• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pelaksanaan Program Pelayanan Kesejahteraan Karyawan dan Promosi Jabatan Terhadap Peningkatan Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pelaksanaan Program Pelayanan Kesejahteraan Karyawan dan Promosi Jabatan Terhadap Peningkatan Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR KUESIONER

Bapak/Ibu yang terhormat,

Pertanyaan yang ada dalam rangka penyusunan skripsi ini hanya untuk data penelitian dengan judul “Pengaruh Pelaksanaan Program Pelayanan Kesejahteraan dan Motivasi Kerja Terhadap Peningkatan Semangat Kerja Karyawan pada PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan“.

Petunjuk Pengisian Kuesioner

1. Berilah tanda checklist () pada jawaban yang Bapak/Ibu anggap paling sesuai.

2. Setiap pertanyaan hanya membutuhkan satu jawaban saja.

3. Berikanlah jawaban singkat pada bagian pertanyaan identitas responden yang membutuhkan jawaban tertulis Bapak/Ibu.

I. Identitas Responden

1. Umur Responden :

2. Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita (silang salah satu) 3. Lama bekerja :

4. Posisi Jabatan :

II. Isi Jawaban berikut sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu dengan cara memberikan checklist () pada kolom yang tersedia. Adapun makna dari tanda tersebut adalah sebagai berikut :

Sangat Setuju (SS) : 5

Setuju (S) : 4

(2)

Sangat Tidak Setuju (STS) : 1

Variabel Program Kesejahteraan Karyawan (X1 a. Kesejahteraan Langsung

)

Gaji atau Upah

NO Pertanyaan SS S KS TS STS

1 Gaji atau upah bapak/ibu terima telah sesuai dengan kinerja

2 Gaji atau upah yang bapak/ibu sesuai dengan beban kerja

Bonus atau Insentif

NO Pertanyaan SS S KS TS STS

1 Bonus atau insentif yang bapak/ibu terima sesuai dengan pendapatan perusahaan 2 Bapak/Ibu menerima insentif sesuai dengan

prestasi kerja yang Bapak/Ibu capai

b. Kesejahteraan Tidak Langsung

Tunjangan Hari Raya

NO Pertanyaan SS S KS TS STS

1 Perusahaan memberikan tunjangan hari raya kepada karyawan

2 Tunjangan Hari Raya diberikan tepat waktu Dana Pensiun

NO Pertanyaan SS S KS TS STS

(3)

termotivasi

2 Dana pensiun yang diberikan perusahaan sesuai dengan hasil kerja

Uang Duka Kematian

NO Pertanyaan SS S KS TS STS

1 Perusahaan memberikan uang duka kematian pada karyawan yang tertimpa musibah

2 Kebijakan memberikan uang duka kematian menunjukkan tanggung jawab perusahaan terhadap karyawan yang tertimpa

Pakaian Dinas

NO Pertanyaan SS S KS TS STS

1 Perusahaan memberikan pakaian dinas kepada semua karyawan

2 Pakaian dinas yang diberikan perusahaan meningkatkan kepercayaan diri bapak/ibu dalam bekerja

Jaminan Kesehatan

NO Pertanyaan SS S KS TS STS

1 Perusahaan memberikan jaminan kesehatan pada semua karyawan tanpa terkecuali

(4)

Variabel Promosi Jabatan (X2)

Kepercayaan

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1 Pengalaman kerja dijadikan syarat dalam promosi jabatan

2 Karyawan mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipromosikan

Keadilan 1 Di perusahaan Bapak/Ibu komitmen kerja

dijadikan dasar untk promsi jabatan 2 Keuletan Bapak/Ibu dalam bekerja

dijadikan acuan dalam elakuan promosi jabatan

Formasi 1 Promosi jabatan terjadi karena adanya

jabatan yang tersedia

2 Pengalaman kerja dijadikan syarat dalam promosi jabatan

Variabel Semangat Kerja (Y)

Presensi

No Pertanyaan SS S KS TS STS

1. Bapak/Ibu hadir setiap hari tepat waktu 2. Bapak/Ibu tidak pernah absen pada acara

yang di buat oleh perusahaan

Kerjasama

No Pertanyaan SS S KS TS STS

(5)

sesama rekan kerja

2 BapakIbu selalu membantu rekan kerja yang kesulitan

Kegairahan Kerja

No Pertanyaan SS S KS TS STS

1 Bapak/Ibu senang dengan pekerjaan yang diberikan

2 Bapak/Ibu selalu bertanggung jawab terhadap pekerjan

Hubungan Yang Harmonis

No Pertanyaan SS S KS TS STS

1 Pimpinan selalu menghargai dan menghormati Bapak/Ibu

2. Hubungan Bapak/Ibu dengan pimpinan dan rekan kerja harmonis

Terimakasih atas partisipasi Bapak/Ibu

Hormat Saya,

(6)

pengaruh budaya organisasi dan pelatihan kerja terhadap semangat kerja

karyawan di perusahaan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

(7)

Arep, Ishak dan Hendri Tanjung, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Universitas Trisakti, Jakarta.

Hasibuan, Malayu S.P, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Bumi Aksara, Jakarta

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan.Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nasution, Mulia. 2000. Manajemen Personalia. Cetakan kedua, Jakarta : Djambatan.

Nitisemito, Alex, S, 2001. Manajemen Personalia, Ghalia Indonesia, Jakarta.

2002. Manajemen Personalia, Ghaia Indonesia, Jakarta.

Panggabean, Mutiara S, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Kedua. Ghalia Indonesia, Bogor.

Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Situmorang, Syafrizal Helmi, et al., 2010. Analisis Data Untuk Riset Manajemen dan Bisnis, USU Press, Medan

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis,CV Alfabeta, Bandung.

Westra, Pariata, 2000. Beberapa Masalah Dalam Hubungan Kerja Manusia Kemanusiaan, BPA UGM, Yogyakarta.

Dewa, Bayu Brahman, 2010. Persepsi Karyawan Atas Pelaksanaan Program Kesejahteraan Pada Divisi Management Office PT. Aneka Pangan Bermutu, Tbk Surabaya

Skripsi

Hasibuan, Faradilla, 2013. Pengaruh Program Pelayanan Kesejahteraan Karyawan Dan Lingkungan Kerja Terhadap Peningkatan Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan.

(8)

Pratiwi, Risdy Absari Indah, 2012. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Dan Iklim Organisasi Terhadap Semangat Kerja Karyawan Bagian Sumber Daya Manusia Pada Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, Skripsi, Universitas Sumatera Utara.

(9)

2.6 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang ditetapkan dirumuskan hipotesis

sebagai berikut “Pelaksanaan Program Pelayanan Kesejahteraan karyawan dan

Promosi Jabatan berpengaruh positif signifikan terhadap Semangat Kerja

Karyawan Pada PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan”.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan metode penelitian yang dilakukan, penelitian ini merupakan

penelitian asosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2008:6) “Penelitian asosiatif

kausal adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan

(10)

Dalam penelitian ini terdapat variabel independen (yang mempengaruhi) dan

variabel dependen (yang dipengaruhi).

Penelitian ini hanya membahas pengaruh program pelayanan

kesejahteraan karyawan dan motivasi kerja terhadap peningkatan semangat

kerja karyawan. Program kesejahteraan karyawan dan promosi jabatan sebagai

variabel bebas (independent variable) dan semangat kerja karyawan sebagai variabel terikat (dependent variable).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kantor cabang PT Jamsostek (Persero) Jl.

Kapten Patimura No. 334 Medan. Waktu penelitian dimulai dari bulan November

2013 sampai dengan bulan Januari 2014.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran

dalam membahas dan menganalisis permasalahan penelitian yang dilakukan.

