KUESIONER
JUDUL : AKUNTABILITAS PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA PROGRAM BPJS KESEHATAN DALAM MELAYANI PERSALINAN
( Studi Kasus Di Puskesmas Batangtoru Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan )
Karakteristik Responden : 1. Nama :
2. Usia : a. < 20 tahun b. 21-30 tahun c. 31-40 tahun d. 41-50 tahun e. Lainnya
3. Pendidikan : a. SD-SMP b. SLTA c. DIPLOMA d. Sarjana e. Lainnya
A. Akuntabilitas Kinerja Publik Di Lihat Berdasarkan Proses
5. Apakah ada kejadian pasien yang terlantar karena terlambat dirujuk ? a. Tidak pernah
b. Beberapa c. Sering
6. Menurut saudara bagaimana kemampuan pegawai puskesmas dalam memeriksa pasien ?
a. Baik
b. Cukup Baik c. Kurang Baik
7. Menurut saudara bagaimana sikap pegawai puskesmas dalam melayani pasien ?
a. Ramah b. Biasa saja c. Kurang ramah
8. Apakah pegawai datang tepat pada waktunya ? a. Ya
b. Tidak c. Tidak tahu
9. Apakah pegawai selalu berada ditempat selama jadwal pelayanan ? a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
a. Cepat b. Biasa saja c. Lambat
11. Setahu saudara apakah ada pasien yang terlantar dan tidak mendapat perhatian dari pihak puskesmas ?
a. Tidak ada b. Beberapa c. Banyak
12. Menurut saudara bagaimana kelengkapan peralatan dipuskesmas ini ? a. Lengkap
b. Cukup lengkap c. Kurang lengkap
13. Menurut saudara apakah program BPJS persalinan berperan aktif dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi ?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
14. Bagaimana tingkat ketelitian pegawai puskesmas dalam memeriksa pasien BPJS persalinan ?
a. Baik b. Cukup baik c. Kurang baik
a. Bagus b. Cukup bagus c. Kurang bagus
B. Akuntabilitas Biaya Pelayanan Di Pungut Sesuai Dengan Peraturan
Perundangan-Undangan
16. Apakah saudara pernah di pungut biaya ketika mengurus surat-surat di puskesmas ini ?
a. Tidak
b. Kadang-kadang c. Ya
17. Apakah pelayanan persalinan pada puskesmas Batangtoru ini gratis ? a. Ya
b. Tidak
18. Berapakah biaya yang harus dikeluarkan dalam sekali memeriksa kehamilan ?
a. < 100.000 b. 100.000-250.000 c. >250.000
19. Menurut saudara apakah biaya yang dipungut dipuskesmas ini cukup mahal ?
a. Ya
C. Akuntabilitas Produk Pelayanan Publik, Persyaratan Teknis Dan
Administratif.
20. Menurut anda apakah puskesmas Batangtoru dapat menjangkau seluruh masyarakat disini?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
21. Menurut saudara apakah pegawai puskesmas dapat menguasai pelayanan persalinan di puskesmas ini ?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
22. Menurut saudara apakah jadwal pelayanan puskesmas sudah sesuai dengan keingina anda?
a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu
23. Setahu anda apakah puskesmas memiliki jenjang prosedur pemeriksaan yang tetap ?
a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu
a. Cepat b. Biasa saja c. Lambat
25. Apakah pihak puskesmas memberitahu saudara mengenai informasi prosedur pemeriksa?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
26. Apakah saudara diberikan kartu BPJS ketika pertama kali memeriksa kehamilan ?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
27. Menurut saudara bagaimana prosedur pengurusan surat-surat untuk BPJS persalinan ?
a. Cepat b. Biasa saja c. Lambat
28. Bagaimana pelayanan BPJS persalinan yang dilakukan dipuskesmas ini ? a. Memuaskan
INFORMAN KUNCI LAPORAN WAWANCARA
A. Akuntabilitas kinerja pelayanan publik berdasarkan proses
1. Seberapa besar antusias masyarakat dengan dilaksanakannya program BPJS persalinan ?
2. Apa kendala pelaksanaan program BPJS persalinan pada Puskesmas Batangtoru ?
3. Apa sarana dan prasarana di Puskesmas Batangtoru sudah memadai ?
4. Apakah pelayanan program BPJS persalinan di Puskesmas ini dilaksanakan 24 jam ? apabila tidak 24 jam bagaimana dengan pasien yang datang pada malam hari dalam keadaaan darurat ?
5. Apakah jenis obat-obatan yang ada dipuskesmas ini sudah mencukupi ? 6. Bagaimana tindakan puskesmas apabila persediaan obat dan alat-alat
kurang ketika pasien membutuhkan ?
7. Bagaimana koordinasi antar tenaga kerja di puskesmas ini ?
8. Apakah tenaga medis dipuskesmas ini sudah mencukupi kebutuhan ? 9. Bagaimana tingkat disiplin pegawai puskesmas ini dalam melayani pasien
?
B. Akuntabilitas biaya pelayanan publik dipungut sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
10. Bagaimana dengan biaya kesehatan dipuskesmas ini ? Apakah gratis/murah untuk seluruh masyarakat atau sebagian masyarakat ?
11. Bagaimana transparansi pelayanan biaya dan pelayanan kesehatan di Puskesmas Batangtoru ?
C. Akuntabilitas produk pelayanan publik, persyaratan teknis dan
administratif
12. Menurut Bapak/Ibu, apakah banyak ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di puskesmas Batangtoru ini ?
13. Bagaimana upaya puskesmas meningkatkan pelayanan BPJS persalinan ? 14. Apakah masyarakat yang tidak memiliki BPJS persalinan mendapat
kesulitan dalam pelayanan persalinan ?
LAPORAN WAWANCARA
INFORMAN TAMBAHAN
A. Berdasarkan Proses Pelayanan
1. Bagaimana sikap pegawai puskesmas Batangtoru dalam melayani pasien BPJS Persalinan ?
2. Bagaimana tingkat disipilin pegawai dalam melayani pasien BPJS persalinan di Puskesmas Batangtoru ini ?
3. Bagaimana tingkat ketelitian Pegawai puskesmas Batangtoru Kepada Pasien dalam melayani BPJS persalinan ?
B. Berdasarkan Biaya Pelayanan
1. Bagaimana dengan biaya kesehatan di puskesmas ini ? apakah gratis/murah ?
C. Berdasarkan Persyaratan Teknis Dan Administratif
1. Apakah pihak Puskesmas memberitahukan prosedur tentang pelayanan BPJS persalinan yang ada di Puskesmas Batangtoru ?
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Arul. 1996. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Boediono, B. 2003. Pelayanan Prima Perpajakan. Jakarta: Rineka Cipta.
Djohan, Djohermansyah. 2007. Potret Otonomi Daerah dan Wakil Rakyat di Tingkat Lokal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dwiyanto, Agus. 2005. Mewujudkan Good Governance melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Edelman, C, L and Mandle C.L. 1994. Health Promotion. Mosby Year Book Inc, ST
Faisal, Sanapiah. 2007. Format-format Penelitian Sosial. PT. Rajagrafindi Persada: Jakarta.
Gie, The Liang. 1997. Ensklopedia Administrasi. Jakarta: PT. Air Agung Putra.
Ismawan, Bambang, 2000. Pemberdayaan Orang Miskin: Refleksi seorang pegiat LSM. Jakarta, Puspa Swara
Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta: Pembaruan.
Mardiasmo, 2002. Otonomi dan manajemen keuangan daerah. Yogyakarta : Andi
Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Napitupulu, Paiman. 2007. Pelayanan Publik dan Custumer Satisfaction. Bandung : PT : Aliumni
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Rediono, B. 2003. Pelayanan Prima Perpajakan. Jakarta: Rineka Cipta.
Syafrudin, dkk. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media
Satrio, J. 1993. Hukum Jaminan, Hak-hak Jaminan Kesehatan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Shedarmayanti. 2003. Good Governance (kepemerintahan yang baik) dalam Rangka Otonomi Daerah: Upaya Membangunan Organisasi Efektif dan Efisien.
Bandung: CV. Mandar Maju.
Sinambela, Lijan Poltak. 2008. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi Aksara.
Sianipar, 2008. J.P.G.2001. Manajemen Pelayanan Masyarakat. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Sumber Undang-Undang
UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Undang-Undang No.25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Sumber Internet
di akses pada minggu, 27/11/2016
pukul 23:29 WIB
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. Letak Geografis
Kabupaten Tapanuli Selatan yang letak geografisnya berada pada 0o58’35’ sampai dengan 2o7’33’ Lintang Utara dan 98o42’50’ sampai dengan 99o34’16’ Bujur Timur dengan Luas Daerah 433.470 Ha terdiri dari 14 Kecamatan, 503 Desa/Kelurahan.
