ABSTRAK
PENGGUNAAN BOLA BASKET MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN KETERAMPILAN CHEST PASS PADA SISWA KELAS IV
SD AL AZHAR 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012-2013
Oleh
FRISTIANA DIANSASI ANGGRAINI
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran bola modifikasi dan perbedaan hasil belajar dengan bola yang sebenarnya, terhadap pengembangan gerak dasar keterampilan chest pass bola basket.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen yaitu suatu penelitian yang selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan, dengan populasi dalam penelitian ini berjumlah 120 siswa, dan sampel sebanyak 24 orang siswa (20% dari populasi) yang terdiri dari 12 putra dan12 putri. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes keterampilan chest pass, tes ini dimaksudkan untuk mengukur keterampilan chest pass siswa.
Hasil analisis diperoleh nilai t hitung = 63,71 dengan nilai t tabel = 2,201 pada taraf
signifikan 0,05 dan taraf kepercayaan 95%. Karena nilai thitung > t tabel maka tolak
Ho,
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh penggunaan bola basket modifikasi terhadap pengembangan keterampilan chest pass bola basket pada siswa kelas IV SD Al Azhar 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
xi
C. Lapangan, Waktu, dan Jumlah Pemain Bola Basket... 14
D. Keterampilan ... 16
E. Modifikasi ... 18
F. Kerangka Pikir ... 20
G. Hipotesis ... 20
III.METODOLOGI PENELITIAN ... 22
A. Metode Penelitian... 22
B. Variabel Penelitian ... 22
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 23
xii
B. Pembahasan ... 39
V. SIMPULAN DAN SARAN……….. 41 A. Simpulan ... 41
B. Saran ... 41
DAFTAR PUSTAKA ... 43
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang berlangsung
seumur hidup, menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional terdapat tujuan pendidikan nasional yaitu dikutip oleh Hasan
(2007) ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif dan mandiri. Era globalisasi menuntut penyelenggaraan pendidikan yang
demokratis dan akuntabel untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional sehingga
dapat bersaing dengan mutu pendidikan negara-negara maju. Salah satu cara agar
tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu hidup sehat jasmani dan rohani, seperti
semboyan olahraga men sana in corpore sano yang berarti dalam tubuh yang sehat
terdapat jiwa yang sehat, jadi apabila tubuh dalam keadaan sehat maka peserta didik
dapat melakukan pembelajaran dengan baik, sehingga dapat mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara
keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesegaran jasmani,
stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan
lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang
direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas
jasmani yang dikelola secara sistematis, dipilih sesuai karakteristik peserta didik,
tingkat kematangan, kemampuan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
sehingga mampu meningkatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Salah satu
tujuan pendidikan jasmani adalah meningkatkan keterampilan gerak dasar dalam
berbagai cabang olahraga sedangkan tujuan utama pendidikan olahraga adalah
sosialisasi ke dalam cabang olahraga tertentu sehingga siswa mampu berpartisipasi,
berprestasi dan menikmati kegiatan olahraga. Pembagian olahraga ditinjau dari
fungsinya ada empat yaitu (1) olahraga untuk rekreasi, (2) olahraga untuk pendidikan,
(3) olahraga untuk prestasi, (4) olahraga untuk kesegaran jasmani. Olahraga prestasi
lebih menekankan pada peningkatan prestasi seorang atlet pada kecabangan olahraga
tertentu yang tidak terlepas dari faktor bakat dan tempat latihan (lingkungan).
Kemampuan prestasi seorang atlet di pengaruhi oleh dua faktor yaitu (1) Faktor
internal yaitu faktor yang ditentukan oleh keadaan yang ada dalam dirinya seperti
minat, keinginan untuk berprestasi, keuletan, ketekunan dalam menghadapi
berbagai tantangan yang mungkin timbul, serta adanya motivasi, (2) faktor
eksternal yaitu faktor yang berada diluar dan di tentukan oleh keadaan lingkungannya
seperti lingkungan fisik, lingkungan tempat latihan, lingkungan keluarga, dan
lingkungan sekolah, apabila kedua faktor tersebut dimiliki oleh anak tidaklah sulit
bagi seorang anak untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani secara maksimal.
program, yaitu 1) program kurikuler, yang lebih menekankan pada perbaikan
gerak dasar dan pengenalan keterampilan dasar cabang-cabang olahraga,
2) program ekstrakurikuler, diperuntukkan bagi peserta didik yang ingin
mengembangkan bakat dan kegemarannya dalam cabang olahraga.
Materi Pendidikan Jasmani yang dipelajari dalam setiap jenjang pendidikan
mencakup tentang pengalaman mempraktikkan keterampilan dasar permainan dan
olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri/senam, aktivitas rikmik, aquatic
(aktivitas air), dan pendidikan luar kelas (outdoor). Materi-materi Pendidikan
Jasmani tersebut dirangkai dalam upaya pembinaan mutu dan sumber daya
manusia Indonesia seutuhnya, seperti pada cabang olahraga permainan, aquatic,
beladiri, dan aktivitas ritmik. Contoh olahraga permainan adalah bola basket,
sepak bola, bola voli, kasti, dan softball.
Permainan bola basket merupakan salah satu pengalaman keterampilan dasar yang
harus dikuasai siswa dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, permainan bola
basket merupakan permainan yang bersifat kelompok yang tidak dapat dilakukan
sendirian, bola basket merupakan salah satu olahraga yang terkenal di dunia.
Permainan ini menarik minat berbagai kelompok umur, berbagai tingkat
pendidikan seperti siswa SD, SMP, dan SMA, baik siswa laki-laki maupun
perempuan gemar memainkan olahraga ini yang dilakukan di dalam atau
di luar ruangan sebagai olahraga rekreasi dan juga sebagai ajang persaingan.
Permainan bola basket sangat diminati siswa, namun tidak mudah untuk
dilakukan, sebab siswa dituntut untuk bisa melakukan dribble, chest pass, agar
dalam lapangan yang terjadi pada siswa kelas IV SD Al Azhar 2 Bandar Lampung
sering kali siswa mengalami kesulitan saat melakukan chest pass, sasaran yang
tidak tepat membuat siswa sulit menangkap bola, hal ini terjadi disebabkan oleh
kurang terampilnya siswa, keterbatasan alat serta alokasi waktu yang kurang
membuat siswa hanya mengenalnya saja namun sulit untuk mempraktikkannya,
dan bola yang digunakan untuk pembelajaran tidak sesuai dengan standar ukuran
bola yang digunakan siswa SD Al Azhar 2 Bandar Lampung yaitu menggunakan
bola dengan berat 600 gram, sedangkan seharusnya siswa SD menggunakan bola
yang beratnya 460-510 gram.
