KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA
PERAWAT INSTALASI RAWAT INAP
RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh:
FADIL PRADANA NIM: 090600050
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Periodonsia
Tahun 2013
Fadil Pradana
Kebutuhan Perawatan Periodontal Pada Perawat Instalasi Rawat Inap RSUP
H. Adam Malik Medan
ix + 30 halaman
Perawat dalam pekerjaannya akan selalu terjadi interaksi dengan pasien yang
akan saling mempengaruhi dan dapat memberikan dampak terhadap tiap-tiap individu
yang bersangkutan. Berbagai gangguan kualitas hidup yang berhubungan dengan
kesehatan gigi dapat terjadi, penyakit periodontal secara tidak langsung dapat
mempengaruhi kualitas kerja perawat. Untuk mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal perlu diselenggarakan kesehatan kerja, termasuk kesehatan kerja perawat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan perawatan periodontal pada
perawat instalasi rawat inap RSUP H Adam Malik, Medan. Penelitian ini dilakukan secara survei deskriptif dengan jumlah sampel 100 orang dari perawat instalasi rawat
inap RSUP H. Adam Malik Medan. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan indeks kebutuhan perawatan (CPITN) dan wawancara yang dibantu
kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan 56 orang (56%) subjek membutuhkan
perawatan skeling dan peningkatan kebersihan rongga mulut (skor 2), 15 orang (15%)
perawatan kompleks (skor 3). Sebagian besar perawat telah memiliki gaya hidup
yang baik jika dilihat dari kebiasaan menyikat gigi yang tepat, namun sebagian besar
perawat tidak melakukan kunjungan rutin ke dokter gigi. Jika ditinjau dari faktor stres
kerja, mayoritas perawat mengalami stres kerja dengan kategori sedang. Faktor
tersebut berpotensi untuk mempengaruhi kebutuhan perawatan periodontal, namun
penelitian lebih lanjut dibutuhkan agar memperoleh hasil yang lebih jelas dan akurat.
Faculty of Dentistry
Department of Periodonsia
2013
Fadil Pradana
Periodontal treatment needs of inpatient Nurses at RSUP H. Adam Malik Medan
ix + 30 pages
Interaction between nurses and their patients will affect each other and may
have an impact on each individual. Various impaired quality of life associated with
dental health can occur, periodontal disease can indirectly affect the quality of
nursing work. To achieve optimal work productivity is also required optimal health,
including nurse’s occupational health. The purpose of this study was to determine the
needs for periodontal treatment in inpatient nursing installation RSUP H Adam
Malik, Medan. This is a descriptive study with cross-sectional approached and using survey
method. Total sample was 100 people from the installation of inpatient nursing
department of RSUP H. Adam Malik Medan. The data was collected using the index
of treatment needs (CPITN) and interview-assisted questionnaire. The results showed
56 people (56%) subjects need scaling and oral hygiene improvement (score 2), 15
people (15%) subjects need oral hygiene improvement (score 1), 29 people need no
treatment (score of 0), and none of the subjects require a complex care (score 3).
majority of nurses experiencing mild work stress category. These factors potentially
affect periodontal treatment needs, but further research is required in order to obtain
more clear and accurate result.
KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA
PERAWAT INSTALASI RAWAT INAP
RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh:
FADIL PRADANA NIM: 090600050
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan
di hadapan tim penguji skripsi
Medan, 29 Januari 2013
Pembimbing : Tanda tangan
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji Pada tanggal 29 Januari 2013
TIM PENGUJI
KETUA : Zulkarnain, drg., M.Kes ...
ANGGOTA : 1. Irmansyah R, drg., PhD ...
2. Pitu Wulandari, drg., S.Psi., Sp.Perio ...
Mengetahui:
KETUA DEPARTEMEN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi.
Rasa terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada kedua orang tua tersayang Darwis Aswal drg., dan Eviyati drg., serta kakak dan adik penulis Dara Wisdianti S.T., M.T dan Khairul Ihsan yang senantiasa menyayangi, mendoakan dan mendukung penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis juga telah banyak mendapat bimbingan, bantuan, motivasi, saran-saran serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati serta penghargaan yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Irmansyah R, drg., PhD selaku Ketua Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
2. Zulkarnain, drg., M.Kes selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam memberikan bimbingan, masukan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Seluruh staf pengajar di Departemen Periodonsia FKG USU yang telah banyak memberikan saran dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Maya Fitria, SKM, M.Kes, selaku dosen Fakultas Kesehatan Msyarakat atas bimbingan dan arahan yang diberikan kepada penulis dalam analisis statistik penelitian di Departemen Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
6. Drs. Palas Tarigan, Apt. selaku Kepala Litbang RSUP Haji Adam Malik Medan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di RSUP H. Adam Malik Medan.
7. Hj. Misrah Panjaitan S.Kep. Ners selaku Wakil Kepala Instalasi Rindu B RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memebrikan izin untuk melakukan penelitian kepada perawat.
8. Sallyna Karala yang telah banyak memberikan dukungan, doa, saran, dan yang telah menjadi motivasi selama penulisan skripsi ini.
9. Yohana Christina, Ade Ruli, Cindy How, Simon Yonathan, M Ridwan Muchlis, Tuty Dwi Hastuty, Silvia Lim, T Chairun, Silvia, Priskatindea, Sharon teman-teman seperjuangan di Departemen Periodonsia dan Filzah Zulkarnain, Qurrata Akyuni yang telah banyak berkontribusi dan bekerja sama selama penelitian.
10. Para sahabat penulis, Reyza Mirwanda, Azzie Niazzie, Abdul Rasyid, Fathira Aini, Sarah Rizky N, Filzah Zulkarnaen, Wanda Fithriyah P, Langgeng Surya D, Wira Agustina, Nadya AP, Indira Kartika dan teman-teman yang tidak dapat disebut satu persatu, yang telah memberikan dukungan, bantuan dan doa selama studi dan penelitian ini.
Penulis mengharapkan hasil karya yang sederhana ini dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi pengembangan disiplin ilmu di Fakultas Kedokteran Gigi, khususnya di Departemen Periodonsia.
Medan,29 Januari 2013 Penulis
DAFTAR ISI
2.3 Etiologi dan Faktor Resiko Penyakit Periodontal ... 6
2.3.1 Faktor Resiko Yang Tidak Dapat Dimodifikasi ... 7
2.3.1.1 Genetik dan Herediter ... 7
2.3.1.2 Jenis Kelamin... 7
2.3.1.3 Usia ... 7
2.3.2 Faktor Resiko Yang Dapat Dimodfikasi ... 7
2.3.2.1 Kebiasaan Memelihara Rongga Mulut ... 7
2.3.2.2 Kebiasaan Merokok ... 8
2.3.2.3 Stres ... 8
2.3.2.4 Nutrisi ... 8
2.4 Perawatan Penyakit Periodontal ... 8
3.2.1 Lokasi Penelitian ... 13
3.2.2 Waktu Penelitian ... 13
3.3 Populasi dan Sampel ... 13
3.3.1 Populasi ... 13
3.3.2 Sampel ... 13
3.3.3 Besar Sampel ... 14
3.3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 14
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 15
3.5 Sarana Penelitian ... 16
3.5.1 Alat Penelitian ... 16
3.5.2 Bahan Penelitian ... 17
3.6 Metode Pengumpulan Data... 17
3.6.1 Prosedur Penelitian ... 18
3.7 Pengolahan dan Analisis Data ... 18
BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 19
4.1 Data Demografis Subjek Penelitian ... 19
4.2 Distribusi Kebiasaan Menyikat Gigi dan Gaya Hidup Pada Subjek Penelitian ... 20
4.3 Distribusi Stres Kerja Pada Subjek Penelitian ... 22
4.4 Indeks Kebutuhan Perawatan (CPITN) ... 22
4.5 Distribusi Gaya Hidup dan Stres Kerja pada Rerata Indeks Kebutuhan Perawatan (CPITN) ... 24
BAB 5 PEMBAHASAN ... 25
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 26
6.1 Kesimpulan ... 26
6.2 Saran ... 26
DAFTAR PUSTAKA ... 29
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kriteria Penilaian Kebutuhan Perawatan Periodontal.……… 10
2. Definisi Operasional……...………. 15
3. Distribusi Data Demografis Perawat RSUP H. Adam Malik…………. 19
4. Distribusi Gaya Hidup ...………... 20
5. Distribusi Kategori Gaya Hidup……….………. 22
6. Distribusi Stres Kerja..…...………. 22
7. Distribusi Data Status Kondisi Periodontal…………...………. 23
8. Distribusi Data Kebutuhan Perawatan Periodontal.……… 23
9. Distribusi Gaya Hidup Pada Rerata CPITN ………...……….... 24
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat keterangan selesai penelitian.……….……….….. 1
2. Ethical clearence………..……….. 2
3. Hasil pengolahan data……....………. 4
4. Lembar penjelasan kepada subjek penelitian………. 8
5. Lembar informed consent……… 10
6. Kuesioner……...……….……….……. 11
7. Data hasil penelitian...……….……….…… 18
Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Periodonsia
Tahun 2013
Fadil Pradana
Kebutuhan Perawatan Periodontal Pada Perawat Instalasi Rawat Inap RSUP
H. Adam Malik Medan
ix + 30 halaman
Perawat dalam pekerjaannya akan selalu terjadi interaksi dengan pasien yang
akan saling mempengaruhi dan dapat memberikan dampak terhadap tiap-tiap individu
yang bersangkutan. Berbagai gangguan kualitas hidup yang berhubungan dengan
kesehatan gigi dapat terjadi, penyakit periodontal secara tidak langsung dapat
mempengaruhi kualitas kerja perawat. Untuk mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal perlu diselenggarakan kesehatan kerja, termasuk kesehatan kerja perawat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan perawatan periodontal pada
perawat instalasi rawat inap RSUP H Adam Malik, Medan. Penelitian ini dilakukan secara survei deskriptif dengan jumlah sampel 100 orang dari perawat instalasi rawat
inap RSUP H. Adam Malik Medan. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan indeks kebutuhan perawatan (CPITN) dan wawancara yang dibantu
kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan 56 orang (56%) subjek membutuhkan
perawatan skeling dan peningkatan kebersihan rongga mulut (skor 2), 15 orang (15%)
subjek membutuhkan peningkatan kebersihan rongga mulut (skor 1), 29 orang tidak
perawatan kompleks (skor 3). Sebagian besar perawat telah memiliki gaya hidup
yang baik jika dilihat dari kebiasaan menyikat gigi yang tepat, namun sebagian besar
perawat tidak melakukan kunjungan rutin ke dokter gigi. Jika ditinjau dari faktor stres
kerja, mayoritas perawat mengalami stres kerja dengan kategori sedang. Faktor
tersebut berpotensi untuk mempengaruhi kebutuhan perawatan periodontal, namun
penelitian lebih lanjut dibutuhkan agar memperoleh hasil yang lebih jelas dan akurat.
