• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pelindian Dan Ketebalan Debu Vulkanik Gunung Sinabung Terhadap Sifat Tanah Andisol Dan Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Pada 4 Kali Tanam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pelindian Dan Ketebalan Debu Vulkanik Gunung Sinabung Terhadap Sifat Tanah Andisol Dan Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Pada 4 Kali Tanam"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Bagan Percobaan

I II III IV

D1LO D1L1 D2L1 D3L0

D3L1 D3L0 D3L1 D0L0

D2L0 D0L1 D0L0 D2L0

D3LO D0L0 D1L0 D1L0

D0L0 D2L0 D3L0 D0L1

D2L1 D3L1 D0L0 D3L1

D0L1 D1L0 D2L0 D1L1

(2)

Lampiran 2. Peta Pengambilan Sampel Tanah

(3)

Lampiran 4. Deskripsi Sawi Varietas Tosakan Nama lain : Caisim (Bangkok) Umur tanaman : 30 hari

Bentuk tanaman : Besar, semi buka dan tegak

Batang : Tumbuh memanjang dan memiliki banyak tunas Tangkai bunga : Panjang dan langsing

Warna tangkai bunga : Hijau tua

Bentuk daun : Lebar, panjang dan memiliki pinggiran daun rata Warna daun : Hijau

Potensi produksi : 150-200 g/tanaman

Sumber : PT. East West Seed Indonesia, Purwokerto

(4)

Lampiran 5. Hasil Analisis Tanah Andisol

No Parameter Hasil Analisis Kriteria *)

1. pH (H2O) 5,51 Masam

2. DHL (mmho/cm) 10,20

3. N-Total (%) 0,26

4. P-Total (mg/100g) 412,61

5. K-Total (mg/100g) 92,90

*) Penilaian kriteria sifat tanah berdasarkan kriteria BPP Medan.

Sumber : Laboratorium Riset dan Teknologi dan Laboratorium Fisika Tanah FP USU

Lampiran 6. Hasil Analisis Debu Vulkanik Gunung Sinabung

No Parameter Hasil Analisis

1. pH (H2O) 4,75

Td = Tidak terdeteksi (0,02 ppm)

(5)

Lampiran 7. Nilai pH tanah setelah penanaman I Lampiran 8. Daftar sidik ragam pH tanah setelah penanaman I

SK DB JK KT Fh F0.05

Lampiran 9. Nilai DHL tanah setelah penanaman I

Perlakuan I II III IV Total Rataan Lampiran 10. Daftar sidik ragam DHL tanah setelah penanaman I

(6)

Lampiran 11. Nilai berat basah tajuk setelah penanaman I Lampiran 12. Daftar sidik ragam berat basah tajuk setelah penanaman I

SK DB JK KT Fh F0.05

Lampiran 13. Nilai berat basah akar setelah penanaman I

Perlakuan I II III IV Total Rataan Lampiran 14. Daftar sidik ragam berat basah akar setelah penanaman I

(7)

Lampiran 15. Nilai berat kering tajuk setelah penanaman I Lampiran 16. Daftar sidik ragam berat kering tajuk setelah penanaman I

SK DB JK KT Fh F0.05

Lampiran 17. Nilai berat kering akar setelah penanaman I

Perlakuan I II III IV Total Rataan Lampiran 18. Daftar sidik ragam berat kering akar setelah penanaman I

(8)

Lampiran 19. Nilai pH tanah setelah penanaman II Lampiran 20. Daftar sidik ragam pH tanah setelah penanaman II Lampiran 20.

SK DB JK KT Fh F0.05

Lampiran 21. Nilai DHL tanah setelah penanaman II

Perlakuan I II III IV Total Rataan Lampiran 22. Daftar sidik ragam DHL tanah setelah penanaman II

(9)

Lampiran 23. Nilai berat basah tajuk setelah penanaman II Lampiran 24. Daftar sidik ragam berat basah tajuk setelah penanaman II

SK DB JK KT Fh F0.05

Lampiran 25. Nilai berat basah akar setelah penanaman II

Perlakuan I II III IV Total Rataan Lampiran 26. Daftar sidik ragam berat basah akar setelah penanaman II

(10)

Lampiran 27. Nilai berat kering tajuk setelah penanaman II Lampiran 28. Daftar sidik ragam berat kering tajuk setelah penanaman II

SK DB JK KT Fh F0.05

Lampiran 29. Nilai berat kering akar setelah penanaman II

Perlakuan I II III IV Total Rataan Lampiran 30. Daftar sidik ragam berat kering akar setelah penanaman II

(11)

Lampiran 31. Nilai pH tanah setelah penanaman III Lampiran 32. Daftar sidik ragam pH tanah setelah penanaman III

SK DB JK KT Fh F0.05

Lampiran 33. Nilai DHL tanah setelah penanaman III

Perlakuan I II III IV Total Rataan Lampiran 34. Daftar sidik ragam DHL tanah setelah penanaman III

(12)

Lampiran 35. Nilai berat basah tajuk setelah penanaman III Lampiran 36. Daftar sidik ragam berat basah tajuk setelah penanaman III

SK DB JK KT Fh F0.05

Lampiran 37. Nilai berat basah akar setelah penanaman III

Perlakuan I II III IV Total Rataan Lampiran 38. Daftar sidik ragam berat basah akar setelah penanaman III

(13)

Lampiran 39. Nilai berat kering tajuk setelah penanaman III Lampiran 40. Daftar sidik ragam berat kering tajuk setelah penanaman III

SK DB JK KT Fh F0.05

Lampiran 41. Nilai berat kering akar setelah penanaman III

Perlakuan I II III IV Total Rataan Lampiran 42. Daftar sidik ragam berat kering akar setelah penanaman III

(14)

Lampiran 43. Nilai pH tanah setelah penanaman IV Lampiran 44. Daftar sidik ragam pH tanah setelah penanaman IV

SK DB JK KT Fh F0.05

Lampiran 45. Nilai DHL tanah setelah penanaman IV

Perlakuan I II III IV Total Rataan Lampiran 46. Daftar sidik ragam DHL tanah setelah penanaman IV

(15)

Lampiran 47. Nilai berat basah tajuk setelah penanaman IV Lampiran 48. Daftar sidik ragam berat basah tajuk setelah penanaman IV

SK DB JK KT Fh F0.05

Lampiran 49. Nilai berat basah akar setelah penanaman IV

Perlakuan I II III IV Total Rataan Lampiran 50. Daftar sidik ragam berat basah akar setelah penanaman IV

(16)

Lampiran 51. Nilai berat kering tajuk setelah penanaman IV Lampiran 52. Daftar sidik ragam berat kering tajuk setelah penanaman IV

SK DB JK KT Fh F0.05

Lampiran 53. Nilai berat kering akar setelah penanaman IV

Perlakuan I II III IV Total Rataan Lampiran 54. Daftar sidik ragam berat kering akar setelah penanaman IV

(17)

Lampiran 55. Nilai N-total tanah setelah penanaman IV Lampiran 56. Daftar sidik ragam N-total tanah setelah penanaman IV

SK DB JK KT Fh F0.05

Lampiran 57. Nilai P-total tanah setelah penanaman IV

Perlakuan I II III IV Total Rataan Lampiran 58. Daftar sidik ragam P-total tanah setelah penanaman IV