Permainan bola basket sudah sangat berkembang dan digemari sejak pertama kali
diperkenalkan oleh James Naismith, salah satu perkembangannya adalah
diciptakannya gerakan slam dunk atau menembak, yaitu gerakan untuk
memasukkan bola basket langsung ke dalam keranjang yang bisa dilakukan
dengan gerakan akrobatik yang berkekuatan maksimal. Namun perlu diperhatikan
pula dalam pertandingan dan pembelajaran pendidikan jasmani diharapkan siswa
mampu melakukan teknik dasar bola basket seperti chest pass. Chest pass
merupakan salah satu teknik mengoper yang mengarah pada dada.
Berdasarkan pengamatan peneliti di SD Al Azhar 2 Bandar Lampung masih
mengalami kesulitan apabila melakukan chest pass, antara lain disebabkan pada
saat melakukan chest pass tidak tepat didada dan tidak sesuainya standar ukuran
bola yang digunakan untuk siswa kelas IV, sehingga bola tidak tepat pada
sasaran, bahkan saat peneliti melakukan observasi di SD Al-Azhar 2 tersebut
ini sangat fatal kesalahannya, sebab ciri khas teknik chest pass ini adalah dengan
sasaran dada, jadi secara tidak langsung sasarannya adalah dada, tepat dan lurus
didada teman satu teamnya. Kurangnya pemahaman tentang teknik chest pass
merupakan faktor sulitnya melakukan teknik tersebut dengan tepat, dan ukuran
bola yang tidak sesuai dengan standar bola untuk siswa kelas IV SD, hal ini
merupakan faktor penyebab kurang maksimalnya keterampilan chest pass bola
basket, karena pada saat pembelajaran siswa/siswi hanya bergantian untuk
melakukan chest pass, sehingga waktu yang digunakan tidak efisien. Berkaitan
dengan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, untuk itulah saya sebagai
peneliti mencari cara untuk memecahkan masalah dengan tepat sebagai strategi
guru dalam menyelasaikan masalah dengan memodifikasi model pembelajaran
bola basket dalam proses belajar tersebut, sehingga dapat menjawab masalah yang
belum terpecahkan oleh guru di sekolah. Melalui model pembelajaran bola basket
yang dimodifikasi yang diterapkan oleh peneliti nanti dalam usaha pengembangan
keterampilan chest pass dapat berhasil dengan baik. Dilihat dari hasil pengamatan
yang dilakukan oleh peneliti di SD Al Azhar 2 Bandar Lampung, kurang
terampilnya melakukan chest pass disebabkan oleh terbatasnya alat belajar dan
tidak sesuainya ukuran bola yang digunakan untuk siswa SD kelas IV. Dari uraian, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan
Bola Basket Modifikasi Terhadap Pengembangan Keterampilan Chest Pass Bola
Basket Pada Siswa Kelas IV SD Al Azhar 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dapat
diidentifikasi adalah:
1. Kurangnya pemahaman akan langkah-langkah pelaksanaan teknik chest pass
pada saat pembelajaran bola basket pada siswa kelas IV SD Al Azhar 2
Bandar Tahun Pelajaran 2012/2013
2. Terbatasnya alat/media pembelajaran untuk pengembangan keterampilan
chest pass basket pada siswa kelas IV SD Al Azhar 2 Bandar Tahun Pelajaran
2012/2013
3. Belum maksimalnya pergelangan tangan siswa saat akan melakukan
keterampilan chest pass bola basket pada siswa kelas IV SD Al Azhar 2
Bandar Tahun Pelajaran 2012/2013
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dideskripsikan sebelumnya, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini yakni “adakah pengaruh penggunaan bola
basket modifikasi terhadap pengembangan keterampilan chest pass bola basket
pada siswa kelas IV SD Al Azhar 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2012/2013”.
D. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak meluas, maka penulis membatasi masalah dalam
penelitian ini hanya pada masalah yaitu ”Penggunaan Bola Basket Modifikasi
Terhadap Pengembangan Keterampilan Chest pass Bola Basket Pada Siswa Kelas
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian
diharapkan hasil penelitian memberikan pengaruh yang signifikan dan dapat
melihat perbedaan antara penggunaan bola basket modifikasidan penggunaan
bola basket terhadap pengembangan kemampuan chest pass bola basket pada
siswa kelas IV SD Al Azhar 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Bagi Penulis
Bagi penulis, penelitian ini dapat menjadi pengalaman yang berguna dan
bermanfaat dalam penerapan permainan bola basket yang didapat selama
kuliah.
2. Bagi siswa
Penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan tentang permainan bola
basket serta mengetahui teknik yang benar dalam permainan bola basket,
khususnya teknik chest pass.
3. Mahasiswa Penjaskes
Hasil penelitian dapata digunakan sebagai landasan untuk penelitian lebih
lanjut.
4. Program Studi Penjaskes
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dalam kajian serta
pengembangan ilmu dalam pembelajaran, khususnya dalam mata kuliah
5. Bagi Pihak Sekolah
Untuk mencanangkan program belajar ekstrakurikuler agar kemampuan atau
hobi anak bermain bola basket dapat tersalurkan sesuai dengan keinginannya.
6. Bagi guru
Hasil penelitian inisebagai acuan untuk mengajar anak didiknya dalam
pembelajaran bola basket, khususnya dalam keterampilan chest pass.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah:
Obyek penelitian : “Penggunaan Bola Basket Modifikasi Terhadap
Pengembangan Keterampilan Chest pass Bola Basket
Pada Siswa Kelas IV SD Al Azhar Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2012/2013”.
Subyek peneliti : Siswa Kelas IV SD Al Azhar 2 Bandar Lampung
Tempat Penelitian : Bandar Lampung
H. Penjelasan Judul
1. Penggunaan menurut Alwi Hasan ( 2007 ) adalah perbuatan menggunakan
sesuatu.
