PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)
BERBASIS MACROMEDIA FLASH
DI MTS AMALIYAH
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
dalam memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Dasar
Oleh:
RILWAN HADINATA NIM : 8116182019
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
RILWAN HADINATA. Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Berbasis Macromedia Flash Di MTS Amaliyah.
Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016
Penelitian bertujuan untuk: (1) mengetahui apakah penggunaan media pembelajaran berbasis Macromedia flash melalui pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pokok bahasan PLSV, (2) mengetahui apakah penggunaan media pembelajaran berbasis Macromedia flash melalui pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan PLSV. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Class Room Action Research). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan mengambil lokasi di MTs Amaliyah, Sunggal Kabupaten Deli Serdang untuk mata pelajaran matematika dan dilaksanakan dalam 2 siklus. Penelitian tindakan kelas dilakukan terhadap siswa kelas VII A MTs Amaliyah Sunggal T.P. 2015/2016 yang berjumlah 35 siswa. Model pembelajaran yang digunakan yakni pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) berbasis
Macromedia Flash. Dari hasil evaluasi siklus I dan siklus II diperoleh bahwa: (1)
peningkatan motivasi belajar siswa ditunjukkan dari pencapaian ketuntasan motivasi belajar pada siklus II = secara klasikal 85,71% siswa tuntas memenuhi skor minimal 3,50 atau berada dalam kategori “Baik”; (2) peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan dari pencapaian ketuntasan hasil belajar pada siklus II = secara klasikal 80,00% siswa tuntas memenuhi skor minimal 2,67
Kata Kunci: Motivasi, Hasil Belajar, Team Assisted Individualization,
ii
ABSTRACT
RILWAN HADINATA. Increased Motivation And Math Student Learning Outcomes Through Cooperative Learning Team Assisted Individualization (TAI) Based on Macromedia Flash In MTS Amaliyah. Thesis. Medan: Post
Graduate Program, State University Of Medan, 2016.
The study aims to: (1) determine whether the use of media-based learning Macromedia flash through cooperative learning TAI type can increase students' motivation on the subject PLSV, (2) determine whether the use of media-based learning Macromedia flash through cooperative learning TAI can improve learning outcomes students on the subject of PLSV. This research is a class act (Class Room Action Research). This classroom action research has been carried out by taking the location in MTs Amaliyah, Sunggal Deli Serdang for mathematics and implemented in two cycles. Action research conducted on students of class VII A MTs Amaliyah Sunggal T.P. 2015/2016 which amounted to 35 students. The learning model used the type cooperative learning Team Assisted Individualization (TAI) based on Macromedia Flash. From the results of the evaluation of the first cycle and the second cycle was obtained that: (1) an increase in student motivation shown by the achievement of mastery learning motivation in the second cycle which = classically 85.71% students completed meet a minimum score of 3.50 or are in the category of "Good"; (2) improving student learning outcomes demonstrated mastery of the achievement of learning outcomes in the second cycle which = classically 80.00% students completed meet a minimum score of 2.67.