Penelitian ini membahas tentang variabel independent (variabel bebas), yaitu program kesejahteraan karyawan (X1) dan promosi jabatan (X2

3.4 Definisi Operasional Variabel

). Variabel

(11)

Definisi operasional bertujuan untuk melihat keterkaitan antara variabel

dari suatu faktor dengan faktor lainnya. Definisi operasional merupakan petunjuk

bagaimana suatu variabel diukur untuk mengetahui baik buruknya pengukuran

dalam sebuah penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian

adalah :

1. Program Pelayanan Kesejahteraan Karyawan (X)

a. Program Kesejahteraan Karyawan (X1

1) Kesejahteraan langsung.

) yaitu balas jasa pelengkap

(material dan nonmaterial) yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan,

yang terdiri atas dimensi :

Merupakan penghargaan berbentuk uang, dapat berupa gaji atau upah

yang dibayarkan kepada karyawan secara intensif berdasarkan tenggang

waktu yang tetap dan juga dapat berupa bonus tambahan yang diberikan

pada waktu tertentu.

2) Kesejahteraan tidak langsung.

Merupakan pemberian bagian keuntungan atau manfaat lainnya bagi

para pekerja diluar gaji atau upah dan bonus yang dapat berupa barang

dan tunjangan. Tunjangan yang dapat diterima berupa tunjangan hari

raya, pensiun, uang duka kematian, pakaian dinas, dan jaminan

(12)

b. Promosi jabatan (X2

2. Semangat Kerja (Y)

) yaitu suatu perpindahan jabatan yang dilakukan oleh

perusahaan dalam rangka meningkatkan prestasi karyawan dan sebagai

pemberian penghargaan kepada karyawan yang memiliki prestasi.

Semangat kerja merupakan perasaan yang memungkinkan seseorang bekerja

untuk menghasilkan yang lebih banyak dan lebih baik. Semangat kerja

memiliki 4 sub variabel, yaitu: preferensi, yang diukur dengan kehadiran

karyawan di kantor dan kehadiran karyawan pada acara/kegiatan kantor;

kerjasama, yang diukur dengan kesediaan bekerjasama antar karyawan atau

antar pimpinan, kemauan membantu rekan yang memiliki kesulitan dalam

pekerjaan; kegairahan kerja, yang diukur dengan menyenangi pekerjaan yang

dilakukan, bertanggung jawab terhadap pekerjaannya; hubungan yang

harmonis, yang diukur dengan sikap saling menghormati dan minim konflik.

Tabel 3.1 Operasional Variabel

VARIABEL DEFINISI

VARIABEL

DIMENSI INDIKATOR

VARIABEL

SKALA UKUR

Program

Balas jasa

pelengkap (material dan non material)

Kesejahteraan Langsung

(13)

kesejahteraan Karyawan (X1 yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan. ) Kesejahateraan Tidak Langsung

1. THR 2. Dana

pensiun 3. Uang duka

Kematian 4. Pakaian dinas 5. Jaminan kesehatan

Likert

Promosi Jabatan

(X2)

Suatu perpindahan jabatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka meningkatkan prestasi karyawan dan sebagai pemberian penghargaan kepada karyawan yang memiliki prestasi.

1. Kepercayaan 2. Keadilan

3. Formasi Likert

Semangat Kerja Karyawan kemauan dan dorongan seseorang untuk melakukan pekerjaan yang mengarah ke tujuan yang lebih baik terhadap pekerjaannya yang dilandasi atas faktor-faktor yang mendukung 1. Presensi 2. Kerjasama 3.Kegairahan Kerja 4. Hubungan yang harmonis

a. Kehadiran di kantor b. kehadiran pada

acara/kegiatan di kantor

a. Kesediaan

bekerjasama antar karyawan atau antar antar karyawan dengan pimpinan b. Kemauan membantu

rekan kerja yang mengalami kesulitan dalam pekerjaan

a. Menyenangi pekerjaan yang dilakukan

b. Bertanggung jawab terhadap

pekerjaannya a. Sikap yang saling

menghormati b. Minim konflik

Likert

(14)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Penulis menggunakan skala likert dalam penelitian ini. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomenal sosial (Sugiyono, 2008:132).

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka setiap jawaban dari

pertanyaan akan diberi skor, sebagai berikut:

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert

No Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Sugiyono (2005:105)

3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek

(15)

untuk dipelajari (Sugiyono, 2008:72). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh

karyawan PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan yang bekerja di Kantor Wilayah

I yaitu sebanyak 43 orang.

3.6.2 Sampel

Penulis menggunakan teknik penentuan sampling jenuh/sensus karena

semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel yang berjumlah 43 orang.

3.7 Jenis dan Sumber Data

Situmorang, et al (2010:1) menyatakan bahwa ”Data adalah sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari pengamatan (observasi) suatu obyek,

data dapat berupa angka dan dapat pula merupakan lambang atau sifat”.

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu:

1. Data Primer

Merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi

secara langsung dari obyek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang

bersangkutan yang dapat berupa interview, observasi (Situmorang et al , 2010:2). Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan

(Kuesioner) kepada karyawan pelaksana bagian Sumber Daya Manusia di

kantor PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan.

2. Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan dan disatukan oleh

studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Biasanya

(16)

(Situmorang, et al, 2010:2). Data sekunder dalam penelitian ini meliputi profil

perusahaan, struktur organisasi dan data yang diperoleh dari hasil, pengolahan,

struktur organisasi dan data yang diperoleh dari hasil pengolahan buku,

teori-teori dan literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa

teknik, sebagai berikut:

1. Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat di konstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu (Sugiyono, 2008:410). Wawancara dalam penelitian ini ditujukan

kepada karyawan pelaksana bagian Sumber Daya Manusia (SDM) dengan

menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu oleh

peneliti.

2. Angket (Kuesioner)

Angket adalah daftar pertanyaan yang tersusun secara sistematis yang ditujukan

kepada responden pada obyek penelitian, yaitu karyawan pelaksana bagian

Sumber Daya Manusia.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara membaca dan

(17)

sekunder, jurnal ilmiah serta buku-buku pendukung yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti.

3.9 Uji Validitas dan Reabilitas Data

3.9.1 Uji Validitas Data

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti.

Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang

dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek

penelitian (Sugiyono, 2008:455). Uji validitas dilakukan terlebih dahulu dengan

memberikan kuesioner kepada 30 orang responden yang diambil dari luar sampel

dan dilakukan di Prudential Medan.

(18)

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 115.9333 139.099 .451 .954

VAR00002 116.1000 137.886 .449 .955

VAR00003 115.5000 136.190 .706 .953

VAR00004 115.8000 135.890 .627 .953

VAR00005 115.5667 135.771 .649 .953

VAR00006 115.7667 131.702 .581 .954

VAR00007 115.7667 134.392 .658 .953

VAR00008 115.9000 135.334 .549 .954

VAR00009 115.5667 135.151 .790 .952

VAR00010 115.6000 136.179 .619 .953

VAR00011 115.5000 136.190 .706 .953

VAR00012 115.7667 134.254 .572 .954

VAR00013 115.4667 135.361 .789 .952

VAR00014 115.6333 133.689 .737 .952

VAR00015 115.8000 135.890 .627 .953

VAR00016 115.9000 130.024 .738 .952

VAR00017 116.2333 132.323 .691 .952

VAR00018 116.0000 134.552 .660 .953

VAR00019 115.4667 135.361 .789 .952

VAR00020 115.9000 137.610 .489 .954

VAR00021 115.9333 131.857 .737 .952

VAR00022 115.8000 132.855 .624 .953

VAR00023 115.8333 137.661 .578 .954

VAR00024 115.7000 133.459 .768 .952

VAR00025 115.8667 136.051 .654 .953

VAR00026 115.6667 138.506 .512 .954

VAR00027 115.9333 131.857 .737 .952

VAR00028 115.9000 130.024 .738 .952

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17,0

Pada tabel diatas terlihat seluruh butir pernyataan diatas valid, karena

pada tabel 3.4 menunjukkan bahwa nilai pada Corrected Item-Total Correlation diatas 0,361, sehingga dapat dinyatakn 28 (Dua Puluh Delapan) butir instrument

(19)

3.9.2 Uji Reliabilitas Data

Reliabillitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai

dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoeh

relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel (Situmorang, et al,

2010:72).

