• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VII

SMP NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG Oleh

ERLANGGA ANDALAS SAKTI

Pembelajaran dengan metode ceramah akan menahan siswa dalam keadaan pasif, tidak merangsang siswa untuk memecahkan masalah dan sulit untuk mengukur belajar siswa. Kelemahan metode ceramah antara lain inefesiensi atau tidak efesien, artinya pendekatan ini hanya sekedar memberi, sementara itu siswa hanya cenderung mendengarkan dan terbatas untuk memberikan timbal balik. Oleh karena itu diperlukan metode pembelajaran terprogram dalam meningkatkan minat belajar siswa.

Rumusan masalah penelitian ini adalah: “Apakah ada pengaruh penerapan metode pembelajaran terprogram terhadap pembentukan minat belajar siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Bandar Lampung?” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penerapan metode pembelajaran terprogram dalam pembentukan minat belajar siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Bandar Lampung.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen. Sampel penelitian adalah 120 siswa Kelas VII A sampai dengan VII D SMP Negeri 23 Bandar Lampung. Pengumpulan data dilakukan teknik observasi, angket dan dokumentasi. Data dinalisis dengan rumus uji t (t-student).

(2)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VII

SMP NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG

Skripsi

Sebagai salah satu syarat mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan IPS Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

OLEH

ERLANGGA ANDALAS SAKTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VII

SMP NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG

( SKRIPSI )

Oleh

ERLANGGA ANDALAS SAKTI NPM 0913033084

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(5)

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Kegunaan Penelitian ... 8

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS .. 10

A. Tinjauan Pustaka ... 10

1. Tinjauan Tentang Metode Pembelajaran Terprogram ... 10

2. Tinjauan Tentang Minat Belajar ... 21

B. Kerangka Pikir ... 26

C. Hipotesis ... 28

III. METODE PENELITIAN ... 30

A. Desain Penelitian ... 30

B. Populasi dan Sampel ... 30

C. Variabel Penelitian ... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ... 33

E. Uji Persyaratan Instrumen ... 34

F. Uji Persyaratan Analisis ... 34

G. Teknik Analisis Data ... 35

(6)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Gambaran Umum SMP Negeri 23 Bandar Lampung ... 37

B. Hasil Uji Persyaratan Instrumen ... 49

C. Deskripsi Data ... 51

D. Analisis Data ... 55

E. Pembahasan ... 58

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 63

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jenis Pelanggaran Disiplin oleh Siswa SD Negeri 1 Sumber Jaya

Lampung Barat Tahun Pelajaran 2009/2010... 7 2. Jumlah Siswa Kelas V dan VI SD Negeri 1 Sumber Jaya Lampung

Barat Tahun Pelajaran 2009/2010 ... 34 3. Pengujian Validitas Variabel X ... 43 4. Pengujian Validitas Variabel Y ... 44 5. Jumlah Siswa SD Negeri 1 Sumber Jaya Lampung Barat Tahun

Pelajaran 2009/2010 ... 48 6. Keadaan Guru SD Negeri 1 Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat ... 49 7. Ruangan SD Negeri 1 Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat ... 50 8. Jumlah dan Jenis Buku pada Perpustakaan Guru SD Negeri 1

Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat ... 50 9. Alat Penunjuang KBM pada SD Negeri 1 Sumber Jaya Kabupaten

Lampung Barat ... 51 10.Alat-Alat Pembelajaran pada SD Negeri 1 Sumber Jaya Kabupaten

Lampung Barat ... 52 11.Kategori Pola Asuh Anak oleh Orang Tua SD Negeri 1 Sumber Jaya

Kabupaten Lampung Barat ... 54 12.Kategori Disiplin Belajar Siswa SD Negeri 1 Sumber Jaya Kabupaten

Lampung Barat ... 56 13.Hubungan Antara Pola Asuh Anak oleh Orang Tua dengan Disiplin

(8)
(9)
(10)
(11)

MOTO

Ilmu Pengetahuan Adalah Pelita yang Menerangi Kehidupan Manusia

(12)

PERSEMBAHAN

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,

Atas izin dan ridha-Nyalah, kupersembahkan karya kecilku ini kepada:

Kedua Orang Tuaku Tercinta

Terima kasih telah membesarkan dan mendidikku dengan kasih sayang

Kedua Kakakku

yang selalu memberikan motivasi

Para Pendidikku yang Kuhormati Terima kasih atas ilmu yang diberikan

(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan Bandar Lampung pada tanggal 11

Desember 1990 dengan nama lengkap, merupakan anak

ketiga dari tiga bersaudara, puteri pasangan Bapak Amat

Jauhari dan Ibu Mahsawati Umar, BBA.

Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah:

1. Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Perumnas Way Halim, selesai pada tahun 2004.

2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 21 Bandar Lampung, selesai pada

tahun 2007.

3. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 13 Bandar Lampung selesai pada

tahun 2009.

Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan

Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Ujian Mandiri Lokal. Pada tahun

2010, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dan tahun 2012

penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 3

(14)

SANWACANA

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan

hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: Pengaruh

Penggunaan Metode Pembelajaran Terprogram dalam Pembentukan Minat

Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Bandar Lampung. Skripsi ini merupakan

salah satu syarat meraih gelar kesarjanaan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

Penulisan menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan, bimbingan, motivasi, masukan dan saran dari berbagai pihak. Oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si selaku plt. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung

2. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan,

Umum dan Kepegawaian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung

3. Bapak Drs. Hi. Muhammad Fuad, M.Hum, selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(15)

4. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung.

5. Bapak Drs. Syaiful, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. H. Maskun, M.H., sebagai Pembimbing I, atas bimbingan dan

masukan yang diberikan dalam proses penyusunan Skripsi.

7. Bapak Suparman Arif, S.Pd., M.Pd., sebagai Pembimbing II, atas bimbingan

dan masukan yang diberikan dalam proses penyusunan Skripsi.

8. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

9. Kedua orang tuaku tercinta yang tulus menyayangiku dan mendoakan untuk

keberhasilanku. Terima kasih atas perjuangan dan pengorbanannya dalam

mendidik dan membesarkanku hingga saat ini.

10.Kedua orangtuaku yang selalu memberikan dukungan dan motivasi

11.Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Demikianlah, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi semuanya dan akhir kata

dengan kerendahan hati, penulis ucapkan terima kasih.

Bandar Lampung, Desember 2015 Penulis,

(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan bagi suatu bangsa merupakan salah satu usaha yang strategis

dalam rangka mempersiapkan warga negara dalam menghadapi masa depan

diri sendiri dan bangsanya. Melalui pendidikan diharapkan terbentuk

manusia-manusia yang mampu membangun bangsa sendiri baik secara lahir dan batin

dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya.