vi
2.4. Cara Mengukur Motivasi Belajar Siswa ... 25
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Nilai UAS Matematika Siswa Kelas VII-A Semester 2 T.P 2014/2015 8
Tabel 3.1 Indikator Angket Motivasi Belajar Matematika... 52
Tabel 3.2 Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa ... 53
Tabel 3.3 Pedoman Pemberian Nilai Angket Motivasi ... 54
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar ... 56
Tabel 3.5 Pedoman Penilaian Tes Hasil Belajar ... 57
Tabel 3.6 Ketuntasan Belajar Kompetensi Pengetahuan... 64
Tabel 3.7 Kriteria Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa... 65
Tabel 3.8 Kriteria Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran... 66
Tabel 4.1 Rata-rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Siklus 1 ... 75
Tabel 4.2 Hasil Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Siklus 1 ... 77
Tabel 4.3 Ketuntasan Motivasi Belajar Siswa Siklus 1... 78
Tabel 4.4 Ketuntasan Tes Hasil Belajar Siswa Siklus 1... 79
Tabel 4.5 Rata-rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Siklus 2... 91
Tabel 4.6 Hasil Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Siklus 2... 93
Tabel 4.7 Ketuntasan Motivasi Belajar Siswa Siklus 2... 94
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A
Lampiran A1 Lembar Validasi Lembar Aktivitas Siswa... 107
Lampiran A2 Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 109
Lampiran A3 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar ... ... 111
Lampiran A4 Lembar Validasi Angket Motivasi Belajar ... ... 113
Lampiran A6 Lembar Validasi Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... ... 116
Lampiran A7 Lembar Validasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran... 117
Lampiran B Lampiran B1 Nama-Nama Validator ... ... 119
Lampiran B2 Hasil Validasi Rencana Perangkat Pembelajaran ... 120
Lampiran B3 Hasil Validasi Lembar Aktivitas Siswa ... ... 121
Lampiran B4 Hasil Validasi Tes Hasil Belajar Siswa ... ... 122
Lampiran B5 Hasil Validasi Angket Motivasi Belajar Siswa . ... . 123
Lampiran B6 Hasil Perhitungan Validitas Dan Reabilitas Tes... .. 124
Lampiran C Lampiran C1 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Uji Coba 1... ... 126
Lampiran C2 Hasil Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Uji Coba 1... 127
Lampiran C3 Hasil Motivasi Belajar Siswa Uji Coba 1... ... 128
Lampiran C4 Hasil Ketuntasan Tes Hasil Belajar Siswa Uji Coba 1... ... 130
Lampiran C5 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Uji Coba 2... ... 132
Lampiran C6 Hasil Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Uji Coba 2... 133
Lampiran C7 Hasil Motivasi Belajar Siswa Uji Coba 2 ... 134
Lampiran C8 Hasil Ketuntasan Tes Hasil Belajar Siswa Uji Coba 2... ... 136
Lampiran D Lampiran D1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 138
xi
Lampiran D3 Intrument Angket Motivasi Belajar Siswa ... 209
Lampiran D4 Instrument Tes Hasil Belajar Siswa ... 215
Lampiran D5 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... ... 236
Lampiran D6 Lembar Observasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ... 238
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu yang dapat digunakan untuk mengasah
kemampuan logika berpikir dan analisis, seperti yang diungkapkan Johnson dan
Rising dalam Erman Suherman, dkk. (2003: 17) bahwa matematika adalah pola
berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika juga
merupakan bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan secara cermat,
jelas, dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa
simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Hal tersebut memberi makna
bahwa belajar matematika dapat membuat siswa untuk berpikir logis, sistematis,
kritis, dan praktis sehingga dalam pengaplikasiannya mereka dapat lebih peka
terhadap permasalahan-permasalahan di sekitar. Hal serupa juga dikatakan oleh
Kline dalam Erman Suherman, dkk. (2003: 17) bahwa matematika itu bukanlah
pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi
adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan
menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam. Oleh karena itu, suatu hal
yang wajar bahwa matematika menjadi mata pelajaran wajib di sekolah serta
menjadi salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional (UN).
Bagi siswa, belajar matematika menjadi hal yang sulit karena sifatnya
yang abstrak dan banyak menggunakan rumus sehingga muncul rasa takut dan
khawatir bagi siswa karena mereka beranggapan bukan hal yang mudah
2
pembuktian yang membutuhkan pemahaman mendalam akan konsep-konsep
matematika itu sendiri. Kurangnya pemahaman akan suatu konsep membuat
mereka terkecoh ketika menghadapi soal matematika yang sejenis tetapi berbeda
lambang atau simbol.
Hal serupa juga sering dialami oleh para siswa pada materi Persamaan
Linier Satu Variabel (PLSV). Kesulitan mereka dalam memahami konsep dan
tuntutan ketuntasan belajar membuat mereka lebih cenderung memilih untuk
menghafalkan rumus praktis.