Menurut Situmorang, et al (2010:80), suatu konstruk atau variabel

dikatakan reliabel jika nilai Cronbach alpha > 0.60 atau nilai Cronbach alpha >

0.80. Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS17,0, butir pertanyaan yang

sudah dinyatakn valid dalam uji validitas ditentukan reabilitasnya dengan kriteria

sebagai berikut:

Jika r alpha positif atau > r tabel maka pertanyaan realibel

Jika r alpha negatif atau < r tabel maka pertanyaan tidak realibel

Tabel 3.5 Reliability Statistic

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.955 28

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17,0

Tabel 3.5 menjelaskan bahwa semua butir instrument realible karena nilai

(20)

3.10 Teknik Analisis Data 3.10.1 Analisis Deskriptif

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan data

setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data

adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden,

menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis

yang telah diajukan.

3.10.2 Uji asumsi Klasik

Penulis melakukan pengujian asumsi klasik sebelum analisis regresi agar

dapat diperkirakan yang tidak bias dan efisiensi. Ada beberapa kriteria persyaratan

asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

3.10.2.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah

data mengikuti atau mengikuti distribusi atau mendekati distribusi normal. Uji

normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan histogram, grafik, dan

(21)

3.10.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Tujuan uji heterokedastisitas adalah menguji apakah sebuah grup

mempunyai varians yang sama di antara anggota-anggota grup tersebut. Model

regresi yang baik adalah apabila tidak terjadi heterokedastisitas.

Heteroskedasitas diuji dengan menggunakan pendekatan grafik dan pendekatan

statistik menggunakan uji Glejser, jika variabel bebas signifikan secara statistik

mempengaruhi variabel terikat, maka indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika

probabilitas signifikasinya diatas tingkat kepercayaan 5% atau 0.05 dapat

disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas

(Situmorang,et al,2010:98).

3.10.3 Uji Multikolinearitas

Tujuan uji multikolinearitas agar variabel independen yang satu dengan

yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara

sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala

multikonearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflaction Factor) melalui aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Tolerance mengukur variabilitas variabel terpiih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai

Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas

(22)

3.10.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi Linear berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear

antar beberapa variabel bebas yang biasa disebut X1, X2, X3 dan

Y= a+b1X1+b2X2+e

seterusnya dengan

variabel terikat yang biasa disebut dengan Y (Situmorang, et al,2010:11). Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini menggunakan metode enter dengan

bantuan software SPSS Statistics 17.0 for Windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah:

Dimana:

Y = Semangat kerja

a = Konstanta

b1 = Koefisien Regresi X

X1 = Program Pelayanan Kesejahteraan 1

b2 = Koefisien Regresi X

X2 = Promosi Jabatan

2

e = Standard Error

3.11 Uji Hipotesis

Dalam pengujian hipotesis penulis menggunakan Uji Signifikasi Simultan

(23)

3.11.1 Uji F (Uji Serentak)

Uji F (uji serentak) adalah untuk melihat apakah variabel independent secara bersama-sama (serentak) berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap variabel dependent. Melalui uji statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut :

H0 : b1 , b2

H

= 0, Artinya secara bersama-sama (serentak) tidak terdapat pengaruh

yang positif dan signifikan dari variabel independent (program pelayanan kesejahteraan karyawan dan promosi jabatan) terhadap variabel dependent (semangat kerja karyawan).

0 : b1 , b2

Nilai F

0, Artinya secara bersama-sama (serentak) terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel independent (program pelayanan kesejahteraan karyawan dan promosi jabatan) terhadap variabel dependent (semangat kerja karyawan).

hitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel

H

. Kriteria pengambilan

keputusan, yaitu :

0 diterima jika Fhitung < Ftabel

H

pada α = 5%

0 ditolak jika Fhitung ≥ Ftabel

3.11.2 Pengujian Koefisien Determinan (R

pada α = 5%

2

Koefisien determinan (R

)

2

) bertujuan untuk mengetahui signifikansi

variabel.Koefisien deteminasi melihat seberapa besar pengaruh variabel

(24)

semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel

independent terhadap pengaruh variabel dependent semakin kecil. Hal ini berarti, model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel

independent terhadap variabel dependent, dan bila R2

3.11.3 Uji t (Uji Parsial)

mendekati 1, maka dapat

dikatakan bahwa pengaruh variabel independent adalah besar terhadap variabel dependent. Hal ini berarti, model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independent yang diteliti terhadap variabel dependent.

Uji t dimaksudkan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh

yang signifikan dari variabel independent (program pelayanan kesejahteraan karyawan dan promosi jabatan) terhadap variabel dependent (semangat kerja karyawan). Bentuk pengujiannya yaitu :

H0 : b1 = b2

H

= 0, artinya variabel independent (program pelayanan kesejahteraan karyawan dan promosi jabatan) secara parsial tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel dependent (semangat kerja karyawan).

0 : b1 ≠ b2

Nilai t

≠ 0, artinya variabel independent (program pelayanan kesejahteraan

karyawan dan promosi jabatan) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

terhadap variabel dependent (semangat kerja karyawan).

hitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan keputusan,

(25)

H0 diterima bila thitung < ttabel

H

pada α = 5%

0 ditolak bila thitung ≥ ttabel pada α = 5%

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Penyelengaraan program jaminan sosial merupakan tanggung jawab dan

kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan terhadap masyarakat. Sesuai

dengan kondisi kemampuan keuangan Negara. Indonesia seerti halnya Negara

berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan

funded social security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor formal.

Sejarah terbentuknya PT. Jamsostek (Persero) mengalami proses yang

panjang, dimulai dari UU No.33/1947 jo UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja,

Peraturann Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952 jo PMP No.8/1956 tentang

bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesejahteraan buruh, PMP No15/1957

(26)

Tenaga Kerja. Secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja

semakin transparan.

Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut

landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada

tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya

Peraturan pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program

asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi

kerja/pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula

PP No.34/1977 tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum

ASTEK.

Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang

Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995

ditetapkannya PT. Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial

Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk

memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan

memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga

sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat

resiko sosial.

Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU

No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-undang itu

(27)

2, yang kini berbunyi: “Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi

seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu

sesuai dengan nartabat kemanusiaan”. Manfaat perlindungan tersebut dapat

dapat memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih

berkonsentrasi dalam meningkatkan motivasi maupun produktivitas kerja.

Kiprah Perusahaan yang mengedepankan kepentingan dan hak normatif Tenaga

Kerja di Indonesia terus berlanjut. Sampai saat ini, PT Jamsostek (Persero)

memberikan perlindungan 4 (empat) program, yang mencakup Program Jaminan

Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan

keluarganya.

Tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial. Sesuai dengan amanat undang-undang, tanggal 1

Januri 2014 PT Jamsostek akan berubah menjadi Badan Hukum Publik. PT

Jamsostek tetap dipercaya untuk menyelenggarakan program jaminan sosial

tenaga kerja, yang meliputi JKK, JKM, JHT dengan penambahan Jaminan Pensiun

mulai 1 Juli 2015.

Menyadari besar dan mulianya tanggung jawab tersebut, Jamsostek pun

terus meningkatkan kompetensi di seluruh lini pelayanan sambil

mengembangkan berbagai program dan manfaat yang langsung dapat dinikmati

oleh pekerja dan keluarganya.

(28)

tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja dan pengusaha saja, tetapi

juga memberikan kontribusi penting bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi

bangsa dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Visi dan Misi dari PT. Jamsosterk (Persero) Cabang Medan :

Visi : Menjadi Badan penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) berkelas dunia,

terpercaya, bersahabat dan unggul dalam Operasional dan Pelayanan.