2. Modifikasi menurut Bahagia (2010 : 13) adalah mengubah atau
menyesuaikan, yang dapat diartikan sebagai upaya melakukan perubahan
dengan penyesuaian-penyesuaian baik dalam segi fisik material (fasilitas dan
perlengkapan), maupun dalam tujuan dan cara (metode, gaya, pendekatan,
3. Bola basket modifikasi menurut Muhajir ( 2007 : 11 )adalah bola basket yang
diubah dengan penyesuaian yang baik hampir menyerupai bentuk bola basket
sebenarnya.
4. Pengembangan menurut Alim Sumarno ( 2012 ) adalah proses atau tahapan
yang dilakukan secara sadar, terencana, dan terarah untuk membuat atau
memperbaiki, sehingga menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas sebagai upaya untuk menciptakan mutu yang lebih
baik.
5. Keterampilan menurut Nadler ( 1986 : 73 ) adalah kegiatan yang memerlukan
praktek atau dapat diartikan sebagai implikasi dari aktivitas.
6. Chest pass menurut Nuril Ahmadi ( 2007 : 13 ) adalah berasal dari dua kata
yaitu chest adalah dada, pass adalah oper, jadi chest pass adalah memberian
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Bola Basket
Bola basket merupakan cabang olahraga beregu dimana bola basket dimainkan
oleh dua regu yang terdiri atas lima pemain untuk masing-masing regu dengan
tujuan untuk mencetak angka sebanyak-banyaknya, seperti dijelaskan dalam
peraturan permainan yaitu bola basket dimainkan oleh dua regu yang
masing-masing regu terdiri dari lima pemain, setiap regu berusaha untuk memasukkan
bola ke dalam keranjang lawan yang mencegah regu lawan memasukkan bola atau
mencetak angka. Bola boleh dioper, dilempar, ditepis, digilingkan atau
dipantulkan (driblle) ke segala arah sesuai dengan peraturan “(Perbasi, 1994:5)”.
Permainan bola basket diciptakan oleh James A. Naismith salah seorang guru
pendidikan jasmani Young Mens Christian Association (YMCA) Springfield,
Amerika Serikat pada tahun 1891. Bola basket adalah salah satu cabang olahraga
yang dapat dimainkan oleh putra maupun putri, anak-anak maupun dewasa
dengan setiap regu terdiri dari 5 orang pemain, lama permainan 2x20 menit waktu
bersih, selama bermain (bertanding) tiap regu berusaha untuk memasukkan bola
kekeranjang lawan sebanyak-banyaknya dan regu yang paling banyak memasukkan
Muhyi, (2009:46) mengatakan komponen kondisi fisik yang termasuk dalam
permainan bola basket adalah kelincahan (agility), keseimbangan (balance),
kekuatan (strenghth), kecepatan gerak dan reaksi (speed), daya tahan (endurance),
kelentukan (flexibility), koordinasi (coordination). Teknik dasar dalam permainan
bola basket adalah teknik melempar dan menangkap bola (passing ball), teknik
menggiring bola (dribbling ball), teknik menembak bola kedalam keranjang
(shooting ball).
Dalam permainan bola basket pada dasarnya terdapat dua teknnik yaitu (1) Teknik
dasar yang meliputi teknik tanpa bola dan teknik dasar dengan bola, (2) Teknik
lanjutan yang meliputi teknik bertahan dan teknik menyerang.
Teknik dasar tanpa bola meliputi track, starting dan stopping change of direction,
fake and fient, screening, cutting, switching/change, guarding, jumping, body
balance, turn in, cross over. Teknik bertahan meliputi mematahkan satu lawan
satu (man to mandefence) dan teknik bertahan (zone), teknik menyerang meliputi
mematahkan satu lawan satu, mematahkan pertahanan wilayah, penyerangan ini
memperlambat tempo permainan, penyerangan terhadap pertahanan yang
ketat/press deference, Pengda Perbasi Jatim (1989:3)
Muhyi, (2009:46) membagi 4 unsur kelompok keterampilan dasar pada permainan
bola basket yaitu (1) mengoper/menangkap, (2) dribbling, (3) two-count rhytem,
(4) tembakan ke basket. Sedangkan M. Rastafan, (2006:23) membagi menjadi 5
unsur kelompok keterampilan dasar pada permainan bola basket yaitu (1)
mengoper atau menangkap, (2) dribbling (memantulkan), (3) shooting
Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa pada permainan bola
basket terdiri dari teknik, taktik, dan strategi, untuk menjadi pemain bola basket
yang dapat diandalkan tentunya ketiga unsur tersebut harus benar-benar dikuasai.
Hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Perbasi, (1994:4) bahwa untuk
menjadi pemain bola basket yang baik maka harus diperhatikan mengenai latihan
peningkatan kualitas fisik, keterampilan dasar yang dikaitkan dengan latihan fisik,
latihan teknik dan latihan yang terkait dengan sistem pertahanan dan penyerangan
dan latihan strategi.
B. Teknik Dasar Bola Basket
M. Rastafan, (2006:23) membagi menjadi 5 unsur kelompok keterampilan dasar
pada permainan bola basket yaitu (1) mengoper atau menangkap, (2) dribbling
(memantulkan), (3) shooting (menembak), (4) mengamankan bola dari musuh,
dan (5) melompat. Dalam permainan bola basket teknik mengoper atau
menangkap dapat dilakukan dengan teknik chest pass, overhead, bounch pass.
1. Chest pass (Operan Dada)
Passing bola basket seperti yang telah kita ketahui salah satu teknik dalam
permainan bola basket adalah operan atau passing, dan untuk mendapatkan
permainan yang berkualitas, maka diperlukan penguasaan dalam teknik passing
bola basket. Passing bola basket yang bisa digunakan dalam permainan terbagi
dalam beberapa teknik, yang akan sangat membantu para pemain untuk
melakukan operan jika para pemain dapat menggunakannya pada situasi yang
tepat. Karena memang tidak mungkin satu teknik passing bola basket kita pakai
dalam setiap situasi pertandingan, dan agar lebih mengerti tentang teknik passing
Passing atau operan adalah memberikan bola ke kawan dalam permainan bola
basket, cara memegang bola basket adalah sikap tangan membentuk mangkok
besar. Bola berada di antara kedua telapak tangan, telapak tangan melekat di
samping bola agak ke belakang, jari-jari terentang melekat pada bola. Ibu jari
terletak dekat dengan badan di bagian belakang bola yang menghadap ke arah
tengah depan. Kedua kaki membentuk kuda-kuda dengan salah satu kaki di
depan. Badan sedikit condong ke depan dan lutut rileks.
