(DI SMK AL-HIDAYAH LESTARI LEBAK BULUS)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Oleh
TSULIS RAHMAWATI 105018200699
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
TERHADAP PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN (DI SMK AL-HIDAYAH LESTARI LEBAK BULUS)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Oleh :
TSULIS RAHMAWATI 105018200699
Di bawah Bimbingan :
Pembimbing I : Pembimbing II :
Drs. Mudjahid. Ak., M.Sc Abdul Rozak, M.Si
NIP. 19470714 196510 1 001 NIP. 19690908 199603 1 004
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
“Pengaruh Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) Terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran Di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus”, yang disusun oleh Tsulis Rahmawati, NIM. 105018200699, Program Studi
Manajemen Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh
Dosen Pembimbing Skripsi pada tanggal 16 Februari 2010.
Jakarta, 16 Februari 2010
Mengetahui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Mudjahid. Ak., M.Sc Abdul Rozak, M.Si
NIP. 19470714 196510 1 001 NIP. 19690908 199603 1 004
SMK Al-Hidayah Lestari Lebak-Bulus. Skripsi. Jurusan Kependidikan Islam. Program Studi Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2010.
Penelitian dilakukan di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak-Bulus tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh BOMM terhadap peningkatan mutu pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru yang berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket dengan menggunakan skala Likert untuk para guru dengan 2 alternatif jawaban dan wawancara kepada Kepala Sekolah, Waka Kesiswaan dan tim panitia BOMM.
BOMM merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran. Pengaruh BOMM terhadap peningkatan mutu pembelajaran dapat diukur dari kegiatan pembelajaran yang harus dilaksanakan sekolah. Pelaksanaan program BOMM tersebut yaitu terdiri dari program wajib dan program pilihan. Sedangkan mutu pembelajaran adalah gambaran mengenai tingkat kualitas secara keseluruhan dari barang/jasa yang dihasilkan oleh sekolah.
Pengaruh BOMM terhadap peningkatan mutu pembelajaran di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak-Bulus dilakukan dengan berbagai macam cara. Mulai dari program, pelaksanaan, pembelian bahan habis pakai dan manfaat dari BOMM. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh BOMM terhadap peningkatan mutu pembelajaran dikategorikan kurang baik. Hal ini ditunjukan oleh kemampuan sekolah dalam melaksanakannya untuk kegiatan pembelajaran dengan skor rata-rata 52,58% (kategori kurang baik).
Mengarah dari hasil penelitian, penulis memberikan saran bagi sekolah agar meningkatkan pengelolaan serta pelaksanaan dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan.
Kata kunci : BOMM, Mutu Pembelajaran
Nama : Tsulis Rahmawati
NIM : 105018200699
Program Studi : Manajemen Pendidikan
Jurusan : Kependidikan Islam
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata (S1) di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 16 Februari 2010
Penulis
Tsulis Rahmawati
terhingga penulis panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan taufik
serta hidayah, sehingga tanpa terasa penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Pengaruh Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) Terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran Di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak-Bulus”, yang merupakan salah satu persyaratan untuk mencapai gelar kesarjanaan (S1) pada jurusan kependidikan Islam dan fakultas ilmu tarbiyah dan
keguruan.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah menuntun umatnya
dahulu dari jaman yang penuh dengan kesesatan ke jaman yang terang benderang
menuju keselamatan dunia dan akhirat.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak hambatan yang
dilalui baik teknis maupun teori, namun berkat doa dan rasa tanggung jawab demi
terselenggaranya tugas dan pengabdian, alhamdulillah semuanya sedikit demi
sedikit dapat teratasi.
Selesainya skripsi ini, tentunya tidak luput dari bantuan pihak-pihak yang
telah banyak membantu baik secara moril maupun materil yang tidak mampu
penulis lupakan jasa-jasanya karena pengorbanan mereka semua, maka ingin
rasanya penulis mencurahkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh pendidikan di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phill, Ketua jurusan Kependidikan Islam yang
telah yang telah mendidik dan memberikan berbagai ilmu pengetahuan.
3. Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd, Ketua program studi Manajemen Pendidikan
yang telah yang telah mendidik dan memberikan berbagai ilmu pengetahuan.
telah memberikan bimbingan, pengarahan serta motivasi dalam penyusunan
skripsi yang telah penuh perhatian dan kesabaran menempuh pendidikan di
UIN Syarif Hidayatullah.
6. Dosen dan staf KI-MP, yang telah memberikan ilmu dan bimbingan selama
menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah.
7. Parhanah, S.E, Drs. Fahrudin dan H. M. Amin, S.Ag, Kepala SMK
Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus, Wakil Kepala Kurikulum dan Kesiswaan, yang
telah memperkenankan dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.
8. Seluruh guru SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus yang telah bersedia
dengan sepenuh hati menjadi responden dalam penelitian ini.
9. Syarifudin dan seluruh staf SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus, yang telah
membantu dengan penuh kesabaran dalam memberikan data-data sekolah
yang diperlukan untuk penelitian ini.
10.Keluargaku terutama untuk kedua orang tuaku ayahanda Pirmo dan ibunda
Siti Hayinatun yang telah memberikan doa restunya serta memenuhi segala
kebutuhan yang penulis perlukan hingga menyelesaikan kuliah ini. Untuk
kakakku, adikku dan keponkanku Nur Siyami Jamil, S. Pd.I, Iswatun Hasanah
S. Pd.I, Priyo Utomo, Dewi Ratih dan Nadhif Fuadi terimakasih untuk
motivasi dan pengertiannya.
