ANALISIS KOMPARASI HARGA DAN RANTAI PEMASARAN SEMBAKO DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN
(studi kasus : Medan)
Skripsi
Oleh : ANITA 040304068 SEP- AGRIBISNIS
DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ANALISIS KOMPARASI SALURAN PEMASARAN DAN
HARGA SEMBAKO DI PASAR TRADISIONAL
DAN PASAR MODERN
(Studi kasus :Medan)
SKRIPSI
Diajukan kepada Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat – Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian
OLEH :
ANITA
040304068
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ANALISIS KOMPARASI HARGA DAN RANTAI
PEMASARAN SEMBAKO DI PASAR TRADISIONAL DAN
PASAR MODERN, DI KOTA MEDAN
Oleh :
ANITA 040304068 SEP-AGRIBISNIS
Skripsi Yang Merupakan Salah Satu Syarat Meja Hijau di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara Disetujui Oleh
Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
(Dr. Ir. Salmiah, Ms) (Dr.Ir.Tavi Supriana, MS)
NIP. 131 639 813 NIP. 131836671
DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Skripsi : ANALISIS RANTAI PEMASARAN DAN HARGA SEMBAKO DI PASAR TRADISONAL DAN PASAR MODER DI KOTA MEDANTEMBAKAU DELI
Nama : ANITA
Nim : 040304068
Departemen : Agribisnis Program Studi : Agribisnis
Disetujui Oleh, Komisi Pembimbing
Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing
(Dr.Ir. Salmiah, MS) (Dr. Ir. Tavi Supriana, MS)
Mengetahui,
Ketua Departemen Agribisnis
ANITA (040304068 SEP-AGRIBISNIS) dengan judul skripsi Analisis Komparasi Rantai Pemasaran Sembako di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Di Kota Medan.
Pesatnya pembangunan pasar modern dirasakan oleh banyak pihak berdampak terhadap keberadaan pasar tradisional. Di satusisi pasar modern dikelola secara profesional dengan fasilitas yang serba lengkap, disisi lain pasar tradisional masih dihadapkan dengan permasalahan klasik seputar pengelolaan yang kurang professional dan ketidaknyamanan berbelanja. Pasar modern dan pasar tradisional bersaing dalam pasar yang sama. Hampir semua produk yang dijual dipasar tradisional seluruhnya dapat ditemui di pasar modern. Dari aspek harga pasar modern kadang-kadang diopinikan lebih murah daripada harga di pasar tradisional. Dengan strategi subsidi silang, membuat harga suatu jenis barang lebih murah, namun harga barang lain jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga di pasar tradisional. Selain itu harga beli juga bisa ditekan karena keunggulan dapat membeli dalam jumlah besar, dan biaya stok minimum dengan bantuan teknologi informasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana rantai pemasaran dan harga sembako di pasar modern dan pasar tradisional di kota Medan.
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Metode penentuan sampel adalah Simple Random Sampling. Jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 120 orang pedagang sembako, pedagang grosir 18 orang dan pedagang pengumpul 3 orang.
Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut : Saluran pemasaran sembako di pasar tradisional lebih panjang daripada dipasar modern.
Harga sembako di pasar tradisional lebih murah dibandingkan di pasar modern.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Sibolga pada tanggal 10 September 1986 dari pasangan Bapak Syamsudin Hutagalung dan Ibu Nurhamina Marbun. Penulis merupakan anak ketujuh dari sembilan bersaudara.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut: 1. Tahun 1992 masuk Sekolah Dasar di SD Impres Sidari
2. Tahun 1998 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Negeri 2 Kolang
3. Tahun 2001 masuk Sekolah Menengah Umum di SMU Negeri 1 Kolang 4. Tahun 2004 diterima di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara
5. Bulan Juni - Juli 2008 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di kelurahan Siboras, kecamatan Silimakuta, kabupaten Simalungun
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pertanian Jurusan SEP/Agribisnis di Universitas Sumatera Utara. Dalam kesempatan ini penulis mengambil judul “Analisis Komparasi Rantai Pemasaran dan Harga Sembako Di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Di Kota Medan”.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Hal ini disebabkan keterbatasan ilmu pengetahuan serta pengalaman yang mendukung skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda Syamsudin Hutagalung dan Ibunda Nurhamina Marbun atas doa, bimbingan, perhatian dan kasih sayangnya selama ini, dan kepada Adinda-adinda Sutan, dan Nopi yang telah memberikan dukungannya kepada penulis.
Secara khusus juga penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dr. Ir. Salmiah, selaku Ketua Komisi Pembimbing.
2. Ibu Dr.Ir. Tavi Supriana, MS selaku Anggota Komisi Pembimbing. 3. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai di Departemen SEP FP – USU.
5. Bapak Direktur Utama PT Hypermart yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian
6. Bapak Direktur Utama PT Makro yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian
7. Bapak Kadis PD Pasar Tingkat II KotaMadya Medan yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian
8. Terima kasih tentunya penulis ucapkan kepada suami tercinta Lamhot Saur M.S atas semangat, bantuan dan perhatian yang diberikan kepada penulis. Kepada seluruh teman-teman yang selalu memberi dukungan yaitu Ira, Raden, Rna, Emma, Lina, Mela. Serta kepada teman-teman stambuk 2004 Jurusan SEP FP USU yang telah memberikan saran dan kritik kepada penulis hingga selesainya skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan hidayah dan keridhoanNya kepada kita semua. Amin....
Medan, April 2010
DAFTAR ISI Metode Penentuan Daerah Penelitian... 18
Metode Penentuan sampel penelitian ... 18
Metode Pengumpulan Data... 18
Metode Analisis Data ... 19
Defenisi dan Batasan Operasional ... Defenisi ... 21
Batasan Operasional... 22
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... Letak geografis daerah Penelitian ... 23
Kependudukan daerah Penelitian ... 24
Penggunaan Tanah daerah Penelitian... 26
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Saluran Pemasaran Sembako di Pasar tradisional dan
Pasar modern ... 32 Harga rata-rata Sembako di Pasar Tradisional dan Pasar Modern .... 46
KESIMPULAN DAN SARAN ... Kesimpulan ... 48 Saran ... 48 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
1. Nama dan alamat Pasar Tradisional di Kota Medan dan jumlah
sarananya.September 2009 ... 2
2 Spesifikasi Pengumpulan Data, Sumber, Metode dan Instrument pegumpulan Data ... 18
3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Kota Medan Tahun 2007 ... 24
4. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Medan, Tahun 2007 ... 25
5. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Kota Medan, Tahun 2007 ... 26
6. Luas dan Penggunaan Tanah di Kota Medan Tahun 2007 ... 27
7. Sarana dan Prasarana di Kota Medan Tahun 2007 ... 28
8. Karakteristik Pedagang Pengecer Sembako di Pasar Tradisional Tahun 2010 ... 31
9. Karakteristik Pedagang Grosir Sembako di Pasar Modern Tahun 2010 ... 32
10. Hasil uji beda rata-rata harga Beras (IR64)... 46
16. Hasil uji beda rata-rata harga Gula Pasir (Lokal)... 47
17. Hasil uji beda rata-rata harga Minyak Goreng (Bimoli)... 48
18. Hasil uji beda rata-rata harga Daging Ayam... 48
18. Hasil uji beda rata-rata harga Telur Ayam (Astrali)... 49
19. Hasil uji beda rata-rata harga Susu Bendera (Putih)... 50
20. Hasil uji beda rata-rata harga Jagung Manis... 50
21. Hasil uji beda rata-rata harga Garam Beryodium... 51
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Karakteristik Pedagang Pengecer, Pedagang Grosir, dan Pedagang
Pengumpul Sembako di pasar tradisional Tahun 2009 ... 56 2. Harga Sembako di Pasar Tradisional Dan Pasar Modern ... 59 3. Statistik Harga rata-rata Beras dipasar Modern
dan pasar Tradisional... 60 4. Statistik Harga rata-rata Gula Pasir di Pasar Modern
dan Pasar Tradisional... 61 5. Statistik Harga rata-rata Minyak Goreng (Bimoli) di Pasar
Modern dan Pasar Tradisional... 62 6. Statistik Harga rata-rata Daging Ayam di Pasar Modern
dan Pasar Tradisional... 63 7. Statistik Harga rata-rata Telur Ayam(Astrali) di Pasar Modern
dan Pasar Tradisional... 64 8. Statistik Harga rata-rata Susu Bendera (Putih) di Pasar Modern
dan Pasar Tradisional... 65 9. Statistik Harga rata-rata Jagung Manis di Pasar Modern
dan Pasar Tradisional... 67 10. Statistik Harga rata-rata Garam Beryodium di Pasar Modern
dan Pasar Tradisional... 68 11. Statistik Harga rata-rata Daging Sapi (Lokal) di Pasar Modern
DAFTAR GAMBAR
ANITA (040304068 SEP-AGRIBISNIS) dengan judul skripsi Analisis Komparasi Rantai Pemasaran Sembako di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Di Kota Medan.
