• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) BERBASIS MACROMEDIA FLASH DI MTS AMALIYAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) BERBASIS MACROMEDIA FLASH DI MTS AMALIYAH."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

BERBASIS MACROMEDIA FLASH

DI MTS AMALIYAH

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

dalam memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh:

RILWAN HADINATA NIM : 8116182019

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

RILWAN HADINATA. Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Berbasis Macromedia Flash Di MTS Amaliyah.

Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016

Penelitian bertujuan untuk: (1) mengetahui apakah penggunaan media pembelajaran berbasis Macromedia flash melalui pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pokok bahasan PLSV, (2) mengetahui apakah penggunaan media pembelajaran berbasis Macromedia flash melalui pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan PLSV. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Class Room Action Research). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan mengambil lokasi di MTs Amaliyah, Sunggal Kabupaten Deli Serdang untuk mata pelajaran matematika dan dilaksanakan dalam 2 siklus. Penelitian tindakan kelas dilakukan terhadap siswa kelas VII A MTs Amaliyah Sunggal T.P. 2015/2016 yang berjumlah 35 siswa. Model pembelajaran yang digunakan yakni pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) berbasis

Macromedia Flash. Dari hasil evaluasi siklus I dan siklus II diperoleh bahwa: (1)

peningkatan motivasi belajar siswa ditunjukkan dari pencapaian ketuntasan motivasi belajar pada siklus II = secara klasikal 85,71% siswa tuntas memenuhi skor minimal 3,50 atau berada dalam kategori “Baik”; (2) peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan dari pencapaian ketuntasan hasil belajar pada siklus II = secara klasikal 80,00% siswa tuntas memenuhi skor minimal 2,67

Kata Kunci: Motivasi, Hasil Belajar, Team Assisted Individualization,

(6)

ii

ABSTRACT

RILWAN HADINATA. Increased Motivation And Math Student Learning Outcomes Through Cooperative Learning Team Assisted Individualization (TAI) Based on Macromedia Flash In MTS Amaliyah. Thesis. Medan: Post

Graduate Program, State University Of Medan, 2016.

The study aims to: (1) determine whether the use of media-based learning Macromedia flash through cooperative learning TAI type can increase students' motivation on the subject PLSV, (2) determine whether the use of media-based learning Macromedia flash through cooperative learning TAI can improve learning outcomes students on the subject of PLSV. This research is a class act (Class Room Action Research). This classroom action research has been carried out by taking the location in MTs Amaliyah, Sunggal Deli Serdang for mathematics and implemented in two cycles. Action research conducted on students of class VII A MTs Amaliyah Sunggal T.P. 2015/2016 which amounted to 35 students. The learning model used the type cooperative learning Team Assisted Individualization (TAI) based on Macromedia Flash. From the results of the evaluation of the first cycle and the second cycle was obtained that: (1) an increase in student motivation shown by the achievement of mastery learning motivation in the second cycle which = classically 85.71% students completed meet a minimum score of 3.50 or are in the category of "Good"; (2) improving student learning outcomes demonstrated mastery of the achievement of learning outcomes in the second cycle which = classically 80.00% students completed meet a minimum score of 2.67.

(7)

vi

2.4. Cara Mengukur Motivasi Belajar Siswa ... 25

(8)
(9)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Nilai UAS Matematika Siswa Kelas VII-A Semester 2 T.P 2014/2015 8

Tabel 3.1 Indikator Angket Motivasi Belajar Matematika... 52

Tabel 3.2 Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa ... 53

Tabel 3.3 Pedoman Pemberian Nilai Angket Motivasi ... 54

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar ... 56

Tabel 3.5 Pedoman Penilaian Tes Hasil Belajar ... 57

Tabel 3.6 Ketuntasan Belajar Kompetensi Pengetahuan... 64

Tabel 3.7 Kriteria Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa... 65

Tabel 3.8 Kriteria Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran... 66

Tabel 4.1 Rata-rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Siklus 1 ... 75

Tabel 4.2 Hasil Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Siklus 1 ... 77

Tabel 4.3 Ketuntasan Motivasi Belajar Siswa Siklus 1... 78

Tabel 4.4 Ketuntasan Tes Hasil Belajar Siswa Siklus 1... 79

Tabel 4.5 Rata-rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Siklus 2... 91