Puskesmas Batangtoru terletak di Kelurahan Aek Pining Kecamatan Batang Toru. Secara umum, Kabupaten Tapanuli Selatan termasuk daerah yang beriklim tropis dan memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau dan musim hujan biasanya ditandai dengan sedikit banyaknya hari hujan dan volume curah hujan pada bulan terjadinya musim.
Puskesmas Batangtoru memiliki wilayah kerja di 1 kecamatan yaitu kecamatan Batangtoru. Secara administrasi, puskesmas Batangtoru memiliki 23 desa dalam melaksanakan pelayanan kesehatan. Dimana ditempatkan masing-masing petugas pelayanan kesehatan. Dimana ditempatkan masing-masing-masing-masing petugas kesehatan didesa tersebut. Adapun luas wilayah desa
B. Demografis
Berdasarkan data dari kecamatan, jumlah penduduk sewilayah kerja Batangtoru pertahun 2015 tercatat sebesar 36075 jiwa, jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada perempuan, jumlah laki-laki sebanyak 18279 dan perempuan berjumlah 17796 jiwa.
Tabel 3.1
Distribusi Penduduk Menurut Jumlah jiwa, luas wilayah, kepadatan
6 Sumber : Kantor Camat Batangtoru
C. Visi Puskesmas Batangtoru
D. Misi Puskesmas Batangtoru
Untuk mewujudkan visi sebagai langkah menuju masyarakat Tapanuli Selatan yang sehat berbasis sumber daya manusia kesehatan yang unggul dan cerdas”, maka Puskesmas Batangtoru menyusun dan menetapkan misinya sebagai berikut :
a. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi semua masyarakat dan meningkatkan kemandirian puskesmas dalam mengelola pelayanan kesehatan.
b. Mewujudkan sumber daya manusia kesehatan, yang propesional, paripurna dan berdaya saing.
c. Meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit serta penyehatan lingkungan.
d. Mewujudkan peran serta masyarat dan pemangkuh kepentingan dalam pengembangan kesehatan.
E. Program Pembangunan Kesehatan di Wilayah Kerja Batangtoru
Kecamatan Batangtoru
Menyadari akan keterbatasan sumber daya yang tesedia serta disesuaikan dengan prioritas masalah yang ditemui dalam serta kecenderungan dimasa mendatang. Maka untuk memacu percepatan perbaikan derajat kesehatan masyarakat yang di nilai paling penting untuk mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan, maka dirumuskan program-program pembangunan di bidang kesehatan meliputi :
2. Perbaikan Gizi
3. Pencegahan penyakit menular termasuk imunisasi
4. Meningkatkan kesehatan keluarga, kesehatan reproduksi dan KB 5. Kesehatan lingkungan, Higienis sanitasi dan tempat-tempat umum 6. Pembinaan/penyuluhan kesehatan masyarakat
7. Peningkatan sumber daya kesehatan
8. Pengembangan jaminan pemeliharan kesehatan masyarakat (JPKM)
F. Situasi derajat kesehatan
a. Mortalitas ( Angka kematian )
Angka kematian masyarakat dari waktu ke waktu dapat member gambaran perkembangan derajat kesehatan dan dapat juga digunakan sebagai indicator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya.
b.Angka Kematian Bayi
Infant mortality rate atau angka kematian bayi (AKB) merupakan indicator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, baik pada tataran kabupaten, provinsi, maupun nasional.
Angka kematian bayi pada tahun 2015 di wilayah Puskesmas Batangtoru sebanyak 15 masih dijumpai, jumlah kematian bayi tersebut orang dari 682 kelahiran hidup, 15 di antaranya lahir mati akibat kelainan congenital dan aspikisia.
c.Angka Kematian Balita
Angka kematian balita adalah jumlah kematian anak 0-4 tahun per 682 kelahiran hidup. Kematian balita menggambarkan tingkat kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak Balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan.
Pada tahun ini ada dijumpai kematian balita meskipun jumlahnya hanya 15 balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Batangtoru.
d.Angka Kematian Ibu
Angka kematian ibu maternal dan angka kematian bayi merupakan indicator keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan. AKI mengacu pada jumlah kematian ibu mulai dari masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan menggunakan BPJS persalinan.
e. Morbiditas (Angka Kesakitan)
G.Status Gizi
Dalam mengatasi masalah gizi puskesmas batangtoru telah menjalankan program usaha perbaikan gizi dalam hal ini bekerja sama dengan dinas kesehatan dalam melaksanakan keluarga sehat. Adapun usaha yang telah dilakukan dalam mengatasi masalah gizi adalah melalui program perbaikan gizi keluarga (UPGK). Pemberian makanan tambahan untuk bayi dan balita, pemberian kapsul vitamin A untuk bayi dan balita, pemberian tablet Fe untuk ibu hamil dan nifas.
Sebagai indicator terhadap status gizi bayi dipergunakan angka berat badan lahir (BBLR) dan terhadap balita dengan menggunakan indicator balita kurang energy protein (KEP).
H. Pelayanan Kesehatan Dasar
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat menjadi dapat diatasi, berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan kesehatan ibu dan bayi
a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan professional (dokter spesialis obyn, dokter umum, bidan dan perawat) seperti pengukuran berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, imunisasi tetanus toxoid (TT) serta pemberian tablet besi kepada ibu hamil selama masa kehamilannya sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antennal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan K1 merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan cakupan K4 ibu hamil adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan kedua dan dua kali pada tri wulan ketiga umur kehamilan, angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil, hasil % jumlah target pencapaian x100
b. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan
Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi lahir sebagaian besar terjadi pada masa disekitar persalinan., hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan.
c. Kunjungan neonates ( KNI dan KN2)
untuk mengurangi resiko tersebut, antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonates (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali pada usia 0-7 hari (KNI) dan satu lagi pada usia 8-28 hari (KN2).
Petugas kesehatan dalam melaksanakan pelayanan pemeriksaan kesehatan bayi, pemberian ASI dini dan ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi, pemberian imunisasi, pemberian vitamin K, manajeman terpadu balita muda (MTBM) dan penyuluhan perawatan neonates dirumah menggunakan buku KIA.
2. Pelayanan Imunisasi
Kegiatan imunisasi rutin meliputi imunisasi kepada bayi umur 0-1 tahun (BCG, DPT, Polio, Campak, HB) imunisasi untuk wanita usia subur/ibu hamil (TT) dan imunisasi untuk anak SD (kelas 1: DT dan kelas 2-3: TT), sedangkan kegiatan imunisasi tambahan dilakukan atas dasar ditemukan masalah seperti Desa Non UCI, potensial/risti KLB, ditemukan/diduga adanya virus polio liar atau kegiatan lainnya berdasarkan kebijakan teknis.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Bab ini berisikan uraian data hasil penelitian yang dilakukan mengenai akuntabilitas pelayanan kesehatan masyarakat pada program BPJS kesehatan dalam melayani persalinan. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui data primer dan data sekunder. Data-data primer tersebut didapat dengan melalui penyebaran kuesioner maupun wawancara di Puskesmas Batangtoru.
A. Hasil Kuesioner Kepada Pasien BPJS persalinan
a. Karakteristik Responden
Data adalah hasil yang diperoleh dari penelitian, maka diperoleh adanya penyajian data dalam suatu penelitian agar terlihat sempurna. Penyajian data karakteristik responden bertujuan untuk mengindentifikasi ciri-ciri khusus yang dimiliki responden, sehingga memudahkan penulis dalam mengadakan analisis penelitian nantinya. Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.1 : Identitas Responden Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 < 20 Tahun 2 10
2 21-30 Tahun 6 30
3 31-40 Tahun 8 40
4 41-50 Tahun 4 20
Total 20 100
Sumber : Kuesionar 2017
Tabel 4.2 : Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 SD-SMP 8 40
2 SMA 10 50
3 Diploma 0 0
4 Sarjana 2 10
5 Lainnya 0 0
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
pendidikan Diploma tidak ada, pendidikan Sarjana sebanyak 2 orang (10%) dapat diketahui bahwa rata-rata pendidikan pasien adalah SMA.
Tabel 4.3 dapat dilihat dari 20 orang responden, 3 orang (15%) memiliki pekerjaan sebagai petani, 2 orang (10%) sebagai PNS, wiraswasta 15 orang (75%) dan buruh tidak ada, dapat diketahui bahwa rata-rata pekerjaan suami adalah wiraswasta.
Tabel 4.3 : Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan Suami
No Pekerjaan Suami Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Petani 3 15
2 PNS 2 10
3 Buruh 0 0
4 Wiraswasta 15 75
5 Lainnya 0 0
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
b. Penyajian Data Tentang Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Pada Program BPJS Persalinan
tersebut akan ditemukan jawaban yang sama atau hampir sama maka dapat dikatakan penelitian tersebut telah mencapai titik jenuh, dimana pasien harus menjawab 28 pertanyaan mengenai pelayanan persalinan dengan indikator sebagai berikut :
1. Akuntabilitas Kinerja Publik Dilihat Berdasarkan Proses
Berikut ini tabel yang menunjukkan tanggapan pasien terhadap akuntabilitas kinerja publik berdasarkan proses :
Tabel 4.4 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kejadian Pasien
Yang Terlantar Karena Terlambat Dirujuk
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Tidak Pernah 17 85
2 Beberapa 3 15
3 Sering 0 0
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
sebanyak 3 orang (15%), tidak ada responden yang menjawab sering terlantar Karena terlambat dirujuk.
