• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH NEGERI DAN SWASTA DI KELOMPOK KERJA MADRASAH (KKM) TSANAWIYAH NEGERI Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Negeri Dan Swasta Di Kelompok Kerja Madrasah (KKM) Tsanawiyah Negeri Sragen.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH NEGERI DAN SWASTA DI KELOMPOK KERJA MADRASAH (KKM) TSANAWIYAH NEGERI Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Negeri Dan Swasta Di Kelompok Kerja Madrasah (KKM) Tsanawiyah Negeri Sragen."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH NEGERI DAN SWASTA DI KELOMPOK KERJA MADRASAH (KKM) TSANAWIYAH NEGERI

SRAGEN TAHUN 2016

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada Jurusan Magister Administrasi Pendidikan

Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh:

HABIBUROHMAN Q.100140052

PROGAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH NEGERI DAN SWASTA DI KELOMPOK KERJA MADRASAH (KKM) TSANAWIYAH NEGERI

SRAGEN TAHUN 2016

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

HABIBUROHMAN Q.100140052

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH NEGERI DAN SWASTA DI KELOMPOK KERJA MADRASAH (KKM) TSANAWIYAH NEGERI

SRAGEN TAHUN 2016

Oleh:

HABIBUROHMAN Q.100140052

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Sekolah

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Jum’at 28 Oktober 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Prof. Dr. Markamah, M.Hum (……….)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Dr. Sabar narimo, M.M., M.Pd (……….)

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Dr. Tjipto Subadi, M.Pd (……….)

(Anggota II Dewan Penguji)

Direktur,

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Naskah Publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 28 Oktober 2016 Penulis

Habiburohman

Q.100140052

(5)

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH NEGERI DAN SWASTA DI KELOMPOK KERJA MADRASAH (KKM) TSANAWIYAH NEGERI

SRAGEN TAHUN 2016

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan gaya kepemimpinan Kepala MTs Negeri di KKM Tsanawiyah Negeri Sragen tahun 2016, mendeskripsikan gaya kepemimpinan Kepala MTs Swasta di KKM Tsanawiyah Negeri Sragen tahun 2016, mendeskripsikan perbedaan dan persamaan gaya kepemimpinan Kepala MTs tersebut. Metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnografi. Subjek penelitian Kepala MTs Negeri dan Swasta di KKM Tsanawiyah Negeri Sragen. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Analisis data dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian: (1) Gaya kepemimpinan Kepala MTs Negeri bidang kurikulum, kesiswaan, prasarana sarana dan hubungan masyarakat gaya demokratis. (2) Gaya kepemimpinan Kepala MTs Ma’arif bidang kurikulum dan kesiswaan gaya kharismatik, bidang prasarana sarana gaya demokratis dan bidang hubungan masyarakat gaya paternalis, MTs Al Ikhsan bidang kurikulum, kesiswaan dan bidang prasarana sarana gaya demokratis, bidang hubungan masyarakat gaya kharismatik, MTs Muhammadiyah 6 bidang kurikulum, kesiswaan, prasarana sarana dan bidang hubungan masyarakat gaya demokratis. (3) Persamaan dan perbedaan Perbedaan gaya kepemimpinan Kepala Madrasah Negeri dan Swasta (a) Bidang kurikulum persamaan gaya demokratis, MTs Negeri, MTs Al Ikhsan dan MTs Muhammadiyah 6. Sedangkan MTs Ma’arif gaya kharismatik. (b) Bidang kesiswaan persamaan gaya demokratis yaitu, MTs Negeri, MTs Al Ikhsan, MTs Muhammadiyah 6. Sedangkan MTs Ma’arif dan MTs Al Ikhsan gaya kharismatik. (c) Bidang prasarana sarana MTs Negeri, MTs Ma’arif, MTs Al Ikhsan, MTs Muhammadiyah 6 gaya demokratis. (d) Bidang hubungan masyarakat persamaan gaya demokratis, MTs Negeri dan MTs Muhammadiyah 6. MTs Al IKhsan menerapkan gaya kharismatik. Sedangkan MTs Ma’arif menerapkan gaya paternalis.

Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan, Kepala MTs, KKM MTs Negeri Sragen.

ABSTRACT

(6)

MTs Maarif field of curriculum and student charismatic style, democratic style of infrastructure facilities and public relations of the paternalist style, MTs Al Ikhsan areas of curriculum, student affairs and infrastructure facilities democratic style, charismatic style public relations field, MTs Muhammadiyah 6 areas of curriculum, student affairs, infrastructure facilities and public relations democratic style. (3) Similarities and differences in leadership style differences Principals of Private and Public (a) The field equations democratic style curriculum, MTs, MTs Al Ikhsan and MTs MTs Maarif of Muhammadiyah 6. While the charismatic style. (B) Field of the student democratic force equation ie, MTs, MTs Al Ikhsan, MTs Muhammadiyah 6. While MTs MTs Al Ikhsan Ma'arif and charismatic style. (C) The field infrastructure facilities MTs, MTs Maarif, MTs Al Ikhsan, MTs Muhammadiyah 6 democratic style. (D) The field of public relations equation democratic style, MTs and MTs Muhammadiyah 6. MTs Al Ikhsan apply charismatic style. While MTs Maarif apply paternalist style.

Keywords: Leadership Style, Head of MTs, KKM MTs Sragen. 1. PENDAHULUAN

Kepemimpinan merupakan kemampuan dan proses mempengaruhi, mengkoordinir dan mengendalikan orang lain yang ada hubungannya dengan pengembangan ilmu pengetahuan atau pendidikan serta agar kegiatan yang dilaksanakan lebih efisien dan efektif untuk mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran. Pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran dapat dicapai secara maksimal dapat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan kepala sekolah/madrasah. Syaiful Sagala (2010: 88) menyatakan, “Kepala sekolah/madrasah adalah orang yang diberi tugas dan tanggung jawab mengelola sekolah, menghimpun, memanfaatkan, dan menggerakkan seluruh potensi sekolah secara optimal untuk mencapai tujuan.”. Sedangkan Nur Zazin (2011: 214) berpendapat, ”Kepemimpinan kepala sekolah/madrasah merupakan suatu kemampuan dan kesiapan kepala sekolah untuk memengaruhi, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan staf sekolah agar dapat bekerja secara efektif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan”.

(7)

tertentu, sehingga gaya kepemimpinan mempunyai peranan sebagai kekuatan dinamik yang mendorong, memotivasi dan mengkordinasikan madrasah dalam mencapai visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Nawawi (2006: 115) menyatakan, “Ada enam tipe atau gaya kepemimpinan, yaitu kepemimpinan otokratis, kepemimpinan diktatoris, kepemimpinan demokratis, kepemimpinan kharismatik, kepemimpinan paternalis, dan kepemimpinan laissez-faire (free-rein)”.

Berdasarkan gaya kepemimpinan tersebut, setiap pegawai atau bawahan di sebuah madrasah dapat menilai gaya kepemimpinan kepala madrasah di madrasah ia bekerja. Dari gaya kepemimpinan kepala madrasah tersebut akan mempunyai dampak atau pengaruh terhadap kinerja bawahannya. Jika gaya kepemimpinannya menyenangkan bawahannya, maka bawahannya akan bekerja sebaik mungkin dan mendukung program-program kerja dari pimpinannya. Namun sebaliknya, jika gaya kepemimpiannya tidak disenangi oleh bawahannya, maka kinerjanya akan buruk atau bahkan dapat menentang program kerja yang dibuatnya.

Berdasarkan gaya kepemimpinan, penelitian ini mengkaji dan meneliti gaya kepemimpinan kepala MTs Negeri dan Swasta di KKM Tsyanawiyah Negeri Sragen, perbedaan dan persamaan gaya kepemimpinan kepala MTs tersebut. Melalui penelitian ini akan diketahui gaya kepemimpinan kepala MTs Negeri dan swasta di KKM Tsyanawiyah negeri Sragen serta perbedaan dan persamaannya.

