Lampiran 1
Daftar Bank Syariah yang Memenuhi Kriteria
No. Nama Perusahaan
Kriteria Sampel
1 BANK MUAMALAT INDONESIA √ 1
2 BANK SYARIAH MANDIRI √ 2
3 BANK SYARIAH MEGA INDONESIA √ 3
4 BANK SYARIAH BNI √ 4
5 BANK SYARIAH BRI √ 5
6 BANK PANIN SYARIAH √ 6
Lampiran 2
Rasio Keuangan Bank Syariah
NAMA BANK TAHUN VARIABEL
DAFTAR PUSTAKA
Dendawijaya, Lukman, 2005. Manajemen Perbankan, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Ghalia Indonesia, Bogor.
Farhan Akhtar, Muhammad, Khizer Ali dan Shama Sadaqat, 2011. “Factors Influencing The Profitability of Islamic Banks of Pakistan”, International Research Journal of Finance and Economics, IISN 1450-2877 Issue 66.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Husein, Umar, 2002. Metode Riset Bisnis, PT. Gramedia, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2002. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah, Salemba Empat, Jakarta.
Limpaphayom, Piman and Sirapat Polwitoon, 2004. “Bank Relationship and Firm Performance: Evidence from Thailand Before the Asian Financial Crisis”. Journal of Bussiness Finance and Accounting, Vol 31 No 9-10 pp 1577-1600.
Muhammad, 2005. Manajemen Dana Bank Syariah, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Ekonisia, Yogyakarta.
Munawir, S. 2002. Akuntansi Keuangan dan Manajemen, Edisi Revisi, BPFE, Yogyakarta. Rahim, Rida dan Yuma Irpa, 2008. “Analisa Efisiensi Operasional terhadap Profitabilitas
pada Bank Umum Syariah dan Unit Syariah (Studi Kasus BSM dan BNI Syariah)”. Jurnal Bisnis & Manajemen, Volume 4 Nomor 3.
Rivai, Veithzal dan Arviyan Arifin, 2010. Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi, Bumi Aksara, Jakarta.
Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan, Alfabeta, Bandung.
Syafi’i, Antonio dan Muhammad, 2001. Bank Syariah: Dari teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengujian hipotesis (Hypothesis testing). Hypothesis
testing menurut Indriantoro dan Bambang Supomo (1999:89) adalah “penelitian yang bertujuan untuk
menguji hipotesis dan umumnya merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk
hubungan antar variabel”. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar kontibusi
variabel bebas terhadap variabel terikatnya serta arah dari hubungan yang terjadi.
3.2 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional
1. Variabel penelitian
Berdasarkan pada objek penelitian yaitu bank syariah yang terdaftar di BEI pada periode
Desember 2008 - Desember 2012. Dalam hal ini variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
a. Variabel dependen
Variabel dependen menurut Indriantoro dan Bambang Supomo (1999:63) adalah
“tipe variabel yang dijelaskan atau dipengharui oleh variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen”. Dalam penelitian ini, variabel dependen adalah
profitabilitas yang diukur dengan ROA (Return on Assets).
b. Variabel independen
Variabel indenpenden menurut Indriantoro dan Bambang Supomo (1999:63)
adalah “tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain”.
Variabel-variabel independen yang akan diuji dalam penelitian ini adalah rasio-rasio keuangan
yang terdiri dari: NPF, CAR, FDR, dan BOPO.
2. Defenisi operasional
Dalam penelitian ini, kinerja bank diukur dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang
sepenuhnya sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, tetapi disesuaikan dengan ketersediaan data
yang ada. Defenisi operasional menurut Erlina (2007 : 14) adalah “suatu defenisi yang
menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang
menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan kedalam penelitian”. Secara operasional,
setiap variabel dalam penelitian ini dapat didefenisikan seperti yang tampak pada table 3.1 berikut
ini:
Tabel 3.1
Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Defenisi Skala Pengukuran
ROA Perbandingan antara
laba sebelum pajak
NPF Perbandingan antara
pembiayaan
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek yang karakteristiknya hendak diduga
(Djarwanto, 1996 : 107). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank syariah yang terdaftar
dalam BEI periode 2008 - 2012.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki, dan dianggap
bisa mewakili keseluruhan populasi (Djarwanto, 1996 : 108). Penentuan sampel dalam penelitian
CAR Perbandingan antara
modal sendiri terhadap
FDR Perbandingan antara
jumlah dana pembiayaan terhadap
dana pihak ketiga
Rasio
FDR = Pembiayaan yang diberikan Total Dana Pihak Ketiga
x 100 %
BOPO Perbandingan antara
total beban operasional terhadap total
pendapatan operasional
Rasio
ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel ditarik sejumlah tertentu dari
populasi emiten dengan menggunakan pertimbangan atau tertentu.
Adapun kriteria dalam pengambilan sampel adalah :
1. Bank syariah yang terdaftar di BEI sejak tahun 2008-2012.
2. Bank syariah yang mempublikasikan laporan keuangan maupun annual report periode
2008-2012.
3. Bank syariah yang tidak delisting dari BEI selama periode pengamatan tahun 2008-2012.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka ada 7 bank syariah yang memenuhi kriteria yang
selanjutnya disajikan dalam table 3.2 berikut ini :
Tabel 3.2
Daftar Bank Syariah yang dijadikan Sampel
No Nama Bank Syariah
1. Bank BRI Syariah
2. Bank Syariah Mandiri
3. Bank Syariah Mega Indonesia
4 Bank Muamalat
5 Bank BNI Syariah
6 Bank Bukopin Syariah
7 Bank Panin Bank Syariah
3.4 Jenis dan Sumber Data
Jenis data didalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh
lembaga pengumpulan data dan dipublikasikan untuk masyarakat pengguna data. Menurut Husen dan
Umar (2002 : 84), data sekunder merupakan “data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya
dalam bentuk label, grafik, digram, dan lainnya sehingga lebih informative jika digunakan oleh pihak
lain “.
Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari situs masing-masing bank syariah yang berupa
Penelitian ini diwakili oleh tujuh bank syariah dengan periode penelitian empat tahun, yaitu mulai
tahun 2008 sampai dengan 2012.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder yaitu
data primer yang telah diolah dan disajikan dalam bentuk buku, jurnal, dan makalah untuk
memperoleh landasan teoritis yang komprehensif tentang perbankan syariah. Internet sebagai media
pendukung juga digunakan untuk memperoleh data dengan cara men-download data yang dibutuhkan
melalui website masing-masig seluruh bank syariah yang termasuk dalam sampel
3.6 Teknik Analisis
Model yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah model analisis
regresi berganda (Multiple Regression Analysis)dan pengolahannya menggunakan alat bantu SPSS
20.0. Analisis regresi digunakan untuk menguji kemampuan variabel rasio keuangan dalam
menemukan perubahan laba. Setelah itu dikukan uji statistik t dan uji statistik F untuk mengetahui
apakah masing-masing variabel independen berpengaruh secara persial maupun secara simultan
terhadap variabel dependen. Metode dan teknik analisis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Pengujian asumsi klasik
a. Uji normalitas data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,
variabel dependen (ROA), variabel independen (NPF, CAR, FDR, dan BOPO) pada bank
syariah, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Menurut Sugiyono (2006
:70), ”suatu data yang membentuk distrubusi normal bila jumlah diatas dan dibawah rata-rata
b. Uji heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual
suatu periode pengamatan ke periode yang lain. Menurut Ghozali (2005 : 111), “uji
heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik
adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Dasar pengambilan keputusannya menurut Ghozali
(2005 : 111) adalah sebagai berikut :
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar dbawah 0 dan y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas.
c. Uji autokorelasi
Menurut Erlina (2008 : 107), “uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam
suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1”. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi.
Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin
Watson (DW). Panduan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi menurut Erlina (2008
:107) adalah sebagai berikut:
1) Bila nilai DW terletak antara batas atas (dL) dan (4-dU), maka koefisien autokorelasi
sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi.
2) Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah (dL), maka koefisien autokorelasi
lebih dari nol berarti ada autokorelasi positif.
3) Bila nilai DW lebih dari pada (4-dL), maka maka koefisien autokorelasi lebih kecil
dari nol berarti ada autokorelasi negatif.
d. Uji multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang
multikolinearitas antar variabel independen. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
korelasi antara variabel independen. Deteksi dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variable
Inflation Factor) dan nilai tolerance. Multikolinearitas terjadi jika VIF < 10 dan nilai tolerance
> 0,10.
2. Pengujian hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini diuji denga analisis regresi berganda. Model
dalam penelitian ini adalah:
Y = a + X1 NPF + X2 CAR + X3 FDR + X4 BOPO + e
Penjelasan:
Y = ROA ( Return on Asset)
a = Konstanta
X1- X4 = Koefisien regresi
NPF = Non performing financing
CAR = Capital adequacy ratio
FDR = Financing to deposit ratio
BOPO = Beban Operasional / pendapatan operasional
e = Koefisien error
a. Uji koefisien determinasi (R2)
Untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen, maka digunakanlah koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar variabel
independen menjelaskan variabel dependennya. Dalam penelitian ini, nilai koefisien
determinasi yang dipakai adalah nilai adjustedR2.Nilai adjustedR2 adalah nol sampai dengan
1. Apabila nilai adjusted R2 semakin mendekati 1, maka variable independennya memberikan
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
b. Uji parsial (Uji t)
Secara parsial, pengujian hipotesis dilkukan dengan uji t. Menurut Ghozali (2005 : 84),
“uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel penjelas atau
mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara
parsial (individu). Kriteria pengambilan keputusan adalah:
1) Hipotesis diterima apabila ttabel pada sig-prob < a (0,05)
2) Hipotesis ditolak apabila thitung < ttabel pada sig-prob > a (0,05)
c. Uji simultan (Uji F)
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F. Menurut Ghozali (2005
:84),“uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variable
dependen atau terikat”. Uji ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel independen
terhadap variabel dependen secara bersama-sama.
Kriteria pengmbilan keputusan adalah:
1) Hipotesis diterima apabila Fhitung > Ftabel atau sig-prob < a (0,05)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah bank syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Dari populasi sebanyak 7 bank syariah yang memenuhi kriteria dan untuk selanjutnya dapat dijadikan sampel yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Mega Indonesia, Bank Negara Indonesia Syariah, dan Bank Rakyat Indonesia Syariah, Bank Bukopin Syariah dan Panin Bank Syariah.
4.2 Analisis Data Penelitian 1. Analisis deskriptif
Analisis deskriptif dari data yang diambil untuk penelitian ini adalah dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 yaitu sebanyak 35 data pengamatan. Deskripsi variabel dalam statistik deskriptif yang digunakan pada penelitian ini meliputi nilai minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi dari satu variabel dependen yaitu profitabilitas (ROA) dan empat variabel independen yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio), NPF (Non Performing Financing), BOPO (Beban Operasional Pendapatan Operasional), dan FDR (Financing to Deposit Ratio).
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CAR 35 9,40 45,45 15,7769 6,85256
NPF 35 1,50 7,00 3,3980 1,17230
BOPO 35 73,76 215,58 93,8254 29,86283
FDR 35 68,92 184,37 88,7937 19,57312
ROA 35 -3,60 3,81 1,2937 1,30866
Valid N (listwise) 35
Tabel 4.1 menunjukan bahwa rata-rata masing dapat dilihat bahwa selama periode pengamatan, dapat diberi kesimpulan yaitu sebagai berikut:
a. Variabel dependen profitabilitas (ROA) yang diukur dengan membandingkan antara laba sebelum pajak terhadap total asset. ROA memiliki nilai terendah -3,60 dan nilai tertinggi 3,81 dengan nilai rata-rata 1,2937 dan standar deviasi 1,30866.
b. Variabel independen CAR (Capital Adequacy Ratio) yang mencerminkan kecukupan modal diukur dengan membandingkan antara modal sendiri terhadap aktiva tertimbang menurut risiko. Nilai terendah adalah 9,40 dan nilai tertinggi 45,45 dengan nilai rata-rata 15,7769 dan standar deviasi 6,85256. c. Variabel independen NPF (Non Performing Financing) yang mencerminkan
risiko pembiayaan diukur dengan membandingkan antara pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan. Nilai terendah adalah 1,50 dan nilai tertinggi 7,00 dengan nilai rata-rata 3,3980 dan standar deviasi 1,17230.
e. Variabel independen FDR (Financing to Deposit Ratio) yang mencerminkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan diukur dengan membandingkan pembiayaan yang diberikan terhadap total dana pihak ketiga. Nilai terendah 68,92 dan nilai tertinggi 184,37 dengan nilai rata-rata 88,7937 dan standar deviasi 19,57312.
2. Pengujian asumsi klasik a. Uji normalitas data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen (ROA), variabel independen (CAR, NPF, BOPO, dan FDR) pada bank syariah, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Normalitas umumnya dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.
Gambar 4.1
Uji Normalitas Grafik P-Plot
Analisis grafik dapat digunakan dengan dua alat yaitu grafik histogram dan grafik P-P Plot. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Pada grafik histogram, data yang mengikuti atau mendekati distribusi normal adalah distribusi data dengan bentuk lonceng. Pada grafik P-P Plot, sebuah data dikatakan berdistribusi normal apabila titik-titik datanya tidak menceng ke kiri atau ke kanan, melainkan menyebar di sekitar garis diagonal.
Dengan melihat tampilan grafik histogram pada gambar 4.1 diatas kita dapat melihat bahwa gambar grafik berbentuk lonceng dan tidak menceng ke kiri dan ke kanan yang menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Pada grafik P-P Plot pada gambar 4.2 diatas terlihat titik-titik menyebar di sepanjang garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas. b. Uji heterokedastisitas
adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Cara melihat ada tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya menurut adalah sebagai berikut:
1) Jika membentuk pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
2) Jika tidak membentuk pola yang jelas, serta titik menyebar dibawah angka 0 dan y, maka tidak heterokedastisitas.
Uji ini dilakukan dengan mengamati pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana bila ada titik-titik yang menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu y serta tidak membentuk pola maka tidak terjadi heterokedastisitas.
Gambar 4.3
Pada gambar 4.3 tentang grafik scatterplot diatas terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
c. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan t1 atau sebelumnya (Erlina, 2008:106). Model regresi yang baik untuk dijadikan obyek penelitian adalah yang bebas dari autokorelasi. Untuk melihat masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson. Panduan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
1) Bila nilai DW terletak antara dU dan (4-dU) maka koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi.
2) Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah (dU), maka koefisien autokorelasi lebih dari nol berarti ada autokorelasi positif.
3) Bila nilai DW lebih besar dari pada (4-dU), maka maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol berarti ada autokorelasi negatif.
Tabel 4.2
a. Predictors: (Constant), NPF, CAR, FDR, BOPO b. Dependent Variable: ROA
disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi karena DW terletak diantara nilai dU dan (4-dU). Dengan demikian, model regresi tersebut sudah bebas dari masalah autokorelasi. d. Uji multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini, kita sebut variabel bebas ini tidak ortogonal (Erlina, 2008). Variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol.
Pengujian bertujuan mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Uji multikolinearitas juga bertujuan untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen (Umar, 2003 : 132).
Deteksi dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variable Inflation Factor) dan nilai
tolerance. Multikolinearitas terjadi apabila nilai VIF > 10 dan nilai tolerance < 0,10. Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1(Constant)
CAR ,427 2,343
NPF ,746 1,340
BOPO ,431 2,322
FDR ,630 1,586
a. Dependent Variable: ROA
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan tidak ada yang memiliki
semua variabel independen yang dipakai dalam penelitian ini lolos uji gejala multikolinearitas.
3. Pengujian hipotesis
a. Uji koefesien determinasi (R2)
Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Dalam hal ini, adjusted R2 digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel CAR, NPF, BOPO, dan FDR terhadap profitabilitas (ROA). “Adjusted R2 dianggap lebih baik dari R2 karena nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model” (Ghozali, 2005).
Oleh karena itu, pada penelitian ini yang digunakan adjusted �2 berkisar antara nol dan satu. Jika nilai adjusted �2 makin mendekati satu maka makin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan variabel independen dan sebaliknya.
Tabel 4.4
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,717a ,514 ,449 ,97119
a. Predictors: (Constant), NPF, CAR, FDR, BOPO b. Dependent Variable: ROA
Besarnya adjustedR2 berdasarkan hasil analisis statistik yang diperoleh sebesar 0,449. Dengan demikian besarnya pengaruh CAR, NPF, BOPO, dan FDR yang diberikan terhadap profitabilitas (ROA) adalah sebesar 45%. Sedangkan sisanya sebesar 55% adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Uji ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu). Kriteria pengambilan keputusan adalah:
1) Hipotesis diterima apabila thitung > ttabel pada sig-prob < α (0,05) 2) Hipotesis ditolak apabila thitung <ttabel pada sig-prob > α (0,05)
Apabila probabilitas (signifikasi) lebih besar dari α (> 0,05), maka variabel bebas secara individu tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA). Jika probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari α (< 0,05), maka variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA). Hasil uji parsial ini dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut :
Tabel 4.5
a. Dependent Variable: ROA
Berikut ini adalah penjelasan hasil pengujian statistik t pada tabel : 1) Pengaruh CARterhadap profitabilitas (ROA)
Nilai signifikansi sebesar 0,09 (> 0,05) artinya bahwa CAR secara parsial tidak terbukti berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah.
Nilai signifikansi sebesar 0,344 (> 0,05) artinya bahwa NPF secara parsial tidak terbukti berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah.
3) Pengaruh BOPOterhadap profitabilitas (ROA)
Nilai signifikansi sebesar 0,338 (> 0,05) artinya bahwa BOPO secara parsial tidak terbukti berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah.
4) Pengaruh FDRterhadap profitabilitas (ROA)
Nilai signifikansi sebesar 0,455 (> 0,05) artinya FDR secara parsial tidak terbukti berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah.
Dari tabel 4.5 diatas dapat diperoleh model persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = 3,907– 0,104CAR + 0,158NPF – 0,08BOPO – 0,08FDR+ e
1) Koefisien konstan adalah 3,907 menyatakan jika CAR, NPF, BOPO, FDR dan e adalah 0, maka profitabilitas (ROA) adalah 3,907.
2) CAR mempunyai koefisien regresi kearah yang negatif sebesar 0,104. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan CAR sebesar 1% maka nilai tingkat profitabilitas (ROA) akan menurun sebesar 0,104 dengan asumsi variabel lain tetap.
3) NPF mempunyai koefisien regresi kearah positif sebesar 0,158. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan NPF sebesar 1% maka nilai tingkat profitabilitas (ROA) akan meningkat sebesar 0,158 dengan asumsi variabel lain tetap.
profitabilitas (ROA) akan menurun sebesar 0,08 dengan asumsi variabel lain tetap.
5) FDR mempunyai koefisien regresi kearah negatif sebesar 0,08. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan FDR sebesar 1% maka nilai tingkat profitabilitas (ROA) akan meningkat sebesar 0,08 dengan asumsi variabel lain tetap.
c. Uji simultan (Uji F)
Uji ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Kriteria pengambilan keputusan adalah:
1) Hipotesis diterima apabila Fhitung > Ftabel pada sig-prob < α (0,05) 2) Hipotesis ditolak apabila Fhitung < Ftabel pada sig-prob > α (0,05)
Apabila probabilitas (signifikansi) lebih besar dari α (> 0,05), maka variabel
independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel profitabilitas (ROA). Jika probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari α (< 0,05), maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel profitabilitas (ROA). Hasil uji simultan ini dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Simultan (Uji F) ANOVAb
Model Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 29,932 4 7,483 7,934 .000b
Residual 28,296 30 ,943
Total 58,228 34
a. Predictors: (Constant), NPF, CAR, FDR, BOPO b. Dependent Variable: ROA
Nilai signifikansi sebesar 0,000 (< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel CAR, NPF, BOPO, dan FDR secara simultan terbukti mempengaruhi profitabilitas (ROA) bank syariah.
Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen 1yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio), NPF (Non Performing Financing), BOPO (Beban Operasional Pendapatan Operasional), dan FDR (Financing to Deposit Ratio) dalam menjelaskan variabel dependen yaitu profitabilitas (ROA) adalah sebesar 45% (adjusted R Square = 0,449), sisanya sebesar 55% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan.
Dalam pengujian secara parsial, NPF (Non Performing Financing), BOPO (Beban Operasional Pendapatan Operasional), dan FDR (Financing to Deposit Ratio) hanya tiga variabel tersebut yang memiliki pengaruh signifikan terhadap profitailitas (ROA), sedangkan variabel CAR (Capital Adequacy Ratio) tidaklah signifikan
.
Pembahasan untuk masing–masing variabel dalam pengujian secara parsial adalah sebagai berikut:
1) CAR (Capital Adequacy Ratio)
Nilai signifikansi (0,09). Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 dan maka hipotesis 1 (H1) ditolak dan artinya tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara CAR dengan profitabilitas (ROA) bank syariah.
2) NPF (Non Performing Financing)
Nilai signifikansi (0,344) Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 dan maka hipotesis 2 (H2) ditolak dan artinya tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara NPF dengan profitabilitas (ROA) bank syariah.
3) BOPO (Beban Operasional Pendapatan Operasional)
4) FDR (Financing to Deposit Ratio)
Nilai signifikansi (0,445). Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 dan maka hipotesis 4 (H4) ditolak dan artinya tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara FDR dengan profitabilitas (ROA) bank syariah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengujian normalitas data dapat disimpulkan bahwa model regresi variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal (lulus) yang dianalisis dengan 2 alat yaitu
a. Grafik histogram, data normal apabila distribusi data berbentuk lonceng, begitu dengan sebaliknya.
b. Grafik P-Plot, data normal apabila distribusi titik datanya menyebar disekitar garis diagonal.
2. Berdasarkan uji heterokeditas bahwa uji ini (lulus) dengan menganalisis grafik
scatterplot, apabila distribusi data tidak membentuk pola yang jelas atau titik menyebar maka tidak terjadi heterokeditasyang dihasilkan dari program SPSS. 3. Hasil uji autokorelasi, bahwa uji ini tidak ada autokorelasi (lulus) karena nilai DW
terletak diantara dUtabel dan (4-dU). Dimana nilai DW = 1,784 nilai dUtabel = 1,7259 dan nilai 4-dU = 2,2741.
4. Berdasarkan uji multikolinearitas, bahwa uji terbebas (lulus) dari adanya multikolinearitas karena variabel independen tidak ada yang memiliki nilai tolerance VIF >10.
ROA adalah sebesar 45%. Sedangkan sisanya sebesar 55% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
6. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat disimpulkan bahwa: a. Variabel CAR berpengaruh secara negatif namun tidak signifikan sehingga H1
yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah dapat diterima. Nilai signifikansi sebesar 0,09 (> 0,05) artinya bahwa CAR secara parsial tidak terbukti berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah.
b. Variabel NPF berpengaruh secara negatif dan signifikan sehingga H2 yang menyatakan bahwa NPF berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah dapat diterima Nilai signifikansi sebesar 0,344 (> 0,05) artinya bahwa NPF secara parsial tidak terbukti berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah.
c. Variabel BOPO berpengaruh secara negatif dan signifikan sehingga H3 yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah dapat diterima. Nilai signifikansi sebesar 0,338 (> 0,05) artinya bahwa BOPO secara parsial tidak terbukti berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah.
7. Hasil pengujian hipotesis secara simultan (uji F) menunjukkan nilai signifikansi 0,000 sehingga H6 yang menyatakan bahwa CAR, NPF, BOPO, dan FDR secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi profitabilitas (ROA) bank syariah dapat diterima.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan dan kekurangan yang pastinya memerlukan perbaikan dan pengembangan model di penelitian berikutnya. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah objek penelitian yang hanya dibatasi pada bank yang statusnya adalah bank syariah dan sulitnya mencari data untuk tahun yang kita ingin teliti. Penelitian ini tidak memasukkan bank syariah yang berstatus sebagai bank pembiayaan rakyat syariah. Oleh karena itu, hasil penelitian tidak bisa menjadikan sampel pada seluruh bank yang beroperasi dengan sistem syariah yang terdaftar di BEI.
5.3 Saran
Peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Peneliti menyarankan untuk berikutnya dalam melakukan penelitian sejenis, agar menambah variabel independen yang berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) misalnya seperti Giro Wajib Minimum (GWM) dan Net Revenue Margin (NRM). 2. Peneliti menyarankan untuk berikutnya dapat menambah jumlah periode dan sampel
BAB II
TUJUAN PUSTAKA
2.1 Tinjuan Pustaka
1. Tinjuan umum perbankan syariah
a. Pengertian bank syariah
Bank syariah merupakan lembaga keuangan perbankan yang operasional dan produknya
dikembangkan berlandaskan pada Al’Qur’an dan Al-Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, bank
syariah adalah bank yang melakukan kegiatan usaha atau beroperasi berdasarkan prinsip
syariah dan tidak mengandalkan pada bunga dalam memberikan pembiayaan dan jasa-jasa
lainnya dalam lalu lintas pembayaran (Muhammad, 2005:13).
Setelah diberlakukannya UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun
1992 tentang perbankan telah memberi kesempatan luas untuk pengembangan jaringan
perbankan syariah. Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 bank syariah adalah bank
yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Menurut UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, bank syariah didefenisikan
sebagai “bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut
jenisnya terdiri atas bank syariah dan pembiayaan rakyat syariah”.
b. Fungsi bank syariah
1) Manajer investasi
Salah satu fungsi bank yang penting adalah sebagai manajer investasi,
maksudnya adalah bank syariah merupakan manajer investasi dari pemilik dana yang
dihimpun, karena besar kecilnya pendapatan (bagi hasil) yang diterima sangat
tergantung pada keahlian, kehati-hatian, dan profesionalisme dari bank syariah Rivai
dan Arviyan (2010 : 306). Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank syariah
lancar, bahkan sampai macet, bisa mengakibatkan pendapatan yang diperoleh kecil dan
pendapatan pemilik dana menjadi kecil pula.
2) Investor
Bank syariah menginvestasikan dana dengan jenis dan pola investasi yang sesuai
dengan syariah. Investasi tersebut meliputi akad murabahah, sewa-menyewa, musyarakah,
akad mudharabah, akad salam, memperdagangkan produk dan investasi atau
memperdagangkan saham yang dapat diperjual belikan, keuntungan dibagikan setelah
bank menerima bagian keuntungan yang sudah disepakati sebelum pelaksanaan akad (Rivai
dan Arviyan, 2010:306).
3) Jasa keuangan
Bank syariah menjalankan fungsi sebagai pemberi jasa keuangan, misalnya
memberi jasa kliring, transfer, inkaso, pembayaran gaji, jasa untuk memperoleh
imbalan atas dasar sewa, dan sebagainya (Rivai dan Arviyan, 2010:306). Hanya saja
yang sangat diperhatikan adalah prinsip syariah tidak boleh dilanggar.
4) Fungsi sosial
Konsep perbankan syariah mengharuskan bank-bank Islam memberikan pelayanan
sosial apakah melalui dana Qard (pinjaman kebajikan) atau zakat dan dana
sumbangan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam (Rivai dan Arviyan, 2010:306).
c. Prinsip dasar bank syariah
Prinsip syariah menurut UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah adalah
“prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh
lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah”. Secara garis
besar, prinsip-prinsip dasar dalam perbankan syariah terbagi menjadi 5 bagian antara lain
sebagai berikut (Antonio,2001 :85) :
1) Prinsip titipan atau simpanan
Al-Wadi’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari suatu pihak ke pihak lain,
2) Prinsip bagi hasil
a) Al-musyarakah, yaitu akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk usaha
tertentu dimana masing-masing memberikan kontribusi dana (amal / expertise)
dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan tanggung bersama sesuai
dengan kesepakatan.
b) Al-mudharabah, yaitu akad kerja sama usaha antaradua pihak di mana pihak
pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya
menjadi pengelola.
c) Al-muzara’ah, yaitu kerja sma pengelohan pertanian antara pemilik lahan dan
penggarap, dimana pemilik lahan memberikan lahan pertanian kepada si penggarap
untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu dari hasil panen.
d) Al-musaqah, yaitu bentuk lebih sederhana dari muzara’ah dimana si penggarap
hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan. Sebagai imbalan, si
penggarap berhak atas nisbah tertentu dari hasil panen.
3) Prinsip jual beli
a) Bai’al-murabahah, yaitu jual beli barang pada harga asal dengan tambahan
keuntungan yang disepakati.
b) Bai’al-salam, yaitu pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari, sedangkan
pembayaran dilakukan di muka.
c) Bai’al-istishna, yaitu kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang.
4) Prinsip sewa
a) Al- ijarah, yaitu akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti pemindahan kepemilikkan atas barang itu
sendiri.
b) Al-ijarah al-muntaha bit-tamlik, yaitu perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa
5) Prinsip jasa
a) Al-wakalah, yaitu pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepada yang lain dalam
hal-hal yang diwakilkan.
b) AL-kafalah, yaitu jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak
ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung.
c) Al-halawah, yaitu pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang lain
yang wajib menanggungnya.
d) Al-rahn, yaitu menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas
pinjaman yang diterimanya.
e) Al’qardh, yaitu pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagi atau diminta
kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan.
d. aporan keuangan bank syariah
Sesuai dengan karakteristiknya, Menurut IAI (dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah, 2002:3), laporan keuangan bank syariah maka
laporan keuangan bank syariah meliputi :
1) Laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan bank syariah sebagai investor
beserta hak dan kewajibannya,yang dilaporkan dalam :
a) Laporan posisi keuangan
b) Laporan laba rugi
c) Laporan arus kas
d) Laporan perubahan ekuitas
2) Laporan keuangan yang mencerminkan perubahan dalam investasi terikat yang
dikelola oleh bank syariah untuk kemanfaatan pihak-pihak lain berdasakan akad
mudharabah atau agen investasi yang dilaporkan dalam laporan perubahan dana
investasi terikat.
3) Laporan keuangan yang mencerminkan peran bank syariah sebagai pemegang
a) Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, imfak, dan shadaqah
b) Laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan
2. Profitabilitas
Profitabilitas adalah suatu tolak ukur oleh sebuah bank, dimana profitabilitas merupakan
tujuan dari manajemen perusahaan dengan memaksimalkan nilai dari para pemegang saham,
optimalisasi dari berbagai tingkat return, dan meminimalisir risiko yang ada. Dan juga sebagai
salah satu acuan dalam mengukur besarnya laba menjadi begitu penting untuk mengetahui
apakah perusahaan telah menjalankan usahanya secara efisien. Efisiensi sebuah usaha baru
dapat diketahui setelah membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba tersebut
ROA menghasilkan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan. Menurut Dendawijaya
(2005:118), “Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset”
Menurut Rivai (2010), tingkat profitabilitas bank syariah di Indonesia merupakan yang
terbaik, diukur dari rasio laba terhadap asset
ROA, baik untuk kategori bank yang full fledge maupun untuk kategori unit
usaha syariah. Husnan dan Pudjiastuti (2002:120), menyatakan bahwa rasio
rentabilitas ekonomi mengukur kemampuan aktiva perusahaan memperoleh
laba dari operasi perusahaan. Karena hasil operasi yang ingin diukur, maka dipergunakan laba
sebelum pajak. Aktiva yang digunakan untuk mengukur kemampuan memperoleh laba operasi
adalah aktiva operasional (Diah Aristya,2010).
Besarnya nilai ROA suatu bank dapat dihitung dengan rumus :
ROA = Laba Sebelum Pajak
Total Asset
x 100 %
3. Analisis rasio keuangan
Analisis rasio keuangan menurut Munawir (2002:64) adalah “metode analisis untuk
maupun secara kombinasi dari kedua laporan tersebut”. Rasio keuangan menggambarkan suatu
hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dalam laporan
keuangan dan dengan menggunakan analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau
memberi gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan
suatu perusahaan terutama apabila angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.
Adapun rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. NPF (Non Performing Financing )
NPF atau juga NPL pada bank konvensional merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kinerja bank dalam mengelola kredit bermasalah terhadap total kredit yang
diberikan oleh bank. Semakin tinggi rasio NPF, maka akan menunjukkan semakin buruknya
kualitas pembiayaan yang diberikan bank syariah.
Besarnya nilai NPF suatu bank dapat dihitung dengan rumus :
NPF = Pembiayaan Bermasalah Total Pembiayaan
x 100 %
b. CAR (Capital Adequacy Ratio)
CAR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja bank dalam penyediaan
modal minimum yang harus selalu di sediakan sebagai suatu proporsi tertentu dari total aktiva
tertimbang. Menurut Dendawijaya (2005 : 121), capital adequacy ratio adalah rasio kinerja
bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimilki bank untuk menunjang aktiva yang
mengandung atau mengahasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan. Semakin tinggi
resiko rasio CAR maka semakin baik kondisi suatu bank dan jika nila CAR tinggi berarti bank
tersebut mampu membiayai kegiatan operasinya.
Besarnya nilai CAR suatu bank dapat dihitung dengan rumus :
CAR = Modal Sendiri ATMR
x 100 %
c. FDR (Financing to Deposit Ratio)
jumlah kredit yang diberikan terhadap total dana pihak ketiga. Dengan kata lain, seberapa
jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank umum
segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah
digunakan oleh bank untuk memberikan kredit (Dendawijaya, 2005:116). Semakin tinggi
rasio FDR, maka akan menunjukkan semakin rendahnya likuiditas bank syariah.
Besarnya nilai FDR suatu bank dapat dihitung dengn rumus :
FDR = Pembiayaan yang diberikan
Total dana pihak keiga
x 100 %
d. BOPO (Beban Operasional Pendapatan Operasional)
BOPO menurut Dendawijaya (2005 : 120) merupakan “rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya”. Semakin tinggi
rasio BOPO, maka akan menunjukkan semakin buruknya tingkat efisiensi dari bank syariah.
Besarnya nilai BOPO suatu bank dapat dihitung dengan rumus :
BOPO = Beban Operasional Pendapatan Operasional
2.2 Tinjuan Penelitian Terdahulu
Ringkasan dari penelitian-penelitian terdahulu disajikan dalam tabel 2.1 berikut ini
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti
(Tahun)
Ikhwanisita Periode 2006 – 2009
Variabel
2.3 Hubungan Rasio Keuangan dengan Profitabilitas
Rasio NPF mencerminkan resiko pembiayaan. Semakin tingginya rasio NPF menunjukkan
bahwa kualitas pembiayaanyang diberikan bank syariah semakin buruk. Adanya pembiayaan
bermasalah yang besar mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari
pembiayaan diberikan yang pada akhirya akan menurunkan profitabilitas
Rasio CAR mencerminkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung (kredit,
penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain). Ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank,
disamping dana-dana dari sumber di luar bank. Dengan meningkatkan nilai CAR, bank dapat
melakukan ekspansi usaha dengan lebih aman melalui aktivitas investasi yang menguntungkan dalam
rangka meningkatkan profitabilitasnya.
Rasio FDR mencerminkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang
dilakukan deposan dengan kredit atau pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
bahwa pembiayaan yang diberikan kepada pihak ketiga memang efektif dan menguntungkan, maka
semakin tinggi FDR akan diikuti dengan meningkatnya profitabilitas.
Rasio BOPO mencerminkan tingkat efisensi suatu bank dalam kegiatan operasionalnya. Jika
kegiatan operasional dapat dilakukan dengan efesien. Dengan kata lain, semakin kecil rasio efesiensi
(BOPO) akan menyebabkan meningkatnya profitabilitas bank tersebut.
2.4 Kerangka Konseptual
Berdasarkan tinjauan pustaka dan tujuan penelitian maka kerangka konseptual antara CAR,
NPF, BOPO, dan FDR terhadap profitabilitasnya (ROA) dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.5 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka dan kerangka konseptual
diatas maka dapat dirumuskan dan disusun hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.
H1:
Non Performing Financing berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadapProfitabilitas (ROA) Bank Syariah
NPF
(XI)
CAR
(X2)
FDR
(X3)
BOPO
(X4)
Profibilitas
2.
H2:
Capital Adequacy Ratio berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Profitabilitas(ROA) Bank Syariah
3.
H3:
Financing to Deposit Ratio berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Profitabilitas(ROA) Bank Syariah
4.
H4:
Biaya Operasional Pendapatan Operasional berpengaruh secara negatif dan signifikanterhadap Profitabilitas (ROA) Bank Syariah
5.
H5:
Non Performing Financing , Capital Adequacy Ratio , Financing to Deposit Ratio , danBiaya Operasional Pendapatan Operasional berpengaruh secara simulatan dan signifikan terhadap
Profitabilitas (ROA) Bank Syariah
6. H6: Non Performing Financing , Capital Adequacy Ratio , Financing to Deposit Ratio , dan Biaya
Operasional Pendapatan Operasional berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU Nomor 7
Tahun 1992 tentang perbankan menyatakan “bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Sedangkan bank
dalam pasal 1 ayat (1) UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah
menyatakan “Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang
bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,
serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya”.
Kegiatan usaha perbankan syariah pada dasarnya merupakan suatu produk jasa
yang dilakukan oleh bank-bank syariah bagi masyarakat yang membutuhkan keperluan
yang tidak akan dikenakan bunga, tetapi atas dasar prinsip syariah hukum islam.
Perbankan syariah dikatakan sebagai suatu sistem yang menyandarkan pada
kesinambungan pertumbuhan ekonomi, di tahun 2007 dapat bertumbuh dan mencapai kinerja
yang relatif baik seiring dengan pertumbuhan dan stabilnya perekonomian nasional (
Farhan, 2011) . Masyarakat sebagai pihak yang paling berperan, pada umumnya memiliki
sikap tanggap terhadap berbagai bentuk pelayanan yang diberikan oleh masing-masing
bank untuk menarik simpati masyarakat. Simpati dan kepercayaan masyarakat terhadap
suatu bank tidak terlepas dari keadaan keuangan bank, termasuk kesehatan bank tersebut
(Astohar, 2009).
suatu periode tahun tertentu seperti dalam pelayanan kredit maupun kemampuan
dalam bertahan dalam kondisi krisis. Kepercayaan dan loyalitas pemilik dana terhadap
bank merupakan faktor yang sangat membantu dan mempermudah pihak manajemen
bank untuk menyusun strategi bisnis yang baik. Sebaliknya para pemilik dana yang
kurang menaruh kepercayaan kepada bank yang bersangkutan maka loyalitasnya pun
sangat tipis, hal ini sangat tidak menguntungkan bagi bank yang bersangkutan karena
para pemilik dana sewaktu-waktu dapat menarik dananya dan memindahkannya ke bank
lain (Muhammad, 2005 ; 13).
Penilaian terhadap kinerja suatu bank dapat dilakukan dengan melakukan
analisis terhadap laporan keuangnya. Laporan keuangan bank berupa neraca
memberikan informasi kepada pihak di luar bank, misalnya bank sentral,
masyarakat umum, dan investor, mengenai gambaran posisi keuangannya, yang
lebih jauh dapat digunakan pihak eksternal untuk menilai besarnya risiko yang ada
pada suatu bank. Laporan laba rugi memberikan gambaran mengenai
perkembangan bank yang bersangkutan. Informasi mengenai kondisi suatu bank dapat
digunakan oleh pihak-pihak tersebut untuk mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan
berlaku dan manajemen risiko. Perkembangan kondisi bank perlu direview secara periodik untuk
menyesuaikan kondisi terkini dengan tujuan agar lebih mencerminkan kondisi bank saat ini dan di
waktu yang akan datang.
Sebagai lembaga perbankan, bank syariah juga merupakan lembaga yang berorientasi pada
keuntungan (profit oriented). Oleh karena itu, profitabilitas menjadi suatu ukuran yang penting untuk
mengetahui sehat atau tidaknya suatu bank, tak terkecuali bank syariah. Tingkat profitabilitas ini
dapat diukur dengan menggunakan Return on Assets dan Return on Equity. Untuk perusahaan
perbankan, pengunaan ROA lebih diutamakan karena ROA terfokus pada kemampuan perusahaan
untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan secara keseluruhan, ROA penting bagi bank
karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya (Nasser & Aryati, 2000). ROA merupakan rasio
antara laba sesudah pajak terhadap total asset. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja
perusahaan semakin baik, karena tingkat kembalian semakin besar (Suad Husnan,1998). Rasio-rasio
keuangan yang mempengaruhi ROA adalah CAR, NPF, BOPO, dan FDR.
Kinerja bank syariah dapat dinilai melalui berbagai macam variabel yang diambil dari laporan
keuangan yang menghasilkan sejumlah rasio keuangan bank syariah. Laporan keuangan yang
menghasilkan sejumlah rasio keuangan yang dapat membantu para pemakai laporan keuangan yang
dapat membantu para pemakai laporan keuangan dalam menilai kinerja bank syariah.
Tabel 1.1 berikut ini menyajikan perkembangan rata-rata rasio keuangan bank syariah di Indonesia
selama periode 2008-2012.
Tabel 1.1
Perkembangan Rata-Rata Rasio Keuangan Bank Syariah di Indonesia Periode 2008-2011
NO INDIKATOR 2008 2009 2010 2011 2012
1 ROA 1,42 1,48 1,67 1,79 2,14
2 NPF 3,95 4,01 3,02 2,52 2,22
3 CAR 12,81 10,77 16,25 16,63 14,13
4 FDR 103,65 89,7 89,67 88,94 100,00
5 BOPO 81,75 84,39 80,54 85,63 82,51
Berdasarkan data pada tabel 1.1 dapat dilihat bahwa ROA bank syariah dalam
perkembangannya, selama periode 2007-2011 mengalami fluktuasi. Pada periode 2008-2009, ROA
mengalami peningkatan sebesar 0,6%, dan meningkat hingga pada tahun 2010 ROA mencapai 1,67%.
Sedangkan puncaknya pada periode 2011-2012, ROA berada di titik sebesar 2,14%. Dengan demikian
perlu diketahui faktor-faktor yang mempengharui ROA sehingga dapat diambil langkah perbaikan
kinerja untuk meningkatkan ROA selanjutnya.
Pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa besarnya indikator NPF pada bank syariah periode
2008-2009 mengalami peningkatan sebesar 0,06%, sedangkan ROA mengalami peningkatan juga sebesar
0,6%. Pada periode 2009-2010, NPF mengalami penurunan sebesar 0,99%, dan ROA meningkat
sebesar 0,19%. Dan pada periode 2011-2012, NPF mengalami penurunan kembali yaitu sebesar 0,3%
dan ROA mengalami peningkatan juga sebesar 0,35%. Ini menunjukkan telah terjadi ketidak
kosistenan hubungan antara NPF dengan ROA dan oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut.
Pada table 1.1 menunjukkan bahwa CAR bank syariah pada periode 2008-2012 tidak ada yang
berada di bawah ketentuan Bank Indonesia yaitu 8%. Besarnya indikator CAR pada bank syariah
periode 2008-2009 mengalami penurunan sebesar 2,04%, sedangkan ROA mengalami peningkatan
sebesar 0,6%. Pada periode 2009-2010, CAR mengalami peningkatan sebesar 5,48 %, dan ROA
meningkat sebesar 0,19%.. Dan pada periode 2011-2012, CAR mengalami penurunan sebesar 2,5%,
sedangkan ROA mengalami peningkatan juga sebesar 0,35%. Ini menunjukkan telah terjadi ketidak
kosistenan hubuangan antara CAR dengan ROA dan oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut.
Pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa besarnya indikator FDR pada bank syariah periode
2008-2009 mengalami penurunan sebesar 13,95%, sedangkan ROA mengalami peningkatan sebesar 0,6%.
Pada periode 2009-2010, FDR tetap mengalami penurunan sebesar 0,03%, dan ROA meningkat
sebesar 0,19%. Pada periode 2011-2012 FDR mengalami penurunan drastis sebesar 11,06%,
sedangkan ROA tetap mengalami peningkatan sebesar 0,35%. Ini menunjukkan telah terjadi ketidak
Pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa besarnya indikator BOPO pada bank syariah periode
2008-2009 mengalami peningkatan sebesar 2,64%, sedangkan ROA mengalami peningkatan sebesar 0,6%.
Pada periode 2009-2010, BOPO mengalami penurunan sebesar 3,85% dan ROA meningkat sebesar
0,19%. Pada periode 2011-2012 BOPO mengalami penurunan yaitu 3,12%, sedangkan ROA tetap
mengalami peningkatan sebesar 0,35%. Ini menunjukkan telah terjadi ketidak konsistenan hubungan
antara BOPO dengan ROA dan oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
Dan dari analisis diatas bisa disimpulkan melalui tabel yang dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut
ini
Tabel 1.2
Research Problem : Analisis Perkembangan Rata-Rata Rasio Bank Syariah
Penelitian mengenai rasio keuangan dan profitabilitas bank di Indonesia telah dilakukan
beberapa peneliti. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa rasio–rasio
keuangan yang mempengharui profitabilitas ROA bank antara lain adalah NPF, CAR, FDR, dan
BOPO (Farhan, 2011; Ikhwanisita, 2011; Dody, 2011; Astohar, 2009; Limpaphayom dan
Polwitoon,2004 ).
NPF dalam penelitian yang dilakukan oleh Farhan (2011) pengaruh yang negatif dan signifikan
terhadap profitabilitas (ROA). Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh ikhwanisita (2011), NPF
menunjukkan hubungan yang negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas ROA.
CAR dalam penelitian yang dilakukan oleh Farhan (2011) dan Astohar (2009) menunjukkan
hubungan positif dan signifikan terhadap profitabilitas bank, sementara penelitian yang dilakukan
oleh Ikhwanisita (2011) CAR menunjukkan hubungan yang positif dan tidak signifikan terhadap
Variabel
Tahun
2008-2009 2009-2010 2010-2011 2011-2012
profitabiilitas. Bertentangan dengan tiga penelitian tersebut, CAR dalam penelitian Dody (2011)
menunjukkan hubungan yang negatif terhadap profitabilitas. Senada dengan penelitian Dody (2011),
penelitian yang dilakukan oleh Limpaphayom dan Polwitoon juga menujukkan hubungan yang negatif
antar CAR dan profitabilitas ROA.
FDR dalam penelitian yang dilakukan oleh oleh Ikhwanisita (2011) dan Astohar (2009)
menunjukkan hubungan yang positif dan signifian terhadap profitabilitas (ROA). Bertentangan
dengan dua peneliti tersebut, dalam penelitian yang dilakukan oleh Dody (2011) dan Limpaphayom
dan Polwitoon, terjadi hubungan yang negatif antara FDR terhadap profitabilitas ROA.
BOPO dalam penelitian yang dilakukan oleh Farhan (2011) dan Ikhwanisita (2011)
menunjukkan hubungan yang negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Limpaphayom dan
Polwitoon (2004) dalam penelitiannya menunjukkan hubungan yang positif antara BOPO terhadap
profitabilitas ROA.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank
syariah di Indonesia selama tahun 2008-2012. Adapun variablel–variabel yang digunakan antara lain
CAR, NPF, BOPO, dan FDR. Profitabilitas diukur dengan ROA untuk mengetahui kinerja asset yang
dimiliki bank syariah dalam memperoleh laba. Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka
penulis terdorong untuk mengambil judul “Pengaruh Non Performing Financing, Capital Adequacy
Ratio, Financing to Deposit Ratio dan Biaya Operasional Pendapatan Opeasional terhadap ROA pada
bank syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan
penelitian (research question) yang antara lain sebagai berikut :
a) Apakah CAR, NPF, BOPO, dan FDR secara simultan dan secara parsial berpengaruh
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara
empiris pengaruh rasio keuangan (NPF, CAR, FDR dan BOPO) yang didasarkan pada data laporan
keuangan yang mempengaruhi ROA pada bank syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Sebagai bahan masukan yang akan menambah wawasan dan pengetahuan mengenai rasio
keuangan dan profitabilitas yang sekaligus menjadi media pembanding antara teori yang
diperoleh dari literatur dengan aplikasinya pada penelitian ini.
2. Bagi bank syariah
Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan keuangan yang berkaitan dengan
rasio keuangan dalam mempengharui profitabilitas bank syariah.