Misi : Sebagai badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang memenuhi

perlindungan dasar bagi tenaga kerja serta menjadi mitra terpercaya bagi:

1. Tenaga Kerja: Memberikan perlindungan yang layak bagi tenaga kerja dan

keluarga

2. Pengusaha: Menjadi mitra terpercaya untuk memberikan perlindungan

kepada tenaga kerja dan meningkatkan produktivitas

3. Negara: Berperan serta dalam pembangunan

Adapun nilai-nilai perusahaan:

1. Iman : Taqwa, berfikir positif, tanggung jawab, pelayanan tulus ikhlas. 2. Profesional : Berprestasi, bermental unggul, proaktif dan bersikap positif

(29)

3. Teladan : Berpandangan jauh kedepan, penghargaan dan pembimbingan (reward & encouragement), pemberdayaan

4. Integritas : Berani, komitmen, keterbukaan

5. Kerjasama : Kebersamaan, menghargai pendapat, menghargai orang lain.

Etika Kerja Perusahaan PT. Jamsostek (Persero) :

1. Teamwork : Memiliki kemampuan dalam membangun kerjasama dengan orang lain atau dengan kelompok untuk mencapai tujuan perusahaan.

2. Open Mind : Memiliki kemampuan untuk membuka pikiran dan menerima gagasangagasan baru yang lebih baik.

3. Passion : Bersemangat dan antusias dalam melaksanakan pekerjaan.

4. Action : Segera melaksanakan rencana/pekerjaan/tugas yang telah disepakati dan ditetapkan bersama

5. Sense : Rasa memiliki, kepedulian, ikut bertanggung jawab dan memiliki inisiatif yang tinggi untuk memecahkan masalah perusahaan.

4.1.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan terdiri dari:

1. Kepala Cabang

(30)

3. Kepala Pemasaran Informal yang membawahi Penata Madya Pemasaran

Informal Khusus, Penata Madya Administrasi Informal khusus dan Penata

Madya PKP.

4. Kepala Bidang SDM dan Umum yang membawahi Penata Madya SDM, Penata

Muda Umum dan Staf Khusus.

5. Kepala Bidang Keuangan dan Teknologi Informasi yang membawahi Penata

Madya Keuangan, Penata Muda Keuangan, Penata Madya Teknologi

Informasi.

6. Kepala Bidang Pelayanan yang membawahi Penata Madya JHT-JK, Penata

Madya Pelayanan JPK-JKK dan Costumer Service.

4.1.3 Program PT. Jamsostek (Persero)

a. Program Jaminan Hari Tua

Program Jaminan Sosial merupakan program perlindungan yang bersifat

dasar bagi tenaga kerja yang bertujuan untuk menjamin adanya keamanan dan

kepastian terhadap risiko-risiko sosial ekonomi, dan merupakan sarana penjamin

arus penerimaan penghasilan bagi tenaga kerja dan keluarganya akibat dari

terjadinya risiko-risiko sosial dengan pembiayaan yang terjangkau oleh

pengusaha dan tenaga kerja.

Risiko sosial ekonomi yang ditanggulangi oleh program tersebut terbatas

(31)

meninggal dunia, yang mengakibatkan berkurangnya atau terputusnya

penghasilan tenaga kerja dan/atau membutuhkan perawatan medis

Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial ini menggunakan mekanisme Asuransi

Sosial.

b. Program Jaminan Kematian

Jaminan Kematian diperuntukkan bagi ahli waris dari peserta program

Jamsostek yang meninggal bukan karena kecelakaan kerja. Jaminan Kematian

diperlukan sebagai upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya

pemakaman maupun santunan berupa uang.

Pengusaha wajib menanggung iuran Program Jaminan Kematian sebesar

0,3% dengan jaminan kematian yang diberikan adalah Rp 21.000.000,- terdiri

dari Rp 14.200.000,- santunan kematian dan Rp 2 juta biaya pemakaman dan

santunan berkala .

c. Program Jaminan Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja termasuk penyakit akibat kerja merupakan risiko yang

harus dihadapi oleh tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya. Untuk

menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilan yang diakibatkan

oleh adanya risiko-risiko sosial seperti kematian atau cacat karena kecelakaan

(32)

kerja. Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja merupakan tanggung jawab

pengusaha sehingga pengusaha memiliki kewajiban untuk membayar iuran

jaminan kecelakaan kerja yang berkisar antara 0,24% - 1,74% sesuai kelompok

jenis usaha.

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) memberikan kompensasi dan rehabilitasi

bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat dimulai berangkat

bekerja sampai tiba kembali dirumah atau menderita penyakit akibat hubungan

kerja. Iuran untuk program JKK ini sepenuhnya dibayarkan oleh perusahaan.

Perincian besarnya iuran berdasarkan kelompok jenis usaha sebagaimana

tercantum pada iuran:

1. Biaya Transport (Maksimum)

2. Sementara tidak mampu bekerja

3. Biaya Pengobatan/Perawatan

4. Santunan Cacat

5. Santunan Kematian

6. Biaya Rehabilitasi

7. Penyakit akibat kerja

d. Kepedulian Sosial Perusahaan

Program Kemitraan adalah salah satu program dari Program Kemitraan

(33)

merupakan kerjasama antara BUMN dengan Usaha Kecil yang bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri

melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN, sesuai dengan Keputusan

Menteri BUMN No.Kep-236/MBU/2003. Kelompok Usaha Kecil ini dapat

berbadan hukum seperti PT, Koperasi, CV, Fa atau tidak berbadan hukum atau

Perorangan.

Adapun Jenis Program Kemitraan ini antara lain :

1. Pinjaman Biasa, yaitu pinjaman yang diberikan kepada Usaha Kecil atas

dasar untuk penambahan modal kerja dan bukan atas dasar pesanan dari

Rekanan Usaha Kecil.

2. Pinjaman Khusus, yaitu pinjaman yang diberikan kepada Usaha Kecil atas

dasar pesanan dari Rekanan Usaha Kecil.

Persyaratan Usaha Kecil adalah :

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta

rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu

milyar rupiah)

(34)

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung

dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar

5. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan

hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi

6. Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 (satu) tahun serta mempunyai

potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan

e. Dana Peningkatan Kesejahteraan Peserta

Dana Peningkatan Kesejahteraan Peserta atau lebih dikenal sebagai DPKP

merupakan dana yang dihimpun dan digunakan untuk meningkatkan

kesejahteraan peserta program Jamsostek yang diambil dari sebagian dana hasil

keuntungan PT. Jamsostek (Persero).

Pelaksanaan program DPKP ini berlandaskan pada Surat Menteri

Keuangan No. S-521/MK.01/2000, tanggal 27 Oktober 2000 tentang Pedoman

Umum Dana Peningkatan Kesejahteraan Pekerja (DPKP). Program-program DPKP

yang sudah dilaksanakan terdiri dari dua jenis yaitu :

1. DPKP Bergulir (Dikembalikan)

a. Investasi Jangka Panjang, seperti :

(35)

2. Pembangunan Fasilitas Pelayanan Kesehatan

b. Pinjaman dana mencakup :

2.

2. DPKP Tidak Bergulir (Hibah)

a. Bidang Kesehatan, antara lain :

1. Bantuan untuk renovasi RS/Poliklinik

2. Bantuan mobil Ambulance kepada RS/Poliklinik

3. Bantuan Peralatan Medis kepada RS/Poliklinik

4. Pelayanan Kesehatan secara cuma-cuma

b. Bidang Pendidikan, seperti :

1.

2. Pelatihan Tenaga Kerja

3. Bantuan untuk Balai Latihan Kerja

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Metode Analisis Deskriptif

1. Deskriptif Responden

Analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan

(36)

yang diteliti. Jumlah responden penelitian sebanyak 43 orang. Jumlah

pernyataan yang diberikan untuk variabel variabel X1 (Kseejahteraan

Karyawan) sebanyak 14 pernyataan, X2

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

(Promosi Jabatan) sebanyak 6

[image:36.595.161.516.301.449.2]

pernyataan dan variabel Y (Semangat Kerja) sebanyak 6 pernyataan.