Faculty of Dentistry
Department of Periodonsia
2013
Fadil Pradana
Periodontal treatment needs of inpatient Nurses at RSUP H. Adam Malik Medan
ix + 30 pages
Interaction between nurses and their patients will affect each other and may
have an impact on each individual. Various impaired quality of life associated with
dental health can occur, periodontal disease can indirectly affect the quality of
nursing work. To achieve optimal work productivity is also required optimal health,
including nurse’s occupational health. The purpose of this study was to determine the
needs for periodontal treatment in inpatient nursing installation RSUP H Adam
Malik, Medan. This is a descriptive study with cross-sectional approached and using survey
method. Total sample was 100 people from the installation of inpatient nursing
department of RSUP H. Adam Malik Medan. The data was collected using the index
of treatment needs (CPITN) and interview-assisted questionnaire. The results showed
56 people (56%) subjects need scaling and oral hygiene improvement (score 2), 15
people (15%) subjects need oral hygiene improvement (score 1), 29 people need no
treatment (score of 0), and none of the subjects require a complex care (score 3).
Most of nurses had a good life style viewed from the proper brushing habits, but most
majority of nurses experiencing mild work stress category. These factors potentially
affect periodontal treatment needs, but further research is required in order to obtain
more clear and accurate result.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perawat merupakan salah satu profesi di bidang kesehatan yang selalu ada di rumah sakit dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2010, jumlah total perawat di rumah sakit pemerintah adalah 60% dari seluruh tenaga kesehatan di rumah sakit.1 Perawat adalah tenaga kesehatan yang berhubungan langsung dengan pasien. Pasien yang dirawat menyerahkan kesehatan dan keselamatan hidupnya kepada petugas kesehatan, termasuk perawat. Dalam pekerjaannya akan selalu terjadi interaksi serta saling memengaruhi dan dapat memberikan dampak terhadap tiap-tiap individu yang bersangkutan. 2,3
Terdapat dua penyakit gigi dan mulut yang mempunyai prevalensi cukup tinggi di Indonesia yaitu karies dan penyakit periodontal. Penyakit periodontal diderita oleh hampir 50% dari jumlah populasi dewasa di dunia. Berdasarkan National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) di Amerika, 33% orang dewasa memiliki penyakit periodontal. Di Indonesia penyakit periodontal menduduki urutan ke dua penyakit yang menjadi masalah bagi masyarakat.4,5,6 Situmorang N melaporkan prevalensi penyakit periodontal adalah sebesar 96,58% pada penduduk kelompok usia produktif di dua kecamatan kota Medan.Dilihat dari tingkat kebutuhan perawatan, 85,18% penduduk membutuhkan pembersihan karang gigi. Berbagai gangguan kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan gigi dapat terjadi antara lain keterbatasan fungsi seperti nafas bau, sulit mengunyah, dan rasa sakit.6
Tahun 1992, Pasal 23, untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal perlu diselenggarakan kesehatan kerja, termasuk kesehatan kerja perawat.7 Rumah sakit harus dapat menyelenggarakan kesehatan kerja bagi tenaga kesehatan.
Penyakit periodontal merupakan infeksi bakterial kronis yang melibatkan gingiva dan struktur jaringan pendukung gigi. Penyakit periodontal dapat menyebabkan tanggalnya gigi jika tidak dilakukan perawatan dengan tepat.4,6 Penyakit periodontal merupakan penyakit multifaktorial, penumpukan plak bakteri pada permukaan gigi merupakan penyebab utama penyakit periodontal.4,8
Terdapat faktor-faktor risiko lain yang dapat menyebabkan penyakit periodontal yaitu penyakit sistemik, beberapa kelainan genetik, faktor sosio-ekonomi serta tingkat pendidikan, perokok dan stres.9
Pada penelitian yang dilakukan oleh Akhter dkk pada masyarakat Jepang, ditemukan bahwa stres behubungan dengan kesehatan tubuh, dan stres kerja mungkin menjadi indikator risiko potensial dalam perkembangan penyakit periodontal. Pada penelitian tersebut prevalansi penyakit periodontal pada subjek yang mengalami stres kerja 1,7 kali lebih tinggi dibandingkan subjek yang tidak mengalami stres kerja.10 Menurut Mahendra stres dapat menjadi faktor risiko penyakit periodontal karena stres disertai dengan perubahan oral hygiene habits atau kebiasaan terkait kebersihan rongga mulut yang menyebabkan akumulasi plak bertambah dan terganggunya sistem imun seseorang. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa rerata perlekatan klinis, indeks skor stres kerja, dan level kortisol memiliki hubungan korelasi positif.11 Perawat merupakan profesi yang rentan mengalami stres kerja.12 Stres kerja dapat mempengaruhi kesehatan dan gaya hidup perawat.13
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah kebutuhan perawatan periodontal pada perawat instalasi rawat inap RSUP H Adam Malik, Medan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kebutuhan perawatan periodontal pada perawat instalasi rawat inap RSUP H Adam Malik, Medan.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat praktis
Manfaat bagi perawat instalasi rawat inap
- Menambah pengetahuan tentang tingkat kebutuhan perawatan periodontal dan faktor kemungkinan penyebabnya
Manfaat bagi klinisi / dokter gigi
- Masukan bagi dokter gigi untuk merencanakan program penyuluhan kesehatan gigi dan mulut serta perawatan periodontal yang tepat bagi perawat.
1.4.2 Manfaat teoritis Manfaat bagi peneliti
-Pengembangan wawasan peneliti mengenai penyakit periodontal serta pengembangan kemampuan peneliti dalam menulis.
