77
85 5 2 1 2 2 4 2 1 4 2 1 7 2
86 6 2 1 2 2 4 1 3 2 1 6 1 6 2
87 2 1 2 2 2 5 2 2 1 1 6 1 3 2
88 3 2 2 2 2 5 2 1 4 2 1 6 2
89 3 2 2 2 2 4 2 4 1 1 1 1 6 2
90 1 1 1 6 1 2 1 6 3 1 1 1 6 1
91 5 2 1 2 2 3 1 1 3 1 6 1 6 2
92 3 2 2 2 2 5 2 3 4 1 1 1 11 2
93 5 2 1 2 2 4 1 2 4 1 6 1 5 3
94 2 1 1 2 3 2 2 3 1 2 3 2 3
95 5 2 2 2 2 5 1 3 2 1 1 1 6 2
96 6 2 1 6 2 3 1 5 3 1 3 1 11 2
97 3 2 1 2 3 3 2 3 2 1 1 1 3 1
98 3 2 1 2 2 3 1 1 4 1 6 1 4 3
99 3 2 1 6 3 3 2 3 1 1 6 1 3 2
100 4 2 2 2 2 5 1 3 3 1 6 1 13 2
101 4 2 1 2 2 1 2 3 3 1 6 1 4 2
102 4 2 1 2 2 1 2 3 1 1 2 1 4 2
103 3 2 1 2 2 2 1 1 4 1 1 1 7 2
104 3 2 1 2 1 3 2 4 3 2 1 3 2
105 2 1 2 2 3 5 2 3 4 1 3 1 2 3
106 4 2 2 2 2 4 2 4 4 2 1 9 2
107 4 2 2 2 2 1 2 3 4 1 1 1 3 2
108 3 2 1 2 2 1 1 3 2 2 3 7 2
109 2 1 2 2 2 5 2 2 4 2 1 8 2
110 5 2 1 2 3 4 2 3 1 1 6 1 16 3
111 4 2 1 2 2 3 1 1 4 1 6 1 44 2
112 5 2 2 2 2 4 2 1 4 1 1 1 9 2
78 Frequency Table Riwayat Penyakit Terdahulu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
79
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 20-29 5 4,4 4,4 4,4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Batak 90 79,6 79,6 79,6
Jawa 5 4,4 4,4 84,1
Aceh 1 ,9 ,9 85,0
Lainnya 17 15,0 15,0 100,0
80
Agama yg diyakini pasien
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
81
Status Komplikasi Penyakit
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ada 86 76,1 76,1 76,1
tdk ada 27 23,9 23,9 100,0
Total 113 100,0 100,0
Jenis Komplikasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
82
a. Unless otherwise noted, bootstrap results are based on 113 bootstrap samples
Keadaan Sewaktu Pulang
Frequency Percent Valid Percent
83 Crosstabs
Umur *Jenis Komplikasi pasien Crosstabulation
Jenis Komplikasi umur pasien Most Extreme Differences Absolute ,388
Positive ,000
Negative -,388
Kolmogorov-Smirnov Z 1,102
Asymp. Sig. (2-tailed) ,176
84 Crosstabs
Jenis Kelamin*Riwayat Penyakit Terdahulu Crosstabulation Riwayat Penyakit Terdahulu Jenis Kelamin
Total Laki-laki Perempuan
Hepatitis B Count 15 5 20
Expected Count 12,6 7,4 20,0
% within Riwayat Penyakit Terdahulu
% within Riwayat Penyakit Terdahulu
% within Riwayat Penyakit Terdahulu
% within Riwayat Penyakit Terdahulu % within Riwayat Penyakit
Terdahulu
Most Extreme Differences Absolute ,092
Positive ,092
Negative ,000
Kolmogorov-Smirnov Z ,474
Asymp. Sig. (2-tailed) ,978
85 Crosstabs
Jenis Komplikasi * Riwayat Penyakit Terdahulu Riwayat
86 Crosstabs
Jenis Kelamin * Jenis Komplikasi Crosstabulation Jenis komplikasi Jenis Kelamin
Most Extreme Differences Absolute ,182
Positive ,000
Negative -,182
Kolmogorov-Smirnov Z ,826
Asymp. Sig. (2-tailed) ,503
88
Test of Homogeneity of Variances Lama Rawatan
Keadaan Sewaktu Pulang * Jenis Komplikasi Crosstabulation
89
72
DAFTAR PUSTAKA
Bateson, Malcolm, 1996. Batu Empedu Dan Penyakit Hati. Jakarta : Arcan
Brashers, V. L., 2007. Aplikasi Klinis Patofisiologi : Pemeriksaan dan
Manajemen. Jakarta : EGC
Brooks, G. F.; Carroll, K. C.; Morse, J. S.; Mietzner, T. A, 2012. Jawets, Melnick, & Adelberg ; Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Budihusodo, Unggul, 2009. Karsinoma Hati. Dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi V. Jilid I. Jakarta: Pusat Penerbit
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI
Cahyono, Suharjo, 2010. Hepatitis B . Yogyakarta: Kanisius
Corwin, E. J., 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Depkes, 2007. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS).
www.k4health.org/sites/default/.../laporanNasionalRikesdas.
Diakses tanggal 12 Februari 2015
Depkes, 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS).www.depkes.go.id/resources/download/general/
Hasil%20Riskesdas%202013.pdf. Diakses tanggal 11 Juli 2015
Hadi, Sudoyo, 2000. Hepatologi. Bandung: Bandar Maju
Hadi, Sujono, 2002. Gastroenterologi. Bandung: P.T. Alumni
Hirian, 2009. Asites. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V. Jilid I. Jakarta: Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI
Karina, 2007. Faktor Risiko Kematian Penderita Sirosis Hati Di Rsup
Dr. Kariadi Semarang Tahun 2002 – 2006.
http://jurnal.fk.undip.ac.id. Diakses tanggal 11 Februari 2015
Lestari, Dewi, 2012. Karakteristik Penderita Sirosis Hati Yang
Dirawat Inap di RSUD Sidingkalang Tahun 2007-2011, Skripsi
FKM, USU Medan
73
Marpaung, Stephany, 2012. Karakteristik Penderita Sirosis Hati Rawat
Inap di ESUD DR Pringadi Medan Tahun 2010-2011,Skripsi
FKM, USU Medan
National Center for Health Statistics, 2014. Health, United States 2014.
http://www.cdc.gov/nchs/data/hus/hus14.pdf. Diakses pada
tanggal 01 Juni 2015
Oswari, Efendi,2009. Penyakit Dan Penanggulangannya. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Pearce, E. C., 2008. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Price, S. A.; Wilson L. M., 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC
Saratun & Lusianah, 2010. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Sistem Gastrointestinal. Jakarta : Trans Info Media
Setiadi, 2007. Anatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu
Sibuea, N. A., 2014. Karakteristik Penderita Sirosis Hati Yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan Tahun 2012,Skripsi FKM, USU Medan
Sievert, William; Korman, M.G.; Bolin, Terry, 2010. Segala Sesuatu
Tentang Hepatitis. Jakarta : Arcan
Siregar, N. A., 2008. Karakteristik Penderita Sirosis Hati Yang
Dirawat Inap di RSU. Dr. Pringadi Medan Tahun 2002-2006,
Skripsi FKM, USU Medan
Soemohardjo, S., Gunawan, S., 2009. Hepatitis B Kronik. Dalam Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V. Jilid I. Jakarta: Pusat
74
Tambunan G. W., 1994. Patologi Gastroenterologi. Jakarta : EGC
WHO, 2014. Global Status Report On Alcohol And Health 2014. www.who.int/gho/alcohol/harms_consequences/deaths_liver_ci
rrhosis/en/. Diakses tanggal 11 Mei 2015
WHO, 2008. World Health Statistics 2008.
http://www.who.int/gho/publications/world_health_statistics/E
N_WHS08_full.pdf. Diakses tanggal 25 Mei 2015
Regina, Vyola; Arnelis; Edward, Zulkarnain, 2013. Artikel Penelitian : Hubungan Kadar Limfosit Total dengan Prognosis Penyakit pada Penderita Sirosis Hati di Bagian Penyakit Dalam RSUP
Dr. M. Djamil Padang Tahun 2011.