Dalam menangkap bola harus diperhatikan agar bola berada dalam penguasaan,
bola dijemput telapak tangan dengan jari-jari tangan terentang dan pergelangan
tangan rileks. Saat bola masuk di antara kedua telapak tangan, jari tangan segera
melekat ke bola dan ditarik ke belakang atau mengikuti arah datangnya bola.
Menangkap bola (catching ball) terdiri dari dua macam cara yaitu menangkap
bola di atas kepala dan menangkap boka di depan dada.
Jenis Jenis Passing terbagi delapan yaitu (1) Bounce pass, (2) Chest pass, (3)
Overhead pass, (4) Baseball pass, (5) Jump pass, (6) Blind pass, (7) Behind the
back pass, (8) Elbow pass.
Chest pass merupakan jenis passing yang paling sering digunakan dalam
pertandingan bola basket jika pemain sedang dalam keadaan bebas, Chess
artinya dada, pass adalah oper, jadi chest pass adalah memberikan bola ke
kawan dengan cara dipassing tepat diarah depan dada. kelebihan chest pass
adalah lebih cepat, lebih kuat untuk mencapai kawan dan cocok untuk team
dengan tipe quick passing. Teknik dasar chest pass/operan dada memiliki tiga
1.Tahap persiapan
a)Berdiri dengan sikap melangkah
b)Bola dipegang dengan kedua tangan di depan dada.
c)Badan agak condong ke depan.
2.Tahap gerakan
a)Dorongkan bola ke depan meluruskan kedua lengan bersamaan kaki ke
belakang dilangkahkan ke depan dan berat badan dibawa ke depan.
b)Lepaskan bola dari kedua pegangan tangan setelah kedua lengan lurus.
c)Arah bola lurus sejajar dada.
3.Akhir gerakan
a)Berat badan dibawa ke depan.
b)Kedua lengan ke depan rileks.
c)Pandangan mengikuti arah gerakan bola.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar sebagai berikut:
Gambar 1. Teknik Chest pass, Roji (2007:21)
C. Lapangan, Waktu, dan Jumlah Pemain Bola Basket
Lapangan bola basket berbentuk persegi panjang dengan dua standar ukuran,
yakni panjang 28,5 meter dan lebar 15 meter untuk standar National Basketball
Association dan panjang 26 meter dan lebar 14 meter, untuk standar Federasi
basket memiliki panjang jari-jari yaitu 1,80 meter, jika bola dijatuhkan dari
ketinggian 1,80 meter pada lantai papan, maka bola harus kembali pada
ketinggian antara 1,20-1,40 meter, jarak lantai sampai ke papan pantul bagian
bawah adalah 2,75 meter. Sementara jarak papan pantul bagian bawah sampai ke
ring basket adalah 0,30 meter, ring basket memiliki panjang yaitu 0,40 meter,
sedangkan jarak tiang penyangga sampai ke garis akhir adalah 1 meter. Panjang
garis tengah lingkaran pada lapangan basket adalah 1,80 meter dengan ukuran
lebar garis yaitu 0,05 meter. Panjang garis akhir lingkaran daerah serang yaitu 6
meter, sedangkan panjang garis tembakan hukuman yaitu 3,60 meter. Roji,
(2007:20), untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah:
Gambar 2. Ukuran lapangan bola basket, Roji (2007:21)
Jumlah pemain dalam permainan bola basket adalah 5 orang dalam satu regu
dengan cadangan 5 orang, sedangkan jumlah wasit dalam permainan bola basket
adalah 2 orang, wasit 1 disebut referee sedangkan wasit 2 disebut umpire.Waktu
permainan 4x10 menit, diantara babak 1, 2, 3, dan babak 4 terdapat waktu istirahat
diadakan perpanjangan waktu sampai terjadi selisih skor, diantara dua babak
tambahan terdapat waktu istirahat selama 2 menit. Waktu untuk lemparan ke
dalam yaitu 5 detik, keliling bola yang digunakan dalam permainan bola basket
adalah 75-78 cm, sedangkan berat bola adalah 600-650 gram, untuk lebih jelasnya
lihatlah gambar sebagai berikut:
Gambar 3. Bola Basket, Rastafan (2006:26)
D. Keterampilan
Dalam rangka meningkatkan potensi anak dalam bidang pendidikan, salah faktor
penunjang adalah tingkat keterampilan anak itu sendir, semakin tinggi tingkat
keterampilan seorang anak, maka akan dapat meningkatkan potensi anak dalam
bidang pendidikan.
1. Menurut Gordon (1994:55) pengertian ketrampilan adalah kemampuan untuk
mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan cermat. Pengertian ini biasanya cenderung pada aktivitas psikomotor.
2. Menurut Nadler (1986:73) pengertian keterampilan (skill) adalah kegiatan yang
memerlukan praktek atau dapat diartikan sebagai implikasi dari aktivitas. 3. Menurut Dunnette (1976:33) pengertian keterampilan adalah kapasitas yang
Iverson (2001:133) mengatakan bahwa selain training yang diperlukan untuk
mengembangkan kemampuan, ketrampilan juga membutuhkan kemampuan dasar
(basic ability) untuk melakukan pekerjaan secara mudah dan tepat.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ketrampilan
(skill) berarti kemampuan untuk mengoperasikan suatu pekerjaan secara mudah
dan cermat yang membutuhkan kemampuan dasar (basic ability).
Menurut Dimiyati (2002:137), pentingnya pendekatan keterampilan diterapkan
dalam kegiatan belajar mengajar berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut:
1. Percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Pengalaman intelektual emosional dan fisik dibutuhkan agar didapatkan agar
hasil belajar yang optimal
3. Penerapan sikap dan nilai sebagai pengabdi pencarian abadi kebenaran ini.
Pembinaan dan pengembangan kreatifitas berarti mengaktifkan murid dalam
kegiatan belajarnya, untuk itu cara belajar siswa yang berkarakter dengan
menuntut siswa lebih berperan aktif untuk menggali potensi diri merupakan cara
mengembangkan keterampilan, keterampilan yang dimaksud adalah kemampuan
fisik dan mental yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan lain
dalam individu.