11.Sahabat-sahabatku tersayang Dwi Hartanti, Nurhayati, Solhah, Ivon, Dewi,
Kartini, Hikmah, Nita, Ainul, dan Eti. terima kasih atas support dan
bantuannya. Tak lupa teman-teman seperjuangan di Manajemen Pendidikan
angkatan 2005 khususnya kelas “A”. Semoga Allah menguatkan silaturrahim kita. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan moral
maupun spiritual yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Jakarta, 16 Februari 2010
Penulis
ABSTRAK ... iii
LEMBAR PERNYATAAN KARYA PENULIS ... ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... .... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Masalah Penelitian ... 6
1. Identifikasi Masalah ... 6
2. Pembatasan Masalah ... 6
3. Perumusan Masalah ... 6
C. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori ... 8
1. Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) ... 8
a. Pengertian ... 8
b. Tujuan BOMM ... 16
c. Kriteria Sekolah Penerima BOMM ... 17
a. Pengertian Mutu Pembelajaran ... 21
b. Dimensi Mutu ... 22
c. Komponen-Komponen Pembelajaran ... 23
d. Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Pembelajaran ... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ... 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28
C. Metode Penelitian ... 28
D. Sumber Data... ... 29
E. Teknik Pengumpulan Data ... 29
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus ... 34
B. Deskripsi Data ... 43
C. Interpretasi Data ... 59
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 65
B. Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... ... 67
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... ... 69
3. Interpretasi nilai ... 33
4. Data tenaga pendidik ... 37
5. Data keadaan siswa ... 37
6. Data staf dan karyawan ... 38
7. Pengembangan kreativitas siswa ... 43
8. Mengadakan kegiatan ekstrakurikuler ... 43
9. Meningkatkan wawasan guru melalui pelatihan pendidikan ... 44
10.Meningkatkan wawasan guru melalui study tour... 44
11.Pendayagunaan laboratorium ... 45
12.Peningkatan sistem administrasi sekolah ... 45
13.Pengadaan sumber belajar ... 46
14.Pengadaan peralatan ... 46
15.Membentuk panitian pengelolaan BOMM... 47
16.Komite sekolah ikut berperan dalam pelaksanaan program BOMM ... 47
17.Mengetahui program-program dari dana BOMM ... 48
18.Program BOMM mengutamakan kualitas ... 48
19.Program kerja sekolah ... 49
20.BOMM dikelola oleh bendahara ... 49
21.Bendahara rutin mengelola dana BOMM ... 49
22.Pengelolaan dana BOMM sesuai prosedur ... 50
26.Laporan pelaksanaan program dana BOMM per semester ... 52
27.Pelaporan dana BOMM untuk mengetahui persyaratan oleh pemerintah ... 52
28.Pelaporan dana BOMM untuk tidak terjadi kesalah pahaman ... 53
29.BOMM dipergunakan untuk pengadaan buku-buku ... 53
30.BOMM dipergunakan untuk pengadaan alat-alat tulis di sekolah ... 54
31.BOMM dipergunakan untuk pengadaan bahan pratikum ... 54
32.BOMM membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar ... 55
33.BOMM membuat beban sekolah lebih ringan ... 55
34.BOMM membantu pembiayaan manajemen mutu sekolah ... 56
35.BOMM dipergunakan untuk meningkatkan inovasi metode pembelajaran ... 56
36.BOMM dipergunakan untuk penyediaan media pembelajaran ... 57
37.Perhitungan nilai rata-rata ... 60
2. Data sarana dan prasarana ... 72
3. Data peralatan ... 74
4. Data keadaan guru ... 75
5. Data keadaan staf ... 78
6. Struktur organisasi ... 79
7. Angket ... 80
8. Skor butir pertanyaan ... 83
9. Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 84
10. Hasil Wawancara dengan Waka Kesiswaan ... 88
11. Hasil Wawancara dengan tim BOMM ... 92
. 12. Hasil Wawancara dengan bendahara sekolah ... 94
13. Hasil Wawancara dengan wali kelas ... 96
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu kunci bagi suatu bangsa untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kemajuan bangsa.
Peningkatan mutu pendidikan menuntut kerja keras berbagai pihak, mulai dari
tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik, masyarakat dan pemerintah
untuk mencapai tujuan sumber daya manusia yang berkualitas.1
Gagasan pembiayaan memiliki manfaat ekonomi dan sosial jangka panjang
bagi individu, masyarakat luas maupun bagi negara. Hal ini senada dengan
fungsi pendidikan yang tertuang dalam undang-undang Sisdiknas No. 20
tahun 2003, yang menyatakan bahwa:
”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.2
1 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT . Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-5, h. 33.
Dalam rangka inilah pendidikan diperlukan dan dipandang sebagai
kebutuhan dasar bagi masyarakat yang ingin maju, demikian halnya bagi
masyarakat indonesia yang memiliki wilayah yang sangat luas.
”Pembaharuan-pembaharuan dunia pendidikan terus dilakukan secara sistematik. Dalam pembaruan sistem pendidikan langkah-langkah dijalankan, meliputi: pelaksanaan pendidikan agama serta akhlak mulia, pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis, evaluasi, akreditasi dan sertifikasi pendidikan yang memberdayakan, peningkatan keprofesionalan pendidik dan tenaga kependidikan, penyediaan sarana belajar yang mendidik, pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan dan berkeadilan, penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata, pelaksanaan wajib belajar, pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan, pemberdayaan peran masyarakat, pusat pembudayaan dan pembangunan masyarakat, pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan nasional”.3
Pendidikan dapat diartikan secara luas dan merupakan suatu proses pembelajaran yag dapat dilakukan di mana saja. Dalam peningkatan kualitas manusia indonesia, pemerintah tidak merupakan suatu sistem yang lepas dengan pihak swasta dan masyarakat. Hubungan pemerintah, masyarakat dan swasta merupakan hubungan yang tidak terpisahkan dalam peranannya meningkatkan pemerataan dan mutu pendidikan.4
Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang bermutu sangat
menentukan kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan merupakan
salah satu cara utama pengembangan sumber daya manusia sebagai penentu
pertumbuhan ekonomi. Dengan pendidikan yang bermutu, setiap lulusan
diasumsikan bukan saja memiliki akses untuk mendapatkan pekerjaan, tetapi
juga dapat menciptakan suatu usaha sendiri.
Salah satu faktor yang memberikan pengaruh terhadap mutu dan
kesesuaian pendidikan adalah anggaran pendidikan yang memadai. Biaya
pendidikan merupakan dasar empiris untuk memberikan gambaran
karakteristik keuangan sekolah dalam pemanfaatan sumber-sumber keuangan
3 Gema Widyakarya No. 05 / Th. XIV / 2009, h. 2.
sekolah dan hasil sekolah dapat dilakukan dengan cara menganalisis biaya
satuan per siswa.