Tabel 4.6 Hasil Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Siklus 2... 93

Tabel 4.7 Ketuntasan Motivasi Belajar Siswa Siklus 2... 94

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A

Lampiran A1 Lembar Validasi Lembar Aktivitas Siswa... 107

Lampiran A2 Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 109

Lampiran A3 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar ... ... 111

Lampiran A4 Lembar Validasi Angket Motivasi Belajar ... ... 113

Lampiran A6 Lembar Validasi Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... ... 116

Lampiran A7 Lembar Validasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran... 117

Lampiran B Lampiran B1 Nama-Nama Validator ... ... 119

Lampiran B2 Hasil Validasi Rencana Perangkat Pembelajaran ... 120

Lampiran B3 Hasil Validasi Lembar Aktivitas Siswa ... ... 121

Lampiran B4 Hasil Validasi Tes Hasil Belajar Siswa ... ... 122

Lampiran B5 Hasil Validasi Angket Motivasi Belajar Siswa . ... . 123

Lampiran B6 Hasil Perhitungan Validitas Dan Reabilitas Tes... .. 124

Lampiran C Lampiran C1 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Uji Coba 1... ... 126

Lampiran C2 Hasil Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Uji Coba 1... 127

Lampiran C3 Hasil Motivasi Belajar Siswa Uji Coba 1... ... 128

Lampiran C4 Hasil Ketuntasan Tes Hasil Belajar Siswa Uji Coba 1... ... 130

Lampiran C5 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Uji Coba 2... ... 132

Lampiran C6 Hasil Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Uji Coba 2... 133

Lampiran C7 Hasil Motivasi Belajar Siswa Uji Coba 2 ... 134

Lampiran C8 Hasil Ketuntasan Tes Hasil Belajar Siswa Uji Coba 2... ... 136

Lampiran D Lampiran D1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 138

(12)

xi

Lampiran D3 Intrument Angket Motivasi Belajar Siswa ... 209

Lampiran D4 Instrument Tes Hasil Belajar Siswa ... 215

Lampiran D5 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... ... 236

Lampiran D6 Lembar Observasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ... 238

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu yang dapat digunakan untuk mengasah

kemampuan logika berpikir dan analisis, seperti yang diungkapkan Johnson dan

Rising dalam Erman Suherman, dkk. (2003: 17) bahwa matematika adalah pola

berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika juga

merupakan bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan secara cermat,

jelas, dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa

simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Hal tersebut memberi makna

bahwa belajar matematika dapat membuat siswa untuk berpikir logis, sistematis,

kritis, dan praktis sehingga dalam pengaplikasiannya mereka dapat lebih peka

terhadap permasalahan-permasalahan di sekitar. Hal serupa juga dikatakan oleh

Kline dalam Erman Suherman, dkk. (2003: 17) bahwa matematika itu bukanlah

pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi

adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan

menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam. Oleh karena itu, suatu hal

yang wajar bahwa matematika menjadi mata pelajaran wajib di sekolah serta

menjadi salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional (UN).

Bagi siswa, belajar matematika menjadi hal yang sulit karena sifatnya

yang abstrak dan banyak menggunakan rumus sehingga muncul rasa takut dan

khawatir bagi siswa karena mereka beranggapan bukan hal yang mudah

(14)

2

pembuktian yang membutuhkan pemahaman mendalam akan konsep-konsep

matematika itu sendiri. Kurangnya pemahaman akan suatu konsep membuat

mereka terkecoh ketika menghadapi soal matematika yang sejenis tetapi berbeda

lambang atau simbol.

Hal serupa juga sering dialami oleh para siswa pada materi Persamaan

Linier Satu Variabel (PLSV). Kesulitan mereka dalam memahami konsep dan

tuntutan ketuntasan belajar membuat mereka lebih cenderung memilih untuk

menghafalkan rumus praktis.