Masalah rujukan menjadi masalah yang sangat mendasar bagi Puskesmas Batangtoru, karena dikala seorang ibu hamil yang tidak bias ditangani di Puskesmas Batangtoru ini di rujuk ke Rumah Sakit Umum Padangsidempuan dan Rumah Sakit TNI Padangsidempuan.
Tabel 4.5 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kemampuan
Pegawai Puskesmas Dalam Memeriksa Pasien
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Baik 5 25
2 Cukup Baik 15 75
3 Kurang Baik 0 0
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Sejauh mana kemampuan pegawai dalam memberikan pelayanan BPJS persalinan, kemampuan pegawai puskesmas yang dimaksud diukur dengan melihat keterampilan, ketelitian, penguasaan teknologi serta termasuk didalamnya sikap petugas terhadap pasien.
Tabel 4.6 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Sikap Pegawai
Puskesmas Dalam Melayani Pasien
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Ramah 12 60
2 Biasa Saja 8 40
3 Kurang Ramah 0 0
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Dari data yang disajikan dalam tabel 4.6 sikap pegawai dalam melayani pasien ramah, sebanyak 12 orang (60%) menyatakan demikian. Sedangkan yang mengatakan biasa saja ada 8 orang (40%). Dan tidak ada pasien yang mengatakan kurang ramah. Menurut para responden yang menjawab ramah dikarenakan para pegawai melayani pasien dengan senyum dan terkadang diselingi dengan candaan.
Tabel 4.7 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pegawai Datang
Tepat Pada Waktunya
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Ya 5 25
2 Tidak 8 40
3 Tidak Tahu 7 35
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Dari data yang pada tabel 4.7 terlihat bahwa banyak pasien yang mengatakan bahwa pegawai datang tidak tepat pada waktunya berjumlah 8 orang (40%), meskipun ada 7 orang (35%) yang mengatakan tidak tahu, dan 5 orang (25%) mengatakan pegawai datang tepat pada waktunya.
Ketetapan waktu pegawai datang ke puskesmas menentukan waktu pelayanan terhadap pelayanan terhadap pasien, waktu praktek yang telah dijadwalkan mestinya digunakan dengan baik oleh pegawai puskesmas, dengan memberikan pelayanan tepat pada waktunya.
Tabel 4.8 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Pegawai Yang Selalu
Berada Ditempat Selama Jadwal Pelayanan
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
2 Tidak 0 0
3 Kadang-kadang 12 60
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa pasien yang menjawab pegawai kadang-kadang berada ditempat selama jadwal pelayanan 12 orang (40%), yang menjawab pegawai selalu berada ditempat selama jadwal ada 8 orang (60%). Dan yang menjawab tidak berada ditempat selama jadwal pelayanan tidak ada, maka dapat dikatakan pegawai kadang-kadang berada ditempat selama jadwal pelayanan, dikarenakan terkadang pegawai ada keperluan lain diluar, misalnya membantu melahirkan di POSKEDES, PUSTU.
Selama jadwal yang seharusnya seperti yang telah ditetapkan seluruh pegawai puskesmas harus berada ditempat untuk melakukan tugasnya.
Tabel 4.9 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Respon Pegawai
Terhadap Pasien
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Cepat 3 15
2 Biasa Saja 15 75
3 Lambat 2 10
Sumber : Kuesioner 2017
Sebanyak 15 orang (75%) responden mengatakan respon pegawai terhadap pasien adalah biasa saja, sebanyak 3 orang (15%) mengatakan respon pegawai terhadap pasien cepat, dan 2 orang mengatakan respon pegawai terhadap pasien lambat, dari data 4.9 dapat terlihat bahwa respo pegawai terhadap pasien adalah biasa saja.
Respon pegawai terhadap pasien disini maksudnya adalah kecepatanggapan pegawai dalam memberikan pertolongan pertama pasien, disini akan terlihat tanggung jawab pegawai dalam melaksanakan tugasnya, yaitu melayani pasien BPJS persalinan dengan cepat tanggap.
Tabel 4.10 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pasien Yang
Terlantar Dan Tidak Mendapat Perhatian Dari Pihak
Puskesmas
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Tidak Ada 17 85
2 Beberapa 3 15
3 Banyak 0 0
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
puskesmas, ada 3 orang (15%) mengatakan bahwa beberapa pasien pernah terlambat mendapatkan pelayanan dari pasien.
Keterlambatan tersebut dikarenakan pasien yang datang pada saat tanggal merah, dengan keterbatasan tenaga medis di puskesmas maka pasien terkadang mendapatkan pelayanan kesehatan agak lama, hal tersebut tidak lain karena membludaknya pasien yang ditangani dengan tenaga medis yang sedikit atau tenaga medis yang piket pada hari itu saja.
Tabel 4.11 menunjukkan ada 10 orang (50%) responden yang menyatakan kelengkapan peralatan di Puskesmas Batangtoru adalah cukup lengkap, 8 orang (40%) responden mengatakan peralatan di Puskesmas Batangtoru tidak lengkap.
Peralatan pada puskesmas merupakan alat vital yang harus ada agar pelayanan BPJS persalinan terhadap pasien dapat terlaksana tanpa kendala
Tabel 4.11 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kelengkapan
Peralatan Puskesmas Batangtoru
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Lengkap 8 40
2 Cukup Lengkap 10 50
3 Tidak Lengkap 2 10
Total 20 100
Tabel 4.12 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Program BPJS
Persalinan Berperan Aktif Dalam Menurunkan Angka
Kematian Ibu Dan Bayi
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Ya 12 60
2 Tidak 1 5
3 Kadang-kadang 7 35
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Dari tabel 4.12 menyatakan bahwa 12 orang mengatakan bahwa adanya program BPJS persalinan berperan aktif dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi, selain itu 7 orang (35%) mengatakan BPJS persalinan kadang-kadang berperan aktif dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi, dan 1 orang (5%) mengatakan program BPJS persalinan tidak berperan aktif dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Dari data responden yang ada di tabel 4.12 memang benar tujuan dari adanya program BPJS persalinan adalah menurunkan angka kematian ibu dan bayi, demi tercapainya hal tersebut, pihak puskesmas memberikan kontribusi yang baik untuk memberikan pelayanan terhadap ibu hamil.
(70%), 4 orang (20%) mengatakan baik, dan 2 orang (10%) mengatakan kurang baik.
Ketelitian seorang ahli medis sangat berguna untuk kesehatan pasien yang diperiksanya, apa yang dibutuhkan pasien, diagnosis penyakit pasien dan ketika pasien mengalami gangguan selama kehamilan dan nifas.
Tabel 4.13 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Ketelitian
Pegawai Puskesmas Dalam Memeriksa Pasien BPJS
Persalinan
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Baik 4 20
2 Cukup Baik 14 70
3 Kurang Baik 2 10
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Tabel 4.14 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kedisiplinan
Pegawai Puskesmas Batangtoru
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Bagus 4 20
3 Kurang Bagus 0 0
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat bahwa kedisiplinan pegawai di Puskesmas Batangtoru cukup bagus, dari 20 responden yang ada, 16 orang (80%) mengatakan cukup bagus, 4 orang (20%) mengatakan bagus, dan tidak ada yang mengatakan kurang bagus.
2. Akuntabilitas Biaya Pelayanan Dipungut Sesuai Dengan
Peraturan Perundang-Undangan
Tabel 4.15 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pungutan Biaya
Ketika Mengurus Surat-Surat Di Puskesmas Ini
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Ya 0 0
2 Tidak 20 100
3 Kadang-kadang 0 0
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
puskesmas ini, tidak ada yang mengatakan kadang-kadang dipungut biaya ketika mengurus surat-surat, dan tidak ada mengatakan pernah dipungut biaya ketika mengurus surat-surat dipuskesmas.
Pengurusan surat-surat dalam hubungan dengan BPJS persalinan adalah bebas biaya, kecuali ibu hamil yang sakit di luar dari kandungannya, hal tersebut di pungut biaya administrasi.
Berdasarkan 4.16 menyatakan dari 20 responden (100%) mengatakan bahwa persalinan yang dilakukan pada puskesmas Batangtoru adalah gratis, terlepas dari pasien tersebut orang mampu atau tidak, tidak ada responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak ada yang menjawab tidak gratis
Hal tersebut karena BPJS persalinan adalah salah satu program dari pemerintah untuk membantu pasien ketika ingin melahirkan atau memeriksakan kehamilan, pemeriksaan nifas dan bayi 28 hari setelah dilahirkan.