Pesatnya pembangunan pasar modern dirasakan oleh banyak pihak berdampak terhadap keberadaan pasar tradisional. Di satusisi pasar modern dikelola secara profesional dengan fasilitas yang serba lengkap, disisi lain pasar tradisional masih dihadapkan dengan permasalahan klasik seputar pengelolaan yang kurang professional dan ketidaknyamanan berbelanja. Pasar modern dan pasar tradisional bersaing dalam pasar yang sama. Hampir semua produk yang dijual dipasar tradisional seluruhnya dapat ditemui di pasar modern. Dari aspek harga pasar modern kadang-kadang diopinikan lebih murah daripada harga di pasar tradisional. Dengan strategi subsidi silang, membuat harga suatu jenis barang lebih murah, namun harga barang lain jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga di pasar tradisional. Selain itu harga beli juga bisa ditekan karena keunggulan dapat membeli dalam jumlah besar, dan biaya stok minimum dengan bantuan teknologi informasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana rantai pemasaran dan harga sembako di pasar modern dan pasar tradisional di kota Medan.
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Metode penentuan sampel adalah Simple Random Sampling. Jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 120 orang pedagang sembako, pedagang grosir 18 orang dan pedagang pengumpul 3 orang.
Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut : Saluran pemasaran sembako di pasar tradisional lebih panjang daripada dipasar modern.
Harga sembako di pasar tradisional lebih murah dibandingkan di pasar modern.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pasar tradisional merupakan ciri bagi negara berkembang dengan tingkat pendapatan dan perekonomian masyarakat yang relatif rendah sehingga lebih sering berbelanja ke pasar tradisional. Namun sesuai dengan perkembangan jaman budaya masyarakat sudah mulai bergeser dan beralih ke pasar modern ritel sehingga pasar tradisional tidak hanya menghadapi persaingan sesama ritel tradisional tetapi ritel pasar modern. (Sri, 2007)
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar- menawar. Bangunan pada umumnya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengolah pasar. Pasar ini paling banyak menjual kebutuhan sehari-hari (sembako) seperti bahan-bahan makanan, misalnya ikan, buah-buahan, sayur-sayuran, pakaian, barang elektronik dan jasa-jasa lainnya. (Wikipedia, 2008)
Pasar modern adalah pasar yang penjual dan pembelinya tidak bertransaksi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga.
(Wikipedia, 2008)
Tabel 1. Nama dan Alamat Pasar Tradisional di kota Medan dan Jumlah Sarananya. September 2009
No Nama dan Alamat
Sumber : Perusahaan Daerah Pasar Tingkat II Medan, 2009
Pasar tradisional (Pusat Pasar, Pasar Petisah, dan Pasar Seikambing) selain lokasinya berdekatan dengan pasar modern, pasar ini juga merupakan pasar yang paling banyak terdapat jumlah pedagangnya di antara pasar-pasar lainnya sehingga pasar tersebut di ambil sebagai daerah penelitian.
Di pasar tradisional sampai saat ini masyarakat tetap menginginkan produk kebutuhan sehari-hari (sembako), terutama bahan mentah. Untuk komoditas sembako banyak pedagang di pasar tradisional mampu bersaing dengan memberikan harga yang relatif murah dan produk segar, sedangkan di pasar modern masih memberikan harga yang lebih tinggi kerena kualitas, pengemasan dan display (penyajian) jauh lebih baik. (Albert, 2007)
keunggulan dapat membeli dalam jumlah besar, dan biaya stok minimum dengan bantuan teknologi informasi. (Rully, 2008)
Perkembangan harga produk pangan di pasar modern relatif lebih stabil, sedangkan di pasar tradisional cenderung lebih fluktuatif. Perbedaan kondisi ini terutama disebabkan jaringan distribusi dan penyuplai yang ada lebih baik di pasar tradisional. ( Arifin, 2006)
Ruang persaingan pedagang pasar tradisional kini mulai terbatas. Selama ini pasar tradisional dianggap unggul dalam memberikan harga relatif lebih rendah untuk banyak komoditas dengan fasilitas berbelanja yang lebih baik. Skala ekonomis pengecer modern yang cukup luas dan akses langsung mereka terhadap produsen dapat menurunkan harga pokok penjualan pedagang sehingga mampu menawarkan harga yang lebih rendah. Para pedagang pasar tradisional pada umumnya mempunyai skala yang kecil dan menghadapi rantai pemasaran yang cukup panjang untuk membeli barang yang akan dijual. (Albert, 2007)
Dalam pemasaran komoditi hasil pertanian, seringkali dijumpai adanya rantai pemasaran yang panjang sehingga banyak pelaku lembaga pemasaran yang terlibat dalam rantai pemasaran tersebut. Beberapa sebab mengapa terjadi rantai pemasaran hasil pertanian yang panjang dan petani sering di rugikan, yaitu : (1)pasar yang tidak bekerjasama secara sempurna, (2)lemahnya informasi pasar, (3)lemahnya produsen dalam memanfaatkan peluang pasar dan, (4)lemahnya posisi produsen untuk melakukan penawaran guna mendapatkan harga yang baik. (Soekatawi,1995)
Pemberdayaan pedagang kecil di pasar tradisional dapat dilakukan antara lain dengan membantu memperbaiki akses pedagang kepada informasi, permodalan, dan hubungan dengan produsen atau supplier (pemasok). Pedagang pasar tradisional perlu mendapatkan informasi tentang masa depan, ancaman, dan peluang usaha serta pentingnya perubahan sikap dan pengolahan sesuai dengan perubahan tuntutan konsumen. Dalam kaitannya dengan produsen pemasok, pedagang pasar tradisional perlu dibantu dalam mengefisienkan rantai pemasaran untuk mendapatkan barang dagangan. Pemerintah dapat berperan sebagai mediator untuk menghubungkan pasar tradisional secara kolektif kepada industri untuk mendapatkan akses barang pedagang yang lebih murah. (Albert, 2007)
Indentifikasi Masalah
Untuk melihat bagaimana sebenarnya rantai pemasaran dan harga sembako di pasar tradisional dan pasar modern dalam memenuhi kebutuhan sembako masyarakat maka dapat dirumuskan masalah antara lain :
1. Apakah ada perbedaan saluran pemasaran sembako di pasar tradisional dibandingkan pasar modern?
2. Apakah ada perbedaan tingkat harga sembako di pasar tradisional dibandingkan dengan pasar modern?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui komparasi saluran pemasaran sembako di pasar tradisional dan pasar modern.
2. Untuk mengetahui tingkat harga sembako di pasar tradisional dan pasar modern.
Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa yang melakukan penelitian ini.
2. Sebagai bahan informasi bagi pedagang dalam menentukan harga di pasar tradisional.
TINJAUAN PUSTAKA
Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya; Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar-menawar (Pepres RI No. 112, 2007).
Pasar modern memiliki keunggulan ditengah masyarakat yaitu dari segi pelayanan yang menarik, harga terjangkau dan serba instan. Pasar ini memiliki penjualan barang-barang kebutuhan rumah tangga termasuk kebutuhan sembilan bahan pokok secara eceran dan langsung kepada konsumen akhir. Sembilan bahan pokok atau sering disingkat sembako, menurut keputusan Menteri Industri dan Perdagangan yang termasuk dalam sembako antara lain :
1 Beras 2 Gula pasir
3 Minyak goreng dan margarin 4 Daging sapi dan ayam 5 Telur ayam
6 Susu 7 Jagung
8 Minyak tanah
Secara umum peningkatan jumlah pasar khususnya pasar modern terjadi di daerah perkotaan. Hal ini mengakibatkan semakin ketat persaingan dikalangan pedagang eceran. Meskipun jumlah pasar tradisional masih lebih besar dibandingkan pasar modern tetapi pertumbuhan pasar modern semakin meningkat. Pada saat ini pasar tradisional yang lokasinya berdekatan dengan mal/hypermarket mengakibatkan pasar tradisional mulai kehilangan pembeli sehingga dapat mengganggu perkembangan usaha pelaku perdagangan eceran di pasar tradisional yang umumnya pelaku usaha mikro dan dapat mematikan usaha pedagang. (Fadhil, 2006)
Sudah banyak kios di pasar tradisional yang harus tutup karena sulit bersaing dengan pasar modern. Dari data Asosiasi Pedagang Pasar tradisional seluruh Indonesia (APPSI) pada tahun 2005 seperti dikutip website Kementerian Koperasi dan UKM mengatakan bahwa sekitar 400 toko di pasar tradisional harus tutup usaha setiap tahunnya. Jumlah ini kemungkinan terus bertambah seiring kehadiran pasar modern yang semakin meningkat. (Indra, 2007)
Indonesia adalah negara dengan mayoritas konsumen berasal dari kalangan menengah ke bawah. Kondisi ini menjadikan kosumen Indonesia tergolong ke dalam konsumen yang sangat sensitif terhadap harga. Ketika faktor harga rendah yang sebelumnya menjadi keunggulan pasar tradisional mampu diruntuhkan oleh pasar modern, secara relatif tidak ada alasan konsumen dari kalangan menengah ke bawah untuk tidak turut berbelanja ke pasar modern dan meninggalkan pasar tradisional (Ekapribadi. W, 2007).