Tabel 4.1

Usia * Gender Crosstabulation Count

Gender

Total Total (%)

Pria (%) Wanita (%)

Usia 23-31 8 18,6 15 34,9 23 53,5

32-40 4 9,3 6 13,9 10 23,3

41-49 2 4,7 3 6,9 5 11,6

50-58 2 4,7 3 6,9 5 11,6

Total 16 37,3 27 62,9 43 100

Sumber: Hasil Penelitian (2013)

Tabel 4.1 menjelaskan bahwa jumlah jenis kelamin laki-laki terbanyak

terdapat pada umur 23-51 dan jumlah jenis kelamin perempuan terbanyak

terdapat pada umur 23-51.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan

Tabel 4.2

(37)

Count

Gender

Total Pria Wanita

Jabatan Pjs Ka Bid Pemasaran Formal 1 0 1

Marketing Officer 4 2 1 3

Relationship Officer 5 3 7 10

Marketing/Relationship Officer 0 1 1

Penata Madya Administrasi Pemasaran

2 0 2

Pjs Ka Bid Pemasaran Informal 1 0 1

Penata Madya Pemasaran Informal Khusus

1 0 1

Pjs Ka Bid Pelayanan 1 0 1

Penata Madya Pelayanan JPK-JKK 0 3 3

Penata Madya Pelayanan JHT-JK 0 4 4

Customer Service 0 5 5

Ka Bid Keuangan & TI 1 0 1

Penata Madya TI 1 0 1

Penata Madya Keuangan 0 1 1

Penata Muda Keuangan 0 3 3

Penata Madya TI 1 0 1

Ka Bid SDM & Umum 0 1 1

Penata Muda Umum 0 1 1

Penata Madya SDM 2 0 2

Total 16 27 43

Sumber: Hasil penelitian (2013)

Tabel 4.2 menjelaskan bahwa jumlah jenis kelamin pria terbanyak lebih

banyak pada jabatan Relation Officer yaitu sebanyak 3 orang dan jenis kelamin

wanita lebih banyak terdapat pada jabatan Costumer Service yaitu sebesar 5

orang.

[image:37.595.131.495.125.598.2]
(38)
[image:38.595.97.528.157.253.2]

Tabel 4.3

Gender * Lamabekerja Crosstabulation Count

Lamabekerja

Total Total (%) <10 (%) 11-20 (%) >21 (%)

Gender Pria 8 18,6 5 11,6 3 6,9 16 30,2

Wanita 20 46,5 3 6,9 4 9,3 27 53,4

Total 28 65,1 8 18,5 7 16,2 43 100

Sumber : hasil Penelitian (2013)

Tabel 4.3 menjelaskan bahwa jumlah jenis kelamin laki-laki terdapat lebih

banyak pada lama bekerja yaitu sebesar 8 orang dan jenis kelamin Perempuan

yaitu sebesar 20 orang.

2. Deskriptif Kuesioner

(39)
[image:39.595.81.585.125.586.2]

Tabel 4.4

Pendapat Responden terhadap Variabel Kesejahteraan Karyawan

Pertanyaan SS S KS TS STS Total

F % F % F % F % F % F %

1. Gaji atau upah bapak/ibu terima telah sesuai dengan kinerja

9 20, 9

28 65, 1

3 7,0 1 2,3 2 4,7 43 100

2. Gaji atau upah yang bapak/ibu sesuai dengan beban kerja

11 25, 6

23 53, 5

7 16, 3

2 4,7 0 0 43 100

3. Bonus atau insentif yang bapak/ibu terima sesuai dengan pendapatan perusahaan

21 48, 8

16 37, 2

5 11, 6

0 0 1 2,3 43 100

4. Bapak/Ibu menerima insentif sesuai dengan prestasi kerja yang Bapak/Ibu capai

13 30, 2

24 55, 8

3 7 0 0 3 7 43 100

5. Perusahaan memberikan tunjangan hari raya kepada karyawan

23 53, 5

16 37, 2

1 2,3 1 2,3 2 4,7 43 100

6. Tunjangan Hari Raya diberikan tepat waktu 21 48, 8

16 37, 2

3 7 1 2,3 2 4,7 43 100

7. Kebijakan perusahaan memberikan dana pensiun membuat bapak/ibu merasa termotivasi

17 39, 5

20 46, 5

5 11, 6

1 2,3 0 0 43 100

8. Dana pensiun yang diberikan perusahaan sesuai dengan hasil kerja

12 27, 9

24 55, 8

5 11, 6

0 0 2 4,7 43 100

9. Perusahaan memberikan uang duka kematian pada karyawan yang tertimpa musibah

20 46, 5

22 51, 2

0 0 0 0 1 2,3 43 100

10. Kebijakan memberikan uang duka kematian menunjukkan tanggung jawab perusahaan terhadap karyawan yang tertimpa

20 40, 5

19 44, 2

3 7 1 2,3 0 0 43 100

11. Perusahaan memberikan pakaian dinas kepada semua karyawan

22 51, 2

16 32, 7

3 7 1 2,3 1 2,3 43 100

12. Pakaian dinas yang diberikan perusahaan meningkatkan kepercayaan diri bapak/ibu dalam bekerja

14 32, 6

22 51, 2

5 11, 6

1 2,3 1 2,3 43 100

13. Perusahaan memberikan jaminan kesehatan pada semua karyawan tanpa terkecuali

24 55, 8

14 32, 6

4 3,6 0 0 1 2,3 43 100

14. Bapak/Ibu merasa puas dengan jaminan kesehatan yang diberikan oleh perusahaan

18 41, 9

18 41, 9

5 11, 6

1 2,3 1 2,3 43 100

Sumber : Hasil Penelitian (2013)

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa :

1. Untuk pertanyaan 1 (Gaji atau upah bapak/ibu terima telah sesuai dengan

kinerja) 9 responden (20,9%) menyatakan sangat setuju, 28 responden

(65,1%) menyatakan setuju, 3 responden (7%) menyatakan kurang setuju,

(40)

menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

responden merasa bahwa gaji atau upah yang diterima oleh karyawan

telah sesuai dengan kinerja dan sebagian responden merasa bahwa gaji

atau upah yang diterima oleh karyawan tidak sesuai dengan kinerja.

2. Untuk pertanyaan 2 (Gaji atau upah yang bapak/ibu terima sesuai dengan

beban kerja) 11 responden (25,6%) menyatakan sangat setuju, 23

responden (53,5%) menyatakan setuju, 30 responden (27,0%) menyatakan

kurang setuju, 7 responden (16,3%) menyatakan tidak setuju, dan 2

responden (4,7%) menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian responden merasa gaji atau upah yang diterima oeh karyawan

sesuai dengan beban kerja dan sebagian responden merasa bahwa gaji

atau upah yang diterima tidak sesuai dengan beban kerja.

3. Untuk pertanyaan 3 (Bonus yang bapakk/ibu terima sesuai dengan

pendapatan perusahaan) 21 responden (41,8%) menyatakan sangat

setuju, 16 responden (37,2%) menyatakan setuju, 5 responden (11,6%)

menyatakan kurang setuju, dan 1 responden (2,6%) menyatakan sangat

tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian responden merasa

bonus atau insentif yang diterima karyawan sesuai dengan pendapatan

perusahaan dan sebagian responden merasa bahwa bonus yang diterima

tidak sesuai dengan pendapatan perusahaan.

4. Untuk pertanyaan 4 (Bapak/Ibu menerima insentif sesuai dengan prestasi

(41)

setuju, 24 responden (55,8%) menyatakan setuju, 3 responden (7%)

menyatakan kurang setuju, dan 3 responden (7%) menyatakan sangat

tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian responden merasa

insentif yang diterima sesuai dengan prestasi kerja yang dicapai dan

sebagan responden merasa bahwa insentif yang diterima tidak sesuai

dengan prestasi kerja yang dicapai.