(18)

Lampiran 59. Nilai K-dd tanah setelah penanaman IV

Perlakuan I II III IV Total Rataan

D0 L0 3,58 0,85 2,88 0,88 8,19 2,05

L1 2,18 0,75 2,05 1,00 5,98 1,50

D1 L0 0,71 2,35 2,04 0,97 6,07 1,52

L1 0,82 1,00 2,12 1,98 5,92 1,48

D2 L0 3,38 2,70 2,44 0,84 9,36 2,34

L1 2,45 0,96 0,76 1,06 5,23 1,31

D3 L0 0,68 0,99 2,33 3,26 7,26 1,82

L1 0,93 0,92 2,99 0,86 5,70 1,43

Total 14,73 10,52 17,61 10,85 53,71 1,68 Lampiran 60. Daftar sidik ragam K-dd tanah setelah penanaman IV

SK DB JK KT Fh F0.05

ULANGAN 3 4,29 1,43 1,56 3,07 tn

PERLAKUAN 7 3,57 0,51 0,56 2,49 tn

D 3 0,52 0,17 0,19 3,07 tn

L 1 2,03 2,03 2,21 4,32 tn

D.L 3 1,02 0,34 0,37 3,07 tn

GALAT 21 19,22 0,92

TOTAL 31 27,0814

(19)
(20)
(21)
(22)
(23)

DAFTAR PUSTAKA

Andhika, M. M. 2011. Dampak Debu Vulkanik Gunung Sinabung Terhadap Perubahan Sifat Fisika Dan Kandungan Logam Berat Pada Tanah Inceptisol. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Andreita, R. R. 2011. Dampak Debu Vulkanik Gunung Sinabung Terhadap Perubahan Sifat Kimia Tanah Inceptisol. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Cahyono, B. 2003. Teknik dan Strategi Sawi Hijau (Pat-Tsai). Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta.

Dinas Pertanian, 2014. Program Pemulihan Produktivitas Pertanian. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Karo. Kabanjahe.

Haryanto, W. T. Suhartini dan E. Rahayu. 2006. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya, Jakarta.

Lubis, A. H. 2011. Dampak Debu Vulkanik Letusan Gunung Sinabung terhadap Ketersediaan dan Serapan Hara P oleh Tanaman Jagung Serta terhadap Respirasi Mikroorganisme pada Tanah Dystrandepts. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Lubis, A.M.; G. Amrah.; G.B. Hong.; M.Y. Nya’pa dan M.Pulung.1085. Ilmu Kesuburan Tanah.Jurusan Tanah FP UISU Medan.

Marschner, H. 1986. Mineral Nutrition of Higher Plants.Academic Press. Toronto. Mukhlis. 2011. Tanah Andisol. Genesis, Klasifikasi, Karateristik, Penyebaran dan

Analisis. USU Press. Medan.

Nurshanti, D. F. 2010. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Brasicca

juncea L) dengan Tiga Varietas Berbeda. J. Agronobis 4(2).

Pusat Penelitian Pengembangan Tananh dan Agroklimat, 2005. Teknologi Pengolahan Lahan Kering. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor.

Sihotang, E. P. 2009. Karakteristik Kimia Tanah Andisol Pada Kemiringan Lereng Berbeda Di Taman Hutan Raya Bukit Barisan Kabupaten Karo.Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Sinuhaji, N. F. 2011. Analisis Logam Berat dan Unsur Hara DebuVulkanik Gunung SinabungKabupaten Karo - Sumatera Utara. Skripsi. USU.

(24)

Analisis Aktivasi Neutron Cepat. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional V SDM Teknologi, Yogyakarta, 5 November 2009.

Suhartini, T. 2002. Bertanam Sawi dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta

(25)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Analisis debu vulkanik dilakukan di Balai

Pengkajian Tanaman Pertanian (BPTP) Medan dan analisis tanah di Laboratorium Kimia/Kesuburan Tanah, Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian USU, Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juni 2014 sampai dengan Bulan Januari 2015.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah tanah Andisol Tigapanah, Kecamatan 0-20 cm, benih Sawi varietas Tosakan, debu vulkanik Gunung Sinabung, pupuk

urea, SP-36, dan KCL sebagai pupuk dasar, serta bahan-bahan kimia yang digunakan untuk analisis di laboratorium.

Alat yang digunakan adalah GPS, cangkul untuk pengambilan sampel tanah, polibag, karung goni, timbangan serta alat-alat yang digunakan untuk analisis di laboratorium.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan dua faktor perlakuan, yaitu :

Faktor 1: Ketebalan debu vulkanik (D) terdiri dari empat taraf, yaitu: D0 : Tanpa Debu (Kontrol)

D1 : Ketebalan debu vulkanik setara 3 cm (989,6 g /10 kg BTKU)

D2 : Ketebalan debu vulkanik setara 6 cm (1979,3 g/10 kg BTKU)

(26)

Faktor 2: Pelindian (L) dengan dua taraf, yaitu: L0 : Tanpa pelindian

L1 : Pelindian dengan volume air sebanyak 2 kali volume air kapasitas

lapang , dilindi setiap 2 hari sekali selama 1 minggu Diperoleh kombinasi perlakuan sebanyak 8 kombinasi, yaitu : D0L0 D1L0 D2L0 D3L0

D0L1 D1L1 D2L1 D3L1

Jumlah kombinasi perlakuan = 8 Jumlah ulangan = 4 Jumlah polibag penelitian = 32 Jumlah tanaman / polibag = 1

Jumlah tanaman seluruhnya = 32 tanaman

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam berdasarkan model linier sebagai berikut:

Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + εijk

dimana:

Yijk = Hasil pengamatan pada blok ke-i yang diberi pemberian debu

vulkanik pada taraf ke- j dan pupuk pelindian pada taraf ke-k µ = Nilai tengah

ρi = Pengaruh blok ke-i

αj = Pengaruh pemberian debu vulkanik pada taraf ke- j

βk = Pengaruh pelindian pada taraf ke-k

(αβ)jk = Pengaruh interaksi pemberian debu vulkanik pada taraf ke- j dan

(27)

εijk = Pengaruh galat pada blok ke-i yang mendapat perlakuan pemberian

debu vulkanik pada taraf ke- j dan pelindian pada taraf ke-k

Data hasil penelitian pada perlakuan yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf 5%.

Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan Tanah dan Debu

Pengambilan tanah diambil dari desa tiga panah kabupaten karo secara zig-zag pada kedalaman 0-20 cm dan dikompositkan. Kemudian dikering udarakan dan diayak dengan ayakan 10 mesh. Sedangkan, pengambilan debu dilakukan dengan menggunakan kuas pada teras-teras bangunan dan dikompositkan. Lalu debu dikering udarakan dan diayak dengan ayakan 10 mesh. Analisis Tanah Awal

Tanah yang telah kering udara dan telah diayak lalu dianalisis % KL dan % KA-nya untuk menentukan jumlah air yang diberikan dan berat tanah yang dimasukkan ke tiap ember sebanyak 10 kg BTKU. Kemudian analisis awal tanah seperti pH , DHL, N-Total , P-Total dan K-dd.