sepuluh tahun terakhir ini. Hal ini menyebabkan berkurangnya pangsa pasar tradisional. Hasil survei PT AC Nielsen Indonesia terhadap 47 kategori produk di pasar modern dan pasar tradisional sepanjang 2004 (Januari-Desember), menunjukkan kategori produk di pasar tradisional mencapai 1,7 juta unit, kontribusi pasar tradisional sebesar 69,9 persen , turun dari tahun sebelumnya yaitu 73,7 persen (2003), 74,8 persen (2002), 75,2 persen (2001), dan 78,1 persen (2000). (Rully, 2008)
Pertumbuhan yang tidak seimbang antara pasar modern dengan pasar tradisional mengarah pada menurunnya tingkat pertumbuhan pasar tradisional. Apalagi pasar tradisional mengalami kekurangan sarana dan prasarana serta para pemasok. Menurut survei AC Nielsen pada 2004-2006, pertumbuhan pasar tradisional mengalami penurunan sebesar 8,1 persen pertahun karena terdesak oleh pasar modern yang jumlahnya tumbuh mencapai 31,4 persen. Departemen perdagangan mencatat terdapat 13.450 unit pasar tradisional di seluruh Indonesia menjadi tempat berkumpulnya 12,6 juta pedagang. Survei AC Nielsen pada tahun 2004 juga menyebutkan pangsa pasar-pasar modern yang terdiri dari hypermarket, supermarket, minimarket, dan depertemen store, rata-rata tumbuh sekitar 16 persen pertahun. Sedangkan di pasar tradisional hanya tumbuh 5 persen pertahun. (Muhammad, dkk, 2007)
Landasan Teori
Semakin tinggi harga suatu barang maka semakin sedikit jumlah barang yang di minta, sebaliknya semakin rendah harga suatu barang maka semakin banyak barang yang diminta. Sedangkan teori penawaran semakin tinggi harga suatu barang makin banyak jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual, sebaliknya semakin rendah harga suatu barang semakin sedikit jumlah yang ditawarkan. (Nuraini, 2001)
Pasar awalnya mengacu pada suatu geografis tempat transaksi berlangsung. Pada perkembangan selanjutnya mungkin defenisi ini sudah tidak sesuai lagi, terutama dengan berkembangnya teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi misalnya telepon dan internet memungkinkan transaksi dapat dilakukan tanpa melalui kontak langsung antara penjual dan pembeli. Dengan teknologi informasi ini dilakukan transaksi antar kota, antar negara bahkan antar benua, misalnya antar Indonesia dengan Malaysia (Sudiyono, 2004 : 1).
Dalam mempelajari marketing ada beberapa metode yang digunakan yaitu:
- Pendekatan fungsi (functional approach), dimana dipelajari bermacam-macam fungsi yang dikehendaki dalam marketing, bagaimana dan siapa yang melaksanakannya.
- Pendekatan dari segi lembaga(Intitutional approach)
Dipelajari bermacam-macam perantara, bagaimana masing-masing berusaha agar fungsi-fungsi dapat dilaksanakan.
- Pendekatan komoditi barang (Commodity approach)
Pemasaran merupakan hal yang sangat penting setelah selesainya proses produksi. Kondisi pemasaran menimbulkan suatu siklus atau lingkaran pasar suatu komoditas. Bila pemasaran tidak baik, mungkin disebabkan karena daerah produsen terisolasi, tidak ada pasar, rantai pemasaran terlalu panjang atau ada satu pembeli. Kondisi ini merugikan pihak produsen. Hal ini berarti efisiensi di bidang pemasaran masih rendah.
Fungsi pemasaran merupakan suatu aktivitas yang penting yang dispesialisasi dan dilaksanakan dalam bidang pemasaran. Fungsi tersebut adalah : - Fungsi Pertukaran yaitu pembelian (buying) dan penjualan (selling).
- Fungsi Pengadaan secara Fisik yaitu pengangkutan (transportation) dan penyimpanan (storage).
- Fungsi pemberian jasa-jasa yaitu permodalan (financing), resiko, standarisasi dan informasi pasar atau market information.
(Hutauruk, 2003 : 42).
bentuk usahanya. Menurut penguasaannya terhadap komoditi yang diperjual belikan lembaga pemasaran dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
- Lembaga yang tidak memiliki tapi menguasai benda, seperti agen perantara, makelar (broker, selling broker dan buying broker).
- Lembaga yang memiliki dan menguasai komoditi-komoditi pertanian yang diperjual belikan, seperti pedagang pengumpul, tengkulak, eksportir dan importir.
- Lembaga pemasaran yang tidak memiliki dan menguasai komoditi-komoditi pertanian yang diperjual belikan, seperti perusahaan-perusahaan penyediaan fasilitas-fasilitas transportasi, asuransi pemasaran dan perusahaan penentu kualitas produk pertanian (surveyor).
Lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran produk-produk pertanian sangat beragam sekali tergantung dari jenis yang dipasarkan. Ada komoditi yang melibatkan banyak lembaga pemasaran dan ada pula yang melibatkan hanya sedikit lembaga pemasaran. Lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran ini lebih lanjut dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
- Pedagang besar, untuk meningkatkan efisiensi pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran, maka jumlah komoditi yang ada pada pedagang pengumpul ini harus dikonsentrasikan lagi oleh lembaga pemasaran yang disebut dengan pedagang besar. Pedagang besar ini selain melakukan proses konsentrasi (pengumpulan) komoditi dari pedagang-pedagang pengumpul, jika melakukan proses distribusi (penyebaran) ke agen penjualan ataupun pengecer. Oleh karena jarak petani ke pedagang besar cukup jauh dan membutuhkan waktu lama, maka pada saat komoditi sampai di tangan pedagang besar ini sudah melibatkan lembaga pemasaran lainnya, seperti perusahaan pengangkutan, perusahaan pengolahan dan perusahaan asuransi. Perusahaan pengangkutan ini berperan untuk meningkatkan guna tempat. Sedangkan perusahaan pengolahan berperan untuk meningkatkan guna bentuk, sebab produk-produk pertanian biasanya dihasilkan sebagai bahan mentah ataupun bahan baku untuk proses produksi selanjutnya.
- Agen penjualan, produk pertanian yang belum ataupun sudah mengalami proses pengolahan ditingkat pedagang besar harus didistribusikan kepada agen penjualan maupun pengecer. Agen penjualan ini biasanya membeli komoditi yang dimiliki pedagang dalam jumlah banyak dengan harga yang relatif murah dibanding pengecer.
keberhasilan pengecer menjual produk kepada konsumen sangat menentukan keberhasilan lembaga-lembaga pemasaran pada rantai pemasaran sebelumnya. Sehingga saat ini kita jumpai adanya diversifikasi usaha dari produsen atau pedagang besar menjadi pengecer sekaligus.
Lembaga-lembaga pemasaran ini dalam menyampaikan komoditi pertanian dari produsen berhubungan satu sama lain yang membentuk jaringan pemasaran. Arus pemasaran yang terbentuk dalam proses pemasaran ini beragam sekali, misalnya produsen berhubungan langsung kepada konsumen akhir atau petani produsen berhubungan terlebih dahulu dengan tengkulak, pedagang pengumpul ataupun pedagang besar dan membentuk pola-pola pemasaran yang khusus. Pola-pola pemasaran yang terbentuk selama pergerakan arus komoditi pertanian dari petani produsen ke konsumen akhir ini disebut dengan sistem pemasaran.
Menurut Kartasapoetra (1992 : 35), dalam hal melancarkan penyampaian dan memindah tangankan barang-barang dari produsen ke konsumen terbentuk lembaga-lembaga pemasaran seperti jasa-jasa yang ditawarkan oleh agen-agen atau perusahaan dagang, perusahaan pengepakan dan peti kemas, perusahaan angkutan dan asuransi.