Masalah anggaran pendidikan ini akan menyangkut besarnya anggaran dan
alokasi anggaran.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Bab XIII Pasal 46 (1) menyebutkan bahwa “pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat”.5
Pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung
menunjang efektifitas dan efesiensi pengelolaan pendidikan. Pembiayaan
sangat menentukan ketercapaian tujuan pendidikan di sekolah, yang
memerlukan sejumlah investasi dari anggaran pemerintah dan dana
masyarakat. Kegiatan manajemen keuangan yang mengatur penerimaan,
pengalokasian dan pertanggungjawaban keungan untuk menunjang
pelaksanaan program pengajaran.6
Banyak sekolah-sekolah baik swasta maupun negeri memungut biaya
tinggi dengan alasan agar meningkatkan mutu pembelajaran. Pemerintah
melalui Departemen Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS) sejak tahun 2005
sampai dengan 2009 telah menjalankan program BOMM guna membantu
masalah pembiayaan pendidikan dengan bantuan pembiayaan. Diantara
biaya-biaya pendidikan yang diluncurkan: untuk sekolah dasar dan sekolah
menengah pertama adalah BOS (Bantuan Operasional Sekolah), sedangkan
untuk kalangan sekolah menengah atas adalah BOMM (Bantuan Operasional
Manajemen Mutu). Tujuan adanya BOMM untuk meningkatkan kualitas
proses pembelajaran melalui pengadaan bahan praktik dan atau bahan
ajar/modul/alat bantu pembelajaran.7
Pembelajaran yang bermutu merupakan urat nadi pendidikan. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran dan kualitas guru merupakan
dua entitas yang seharusnya diperhatikan secara serius oleh para pengelola
pendidikan agar harapan semua elemen pendidikan menjadi kenyataan. Untuk
itu guru sebagai ujung tombak pendidikan dituntut untuk kreatif, mandiri dan
professional.
Melalui program BOMM pemerintah pusat memberikan bantuan dana
“blockgrant” kepada sekolah, baik negeri maupun swasta. Sekolah dapat
menggunakan dana tersebut untuk keperluan operasional sekolah, khususnya
biaya operasional non personil sesuai dengan aturan yang ditetapkan dalam
buku petunjuk pelaksanaan program.
BOMM diberikan langsung kepada sekolah untuk digunakan sesuai
dengan kebutuhan masing-masing sekolah dalam melaksanakan
program-program pendidikan. BOMM dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas
proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran
meskipun belum maksimal.
SMK Al-Hidayah Lestari, merupakan salah satu lembaga pendidikan
swasta penerima BOMM yang berada di bawah binaan Yayasan Pendidikan
Islam Al-Hidayah dan beralokasi di Lebak Bulus Jakarta-Selatan. Sekolah ini
berdiri sejak tahun 1993 dan memiliki visi mewujudkan SMK Al-Hidayah
Lestari sebagai sekolah yang mandiri dan profesional dalam menciptakan
sumber daya manusia yang islami, religius dan berwawasan sesuai tuntutan
dunia usaha..8
Salah satu upaya pencapaian visi dan misi tersebut adalah dengan cara
mengoptimalkan potensi yang dimiliki guru, karena dalam proses
pembelajaran guru adalah subyek utama dari tersampaikannya nilai-nilai
keilmuan bagi seorang murid.
Untuk itu guru di SMK Al-Hidayah Lestari dituntut dapat memenuhi
pembelajaran yang berkualitas, antara lain dengan kerja sama yang baik.
Dengan kerja sama yang baik, diharapkan dapat mencapai mutu pembelajaran
yang baik juga. Sekolah juga harus mampu memenuhi kebutuhan yang
diperlukan peserta didik seperti alat praktek untuk tiap jurusan.
BOMM sebagai biaya operasional manajemen pembelajaran diberikan
untuk sekolah sebagai upaya melengkapi kebutuhan praktek peserta didik
meskipun belum maksimal. Dengan itu siswa diharapkan akan kreatif dan
termotivasi untuk rajin dalam pembelajaran. Begitu juga guru diberikan tugas
membuat perencanaan sebelum mengajar untuk meningkatkan mutu
pembelajaran.
Pada kenyataannya BOMM sebagai jenis bantuan untuk meningkatkan
kualitas proses pembelajaran melalui pengadaan bahan praktik pembelajaran.
BOMM diperlukan sekolah untuk pemenuhan prasarana belajar yang
diperlukan dapat memenuhi sarana standar pembelajaran siswa.
Secara garis besar siswa dapat menikmati belajar yang efektif apabila
lengkapnya pengadaan bahan praktik yang disediakan. Dengan itu sekolah
mengoptimalkan sarana dan prasarana sekaligus perbaikan dan pemeliharaan
sarana atau peralatan yang sudah ada sehingga dapat memenuhi kekurangan
yang telah ada pada pembelajaran.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, penulis tertarik untuk
B.
Masalah Penelitian
1. Identifikasi MasalahBerdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan
masalah yang muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan pengelolaan BOMM di SMK Al–Hidayah Lestari.
b. Kecukupan dana BOMM untuk membiayai operasional sekolah di SMK
Al–Hidayah Lestari.
c. Faktor-faktor pendukung yang dimiliki sekolah dalam upaya peningkatan
mutu pembelajaran di SMK Al–Hidayah Lestari.
d. Faktor-faktor yang menghambat upaya peningkatan mutu pembelajaran di
SMK Al–Hidayah Lestari.
e. Pengaruh BOMM terhadap peningkatan mutu pembelajaran di SMK
Al-Hidayah Lestari.
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada di atas, dapat diteliti dalam waktu
yang bersamaan maka penulis membatasi masalah pada seberapa jauh
pengaruh BOMM terhadap peningkatan mutu pembelajaran di SMK Al–
Hidayah Lestari.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah
dijabarkan, maka masalah yang akan dijadikan dasar dari penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana Pengelolaan Bantuan Operasional Manajemen Mutu di
SMK Al-Hidayah Lestari.
b. Apakah Bantuan Operasional Manajemen Mutu berpengaruh terhadap
C. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi yang
menggambarkan tentang peningkatan mutu pembelajaran di SMK Al-Hidayah
Lestari dengan memanfaatkan Bantuan Operasional Manajemen Mutu, mulai
dari tahap perencanaan serta pengelolaan Bantuan Operasional Manajemen
Mutu untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Manfaat penelitian sebagai
bahan masukan dan renungan untuk pihak-pihak terkait yang berhubungan
dengan dunia pendidikan (DIKNAS / DEPAG) dan sebagai bahan masukan
untuk pihak sekolah, untuk transparan dalam pengelolaan Bantuan
BAB II
KAJIAN TEORI, DAN KERANGKA BERPIKIR
A. KAJIAN TEORI
1. BANTUAN OPERASIONAL MANAJEMEN MUTU (BOMM) a. Pengertian
Untuk mengetahui pengertian BOMM, terlebih dahulu dijelaskan
tentang pengertian manajemen dan mutu (kualitas) di sekolah. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Manajemen adalah penggunaan sumber
daya secara efektif untuk mencapai sasaran”.1
Pengertian manajemen menurut Ngalim Purwanto, adalah: “proses
untuk menyelenggarakan dan mengawasi suatu tujuan tertentu”.2
Selanjutnya menurut Arifin Abdurachman seperti yang dikutip Ngalim
Purwanto bahwa: “manajemen adalah kegiatan-kegiatan untuk mencapai
sasaran-sasaran dan tujuan pokok yang telah ditentukan dengan
menggunakan orang-orang pelaksana”.3
Pendapat Arifin Abdurrachman tersebut sesuai dengan pendapat Terry
(1977:4) yang mengemukakan bahwa:
“Management is a district procces consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human beings and other resources.
