• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) terhadap peningkatan mutu pelajaran (di SMK AL-Hidayah Lestari Lebak Bulus)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) terhadap peningkatan mutu pelajaran (di SMK AL-Hidayah Lestari Lebak Bulus)"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

(DI SMK AL-HIDAYAH LESTARI LEBAK BULUS)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Oleh

TSULIS RAHMAWATI 105018200699

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

TERHADAP PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN (DI SMK AL-HIDAYAH LESTARI LEBAK BULUS)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Oleh :

TSULIS RAHMAWATI 105018200699

Di bawah Bimbingan :

Pembimbing I : Pembimbing II :

Drs. Mudjahid. Ak., M.Sc Abdul Rozak, M.Si

NIP. 19470714 196510 1 001 NIP. 19690908 199603 1 004

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

(3)

Pengaruh Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) Terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran Di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus”, yang disusun oleh Tsulis Rahmawati, NIM. 105018200699, Program Studi

Manajemen Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh

Dosen Pembimbing Skripsi pada tanggal 16 Februari 2010.

Jakarta, 16 Februari 2010

Mengetahui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Mudjahid. Ak., M.Sc Abdul Rozak, M.Si

NIP. 19470714 196510 1 001 NIP. 19690908 199603 1 004

(4)

SMK Al-Hidayah Lestari Lebak-Bulus. Skripsi. Jurusan Kependidikan Islam. Program Studi Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2010.

Penelitian dilakukan di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak-Bulus tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh BOMM terhadap peningkatan mutu pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru yang berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket dengan menggunakan skala Likert untuk para guru dengan 2 alternatif jawaban dan wawancara kepada Kepala Sekolah, Waka Kesiswaan dan tim panitia BOMM.

BOMM merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran. Pengaruh BOMM terhadap peningkatan mutu pembelajaran dapat diukur dari kegiatan pembelajaran yang harus dilaksanakan sekolah. Pelaksanaan program BOMM tersebut yaitu terdiri dari program wajib dan program pilihan. Sedangkan mutu pembelajaran adalah gambaran mengenai tingkat kualitas secara keseluruhan dari barang/jasa yang dihasilkan oleh sekolah.

Pengaruh BOMM terhadap peningkatan mutu pembelajaran di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak-Bulus dilakukan dengan berbagai macam cara. Mulai dari program, pelaksanaan, pembelian bahan habis pakai dan manfaat dari BOMM. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh BOMM terhadap peningkatan mutu pembelajaran dikategorikan kurang baik. Hal ini ditunjukan oleh kemampuan sekolah dalam melaksanakannya untuk kegiatan pembelajaran dengan skor rata-rata 52,58% (kategori kurang baik).

Mengarah dari hasil penelitian, penulis memberikan saran bagi sekolah agar meningkatkan pengelolaan serta pelaksanaan dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan.

Kata kunci : BOMM, Mutu Pembelajaran

(5)

Nama : Tsulis Rahmawati

NIM : 105018200699

Program Studi : Manajemen Pendidikan

Jurusan : Kependidikan Islam

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata (S1) di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 16 Februari 2010

Penulis

Tsulis Rahmawati

(6)

terhingga penulis panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan taufik

serta hidayah, sehingga tanpa terasa penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul “Pengaruh Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) Terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran Di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak-Bulus”, yang merupakan salah satu persyaratan untuk mencapai gelar kesarjanaan (S1) pada jurusan kependidikan Islam dan fakultas ilmu tarbiyah dan

keguruan.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad

SAW, beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah menuntun umatnya

dahulu dari jaman yang penuh dengan kesesatan ke jaman yang terang benderang

menuju keselamatan dunia dan akhirat.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak hambatan yang

dilalui baik teknis maupun teori, namun berkat doa dan rasa tanggung jawab demi

terselenggaranya tugas dan pengabdian, alhamdulillah semuanya sedikit demi

sedikit dapat teratasi.

Selesainya skripsi ini, tentunya tidak luput dari bantuan pihak-pihak yang

telah banyak membantu baik secara moril maupun materil yang tidak mampu

penulis lupakan jasa-jasanya karena pengorbanan mereka semua, maka ingin

rasanya penulis mencurahkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh pendidikan di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phill, Ketua jurusan Kependidikan Islam yang

telah yang telah mendidik dan memberikan berbagai ilmu pengetahuan.

3. Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd, Ketua program studi Manajemen Pendidikan

yang telah yang telah mendidik dan memberikan berbagai ilmu pengetahuan.

(7)

telah memberikan bimbingan, pengarahan serta motivasi dalam penyusunan

skripsi yang telah penuh perhatian dan kesabaran menempuh pendidikan di

UIN Syarif Hidayatullah.

6. Dosen dan staf KI-MP, yang telah memberikan ilmu dan bimbingan selama

menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah.

7. Parhanah, S.E, Drs. Fahrudin dan H. M. Amin, S.Ag, Kepala SMK

Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus, Wakil Kepala Kurikulum dan Kesiswaan, yang

telah memperkenankan dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.

8. Seluruh guru SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus yang telah bersedia

dengan sepenuh hati menjadi responden dalam penelitian ini.

9. Syarifudin dan seluruh staf SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus, yang telah

membantu dengan penuh kesabaran dalam memberikan data-data sekolah

yang diperlukan untuk penelitian ini.

10.Keluargaku terutama untuk kedua orang tuaku ayahanda Pirmo dan ibunda

Siti Hayinatun yang telah memberikan doa restunya serta memenuhi segala

kebutuhan yang penulis perlukan hingga menyelesaikan kuliah ini. Untuk

kakakku, adikku dan keponkanku Nur Siyami Jamil, S. Pd.I, Iswatun Hasanah

S. Pd.I, Priyo Utomo, Dewi Ratih dan Nadhif Fuadi terimakasih untuk

motivasi dan pengertiannya.

11.Sahabat-sahabatku tersayang Dwi Hartanti, Nurhayati, Solhah, Ivon, Dewi,

Kartini, Hikmah, Nita, Ainul, dan Eti. terima kasih atas support dan

bantuannya. Tak lupa teman-teman seperjuangan di Manajemen Pendidikan

angkatan 2005 khususnya kelas “A”. Semoga Allah menguatkan silaturrahim kita. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan moral

maupun spiritual yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

(8)

membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, 16 Februari 2010

Penulis

(9)

ABSTRAK ... iii

LEMBAR PERNYATAAN KARYA PENULIS ... ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... .... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Masalah Penelitian ... 6

1. Identifikasi Masalah ... 6

2. Pembatasan Masalah ... 6

3. Perumusan Masalah ... 6

C. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori ... 8

1. Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) ... 8

a. Pengertian ... 8

b. Tujuan BOMM ... 16

c. Kriteria Sekolah Penerima BOMM ... 17

(10)

a. Pengertian Mutu Pembelajaran ... 21

b. Dimensi Mutu ... 22

c. Komponen-Komponen Pembelajaran ... 23

d. Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Pembelajaran ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ... 28

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

C. Metode Penelitian ... 28

D. Sumber Data... ... 29

E. Teknik Pengumpulan Data ... 29

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus ... 34

B. Deskripsi Data ... 43

C. Interpretasi Data ... 59

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... ... 67

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... ... 69

(11)

3. Interpretasi nilai ... 33

4. Data tenaga pendidik ... 37

5. Data keadaan siswa ... 37

6. Data staf dan karyawan ... 38

7. Pengembangan kreativitas siswa ... 43

8. Mengadakan kegiatan ekstrakurikuler ... 43

9. Meningkatkan wawasan guru melalui pelatihan pendidikan ... 44

10.Meningkatkan wawasan guru melalui study tour... 44

11.Pendayagunaan laboratorium ... 45

12.Peningkatan sistem administrasi sekolah ... 45

13.Pengadaan sumber belajar ... 46

14.Pengadaan peralatan ... 46

15.Membentuk panitian pengelolaan BOMM... 47

16.Komite sekolah ikut berperan dalam pelaksanaan program BOMM ... 47

17.Mengetahui program-program dari dana BOMM ... 48

18.Program BOMM mengutamakan kualitas ... 48

19.Program kerja sekolah ... 49

20.BOMM dikelola oleh bendahara ... 49

21.Bendahara rutin mengelola dana BOMM ... 49

22.Pengelolaan dana BOMM sesuai prosedur ... 50

(12)