Besarnya permintaan dan penawaran barang/jasa termasuk jumlah barang/jasa yang benar-benar terjual, maka pasar dapat dibagi atas :
yang diperdagangkan homogen, tidak ada campur tangan pemerintah dan jumlah pembeli dan penjual cukup besar.
- Pasar Monopoli atau Pasar Tidak Bebas terjadi bila pasar seluruhnya dikuasai oleh satu penjual atau satu badan usaha, sehingga terjadi politik harga dimana harga ditentukan sesuka hati oleh si penjual tunggal tersebut.
-Pasar Kurang Bebas terletak antara pasar bebas dan monopoli, pasar ini sifatnya dikuasai oleh satu produsen besar dan beberapa produsen kecil, dan kebijakan harga ditentukan oleh produsen besar, sedangkan yang kecil hanya mengikuti.
-Pasar Persaingan Monopolis dikuasai oleh beberapa penjual satu jenis barang yang berbeda kualitasnya, bentuknya ada dua yaitu persaingan bebas dan persaingan monopoli (Gultom, 1996 : 54).
Saluran pemasaran atau saluran distribusi terdiri dari seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan (fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status kepemilikannya dari produsen ke konsumen (Kotler, 1995 : 47).
Kerangka Pemikiran
Tataniaga atau pemasaran pada prinsipnya merupakan tindakan yang berhubungan dengan pergerakan barang atau jasa dari produsen hingga ke konsumen. Jalur pemasaran hasil pertanian adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan hasil pertanian dari produsen sampai ke konsumen. Lembaga-lembaga yang ikut aktif dalam saluran pemasaran ini adalah produsen, distributor sebagai pedagang besar, pedagang grosir, pedagang pengumpul, dan pedagang pengecer.
Pada umumnya pedagang pasar tradisional mempunyai skala yang kecil dan biasanya untuk mendapatkan produk tidak langsung dari produsen tetapi harus melalui beberapa pedagang perantara.
Skala ekonomis pengecer modern yang cukup luas dan akses langsung mereka terhadap produsen dapat menurunkan harga pokok penjualan mereka sehingga mereka mampu menawarkan harga yang lebih rendah. Sebaliknya para pedagang pasar tradisional, mereka umumnya mempunyai skala yang kecil dan menghadapi rantai pemasaran yang cukup panjang untuk membeli barang yang akan dijualnya. Kondisi ini berdampak negatif terhadap usaha sehingga pedagang menjadi sangat rentan terhadap kerugian yang disebabkan oleh rusaknya barang dagangan dan fluktuasi harga.
Keterangan : Ada hubungan
Pedagang Sembako
Pasar Tradisional
Pasar Modern
Produsen Produsen
Distributor
Pedagang Grosir Pedagang
Pengecer
Distributor
Pengecer Modern
Konsumen
Konsumen
Harga Konsumen
Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis dari penelitian ini yang sesuai dengan landasan teori adalah sebagai berikut:
1 Saluran pemasaran sembako di pasar tradisional lebih panjang dari pasar modern.
METODE PENELITIAN
Metode Penentuan Lokasi Penelitian
Secara teritorial penelitian ini akan mempunyai lingkup cakupan tiga pasar tradisional di kota Medan (Pusat Pasar, Pasar Petisah, dan Pasar Sei Kambing). Pasar ini ditetapkan secara purposive karena pasar ini merupakan pasar tradisional yang lebih dekat dengan Pasar Modern, sedangkan untuk pasar modern adalah PT Carrefour, PT Hypermart, dan PT Makro.
Metode Penentuan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah pedagang sembako yang terdapat di pasar tradisional dan pasar modern. Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah Simple Random Sampling yaitu penarikan sampel secara acak sederhana dengan pertimbangan sampel penelitian bersifat homogen atau rata-rata memiliki karakter yang sama. Jumlah seluruh sampel sebanyak 123 orang pedagang pengecer. Dalam pasar tradisional terdiri dari 120 orang dimana setiap perjenis sembako mewakili 10 orang, sedangkan di pasar modern sebanyak 3 orang.
Metode Pengumpulan Data
Tabel 2. Spesifikasi Pegumpulan Data, Sumber, Metode dan Instrument Pengumpulan Data
No Jenis Data Sumber Data Metode AlatPengump ul Data 1 Rantai Pemasaran Pedagang/
Responden
Wawancara Kuisioner 2 Harga Sembako
• Beras • Gula Pasir • Minyak Goreng • Daging Ayam
Wawancara Kuisioner
3 Jumlah
Sarana/Prasarana
PD Pasar Tingkat II Medan
Wawancara Kuisioner
Metode Analisis Data
Untuk hipotesis (1) digunakan analisis deskriftif dengan melihat bagaimana saluran pemasaran yang dilalui oleh pedagang sembako di pasar tradisional dan pasar modern dengan menggunakan tabulasi sederhana, berdasarkan wawancara dilapangan.
Untuk hipotesis (2) di analisis dengan menggunakan uji beda rata-rata (t-test) pada dua sampel yang bebas (independent sample)
Dimana :
1
x = Rata-rata nilai variabel I
2
x = Rata-rata nilai variabel II
S1 = Rata-rata standard deviasi variabel I S2= Rata-rata standard deviasi variabel II n1 = Jumlah sampel variabel I
n2= Jumlah sampel variabel II Kriteria uji :
Definisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman atau kekeliruan dalam penafsiran penelitian ini, maka perlu dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut: 1. Komparasi adalah untuk melihat perbandingan harga dan rantai pemasaran
sembako di pasar tradisional dan pasar modern.
2. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar.
3. Pasar modern adalah pasar yang penjual dan pembelinya tidak bertransaksi secara langsung tetapi pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakuka secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga.
4. Rantai pemasaran merupakan aliran barang dari produsen ke konsumen yang merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang sampai ke tangan konsumen.
5. Pemasaran adalah proses aliran barang dari produsen ke konsumen akhir yang disertai penambahan guna tempat melalui proses pengangkutan dan guna waktu melalui proses penyampaian.
7. Pedagang pengecer adalah orang yang berjualan ditingkat pengecer dalam partai kecil atau dengan modal kecil dan dominan pembelinya adalah konsumen rumah tangga.
8. Harga jual adalah harga beli konsumen akhir.
9. Pedagang sampel adalah pedagang sembako di pasar tradisional dan pasar modern.
10.Pengecer untuk pasar modern adalah pemilik perusahaan yang menyediakan atau menjual segala jenis sembako langsung ke pemakai atau konsumen akhir dalam satuan atau eceran yang terdapat di PT Carrefour, PT Hypermart, dan PT Makro.
11.Agen / Grosir adalah pedagang yang membeli atau mendapatkan barang dagangan dari distributor atau agen tunggal yang biasanya di beri daerah kekuasaan penjualan tertentu yang lebih kecil dari daerah kekuasaan distributor.
12.Distributor /Pedagang besar adalah pedagang yang membeli atau mendapatkan produk sembako dari tangan pertama atau produsen secara langsung. Pedagang besar ini biasanya diberikan hak dan wewenang wilayah / daerah tertentu dari produsen.
13.Pedagang pengumpul merupakan pedagang yang membeli bahan mentah sembako dari produsen atau petani sebelum diolah menjadi sembako.
Batasan Operasional
1. Penelitian dilakukan di Kota Medan
2. Waktu penelitian dilakukan pada tahun 2009
3. Sampel penelitian adalah pedagang sembako di pasar tradisional dan pasar modern.
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
Letak geografis, luas wilayah, batas, dan iklim
Kota Medan merupakan Ibukota dari Provinsi Sumatera Utara. Kota medan terletak antara 20.27’- 2 0.24’ BT dan pada ketinggian 2,5 – 3,75 meter di atas permukaan laut.
Kota Medan merupakan pusat pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang mempunyai luas 26.510 ha, yang terdiri dari 21 kecamatan, 151 kelurahan. Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten dengan Deli Serdang pada bagian Utara, Barat, Selatan serta bagian timur berbatasan dengan selat Malaka.
Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan temperatur siang 31,10C dan malam hari 24,10C, rata-rata curah hujan perbulan 175,17 mm dengan rata-rata hari hujan 17,33 hh/bulan. Kelembapan udara di kota Medan 84%, kecepatan angin rata-rata 0,45 m/sec sedangkan laju penguapan tiap bulannya 111,26 mm. Kota Medan memiliki topografi datar dengan ketinggian 7-25 dpl dengan jenis tanah alluvial.