5. Untuk pertanyaan 5 (Perusahaan memberikan tunjangan hari raya kepada

karyawan) 23 responden (53,5%) menyatakan sangat setuju, 16

responden (37,2%) menyatakan setuju, 1 responden (2,3%) menyatakan

kurang setuju, 1 responden (2,3%) menyatakan tidak setuju, dan 5

responden (4,7%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian responden merasa Perusahaan memberikan tunjangan

hari raya kepada karyawan .

6. Untuk pertanyaan 6 (Tunjangan hari raya diberikan tepat waktu) 21

responden (48,8%) menyatakan sangat setuju, 16 responden (37,2%)

menyatakan setuju, 3 responden (7%) menyatakan kurang setuju, 1

responden (2,3%) menyatakan tidak setuju, dan 2 responden (4,7%)

menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

responden merasa Tunjangan hari raya diberikan tepat waktu dan sebaian

responden merasa bahwa Tunjangan Hari Raya yang diberikan tidak tepat

(42)

7. Untuk pertanyaan 7 (Kebijakan perusahaan memberikan dana pensiun

memberikan bapak/ibu merasa termotivasi) 17 responden (39,5)

menyatakan sangat setuju, 20 responden (46,5) menyatakan setuju, 5

responden (11,6) menyatakan kurang setuju, dan 1 responden (2,3

menyatakan tidak setuju). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

responden merasa Kebijakan perusahaan memberikan dana pensiun

memberikan bapak/ibu merasa termotivasi dan sebagian responden

merasa bahwa Kebijakan perusahaan memberikan dana pensiun membuat

responden tidak merasa termotivasi.

8. Untuk pertanyaan 8 (Dana pensiun yang diberikan perusahaan perusahaan

sesuai dengan hasil kerja) 12 responden (27,9%) menyatakan sangat

setuju, 24 respoonden (55,8%) menyatakan setuju, 5 responden (11,6%)

menyatakan kurang setuju, dan 2 responden (4,7%) menyatakan sangat

tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian responden merasa

Dana pensiun yang diberikan perusahaan sesuai dengan hasil semangat

kerja.

9. Untuk pertanyaan 9 ( Perusahaan memberikan uang duka kemmatian

kepada karyawan yang tertimpa musibah) 20 responden (40,6%)

mentayakan sangat setuju, 22 responden (51,2%) menyatakan setuju, dan

1 responden (2,3%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian responden merasa bahwa Perusahaan memberikan uang

(43)

responden merasa bahwa dan sebagian responden merasa bahwa Dana

pensiun yang diberikan perusahaan tidak sesuai dengan hasil kinerja.

10.Untuk pertanyaan 10 (Kebijakan perusahaan memberikan uang duka

kematian menunjukkan tanggung jawab perusahaan terhadap karyawan

yang tertimpa musibah) 20 responden (40,5%) menyatakan sangat setuju,

19 responden (4,2%) menyatakan setuju, 3 responden (7%) menyatakan

kurang setuju, dan 1 responden (2,3%) menyatakan tidak setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian responden merasa bahwa Kebijakan

perusahaan memberikan uang duka kematian menunjukkan tanggung

jawab perusahaan terhadap karyawan yang tertimpa musibah dan satu

responden merasa bahwa Perusahaan tidak memberikan uang duka

kematian kepada karyawan yang tertimpa musibah.

11.Untuk pertanyaan 11 (Perusahaan memberikan pakaian dinas kepada

semua karyawan) 22 responden (51,2%) menyatakan sangat setuju, 16

responden (37,2%) menyatakan setuju, 3 responden (7%) menyatakan

kurang setuju, 1 responden (2,3%) menyatakan kurang setuju, 1

responden (2,3%) menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian responden merasa bahwa Perusahaan memberikan pakaian

dinas kepada semua karyawan.

12.Untuk pertanyaan 12 (Pakaian dinas yang diberikan perusahaan

meningkatkan kepercayaan diri bapak/ibu dalam bekerja) 14 responden

(44)

setuju, 5 responden (11,6%) menyatakan kurang setuju, 1 responden

(2,3%) menyatakan tidak setuju, dan 1 responden (2,3) menyatakan

sangat tidak setuju. Hal ini menujukkan bahwa sebagian responden

merasa bahwa Pakaian dinas yang diberikan perusahaan meningkatkan

kepercayaan diri bapak/ibu dalam bekerja dan dua responden merasa

bahwa Pakaian dinas yang diberikan tidak meningkatkan kepercayaan diri

karyawan dalam bekerja.

13. Untuk pertanyaan 13 (Perusahaan memberikan jaminan kesehatan pada

semua karyawan tanpa terkecuali) 24 responden (55,8%) menyatakan

sangat setuju, 14 responden (32,6%) menyatakan setuju, 4 responden

(9,3%) menyatakan tidak setuju, dan 1 responden (2,3%) menyatakan

sangat tiidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian responden

merasa Perusahaan memberikan jaminan kesehatan pada semua

karyawan tanpa terkecuali.

14.Untuk pertanyaan 14 (Bapak/Ibu merasa puas dengan jaminan kesehatan

yang diberikan oleh perusahaan) 18 responden (41,9%) menyatakan

sangat setuju, 18 responden (41,9%) menyatakan setuju, 5 responden

(11,6%) menyatakan kurang setuju, 1 responden (2,3%) menyatakan

kurang setuju dan 1 responden (2,3%) menyatakan sangat tidak setuju.

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian responden merasa Puas dengan

(45)
[image:45.595.75.586.332.613.2]

b. Variabel Promosi Jabatan

Tabel 4.5

Pendapat Responden terhadap Variabel Promosi Jabatan

Pertanyaan SS S KS TS STS Total

F % F % F % F % F % F %

1. Pengalaman kerja dijadikan syarat dalam promosi jabatan

15 34, 9

20 40, 6

4 9,3 3 7 1 2,3 43 100

2. Karyawan mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipromosikan

14 32, 6

20 46, 5

4 9,3 3 7 2 4,7 43 100

3. Di perusahaan Bapak/Ibu komirmen kerja dijadikan dasar untuk promosi jabatan

9 23 10 44, 2

9 23, 3

4 9,3 0 0 43 100

4. Keuletan Bapak/Ibu dalam bekerja dijadikan acuan dalam elakuan promosi jabatan

11 25, 6

23 53, 5

4 9,3 4 9,3 1 2,3 43 100

5. Promosi jabatan terjadi karena adanya jabatan yang tersedia

22 51, 5

14 32, 6

3 7 4 9,3 0 0 43 100

6. Pengalaman kerja dijadikan syarat dalam promosi jabatan

12 29, 7

23 53, 5

5 11, 6

3 7 0 0 43 100

Sumber : Hasil Penelitian (2013)

Berdasakan Tabel 4.5 diketahui bahwa:

1. Untuk pertanyaaan 1 (Pengalaman kerja dijadikan syarat dalam promosi

jabatan) 15 responden (34,9%) menyatakan sangat setuju, 20 responden

(46)

setuju, 3 responden (7%) menyatakan tidak setuju, dan 1 responden

(2,3%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian responden merasa bahwa Pengalaman kerja dijadikan syarat

dalam promosi jabatan dan sebagian responden merasa bahwa

Pengalaman kerja tidak dijadikan syarat dalam promosi jabatan.

2. Untuk pertanyaan 2 ( Karyawan mendaapatkan kesempatan yang sama

untuk dipromosikan) 14 responden (32,6%) menyatakan sangat setuju,

20 responden (46,5%) menyatakan setuju, 4 responden (9,3%)

menyatakan kurang setuju, 3 responden (7%) menyatakan tidak setuju,

dan 2 responden (4,7%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian responden merasa bahwa Karyawan

mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipromosikan dan sebagian

responden merasa Karyawan tidak mendapatkan kesempatan yang

sama untuk dipromosikan.

