Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI
TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK
OLEH:
NAMA
: INDAH AGUSTINA MANURUNG
NIM
: 050503160
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
GUNA MEMENUHI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
15
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: “Pengaruh Laba
bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap kebijakan Dividen Pada Perusahaan
Manufaktur yang Go Publik” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang
dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain
dalam konteks skripsi Program Reguler S1 Departemen Akuntansi Fakultas
Ekonomi Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah
dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya. Apabila dikemudian hari
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh
Universitas Sumatera Utara.
Medan, 12 Maret 2009. Yang Membuat Pernyataan,
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
16
KATA PENGANTAR
Terpujilah Allah Bapa atas kasih rahmatNya yang senantiasa baru setiap hari.
KaryaMu luar biasa dalam kehidupanku, yang memberikan kekuatan kepadaku
melewati suka dan duka. Sunnguh ku bangga Bapa punya Allah seperti engkau,
tak pernah Kau tinggalkan aku sedetik pun, bahkan tak Kau biarkan aku jatuh
hingga sampai tergeletak. Biarlah setiap hari aku boleh terus bersyukur atas
segala yang Kau berikan.
Skripsi ini juga penulis persembahkan untuk keluarga besarku, keluarga yang
sangat luar biasa, kedua orangtuaku B. Manurung dan T. br. Sirait, kedua abang
penulis Ronald Freddy manurung dan Donald Fernando Manurung serta kakak
ipar penulis Maria Pasaribu, terimakasih buat segala hal yang kalian berikan,
kalian adalah orang-orang yang sangat berharga, kalian adalah orang-orang yang
menjadi inspirasi dan kekuatan bagi penulis dalam menjalani kehidupan.
Adapun skripsi ini berjudul ”Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi
Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik”, dan
disusun bertujuan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Sumatera Utara.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
17 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi
S-1 Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
3. Bapak Drs.Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku dosen pembimbing yang
telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan,
bimbingan dan bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini.
4. Bapak Drs. M.Zainul Bahri Torong, M.Si,Ak dan Bapak Iskandar Muda S.E.,
M.Si, Ak selaku dosen penguji dan pembanding yang telah banyak
memberikan masukan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
5. Kedua orang tua penulis, B. Manurung dan T.br Sirait, dan kedua abang
penulis, R.F.Manurung, S.T dan D.F.Manurung, S.T dan kakak ipar penulis
M.br.Pasaribu, S.T terimakasih buat kasih sayang dan dukungan yang
diberikan.
Terima kasih penulis juga kepada teman-teman stambuk 2005 serta semua
pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari
bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis
dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan
acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata, penulis
berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
18 Medan,12 Maret 2009
Penulis,
Indah Agustina Manurung NIM: 050503160
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersih dan arus kas operasi terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap dividend payout ratio.
Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan
sampel, yang dipublikasikan melalui website
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah puposive sampling. Variabel penelitian ini adalah laba bersih sebagai variabel X1 dan arus kas opersi sebagai variabel X2, serta dividend payout ratio sebagai variabel Y dengan total sampel per tahun sebanyak 31 perusahaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Arus kas dari aktivitas operasi memiliki pengaruh yang paling signifikan.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
19
ABSTRACT
This study analyzed the influence earning and cash flow from operations to
the dividend payout ratio of the manufacturing companies listed on Indonesia Stock Exchange since 2005 up to 2007. This study was also intended to know which performance measures have the most significant effect to the dividend payout ratio.
Data that used in this researcr is financial statements from each company,
publized through website
research is kuantitatif method with multiple regression. Sampling method that used is purposive sampling. Variables that used in this research are earning as X1 and operating cash flow as X2, and also dividend payout ratio as Y variable consist of the 31 firms.
The result of this research that earning ang operating cash flow have positive influence dividend payout ratio. The most significant effect was from cash flow operation regression.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
20
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
21
1. Pengertian Dividen ... 7
2. Jenis-jenis Dividen ... 8
3. Prosedur Pembayaran Dividen ... 8
B. Kebijakan Dividen 1. Pengertian Kebijakan Dividen ... 9
2. Kebijakan Dividen bagi Perusahaan ... 10
3. Jenis Kebijakan Dividen ... 10
4. Teori Kebijakan Dividen ... 11
5. Keputusan Dividen dalam Praktek ... 15
6. Indikator Kebijakan Dividen ... 17
7. Macam-Macam Kebijakan Dividen Lainnya ... 18
C. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan ... 20
2. Tujuan Laporan Keuangan ... 21
3. Elemen-Elemen Laporan Keuangan ... 22
D. Laba Bersih ... 26
E. Arus Kas dari Aktivitas Operasi ... 27
F. Akrual dan Arus Kas ... 30
G. Tinjauan Penelitian Terdahulu... 32
H. Kerangka Konseptual ... 36
I. Hipotesis ... 38
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
22
A. Rancangan Penelitian ... 39
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 39
C. Jenis Data ... 42
D. Teknik Pengumpulan Data ... 42
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 43
F. Metode Analisis Data ... 44
G. Jadwal Penelitian ... 50
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 51
B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriptif ... 52
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas ... 54
b. Uji Multikolinearitas ... 58
c. Uji Heteroskedatisitas ... 59
d. Uji Autokorelasi ... 60
3. Analisis Regresi a. Persamaan Regresi ... 61
b. Analisis Koefisien dan Koefisien Determinasi ... 62
c. Pengujian Hipotesis ... 64
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 68
B. Keterbatasan Penelitian ... 69
C. Saran ... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 72
LAMPIRAN ... 75
DAFTAR TABEL
Nomor Judul untuk DPR = f(SQRTEPS, SQRTOCF) ... 58Halaman Tabel 2.1 Aktivitas Operasi ... 28
Tabel 2.2 Hasil penelitian Terdahulu ... 32
Tabel 3.1 Daftar Sampel ... 40
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ... 49
Tabel 4.1 Sampel Penelitian ... 50
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2005 sampai tahun 2007... 53
Tabel 4.3 Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi54 Tabel 4.4 Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi... 55
Tabel 4.5 Coefficients untuk DPR = f(SQRTEPS, SQRTOCF) ... 58
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
24
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ... 61
Tabel 4.8 Analisis Regresi ... 62
Tabel 4.9 Model Summary ... 63
Tabel 4.10 Coefficients ... 64
Tabel 4.11 ANOVA ... 65
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 36Gambar 4.1 Histogram-dependent Variabel:SQRT_DPR ... 56
Gambar 4.2 Normal P-P Plot of regression Standarized Residual-Dependent Variabel: SQRT_DPR ... 57
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
25
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Populasi, Kriteria Perusahaan dan Sampel ... 75
Lampiran 2 Data Variabel Penelitian Tahun 2005
(Sebelum Ditransformasi) ... 80
Data Variabel Penelitian Tahun 2006
(Sebelum Ditransformasi) ... 81
Data Variabel Penelitian Tahun 2007
(Sebelum Ditransformasi) ... 82
Lampiran 3 Data Variabel Penelitian Tahun 2005
(Setelah Ditransformasi) ... 83
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
26
(Setelah Ditransformasi) ... 84
Data Variabel Penelitian Tahun 2007 (Setelah Ditransformasi) ... 85
Lampiran 4 Statistik Deskriptif Sebelum Transformasi ... 86
Statistik Deskriptif Setelah Transfor4masi ... 86
Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi ... 87
Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi ... 87
Histogram dan Grafik Normal P-Plot ... 88
Hasil Uji Multikolinearitas... 89
Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 89
Hasil Uji Autokorelasi ... 90
Lampiran 6 Hasil Uji Hipotesis (Uji t) ... 91
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
27
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembiayaan merupakan salah satu fungsi perusahaan yang penting bagi
keberhasilan usaha suatu perusahaan. Fungsi ini penting karena fungsi inilah
yang melakukan usaha untuk mendapatkan dana. Baik perusahaan besar maupun
kecil membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatan usahanya. Dana yang
dibutuhkan bisa diperoleh baik melalui pembiayaan dari dalam perusahaan
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
28 yang ditahan (retained earnings), yaitu laba yang tidak dibagikan sebagai dividen.