Mereka merasa terbantu dan dipermudah ketika menggunakan rumus
praktis untuk menyelesaikan soal matematika. Apalagi menjelang Ujian Nasional,
mereka lebih bersemangat menghafalkan rumus-rumus praktis. Penggunaan
rumus praktis matematika tentunya dapat mengakibatkan terabaikannya
pemahaman konsep yang seharusnya dikuasai oleh para siswa. Hal tersebut
tentunya bisa menumpulkan daya analisis siswa sehingga siswa kesulitan untuk
menyelesaikan soal matematika dengan berbagai variasi.
Inilah yang menjadi salah satu tugas guru untuk menanamkan rasa cinta
para siswa akan matematika serta membantu mereka memahami konsep dalam
matematika. Bukan hal yang mudah dalam menjalankan tugas ini bagi seorang
guru. Perlu adanya suatu persiapan yang matang akan materi yang akan diajarkan,
media pembelajaran, metode, serta pendekatan pembelajaran. Guru harus cermat
dalam mempersiapkan pembelajaran karena diperlukan persiapan dan pendekatan
3
Kurangnya persiapan dalam melaksanakan pembelajaran dapat
menyebabkan kejenuhan siswa dalam mengikuti pelajaran. Seperti halnya ketika
media pembelajaran, metode, serta pendekatan pembelajaran yang sama
diterapkan pada setiap pembelajaran untuk seluruh materi secara terus-menerus.
Kemonotonan pembelajaran tersebut tentunya menyebabkan kejenuhan para siswa
dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi yang
dilakukan oleh guru dalam melakukan pembelajaran.
Berbagai upaya dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran mulai dari melakukan inovasi dalam manajemen kelas, metode
pembelajaran, serta media pembelajaran yang relevan. Seperti yang saat ini sering
diperbincangkan akan efektivitas penggunaan media dalam pembelajaran karena
media pembelajaran merupakan salah satu unsur penting dalam pembelajaran.
Begitu pula diungkapkan oleh Kemp and Dayton dalam Susilana (2007: 9)
yang mengemukakan beberapa manfaat media pembelajaran yaitu penyampaian
pesan pembelajaran dapat lebih terstandar, pembelajaran dapat lebih menarik,
pembelajaran dapat lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar, waktu
pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.
Arti penting media dalam pembelajaran telah dirasakan oleh para
pemerhati pendidikan. Hal tersebut membuat mereka terus berusaha
mengembangkan media pembelajaran yang relevan bagi kebutuhan siswa serta
tetap memperhatikan aspek pedagogis dan kurikulum yang harus dicapai siswa.
4
kelebihan. Namun, pemanfaatan komputer masih belum maksimal sebagai media
pembelajaran.
Komputer saat ini lebih banyak digunakan sebagai alat untuk dipelajari
dalam pelajaran Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) bukan sebagai
media pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran selain TIK.
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika saat ini lebih
didominasi dengan penggunaan media berupa alat peraga, sehingga kemampuan
yang dimiliki oleh siswa kurang teroptimalkan. Kemajuan teknologi saat ini sudah
sangat pesat sehingga pengembangan media pembelajaranpun sudah melangkah
lebih maju. Perkembangan teknologi media pembelajaran saat ini lebih
mengedepankan multi media pembelajaran yang hasilnya diharapkan dapat lebih
memaksimalkan kemapuan yang ada pada diri peserta didik. Dari berbagai media
informasi, multimedia memilki suatu kelebihan tersendiri yang tidak dapat
digantikan oleh penyajian media informasi lainya. Kelebihan dari multimedia
adalah menarik indra dan menarik minat, karena merupakan gabungan antara
pandangan, suara dan gerakan. Lembaga riset dan penerbitan komputer yaitu
Computer Technology Research (CTR) menyatakan bahwa orang hanya mampu
mengingat 20 % dari yang dilihat dan 30 % dari yang didengar. Tetapi orang
mengingat 50 % dari yang dilihat dan didengar dan 80 % dari yang dilihat,
didengar dan dilakukan sekaligus.