26.Laporan pelaksanaan program dana BOMM per semester ... 52

27.Pelaporan dana BOMM untuk mengetahui persyaratan oleh pemerintah ... 52

28.Pelaporan dana BOMM untuk tidak terjadi kesalah pahaman ... 53

29.BOMM dipergunakan untuk pengadaan buku-buku ... 53

30.BOMM dipergunakan untuk pengadaan alat-alat tulis di sekolah ... 54

31.BOMM dipergunakan untuk pengadaan bahan pratikum ... 54

32.BOMM membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar ... 55

33.BOMM membuat beban sekolah lebih ringan ... 55

34.BOMM membantu pembiayaan manajemen mutu sekolah ... 56

35.BOMM dipergunakan untuk meningkatkan inovasi metode pembelajaran ... 56

36.BOMM dipergunakan untuk penyediaan media pembelajaran ... 57

37.Perhitungan nilai rata-rata ... 60

(13)

2. Data sarana dan prasarana ... 72

3. Data peralatan ... 74

4. Data keadaan guru ... 75

5. Data keadaan staf ... 78

6. Struktur organisasi ... 79

7. Angket ... 80

8. Skor butir pertanyaan ... 83

9. Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 84

10. Hasil Wawancara dengan Waka Kesiswaan ... 88

11. Hasil Wawancara dengan tim BOMM ... 92

. 12. Hasil Wawancara dengan bendahara sekolah ... 94

13. Hasil Wawancara dengan wali kelas ... 96

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu kunci bagi suatu bangsa untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kemajuan bangsa.

Peningkatan mutu pendidikan menuntut kerja keras berbagai pihak, mulai dari

tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik, masyarakat dan pemerintah

untuk mencapai tujuan sumber daya manusia yang berkualitas.1

Gagasan pembiayaan memiliki manfaat ekonomi dan sosial jangka panjang

bagi individu, masyarakat luas maupun bagi negara. Hal ini senada dengan

fungsi pendidikan yang tertuang dalam undang-undang Sisdiknas No. 20

tahun 2003, yang menyatakan bahwa:

”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.2

1 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT . Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-5, h. 33.

(15)

Dalam rangka inilah pendidikan diperlukan dan dipandang sebagai

kebutuhan dasar bagi masyarakat yang ingin maju, demikian halnya bagi

masyarakat indonesia yang memiliki wilayah yang sangat luas.

”Pembaharuan-pembaharuan dunia pendidikan terus dilakukan secara sistematik. Dalam pembaruan sistem pendidikan langkah-langkah dijalankan, meliputi: pelaksanaan pendidikan agama serta akhlak mulia, pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis, evaluasi, akreditasi dan sertifikasi pendidikan yang memberdayakan, peningkatan keprofesionalan pendidik dan tenaga kependidikan, penyediaan sarana belajar yang mendidik, pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan dan berkeadilan, penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata, pelaksanaan wajib belajar, pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan, pemberdayaan peran masyarakat, pusat pembudayaan dan pembangunan masyarakat, pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan nasional”.3

Pendidikan dapat diartikan secara luas dan merupakan suatu proses pembelajaran yag dapat dilakukan di mana saja. Dalam peningkatan kualitas manusia indonesia, pemerintah tidak merupakan suatu sistem yang lepas dengan pihak swasta dan masyarakat. Hubungan pemerintah, masyarakat dan swasta merupakan hubungan yang tidak terpisahkan dalam peranannya meningkatkan pemerataan dan mutu pendidikan.4

Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan kualitas

sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang bermutu sangat

menentukan kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan merupakan

salah satu cara utama pengembangan sumber daya manusia sebagai penentu

pertumbuhan ekonomi. Dengan pendidikan yang bermutu, setiap lulusan

diasumsikan bukan saja memiliki akses untuk mendapatkan pekerjaan, tetapi

juga dapat menciptakan suatu usaha sendiri.

Salah satu faktor yang memberikan pengaruh terhadap mutu dan

kesesuaian pendidikan adalah anggaran pendidikan yang memadai. Biaya

pendidikan merupakan dasar empiris untuk memberikan gambaran

karakteristik keuangan sekolah dalam pemanfaatan sumber-sumber keuangan

3 Gema Widyakarya No. 05 / Th. XIV / 2009, h. 2.

(16)

sekolah dan hasil sekolah dapat dilakukan dengan cara menganalisis biaya

satuan per siswa.

Masalah anggaran pendidikan ini akan menyangkut besarnya anggaran dan

alokasi anggaran.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Bab XIII Pasal 46 (1) menyebutkan bahwa “pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat”.5

Pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung

menunjang efektifitas dan efesiensi pengelolaan pendidikan. Pembiayaan

sangat menentukan ketercapaian tujuan pendidikan di sekolah, yang

memerlukan sejumlah investasi dari anggaran pemerintah dan dana

masyarakat. Kegiatan manajemen keuangan yang mengatur penerimaan,

pengalokasian dan pertanggungjawaban keungan untuk menunjang

pelaksanaan program pengajaran.6

Banyak sekolah-sekolah baik swasta maupun negeri memungut biaya

tinggi dengan alasan agar meningkatkan mutu pembelajaran. Pemerintah

melalui Departemen Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS) sejak tahun 2005

sampai dengan 2009 telah menjalankan program BOMM guna membantu

masalah pembiayaan pendidikan dengan bantuan pembiayaan. Diantara

biaya-biaya pendidikan yang diluncurkan: untuk sekolah dasar dan sekolah

menengah pertama adalah BOS (Bantuan Operasional Sekolah), sedangkan

untuk kalangan sekolah menengah atas adalah BOMM (Bantuan Operasional

Manajemen Mutu). Tujuan adanya BOMM untuk meningkatkan kualitas

proses pembelajaran melalui pengadaan bahan praktik dan atau bahan

ajar/modul/alat bantu pembelajaran.7

(17)

Pembelajaran yang bermutu merupakan urat nadi pendidikan. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran dan kualitas guru merupakan

dua entitas yang seharusnya diperhatikan secara serius oleh para pengelola

pendidikan agar harapan semua elemen pendidikan menjadi kenyataan. Untuk

itu guru sebagai ujung tombak pendidikan dituntut untuk kreatif, mandiri dan

professional.

Melalui program BOMM pemerintah pusat memberikan bantuan dana

“blockgrant” kepada sekolah, baik negeri maupun swasta. Sekolah dapat

menggunakan dana tersebut untuk keperluan operasional sekolah, khususnya

biaya operasional non personil sesuai dengan aturan yang ditetapkan dalam

buku petunjuk pelaksanaan program.

BOMM diberikan langsung kepada sekolah untuk digunakan sesuai

dengan kebutuhan masing-masing sekolah dalam melaksanakan

program-program pendidikan. BOMM dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas

proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran

meskipun belum maksimal.

SMK Al-Hidayah Lestari, merupakan salah satu lembaga pendidikan

swasta penerima BOMM yang berada di bawah binaan Yayasan Pendidikan

Islam Al-Hidayah dan beralokasi di Lebak Bulus Jakarta-Selatan. Sekolah ini

berdiri sejak tahun 1993 dan memiliki visi mewujudkan SMK Al-Hidayah

Lestari sebagai sekolah yang mandiri dan profesional dalam menciptakan

sumber daya manusia yang islami, religius dan berwawasan sesuai tuntutan

dunia usaha..8

Salah satu upaya pencapaian visi dan misi tersebut adalah dengan cara

mengoptimalkan potensi yang dimiliki guru, karena dalam proses

pembelajaran guru adalah subyek utama dari tersampaikannya nilai-nilai

keilmuan bagi seorang murid.

Untuk itu guru di SMK Al-Hidayah Lestari dituntut dapat memenuhi

pembelajaran yang berkualitas, antara lain dengan kerja sama yang baik.