(8)

Seorang pemimpin tidak hanya menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membina, membimbing, melatih, menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan meghukum (kalau perlu) mau melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya dengan baik. Tindakan yang dilakukan seorang pemimpin tersebut bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ardi (2000: 34) menyatakan, “Fungsi kepemimpinan adalah sebagai bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan, yaitu membantu terciptanya suasana persaudaraan, dan kerjasama dengan penuh rasa kebebasan, membantu kelompok untuk mengorganisasikan diri yaitu ikut memberikan stimulus dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan tujuan”.

Kepemimpinan kepala sekolah/madrasah memiliki fungsi yang kompleks diantaranya: menciptakan suasana persudaraan, kerjasama dengan penuh kebebasan, membantu kelompok dengan memberikan stimulus dan bantuan dalam menetapkan tujuan yang hendak dicapai. Menurut Ara Hidayat (2010: 95) bahwa, “Secara operasional fungsi kepemimpinan dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok, yaitu: (1) fungsi instruksi, (2) fungsi konsultasi, (3) fungsi partipasi, (4) fungsi delegasi dan (5) fungsi pengendalian”. Sedangkan ditinjau dari pendidikan, Fatah Syukur (2010: 20-21) berpendapat, “Fungsi kepemimpinan terbagi menjadi dua yaitu: (1) fungsi yang bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai dan (2) fungsi yang bertalian dengan penciptaan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan”.

(9)

Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan di madrasah tidak bisa terlepas dari gaya kepemimpinan kepala madrasah. Kartini Kartono (2008: 34) menyatakan, “Gaya kepemimpinan adalah sifat, kebiasaan, tempramen, watak dan kepribadian yang membedakan seorang pemimpin dalam berinteraksi dengan orang lain”. Menurut Fiedler yang dikutip Prasetyo (2006: 28) bahwa, “Gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan dalam proses kepemimpinan yang diimplementasikan dalam perilaku kepemimpinan seseorang untuk mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan”.

Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara yang digunakan oleh seseorang (pemimpin) untuk mempengaruhi orang lain untuk melakukan suatu tindakan sesuai dengan apa yang diinginkan. Kemampuan seorang pemimpin untuk mempengaruhi orang lain (bawahannya) berkaitan dengan tugas atau pekerjaannya yang mempunyai tujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh pemimpin (kepala sekolah/madrasah).

Kemampuan seorang pemimpian untuk menggerakan (bekerja) bawahannya secara optimal untuk mencapai tujuan dipengaruhi oleh cara atau gaya kepemimpannnya. Nawawi (2006: 115) menyatakan, “Ada enam tipe atau gaya kepemimpinan, yaitu kepemimpinan otokratis, kepemimpinan diktatoris, kepemimpinan demokratis, kepemimpinan kharismatik, kepemimpinan paternalis, dan kepemimpinan laissez-faire (free-rein)”.

(10)

yang dimiliki oleh pemimpin. Gaya kepemimpinan kharismatik memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dengan mendayagunakan keistimewaan atau kelebihan dalam aspek atau sifat kepribadian pemimpin sehingga menimbulkan rasa hormat, rasa segan dan kepatuhan yang tinggi dari bawahnnya. Gaya kepemimpinan paternalis lebih cenderung mengayomi karena memiliki tipe kebapakan atau keibuan. Gaya kepemimpinan paternalis dalam perannya diwarnai oleh sikap kebapakan atau keibuan, dalam arti sifat melindungi, mengayomi, dan menolong anggota organisasi yang dipimpinnya. Gaya kepemimpinan laissez-faire (free-rein) merupakan cara memimpin bawahannya agar mandiri dalam melaksanakan tugas atau kerjanya. Gaya kepemimpinan laissez-faire (free-rein) pada dasarnya berpandangan bahwa anggota organisasinya mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu mengurus dirinya masing-masing.

2. METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Zainal Arifin (2011: 29) menyatakan, “Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menjawab permasalahan yang memerlukan pemahaman secara mendalam dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan. Penelitian ini dilakukan secara wajar dan alami sesuai dengan kondisi fakta di lapangan dan tanpa adanya manipulasi”. Sedangkan karaktersitik penelitian kualitatif menurut Bogdan & Biklen yang dikutip Sugiyono (2013: 15) yaitu, (1) dilakukan pada kondisi alamiah, (2) bersifat deskriptif, (3) lebih menekankan proses dan produk, (4) analisis data secara induktif dan (5) lebih menekankan makna”.

(11)

memfokuskan pada apa yang menjadi agen perubahan, tetapi pada pelopor perubahan yang bersifat terbuka”.

Data penelitian ini data kualitatif yang berupa fakta. Suharsimi Arikunto (2006: 118) menyatakan, “Data diartikan sebagai hasil pencatatan peneliti, baik itu berupa fakta maupun angka”. Data kualitafif berupa fakta merupakan data berupa informasi yang disusun berupa kata-kata. Data kualitatif yang disusun berupa kata-kata merupakan hasil wawancara, observasi, hasil analisis dan dokumentasi yang mendukung penelitian. Sumber data penelitian ini adalah kepala MTs Negeri dan Swasta di KKM Tsanawiyah Negeri Sragen. Prastowo (2011: 195) menyatakan, “Nara sumber atau informan adalah orang yang bisa memberikan informasi-informasi utama yang dibutuhkan dalam penelitian kita”.

Subjek penelitian Kepala MTs Negeri dan Kepala MTs Swasta di KKM Tsanawiyah Negeri Sragen. Moleong (2010: 132) menyatakan, “Subjek penelitian sebagai informan, yang artinya orang pada latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian”. Objek dalam penelitian adalah gaya kepemimpinan Kepala MTs Negeri dan Swasta di KKM Tsanawiyah Negeri Sragen. Sugiyono (2010: 300) menyatakan, “Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pemusatan pada kegiatan penelitian atau dengan kata lain segala sesuatu yang menjadi sasaran penelitian”.

(12)

Arikunto (2013: 201) bahwa, “Dokumentasi, dari asal katanya barang-barang terulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya lain sebagainya”.

Teknik analisis data penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman yang dikutip Sugiyono (2013: 337) bahwa, “Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”.Proses analisis data akan dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Terdapat tiga aktivitas dalam analisis data yaitu: data reduction, data display dan data conclusion drawing/verification.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1) Gaya kepemimpinan kepala MTs Negeri Sragen

Gaya kepemimpinan MTs Negeri Sragen bidang kurikulum, bidang kesiswaan, bidang prasarana sarana dan bidang hubungan masyarakat adalah gaya demokratis. Kepala MTs Negeri Sragen lebih mengedepankan hubungan yang harmonis dengan semua elemen yang ada di MTs Negeri Sragen. Kepala MTs Negeri Sragen menjalin hubungan yang harmonis dengan waka bidang kurikulum, waka bidang kesiswaan, waka bidang prasrana sarana dan waka hubungan masyarakat. Masing-masing waka diberikan hak penuh untuk melaksanakan tugasnya semaksimal mungkin sesuai dengan program yang telah ditetapkan.

2) Gaya kepemimpinan kepala MTs Swasta Sragen:

(13)

bidang sarana prasarana yaitu, gaya demokratis. Pemenuhan sarana prasarana pembelajaran selalu dikoordinasikan dengan waka sarpras dan waka lainnya. Waka sarpras MTs Ma’arif diberi hak penuh untuk pemenuhan sarana prasarana pembelajaran dengan berpedoman pada dana yang tersedia dan dilakukan secara bertahap. Gaya kepemimpinan kepala MTs Ma’arif bidang hubungan masyarakat yaitu, gaya paternalis. Kepala MTs Ma’arif Gesi Sragen memiliki tipe kebapakan yang memiliki sifat mengayomi semua elemen yang ada di MTs Ma’arif.