27 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif dengan desain
case saries.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi penelitian
Penelitian dilakukan di RS Santa Elisabet Medan dengan alasan
tersedianya data penderita Sirosis hati yang dirawat inap di RS Santa Elisabet
Medan tahun 2012-2014 dan belum pernah dilakukan penelitian tentang
karakteristik penderita Sirosis hati di RS tersebut.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari – Agustus 2015.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah data semua penderita Sirosis hati
rawat inap di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 yaitu sebesar 158 orang.
3.3.2 Sampel
a. Besar Sampel
Sampel adalah data penderita Sirosis hati yang dirawat inap di RS Santa
Elisabet Medan tahun 2012-2014. Besar sampel diambil dengan menggunakan
rumus (Notoatmodjo,2005) yaitu :
Keterangan :
N = ukuran populasi n = ukuran sample minimal
d = presisi yang ditetapkan = 0,05
b. Cara Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling dengan
tabel angka acak menggunakan komputer.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari
kartu status penderita Sirosis hati rawat inap di bagian rekam medik RS Santa
Elisabet Medan tahun 2012-2014. Semua kartu status dikumpulkan kemudian
dilakukan pencatatan sesuai dengan variabel yang akan diteliti.
3.5 Defenisi Operasional
1). Penderita Sirosis hati adalah seseorang yang dinyatakan menderita Sirosis hati
berdasarkan diagnosa dokter sesuai dengan yang tertulis di kartu status.
2). Umur adalah lama hidup penderita Sirosis hati yang dihitung berdasarkan
tahun sejak dilahirkan hingga saat penderita menjadi pasien di RS Santa
Elisabet. Menurut National Center for Health Statistics tahun 2014, umur
pasien Sirosis hati dimulai dari 30-60 tahun. Umur pasien tertulis pada kartu
status dan dikategorikan:
1. 20-29 tahun 2. 30-39 tahun 3. 40-49 tahun 4. 50-59 tahun 5. 60-69 tahun 6. 70-79 tahun
Untuk tabulasi silang, dikelompokkan menjadi :
1.<40 tahun 2. ≥40 tahun
3). Jenis Kelamin adalah ciri khas organ reproduksi yang dimiliki oleh penderita
sesuai dengan yang tertulis pada kartu status dan dikategorikan:
1. Laki-laki 2. Perempuan
4). Suku adalah etnik yang melekat pada diri penderita Sirosis hati sesuai dengan
yang tertulis pada kartu status dan dikategorikan:
1. Melayu 2. Batak 3. Jawa 4. Aceh 5. Lainnya
5). Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh penderita Sirosis hati sesuai
dengan yang tertulis pada kartu status dan dikategorikan:
1. Islam
2. Kristen Protestan 3. Kristen Katolik 4. Hindu
6). Pekerjaan adalah kegiatan utama yang dilakukan penderita Sirosis hati
sehari-harinya untuk memenuhi kebutuhan hidup sesuai dengan yang tertulis di
kartu status dan dikategorikan:
1. Pegawai Negeri/Pensiunan PNS 2. Pegawai swasta
3. Wiraswasta 4. Petani
5. Ibu Rumah Tangga 6. Lainnya
7). Daerah asal adalah tempat dimana penderita Sirosis hati tinggal dan menetap
sesuai dengan yang tertulis di kartu status dan dikategorikan:
1. Kota Medan 2. Luar kota Medan
8). Keluhan utama adalah jenis keluhan yang dirasakan oleh penderita Sirosis hati
sebagai alasan untuk datang berobat dan memeriksakan diri sesuai dengan
yang tertulis di kartu status dan dikategorikan:
1. Perut membesar
2. Ikterus (mata dan kulit kuning) 3. Nyeri perut kanan atas
4. Badan lemas
5. Perubahan mental (Sering lupa,sukar konsentrasi,bingung)
9). Riwayat penyakit terdahulu adalah penyakit yang pernah diderita oleh
penderita Sirosis hati yang beresiko menimbulkan Sirosis hati sesuai dengan
yang tertulis di di kartu status dan dikategorikan:
10). Status komplikasi adalah ada atau tidaknya penyakit lain yang timbul akibat
penyakit Sirosis hati sesuai dengan yang tertulis di kartu status dan
dikategorikan:
1. Ada 2. Tidak
11). Jenis komplikasi adalah penyakit lain yang timbul akibat dari penyakit
Sirosis hati yang diderita sesuai dengan yang tertulis di kartu status dan
dikategorikan:
1. Varises Esophagus 2. Hepatoma
3. Ensefalopati Hepatikum 4. Asites
12). Sumber biaya adalah pihak yang akan menanggung biaya perawatan
penderita selama dirawat inap sesuai dengan yang tertulis di kartu status dan
dikategorikan:
1. Biaya asuransi swasta 2. Perusahaan
3. Biaya sendiri
13). Lama rawatan rata-rata adalah rata-rata lamanya penderita Sirosis hati
menjalani rawat inap yang dihitung sejak tanggal masuk sampai tanggal
keluar dari RS Santa Elisabet Medan sesuai dengan yang tertulis di kartu
status.
14). Keadaan sewaktu pulang adalah kadaan penderita Sirosis hati sewaktu keluar
dari RS Santa Elisabet Medan sesuai dengan yang tertulis di kartu status dan
dikategorikan:
3.6 Teknik Analisa Data
Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisa secara statistik. Pengolahan
data menggunakan bantuan komputer dan dianalisa menggunakan uji Chi-Square,
Kolmogorov-Smirnov, uji Anova, Mann Whitney dan Kruskal Wallis. Data
33 BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1Profil Rumah Sakit Santa Elisabet Medan
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan terletak di Jalan H. Misbah No.7
Medan. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit milik Kongregasi Fransisikanes
Santa Elisabeth Medan. Visi Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan adalah
menjadikan Rumah Sakit Santa Elisabeth mampu berperan aktif dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, atas dasar cinta kasih
dan persaudaraan sejati pada era globalisasi. Misi Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan adalah meningkatkan derajat kesehatan, melalui sumber daya manusia
yang profesional, sarana dan prasarana yang memadai, dengan tetap
memperhatikan masyarakat lemah.
Rumah sakit ini telah dilengkapi berbagai prasarana yang terdiri dari Poli
Umum, Spesialis, Unit Gawat Darurat (UGD) dan Intensive Care Unit (ICU).
