paling sederhana mengasumsikan bahwa data
gabungan yang ada, menunjukkan kondisi yang sesungguhnya. Hasil
analisis regresi dianggap berlaku pada semua objek pada semua waktu.
Metode ini sering disebut dengan common effect.
Kelemahan asumsi ini adalah ketidaksesuaian model dengan
keadaan yang sesungguhnya. Kondisi tiap objek saling berbeda, bahkan
satu objek pada suatu waktu akan sangat berbeda dengan kondisi objek
tersebut pada waktu yang lain. Oleh karena itu diperlukan suatu model
yang dapat menunjukkan perbedaan konstanta antarobjek, meskipun
dengan koefisien regresor yang sama. Model ini dikenal dengan model
regresi fixed effect (effect tetap). Efek tetap disini maksudnya adalah
bahwa suatu objek, memiliki konstanta yang tetap besarnya untuk berbagai
periode waktu. Demikian juga dengan koefisien regresinya, tetap besarnya
dari waktu ke waktu (time invariant).36
Untuk membedakan satu objek dengan objek lainnya, digunakan
variabel semu (dummy). Oleh karena itu, model ini sering juga disebut
dengan Least Squares Dummy Variables dan disingkat LSDV. Persamaan
model ini adalah sebagai berikut :
36Wing Wahyu Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, h.
Yit =β0i+ βXit + Ɛit
Dengan :
Yit = Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
Xit = Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
β = Koefisien slope atau koefisien arah
β0i = Intersep model regresi pada unit observasi ke-i
Ɛit = komponen error pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
Perhatikan bahwa konstanta β0i sekarang diberi subskrip 0i, i
menunjukkan objeknya. Dengan demikian masing-masing objek memiliki
konstanta yang berbeda. Variabel semu d1i=1 untuk objek pertama dan 0
untuk objek lainnya. Variabel d2i=1 untuk objek kedua dan 0 untuk objek
lainnya. Variabel semu d3i=1 untuk objek ketiga dan 0 untuk objek
lainnya.37
c. Pendekatan Efek Random (Random Effect)
Efek random digunakan untuk mengatasi kelemahan model efek
tetap yang menggunakan variabel semu, sehingga model mengalami
ketidakpastian. Tanpa menggunakan variabel semu, metode efek random
menggunakan residual, yang diduga memiliki hubungan antarwaktu dan
antarobjek.
Tidak seperti pada model efek tetap (β0 dianggap tetap), pada
model ini β0 diasumsikan bersifat random, sehingga dapat dituliskan dalam
persamaan :
β0 = β0 +ui , i = 1,...., n
sehingga persamaan model yang digunakan adalah
Yit =β0i+ βXi,t + ui + Ɛit
dengan :
Yit = Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
Xit = Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
β = Koefisien slope atau koefisien arah
β0i = Intersep model regresi
ui = komponen error pada unit observasi ke-i
Ɛi = komponen error pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
Namun untuk menganalisis dengan metode efek random ini ada
satu syarat, yaitu objek data silang harus lebih besar dari pada banyaknya
koefisien. 38
2. Pengujian Model
Untuk menentukan model regresi data panel yang tepat untuk digunakan
dalam analisis regresi data panel, maka kita dapat melakukan 2 pengujian model,
yaitu :
a. Uji Chow
Uji Chow (F statistik) adalah pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui apakah model yang digunakan adalah common effect atau
fixed effect.39 Rumus yang digunakan dalam test ini adalah:
Dimana :
N = Jumlah data cross section
T = Jumlah data time series
K = jumlah variabel penjelas
Pengujian Uji Chow dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut :
H0 : Model menggunakan pendekatan common effect
H1 : Model menggunakan pendekatan Fixed Effect
Pengujian ini mengikuti distribusi F statistik, dimana jika F
statistik lebih besar dari F tabel maka H0 ditolak. Nilai Chow
menunjukkan nilai F statistik dimana bila nilai Chow yang kita dapat lebih
besar dari nilai F tabel yang digunakan berarti kita menggunakan model
fixed effect.40 Atau kita dapat melihat kepada nilai probabilitas cross
section F dan Chi Square, dengan ketentuan
- Jika Probabilitas < 0,05, berarti H0 ditolak, dan menggunakan H1.
- Jika Probabilitas > 0,05, berarti H0 diterima.
b. Uji Haussman
Uji Haussman digunakan untuk menentukan apakah menggunakan
model fixed effect atau model random effect yang paling tepat.41 pengujian
uji hausman dilakukan dengan hipotesis berikut :
H0 : Random Effect Model
H1 : Fixed Effect Model
Statistik Uji Haussman ini mengikuti distribusi statistic Chi Square
dengan degree of freedom sebanyak k, dimana k adalah jumlah variabel
independen. Jika nilai statistik Haussman lebih besar dari nilai kritisnya
maka H0 ditolak dan model yang tepat adalah model fixed effect,
sedangkan sebaliknya bila nilai statistik haussman lebih kecil dari nilai
kritisnya maka model yang tepat adalah model random effect. Atau dapat
40Ibid., h. 195.
melihat kepada nilai probabilitas cross section random, dengan ketentuan42
:
- Jika probabilitas < 0,05, maka tolah H0, dan terima H1
- Jika Probabilitas > 0,05, maka terima H0
3. Pengujian statistik
Untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel independen (X)
kepada variabel dependen (Y), maka dilakukan uji regresi data panel yang
terdiri dari:
a. Uji t
Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas / independen secara parsial dalam menerangkan variasi
variabel dependen.43 Hipotesis yang digunakan adalah :
H0 = bi = 0, artinya secara parsial tidak ada pengaruh signifikan dari
variabel independen terhadap variabel dependen.
H1 = bi ≠ 0, artinya secara parsial ada pengaruh signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
42Ibid., h. 197
43Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang :
Nilai statistik t dapat dicari dengan rumus:
Kriteria penerimaan H0 adalah sebagai berikut:
1.) Berdasarkan perbandingan t-statistik dengan t tabel
Untuk menentukan nilai statistik t tabel ditentukan tingkat
signifikansi 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k), dimana n adalah
jumlah observasi (elemen sampel), dan k adalah banyaknya perkiraan yang
harus dibuat atau banyaknya variabel yang tercakup, dengan kriteria uji
adalah:
- Jika t hitung> t tabel ( a / 2 , n-k), maka H0ditolak
- Jika t hitung< t tabel ( a / 2 , n-k), maka H0diterima
2.) Berdasarkan probabilitas
- Jika probabilitas (p-value) > 0,05, maka H0 diterima
- Jika probabilitas (p-value) < 0,05, maka H0 ditolak
b. Uji F
Uji statistik F digunakan untuk menguji pengaruh dari seluruh
variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat.44 Hipotesis
untuk uji F yaitu:
H0 = b1 b2 b3 b4 b5 b6 = 0, artinya secara bersama-sama tidak ada pengaruh
signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
44