Sedangkan Conny (1990:14) mengatakan bahwa ada beberapa alasan yang
melandasi perlu diterapkan pendekatan keterampiln dalam kegiatan belajar
1. Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak
mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa.
2. Para ahli psikologi umumnya berpendapat bahwa anak-anak muda memahami
konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh
kongkrit.
3. Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat relatif benar seratus persen
penemuannya bersifat relatif
4. Dalam proses belajar mengajar pengembangan konsep tidak dilepaskan dari
pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.
Untuk itu keterampilan siswa dapat disimpulkan sebagai modal dasar untuk
mengembangkan kreatifitas yang kreatif, inovatif dan berprestasi sesuai dengan
bidang yang digemarinya, namun harus dan selalu berpedoman pada tujuan
kurikuler, berpegang pada dasar pemikiran bahwa semua siswa mempunyai
kemampuan (potensi) sesuai dengan kodratnya, memberi kesempatan,
penghargaan dan movitasi kepada peserta didik untuk berpendapat, berfikir dan
mengungkapkan perasaan dan pikiran, namun juga berpegang pada prinsip Tut
Wuri Handayani dengan memperhatikan azas-azas tersebut. Nampaknya yang
menjadi titik tekannya adalah siswa itu adalah siswa itu sendiri sebagai subyek
didik dan juga guru dalam melaksanakan pendekatan keterampilan harus bisa
memperkirakan perbedaan masing-masing siswa.
E. Modifikasi
Secara umum modifikasi diartikan mengubah atau menyesuaikan, pengertian
diartikan sebagai upaya melakukan perubahan dengan penyesuaian-penyesuaian
baik dalam segi fisik material (fasilitas dan perlengkapan), maupun dalam tujuan
dan cara (metode, gaya, pendekatan, aturan serta penilaian).
pengertian modifikasi, modifikasi merupakan suatu usaha perubahan yang
dilakukan berupa penyesuaian-penyesuaian baik dalam bentuk fasilitas dan
perlengkapan atau dalam metode, gaya, pendekatan, aturan serta penilaian.
Apabila modifikasi dikaitkan dengan pembelajaran pendidikan jasmani
mempunyai makna yang cukup luas, baik modifikasi dalam bentuk benada atau
kecakapan yang dimiliki siswa. Pelaksanaan modifikasi sangat diperlukan bagi
setiap guru sebagai salah satu alternatif atau solusi mengatasi permasalah yang
terjadi dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, modifikasi merupakan
implementasi sangat berintegrasi dengan aspek pendidikan lainnya.
Menurut Lutan (2000:31) esensi modifikasi adalah menganalisis sekaligus
mengembangkan materi pelajaran dengan cara menentukannya dalam bentuk
aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat mempelancar siswa dalam
belajarnya, modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani dianggap penting untuk
diketahui oleh para guru pendidikan jasmani. Diharapkan dengan mereka dapat
menjelaskan pengertian dan konsep modifikasi, menyebutkan apa yang
dimodifikasi dan bagimana cara memodifikasinya, menyebutkan dan
menerangkan bebarapa aspek analisis modifikasi. Cara ini dimaksudkan untuk
menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa, yang
tadinya tidak terampil menjadi terampil, cara-cara guru memodifikasi
mulai awal hingga akhir pelajaran. Selanjutnya guru-guru pendidikan jasmani
juga harus mengetahui apa saja yang bisa dan harus dimodifikasi serta tahu
bagaimana cara memodifikasinya. Dalam penyelenggaraan program pendidikan
jasmani hendaknya mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu
sendiri, yaitu ”Developentally Appropriate Practice” (DAP), artinya bahwa tugas
ajar yang disampaikan harus memperhatikan perubahan kemampuan atau kondisi
anak, dan dapat membantu mendorong kearah perubahan tersebut. Dengan
demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan
tingkat anak didik yang diajarnya. Tujuan modifikasi menurut Lutan (1998) dalam
Bahagia (2010:5), bahwa modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani
diperlukan dengan tujuan agar siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti
pelajaran, meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi dan
siswa dapat melakukan pola gerak secara benar. Modifikasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah bola basket yang dimodifikasi dengan menggunakan
bola yang beratnya lebih ringan dari bola yang sebenarnya, dan bertujuan untuk
memudahkan siswa dalam mengembangkan keterampilan gerak chest pass bola
basket.
F. Kerangka Pikir
Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa di dalam penggunaan bola basket
modifikasi dapat digunakan untuk pengembangan keterampilan chest pass yang
digunakan sebagai salah satu cara untuk keterampilan kemampuan chest pass
G. Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto (1998:67) hipotesis adalah jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang
terkumpul. Hipotesis adalah jawaban yang masih bersifat sementara dan bersifat
teoritis. Sukardi, (2003:42)
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah suatu
konsep yang berfungsi sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian,
maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah
1. Adakah pengaruh yang signifikan penggunaan bola basket modifikasi
terhadap pengembangan keterampilan chest pass pada siswa kelas IV SD Al
Azhar 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013?
2. Tidak ada pengaruh penggunaan bola basket modifikasi terhadap
pengembangan keterampilan chest pass pada siswa kelas IV SD Al Azhar 2
III. METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara tertentu yang digunakan untuk meneliti suatu permasalahan sehingga mendapatkan hasil atau tujuan yang diinginkan, menurut Arikunto (1998:73) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran bola modifikasi dan perbedaan hasil belajar dengan bola yang sebenarnya, terhadap pengembangan gerak dasar keterampilan chest pass bola basket, maka metode penelitian yang
digunakan adalah metode eksperimen perbandingan yaitu untuk mengetahui pengaruh setiap variabel bebas terhadap variabel terikat. Rancangan penelitian yang digunakan “pre-test and post-test design”, pre-test dilakukan sebelum memberikan latihan di
pertemuan pertama, pertemuan kedua sampai keenam belas diberikan latihan chest pass dengan bola modifikasi, dan dipertemuan terakhir dilakukan post-test untuk
mengetahui hasil akhir dari penelitian yang dilakukan.
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu gejala yang bervariasi yang menjadi obyek penelitian
(Arikunto, 1998:118), sedangkan dalam penelitian ini ada satu variabel bebas dan
1. Variabel bebas adalah yang mempengaruhi, yaitu penggunaan bola basket
modifikasi (X)
2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi, yaitu pengembangan
keterampilan chest pass (Y).