Masing-masing unit dilengkapi dengan fasilitas sesuai dengan kebutuhan
pelayanan. UGD Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan buka 24 jam dan dilengkapi
oleh tenaga dokter dan perawat yang profesional. Rumah sakit ini memiliki
pelayanan penunjang medis seperti laboratorium, rontgen, CT-Scan,
Electrokardiografi (EKG), Electroencephalografi (EEG), farmasi, fisioterapi,
ruang diagnostik, hemodialisa dan laboratorium buka selama 24 jam. Penunjang
umum yang terdapat di rumah sakit ini terdiri dari administrasi, jaringan
komputer, telepon, sumber air, listrik, pengolahan air limbah, instalasi gizi dan
dapur umum, Central Steril Supply Department (CSSD), teknik pemeliharaan,
4.2 Analisa Deskriptif
4.2.1 Sosiodemografi
Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan
sosiodemografi di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita Sirosis hati
rawat inap berdasarkan umur terdapat pada kelompok umur 50-59 tahun yaitu 36
orang (31,9%), sedangkan proporsi terendah terdapat pada kelompok umur 80-89
tahun yaitu 2 orang (1,8%). Proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan
jenis kelamin lebih tinggi pada laki-laki yaitu 71 orang (62,8%). Proporsi tertinggi
penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan suku yaitu suku Batak sebanyak 90
orang (79,7%). Suku lainnya meliputi Jawa, Cina, India, Nias, dan Minang.
Proporsi tertinggi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan agama yaitu
agama Kristen Protestan sebanyak 79 orang (69,9%), sedangkan proporsi terendah
yaitu agama Hindu sebanyak 1 orang (0,9%). Proporsi tertinggi penderita Sirosis
hati rawat inap berdasarkan pekerjaan yaitu pengawai negeri/pensiunan PNS
sebanyak 26 orang (23%), sedangkan proporsi terendah yaitu lainnya sebanyak 3
orang (2,7%). Pekerjaan lainnya meliputi pendeta, mahasiswa dan supir. Proporsi
penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan daerah asal lebih tinggi pada pasien
yang tinggal di luar kota Medan sebanyak 81 orang (71,7%), sedangkan proporsi
terendah adalah dari luar kota Medan sebanyak 32 orang (28,3%). Penderita yang
dari luar kota Medan berasal dari Kisaran, Kabupaten Karo, Deli Serdang, Tobasa,
Tidak tercatat 6 5,3
Jumlah 113 100
Daerah Asal Kota Medan Luar Kota Medan
32 81
28,3 71,7
Kabupaten Dairi, Langkat, Nias, Tapanuli Utara, Simalungun, Humbahas, Batam,
dan Aceh.
4.2.2 Keluhan Utama Sewaktu Datang
Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan keluhan
utama sewaktu datang di RS Elisabet Medan pada tahun 2012-2014 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Keluhan Utama Sewaktu Datang di Rumah Sakit Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita Sirosis hati
rawat inap berdasarkan keluhan utama sewaktu datang yaitu nyeri perut kanan
atas sebanyak 43 orang (38,1%), sedangkan proporsi terendah yaitu perubahan
mental sebanyak 2 orang (1,8%). Keluhan lainnya adalah muntah berdarah, BAB
4.2.3 Riwayat Penyakit Terdahulu
Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan riwayat
penyakit terdahulu di RS Elisabet Medan pada tahun 2012-2014 dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu di Rumah Sakit Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014
Riwayat Penyakit Terdahulu f %
Hepatitis B Hepatitis C Penyakit lain Tidak tercatat
20 7 10 76
17,7 6,2 8,8 67,3
Jumlah 113 100
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita
Sirosis hati rawat inap berdasarkan riwayat penyakit terdahulu adalah Hepatitis B
sebanyak 20 orang (17,7%) sedangkan proporsi terendah adalah Hepatitis C
sebanyak 7 orang (6,2%). Ada 76 kartu status yang tidak tercatat riwayat penyakit
pendahuluannya. Penyakit lainnya yaitu Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas
(PSMBA), Diabetes Meilitus (DM), Dyspepsia, Hernia Umblicalis, suka minum
4.2.4 Status Komplikasi
Distribusi proporsi penderita Sirosis hati yang dirawat inap berdasarkan
status komplikasi di RS Elisabet Medan pada tahun 2012-2014 dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Status Komplikasi di Rumah Sakit Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa proporsi penderita Sirosis hati
rawat inap berdasarkan status komplikasi lebih tinggi yang ada komplikasi yaitu
sebanyak 86 orang (76,1%).
4.2.5 Jenis Komplikasi
Distribusi proporsi penderita Sirosis hati yang dirawat inap berdasarkan
jenis komplikasi di RS Elisabet Medan pada tahun 2012-2014 dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa proporsi penderita Sirosis hati
rawat inap berdasarkan jenis komplikasi yaitu Asites sebanyak 49 orang (57%)
sedangkan proporsi terendah yaitu Ensefalopati Hepatikum 2,3%.
4.2.6 Sumber Biaya
Distribusi proporsi penderita Sirosis hati yang dirawat inap berdasarkan
sumber biaya di RS Elisabet Medan pada tahun 2012-2014 dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di Rumah Sakit Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014
Sumber Biaya f %
Biaya sendiri Bukan biaya sendiri
106 7
93,8 6,2
Jumlah 113 100
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita
Sirosis hati rawat inap berdasarkan sumber biaya yaitu biaya sendiri sebanyak 106
orang (93,8%) sedangkan proporsi terendah yaitu bukan biaya sendiri sebanyak 7
orang (6,2%). Bukan biaya sendiri ini meliputi biaya dari perusahaan, asuransi
4.2.7 Lama Rawatan Rata-rata
Distribusi proporsi penderita Sirosis hati yang dirawat inap berdasarkan
lama rawatan rata-rata di RS Elisabet Medan pada tahun 2012-2014 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Lama Rawatan Rata-rata di Rumah Sakit Santa
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita
Sirosis hati adalah 7,26 hari (7 hari) dengan Standar Deviasi (SD) 6,134 hari.
Lama rawatan maksimum adalah 44 hari dan lama rawatan minimum adalah 1
hari.
4.2.8 Keadaan Sewaktu Pulang
Distribusi proporsi penderita Sirosis hati yang dirawat inap berdasarkan
keadaan sewaktu pulang di RS Elisabet Medan pada tahun 2012-2014 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.8 Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014
Keadaan Sewaktu Pulang f %
Pulang Berobat Jalan
Pulang atas permintaan sendiri Meninggal
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita Sirosis hati
sedangkan proporsi terendah yaitu meninggal dunia sebanyak 12 orang (10,6%).
Case Fatality Rate (CFR) penderita Sirosis hati rawat inap di RS Santa Elisabet
Medan tahun 2012-2014 adalah 10,6%.
4.3Analisa Statistik
4.3.1 Umur Berdasarkan Jenis Komplikasi
Distribusi proporsi umur penderita Sirosis hati rawat inap di RS Santa
Elisabet Medan tahun 2012-2014 berdasarkan jenis komplikasi dapat dilihat :
Tabel 4.9 Distribusi Proporsi Umur Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Jenis Komplikasi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2012- 2014
Jenis Komplikasi
Umur (tahun) Total
<40 ≥40
f % f % f %
Varises Esofagus 4 12,9 27 87,1 31 100
Hepatoma 2 50,0 2 50,0 4 100
Ensefalopati Hepatikum 1 50,0 1 50,0 2 100
Asites 2 4,1 47 95,9 49 100
p=0,176
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa proporsi penderita Sirosis hati
dengan komplikasi Varises Esofagus pada kelompok umur <40 tahun adalah 4
orang (12,9%) sedangkan pada kelompok umur ≥40 tahun adalah 27 orang
(87,1%). Proporsi penderita Sirosis hati dengan jenis komplikasi Hepatoma pada
kelompok umur <40 tahun adalah 2 orang (50,0%) dan pada kelompok umur ≥40
tahun adalah 2 orang (50,0%). Proporsi penderita Sirosis hati dengan jenis
komplikasi Ensefalopati Hepatikum pada kelompok umur <40 tahun adalah 1
orang (50%) dan pada kelompok umur ≥40 tahun adalah 1 orang (50,0%).