Sumber pembiayaan eksternal diperoleh perusahaan dengan melakukan pinjaman
kepada pihak lain atau menjual sahamnya kepada masyarakat (go public) di pasar
modal.
Investor yang melakukan investasi dengan membeli saham perusahaan
tentunya mengharapkan return atas investasi mereka. Menurut Pradhono (2004:
149), return yang diterima oleh pemegang saham adalah pengembalian yang
diterima atas investasi yang telah dilakukan. Return tersebut dapat berupa:
1. capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih lebih pergerakan
harga saham pada saat membeli dan menjual,
2. keuntungan yang diperoleh dari pembagian dividen. Dividen adalah laba yang
dibagikan kepada para pemegang saham.
Laba (income) sering dinyatakan sebagai indikasi kemampuan perusahaan
membayar dividen. Laba bersih yang diperoleh perusahaan sebagian diberikan
kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, sebagian lagi disisihkan menjadi
laba ditahan karena itu tingkat pembayaran dividen yang dilakukan oleh
perusahaan bervariasi tergantung kebijaksanaan perusahaan. Para pemegang
saham tentu berharap mendapatkan dividen dalam jumlah yang besar tetapi
perusahaan mempunyai pertimbangan yang logis karena perusahaan harus
memikirkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
29 Selama periode setelah perang dunia kedua, tingkat pembayaran dividen
turun di bawah 40%. Selama dekade tahun 1950-an, tingkat pembayaran dividen
naik menjadi 45%. Selama dekade tahun 1960-an, tingkat pembayaran dividen
naik menjadi 50%, sementara kesempatan investasi terbatas. Rasio pembayaran
dividen turun lagi dengan adanya tingkat pertumbuhan ekonomi, kenaikan
kesempatan berinvestasi, maupun adanya kesulitan keuanga (Erwan Dk,
1999:246).
Perusahaan didalam operasi normalnya terkadang mempunyai laba yang besar
dalam kegiatan bisnisnya selama setahun tetapi, laba tersebut tidak mencerminkan
jumlah kas atau likuiditas perusahaan yang sebenarnya. Hal ini disebabkan
pendapatan maupun penjualan tidak selamanya diterima berupa kas tetapi masih
berupa piutang yang akan diterima beberapa bulan kedepan. Namun, perusahaan
tetap mengakui sebagai pendapatan dan melaporkannya ke dalam laporan laba
rugi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dalam hal pengakuan
pendapatan untuk tujuan akuntansi meskipun tidak menerima seluruhnya beruupa
kas. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi perusahaan dalam hal pembagian
dividen kepada pemegang saham.
Bagi perusahaan, informasi yang terkandung dalam dividend payout ratio
(DPR) digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan jumlah
pembagian dividen. Bagi para pemegang saham, akan digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi, yaitu apakah akan
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
30 yang hidup dari penghasilan berupa dividen, mereka tentu akan lebih memilih
saham-saham yang dividennya dapat mereka andalkan.
Beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama tahun
2005-2007 memberikan dividen dengan jumlah yang berbeda-beda setiap tahunnya.
Fenomena yang terjadi adalah adakalanya saat laba yang diperoleh perusahaan
meningkat, dividen yang diberikan perusahaan justru lebih kecil dari tahun
sebelumnya. Berdasarkan fenomena tersebut laba yang dihasilkan bukanlah
satu-satunya faktor yang dipertimbangkan pihak manajemen dalam menetapkan
besarnya DPR. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden suatu
perusahaan adalah faktor likuiditas, kebutuhan dana untuk membayar utang,
tingkat ekspansi yang direncanakan, faktor pengawasan, ketentuan-ketentuan dari
pemerintah, pajak kekayaan/ penghasilan dari pemegang saham.
Lukas Setia Atmaja (1994:359) menyatakan bahwa perusahaan membayar
deviden tunai dengan kas, maka perusahaan harus memiliki kas tersedia. Posisi
likuiditas perusahaan sangat berpengaruh pada kemampuan perusahaan membayar
deviden. Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak
kebijakan dividen karena dividen bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka
semakin besar likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
Hermi (2004) menyatakan bahwa untuk membayar deviden suatu perusahaan
harus menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi alokasi laba untuk dividen
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
31 ketersediaan kas, karena walaupun perusahaan memperoleh laba namun jika uang
kas tidak mencukupi maka ada kemungkinan perusahaan memilih menahan laba
tersebut untuk diinvestasikan kembali bukan diberikan kepada pemegang saham
dalam bentuk deviden. Pembagian dividen dan pertumbuhan perusahaan ingin
mengetahui berapa laba bersih yang diperoleh perusahaan dan dari laba tersebut
berapa yang akan dibagikan sebagai dividen.
Dari pernyataan-pernyataan diatas, penulis menyimpulkan bahwa dalam
menetapkan kebijakan dividen, manajemen tentu sangat memperhatikan laba
bersih yang dihasilkan perusahaan dan kas yang tersedia di perusahaan. Jumlah
arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan
apakah kegiatan operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup
untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,
membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber
pendapatan.
Peneliti ingin mengetahui informasi manakah yang lebih akurat antara laba
bersih dan arus kas operasi lebih mempengaruhi perusahaan dalam menentukan
ratio pembayaran dividen (dividend payout ratio). Berdasarkan latar belakang
masalah diatas, peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh
Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan
Manufaktur yang Go-Publik”.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
32 Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah laba bersih dan arus
kas operasi berpengaruh terhadap dividend payout ratio baik secara simultan
maupun secara parsial?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laba bersih dan
arus kas operasi berpengaruh terhadap dividend payout ratio baik secara simultan
maupun secara parsial.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah bagi peneliti, bagi investor maupun calon
investor, analis, pemerhati investasi maupun bagi peneliti selanjutnya.
1. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila dimintai pendapat mengenai
pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen tunai.
2. Bagi para investor, calon investor, analis, dan pemerhati investasi, hasil
penelitian ini dapat memberikan acuan pengambilan keputusan investasi
terkait dengan tingkat pengembalian yang berupa dividen perusahaan.
3. Menjadi bahan referensi dan dasar pengembangan bagi penelitian sejenis
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
33
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
34
1. Pengertian Dividen
Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham
biasa (earning available for common stockholders) yang dibagikan kepada para
pemegang saham biasa dalam bentuk tunai. Stice at al (2004:902) menyatakan
bahwa “dividen adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan
secara proporsional sesuai dengan jumlah saham yang dipegang oleh
masing-masing pemilik”.
Menurut Skousen et al (2001:757) ” dividen adalah pendistribusian laba secara
proporsional kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang
dimilikinya”. Distribusi laba dalambentuk kas oleh sebuah korporasi kepada
pemegang sahamnya disebut sebagai dividen tunai (cash dividend). Biasanya
sebuah korporasi harus memenuhi 3 kondisi terlebih dahulu agar dapat membayar
dividen tunai:
a. laba ditahan yang mencukupi,
b. kas yang memadai,
c. tindakan formal dari dewan komisaris.
2. Jenis Dividen
Dividen yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham dapat
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
35 saham adalah dividen tunai atau dividen kas.. Jenis dividen (Dyckman, 2001:439)
adalah sebagai berikut:
a. deviden kas, yaitu distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi
kepada pemegang sahamnya,
b. dividen properti, yaitu deviden dalam bentuk aktiva non kas, berupa sekuritas
perusahaan lain yang dimiliki perseroan, real estate, barang dagang, atau
setiap aktiva non kas lainnya,
c. dividen saham, yaitu distribusi proporsional atas tambahan saham biasa atau
saham preferen perseroan kepada pemegang saham,
d. dividen likuidasi, yaitu pengembalian tambahan modal disetor dan bukan
modal ditahan,
e. dividen skrip/wesel, yaitu dividen yang diberikan dalam bentuk wesel promes
kepada pemegang saham dimana kondisi perseroan mengalami kekurangan
kas.
3. Prosedur Pembayaran Dividen
Tanggal yang berkaitan dengan dividen adalah declaration date, date of
record, ex-devidend date, date of payment.
a. Declaration date, tanggal dimana dewan direksi mengumumkan dividen. Pada
tanggal ini, pembayaran pembayran dividen akan merupakan kewajiban yang
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
36 b. Date of record, tanggal dimana pemegang saham berhak untuk menerima
dividen.
c. Ex-dividend date, tanggal dimana hak atas dividen lepas dari saham. Hak atas
dividen dari saham sampai 4 hari sebelum date of record. Pengertiannya, pada
4 hari sebelum record date, hak atas dividen tidak lagi ada pada saham dan
penjual bukan lagi pemilik saham tersebut, yang seharusnya orang yang akan
menerima dividen. Harga pasar saham mempengaruhi kenyataan dan telah
berlalu dan akan turun kira-kira sejumlah dividen tersebut.
d. Date of payment, merupakan tanggal dimana korporasi akan membayarkan
dengan membagikan cheque dividen kepada pemegang saham.
B. Kebijakan Deviden
1. Pengertian Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan keputusan pembayaran dividen yang
mempertimbangkan maksimalisasi harga saham saat ini dan periode mendatang.
Lukas Setia Atmaja (1994: 351) menyatakan:
Manajemen mempunyai 2 alternatif perlakuan terhadap penghasilan bersih sesudah pajak (EAT) perusahaan: 1) dibagi kepada para pemegang saham perusahaan dalam bentuk dividen, dan 2) diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan (retained earning). Pada umumnya sebagai EAT (earning after tax) dibagi dalam bentuk dividen dan sebagian lagi diinvestasikan kembali. Artinya, manajemen harus membuat keputusan tentang dividen, ini disebut kebijakan dividen (dividend policy).
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
37 Kebijakan dividen korporasi sangat penting untuk menjaga kepentingan
investor dan kepentingan korporasi dalam hal program keuangan dan capital
budgeting korporasi, cash flow perusahaan, dan nilai modal saham perusahaan
(Tampubolon, 2005:183).
a. Menjaga kepentingan investor sebagai pemegang saham. Investor atau pemegang saham tidak mempunyai opini yang negatif tentang korporasi, seandainya dividen dipotong karena keterkaitan antara potongan tersebut dengan persoalan keuangan korporasi. Dengan demikian kebijaksanaan keuangan korporasi dari pihak manajemen harus mampu meyakinkan serta memberi jaminan akan tercapainya tujuan-tujuan bagi pemegang saham. Apabila pemegang saham dikecewakan, maka pemegang saham akan melepaskakan saham-sahamnya dengan menjual yang pada gilirannya harga saham di pasar bursa akan menurun. Ketidakpuasan pemegang saham akan menimbulkan kemungkinan pengendalian korporasi akan dilakukan orang-orang diluar korporasi.
b. Kebijaksanaan dividen akan mempengaruhi program keuangan dan capital
budgeting korporasi tersebut.
c. Kebijakan dividen akan mempengaruhi cash flow korporasi. Suatu korporasi dengan likuiditas rendah akan dipaksa untuk membatasi pembayaran dividen. d. Kebijakan dividen dapat menurunkan nilai modal saham korporasi karena
dividen akan dibayarkan dari laba yang ditahan sehingga akan meningkatkan utang/modal (debt/equity) rasio korporasi.
3. Jenis Kebijakan Dividen
Menurut Indriyo dan Basri (2002:231), secara umum kebijakan dividen yang
ditempuh perusahaan adalah salah satu dari 3 kebijakan ini, yaitu stable dividend
policy, fluctuating dividend policy, kombinasi stable dividend policy dan
fluctuating dividend policy.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
38
b. Fluctuating Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan mendasarkan pada tingkat keuntungan pada setiap akhir periode. Apabila tingkat keuntungan tinggi maka besarnya dividen yang akan dibayarkan relatif tinggi, dan sebaliknya bila tingkat keuntungan rendah maka besarnya dividen yang dibayarkan juga rendah, atau bisa dikatakan selalu proporsional dengan tingkat keuntungannya.
c. Kombinasi Stable Dividend Policy dan Fluctuating Dividend Policy. Pada
kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan sebagian ada yang bersifat stabil atau tetap, tetapi sebagian yang lain bersifat proporsional dengan tingkat keuntungan yang dicapai. Apabila perusahaan tidak mendapatkan laba para pemegang saham masih mendapatkan dividen tetap dan apabila didapatkan keuntungan dari hasil operasinya didapatkan bagian dari keuntungan. Bagian dividen yang bersifat proporsional besarnya tidak sama dengan dividen yang menggunakan kebijakan fluktuatif.