Pendidikan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat,

melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

terampil dan produktif sebagai subyek sekaligus obyek dalam mengisi

pembangunan nasional. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan

kualitas masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan

berdasarkan kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu

pengetahuan, teknologi dan memperhatikan tantangan perkembangan global.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, penyelenggaran pendidikan formal di Indonesia diformulasikan

dalam bentuk Sistem Pendidikan Nasional, yang meliputi jenjang pendidikan

dasar, menengah sampai dengan pendidikan tinggi pada dasarnya dilakukan

(17)

2

menghadapi masa depan diri sendiri dan bangsa yang berdasarkan pada

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayan nasional Indonesia, dan

tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman (Muhibin Syah, 2006: 5).

Sekolah sebagai institusi formal lembaga pendidikan dituntut menghasilkan

lulusan yang mempunyai kemampuan akademis tertentu, keterampilan, sikap

dan mental, serta kepribadian lainnya sehingga para lulusan tersebut dapat

melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau bekerja pada

lapangan pekerjaan yang membutuhkan keahlian dan keterampilannya.

Kemampuan akademis dapat diperoleh di sekolah melalui proses belajar

mengajar. Proses belajar mengajar di sekolah dimaksudkan sebagai usaha

membantu siswa agar dapat tumbuh dan berkembang menemukan pribadinya

di dalam mencapai kedewasaan, sehingga menjadi manusia yang mampu

berdiri sendiri tanpa menggantungkan diri pada orang lain.

Permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini

adalah masih rendahnya prestasi atau hasil belajar anak didik. Hal ini tentunya

tidak terlepas dari adanya berbagai faktor yang mempengaruhi pelaksanaan

pembelajaran di dalam kelas antara lain tujuan, materi, sumber belajar,

metode, suasana kelas dan evaluasi belajar. Secara ideal prestasi anak didik

setelah mengikuti pendidikan melalui pembelajaran di dalam kelas adalah

memiliki hasil belajar yang optimal, sesuai dengan materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru, baik dalam aspek kognitif, afektif maupun

(18)

3

Kenyataan serupa juga terjadi pada pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu,

yaitu pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered learning) yang

meletakkan guru sebagai pemberi pengetahuan bagi siswa, dan cara

penyampaian pengetahuannya cenderung masih didominasi dengan metode

ceramah. Penggunaan metode ceramah tersebut menyebabkan partisipasi

siswa rendah, sehingga kemajuan belajar, perhatian dan minat siswa tidak

dapat dipantau dengan maksimal oleh guru (Pudyo, 2004:7).

Hasil belajar yang diperoleh siswa secara garis besar dipengaruhi oleh faktor

internal dan faktor eksternal, sebagaimana dikemukakan Slameto (2010:

54-71), yaitu sebagai berikut:

1. Faktor intern, yaitu faktor yang ada pada diri individu yang sedang belajar. Faktor intern terdiri dari:

a. Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh)

b. Faktor psikologi (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, cara belajar, kematangan, dan kesiapan)

c. Faktor kelelahan

2. Faktor ekstern, yaitu faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern terdiri dari:

a. Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua, dan latar belakang kebudayaan)

b. Faktor sekolah (metode pembelajaran, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah)

c. Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

Keberhasilan anak didik dapat diketahui dari hasil belajar yaitu nilai-nilai

yang diperoleh pada mata pelajaran yang ditempuh. Kemampuan anak didik

dalam menguasai pelajaran tersebut dapat dilihat dari hasil belajar, akan tetapi

(19)

4

hasil belajar banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Berdasarkan

kedua faktor tersebut maka kajian dalam penelitian ini dikhususkan pada

metode pembelajaran sebagai variable X (variabel bebas) dan minat belajar

siswa sebagai variabel Y (variabel terikat).

Metode pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode

pembelajaran terprogram. Menurut Rusman (2010: 44), pembelajaran yang

terprogram merupakan salah satu dari beberapa metode pembelajaran yang

disajikan oleh guru untuk mencapai suatu tujuan khusus dalam pembelajaran.

Pembelajaran terprogram biasanya dapat diterima baik oleh guru maupun oleh

siswa. Materi terprogram digunakan untuk menghasilkan peningkatan capaian

individu siswa pada semua tingkatan kemampuan siswa baik yang

berkemampuan tinggi, sedang maupun rendah.

Permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini

adalah masih rendahnya prestasi atau hasil belajar anak didik. Hal ini tentunya

tidak terlepas dari adanya berbagai faktor yang mempengaruhi pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar di dalam kelas antara lain tujuan, materi, sumber

belajar, metode, suasana kelas dan evaluasi belajar. Secara ideal prestasi anak

didik setelah mengikuti pendidikan melalui pembelajaran di dalam kelas

adalah memiliki hasil belajar yang optimal, sesuai dengan materi pelajaran

yang disampaikan oleh guru, baik dalam aspek kognitif, afektif maupun

psikomotoriknya.

Kenyataan serupa juga terjadi pada pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu,

(20)

5

pemberi pengetahuan bagi siswa, dan cara penyampaian pengetahuannya

cenderung masih didominasi dengan metode ceramah. Penggunaan metode

ceramah tersebut menyebabkan partisipasi siswa rendah, sehingga kemajuan

belajar, perhatian dan minat siswa tidak dapat dipantau dengan maksimal oleh

guru.

Kondisi ideal pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu seharusnya berorientasi

pada keterlibatan atau partisipasi aktif siswa di dalam kelas. Pembelajaran

tidak hanya terpusat pada guru tetapi memberikan kesempatan yang

seluas-luasnya kepada siswa untuk mengambil bagian dalam pelaksanaan

pembelajaran.

Berdasarkan kondisi ideal dan kondisi riil dalam pembelajaran IPS Terpadu

tersebut maka ditemukan adanya ketimpangan atau kesenjangan, sehingga

dapat dinyatakan adanya permasalahan dalam pembelajaran yang diterapkan

guru dengan metode ceramah. Pembelajaran dengan metode ceramah akan

menahan siswa dalam keadaan pasif, tidak merangsang siswa untuk

memecahkan masalah dan sulit untuk mengukur belajar siswa. Kelemahan

metode ceramah antara lain inefesiensi atau tidak efesien, artinya pendekatan

ini hanya sekedar memberi, sementara itu siswa hanya cenderung

mendengarkan dan terbatas untuk memberikan timbal balik (inaktif).