Keuntungan dari penggunaan multimedia dalam suatu aplikasi adalah
dapat meningkatkan aliran gagasan dan informasi, merupakan cara yang kaya
5
eksplorasi pengguna, menstimulasi panca indera, memberikan kemudahan
pemakaian terutama bagi pengguna awam.
Media pembelajaran sebagai salah satu alat komunikasi antara guru dan
siswa, selain harus memenuhi standar kompetensi juga harus mampu menarik
perhatian siswa sehingga media tersebut dapat dimanfaatkan secara efektif.
Unsur- unsur yang menarik dalam media dapat membuat siswa lebih
memperhatikan pembelajaran dan tidak merasa bosan. Seperti yang dikatakan
oleh Kunandar (2012: 232) bahwa kejenuhan bisa menyebabkan siswa tidak peka
lagi dalam pengamatan. Oleh karena itu, pembelajaran akan mengalami hambatan
dalam pencapaian tujuan.
Pengembangan media pembelajaran berbasis komputer memungkinkan
terciptanya multimedia pembelajaran yang lebih interaktif dan efektif dalam
pembelajaran. Muatan materi yang disertai gambar dan audio membuat
multimedia tersebut mampu menyajikan materi dengan lebih jelas.
Tampilan materi dan gambar dapat diatur dengan menggunakan animasi
yang bisa disesuaikan untuk mendukung penyajian materi sesuai dengan konsep
yang benar, sehingga dapat membantu siswa dalam pengamatan dan pemberian
perhatian terhadap pembelajaran untuk lebih memahami konsep materi yang
dipelajari.
Sedangkan audio yang disajikan dapat diatur untuk mendukung
penggunaan navigasi dan sebagai unsur hiburan, sehingga dapat membantu siswa
6
Untuk mengatasi hambatan tersebut, perlu adanya suatu media yang
menarik dan dapat membantu siswa memfokuskan perhatian terhadap
pembelajaran. Media yang menarik tersebut dapat berupa media yang di dalamnya
dikemas unsur hiburan, perpaduan dan kombinasi antara matematika dan unsur
hiburan dapat menjadi salah satu alternatif pengembangan media pembelajaran
berbasis komputer yang efektif. Unsur hiburan dimaksudkan untuk menarik
perhatian siswa dan menghindarkan kejenuhan siswa saat pembelajaran.
Pada dasarnya ada banyak jenis media pembelajaran yang dapat kita pilih
dalam menyampaikan materi seperti dengan menggunakan Microsoft Power
Point. Namun penggunaan media ini masih terdapat kekurangan yang bisa
menyebabkan pemyampaian materi menjadi kurang maksimal, seperti gambar
bergerak yang ditampilkan sangat kaku dan audio yang dihasilkan juga tidak
optimal. Sehingga peneliti memandang bahwa salah satu media pembelajaran
yang tepat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar adalah dengan
menggunakan media pembelajaran Macromedia flash. Pemilihan teknologi
Macromedia flash dalam pembuatan media pembelajaran ini karena Macromedia
flash mendukung penyampaian pesan melalui gambar yang bergerak (animation),
teks dan suara. Hal ini akan membantu proses pembelajaran secara audio visual.
Media pembelajaran ini akan mengaudiovisualkan materi, contoh kasus,
pertanyaan, dan lain-lain, sehingga penyajian materi lebih menjadi menarik
dibandingkan dengan penjelasan biasa yang membedakan antara penjelasan guru
secara langsung dan media pembelajaran ini adalah pada animasi gambar. Ketika
7
dengan materi. Oleh karena itu, murid dapat menyaksikan aplikasi materi pada
bab tersebut dalam kehidupan sehari-hari dengan menyaksikan animasinya akan
tetapi adanya media ini bukan berarti meniadakan peran guru.