Mereka merasa terbantu dan dipermudah ketika menggunakan rumus

praktis untuk menyelesaikan soal matematika. Apalagi menjelang Ujian Nasional,

mereka lebih bersemangat menghafalkan rumus-rumus praktis. Penggunaan

rumus praktis matematika tentunya dapat mengakibatkan terabaikannya

pemahaman konsep yang seharusnya dikuasai oleh para siswa. Hal tersebut

tentunya bisa menumpulkan daya analisis siswa sehingga siswa kesulitan untuk

menyelesaikan soal matematika dengan berbagai variasi.

Inilah yang menjadi salah satu tugas guru untuk menanamkan rasa cinta

para siswa akan matematika serta membantu mereka memahami konsep dalam

matematika. Bukan hal yang mudah dalam menjalankan tugas ini bagi seorang

guru. Perlu adanya suatu persiapan yang matang akan materi yang akan diajarkan,

media pembelajaran, metode, serta pendekatan pembelajaran. Guru harus cermat

dalam mempersiapkan pembelajaran karena diperlukan persiapan dan pendekatan

(15)

3

Kurangnya persiapan dalam melaksanakan pembelajaran dapat

menyebabkan kejenuhan siswa dalam mengikuti pelajaran. Seperti halnya ketika

media pembelajaran, metode, serta pendekatan pembelajaran yang sama

diterapkan pada setiap pembelajaran untuk seluruh materi secara terus-menerus.

Kemonotonan pembelajaran tersebut tentunya menyebabkan kejenuhan para siswa

dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi yang

dilakukan oleh guru dalam melakukan pembelajaran.

Berbagai upaya dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran mulai dari melakukan inovasi dalam manajemen kelas, metode

pembelajaran, serta media pembelajaran yang relevan. Seperti yang saat ini sering

diperbincangkan akan efektivitas penggunaan media dalam pembelajaran karena

media pembelajaran merupakan salah satu unsur penting dalam pembelajaran.

Begitu pula diungkapkan oleh Kemp and Dayton dalam Susilana (2007: 9)

yang mengemukakan beberapa manfaat media pembelajaran yaitu penyampaian

pesan pembelajaran dapat lebih terstandar, pembelajaran dapat lebih menarik,

pembelajaran dapat lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar, waktu

pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.

Arti penting media dalam pembelajaran telah dirasakan oleh para

pemerhati pendidikan. Hal tersebut membuat mereka terus berusaha

mengembangkan media pembelajaran yang relevan bagi kebutuhan siswa serta

tetap memperhatikan aspek pedagogis dan kurikulum yang harus dicapai siswa.

(16)

4

kelebihan. Namun, pemanfaatan komputer masih belum maksimal sebagai media

pembelajaran.

Komputer saat ini lebih banyak digunakan sebagai alat untuk dipelajari

dalam pelajaran Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) bukan sebagai

media pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran selain TIK.

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika saat ini lebih

didominasi dengan penggunaan media berupa alat peraga, sehingga kemampuan

yang dimiliki oleh siswa kurang teroptimalkan. Kemajuan teknologi saat ini sudah

sangat pesat sehingga pengembangan media pembelajaranpun sudah melangkah

lebih maju. Perkembangan teknologi media pembelajaran saat ini lebih

mengedepankan multi media pembelajaran yang hasilnya diharapkan dapat lebih

memaksimalkan kemapuan yang ada pada diri peserta didik. Dari berbagai media

informasi, multimedia memilki suatu kelebihan tersendiri yang tidak dapat

digantikan oleh penyajian media informasi lainya. Kelebihan dari multimedia

adalah menarik indra dan menarik minat, karena merupakan gabungan antara

pandangan, suara dan gerakan. Lembaga riset dan penerbitan komputer yaitu

Computer Technology Research (CTR) menyatakan bahwa orang hanya mampu

mengingat 20 % dari yang dilihat dan 30 % dari yang didengar. Tetapi orang

mengingat 50 % dari yang dilihat dan didengar dan 80 % dari yang dilihat,

didengar dan dilakukan sekaligus.

Keuntungan dari penggunaan multimedia dalam suatu aplikasi adalah

dapat meningkatkan aliran gagasan dan informasi, merupakan cara yang kaya

(17)

5

eksplorasi pengguna, menstimulasi panca indera, memberikan kemudahan

pemakaian terutama bagi pengguna awam.