Proporsi penderita Sirosis hati dengan komplikasi Asites pada kelompok
umur <40 tahun adalah 2 orang (4,1%) sedangkan pada kelompok umur ≥40 tahun
Kolmogorov-Smirnov Z diperoleh nilai p = 0,176, artinya tidak ada perbedaan
yang bermakna antara proporsi umur berdasarkan jenis komplikasi pasien.
4.3.2 Jenis Kelamin Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu
Ada 76 kartu status yang tidak tercatat riwayat penyakit terdahulunya.
Distribusi proporsi jenis kelamin penderita Sirosis hati rawat inap di RS Santa
Elisabet Medan tahun 2012-2014 berdasarkan riwayat penyakit terdahulu dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.10 Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita Sirosis Hati Berdasarkan RiwayatPenyakitTerdahuludi Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2012- 2014
Riwayat Penyakit Terdahulu JenisKelamin Total
Laki-laki Perempuan
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa proporsi penderita Sirosis hati
dengan riwayat penyakit terdahulu Hepatitis B lebih banyak pada laki-laki yaitu
15 orang (75%). Proporsi penderita Sirosis hati dengan riwayat penyakit terdahulu
Hepatitis C pada laki-laki adalah 4 orang (57,1%) sedangkan pada perempuan
adalah 3 orang (42,9%). Proporsi penderita Sirosis hati dengan riwayat penyakit
terdahulu penyakit lainnya pada laki-laki adalah 6 orang (60%) sedangkan pada
perempuan adalah 4 orang (40%).
Proporsi penderita Sirosis hati dengan riwayat penyakit terdahulu tidak
tercatat pada laki-laki adalah 46 orang (60,5%) sedangkan pada perempuan adalah
30 orang (39,5%).Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov Z diperoleh nilai p = 0,978, artinya tidak ada perbedaan yang bermakna
4.3.3 Jenis Kelamin Berdasarkan Jenis Komplikasi
Distribusi proporsi riwayat jenis kelamin penderita Sirosis hati rawat inap
di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 berdasarkan jenis komplikasi dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.11Distribusi ProporsiJenis Kelamin Penderita Sirosis Hati
Berdasarkan Jenis Komplikasi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2012- 2014
Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa dari 31 orang penderita Sirosis
hati dengan jenis komplikasi Varises Esofagus, penderita dengan jenis kelamin
laki-laki sebanyak 15 orang (48,4%) dan perempuan sebanyak 16 orang (51,6%).
Dari 4 orang penderita Sirosis hati dengan jenis komplikasi Hepatoma, penderita
dengan jenis kelamin laki-laki 3 orang (75%) dan perempuan 1 orang (25%). Dari
2 orang penderita Sirosis hati dengan jenis komplikasi Ensefalopati Hepatikum,
penderita dengan jenis kelamin laki-laki 1 orang (50%) dan perempuan 1 orang
ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis kelamin berdasarkan jenis
4.3.4 Jenis Komplikasi Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu
Ada 57 kartu status yang tidak tercatat riwayat penyakit
terdahulunya.Distribusi proporsi jenis komplikasipenderita Sirosis hati rawat inap
di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 berdasarkan riwayat penyakit
terdahulu dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.12 Distribusi Proporsi Jenis KomplikasiPenderita Sirosis Hati Berdasarkan RiwayatPenyakitTerdahuludi Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2012- 2014
Jenis Penyakit
dengan riwayat penyakit terdahulu Hepatitis B, yang mengalami komplikasi
Varises Esofagus 2 orang (13,3%), yang mengalami komplikasi Hepatoma 1
orang (6,7%), yang mengalami komplikasi Asites 12 orang (80%). Dari 6 orang
penderita Sirosis hati dengan riwayat penyakit terdahulu Hepatitis C, yang
mengalami komplikasi Varises Esofagus 3 orang (50%), yang mengalami
komplikasi Asites 3 orang (50%).
Dari 8 penderita Sirosis hati dengan riwayat penyakit terdahulu adalah
penyakit lainnya, yang mengalami komplikasi Varises Esofagus 2 orang (25%),
yang mengalami komplikasi Ensefalopati Hepatikum 1 orang (12,5%), yang
mengalami komplikasi Asites 5 orang (62,5%). Dari 57 penderita Sirosis hati
yang tidak tercatat riwayat penyakit terdahulunya, yang mengalami komplikasi
orang (5,3%), yang mengalami komplikasi Ensefalopati Hepatikum 1 orang
(1,8%), yang mengalami komplikasi Asites 29 orang (50,9%).Dari hasil uji
statistik dengan menggunakan uji Kruskal Wallis diperoleh nilai p = 0,329, artinya
tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis komplikasiberdasarkan
riwayat penyakit terdahulu.
4.3.5 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Komplikasi
Lama rawatan rata-rata penderita Sirosis hati rawat inap di RS Santa
Elisabet Medan tahun 2012-2014 berdasarkan jenis komplikasi dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4.13 Lama Rawatan Rata-rataPenderita Sirosis Hati Berdasarkan Jenis Komplikasi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
Ensefalopati Hepatikum Asites
komplikasi Hepatoma, lama rawatan rata-ratanya 4,75 (5 hari), dengan standar
deviasi 0,5. Dari 2 orang penderita Sirosis hati dengan komplikasi Ensefalopati
Hapatikum, lama rawatan rata-ratanya 6,50 (7 hari), dengan standar deviasi 6,364.
Dari 49 orang penderita Sirosis hati dengan komplikasi Asites, lama rawatan
4.3.6 Jenis Komplikasi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Distribusi proporsi jenis komplikasi penderita Sirosis hati rawat inap di RS
Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 berdasarkan keadaan sewaktu pulang
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.14 Distribusi Proporsi Jenis KomplikasiPenderita Sirosis Hati Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulangdi Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2012- 2014
Keadaan Sewaktu
Dari 2 penderita Sirosis hati dengan komplikasi Ensefalopati Hepatikum,
tidak yang pulang berobat jalan, yang pulang atas permintaan sendiri 1 orang
(50%) dan yang meninggal dunia 1 orang (50%). Dari 49 penderita Sirosis hati
dengan komplikasi Asites, yang berobat jalan 5 orang (10,2%), yang pulang atas
permintaan sendiri 37 orang (75,5%) dan yang meninggal dunia 7 orang
nilai p = 0,072, artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis
48 BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Sosiodemografi
5.1.1 Umur dan Jenis Kelamin
Distribusi proporsi umur dan jenis kelamin penderita Sirosis hati rawat
inap di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 dapat dilihat pada gambar
berikut ini:
Gambar 5.1 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014
Berdasarkan gambar 5.1 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita
Sirosis hati terdapat pada kelompok umur 50-59 tahun, proporsi laki-laki yaitu
sebesar 16,81% dan proporsi perempuan yaitu 15,04%. Proporsi terendah
penderita Sirosis hati terdapat pada kelompok umur 80-89 tahun, proporsi
laki-laki yaitu 0,88% dan perempuan yaitu 0,88%. Terdapat 1 orang pasien Sirosis hati
yang berumur 21 tahun dengan jenis kelamin laki-laki, suku Batak Toba, agama
Kristen Protestan, mahasiswa, berasal dari Medan, keluhannya nyeri perut kanan
atas, riwayat penyakit terdahulu tidak tercatat, tidak ada komplikasi, sumber biaya
asuransi Prudential, lama rawatan 8 hari dan pulang atas permintaan sendiri. Hal
ini berbeda dengan hasil penjelasan WHO yang menjelaskan bahwa umur
terendah penderita Sirosis hati adalah 30 tahun. Hal ini mungkin terjadi karena
orang tersebut sudah terinfeksi Hepatitis B atau Hepatitis C saat bayi, sehingga
orang tersebut mengalami Hepatitis B atau C kronik kemudian mengakibatkan dia
menderita Sirosis hati pada usia muda.