Manfaat bagi akademisi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jaringan Peridontal
Periodonsium secara harfiah artinya adalah di sekeliling gigi. Periodonsium terdiri dari jaringan-jaringan yang mengelilingi gigi yaitu:14
1.Gingiva
Gingiva adalah bagian dari mukosa rongga mulut yang menutupi tulang alveolar dan akar gigi sampai pada batas cementoenamel junction. Secara anatomis gingiva dibagi menjadi marginal gingiva, gingival sulcus, attached gingiva dan interdental gingiva. Walaupun setiap jenis gingiva memiliki variasi dalam hal gambaran histologis dan ketebalan yang tergantung kepada fungsinya, semua jenis gingiva secara spesifik berfungsi untuk melindungi dari kerusakan mekanis dan mikrobial.14
Gambaran klinis gingiva normal atau sehat dapat dilihat dari warna, kontur, konsistensi, tekstur dan posisi gingiva. Attached gingiva dan marginal gingiva pada umumnya berwarna coral pink yang dipengaruhi oleh suplai darah, ketebalan dan tingkat keratinisasi epithelium serta adanya kandungan sel pigmen.14
Kontur gingiva sangat bervariasi tergantung pada bentuk gigi dan kesejajarannya dalam lengkung gigi, lokasi dan ukuran daerah kontak proksimal, serta luas embrasure gingiva sebelah fasial dan lingual. Marginal gingiva mengelilingi gigi menyerupai bentuk kerah baju.14
Gingiva memiliki tekstur permukaan menyerupai kulit jeruk yang lembut dan tampak tidak beraturan yang disebut stippling. Posisi gingiva menunjukkan tingkatan dimana marginal gingiva menyentuh gigi. Ketika masa erupsi gigi, marginal dan sulkus gingiva berada di puncak mahkota. Selama proses erupsi berlangsung, marginal dan sulkus gingiva terlihat lebih dekat ke arah apikal.14
2.Ligamen Periodontal
Akar dari gigi dihubungkan dengan soket tulang alveolar oleh jaringan ikat padat yang disebut ligamen. Secara normal ligamen periodontal tidak hanya menghubungkan gigi dengan tulang alveolar, tetapi juga mendukung gigi di dalam soket dan menyerap tekanan penyunyahan oleh gigi yang akan melindungi gigi terutama bagian akar gigi.14,15,16
3.Tulang Alveolar
Dinding-dinding tulang yang mengelilingi gigi disebut tulang alveolar atau cribiform plate karena terdiri banyak lubang untuk vaskularisasi membran periodontal. Tulang alveolar berfungsi mengelilingi dan mendukung akar gigi.14,15
4.Sementum
Sementum merupakan bagian jaringan periodontal yang mengelilingi akar melekat pada tulang alveolar dengan berikatan pada ligamen periodontal. Sementum berwarna kuning gelap, lebih terang daripada dentin dan lebih gelap daripada enamel. Sementum berfungsi sebagai pengikat ujung ligamen periodontal dengan gigi sehingga gigi tetap pada soketnya dan sebagai pelindung dentin akar.15,17
2.2 Penyakit Periodontal
Penyakit periodontal merupakan sebutan umum untuk infeksi bakterial pada periodonsium. Walaupun umum disebut dengan penyakit periodontal, terdapat berbagai jenis penyakit periodontal yang terjadi pada gingiva, jaringan ikat periodontal, dan tulang alveolar.4,15
Terdapat dua diagnosis dasar penyakit periodontal yaitu gingivitis dan periodontitis.4,15
1.Gingivitis
Gingivitis ialah infeksi bakteri pada gingiva yang menyebabkan kerusakan pada jaringan gingiva dan bersifat reversibel.
2.Periodontitis
Periodontitis adalah infeksi bakteri pada seluruh bagian periodonsium termasuk gingiva, ligamen periodontal, tulang alveolar, dan sementum. Periodontitis menyebabkan kerusakan yang ireversibel pada jaringan periodonsium.
Penting untuk mengetahui perbedaan antara kondisi periodontal sehat, gingivits, dan periodontitis. Jaringan periodontal yang sehat ditandai dengan tidak adanya inflamasi, gingivitis ditandai dengan inflamasi gingiva tanpa kehilangan perlekatan, dan periodontitis ditandai dengan kehilangan perlekatan jaringan periodontal.15
2.3 Etiologi dan Faktor Resiko Penyakit Periodontal
Etiologi penyakit periodontal yang utama adalah plak dental.18 Plak dental merupakan ekosistem yang unik. Di dalam rongga mulut manusia terdapat banyak bakteri. Bakteri-bakteri tersebutlah yang berkumpul membentuk plak dental. Plak dental merupakan biofilm mikrobial yang merupakan sekumpulan beragam bakteri yang ditemukan pada permukaan gigi melekat dalam matriks polimer yang berasal dari bakteri dan saliva. Bakteri dalam biofilm berkomunikasi satu sama lain dengan mengirimkan sinyal kimia. Sinyal-sinyal ini akan memicu bakteri untuk memproduksi protein dan enzim yang potensial menyebabkan penyakit periodontal.4,19
peningkatan kemungkinan terjadinya penyakit, dan jika faktor resiko tidak ada atau dimodifikasi maka seharusnya terjadi penerunan kemungkinan terjadinya penyakit. Secara umum faktor resiko dibagi atas yang tidak dapat dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi.19
2.3.1 Faktor Resiko Yang Tidak Dapat Dimodifikasi 2.3.1.1.Genetik Dan Herediter
Penyakit peridontal dapat dipengaruhi oleh faktor genetik. Beberapa kelainan genetik, seperti sindroma down, berkaitan dengan komndisi periodontal yang buruk.19 Selain itu penelitian membuktikan bahwa perbedaan genetik antar individu dapat menjelaskan mengapa seseorang dapat menderita penyakit periodontal dan orang lain tidak.20
2.3.1.2.Jenis Kelamin
Data dari stdi epidemiologi menyebutkan bahwa laki-laki beresiko lebih tinggi mengalami penyakit periodontal. Diseebutkan juga bahwa laki-laki lebih banyak mengalami kehilangan perlekatan dibandingkan dengan wanita. Hal tersebut dapat dikaitkan dengan meningkatnya kebiasaan merokok pada laki-laki dan laki-laki lebih cenderung tidak memperhatikan oral higiene.19,20
2.3.1.3.Usia
Prevalensi dan keparahan penyakit periodontal meningkat seiring bertambahnya usia. Proses penuaanlah yang menjadi faktor resiko, perubahan degeneratif yang terkait penuaan yang akan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit periodontal.19,20
2.3.2 Faktor Resiko Yang Dapat Dimodifikasi
2.3.2.1.Kebiasaan Memelihara Kebersihan Rongga Mulut
dilakukan oleh dokter gigi secara subgingiva untuk menyingkirkan plak yang tidak dapat disingkirkan oleh perawatan harian.
2.3.2.2.Kebiasaan Merokok
Rokok merupakan hal yang membahayakan hampir seluruh organ tubuh, dan berhubungan dengan banyak penyakit yang dapat mengurangi harapan dan kualitas hidup seseorang. Rokok mengandung ribuan bahan kimia yang berbahya, dan terbagi dalam fase gas dan fase solid. Nikotin ditemukan dalam daun tembakau dan akan berevaporasi ke udara ketika rokok dibakar. Nikotin sangat cepat diserap oleh paru-paru dan sampai ke otak hanya dalam 10-19 detik. Nikotin sangat adiktif dan dapat menyebakan meningkatnya tekanan darah, meningkatnya detak jantung dan pernafasan, dan menyebabkan vasokonstriksi.21 Studi menyebutkan bahwa respon terapi periodontal pada perokok lebih rendah daripada yang tidak merokok.20 Dengan meningkatnya penggunaan rokok maka akan ditemukan saku periodontal yang lebih dalam, kehilangan perlekatan yang lebih banyak, kehilangan tulang alveolar yang lebih banyak, resesi gingiva yang lebih banyak, dan resiko kehilangan gigi tinggi.
2.3.2.3.Stres
Stres mempengaruhi kondisi periodontal secara langsung dan secara tidak langsung. Secara langsung respon fisiologis tubuh terhadap stres mempengaruhi sistem imun dan secara tidak langsung stres mempengaruhi kebiasaan oral hygiene yang kedua hal tersebut dapat menyebabkan perubahan kondisi periodontal.13,20,22
2.3.2.4.Nutrisi
Ditemukan bahwa beberapa nutrisi mempunyai efek negatif terhadap kesehatan periodontal jika kebutuhannya tidak terpenuhi.nutrisi tersebut adalah vitamin, zat besi, antioksidan, dan protein.