Media pembelajaran sebagai salah satu alat komunikasi antara guru dan

siswa, selain harus memenuhi standar kompetensi juga harus mampu menarik

perhatian siswa sehingga media tersebut dapat dimanfaatkan secara efektif.

Unsur- unsur yang menarik dalam media dapat membuat siswa lebih

memperhatikan pembelajaran dan tidak merasa bosan. Seperti yang dikatakan

oleh Kunandar (2012: 232) bahwa kejenuhan bisa menyebabkan siswa tidak peka

lagi dalam pengamatan. Oleh karena itu, pembelajaran akan mengalami hambatan

dalam pencapaian tujuan.

Pengembangan media pembelajaran berbasis komputer memungkinkan

terciptanya multimedia pembelajaran yang lebih interaktif dan efektif dalam

pembelajaran. Muatan materi yang disertai gambar dan audio membuat

multimedia tersebut mampu menyajikan materi dengan lebih jelas.

Tampilan materi dan gambar dapat diatur dengan menggunakan animasi

yang bisa disesuaikan untuk mendukung penyajian materi sesuai dengan konsep

yang benar, sehingga dapat membantu siswa dalam pengamatan dan pemberian

perhatian terhadap pembelajaran untuk lebih memahami konsep materi yang

dipelajari.

Sedangkan audio yang disajikan dapat diatur untuk mendukung

penggunaan navigasi dan sebagai unsur hiburan, sehingga dapat membantu siswa

(18)

6

Untuk mengatasi hambatan tersebut, perlu adanya suatu media yang

menarik dan dapat membantu siswa memfokuskan perhatian terhadap

pembelajaran. Media yang menarik tersebut dapat berupa media yang di dalamnya

dikemas unsur hiburan, perpaduan dan kombinasi antara matematika dan unsur

hiburan dapat menjadi salah satu alternatif pengembangan media pembelajaran

berbasis komputer yang efektif. Unsur hiburan dimaksudkan untuk menarik

perhatian siswa dan menghindarkan kejenuhan siswa saat pembelajaran.

Pada dasarnya ada banyak jenis media pembelajaran yang dapat kita pilih

dalam menyampaikan materi seperti dengan menggunakan Microsoft Power

Point. Namun penggunaan media ini masih terdapat kekurangan yang bisa

menyebabkan pemyampaian materi menjadi kurang maksimal, seperti gambar

bergerak yang ditampilkan sangat kaku dan audio yang dihasilkan juga tidak

optimal. Sehingga peneliti memandang bahwa salah satu media pembelajaran

yang tepat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar adalah dengan

menggunakan media pembelajaran Macromedia flash. Pemilihan teknologi

Macromedia flash dalam pembuatan media pembelajaran ini karena Macromedia

flash mendukung penyampaian pesan melalui gambar yang bergerak (animation),

teks dan suara. Hal ini akan membantu proses pembelajaran secara audio visual.

Media pembelajaran ini akan mengaudiovisualkan materi, contoh kasus,

pertanyaan, dan lain-lain, sehingga penyajian materi lebih menjadi menarik

dibandingkan dengan penjelasan biasa yang membedakan antara penjelasan guru

secara langsung dan media pembelajaran ini adalah pada animasi gambar. Ketika

(19)

7

dengan materi. Oleh karena itu, murid dapat menyaksikan aplikasi materi pada

bab tersebut dalam kehidupan sehari-hari dengan menyaksikan animasinya akan

tetapi adanya media ini bukan berarti meniadakan peran guru.

Peran guru justru dituntut lebih karena guru harus mampu menjelaskan

materi secara menyeluruh baik dari segi teoritis maupun aplikasi. Selain itu, media

pembelajaran ini akan membuat murid untuk berfikir kritis dengan memberikan

studi kasus. Guru dituntut untuk membantu para siswa dalam menjawab

pertanyaan tersebut dan menjawab pertanyaan dari murid itu sendiri jika mereka

memiliki pertanyaan.