Tabel 4.16 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pelayanan
Persalinan Pada Puskesmas Batangtoru Gratis
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Ya 20 100
2 Tidak 0 0
3 Kadang-kadang 0 0
Total 20 100
Tabel 4.17 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Biaya Yang Di
Keluarkan Dalam Sekali Memeriksakan Kehamilan
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Gratis 20 100
2 50.000-150.000 0 0
3 >150.000 0 0
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Tabel 4.17 menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan dalam sekali memeriksakan kehamilan adalah gratis yaitu 20 orang (100%) responden menjelaskan hal tersebut. Pemeriksaan dilakukan selama empat kali dalam sekali kehamilan. Dengan memeriksa kehamilan dan bulan kelahirang si bayi.
Tabel 4.18 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Biaya Yang
Dipungut Puskesmas Batangtoru Cukup Murah
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Ya 20 100
2 Biasa Saja 0 0
3 Tidak 0 0
Total 20 100
Berdasarkan data 4.18 dapat dilihat bahwa biaya yang dipungut dipuskesmas cukup murah, dilihat dari 20 orang (100%) responden menjawab murah, dan tidak ada responden yang menjawab biasa saja, tidak ada responden yang menjawab tidak murah.
Hal tersebut karena puskesmas Batangtoru ini memberikan kemudahan dalam biaya terhadap pasien, misalnya pengurusan surat-surat sakit hanya Rp. 2.000,00 saja.
3. Akuntabilitas Produk Pelayanan Publik, Persyaratan Teknis
Dan Administratif
Tabel 4.19 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Puskesmas
Batangtoru Yang Dapat Menjangkau Seluruh
Masyarakat
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Ya 4 20
2 Tidak 6 30
3 Kadang-kadang 10 50
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
menjangkau seluruh masyarakat disini, dan 6 orang (30%) mengatakan puskesmas Batangtoru tidak bisa menjangkau seluruh masyarakat disini.
Tabel 4.20 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Pegawai Puskesmas
Yang Menguasai Pelayanan Persalinan Di Puskesmas
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Ya 14 70
2 Tidak 0 0
3 Kadang-kadang 6 30
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Dari tabel 4.20 menyatakan bahwa 14 orang (70%) responden mengatakan bahwa pegawai puskesmas dapat menguasai pelayanan persalinan di puskesmas ini, 6 orang (30%) mengatakan bahwa terkadang pegawai puskesmas menguasai pelayanan persalinan di puskesmas dan tidak ada responden yang mengatakan pihak puskesmas tidak bisa menguasai pelayanan persalinan dipuskesmas.
Penguasaan pelayanan terhadap persalinan dapat dilihat dari kemampuan mereka dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawab pegawai dalam memberikan pelayanan terhadap ibu hamil dan ibu melahirkan.
Tabel 4.21 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Jadwal Pelayanan
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Ya 12 60
2 Tidak 0 0
3 Tidak Tahu 8 40
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Berdasarkan tabel 4.21 dijelaskan bahwa 12 orang (60%) mengatakan bahwa jadwal pelayanan puskesmas sudah sesuai dengan keinginan mereka, tidak ada responden yang mengatakan bahwa jadwal pelayanan puskesmas tidak sesuai dengan keinginan mereka, dan 8 orang (40%) mengatakan tidak tahu.
Tabel 4.22 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Puskesmas Yang
Memiliki Jenjang Prosedur Pemeriksaan Yang Tetap
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Ya 17 85
2 Tidak 1 5
3 Tidak Tahu 2 10
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
prosedur pemeriksaan di puskesmas ini tidak tetap, dan 2 orang (10%) mengatakan tidak tahu tentang jenjang prosedur pemeriksaan yang tetap.
Berdasarkan tabel 4.23 dijelaskan responden tentang tanggapan mengenai prosedur pemeriksaan dipuskesmas yaitu 16 orang (80%) mengatakan biasa saja, 4 orang (20%) mengatakan cepat dan tidak ada responden yang mengatakan respon pegawai terhadap pasien lambat.
Tabel 4.23 : Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Tanggapan
Anda Mengenai Prosedur Pemeriksaan Di Puskesmas
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Cepat 4 20
2 Biasa Saja 16 80
3 Lambat 0 0
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Tabel 4.24 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pihak Puskesmas
Memberitahu Informasi Prosedur Pemeriksaan
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Ya 15 75
3 Kadang-kadang 5 25
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Pada tabel 4.24 dijelaskan bahwa responden yang mengatakan bahwa pihak puskesmas memberitahu informasi prosedur pemeriksaan 15 orang (75%) mengatakan Ya, 5 orang (25%) mengatakan kadang-kadang memberitahu dan tidak ada pasien yang mengatakan pihak puskesmas tidak memberitahu prosedur pemeriksaan.
Berdasarkan tabel 4.25 dijelaskan bahwa pertama kali memeriksa kehamilan tidak di berikan kartu apapun jawaban tersebut diperoleh dari 20 responden (100%), dan tidak ada responden yang menjawab diberikan kartu BPJS persalinan ketika pertama kali memeriksa kehamilan.
Hal tersebut dimaksudkan untuk memudahkan pasien ketika ingin memeriksakan kehamilannya kemana saja, tidak bertumpu pada satu puskemas saja.
Tabel 4.25 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Puskesmas
Memberikan Kartu BPJS Ketika Pertama Kali
Memeriksa Kehamilan
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
2 Tidak 20 100
3 Kadang-kadang 0 0
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Tabel 4.26 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Prosedur
Pengurusan Surat-Surat Untuk BPJS Persalinan
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Cepat 0 0
2 Biasa Saja 12 60
3 Lambat 8 40
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Berdasarkan tabel 2.26 di jelaskan bahwa responden yang menjawab prosedur pengurusan surat-surat untuk BPJS persalinan berjalan biasa saja 12 orang (60%), 8 orang (40%) menjawab lambat dan tidak ada yang menjawab cepat.
Tabel 4.27 : Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pelayanan BPJS
Persalinan Yang Dilakukan Di Puskesmas Batangtoru
No Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase (%)
1 Memuaskan 0 0
2 Cukup memuaskan 16 80
3 Kurang memuaskan 4 20
Total 20 100
Sumber : Kuesioner 2017
Berdasarkan data 4.27 disebutkan bahwa 16 orang (80%) mengatakan pelayanan BPJS persalinan dilakukan di Puskesmas Batangtoru cukup memuaskan dan 4 orang (20%) mengatakan pelayanan BPJS persalinan di Puskesmas Batangtoru kurang memuaskan. Dan tidak ada responden mengatakan memuaskan.
B. Penyajian Data Dari Hasil Wawancara
a. Wawancara Informan Kunci
a. Identitas Responden Kepala Puskesmas Batangtoru
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dr. Rudi selaku kepala puskesmas Batangtoru berusia 39 Tahun, berjenis kelamin laki-laki dan berpendidikan
1. Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Program BPJS Persalinan
Pelayanan kesehatan masyarakat pada program BPJS persalinan sangat diperlukan untuk meningkatkan akses terhadap pelayanan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB pasca persalinan. Pelayanan puskesmas Batangtoru ini sudah bisa dikatakan cukup baik. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan informan utama yaitu dr. Rudi selaku kepala Puskesmas Batangtoru :
“Pelayanan yang baik merupakan tujuan utama dari Puskesmas Batangtoru ini,
dan selama program BPJS persalinan ini dilaksanakan pasien cukup
mendapatkan pertolongan melahirkan, dan pemeriksaan dengan cukup baik,
disetiap tahun kami selalu mengadakan perbaikan dalam melayani pasien, baik
pasien BPJS persalinan ataupun pasien lainnya”. (Wawancara, 27 Februari
2017)
Pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas perlu diperbaiki, mungkin dengan memberikan pelatihan kepada pegawai agar pelayanan yang diberikan semakin baik untuk kedepannya.