Analisis Debu Vulkanik

(28)

Aplikasi Debu Vulkanik Dan Pelindian

Setelah tanah dimasukkan ke polibag, kemudian dilakukan penyusunan dan pengacakan berdasarkan RAK Faktorial dan diletakkan di rumah kasa. Diberikan debu vulkanis di permukaan tanah dan di kompositkan sesuai dengan perlakuan dan diinkubasi selama 1 minggu bersamaan itu Dilakukan pelindian

tanah sampai kondisi kapasitas lapang dan sebagian perlakuan dilindi sampai 2x KL.

Aplikasi Pupuk Dasar, Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman

Setelah tanah diinkubasi kemudian dilakukan pemupukan dasar menggunakan pupuk urea 3 g/tanaman, pupuk SP-36 1 g/tanaman dan KCL 1 g/tanaman dengan cara meletakkannya pada lubang yang telah dibuat.

Aplikasi pupuk dilakukan 1 hari sebelum penanaman. Kemudian dilakukan penanaman benih sawi. Benih sawi yang telah direndam dimasukkan ke polybag. Pemeliharaan dilakukan dengan penyiraman secara rutin serta pembersihan gulma

dilakukan setiap hari agar tidak terjadi persaingan unsur hara dengan tanaman sawi.

Pemanenan

Pemanenan dilakukan setelah tanaman sawi berumur 40-50 hari setelah dipindahkan ke polibag.

Pengamatan Parameter Tanah dan Tanaman Tiap Musim

(29)

Analisis Akhir Tanah dan Tanaman pada Musim ke-4

Diambil tanah dekat perakaran secukupnya untuk keperluan analisis. Parameter yang diukur meliputi analisis tanah dan tanaman.

Analisis tanah meliputi :

1. pH H2O dengan metode elektrometri

2. Daya Hantar Listrik dengan metode conductivitymeter 3. N-Total dengan metode kjeldahl

4. P-Total dengan Ekstraksi HCl 25 % 5. K-dd dengan Ekstraksi NH4OAc 1N pH 7 Analisis tanaman meliputi :

(30)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Daya Hantar Listrik

Hasil sidik ragam pada Lampiran 4 menunjukkan bahwa Debu Vulkanik berpengaruh nyata dalam menaikkan Daya Hantar Listrik dan proses pelindian menurunkan DHL pada penanaman 1 sampai dengan 4 dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Daya Hantar Listrik Pada Penanaman I dan II dengan pemberian debu vulkanik dan proses pelindian.

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji beda rataan Duncan

Berdasarkan uji beda rataan daya hantar listrik pada pemberian debu vulkanik dan proses pelindian berbeda nyata pada semua perlakuan dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 11,80 mmhos/cm dan yang terendah pada D1 (989,6 g debu/10 kg BTKU) yaitu 9,74 mmhos/cm. Pada penanaman II, ketebalan Debu Vulkanik berbeda nyata satu dengan yang lain nya, dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 10,31mmhos/cm dan yang terendah D0 (Tanpa Debu vulkanik) yaitu 9,14 mmhos/cm.

(31)

D2L1. nilai rataan DHL tertinggi pada Penanaman I terdapat pada perlakuan D3L0(2969g debu/ 10kg BTKU Dan Tanpa Pelindian) sebesar 10,88 mmhos/cm dan yang terendah yaitu 9,48 mmhos/cm terdapat pada perlakuan D1L1(989,6g debu/ 10kg BTKU Dan Pelindian 2x KL) dan pada Penanaman II, perlakuan D3L0 berbeda nyata dengan semua kombinasi perlakuan. Nilai rataan DHL tertinggi pada musim Penanaman II terdapat pada perlakuan D3L0(2969g debu/ 10kg BTKU Dan Tanpa Pelindian) sebesar 10,65 mmhos/cm dan yang terendah yaitu 9,03 mmhos/cm terdapat pada perlakuan D0L1 (Tanpa Debu Dan Pelindian 2x KL).

Tabel 2. Daya Hantar Listrik Pada Penanaman III dan IV dengan pemberian debu vulkanik dan proses pelindian.

(32)

Berdasarkan Tabel 2 uji beda rataan perlakuan D3L0 berbeda nyata dengan semua kombinasi perlakuan namun perlakuan D0L0, D0L1, D1L1 dan D1L0 tidak berbeda nyata. Nilai rataan DHL tertinggi pada Penanaman III terdapat pada perlakuan D3L0(2969g debu/ 10kg BTKU Dan Tanpa Pelindian) sebesar 12,58 mmhos/cm dan yang terendah terdapat pada perlakuan D2L1(1979,3g debu/ 10kg BTKU dan Pelindian 2x KL) yaitu 9,88 mmhos/cm sedangkan pada Penanaman IV perlakuan D3L0 berbeda nyata dengan semua kombinasi perlakuan, namun pada perlakuan D0LO dengan D2L0 tidak berbeda nyata.Nilai rataan DHL tertinggi pada musim Penanaman IV terdapat pada perlakuan D3L0(2969g debu/ 10kg BTKU Dan Tanpa Pelindian) sebesar 12,28 mmhos/cm dan yang terendah terdapat pada perlakuan D0L1 (Tanpa Debu Dan Pelindian 2x KL) yaitu 9,48 mmhos/cm

Kemasaman Tanah (pH Tanah)

Hasil sidik ragam pada Lampiran 3 menunjukkan bahwa Debu Vulkanik berpengaruh nyata dalam menurunkan pH di dalam tanah yang diberi debu vulkanik dan Pelindian pada penanaman 1 sampai dengan 4 dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.

Tabel 3. Rataan pH H2O Pada Penanaman I dan II pada pemberian debu vulkanik

dan proses pelindian.

(33)

Berdasarkan uji beda rataan pada penanaman I daya hantar listrik pada pemberian debu vulkanik dan proses pelindian berbeda nyata pada semua perlakuan dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D0 (Tanpa debu) yaitu 5,49 dan yang terendah pada D3 (2969g debu/ 10kg BTKU)yaitu 4,79. Pada penanaman IIketebalan Debu Vulkanik berbeda nyata satu dengan yang lain nya, dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D0 (Tanpa debu)yaitu 5,35dan yang terendahD3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 4,49.

Berdasarkan Tabel 3 uji beda rataan pada penanaman I perlakuan D0L0 berbeda nyata dengan semua kombinasi perlakuan. Nilai rataan pH tertinggi pada Penanaman I terdapat pada perlakuanD0L0(Tanpa debu dan Tanpa Pelindian) sebesar 5,62 dan yang terendah pada perlakuan D3L0 (2969g debu/ 10kg BTKU Dan Tanpa Pelindian ) yaitu 4,52sedangkan pada Penanaman II perlakuan D0L0 berbeda nyata dengan semua kombinasi perlakuan. Nilai rataan pH tertinggi pada musim Penanaman II terdapat pada perlakuan D0L0(Tanpa Debu Dan Tanpa Pelindian) sebesar 5,43 dan yang terendah terdapat pada perlakuan D3L0 (2969g debu/ 10kg BTKU Dan Pelindian 2x KL) yaitu 4,32.