2.4 Perawatan Penyakit Periodontal
oral lainnya yang mengganggu kesehatan umum pasien. Dalam perawatannya dibutuhkan prosedur periodontal an terapi dental lainnya. Tujuan jangka panjang adalah rekonstruksi kesehatan gigi yang memenuhi baik fungsi an estetik, hal tersebut termasuk pertimbangan nprostetik ataupun ortodontik.23 Scalling dan root planing merupakan terapi primer untuk menghadapi infeksi jaringan periodontal.19
2.4.1 Indeks Pengukuran
CPITN (Community Index of Periodontal Treatments Needs) merupakan indeks yang dikembangkan oleh Ainamo. Indeks ini merupakan indikator penyakit periodontal dimana sering digunakan untuk mengetahui gambaran tentang tingkat kondisi periodontal dan kebutuhan perawatan pada individu pada suatu daerah tertentu. Dalam pemeriksaannya digunakan suatu probe dengan desain khusus dengan ujung bulat berdiameter 0,5 mm dengan area berwarna hitam sebagai skala berada pada daerah 3,5-5,5 mm yang sering dikenal dengan nama probe WHO. 14,24
Untuk mengukur tingkat keparahan suatu penyakit periodontal diperiksa 10 gigi indeks yang tercakup dalam 6 sektan pada lengkung rahang. Sektan 1 meliputi gigi 14,15,16,dan 17 (Posterior kanan atas). Sektan 2 meliputi gigi 11,12,13,21,22, dan 23 (Anterior rahang atas). Sektan 3 meliputi gigi 24,25,26, dan 27 (Posterior Kiri Atas). Sektan 4 meliputi gigi 34,35,36, dan 37 (Posterior kiri bawah). Sektan 5 meliputi gigi 31,32,33,41,42, dan 43 (Anterior rahang bawah). Sektan 6 meliputi gigi 44,45,46, dan 47 (Posterior kanan bawah). Berdasarkan pembagian sektan diatas maka diambil 10 gigi sebagai gigi index yang dapat mewakili tingkat keparahan tiap sektan yang meliputi gigi 17,16,11,26,27,36,37,31,46, dan 47. Skor tertinggi tiap sektan setelah pemeriksaan dari empat sisi (labial, lingual/palatal, mesial dan distal) dipakai mewakili nilai tiap sektan. 14,25
47. Kesepuluh gigi index ini diperiksa dengan alasan bahwa gigi-gigi tersebut merupakan estimator terbaik dalam menentukan kondisi terburuk jaringan periodontal. Gigi molar diperiksa secara berpasangan, tetapi hanya satu skor tertinggi yang dicatat. Untuk anak muda usia dibawah 20 tahun tidak menggunakan gigi molar kedua sebagai gigi index karena berpotensi tinggi menyebabkan false pocket. Selain itu, untuk anak-anak dibawah usia 15 tahun pencatatan hanya dilakukan atas adanya perdarahan dan karang gigi saja.14,25
Cara mengukur gigi index adalah sebagai berikut: gigi index diperiksa dengan menggunakan probe untuk menentukan adanya perdarahan, karang gigi, dan poket periodontal. Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 25 gram. Untuk mengetahui besarnya tekanan digunakan ujung probe yang berbentuk bola dan ditekankan pada daerah kulit dibawah kuku tanpa menyebabkan rasa sakit. Kemudian ujung probe dimasukkan ke daerah distal saku gusi dan dengan mengukuti konfigurasi anatomi dari permukaan akar gigi, probe digeser dari distal ke arah mesial baik pada permukaan labial atau lingual. Kemudian dicatat skor pada bagan sesuai dengan hasil temuan yang diperoleh. Hanya keadaan terparah yang dicatat pada tiap sektan.skor tertinggi dari kesemua sektan digunakan untuk menentukan skor kebutuhan perawatan.14,24
Tabel 1. Penilaian kebutuhan perawatan periodontal dengan indeks CPITN14,16,24,25
Skor Status Periodontal Skor Kebutuhan Perawatan
0 Sehat, tidak ada perdarahan, karang gigi
atau poket 0
Tidak membutuhkan perawatan
1
Perdarahan , perdarahan tampak secara langsung atau dengan kaca mulut setelah selesai perabaan dengan sonde
1
Membutukan peningkatan kebersihan mulut (melalui demonstrasi)
2
Ada karang gigi (Supra atau subgingiva) perabaan dengan sonde terasa kasar,dan terlihat kalkulus supra gingiva atau sub
gingiva 2
Memerlukan sekling dan peningkatan kebersihan mulut
3
Poket dangkal (4-5 mm) sebagian warna hitam pada sonde masih terlihat dari tepi gusi pada daerah hitam
2.5Kerangka Tetori Perubahan sistem imun
secara fisiologis &
Perubahan kebiasaan oral higiene
Oral Hygiene (OHIS)
↓
Kebiasaan Menyikat Gigi (Frekuensi, Waktu, Jenis
Sikat, Durasi, Penggantian Sikat)
Konsumsi Buah-Buahan
Kebiasaan Merokok
Mengunyah Sebelah Sisi
2.6Kerangka Konsep
Kebutuhan Perawatan Periodontal Gaya hidup
(Konsumsi buah-buahan, kebiasaan merokok, Mengunyah sebelah sisis,
Kebiasaan mengudap)
Stres kerja
Variabel tidak terkendali : - ras,
- daerah tempat tinggal, - tingkat pendidikan - tingkat ekonomi, - defisiensi nutrisi, - kelainan genetik, - komposisi dan laju alir
saliva Variabel terkendali :
- usia,
- lama masa kerja, - penyakit
imunokompromis,
- pemakai pesawat
orthodonti,
- gigi crowded pada gigi indeks,
- karies pada gigi indeks - kehamilan,
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei untuk melihat kondisi periodontal pada perawat instalasi rawat inap RSUP H. Adam Malik Medan ditinjau dari aspek kebutuhan perawatan periodontal.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di ruang instalasi rawat inap RSUP H. Adam Malik yang terletak di Jalan Bunga Lau no. 17, Kelurahan Kemenangan, Kecamatan Medan Tuntungan, Medan, Sumatera Utara.
3.2.2. Waktu Penelitian
Pengambilan data dilakukan selama 30 hari dimulai dari 27 November – 27 Desember 2012.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh perawat yang bekerja di instalasi rawat inap RSUP H. Adam Malik, Medan.
3.3.2. Sampel
yang di dalamnya terdapat unit yang menjadi sampel penelitian. Kelompok-kelompok kecil dan unit di dalamnya dipilih secara acak, jumlah kelompok kecil dan unitnya disesuaikan hingga memenuhi jumlah sampel yang telah ditetapkan. Seluruh unit dalam tiap kelompok kecil yang telah ditetapkan harus diteliti semua.
3.3.3. Besar Sampel
Jumlah sampel ditentukan dengan suatu rumus Penaksiran proporsi populasi dengan ketentuan absolut (simpangan mutlak) :
Keterangan : n = Sampel
z = Standar deviasi normal. Standar deviasi untuk derajat kepercayaan 95% adalah 1,96.
p = Perkiraan proporsi populasi confidence level (100(1- )%). Proporsi populasi yang digunakan 60% atau 0,6 (penelitian prevalensi penyakit untuk gigi dan mulut SKRT tahun 2001).
d = Absolute precision (dalam persen). Derajat ketepatan yang digunakan yaitu 10% atau 0,1.
Maka :
n =
= = 92,1984
Berdasarkan perhitungan, jumlah sampel minimum yang diperoleh adalah 92 orang. Untuk menghindari terjadinya kesalahan/error, maka ditambahkan 10% dari total jumlah sampel minimum, yaitu 8 orang, sehingga diperoleh jumlah sampel total 100 orang.
3.3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
1. Perawat instalasi rawat inap RSUP H. Adam Malik, Medan 2. Berusia 20-64 tahun
3. Memiliki paling sedikit 10 gigi
4. Bersedia mengikuti penelitian, menyetujui informed consent dan kooperatif - Kriteria Eksklusi
1. Penderita imuno kompromis 2. Memakai alat orthodonti 3. Kehamilan
4. Menkonsumsi obat yang mempengaruhhi jaringan periodontal, seperti phenytoin, siklosporin, beta-bloker, dan lainnya dalam 6 bulan terakhir.