C. Definisi Operasional Variabel
Untuk menyamakan persepsi mengenai variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian ini, maka perlu dipaparkan definisi operasional variabel sebagai
berikut:
1. Keterampilan
Ketrampilan (skill) berarti kemampuan untuk mengoperasikan suatu pekerjaan secara mudah dan cermat yang membutuhkan kemampuan dasar (basic ability). 2. Modifikasi
Modifikasi diartikan mengubah atau menyesuaikan, pengertian modifikasi menurut Bahagia (2010:13) mengemukakan bahwa modifikasi dapat diartikan sebagai upaya melakukan perubahan dengan penyesuaian-penyesuaian baik dalam segi fisik material (fasilitas dan perlengkapan), maupun dalam tujuan dan cara (metode, gaya, pendekatan, aturan serta penilaian).
3. Chest Pass (Operan dada)
Chest pass merupakan jenis passing yang paling sering digunakan dalam
pertandingan bola basket jika pemain sedang dalam keadaan bebas, chess artinya
dada, pass adalah oper, jadi chest pass adalah memberikan bola ke kawan dengan
cara dipassing tepat diarah depan dada. kelebihan chest pass adalah lebih cepat,
lebih kuat untuk mencapai kawan dan cocok untuk team dengan tipe quick
D. Populasi dan Sampel 1). Populasi
Menurut Sukardi (2003:53), populasi adalah semua anggota kelompok manusia,
binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan
secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.
Populasi dibatasi sebagai jumlah penduduk sedikit mempunyai sifat yang sama
atau homogen, sedangkan Suharsimi Arikunto (1998:130), bahwa populasi adalah
keseluruhan objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD Al
Azhar 2 Bandar Lampung yang berjumlah 120 siswa yang berasal dari empat
kelas
2). Sampel
Dalam suatu proses penelitian, tidak perlu seluruh populasi diteliti akan tetapi dapat dilakukan terhadap sebagian dari jumlah populasi tersebut. Sebagaimana yang
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes keterampilan chest pass, tes ini dimaksudkan untuk mengukur keterampilan chest pass anak, tes ini berlaku untuk pelajar, cara Pelaksanaan pelaksanaan tes chest pass (operan dada) adalah:
NO TAHAP PELAKSANAAN SCORE
1 2 3 4 5 nilai
1
1. Tahap Persiapan a). Berdiri dengan sikap
melangkah.
b). Bola dipegang dengan kedua tangan di depan dada. c). Badan agak condong ke
depan
2
2. Tahap Gerakan
a). Dorongkan bola ke depan meluruskan kedua lengan bersamaan kaki ke belakang dilangkahkan ke depan dan berat badan di bawa ke depan
b). Lepaskan bola dari kedua pegangan tangan setelah kedua lengan lurus. c). Arah bola lurus sejajar
dada.
3
3. Tahap Akhir
a). Berat badan dibawa ke depan.
b). Kedua lengan ke depan rileks.
c). Pandangan mengikuti arah gerakan bola.
Tabel 1. Tahap pelaksanaan tes chest pass Roji (2007:21) 1. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Dilaksanakan di tempat SD Al Azhar 2 Bandar Lampung
Waktu penelitian dilakukan 6 minggu atau 2 bulan, Sajoto (1988:70)
mengatakan dengan memakai frekuensi 3 kali dalam 1 minggu selama
pembelajaran dilakukan, dapat meningkat gerak pada pembelajaran tersebut.
Program latihan adalah 18 kali pertemuan terdiri dari pertemuan pertama (satu)
untuk tes awal, pertemuan ke 2-16 untuk melakukan latihan, dan pertemuan
ke-18 untuk tes akhir.
2. Alat dan Perlengkapan
Alat yang dibutuhkan dalam tes chest pass, yaitu: Stopwatch.
Bola Basket Bola modifikasi
Pluit
Kapur
Blangko dan alat tulis untuk mencatat hasil tes.
F. Teknik Analisis Data
Data yang di analisis adalah data dari hasil tes awal dan tes akhir, menghitung
hasil tes awal dan hasil tes akhir chest pass menggunakan analisi data uji t, adapun
syarat dalam mengunakan uji t adalah:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji untuk melihat apakah data penelitian yang diperoleh
mempunyai distribusi atau sebaran normal atau tidak, untuk pengujian normalitas
ini adalah menggunakan uji liliefors. Langkah pengujiannya mengikuti produser
a. Pengamatan , dijadikan bilangan baku , dengan
menggunakan rumus ( dan s masing-masing merupakan rata-rata
dan simpangan baku sampel)
b. Untuk bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F( ) = P (z ≤ )
c. Selanjutnya dihitung proporsi , yang lebih kecil atau sama dengan
. Jika proporsi ini dinyatakan dengan S (Zi) maka
d. Hitung selisih F( ) – S( ) kemudian tentukan harga mutlaknya.
e. Ambil harga paling besar di antara harga mutlak selisih tersebut.
Setelah harga terbesar (L0), nilai hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan
nilai kritis L untuk uji Liliefors dengan taraf signifikan 0,05. Jika L0 < Ltabel :
normal, dan jika Ltabel < L0: tidak normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh informasi apakah kedua kelompok
sample memiliki varian yang homogen atau tidak. Menurut Sudjana (2005:250)
untuk pengujian homogenitas digunakan rumus sebagai berikut :
Varians dinyatakan homogen apabila Ho diterima (Fhit Ftabel), dan varians
dinyatakan tidak homogen apabila Ha diterima (Fhit > Ftabel) dimana distribusi F
3. Uji Homogenitas
Menurut Sudjana (2005), berdasarkan kriteria normal atau tidaknya serta
homogen atau tidaknya varians antar kedua kelompok sampel maka analisis yang
digunakan ada beberapa alternatif :
a. Data berdistribusi normal dan kedua kelompok mempunyai varians yang
homogen (1 2 ) maka uji t- tes yang dipergunakan adalah:
X : Rerata kelompok eksperimen A X : Rerata kelompok eksperimen B
1
S : Simpangan baku kelompok eksperimen A
2
S : Simpangan baku kelompok eksperimen B
1
n : Jumlah sampel kelompok eksperimen A
2
n : Jumlah sampel kelompok eksperimen B
b. Salah satu data berdistribusi normal dan data yang lain tidak berdistribusi
normal ( ) kedua kelompok sampel yang mempunyai varians yang
homogen atau tidak homogen, maka rumus yang digunakan:
X : Rerata kelompok eksperimen B
1
S : Simpangan baku kelompok eksperimen A
2
S : Simpangan baku kelompok eksperimen B
1
n : Jumlah sampel kelompok eksperimen A
2
n : Jumlah sampel kelompok eksperimen B
c. Bila kedua data berdistribusi tidak normal, kedua kelompok sampel homogen
atau tidak, maka rumus yang digunakan adalah:
2
Pengujian taraf signifikan perbedaan antara kelompok eksperimen A dan
kelompok eksperimen B adalah bila Z hitung < dari Z tabel berarti tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen A dan kelompok
eksperimen B, sebaliknya bila Z hitung > dari Z tabel berarti terdapat perbedaan
yang signifikan antara kelompok eksperimen A dan kelompok eksperimen B.