2. Akuntabilitas Kinerja Pelayanan Publik Berdasarkan Proses
Batangtoru pelayanan tersebut menjadi terganggu. Seperti yang diungkapkan oleh dr. Rudi Selaku Kepala Puskesmas Batangtoru :
“ Mengenai prasarana dan sarana di Puskesmas Batangtoru belum cukup
memadai, obat-obatan yang ada dipuskesmas ini juga belum mencukupi dilihat
dari banyaknya pasien BPJS yang melakukan persalinan di Puskesmas ini.
tindakan yang dilakukan puskesmas Batangtoru jika obat-obatan kurang ketika
pasien membutuhkan, pihak puskesmas akan membeli sendiri ke
kota/Padangsidempuan, masalah tentang pelayanan puskesmas yang
dilaksanakan 24 jam, puskesmas Batangtoru membuka layanan 24 jam jadi
masyarakat bisa datang kapan saja. Koordinasi antar puskesmas ini juga cukup
baik, pegawai sudah dilatih bekerja sama antar sesama pegawai. Tingkat disiplin
pegawai juga sudah mulai cukup baik, karena kami memberikan sanksi kepada
pegawai yang terlambat tanpa ada alasan penting, tenaga medis di puskesmas ini
sudah sangat memadai dilihat dari banyaknya anggota pegawai di Puskesmas
Batangtoru.”( Wawancara, 27 Februari 2017)
3. Akuntabilitas Biaya pelayanan publik
BPJS persalinan adalah program pemerintah yang memberikan kebebasan biayaan pemeriksaan, melahirkan dan nifas kepada setiap ibu hamil, baik ibu hamil tersebut tergolong orang kaya atau orang miskin. Hal ini sesuai dengan wawancara kepada informan utama dr. Rudi :
“ Semua orang yang ingin menggunakan program BPJS persalinan, tinggal
langsung gratis, dengan ketentuan, pemeriksaan kehamilan 4 kali, melahirkan
nipas 4 kali kunjungan, dan bayi selama 28 hari.”(Wawancara, 27 februari 2017)
“Puskesmas Batangtoru sangat terbuka dan transparan kepada masyarakat
tentang biaya-biaya yang harus dikeluarkan BPJS persalinan atau pun diluar
BPJS persalinan, jika tidak mempunyai kartu BPJS persalinan terpaksa
masyarakat membayar persalinan seperti umumnya membayar melakukan
persalinan biasanya masyarakat yang tak punya kartu BPJS membayar sekitar
Rp. 800.000,00”. (Wawancara, 27 Februari 2017)
4. Akuntabilitas Produk Pelayanan Publik, Persyaratan Teknis Dan Administratif
Pemeriksaan Ibu hamil di Puskesmas Batangtoru dikatakan cukup banyak, dilihat dari laporan persalinan yang telah dilakukan di Puskesmas Batangtoru. Hal ini yang katakan dr. Rudi Selaku kepala puskesmas :
“ Persalinan di Puskesmas ini cukup banyak juga, kita bisa lihat dari laporan
perbulannya, puskesmas Batangtoru berupaya juga meningkatkan pelayanan
BPJS persalinan Batangtoru dengan memberitahu tentang masalah prosedur,
administratif dan sebagainya. Masyarakat yang tidak memiliki BPJS tidak akan
sulit mendapatkan pelayanan hanya saja mereka harus membayar seperti
persalinan umum lainnya. Proses rujukan pasien dilakukan jika mengalami resiko
tinggi kepada ibu hamil, puskesmas akan merujuk pasien ke Rumah Sakit yang
b. Wawancara Informan tambahan
Wawancara dilakukan kepada informan tambahan pada tanggal 27-01 Maret 2017. Wawancara dilakukan di posyandu di wilayah Puskesmas Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan. Peneliti mewawancara ibu yang datang ke puskesmas Batangtoru dengan Responden berjumlah 6 orang yang sekalian mengisi kuesioner dan wawancara. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung pendapat dari Pasien BPJS
1. Berdasarkan Proses Pelayanan
Bagaimana sikap pegawai puskesmas Batangtoru dalam melayani pasien BPJS Persalinan ?
Ibu Rizki Laila (23 tahun) : “Menurut saya dokter memeriksa saya dengan baik dan ramah, tidak kasar dan asal-asalan, hanya biasa saja, tidak ada yang
istimewa atau diperlakukan secara istimewa.”(Wawancara, 27 Februari 2017)
Ibu Nursiah (44 tahun):
“ Pegawai disini ramah hanya pada orang yang dikenal saja, kalau tidak kenal
tidak terlalu ramah, bidannya juga ramah agar ada pasien diluar puskesmas yang
berobat, sehingga bidan mendapatkan pendapatan diluar gaji mereka.
“(Wawancara, 27 Februari 2017)
Bagaimana tingkat disipilin pegawai dalam melayani pasien BPJS persalinan di Puskesmas Batangtoru ini ?
“ Saya tidak terlalu tau , apakah pegawai disini datang tepat pada waktunya atau
tidak, karena saya juga berobat datangnya siang, jadi tidak terlalu paham
tentang hal seperti itu.”(Wawancara, 28 Februari 2017)
Ibu Miswati (33 Tahun) :
“ Pegawai disini memiliki banyak keperluan diluar puskesmas ini, seperti
membantu pasien lain diklinik, atau dirumah bersalin lain, maka mereka
terkadang tidak ada disini ketika banyak pasien, jadi diganti dengan pegawai
atau bidan yang lain.”(Wawancara, 27 Februari 2017)
Bagaimana tingkat ketelitian Pegawai puskesmas Batangtoru Kepada Pasien dalam melayani BPJS persalinan ?
Ibu Maimunah (36 Tahun) :
“ Tingkat ketelitian cukup baik Kalau pasien itu memeriksa kehamilan atau ingin
melahirkan, diperiksa dulu apakah ada penyakit malaria atau hipertensi atau
penyakit-penyakit komplikasi yang akan menggangu bayi dalam perutnya, jika
ada akan dirujuk ke Rumah Sakit Umum Padangsidempuan atau Rumah Sakit
TNI Padangsidempuan.”(Wawancara, 01 Maret 2017)
2. Berdasarkan Biaya Pelayanan Publik
Bagaimana dengan biaya kesehatan di puskesmas ini ? apakah gratis/murah ?
Ibu Yuni (28 tahun) :
“ Biaya persalinan gratis, namun diluar dari persalinan dan segala sesuatu yang
dirujuk kerumah sakit, biaya transportasinya harus saya tanggung
sendiri.”(Wawancara,01 Maret 2017)
Ibu Mismawati (33 tahun) :
“Kalau menurut saya cukup murah, jika ingin mengurus surat sakit yang tidak
berhubungan dengan kehamilan bayarnya Cuma Rp 2000,00, obatnya juga
murah-murah, tidak sampai ratusan ribu.”(Wawancara, 27 Ferbruari 2017)
3. Berdasarkan Persyaratan teknis dan administratif
Apakah pihak Puskesmas memberitahukan prosedur tentang pelayanan BPJS persalinan yang ada di Puskesmas Batangtoru ?
Ibu Yuni (28 tahun) :
“ Saya diberitahu dalam prosedur pemeriksaan, apa yang dilakukan, dan
selanjutnya dilakukan, jadi saya juga tahu apa yang akan mereka lakukan
terhadap saya dalam memeriksa, misalnya, saya akan disuntik, sebelumya
diberitahu terlebih dahulu”.(Wawancara, 01 Maret 2017)
Bagaimana pelayanan surat menyurat di Puskesmas Batangtoru ? Ibu Rizki Laila (21 tahun) :
“Pelayanan biasa saja, sama seperti saya puskesmas lain, sama saja semuanya,
pelayanan tidak cepat, tapi juga tidak lambat”.(Wawancara, 27 Februari 2017)
B. Pembahasan
dengan akuntabilitas pelayanan kesehatan masyarakat pada program BPJS persalinan, serta melakukan studi dokumentasi. Data tersebut dapat dianalisis dengan mengamati beberapa indikator sebagai berikut :
a. Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Program BPJS
Persalinan
Pertanggungjawaban pegawai terhadap pelayanan BPJS di puskesmas Batangtoru dirasakan perlu diperbaiki lagi, dalam hal pelayanan dan ketetapan waktu kedatangan para pegawainya, ketepatan waktu pegawai untuk datang setiap hari akan memperlihatkan akuntabilitas yang baik dari pegawai dalam mengedepankan pelayanan terhadap masyarakat dalam program BPJS persalinan.
Agar tercapainya kinerja pelayanan publik yang baik diperlukan data dari para responden disini diambil dari pasien BPJS persalinan yang melakukan pemeriksaan dan melahirkan di Puskesmas Batangtoru dan Kepala Puskesmas Batangtoru, menurut dr. Rudi ( 39 Tahun) selaku bidang kepala puskesmas Batangtoru mengatakan :
“Pelayanan yang baik merupakan tujuan utama dari Puskesmas Batangtoru ini,
dan selama program BPJS persalinan ini dilaksanakan pasien cukup
mendapatkan pertolongan melahirkan, dan pemeriksaan dengan cukup baik,
disetiap tahun kami selalu mengadakan perbaikan dalam melayani pasien, baik
pasien BPJS persalinan ataupun pasien lainnya”. (Wawancara, 27 Februari
2017)
namun mereka mencoba untuk selalu melakukan perbaikan dalam segala bidang untuk memberikan pelayanan kepada pasien secara lebih baik lagi.
b. Akuntabilitas Kinerja Publik Dilihat Berdasarkan Proses
Dari hasil data yang dihasilkan dapat disimpulkan bahwa dipandang dari sudut akuntabilitas kinerja publik berdasarkan proses adalah cukup baik kinerja yang dilakukan berdasarkan proses.