1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-2, h. 708.
2 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. Ke-15, h. 6.
Yang artinya manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan orang-orang dan sumber daya lainnya”.4
Sejalan dengan definisi di atas, Stoner menyatakan bahwa manajemen
adalah “proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan usaha-usaha anggota organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan”.5
Selanjutnya George R. Terry: “Princciples of Management”. seperti
yang dikutip oleh Moekijat memberikan pengertian mengenai manajemen
sebagai: “pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya
melalui usaha-usaha orang-orang lain”.6
Menurut The Liang Gie, manajemen didefinisikan sebagai berikut:
“segenap perbuatan menggerakkan sekelompok petugas dan mengerahkan
segenap sarana dalam suatu organisasi apapun untuk mencapai tujuan
tertentu.7
Selain itu pula manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan
profesi. Dikatakan ilmu oleh Luther Gulick karena “manajemen dipandang
sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha
memahami mengapa dan bagaimana orang bekerjasama”.8
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah
pengelolaan dan penyelenggaraan segenap proses menggerakkan
orang-orang dan fasilitas dalam suatu organisasi untuk mencapai tujusn secara
efektif dan efesien dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen.
Sedangkan mendefinisikan mutu atau kualitas sendiri tidaklah mudah,
karena orang mempunyai pandangan tersendiri untuk mendefinisikan
kualitas. Menurut Bruce Brocka and M. Suzanne Brocka : “Quality
4 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan…,h. 7.
5 T. Hani Handoko, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1998), Cet. Ke-13, h. 8. 6 Moekijat, Kamus Manajemen , (Bandung: Mandar Maju, 2000) Cet Ke-V, h. 290-291. 7 The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern, (Yogyakarta: Liberty, 2000), Cet. Ke-7, h. 25.
Management or Total Quality Management (TQM) is a way to continuosly
improve performance at every functional area of an organization, using all
available human and capital resources.”9
(Manajemen Mutu atau Kualitas Manajemen Mutu adalah cara yang
berekesinambungan dalam mengembangkan pelaksanaan (tindakan) pada
tiap tingkat kegiatan, dari setiap badan dari sebuah organisasi,
memanfaatkan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia).
Kualitas suatu produk jasa menurut American Society for Quality
Control adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari
suatu produk atau jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten.10
Mutu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti ukuran baik buruk
suatu benda; kadar taraf atau derajat; kualitas.11 Para ahli ekonomi dalam
mendefinisikan mutu berbeda-beda cara mengutarakannya, tetapi maksud
dan intinya adalah sama, seperti beberapa pendapat berikut ini.
Menurut Goetsh dan Davis, kualitas merupakan suatu kondisi dinamis
yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
yang memenuhi atau melebihi harapan.12
Menurut perbendaharaan istilah ISO 8402 dan standar nasional
Indonesia (SNI 19-8402-1991), bahwa “mutu adalah memuaskan ciri,
karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan
kebutuhan baik yang dinyatakan secara tegas maupun tersamar.13
Dalam kamus manajemen, kualitas hanya dapat dirumuskan menurut
sifat-sifat dari barang atau jasa yang diinginkan. Dari sudut pandang ini
kualitas adalah jumlah dari sejumlah sifat-sifat yang berhubungan dan
diinginkan, seperti bentuk dimensi, komposisi, kekuatan, kepandaian
9 Bruce Brocka and M. Suzanne Brocka, Quality Management, (New York: McGraw-Hill, 1992), h. 3.
10 Rambat Lupioadi, Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktek, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h. 144.
11 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-2, h. 768.
12 Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa, (Yogyakarta: Andi 2000), h. 51.
membuat sesuatu, penyesuaian, kesempurnaan, warna, dan seterusnya.
Unsur yang terpenting dalam mutu adalah bukan biaya, tetapi kesamaan
(persamaan) dengan standar yang telah ditetapkan.14
Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi
dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional
dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu
produk seperti: performansi (performance), keandalan (reliability), mudah
dalam penggunaan (ease of use), estetika (esthetics), dan sebagainya.15
Menurut Crosby yang dikutip oleh M. N. Nasution, “kualitas atau mutu
adalah conformance to requirement yaitu sesuai dengan yang disyaratkan
atau distandarkan”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diartikan bahwa
satu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang
telah ditentukan.
Menurut Feigenbaum yang juga dikutip oleh M. N. Nasution, Mutu
adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full costumer satisfaction). Suatu
produk dikatakan berkualitas apabila dapat memberikan kepuasan
sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan
konsumen atas produk.16
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa mutu adalah
terpenuhinya harapan pelanggan ketika pelanggan tersebut membutuhkan
suatu produk atau layanan (jasa). Suatu produk atau jasa dikatakan
bermutu atau berkualitas apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya
kepada pelanggan. Juga dapat dikatakan bahwa produk atau jasa bermutu
tinggi apabila tidak terdapat kelemahan atau tidak ada cacat sedikitpun
baik mutu melalui produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan dimana
mutu adalah suatu kondisi yang bersifat dinamis.
14 Moekijat, Kamus Manajemen , (Bandung: Mandar Maju, 2000) Cet Ke-V, h. 455.
15 Vincent Gaspersz, D.Sc., CFPIM, CIQA, Total Quality Management (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005), Cet Ke-4, h. 4.
Sedangkan sekolah berasal dari bahasa asing, yaitu “School atau
schule, arti sekolah suatu lembaga pendidikan”.17 Kemudian sekolah
adalah “tempat anak didik mendapat pelajaran yang diberikan oleh guru”.