Tabel 4. Rataan pH H2O Pada Penanaman III dan IV pada pemberian debu

vulkanik dan proses pelindian.

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji beda rataan Duncan

(34)

perlakuan dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D0 (Tanpa debu) yaitu 5,59 dan yang terendah pada D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 4,94. sedangkan pada penanaman IVketebalan Debu Vulkanik berbeda nyata satu dengan yang lain nya, dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D0 (Tanpa debu) yaitu 5,60 dan yang terendahD3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 4,91.

Berdasarkan Tabel 4 uji beda rataan pada penanaman III perlakuan D0L0 berbeda nyata dengan semua kombinasi perlakuan.Nilai rataan pH tertinggi pada perlakuan D0L0 (Tanpa debu Dan Tanpa Pelindian) sebesar 5.65 dan yang terendah pada perlakuan D3L0 (2969g debu/ 10kg BTKU dan Tanpa Pelindian) yaitu 4,84 tsedangkan pada Penanaman IV perlakuan D0L0 berbeda nyata dengan semua kombinasi perlakuan. Nilai rataan pH tertinggi pada musim Penanaman IVpada perlakuan D0L0 (Tanpa debu Dan Tanpa Pelindian) sebesar 5.64 dan yang terendah pada perlakuan D3L0 (2969g debu/ 10kg BTKU dan Tanpa Pelindian) yaitu 4,82.

Berat Basah Tajuk

(35)

Tabel 5. Berat Basah Tajuk Pada Penanaman I dan II dengan pemberian debu vulkanik dan proses pelindian

Debu vulkanik

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji beda rataan Duncan

Berdasarkan uji beda rataan berat basah tajukpada pemberian debu vulkanik dan proses pelindian pada penanaman I berbeda nyata pada semua perlakuan dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D0 (Tanpa debu) yaitu 63,37 gram dan yang terendah pada D2 (1979,3g debu/ 10kg BTKU) yaitu 43,98 sedangkan pada penanaman II ketebalan Debu Vulkanik berbeda nyata pada semua perlakuan dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 105,35 gram dan yang terendahD0 (Tanpa debu) yaitu 44,55 gram.

(36)

(2969g debu/ 10kg BTKU Dan 2 x KL) sebesar 115,10 g dan yang terendah pada perlakuan D0L0 (Tanpa debudan Tanpa Pelindian) yaitu 37,08 g.

Tabel 6. Berat Basah Tajuk Pada Penanaman II dan IV dengan pemberian debu vulkanik dan proses pelindian

Debu vulkanik

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji beda rataan Duncan

Berdasarkan uji beda rataan berat basah tajukpada pemberian debu vulkanik dan proses pelindian pada penanaman III berbeda nyata pada semua perlakuan dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 106,95 gram dan yang terendah pada D0 (Tanpa debu) yaitu 46,35gram sedangkan pada penanaman IVketebalan Debu Vulkanik berbeda nyata pada semua perlakuan dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 115,89 gram dan yang terendahD0 (Tanpa debu) yaitu 43,46 gram.

(37)

perlakuan. Nilai rataan tertinggi berat basah tajuk tertinggi pada musim Penanaman IVpada perlakuan D3L1 (2969g debu/ 10kg BTKU Dan 2 x KL) sebesar 124,33 g dan yang terendah pada perlakuan D0L1 (Tanpa debu dan 2x pelindian) yaitu 37,38 g.

Berat Basah Akar

Hasil sidik ragam pada Lampiran 6 menunjukkan bahwa pemberian debu vulkanik dan proses pelindian berpengaruh nyata dalam menurunkan berat basah akar pada penanaman I sedangkan pada penanaman II pemberian debu vulkanik dan pelindian menaikkan berat basah akar pada penanaman 1 sampai dengan 4 dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8.

Tabel7. Berat basah akarpada penanaman Idan II dengan pemberian debu vulkanik dan proses pelindian.

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji beda rataan Duncan

(38)

debu/ 10kg BTKU) yaitu 3,95 gram dan yang terendah D0 (Tanpa debu) yaitu 1,89 gram.

Berdasarkan Tabel 7 uji beda rataan berat basah akar pada penanaman 1 perlakuan D0L0 berbeda nyata dengan semua kombinasi perlakuan.Nilai rataan berat basah akar tertinggi pada perlakuan D0L0 (Tanpa debu Dan Tanpa Pelindian) sebesar 3,08 g dan yang terendah pada perlakuan D3L0 (2969g debu/ 10kg BTKU dan Tanpa Pelindian) yaitu 1,03 g sedangkan pada Penanaman II perlakuan D3L1 berbeda nyata dengan semua kombinasi perlakuan. Nilai rataan berat basah akar tertinggi pada musim Penanaman IIpada perlakuan D3L1 (2969g debu/ 10kg BTKU Dan 2 x KL) sebesar 4,18 g dan yang terendah pada perlakuan D0L0 (Tanpa debudan Tanpa Pelindian) yaitu 1,25 g.

Tabel 8. Berat basah akarpada penanaman IIIdan IV dengan pemberian debu vulkanik dan proses pelindian.

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji beda rataan Duncan

(39)

debu/ 10kg BTKU) yaitu 6,35 gram dan yang terendahD0 (Tanpa debu) yaitu 1,76 gram.

Berdasarkan Tabel 8 uji beda rataan berat basah akar pada penanaman III tidak ada perlakuan yang berinteraksi dengan pemberian debu vulkanik dan proses pelindian..Nilai rataan berat basah akar tertinggi pada perlakuan D3L1 (2969g debu/ 10kg BTKU Dan 2x pelindian) sebesar 6,53 g dan yang terendah pada perlakuan D0L0 (Tanpa debu dan Tanpa pelindian) yaitu 1,40 g sedangkan pada Penanaman IV perlakuan D3L1 berbeda nyata dengan semua kombinasi perlakuan. Nilai rataan tertinggi berat basah akar tertinggi pada musim Penanaman IVpada perlakuan D3L1 (2969g debu/ 10kg BTKU Dan 2 x KL) sebesar 6,35 g dan yang terendah pada perlakuan D0L1 (Tanpa debu dan 2x pelindian) yaitu 2,40 g.

Berat Kering Tajuk

Hasil sidik ragam pada Lampiran 7 menunjukkan bahwa pemberian debu vulkanik dan proses pelindian berpengaruh nyata dalam menurunkan berat kering tajuk pada penanaman I sedangkan pada penanaman II pemberian debu vulkanik dan pelindian menaikkan berat kering tajuk pada penanaman 1 sampai dengan 4 dapat dilihat pada Tabel 9 dan Tabel 10.

(40)

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji beda rataan Duncan

Berdasarkan uji beda rataan berat kering tajukpada pemberian debu vulkanik dan proses pelindian pada penanaman I berbeda nyata pada semua perlakuan dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D0 (Tanpa debu) yaitu 28,74 g dan yang terendah pada D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 8,44gram sedangkan pada penanaman IIketebalan Debu Vulkanik berbeda nyata pada semua perlakuan dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 74,28 gram dan yang terendahD0 (Tanpa debu) yaitu 25,64 gram.