Hal ini dapat dilihat cukup tercapainya kinerja publik berdasarkan proses, dalam hal tentang ada tidaknya kejadian pasien yang terlantar karena terlambat dirujuk dijawab tidak pernah ada oleh 85% responden atau 17 orang dari 20 orang pasien yang dijadikan responden dalam penelitian ini, sedang yang menjawab beberapa 15 % atau 3 orang dan yang menjawab tidak pernah ada pasien yang terlantarkan karena terlambat di rujuk adalah dikarenakan tidak ada pasien yang diterlantarkan oleh Puskesmas Batangtoru ini, hanya saja proses rujukan terkadang berjalan dengan lambat, serta transportasi untuk menuju rumah sakit tidak gratis, seperti yang dikemukakan dr. Rudi ( 39 tahun) selaku Bidan Kepala Puskesmas Batangtoru:
“Puskesmas melayani rujukan sampai kerumah sakit di Padangsidempuan,
namun dalam hal transportasi puskesmas tidak menanggung, jika ingin
menggunakan puskesmas keliling, maka pasien harus membayar Rp. 100.000 atau
diperbolehkan menggunakan transportasi umum yang lain, atau transportasi
pribadi.” (Wawancara, 27 februari 2017)
kurang mampu, namun transportasi memang dipungut oleh pihak puskesmas dikarenakan transportasi adalah biaya diluar tanggungan yang dirancangkan pemerintah dalam program BPJS persalinan.
Kemampuan pegawai dalam memeriksa pasien dilihat dengan keterampilan tenaga medis dalam memeriksa pasien, ketelitian tenaga medis dalam memeriksa pasien, sikap pegawai terhadap pasien. Dalam hal kemampuan pegawai dalam memeriksa pasien 25% responden atau 5 orang pasien menjawab baik, dan 75% responden menjawab cukup baik dan tidak ada yang menjawab kurang baik, seperti yang di ungkapkan oleh Ibu Rizki Laila (23 tahun) :
“Menurut saya dokter memeriksa saya dengan baik dan ramah, tidak kasar dan
asal-asalan, hanya biasa saja, tidak ada yang istimewa atau diperlakukan secara
istimewa.”(Wawancara, 27 Februari 2017)
Sikap pegawai merupakan hal yang menjadi faktor utama dalam pemeriksaan kepada pasien, ramah tidaknya pegawai dapat memberi pengaruh besar terhadap kondisi pasien yang datang berobat. Menurut responden yang diwawancarai 60% responden atau 12 orang mengatakan ramah dan 40% atau 8 orang mengatakan biasa saja, seperti yang diungkapkan Ibu Miswati (33 tahun): “ Pegawai disini ramah hanya pada orang yang dikenal saja, kalau tidak kenal
tidak terlalu ramah, bidannya juga ramah agar ada pasien diluar puskesmas yang
berobat, sehingga bidan mendapatkan pendapatan diluar gaji mereka.
“(Wawancara, 27 Februari 2017)
agar banyak pasien yang datang kepada mereka, misalnya datang ke klinik bidan, atau memeriksa pasien dirumah. Hal ini sebenarnya kurang baik karena tugas bidan sebenarnya adalah memeriksa pasien tanpa mencari keuntungan untuk mereka sendiri.
Ketepatan waktu kedatangan pegawai menjadi faktor penting dalam kepuasan pasien, kedisiplinan pegawai dalam menjalankan tugasnya harus dilakukan, seperti misalnya puskesmas buka pukul 09.00 semestinya pegawai sudah datang sebelum pukul 09.00, responden yang menjawab tidak berjumlah 40% atau 8 orang, yang menjawab ya 25% atau 5 orang dan yang menjawab tidak tahu ada 35% atau 7 orang. Seperti yang di ungkapkan ibu Annum (30 tahun) : “ Saya tidak terlalu tau , apakah pegawai disini datang tepat pada waktunya atau
tidak, karena saya juga berobat datangnya siang, jadi tidak terlalu paham
tentang hal seperti itu.”(Wawancara, 28 Februari 2017)
BPJS persalinan adalah program pemerintah yang membantu ibu dalam melahirkan bayi, di Puskesmas Batangtoru ini, melayani pasien rawat inap, dan dalam pertanyaan tentang apakah puskesmas melayani proses melahirkan lewat dari jam kerja yang menjawab tidak. Seperti diungkapkan Ibu Rizki Laila (21 Tahun) :
“Setahu saya pegawai di Puskesmas ini melakukan jadwal piket dihari libur,
maka dari itu, puskesmas ini melayani pasien melahirkan juga di luar
kerja.”(Wawancara, 27 februari 2017)
dari Puskesmas Batangtoru adalah puskesmas yang melayani pasien rawat inap, dengan jadwal piket bergantian antar pegawai puskesmas.
Kedisiplinan pegawai dalam bekerja dan tanggung jawab pegawai dalam melayani pasien akan terlihat dalam keinginannya berada pada puskesmas pada jam kerja yang telah ditentukan oleh pihak puskesmas, 40 % responden atau 8 orang mengatakan berada ditempat pada jadwal pelayanan, dan 60 % atau 12 orang mengatakan kadang-kadang berada ditempat selama jadwal pelayanan, seperti yang diungkapkan ibu Miswati (33 Tahun) :
“ Pegawai disini memiliki banyak keperluan diluar puskesmas ini, seperti
membantu pasien lain diklinik, atau dirumah bersalin lain, maka mereka
terkadang tidak ada disini ketika banyak pasien, jadi diganti dengan pegawai
atau bidan yang lain.”(Wawancara, 27 Februari 2017)
Dari pernyataan ibu Mismawati diatas terlihat kalau pegawai atau bidan puskesmas masih menerima pekerjaan diluar dari jadwal jam kerja puskesmas yang telah ditentukan, pegawai yang membantu pasien diluar puskesmas sebenarnya boleh-boleh saja tapi akan lebih baik jika dilakukan diluar jam kerjanya, sehingga tidak menganggu pelayanan terhadap pasien di Puskesmas Batangtoru ini.
Kecepattanggapan atau respon pegawai terhadap pasien dilihat dari keinginan mereka untuk menangani pasien disini 15% atau 3 orang menjawab cepat, 75% atau 15 oramg menjawab biasa saja, dan 10% atau 2 orang mengatakan lambat, seperti yang dikemukakan ibu Nur Alam (34 Tahun) :
“Mereka menangani pasien terlalu santai, seharusnya mereka harus cepat,
Hal seperti ini memang sudah biasa kita lihat di puskesmas, karena terkadang jiwa menolong pegawai puskesmas belum ada, dan mereka terkadang merasa hal tersebut bukan termasuk dalam masalah mereka. Maka dari itu mereka merespon pasien biasa saja, hanya sekedar menjalankan tugas saja.
Dalam pertanyaan setahu saudara apakah ada pasien yang terlantar dan tidak mendapat perhatian dari puskesmas, 85% atau 17 orang mengatakan tidak ada, dan 15% responden atau 3 orang mengatakan beberapa, seperti diungkapkan Ibu Yuni (28 tahun) “
“Mungkin kalau dibilang menelantarkan sih tidak, hanya kadang-kadang
pegawai disini terlalu lama dalam menangani pasien, padahal pasien itu sudah
menahan rasa sakit, tapi mereka mengerjakan semua dengan santai
sekali.”(Wawancara, 1 Maret 2017)
Dari pernyataan Ibu Yuni tadi juga jelas kalau kedisplinan pegawai dipuskesmas ini masih belum bisa dikatakan baik, karena mereka menjalankan semua pekerjaan secara santai, lambat dalam menangani pasien.
Kelengkapan peralatan merupakan hal yang paling utama disetiap puskesmas, bahkan rumah sakit sekalipun, jika kelengkapan peralatan kurang maka pemeriksaan terhadap pasien bisa tertunda, dalam hal kelengkapan peralatan di Puskesmas 40% atau 8 orang responden mengatakan lengkap, 50% atau 10 responden mengatakan cukup lengkap dan 10% atau 2 orang mengatakan kurang lengkap.
kadang-kadang dan 5% atau 1 orang mengatakan tidak berperan aktif dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Hal ini seperti diungkapkan dr. Rudi, selaku kepala puskesmas Batangtoru :
“ Kalau masalah menurunkan angka kematian ibu dan bayi, sudah cukup baik
dengan adanya program BPJS persalinan ini, semua ibu bisa melahirkan bayinya
secara gratis, pemeriksaan kandungan secara gratis , bayi yang lahir juga
diberikan perawatan selama 28 hari setelah kelahiran.”(Wawancara, 1 Maret
2017)
Dari pernyataan dr. Rudi, maka program BPJS sudah berjalan dengan baik, karena memang benar menurunkan angka kematian Ibu dan Bayi, dikarenakan Ibu-ibu sekarang lebih memilih melahirkan dipuskesmas atau rumah sakir daripada di dukun beranak, karena gratis.