Berdasarkan hasil pra riset yang penulis lakukan pada SMP Negeri 23 Bandar

Lampung, maka diketahui bahwa data prestasi siswa kelas VII A - VII E pada

(21)

6

Tabel 1.1 Data Hasil Belajar IPS Terpadu pada SMP Negeri 23 Bandar Lampung

Berdasarkan data pada tabel di atas maka diketahui bahwa dari 58 siswa Kelas

VII A - VII E SMP Negeri 23 Bandar Lampung, hanya sebanyak 17 siswa

(29,31%) yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sebagian

besar siswa yaitu 41 siswa (70,69%) belum mencapai KKM atau belum

mencapai ketuntasam belajar yang ditetapkan yaitu di atas 6,5.

Belum tercapainya ketuntasan belajar atau masih rendahnya hasil belajar siswa

tersebut, diduga kuat akibat motivasi, minat dan aktivitas dalam proses

pembelajaran yang rendah, karena guru dalam pembelajaran tidak

menggunakan pembelajaran terprogram. Metode pembelajaran terprogram

dalam penelitian ini diduga berpengaruh terhadap minat belajar siswa.

Menurut Djamarah (2008: 166), minat belajar adalah suatu penerimaan akan

suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Seseorang

memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan

perhatian yang lebih besar terhadap subjek tertentu. Minat sebagai sesuatu

pemusatan perhatian yang tidak sengaja yang terlahir dengan penuh

(22)

7

tersebut menjelaskan bahwa minat merupakan pemusatan perhatian terhadap

pelajaran tertentu.

Penerapan pembelajaran terprogram diharapkan dapat diciptakan suatu proses

pembelajaran, yaitu siswa dapat belajar dengan mengingat informasi dari

suatu bahan bacaan, dan dapat membantu guru untuk mengaktifkan

kemampuan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran. Sehingga, siswa

dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran serta dapat mengaitkan materi pokok

yang sudah dipelajari dengan pengetahuan yang sudah dimiliki

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka penulis akan melakukan

penelitian yang berjudul: ”Pengaruh Metode Pembelajaran Terprogram dalam

Pembentukan Minat Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Bandar

Lampung”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah ada pengaruh

penerapan metode pembelajaran terprogram terhadap pembentukan minat

belajar siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Bandar Lampung?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui sejauh mana pengaruh penerapan metode pembelajaran

terprogram dalam pembentukan minat belajar siswa Kelas VII SMP Negeri 23

(23)

8

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan penjelasan secara ilmiah,

terperinci dan sistematis mengenai penerapan metode pembelajaran

terprogram untuk Mata Pelajaran IPS Terpadu terhadap minat belajar

siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Bandar Lampung

2. Secara praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lengkap

mengenai penerapan metode pembelajaran terprogram terhadap minat

belajar siswa, sehingga dapat berguna bagi pihak-pihak lain yang akan

melakukan penelitian dengan kajian mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi minat belajar siswa di masa-masa yang akan datang.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Objek Penelitian

Ruang lingkup objek penelitian ini adalah metode pembelajaran

terprogram dan minat belajar siswa.

2. Subjek Penelitian

Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa Kelas VII A sampai

dengan Kelas VII E SMP Negeri 23 Bandar Lampung yang berjumlah 120

(24)

9

3. Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah pada SMP Negeri 23 Bandar

Lampung

4. Waktu Penelitian

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Metode Pembelajaran Terprogram

1.1 Pengertian Metode Pembelajaran

Menurut Darwyn Syah (2007:133), bahwa metode pembelajaran merupakan

cara-cara yang digunakan guru untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada

siswa untuk mencapai tujuan. Dalam kegiatan mengajar makin tepat metode

yang digunakan maka makin efektif dan efisien kegiatan mengajar yang

dilakukan antara guru dan siswa pada akhirnya akan menunjang dan

mengantarkan keberhasilan belajar siswa dan keberhasilan mengajar yang

dilakukan oleh guru.

Metode pembelajaran berarti cara yang dilakukan dalam proses pembelajaran

sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal. Dalam pembelajaran terdapat

berbagai jenis metode pembelajaran. Masing-masing metode memiliki

kelebihan dan kelemahan. Guru dapat memilih metode yang dipandang tepat

dalam kegiatan pembelajarannya. penggunaan metode pembelajaran perolehan

pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubahan sikap dan perilaku dapat

terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang

(26)

11

Tujuan penggunan metode tersebut agar materi pelajaran yang diberikan guru

dapat diserap peserta didik dengan baik. Kedudukan metode pembelajaran

sebagaimana diungkapkan Djamarah (2008:82) adalah:

(1) Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik (motivasi belajar yang berasal

dari luar diri siswa).

(2) Metode sebagai strategi pembelajaran.

(3) Metode pembelajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Metode pembelajaran sebagai suatu ilmu yang mempelajari cara-cara untuk

melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari

pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu

kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan

pembelajaran tercapai. Agar tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan yang

telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari

beberapa metode pembelajaran.

Dalam suatu proses pembelajaran, dua unsur yang amat penting adalah

metode pembelajaran dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling

berkaitan. Pemilihan salah satu metode pembelajaran tertentu akan

mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada

beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain

tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai

setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk

karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu

(27)

12

turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan

diciptakan oleh guru.

1.2 Manfaat Metode Pembelajaran

Menurut Darwin Syah (2007:134), manfaat metode pembelajaran dapat

menciptakan terjadinya interaksi belajar mengajar yang baik, efektif dan

efisien. Karena dengan pemilihan metode pembelajaran yang baik dan tepat

guna serta tepat sasaran akan semakin menciptakan interaksi edukatif yang

semakin baik pula.

Kriteria pemilihan metode pembelajaran menurut Djamarah (2008:76),

mengemukakan lima macam faktor yang mempengaruhi penggunaan metode

pembelajaran:

(1) Tujuan yang bermacam-macam jenis dan fungsinya.

(2) Anak didik yang bermacam-macam tingkat kematangannya.

(3) Situasi yang bermacam-macam.

(4) Fasilitas yang bermacam-macam kualitas dan kuantitasnya.

(5) Pribadi guru serta kemampuan profesional yang berbeda-beda.

Kriteria yang paling utama dalam pemilihan metode pembelajaran bahwa

metode harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang

ingin dicapai. Contoh bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat

menghafalkan kata-kata tentunya metode ceramah. Jika tujuan atau

kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi kerja suatu benda yang nyata

(28)

13

terstruktur, maka metode proyek yang bisa digunakan. Disamping itu,

terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer),seperti

ketepat gunaan, keadaan peserta didik, dan mutu teknis.