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel yang diteliti terdiri atas :
1. Variabel bebas : gaya hidup (life style) dan stres kerja 2. Variabel tergantung : Kebutuhan perawatan periodontal 3. Variabel pengacau :
a. Variabel yang dapat dikendalikan : usia, lama masa kerja, penyakit imunokompromis, pemakai pesawat orthodonti, pasien dengan gigi crowded atau berjejal pada gigi indeks, karies pada gigi indeks, kehamilan, dan penderita yang mengkonsumsi obat-obatan yang dapat memengaruhi status periodontal
b. Variabel yang tidak dapat dikendalikan : ras, daerah tempat tinggal, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, defisiensi nutrisi, kelainan genetik, serta komposisi dan laju alir saliva
Tabel 2. Definisi operasional
No Variabel Definisi Operational
1. Kebutuhan perawatan penyakit periodontal
Kebutuhan perawatan penyakit periodontal berdasarkan hasil pemeriksaan medis yang dilakukan dengan menggunakan indeks CPITN
- Skor 0 : tidak membutuhkan
- Skor 2 dan 3 : perbaikan hygiene oral dan skeling profesional
- Skor 4 : perbaikan hygiene oral, skeling profesional, dan perawatan komprehensif
2. Kebiasaan menyikat gigi a. Frekuensi
b. Waktu
c. Pasta gigi
d. Sikat gigi
e. Durasi
Penggantian sikat gigi
Frekuensi menyikat dua kali sehari
Waktu menyikat gigi yang paling tepat adalah pagi setelah makan dan malam sebelum tidur Pasta gigi yang digunakan yang mengandung fluoride dan sepanjang permukaan bulu sikat Sikat gigi berbentuk lurus, pegangan sikat yang lurus dan segaris dengan kepala sikat, serta bulu-bulu sikat yang rata atau datar
- Sikat gigi manual : minimal 2 menit - Sikat gigi elektrik : minimal 1 menit Waktu penggantian sikat gigi yang baik adalah setiap 3 bulan sekali, meskipun keadaannya masih tampak baik
3. Gaya Hidup (life style) a. Konsumsi buah-buahan
b. Kebiasaan merokok
c. Kebiasaan mengunyah 1 sisi
d. Kebiasaan mengudap
e. Kunjungan ke dokter gigi
Frekuensi responden mengonsumsi buah-buahan
Kebiasaan responden mengonsumsi rokok atau tidak
Kebiasaan responden mengunyah di sebelah sisi saja (kanan/kiri) atau kedua sisi
Kebiasaan responden mengudap di sela jam makan
Anjuran kunjungan ke dokter gigi 6 bulan sekali
4. Stres kerja Stres kerja adalah suatu permasalahan yang terjadi pada pekerjaan dan konsekuensinya terhadap seseorang yang menimbulkan perubahan baik secara fisik, psikologis, maupun perilaku sosial pada Perawat, dan diukur dengan menggunakan kuesioner
3.5 Sarana Penelitian 3.5.1.Alat Penekitian
2.Kaca mulut 3.Probe WHO 4.Masker 5.Sarung tangan 6.Nierbeken/tray 7.Head lamp
3.5.2.Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.Larutan Detol
2.Kapas Gulung 3.Tisu
4.Hand Sanitaizer
3.6 Metode Pengumpulan Data
Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada perawat. Community periodontal index for treatment needs (CPITN) dari WHO digunakan untuk menentukan kondisi periodontal yang ditinjau dari aspek kebutuhan perawatan periodontal. Pemeriksaannya dilakukan dengan menggunakan suatu probe dengan desain khusus dengan ujung bulat berdiameter 0,5 mm dengan area berwarna hitam sebagai skala berada pada daerah 3,5-5,5 mm yang sering dikenal dengan nama probe WHO.
3.6.1.Prosedur Penelitian
Penelitian dilakukan kepada sampel penelitian yang merupakan perawat instalasi rawat inap RSUP Haji Adam Mail, Medan.
Skema alur penelitian:
3.7 Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program komputer. Analisa diperoleh dengan menghitung persentase jawaban untuk setiap pertanyaan yang ada pada kuesioner dengan menggunakan program komputer melalui deskriptif statistik untuk menghitung nilai tengah (mean, median dan modus).
Kaliberasi peneliti: Pelatihan wawancara, uji coba kuesioner, dan uji pemeriksaan
Mengumpulkan sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi
Memberikan informed consent dan meminta kesediaan
subjek untuk mengikuti penelitian dengan memberikan lembar persetujuan
Melakukan pengambilan data dengan menggunakan
kuesioner
Melakukan pemeriksaan untuk melihat kebutuhan perawatan periodontal dengan menggunakan indeks CPITN
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan November s/d Desember 2012. Pemilihan subjek berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi sebanyak 100 orang perawat. Hasil penelitian mengenai kebutuhan perawatan periodontal pada perawat di RSUP H. Adam Malik Medan akan disajikan dalam bentuk tabel berikut
4.1 Data Demografis Subjek Penelitian
Data demografis subjek penelitian ini terdiri dari usia, jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, dan lama bekerja dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Distribusi data demografis perawat RSUP H. Adam Malik
Variabel Kelompok Pengamatan Jumlah (%)
Usia (Tahun)
a.Belum Menikah b.Menikah
54% 46%
Total 100%
Tingkat Pendidikan
a.D3 Keperawatan b.S1 Keperawatan c.S2 Keperawatan
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa subjek penelitian berjumlah 100 orang. Mayoritas subjek memiliki usia 20-30 tahun yaitu sebanyak 59 orang (59%), pada usia 31-41 sebanyak 23 orang (23%), dan usia 42-55 sebanyak 18 orang (18%).
Berdasarkan jenis kelamin perempuan 92 orang (92%) dan laki-laki 8 orang (8%). Berdasarkan status perkawinan belum menikah 54 orang (54%) dan menikah 46 orang (46%). Berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas adalah S1 Keperawatan yaitu 70 orang (70%), D3 Keperawatan 29 orang (29%), dan S2 Keperawatan 1 orang (1%). Berdasarkan lama bekerja mayoritas subjek 1-5 tahun yaitu 62 orang (62%), 6-10 tahun 6-10 orang (6-10%), 11-15 tahun 9 orang (9%), dan 16-20 tahun 19 orang (19%).
4.2 Distribusi Kebiasaan Menyikat Gigi dan Gaya Hidup (lifestyle) Pada Subjek Penelitian
Distribusi gaya hidup pada subjek penelitian berdasarkan kriteria yaitu kebiasaan menyikat gigi, konsumsi buah-buahan, kebiasaan merokok, kebiasaan mengunyah 1 sisi, kebiasaan mengudap dan kunjungan ke dokter gigi dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Distribusi kebiasaan menyikat gigi dan gaya hidup
Variabel Kelompok Pengamatan Jumlah (%)
Frekuensi Menyikat
Waktu menyikat gigi
a.Pagi setelah makan dan malam sebelum tidur
b.Setiap mandi pagi dan sore c.Lainnya gigi saat shift malam
Penggunaan pasta
Bentuk sikat gigi
a. lurus
Lama menyikat gigi
a.Minimal 2 menit b.Tidak teratur c. Lainnya mengunyah 1 sisi
a. Tidak
4.3 Distribusi Stres Kerja Pada Subjek Penelitian
Distribusi stres kerja pada subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 5. Distribusi stres kerja
Variabel Kelompok Pengamatan Jumlah (%)
Stres Kerja
a. Normal b. Stres ringan c.Stres sedang d. Stres berat
Berdasarkan tabel 6 dapat terlihat bahwa mayoritas subjek mengalami stres sedang yaitu 51 orang (51%), stres ringan 44 orang (44%), tidak mengalami stres 5 orang (5%), dan tidak ada yang mengalami stres berat.
4.4 Indeks Kebutuhan Perawatan Periodontal (CPITN)
Distribusi status periodontal (CPI) dan kebutuhan perawatan periodontal (CPITN) pada subjek penelitian akan disajikan dalam tabel 7 dan tabel 8.
Tabel 6. Distribusi data status kondisi periodontal
Variabel Kelompok Pengamatan
Sehat, tidak ada perdarahan, karang gigi
atau poket
29%
Skor 1
Perdarahan , perdarahan tampak secara langsung atau dengan kaca mulut
15%
Skor 2 Ada karang gigi (Supra
atau subgingiva) 46%
Skor 3 Poket dangkal (4-5 mm) 10%
Pada tabel 7 terlihat bahwa skor CPI pada perawat yang memiliki skor 0 adalah 29 orang (29%), skor 1 adalah 15 orang (15%), skor 2 adalah 46 orang (46%), skor 3 10 orang (10%), dan tidak ada yang memiliki skor 4.
Tabel 7. Distribusi data kebutuhan perawatan periodontal
Variabel Kelompok Pengamatan
Skor 0 Tidak Membutuhakan
Perawatan 29%
Skor 2 Skeling dan peningkatan
kebersihan rongga mulut 56%
Skor 3
Memerlukan skeling, root planning dan peningkatan kebersihan
rongga mulut
0%
Pada tabel 8 terlihat bahwa skor CPITN pada perawat yang memiliki skor 0 adalah 29 orang (29%), skor 1 adalah 15 orang (15%), skor 2 adalah 56 orang (56%), dan tidak ada yang memiliki skor 3.