(2) Gaya kepemimpinan kepala MTs Al Ikhsan bidang kurikulum, bidang kesiswaan dan bidang sarana prasarana yaitu, gaya demokratis. Kepala MTs Al Ikhsan memberikan tugas sepenuhnya bidang kurikulum, bidang kesiswaan dan bidang sarana prasarana kepada guru yang mempunyai keahlian dalam bidang tersebut. Selain itu, kepala MTs Al Ikhsan Bedowo Sragen selalu mengajak semua elemen yang ada untuk berjuang memajukan MTs Al Ikhsan Bedowo Sragen dan bekerja semaksimal mungkin sesuai bidangnya dan menjalin kerjasama yang baik. Sedangkan gaya kepemimpinan kepala MTs Al Ikhsan bidang hubungan masyarakat yaitu, gaya kharismatik. Hal ini karena kepala MTs Al Ikhsan Bedowo Sragen memiliki kelebihan dalam menjalin hubungan dengan masyarakat. (3) Gaya kepemimpinan kepala MTs Muhammadiyah 6 bidang kurikulum,

bidang kesiswaan, bidang sarana prasarana danbidang hubungan masyarakat yaitu, gaya demokratis. Hal ini ditunjukkan dengan melakukan kerjasama dari semua elemen yang ada, baik wali murid, komite dan tokoh masyarakat. Semua eleman yang ada di MTs Muhammadiyah 6 untuk saling berkoordinasi dan bekerjasama untuk mendukung perkembangan dan kemajuan MTs Muhammadiyah 6. Dengan melibatkan wali murid, komite dan tokoh masyarakat diaharapkan dapat memberikan ide atau masukan untuk perkembangan dan kemajuan MTs Muhammadiyah 6.

(14)

(1) Bidang kurikulum persamaan gaya kepemimpinan demokratis yaitu, MTs Negeri, MTs Al Ikhsan dan MTs Muhammadiyah 6. Sedangkan MTs Ma’arif bidang kurikulum yaitu, gaya kharismatik.

(2) Bidang kesiswaan persamaan gaya kepemimpinan demokratis yaitu, MTs Negeri, MTs Al Ikhsan, MTs Muhammadiyah 6. Sedangkan MTs Ma’arif dan MTs Al Ikhsan bidang kesiswaan yaitu, gaya kharisatik.

(3) Bidang sarana prasarana MTs Negeri, MTs Ma’arif, MTs Al Ikhsan, MTs

Muhammadiyah 6 semua menerapkan gaya kepemimpinan demokratis. (4) Bidang hubungan masyarakat persamaan gaya kepemimpinan demokratis

yaitu, MTs Negeri, MTs Muhammadiyah 6. Gaya kepemimpinan bidang hubungan masyarakat MTs Al IKhsan yaitu gaya kharismatik. Sedangkan MTs Ma’arif bidang hubungan masyarakat menerapkan gaya paternalis. Berdasarkan hasil penelitian di atas, pembahasan hasil penelitian sebagai berikut:

1) Gaya kepemimpinan MTs Negeri Sragen.

Tabel 1. Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Sragen Bidang Kurikulum, Bidang Kesiswaan, Bidang Sarana Prasarana dan Bidang Hubungan Masyarakat

No Bidang Gaya Kepemimpinan

1 Kurikulum Demokratis

2 Kesiswaan Demokratis

3 Sarana Prasarana Demokratis

4 Hubungan Masyarakat Demokratis

2) Gaya kepemimpinan MTs Swasta Sragen: (1) MTs Ma’arif

Tabel 2. Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Gesi Sragen Bidang Kurikulum, Bidang Kesiswaan, Bidang Sarana Prasarana dan Bidang Hubungan Masyarakat

No Bidang Gaya Kepemimpinan

1 Kurikulum Kharismatik

2 Kesiswaan Kharismatik

(15)

(2) MTs Al Iksan

Tabel 3. Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Tsanawiyah Al Ikhsan Bedowo Sragen Bidang Kurikulum, Bidang Kesiswaan, Bidang Sarana Prasarana dan Bidang Hubungan Masyarakat