1.3 Metode Pembelajaran Terprogram

Menurut Rusman (2010: 44), Pembelajaran yang terprogram merupakan salah

satu dari beberapa metode pembelajaran yang disajikan oleh guru untuk

mencapai suatu tujuan khusus dalam pembelajaran. Pembelajaran terprogram

biasanya dapat diterima baik oleh guru maupun oleh siswa. Materi terprogram

digunakan untuk menghasilkan peningkatan capaian individu siswa pada

semua tingkatan kemampuan siswa baik yang berkemampuan tinggi, sedang

maupun rendah.

Menurut Rusman (2010: 46), Ciri-ciri pembelajaran terprogram adalah:

1) Pembelajaran terprogram melibatkan penyajian materi yang terkontrol

dengan langkah-langkah pengurutan pelajaran yang direncanakan secara

cermat.

2) Siswa secara aktif dapat berpartisipasi dengan merespon pelajaran secara

terus- menerus.

3) Siswa dapat melihat apakah setiap responnya yang diberikannya betul atau

salah.

4) Setiap siswa mengalami kemajuan dengan sendiri-sendiri.

5) Material yang dilibatkan terlebih dahulu dirancang agar dapat digunakan

(29)

14

Keunggulan Metode Pembelajaran Terprogram menurut Etin Solihatin (2009:

32-33), adalah sebagai berikut:

1) Program dapat berjalan sendiri, sehingga memungkinkan bagi setiap siswa

untuk terus maju melalui urutan kerangka yang sesuai dengan kecepatan

siswa masing-masing.

2) Guru dibebaskan dari rutinitas dan penguasaan latihan tugas-tugas dalam

aktifitas kreatif dan interpersonal guru dengan siswanya.

3) Program dapat digunakan untuk mengajarkan berbagai keterampilan.

4) Materi terprogram adalah sangat efisien sehingga hal yang bertele-tele

harus dihilangkan, dan hanya informasi yang penting dalam mencapai

tujuan yang diutamakan.

5) Informasi yang disajikan diatur dan diurutkan secara individual.

6) Program berdasarkan pada teori-teori yang dapat diterima oleh para

pendidik dan para psikolog.

7) Penguasaan materi, siswa, suatu orientasi dan motivasi dapat mempelajari

secara bebas baik dalam setting pendidikan formal maupun non formal.

8) Guru tunggal dapat memantau dan membantu siswa secara individual yang

sedang mengerjakan berbagai program dalam beberapa waktu.

9) Belajar lebih berkualitas bagi semua siswa karena kemajuan secara

individu terkontrol dengan baik.

10) Kesalahan rata-rata relatif rendah karena sebahagian besar materi

terprogram adalah sebuah alat motivasional yang berguna khususnya bagi

(30)

15

Menurut Rusman (2010: 49-53), Materi yang terprogram dirancang secara

khusus untuk beberapa jenis pembelajaran dalam bentuk teks yang terprogram

atau program-program khusus yang digunakan dalam mesin-mesin mengajar.

Materi ini direncanakan dalam unit-unit yang disebut dengan

kerangka-kerangka. Setiap kerangka menyediakan sejumlah kecil informasi bagi siswa.

Informasi yang disajikan melalui serangkaian kerangka tadi berada dalam

sebuah urutan logika yang memandu siswa dari apa yang telah diketahuinya

kepada pengetahuan yang baru. Pada saat siswa yang sedang mempelajari

materi yang terprogram, mereka diharuskan berpartisipasi melalui pemberian

respon secara aktif pada setiap kerangka.

1. Jenis-jenis materi yang terprogram

Berdasarkan dari bagaimana respon-respon seorang siswa, maka program

dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok. Pertama program

membangun respon dan kedua program dalam beberapa pilihan respon.

Program yang pertama dibutuhkan oleh siswa oleh siswa untuk

menuliskan jawaban dalam belangko kosong yang diberikan dalam sebuah

lembaran kerja. Program yang kedua memberikan sejumlah respon dan

siswa diharuskan untuk memilih respon yang benar. Ada 4 jenis materi

yang terprogram yaitu.

(a) Program Linier

Pada program linier urutan kerangka untuk semua siswa. Informasi

program diatur untuk setiap siswa yang diproses sejak item pertama

sampai item terakhir. Setiap siswa harus menyelesaikan kolom

(31)

16

informasi yang diberikan dalam kerangka mempersiapkan sebuah

respon. Respon ini selanjutnya dibandingkan dengan jawaban yang

benar yang diberikan program. Siswa memproses kerangka selanjutnya

dan mengikuti seluruh prosedur dalam program

(b) Program Cabang

Apabila lebih dari satu urutan atau rangkaian kerangka yang

menjadikan sebuah program percabangan maka ini dikenal sebagai

instrinsik atau adaptif. Setiap siswa mengikuti urutan yang ditentukan

oleh responnya masing-masing. Apabila siswa menyajikan dan

merespon materi dengan benar maka ia dapat : 1. Disajikan informasi

tambahan lain yang mendalam, 2. Diijinkan untuk melompati beberapa

informasi, 3. Disajikan informasi yang terfokus pada topik berikutnya.

Respon yang benar dapat menuntun siswa untuk terfokus pada

informasi jawaban yang benar. Pada saat siswa belum merespon

dengan benar biasanya dipersilahkan untuk kembali pada kerangka

dasar dan membuat respon-respon lain.

(c) Program Kombinasi

Sebuah program sederhana mengkombinasikan ciri-ciri urutan

program linier atau bercabang. Salah satu bagian dari program

kombinasi dibuat berdasarkan urutan kerangka identik bagi semua

siswa, sedangkan salah satu atau bagian program tambahan dibuat dari

kerangka melalui pengurutan siswa yang ditentukan oleh respon siswa

(32)

17

(d) Program Matetik Matetik merupakan sebuah jenis program yang relatif

baru. Formatnya adalah ketika kerangka digunakan harus dapa

menyerupai sebuah program percabangan. Latihan-latihan dilibatkan

sedapat mungkin dapat dilompati seluruhnya oleh siswa yang

betul-betul pintar tetapi mungkin juga dilengkapi melalui kebutuhan

informasi lebih lanjut. Corak utama dari jenis ini merupakan derajat

dari tugas simulasi yang digunakan. Para pendukung program jenis ini

meyakini bahwa ketika beberapa simulasi digunakan maka transfer

belajar telah terjadi. Beberapa program matetik biasanya diisi dengan

diagram atau gambar dalam berbagai variasi langkah penyelesaian.

Menurut konsep matetik respon aktif dibutuhkan siswa seperti

menyelesaikan sebuah diagram secara lengkap yang merangsang

capaian dari tugas yang dipelajari siswa.