Dengan kerja sama yang baik, diharapkan dapat mencapai mutu pembelajaran

(18)

yang baik juga. Sekolah juga harus mampu memenuhi kebutuhan yang

diperlukan peserta didik seperti alat praktek untuk tiap jurusan.

BOMM sebagai biaya operasional manajemen pembelajaran diberikan

untuk sekolah sebagai upaya melengkapi kebutuhan praktek peserta didik

meskipun belum maksimal. Dengan itu siswa diharapkan akan kreatif dan

termotivasi untuk rajin dalam pembelajaran. Begitu juga guru diberikan tugas

membuat perencanaan sebelum mengajar untuk meningkatkan mutu

pembelajaran.

Pada kenyataannya BOMM sebagai jenis bantuan untuk meningkatkan

kualitas proses pembelajaran melalui pengadaan bahan praktik pembelajaran.

BOMM diperlukan sekolah untuk pemenuhan prasarana belajar yang

diperlukan dapat memenuhi sarana standar pembelajaran siswa.

Secara garis besar siswa dapat menikmati belajar yang efektif apabila

lengkapnya pengadaan bahan praktik yang disediakan. Dengan itu sekolah

mengoptimalkan sarana dan prasarana sekaligus perbaikan dan pemeliharaan

sarana atau peralatan yang sudah ada sehingga dapat memenuhi kekurangan

yang telah ada pada pembelajaran.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, penulis tertarik untuk

(19)

B.

Masalah Penelitian

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan

masalah yang muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

a. Pelaksanaan pengelolaan BOMM di SMK Al–Hidayah Lestari.

b. Kecukupan dana BOMM untuk membiayai operasional sekolah di SMK

Al–Hidayah Lestari.

c. Faktor-faktor pendukung yang dimiliki sekolah dalam upaya peningkatan

mutu pembelajaran di SMK Al–Hidayah Lestari.

d. Faktor-faktor yang menghambat upaya peningkatan mutu pembelajaran di

SMK Al–Hidayah Lestari.

e. Pengaruh BOMM terhadap peningkatan mutu pembelajaran di SMK

Al-Hidayah Lestari.

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ada di atas, dapat diteliti dalam waktu

yang bersamaan maka penulis membatasi masalah pada seberapa jauh

pengaruh BOMM terhadap peningkatan mutu pembelajaran di SMK Al–

Hidayah Lestari.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah

dijabarkan, maka masalah yang akan dijadikan dasar dari penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana Pengelolaan Bantuan Operasional Manajemen Mutu di

SMK Al-Hidayah Lestari.

b. Apakah Bantuan Operasional Manajemen Mutu berpengaruh terhadap

(20)

C. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi yang

menggambarkan tentang peningkatan mutu pembelajaran di SMK Al-Hidayah

Lestari dengan memanfaatkan Bantuan Operasional Manajemen Mutu, mulai

dari tahap perencanaan serta pengelolaan Bantuan Operasional Manajemen

Mutu untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Manfaat penelitian sebagai

bahan masukan dan renungan untuk pihak-pihak terkait yang berhubungan

dengan dunia pendidikan (DIKNAS / DEPAG) dan sebagai bahan masukan

untuk pihak sekolah, untuk transparan dalam pengelolaan Bantuan

(21)

BAB II

KAJIAN TEORI, DAN KERANGKA BERPIKIR

A. KAJIAN TEORI

1. BANTUAN OPERASIONAL MANAJEMEN MUTU (BOMM) a. Pengertian

Untuk mengetahui pengertian BOMM, terlebih dahulu dijelaskan

tentang pengertian manajemen dan mutu (kualitas) di sekolah. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Manajemen adalah penggunaan sumber

daya secara efektif untuk mencapai sasaran”.1

Pengertian manajemen menurut Ngalim Purwanto, adalah: “proses

untuk menyelenggarakan dan mengawasi suatu tujuan tertentu”.2

Selanjutnya menurut Arifin Abdurachman seperti yang dikutip Ngalim

Purwanto bahwa: “manajemen adalah kegiatan-kegiatan untuk mencapai

sasaran-sasaran dan tujuan pokok yang telah ditentukan dengan

menggunakan orang-orang pelaksana”.3

Pendapat Arifin Abdurrachman tersebut sesuai dengan pendapat Terry

(1977:4) yang mengemukakan bahwa:

“Management is a district procces consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human beings and other resources.

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-2, h. 708.

2 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. Ke-15, h. 6.

(22)

Yang artinya manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan orang-orang dan sumber daya lainnya”.4

Sejalan dengan definisi di atas, Stoner menyatakan bahwa manajemen

adalah “proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan usaha-usaha anggota organisasi lainnya agar mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan”.5

Selanjutnya George R. Terry: “Princciples of Management”. seperti

yang dikutip oleh Moekijat memberikan pengertian mengenai manajemen

sebagai: “pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya

melalui usaha-usaha orang-orang lain”.6

Menurut The Liang Gie, manajemen didefinisikan sebagai berikut:

“segenap perbuatan menggerakkan sekelompok petugas dan mengerahkan

segenap sarana dalam suatu organisasi apapun untuk mencapai tujuan

tertentu.7

Selain itu pula manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan

profesi. Dikatakan ilmu oleh Luther Gulick karena “manajemen dipandang

sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha

memahami mengapa dan bagaimana orang bekerjasama”.8

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah

pengelolaan dan penyelenggaraan segenap proses menggerakkan

orang-orang dan fasilitas dalam suatu organisasi untuk mencapai tujusn secara

efektif dan efesien dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen.

Sedangkan mendefinisikan mutu atau kualitas sendiri tidaklah mudah,

karena orang mempunyai pandangan tersendiri untuk mendefinisikan

kualitas. Menurut Bruce Brocka and M. Suzanne Brocka : “Quality

4 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan…,h. 7.

5 T. Hani Handoko, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1998), Cet. Ke-13, h. 8. 6 Moekijat, Kamus Manajemen , (Bandung: Mandar Maju, 2000) Cet Ke-V, h. 290-291. 7 The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern, (Yogyakarta: Liberty, 2000), Cet. Ke-7, h. 25.

(23)

Management or Total Quality Management (TQM) is a way to continuosly

improve performance at every functional area of an organization, using all

available human and capital resources.”9

(Manajemen Mutu atau Kualitas Manajemen Mutu adalah cara yang

berekesinambungan dalam mengembangkan pelaksanaan (tindakan) pada

tiap tingkat kegiatan, dari setiap badan dari sebuah organisasi,

memanfaatkan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia).

Kualitas suatu produk jasa menurut American Society for Quality

Control adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari

suatu produk atau jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten.10

Mutu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti ukuran baik buruk

suatu benda; kadar taraf atau derajat; kualitas.11 Para ahli ekonomi dalam

mendefinisikan mutu berbeda-beda cara mengutarakannya, tetapi maksud

dan intinya adalah sama, seperti beberapa pendapat berikut ini.

Menurut Goetsh dan Davis, kualitas merupakan suatu kondisi dinamis

yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan

yang memenuhi atau melebihi harapan.12

Menurut perbendaharaan istilah ISO 8402 dan standar nasional

Indonesia (SNI 19-8402-1991), bahwa “mutu adalah memuaskan ciri,

karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan

kebutuhan baik yang dinyatakan secara tegas maupun tersamar.13

Dalam kamus manajemen, kualitas hanya dapat dirumuskan menurut

sifat-sifat dari barang atau jasa yang diinginkan. Dari sudut pandang ini

kualitas adalah jumlah dari sejumlah sifat-sifat yang berhubungan dan

diinginkan, seperti bentuk dimensi, komposisi, kekuatan, kepandaian

9 Bruce Brocka and M. Suzanne Brocka, Quality Management, (New York: McGraw-Hill, 1992), h. 3.

10 Rambat Lupioadi, Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktek, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h. 144.

11 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-2, h. 768.

12 Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa, (Yogyakarta: Andi 2000), h. 51.

(24)

membuat sesuatu, penyesuaian, kesempurnaan, warna, dan seterusnya.