Peran guru justru dituntut lebih karena guru harus mampu menjelaskan
materi secara menyeluruh baik dari segi teoritis maupun aplikasi. Selain itu, media
pembelajaran ini akan membuat murid untuk berfikir kritis dengan memberikan
studi kasus. Guru dituntut untuk membantu para siswa dalam menjawab
pertanyaan tersebut dan menjawab pertanyaan dari murid itu sendiri jika mereka
memiliki pertanyaan.
Proses belajar mengajar yang dialami oleh guru bidang studi di kelas VII
A dalam mengajarkan mata pelajaran matematika terdapat masalah yang perlu
diselesaikan, diantaranya yaitu motivasi siswa di dalam pembelajaran matematika
sangat rendah, anak pasif dan tidak mau bertanya apabila menemui kesulitan
belajar matematika.
Berdasarkan pengalaman dari rekan guru tersebut diketahui juga bahwa
banyak anak yang mengalami masalah dan tidak menguasai materi PLSV dalam
mata pelajaran matematika Kelas VII A.
Salah satu contoh rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas VII A
di MTs Amaliyah Sunggal T.P. 2014/2015 dapat dilihat dari nilai ulangan harian
8
Tabel 1.1. Nilai UAS Matematika Siswa Kelas VII A Semester 2 T.P 2014/2015
Aspek analisis Perolehan Nilai
Nilai terendah 10.00
Nilai tertinggi 90.00
0.00 – 69.00 (< KKM) 22 siswa (68.75%)
70.00 –100.00 (≥ KKM) 10 siswa (31.25%)
(Sumber: Guru Matematika Kelas VII A MTs Amaliyah Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang)
Dari perolehan data diatas, dapat dilihat bahwa siswa yang memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 10 siswa dengan persentase sebesar
31.25%. dengan KKM untuk mata pelajaran matematika adalah 70. Maka masih
terdapat 22 siswa lagi atau sebesar 68.75% siswa yang masih berada di bawah
KKM. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa masih tergolong
rendah. Kenyataan-kenyataan di atas merupakan masalah yang teridentifikasi
yang harus dengan segera diselesaikan.
Pada segi lain sering ditemukan kenyataan siswa yang terlihat malas dan
tidak bersemangat jika belajar PLSV. Kurangnya motivasi itu terlihat dari tidak
ada gairah dan antusias jika disajikan materi tersebut, masih banyak yang acuh
hanya diam saja, ada yang bercanda, bahkan ada yang mengobrol.
Sagala (2006: 100) mengatakan bahwa belajar akan lebih berhasil bila
situasinya menyenangkan. Proses belajar akan lebih baik jika siswa memiliki
motivasi terhadap kegiatan belajar (Sutikno, 2009: 16). Belajar dapat lebih baik
9
suatu landasan yang paling meyakinkan untuk keberhasilan suatu proses belajar.
Menurutnya lagi, jika siswa merasa ingin belajar, ia akan cepat mengerti dan
mengingatnya (Singer, 1987: 78).
Salah satu cara untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran matematika adalah melalui pembelajaran kooperatif tipr
Team Assisted Individualization (TAI) berbasis media Macromedia Flash.
Menurut Edgar Dale yang terkenal dengan Kerucut Pengalaman (Cone of
Experience) mengemukakan bahwa kemampuan manusia memperoleh ilmu
pengetahuan atau pengalaman belajar seseorang diperoleh dari indera lihat
sebanyak 75%, 13% melalui indera dengar, dan selebihnya melalui indera lainnya.
Gabungan dari berbagai media yang ada pada multimedia memanfaatkan
gabungan dari indera pada manusia untuk pencapaian suatu kompetensi dan
tingkat pemahaman peserta didik. Sehingga dengan menerapkan pembelajaran ini
diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII A MTs
Amaliyah. Maka, pada kesempatan ini penulis akan melakukan penelitian dengan
mengangkat judul Peningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Berbasis
Macromedia Flash Di MTs Amaliyah.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari masalah-masalah yang ada dan telah penulis kemukakan
pada latar belakang kemudian dikaji berdasarkan teori yang ada, maka ditemukan
10
1. Metode dan media belajar kurang menarik dalam menumbuhkan motivasi
siswa.