2. Metode dalam Menyajikan Pembelajaran Terprogram

Informasi tentang pembelajaran yang terprogram dapat disajikan pada

siswa melalui sebuah teks yang terprogram atau beberapa jenis mesin

mengajar. Teks yang terprogram merupakan metode yang paling umum

digunakan.

(a) Teks Terprogram

Teks ini tidak diberikan dengan menggunakan alat-alat tambahan

dalam menyajikan informasi. Sebuah program linier mungkin berada

pada sebuah format horizontal atau vertikal sedangkan format

campuran digunakan dalam program cabang. Dalam format horizontal

(33)

18

respon yang benar atas pertanyaan dalam kerangka itu berada pada

halaman yang lain. Siswa mempelajari kerangka dengan membuat

respon yang dibutuhkan dan kembali ke halaman pertama untuk

mendapatkan respon yang benar, dan berkemungkinan juga berlaku

pada kerangka selanjutnya.

Format vertikal digunakan, pada sebuah program linier, kerangka

berada pada urutan akhir halaman. Rancangan ini mangharuskan siswa

menyelesaikan seluruh materi kerangka dibacanya dengan sebuah

tameng, jika jawaban benar dicetak disamping atau setelah kerangka

dibaca. Rancangan ini tidak melibatkan pemutaran halaman secara

konstan yang dibutuhkan adalah format horizontal yang

memungkinkan peninjauan kembali kerangka sebelumnya. Hal yang

lebih khusus dari jenis dari teks terprogram adalah teks campuran yang

digunakan untuk menyajikan program percabangan yang

menggunakan berbagai pilihan pertanyaan. Kerangka dalam teks

campuran, tidak disajikan dalam urutan tetapi dalam bentuk sebaran

yang menyeluruh. Setiap siswa memulai dengan kerangka awal dan

membuat responnya. Respon ini menentukan kerangka selanjutnya

yang akan dipelajari. Jika respon benar yang diberikan oleh siswa

maka siswa akan dipandu pada kerangka dengan informasi tambahan

ataupun informasi yang baru. Ketika sebuah respon yang benar

diberikan belum mampu diserap maka siswa akan dipandu untuk

(34)

19

(b) Mesin Mengajar

Metode lain dari penyajian pembelajaran yang terprogram dan yang

dapat membantu untuk memberdayakan teks terprogram adalah

dengan menggunakan mesin mengajar. Sebuah mesin mengajar

merupakan sebuah alat atau sistem yang mekanis, elektrik, atau

elektronik dengan beberapa persyaratan yaitu : 1. Memungkinkan

informasi untuk disajikan dalam urutan yang logis dan teratur, 2.

Membutuhkan catatan untuk merespon siswa, 3. Menyajikan umpan

balik dengan segera melalui pengidikasian respon yang benar. Mesin

mengajar sesungguhnya bukan mengajar. Mengajar tergantung pada

materi pembelajaran yang disajikan oleh mesin tersebut. Ada beberapa

jenis mesin mengajar yang sederhana yaitu menggunakan materi

mimeograph sampai dengan komputer elektronik yang membutuhkan

sistem program yang lengkap. Mesin mengajar biasanya disediakan

untuk program linier dalam membangun respon. Inovasi terbaru mesin

mengajar adalah mesin audio visual dan komputer. Mesin ini sudah

sangat sukses dalam mempersiapkan para pendidik yang akan

mengembangkan studi yang tergantung pada materi yang dipakai

siswa.

Pembelajaran terprogram seharusnya digunakan di dalam kelas sebagai

metode yang efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan belajar. Dalam

menentukan metode pembelajaran yang mana yang paling efektif, maka

(35)

20

atau unit, materi pelajaran yang dibahas, waktu yang tersedia dan biaya

yang dipertimbangkan dari berbagai jenis metode pembelajaran.

Hal ini bukanlah sebuah keputusan yang mudah. Ini dapat

didemonstrasikan dalam pembelajaran yang terprogram yang dapat

digunakan pada sebahagian besar materi pengajaran. Siswa juga dapat

diajarkan informasi yang bersifat kognitif seperti defenisi begitu pula

dengan keterampilan psikomotor seperti penggunaan berbagai alat-alat

tukang. Bagaimanapun pembelajaran yang terprogram akan sangat efektif

jika digunakan pengajaran materi kognitif dan afektif.

Materi terprogram biasanya digunakan pada setting pendidikan formal

seperti di dalam kelas dan di laboratorium atau dapat juga di dalam setting

informal seperti di rumah siswa. Pada setting formal, pembelajaran

terprogram dapat digunakan sebagai dasar metode belajar atau dapat juga

digunakan dengan metode pembelajaran yang lain seperti diskusi dan

demonstrasi. Penggunaan materi terprogram memungkinkan kita untuk

mengganti pemberian salah satu materi dalam panduan, menganalisa hasil

belajar siswa.

Siswa dalam setting formal biasanya mempunyai seorang guru yang

bersedia untuk membantu siswa dalam meninjau ulang materi pelajaran

yang telah selesai diajarkan atau mempersiapkan materi yang akan

diajarkan. Materi terprogram dapat menjadi “tutor” privat dalam meninjau

ulang tujuan atau memperkenalkan mata pelajaran penting dalam sebuah

(36)

tugas-21

tugas bagi siswa yang membutuhkan bantuan ekstra bagi yang

pemahamannya lambat atau untuk mengakselerasikan siswa yang

berkualitas tinggi bagi yang pemahamannya cepat.

2. Minat Belajar

2.1 Pengertian Minat Belajar

Minat belajar adalah suatu penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri

dengan sesuatu diluar diri. Seseorang memiliki minat terhadap subjek tertentu

cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tertentu

(Djamarah, 2008: 166). Seseorang yang berminat terhadap aktivitas akan

memperhatikan aktivitas itu secara Konsisten dengan rasa senang.

Menurut Agus Sujanto (2004:92), minat merupakan bagian dari perubahan afektif

yaitu suatu pemusatan perhatian yang tidak sengaja yang terlahir dengan penuh

kemauannya dan tergantung dari bakat dan lingkungannya. Pernyataan tersebut

menjelaskan bahwa minat merupakan pemusatan perhatian.

Minat belajar adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan

yang besar terhadap sesuatu yang ingin dicapai, (Syah, 2006: 84). Ada beberapa

cara untuk meningkatkan minat belajar siswa, cara tersebut antara lain adalah

sebagai berikut (Sardiman, 2007:102):

(1) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan

(2) Menghubungkan degnan persoalan pengalaman yang lampau

(3) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik

(37)

22

Seorang siswa harus memiliki minat belajar yang besar agar dapat menghasilkan

prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang rendah akan menghasilkan

prestasi yang rendah. Menurut Djaali (2007:121), minat adalah rasa lebih suka

dan rasa keterikatan pada sesuatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.