Proses belajar mengajar yang dialami oleh guru bidang studi di kelas VII

A dalam mengajarkan mata pelajaran matematika terdapat masalah yang perlu

diselesaikan, diantaranya yaitu motivasi siswa di dalam pembelajaran matematika

sangat rendah, anak pasif dan tidak mau bertanya apabila menemui kesulitan

belajar matematika.

Berdasarkan pengalaman dari rekan guru tersebut diketahui juga bahwa

banyak anak yang mengalami masalah dan tidak menguasai materi PLSV dalam

mata pelajaran matematika Kelas VII A.

Salah satu contoh rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas VII A

di MTs Amaliyah Sunggal T.P. 2014/2015 dapat dilihat dari nilai ulangan harian

(20)

8

Tabel 1.1. Nilai UAS Matematika Siswa Kelas VII A Semester 2 T.P 2014/2015

Aspek analisis Perolehan Nilai

Nilai terendah 10.00

Nilai tertinggi 90.00

0.00 – 69.00 (< KKM) 22 siswa (68.75%)

70.00 –100.00 (≥ KKM) 10 siswa (31.25%)

(Sumber: Guru Matematika Kelas VII A MTs Amaliyah Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang)

Dari perolehan data diatas, dapat dilihat bahwa siswa yang memenuhi

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 10 siswa dengan persentase sebesar

31.25%. dengan KKM untuk mata pelajaran matematika adalah 70. Maka masih

terdapat 22 siswa lagi atau sebesar 68.75% siswa yang masih berada di bawah

KKM. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa masih tergolong

rendah. Kenyataan-kenyataan di atas merupakan masalah yang teridentifikasi

yang harus dengan segera diselesaikan.

Pada segi lain sering ditemukan kenyataan siswa yang terlihat malas dan

tidak bersemangat jika belajar PLSV. Kurangnya motivasi itu terlihat dari tidak

ada gairah dan antusias jika disajikan materi tersebut, masih banyak yang acuh

hanya diam saja, ada yang bercanda, bahkan ada yang mengobrol.

Sagala (2006: 100) mengatakan bahwa belajar akan lebih berhasil bila

situasinya menyenangkan. Proses belajar akan lebih baik jika siswa memiliki

motivasi terhadap kegiatan belajar (Sutikno, 2009: 16). Belajar dapat lebih baik

(21)

9

suatu landasan yang paling meyakinkan untuk keberhasilan suatu proses belajar.

Menurutnya lagi, jika siswa merasa ingin belajar, ia akan cepat mengerti dan

mengingatnya (Singer, 1987: 78).

Salah satu cara untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran matematika adalah melalui pembelajaran kooperatif tipr

Team Assisted Individualization (TAI) berbasis media Macromedia Flash.

Menurut Edgar Dale yang terkenal dengan Kerucut Pengalaman (Cone of

Experience) mengemukakan bahwa kemampuan manusia memperoleh ilmu

pengetahuan atau pengalaman belajar seseorang diperoleh dari indera lihat

sebanyak 75%, 13% melalui indera dengar, dan selebihnya melalui indera lainnya.

Gabungan dari berbagai media yang ada pada multimedia memanfaatkan

gabungan dari indera pada manusia untuk pencapaian suatu kompetensi dan

tingkat pemahaman peserta didik. Sehingga dengan menerapkan pembelajaran ini

diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII A MTs

Amaliyah. Maka, pada kesempatan ini penulis akan melakukan penelitian dengan

mengangkat judul Peningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Melalui

Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Berbasis

Macromedia Flash Di MTs Amaliyah.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari masalah-masalah yang ada dan telah penulis kemukakan

pada latar belakang kemudian dikaji berdasarkan teori yang ada, maka ditemukan

(22)

10

1. Metode dan media belajar kurang menarik dalam menumbuhkan motivasi

siswa.

2. Diduga metode yang digunakan dan suasana pembelajaran kurang

meningkatkan pemahaman siswa.

3. Kurangnya guru mengelola informasi pembelajaran dan pemanfaatan

teknologi.

4. Rendahnya hasil belajar matematika siswa dalam menyelesaikan soal pada

materi PLSV.

5. Kurangnya penggunaan/penerapan media pembelajaran berbasis

Macromedia flash.