Unsur yang terpenting dalam mutu adalah bukan biaya, tetapi kesamaan

(persamaan) dengan standar yang telah ditetapkan.14

Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi

dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional

dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu

produk seperti: performansi (performance), keandalan (reliability), mudah

dalam penggunaan (ease of use), estetika (esthetics), dan sebagainya.15

Menurut Crosby yang dikutip oleh M. N. Nasution, “kualitas atau mutu

adalah conformance to requirement yaitu sesuai dengan yang disyaratkan

atau distandarkan”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diartikan bahwa

satu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang

telah ditentukan.

Menurut Feigenbaum yang juga dikutip oleh M. N. Nasution, Mutu

adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full costumer satisfaction). Suatu

produk dikatakan berkualitas apabila dapat memberikan kepuasan

sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan

konsumen atas produk.16

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa mutu adalah

terpenuhinya harapan pelanggan ketika pelanggan tersebut membutuhkan

suatu produk atau layanan (jasa). Suatu produk atau jasa dikatakan

bermutu atau berkualitas apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya

kepada pelanggan. Juga dapat dikatakan bahwa produk atau jasa bermutu

tinggi apabila tidak terdapat kelemahan atau tidak ada cacat sedikitpun

baik mutu melalui produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan dimana

mutu adalah suatu kondisi yang bersifat dinamis.

14 Moekijat, Kamus Manajemen , (Bandung: Mandar Maju, 2000) Cet Ke-V, h. 455.

15 Vincent Gaspersz, D.Sc., CFPIM, CIQA, Total Quality Management (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005), Cet Ke-4, h. 4.

(25)

Sedangkan sekolah berasal dari bahasa asing, yaitu “School atau

schule, arti sekolah suatu lembaga pendidikan”.17 Kemudian sekolah

adalah “tempat anak didik mendapat pelajaran yang diberikan oleh guru”.

Pelajaran hendaknya diberikan secara pedagogik dan didaktik. Tujuannya

untuk mempersiapkan anak didik menurut bakat dan kecakapan

masing-masing, agar mampu berdiri sendiri di dalam masyarakat.18

Sekolah merupakan sebuah organisasi, yakni unit sosial yang sengaja

dibentuk oleh beberapa orang yang satu sama lain berkoordinasi dalam

melaksanakan pekerjaannya untuk mencapai tujuan bersama. Sekolah

merupakan sebuah unit sosial, karena didalamnya terdiri dari beberapa

orang yang menyatu bukan oleh faktor kebetulan tapi dengan sebuah

kesengajaan, yakni mereka sengaja untuk menyatu walaupun melakukan

tugas yang berbeda satu sama lain dalam rangka mencapai sebuah tujuan

bersama, yakni mendidik anak-anak dan mengantarkan mereka menuju

pada fase kedewasaan agar mereka mandiri baik secara psikologis,

biologis maupun sosial.

Bukan hanya itu saja sekolah juga sebagai lembaga pendidikan formal,

mempunyai peran memberikan layanan pendidikan kepada warga sekolah.

Sekolah sebagai pusat pendidikan formal merupakat masyarakat yang

secara terencana diserahi tugas untuk mendapatkan pendidikan yang pada

intinya berupa pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai serta sikap yang

dibutuhkan oleh masyarakat.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal di dalam penyelenggaraan

dan pengembangannya diarahkan dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan nasional. Sekolah-sekolah dari tingkat dasar sampai perguruan

tinggi, memproses siswa menjadi lulusan yang sesuai dengan apa yang

diharapkan, yaitu sesuai dengan kriteria seperti yang tercantum dalam

tujuan pendidikan nasional Dari kedua pengertian sekolah di atas dapat

disimpulkan bahwa sekolah adalah tempat dimana seorang anak didik di

(26)

didik agar dapat mengembangkan bakat yang dimiliki pada tiap-tiap

jenjang sekolah.

Berdasarkan paparan yang dijelaskan bahwasanya manajemen mutu

sekolah merupakan suatu cara untuk mencapai suatu tujuan dengan

mempunyai tingkat derajat yang baik untuk dapat dilaksanakan dalam

suatu oragnisasi atau lembaga pendidikan yang terstruktur.

Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang di ukur dalam satuan

uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan mencapai tujuan tertentu.

Pembiayaan adalah salah satu komponen masukan instrumental

(instrumental input) yang sangat penting dalam menyelenggarakan sebuah

kegiatan, begitu juga dengan pembiayaan pada pendidikan.19

Menurut Dedi Supriadi, biaya (cost) dalam pengertian ini memiliki

cakupan yang sangat luas yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan

dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang maupun

barang dan tenaga (yang dapat dihargakan dengan uang).20

Karena itu pembiayaan sangat vital dalam keberlangsungan tujuan

pendidikan. Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya

yang secara langsung menunjang efektefitas dan efesiensi pengelolaan

pendidikan.21 Dapat diartikan, bahwa pembiayaan yang tidak jelas

penggunaannya adalah merupakan bentuk penyimpangan pada

penggunaan dana pendidikan.

Pembiayaan pendidikan meliputi: (1) biaya investasi, (2) biaya

personal, (3) baiaya operasi. Banyaknya pembiayaan pendidikan ini sudah

sewajarnya dapat dilaksanakan dalam mencapai target pendidikan, yaitu

tujuan pendidikan nasional. Yang menurut sumbernya, biaya pendidikan

dapat digolongkan menjadi 4 jenis, (a) biaya pendidikan yang dikeluarkan

oleh pemerintah, (b) biaya pendidikan yang dikeluarakan oleh masyarakat

19 Harsono, Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007), h. 9.

20 Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-2, h. 3.

(27)

orang tua/wali siswa, (c) biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh

masyarakat bukan orang tua/wali siswa, misalnya sponsor dari lembaga

keuangan dan perusahaan dan (d) lembaga pendidikan itu sendiri.

Dalam teori pembiayaan pendidikan, secara makro ataupun mikro,

pembiayaan dapat dibedakan menjadi dua kategori biaya, yaitu:

(1). Biaya pendidikan yang bersifat langsung (direct cost)

Menurut Dedi Supriyadi, biaya langsung (direct cost) adalah segala

pengeluaran yang secara langsung menunjang penyeleggaraan pendidikan.

Itu berarti, pembiayaan itu dikeluaran dalam rangka untuk keperluan

pelaksanaan pengajaran dan belajar siswa, yang secara otomatis

bersentuhan langsung dan menunjang keberhasilan semua kegiatan

sekolah dalam proses belajar mengajar, berapa besaran biaya yang mesti

dikeluarkan orang tua atau anak, mungkin itu berwujud iuran, pembelian

buku, transportasi, alat-alat tulis, sarana belajar dan biaya tranfortasi.

Biaya langsung juga dapat dikatakan sebagai biaya rutin, biaya rutin

adalah biaya yang harus dikeluarakan dari tahun ke tahun, seperti gaji

pegawai (guru dan non guru). Serta biaya operasional, biaya pemeliharaan

gedung, fasilitas, dan alat-alat pengajaran (barang-barang habis pakai).22

(2). Biaya pendidikan yang tidak langsung (indirect cost)

Sedangkan biaya tak langsung merupakan suatu biaya yang menunjang

proses pendidikan tetapi memungkinkan proses pendidikan tersebut terjadi

di sekolah, misalnya; biaya hidup siswa, biaya transfortasi sekolah ke

sekolah, biaya jajan, biaya kesehatan dan harga kesempatan (opportunity

cost).23

Maka biaya (cost) disini memiliki pengertian yang luas, yaitu; bahwa

semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan

pendidikan baik itu dalam bentuk uang ataupun barang dan tenaga (yang

dapat dihargakan dengan uang).

22 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT . Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-7, h. 48.