Kependudukan
Tabel 4. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Medan, Tahun 2007
Golangan Umur (Tahun)
Laki –laki Perempuan
Jumlah Jiwa Persentase
(%)
Jiwa Persentase (%) Sumber : BPS Medan dalam Angka 2008
Penduduk kota Medan menurut tingkat pendidikan
Penduduk kota Medan menurut tingkat pendidikan terdiri dari tamatan SD, SLTP, SLTA, Perguruan Tinggi. Untuk mengetahui lebih jelas tingkat pendidikan penduduk kota Medan dapat dilihat pada Tabel 2a.
Tabel 5. Penduduk kota Medan menurut tingkat pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase(%)
1 SD 451.226 21,24
2 SLTP 635.451 29,92
3 SLTA 726.475 34,21
4 Perguruan Tinggi 310.475 14,61
Jumlah 2.123.712 100
Sumber: BPS, Medan dalam angka 2008
Penduduk menurut mata pencaharian
Mata pensaharian penduduk kota Medan bermacam jenisnya yaitu pegawai negeri, pegawai swasta, TNI/POLRI, tenaga pengajar, tenaga kesehatan, dan masih banyak lagi yang lain jenis dan macam pekerjaannya. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai mata pencaharian penduduk kota Medan dapat dilihat pada Tabel 2c.
No Mata pencaharian Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Pegawai Negeri 16.727 4,22
2 Pegawai Swasta 15.580 3,93
3 TNI/POLRI 14.326 3,61
4 Tenaga penagajar 45.426 11,4
5 Tenaga kesehatan 3.290 0,83
6 Lain-lain 300.862 75,93
Jumlah 396.862 100
Sumber: BPS, Medan dalam angka 2008
penduduk yang menganggur baik sebagai pengangguran terselubung maupun pengangguran tetap.
Penggunaan Tanah
Luas dan penggunaan tanah di Kota Medan pada tabel
Tabel 6. Luas dan penggunaan Tanah di Kota Medan, Tahun 2007
No Uraian Jumlah Persentase (%)
1 Pemukiman 9.623.13 36,30
2 Perkebunan 821.81 3,10
3 Lahan Jasa 503,69 1,90
4 Sawah 1.617,11 6,10
5 Perusahaan 1.113,42 4,20
6 Kebun Campuran 11.956,01 45,10
7 Industri 397,65 1,50
8 Hutan Rawa 477,18 1,80
Total 26.510,00 100,0
Sumber: BPS, Medan Dalam Angka, 2008
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana di Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 7. Sarana dan Prasarana di Kota Medan, Tahun 2006
No Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)
1
Sekolah
a. SD 810
b. SLTP 353
c. SLTA 339
d. Perguruan Tinggi 33
2
Kesehatan
a. Puskesmas 39
b. Pustu 40
c. BPU 421
d. Rumah Bersalin 431
e. Rumah Sakit 70
Tempat Peribadatan
3
a. Masjid 826
b. Musholla 675
c. Gereja 525
d. Kuil 39
e. Wihara 140
Transportasi
4
c. Jalan Rusak 112,76 km d. Jalan Rusak Berat 1,35 km Pasar
5
a. Pasar Tradisional 69 b. Pasar Modern 64
Dari Tabel 7. Terlihat sarana pendidikan di kota Medan sangat lengkap mulai dari Play Group, Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar berjumlah 810 unit, Sekolah Lanjut Tingkat Pertama berjumlah 353 unit, Sekolah Lanjut Tingkat Atas berjumlah 339 unit, hingga ke Perguruan Tinggi berjumlah 33 unit dengan berbagai tingkat strata. Status sekolah pun beragam mulai dari negeri, swasta maupun sekolah luar negeri yang tersebar di setiap sudut dan pelosok kota Medan dengan kwalitas yang beragam.
Sarana Kesehatan sangat di perlukan oleh penduduk kota besar seperti kota Medan yang berpenduduk besar. Sarana kesehatan yang ada yaitu Puskesmas 39 unit, Pustu 40 unit, BPU 421 unit, Rumah Bersalin 431 unit, Rumah Sakit 70 unit.
Sarana peribadatan juga sangat di perlukan oleh penduduk kota Medan yang besar dan beragam, dapat saling menerima diantara perbedaan yang ada sehingga tetap saling menghormati, sarana peribadatan yang ada yaitu Masjid 826 unit, Musholla 675 unit, Gereja 525 unit, Kuil 39 unit, dan Wihara 140 unit.
Jalan yang dalam kondisi baik sepanjang 2.084,16 km, dan jalan dalam kondisi rusak berat 1,35 km.
Pasar tradisional maupun pasar modern banyak sekali terdapat di kota Medan. Masyarakat dengan mudah memilih ingin berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern. Ada 64 unit pasar tradisional dan 64 unit pasar modern pada tahun 2008 yang tersebar di setiap kecamatan dengan keunggulan dan kelengkapan masing-masing pasar yang berbeda-beda. Pasar tradisional umumnya buka pada pagi atau sore hari, sedangkan pasar modern buka pada pagi hingga malam hari. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel pasar tradisional adalah pasar Sei Seikambing, Pasar Petisah, dan pasar Pusat Pasar. Sedangkan pasar modern adalah PT. Carerfuor, PT. Hypermart, dan PT. Makro
Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Semakin lengkap sarana dan prasarana maka akan mempercepat laju pembagunan. Pada tabel 7 dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana di Kota Medan saat ini sudah baik. Jenis-jenis sarana yang tersedia baik sarana pendidikan, kesehatan, pasar, dan lainnya yang sudah cukup memadai.
Karakteristik Pasar (Lokasi Penelitian) Pasar Tradisional
dengan jumlah pedagang sembako 150 orang dan pasar Pusat Pasar ± 12500M2 dengan jumlah pedagang 455 orang.
Pasar Modern
Dalam penelitian ini, penulis memilih pasar modern sebanyak 3(tiga) pasar antara lain (PT. Carrefour, PT. Hypermart dan PT. Makro). PT. Carrefour terletak di Jl. Gatot Subroto Komplek Medan Fair Plaza dengan luas areal yaitu ± 10.654 m2. PT. Hypermart Palladium terletak di Jl Kapten Maulana Lubis dengan luas areal yaitu ± 10.125 m2, sedangkan PT Makro Terletak di Jl. Binjai dengan luasa areal ±6.750 m2.
Karakteristik Pedagang Sampel
Pedagang Sampel adalah pedagang yang melakukan transaksi jual beli sembako mulai dari produsen sampai ke tangan konsumen akhir.
Pedagang pengecer di pasar tradisional adalah orang yang memiliki mata pencaharian sebagai pedagang yang menjual sembako langsung ke pemakai atau konsumen akhir dalam jumlah satuan atau eceran. Sedangkan untuk pasar modern adalah pedagang atau pemilik perusahaan yang menyediakan atau menjual seluruh jenis sembako langsung ke pemakai atau konsumen akhir dalam satuan atau eceran yang terdapat di PT Carefour dan PT Hypermart, dan PT Makro.
Tabel: 7.Rataan karakteristik sosial pedagang sembako di pasar tradisional, Tahun 2010
No Karakteristik Sosial
Satuan Range Rata-rata
1 Umur Tahun 5531 46,10
2 Pendidikan Tahun 1366 11,39
3 Lama berdagang Tahun 971 8,10
Sumber: Data diolah dari lampiran 1
Range umur disetiap pedagang 5531 dengan rataan sebesar 46,10. Range pendidikan memiliki range 1366 tahun dengan rata-ratanya adalah sebesar 11,39 sedangkan untuk lama berdagang memiliki range antara 971 tahun dengan rata-ratanya adalah sebesar 8,10 tahun, menunjukkan pengalaman yang dimiliki oleh pedagang sembako sudah cukup banyak dan layak untuk dimintai keterangan.