2. Diduga metode yang digunakan dan suasana pembelajaran kurang
meningkatkan pemahaman siswa.
3. Kurangnya guru mengelola informasi pembelajaran dan pemanfaatan
teknologi.
4. Rendahnya hasil belajar matematika siswa dalam menyelesaikan soal pada
materi PLSV.
5. Kurangnya penggunaan/penerapan media pembelajaran berbasis
Macromedia flash.
1.3 Batasan Masalah
Dari beberapa masalah yang dikemukakan di atas, yang menjadi batasan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana motivasi dan hasil belajar siswa
melalui pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan menggunakan pembelajaran
berbasis Macromedia Flash yang akan diterapkan di MTs Amaliyah Sunggal
khususnya kelas VII A pada materi PLSV T.P. 2015/2016 dapat meningkat.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah tersebut di
atas, diajukan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI berbasis
Macromedia flash dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pokok
11
2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI berbasis
Macromedia flash dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok
bahasan PLSV?
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian
tindakan kelas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
TAI berbasis Macromedia flash dapat meningkatkan motivasi siswa pada
pokok bahasan PLSV.
2. Untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
TAI berbasis Macromedia flash dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada pokok bahasan PLSV.
1.6 Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat hasil penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa:
a. Motivasi belajar siswa dalam belajar matematika dapat meningkat.
b. Hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika dapat meningkat.
2. Bagi Guru:
a. Merupakan metode guru untuk meningkatkan motivasi belajar dan
12
b. Merupakan inovasi media pembelajaran matematika oleh dan untuk
guru khususnya pada penggunaan media pembelajaran berbasis
Macromedia flash.
3. Bagi Sekolah:
a. Diperoleh panduan yang inovatif tentang media pembelajaran dengan
penggunaan media berbasis Macromedia flash.
1.7 Definisi Operasional
Berdasarkan judul penelitian di atas, ada beberapa istilah yang perlu untuk
dijelaskan secara operasional agar tidak terjadi penafsiran yang salah. Beberapa
istilah tersebut adalah pembelajaran kooperatif tipe TAI, motivasi belajar
matematika, dan hasil belajar matematika.
1. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah pembelajaran yang
mekankan pada efek sosial dari belajar kooperatif, dimana pembelajaran ini
disusun untuk memecahkan masalah semisal kesulitan belajar siswa secara
individual. Pada model pembelajaran kooperatif tipe TAI ada tidaknya
peningkatan pembelajaran siswa didasarkan pada penilaian sebenarnya
yang sesuai dengan salah satu komponen pembelajaran kontekstual. Pada
pembelajaran kooperatif tipe TAI siswa terlebih dahulu dihadapkan pada
tes awal yang dilakukan untuk melihat seberapa besar pemahaman
matematika siswa yang pengaruhnya akan terlihat setelah siswa melakukan
diskusi kelompok. Pada Pembelajaran kooperatif tipe TAI diharapkan akan
menciptakan masyarakat belajar (learning community) yang saling
13
sebenarnya individu (Authentic Assessment). Apalagi untuk siswa yang
masih berada pada tahap perkembangan otak dari tahap pemikiran konkret
ke abstrak, seperti siswa-siswa SMP/MTs, mereka akan kesulitan memiliki
kemampuan belajar matematika apabila pembelajaran yang digunakan di
sekolah hanyalah transfer informasi saja, mereka tidak akan belajar
menggalami dan memahami bahkan mereka mungkin akan sangat sulit
membayangkan seperti apa wujud dari konsep matematika yang diajarkan,
apabila tidak ada model yang tepat untuk menggambarkan konsep tersebut.