Pada gambar di atas dapat dilihat pada kelompok umur 70-79 tahun
penderita Sirosis hati cenderung menurun, kemungkinan diakibatkan penderita
Sirosis hati pada umur tersebut sudah ada yang meninggal. Proporsi penderita
Sirosis hati lebih tinggi pada usia produktif, hal ini kemungkinan karena perilaku
mengkonsumsi alkohol dalam jangka waktu yang lama dan perilaku beresiko
terkena Sirosis hati.
Penderita Sirosis hati lebih banyak dialami laki-laki kemungkinan karena
laki-laki lebih cenderung berperilaku beresiko untuk terkena Hepatitis B dan jika
Hepatitis B itu telah menjadi kronis akan menyebabkan Sirosis hati dan juga
kebiasaan laki-laki sering mengkomsumsi alkohol dalam waktu yang lama
sehingga menyebabkan Sirosis hati.
Hasil penelitian Stephany Marpaung di RSUD dr. Pringadi Medan tahun
2010-2011 menemukan bahwa penderita Sirosis hati lebih banyak diderita oleh
5.1.2 Suku
Ada 2 kartu status yang tidak tercatat suku penderitanya. Distribusi
proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan suku di RS Santa Elisabet
Medan tahun 2012-2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 5.2 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Suku di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014
Berdasarkan gambar 5.2 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita
Sirosis hati rawat inap di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 berdasarkan
suku adalah suku Batak sebesar 79,6% dan proporsi terendah adalah suku Melayu.
Hal tersebut disebabkan karena penderita yang datang berobat ke RS Santa
Elisabet Medan lebih banyak suku Batak. Pada penelitian ini suku Batak adalah
penggabungan dari Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pakpak
dan Batak Mandailing. Suku lainnya meliputi Jawa, Cina, India, Nias, dan
Minang. Kemungkinan juga karena kebiasaan orang Batak minum tuak dan
mengkonsumsi alkohol. Hal ini sejalan dengan penelitian Nerry Armis Sibuea di
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Medan menemukan bahwa proporsi
tertinggi penderita Sirosis hati adalah suku Batak sebesar 56,9%.
79,6% 13,2%
4,4% 0,9%
Suku
5.1.3 Agama
Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan agama di
RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 5.3 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Agama di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014
Berdasarkan gambar 5.3 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita
Sirosis hati rawat inap di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 berdasarkan
agama adalah agama Kristen Protestan sebesar 69,9% sedangkan proporsi
terendah adalah Hindu sebesar 0,9%.
Menurut penelitian Nur Aisyah Siregar (2008) di Rumah Sakit Umum
(RSU) Pringadi tahun 2002-2006 proporsi tertinggi penderita Sirosis hati adalah
penderita yang beragama Islam sebesar 68,1%. Hal ini tidak berarti agama
mempengaruhi kejadian Sirosis hati, tetapi karena yang datang ke RS Santa
Elisabet Medan lebih banyak yang beragama Kristen Protestan.
69,9% 13,3%
11,5%
4,4% 0,9%
Agama
Kristen Protestan Katolik
5.1.4 Pekerjaan
Ada 6 kartu status yang tidak tercatat pekerjaan si penderita Sirosis hati.
Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan pekerjaan di RS
Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 5.4 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Pekerjaan di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014
Berdasarkan gambar 5.4 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita
Sirosis hati rawat inap di RS Santa Elisabet Medan berdasarkan pekerjaan adalah
pegawai negeri/pensiunan sebesar 23% sedangkan proporsi terendah adalah
lainnya sebesar 2,7%. Pada penelitian ini pekerjaan lainnya meliputi pendeta,
supir dan mahasiswa. Hal ini kemungkinan karena mayoritas penderita yang
berobat ke RS Santa Elisabet Medan adalah yang memiliki pekerjaan
PNS/pensiunan. Hasil penelitian Stephany marpaung di RSUD dr. Pringadi
Medan tahun 2010-2011 menyatakan bahwa proporsi tertinggi pekerjaan
penderita Sirosis hati adalah wiraswasta sebesar 40,8%.
23% 22,1%
20,4%
15,9%
10,6%
8%
5.1.5 Daerah Asal
Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan daerah
asal di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 dapat dilihat pada gambar
berikut ini:
Gambar 5.5 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Daerah Asal di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014
Berdasarkan gambar 5.5 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita
Sirosis hati rawat inap di RS Santa Elisabet Medan berdasarkan daerah asal adalah
luar kota Medan sebesar 71,7% sedangkan proporsi terendah adalah dari kota
Medan sebesar 28,3%. Hal ini dikarenakan RS Santa Elisabet Medan merupakan
salah satu rumah sakit rujukan yang menerima pasien dari rumah sakit lain di kota
Medan dan di luar kota Medan. Penderita yang dari luar kota Medan berasal dari
Kisaran, Kabupaten Karo, Deli Serdang, Tobasa, Kabupaten Dairi, Langkat, Nias,
Tapanuli Utara, Simalungun, Humbahas, Batam, dan Aceh.
71,7% 28,3%
Daerah Asal
5.2 Keluhan Utama Sewaktu Datang
Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan keluhan
utama di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 dapat dilihat pada gambar
berikut ini:
Gambar 5.6 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat
Inap Berdasarkan Keluhan Utama di RS Santa Elisabet Medan Tahun
2012-2014
Bersadarkan gambar 5.6 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita
Sirosis hati rawat inap di RS Santa Elisabet Medan berdasarkan keluhan utama
adalah nyeri perut kanan atas sebesar 38,1% sedangkan proporsi terendah adalah
perubahan mental 1,8%. Keluhan lainnya adalah muntah berdarah, BAB berdarah,
dan mual + muntah. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Stephany Marpaung
di RSUP dr. Pringadi Medan tahun 2010-2011, proporsi tertinggi penderita Sirosis
hati berdasarkan keluhan utama sewaktu datang ke rumah sakit adalah perut
membesar 44,7%.
Penderita Sirosis hati kompensata mengalami gejala-gejala yang mirip
dengan penyakit lain. Gejala-gejala yang sering timbul pada penderita Sirosis hati
warna pada kulit, dan perubahan mental yang meliputi sulit konsentrasi, mudah
lupa dan bingung.
5.3 Riwayat Penyakit Terdahulu
Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan riwayat
penyakit terdahulu di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 dapat dilihat
pada gambar berikut ini:
Gambar 5.7 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014
Berdasarkan gambar 5.7 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita
Sirosis hati rawat inap di RS Santa Elisabet Medan berdasarkan riwayat penyakit
terdahulu adalah Hepatitis B yaitu 17,7%, sedangkan proporsi terendah adalah
hepatitis C sebesar 6,2%. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian Nerry Armis
Sibue di RUSP Haji Adam Malik Medan tahun 2012, proporsi tertinggi penderita
Sirosis hati berdasarkan riwayat penyakit terdahulu adalah Hepatitis B 57,8%.
Menurut Longo & Fauci pada tahun 2013, pasien-pasien yang terpajan oleh
Hepatitis B, sekitar 5% mengalami Hepatitis B kronik dan sekitar 20% dari pasien
ini akan berlanjut menjadi Sirosis hati. Di Asia Tenggara dan Afrika sub-Sahara
Hepatitis B adalah penyakit endemik, dan sekitar 15% penduduknya mungkin
67,3% 17,7%
8,8% 6,2%
Riwayat Penyakit Terdahulu
terinfeksi secara vertikal (penularan dari ibu ke bayi). Karena itu, lebih dari
300-400 juta orang diperkirakan mengidap Hepatitis B di dunia, dan sekitar 25% dari
jumlah ini akhirnya akan mengalami Sirosis hati.