Pernyataan tersebut mengidentifikasikan bahwa orang yang berminat memiliki

beberapa hal sebagai berikut:

1) Rasa Tertarik

Rasa tertarik menurut Slameto (2010:57) adalah wujud dari rasa senang pada

sesuatu. Hal ini berkaitan dengan minat sebagai kecenderungan yang tetap

untuk memperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang. Beberapa

pendapat diatas menunjukkan adanya unsur perasaan senang yang menyertai

minat seseorang. Melihat beberapa pendapat dari para ahli diatas, dapat

diketahui ciri-ciri adanya minat pada seseorang dari beberapa hal, antara lain:

adanya perasaan senang, adanya perhatian, adanya aktivitas yang merupakan

akibat dari rasa senang dan perhatian.

2) Rasa Senang

Menurut Ahmadi (1991:36), rasa senang adalah peryataan jiwa yang sedikit

banyak bersifat subyektif dalam merasakan senang atau suka terhadap suatu

hal, objek atau keadaan tertentu. Menurut Suryabrata (2002:66), gejala psikis

yang bersifat subyektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala

mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai

taraf. Penilaian subjek terhadap sesuatu objek membentuk perasaan subjek

(38)

23

fungsi mengenai, artinya perasaan dapat timbul karena mengamati,

menanggapi, membayangkan, mengingat atau memikirkan sesuatu.

3) Perhatian

Menurut Suryabrata (2002:14), perhatian adalah pemusatan tenaga psikis

tertuju kepada suatu obyek atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai

sesuatu aktivitas yang dilakukan. Menurut Baharudin (2009:178), bahwa

perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas

individu yang ditujukan kepada suatu sekumpulan objek. Dari beberapa

pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa perhatian merupakan pemusatan

yang ditujukan kepada suatu objek.

4) Aktivitas

Menurut Ali (1996:26), aktivitas adalah keaktifan atau kegiatan. Aktivitas

yang dimaksud adalah keaktifan atau partisipasi langsung dalam suatu

kegiatan. Pendapat ini didukung oleh Suryabrata (2002:72), bahwa aktivitas

adalah banyak sedikitnya orang menyatakan diri, menjelmakan perasaan dan

pikiran-pikirannya dalam tindakan yang spontan. Sesuai dengan beberapa

pendapat diatas, aktivitas merupakan perilaku yang aktif dalam melakukan

tindakan yang merupakan penjelmaan dari perasaan.

2.2 Pentingnya Peningkatan Minat Belajar Siswa

Menurut Dalyono (2001:56-57), minat dapat timbul karena daya tarik dari luar

dan juga datang dari sanubari. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan

modal yang besar artinya untuk mencapai/memperoleh benda atau tujuan yang

(39)

24

Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi.

Menurut Djamarah (2008:167), bahwa minat besar pengaruhnya terhadap

aktivitas belajar. Anak didik yang berminat terhadap suatu mata pelajaran

akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik

baginya. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Minat

merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan kegairahan

belajaran anak didik dalam kurun waktu tertentu. Melihat dari pendapat diatas,

maka minat penting untuk ditingkatkan karena mempermudah proses belajar

siswa dan untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Menurut Muhibin Syah (2002:129), bahwa minat dapat mempengaruhi

kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu. Guru

seyogyanya membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang

terkandung dalam bidang studinya dengan cara yang kurang lebih sama

dengan membangun sikap positif. Menurut Winkel (2004:30), perasaan

senang akan menimbulkan minat pula, yang diperkuat lagi oleh sikap yang

positif. Diantara kedua hal tersebut timbul lebih dahulu sukar ditentukan

secara pasti. Pada umumnya berlaku urutan psikologis sebagai berikut:

Gambar 1. Skema Munculnya Minat

(Sumber: Winkel, 2004: 30).

Perasaan tidak senang menghambat dalam belajar, karena tidak melahirkan

sikap yang positif dan tidak menunjang minat dalam belajar. Menurut Perasaan Senang

(40)

25

Dalyono (2001:56-57), bahwa minat dapat timbul karena daya tarik dari luar

dan juga datang dari hati sanubari. Pendapat-pendapat diatas menunjukkan

bahwa minat dapat ditingkatkan dengan daya tarik dari luar, perasaan senang,

dan sikap yang positif yang akan dapat meningkatkan kualitas pencapaian

hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu.

2.3 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Minat Belajar

1) Faktor Lingkungan

Menurut Sulhan (2006: 21), lingkungan adalah suatu norma, harapan, dan

kepercayaan dari personil-personil yang terlibat dalam organisasi tempat

belajar, yang dapat memberikan dorongan untuk bertindak dan mengarahkan

pada prestasi siswa yang tinggi. Lingkungan merupakan bagian dari

kehidupan anak didik. Di dalam lingkunganlah seorang anak didik saling

berinteraksi antara lingkungan biotik dan abiotik. Selama hidup, anak didik

tidak bisa menghindarkan diri dari 2 aspek yang mempunyai pengaruh

signifikan terhadap belajar anak didik, yaitu (Djamarah, 2008:166):

(a) Lingkungan alami atau lingkungan hidup, merupakan lingkungan tempat

tinggal anak didik, hidup dan berusaha didalamnya.

(b) Lingkungan sosial, merupakan suatu hidup dalam kebersamaan dan

saling membutuhkan antara sutu dengan lainnya.

Menurut Ginting (2005:61), lingkungan merupakan pusat pembelajaran yang

bermakna dan sebagai proses sosialisasi dan pembudayaan kemampuan, serta

(41)

26

2) Faktor Instrumental

Faktor instrumental dari beberapa bagian yaitu (Djamarah, 2008:166):

(a) Kurikulum

Kurikulum adalah sebuah rencana pembelajaran (a plan for learning) yang

merupakan unsur dalam substansial dalam pendidikan.

(b) Program

Setiap sekolah memiliki program pendidikan yang disusun untuk

dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan

tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang.

Program pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia,

baik tenaga, finansial, dan sarana prasarana.

(c) Sarana dan fasilitas

Misalnya, gedung sekolah yang memiliki ruang kelas, ruang kepala

sekolah, ruang dewan guru, perpustakaan, laboratorium dan semua yang

bertujuan untuk memberikan kemudahan pelayanan anak didik.