4.5 Distribusi Stres Kerja pada Rerata Indeks Kebutuhan Perawatan Periodontal (CPITN)
Distribusi gaya hidup dan stres kerja terhadap rerata kebutuhan perawatan periodontal (CPITN) akan disajikan dalam tabel 9 dan tabel 10.
Tabel 8. Distribusi stres kerja pada rerata CPITN
BAB 5
PEMBAHASAN
Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut dengan prevalensi yang tinggi di Indonesia.5 Penyakit periodontal merupakan penyakit multifaktorial, penumpukan plak bakteri pada permukaan gigi merupakan penyebab utama penyakit periodontal.8,9 Terdapat faktor-faktor resiko lain yang dapat menyebabkan penyakit periodontal yaitu penyakit sistemik, beberapa kelainan genetik, faktor sosio-ekonomi serta tingkat pendidikan, perokok dan stres.7 Pada penelitian ini juga dilakukan penilaian terhadap faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi kodisi periodontal perawat yaitu gaya hidup dan tingkatan stres akibat kerja.
Walaupun secara umum gaya hidup perawat baik dalam beberapa hal, jika dilihat dari kunjungan runtin ke dokter gigi 81 orang (81%) subjek tidak melakukan kunjungan rutin ke dokter gigi. Banyaknya subjek yang tidak melakukan kunjungan rutin ke dokter gigi kemungkinan berhubungan dengan banyaknya subjek yang memiliki kebuthan perawatan skeling dan peningkatan kebersihan rongga mulut. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Farsi pada pelajar di Arab Saudi ditemukan bahwa pelajar yang rutin ke dokter gigi memiliki kondisi periodontal yang baik dan memiliki skor CPITN 0 yaitu tidak membutuhkan perawatan periodontal. 28
Berdasarkan stres kerja yang dialami perawat, hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas perawat mengalami stres kerja sedang yaitu sebanyak 52 orang (51%). Dapat dilihat bahwa jumlah perawat yang mengalami stres kerja sedang mendekati jumlah perawat dengan skor CPITN 2. Jika dilihat distribusi stres kerja pada rerata skor CPITN dapat ditemukan bahwa 38 orang (38%) subjek dengan stres kerja sedang memiliki skor CPITN 2 yaitu membutuhkan perawatan skeling dan peningkatan kebersihan rongga mulut. Hal tersebut menunjukkan kemungkinan bahwa stres kerja dapat mempengaruhi kebutuhan perawatan periodontal.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Penyakit periodontal merupakan infeksi bakterial kronis yang melibatkan gingiva dan struktur jaringan pendukung gigi. Community Index of Periodontal Treatments Needs merupakan indikator yang digunakan untuk mengetahui gambaran tentang tingkat kondisi periodontal dan kebutuhan perawatan pada individu pada suatu daerah tertentu.
Mayoritas perawat memiliki kalkulus (karang gigi) supra gingiva atau sub gingiva. Kebutuhan perawatan periodontal pada perawat instalasi rawat inap RSUP H Adam Malik Medan didominasi oleh skor 2, yaitu memerlukan skeling dan peningkatan kebersihan rongga mulut.
Perawat secara umum memiliki gaya hidup yang baik ditinjau dari kebiasaan menyikat gigi. Dari kebiasaan mengunjungi dokter gigi, kebanyakan perawat tidak secara rutin mengunjungi dokter gigi. Hanya sedikit perawat yang tidak mengalami stres kerja, mayoritas perawat mengalami stres kerja sedang dan stres kerja ringan, namun tidak ada perawat yang mengalami stres kerja berat. Banyaknya perawat yang mengalami stres kerja kemungkinan berhubungan dengan banyaknya perawat yang membutuhkan perawatan periodontal. Kedua faktor tersebut berpotensi untuk mempengaruhi kebutuhan perawatan periodontal.
6.2 Saran
2.Pihak rumah sakit melalui Poli Gigi harus mendukung program kesehatan gigi dan mulut perawat agar tercapainya kualitas hidup dan kualitas kerja yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2011:158.
2. Asmadi. Konsep dasar keperawatan. Jakarta: EGC, 2008:4,9.
3. Suhaemi ME. Etika keperawatan, aplikasi dan praktik. Jakarta: EGC, 2003:4. 4. Obiechina N. Understanding Periodontitis. Bloomington: AuthorHouse, 2011: 5. 5. Wahyukundari MA. Perbedaan kadar matrix metalloproteinase-8 Setelah scaling
dan pemberian tetrasiklin pada Penderita periodontitis kronis.Jurnal PDGI, 2009; (58)1: 1-6.
6. Situmorang N. Profil penyakit periodontal penduduk di dua kecamatan kota medan tahun 2004 dibandingkan dengan kesehatan mulut tahun 2010. Dentika Dent J, 2003; 9(2):71-7.
7. Hanafiah MJ, Amir A. Etika kedokteran dan hukum kesehatan. ed 4. Jakarta: EGC, 2008:138-139.
8. Sateesh CP, Santosh KR, Pushpalatha G. Relationship between stress and periodontal disease. J Dent Science and Research, 2010; 1(1): 54-61.
9. Wolf HF, Hassell TM. Color atlas of dental hygiene. Stuttgart: Thieme, 2006: 22. 10.Akhter R, Hannan MA, Okhubo R, Morita M. Relationship between stress factor
and periodontal disease in a rural population in Japan. European J Med Res, 2005; 10(8): 352-7.
11.Mahendra L, Mahendra J, Austin RD, Rajasekhar S, Mythili R. Stress as an Aggravating Factor for Periodontal Diseases. J of Clinical and Diagnostic Res, 2011; 5(4): 889-93.
13.Eleni M, Fotini A, Maria M, Ioannis ZE, Constantina K, Theodoros CK. Research in occupational stress among nursing staff, a comparative study in capital and regional hospitals. Hellenic J of Nursing Science, 2008; 3(3): 79-84.
14.Ramfjord SP, Ash MM. Periodontology and periodontics:modern theory and practice. USA: IshiyakuEuroAmerica, 2000: 1-3.
15.Gehrig N, Shiffer J, Willman DE. Foundations of periodontics for the dental hygienist. 2nd ed. Philadelphia: LWW, 2003: 4, 41, 138.
16.Eley BM, Soory M, Manson JD. Periodontics. 6th ed. Edinburgh: Elsevier, 2010: 1-5, 143.
17.Phinney DJ, Halstead JH. Dental assisting: a comprehensive approach. New York: Delmar, 2000: 93-4.
18.Hinrichs JE. The role of dental calculus and other local predisposing factor. In: Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. eds. Carranza’s Clinical Periodontology. 11th ed. Missouri: Elsevier saunders, 2012:217.
19.Dibart S, Dierich T. Practical periodontal diagnosis and treatment planning. Iowa: Blackwell Publishing, 2010:25-33.
20.Novak KF, Novak MJ. Clinical risk assessment. In: Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. eds. Carranza’s Clinical Periodontology. 11th ed. Missouri: Elsevier saunders, 2012:370-72.
21.Novak MJ, Novak KF, Preshaw PM. Smoking and periodontal disease.In: Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. eds. Carranza’s Clinical Periodontology. 11th ed. Missouri: Elsevier saunders, 2012:294.
22.Kusumawardani B, Sari SD. Dampak stres dan psiko sosial terhadap keparahan penyakit periodontal pada pengungsi pasca banjir bandang di Desa Kemiri, Panti, Jember. Dentika Den J, 2007; 12(1): 1-4.
23.Fermin A, Carranza, Takei HH. Treatment Plan.In: Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. eds. Carranza’s Clinical Periodontology. 11th ed. Missouri: Elsevier saunders, 2012:384.
25.Taufiqqurrahman, Gaudi A. Kebutuhan perawatan periodontal remaja di Kabupaten Sinjai tahun 2007. Dentofasial 2008; 7(2): 132-38.
26.Shaikh H, Shankar S, Vinay S. Assessment of periodontal status and treatment needs among beedi factory workers harapanahalli town, davangere district, karnataka. JIADS 2011; 2(2): 13-17.
27.Ashraf SS. Periodontal health status and treatment needs in iranian adolescent population. Arch Iranian Med 2005; 8(4): 290-94.