3. Untuk pertanyaan 3 (Di perusahaan Bapak/Ibu komitmen kerja

dijadikan dasar untuk promosi jabatan) 19 responden (23%)

menyatakan sangat setuju, 10 responden (44,2%) menyatakan setuju, 9

responden (23,3%) menyatakan kurang setuju, dan 4 responden (9,3%)

menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

respoonden merasa bahwa Komitmen kerja dijadikan dasar untuk

promosi jabatan dan sebagian responden merasa bahwa Komitmen

(47)

4. Untuk pertanyaan 4 (Keuletan Bapak/Ibu dalam bekerja dijadikan acuan

dalam melakukan promosi jabatan) 11 responden (25,6%) menyatakan

sangat setuju, 23 responden (53,5%) menyatakan setuju, 4 responden

(9,3%) menyatakan kurang setuju, 4 responden (9,3%) menyatakan tidak

setuju,dan 1 responden (2,35) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian responden merasa bahwa Keuletan

dalam bekerja dijadikan acuan dalam melakukan prmosi jabatan.

5. Untuk pertanyaan 5 (Promosi jabatan terjadi karena adanya jabatan

yang tersedia) 22 responden (51,2% ) menyatakan sangat setuju, 14

responden (32,6%) menyatakan setuju, 3 responden (7%) menyatakan

kurang setuju, dan 4 responden (9,3%) menyatakan tidak setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian responden merasa bahwa Promosi

jabatan terjadi karena adanya jabatan yang tersedia dan sebagian

responden merasa bahwa Promosi jabatan tidak terjadi karena adanya

jabatan yang tersedia.

6. Untuk pertanyaan 6 (Pengalaman kerja dijadikan syarat dalam promosi

jabatan) 12 responden (29,7%) menyatakan sangat settuju, 23

responden (53,5%) menyatakan setuju, 5 responden (11,6%)

menyatakan kurang setuju, dan 3 responden (7%) menyatakan tdak

setuju. Hal ini menunjukkkan bahwa sebagian responden merasa

(48)

sebagian responden merasa bahwa pengalaman kerja tidak dijadikan

dalam promosi jabatan.

[image:48.595.87.585.442.723.2]

c. Variabel Semangat Kerja

Tabel 4.6

Pendapat Responden terhadap Variabel Semangat Kerja

Pertanyaan SS S KS TS STS Total

F % F % F % F % F % F %

1. Bapak/Ibu hadir setiap tepat waktu

9 2 26 60,

5

8 18, 6

0 0 0 0 43 100

2. Bapak/Ibu tidak pernah absen pada acara yang dibuat oleh perusahaan

14 32, 6

20 46, 5

9 20, 9

0 0 0 0 43 100

3. Bapak/Ibu selalu nyaman bekerja dengan sesame rekan kerja

16 37, 2

23 53, 5

4 9,3 0 0 0 0 43 100

4. Bapak/Ibu selalu membnatu rekan kerja yang kesulitan

9 44, 2

22 51, 2

2 4,7 0 0 0 0 43 100

5. Bapak/Ibu senang dengan pekerjaan yang diberikan

16 37, 2

24 55, 8

3 7 0 0 0 0 43 100

6. Bapak/Ibu selalu bertanggung jawab terhadap pekerjaan

21 48, 8

(49)

7. Pimpinan selalu menghargai dan menghormati Bapak/Ibu

14 32, 6

21 48, 8

6 14 2 4,7 0 0 43 100

8. Hubungan Bpaak/Ibu dengan pimpinan dan rekan kerja harmonis

16 37, 2

18 41, 9

7 16, 3

2 4,7 0 0 43 100

Sumber : Hasil Penelitian (2013)

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui:

1 Untuk pertanyaan 1 (Bapak/Ibu hadir setiap hari tepat waktu) 9 responden

(2%) menyatakan sangat setuju, 26 responden (60,5%) menyatakan

setuju, 8 responden (18,6%) menyatakan kurang setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian responden merasa bahwa Responden hadir

setiap hari tepat waktu.

2 Untuk pertanyaan 2 (Bapak/Ibu tidak pernah absen pada acara yang dibuat

oleh perusahaan) 14 responden (32,6%) menyatakan sangat setuju, 20

responden (46,5)%) menyatakan setuju, 9 responden (20,9%) menyatakan

kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian responden merasa

bahwa Tiidak pernah absen pada acara yang dibuat oleh perusahaan.

3 Untuk pertanyaan 3 (Bapak/Ibu selalu nyaman bekerja dengan sesame

rekan kerja) 16 responden (37,2%) menyatakan sangat setuju, 23

responden (53,5)%) menyatakan setuju, 4 responden (9,3%) menyatakan

kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian responden merasa

bahwa Selalu nyaman bekerja dengan sesama rekan kerja.

4 Untuk pertanyaan 4 (Bapak/Ibu selalu membantu rekan kerja yang

kesulitan) 9 responden (44,2%) menyatakan sangat setuju, 22 responden

(50)

setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian responden merasa bahwa

Selalu membantu rekan kerja yang kesuitan.

5 Untuk pertanyaan 5 (Bapak/Ibu senang dengan pekerjaan yang diberikan)

16 responden (37,2%) menyatakan sangat setuju, 24 responden (55,8)%)

menyatakan setuju, 3 responden (7%) menyatakan kurang setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian responden merasa bahwa Senang dengan

pekerjaan yang diberikan.

6 Untuk pertanyaan 6 (Bapak/Ibu selalu bertanggung jawab terhadap

pekerjaan.) 21 responden (48,8%) menyatakan sangat setuju, 21

responden (48,8)%) menyatakan setuju, 1 responden (2,3%) menyatakan

kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian responden merasa

bahwa Senang dengan pekerjaan yang diberikan.

7 Untuk pertanyaan 7 (Bapak/Ibu senang dengan pekerjaan yang diberikan)

14 responden (32,6%) menyatakan sangat setuju, 21 responden (48,8)%)

menyatakan setuju, 6 responden (14%) menyatakan kurang setuju, dan 2

responden (4,7%) menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian responden merasa bahwa Pimpinan selalu menghargai dan

menghormati responden.

8 Untuk pertanyaan 8 (Hubungan Bapak/Ibu dengan pimpinan dan rekan

kerja harmonis ) 16 responden (37,2%) menyatakan sangat setuju, 18

responden (41,9)%) menyatakan setuju, 7 responden (16,3%) menyatakan

(51)

menunjukkan bahwa sebagian responden merasa bahwa Hubungan dengan

pimpinan dan rekan kerja harmonis.

4.2.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis regresi linier berfungsi untuk mengetahui pengaruh/hubungan antara variabel independent (Kesejahteraan Karyawan dan

Promosi Jabatan) dan variabel dependent (semangat kerja) akan digunakan

analisis regresi linear berganda (multiple regression analysis). Peneliti

menggunakan bantuan program software SPSS versi 17,0 untuk memperoleh hasil

yang lebih terarah, dengan menggunakan metode Enter. Metode Enter dilakukan

dengan memasukkan semua variabel bebas sebagai variabel prediktor. Seluruh

variabel akan dimasukkan ke dalam analisis untuk mengetahui apakah variabel

independent mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel

dependent.

Sebelum melakukan analisis regresi berganda, penulis melakukan

pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan

hasil penelitian yang BLUE (Best Linier Unbiased Estimation) atau perkiraan yang efisien dan tidak bias. Kriteria pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi

sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual yang

(52)

karena terdapat nilai ekstrem data yang diambil. Pada uji normalitas

ada dua cara yang dapat digunakan yaitu:

a. Analisis Grafik

Normalitas data dapat dilihat melalui penyebaran titik pada

sumbu diagonal dari P-Plot atau dengan melihat histogram dari

residualnya. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola

distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

Apabila data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti

arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola

distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi

(53)

Hasil dari analisis Grafik P-Plot uji normalitas adalah sebagai

berikut :

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17,0 (2013) Gambar 4.1

Hasil Uji Normal P-P Plot Regression Standardized Residual

Pada Gambar 4.1, P-P Plot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan

bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal.

b. Analisis Statistik

Pengujian normalitas yang didasarkan pada uji statistik non

parametrik Kolmogorof-Smirnov (K-S). Apabila nilai Kolmogorof-Smirnov Z ≤ Z tabel atau nilai asymp. Sig. (2 tailed) > α maka data dinyatakan berdistribusi normal. Berikut adalah Tabel 4.10 hasil uji

(54)
[image:54.595.158.465.166.372.2]

Tabel 4.7 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 43

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.79903519

Most Extreme Differences Absolute .097

Positive .070

Negative -.097

Kolmogorov-Smirnov Z .639

Asymp. Sig. (2-tailed) .808

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17,0 (2013)

Pada Tabel 4.7 diatas bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,808 lebih

besar dari 0,05, sehingga model regresi yang didapat berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi linier

ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Ada

atau tidaknya multikolinieritas antar variabel dapat dilihat dari nilai

variance inflation factor (VIF) untuk masing-masing variabel independent terhadap variabel dependent.