Agen adalah pedagang yang membeli atau mendapatkan barang dagangan dari distributor/agen tunggal yang biasanya diberi daerah kekuasaan penjualan/perdagangan tertentu yang lebih kecil dari daerah kekuasaan distributor. Penentuan pedagang grosir ini dilakukan dengan cara bertanya kepada pedagang pengecer darimana membeli sembako. Sampel pedagang grosir diambil sebanyak 8 orang dimana dalam setiap sembako diambil masing-masing agen dengan karakteristik meliputi umur, lama pendidikan, pengalaman sebagai pedagang grosir dapat dilihat pada
Tabel 8. Karakteristik pedagang grosir sembako di pasar tradisional dan pasar modern, Tahun 2010
No Uraian Rentang Rataan
1 Umur (Tahun) 25-39 45
2 Pendidikan (Tahun) 12-15 12,57
3 Pengalaman sebagai
pedagang Grosir (Tahun) 3-8 5,42
Tabel 9 bahwa rata-rata umur pedagang grosir adalah 45 tahun dengan lama pendidikan rata-rata 12,67 yang berarti pedagang grosir setara SMA dengan interval 12-15, sedangkan pengalaman sebagai pedagang grosir rata-rata 5,5 tahun.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Saluran pemasaran adalah seluruh channel atau bagian dari pemasaran yang terdiri dari lembaga-lembaga pemasaran yang berperan dalam penyampaian barang/jasa dari produsen hingga sampai ke konsumen akhir. Adapun perbedaan saluran pemasaran sembako di pasar tradisional dan pasar modern adalah sebagai berikut:
Beras
Beras merupakan salah satu bahan pokok yang sangat penting dan banyak terdapat di pasar tradisional dan pasar modern. Saluran pemasaran beras di pasar tradisional (Pusat Pasar, Pasar Sei Kambing, Pasar Petisah) yaitu pada dasarnya pedagang pengecer beras di pasar tradisional memperoleh beras dari padagang grosir sementara pedagang grosir memperoleh beras langsung dari pedagang distributor.
Sedangkan untuk pasar modern (PT Carerfour, PT Hypermart dan PT Makro) saluran pemasaran yang dilalui lebih singkat dibandingkan di pasar tradisional, pasar modern memperoleh beras langsung dari pedagang distributor. Pasar modern ini langsung didatangi oleh pedagang distibutor atau terlebih dahulu dilakukan pemesanan.
Pasar Modern
Jika dibandingkan saluran pemasaran beras kedua pasar, saluran pemasaran beras di pasar tradisional lebih panjang daripada pasar modern. Pasar modern dengan skala modal yang besar pasar ini mampu bekerjasama langsung dengan distributor dalam jangka waktu yang cukup lama dan pasar ini dapat menampung beras dalam kapasitas banyak.
Gula Pasir
PTPN II merupakan salah satu pabrik yang memproduksi gula pasir lokal dan mempunyai kebun Tebu milik perusahaan sendiri yang ada di Kebun PG Kwala Madu, Tanjung Morawa. Perusahaan ini memproduksi gula dalam bentuk kemasan yang diberi label dan ada dalam satuan goni.
Di pasar tradisional (Pusat pasar, pasar Petisah dan pasar Sei Kambing), pedagang pengecer memperoleh gula tidak langsung dari produsen tetapi melalui pedagang grosir yang berasal dari distributor yang menjalin kerjasama dengan dengan perusahaan PTPN II. Pedagang grosir ini langsung didatangi oleh distributor atau terlebih dahulu dilakukan pemesanan oleh pedagang grosir kemudian dari pedagang grosir gula disalurkan langsung ke pedagang pengecer. Biasanya pedagang pengecer membeli gula dari pedagang grosir masih dalam satuan pergoninya. Sebelum pedagang pengecer menjual ke konsumen terlebih dahulu gula ini diberi kemasan / pengemasan yaitu dalam satuan perkilogram dan selanjutnya gula ini siap untuk dijual ke konsumen.
Pedagang Kilang
Pedagang Distributor
PT.Carrefour PT.Hypermart
PT. Makro
Sedangkan di pasar modern (PT. Carerfour, PT Hypermart, dan PT Makro) pasar ini memperoleh gula berasal dari perusahaan yang sama. Pasar ini langsung didatangi oleh distributor atau terlebih dahulu dilakukan pemesanan. Perusahaan ini memesan gula yang masih dalam pergoninya dan ada yang sudah dalam kemasan yang sudah diberi label.
Berikut ini adalah saluran pemasaran gula pasir (lokal) di pasar tradisional dan pasar modern.
Pasar Tradisonal
Pasar Modern
Minyak Goreng (Bimoli)
Minyak goreng Bimoli merupakan salah satu jenis minyak goreng di antara banyak jenis minyak goreng yang mudah dijumpai dan banyak dijual di pasar tradisional dan pasar modern. Jenis Minyak goreng ini di produksi salah satu perusahaan yang mempunyai lembaga distributor yang menjalin kerjasama dengan perusahaan yang merupakan perwakilan dari setiap daerah dalam menyalurkan minyak goreng ke pasar-pasar termasuk pasar tradisional maupun pasar modern.
Di pasar tradisional (Pusat Pasar, Pasar Sei Kambing, Pasar Petisah) pedagang pengecer memperoleh minyak goreng tidak langsung dari produsen tetapi dari pedagang grosir yang berasal dari pedagang distributor.
Sedangkan di pasar modern (PT Carefour, PT Hypermart, dan PT Makro) minyak goreng ini langsung diperoleh dari distributor tanpa ada perantara lagi. Distributor ini langsung mendatangi PT Carrefour, PT Hypermart dan PT Makro atau terlebih dahulu dilakukan pemesanan oleh perusahaan yang bersangkutan.
Berikut ini adalah proses saluran pemasaran minyak goreng (Bimoli) di pasar tradisional dan pasar modern.
Pasar Tradisional
PT Salim Ivomas Pratama
Distributor Konsumen
Pedagang Grosir
Pasar Modern
Jika dibandingkan saluran pemasaran minyak goreng jenis di atas, saluran pemasaran minyak goreng di pasar tradisional lebih panjang daripada di pasar modern. Di pasar tradisional pedagang pengecer tidak langsung menerima minyak goreng dari distributor tetapi harus melalui pedagang grosir.
Sedangkan di pasar modern dengan skala modal yang cukup besar, pasar ini langsung bekerjasama dengan distributor dalam jangka waktu yang cukup lama. Pasar ini juga mampu menampung minyak goreng dalam kapasitas besar sehingga persediaan stok selalu ada. Pemasaran minyak goreng di pasar tradisional lebih banyak melibatkan lembaga pemasaran sehingga akan mempengaruhi harga ditingkat konsumen.
Daging Ayam
PT Indojaya Agrinusa (Gruop Japva Comfeed) merupakan salah satu perusahaan yang menghasilkan jenis telur layer dan sekaligus penghasil daging jenis broiler. Perusahaan ini terletak di Jl Medan Tanjung Morawa km12,8 Desa Bangun Sari, Deli Serdang.
Di pasar tradisional( Pusar Pasar, pasar Petisah dan pasar Sei kambing) pedagang pengecer daging ayam memperoleh daging dari pedagang agen daging ayam. Pedagang ini membeli daging langsung dari prudusen (peternak) dan
PT. Salim Ivomas Pratama
Distributor
PT Carefour PT.HypermatP
T. Makro
Sedangkan di pasar modern (PT Carerfour, PT Hypermart, PT Makro) daging ayam diperoleh langsung dari produsen yang sama, pasar ini langsung di
datangi oleh produsen atau terlebih dahulu dilakukan pemesanan. Pasar modern ini memesan daging ayam sudah dalam keadaan dipotong dan
langsung dijual ke konsumen.
Berikut ini adalah proses saluran pemasaran daging ayam di pasar tradisional dan pasar modern.
Pasar Tradisional
Pasar Modern
Berdasarkan saluran pemasaran daging ayam pada kedua pasar di atas, saluran pemasaran daging ayam di pasar tradisional lebih panjang daripada di pasar modern. Saluran pemasaran daging ayam di pasar tradisional lebih banyak melibatkan lembaga pemasaran sehingga akan mempengaruhi harga ditingkat konsumen
Pedagang
Pengecer Konsumen PT. Indojaya
Agrinusa
PT.Carefour PT.Hypermart
PT. Makro PT. Indojaya
Agrinusa Konsumen
Telur
PT Indojaya Agrinusa (Gruop Japva Comfeed) merupakan salah satu perusahaan yang menghasilkan jenis telur layer dan sekaligus penghasil daging jenis broiler. Perusahaan ini terletak di Jl Medan Tanjung Morawa km12,8 Desa Bangun Sari, Deli Serdang. Pemasaran telur ini tersebar luas mulai dari warung kecil, pasar tradisional sampai pasar modern.
Di pasar tradisional (Pusat Pasar, pasar Petisah, dan pasar Sei kambing), pedagang pengecer memperoleh telur tidak langsung dari produsen tetapi harus melalui pedagang grosir. Pedagang grosir ini adalah pedagang yang langsung membeli dari tangan produsen kemudian akan disalurkan ke pedagang pengecer yang khusus jual telur maupun pengecer yang menjual telur yang bersamaan dengan barang-barang sembako lainnya.