(41)

Tabel 10. Berat kering tajukpada penanaman IIIdan IV dengan pemberian debu

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji beda rataan Duncan

Berdasarkan uji beda rataan berat kering tajukpada pemberian debu vulkanik dan proses pelindian pada penanaman I berbeda nyata pada semua perlakuan dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D0 (Tanpa debu) yaitu 28,74 g dan yang terendah pada D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 8,44 gram sedangkan pada penanaman II ketebalan Debu Vulkanik berbeda nyata pada semua perlakuan dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 74,28 gram dan yang terendahD0 (Tanpa debu) yaitu 25,64 gram.

(42)

KL) sebesar 82,08 g dan yang terendah pada perlakuan D0L1 (Tanpa debu dan 2x pelindian) yaitu 19,66 g.

Berat Kering Akar

Dari Hasil Sidik Ragam (Lampiran 8 Dan 14) Diketahui Bahwa Debu Vulkanik Berpengaruh Nyata Dalam Menurunkan Berat Kering akar Pada Penanaman I Dan Pada Penanaman II Justru Debu Vulkanik Berpengaruh Nyata Dalam Menaikkan Berat Kering akar.

Tabel 11. Nilai Rataan Berat Kering Akar Pada Penanaman I dan II

Debu vulkanik

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyatapada taraf 5% menurut uji beda rataan Duncan

Berdasarkan Tabel 6 Pada Penanaman I Dan II Perlakuan Pelindian tidak Berpengaruh Nyata terhadap Berat Kering akar

(43)

tertinggi terdapat pada perlakuan D0 (Tanpa debu) yaitu sebesar 1,01 g dan yang terendah yaitu sebesar 0,12 g pada perlakuan D3 (2969g debu/ 10kg BTKU). Dan juga pada Penanaman II, Pengaruh ketebalan debu vulkanik berbeda nyata satu dengan yang lain nya, dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu sebesar 1,48 g dan yang terendah yaitu sebesar 0,79 g pada perlakuan D0 (Tanpa debu).

Berdasarkan Tabel 6, perlakuan D0L0 berbeda nyata dengan semua kombinasi perlakuan. nilai rataan berat kering akar tertinggi pada Penanaman I terdapat pada perlakuan D0L0 (Tanpa debu dan tanpa pelindian) sebesar 1,04 g dan yang terendah yaitu 0,07 g terdapat pada perlakuan D3L0 (2969g debu/ 10kg BTKU dan Tanpa Pelindian) . dan juga pada penanaman II, perlakuan D3LI berbeda nyata dengan semua kombinasi perlakuan,.nilai rataan Berat kering akar tertinggi pada Penanaman II terdapat pada perlakuan D3L1(2969g debu/ 10kg BTKU dan Pelindian sebanyak 2X KL) sebesar 1,59 g dan yang terendah yaitu 0,16 g terdapat pada perlakuan D0L0 (Tanpa debu dan tanpa pelindian)

N-total

(44)

Tabel 13. Nilai rataan N-Total tanah dengan pemberian debu vulkanik dan

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf sama berarti tidak berbeda nyata (5%) menurut uji DMRT

Dari Tabel 13 dapat dilihat nilai rataan N-total tanah akibat pemberian debu vulkanik tertinggi terdapat pada perlakuan D3 (2969 g) yakni sebesar 0,38 % dan N-total tanah terendah pada perlakuan D0 (tanpa debu) yakni sebesar 0,32 %.

Dari Tabel 13 dapat dilihat juga nilai rataan N-total tanah akibat proses Pelindian tertinggi pada perlakuan L0 (tanpa pelindian) yakni sebesar 0,36 % dan N-total terendah pada perlakuan L1 (pelindian sebanyak 2xKL) yakni sebesar 0,33 %.

P-Total

(45)

Tabel 8. Nilai rataan P-Total tanah dengan pemberian Debu Vulkanik dan

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf sama berarti tidak berbeda nyata (5%) menurut uji DMRT

Dari Tabel 8 dapat dilihat nilai rataan P-total tanah akibat pemberian Debu Vulkanik tertinggi terdapat pada perlakuan D3 (2969 g) yakni sebesar 0,29

% dan P-total tanah terendah pada perlakuan D0 (tanpa debu) yakni sebesar 0,25 %.

K-dd

Hasil sidik ragam pada Lampiran 60 menunjukkan bahwa pemberian Debu vulkanik dan proses Pelindian tidak berpengaruh nyata dalam menaikkan K-dd tanah dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Nilai rataan K-dd tanah dengan pemberian debu vulkanik dan pelindian. Debu vulkanik

(46)

Pembahasan pH tanah

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pemberian debu vulkanik secara nyata menurunkan pH tanah dari penanaman 1 sampai dengan penanaman 4 dan dengan proses pelindian sedikit meningkatkan pH tanah akibat tercucinya sebahagian senyawa penyumbang kemasaman seperti sulfur dan asam-asam organik. Hasil analisis (Lampiran 6) diketahui bahwa pH awal debu sebesar 4,3 (kriteria sangat masam). Artinya, ada indikasi bahwa hal ini akan mempengaruhi nilai pH tanah tersebut dimana terjadi penurunan ph bila dibandingkan dengan analisis awal tanah yakni sebesar 5,65.

Penurunan nilai pH tanah sejalan dengan meningkatnya pemberian debu vulkanik. Dari hasil analisis awal debu (Lampiran 6), diketahui bahwa debu vulkanik mengandung sulfur 0,70 % sehingga dapat menyebabkan pH tanah menjadi lebih asam (pH turun).

Daya hantar listrik (DHL)

(47)

Pertumbuhan tanaman (berat basah dan berat kering tanaman)

Dari hasil penelitian diketahui bahwa Semakin rendahnya pH ternyata menurunkan tingkat pertumbuhan tanaman sawi baik dalam kondisi segar maupun kering oven. Secara tidak langsung rendahnya pH menyebabkan berkurangnya ketersediaan hara terutama hara makro dalam larutan tanah sedangkan pengaruh secara langsung diperkirakan karena proses fisiologis kurang optimal antara lain karena tanaman sawi membutuhkan kondisi tanah yang netral (pH 6-7)

(48)

kemampuan akar dalam menyerap hara dan juga kemungkinan adanya ion yang bersifat meracun

N-Total

Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemberian debu vulkanik secara nyata meningkatkan N-total tanah, dimana N-total tertinggi terdapat pada perlakuan D3 (2969g debu/ 10kg BTKU) yaitu 0,38 % dan terendah pada D0 (Tanpa debu) yaitu 0,32%. Ini dikarenakan debu vulkanik yang mengandung 0,07% hara Nitrogen (Lampiran 6) mampu menyumbang dan menambah hara Nitrogen pada tanah Andisol.

Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa perlakuan pelindian secara nyata menurunkan kandungan hara Nitrogen pada Andisol dimana N-Total tertinggi terdapat pada perlakuan L0 (1xKL) yaitu 0,36% dan terendah pada perlakuan L1 (2xKL) yaitu 0,33%. Ini dikarenakan sifat unsur nitrogen yang mudah tercuci dan memiliki mobilitas yang tinggi sehingga dengan pemberian air melebihi kapasitas lapang mampu mencuci unsur nitrogen dalam tanah. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Damanik, dkk., 2011). Bahwa senyawa nitrogen anorganik sangat larut dan mudah hilang dalam air drainase , tercuci, dan menguap ke atmosfir.