Dan untuk mengetahui perbandingan penggunaan bola basket modifikasi dan bola
basket sebenarnya dapat diketahui dengan membandingkan kedua mean dari
kelompok tersebut.
3. Analisis uji t pengaruh
Berdasarkan kenormalan atau tidaknya serta homogen atau tidaknya varians antara
berdasarkan alternative. Menurut Sudjana( 2005:242 ) untuk pengaruh model
pembelajaran bola basket modifikasi adalah sebagai berikut:
n
B S
B hitung
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analasis dan pembahasan dari hasil penelitian, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Ada pengaruh yang signifikan penggunaan bola basket modifikasi
terhadap pengembangan keterampilan chest pass bola basket pada siswa
kelas IV SD Al Azhar 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013”.
2. Dengan penggunaan bola basket modifikasi siswa/i lebih mudah
mempraktikkan teknik chest pass bola basket
3. Penggunaan bola basket modifikasi keterampilan siswa jadi lebih baik
daripada sebelumnya.
4. Dengan bola modifikasi waktu pembelajaran lebih efektif dikarenakan
banyak siswa yang dapat melakukan teknik dengan baik, sehingga tidak
menghambat siswa lainnya untuk mencoba mempraktikkan teknik
tersebut.
B. Saran
Penulis menyarankan untuk dijadikan bahan masukan bagi :
1. Peneliti lainnya, khususnya bagi mahasiswa Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan FKIP Unila dapat terus menerus memperbaiki penelitian dalam
misalnya: a) jumlah sampel penelitian yang lebih besar; b) waktu
penelitian yag lebih lama; c) menambah variabel bebas sebagai
pembanding.
2. Bagi siswa dapat memperbaiki dan meningkatkan kemampuan chest pass,
sehingga akan meningkat juga prestasi atau keberhasilan dalam bermain
bola basket.
3. Bagi guru Penjaskes untuk mempertimbangkan sekaligus mencoba
penggunaan bola basket modifikasi pada siswanya dalam suatu kegiatan
ekstrakurikuler. Model latihan dengan bola basket modifikasi sudah
dibuktikan dapat mengembangkan kemampuan chest pass bola basket.
4. Disarankan juga kepada Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
FKIP Unila untuk dapat mempertimbangkan dan menjadi salah satu bahan
masukan dalam melatih kemampuan chest pass pada matakuliah bola
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. (2007). Undang-undang No.20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Depdiknas RI Direktorat Jendral : Jakarta.
………..(2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka : Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian, Rineka Cipta : Yogyakarta.
... (2002). Prosedur Penelitian, Rineka Cipta : Yogyakarta.
... (2006). Prosedur Penelitian, Rineka Cipta : Yogyakarta.
Alim Sumarno. (2012). Metodologi Pengajaran, Jakarta : Bina Aksara
Bahagia. (2010). Modul 2 Modifikasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung : FPOK UPI : http : //file.upi.edu/
Conny,dkk. (1990). Memupuk Bakat dan Kreatifitas Anak, CV. Pustaka : Bandung.
Dimiyati. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. PT. Balai Pustaka : Jakarta.
Dunnette. (1976). Ketrampilan Mengaktifkan Siswa, Kencana Prenada Media Group : Jakarta
Gordon. (1994). Management Sistem Informasi. TP. Midas Surya Grafindo : Jakarta
Iverson. (2001). Memahami Keterampilan Pribadi. CV. Pustaka : Bandung
Kanca, Nyoman. (1990) Pengaruh Latihan Lari Percepatan dan Latihan Lari Cepat Berselang Terhadap Daya Ledak dan Kecepatan. Tesis (tidak diterbitkan). Surabaya: Fakultas Pasca Sarjana UNAIR.
Lutan dalam Bahagia. (1998). Modifikasi Pembelajaran Penjas. Bandung
Muhyi. (2009). Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta : CV. Pustaka
Muhajir. (2007). Pendidikan Jasmani Untuk Kelas 1 SMP. Bandung : Yudhistira.
Nadler. (1986). Keterampilan Belajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Pamungkas. (1999). Pedoman Ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. EYD.Surabaya: Giri Surya.
Pengda Jatim. (1989). Peraturan Bola Basket. Jakarta
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2009). Universitas Lampung : Bandar Lampung.
Perbasi. Bidang III. PB. (1994). Dimensi Keterampilan Gerak, Jakarta : Depdikbud.
Ridwan, (2005). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Penelitian Pemula, Alfabeta : Bandung.
Rr. Julisa M. Rastafan. (2006), Bola Basket Untuk Semua, Bidang III PB Perbasi, Jakarta.
Roji. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Erlangga : Jakarta
Rusli Lutan, (1988). Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Jakarta : Depdikbud.