Frequency Table
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Waktu Menyikat Gigi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid Pagi Setelah Sarapan dan
Malam Sebelum Tidur
33 33.0 33.0 33.0
Setiap Mandi Pagi dan Sore 41 41.0 41.0 74.0
Lainnya 26 26.0 26.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sikat Gigi Saat Shift Malam
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Bentuk Sikat Gigi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid Berbentuk Lurus, Pegangan
Sikat Yang Lurus dan Segaris Kepala Sikat, dan Bulu Sikat Yang Rata Atau Datar
71 71.0 71.0 71.0
Berbentuk Bengkok, Pegangan Sikat Tidak Segaris Kepala Sikat, dan Bulu Sikat Keras dan Kuat
24 24.0 24.0 95.0
Lainnya 5 5.0 5.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Lama Menyikat Gigi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid Manual Minimal 2 Menit /
Elektrik Minimal 1 Menit
47 47.0 47.0 47.0
Manual < 2 Menit / Elektrik < 1 Menit
43 43.0 43.0 90.0
Lainnya 10 10.0 10.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Mengganti Sikat Gigi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3 Bulan Sekali 18 18.0 18.0 18.0
Apabila Bulu Sikat Sudah Mengembang
43 43.0 43.0 61.0
Konsumsi Buah-Buahan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 98 98.0 98.0 98.0
Ya 2 2.0 2.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Mengunyah Sebelah Sisi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 44 44.0 44.0 44.0
Ya 56 56.0 56.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Kunjungan Ke Dokter Gigi 6 Bulan Sekali
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Kategori Tingkatan Stres
Frequency Percent Valid Percent
Skor Tingkat Kebutuhan Perawatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid Tidak Membutuhkan
Perawatan
29 29.0 29.0 29.0
Membuuhkan Peningkatan Kebersihan Rongga Mulut
19 19.0 19.0 48.0
Memerlukan Skeling dan Peningkatan Kebersihan Rongga Mulut
52 52.0 52.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Kriteria Keterangan CPITN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 37 37.0 37.0 37.0
Sehat 21 21.0 21.0 58.0
Perdarahan 6 6.0 6.0 64.0
Ada Karang Gigi 36 36.0 36.0 100.0
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN
Selamat Pagi/Siang…… Bapak/Ibu
Perkenalkan saya Fadil Pradana, mahasiswa FKG USU yang ingin melakukan penelitian. Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya tentang ” Kebutuhan Perawatan Periodontal Pada Perawat Instalasi Rawat Inap RSUP H. Adam Malik Medan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kebutuhan perawatan periodontal pada perawat instalasi rawat inap RSUP H. Adam Malik Medan. Dalam Penelitian ini kepada Bapak/Ibu akan dilakukan wawancara dan pemberian kuesioner serta pemeriksaan keadaan rongga mulut yang meliputi pemeriksaan gigi geligi.
Prosedur penelitian ini adalah dengan pengisian kuesioner dan pemeriksaan rongga mulut dengan menggunakan kaca mulut dan prob WHO. Adapun ketidaknyamanan yang akan dialami selama prosedur adalah saat pemeriksaan kondisi jaringan periodontal (gusi). Pemeriksaan tersebut membutuhkan waktu 10-15 menit. Dalam penelitian ini tidak ada efek samping, namun Bapak/Ibu sedikit kurang nyaman karena saya akan meminta Bapak/Ibu membuka mulut selama beberapa menit, saya akan melakukan pemeriksaan kondisi jaringan periodontal (gusi) Bapak/Ibu dengan menggunakan prob. Akan terasa sedikit tidak nyaman pada gusi Bapak/Ibu saat pemeriksaan, namun tidak akan menimbulkan luka pada gusi yang diperiksa.
Keuntungan menjadi subjek penelitian yaitu diharapkan dapar memberikan informasi kepada Bapak/Ibu tentang kebutuhan perawatan periodontal, sehingga Bapak/Ibu mengetahui sejauh mana kebutuhan perawatan periodontal yang Bapak/Ibu butuhkan, serta menjadi masukan bagi Bapak/Ibu agar lebih menjaga kebersihan rongga mulut yang baik dan benar (gratis).
Pada kesempatan ini, saya ingin agar Bapak/Ibu mengetahui dan memahami tujuan serta manfaat penelitian, sehingga memahami apa yang akan dilakukan, diperiksa dan didapatkan sebagai hasil penelitian ini. Dengan demikian, saya berharap Bapak/Ibu bersedia ikut dalam penelitian sebagai subjek penelitian, dan saya percaya bahwa partisipasi ini akan bermanfaat bagi Bapak/Ibu.
Jika ada keluhan ataupun untuk informasi lebih lanjut mengenai pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian ini, maka Bapak/Ibu dapat menghubungi saya Fadil Pradana (083199227313).
Terimakasih untuk Bapak/Ibu telah menyediakan waktunya yang telah dipakai untuk mengikuti pemeriksaan rongga mulut dan terima kasih telah menjadi subjek dari penelitian saya ini.
Peneliti,
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : ………
Alamat : ………
Telepon/Hp : ………
Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian yang akan dilakukan, dengan sadar atau tanpa paksaan dan paham akan apa yang akan dilakukan, diperiksa, didapatkan pada penelitian yang berjudul:
”Kebutuhan Perawatan Periodontal Pada Perawat Instalasi Rawat Inap RSUP H. Adam Malik Medan”
Maka dengan surat ini saya menyatakan dengan penuh kesadaran atau tanpa paksaan bersedia berpartisipasi dalam penelitian tersebut diatas. Apabila saya ingin mengundurkan diri, kepada saya tidak dituntut apapun.
Medan, ……… Yang menyetujui, Subjek Penelitian
Kuesioner
DEPARTEMEN PERIODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KONDISI PERIODONTAL PADA PERAWAT INSTALASI RAWAT INAP RSUP H. ADAM MALIK MEDAN DITINJAU DARI ASPEK KEBERSIHAN RONGGA MULUT INDEKS GINGIVA, DAN KEBUTUHAN PERAWATAN
No. Kuesioner : Tanggal Pemeriksaan :
I. Data Responden
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin :
1. Laki-laki 2. Perempuan
4. Pendidikan terakhir :
5. Status perkawinan :
6. Alamat :
7. Masa Kerja : thn
8. Tempat bekerja di ruangan :
II. Gaya Hidup (Life Style)
9. Gaya hidup :
- Berapa kali dalam sehari Anda menyikat gigi? 1. 2 Kali 2. 1 kali 3. Lainnya…
- Pada waktu kapan saja Anda menyikat gigi?
2. 31-41 tahun 1. 20-30 tahun
3. 42-52 tahun
4. 53-64 tahun
2. Setiap mandi pagi dan sore 3. Lainnya...
- Apakah saat Anda mendapat giliran shift malam, Anda tetap melakukan kebiasaan menyikat gigi?
1. Ya 2. Tidak 3. Lainnya…
- Apakah pasta gigi yang Anda gunakan mengandung fluoride?
1. Ya 2. Tidak 3. Lainnya…
- Bagaimana bentuk sikat gigi dan bulu sikat gigi yang Anda gunakan sehari-hari?
1. Berbentuk lurus, pegangan sikat yang lurus dan segaris kepala sikat, dan bulu sikat yang rata atau datar
2. Berbentuk bengkok, pegangan sikat tidak segaris kepala sikat, dan bulu sikat keras dan kuat
3. Lainnya…
- Berapa lama Anda menyikat gigi?
1. Manual minimal 2 menit / elektrik minimal 1 menit 2. Manual < 2 menit / elektrik < 1 menit
3. Lainnya…
- Berapa lama Anda mengganti sikat gigi Anda? 1. 3 bulan sekali
2. Apabila bulu sikat sudah mengembang 3. Tidak tentu
- Apakah Anda selalu mengonsumsi buah-buahan setiap hari? 1. Ya 2. Tidak 3.Lainnya..
- Apakah Anda memiliki kebiasaan merokok? 1. Tidak 2. Ya 3. Lainnya..
- Apakah Anda memiliki kebiasaan mengunyah hanya dengan sisi saja (sisi kanan/sisi kiri saja)?
1. Tidak 2. Ya 3. Lainnya..
1. Tidak 2. Ya 3. Lainnya..
- Apakah Anda selalu mengunjungi dokter gigi secara berkala setiap 6 bulan sekali?