P-Total

(49)

debu vulkanik yang mengandung unsur fospor sebesar 0,24% (Lampiran 4) sehingga mampu menambah kandungan hara fospor pada Andisol.

Andisol memiliki kandungan hara fospor yang cukup tinggi namun karena adanya mineral amorf sehingga terjadi retensi fospor yang tinggi pada Andisol. Debu vulkanik mengandung 22,50% SiO2 (Lampiran 4), dimana silika dapat

(50)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Pemberian debu vulkanik berpengaruh nyata meningkatkan DHL,Berat Basah dan Kering Tanaman, N-Total dan P-Total Tanah dan berpengaruh nyata menurunkan pH

2. Pelindian berpengaruh nyata meningkatkan pH , Berat Basah dan Kering Tanaman dan berpengaruh nyata menurunkan DHL, N-total dan P-total tanah 3. Pertumbuhan tanaman terbaik terdapat pada perlakuan D0L0 pada

penanaman 1 dan pada penanaman 2-4 yang terbaik pada perlakuan D3L1 Saran

(51)

ABSTRAK

Erupsi Gunung Sinabung menyebabkan debu vulkanik menutupi permukaan tanah dengan ketebalan bervariasi, berkisar antara 1- 10 cm. Hal ini menyebabkan pengaruh yang berbeda terhadap sifat tanah dan pertumbuhan tanaman.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelindian dan ketebalan debu vulkanik gunung sinabung terhadap sifat tanah andisol dan pertumbuhan tanaman sawi pada 4 kali tanam. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan faktor perlakuan ketebalan debu vulkanik yaitu D0 (Kontrol), D1 (989,6 g /10 kg BTKU), D2 (1979,3 g/10 kg BTKU), D3 (2969 g/10 kg BTKU) dan faktor pelindian yaitu L0 (1xKL), L1 (2xKL) dengan 4 ulangan.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa jumlah ketebalan debu vulkanik secara nyata meningkatkan nilai DHL, N-total tanah, P-total tanah dan pertumbuhan dan produksi sawi dan menurunkan nilai pH tanah. Perlakuan pelindian secara nyata meningkatkan nilai pH tanah dan pertumbuhan dan produksi sawi dan menurunkan nilai DHL dan N-total tanah.

Kata Kunci: Debu vulkanik, Pelindian, Sawi, Andisol

(52)

ABSTRACT

Eruption of Sinabung caused volcanic ash covered the a part of area on Karo high level land with ranging thickness from 1 - 10 cm. This causes influence on soil properties and plant growth.

Research to determine effect of the thickness and leaching of Sinabung volcanic ash on Andisol properties and green mustard in four plants. This study used a factorial randomized block design with treatment of the thickness volcanic ash D0 (without volcanic ash), D1 (989,6 g /10 kg air soil dried), D2 (1979,3 g/10 kg air soil dried), D3 (2969 g/10 kg air soil dried) and leaching treatment L0 (without leaching), L1 (leaching with 2xKL) with four replications.

The results showed that the amount or thickness of volcanic ash significantly affect increase the value of EC, N-total, P-total and growth and production green mustard and decrease the value of pH. And leaching treatment significantly affect increase the value of pH and growth and production green mustard and decrease the value of EC and N-total.

(53)

PENDAHULUAN Latar belakang

Gunung Sinabung merupakan salah satu gunung di Dataran Tinggi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Koordinat puncak gunung Sinabung adalah 03o10’ LU dan 98o23’ BT dengan puncak tertinggi gunung ini adalah 2.460 meter dpl yang menjadi puncak tertinggi di Sumatera Utara. Gunung ini belum pernah tercatat meletus sejak tahun 1600.

Pada tanggal 27 Agustus 2010 untuk pertama kali nya telah terjadi letusan Gunung Sinabung yang terdapat di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Gunung Sinabung banyak mengeluarkan debu dan asap hitam yang tebal.

Kemudian Gunung tersebut tertidur dan meletus kembali pada tanggal 18 September 2013 , Erupsi yang menghasilkan material berukuran abu (hujan

abu lebat) sampai lapili (berukuran 2-6 cm) yang ancamannya dapat mencapai radius 6 km dan juga dapat disertai awan panas serta memiliki Fluks SO2

mencapai 4457 ton/hari. Debu yang tebal dibawa oleh angin sampai menutupi wilayah hingga jarak 10 km.

(54)

vulkanik di Fuego, Costa Rica menunjukkan rata-rata kandungan Al, B, Ca, Cd, Cl, Cu, Fe, Li, dan Pb secara berturut-turut adalah 5,2; 0,088; 400; 0,008; 124; 2.08; 0,044; 0,104 (dalam mg/kg).

Lahan pertanian di wilayah bencana gunung sinabung tidak luput dari tutupan debu vulkanik. Sekitar 652 ha tanaman pangan di sekitar Gunung Sinabung rusak, Tanaman buah-buahan seluas 1.927 ha, tanaman hias yang seluas 9 ha seluruhnya terkena gangguan. Tanaman sayur-mayur terganggu hingga seluas 3.589 ha (Dinas Pertanian, 2014) , Debu yang keluar dari gunung Sinabung menyebabkan kerugian yang besar bagi petani karo. Debu tersebut menutupi permukaan daun sehingga menghambat proses fotosintesa dan tanaman lama-kelamaan akan mati. Hal ini didukung oleh pernyataan Kepala Dinas Pertanian Karo, Agustoni Tarigan mengatakan, erupsi Sinabung pada September dan Oktober 2013 menyebabkan penurunan hasil pertanian Karo terutama sayur-mayur hingga 30 persen. Selain itu, lahan pertanian yang terkena debu vulkanik sulit diusahakan kembali karena tanah yang terkena debu tersebut mengandung

logam-logam berat dan bersifat sangat masam. pH tanahnya berkisar antara 4,3 - 4,7. Hal inilah yang menyebabkan perlunya dilihat sejauh mana

dampak debu vulkanik mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman, serta sifat tanah dimana tanaman tersebut tumbuh.

Tujuan Penelitian

(55)

Hipotesis Penelitian

Debu vulkanik berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan tanaman sawi dan dengan pencucian (leaching) dan lama periode musim tanam dapat mengurangi dampak negatif dari debu vulkanik.

Kegunaan Penelitian

- Sebagai bahan informasi bagi peneliti dan petani daerah Karo khususnya petani sawi.

(56)

ABSTRAK

Erupsi Gunung Sinabung menyebabkan debu vulkanik menutupi permukaan tanah dengan ketebalan bervariasi, berkisar antara 1- 10 cm. Hal ini menyebabkan pengaruh yang berbeda terhadap sifat tanah dan pertumbuhan tanaman.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelindian dan ketebalan debu vulkanik gunung sinabung terhadap sifat tanah andisol dan pertumbuhan tanaman sawi pada 4 kali tanam. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan faktor perlakuan ketebalan debu vulkanik yaitu D0 (Kontrol), D1 (989,6 g /10 kg BTKU), D2 (1979,3 g/10 kg BTKU), D3 (2969 g/10 kg BTKU) dan faktor pelindian yaitu L0 (1xKL), L1 (2xKL) dengan 4 ulangan.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa jumlah ketebalan debu vulkanik secara nyata meningkatkan nilai DHL, N-total tanah, P-total tanah dan pertumbuhan dan produksi sawi dan menurunkan nilai pH tanah. Perlakuan pelindian secara nyata meningkatkan nilai pH tanah dan pertumbuhan dan produksi sawi dan menurunkan nilai DHL dan N-total tanah.