5.4 Status Komplikasi
Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan status
komplikasi di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 dapat dilihat pada
gambar berikut ini:
Gambar 5.8 Diagram Pie Distribus Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Status Komplikasi di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014
Berdasarkan gambar 5.8 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita
Sirosis hati rawat inap di RS Santa Elisabet Medan berdasarkan status komplikasi
adalah ada komplikasi sebesar 76,1% sedangkan proporsi terendah adalah tidak
ada komplikasi sebesar 23,9%. Sirosis hati berdasarkan gejala klinis terbagi
menjadi 2 yaitu ; 1. Sirosis hati kompensata yang berarti belum adanya gejala
klinis yang nyata. Sirosis hati ini sering ditemukan terjadi pada pemeriksaan test
rutin atau ketika terjadi pemeriksaan karena masalah lain atau ketika pembedahan,
2. Sirosis hati dekompensata yang ditandai dengan gejala-gejala dan tanda klinis
terutama pasien mengeluh karena adanya asites. Pada RS Santa Elisabet Medan
76,1% 23,9%
Status Komplikasi
lebih banyak terdapat yang memiliki komplikasi kemungkinan karena banyak
penderita Sirosis hati sering tidak menyadari akan gejala Sirosis hati sehingga
ketika penderita datang ke rumah sakit keadaannya sudah dalam kondisi berat atau
sudah mengalami komplikasi.
5.5 Jenis Komplikasi
Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan jenis
komplikasi di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 dapat dilihat pada
gambar berikut ini:
Gambar 5.9 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Jenis Komplikasi di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014
Berdasarkan gambar 5.9 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita
Sirosis hati rawat inap di RS Santa Elisabet Medan berdasarkan jenis komplikasi
adalah Asites sebesar 57% dan komplikasi terendah adalah Ensefalopati
hepatikum 2,3%. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Stephany Marpaung
di RSUD dr. Pringadi tahun 2010-2011 yang menemukan bahwa komplikasi
terbanyak itu adalah Varises esofagus dan perdarahan sebesar 55,1%. Asites
adalah penimbunan cairan secara abnormal di rongga peritoneum. Infeksi pada
57% 36%
4,5% 2,3%
Jenis Komplikasi
Asites
Varises Esofagus
Hepatoma
cairan Asites akan lebih memperberat perjalanan penyakit Sirosis hati, oleh karena
itu Asites harus dikelola dengan baik (Hirian, 2009).
5.6 Sumber Biaya
Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan sumber
biaya di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 dapat dilihat pada gambar
berikut ini:
Gambar 5.10 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014
Berdasarkan gambar 5.10 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita
Sirosis hati rawat inap di RS Santa Elisabet Medan berdasarkan sumber biaya
adalah biaya sendiri sebesar 93,8% sedangkan proporsi terendah adalah yang
bukan biaya sendiri 6,2%. Bukan biaya sendiri ini meliputi biaya dari perusahaan,
asuransi Prudential, asuransi Allianz, asuransi Sinar Mas, dan asuransi Medilum.
Berkaitan dengan distribusi proporsi ppenderita Sirosis hati di RS Santa Elisabet
berdasarkan pekerjaan dapat kita lihat bahwa rata-rata pasien berasal dari sosial
ekonomi menengah ke atas, sehingga berpengaruh terhadap cara pembiayaan
perawatan pasien di RS Santa Elisabet Medan yang sebagian besar biaya sendiri. 93,8%
6,2%
5.7 Lama Rawatan Rata-rata
lama rawatan rata-rata penderita Sirosis hati adalah 7,26 (7 hari) dengan
standar deviasi 6,134. Lama rawatan minimum adalah 1 hari dan lama rawatan
maksimum adalah 44 hari.
Pasien yang menderita Sirosis hati yang paling lama dirawat selama 44
hari berjumlah 1 orang dengan jenis kelamin laki-laki, suku Batak, pekerjaan
wiraswasta, keluhan utama perut membesar, riwayat penyakit terdahulu tidak
tercatat, jenis komplikasi Asites, sumber biaya sendiri, dan keadaan sewaktu
pulang adalah pulang atas permintaan sendiri.
Penderita Sirosis hati yang dirawat hanya 1 hari berjumlah 2 orang dan
kedua pasien meninggal dunia. Satu pasien mengalami komplikasi Asites dan
berusia 46 tahun dan 1 orang lagi tidak mengalami komplikasi dan berusia 74
tahun.
Pasien yang meninggal tanpa komplikasi tersebut kemungkinan meninggal
karena memang faktor usia yang sudah lanjut. Meskipun si pasien tidak
mengalami komplikasi, Sirosis hati juga dapat mengakibatkan gejala-gejala
seperti kurang nafsu makan sehingga berat badan menurun, gangguan tidur, dan
demam yang tidak begitu tinggi, gangguan pembekuan darah, perdarahan gusi,
epistaksis, gangguan siklus haid, ikterus dengan air kemih berwarna seperti teh
pekat, muntah darah dan melena, serta perubahan mental, meliputi mudah lupa,
5.8 Keadaan Sewaktu Pulang
Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan keadaan
sewaktu pulang di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 dapat dilihat pada
gambar berikut ini:
Gambar 5.11 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014
Berdasarkan gambar 5.11 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita
Sirosis hati rawat inap di RS Santa Elisabet Medan berdasarkan keadaan sewaktu
pulang adalah pulang atas permintaan sendiri sebesar 73,5% sedangkan proporsi
terendah adalah meninggal dunia sebesar 10,6%. CFR Sirosis hati di RS Santa
Elisabet Medan tahun 2012-2014 adalah 10,6%. Hal ini kemungkinan disebabkan
pasien datang dengan kondisi buruk dan disertai komplikasi sehingga penanganan
dan pengobatan yang diberikan kepada pasien sudah terlambat. Proporsi penderita
Sirosis hati yang pulang atas permintaan sendiri adalah proporsi yang paling
tinggi. Hal ini terjadi kemungkinan keluarga sudah pasrah dengan kondisi pasien
karena penyakit Sirosis hati adalah penyakit yang sulit ditangani, sehingga
keluarga memilih untuk merawat pasien di rumah saja.
73,5% 15,9%
10,6%
Keadaan Sewaktu Pulang
Pulang atas
permintaan sendiri Pulang Berobat Jalan
5.9 Analisa Statistik
5.9.1 Umur Berdasarkan Jenis Komplikasi
Distribusi proporsi umur penderita Sirosis hati di RS Santa Elisabet Medan
berdasarkan jenis komplikasi tahun 2012-2014 dapat dilihat pada gambar berikut
ini:
Gambar 5.12 Diagram Bar Distribusi Proporsi Umur Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Jenis Komplikasi di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014
Berdasarkan gambar 5.12 dapat dilihat bahwa dengan komplikasi Varises
Esofagus, proporsi penderita yang berumur <40 tahun adalah 12,9% dan yang
berumur ≥40 tahun adalah 87,1%. Penderita Sirosis hati dengan komplikasi
Hepatoma, proporsi yang berumur <40 tahun adalah 50% dan yang berumur ≥40
tahun adalah 50%. Penderita Sirosis hati dengan komplikasi Ensefalopati
Hepatikum, proporsi yang berumur <40 tahun adalah 50% dan yang berumur ≥40
tahun adalah 50%. Penderita Sirosis hati dengan komplikasi Asites, proporsi yang
berumur <40 tahun adalah 4,1% dan yang berumur ≥40 tahun adalah 95,9%. Hasil
uji statistik dengan menggunakan uji uji Kolmogorov-Smirnov Z diperoleh nilai p
12,9%
50% 50%
4,1% 87,1%
50% 50%
95,9%
0 20 40 60 80 100 120
= 0,176, artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi umur
berdasarkan jenis komplikasi.