Sedangkan di pasar modern (PT Carefour, PT.Hypermart, PT.Makro) memperoleh telur langsung dari produsen, pasar ini mempunyai akses langsung dengan produsen (peternak) karena pasar memiliki modal yang cukup besar sehingga mampu membeli telur dengan kapasitas yang besar.
Berikut ini adalah proses saluran pemasaran telur di pasar tradisional dan pasar modern.
Pasar tradisional Produsen
/Peternak Konsumen
Pedagang Pengecer Pedagang
Pasar Modern
Jika dibandingkan saluran pemasaran telur di pasar tradisional lebih panjang dibandingkan dengan pasar modern. Pada pasar tradisional pedagang pengecer dengan modal yang sedikit dan jumlah pembeliannya relatif kecil sehingga diberlakukan distribusi tidak langsung yaitu harus melalui pedagang grosir. Sedangkan di pasar modern mempunyai modal yang sangat besar dan menjalin hubungan kerjasama langsung dengan produsen sehingga dapat melakukan efisiensi dalam pemasaran.
Susu Bendera
Susu Bendera Cream merupakan salah satu jenis susu bendera instan yang banyak dijual di pasar tradisional dan pasar modern. Jenis susu bendera ini di produksi salah satu perusahaan menjalin kerjasama dengan lembaga distributor yang merupakan perwakilan dari setiap daerah dalam menyalurkan susu bendera ini ke pasar termasuk di pasar tradisional dan pasar modern.
Di pasar tradisional (Pusat Pasar, pasar Petisah, dan pasar Sei kambing) pedagang pengecer memperoleh susu tidak langsung dengan distributor tetapi dari grosir. Di pasar tradisional distributor ini menyalurkan susu ini langsung ke pedagang grosir kemudian dari pedagang grosir akan di salurkan ke pedagang pengecer untuk dijual ke konsumen. Sedangkan di pasar modern (PT Carefour, PT Hypermart, dan PT Makro) susu bendera ini diperoleh langsung dari distributor tanpa ada perantara. Distributor ini langsung mendatangi PT Carefour,
Produsen
/Peternak Konsumen
PT.Carefour PT.Hypermat
PT Hypermart dan PT Makro atau terlebih dahulu dilakukan pemesanan oleh perusahaan yang bersangkutan.
Berikut ini adalah proses saluran pemasaran susu di pasar tradisional dan pasar modern.
Pasar Tradisional
Pasar Modern 00
Saluran pemasaran susu di pasar tradisional lebih panjang dibandingkan pasar modern. Di pasar tradisional pedagang pengecer tidak berhubungan langsung dengan distributor tetapi harus melalui pedagang grosir karena selain keterbatasan modal yang dimiliki oleh pedagang pengecer tetapi juga lebih mudah dalam mengelola administrasi keuangan ataupun pembayaran kepada distributor. Sedangkan di pasar modern dengan modal yang besar, pasar ini mampu membeli barang dalam jumlah yang besar sehingga langsung berhubungan dengan distributor.
Distributor
Pedagang Grosir
Pedagang
Jagung
Jagung merupakan salah satu bahan pokok yang banyak dijumpai di pasar tradisional. Jagung mempunyai saluran pemasaran yang cukup singkat baik di pasar tradisional maupun di pasar modern.
Di pasar tradisional pedagang pengecer memperoleh jagung langsung dari dari pedagang pengumpul yang diperoleh dari petani.
Sedangkan di pasar modern (PT Carefour, PT Hypermart, dan PT Makro) jagung ini diperoleh langsung dari pedagang pengumpul, pasar modern ini menjalin kontrak dengan pedagang pengumpul dalam jangka waktu yang cukup lama.
Berikut ini adalah proses saluran pemasaran jagung di pasar tradisional dan pasar modern.
Pasar Tradisional
Pasar Modern
Berdasarkan saluran pemasaran jagung diatas, saluran pemasaran jagung di pasar tradisional dan pasar modern pada dasarnya sama yaitu pedagang pengecer di pasar tradisional dan pengecer modern jagung sama-sama diperoleh dari pedagang pengumpul, tetapi harga jagung di pasar tradisional dan pasar
Pedagang
Pengumpul Konsumen
modern berbeda. Di pasar tradisional jagung yang telah dibeli oleh pedagang pengecer dari pedagang pengumpul sudah langsung dapat dijual dan dalam kapasitas yang sedikit untuk menghindari kerugian pada pedagang pengecer karena penjualan pedagang pengecer ini tidak selalu habis dalam waktu yang singkat sehingga akan mengakibatkan kualitas jagung akan menurun karena mengalami pembusukan, hal ini karena pedagang pengecer mempunyai keterbatasan dalam penyimpanan hasil pertanian yang mudah busuk sehingga pedagang terpaksa menjual jagung dengan harga murah. Sedangkan di pasar modern jagung yang telah dibeli dari pedagang pengumpul terlebih dahulu disortir dan dibersihkan serta adanya pengemasan dan penyimpanan ditempat yang disediakan agar jagung selalu segar dengan tujuan menarik selera konsumen.
Garam Beryodium
grosir yang berasal dari produsen, perusahaan ini menyalurkan garam langsung ke pedagang grosir kemudian dari pedagang grosir akan di salurkan ke pedagang pengecer untuk dijual ke konsumen. Sedangkan di pasar modern (PT Carefour, PT Hypermart, dan PT Makro) garam ini langsung di peroleh dari perusahaan PT Langgar Wajah itu sendiri tanpa ada perantara.
Berikut ini adalah proses saluran pemasaran garam di pasar tradisional dan pasar modern.
Pasar Tradisional
Pasar Modern
Berdasarkan saluran pemasaran diatas terdapat perbedaan saluran pemasaran garam di pasar tradisional dan pasar modern. Saluran pemasaran garam di pasar tradisonal lebih panjang dibandingkan dengan pasar modern. Di pasar tradisional pedagang pengecer memperoleh garam dari pedagang grosir, sedangkan di pasar modern dengan modal yang besar langsung dari pemasok besar/perusahaan sehingga pasar modern dapat melakukan efisiensi dengan memanfaatkan skala ekonomi yang besar.
PT
Daging Sapi
Rumah Potong Hewan (RPH) yang terletak di jl.mabar no 38 merupakan salah satu produsen (peternak) yang menyediakan pelayanan jasa pemtongan ternak dan sekaligus penghasil dalam berbagai jenis daging.
Di pasar tradisional pedagang pengecer daging memperoleh daging langsung dari perusahaan (peternak). Pedagang pengecer ini langsung didatangi oleh pedagang distributor yang merupakan perwakilan dari perusahaan itu sendiri kemudian langsung menjualnya kepada konsumen.
Sedangkan di pasar modern daging diperoleh langsung dari perusahaan (peternak) yang sama. Pasar modern dengan skala modal yang cukup besar dan dapat menjalin kerjasama dengan produsen dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga dapat menampung daging dalam kapasitas yang banyak.
Berikut ini adalah proses saluran pemasaran garam di pasar tradisional dan pasar modern.
Pasar Tradisional
Pasar Modern
Berdasarkan saluran pemasaran diatas pada dasarnya pemasaran daging sapi di pasar tradisional dan pasar modern adalah sama. Kedua pasar sama-sama memperoleh daging langsung dari tangan produsen.
PT RPH (Peternak)
Pedagang Pengecer
Konsumen
PT RPH (Peternak)
Secara keseluruhan saluran pemasaran sembako di pasar tradisional lebih panjang dibandingkan saluran pemasaran sembako di pasar modern. Di pasar tradisional adanya keterbatasan modal yang dimilki oleh pedagang pengecer dan jumlah pembeliaannya yang relatif kecil sehingga tidak memungkinkan berhubungan langsung dengan pemasok tetapi harus melalui pedagang perantara dengan tujuan untuk mempermudah administrasi dengan pemasok.
Sedangkan di pasar modern mempunyai modal yang sangat besar dan jumlah pembelian yang relatif besar juga sehingga dapat menjalin hubungan kerjasama langsung dengan pemasok dalam waktu yang cukup lama. Hal ini menyebabkan pengecer modern dapat melakukan efisiensi dengan memanfaatkan skala ekonomi yang besar.
Analisis Perbedaan Harga Sembako di Pasar Tradisional dan Pasar Modern.
Beras
Untuk mengetahui adanya perbedaan yang nyata atau tidak masing-masing harga sembako di pasar tradisional dan pasar modern, maka dilakukan pengujian dengan uji beda rata-rata yang tidak berpasangan.