2. Motivasi belajar matematika adalah dorongan dari individu dalam
melakukan belajar matematika sehingga tercapai tujuan yang dikehendaki
yang akan dilihat berdasarkan (1) tekun dan ulet dalam menghadapi tugas
pada pelajaran matematika; (2) menunjukkan motivasi yang tinggi terhadap
matematika; (3) keinginan untuk berprestasi bertambah dalam belajar
matematika.
3. Hasil belajar matematika adalah suatu akibat dari proses belajar dengan
menggunakan alat pengukur, yaitu berupa tes yang disusun terencana, baik
BABBV
KESIMPULANBDANBSARAN
5.1.BBBKesimpulan
Berdeserken hesil enelisis den pembehesen delem penelitien ini,
dikemukeken beberepe simpulen sebegei berikut:
1. Pengguneen model pembelejeren kooperetif tipe TAI berbesis Macromedia
flash depet meningketken motivesi belejer siswe pede pokok behesen PLSV
yeng ditunjukken deri pencepeien ketuntesen motivesi belejer pede siklus II
yekni secere klesikel 85,71% siswe tuntes memenuhi skor minimel 3,50 eteu
berede delem ketegori 1Beik”.
2. Pengguneen model pembelejeren kooperetif tipe TAI berbesis Macromedia
flash depet meningketken hesil belejer siswe pede pokok behesen PLSV yeng
ditunjukken deri pencepeien ketuntesen hesil belejer pede siklus II yekni
secere klesikel 80,00% siswe tuntes memenuhi skor minimel 2,67.
5.2.BBBSaran
Berdeserken hesil penelitien den kesimpulen di etes, meke depet
diserenken beberepe hel sebegei berikut:
1. Pere guru eger depet mengguneken model pembelejeren kooperetif tipe TAI
berbesis Macromedia flash sebegei elternetif pembelejeren, yeng depet
meningketken motivesi den hesil belejer.
2. Pere guru yeng hendek mengguneken model pembelejeren kooperetif tipe
TAI eger lebih memperhetiken pembegien kelompok eger pembegien siswe
delem kelompok depet bener-bener tepet.
104
3. Begi peneliti lein yeng hendek melekuken penelitien yeng mengukur motivesi
belejer eger depet lebih memperhetiken delem pemberien motivesi disetiep
tehepen pembelejeren den perengket yeng diguneken.
4. Begi pere guru den peneliti lein behwe delem pembelejeren pede meteri
PLSV depet diguneken model pembelejeren kooperetif tipe TAI berbesis
medie Macromedia Flash kerene selein depet meningketken motivesi belejer,
juge depet meningketken hesil belejer.
5. Peneliti menyerenken kepede pembece den pere prektisi pendidiken untuk
101
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dewi, Rani K. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Matematika
“Math-Tainment” materi Pokok garis dan Sudut untuk SMP Kelas VII. Skripsi
tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Dimyati dan Mudjino. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Erman Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: Jica.
Fathurrohman, Pupuh. 2009. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman
Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama.
Hamalik, U. 1993. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamid, Abdul. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Handoko. 2007. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta: Kanisius.
Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Kunandar. 2012. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nur, M. 2001. Pemotivasian Siswa Untuk Belajar. Buku ajar mahasiswa:
Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran;Untuk membantu
memecahkan problematika belajar dan mengajar. Bandung: Alfabeta.
Sardiman A.M. 1994. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Singer, Kurt. 1987. Membina Hasrat Belajar di Sekolah (Penerjemah: Bergman
Sitorus), Bandung: Remaja Karya.
Slameto, 1991. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaj
Rosdakarya.
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&G. Jakarta: CV
106
Sumarni. 2007. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode
Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individuaization pada Siswa Kelas X7 SMU Negeri 5 Makassar. Skripsi. Makassar: Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar.
Suryabrata, Sumardi. 1986. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.
Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: CV.
Wacana Prima.
Sutikno, Sobri M. 2009. Belajar dan Pembelajaran; Upaya Kreatif dalam
mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil. Bandung: Prospect.
Widada, HR. 2010. Multimedia Interaktif Untuk Guru Profesional. Yogyakarta: