SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH ROA, ROE, DAN TATO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
TINA CHANDRA
100503202
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh ROA, ROE, dan TATO
terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun
sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
ditulis sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan
ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Januari 2014
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH ROA, ROE, DAN TATO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh return on asset, return on equity, dan total asset turn over secara empiris terhadap tingkat pengembalian saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini bersifat kausal dengan populasi perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 18 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI, diperoleh sampel sebanyak 11 perusahaan. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menganlisis pengaruh pengembalian atas aktiva, pengembalian atas ekuitas, dan pengembalian total asset terhadap pengembalian saham.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial, pengembalian atas asset (ROA) dan pengembalian atas ekuitas (ROE) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham, sedangkan secara parsial pengembalian atas total aktiva (TATO) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham. Secara simultan ketiga variabel mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
ABSTRACT
ANALYSIS INFLUENCE OF ROA, ROE, AND TATO TOWARDS STOCK RETURN ON FOOD AND BEVERAGES COMPANY LISTED IN
INDONESIA STOCK EXCHANGE
This study aims to determine the influence of return on assets (ROA), return on equity (ROE), and total asset turn over (TATO) empirically to the stock return of food and beverages companies listed in Indonesia Stock Exchange.
This research is a kind of causal research with the study population of Food and Beverages Companies Listed in Indonesia Stock Exchange during the period 2010 to 2012. The selection of samples is done by purposive sampling method and from 18 food and beverages companies listed on the Stock Exchange, acquired 11 companies sample. The data used are secondary data. This study analyzes the influence of return on assets (ROA), return on equity (ROE), and total asset turn over (TATO) towards stock return.
The results of this study indicate that partially, return on assets (ROA) and return on equity (ROE) have no significant influence on stock return while partially total asset turn over (TATO) has significant influence on stock return. Simultaneously all of these three variables have significant influence on stock return of food and beverages companies listed on the Indonesia Stock Exchange.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Sang Buddha atas segala
anugerah dan berkat-Nya yang telah dilimpahkan sejak penulis mencari ide,
mengajukan, menyusun, hingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh ROA, ROE, dan TATO terhadap
return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia”. Skripsi ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar kesarjanaan pada Departemen Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Selama penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan,
bantuan, saran dan dukungan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Syafruddin Ginting, MAFIS, Ak selaku Ketua
Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku
Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi
S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris
Program Studi S1 Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
banyak memberikan waktu, bimbingan, dan pengarahan kepada peneliti
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Syahrul Rambe, M.M., Ak selaku Dosen Pembaca Penilai
yang selalu memberikan masukan atas penulisan skripsi ini.
6. Orang tua, kakak, Sunri Chandra, SE dan abang saya, Lukman Chandra,
serta saudara sepupu, Carlson yang telah mendoakan, memberi kasih
sayang, perhatian, semangat, dan segalanya kepada saya. Serta semua
keluarga besar saya yang telah memberikan doa, perhatian, motivasi serta
semangat kepada saya. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada
sahabat – sahabat tersayang Tifanie, Khendy, Lobster, Oopers, dan 7Bags
terkasih. Terima kasih karena selalu memberikan motivasi dan masukan
serta doa kepada penulis, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan
satu per satu, dengan ikhlas memberikan bantuan baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Medan, Januari 2014
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 9
2.1.1 Laporan Keuangan ... 9
2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 9
2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 10
2.1.1.3 Komponen Laporan Keuangan ... 12
2.1.1.4 Analisis Laporan Keuangan ... 12
2.1.1.5 Pihak yang membutuhkan Analisis Laporan Keuangan ... 14
2.1.2 Pasar Modal ... 17
2.1.2.1 Pengertian Pasar Modal ... 17
2.1.2.2 Peran dan Manfaat Pasar Modal ... 18
2.1.2.3 Organisasi yang terkait di Pasar Modal ... 19
2.1.3 Investasi ... 21
2.1.4 Saham ... 21
2.1.5 Return Saham ... 23
2.1.6 Analisis Rasio Keuangan ... 24
2.1.6.1 Pengertian Rasio Keuangan... 24
2.1.6.2 Keunggulan Analisis Rasio ... 27
2.1.6.3 Keterbatasan Analisis Rasio ... 27
2.1.6.4 Jenis Rasio Keuangan ... 29
2.1.7 Analisis Faktor Fundamental ... 31
2.1.7.1 Return on Asset ... 31
2.1.7.2 Return on Equity ... 32
2.1.8 Pengaruh Faktor Fundamental terhadap return saham 34
2.1.8.1 Pengaruh ROA terhadap return saham ... 34
2.1.8.2 Pengaruh ROE terhadap return saham ... 34
2.1.8.3 Pengaruh TATO terhadap return saham ... 35
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 36
2.3 Kerangka Konseptual ... 37
2.4 Hipotesis Penelitian ... 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 41
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 44
3.5.1 Variabel Penelitian ... 44
3.5.2 Operasional Variabel ... 45
3.6 Metode Analisis Data ... 47
3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 47
3.6.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 50
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian ... 56
4.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 57
4.2.1 Uji Normalitas ... 58
4.2.2 Uji Multikolinearitas ... 61
4.2.3 Uji Autokorelasi ... 62
4.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 63
4.3 Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi .... 65
4.4 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 66
4.4.1 Persamaan Regresi ... 66
4.4.2 Uji Signifikansi Simultan ... 68
4.4.3 Uji Signifikansi Parsial ... 69
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 71
5.2 Keterbatasan ... 73
5.3 Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 74
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ... 36
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ... 43
3.2 Definisi Operasional ... 45
4.1 Deskriptif Statistik ... 56
4.2 Hasil Uji Normalitas ... 58
4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 61
4.4 Kriteria Pengambilan Keputisan Durbin Watson ... 62
4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 63
4.6 Hasil Uji ... 66
4.7 Hasil Analisis Regresi ... 67
4.8 Hasil Uji Signifikansi Simultan (F) ... 68
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 39
4.1 Histogram (1) ... 59
4.2 Grafik P-P Plot (1) ... 60
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH ROA, ROE, DAN TATO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh return on asset, return on equity, dan total asset turn over secara empiris terhadap tingkat pengembalian saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini bersifat kausal dengan populasi perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 18 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI, diperoleh sampel sebanyak 11 perusahaan. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menganlisis pengaruh pengembalian atas aktiva, pengembalian atas ekuitas, dan pengembalian total asset terhadap pengembalian saham.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial, pengembalian atas asset (ROA) dan pengembalian atas ekuitas (ROE) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham, sedangkan secara parsial pengembalian atas total aktiva (TATO) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham. Secara simultan ketiga variabel mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
ABSTRACT
ANALYSIS INFLUENCE OF ROA, ROE, AND TATO TOWARDS STOCK RETURN ON FOOD AND BEVERAGES COMPANY LISTED IN
INDONESIA STOCK EXCHANGE
This study aims to determine the influence of return on assets (ROA), return on equity (ROE), and total asset turn over (TATO) empirically to the stock return of food and beverages companies listed in Indonesia Stock Exchange.
This research is a kind of causal research with the study population of Food and Beverages Companies Listed in Indonesia Stock Exchange during the period 2010 to 2012. The selection of samples is done by purposive sampling method and from 18 food and beverages companies listed on the Stock Exchange, acquired 11 companies sample. The data used are secondary data. This study analyzes the influence of return on assets (ROA), return on equity (ROE), and total asset turn over (TATO) towards stock return.
The results of this study indicate that partially, return on assets (ROA) and return on equity (ROE) have no significant influence on stock return while partially total asset turn over (TATO) has significant influence on stock return. Simultaneously all of these three variables have significant influence on stock return of food and beverages companies listed on the Indonesia Stock Exchange.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri
sedang mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan
banyaknya pengusaha baik mikro maupun makro dengan berbagai jenis usaha
untuk menghasilkan laba
.
Selain pengusaha, para investor juga menginvestasikanmodalnya pada berbagai jenis usaha. Adapun jenis usaha yang sedang melambung
saat ini yaitu usaha di sektor industri, salah satu industri yang diminati adalah
industri makanan dan minuman. Industri makanan dan minuman di Indonesia
memiliki harapan yang positif dalam perkembangannya. Jumlah populasi
masyarakat Indonesia yang semakin tinggi membuat daya beli dan kesadaran
untuk mengkonsumsi produk yang bernutrisi semakin meningkat. Pertumbuhan
ekonomi yang tetap stabil dan daya beli masyarakat yang cukup baik membuat
konsumsi makanan dan minuman di Indonesia mengalami peningkatan tajam.
Akan tetapi, beberapa tahun belakangan ini, tingkat pertumbuhan perusahaan
makanan dan minuman mengalami fluktuasi. Pertumbuhan industri makanan dan
minuman pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 7,7% dari tahun 2011.
Sedangkan di tahun 2013 diperkirakan akan mengalami penurunan menjadi 5%.
Hal ini dikarenakan beberapa faktor seperti beban akibat kenaikan ongkos
produksi, kenaikan upah buruh, tarif listrik, dan harga gas dalam waktu yang
hampir bersamaan. Bagi seorang investor yang cermat, tentunya ia harus dapat
modal maupun berinvestasi saham dalam perusahaan tersebut. Hal ini penting
karena investasi yang dilakukan akan berdampak pada return saham yang akan
diperoleh. Seorang investor perlu memilih saham-saham yang efisien, sehingga
dapat memberikan return maksimal dengan tingkat risiko tertentu atau return
tertentu dengan risiko yang seminimal mungkin. Investor harus jeli dalam melihat
dan menganalisis laporan keuangan perusahaan yang dipilih.
Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang menyediakan laporan
untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas dan kondisi ekonomi
perusahaan. Dalam Harahap (2011 : 2), Accounting Principle Board (APB)
Statement No.4 mendefinisikan akuntansi sebagai berikut:
“Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi
kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, yang
digunakan dalam memilih keputusan terbaik di antara beberapa alternatif
keputusan.”
Para pemangku kepentingan memerlukan informasi keuangan untuk
mengetahui kinerja perusahaan terkait. Pemangku kepentingan dalam perusahaan
(business stakeholders) adalah perorangan atau entitas yang memiliki kepentingan
dalam kinerja ekonomi dan keberhasilan perusahaan, seperti pemilik, pemasok,
pemegang saham, maupun pemerintah. Dalam laporan keuangan, para pemangku
kepentingan dapat melihat posisi keuangan suatu perusahaan beserta perubahan
yang terjadi di dalamnya. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan
membuat keputusan suatu perusahaan. Laporan keuangan menyediakan informasi
yang terdiri dari laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, neraca, laporan arus
kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Indikator kesuksesan sebuah perusahaan sendiri tercermin dari laporan
keuangan perusahaan tersebut. Suatu perusahaan dikatakan berhasil atau sukses
apabila perusahaan tersebut memiliki kinerja keuangan yang tinggi. Kinerja
keuangan merupakan gambaran setiap hasil ekonomi yang mampu diraih oleh
perusahaan pada periode tertentu melalui aktivitas-aktivitas perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif. Efisien berarti perusahaan
mampu meminimalkan penggunaan sumber daya dalam mencapai tujuan
organisasi dengan tepat. Efektif berarti perusahaan mampu menentukan tujuan
yang memadai atau melakukan hal yang tepat. Penilaian kinerja keuangan suatu
perusahaan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh manajemen agar
dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.
Kinerja keuangan dapat diukur perkembangannya dengan melakukan
analisis terhadap data keuangan yang ada dalam laporan keuangan. Selain
informasi yang terdapat dalam laporan keuangan, informasi lain yang penting
yaitu kondisi fundamental dari suatu perusahaan. Faktor fundamental mampu
menggambarkan struktur keuangan perusahaan dan mengidentifikasi prospek
perusahaan untuk dapat memperkirakan return saham di masa yang akan datang.
Semakin baik kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat dari rasio-rasionya.
dalam mengelola perusahaan adalah melalui harga saham. Jika harga saham suatu
perusahaan mengalami peningkatan, maka investor atau calon investor akan
menilai bahwa perusahaan tersebut berhasil dalam mengelola perusahaannya.
Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock).
“Saham merupakan penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas” (Anoraga
dan Pakarti 2006:56). Reilly dan Brown (2003:18) mengemukakan bahwa “ stock
an equity investment that represent ownership of a firm, with full participation in
it’s success or failure” , yang artinya saham merupakan investasi kekayaan yang
mewakili kepemilikan dari suatu perusahaan dengan ikut berpartisipasi penuh
dalam memperoleh kesuksesan ataupun kegagalan. Sedangkan return merupakan
hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang
sudah terjadi ataupun return ekspektasi yang belum terjadi. Return realisasi
(realized return) dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting
karena digunakan sebagai suatu pengukuran kinerja perusahaan. Return ini juga
berguna sebagai dasar untuk menentukan return ekspektasi (expected return) dan
resiko di masa yang akan datang. Return ekspektasi adalah return yang diharapkan
akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang. Dalam penelitian ini,
yang digunakan adalah return realisasi (realized return). Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi return saham biasanya adalah faktor fundamental seperti
tingkat inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar.
Dalam menilai kinerja keuangan perusahaan, dapat digunakan suatu
ukuran atau tolok ukur tertentu. Biasanya ukuran yang digunakan adalah rasio
dalam analisis rasio keuangan meliputi dua bentuk yaitu membandingkan rasio
masa lalu, saat ini ataupun masa yang akan datang untuk perusahaan yang sama.
Bentuk yang lain yaitu dengan perbandingan rasio antara satu perusahaan dengan
perusahaan lain yang sejenis. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan
rasio antara satu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis untuk menilai
kinerja keuangan perusahaan. Adapun jenis rasio yang digunakan, yakni analisis
rasio keuangan. Analisis rasio keuangan (Financial Ratio Analysis) merupakan
bentuk atau cara umum yang digunakan dalam mengukur kekuatan dan
kelemahan suatu perusahaan di bidang keuangan. Beberapa rasio keuangan yang
seperti return on asset, return on equity, debt to equity ratio, earning per share,
total asset turn over, dan current ratio sering digunakan untuk menganalisis
pengaruh terhadap return saham. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Return on Asset (ROA) untuk menunjukkan kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam kesluruhan aktiva untuk menghasilkan laba ataupun untk
mengetahui tingkat perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Return on
Equity (ROE) untuk menunjukkan tingkat pengembalian yang dihasilkan
manajemen atas modal yang ditanam oleh pemegang saham. Jenis rasio lain yang
digunakan adalah rasio aktivitas, yaitu Total Asset Turnover (TATO) untuk
menunjukkan sejauh mana kemampuan aktiva menciptakan penjualan.
Berdasarkan penelitian terdahulu, membuktikan bahwa terdapat pengaruh
dan hubungan yang kuat antara rasio keuangan dengan harga saham. Rasio
keuangan diharapkan dapat memprediksi harga saham karena rasio keuangan
yang dilakukan oleh Ulupui (2007) menyatakan bahwa current ratio, return on
asset, debt to equity ratio, total asset turnover secara parsial berpengaruh terhadap
return saham. Di sisi lain, hasil penelitian Munthe (2009) menyatakan bahwa
return on equity secara parsial berpengaruh terhadap return saham Namun
berdasarkan hasil penelitian Thrisye dan Simu (2013), menujukkan bahwa return
on assets (ROA) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham.
Perbedaan ini terjadi karena jenis variabel yang diteliti menggabungkan faktor
ekonomi dan fundamental sebagai variabel independennya. Selain itu, sampel
perusahaan yang diteliti dan periode yang digunakan juga berbeda.
Melihat perbedaan hasil penelitian dalam penelitian-penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya dan kaitan return saham dengan rasio keuangan serta
fluktuasi yang terjadi pada perusahaan makanan dan minuman, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh profitabilitas dan rasio leverage
terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Pada penelitian ini profitabilitas diwakili oleh Return on
Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan rasio leverage yang diwakili oleh
Total Asset Turnover (TATO) terhadap return saham pada perusahaan makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka perumusan masalah
1. Apakah ROA¸ ROE, dan TATO secara parsial berpengaruh terhadap
return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
BEI
2. Apakah ROA, ROE, dan TATO secara simultan berpengaruh terhadap
return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
BEI
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui apakah ROA¸ ROE, dan TATO secara parsial
berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di BEI
2. Untuk mengetahui apakah ROA¸ ROE, dan TATO secara simultan
berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di BEI
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan di bawah ini:
1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan mengenai rasio-rasio keuangan
2. Bagi dunia pendidikan, dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi
akademik dan acuan dalam mempraktekkan berbagai teori yang
menyangkut faktor-faktor yang mempengaruhi return saham
3. Bagi investor, dapat memberikan pertimbangan kepada calon investor
dalam mengambil keputusan investasi
4. Bagi pihak lain, sebagai bahan acuan bagi penelitian lebih lanjut dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Laporan Keuangan
2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan
hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka
waktu tertentu. Laporan keuangan merupakan media yang
paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis
suatu perusahaan bagi para analis. Pada Seorang analis tidak
akan mampu melakukan pengamatan langsung ke suatu
perusahaan Jika dilakukan pengamatan langsung, ia pun tidak
akan dapat mengetahui banyak tentang kondisi perusahaan. Hal
yang paling penting adalah melalui media laporan keuangan.
Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi
(screen) bagi analis dalam mengambil keputusan. Laporan
keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan,
hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana (kas)
perusahaan dalam periode tertentu.
Untuk membantu pembaca dalam menafsirkan data bisnis,
laporan keuangan biasanya disajikan dalam bentuk komparatif.
berdampingan untuk dua tahun atau lebih. Melalui laporan
keuangan akan dapat dinilai kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, laba atau
pendapatan yang diperoleh, struktur modal perusahaan, seberapa
efektif penggunaan aktiva, distribusi aktivanya, beban-beban
tetap yang harus dibayar, serta nilai-nilai buku tiap lembar
saham perusahaan yang bersangkutan.
2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia
(PAI) dalam (Harahap, 2011 : 132), adalah sebagai berikut:
- Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. - Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai
perubahan dalam aktiva netto suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba
- Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba
- Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi - Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang
berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan.
Dalam Harahap (2011 : 134), tujuan laporan keuangan menurut
SAK (5) adalah sebagai berikut:
“menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi”
Menurut APB Statement No.4 (dalam Harahap, 2011: 133) , tujuan
laporan keuangan digolongkan sebagai berikut:
1. Tujuan khusus
“Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai prinsip akuntansi yang diterima.
2. Tujuan umum
“Memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban, serta informasi lainnya yang relevan”.
3. Tujuan kuantitatif a. Relevan (Relevance)
Relevan berarti memilih informasi yang benar-benar dapat membantu pemakai laporan dalam pengambilan keputusan. b. Dapat dimengerti (Understandability)
Informasi yang disajikan harus dapat dimengerti oleh pemakainya dan dinyatakan dalam bentuk yang disesuaikan dengan pengertian para pemakai. Dalam hal ini pihak pemakai informasi juga diharapkan adanya pengertian ataupun pengetahuan mengenai aktivitas ekonomi perusahaan, proses akuntansi keuangan serta istilah-istilah teknis yang digunakan dalam laporan keuangan.
c. Dapat diuji (Verifiability)
Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan dan pendapat yang subjektif. Hal ini berhubungan dengan keterlibatan manusia dalam proses pengukuran dan penyajian informasi, sehingga proses pengukuran itu tidak lagi berlandaskan realitas objektif semata. Dengan demikian untuk meningkatkan manfaatnya informasi keuangan harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
d. Netral (Neutrality)
Laporan keuangan atau informasi keuangan diarahkan pada kepentingan umum dan tidak bergantung kepada kebutuhan pihak tertentu.
e. Tepat waktu (Timeliness)
Informasi keuangan dikatakan lengkap apabila memenuhi enam tujuan kualitatif di atas dan dapat memenuhi standar pengungkapan laporan keuangan. Standar tersebut mengharuskan pengungkapan seluruh fakta keuangan yang penting dan penyajian fakta secara jelas agar tidak menyesatkan para pemakai laporan keuangan.
g. Dapat dibandingkan (Comparability)
Informasi akuntansi harus dapat dibandingkan, artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahan yang lain.
2.1.1.3 Komponen Laporan Keuangan
Menurut PSAK No. 1 (Revisi 2009) yang disahkan pada tanggal 15
Desember 2009 dan mulai yang efektif berlaku untuk periode
tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011,
laporan keuangan yang lengkap harus meliputi
komponen-komponen berikut ini :
• Laporan posisi keuangan pada akhir periode
• Laporan laba rugi komprehensif selama periode
• Laporan perubahan ekuitas selama periode
• Laporan arus kas selama periode
• Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain.
• Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas melakukan klarifikasi ulang pos-pos dalam laporan keuangannya.
2.1.1.4 Analisis Laporan Keuangan
Analisa Laporan Keuangan terdiri dari dua kata, Analisa dan
Laporan Keuangan. Untuk menjelaskan pengertian kata ini maka
dapat dijelaskan dari arti masing-masing kata. Kata analisa berarti
terkecil. Laporan keuangan terdiri dari Neraca, Laba/Rugi, dan
Arus Kas (Dana).
Dalam (Harahap , 2011 : 190) jika dua pengertian ini digabungkan
maka analisa laporan keuangan berarti:
Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
“Analisis laporan keuangan (financial statcment analysis) adalah
aplikasi dari teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan
umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi
dan kesimpulan yang bermafaat dalam analisis bisnis” (Wild,
2005:3)
Analisis laporan keuangan dilakukan untuk menambah informasi
yang tercantum dalam suatu laporan keuangan. Secara lengkap
kegunaan analisis laporan keuangan dapat dikemukakan sebagai
berikut:
1. Dapat memberikan informasi lebih luas, lebih dalam daripada
yang terdapat dalam laporan keuangan biasa
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata
(explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan
keuangan
4. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan
lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri
normal atau ideal
5. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami
perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur
keuangan, dan sebagainya.
2.1.1.5 Pihak yang membutuhkan Analisis Laporan Keuangan
1. Pemilik perusahaan, laporan keuangan dimaksudkan untuk:
a. Menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen
b. Mengetahui hasil dividen yang diterima
c. Menilai posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya
d. Mengetahui nilai saham dan laba perlembar saham
e. Sebagai dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan di
masa datang
f. Sebagai dasar untuk mempertimbangkan menambah atau
mengurangi investasi
2. Manajemen perusahaan, laporan keuangan dimaksudkan
untuk:
a. Alat untuk mempertanggungjawabjan pengelolaan kepada
b. Mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi
perusahaan, divisi, bagian, atau segmen tertentu
c. Mengukur tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan
perusahaan, divisi, bagian, atau segmen tertentu
d. Menjadi pertimbangan dalam menentukan perlu tidaknya
diambil kebijaksanaan baru
e. Memenuhi ketentuan dalam UU, peraturan, Anggaran
Dasar, pasar modal, dan regulator lainnya
3. Investor, laporan keuangan dimaksudkan untuk:
a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan
b. Menilai kemungkinan menanamkan dana dalam
perusahaan
c. Menilai kemungkinan menanamkan divestasi (menarik
investasi) dari perusahaan
d. Menjadi dasar memprediksi kondisi perusahaan di masa
mendatang
4. Kreditur atau banker, laporan keuangan dimaksudkan untuk:
a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang
b. Menilai kualitas jaminan kredit/ investasi untuk menopang
c. Melihat dan memprediksi prospek keuntungan yang
mungkin diperoleh dari perusahaan atau menilai rate
return perusahaan
d. Menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas
perusahaan sebagai dasar dalam pertimbangan keputusan
kredit
e. Menilai sejauhmana perusahaan mengikuti perjanjian
kredit yang sudah disepakati
5. Pemerintahan dan regulator, laporan keuangan dimaksudkan
untuk:
a. Menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus
dibayar
b. Sebagai dasar dalam penetapan-penetapan kebijaksanaan
baru
c. Menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau
tindakan lain
d. Menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang
ditetapkan
e. Bagi lembaga pemerintahan lainnya bisa menjadi bahan
penyusunan data dan statistic
6. Analis, akademis, pusat data bisnis, laporan keuangan
Sebagai bahan atau sumber informasi primer yang akan diolah
sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi
analisis, ilmu pengetahuan, dan komoditi informasi.
2.1.2 Pasar Modal
2.1.2.1 Pengertian Pasar Modal
Pasar Modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar Modal menyediakan
berbagai alternatif investasi bagi para investor selain alternatif
investasi lainnya seperti: menabung di Bank, membeli emas,
asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar Modal
bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan
perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan
instrumen keuangan jangka panjang seperti Obligasi, Saham dan
lainnya.
”Dampak perkembangan pasar modal pada prinsipnya tertumpu
pada dua hal yaitu (1) efisiensi sistem pasar modal dan (2) kualitas
2.1.2.2 Peran dan Manfaat Pasar Modal
a. Pasar Modal merupakan wahana pengalokasian dana secara
efisien.
Investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan
melalui pembelian efek-efek yang baru ditawarkan ataupun yang
diperdagangkan di Pasar Modal. Sebaliknya, perusahaan dapat
memperoleh dana yang dibutuhkan dengan menawarkan
instrumen keuangan jangka panjang melalui Pasar Modal
tersebut.
b. Pasar Modal sebagai alternatif investasi
Pasar Modal memudahkan alternatif berinvestasi dengan
memberikan keuntungan dengan sejumlah risiko tertentu.
c. Memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang
sehat dan berprospek baik
Perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek yang baik,
sebaiknya tidak hanya dimiliki sejumlah orang tertentu saja,
karena penyebaran kepemilikan secara luas akan mendorong
perkembangan perusahaan menjadi lebih transparan.
d. Pelaksanaan manajemen perusahaan secara profesional dan
transparan.
Keikutsertaan masyarakat dalam kepemilikan perusahaan
mendorong perusahaan untuk menerapkan manajemen secara
sehingga tercipta suatu kondisi “good corporate governance”
serta keuntungan yang lebih baik bagi para investor
e. Peningkatan aktivitas ekonomi nasional
Dengan keberadaan Pasar Modal, perusahaan-perusahaan akan
lebih mudah memperoleh dana, sehingga akan mendorong
perekonomian nasional menjadi lebih maju, yang selanjutnya
akan menciptakan kesempatan kerja yang luas, serta
meningkatkan pendapatan pajak bagi pemerintah.
2.1.2.3 Organisasi yang terkait di pasar modal
a. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) memiliki
kewenangan untuk melakukan pembinaan, pengaturan dan
pengawasan Pasar Modal di Indonesia. Bapepam berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan.
b. Perusahaan memperoleh dana di Pasar Modal dengan
melaksanakan penawaran umum atau investasi angsung
(private placement). Perusahaan ini dikenal sebagai emiten.
c. Self Regulatory Organizations (SRO), adalah organisasi yang
memiliki kewenangan untuk membuat peraturan yang
berhubungan dengan aktivitas usahanya.
d. Perusahaan Efek adalah perusahaan yang mempunyai aktifitas
sebagai Perantara Pedagang Efek, Penjamin Emisi Efek,
e. Penasihat Investasi, adalah pihak yang memberi nasihat kepada
pihak lain mengenai penjualan atau pembelian efek.
f. Lembaga Penunjang Pasar Modal
- Biro Administrasi Efek, adalah pihak yang berdasarkan
kontrak dengan emiten melaksanakan pencatatan pemilikan
efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan efek.
- Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan
efek dan harta lain berkaitan dengan efek serta jasa lain,
termasuk menerima dividen, bunga, dan hak lain,
menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang
rekening yang menjadi nasabahnya.
Undang-undang yang berkaitan dengan Pasar Modal
Saat ini undang-undang yang terkait dengan Pasar Modal di
Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.
b. Peraturan Pemerintah No. 45 dan 46 tahun 1995 tentang
Pelaksanaan Kegiatan di Pasar Modal dan Tata Cara
Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal.
c. Keputusan Menteri Keuangan.
d. Keputusan Ketua BAPEPAM
2.1.3 Investasi
Pengertian investasi menurut Ikatan Akuntansi Indonesia
Menurut (Fatma 2008 : 276), “Bila seseorang melakukan investasi, maka
kemungkinan yang akan terjadi adalah:
dalam PSAK adalah
suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan
(accreation of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti: bunga,
royalti, deviden dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi atau untuk
manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang
diperoleh melalui hubungan perdagangan.
1. Yang melakukan investasi akan menerima interest
2. Yang melakukan investasi tidak akan menerima interest tersebut“
Semakin tinggi seseorang yang melakukan investasi tidak menerima
interest, maka resiko investasi tersebut semakin tinggi. Hal ini akan
berdampak pada tingginya rate of return yang akan diperoleh. Jika
investasi tersebut berupa saham, maka return yang dimaksud adalah
dividen ditambah dengan capital gain.
2.1.4 Saham
“Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang
atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas
yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang
seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut”
(Darmadji et al, 2001: 5).
“Secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai penyertaan atau
pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan” (Fatma, 2008 :
59)
Menurut Tandelilin (2010: 30) instrumen pasar modal terdiri dari:
a. Saham biasa (common stock)
Saham biasa menyatakan kepemilikan suatu perusahaan. Saham biasa adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Sebagai pemilik, pemegang saham biasa suatu perusahaan mempunyai hak suara proporsional pada berbagai keputusan penting perusahaan antara lain pada persetujuan keputusan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).
b. Saham preferen (preffered stock)
Saham preferen merupakan satu jenis sekuritas ekuitas yang berbeda dalam berbagai hal dengan saham biasa. Dividen pada saham preferen biasanya dibayarkan dalam jumlah tetap dan tidak pernah berubah dari waktu ke waktu. Seperti yang disebut sebagai preferred (dilebihkan), pembagian dividen pada pemegang saham preferen lebih didahulukan sebelum diberikan kepada pemegang saham biasa.
Menurut Fatma (2008 : 118), karakteristik saham biasa adalah sebagai
berikut:
• Mempunyai power control
• Mempunyai hak kepemilikan yang tidak terbatas
• Menanggung resiko utama dari perusahaan
• Pendapatan hak pada pemegang saham tidak stabil
• Dividen biasanya kurang dari hak pemegang saham
• Harga saham biasa bisa sangat berfluktuasi
• Saham bisa dijual setiap saat kepada pembeli
Dalam Kieso (2008 : 316), karakteristik saham preferen adalah sebagai
berikut:
- Preferensi atas aktiva pada saat likuidasi
- Dapat dikonversi menjadi saham biasa
- Dapat ditebus pada opsi perseroan
- Tidak mempunyai hak suara
“Dengan membeli saham sebuah perusahaan, si pembeli secara otomatis
ikut serta dalam perusahaan tersebut dan mempunyai hak untuk mendapat
bagian keuntungan” (Fatma 2008 : 117)
2.1.5 Return Saham
Menurut Jogiyanto (2008:195) return saham dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Return Realisasi
Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentu return ekspektasi (expected return) dan risiko dimasa datang.
2. Return Ekspektasi
Return ekspektasi (expected return) merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.
Menurut Tandelilin (2010 : 102), sumber-sumber dari return investasi
terdiri dari dua komponen utama, yaitu:
1. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi.
2. Capital gain (loss) merupakan kenaikan (penurunan) harga dari suatu surat berharga (bisa saham maupun surat hutang jangka panjang), yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) para investor. Dengan kata lain capital gain (loss) adalah selisih harga beli dan harga jual.
Rumus untuk menghitung return saham: Ri,t = P i,t -1
Keterangan :
Ri,t = Return Saham i pada Tahun t
P i,t = Harga Penutupan Saham Pada Tahun t
P i,t –1 = Harga Penutupan Saham Pada Tahun t-1
2.1.6 Analisis Rasio Keuangan
2.1.6.1 Pengertian Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil
perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya
yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).
Misalnya antara utang dan modal, antara kas dan total aset, antara
harga pokok produksi dengan total penjualan, dan sebagainya.
Teknik ini sangat lazim digunakan para analisis keuangan. Rasio
keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap
kondisi keuangan perusahaan.
Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang
menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya.
Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat
hubungan antara pos tadi dan dapat membandingkannya dengan
rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan
memberikan penilaian.
Dalam mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya,
kesehatan keuangan perusahaan. Dengan menggunakan alat
analisis laporan keuangan, terutama bagi pemilik usaha dan
manajemen, dapat diketahui berbagai hal yang berkaitan dengan
keuangan dan kemajuan perusahaan. Alat yang sering digunakan
selama pemeriksaan adalah rasio keuangan.
Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk
menganalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu
hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan
jumlah yang lain. Dengan menggunkan alat analisa berupa rasio
keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada
penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi
keuangan suatu perusahaan dari suatu period ke periode
berikutnya.
Menurut Van Horne (2005:202) rasio keuangan (financial ratio)
didefiniskan sebagai: “Sebuah indeks yang menghubungkan dua
angka akuntansi dan di dapat dengan membagi satu angka dengan
angka lainnya.”
Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan
perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan
lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan
serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu.
meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur serta dapat
ditempuh untuk memperoleh tambahan dana.
Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan
kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang
pencapaian perusahaan dan prospek pada masa datang. Salah satu
cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi, yang
dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan
hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain
dari suatu laporan keuangan.
Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang
telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada
data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan
untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang akan datang.
Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan
keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat
memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat
kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya
memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus
dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang
dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih
luas, dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan
industri manufaktur, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian
2.1.6.2 Keunggulan Analisis Rasio
Analisis rasio memiliki keunggulan dibandingkan dengan teknik
analisis lainnya. Keunggulan tersebut adalah:
a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistic yang lebih
mudah dibaca dan ditafsirkan
b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit
c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industry lain
d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-Score)
e. Menstandarisir size perusahaan
f. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan
lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau
“time series:
g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di
masa yang akan datang.
2.1.6.3 Keterbatasan Analisis Rasio
Di samping keunggulan yang dimiliki analisis rasio, teknik ini juga
memiliki bebrapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu
penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya. Adapun
• Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat
digunakan untuk kepentingan pemakainya
• Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan
juga menjadi keterbatasan teknik ini seperti:
- Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak
mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai bias
atau subjektif
- Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio
adalah nilai perolehan (cost) b ukan harga pasar
- Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada
angka rasio
- Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi
bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda
• Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan
menimbulkan kesulitan menghitung rasio
• Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron
• Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar
akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika
2.1.6.4 Jenis Rasio Keuangan
Umumnya rasio keuangan yang dikenal dan popular adalah: rasio
likuiditas, solvabilitas, rentabilitas. Namun sebenarnya banyak lagi
rasio yang dapat dihitung dari laporan keuangan yang dapat
memberikan informasi bagi analis misalnya: rasio leverage,
produktivitas, rasio pasar modal, rasio pertumbuhan, dan
sebagainya.
Menurut Courties (Harahap 2011 ; 300) tiga aspek penting dalam
menganalisis laporan keuangan yaitu sebagai berikut:
1. Profitabilitas, yaitu kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang digambarkan oleh Return On Investment (ROI). Ia melihat ROI ini digambarkan lebih rinci lagi oleh Rasio Profit Margin dan Capital Turn Over
2. Management performance adalah rasio yang dapat menilai prestasi manajemen. Ia melihat dari segi kebijakan kredit, persediaan, administrasi, dan struktur harta dan modal.
3. Solvency, yaitu kemampuan perusahaam melunasi kewajibannya. Solvency ini digambarkan oleh arus kas baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Di samping Courties Dupont juga memiliki kerangka analisis lain. Dupont menganggap yang penting adalah ROI dan dari sini ia kembangkan rasio yang dapat menghubungkan laporan neraca dan laporan laba/rugi.
Adapun jenis-jenis rasio keuangan yang sering digunakan dalam
bisnis:
1. Rasio likuiditas
Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan
ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal
kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar.
2. Rasio solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau
kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio
ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang
seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang.
3. Rasio profitabilitas / Rentabilitas
Rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas
menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba
melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti
kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah
cabang, dan sebagainya.
4. Rasio Leverage
Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan
terhadap modal maupun asset. Rasio ini dapat melihat seberapa
jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan
kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal
(equity). Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi
modal yang lebih besar dari utang.
Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan
dalam menjalan operasinya baik dalam kegiatan penjualan,
pembelian dan kegiatan lainnya.
6. Rasio pertumbuhan
Rasio ini menggambarkan persentase pertumbuhan pos-pos
perusahaan dari tahun ke tahun.
7. Market based (penilaian pasar)
Rasio ini merupakan rasio yang lazim dan yang khusus
dipergunakan di pasar modal yang menggambarkan situasi atau
keadaan prestasi perusahaan di pasar modal.
8. Rasio produktivitas
Jika perusahaan ingin dinilai dari segi produktivitas
unit-unitnya maka bisa dihitung rasio produktivitas. Rasio ini
menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang
dinilai.
2.1.7 Analisis Faktor Fundamental
2.1.7.1 Return On Asset (ROA)
Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume
penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik hal ini berarti
bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba.
“The return on asssets (ROA) ratio indicates haw much income
business is employing its assets effectiely. The ROA ratio is
calculated by divinding net earnings available to common to
stockholders by the total assets of the firm.’’ (Gallagher et al
2003:101) Assets atau disebut juga aktiva di dalam Kerangka
Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan Paragraf 49
(IAI:2004) adalah “sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan”
Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Return On Asset = Laba Bersih
Total Aktiva
2.1.7.2 Return On Equity (ROE)
Rasio akuntansi “bottom line” adalah pengembalian atas ekuitas
(return on equity-ROE). Rasio ini menunjukkan berapa persen
diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin
besar rasio ini semakin baik.
“Ultimately, the most important, or ‘bottom line’ accounting ratio
is the ratio of net income to common equity, which measures the
return on common equity (ROE). Stockholders invest to get a
return on their money,and thus ratio tells how well they are doing
in an accounting sense” (Brigham, 2004:240). Rasio keuangan
dengan ekuitas pemegang saham, yang disebut dengan tingkat
pengembalian atas ekuitas. Pemegang saham berinvestasi untuk
mendapatkan keuntungan atas dana yang diinvestasikannya, dan
rasio tingkat pengembalian atas ekuitas atau return on equity
(ROE) mengidikasikan seberapa baik perusahaan dapat
memberikan keuntungan bagi pemegang saham secara akuntansi.
Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
ROE = Laba Bersih
Ekuitas
ROE juga dapat dihitung dengan menggunakan metode Dupont
yaitu sebagai berikut:
ROE = Margin laba bersih Perputaran total aktiva Pengganda
Ekuitas
2.1.7.3 Total Asset Turnover (TATO)
Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume
penjualan. Dengan kata lain, seberapa jauh kemampuan semua
aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin
baik. Perputaran total aktiva menunjukkan bagaimana efektifitas
perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan
penjualan dalam kaitannya untuk mendapatkan laba. Perusahaan
dengan tingkat penjualan yang besar diharapkan mendapatkan laba
yang besar pula. Nilai TATO yang semakin besar menunjukkan
laba juga semakin besar pula. Dengan demikian dapat berpengaruh
terhadap return saham bagi para investor.
Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Total asset turn over = Penjualan
Total aset
2.1.8 Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Return Saham
2.1.8.1 Pengaruh ROA terhadap return saham
ROA merupakan salah satu rasio keuangan yang sering digunakan
dalam menilai kinerja perusahaan. Semakin besar ROA, maka
kinerja perusahaan tersebut semakin baik, karena tingkat
kembalian (return) semakin besar. Hal ini dapat dibuktikan dengan
besarnya laba yang dihasilkan suatu perusahaan. Apabila laba yang
dihasilkan suatu perusahaan tinggi, maka harga saham juga akan
meningkat, demikian pula return saham juga akan meningkat pada
akhirnya. Menurut Ulupui (2007) dan Rachman Faried (2008),
ROA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
2.1.8.2 Pengaruh ROE terhadap return saham
Return On Equity (ROE) merupakan ukuran kemampuan
perusahaan (emiten) dalam menghasilkan keuntungan dengan
menggunakan modal sendiri, sehingga ROE ini sering disebut
membagi laba setelah pajak dengan rata-rata modal sendiri.
Peningkatan harga saham akan diikuti dengan peningkatan return
saham yang diterima oleh perusahaan. Sesuai dengan teori pecking
order, maka tingkat ROE yang tinggi akan berdampak pada
rendahya tingkat penggunaan dana eksternal. Hal ini disebabkan
perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi akan
mempunyai dana internal yang besar. Penelitian yang dilakukan
Munthe (2009) menyatakan bahwa tingkat ROE berpengaruh
signifikan terhadap return saham.
2.1.8.3 Pengaruh TATO terhadap return saham
“Total Asset Turnover merupakan rasio yang menunjukkan
perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata
lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan
penjualan” (Harahap 2011 : 309). Apabila penjualan suatu
perusahaan tinggi atau mengalami peningkatan, maka perusahaan
juga mengharapkan tingkat pengembalian yang tinggi pula. Nilai
TATO yang semakin besar menunjukkan bahwa penjualan
meningkat. Dengan demikian harapan untuk memperoleh laba juga
diharapkan akan mengalami peningkatan. Jika nilai penjualan dan
laba yang diperoleh perusahaan meningkat, hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik. Kinerja perusahaan
dan diharapkan return perusahaan juga akan semakin tinggi
sehingga para investor tertarik untuk membeli saham perusahaan.
Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan
Astuti (2006) dan Ulupui (2007) yang menyatakan bahwa Total
Asset Turnover berpengaruh signifikan terhadap return saham.
2.2 Penelitian terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian
berpengaruh
2.3 Kerangka Konseptual
Menurut Kerlinger (Indiantoro et al, 1999 : 57), “teori merupakan suatu
kumpulan construct atau konsep (concepts), definisi (definitions), dan proporsi
penentuan hubungan antar variabel dengan tujuan untuk menjelaskan atau
memprediksi suatu fenomena.”
Konsep penelitian merupakan dasar pemikiran peneliti yang kemudian
dikomunikasikan kepada orang lain. Peneliti perlu merumuskan konsep penelitian
dengan baik agar hasilnya dapat dimengerti oleh orang lain dan memungkinkan
untik direplikasi atau diekstensi oleh peneliti lain.
“Return on asset (ROA) mengukur tingkat return akuntansi atas total
aktiva perusahaan. Semakin besar rasio ini berarti semakin baik kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba” (Tandelilin, 2010:386). Dengan demikian,
rasio return on asset (ROA) yang tinggi akan meningkatkan daya tarik investor
terhadap saham tersebut. Permintaan yang tinggi terhadap saham akan
meningkatkan harga saham, yang berdampak pula pada peningkatan return saham.
Dengan demikian, return on asset (ROA) berpengaruh positif terhadap return
saham.
ROE mengukur pengembalian absolut yang akan diberikan perusahaan
kepada para penyandang modal. Nilai ROE yang baik akan berdampak positif
terhadap perusahaan. Kondisi demikian akan menyebabkan peningkatan terhadap
harga saham yang akhirnya akan berdampak terhadap return saham.
Perputaran total aktiva menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan
keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan untuk mendapatkan laba. Jika
suatu perusahaan memiliki tingkat penjualan yang tinggi, maka laba pun akan
meningkat. Jika laba meningkat maka harga saham diharapkan akan meningkat
“Proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris
disebut dengan hipotesis. Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga
secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang
dapat diuji secara empiris” (Indiantoro et al 1999 : 72)
Dengan demikian, hipotesis atas permasalahan yang dikemukakan
berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual adalah sebagai
berikut:
H1 : ROA berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI
H2 : ROE berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI
H3 : TATO berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI
H4 : ROA, ROE, dan TATO secara bersama-sama berpengaruh
terhadap return saham pada perusahaan makanan dan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut
Umar (2003 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan
untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variable lainya atau
bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”. Dengan kata lain
desain kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel
riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel
mempengaruhi variabel yang lain.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi (population) yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala
sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Anggota populasi disebut
dengan elemen populasi. Masalah populasi timbul terutama pada
penelitian opini yang menggunakan metode survey sebagai teknik
pengumpulan data. Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 18
3.2.2 Sampel
Meneliti sebagian dari elemen-elemen populasi disebut penelitian sampel.
Metode yang digunakan dalam pemilihan sampel pada penelitian ini
adalah pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling). Purposive
sampling merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang
informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan atau kriteria
tertentu yang umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah
penelitian.
Adapun kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan tersebut terdaftar di BEI pada tahun 2010, 2011, dan 2012
2. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan setiap tahun
pengamatan
3. Perusahaan tercatat memiliki harga saham selama tahun 2010, 2011,
dan 2012
4. Merupakan perusahaan makanan dan minuman yang data semua
variable baik dependen maupun independen tersedia dan dapat
diperoleh di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan kriteria-kriteria di atas, maka perusahaan yang dapat
digunakan sebagai sampel adalah sebanyak 11 perusahaan, sebagai
Tabel 3.1
Populasi dan Sampel Penelitian
NO Kode Populasi 1 2 3 4 Sampel
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data sekunder, yaitu data yang
diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara yaitu laporan keuangan
historis perusahaan. Data sekunder ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia yaitu
melalui situs.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan studi pustaka. Teknik
studi pustaka berarti melakukan klasifikasi dan pengkategorian atas data yang
berhubungan dengan penelitian. Hal ini dilakukan untuk dapat memahami
data pada penelitian ini juga diperoleh dari jurnal-jurnal, penelitian terdahulu,
literature-literatur, dan buku pustaka yang berkaitan, serta informasi-informasi
berkaitan yang diakses melalui internet.
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.5.1 Variabel Penelitian
1. Variabel dependen (Y)
Variable dependen adalah tipe variable yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini, variable
dependen (Y) adalah return saham tahun 2010-2012.
2. Variabel independen (X)
Variabel independen adalah tipe variable yang menjelaskan atau
mempengaruhi variable lain. Dalam penelitian ini, variable
independen terdiri dari Return On Asset (ROA), Return On Equity
(ROE), dan Total Asset Turnover (TATO) selama tahun 2010-2012.
a) Return On Assets menggambarkan perputaran aktiva diukur dari
volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini
menunjukkan bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan
memperoleh laba.
ROA (X1) = Penjualan bersih
b) Return On Equity adalah pengembalian atas ekuitas (return on
equity-ROE). Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba
bersih bila diukur dari modal pemilik.
ROE (X2) = Laba bersih
Ekuitas
c) Total Asset Turnover menunjukkan perputaran total aktiva diukur
dari volume penjualan. Dengan kata lain, seberapa jauh
kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi
rasio ini semakin baik.
TATO (X3) = Penjualan
Total aset
3.5.2 Operasional Variabel Penelitian
Operasional variabel penelitian ini dapat dilihat secara lebih lengkap pada tabel di bawah ini :
Parameter yang digunakan Skala
3.6 Metode Analisis Data
3.6.1 Uji Asumsi Klasik
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik dengan menggunakan program SPSS. Adapun pengujian
asumsi klasik yang dilakukan terdiri atas normalitas, uji multikolinearitas,
uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi, dan determinasi korelasi.
a. Uji Normalitas
“Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi
sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni
distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data
yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data
tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan” (Situmorang et
al, 2012 : 100).
Cara lain untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak adalah dengan desain grafik. Jika data menyebar di sekitar garis
diagonal atau mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histrogramnya
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas, demikian sebaliknya. Uji statistik yang digunakan
untuk menguji apakah residual berdistribusi normal adalah uji statistik
non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat
hipotesis:
H0 : Data residual berdistribusi normal