4. Teori Kebijakan Deviden
Beberapa teori yang relevan dalam kebijakan deviden adalah smoothing
theory, clientele effect theory, tax differential theory, dividend irrelevance theory, bird in the hand theory, residual theory of dividens, teori signal atau isi informasi
dividen (information content of dividend).
a. Smoothing Theory
Teori ini dikembangkan oleh Lintner. Ketika manajer diberi insentif yang
didasarkan pada kinerja keuangan, hal ini dapat mendorong manajer menampilkan
kinerja yang lebih baik melalui rekayasa laba. Perataan penghasilan merupakan
salah satu teknik manajemen laba yang dilakukan dengan menekan variabilitas
laba pada beberapa periode sehingga laporan laba memperlihatkan fluktuasi yang
rendah atau dengan kata lain memperlihatkan laba perusahaan yang stabil.
Dengan laba yang stabil maka kemungkinan dividen yang dibagikan oleh
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
39 laba yang dihasilkan perusahaan. Teori ini mengatakan bahwa jumlah deviden
bergantung akan keuntungan perusahaan sekarang dan deviden tahun sebelumnya.
b. Clientele Effect Theory
Teori ini diungkapkan oleh Black and Scholes. Teori mengatakan bahwa
kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi
yang berbeda terhadap kebijaksanaan dividen perusahaan. Sebagai contoh,
kelompok investor dengan tingkat pajak yang tinggi akan menghindari dividen,
karena dividen mempunyai tingkat pajak yang lebih tinggi dibandingkan dengan
capital gain. Menurut teori ini dividen tertentu akan menarik segmen tertentu
kemudian tugas perusahaan (manajemen keuangan) adalah melayani segmen
tersebut. Kebijakan dividen yang berubah-ubah akan mengacaukan efek klien
tersebut, menyebabkan harga saham berubah.
c. Tax Differential Theory
Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy. Mereka menyatakan
bahwa dengan adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gain, para
investor lebih menyukai capital gain karena dapat menunda pembayaran pajak.
d. Dividend Irrelevance Theory
Teori ini dikembangkan oleh Miller dan Modigliani dalam papernya Dividend
Irrelevance Preposisition. Paper tersebut menjelaskan bahwa dalam dunia pajak,
dan tidak diperhitungkannya biaya transaksi serta dalam kondisi pasar yang
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
40 harga pasar saham tersebut. Menurut MM kebijakan dividen sebenarnya tidak
relevan untuk dipersoalkan.
e. Bird inTthe Hand Theory
Teori ini mengatakan pembayaran dividen mengurangi ketidakpastian karena
dividen diterima saat ini, sedangkan capital gain diterima di masa mendatang.
Gordon mengemukakan bird in the hand theory yang mengatakan bahwa dengan
mendapatkan dividen (a bird in the hand) adalah lebih baik daripada saldo laba (a
bird in the bush) karena pada akhirnya saldo laba tersebut mungkin tidak akan
pernah terwujud sebagai deviden di masa depan (it can fly away).
f. Residual Theory Of Dividens
Menurut teori dividen residual, dividen ditentukan dengan cara: (1)
mempertimbangkan kesempatan investasi perusahaan, (2) mempertimbangkan
target struktur modal perusahaan untuk menentukan besarnya modal sendiri yang
dibutuhkan untuk investasi, (3) memanfaatkan laba ditahan untuk memenuhi
kebutuhan akan modal sendiritersebut semaksimal mungkin dan, (4) membayar
dividen hanya jika ada sisa laba.
Kebijakan dividen residual dengan demikian membayarkan dividen hanya jika
ada sisa kas setelah perusahaan mendanai semua usulan investasi yang
mempunyai NPV (Net Present Value) positif.
g. Teori Signal atau Isi Informasi Dividen (Information Content Of Dividend)
Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
41 Ada argumen lain yang lebih masuk akal. Dividen itu sendiri tidak menyebabkan
kenaikan (penurunan) harga, tetapi prospek perusahaan, yang ditunjukkan oleh
meningkatnya (menurunnya) dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan
perubahan saham. Teori tersebut kemudian dikenal sebagai teori signal atau isi
informasi dividen. Menurut teori ini, dividen mempunyai kandungan informasi,
yaitu prospek perusahaan di masa mendatang.
h. Agency Theory
Menurut teori ini konflik terjadi pihak-pihak yang berkaitan di perusahhan.
Sebagai contoh, manajer disewa oleh pemegang saham untuk menjalankan
perusahaan agar tujuan pemegang saham bisa tercapai., tetapi manajer bisa saja
mempunyai agenda tersendiri yang tidak selalu konsisten dengn tujuan pemegang
saham, misalnya perusahaan mempunyai kelebihan kas dengan NPV positif (free
cash flow), yang didefenisikan sebagai kelebihan kas setelah semua investasi
dengan NPV positif didanai). Kas tersebut akan lebih baik jika dibagikan ke
pemegang saham, dan pemegang saham akan memanfaatkan kas tersebut dengan
cara mererka tersendiiri.
Selain itu digunakan juga teori keuangan. Teori keuangan akan menjelaskan
bagian yang akan dibagikan oleh perusahaan sebagai dividen bagi para pemegang
saham.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
42 Menurut teori keuangan, dividen (atau investasi kembali) tidak sama dengan
laba setelah pajak. Dalam teori keuangan, jumlah dana yang bisa dibagikan
sebagai dividen bisa dinyatakan sebagai berikut:
D = E + Penyusutan – Investasi pada A.T – Penambahan M.K
Keterangan:
D = Dividen,
E = Earning After Tax (Laba Setelah Pajak),
A.T = Aktiva Tetap,
M.K = Modal kerja.