(28)

Sedangkan berdasarkan sumber-sumbernya, biaya pendidikan pada

tingkat makro (nasional) berasal dari: (1) pendapatan Negara dari ektor

pajak (yang beragam jenisnya), (2) pendapatan dari sector non-pajak,

misalnya dari pemanfaatan sumber daya dan produksi nasional lainnya

yang lazim dikategorikan ke dalam “gas” dan “non migas (3) keuntungan

dari ekspor barang dab jasa, (4) uasaha-usaha Negara lainnya, termasuk

dari divestasi saham pada perusahaan Negara (BUMN), serta (5) bantuan

dalam bentuk hibah (block grant) dan pinjaman luar negeri (lean) baik dari

lembaga-lembaga keuangan internasional (seperti Bank Dunia, ADB, IMF,

IDB dan JICA) maupun pemerintah, baik melalui kerja sama multilateral

maupun bilateral.24

Sedangkan pendekatan unsur biaya (ingredient approach), pengeluaran

sekolah dapat dikategorikan ke dalam beberapa item pengeluaran, yaitu:

(a) Pengeluaran untuk pelaksanaan pelajaran (b) Pengeluaran untuk tata usaha sekolah (c) Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah (d) Administrasi

(e) Pembinaan teknis educative, dan (f) Pendataan.25

Dari penjelasan diatas bahwasanya BOMM terhadap pembiayaan

pendidikan termasuk dalam biaya pendidikan langsung, karena

pembiayaan itu dikeluaran dalam rangka untuk keperluan pelaksanaan

pengajaran dan belajar siswa, yang secara otomatis bersentuhan langsung

dan menunjang keberhasilan semua kegiatan sekolah dalam proses belajar

mengajar seperti alat-alat pengajaran (barang habis pakai).

Sedangkan BOMM adalah bantuan yang diberikan kepada sekolah

untuk membiayai kegiatan-kegiatan inovatif (non fisik) dan pengadaan

24 Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar….., h. 5.

(29)

peralatan pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas

pembelajaran.26

Berdasarkan panduan pelaksanaan BOMM tahun 2009, BOMM

merupakan bantuan untuk mewujudkan pencapaian kualitas proses

pendidikan yang lebih bermartabat. Program BOMM sebagai salah satu

pemenuhan prasarana belajar peserta didik yang diperlukan. BOMM

untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran melalui pengadaan

bahan praktik dan bahan ajar atau modul atau alat bantu pembelajaran.27

BOMM diberikan untuk SMK sebagai mendukung implementasi

operasional manajemen pembelajaran di sekolah. BOMM jenis bantuan

yang diberikan untuk sekolah agar dapat melaksanakan proses

pembelajaran yang baik dalam rangka penguasaan kompetensi

sebagaimana yang tertuang dalam kurikulum, yang akhirnya akan

menghasilkan lulusan yang berkualitas.

b. Tujuan BOMM

Adanya BOMM sangat bermanfaat bagi pencapaian tujuan sekolah,

karena BOMM diperntukkan bagi para peserta didik khususnya dan pada

umumnya untuk warga sekolah.

Dengan demikian tujuan BOOM bertujuan untuk meningkatkan proses

pembelajaran melalui pengadaan bahan praktik, bahan ajar , modul atau

alat bantu pembelajaran. BOMM sebagai motivasi sekolah untuk

melakukan reformasi diri sesuai dengan prinsip-prinsip MBS, yaitu fokus

pada mutu, pengelolaan secara jujur dan transparan, perencanaan dan

pengambilan keputusan secara demokratis dengan melibatkan semua

warga sekolah, pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan mutu

pendidikan secara berkelanjutan.

26 Pedoman Pelaksanaan BG SMA 2008, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas 2009, h. 53, http://dikmenum.go.id/block-grant-2008.

(30)

c. Kriteria Sekolah Penerima BOMM

BOMM tidak turun begitu saja ke sekolah-sekolah SMU maupun

SMK. Diperuntukkan bagi sekolah yang tidak mendapat dana block grant

BIS USB (Bantuan Imbal Swadaya Unit Sekolah Baru). BIS USB adalah

bantuan pembangunan unit gedung baru untuk penyelenggaraan unit

sekolah baru Negeri yang diberikan kepada kabupaten/kota dalam rangka

perluasaan dan pemerataan pendidikan melalui pemberian layanan

pendidikan SMA dan SMK bagi masyarakat yang membutuhkan.

Pembangunan dilaksanakan secara swakelola oleh pemerintah

kabupaten/kota bersama-sama masyarakat sekitar sebagai pelaksana

pembangunan.

Sanggup mengembangkan program peningkatan mutu yang bersifat

inovatif yang dituangkan di dalam program kerja.

Bagi sekolah yang telah menerima block grant maupun BOMM tahun

sebelumnya, harus sudah menyerahkan laporan kegiatan dan

pertanggungjawaban keuangan.28 Persyaratan penerima BOMM antara

lain:

1) Mengajukan usulan daftar nama siswa ke Dinas pendidikan Provinsi setelah mendapat persetujuan dari Dinas Kab/Kota.

2) Menyerahkan data pokok SMK.

3) Menyampaikan Rencana kegiatan/program dan RAB.

4) Memiliki Rekening sekolah (bukan rekening atas nama pribadi atau yayasan).

5) Menyampaikan fotocopy Surat pengangkatan Kepala SMK yang dilegalisir oleh yang berwenang.

Mekanisme Pengajuan dan Penetapan Penerima BantuanMekanisme

pengajuan usulan daftar nama siswa/rencana kegiatan/RAB BOMM

sebagai berikut:

1) Sekolah menyusun usulan daftar nama siswa, rencana kegiatan/ program dan RAB pemanfaatan dana BOMM.

(31)

2) Sekolah mengirimkan usulan daftar nama, rencana kegiatan Program dan RAB pemanfaatan dana BOMM tersebut ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk mendapatkan persetujuan. 3) dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan validasi dan koreksi

(bila diperlukan) data, selanjutnya diusulkan ke Dinas Pendidikan Provinsi.

4) Dinas Pendidikan Provinsi menerima dan meneliti usulan calon penerima BOMM dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Dinas Pendidikan Provinsi dapat melakukan klasifikasi, baik ke Dinas Pendidikan Kabupaten/kota maupun sekolah.

5) Dinas Pendidikan Provinsi mengeluarkan Surat Keputusan penetapan penerima BOMM bagi SMK berdasarkan hasil penilaian.

6) Dinas Pendidikan provinsi melakukan workshop dan penandatanganan surat perjanjian dengan SMK penerima bantuan. 7) dinas pendidikan Provinsi melakukan penyaluran dana BOMM ke

SMK penerima.29

d. Program BOMM

Prioritas Program yang dibiayai dana BOMM antara lain:

1) Pengembangan kreativitas siswa melalui kegiatan lomba/penelitian ilmiah remaja dalam bidang, keilmuan, seni, sosial, olahraga, dan keagamaan.

2) Peningkatan dan pengembangan wawasan bagi warga sekolah dalam rangka pengembangan kultur sekolah yang menyenangkan, mengasyikkan, dan mencerdaskan melalui simposium atau lokakarya di sekolah.

3) Pendayagunaan laboratorium: fisika, kimia, biologi, bahasa, dan komputer.

4) Peningkatan sistem administrasi sekolah dengan komputerisasi. 5) Pengadaan peralatan pendidikan dalam rangka peningkatan mutu.