No Bidang Gaya Kepemimpinan

1 Kurikulum Demokratis

2 Kesiswaan Demokratis dan Kharismatik 3 Sarana Prasarana Demokratis

4 Hubungan Masyarakat Kharismatik (3) MTs Muhammadiyah 6

Tabel 4. Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 6 Sribit Sidoharjo Sragen Bidang Kurikulum, Bidang Kesiswaan, Bidang Sarana Prasarana dan Bidang Hubungan Masyarakat

No Bidang Gaya Kepemimpinan

1 Kurikulum Demokratis

2 Kesiswaan Demokratis

3 Sarana Prasarana Demokratis 4 Hubungan Masyarakat Demokratis

3) Persamaan dan perbedaan gaya kepemimpinan MTs Negeri dan MTs Swasta Tabel 6. Persamaan dan Perbedaan Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah

Tsanawiyah Negeri dan Kepala Madrasah Tsanawiyah Swasta Bidang Kurikulum, Bidang Kesiswaan, Bidang Sarana Prasarana dan Bidang Hubungan Masyarakat

Nama Madrasah Bidang Waka Gaya Kepemimpinan

MTs Negeri Sragen

Kurikulum Demokrasi

Kesiswaan Demokrasi

Sarpras Demokrasi

Humas Demokrasi

MTs Muh 6 Sribit

Kurikulum Demokrasi

Kesiswaan Demokrasi

Sarpras Demokrasi

Humas Demokrasi

MTs Ma’arif Gesi

Kurikulum Kharismatik

Kesiswaan Kharismatik

Sarpras Demokratis

Humas Paternalis

MTs Al Ikhsan Bedowo

Kurikulum Demokratis

Kesiswaan Demokratis dan Kharismatik

Sarpras Demokratis

[image:15.595.138.526.79.491.2] [image:15.595.154.528.474.741.2]
(16)

4. PENUTUP

1) Gaya kepemimpinan Kepala MTs Negeri di KKM Tsanawiyah Negeri Sragen tahun 2016 bidang kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana dan hubungan masyarakat yaitu, gaya kepemimpinan demokratis.

2) Gaya kepemimpinan Kepala MTs Swasta di KKM Tsanawiyah Negeri Sragen tahun 2016 sebagai berikut:

(1) Gaya kepemimpinan kepala MTs Ma’arif bidang kurikulum dan kesiswaan yaitu, gaya kharismatik, bidang sarana prasarana gaya demokratis dan bidang hubungan masyarakat gaya paternalis.

(2) Gaya kepemimpinan kepala MTs Al Ikhsan bidang kurikulum yaitu, gaya demokratis, bidang kesiswaaan gaya demokratis dan kharismatik, bidang sarana prasarana gaya demokratis dan bidang hubungan masyarakat gaya kharismatik.

(3) Gaya kepemimpinan kepala MTs Muhammadiyah 6 bidang kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana dan hubungan masyarakat yaitu, gaya demokratis.

3) Persamaan dan perbedaan gaya kepemimpinan Kepala Madrasah Negeri dan Swasta di KKM Tsanawiyah Negeri Sragen tahun 2016, sebagai beriku: (1) Bidang kurikulum persamaan gaya kepemimpinan demokratis yaitu, MTs

Negeri, MTs Al Ikhsan dan MTs Muhammadiyah 6. Sedangkan MTs Ma’arif bidang kurikulum yaitu, gaya kharismatik.

(2) Bidang kesiswaan persamaan gaya kepemimpinan demokratis yaitu, MTs Negeri, MTs Al Ikhsan, MTs Muhammadiyah 6. Sedangkan MTs Ma’arif dan MTs Al Ikhsan bidang kesiswaan yaitu, gaya kharismatik.

(3) Bidang sarana prasarana MTs Negeri, MTs Ma’arif, MTs Al Ikhsan, MTs Muhammadiyah 6 semua menerapkan gaya kepemimpinan demokratis. (4) Bidang hubungan masyarakat persamaan gaya kepemimpinan demokratis

(17)

1. Daftar Pustaka

Ara Hidayat. (2010). Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip dan Aplikasi Mengelolah Sekolah dan Madrasah. Yogyakarta: Kaubaka.