1. Ya 2. Tidak 3. Lainnya…
II. Pemeriksaan Kebutuhan Perawatan Indeks CPITN
Pemberian skor
Skor Kriteria Keterangan
Skor Tingkat Kebutuhan Perawatan
SKOR STATUS
PERIODONTAL SKOR
KEBUTUHAN PERAWATAN
0 Sehat, tidak ada perdarahan, karang
gigi atau poket 0
Tidak membutuhkan perawatan
1
Perdarahan , perdarahan tampak secara langsung atau dengan kaca mulut setelah selesai perabaan dengan sonde
1
Ada karang gigi (Supra atau subgingiva) perabaan dengan sonde terasa kasar,dan terlihat kalkulus supra
gingiva atau sub gingiva 2
Memerlukan sekling dan peningkatan kebersihan
mulut 3
Poket dangkal (4-5 mm) sebagian warna hitam pada sonde masih terlihat
dari tepi gusi pada daerah hitam
4
Poket dalam ( ≥ 6 mm) seluruh warna hitam pada sonde tidak terlihat, masuk
ke dalam jaringan periodontal
III. Faktor Psikososial
a. Berilah tanda X (silang) pada lembar yang anda pilih Petunjuk Pengisian
b. Apabila anda selesai, periksalah kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewati, kerahasian jawaban anda tetap kami jaga
Jika anda tidak pernah merasakan berarti anda memilih TP Petunjuk untuk mengerjakan kuesioner
Jika anda kadang-kadang atau pernah merasakannya satu kali berarti anda memilih KD
Jika anda sering atau lebih dari tiga kali merasakannya namun tidak setiap hari berarti anda memilih SR
Jika anda sering kali merasakannya atau setiap saat berarti anda memilih SK
No. Pernyataan TP KD SR SK
1. Saya mengalami tekanan batin akibat lelah setelah menjalani shift jaga malam jika banyak pasien yang mengeluh sepanjang malam
2. Saya merasa kurang terampil dalam menyelesaikan pekerjaan dibandingkan perawat lainnya
3. Saya merasa kehilangan konsentrasi ketika mendengar dokter memberikan instruksi yang terlalu banyak 4. Saya dapat berkonsentrasi ketika mendengar instruksi
dokter tentang pemberian obat pasien
5. Meskipun banyak pekerjaan yang saya kerjakan saya tidak merasa bosan
6. Saya merasa bosan dengan pekerjaan rutin yang harus saya kerjakan
7. Saya akan merasa tersinggung ketika mendapat teguran atau kritikan terhadap pekerjaan yang telah saya lakukan di ruangan
8. Saya dapat menerima ketika mendapat teguran atau kritikan terhadap hasil pekerjaan saya
9. Ketika saya memberikan penyuluhan atau penjelasan tentang kesehatan bagi pasien dan keluarga, informasi saya dapat dimengerti oleh mereka
10. Saya merasa sulit untuk menyampaikan informasi secara jelas dan dapat dimengerti oleh pasien dan sesama teman kerja
11. Saya merasa pekerjaan saya belum optimal jika pasien yang telah lama dirawat tapi belum sembuh juga 12. Saya merasa tegang jika menghadapi pasien yang
13. Saya akan membicarakan masalah saya kepada atasan atau sesama perawat jika ada masalah dengan pasien atau keluarganya
14. Meskipun banyak pekerjaan yang saya kerjakan, saya tetap menjalin komunikasi dengan pasien
15. Saya dapat menenangkan diri walaupun menghadapi pasien yang sedang merintih atau mengeluh kesakitan 16. Saya merasa dapat diterima dalam pergaulan dengan
rekan seruangan
17. Dalam bekerja saya merasa sering lupa terhadap apa yang saya kerjakan
18. Saya akan mengurung diri jika mempunyai masalah dengan pasien atau keluarga pasien
19. Saya merasa tetap bersemangat bekerja meskipun banyak pasien di ruangan
20. Meskipun banyaknya catatan pasien yang saya kerjakan saya dapat berpikir jernih
21. Meskipun dokter belum datang untuk visit ke ruangan, saya akan berusaha mengatasi keluhan pasien tersebut
22. Saya merasa denyut jantung saya normal walaupun banyak pasien di ruangan
23. Ketika menghadapi banyaknya tuntutan pasien atau keluarga pasien, saya akan melayani dengan sabar 24. Saya dapat tidur nyenyak meskipun banyak pekerjaan
yang telah saya kerjakan di rumah sakit
25. Setelah selesai bekerja saya tidak merasa pegal-pegal 26. Saya tidak berkeringat berlebihan meskipun harus
memantau pasien-pasien dalam keadaan lemah
27. Meskipun saya banyak mendapat teguran dari atasan saya tetap hadir bekerja seperti biasa
28. Saya merasa bingung ketika melayani permintaan pasien yang sedang mengerang kesakitan
29. Saya merasa tidak bersemangat bekerja jika pasien yang dirawat di ruangan saya sedikit jumlahnya
30. Meskipun banyak pasien yang dirawat di ruangan, saya dapat melaksanakan pelayanan dengan baik 31. Saya dapat memasang infus pasien dengan cepat
meskipun pasien tersebut dalam keadaan kritis
32. Meskipun bekerja melewati jam kerja, saya tidak meminum minuman keras
mengatasi keluhan pasien
35. Ketika menerima pasien baru saya merasa jantung saya berdebar-debar
36. Saya akan meminjamkan peralatan kesehatan bagi ruangan lain yang membutuhkannya demi kelancaran pelayanan di ruangan lainnya
37. Walaupun saya telat pulang, saya tidak ngebut di jalan 38. Meskipun banyak pekerjaan saya di rumah sakit, pola
makan saya tetap teratur
39. Meskipun pasien atau keluarga pasien marah kepada saya, saya dapat menahan keinginan untuk membalas 40. Tangan saya sering berkeringat setelah memeriksa
tensi pasien atau suhu tubuh
41. Saya makan dengan porsi yang banyak akhir-akhir ini karena saya stres menghadapi banyaknya jumlah pasien yang dirawat
42. Ketika saya melakukan kesalahan dalam pemberian obat, timbul keinginan saya bunuh diri
43. Selama bertugas saya sering mengalami luka gores 44. Meskipun pasien yang saya hadapi sedang menderita
sesak nafas atau mengalami pendarahan, saya dapat mengatasinya dengan tenang
45. Saya sering tiba-tiba sesak nafas saat bekerja
46. Setelah mendorong brankart atau oksigen pasien saya merasa kelelahan
47. Ketika selesai memeriksa kondisi pasien tangan saya terasa gatal-gatal
48. Saya merasa denyut jantung saya normal meskipun banyak pasien yang harus saya rawat
49. Dalam sebulan saya hanya absen kurang dari dua hari, meskipun banyak pasien yang harus saya rawat
50. Saya merasa kurang pengetahuan tentang
perkembangan penyakit dibandingkan dengan teman yang lain
51. Saya merasa pembagian jadwal shift saya lebih banyak dari teman yang lain karena kadang-kadang harus bertugas pada hari libur
52. Saya tidak selera makan ketika banyak pekerjaan yang akan saya kerjakan
53. Saya akan mengatasi pasien untuk mengurangi keluhannya sebelum dokter datang
55. Meskipun lampu mati ketika pasien sedang ditangani dengan alat elektronik, saya tidak panic
56. Jantung saya terasa berdebar-debar ketika mendengar pasien tiba-tiba menjerit
57. Saya tidak masuk kerja (absen) apabila pada waktu saya bekerja banyak pasien yang tidak puas atas pelayanan kesehatan yang diterimanya
58. Walaupun terlambat istirahat makan siang saya belum pernah menderita sakit lambung (mual)
59. Saya akan membiarkan pasien menunggu dokter jaga memeriksa, walaupun pasien mengeluh kesakitan 60. Tensi saya terasa meningkat ketika saya merawat luka
pasien yang telah infeksi berat
61. Saat jaga malam saya panik, ketika lampu mati
62. Meskipun saya letih meyelesaikan pekerjaan yang menumpuk, tidak ada keinginan saya untuk meminum minuman keras
63. Saya tidak mempunyai pikiran untuk mengganggu ketenangan pasien di ruangan lain
64. Penyakit lambung saya kumat ketika sering terlambat makan siang karena banyaknya pasien yang harus ditangani di rumah sakit
65. Jika sedang membuat resume pasien kepala saya sering pusing
• Skor : …………
• Termasuk dalam kategori : ………..
No
12 Pr Menikah S1Keperawata
Menikah Keperawatan sedang
Keperawatan 31-41 11-15 Buruk
JADWAL KEGIATAN
No. Kegiatan Bulan
September Oktober November Desember Januari
1. Persiapan
2. Pengumpulan data
3. Pengolahan data
4. Analisa data
5. Pembuatan laporan 6. Seminar
skripsi
7.
Perbaikan dan