(d) Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang menarik disajikan guru dalam pembelajaran di

dalam kelas akan berkaitan dengan tumbuhnya minat siswa dalam

pembelajaran tersebut

B. Kerangka Pikir

Metode pembelajaran terprogram merupakan salah satu dari beberapa metode

pembelajaran yang disajikan oleh guru untuk mencapai suatu tujuan khusus

(42)

27

oleh guru maupun oleh siswa. Materi terprogram digunakan untuk

menghasilkan peningkatan capaian individu siswa pada semua tingkatan

kemampuan siswa baik yang berkemampuan tinggi, sedang maupun rendah.

Metode pembelajaran terprogram dalam penelitian ini diduga berpengaruh

terhadap minat belajar siswa. Minat pada dasarnya merupakan kecenderungan

yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan

yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa

senang. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran

yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan

sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk

belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran

yang menarik minat siswa, lebih mudah dihafalkan dan disimpan, karena

minat menambah kegiatan belajar.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan

penerapan metode pembelajaran terprogram dalam pembentukan minat belajar

siswa Kelas VII A sampai dengan Kelas VII E SMP Negeri 23 Bandar

(43)

28

Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Ho : Penerapan metode pembelajaran terprogram dalam mata Pelajaran IPS

Terpadu tidak berpengaruh signifikan terhadap minat belajar siswa Kelas

VII A sampai dengan Kelas VII E SMP Negeri 23 Bandar Lampung

Ha : Penerapan metode pembelajaran terprogram dalam mata Pelajaran IPS

Terpadu berpengaruh signifikan terhadap minat belajar siswa Kelas VII

A sampai dengan Kelas VII E SMP Negeri 23 Bandar Lampung

(44)

29

Hipotesis akhir (Ha) diterima berarti Hipotesis awal (Ho) ditolak. Berarti ada

pengaruh signifikan penerapan metode pembelajaran terprogram pada mata

Pelajaran IPS dalam pembentukan minat belajar siswa Kelas VIIA SMP Negeri

(45)

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono,

(2009: 6), penelitian eksperimen (experimental research) adalah kegiatan

penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan/tindakan/

treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang

ada-tidaknya pengaruh tindakan itu. Test yang diberikan kepada siswa adalah test

akhir (post test) untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode pembelajaran

terprogram untuk mata Pelajaran IPS Terpadu Terhadap Minat Belajar Siswa

Kelas VII SMP Negeri 23 Bandar Lampung.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Singarimbun dan Effendi (2002: 108), populasi adalah jumlah

keseluruhan unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Berdasarkan definisi

tersebut, maka populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas VII A sampai

dengan VII E SMP Negeri 23 Bandar Lampung yang berjumlah 120 siswa.

(46)

31

Sumber: SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun 2015

2. Sampel

Penelitian ini menggunakan sampel populasi (total sampling), yaitu seluruh

anggota populasi tersebut dijadikan sebagai sampel penelitian. Dengan demikian

maka sampel penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas VII A sampai dengan VII

E SMP Negeri 23 Bandar Lampung yang berjumlah 120 siswa.

Alasan penulis menggunakan total sampling adalah karena seluruh siswa Kelas

VII A sampai dengan VII E di SMP Negeri 23 Bandar Lampung telah

mendapatkan pembelajaran IPS Terpadu dengan menggunakan metode

pembelajaran terprogram, sehingga penulis akan mengetahui minat belajar seluruh

siswa tersebut setelah dilaksanakannya pembelajaran terprogram, sehingga

penelitian ini menjadi lebih komprehensif dibandingkan dengan hanya meneliti

beberapa perwakilan siswa.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah hal atau sesuatu yang menjadi perhatian suatu

penelitian. Menurut Arikunto (2006:116) variabel penelitian merupakan objek

penelitian yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel penelitian ini

(47)

32

a). Variabel bebas (independent variable) pada penelitian ini adalah

Pembelajaran Terprogram (X)

b) Variabel terikat (dependent variable) pada penelitian ini adalah minat belajar

siswa SMP Negeri 23 Bandar Lampung (Y)

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2006: 126-127), beberapa teknik pengumpulan data adalah

sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan

pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau

mengamati individu atau kelompok secara langsung. Teknik ini digunakan

untuk memperoleh data lapangan tentang pelaksanaan metode pembelajaran

terprogram, dengan cara turun secara langsung ke lokasi penelitian.

2. Angket

Angket adalah suatu alat pengumpulan data yang berisi daftar pertanyaan

secara tertulis yang ditujukan kepada subjek/responden penelitian untuk

mendapatkan data tentang minat belajar siswa.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan

catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti,

sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan

perkiraan. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan

(48)

33

E. Uji Persyaratan Instrumen

Sebelum angket disebarkan kepada responden penelitian, terlebih dahulu diadakan

uji coba angket untuk mengetahui validitas dan reliabilitas setiap item atau butir

pertanyaan yang diajukan.

1. Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan atau ketepatan

suatu instrumen, yang diukur dengan menggunakan rumus Korelasi Product

Moment, dengan maksud untuk memperoleh nilai r hitung (rh) sebagai nilai uji

validitas yang akan dibandingkan dengan nilai r table (rt). Kriteria pengujian,

apabila rh > rt dengan taraf signifikan 0,05 maka alat ukur dikatakan valid dan

sebaliknya (Riduwan, 2004: 112).

2.Reliabilitas

Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan bahwa instrumen penelitian

memiliki tingkat kepercayaan dan dapat dihandalkan, yang diukur dengan

menggunakan rumus Alpha sebagai berikut:

Selanjutnya untuk menginterpretasikan besarnya nilai reliabilitas angket

(49)

34

0,800 – 1,000 = Reliabilitas Sangat tinggi

0,600 – 0,799 = Reliabilitas Tinggi

0,400 – 0,599 = Reliabilitas Cukup

0,200 – 0,399 = Reliabilitas Rendah

0,000 – 0,199 = Reliabilitas Sangat rendah

Kriteria pengujian apabila rh<rt pada taraf signifikan 0,05 maka angket sebagai

instrumen memenuhi syarat reliabel dan sebaliknya (Riduwan, 2004: 116 ).

F. Uji Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan uji kolmogrov Smirnov. Dalam uji ini Smirnov

diasumsikan bahwa distribusi variabel yang sedang diuji mempunyai sebaran

kontinyu. Syarat hipotesis yang digunakan yaitu :

Ho : Distribusi variabel mengikuti distribusi normal

Ha : Distribusi variabel tidak mengikuti distribusi normal

Rumus yang digunakan: D = max │Fo (Xi) – Sn (Xi)│; i = 1,2,3...

Keterangan:

Fo (Xi) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif dari distribusi teoritis dalam

kondisi Ho.

Sn (Si) = Distribusi frekuensi kumulatif dari pengamatan sebanyak n.