5.9.2 Jenis Kelamin Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu
Ada 76 kartu status yang tidak tercatat riwayat penyakit terdahulunya
Distribusi proporsi jenis kelamin penderita Sirosis hati di RS Santa Elisabet
Medan berdasarkan riwayat penyakit terdahulu tahun 2012-2014 dapat dilihat
pada gambar berikut ini:
Gambar 5.13 Diagram Bar Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu Penderita di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014
Berdasarkan gambar 5.13 dapat dilihat bahwa penderita Sirosis hati
dengan riwayat penyakit terdahulu Hepatitis B, proporsi yang berjenis kelamin
laki-laki adalah 75% dan yang perempuan adalah 25%. Penderita Sirosis hati
dengan riwayat penyakit terdahulu Hepatitis C, proporsi yang berjenis kelamin
artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis kelamin
berdasarkan riwayat penyakit terdahulu
5.9.3 Jenis Kelamin Berdasarkan Jenis Komplikasi
Distribusi proporsi jenis kelamin penderita Sirosis hati di RS Santa
Elisabet Medan berdasarkan jenis komplikasi tahun 2012-2014 dapat dilihat pada
gambar berikut ini:
Gambar 5.14 Diagram Bar Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Jenis Komplikasi di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014
Berdasarkan gambar 5.14 dapat dilihat bahwa penderita Sirosis hati
dengan jenis komplikasi Varises Esofagus, proporsi penderita dengan jenis
kelamin laki-laki adalah 48,4% dan perempuan adalah 51,6%. Penderita Sirosis
hati dengan jenis komplikasi Hepatoma, proporsi penderita dengan jenis kelamin
laki-laki adalah 75% dan perempuan adalah 25%. Penderita Sirosis hati dengan
jenis komplikasi Ensefalopati Hepatikum, proporsi penderita dengan jenis
kelamin laki-laki adalah 50% dan perempuan 1 adalah 50%. Penderita Sirosis hati
dengan jenis komplikasi Asites, proporsi penderita dengan jenis kelamin laki-laki
menggunakan Kolmogorov-Smirnov Z diperoleh nilai p = 0,503, artinya tidak ada
perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis kelamin berdasarkan jenis
komplikasi.
5.9.4 Jenis Komplikasi Berdasarkan Penyakit Terdahulu
Ada 57 kartu status yang tidak tercatat riwayat penyakit terdahulunya.
Distribusi proporsi jenis komplikasi penderita Sirosis hati di RS Santa Elisabet
Medan berdasarkan riwayat penyakit terdahulu tahun 2012-2014 dapat dilihat
pada gambar berikut ini:
Gambar 5.15 Diagram Bar Distribusi Proporsi Jenis Komplikasi
Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014
Berdasarkan gambar 5.15 dapat dilihat bahwa Penderita Sirosis hati
dengan riwayat penyakit terdahulu Hepatitis B, proporsi yang mengalami
komplikasi Varises Esofagus adalah 13,3%, yang mengalami komplikasi
Hepatoma adalah 6,7%, yang mengalami komplikasi Asites adalah 80%.
Penderita Sirosis hati dengan riwayat penyakit terdahulu Hepatitis C, proporsi
yang mengalami komplikasi Varises Esofagus adalah 50%, yang mengalami
komplikasi Asites adalah 50%.
Penderita Sirosis hati dengan riwayat penyakit terdahulu adalah penyakit
lainnya, proporsi yang mengalami komplikasi Varises Esofagus adalah 25%, yang
mengalami komplikasi Ensefalopati Hepatikum adalah 12,5%, yang mengalami
komplikasi Asites adalah 62,5%. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji
Kruskal Wallis diperoleh nilai p = 0,329, artinya tidak ada perbedaan yang
bermakna antara proporsi jenis komplikasi berdasarkan riwayat penyakit
terdahulu.
5.9.5 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Komplikasi
Distribusi proporsi jenis lama rawatan rata-rata penderita Sirosis hati di RS
Santa Elisabet Medan berdasarkan jenis komplikasi tahun 2012-2014 dapat dilihat
pada gambar berikut ini:
Gambar 5.16 Diagram Bar Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Jenis Komplikasi di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014
4.75 5.74
6.5
9.49
0 2 4 6 8 10
Berdasarkan gambar 5.16 dapat dilihat bahwa penderita yang mengalami
komplikasi Varises Esofagus, lama rawatan rata-ratanya 5,74 (6 hari). Penderita
Sirosis hati dengan komplikasi Hepatoma, lama rawatan rata-ratanya 4,75 (5 hari).
Penderita Sirosis hati dengan komplikasi Ensefalopati Hapatikum, lama rawatan
rata-ratanya 6,50 (7 hari). Penderita Sirosis hati dengan komplikasi Asites, lama
rawatan rata-ratanya 9,49 (9 hari). Hasil analisis statistik dengan uji Anova
diperoleh nilai p>0,05 yang artinya tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna
antara lama rawatan rata-rata dengan jenis komplikasi.
5.9.6 Jenis Komplikasi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Distribusi proporsi jenis komplikasi penderita Sirosis hati di RS Santa
Elisabet Medan berdasarkan keadaan sewaktu pulang tahun 2012-2014 dapat
dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 5.17 Diagram Bar Proporsi Jenis Komplikasi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014
Berdasarkan gambar 5.17 dapat dilihat bahwa penderita Sirosis hati dengan
29%
komplikasi Varises Esofagus, proporsi penderita yang pulang berobat jalan adalah
29%, yang pulang atas permintaan sendiri adalah 67,7% dan yang meninggal
dunia adalah 3,2%. Penderita Sirosis hati dengan komplikasi Hepatoma, tidak ada
yang pulang berobat jalan, proporsi penderita yang pulang atas permintaan sendiri
adalah 75%, dan yang meninggal dunia adalah 25%. Penderita Sirosis hati dengan
komplikasi Ensefalopati Hepatikum, tidak yang pulang berobat jalan, proporsi
penderita yang pulang atas permintaan sendiri adalah 50% dan yang meninggal
dunia adalah 50%. Penderita Sirosis hati dengan komplikasi Asites, proporsi
penderita yang berobat jalan adalah 10,2%, yang pulang atas permintaan sendiri
adalah 75,5% dan yang meninggal dunia adalah 14,3%.
Komplikasi yang biasa muncul pada Sirosis hati adalah Asites dan Varises
Esofagus. Asites adalah akumulasi cairan di rongga peritoneum. Mekanisme
terjadinya Asites pada pasien Sirosis hati karena adanya Hipertensi portal yang
mengakibatkan peningkatan tekanan hidrostatik, kemudian terjadi penurunan
produksi albumin yang menyebabkan penurunan tekanan osmotik koloid. Tahap
tekahir terjadi penurunan volume sirkulasi yang menyebabkan hiperaldosteronism
yang mengakibatkan retensi natrium dan air. Infeksi pada cairan Asites akan
memperberat kondisi pasien, maka Asites harus dikelola dengan baik (Saratun &
Lusianah, 2010).