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa dana yang bisa dibagikan sebagai
dividen merupakan kelebihan dana yang diperoleh dari operasi perusahaan (yaitu
E + penyusutan) diatas keperluan investasi untuk menghasilkan laba dimasa yang
akan datang (yaitu investasi aktiva tetap dan modal kerja). Hanya saja, untuk
menyederhanakan analisis sering diasumsikan bahwa investasi pada aktiva tetap
akan diambilkan dari dana penyusutan, dan modal kerja dianggap tidak berubah
(sehingga tidak perlu menambah modal kerja). Apabila asumsi ini dipergunakan,
maka bisa dimengerti kalau besarnya dividen ditentukan oleh laba setelah pajak
(E) dan maksimal dividen yang bisa dibagikan adalah sama dengan E. Itulah
mengapa EAT digunakan sebagai ukuran jumlah maksimal dana yang dibagikan
sebagai dividen.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
43 Pada prakteknya, ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan bagi
perusahaan dalam menentukan kebijakan dividen. Menurut Keown (2000:
621)antara lain faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan
adalah pembatasan hukum, posisi likuiditas, tak ada atau kurangnya sumber
pendanaan lain, kemungkinan pendapatan diramalkan, kontrol kepemilikan,
inflasi.
a. Pembatasan hukum
Pembatasan hukum tertentu bisa membatasi jumlah dividen yang bisa dibayarkan perusahaan. Batasan hukum ini ada dua kategori. Pertama, pembatasan menurut undang-undang. Kedua, unik bagi tiap eprusahaan dan hasil dari batasan dalam kontrak utang dan saham preferen. Untuk meminimumkan resiko, investor sering kali menerapkan aturan pembatasan atas manajemen sebagai syarat investasi mereka dalam perusahaan. Batasan ini meliputi aturan bahwa dividen takkan diumumkan sebelum utang dibayar kembali. Perusahaan juga mungin disyaratkan mempertahankan jumlah modal tertentu. Pemegang saham preferen bisa menuntut agar dividen biasa takkan dibayar jika saham preferen tidak dibayarkan.
b. Posisi likuiditas
Terbalik dengan pendapat umum, fakta bahwa perusahaan menunjukkan jumlah laba ditahan yang besar dalam neraca tak berarti kas tersedia untuk pembayaran dividen. Posisi perusahaan saat ini dalam aset lancar, termasuk kas, pada dasarnya independen atas pos laba ditahan. Secara historis, perusahaan dengan laba ditahan yang besar sukses dalam mengumpulkan kas dari operasi. Tapi dana ini biasanya kalau tidak diinvestasikan kembali dalam perusahaan untuk periode pendek atau digunakan untuk membayar utang yang jatuh tempo. Maka perusahaan dapat sangat untung dan tetap tak memiliki kas. Dividen tunai dibayarkan dengan kas, dan tidak dengan laba ditahan, perusahaan harus memiliki kas tersedia untuk pembayaran dividen. Maka, posisi likuiditas perusahaan sangat berpengaruh pada kemampuannya membayar dividen.
c. Tak ada atau kurangnya sumber pendanaan lain.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
44 biasanya jauh lebih rendah untuk perusahaankecil atau baru daripada perusahaan besar dan milik publik.
d. Kemungkinan pendapatan diramalkan.
Rasio pembayaran dividen perusahaan hingga suatu titik tergantung pada kemungkinan diramalkannya laba perusahaan sepanjang waktu. Jika pendapatan berfluktuasi jelas, manajemen tak dapat bergantung pada dana internal untuk memenuhi kebutuhan di masa depan. Jika laba tak dihasilkan, perusahaan bisa menahan jumlah yang lebih besar untuk memastikan bahwa uang tersedia saat dibutuhkan. Sebaliknya, perusahaan dengan tren pendapatan yang stabil biasanya akanmembayar bagian yang besar dari pendapatannya dalam bentuk dividen. Perusahaan ini tak terlalu memerlukan ketersediaan laba untuk memenuhi kebutuhan modal di masa depan.
e. Kontrol kepemilikan
Untuk banyak perusahaan besar, kontrol melalui pemilikan saham biasa bukan masalah. Tapi, bagi banyak perusahaan kecil dan menengah, mempertahankan kontrol suara merupakan prioritas utama. Jika pemegang saham sekarang tak bisa berpartisipasi dalam penawaran baru, menerbitkan saham baru tak menarik, dalam arti bahwa kontrol pemegang saham yang sekarang tak berarti. Pemilik mungkin lebih suka manajemen mendanai investasi baru dengan utang dan melalui laba daripada melalui penerbitan saham biasa baru. Pertumbuhan perusahaan ini karenanya dibatasi dengan jumlah modal utang yang tersedia dan oleh kemampuan perusahaan menghasilkan laba.
f. Inflasi.
Dalam periode inflasi, idealnya setelah aset tetap rusak dan usang, dana yang dihasilkan dari depresi digunakan untuk mendanai penggantian. Karena harga peralatan pengganti terus naik, dana depresiasi tak cukup. Ini membutuhkan retens laba yang lebih besar, yang berarti bahwa dividen harus terpengaruh secara tak menguntungkan.
Tampubolon (2005:186) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
kebijakan dividen adalah sebagai berikut:
1) tingkat pertumbuhan korporasi (company grow rate), 2) keterikatan dalam rapat (restrictive convenant), 3) profitability,
4) stabilitas laba (earning stability),
5) kontrol perbaikan (maintenance control),
6) memahami pengungkit keuangan (degrre of financial leverage), 7) kemampuan untuk kondisi eksternal (ability to finance externally), 8) keadaan tak terduga (uncertainity),
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
45
6. Indikator Kebijakan Dividen
Indikator untuk mengukur kebijakan dividen yang secara luas digunakan ada
dua macam. Pertama, hasil dividen (dividend yield). Dividend yield adalah suatu
ratio yang menghubungkan suatu dividen yang dibayar dengan harga saham biasa.
Dividend yield secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut (Warsono,
2003:275):
Dividend yield menyediakan suatu ukuran komponen pengembalian total yang
dihasilkan dividen, dengan menambahkan apresiasi harga yang ada. Beberapa
investor menggunakan dividend yield sebagai suatu ukuran risiko dan sebagai
suatu penyaring investasi, yaitu mereka akan berusaha menginvestasikan dananya
dalam saham yang menghasilkan dividend yield yang tinggi.
Indikator kedua yang digunakan untuk mengukur kebijakan dividen adalah
ratio pembayaran dividen (dividend payout ratio/DPR). DPR merupakan ratio
hasil perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia bagi para pemegang
saham biasa, dan secara sistematis dirumuskan sebagai berikut (Warsono,
2003:27):
DPR lebih populer digunakan sebagai indikator kebijakan dividen dibandingkan
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
46
7. Macam-Macam Kebijakan Dividen Lainnya
a. Stock Repurchase
Sebagai alternatif terhadap pemberian dividen berupa uang tunai (cash
dividend), perusahaan dapat mendistribusikan pendapatan kepada pemegang
saham dengan cara membeli kembali saham perusahaan (repuchasing stock).
Ada 3 metode yang dapat digunakan untuk membeli kembali saham, yaitu:
1). saham dapat dibeli pada pasar terbuka (open market ),
2). perusahaan membuat penawaran formal untuk membeli saham perusahaan
dalam jumlah tertentu dan harga tertentu (pendekatan tender offer),
3). perusahaan membeli sejumlah sahamnya kembali dari satu atau beberapa
pemegang saham besar (pendekatan negotiated basis).
b. Stock Split dan Stock Dividend
Stock split adalah tindakan perusahaan memecah saham yang beredar
menjadi bagian yang lebih kecil. Stock dividend adalah tindakan perusahaan
memberikan saham baru sebagai pembayaran dividen. Stock split tidak
membuat pemegang saham bertambah kekayaannya karena kenaikan jumlah
saham diimbangi dengan penurunan nilai saham . Stock dividend juga tidak
menambah kekayaan pemegang saham.