3. Bagi nasabah
Sebagai bahan pertimbangan yang dapat membantu nasabah dan calon nasabah dalam
mengambil keputusan untuk melakukan investasi pada bank syariah.
4. Bagi akademisi dan peneliti selanjutnya
Sebagai referensi tambahan dalam mengembangkan atau memperluas penelitian lain khususnya
ABSTRAK
PENGARUH NON PERFORMING FINANCING, CAPITAL ADEQUACY RATIO, FINANCING TO DEPOSIT RATIO, DAN BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASI TERHADAP RETURN ON ASSETS PADA BANK
SYARIAH YANG TERDAFTAR DI BEI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel dependen dalam penelitan ini adalah profitabilitas yang diukur dengan ROA dan variabel independen adalah rasio-rasio keuangan antara lain CAR, NPF, FDR dan BOPO.
Penelitian ini menggunakan 7 bank syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2012 sebagai populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara metode purposive sampling. Data mengenai rasio-rasio keuangan didapat dari masing-masing website bank syariah dan website Bank Indonesia.
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial maupun simultan. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan semua variabel independen (CAR, NPF, FDR, dan BOPO) tidak terbukti berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Pada pengujian secara simultan, semua variabel independen (CAR, NPF, FDR, dan BOPO) berpengaruh signifikan terhadap ROA.
ABSTRACT
INFLUENCE OF THE NON PERFORMING FINANCING, CAPITAL ADEQUACY RATIO, FINANCING TO DEPOSIT RATIO, AND OPERATING
EXPENSES TO OPERATING INCOME ON PROFITABILITY (ROA) OF ISLAMIC BANKS LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE
Muhammad Hafiz Harahap, Chairul Nazwar
This study aims to analyze the factors that affect the profitability of Islamic banks listed on the Indonesia Stock Exchange. Dependent variable in this research is profitability which measured by ROA and independent variables are financial ratios include CAR, NPF, FDR and BOPO.
This study used 7 Islamic banks listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2008-2012 as a population. Sampling was taken by purposive sampling method. Data on financial ratios derived from each of the Islamic bank website and also the Bank of Indonesia’s website.
Hypothesis testing is conducted to determine the effect of independent variables on the dependent variable either partially or simultaneously. Partial test results showed that all independent variabeles (CAR, NPF, FDR, dan BOPO) haven’t a significant effect on ROA. On testing simultaneously, all independent variables (CAR, NPF, FDR, dan BOPO) have a significant effect on ROA.
SKRIPSI
“PENGARUH NON PERFORMING FINANCING, CAPITAL ADEQUACY RATIO, FINANCING TO DEPOSIT RATIO, DAN BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASI TERHADAP RETURN ON ASSETS PADA BANK
SYARIAH YANG TERDAFTAR DI BEI .”
OLEH
MUHAMMAD HAFIZ HARAHAP 090503265
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGARUH NON PERFORMING FINANCING, CAPITAL ADEQUACY RATIO, FINANCING TO DEPOSIT
RATIO, DAN BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASI
TERHADAP RETURN ON ASSETS PADA BANK SYARIAH YANG TERDAFTAR DI BEI” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Februari 2014 Yang membuat pernyataan,
MUHAMMAD HAFIZ HARAHAP
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur hamba kumandangkan kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul " Pengaruh Non Performing Financing, Capital Adequacy Ratio, Financing to Deposit Ratio, dan Biaya operasional Pendapatan Operasional Terhadap Return on Assets Pada Bank Syariah Yang Terdaftar Di BEI ".
Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E., M.Ec., Ak. selaku Plt. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting S., S.E., M.A.F.I.S., Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Drs. Hotmal Ja’far, Ak., M.M. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
4. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si., Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, tenaga serta bimbingannya kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Drs. Zainal Abidin Tarigan S., S.E., Ak selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah meluangkan waktu, pikiran, tenaga serta bimbingannya kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
6. Kedua orang tua saya, H.Hamdani Harahap S.H M.Hum dan Hj. Nursyaiftin Maimunah, atas segenap kasih saying tulus, doa, pengorbanan, dan dukungan moril maupun nonmoril yang amatlah berarti buat penulis. Juga kepada abang dan adik penulis, Raja Makayasa Harahap dan Citra Maisyarah Harahap, yang senantiasa mendoakan dan memberikan saran serta dukungan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.
7. Kepada teman terbaik penulis Risma A.Pratiwi S.Psi yang sudah terus memberi semangat kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini
8. Kepada teman seperjuangan selama berada di kampus sejak 2009 hingga kini Ade, Anjar, Ari, Aswin, Azmi, Dyota, Dafi, Husein, Iwan, Mahmud, Raja, Tamam, Puji. Dan seluruh stambuk 2009 S-1 Akuntansi
Hanya doa yang dapat penulis panjatkan semoga Allah SWT membalas semua kebaikan Bapak, Ibu, Saudara, sahabat dan juga rekan-rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Dengan tulus hati, penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Medan, Febrruari 2014 Penulis,
ABSTRAK
PENGARUH NON PERFORMING FINANCING, CAPITAL ADEQUACY RATIO, FINANCING TO DEPOSIT RATIO, DAN BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASI TERHADAP RETURN ON ASSETS PADA BANK
SYARIAH YANG TERDAFTAR DI BEI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel dependen dalam penelitan ini adalah profitabilitas yang diukur dengan ROA dan variabel independen adalah rasio-rasio keuangan antara lain CAR, NPF, FDR dan BOPO.
Penelitian ini menggunakan 7 bank syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2012 sebagai populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara metode purposive sampling. Data mengenai rasio-rasio keuangan didapat dari masing-masing website bank syariah dan website Bank Indonesia.
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial maupun simultan. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan semua variabel independen (CAR, NPF, FDR, dan BOPO) tidak terbukti berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Pada pengujian secara simultan, semua variabel independen (CAR, NPF, FDR, dan BOPO) berpengaruh signifikan terhadap ROA.
ABSTRACT
INFLUENCE OF THE NON PERFORMING FINANCING, CAPITAL ADEQUACY RATIO, FINANCING TO DEPOSIT RATIO, AND OPERATING
EXPENSES TO OPERATING INCOME ON PROFITABILITY (ROA) OF ISLAMIC BANKS LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE
Muhammad Hafiz Harahap, Chairul Nazwar
This study aims to analyze the factors that affect the profitability of Islamic banks listed on the Indonesia Stock Exchange. Dependent variable in this research is profitability which measured by ROA and independent variables are financial ratios include CAR, NPF, FDR and BOPO.
This study used 7 Islamic banks listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2008-2012 as a population. Sampling was taken by purposive sampling method. Data on financial ratios derived from each of the Islamic bank website and also the Bank of Indonesia’s website.
Hypothesis testing is conducted to determine the effect of independent variables on the dependent variable either partially or simultaneously. Partial test results showed that all independent variabeles (CAR, NPF, FDR, dan BOPO) haven’t a significant effect on ROA. On testing simultaneously, all independent variables (CAR, NPF, FDR, dan BOPO) have a significant effect on ROA.