Kriteria pengujiannya yaitu dengan cara membandingkan nilai D terhadap nilai D

pada tabel Kolmogrov Smirnov dengan taraf nyata α maka aturan pengambilan

keputusan dalam uji ini adalah jika :

(50)

35

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan hipotesis sebagai

berikut:

Ho : Data berasal dari populasi berdistribusi normal.

Ha : Data berasal dari populasi yang tidak bedistribusi normal.

Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Tolak Ho apabila nilai probabilitas (sig) < 0,05 berarti sampel berdistribusi

tidak normal.

b. Terima Ha apabila nilai probabilitas (sig) > 0,05 berarti sampel berdistribusi

normal.

2. Uji Homogenitas

Uji ini merupakan untuk menguji apakah data sampel yang diambil dari populasi

itu bervariasi homogen ataukah tidak. Uji dilakukan dengan uji F lavene Test

dengan Rumusan Hipotesis:

Ho : Varians populasi adalah tidak homogen

Ha : Varians populasi adalah homogen

Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Jika probabilitas (Sig.) ≤ 0.05 maka Ho diterima berarti varian populasi

homogen

b. Jika probabilitas (Sig.) > 0.05 maka Ho ditolak berarti varian populasi tidak

homogen

(51)

36

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisis data kuantitatif untuk

menguji hipotesis ada tidaknya pengaruh yang signifikan metode pembelajaran

terprogram terhadap minat belajar dengan menggunakan rumus uji t (t-student)

pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan derajat kebebasan df = (n-k-1).

Kriteria pengujiannya adalah:

1. Ho ditolak dan Ha diterima, jika t hitung> t tabel; -t hitung <- t tabel

2. Ha diterima dan Ha ditolak, jika t hitung < t tabel; -t hitung > - t tabel

H. UJI HIPOTESIS

Jika Ho ditolak, berarti peubah bebas yang diuji berpengaruh nyata

terhadap peubah terikat. Jika Ho diterima berarti peubah bebas yang diuji

(52)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dengan caranya menyebarkan kuisioner penelitian

pada 120 siswa Kelas VII A sampai dengan VII E pada SMP Negeri 23 Bandar

Lampung maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran terprogram berpengaruh

secara positif dan signifikan terhadap minat belajar pada mata pelajaran IPS

Terpadu dengan nilai uji thitung > ttabel yaitu 12.316> 1.658. Artinya metode

pembelajaran terprogram merupakan suatu cara yang harus dilakukan dalam

proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal, sehingga

apabila kualitas pembelajaran terprogram ditingkatkan maka minat belajar siswa

pada mata pelajaran IPS Terpadu juga akan mengalami peningkatan.

B. Saran

Beberapa saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Disarankan kepada guru dalam proses pembelajaran terprogram untuk

menggunakan waktu seefisien mungkin dalam melaksanakan tahap-tahap

pembelajaran IPS Terpadu, sehingga minat belajar dan hasil belajar dapat

(53)

65

2. Kepala SMP Negeri 23 Bandar Lampung disarankan untuk meningkatkan

pembinaan kepada guru untuk secara lebih kreatif dan inovatif dalam

menerapkan metode pembelajaran kepada siswa. Hal ini penting dilakukan

untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa menjadi lebih

optimal, tidak hanya pada mata pelajaran IPS Terpadu, tetapi juga pada mata

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu.1991. Psikologi Umum. Bandung Mandar Maju.

Ali, Mohammad. 1996. Pembelajaran dan Implementasi Kurikulum Prenada

Media. Jakarta.

Baharudin, 2009. Perkembangan Belajar. Binacipta. Jakarta.

Dalyono, M .2001 Psikologi Pendidikan. Jakarta PT. Rineka Cipta.

Daryanto, 1999.Dasar-Dasar Pendidikan. Studia Press. Jakarta

Darwyn Syah. 2007 Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan. Gaung Persada

Press. Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

---. 2008. Psikologi Belajar. Rineka Cipta, Jakarta

Djaali, 2007. Psikologi Pendidikan.Jakarta PT.Bumi Aksara.

Ginting, Anthony. 2005. Pengantar Ilmu Pendidikan, Bina Aksara. Jakarta.

Muhibbin Syah.2006. Psikologi Pendidikan Dalam Pendekatan Baru..Remaja

Rosdakarya.Bandung.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung Sinar Baru

Algensindo.

Nasib Sulhan. 2006. Pembangunan Karakter Pada Anak Manajemen

Pembelajaran Guru Menuju Sekolah Efektif, Surabaya SIC.

Pudyo, Hamdan. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Riduwan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Alfabeta. Bandung.

Rusman, Mohammad. 2010. Metode dan Strategi Pembelajaran Efektif. Pustaka

Setia. Semarang.

(55)

Sardiman. A.M. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 2002. Metode Penelitian Survey. Edisi

Revisi. LP3ES. Jakarta

Slameto.2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta.

Jakarta.

Solihatin, Etin. 2009. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS.

Bumi Aksara. Jakarta.

Sujanto, Agus. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Suryabrata, Sumadi. 2002. Pengantar Ilmu Pendidikan. Rajagrafindo. Jakarta

Sugiyono,2009. Statistik Untuk Penelitian. Bandung Alfabeta.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Gambar

Tabel 1.1 Data Hasil Belajar IPS Terpadu pada SMP Negeri 23 Bandar
Gambar 1. Skema Munculnya Minat
Gambar 2Kerangka Pikir Penelitian
Tabel 3.1 Populasi Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian tentang pengaruh penggunaan metode diskusi, media pembelajaran , dan lingkungan terhadap hasil belajar siswa kelas VII mata pelajaran IPS Terpadu pada

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan model SAVI dalam pembelajaran tari Bedana pada kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 10

Maka dapat disimpulkan bahwa Pengaruh Metode Kerja kelompok terhadap Minat Belajar siswa Kelas VII-1 SMP Negeri 22 Medan terdapat pengaruh yang kuat atau tinggi...

(3) Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penerapan pendekatan tutorial terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 26 Makassar. Jenis penelitian ini adalah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran menggunakan pendekatan SETS dapat meningkatkan minat belajar peserta didik kelas VII A SMP Negeri 3

Berdasarkan distribusi frekuensi yang didapatkan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa minat siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Tempel terhadap pembelajaran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat baca siswa kelas VII SMP Negeri 7 Padang memberikan kontribusi yang signifikan terhadap keterampilan menulis teks deskripsi yaitu

Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian yang berjudul “Pengembangan Vlog Matematika pada Materi Himpunan untuk Meningkatkan Minat Belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bajo” ini