Jika tidak ada keuntungan secara ekonomis, perusahaan tetap melakukan
stock split dan stock dividend untuk menjaga harga saham tetap berada pada
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
47
1) Stock split dilakukan untuk menjaga agar harga saham tetap berada pada
optimal price range. Harga saham yang tinggi akan menyulitkan investor
untuk membeli saham tersebut sehingga dapat menurunkan permintaan.
2) Stock dividend digunakan perusahaan yang ingin menghemat kas atau
perusahaan dalam kesulitan keuangan. Masalah yang muncul jika
perusahaan tidak membagi dividen tunai investor bisa salah persepsi
terhadap emiten. Akibatnya harga saham bisa turun, sehingga untuk
menghindari efek negatif ini perusahaan dapat membagi stock dividend
sebagai pengganti dividen kas.
Meskipun stock split dan stock dividend tidak berbeda secara
pertimbangan ekonomis tapi perlakuan akuntansinya berbeda. Untuk stock
dividend perusahaan harus melakukan kapitalisasi nilai pasar dari stock dividend dengan cara mentransfer sejumlah rupiah dari stock dividend ke
rekening modal.
C. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Syahyunan (2004:22), ”laporan keuangan adalah produk dari
manajemen dalam rangka mempertanggungjawabkan (stewardship) penggunaan
sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya”. Menurut Kamus
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
48 adalah laporan-laporan yang berisi nformasi tentang kondisi keuangan dari hasil
operasi perusahaan pada periode tertentu”.
Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya satu tahun
sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Beberapa diantaranya
pemakai ini memerlukan dan berhak memperoleh informasi tambahan disamping
yang tercakup dalam laporan keuangan namun, banyak pemakai yang sangat
tergantung pada laporan keuangan sebagai sumber utama informasi keuangan
tersebut, sehingga laporan keuangan tersebut seharusnya disusun dan disisipkan
dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka. Informasi laporan keuangna
menjadi sebuah keputusan penting oleh para pemakai ataupun yang
berkepentingan (stakeholders) dalam mengambil keputusan bisnis.
2. Tujuan Laporan keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan
ekonomi. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan
bersama sebagian besar pengguna walaupun laporan keuangan tidak menyediakan
semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna daam pengambilan
keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari
kejadian di masa lalu, dan tidak diwajikan untuk menyedakan informasi non
keuangan. Laporan keuangan juga menunjukkna apa yang telah dilakuakn
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
49 daya yang dipercayakan kepadanya. Pengguna yang ingin menilai apa yang telah
dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka
dapat membuat keputusan ekonomi yang mencakup keputusan untuk menahan
atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk
mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
Berkaitan dengan tujuannya, maka laporan keuangan disusun atas dasar
akrual yang mengharuskan pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat
kejadian (bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat
dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode
yang bersangkutan. Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual
memberikan informasi kepada pengguna tidak hanya transaksi masa lalu yang
melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran
kas dimasa depan serta sumber daya yang mempersentasikan kas yang akan
diterima di masa depan sehingga dapat dikatakan bahwa laporan
keuanganmenyediakan jenis iinformasi transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya
yang palng berguna bagi pengguna dalam pengambilan keputusan ekkonomi.
3. Elemen-Elemen Laporan Keuangan a. Neraca
Neraca adalah suatu daftar aktiva, kewajjiban, dan ekuitas pemilik pada
tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Sisi sebelah kiri
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
50 ekuitas atau klaim terhadap aktiva tersebut. Aktiva dicantumkan sesuai dengan
urutan likuiditasnya atau lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi
aktiva tersebut menjadi kas. Pada perusahaan manufaktur terdapat klasifikai pada
pos persediaan berdasarkan tingkat penyelesaiannya menuju tahap siap dijual,
yaitu bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Ini tidak terdapat pada
perusahaan dagang ataupun jasa.
b. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah ikhtisar suatu pendapatan dan beban selama periode
waktu tertentum nisalnya sebulan atau setahun. Penjualan bersih disajikan pada
bagian atas dari setiap laporan, setelah berbagai biaya termasuk ajak, dikurangi
untuk mendapatkan laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa.
Laporan laba dan dividen per saham diberikan pada bagian bawah laporan ini.
Laba per saham (earning per share = EPS) disebut ”bottom line”, menunjukkan
bahwa diantara semua akun pada laporan laba rugi, EPS adalah yang paling
penting. Laporan laba rugi dapat mencakup setiap periode waktu, tetapi laporan
in biasanya dibuat secara bulanan, kuartalan, atau tahunan. Untuk tujuan
perencanaan dan pengendalian, manajemen biasanya meramalkan laporan laba
rugi secara bulanan (atau mungkin secara kuartalan) dan kemudian
membandingkan hasil aktual dengan laporan yang dianggarkan.
c. Laporan ekuitas Pemilik
Laporan ekuitas pemilik adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik yang
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
51 menunjukkan klaim terhadap aktiva dan bukannya aktiva per ekuitas pemegang
saham. Perusahaan menahan laba terutama untuk memperluas usaha dan ini
berarti menginvestasikan dalam pabrik dan peralatan, dalam persediaan, dan lain
sebagainya, bukan menimbun kas dalam rekening bank. Perubahan laba ditahan
terjadi karena pemegang saham biasa mengijinkan perusahaan untuk
menginvestasikan kembali dana yang tidak didistribusikan sebagai dividen.
d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas (statement of cashflow) menjelaskan perubahan pada kas
atau setara kas dalam periode tertentu. Setara kas adalah investasi jangka pendek
yang amat likuid yang bisa segera ditukar dengan kas. Dalam laporan arus kas,
penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasokan menurut tiga kategor utama,
yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Aktivitas
operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain
yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Aktivitas
investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi
lain yang tidak termasuk setara kas. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pnjaman
perusahaan.
Kegunaan informasi arus kas dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 2 paragraf 3 (IAI, 2002) dijelaskan bahwa laporan arus kas dapat
memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
52 dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus
kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi
arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilakn kas
dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk
menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash
flow) dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya
banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan
pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan
peristiwa yang sama.
Wild dan Subramayan (2004:5) menyatakan bahwa laporan arus kas
menyediakan informasi untuk menjawab pertanyaan pengguna laporan seperti :
1) Berapa banyak kas yang dihasilkan dari atau digunakan untuk operasi? 2) Pengeluaran apakah dibayar dengan kas dari operasi?