Menurut Saratun & Lusianah (2010), Ensefalopati Hepatik salah satu
komplikasi pada Sirosis hati yang penyebabnya karena ketidakmampuan hati
untuk memetabolisme amonia menjadi ureum, amonia bersifat toksik pada
susunan saraf pusat. Ensefalopati Hepatik dapat mengakibatkan kemunduran
tidur dan kurang konsentrasi. Pasien Sirosis hati dalam keaadan berbahaya apabila
terjadi perdarahan dan pecahnya Varises Esofagus. Bila terjadi perdarahan, maka
pasien memerlukan tranfusi darah, vasopressin dan pemasangan NGT untuk
lavage lambung. Apabila perdarahan belum juga berhenti, maka dapat dilakukan
pemasangan balon untuk tamponade. Apabila tidak berhasil dapat dilakukan ligasi
varises.
Menurut Unggul Budihusodo (2009), Hepatoma memiliki beberapa faktor
risiko yaitu Virus Hepatitis B, Virus Hepatitis C, Sirosis hati, dan konsumsi
alkohol terus-menerus. Sekitar 3-5% dari pasien Sirosis hati akan mengalami
Hepatoma dan Hepatoma merupakan penyebab utama kematian Sirosis hati.
Pasien Sirosis hati dengan komplikasi apapun dianjurkan mengurangi kegiatan
yang berat misalnya olahraga sepakbola karena dapat memberatkan kerja hati.
Olahraga yang disarankan hanya sebatas jalan santai. Hasil uji statistik dengan
menggunakan uji Kruskal Wallis diperoleh nilai p = 0,072, artinya tidak ada
perbedaan yang bermakna antara proporsi keadaan sewaktu pulang berdasarkan
69 BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Distribusi proporsi penderita Sirosis hati berdasarkan sosiodemografi
tertinggi yaitu pada kelompok umur 50-59 tahun 31,9%, jenis kelamin
laki-laki 62,8%, suku Batak 79,6%, agama Kristen Protestan 69,9%,
pekerjaan pegawai negeri/pensiunan PNS 23%, daerah asal luar kota
Medan 71,7%.
6.1.2 Proporsi tertinggi penderita Sirosis hati berdasarkan keluhan utama yaitu
nyeri perut kanan atas 38,1%.
6.1.3 Proporsi tertinggi penderita Sirosis hati berdasarkan riwayat penyakit
terdahulu yaitu Hepatitis B 17,7%.
6.1.4 Proporsi tertinggi penderita Sirosis hati berdasarkan status komplikasi yaitu
ada komplikasi 76,1%.
6.1.5 Proporsi tertinggi penderita Sirosis hati berdasarkan jenis komplikasi yaitu
Asites 57%.
6.1.6 Proporsi tertinggi penderita Sirosis hati berdasarkan sumber biaya yaitu
biaya sendiri 93,8%.
6.1.7 Lama rawatan rata-rata penderita Sirosis hati adalah 7,26 (7 ) hari.
6.1.8 Proporsi tertinggi penderita Sirosis hati berdasarkan keadaan sewaktu
pulang yaitu pulang atas permintaan sendiri 73,5%.
6.1.9 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi umur berdasarkan jenis
komplikasi pasien (p = 0,176).
6.1.10 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis kelamin
berdasarkan riwayat penyakit terdahulu (p = 0,978).
6.1.11 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis komplikasi
berdasarkan riwayat penyakit terdahulu (p = 0,329).
6.1.12 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis kelamin
berdasarkan jenis komplikasi (p = 0,503).
6.1.13 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata
berdasarkan jenis komplikasi (p>0,05).
6.1.14 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi keadaan sewaktu
pulang berdasarkan jenis komplikasi (p= 0,072).
6.2 Saran
6.2.1 Diharapkan kepada penderita Sirosis hati agar tetap mematuhi anjuran
pengobatan dari dokter dengan menghindari kegiatan ataupun aktivitas
fisik yang akan menyebabkan perdarahan maupun kematian, menjaga pola
makan dan diet yang benar sesuai anjuran dokter.
6.2.2 Diharapkan agar petugas kesehatan melakukan penyuluhan kepada orang
yang beresiko menderita Sirosis hati dan kepada pasien yang menderita
Sirosis hati yang belum mengalami komplikasi agar tetap menjaga pola
makan dan tetap menaati anjuran pengobatan yang diberikan dokter.
6.2.3 Diharapkan kepada dokter dan perawat di RS Santa Elisabet Medan agar
memberikan pemahaman kepada keluarga pasien yang menderita Sirosis
hati tentang kondisi pasien yang sebenarnya, faktor resiko terjadinya
6.2.4 Bagi penderita Hepatitis diharapkan melakukan pemeriksaan secara berkala
7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Pengertian Sirosis hati
Sirosis hati adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan terbentuknya
jaringan parut pada hati sebagai akibat dari kerusakan hati yang terus menerus dan
berkepanjangan. Biasanya dimulai dengan adanya proses peradangan, nekrosis sel
hati yang luas dan usaha regenerasi nodul. Apabila Sirosis hati sudah parah,
sebagian besar struktur hati yang normal mengalami perubahan bentuk atau
menjadi hancur. Hal ini dapat menimbulkan masalah penting misalnya
pendarahan usus, pembekuan darah yang tidak normal, penumpukan cairan dalam
perut dan kaki dan kekacauan pikiran karena hati tidak dapat lagi menyaring zat
racun dalam tubuh (Sievert, 2010).
2.2Anatomi dan Fungsi Hati
Menurut Longo & Fauci (2013), hati (liver) adalah organ vital yang
bertanggung jawab untuk banyak proses yang penting dalam hidup kita. Hati
(liver) merupakan salah satu organ tambahan pada sistem pencernaan dalam tubuh
manusia. Hati melakukan banyak fungsi penting yang berbeda-beda dan
bergantung pada sistem aliran darahnya yang unik dan sel-selnya yang sangat
khusus. Ketika hati mengalami masalah atau kerusakan, maka semua sistem tubuh
akan terpengaruh.
2.2.1 Anatomi Hati
Hati adalah organ terbesar di tubuh, memiliki berat 1-1,5 Kg. Hati terletak
di kuadran kanan atas abdomen di bawah sangkar iga bawah kanan, bersebelahan
dengan diafragma, dan menonjol dengan tingkat bervariasi ke kuadran kiri atas.
Hati secara luas dilindungi iga-iga.
Sebagian besar sel di hati adalah hepatosit, yang membentuk dua pertiga
dari massa hati. Tipe sel sisanya adalah sel Kupffer atau sel fagositik (anggota dari
sistem retikoloendotel), sel bentuk bintang (ito atau penyimpanan lemak) sel
endotel dan pembuluh darah, sel duktus empedu dan struktur-struktur penunjang.
Dilihat dengan mikroskop cahaya, hati tampak tersusun dalam lobulus-lobulus,
dengan daerah porta perifer dan vena sentral di bagian tengah masing-masing
lobulus (Longo & Fauci, 2013).
Menurut Pearce (2008), hati terbagi dalam dua belahan utama, kanan dan
kiri. Permukaan atas berbentuk cembung dan terletak dibawah diafragma;
permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan, fisura transversus.
Permukaannya dilintasi oleh berbagai pembuluh darah yang masuk-keluar hati.
Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri di permukaan bawah,
sedangkan ligamen falsiformis melakukan hal yang sama di permukaan atas hati.
Selanjutnya hati dibagi lagi dalam empat belahan (kanan, kiri ,kaudata dan
kuadrata). Setiap belahan atau lobus terdiri atsa lobulus. Lobulus ini berbentuk
polihedral (segi banyak) dan terdiri atas sel hati berbentuk kubus, dan
cabang-cabang pembuluh darah diikat bersama oleh jaringan hati. Hati mempunyai dua
jenis persediaan darah, yaitu yang datang melalui arteri hepatika dan yang melalui