Pelajaran hendaknya diberikan secara pedagogik dan didaktik. Tujuannya
untuk mempersiapkan anak didik menurut bakat dan kecakapan
masing-masing, agar mampu berdiri sendiri di dalam masyarakat.18
Sekolah merupakan sebuah organisasi, yakni unit sosial yang sengaja
dibentuk oleh beberapa orang yang satu sama lain berkoordinasi dalam
melaksanakan pekerjaannya untuk mencapai tujuan bersama. Sekolah
merupakan sebuah unit sosial, karena didalamnya terdiri dari beberapa
orang yang menyatu bukan oleh faktor kebetulan tapi dengan sebuah
kesengajaan, yakni mereka sengaja untuk menyatu walaupun melakukan
tugas yang berbeda satu sama lain dalam rangka mencapai sebuah tujuan
bersama, yakni mendidik anak-anak dan mengantarkan mereka menuju
pada fase kedewasaan agar mereka mandiri baik secara psikologis,
biologis maupun sosial.
Bukan hanya itu saja sekolah juga sebagai lembaga pendidikan formal,
mempunyai peran memberikan layanan pendidikan kepada warga sekolah.
Sekolah sebagai pusat pendidikan formal merupakat masyarakat yang
secara terencana diserahi tugas untuk mendapatkan pendidikan yang pada
intinya berupa pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai serta sikap yang
dibutuhkan oleh masyarakat.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal di dalam penyelenggaraan
dan pengembangannya diarahkan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional. Sekolah-sekolah dari tingkat dasar sampai perguruan
tinggi, memproses siswa menjadi lulusan yang sesuai dengan apa yang
diharapkan, yaitu sesuai dengan kriteria seperti yang tercantum dalam
tujuan pendidikan nasional Dari kedua pengertian sekolah di atas dapat
disimpulkan bahwa sekolah adalah tempat dimana seorang anak didik di
didik agar dapat mengembangkan bakat yang dimiliki pada tiap-tiap
jenjang sekolah.
Berdasarkan paparan yang dijelaskan bahwasanya manajemen mutu
sekolah merupakan suatu cara untuk mencapai suatu tujuan dengan
mempunyai tingkat derajat yang baik untuk dapat dilaksanakan dalam
suatu oragnisasi atau lembaga pendidikan yang terstruktur.
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang di ukur dalam satuan
uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan mencapai tujuan tertentu.
Pembiayaan adalah salah satu komponen masukan instrumental
(instrumental input) yang sangat penting dalam menyelenggarakan sebuah
kegiatan, begitu juga dengan pembiayaan pada pendidikan.19
Menurut Dedi Supriadi, biaya (cost) dalam pengertian ini memiliki
cakupan yang sangat luas yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan
dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang maupun
barang dan tenaga (yang dapat dihargakan dengan uang).20
Karena itu pembiayaan sangat vital dalam keberlangsungan tujuan
pendidikan. Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya
yang secara langsung menunjang efektefitas dan efesiensi pengelolaan
pendidikan.21 Dapat diartikan, bahwa pembiayaan yang tidak jelas
penggunaannya adalah merupakan bentuk penyimpangan pada
penggunaan dana pendidikan.
Pembiayaan pendidikan meliputi: (1) biaya investasi, (2) biaya
personal, (3) baiaya operasi. Banyaknya pembiayaan pendidikan ini sudah
sewajarnya dapat dilaksanakan dalam mencapai target pendidikan, yaitu
tujuan pendidikan nasional. Yang menurut sumbernya, biaya pendidikan
dapat digolongkan menjadi 4 jenis, (a) biaya pendidikan yang dikeluarkan
oleh pemerintah, (b) biaya pendidikan yang dikeluarakan oleh masyarakat
19 Harsono, Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007), h. 9.
20 Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-2, h. 3.
orang tua/wali siswa, (c) biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh
masyarakat bukan orang tua/wali siswa, misalnya sponsor dari lembaga
keuangan dan perusahaan dan (d) lembaga pendidikan itu sendiri.
Dalam teori pembiayaan pendidikan, secara makro ataupun mikro,
pembiayaan dapat dibedakan menjadi dua kategori biaya, yaitu:
(1). Biaya pendidikan yang bersifat langsung (direct cost)
Menurut Dedi Supriyadi, biaya langsung (direct cost) adalah segala
pengeluaran yang secara langsung menunjang penyeleggaraan pendidikan.
Itu berarti, pembiayaan itu dikeluaran dalam rangka untuk keperluan
pelaksanaan pengajaran dan belajar siswa, yang secara otomatis
bersentuhan langsung dan menunjang keberhasilan semua kegiatan
sekolah dalam proses belajar mengajar, berapa besaran biaya yang mesti
dikeluarkan orang tua atau anak, mungkin itu berwujud iuran, pembelian
buku, transportasi, alat-alat tulis, sarana belajar dan biaya tranfortasi.
Biaya langsung juga dapat dikatakan sebagai biaya rutin, biaya rutin
adalah biaya yang harus dikeluarakan dari tahun ke tahun, seperti gaji
pegawai (guru dan non guru). Serta biaya operasional, biaya pemeliharaan
gedung, fasilitas, dan alat-alat pengajaran (barang-barang habis pakai).22
(2). Biaya pendidikan yang tidak langsung (indirect cost)
Sedangkan biaya tak langsung merupakan suatu biaya yang menunjang
proses pendidikan tetapi memungkinkan proses pendidikan tersebut terjadi
di sekolah, misalnya; biaya hidup siswa, biaya transfortasi sekolah ke
sekolah, biaya jajan, biaya kesehatan dan harga kesempatan (opportunity
cost).23
Maka biaya (cost) disini memiliki pengertian yang luas, yaitu; bahwa
semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan
pendidikan baik itu dalam bentuk uang ataupun barang dan tenaga (yang
dapat dihargakan dengan uang).
22 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT . Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-7, h. 48.
Sedangkan berdasarkan sumber-sumbernya, biaya pendidikan pada
tingkat makro (nasional) berasal dari: (1) pendapatan Negara dari ektor
pajak (yang beragam jenisnya), (2) pendapatan dari sector non-pajak,
misalnya dari pemanfaatan sumber daya dan produksi nasional lainnya
yang lazim dikategorikan ke dalam “gas” dan “non migas (3) keuntungan
dari ekspor barang dab jasa, (4) uasaha-usaha Negara lainnya, termasuk
dari divestasi saham pada perusahaan Negara (BUMN), serta (5) bantuan
dalam bentuk hibah (block grant) dan pinjaman luar negeri (lean) baik dari
lembaga-lembaga keuangan internasional (seperti Bank Dunia, ADB, IMF,
IDB dan JICA) maupun pemerintah, baik melalui kerja sama multilateral
maupun bilateral.24
Sedangkan pendekatan unsur biaya (ingredient approach), pengeluaran
sekolah dapat dikategorikan ke dalam beberapa item pengeluaran, yaitu:
(a) Pengeluaran untuk pelaksanaan pelajaran (b) Pengeluaran untuk tata usaha sekolah (c) Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah (d) Administrasi
(e) Pembinaan teknis educative, dan (f) Pendataan.25
Dari penjelasan diatas bahwasanya BOMM terhadap pembiayaan
pendidikan termasuk dalam biaya pendidikan langsung, karena
pembiayaan itu dikeluaran dalam rangka untuk keperluan pelaksanaan
pengajaran dan belajar siswa, yang secara otomatis bersentuhan langsung
dan menunjang keberhasilan semua kegiatan sekolah dalam proses belajar
mengajar seperti alat-alat pengajaran (barang habis pakai).