3) Bagaimana dividen dibayar saat perusahaan mengalami kerugian operasi? 4) Berasal darimanakah kas untuk pembayaran utang?
5) Berasal darimanakah kas untuk pembayaran saham preferen? 6) Bagaimanakah kenaikan investasi didanai?
7) Berasal darimanakah kas untuk pembelian aktiva tetap yang baru? 8) Mengapa kas lebih rendah saat laba meningkat?
9) Bagaimana penggunaan kas yang berasal dari pendanaan baru?
Secara rinci, Horngern, Harrison, Robinson,dan Secokusumo (1998: 845)
menjelaskan bahwa laporan arus kas dirancang untuk memenuhi tujuan-tujuan
berikut:
1) Untuk memperkirakan arus kas masa datang
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
53 Untuk mengevaluasi pengambilan keputusan manajemen.
Jika manager membuat keputusan investasi yang bijaksana maka perusahaannya akan sejahtera. Tetapi jika manajer membuat keputusan yang tidak bijaksana maka perusahaan akan menderita lainnya. Laporan arus kas akan melaporkan kegiatan investasi perusahaan sehingga memberikan informasi arus kas kepada investor dan kreditur untuk mengevaluasi keputusan manajer.
2) Untuk menentukan kemampuan perusahaan membayar dividen kepada pemegang saham, pembayaran bunga, dan pokok pinjaman kepada kreditur.
Pemegang saham tertarik pada penerimaan dividen dari investasinya dalam saham perusahaan. Kreditur ingin menerima bunga dan pokok pinjamannya tepat waktu. Laporan arus kas membantu investor dan kreditur untuk mengetahui apakah perusahaan mampu melakukan pembayaran-pembayaran ini.
3) Untuk menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas perusahaan. Biasanya kas dan laba bersih bergerak bersama. Tingginya
tingkat laba cenderung menyebabkan peningkatan kas dan sebaliknya. Akan tetapi, nilai sisa kas bisa menurun ketika laba bersih tinggi dan kas bisa meningkat ketika laba bersih rendah. Adanya kemungkinan bangkrutnya suatu perusahaan yang mempunyai laba bersih yang cukup tetapi kas yang rendah, menyebabkan diperlukannya informasi arus kas. Biasanya kas dan laba bersih bergerak sama.
e. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos
dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas harus saling berkaitan
dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan
atas laporan keuangan mengungkapkan :
1) informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang
penting,
2) informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan dalam neraca,
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
54 3) informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi
diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
D. Laba Bersih
Untuk menentukan keputusan investasinya, calon investor perlu menilai
perusahaan dari segi kemampuannya untuk memperoleh laba bersih sehingga di
harapkan perusahaan dapat memberikan tingkat pengembalian yang tinggi. Laba
bersih (net income atau earning) dapat dijadikan sebagai suatu ukuran kinerja
perusahaan selama 1 periode tertentu. Earning merupakan suatu ukuran berapa
besar harta yang masuk (pendapatan dan keuntungan) melebihi harta yang keluar
(beban dan kerugian).
Pengertian laba bersih menurut kamus akuntansi cetakan kedua oleh Ibrahim
abdullah (1993:289):
Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk suatu periode tertentu setelah dikurangi pajak penghasilan yang disajikan dalam laporan laba rugi. Para akuntan menggunakan istilah “net income” untuk menyatakan kelebihan pendapatan atas biaya dan istilah “net loss” untuk menyatakan kelebihan biaya atas pendapatan.
Baik pendapatan maupun beban dicatat atas dasar akrual, yaitu pada saat
terjadinya, tidak peduli apakah sudah ada kas yang dihasilkan atau dikeluarkan
oleh perusahaan. Pada kenyataannya, laba yang tinggi akibat penjualan yang baik
belum menjamin penerimaan yang baik juga pada perusahaan. Piutang yang
terjadi akibat penjualankredit belum tentu dapat ditagih di kemudian hari, atau
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
55 untuk kegiatan usahanya akibatnya kegiatan perusahaan dapat terhambat dan
justru memperburuk kinerja perusahaan untuk menghasilkan laba pada periode
mendatang, maka diperlukan informasi yang lebih dapat menyajikan informasi
tentang laba dan kondisi kas perusahaan. Ini ditemukan pada laporan arus ka.
E. Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi (operating activities) merupakan aktivitas perusahaan yang
terkait dengan laba. Selain pendapatan dan beban yang disajikan dalam laporan
laba rugi, aktivitas operasi juga meliputi arus kas masuk dan arus kas keluar
bersih yang berasal dari aktivitas operasi terkait, seperti pemberian kredit kepada
pelanggan, investasi dalampersediaan, dan perolehan kredit dari pemasok.
Aktivitas operasi terkait dengan pos-pos laporan laba rugi (dengan beberapa
pengecualian kecil) dan dengan pos-pos operasi dalam neraca, umumnya pos
modal kerja seperti piutang, persediaan, pembayaran dimuka (prepayment), utang,
dan beban akrual. Aktivitas operasi juga meliputi transaksi dan peristiwa yang
tidak cocok untuk dikelompokkan ke dalam aktivitas investasi atau aktivitas
pendanaan.
Stice, stice, dan Skousen (2004: 320) menjelaskan berbagai aktivitas yang
termasuk dalam aktivitas operasi adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Aktivitas Operasi
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
56
1. penjualan barang atau jasa, 1. pembelian persediaan,
2. penjualan efek yang diperdagangkan, 2. gaji dan upah,
3. pendapatan bunga, 3. pajak,
4. pendapatan dividen. 4. beban bunga,
5. beban lainnya,
6. pembelian efek.
Sumber: Stice, Stice, Skousen
Dalam PSAK No. 2 paragraf 12 (IAI : 2002) dinyatakan bahwa jumlah arus
kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan
apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilakan arus kas yang cukup
untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,
membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada
sumber pandanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis
bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi
masa depan.
Jumlah arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dihitung dan dilaporkan
dengan menggunakan salah satu dari dua metode, yaitu metode langsung dan
metode tidak lansung. Dalam metode langsung kelompok utama dari penerimaan
kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan, sedangkan dalammetode tidak
langsung, laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
57 embayaran kas untuk operasi di masa lalu dan di masa depan, dan unsur
penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Kedua metode tersebut menghasilkan jumlah yang sama, yaitu jumlah arus
kas bersih yang disediakan oleh arus kas operasi. Metode tidak langsung lebih
disukai dan digunakan oleh kebanyakan perusahaan karena relatif mudah
digunakan dan merekonsiliasikan perbedaan antara laba bersih dengan arus kas
bersih dari aktivitas operasi. Pemakai laporan keuangan juga banyak yang
menyukai metode langsung karena metode ini melaporkan secara langsung
sumber ari arus kas masuk dan keluar tanpa harus dibingungkan dengan
penyesuain-penyesuaian dengan laba bersih.