Sastradi. (1986). Permainan Bola Basket, Jakarta : Bumi Aksara
Sudjana. (2005). Metode Statistika Edisi Keenam. Bandung : Sinar Baru Algensindo
Sukardi. (2003). Metodelogi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta : Bumi Aksara
Lampiran 1
Data Hasil Tes Awal Kelompok Eskperimen dan Kelompok Kontrol
No Nama L/P Persiapan Gerakan Akhir Total Nilai Huruf Mutu
Klasifikasi Mutu Chest Pass Bola Basket
Rentang Bobot 1 - 9 10-17 18-27 28-36 37-45
Lampiran 2
Klasifikasi Mutu Chest Pass Bola Basket
Rentang Bobot 1 - 9 10-17 18-27 28-36 37-45
Lampiran 3
Pembagian Kelompok Dengan Ordinal Pairing Berdasarkan Hasil Tes Awal
No Kelompok Eksperimen Kelompok kontrol
Nama L/P Nama L/P
1 Rossi P P Desi P
2 Sindi P Kamelia A P
3 Indah PS P Jesica P
4 Asep L Riyanti P
5 Dede Bagas L Adit L
6 Andriani P Buhori L
7 Hari Sambas L Reta D P
8 Faisal Arifin L Agung A L
9 Rifky L Sevania A P
10 Monika P Endri S L
11 Sonia P Ahmad R L
No Xi Zi F(Zi) S(Zi) │F(Zi)-S(Zi)│
1 22 -1,39 0,0803 0,1111 0,0308 2 24 -1,18 0,1190 0,2222 0,1032 3 29 -0,66 0,2546 0,3333 0,0787 4 31 -0,45 0,3264 0,4444 0,1180 5 36 0,07 0,5279 0,5556 0,0277 6 38 0,28 0,6103 0,6667 0,0564 7 42 0,69 0,7549 0,7778 0,0229 8 47 1,21 0,8869 0,8889 0,0020
9 49 1,42 0,9222 1 0,0778
Rata-rata 35,3
SD 9,6
L hitung = 0,1180
L tabel (n=9, α=0,05) = 0,271
L hitung > L tabel, artinya data normal
Uji Normalitas Tes Akhir
No Xi Zi F(Zi) S(Zi) │F(Zi)-S(Zi)│
1 47 -1,65 0,0495 0,1429 0,0934 2 56 -0,74 0,2296 0,2857 0,0561 3 58 -0,54 0,2946 0,4286 0,1340 4 67 0,38 0,6480 0,5714 0,0766 5 69 0,58 0,7190 0,7143 0,0047 6 72 0,88 0,8106 0,8571 0,0465
7 74 1,09 0,8621 1 0,1379
Rata-rata 63,3
SD 9,9
L hitung = 0,1379
L tabel (n=7, α=0,05) = 0,300
Lampiran 4
Uji Normalitas Kelompok Eksperimen
Uji Normalitas Tes Awal
No Xi Zi F(Zi) S(Zi) │F(Zi)-S(Zi)│
Uji Normalitas Tes Akhir
Lampiran 5
Uji Normalitas Data Kelompok Kontrol
Uji Normalitas Tes Awal
No Xi Zi F(Zi) S(Zi) │F(Zi)-S(Zi)│
Uji Normalitas Tes Akhir
Lampiran 6
Uji Homogenitas Data Tes Awal Kelompok Eksperimen dan Kontrol
No kelompok eksperimen kelompok kontrol
Lampiran 7
Uji Homogenitas Data Tes Akhir Kelompok Eksperimen dan Kontrol
No kelompok eksperimen kelompok kontrol
Lampiran 8
Uji Perbedaan Tes Awal Antara Kelompok Eksperimen dan Kontrol
No kelompok eksperimen kelompok control
Pengujian dua arah: jika - t tabel ≤ t hitung ≤ + t tabel maka Ho diterima
Ha ditolak.
Kesimpulan:
Ternyata – 2,074 ≤ -0,141 ≤ + 2,074 maka terima H0 pada tes awal artinya
tidak ada perbedaan kemampuan chest pass antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Jika pada tes akhir terdapat perbedaan, hal tersebut adalah
akibat dari perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen dan tanpa
Lampiran 9
Uji Perbedaan Tes Akhir Antara Kelompok Eksperimen dan Kontrol
No kelompok eksperimen kelompok control
Pengujian dua arah: jika - t tabel ≤ t hitung ≤ + t tabel maka Ho diterima
Ha ditolak.
Kesimpulan:
Ternyata + t hitung = 7,277 > + t tabel = 2,074 maka tolak H0 dan terima Ha
bahwa pada tes akhir artinya ada perbedaan kemampuan chest pass antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbedaan pada tes akhir
tersebut akibat dari perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen dan
Lampiran 10
Uji Pengaruh Tes Awal dan Tes Akhir Pada Kelompok Eksperimen
No Nama L/P tes awal tes akhir Peningkatan
diterima Ha ditolak. Ternyata + t hitung > + t tabel, maka Ho ditolak Ha
diterima. Artinya ada pengaruh penggunaan bola basket modifikasi terhadap
pengembangan keterampilan chest pass bola basket pada kelompok
eksperimen, hal ini dapat dilihat dari kemampuan chest pass siswa yang
mengalami peningkatan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan
Lampiran 11
Uji Pengaruh Tes Awal dan Tes Akhir Pada Kelompok Kontrol
No Nama L/P tes awal tes akhir Peningkatan
diterima Ha ditolak. Ternyata t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima Ha
ditolak. Artinya tidak adanya latihan atau perlakuan pada kelompok kontrol
maka peningkatan kemampuan chest pass juga tidak ada peningkatan yang
LEMBAR PENILAIAN INSTRUMEN PENELITIAN
Nama Siswa : ...
No. Induk : ...
Kelas : ...
NO TAHAP PELAKSANAAN SCORE
1 2 3 4 5 nilai
1
1. Tahap Persiapan a). Berdiri dengan sikap
melangkah.
b). Bola dipegang dengan kedua tangan di depan dada.
c). Badan agak condong ke depan
2
2. Tahap Gerakan
a). Dorongkan bola ke depan meluruskan kedua lengan bersamaan kaki ke belakang dilangkahkan ke depan dan berat badan di bawa ke depan
b). Lepaskan bola dari kedua pegangan tangan setelah kedua lengan lurus. c). Arah bola lurus sejajar
dada.
3
3. Tahap Akhir
a). Berat badan dibawa ke depan.
b). Kedua lengan ke depan rileks.
c). Pandangan mengikuti arah gerakan bola.
Bandar Lampung, ...2013 Tester,
FOTO KEGIATAN
Kegiatan 1. Pengarahan dari peneliti sebelum memulai latihan
Kegiatan 3. Pengamatan Chest Pass Bola Basket
Kegiatan 5. Latihan Chest Pass Siswa
Kegiatan 7. Penilaian Akhir Test Chest Pass