Ketelitian pegawai dalam memeriksa pasien sangat penting dan harus dilakukan dengan cermat dan benar, karena kalau sampai salah akan membahayakan untuk pasien dan bayi yang dikandungannya, 20 % atau 4 responden menjawab baik, 70% atau 14 orang mengatakan cukup baik, dan 10% atau 2 orang mengatakan kurang baik, seperti yang diungkapkan Ibu maimunah (36 Tahun) :
“ Kalau pasien itu memeriksa kehamilan atau ingin melahirkan, diperiksa dulu
apakah ada penyakit malaria atau hipertensi atau penyakit-penyakit komplikasi
yang akan menggangu bayi dalam perutnya, jika ada akan dirujuk ke Rumah
Sakit Umum Padangsidempuan atau Rumah Sakit TNI
Ketelitian pegawai dalam memeriksa pasien sudah cukup baik dikarenakan pegawai sudah ingin memeriksa apakah ada penyakit komplikasi dari Ibu yang mengandung, karena jika pegawai tidak memeriksa keadaan ibunya dahulu maka akan sangat membahayakan untuk si bayi yang dikandungnya, mungkin bisa meninggal salah satuya atau mungkin bisa meninggal kedua-duanya.
Kedisiplinan pegawai di Puskesmas Batangtoru ini diungkapkan oleh 80% atau 16 responden adalah cukup bagus, dan 20% atau 4 orang mengatakan bagus dan tidak ada responden yang mengatakan tidak bagus.
c. Akuntabilitas Biaya Pelayanan Dipungut Sesuai Dengan Peraturan
Perundang-Undangan
BPJS persalinan adalah program pemerintah yang memberikan kebebas biayaan pemeriksaan, melahirkan dan nifas kepada setiap ibu hamil, baik ibu hamil tersebut tergolong orang kaya atau orang miskin. Dalam pertanyaan apakah saudara pernah dipungut biaya ketika mengurus surat-surat di Puskesmas Batangtoru 100% atau 20 orang responden menyatakan kalau kepengurusan surat-surat BPJS adalah gratis, hanya membutuhkan kartu BPJS, KTP dan Kartu Keluarga saja, seperti diungkapkan oleh dr. Rudi selaku Kepala Puskesmas Batangtoru ( 39 Tahun):
“ Semua orang yang ingin menggunakan program BPJS persalinan, tinggal
memberikan kartu BPJS kesehatan, KTP si Ibu dan Kartu Keluarga, nanti
langsung gratis, dengan ketentuan, pemeriksaan kehamilan 4 kali, melahirkan
Pelayanan BPJS persalinan yang gratis disebutkan oleh 100% atau 20 orang responden dengan jawaban gratis, tidak ada pasien yang menjawab bayar atau dipungut biaya, seperti diungkapkan Ibu Yuni (28 tahun) :
“ Biaya persalinan gratis, namun diluar dari persalinan dan segala sesuatu yang
tidak masuk kedalam persalinan itu ditanggung sendiri, seperti saya yang mau
dirujuk kerumah sakit, biaya transportasinya harus saya tanggung
sendiri.”(Wawancara,01 Maret 2017)
Dalam pernyataan ibu Yuni diatas, disebutkan bahwa pemerintah hanya menanggung segala permasalahan yang berhubungan dengan si Ibu dan kandungannya, selain itu, puskesmas dan pemerintah tidak menanggung dan otomatis harus ditanggung sendiri oleh pasien yang bersangkutan.
Dalam pertanyaan apakah biaya yang dipungut di puskesmas ini cukup murah, 100% atau 20 orang responden menjawab ya dan tidak ada yang menjawab tidak, hal ini di ungkapkan oleh Ibu Mismawati (33 tahun) :
“Kalau menurut saya cukup murah, jika ingin mengurus surat sakit yang tidak
berhubungan dengan kehamilan bayarnya Cuma Rp 2000,00, obatnya juga
murah-murah, tidak sampai ratusan ribu.”(Wawancara, 27 Ferbruari 2017)
Ungkapan dari Ibu Mismawati tersebut dapat dikatakan memang benar, pemeriksaan penyakit diluar kehamilan memang bayar, namun masih bisa dijangkau oleh masyarakat disekitar puskesmas Batangtoru, karena tergolong murah.
“Puskesmas Batangtoru sangat terbuka dan transparan kepada masyarakat
tentang biaya-biaya yang harus dikeluarkan BPJS persalinan atau pun diluar
BPJS persalinan, jika tidak mempunyai kartu BPJS persalinan terpaksa
masyarakat membayar persalinan seperti umumnya membayar melakukan
persalinan biasanya masyarakat yang tak punya kartu BPJS membayar sekitar
Rp. 800.000,00”. (Wawancara, 27 Februari 2017)
d. Akuntabilitas Produk Pelayanan Publik, Persyaratan, Teknis Dan
Administratif
Dalam pertanyaan apakah puskesmas Batangtoru dapat menjangkau seluruh masyarakat disini, 20% atau 4 orang mengatakan ya, 50% atau 10 orang mengatakan kadang-kadang dan 30% atau 6 orang mengatakan tidak dapat menjangkau. Hal ini seperti diungkapkan Ibu Nur Alam (34 tahun):
“Puskesmas Batangtoru ini kan diperuntukkan untuk kecamatan Batangtoru, jadi
orang-orang yang berobat disini orang-orang disekitar sini saja, kalau yang jauh
berobatnya di PUSTU, POSKESDES, kalau tutup baru mereka datang
kesini.”(Wawancara, 01 Maret 2017)
Keberadaan Puskesmas Batangtoru yang diperuntukkan kecamatan Batangtoru memang kurang efektif karena kebanyakan dari daerah tersebut tinggal jauh dari daerah puskesmas, maka dari itu, harus ada fasilitas kesehatan lain seperti Rumah Bidan, POSKESDES, PUSTU.
mengatakan kadang-kadang dan tidak ada yang menjawab tidak menguasai, seperti diungkapkan Ibu Rizki Laila (21 tahun) :
“Kalau persalinan dilakukan secara normal, bidan dipuskesmas ini sudah sangat
ahli dalam melakukan persalinan normal, tapi kalau persalinan secara Caesar
puskesmas langsung merujuk ke Rumah Sakit, dikarenakan ketidakmampuan
peralatan yang ada di puskemas, untuk membantu persalinan
cesar”.(Wawancara, 27 Februari 2017)
Di puskesmas Batangtoru hanya membantu persalinan secara normal saja, tanpa ada masalah pada ibu dan masalah pada bayi, jika ada masalah pada bayi dan ibu maka puskesmas langsung merujuk ke Rumah Sakit, karena puskesmas tidak ingin mengambil resiko tinggi untuk menolong persalinan dengan resiko yang tinggi.
Pelayanan Puskesmas yang dilakukan sesuai dengan keinginan pasien dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dari Puskesmas, pelayanan yang dilakukan oleh puskesmas sudah sesuai dengan keinginan pasien hal itu disebutkan dalam pernyataan dari 60% atau 12 responden menjawab sesuai dan tidak ada yang menjawab tidak sesuai dan 40% atau 8 orang menjawab tidak tahu.
Dalam prosedur pelayanan menjadi dasar dalam pelayanan terhadap pasien, dalam hal itu 75% atau 15 orang mengatakan ya, pihak puskesmas memberitahu prosedur pemeriksaan, dan 25% atau 5 orang mengatakan kadang-kadang saja diberitahu, seperti yang dikatakan Ibu Yuni (28 tahun) :
“ Saya diberitahu dalam prosedur pemeriksaan, apa yang dilakukan, dan
terhadap saya dalam memeriksa, misalnya, saya akan disuntik, sebelumya
diberitahu terlebih dahulu”.(Wawancara, 01 Maret 2017)
Dalam pernyataan diatas dapat dilihat kalau puskesmas telah memberitahukan prosedur pemeriksaan kepada pasien, diberitahu apa yang dilakukan, dan apa yang akan dilakukan bidan terhadap pasien.
Kepengurusan BPJS persalinan membutuhkan Kartu BPJS, KTP si Ibu dan Kartu Keluarga, tidak memerlukan surat-surat yang lain, seperti diungkapkan 100% atau 20 orang responden.
Hal ini dinyatakan lebih baik, jadi si ibu yang ingin melakukan pemeriksaan atau ingin melahirkan perlu menunjukkan kartu BPJS, dan perlu menunjukkan KTP dan Kartu keluarga, kemudian bisa melakukan pemeriksaan, melahirkan, perawatan nifas dan perawatan bayi sampai 28 hari kelahiran.
Dalam hal pengurusan prosedur surat-surat jampersal 60% atau 12 responden mengatakan biasa saja, 40% atau 8 orang mengatakan lambat dan tidak ada yang mengatakan cepat. Hal itu tidak lain dikarenakan kompetensi dari bidan dan pegawai kurang baik, kedisiplinan yang belum tertanam didalam diri pegawai menyebabkan semua prosedur yang ada tidak berjalan dengan cepat.