1.3 Batasan Masalah

Dari beberapa masalah yang dikemukakan di atas, yang menjadi batasan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana motivasi dan hasil belajar siswa

melalui pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan menggunakan pembelajaran

berbasis Macromedia Flash yang akan diterapkan di MTs Amaliyah Sunggal

khususnya kelas VII A pada materi PLSV T.P. 2015/2016 dapat meningkat.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah tersebut di

atas, diajukan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI berbasis

Macromedia flash dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pokok

(23)

11

2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI berbasis

Macromedia flash dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok

bahasan PLSV?

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian

tindakan kelas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

TAI berbasis Macromedia flash dapat meningkatkan motivasi siswa pada

pokok bahasan PLSV.

2. Untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

TAI berbasis Macromedia flash dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada pokok bahasan PLSV.

1.6 Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat hasil penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa:

a. Motivasi belajar siswa dalam belajar matematika dapat meningkat.

b. Hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika dapat meningkat.

2. Bagi Guru:

a. Merupakan metode guru untuk meningkatkan motivasi belajar dan

(24)

12

b. Merupakan inovasi media pembelajaran matematika oleh dan untuk

guru khususnya pada penggunaan media pembelajaran berbasis

Macromedia flash.

3. Bagi Sekolah:

a. Diperoleh panduan yang inovatif tentang media pembelajaran dengan

penggunaan media berbasis Macromedia flash.

1.7 Definisi Operasional

Berdasarkan judul penelitian di atas, ada beberapa istilah yang perlu untuk

dijelaskan secara operasional agar tidak terjadi penafsiran yang salah. Beberapa

istilah tersebut adalah pembelajaran kooperatif tipe TAI, motivasi belajar

matematika, dan hasil belajar matematika.

1. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah pembelajaran yang

mekankan pada efek sosial dari belajar kooperatif, dimana pembelajaran ini

disusun untuk memecahkan masalah semisal kesulitan belajar siswa secara

individual. Pada model pembelajaran kooperatif tipe TAI ada tidaknya

peningkatan pembelajaran siswa didasarkan pada penilaian sebenarnya

yang sesuai dengan salah satu komponen pembelajaran kontekstual. Pada

pembelajaran kooperatif tipe TAI siswa terlebih dahulu dihadapkan pada

tes awal yang dilakukan untuk melihat seberapa besar pemahaman

matematika siswa yang pengaruhnya akan terlihat setelah siswa melakukan

diskusi kelompok. Pada Pembelajaran kooperatif tipe TAI diharapkan akan

menciptakan masyarakat belajar (learning community) yang saling

(25)

13

sebenarnya individu (Authentic Assessment). Apalagi untuk siswa yang

masih berada pada tahap perkembangan otak dari tahap pemikiran konkret

ke abstrak, seperti siswa-siswa SMP/MTs, mereka akan kesulitan memiliki

kemampuan belajar matematika apabila pembelajaran yang digunakan di

sekolah hanyalah transfer informasi saja, mereka tidak akan belajar

menggalami dan memahami bahkan mereka mungkin akan sangat sulit

membayangkan seperti apa wujud dari konsep matematika yang diajarkan,

apabila tidak ada model yang tepat untuk menggambarkan konsep tersebut.

2. Motivasi belajar matematika adalah dorongan dari individu dalam

melakukan belajar matematika sehingga tercapai tujuan yang dikehendaki

yang akan dilihat berdasarkan (1) tekun dan ulet dalam menghadapi tugas

pada pelajaran matematika; (2) menunjukkan motivasi yang tinggi terhadap

matematika; (3) keinginan untuk berprestasi bertambah dalam belajar

matematika.

3. Hasil belajar matematika adalah suatu akibat dari proses belajar dengan

menggunakan alat pengukur, yaitu berupa tes yang disusun terencana, baik

(26)

BABBV

KESIMPULANBDANBSARAN

5.1.BBBKesimpulan

Berdeserken hesil enelisis den pembehesen delem penelitien ini,

dikemukeken beberepe simpulen sebegei berikut:

1. Pengguneen model pembelejeren kooperetif tipe TAI berbesis Macromedia

flash depet meningketken motivesi belejer siswe pede pokok behesen PLSV

yeng ditunjukken deri pencepeien ketuntesen motivesi belejer pede siklus II

yekni secere klesikel 85,71% siswe tuntes memenuhi skor minimel 3,50 eteu

berede delem ketegori 1Beik”.