Jenis peruntukan di atas dicantumkan dalam format RAPBS beserta

uraian program/kegiatan sekolah dengan merinci sasaran dan total biaya

per jenis peruntukan. Peruntukan dana tersebut merupakan hasil

kesepakatan bersama antara pihak sekolah dan diketahui oleh komite

sekolah. Pelaksanaan pekerjaan/program bantuan dan pengelolaan dana

bantuan dilakukan secara swakelola oleh pihak sekolah bersama-sama

(32)

dengan komite sekolah secara jujur, terbuka dan bertanggung jawab sesuai

dengan prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah.30

e. Pelaksanaan BOMM

Agar pelaksanaan program BOMM berhasil baik dan dapat

dipertanggung jawabkan, sekolah perlu mentaati hal-hal sebagai berikut:

1) Pengelolaan Program

a) Untuk mengelola program bantuan operasional manajemen mutu,

kepala sekolah secara musyawarah membentuk panitia pelaksana

yang terdiri dari:

1) Kepala sekolah sebagai penanggung jawab program;

2) Wakil kepala sekolah/guru yang relevan sebagai ketua panitia pelaksana;

3) Guru-guru sebagai penanggungjawab pada setiap kegiatan; 4) Bendahara rutin sekolah atau bendahara yang ditunjuk khusus

oleh kepala sekolah sebagai pengelola keuangan BOMM; b) Komite sekolah berperan dalam memberikan pertimbangan,

pendukung baik yang berwujud finansial, pemikiran maupun

tenaga; pengontrol kualitas pelaksanaan program; dan sekaligus

sebagai mediator antara pemerintah dengan masyarakat;

c) Program kerja yang sudah direview dan disetujui oleh pemberi

bantuan menjadi acuan dalam pelaksanaan program bantuan;

d) Utamakan kualitas/mutu pelaksanaan program/kegiatan;

e) Mematuhi ketentuan dan peraturan yang berlaku berkenaan

dengan pelaksanaan program bantuan; Dalam hal melakukan

pengadaan peralatan, sekolah harus mengikuti ketentuan yang

berlaku:

(1) Menyusun rencana pengadaan; (2) Melakukan survei harga;

(3) Menyusun harga perkiraan sendiri (HPS);

(4) Meminta penawaran harga dari penyedia barang; (5) Membuat surat perintah kerja;

(33)

(6) Membuat Berita Acara Penerimaan Barang.31 2) Pengelolaan Dana Bantuan

Dana BOMM dikelola oleh bendahara rutin sekolah atau bendahara

yang ditunjuk khusus oleh kepala sekolah untuk mengelola dana block

grant dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a) Pembukuan dilakukan pada buku kas umum sekolah, sedangkan rincian secara detail dibukukan tersendiri pada buku kas pembantu; b) Pembukuan dana bantuan itu berisi semua transaksi keuangan

menurut urutan tanggal transaksi dan disertai bukti pembayaran pengeluaran (kuitansi) yang ditandatangani oleh kepala sekolah dan bendaharawan;

c) Pembukuan ditutup pada setiap akhir bulan dan ditandatangani oleh kepala sekolah dan bendahara sekolah/bendahara yang ditunjuk; d) Menyimpan dokumen pengeluaran secara tertib, rapi dan lengkap ; e) Pengelolaan dana bomm berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan

keuangan negara.

3) Pelaporan

Sekolah penerima dana BOMM wajib menyusun laporan pelaksanaan

program dan pengelolaan keuangan yang disampaikan kepada pemberi

bantuan per semester dengan tembusan kepada kepala dinas pendidikan

kabupaten/kota setempat.32

Tujuan dari pelaporan BOMM untuk mengetahui persyaratan yang

telah diberikan oleh pemerintah serta tidak terjadi kesalah pahaman

untuk penyaluran yang dibutuhkan sekolah.

Laporan pelaksanaan program BOMM yang disusun harus dapat

memberikan data dan informasi lengkap, jelas dan akurat tentang

keseluruhan proses yang telah dilakukan.

a) Laporan dari sekolah terdiri atas

(1) Laporan Awal

Laporan awal harus menjelaskan tentang:

(a) Perencanaan kegiatan dan Jadwal Kegiatan (b) Susunan Tim Pelaksana

(c) RAB seluru kegiatan

(34)

(d) Rencana Penyerapan dana Bantuan (e) Daftar nama siswa penerima

(2) Laporan Perkembangan

Laporan perkembangan harus menjelaskan tentang:

(a) Realisasi kegiatan target yang direncanakan

(b) Realisasi pengeluaran dana atas target yang direncanakan (c) Gambaran mengenai kontribusi masyarakat

(d) Masalah yang dihadapi dan upaya penyelesaian

(3) Laporan Akhir

Laporan akhir pelaksanaan harus menjelaskan tentang:

(a) Realisasi seluruh kegiatan (b) Realisasi pengeluaran dana (c) Kontribusi masyarakat (bila ada)

(d) Masalah yang dihadapi dan upaya menanggulanginya.

b) Laporan Provinsi

Laporan pendidikan provinsi menyusun resume laporan pelaksanaan

kegiatan BOMM seluruh SMK dalam bentuk laporan akhir, memuat

data kuantitatif dan kualitatif hasil pelaksanaan program. Laporan

akhir disampaikan kepada Direktur Pembinaan Sekolah Menengah

Kejuruan.33

2. MUTU PEMBELAJARAN

a. Pengertian Mutu Pembelajaran

Berdasarkan penjelasan di atas mutu adalah terpenuhinya harapan

pelanggan ketika pelanggan tersebut membutuhkan suatu produk atau

layanan (jasa). Suatu produk atau jasa dikatakan bermutu atau berkualitas

apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya kepada pelanggan. Juga

dapat dikatakan bahwa produk atau jasa bermutu tinggi apabila tidak

terdapat kelemahan atau tidak ada cacat sedikitpun baik mutu melalui

(35)

produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan dimana mutu adalah suatu

kondisi yang bersifat dinamis.

Menurut Oemar Hamalik pembelajaran adalah “suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,

dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.34

Sedangkan menurut M. Sobry Sutikno dalam pengertian lain pembelajaran

adalah “usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber

belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa (Arief. S. Sadiman, et

al., 1990)35

Pembelajaran pada dasarnya menitik beratkan pada tingkah laku siswa

atau perbuatan sebagai output (keluaran) pada diri siswa yang dapat

diamati. Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi pelajaran, akan

tetapi proses untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan

yang dicapai. Selain itu pembelajaran merupakan segala upaya yang

dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa.

Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk

mengembangkan kreativitas berfikir yang dapat meningkatkan

kemampuan berpikir siswa dan dapat meningkatkan penguasaan yang baik

terhadap materi pembelajaran.

b. Dimensi Mutu

Ada delapan dimensi kualitas yang dikembangkan Garvin dan dapat

digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan analisis, terutama

untuk produk manufaktur. Dimensi-dimensi tersebut adalah:

1) Kinerja (performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti. 2) Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik

sekunder atau pelengkap.

3) Kehandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai.

34 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 19955), Cet. Ke-1, h. 57.

(36)

4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

5) Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan.

6) Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi; penanganan keluhan yang memuaskan.

7) Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.

8) Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

Bila dimensi-dimensi di atas lebih banyak diterapkan pada

perusahaan manufaktur, maka berdasarkan berbagai penelitian

terhadap beberapa jenis jasa, Zeithmal, Berry dan Parasuraman (1985)

berhasil mengidentifikasi lima kelompok karakteristik yang digunakan

pleh para pelanggan dalam mengevaluasi kualitas jasa, yaitu:

1. Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi.

2. Kehandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan.

3. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

4. Jaminan (assurance), mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf; bebas dari bahaya, risiko tau keragu-raguan.

5. Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan para pelanggan.36

c. Komponen-Komponen Pembelajaran

Sebagai suatu sistem tentu saja kegiatan pembelajaran mengandung

sejumlah komponen, yang meliputi:37

1) Tujuan

Tujuan merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dari

pelaksanaan pembelajaran. Tidak ada suatu pembelajaran yang

diprogamkan tanpa tujuan, karena hal ini merupakan kegiatan yang

36 Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), h.5-6.

(37)

tidak memiliki kepastian dalam menentukan arah, target akhir dan

prosedur yang dilakukan.

Tujuan adalah komponen yang dapat mempengaruhi komponen

pengajaran yang lainnya seperti bahan pelajaran, kegiatan belajar

mengajar, pemilihan metode, alat, sumber, dan alat evaluasi.

2) Bahan Pelajaran

Menurut Syaiful Bahri Djamarah bahan adalah substansi yang akan

disampaikan dalam proses edukatif. Tanpa bahan pelajaran proses

interaksi edukatif tidak berjalan. Karena itu, guru yang akan mengajar

pasti mempelajari dan mempersiapkan bahan pelajaran yang akan

disampaikan kepada anak didik. Bahan pelajaran adalah “unsur inti

dalam kegiatan interaksi edukatif. Karena harus diupayakan untuk

dikuasai oleh anak didik”.38

Bahan pelajaran merupakan materi yang terus berkembang secara

dinamis seiring dengan kemajuan dan tuntutan perkembangan

masyarakat. Oleh karena itu, bahan pelajaran yang diterima anak didik

harus mampu merespon setiap perubahan dan mengantisipasi setiap

perkembangan yang akan terjadi di masa depan.