Tabel 9. Hasil uji beda rata-rata untuk harga beras di pasar modern dan pasar tradisional
Independent Samples Test
Pasar Mean N t df Sig. (2-tailed)
Sumber : Analisis data primer 2010 (Lampiran 3a)
sebesar Rp 6.814E3 sedangkan di pasar tradisional sebesar Rp 6.220 E3 sehingga harga beras di pasar modern lebih mahal dibandingkan pasar tradisional Hal ini dibuktikan dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari derajat kepercayaan (0,124<0,05).
Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dengan pengujian t hitung. Dari tabel..diperoleh nilai t hitung sebesar 4.515 dan tabel dari distribusi t di dapat t-tabel sebesar = 2,04. Maka terdapat perbedaan antara harga beras di pasar modern dan pasar tradisional karena t-hitung > t-tabel, (4,205 >2,04).
Gula pasir Lokal
Tabel 10. Hasil uji beda rata-rata untuk harga gula pasir lokal di pasar modern dan pasar tradisional
Independent Samples Test
Pasar Mean N t df Sig. (2-tailed)
Gula pasir Lokal
Pasar modern
Sumber : Analisis data primer 2010 (Lampiran 3b)
Dari tabel terlihat bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara harga gula pasir lokal di pasar modern dan pasar tradisional. Di pasar modern harga rata-rata gula pasir lokal sebesar Rp 1.23E4 sedangkan di pasar tradisional sebesar Rp 9.563.33 sehingga harga rata-rata gula di pasar modern lebih mahal dibandingkan di pasar tradisional. Hal ini dibuktikan dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari derajat kepercayaan (0,917<0,05).
Minyak Goreng (Bimoli)
Tabel 11. Hasil uji beda rata-rata untuk harga minyak goreng di pasar modern dan pasar tradisional
Independent Samples Test
Pasar Mean N t df Sig. (2-tailed)
Minyak Goreng
Pasar modern
Sumber : Analisis data primer 2010 (Lampiran 3c)
Dari tabel terlihat bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara harga minyak goreng (Bimoli) di pasar modern dan pasar tradisional. Di pasar modern harga rata-rata minyak goreng sebesar Rp 1.14E4 sedangkan di pasar tradisional Rp1.15E4 sehingga harga minyak goreng (Bimoli) lebih mahal di pasar tradisional dibangdingkan di pasar modern. Hal ini dibukt ikan dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari derajat kepercayaan (0,596<0,05).
Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dengan pengujian t hitung. Dari tabel..diperoleh nilai t hitung sebesar –756 dan tabel dari distribusi t di dapat t-tabel sebesar = 2,04 .Maka terdapat perbedaan antara harga minyak goreng di pasar modern dan pasar tradisional karena t-hitung > t-tabel, (7,56 >2,04)
Daging Ayam
Tabel 12. Hasil uji beda rata-rata untuk harga daging Ayam Broiler di pasar modern dan pasar tradisional
Independent Samples Test
Pasar Mean N t df Sig. (2-tailed)
Sumber : Analisis data primer 2010 (Lampiran 3d)
rata daging Ayam jenis broiler sebesar Rp 2.37E4 sedangkan di pasar tradisional sebesar Rp 1.69E4 sehingga harga daging ayam jenis broiler lebih mahal di pasar modern dibandingkan di pasar tradisional. Hal ini dibuktikan dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari derajat kepercayaan (0,848<0,05).
Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dengan pengujian t hitung. Dari tabel..diperoleh nilai t hitung sebesar 13.729 dan tabel dari distribusi t di dapat t-tabel sebesar = 2,04 .Maka terdapat perbedaan antara harga daging ayam di pasar modern dan pasar tradisional karena t-hitung > t-tabel, (13,729 >2,04).
Telur
Tabel 14. Hasil uji beda rata-rata untuk harga telur astrali di pasar modern dan pasar tradisional
Independent Samples Test
Pasar Mean N t df Sig. (2-tailed)
Sumber : Analisis data primer 2010 (Lampiran 3e)
Dari tabel terlihat bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara harga telur di pasar modern dan pasar tradisional. Di pasar modern harga rata-rata telur sebesar Rp 790 sedangkan di pasar tradisional sebesar Rp 755 sehingga harga telur jenis astrali di pasar modern lebih mahal dibandingkan di pasar tradisional. Hal ini dibuktikan dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari derajat kepercayaan (0,039<0,05).
Susu
Tabel 15. Hasil uji beda rata-rata untuk harga susu bendera di pasar modern dan pasar tradisional
Independent Samples Test
Pasar Mean N t df Sig. (2-tailed)
Sumber : Analisis data primer 2010 (Lampiran 3f)
Dari tabel terlihat bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara harga susu di pasar modern dan pasar tradisional. Di pasar modern harga rata-rata susu bendera sebesar Rp 8.0927E3 sedangkan di pasar tradisional sebesar Rp 8.2900E3 sehingga harga susu bendera di pasar modern lebih murah dibandingkan dengan pasar tradisional Hal ini dibuktikan dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari derajat kepercayaan (0,029<0,05).
Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dengan pengujian t hitung. Dari tabel..diperoleh nilai t hitung sebesar 1.386 dan tabel dari distribusi t di dapat t-tabel sebesar = 2,04. Maka terdapat perbedaan harga susu antara pasar modern dan pasar tradisional karena t-hitung > t-tabel, (1,386 >2,04).
Jagung Manis
Tabel 16. Hasil uji beda rata-rata untuk harga jagung manis di pasar modern dan pasar tradisional
Independent Samples Test
Pasar Mean N t df Sig. (2-tailed)
Sumber : Analisis data primer 2010 (Lampiran 3g)
rata jagung sebesar Rp 8133.33 sedangkan di pasar tradisional sebesar Rp 6106.67 sehingga harga jagung manis di pasar modern lebih mahal dibandingkan dengan pasar tradisional Hal ini dibuktikan dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari derajat kepercayaan (0,942<0,05).
Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dengan pengujian t hitung. Dari tabel..diperoleh nilai t hitung sebesar 3.352 dan tabel dari distribusi t di dapat t-tabel sebesar = 2,04. Maka terdapat perbedaan harga susu antara pasar modern dan pasar tradisional karena t-hitung > t-tabel, (3.352 >2,04).
Garam Yodium
Tabel.17 Hasil uji beda rata-rata untuk harga garam yodium di pasar modern dan pasar tradisional
Independent Samples Test
Pasar Mean N t df Sig. (2-tailed)
Sumber : Analisis data primer 2010 (Lampiran 3h)
Dari tabel terlihat bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara harga garam yodium di pasar modern dan pasar tradisional. Di pasar modern harga rata-rata jagung sebesar Rp 5.7717E3 sedangkan di pasar tradisional sebesar Rp 5.000 sehingga harga garam yodium di pasar modern lebih mahal dibandingkan dengan pasar tradisional Hal ini dibuktikan dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari derajat kepercayaan (0,942<0,05).
Daging Sapi Lokal
Tabel 18. Hasil uji beda rata-rata untuk harga daging sapi lokal di pasar modern dan pasar tradisional
Independent Samples Test
Pasar Mean N t df Sig. (2-tailed)
Daging sapi
(Lokal)
Pasar modern
Pasar tradisional
6.11E4
6.00E4
3
30
17.242 31 0.942
Sumber : Analisis data primer 2010 (Lampiran 3i)
Dari tabel terlihat bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara harga daging sapi lokal di pasar modern dan pasar tradisional. Di pasar modern harga rata-rata jagung sebesar Rp 6.11E4 sedangkan di pasar tradisional sebesar Rp 6.000 sehingga harga daging sapi lokal di pasar modern lebih mahal dibandingkan dengan pasar tradisional Hal ini dibuktikan dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari derajat kepercayaan (0,942<0,05).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap rantai pemasaran dan harga sembilan bahan pokok (sembako) di pasar tradisional dan pasar modern dapat di simpulkan bahwa:
1. Ada perbedaan saluran pemasaran sembilan bahan pokok (sembako) di pasar tradisional dan pasar modern, yaitu saluran pemasaran sembako di pasar tradisional lebih panjang sehingga lebih banyak melibatkan lembaga-lambaga pemasaran dibandingkan saluran pemasaran sembako di pasar modern.
2. Ada perbedaan yang nyata harga sembako di pasar tradisional dan pasar modern
3. Harga beras (Ir64) lebih mahal di pasar modern dibandingkan di pasar tradisional
4. Harga pasir (lokal) lebih mahal di pasar modern dibandingkan pasar tradisional
5. Harga minyak goreng (Bimoli) lebih mahal di pasar modern dibandingkan di pasar tradisional
6. Harga daging ayam lebih mahal di pasar modern dibandingkan di pasar tradisional
7. Harga telur Astrali lebih mahal di pasar modern di bandingkan di pasar tradisional