Kata Kunci: Debu vulkanik, Pelindian, Sawi, Andisol

(57)

ABSTRACT

Eruption of Sinabung caused volcanic ash covered the a part of area on Karo high level land with ranging thickness from 1 - 10 cm. This causes influence on soil properties and plant growth.

Research to determine effect of the thickness and leaching of Sinabung volcanic ash on Andisol properties and green mustard in four plants. This study used a factorial randomized block design with treatment of the thickness volcanic ash D0 (without volcanic ash), D1 (989,6 g /10 kg air soil dried), D2 (1979,3 g/10 kg air soil dried), D3 (2969 g/10 kg air soil dried) and leaching treatment L0 (without leaching), L1 (leaching with 2xKL) with four replications.

The results showed that the amount or thickness of volcanic ash significantly affect increase the value of EC, N-total, P-total and growth and production green mustard and decrease the value of pH. And leaching treatment significantly affect increase the value of pH and growth and production green mustard and decrease the value of EC and N-total.

(58)

PENGARUH PELINDIAN DAN KETEBALAN DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG TERHADAP SIFAT TANAH ANDISOL DAN PERTUMBUHAN

TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) PADA 4 KALI TANAM

SKRIPSI

OLEH:

Desrika Christina Perangin-Angin 100301240

AET-ILMU TANAH

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(59)

PENGARUH PELINDIAN DAN KETEBALAN DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG TERHADAP SIFAT TANAH ANDISOL DAN PERTUMBUHAN

TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) PADA 4 KALI TANAM

SKRIPSI

OLEH:

DESRIKA CHRISTINA PERANGIN-ANGIN 100301240

AET-ILMU TANAH

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(60)

Judul Skripsi : Pengaruh Pelindian Dan Ketebalan Debu Vulkanik Gunung

Sinabung Terhadap Sifat Tanah Andisol Dan Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Pada 4 Kali Tanam

Nama : Desrika Christina Perangin-angin

NIM : 100301240

Program Studi : Agroekoteknologi

Disetujui, Komisi Pembimbing :

(61)

ABSTRAK

Erupsi Gunung Sinabung menyebabkan debu vulkanik menutupi permukaan tanah dengan ketebalan bervariasi, berkisar antara 1- 10 cm. Hal ini menyebabkan pengaruh yang berbeda terhadap sifat tanah dan pertumbuhan tanaman.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelindian dan ketebalan debu vulkanik gunung sinabung terhadap sifat tanah andisol dan pertumbuhan tanaman sawi pada 4 kali tanam. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan faktor perlakuan ketebalan debu vulkanik yaitu D0 (Kontrol), D1 (989,6 g /10 kg BTKU), D2 (1979,3 g/10 kg BTKU), D3 (2969 g/10 kg BTKU) dan faktor pelindian yaitu L0 (1xKL), L1 (2xKL) dengan 4 ulangan.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa jumlah ketebalan debu vulkanik secara nyata meningkatkan nilai DHL, N-total tanah, P-total tanah dan pertumbuhan dan produksi sawi dan menurunkan nilai pH tanah. Perlakuan pelindian secara nyata meningkatkan nilai pH tanah dan pertumbuhan dan produksi sawi dan menurunkan nilai DHL dan N-total tanah.

Kata Kunci: Debu vulkanik, Pelindian, Sawi, Andisol

(62)

ABSTRACT

Eruption of Sinabung caused volcanic ash covered the a part of area on Karo high level land with ranging thickness from 1 - 10 cm. This causes influence on soil properties and plant growth.

Research to determine effect of the thickness and leaching of Sinabung volcanic ash on Andisol properties and green mustard in four plants. This study used a factorial randomized block design with treatment of the thickness volcanic ash D0 (without volcanic ash), D1 (989,6 g /10 kg air soil dried), D2 (1979,3 g/10 kg air soil dried), D3 (2969 g/10 kg air soil dried) and leaching treatment L0 (without leaching), L1 (leaching with 2xKL) with four replications.

The results showed that the amount or thickness of volcanic ash significantly affect increase the value of EC, N-total, P-total and growth and production green mustard and decrease the value of pH. And leaching treatment significantly affect increase the value of pH and growth and production green mustard and decrease the value of EC and N-total.

(63)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabanjahe pada tanggal 28 Desember 1992 dari ayah M. Perangin-Angin dan G Br Sitepu. Penulis merupakan putri pertama dari tiga

bersaudara.

Tahun 2010 penulis lulus dari SMA Swasta Santa Maria Kabanjahe dan pada tahun yang sama masuk ke Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur ujian tertulis Seleksi Masuk Nasional Perguruan Tinggi Negeri. Penulis memilih Program Studi Agroekoteknologi minat Ilmu Tanah.

Selama masa perkuliahan, penulis aktif sebagai Anggota Bidang Keolahragaan Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi (HIMAGROTEK), Wakil Bendahara Umum Pemerintahan Mahasiswa (PEMA), sebagai asisten praktikum di Laboratoratorium Pengelolaan Tanah dan Air dan Laboratoratorium Kualitas Tanah, mengikuti organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Tanah (IMILTA) FP USU. Selain itu penulis juga aktif dalam organisasi ekstra universitas Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Perkebunan

Nusantara III Kebun Ambalutu di Kecamatan Buntu Pane, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.

(64)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Adapun judul dari usulan penelitian ini adalah “Pengaruh Pelindian dan Ketebalan Debu Vulkanik Gunung Sinabung

Terhadap Sifat Tanah Andisol Dan Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) Pada 4 Kali Tanam” dimana skripsi sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

selaku ketua komisi pembimbing dan Ir. M. M. B. Damanik, M.Sc selaku anggota komisi pembimbing, serta kepada

semua pihak yang yang telah berperan dalam memberikan masukan dalam penyelesaian usulan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam perbaikan skripsi ini agar menjadi lebih baik. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Maret 2015

(65)

DAFTAR ISI

Persyaratan Iklim dan Media Tumbuh Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Iklim ... 7

Aplikasi Debu Vulkanik Dan Pelindian ... 12

Aplikasi Pupuk Dasar, Penanaman dan Pemeliharaan tanaman ... 12

Pemanenan ... 12

Pengamatan Parameter Tanah dan Tanaman Tiap Musim ... 12

(66)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil ... 14

Daya hantar listrik ... 14

Kemasaman tanah ... 17

Berat basah tajuk ... 20

Berat basah akar ... 22

Berat kering tajuk ... 25

Berat kering akar ... 27

N,P,K Tanah ... 29

Pembahasan ... 31

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 35

Saran ... 35 DAFTAR PUSTAKA

(67)