Dengan demikian bahan pelajaran merupakan komponen yang

tidak bisa diabaikan dalam pengajaran, sebab bahan pelajaran

merupakan inti dalam proses belajar mengajar.

3) Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan,

segala sesuatu yang telah diprogamkan akan dilaksanakan dalam

proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan

anak didik terllibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran

sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu peserta didiklah yang aktif,

bukan guru.39

38 Syaiful Bahri Djmarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), Cet. Ke-1, h. 17-18.

(38)

4) Metode

Metode adalah “suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan”. Dalam kegiatan belajar mengajar metode

sangat diperlukan oleh guru, dan penggunaannya bervariasi sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.40

5) Alat

Alat merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka

mencapai tujuan pengajaran. Dalam proses pengajaran alat mempunyai

fungsi sebagai pelengkap untuk mencapai tujuan.

Alat dibagi menjadi dua macam, yaitu alat verbal dan alat Bantu

non verbal. Alat Bantu vrbal berupa suruhan, perintah, larangan dan

sebagainya. Sedangkan alat Bantu non verbal berupa globe, papan

tulis, batu kapur, gambaran, diagram, slide, video dan sebagainya.41

6) Sumber Belajar

Ahmad Rohani berpendapat bahwa: Sumber belajar adalah segala

apa (daya, lingkungan, pengalaman) yang (dapat) dipergunakan dan

mendukung proses/kegiatan pengajaran secara lebih efektif dan dapat

memudahkan pencapaian tujuan pengajaran/belajar, tersedia (sengaja

disediakan/dipersiapkan), baik yang langsung/tidak langsung, baik

konkret/ yang abstrak.42

7) Evaluasi

Evaluasi merupakan suatu tindakan atau proses untuk menentukan

nilai dari sesuatu, sedangkan menurut Roestiyah evaluasi adalah

“kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya

mengenai kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dari hasil

belajar siswa guna mendorong atau mengembangkan kemampuan

(39)

Oleh karena itu, evaluasi berperan sebagai barometer untuk

mengukur tercapai atau tidaknya tujuan yang telah ditetapkan.

d. Faktor yang Mempengaruhi Sistem Pembelajaran

Pendidikan secara umum dan pembelajaran pada khususnya senantiasa berada dalam suatu lingkungan yang turut serta mempengaruhi terhadap

bekerjanya sistem pendidikan maupun sistem pembelajaran. dengan

demikian beberapa factor yang mempengaruhi terhadap kesuksesan

pembelajaran adalah:

1) Faktor Guru

Dalam sistem pembelajaran faktor guru menjadi salah satu sumber

pembelajaran yang dimiliki peran penting. Dari benerapa hasil

penelitian dimana para siswa ketergantungan pada faktor guru

masih cukup tinggi dalam aktivitas pembelajaran.

2) Faktor Siswa

Menurut Dunkin, faktor siswa terdapat beberapa aspek yang

mempengaruhi system pembelajaran yaitu: kondisi latar belakang

pengalaman siswa, karakteristik dan sifat yang melekat dimiliki

oleh setiap individu siswa.44

3) Faktor Sarana dan Fasilitas

Sarana dan fasilitas yang mendukung terhadap proses

pembelajaran. Tersedianya media pembelajaran yang berfungsi

sebagai alat untuk membantu kemudahan belajar bagi siswa sangat

mempengaruhi terhadap system pembelajaran. Perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi bagi kualitas pembelajaran sangat

signifikan, bagi siswa yang dapat memanfaatkan berbagai sumber

pembelajaran secara optimal maka akan sangat menentukan

kualitas siswa tersebut baik dilihat dari proses maupun hasil

pembelajaran yang diperolehnya.

(40)

4) Faktor Lingkungan

Seperti telah banyak dibahas oleh beberapa ahli pendidikan bahwa

pembelajaran adalah perubahan perilaku siswa karena adanya

interaksi dengan lingkungan pembelajaran. Oleh karena itu, sangat

jelas bahwa faktor lingkungan termasuk salah satu elemen yang

mempengaruhi sistem pembelajaran.45

(41)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Dalam penilitian ini pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui Pengaruh

Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) Terhadap Peningkatan Mutu

Pembelajaran.

B.

Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus yang

telah menerima program BOMM sejak tahun 2007-2009. Sekolah beralamat

di Jl. Kana Lestari Blok K/I, Lebak Bulus, Jakarta - Selatan.

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan 16 November 2009 sampai

dengan 11 Januari 2010.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

yaitu penelitian yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari

fenomena obyek yang diteliti. Penelitian deskritif ini digunakan untuk

mengetahui gambaran Pengaruh BOMM Terhadap Peningkatan Mutu

(42)

Dimaksudkan dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari

mana data diperoleh. Dalam penelitian ini populasi adalah seluruh guru SMK

Al-Hidayah Lestari berjumlah 25 orang guru. Mengadakan Tanya jawab

dengan beberapa pihak yang berkepentingan diantaranya: kepala sekolah,

wakil bidang kesiswaan dan tim panitia BOMM.

E.

Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data antara lain :

a. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.1 Dalam studi lapangan ini penulis

mengumpulkan data melalui angket yang disebarkan kepada seluruh guru.

b. Wawancara

Wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap

muka antara pihak penanya (interviewer) dengan pihak yang ditanya atau

penjawab (interviewee).2 Wawancara dilakukan penanya dengan

menggunakan pedoman wawancara. Dalam hal ini penulis mengadakan

wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan

dan tim panitia BOMM sekolah SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prestasi, nilai ebtanas, nilai

raport, notulen rapat, dan sebagainya.3

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), Cet Ke-13, h.151.

2 Prof. H. D. Sudjana S, Manajemen Program Pendidikan, (Bandung: Falah Production, 2000), h. 316.

3

(43)

Kisi-kisi Angket Pengaruh BOMM Terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran

No Variabel Aspek/Dimensi Indikator No. Item Jumlah

(44)

1. Teknik Pengolahan Data

Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut :

a. Editing

Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah

diserahkan oleh responden. Jadi setelah angket diisi oleh responden dan

diserahkan kepada penulis, kemudian penulis memerikasa satu persatu

angket tersebut. Bila ada jawaban yang diragukan atau tidak dijawab,

maka penulis menguhubungi responden yang bersangkutan untuk

menyempurnakan jawabannya.

Tujuan dari editing adalah mengurangi kesalahan atau kekurangan yang

ada pada daftar pertanyaan yang telah diselesaikan.

b. Skoring

Tahap selanjutnya adalah memberikan skor butir-butir pernyataan yang

terdapat dalam angket. Pemberian skor ini dilakukan dengan

memperhatikan jenis data yang ada, karena terdapat 4 butir jawaban yaitu:

selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah. Penulis memberikan skor nilai

4 untuk jawaban selalu, 3 untuk jawaban sering, 2 untuk jawaban

kadang-kadang, dan 1 untuk jawaban tidak pernah.

c. Tabulating

Setelah diketahui skor setiap indikatornya maka seluruh data

tersebut ditabulasikan dalam sebuah tabel untuk kemudian diketahui

hasil penghitungannya.

2. Teknik Analisa Data

Untuk menganalisis setiap variabel digunakan teknik analisa secara

deskriptif, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

f

P = X 100%

(45)

P = Angka persentase

Dari data yang merupakan hasil perhitungan statistik deskriptif, yang perlu

dibahas selanjutnya adalah nilai mean atau nilai rata-ratanya. Hal ini

dimaksudkan untuk mengetahui kondisi atau gambaran masing-masing aspek

yang diteliti berdasarkan jawaban responden. Untuk menentukan presentase,

digunakan perhitungan sederhana dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan

mengalikan jumlah item pernyataan dengan skor tertinggi.

b. Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata

sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.

c. Menentukan kategorinya, yaitu dengan menggunakan rumus:5

4

(46)

NH

Dalam memberikan interpretasi atas nilai rata-rata yang diperoleh

digunakan pedoman interpretasi yang dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3

Interpretasi Nilai Pengaruh Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) Terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran

di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus No Interval Skor Kategori

1. 76 – 100 % Baik

2. 56 – 75 % Cukup Baik

3. 41 – 55 % Kurang Baik

4. 40 % Tidak Baik

5

(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus

1. Sejarah Singkat SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus

SMK Al-Hidayah Lestari adalah sekolah menengah kejuruan swasta

kelompok Bisnis Manajemen berlokasi di Lebak Bulus Jakarta selatan.