Sedangkan BOMM adalah bantuan yang diberikan kepada sekolah
untuk membiayai kegiatan-kegiatan inovatif (non fisik) dan pengadaan
24 Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar….., h. 5.
peralatan pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas
pembelajaran.26
Berdasarkan panduan pelaksanaan BOMM tahun 2009, BOMM
merupakan bantuan untuk mewujudkan pencapaian kualitas proses
pendidikan yang lebih bermartabat. Program BOMM sebagai salah satu
pemenuhan prasarana belajar peserta didik yang diperlukan. BOMM
untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran melalui pengadaan
bahan praktik dan bahan ajar atau modul atau alat bantu pembelajaran.27
BOMM diberikan untuk SMK sebagai mendukung implementasi
operasional manajemen pembelajaran di sekolah. BOMM jenis bantuan
yang diberikan untuk sekolah agar dapat melaksanakan proses
pembelajaran yang baik dalam rangka penguasaan kompetensi
sebagaimana yang tertuang dalam kurikulum, yang akhirnya akan
menghasilkan lulusan yang berkualitas.
b. Tujuan BOMM
Adanya BOMM sangat bermanfaat bagi pencapaian tujuan sekolah,
karena BOMM diperntukkan bagi para peserta didik khususnya dan pada
umumnya untuk warga sekolah.
Dengan demikian tujuan BOOM bertujuan untuk meningkatkan proses
pembelajaran melalui pengadaan bahan praktik, bahan ajar , modul atau
alat bantu pembelajaran. BOMM sebagai motivasi sekolah untuk
melakukan reformasi diri sesuai dengan prinsip-prinsip MBS, yaitu fokus
pada mutu, pengelolaan secara jujur dan transparan, perencanaan dan
pengambilan keputusan secara demokratis dengan melibatkan semua
warga sekolah, pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan mutu
pendidikan secara berkelanjutan.
26 Pedoman Pelaksanaan BG SMA 2008, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas 2009, h. 53, http://dikmenum.go.id/block-grant-2008.
c. Kriteria Sekolah Penerima BOMM
BOMM tidak turun begitu saja ke sekolah-sekolah SMU maupun
SMK. Diperuntukkan bagi sekolah yang tidak mendapat dana block grant
BIS USB (Bantuan Imbal Swadaya Unit Sekolah Baru). BIS USB adalah
bantuan pembangunan unit gedung baru untuk penyelenggaraan unit
sekolah baru Negeri yang diberikan kepada kabupaten/kota dalam rangka
perluasaan dan pemerataan pendidikan melalui pemberian layanan
pendidikan SMA dan SMK bagi masyarakat yang membutuhkan.
Pembangunan dilaksanakan secara swakelola oleh pemerintah
kabupaten/kota bersama-sama masyarakat sekitar sebagai pelaksana
pembangunan.
Sanggup mengembangkan program peningkatan mutu yang bersifat
inovatif yang dituangkan di dalam program kerja.
Bagi sekolah yang telah menerima block grant maupun BOMM tahun
sebelumnya, harus sudah menyerahkan laporan kegiatan dan
pertanggungjawaban keuangan.28 Persyaratan penerima BOMM antara
lain:
1) Mengajukan usulan daftar nama siswa ke Dinas pendidikan Provinsi setelah mendapat persetujuan dari Dinas Kab/Kota.
2) Menyerahkan data pokok SMK.
3) Menyampaikan Rencana kegiatan/program dan RAB.
4) Memiliki Rekening sekolah (bukan rekening atas nama pribadi atau yayasan).
5) Menyampaikan fotocopy Surat pengangkatan Kepala SMK yang dilegalisir oleh yang berwenang.
Mekanisme Pengajuan dan Penetapan Penerima BantuanMekanisme
pengajuan usulan daftar nama siswa/rencana kegiatan/RAB BOMM
sebagai berikut:
1) Sekolah menyusun usulan daftar nama siswa, rencana kegiatan/ program dan RAB pemanfaatan dana BOMM.
2) Sekolah mengirimkan usulan daftar nama, rencana kegiatan Program dan RAB pemanfaatan dana BOMM tersebut ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk mendapatkan persetujuan. 3) dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan validasi dan koreksi
(bila diperlukan) data, selanjutnya diusulkan ke Dinas Pendidikan Provinsi.
4) Dinas Pendidikan Provinsi menerima dan meneliti usulan calon penerima BOMM dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Dinas Pendidikan Provinsi dapat melakukan klasifikasi, baik ke Dinas Pendidikan Kabupaten/kota maupun sekolah.
5) Dinas Pendidikan Provinsi mengeluarkan Surat Keputusan penetapan penerima BOMM bagi SMK berdasarkan hasil penilaian.
6) Dinas Pendidikan provinsi melakukan workshop dan penandatanganan surat perjanjian dengan SMK penerima bantuan. 7) dinas pendidikan Provinsi melakukan penyaluran dana BOMM ke
SMK penerima.29
d. Program BOMM
Prioritas Program yang dibiayai dana BOMM antara lain:
1) Pengembangan kreativitas siswa melalui kegiatan lomba/penelitian ilmiah remaja dalam bidang, keilmuan, seni, sosial, olahraga, dan keagamaan.
2) Peningkatan dan pengembangan wawasan bagi warga sekolah dalam rangka pengembangan kultur sekolah yang menyenangkan, mengasyikkan, dan mencerdaskan melalui simposium atau lokakarya di sekolah.
3) Pendayagunaan laboratorium: fisika, kimia, biologi, bahasa, dan komputer.
4) Peningkatan sistem administrasi sekolah dengan komputerisasi. 5) Pengadaan peralatan pendidikan dalam rangka peningkatan mutu.