Dalam BPJS persalinan yang dilakukan puskesmas 80% atau 16 orang mengatakan cukup memuaskan dan 20% atau 4 orang mengatakan kurang memuaskan, seperti yang diungkapkan oleh Ibu Rizki Laila (21 tahun) :
“Pelayanan biasa saja, sama seperti saya berobat puskesmas lain, sama saja
semuanya, pelayanan tidak cepat, tapi juga tidak lambat”.(Wawancara, 27
Dari pernyataan dari Ibu Elisa tadi jelas terlihat kalau pegawai melakukan pelayanan biasa saja, tidak dikatakan cepat, namun juga tidak lambat, akan lebih baik lagi jika puskesmas melakukan pelayanan dengan cepat, tangas dan memuaskan semua pasien, tidak hanya pasien BPJS persalinan saja, namun semua pasien Puskesmas Batangtoru.
Tabel 4.29 : Penjelasan Mengenai Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan
Pada Program BPJS Persalinan Di Puskesmas
No Indikator Akuntabilitas Hasil
1 Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Pada Program BPJS Persalinan
Cukup Baik
2 Akuntabilitas Kinerja Publik Dilihat
Berdasarkan Proses
Cukup Baik
3 Akuntabilitas Biaya Pelayanan Dipungut
Sesuai Dengan Peraturan
Perundang-Undangan
Baik
4 Akuntabilitas Produk Pelayanan Publik,
Persyaratan Teknis Dan Administratif
Cukup Baik
C. Hambatan-Hambatan Yang Dihadapi Puskesmas Batangtoru Dalam
Melakukan Akuntabilitas Pelayanan Program BPJS Persalinan
Puskesmas Batangtoru adalah sebagai salah satu penyedia pelayanan publik bagi masyarakat yang sudah pasti mengalami kendala-kendala dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di Puskesmas Batangtoru, diantaranya adalah :
Obat-obatan yang dibiayai oleh pemerintah terkadang dirasakan masih kurang oleh pihak puskesmas, dikarenakan membludaknya pasien yang melahirkan membuat pihak puskesmas harus mengeluarkan biayanya sendiri untuk menutupi kekurangan obat yang ada, seperti yang dikemukaan oleh dr. Rudi selaku kepala Puskesmas Batangtoru :
“ kalau obat-obatannya kurang kami biaya sendiri, kami beli sendiri ke kota
karena pasien yang memeriksa kehamilannya banyak sekali disini” (wawancara,
27 Februari 2017)
2. Kompeten Bidan Yang Masih Kurang
Kompeten adalah kemampuan, keterampilan, penguasaan bidan terhadap pasien, sikap yang dilakukan bidan dalam melayani pasien. Dalam kenyataan dilapangan kompeten bidan di Puskesmas Batangtoru masih dikatakan kurang berhasil, kurang cekatan dalam mengambil keputusan menangani pasien, hal ini di ungkapan sendiri oleh dr. Rudi ( 39 tahun) selaku Kepala Puskesmas Batangtoru : “ kalau kendala dari pasien sih tidak ada malah mereka sangat antusias dalam
mengikuti program BPJS ini, tapi kalau dari puskesmas ini pegawai sini kurang
kompeten dalam melaksanakan tugas ”.(Wawancara, 27 Februari 2017)
3. Dana yang dicairkan oleh pemerintah dilakukan dalam tempo waktu yang tidak ditentukan, misalnya 3 bulan sekali, sampai 5 bulan sekali, seperti diterapkan oleh dr. Rudi ( 39 tahun) selaku kepala puskesmas :
“ Pembayaran yang kami dapat tidak langsung diberikan pemerintah kepada
kami, namun berdasarkan ketentuan yang ada, pertama kami harus menyerahkan
menunggu untuk 3-5 bulan ke depan, untuk menerima pencairan dana BPJS
persalinan.”(Wawancara, 27 Februari 2017)
4. Terkadang ada pasien yang mengalami kesulitan dalam melahirkan, ketika dibantu oleh bidan atau puskesmas dengan infus, dan kemudian puskesmas meminta bayaran kepada pasien, karena infus tidak termasuk dalam program BPJS persalinan pemerintah, pasien sering tidak terima, mereka mengatakan kalau BPJS persalinan gratis, tapi kenapa bayar, sehingga ada bidan yang dilaporkan ke LSM, dikarenakan hal tersebut, maka jika ada masalah dalam persalinan, Puskesmas Batangtoru langsung merujuk ke Rumah Sakit Umum Padangsidimpuan atau Rumah Sakit TNI Padangsidimpuan.
5. Membludaknya angka kelahiran karena adanya program BPJS persalinan, seperti diungkapkan dr. Rudi sebagai Kepala Puskesmas Batangtoru :
“ Karena biaya melahirkan yang gratis, masyarakat disini berlomba-lomba
memperbanyak anak, apalagi mereka tahu kalau program ini program baru,
sampai-sampai orang yang merantau dari daerah pulang kesini hanya untuk
melahirkan.”(Wawancara, 27 Februari 2017)
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang akuntabilitas pelayanan kesehatan masyarakat pada program BPJS persalinan di Puskesmas Batangtoru, maka dapat ditarik kesimpulan
Secara garis besar pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pegawai puskesmas dikatakan biasa saja dan cukup baik, dalam penelitian ini diambil tiga indikator, diantaranya :
a. Akuntabilitas Kinerja Publik Dilihat Berdasarkan Proses
Jika dilihat pada indikator diatas kinerja yang dilakukan pegawai puskesmas dikatakan :
1. Cukup baik, dalam pelayanan yang dilakukan oleh pegawai tergolong cukup baik, sebagai upaya pegawai puskesmas dalam meningkatkan kesehatan pada ibu dan bayi, serta mengurangi tingkat kematian ibu dan bayi dengan turunnya program BPJS persalinan dari pemerintah ini. 2. Dalam prosesnya, antusias warga dalam program BPJS persalinan ini
sangat baik, sehingga masyarakat banyak yang mengikuti program BPJS di Puskesmas Batangtoru ini.
b. Akuntabilitas Biaya Pelayanan Dipungut Sesuai Dengan Peraturan Perundang-Undangan
Dalam indikator berikut ini biaya pelayanan yang dilakukan oleh Puskesmas Batangtoru dikatakan :
1. Sangat murah karena biaya pemeriksaan dan kelahiran digratiskan oleh pemerintah, tanpa adanya pungutan-pungutan liar apapun oleh pihak puskesmas, semua biaya yang ada ditanggung oleh pemerintah.
2. Biaya transportasi untuk pasien rujukan tidak digratiskan oleh pemerintah.
c. Akuntabilitas Produk Pelayanan Publik, Persyaratan Teknis Dan Administratif
Dalam indikator ini, pelayanan kesehatan tidak terlepas dari pelayanan administrasi, diantaranya :
1. Pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pihak Puskesmas Batangtoru dapat dikatakan cukup memuaskan pasien, pegawai Puskesmas memberikan prosedur penjelasan pengurusan surat-surat BPJS persalinan, memberitahukan apa-apa saja yang harus dibawa ketika ingin melakukan pemeriksaan dan kelahiran, yaitu dengan membawa KTP si ibu dan Kartu Keluarga.
diterapkan oleh pihak Puskesmas Batangtoru, pengurusan surat-surat dilakukan secara tepat dengan memberitahu pasien tentang tata cara pemeriksaan, dan prosedur pemeriksaan terhadap pasien.
d. Hambatan-Hambatan Yang Dihadapi Puskesmas Batangtoru Dalam Memberikan Pelayanan BPJS Persalinan Kepada Masyarakat
Hambatan-hambatan yang dihadapi puskesmas Batangtoru dalam memberikan pelayanan BPJS persalinan kepada masyarakat adalah :
1. Obat-obatan yang masih kurang dibiayai sendiri oleh puskesmas tanpa adanya bantuan tambahan dari pemerintah.
2. Kompeten dari bidan yang masih kurang, kemampuan bidan dalam memeriksa pasien masih dikatakan biasa saja, kecepattanggapan bidan dalam mengambil keputusan tentang pasien masih lambat.
3. Dana untuk bidan yang membantu melahirkan dan memeriksa pasien BPJS persalinan dicairkan selama 3-5 bulan sekali.
4. Kurangnya pengetahuan pasien terhadap program BPJS persalinan yang dikeluarkan pemerintah.
5. Membludaknya angka kelahiran bayi, karena gratisnya biaya persalinan, masyarakat sepertinya berlomba-lomba melahirkan di Puskesmas
6. Keramahan pegawai yang tidak kenal dengan pasien biasa saja, hanya ingin beramah tamah dengan pasien yang mereka kenal saja.
B. SARAN