Sekolah ini berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Al Hidayah,

berdasarkan akta notaris Raden Soeryo Wongsowijoyo. SMK Al Hidayah

Lestari mulai melakukan KBM pada tahun ajaran 1993 / 1994, disahkan

berdasarkan surat keputusan menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor

keputusan 017/101.A1/I/95 tentang persetujuan penyelenggaraan sekolah

swasta.

SMK Al Hidayah Lestari terdiri dari tiga jurusan atau program keahlian

yaitu akuntansi, sekretaris dan manajemen bisnis (penjualan). Didirikan pada

tahun 1993 dan telah meluluskan XIII angkatan.12 lokal berdiri di atas tanah

seluas 1700M2 resmi dibangun pada tanggal 19 juli 1993 dan terakreditasi “B”

pada tahun 2008. Setelah itu mendapatkan akreditasi “A” pada tahun 2009.

SMK Al-Hidayah Lestari berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan

Islam Al-Hidayah, Yayasan ini mempunyai luas tanah 2500M2. Yayasan ini

(48)

(TK), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK).

Program studi di SMK Al-Hidayah Lestari merupakan program studi yang

langsung berkenaan dengan kebutuhan dunia kerja dewasa ini. Program studi

tersebut adalah Program Studi Akuntansi, Program Studi Administrasi dan

Program Studi Penjualan. Siswa yang mendaftar dan masuk di SMK

Al-Hidayah Lestari selalu mengalami fluktuasi (naik-turun). Tahun ajaran 2009

459 murid sedangkan tahun 2008 siswa yang diterima masuk di SMK

Al-Hidayah Lestari sekitar 134 murid.

2. Visi dan Misi

SMK Al-Hidayah Lestari yang beralamat di Jl. Kana Lestari Blok K / Lebak Bulus Jakarta Selatan Telp. 766 1343 mempunyai visi “mewujudkan

SMK Al-Hidayah Lestari sebagai sekolah yang mandiri dan profesional dalam

menciptakan sumber daya manusia yang islami, religius dan berwawasan

sesuai tuntutan dunia usaha”. Sedangkan misinya adalah:

a. Menghasilkan siswa / siswi yang sholeh dan sholehah.

b. Menyiapkan tenaga kerja yang trampil.

c. Menyiapkan tenaga kerja yang berkualitas dan profesional.

d. Memberi bekal keterampilan produktif, mengubah status manusia

konsumen menjadi manusia yang produktif.

e. Memberikan kemampuan dasar sebagai bekal pengembangan kualitas

dirinya.

Selain itu juga terdapat visi dan misi untuk masing-masing jurusan, yaitu:

Visi dan Misi Program Kejuruan Administrasi Perkantoran SMK

Al-Hidayah Lestari. Visi mewujudkan lulusan program keahlian administrasi

perkantoran yang mandiri dan professional. Sedangkan misinya adalah:

a. Menyiapkan tenaga kerja yangtrampil dibidang administrasi perkantoran.

b. Memberikan kemampuan dasar sebagai bekal pengembangan kualitas

(49)

c. Memberikan kemampuan dasar di bidang administasi perkantoran agar

dapat diterima di dunia usaha / dunia industri.

Visi dan misi Program Kejuruan Akuntansi SMK Al-Hidayah Lestari. Visi

Mewujudkan lulusan program keahlian akuntansi yang mandiri dan

professional. Sedangkan misinya adalah:

a. Menyiapkan tenaga kerja yang trampil dibidang akuntansi.

b. Memberikan kemampuan dasar sebagai bekal pengembangan kualitas

dirinya.

c. Memberikan kemampuan dasar di bidang akuntansi agar dapat diterima di

dunia usaha / dunia industri.

Visi dan Misi Program Kejuruan Penjualan SMK Al-Hidayah Lestari. Visi

Mewujudkan lulusan program keahlian penjualan yang mandiri dan

professional. Sedangkan misinya adalah:

a. Menyiapkan tenaga kerja yang trampil dibidang penjualan

b. Memberikan kemampuan dasar sebagai bekal pengembangan kualitas

dirinya

c. Memberikan kemampuan dasar di bidang penjualan agar dapat diterima di

dunia usaha / dunia industri

3. Keadaan Guru, Siswa, dan Karyawan

a. Keadaan Guru

Tenaga pengajar yang berada di SMK Al-Hidayah Lestari ini terdiri

dari 16 orang laki-laki dan 13 orang wanita. Latar belakang pendidikan

tenaga pengajar SMK Al-Hidayah Lestari ini lulusan dari berbagai

perguruan tinggi negeri maupun swasta yang mengajar sesuai dengan

(50)

Tabel 4

Data Tenaga Pendidik

NO JENIS KELAMIN D2 D3 S1 S2 JUMLAH

1 LAKI-LAKI - 3 12 - 15

2 PEREMPUAN - 2 12 - 14

JUMLAH - 5 24 - 29

b. Keadaan Siswa

Jumlah siswa SMK Al-Hidayah Lestari pata tahun ajaran

2009/2010 adalah 459 siswa dengan 195 siswa laki-laki dan 264 siswa

perempuan.

Tabel 5

Data Keadaan Siswa SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus

KELAS SISWA

LAKI –LAKI PEREMPUAN JUMLAH

I 78 106 184

II 38 72 110

III 79 86 165

JUMLAH 195 264 459

c. Keadaan Staf dan Karyawan

Untuk membantu kelancaran administrasi sekolah, staf dan

karyawan yang berada di SMK Al-Hidayah Lestari ini berjumlah 4

orang laki-laki dan 1 orang pesuruh. Terdiri dari. Staf yang berada di

SMK Al-Hidayah Lestari ini ada beberapa bagian, tiap bagian sudah

ada seseorang yang mengerjakan tugasnya masing-masing (lihat

Gambar

Tabel 1
Tabel 2 Tafsiran Persentase
Tabel 3 Interpretasi Nilai Pengaruh Bantuan Operasional Manajemen Mutu
Tabel 5   Data Keadaan Siswa SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendukung penelitian ini, saya memohon kesediaan Bapak/Ibu sebagai responden untuk mengisi data identitas dan menjawab pertanyaan mengenai pengetahuan, sikap, dan

Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah efektifitas audio visual tersebut sebagai media penunjang proses pembelajaran PAI, yang akan diteliti dengan instrument

Hambatan dan Kendala yang Dihadapi dalam Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan1. Bapak/Ibu diminta untuk memberi tanda (√) untuk menjawab pertanyaan di

1) Dimohonkan kesediaan bagi Bapak/Ibu/Saudara/i untuk menjawab setiap butiran pertanyaan kuisioner dibawah ini dengan lengkap dan merupakan pilihan terbaik menurut

Saudara/Saudari/Bapak/Ibu dimohon kesediaannya untuk menjawab pertanyaan dibawah ini dengan melingkari pada salah satu jawaban yang sudah disediakan, pilih lah jawaban yang sesuai

Mengharapkan kesediaan Bapak/ibu/saudara/saudari untuk mengisi kuisioner ini dalam rangka penyusunan tugas akhir (Thesis) yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Namun kami sangat mengharapkan bantuan dari Bapak/Ibu agar sudi kiranya meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner pendahuluan ini dengan jujur dan terbuka, agar penelitian ini

KUESIONER PENELITIAN Responden yang terhormat, Bersama ini saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdra/Sdri untuk mengisi daftar pertanyaan dalam kuesioner ini dengan tujuan sebagai