Ardi. (2000). Manajemen Kepemimpinan Modern. Bandung: Rosdakarya.

Cholid Nurbuko, Abu Aemadi (2001). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Dedi Mulyasa. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Departemen Agama Republik Indonesia (1999). Himpunan Peraturan Perundang-undangan Tentang Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Agama RI.

Didin Kurniadin & Imam Machali. (2012). Manajemen Pendidikan Konsep & Prinsip Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

E. Mulyasa. (2004). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(2005). Menjadi Kepala Sekolah Profesional, dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(2011) Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Engkus Kuswarno. (2008) Etnografi Komunikasi: Suatu Pengantar dan Contoh Penelitiannya. Bandung: Widya Padjadjaran.

Gary Yukl. (2001). Kepemimpinan dalam Organisasi Edisi Kelima Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Indeks.

Hersey. (2004). Kunci Sukses Pemimpin Situasional. Jakarta: Delaprasata.

Hornby, AS. Oxford. (1987). Leaner’s Pocket Dictionary. 6th Impression. London: Oxford University Press.

Kartini Kartono (2008). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kemendikbud. (2014). Petunjuk Peningkatan Mutu di Sekolah Dasar. Jakarta: Kemendikbud.

(18)

Kunandar. (2013). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Rajawali Press.

Lexy J. Moleong (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Miftah Thoha. (1996). Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Muslim. (2010). Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesional Guru. Bandung: Alfabeta.

Mulyasa H. E. (2015). Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara

Nawawi. (2006). Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta. Gajah Mada University Press.

Nur Zazin. (2011). Gerakan Menata Mutu Pendidikan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Ar-Ruzz.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007. Standar Kepala Sekolah/Madrasah.

Prasetyo. (2006). Pengaruh Kepuasan Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Riyadi Palace Hotel Di Surakarta. Tesis. Pascasarjana Universitas Muhammadyah Suraka

Samino (2015). Kepemimpinan Pendidikan (Dilengkapi dengan Perspektif Islam). Kartasura : Fairuz Media

Soewadji Lazaruth. (1992). Kepala Madrasah dan Tanggungjawabnya. Yogyakarta: Kanisius.

Sudarwan Danim. (2012) Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi ke Lembaga. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2013). Manajemen Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta.

Sukmadinata. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sutama (2016). Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, PTK dan

(19)

Syaiful Sagala. (2006). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

Wahjosumidjo. (2002). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Grafindo Persada. Winardi. (1983). Asas-Asas Manajemen. Bandung: PT. Alumni.

(2005). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Grafindo Persada. Zainal Arifin. (2011). Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur). Bandung:

Gambar

Tabel 1. Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Sragen
Tabel 3. Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Tsanawiyah Al Ikhsan Bedowo Sragen Bidang Kurikulum, Bidang Kesiswaan, Bidang Sarana Prasarana dan Bidang Hubungan Masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. merupakan bentuk transparansi yang dapat mendukung akuntabilitas

Terdapat beberapa pengusaha olahan yang berpotensi untuk memproduksi jajanan sekolah namun kemampuan inovasi produk masih rendah dan dampak dari lemahnya ekonomi menyebabkan

Menilai karakter adalah pekerjaan yang paling sulit dalam analisis kredit. Alasan pertama, keterbatasan waktu. Bank tidak memiliki waktu lama dalam mengevaluasi suatu

Sehubungan dengan penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) Penyedia , dan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga untuk

Variabel ini merujuk pada hubungan atau konektivitas individu dengan yang lainnya dalam hal pengalaman sebelumnya. dengan lawan bicara, status, hubungan

Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Mayangsari (2014) menyatakan respon siswa terhadap indikator berpikir cepat tergolong cukup baik dan hal tersebut juga sesuai

kooperatif tipe Think Pair Share 85%, Siswa aktif dalam pembelajaran (aktivitas belajar) 85%, dan minimal 85% dari jumlah siswa kelas V telah mencapai ketuntasan

[r]