2. Pengguneen model pembelejeren kooperetif tipe TAI berbesis Macromedia

flash depet meningketken hesil belejer siswe pede pokok behesen PLSV yeng

ditunjukken deri pencepeien ketuntesen hesil belejer pede siklus II yekni

secere klesikel 80,00% siswe tuntes memenuhi skor minimel 2,67.

5.2.BBBSaran

Berdeserken hesil penelitien den kesimpulen di etes, meke depet

diserenken beberepe hel sebegei berikut:

1. Pere guru eger depet mengguneken model pembelejeren kooperetif tipe TAI

berbesis Macromedia flash sebegei elternetif pembelejeren, yeng depet

meningketken motivesi den hesil belejer.

2. Pere guru yeng hendek mengguneken model pembelejeren kooperetif tipe

TAI eger lebih memperhetiken pembegien kelompok eger pembegien siswe

delem kelompok depet bener-bener tepet.

(27)

104

3. Begi peneliti lein yeng hendek melekuken penelitien yeng mengukur motivesi

belejer eger depet lebih memperhetiken delem pemberien motivesi disetiep

tehepen pembelejeren den perengket yeng diguneken.

4. Begi pere guru den peneliti lein behwe delem pembelejeren pede meteri

PLSV depet diguneken model pembelejeren kooperetif tipe TAI berbesis

medie Macromedia Flash kerene selein depet meningketken motivesi belejer,

juge depet meningketken hesil belejer.

5. Peneliti menyerenken kepede pembece den pere prektisi pendidiken untuk

(28)

101

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dewi, Rani K. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Matematika

“Math-Tainment” materi Pokok garis dan Sudut untuk SMP Kelas VII. Skripsi

tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Dimyati dan Mudjino. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Erman Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.

Bandung: Jica.

Fathurrohman, Pupuh. 2009. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman

Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama.

Hamalik, U. 1993. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamid, Abdul. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Handoko. 2007. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta: Kanisius.

Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Kunandar. 2012. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Nur, M. 2001. Pemotivasian Siswa Untuk Belajar. Buku ajar mahasiswa:

Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran;Untuk membantu

memecahkan problematika belajar dan mengajar. Bandung: Alfabeta.

Sardiman A.M. 1994. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Singer, Kurt. 1987. Membina Hasrat Belajar di Sekolah (Penerjemah: Bergman

Sitorus), Bandung: Remaja Karya.

Slameto, 1991. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaj

Rosdakarya.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&G. Jakarta: CV

(29)

106

Sumarni. 2007. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode

Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individuaization pada Siswa Kelas X7 SMU Negeri 5 Makassar. Skripsi. Makassar: Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar.

Suryabrata, Sumardi. 1986. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.

Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: CV.

Wacana Prima.

Sutikno, Sobri M. 2009. Belajar dan Pembelajaran; Upaya Kreatif dalam

mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil. Bandung: Prospect.

Widada, HR. 2010. Multimedia Interaktif Untuk Guru Profesional. Yogyakarta:

Gambar

Gambar 2.1   Kerangka Teori Penggunaan Pembelajaran .....................................
Tabel 1.1. Nilai UAS Matematika Siswa Kelas VII A Semester 2 T.P 2014/2015

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI ( Team assisted individually ) dilengkapi media power point

Bagi peneliti berikutnya, dapat melakukan penelitian dengan menggunakan media animasi flash dan model kooperatif tipe TAI untuk pokok bahasan yang berbeda dan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah dengan penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI ( Team Assisted Individualization ) pada kompetensi dasar

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan apakah: (1) model pembelajaran kooperatif tipe TAI memberikan hasil belajar belajar statistika yang lebih baik

Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan kemandirian

Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model kooperatif tipe TAI, Jigsaw

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan aktivitas belajar siswa selama menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization TAI

Hasil penelitian yang diterapkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI berbasis pendekatan saintifik pada pembelajaran di kelas, ini terlihat bagaimana siswa lebih