Menurut Stice, Stice, dan Skousen (2004:331) kedua metode tersebut
memiliki kelebihan masing-masing. Kelebihan utama dari metode langsung
adalah sangat mudah dipahami dan intuitif. Sementara kelebihan utama dari
metode tidak langsung adalah metode ini menandai faktor-faktor yang
menyebabkan perbedaan antara laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi.
Ikatan Akuntan Indonesia secara khusus mengatur arus kas dari bunga dan
dividen yang diterima dan dibayarkan. PSAK No. 2 paragraf 32-33 (IAI, 2002)
menyatakan bahwa bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang diterima
oleh lembaga keuangan biasanya diklasifikasikan sebagai arus kas operasi.
Namun demikian, bagi perusahaan lain belum ada kesepakatan mengenai
kualifikasi arus kas. Bunga yang dibayarkan dan bunga serta dividen yang
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
58 laba dan rugi bersih. Sebagai alternatif, bunga yang dibayar dan bunga serta
dividen yang diterima dapat diklasifikasi, masing-masing sebagai arus kas
pendanaan, dan arus kas investasi karena merupakan biaya perolehan sumber daya
keuangan atau sebagai hasil investasi (return on investment). Dividen yang
dibayar dapat diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan karena merupakan
biaya perolehan sumber daya keuangan. Sebagai alternatif, dividen yang dibayar
dapat diklasifikasikan sebagai komponen arus kas dari aktivitas operasi dengan
maksud untuk membantu para pengguna laporan arus kas dalam menilai
kemampuan perusahaan membayar dividen dari arus kas operasi.
F. Akrual dan Arus Kas
Untuk melihat hubungan antara akrual dan arus kas, penting untuk mengenali
beberapa jenis arus kas. Arus kas operasi mengacu pada kas yang berasal dari
aktivitas opersi perusahaan. Arus kas bebas mencerminkan dampak tambahan
investasi dan divestasi terhadap aktiva operasional. Keunggulan arus kas bebas
adalah bahwa ia mencerminkan kas yang dapat dengan bebas digunakan untuk
membayar kewajiban atau untuk pemegang saham.
Berdasarkan difinisi, akrual merupakan jumlah penyesuaian akuntansi yang
membuat laba bersih berbeda dari arus kas bersih. Penyesuaian ini mencakup
penyesuaian yang mempengaruhi laba saat tidak terdapat dampak arus kas dan
penyesuaian yang mengeluarkan arus kas terhadap laba. Akuntansi akrual
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
59 pendapatan dan pengaitan beban (Wild dan Subramanyam, 2004:105), yaitu
pendapatan diakui saat diperoleh dan saat direalisasi atau dapat direalisasi dan
pengaitan beban dan pendapatan.
1. Pendapatan diakui saat diperoleh dan saat direalisasi atau dapat direalisasi. Pendapatan terjadi ketika perusahaan menyerahkan produk atau
jasanya. Hal ini berarti bahwa perusahaan telah melakukan tugasnya. Pendapatan direalisasi saat memperoleh kas dari penyerahan barang atau jasa. Pendapatan direalisasi saat memperoleh aktiva (biasanya piutang) yang dapat diubah menjadi kas atau setara kas, dari penyerahan barang dan jasa. Menentukan saat pengakuan pendapatan kadang kala sulit dilakukan. Meskipun pendapatan biasanya diakui saat terjadi penjualan (penyerahan barang), pendapatan juga dapat diakui saat barang atau jasa masih dalam produksi, selesai produksi, atau saat kas diterima.
2. Akuntansi akrual mengharuskan pengaitan beban dengan pendapatan.
Proses pengaitan ini berbeda untuk dua jenis beban. Beban yang berasal dari produksi suatu produk atau jasa disebut biaya produk (product cost), dan diakui saat produk atau jasa diserahkan. Seluruh biaya produk disajikan bersamaan dengan biaya penjualan (cost of sales) tetapi akan berada pada akun persediaan sehingga dapat dikaitkan dengan pendapatan. Beban lainnya adalah biaya periode, biasanya dikaitkan dengan pendapatan periode tertentu. Beberapa biaya periode terjadi sehubungan dengan pemasaran suatu produk atau jasa dan dikaitkan dengan pendapatan. Biaya periode lainnya, seperti beban administrasi tidak langsung berhubungan dengan produksi atau enjualan barang atau jasa. Biaya ini dibebankan pada periode terjadinya, yang belum tentu merupakan saat terjadi arus kas keluar.
Wild dan Subramayan (2004:114) mengungkapkan beberapa fakta mengenai
akuntansi akrual, laba, dan arus kas, yaitu akuntansi (laba) akrual lebih relevan
dibandingkan arus kas, arus kas lebih andal dibandingkan akrual, angka akuntansi
akrual dapat menyebabkan distorsi akuntansi, nilai perusahaan dapat ditentukan
dengan akuntansi akrual.
1. Akuntansi (laba) akrual lebih relevan dibandingkan arus kas. Baik secara
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
60 2. Arus kas lebih andal dibandingkan akrual. Pernytaan ini benar dan
menyarankan bahwa arus kas dapat memainkan peran pelengkap atas akrual. Namun, pernyataan ”arus kas tidak dapat dimanipulasi” tidaklah benar. Saat menganalisa arus kas, harus diingat bahwa arus kas lebih mudah diubah dibandingkan dengan laba.
3. Angka akuntansi akrual dapat menyebabkan distorsi akuntansi. Adanya
metode akuntansi alternatif serta manajemen laba mengurangi sifat ”dapat dibandingkan” dan ”konsistensi” angka akuntansi akrual. Juga aturan akuntansi yang berubah-ubah serta kesalahan estimasi dapat menyebabkan distorsi akuntansi. Analisis keuangan dan penilaian yang mengabaikan fakta ini, dan penyesuaian akuntansi, mungkin membuahkan hasil yang salah.
4. Nilai perusahaan dapat ditentukan dengan angka akuntansi akrual.
Beberapa orang secara salah menyatakan bahwa nilai ditentukan hanya berdasarkan diskonto dan arus kas. Nilai perusahaan juga dapat ditentukan hanya berdasarkan diskonto dan arus kas. Nilai perusahaan juga dapat ditentukan dengan menjumlahkan nilai buku kini dengan diskonto sisa laba masa depan. Penilaian berdasarkan akuntansi lebih efektif dibandingkan dengan model diskonto arus kas.
G. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan laba bersih, arus kas opersi
dan kebijakan dividen dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.2
Hasil Penelitian terdahulu
Nama Judul Variabel yang
digunakan
Hasil Penelitan
Nurmala (2006) Pengaruh
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
61
Prihantoro (2003) Estimasi Pengaruh
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009.
USU Repository © 2009
62
Hermi (2004) Hubungan Laba