Pengambilan Keputusannya:

VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas

(55)

Tolerence < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan

multikolinieritas

Tolerence > 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas

[image:55.595.28.584.398.530.2]

Pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut ini:

Tabel 4.8

Hasil Uji Multikolineritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 13.563 3.536 3.836 .000

KesejateraanKaryawan .214 .066 .416 3.245 .002 .788 1.269

PromosiJabatan .316 .102 .397 3.102 .004 .788 1.269

a. Dependent Variable: SemangatKerja

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17,0 (2013)

Tabel 4.8 memperlihatkan bahwa nilai VIF sebesar 1,269<5 dan 1,269<5,

Maka tidak terdapat multikolinearitas dan Tolerance sebesar 0.788>0,1 dan 0,788>0,1, maka tidak terdapat multikolinearitas. Hal ini berarti pada variabel

independent, yaitu Kesejahteraan Karyawan dan Promosi Jabatan tidak terdapat hubungan linier sempurna atau pasti, diantara variabel tersebut sehingga model

(56)

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain. Gejala heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan 2 cara yaitu:

a. Analisis Grafik

Gejala heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan

grafik Scatterplot. Apabila data yang berbentuk titik-titik tidak membentuk suatu pola atau menyebar, maka model regresi tidak

terkena heteroskedastisitas.

Berikut adalah gambar Scatterplot untuk uji heteroskedastisitas :

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17,0 (2013) Gambar 4.2

(57)

Pada Gambar 4.2 terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak

membentuk pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun

dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas

pada model regresi.

b. Analisis Statistik

Gejala heteroskedastisitas dapat juga dideteksi melalui Uji Glejer.

Tabel 4.12 berikut ini menampilkan hasil pengujian

[image:57.595.113.567.535.683.2]

heteroskadastisitas dengan Uji Glejser.

Tabel 4.9 Uji Glejer

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.291 1.843 .700 .488

KesejateraanKaryawa n

.054 .034 .267 1.563 .126

PromosiJabatan -.089 .053 -.286 -1.674 .102

a. Dependent Variable: absut

(58)

Pada table 4.9 dapat dilihat bahwa variabel Kesejahteraan Karyawan dan

Promosi Jabatan signifikan terhadap variabel terikat. Hal ini ditunjukkan oleh

nilai signifikasi α (sig > 0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa data

Kesejahteraan Karyawan dan Promosi Jabatan bebas dari heteroskedastisitas.

4.2.3 Uji Hipotesis

1. Uji F (Uji Serentak)

[image:58.595.117.512.396.490.2]

Hasil Uji Fhitung dapat dilihat dari Tabel 4.10 :

Tabel 4.10 Hasil Uji-F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 307.133 2 153.566 18.668 .000a

Residual 329.053 40 8.226

Total 636.186 42

a. Predictors: (Constant), PromosiJabatan, KesejateraanKaryawan

b. Dependent Variable: SemangatKerja Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17,0 (2013)

Dari tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa nilai Fhitung adalah 18.668 pada

tingkat kesalahan α = 5%. Nilai Fhitung signifikan 0,000 < 0,05 pada derajat

kebebasan 9df) = (42), nilai Ftabel =4,08 . Berdasarkan kriteria uji hipotesis Fhitung >

Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh positif dan

signifikan yang terdiri dari variabel Kesejahteraan Karyawan (X1) dan Promosi

Jabatan (X2) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap

(59)

2. Pengujian Koefisien Determinan (R2

(R

)

2

) adalah mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel

bebas yaitu Kesejahteraan Karyawan (X1) dan Promosi Jabatan (X2)

terhadap variasi naik turunnya variabel terikat atau Semangat Kerja (Y)

[image:59.595.169.461.265.405.2]

secara bersama-sama, dimana 0≤ R2

Tabel 4.11

≤1.

Determinan Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .695a .483 .457 2.86816

a. Predictors: (Constant), PromosiJabatan, KesejateraanKaryawan

b. Dependent Variable: SemangatKerja Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17,0 (2013)

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa :

1. R sebesar 0,695 berarti hubungan erat antara variabel Kesejahteraan

Karyawan (X1) dan Promosi Jabatan (X2

2. R Square sebesar 0,483 berarti 48,3% Semangat kerja oleh Kesejahteraan

karyawan dan Promosi Jabatan. Sedangkan sisanya 51,7% dapat

dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini

seperti budaya organisasi, motivasi kerja, dan pelatihan.

) terhadap semangat kerja (Y)

sebesar 69,5%%. Artinya Kesejahteraan karyawan dan promosi jabatan

(60)

3. Adjusted R Square sebesar 0,457 berarti 45,7%. Sedangkan sisanya 54,3%

dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian

ini seperti budaya organisasi, motivasi kerja, dan pelatihan.

4. Standard Error of Estimate adalah untuk mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Nilai Standard Error of Estimate dari hasil pengujian koefisien determinan adalah sebesar 2.86816. Semakin kecil Standard Error of Estimatenya berarti model semakin baik.

3. Uji t (Uji Parsial)

Uji t dilakukan untuk menguji setiap variabel bebas (X1,X2

H

) apakah

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) secara

parsial. Kriteria pengujian sebagai berikut :

0 : b1 = b2 = 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variabel bebas (X1,X2

H

) terhadap variabel terikat (Y).

0 : b1 ≠ b2 ≠ 0 artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas (X1,X2

Dengan kriteria pengambilan keputusan:

) terhadap variabel terikat (Y).

H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%

(61)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 13.563 3.536 3.836 .000

KesejateraanKaryawan .214 .066 .416 3.245 .002

PromosiJabatan .316 .102 .397 3.102 .0

Gambar

Tabel 3.1 Operasional Variabel
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
Tabel 3.5    Reliability Statistic
Tabel 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

On the Notably, cells in the contralateral sensory cortex of ani- other hand, a shift in the potential of half-maximal mals with a severe infarction showed also only

[r]

Effect of electroconvulsive seizures (ECS), sham ECS, forced swimming (swim) and no swim on TRH–Gly levels in hypothalamus and three limbic regions of male Wistar rats.. back to

Dari 5 (lima) penyedia barang yang memenuhi syarat teknis kemudian dilakukan evaluasi harga sebagaimana dimaksud dalam dokumen pengadaan berdasarkan hasil koreksi aritmatik

ebon Sirih No.14 Jakarta Pusat dan melalui situs ww Penjelasan (Aanwijzing) Pelelangan Umum ulang kerjaan Sewa Tenda dan Kelengkapannya di Sekr 12.

Pada hari ini Kamis tanggal Dua Puluh Satu bulan Juni tahun Dua Ribu Dua Belas (21-06-2012), panitia pengadaan barang dan jasa pada Bagian Administrasi

Atas kejadian ini Pokja mohon maaf atas kelalaian dan ketidaknyamanan pihak pihak yang berkepentingan didalam penyelengaraan pemilihan Penyedia Barang/Jasa Pekerjaan

12.00 WIB, Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Sekretariat Negara Tahun Anggaran 2012 telah mengadakan Rapat Pemberian