DAFTAR TABEL

No Judul Hlm

1. Nilai rataan daya hantar listrik pada penanaman 1 sampai 4 akibat pemberian debu vulkanik dan proses pelindian ... 16 2. Nilai rataan pH pada penanaman 1 sampai 4 akibat pemberian debu vulkanik

dan proses pelindian ... 19 3. Nilai rataan berat basah tajuk pada penanaman 1 sampai 4 akibat pemberian

debu vulkanik dan proses pelindian ... 21 4. Nilai rataan berat basah akar pada penanaman 1 sampai 4 akibat pemberian

debu vulkanik dan proses pelindian ... 24 5. Nilai rataan berat kering tajuk pada penanaman 1 sampai 4 akibat pemberian

debu vulkanik dan proses pelindian ... 26 6. Nilai rataan berat kering akar pada penanaman 1 sampai 4 akibat pemberian

debu vulkanik dan proses pelindian ... 28 7. Nilai rataan N-total tanah pada penanaman 4 akibat pemberian debu vulkanik

dan proses pelindian ... 29 8. Nilai rataan P-total tanah pada penanaman 4 akibat pemberian debu vulkanik

dan proses pelindian ... 30 9. Nilai rataan K-dd pada penanaman 4 akibat pemberian debu vulkanik dan

(68)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Hlm

1. Bagan Percobaan ... 38

2. Peta Pengambilan Sampel Tanah ... 39

3. Peta Pengambilan Sampel Debu Vulkanik ... 40

4. Deskripsi Tanaman Sawi Varietas Tosakan ... 41

5. Hasil Analisis Tanah Andisol ... 42

6. Hasil Analisis Debu Vulkanik Gunung Sinabung... 42

7. Nilai pH tanah setelah Penanaman I ... 43

8. Daftar sidik ragam pH tanah setelah penanaman I ... 43

9. Nilai DHL tanah setelah penanaman I ... 43

10. Daftar sidik ragam DHL tanah setelah penanaman I ... 43

11. Nilai berat basah tajuk setelah penanaman I ... 44

12. Daftar sidik ragam berat basah tajuk setelah penanaman I ... 44

13. Nilai berat basah akar setelah penanaman I ... 44

14. Daftar sidik ragam berat basah akar setelah penanaman I ... 44

15. Nilai berat kering tajuk setelah penanaman I ... 45

16. Daftar sidik ragam berat kering tajuk setelah penanaman I ... 45

17. Nilai berat kering akar setelah penanaman I ... 45

18. Daftar sidik ragam berat kering akar setelah penanaman I ... 45

19. Nilai pH tanah setelah penanaman II ... 46

20. Daftar sidik ragam pH tanah setelah penanaman II ... 46

21. Nilai DHL tanah setelah penanaman II ... 46

22. Daftar sidik ragam DHL tanah setelah penanaman II ... 46

23. Nilai berat basah tajuk setelah penanaman II ... 47

24. Daftar sidik ragam berat basah tajuk setelah penanaman II ... 47

25. Nilai berat basah akar setelah penanaman II ... 47

26. Daftar sidik ragam berat basah akar setelah penanaman II ... 47

27. Nilai berat kering tajuk setelah penanaman II ... 48

28. Daftar sidik ragam berat kering tajuk setelah penanaman II ... 48

29. Nilai berat kering akar setelah penanaman II ... 48

30. Daftar sidik ragam berat kering akar setelah penanaman II ... 48

31. Nilai pH tanah setelah penanaman III ... 49

32. Daftar sidik ragam pH tanah setelah penanaman III ... 49

33. Nilai DHL tanah setelah penanaman III ... 49

34. Daftar sidik ragam DHL tanah setelah penanaman III ... 49

35. Nilai berat basah tajuk setelah penanaman III ... 50

36. Daftar sidik ragam berat basah tajuk setelah penanaman III ... 50

37. Nilai berat basah akar setelah penanaman III ... 50

38. Daftar sidik ragam berat basah akar setelah penanaman III ... 50

39. Nilai berat kering tajuk setelah penanaman III ... 51

40. Daftar sidik ragam berat kering tajuk setelah penanaman III ... 51

41. Nilai berat kering akar setelah penanaman III ... 51

42. Daftar sidik ragam berat kering akar setelah penanaman III ... 51

43. Nilai pH tanah setelah penanaman IV ... 52

44. Daftar sidik ragam pH tanah setelah penanaman IV ... 52

(69)

46. Daftar sidik ragam DHL tanah setelah penanaman IV ... 52

47. Nilai berat basah tajuk setelah penanaman IV ... 53

48. Daftar sidik ragam berat basah tajuk setelah penanaman IV ... 53

49. Nilai berat basah akar setelah penanaman IV ... 53

50. Daftar sidik ragam berat basah akar setelah penanaman IV ... 53

51. Nilai berat kering tajuk setelah penanaman IV ... 54

52. Daftar sidik ragam berat kering tajuk setelah penanaman IV ... 54

53. Nilai berat kering akar setelah penanaman IV ... 54

54. Daftar sidik ragam berat kering akar setelah penanaman IV ... 54

55. Nilai N-total tanah setelah penanaman IV ... 55

56. Daftar sidik ragam N-total tanah setelah penanaman IV ... 55

57. Nilai P-total tanah setelah penanaman IV ... 55

58. Daftar sidik ragam P-total tanah setelah penanaman IV ... 55

59. Nilai K-dd tanah setelah penanaman IV ... 56

60. Daftar sidik ragam K-dd tanah setelah penanaman IV ... 56

61. Pertumbuhan tanaman sawi pada penanaman I ... 57

62. Pertumbuhan tanaman sawi pada penanaman II ... 58

63. Pertumbuhan tanaman sawi pada penanaman III ... 59

Gambar

Tabel 2. Daya Hantar Listrik  Pada Penanaman III dan IV dengan pemberian debu vulkanik dan proses pelindian
Tabel 3.  Rataan pH H2O Pada Penanaman I dan II pada pemberian debu vulkanik dan proses pelindian
Tabel 4.  Rataan pH H2O Pada Penanaman III dan IV  pada pemberian debu vulkanik dan proses pelindian
Tabel  8.  Berat basah akarpada penanaman IIIdan IV dengan pemberian debu vulkanik dan proses pelindian
+6

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a di atas, perlu ditetapkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta tentang Penetapan Tim

Universitas Negeri

Sehubungan dengan rujukan tersebut di atas, bersama ini disampaikan hasil pemeriksaan psikologi seleksi penerimaan Taruna Akpol TA.. Jumlah peserta sebanyak

PEKERJAAN : PAKET 6 REHABILITASI SARANA IRIGASI DI PATEN DS SAWIT, SENGON KEC GANTIWARNO, PRAMBANAN SUMBER DANA : DAK Dan APBD Kab Klaten. HPS

Penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunar-r berperspektif gender sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui

erbandingan lulusan yang jauh lebih banyak dibanding peluang kebutuhan tenaga kerja P menyebabkan lulusan bidang keahlian Bisnis dan Manajemen banyak yang menganggur atau bekerja

Mata kuliah ini akan membahas tentang penelitian kuantitatif dan kualitatif, pengertian penelitian hokum, macam-macam penelitian hokum, latarbelakang masalah,

and (ii) Atmospheric Correction aims at transforming TOA reflectance into BOA reflectance. The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and