Jenis peruntukan di atas dicantumkan dalam format RAPBS beserta
uraian program/kegiatan sekolah dengan merinci sasaran dan total biaya
per jenis peruntukan. Peruntukan dana tersebut merupakan hasil
kesepakatan bersama antara pihak sekolah dan diketahui oleh komite
sekolah. Pelaksanaan pekerjaan/program bantuan dan pengelolaan dana
bantuan dilakukan secara swakelola oleh pihak sekolah bersama-sama
dengan komite sekolah secara jujur, terbuka dan bertanggung jawab sesuai
dengan prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah.30
e. Pelaksanaan BOMM
Agar pelaksanaan program BOMM berhasil baik dan dapat
dipertanggung jawabkan, sekolah perlu mentaati hal-hal sebagai berikut:
1) Pengelolaan Program
a) Untuk mengelola program bantuan operasional manajemen mutu,
kepala sekolah secara musyawarah membentuk panitia pelaksana
yang terdiri dari:
1) Kepala sekolah sebagai penanggung jawab program;
2) Wakil kepala sekolah/guru yang relevan sebagai ketua panitia pelaksana;
3) Guru-guru sebagai penanggungjawab pada setiap kegiatan; 4) Bendahara rutin sekolah atau bendahara yang ditunjuk khusus
oleh kepala sekolah sebagai pengelola keuangan BOMM; b) Komite sekolah berperan dalam memberikan pertimbangan,
pendukung baik yang berwujud finansial, pemikiran maupun
tenaga; pengontrol kualitas pelaksanaan program; dan sekaligus
sebagai mediator antara pemerintah dengan masyarakat;
c) Program kerja yang sudah direview dan disetujui oleh pemberi
bantuan menjadi acuan dalam pelaksanaan program bantuan;
d) Utamakan kualitas/mutu pelaksanaan program/kegiatan;
e) Mematuhi ketentuan dan peraturan yang berlaku berkenaan
dengan pelaksanaan program bantuan; Dalam hal melakukan
pengadaan peralatan, sekolah harus mengikuti ketentuan yang
berlaku:
(1) Menyusun rencana pengadaan; (2) Melakukan survei harga;
(3) Menyusun harga perkiraan sendiri (HPS);
(4) Meminta penawaran harga dari penyedia barang; (5) Membuat surat perintah kerja;
(6) Membuat Berita Acara Penerimaan Barang.31 2) Pengelolaan Dana Bantuan
Dana BOMM dikelola oleh bendahara rutin sekolah atau bendahara
yang ditunjuk khusus oleh kepala sekolah untuk mengelola dana block
grant dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a) Pembukuan dilakukan pada buku kas umum sekolah, sedangkan rincian secara detail dibukukan tersendiri pada buku kas pembantu; b) Pembukuan dana bantuan itu berisi semua transaksi keuangan
menurut urutan tanggal transaksi dan disertai bukti pembayaran pengeluaran (kuitansi) yang ditandatangani oleh kepala sekolah dan bendaharawan;
c) Pembukuan ditutup pada setiap akhir bulan dan ditandatangani oleh kepala sekolah dan bendahara sekolah/bendahara yang ditunjuk; d) Menyimpan dokumen pengeluaran secara tertib, rapi dan lengkap ; e) Pengelolaan dana bomm berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan
keuangan negara.
3) Pelaporan
Sekolah penerima dana BOMM wajib menyusun laporan pelaksanaan
program dan pengelolaan keuangan yang disampaikan kepada pemberi
bantuan per semester dengan tembusan kepada kepala dinas pendidikan
kabupaten/kota setempat.32
Tujuan dari pelaporan BOMM untuk mengetahui persyaratan yang
telah diberikan oleh pemerintah serta tidak terjadi kesalah pahaman
untuk penyaluran yang dibutuhkan sekolah.
Laporan pelaksanaan program BOMM yang disusun harus dapat
memberikan data dan informasi lengkap, jelas dan akurat tentang
keseluruhan proses yang telah dilakukan.
a) Laporan dari sekolah terdiri atas
(1) Laporan Awal
Laporan awal harus menjelaskan tentang:
(a) Perencanaan kegiatan dan Jadwal Kegiatan (b) Susunan Tim Pelaksana
(c) RAB seluru kegiatan
(d) Rencana Penyerapan dana Bantuan (e) Daftar nama siswa penerima
(2) Laporan Perkembangan
Laporan perkembangan harus menjelaskan tentang:
(a) Realisasi kegiatan target yang direncanakan
(b) Realisasi pengeluaran dana atas target yang direncanakan (c) Gambaran mengenai kontribusi masyarakat
(d) Masalah yang dihadapi dan upaya penyelesaian
(3) Laporan Akhir
Laporan akhir pelaksanaan harus menjelaskan tentang:
(a) Realisasi seluruh kegiatan (b) Realisasi pengeluaran dana (c) Kontribusi masyarakat (bila ada)
(d) Masalah yang dihadapi dan upaya menanggulanginya.
b) Laporan Provinsi
Laporan pendidikan provinsi menyusun resume laporan pelaksanaan
kegiatan BOMM seluruh SMK dalam bentuk laporan akhir, memuat
data kuantitatif dan kualitatif hasil pelaksanaan program. Laporan
akhir disampaikan kepada Direktur Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan.33
2. MUTU PEMBELAJARAN
a. Pengertian Mutu Pembelajaran
Berdasarkan penjelasan di atas mutu adalah terpenuhinya harapan
pelanggan ketika pelanggan tersebut membutuhkan suatu produk atau
layanan (jasa). Suatu produk atau jasa dikatakan bermutu atau berkualitas
apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya kepada pelanggan. Juga
dapat dikatakan bahwa produk atau jasa bermutu tinggi apabila tidak
terdapat kelemahan atau tidak ada cacat sedikitpun baik mutu melalui
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan dimana mutu adalah suatu
kondisi yang bersifat dinamis.
Menurut Oemar Hamalik pembelajaran adalah “suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,
dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.34
Sedangkan menurut M. Sobry Sutikno dalam pengertian lain pembelajaran
adalah “usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber
belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa (Arief. S. Sadiman, et
al., 1990)35
Pembelajaran pada dasarnya menitik beratkan pada tingkah laku siswa
atau perbuatan sebagai output (keluaran) pada diri siswa yang dapat
diamati. Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi pelajaran, akan
tetapi proses untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan
yang dicapai. Selain itu pembelajaran merupakan segala upaya yang
dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa.
Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreativitas berfikir yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir siswa dan dapat meningkatkan penguasaan yang baik
terhadap materi pembelajaran.
b. Dimensi Mutu
Ada delapan dimensi kualitas yang dikembangkan Garvin dan dapat
digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan analisis, terutama
untuk produk manufaktur. Dimensi-dimensi tersebut adalah:
1) Kinerja (performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti. 2) Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik
sekunder atau pelengkap.
3) Kehandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai.
34 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 19955), Cet. Ke-1, h. 57.
4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
5) Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan.
6) Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi; penanganan keluhan yang memuaskan.
7) Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.
8) Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
Bila dimensi-dimensi di atas lebih banyak diterapkan pada
perusahaan manufaktur, maka berdasarkan berbagai penelitian
terhadap beberapa jenis jasa, Zeithmal, Berry dan Parasuraman (1985)
berhasil mengidentifikasi lima kelompok karakteristik yang digunakan
pleh para pelanggan dalam mengevaluasi kualitas jasa, yaitu:
1. Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi.
2. Kehandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan.
3. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
4. Jaminan (assurance), mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf; bebas dari bahaya, risiko tau keragu-raguan.
5. Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan para pelanggan.36
c. Komponen-Komponen Pembelajaran
Sebagai suatu sistem tentu saja kegiatan pembelajaran mengandung
sejumlah komponen, yang meliputi:37
1) Tujuan
Tujuan merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dari
pelaksanaan pembelajaran. Tidak ada suatu pembelajaran yang
diprogamkan tanpa tujuan, karena hal ini merupakan kegiatan yang
36 Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), h.5-6.
tidak memiliki kepastian dalam menentukan arah, target akhir dan
prosedur yang dilakukan.
Tujuan adalah komponen yang dapat mempengaruhi komponen
pengajaran yang lainnya seperti bahan pelajaran, kegiatan belajar
mengajar, pemilihan metode, alat, sumber, dan alat evaluasi.
2) Bahan Pelajaran
Menurut Syaiful Bahri Djamarah bahan adalah substansi yang akan
disampaikan dalam proses edukatif. Tanpa bahan pelajaran proses
interaksi edukatif tidak berjalan. Karena itu, guru yang akan mengajar
pasti mempelajari dan mempersiapkan bahan pelajaran yang akan
disampaikan kepada anak didik. Bahan pelajaran adalah “unsur inti
dalam kegiatan interaksi edukatif. Karena harus diupayakan untuk
dikuasai oleh anak didik”.38
Bahan pelajaran merupakan materi yang terus berkembang secara
dinamis seiring dengan kemajuan dan tuntutan perkembangan
masyarakat. Oleh karena itu, bahan pelajaran yang diterima anak didik
harus mampu merespon setiap perubahan dan mengantisipasi setiap
perkembangan yang akan terjadi di masa depan.
Dengan demikian bahan pelajaran merupakan komponen yang
tidak bisa diabaikan dalam pengajaran, sebab bahan pelajaran
merupakan inti dalam proses belajar mengajar.
3) Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan,
segala sesuatu yang telah diprogamkan akan dilaksanakan dalam
proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan
anak didik terllibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran
sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu peserta didiklah yang aktif,
bukan guru.39
38 Syaiful Bahri Djmarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), Cet. Ke-1, h. 17-18.
4) Metode
Metode adalah “suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan”. Dalam kegiatan belajar mengajar metode
sangat diperlukan oleh guru, dan penggunaannya bervariasi sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.40
5) Alat
Alat merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka
mencapai tujuan pengajaran. Dalam proses pengajaran alat mempunyai
fungsi sebagai pelengkap untuk mencapai tujuan.
Alat dibagi menjadi dua macam, yaitu alat verbal dan alat Bantu
non verbal. Alat Bantu vrbal berupa suruhan, perintah, larangan dan
sebagainya. Sedangkan alat Bantu non verbal berupa globe, papan
tulis, batu kapur, gambaran, diagram, slide, video dan sebagainya.41
6) Sumber Belajar
Ahmad Rohani berpendapat bahwa: Sumber belajar adalah segala
apa (daya, lingkungan, pengalaman) yang (dapat) dipergunakan dan
mendukung proses/kegiatan pengajaran secara lebih efektif dan dapat
memudahkan pencapaian tujuan pengajaran/belajar, tersedia (sengaja
disediakan/dipersiapkan), baik yang langsung/tidak langsung, baik
konkret/ yang abstrak.42
7) Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu tindakan atau proses untuk menentukan
nilai dari sesuatu, sedangkan menurut Roestiyah evaluasi adalah
“kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya
mengenai kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dari hasil
belajar siswa guna mendorong atau mengembangkan kemampuan
Oleh karena itu, evaluasi berperan sebagai barometer untuk
mengukur tercapai atau tidaknya tujuan yang telah ditetapkan.
d. Faktor yang Mempengaruhi Sistem Pembelajaran
Pendidikan secara umum dan pembelajaran pada khususnya senantiasa berada dalam suatu lingkungan yang turut serta mempengaruhi terhadap
bekerjanya sistem pendidikan maupun sistem pembelajaran. dengan
demikian beberapa factor yang mempengaruhi terhadap kesuksesan
pembelajaran adalah:
1) Faktor Guru
Dalam sistem pembelajaran faktor guru menjadi salah satu sumber
pembelajaran yang dimiliki peran penting. Dari benerapa hasil
penelitian dimana para siswa ketergantungan pada faktor guru
masih cukup tinggi dalam aktivitas pembelajaran.
2) Faktor Siswa
Menurut Dunkin, faktor siswa terdapat beberapa aspek yang
mempengaruhi system pembelajaran yaitu: kondisi latar belakang
pengalaman siswa, karakteristik dan sifat yang melekat dimiliki
oleh setiap individu siswa.44
3) Faktor Sarana dan Fasilitas
Sarana dan fasilitas yang mendukung terhadap proses
pembelajaran. Tersedianya media pembelajaran yang berfungsi
sebagai alat untuk membantu kemudahan belajar bagi siswa sangat
mempengaruhi terhadap system pembelajaran. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi bagi kualitas pembelajaran sangat
signifikan, bagi siswa yang dapat memanfaatkan berbagai sumber
pembelajaran secara optimal maka akan sangat menentukan
kualitas siswa tersebut baik dilihat dari proses maupun hasil
pembelajaran yang diperolehnya.
4) Faktor Lingkungan
Seperti telah banyak dibahas oleh beberapa ahli pendidikan bahwa
pembelajaran adalah perubahan perilaku siswa karena adanya
interaksi dengan lingkungan pembelajaran. Oleh karena itu, sangat
jelas bahwa faktor lingkungan termasuk salah satu elemen yang
mempengaruhi sistem pembelajaran.45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Dalam penilitian ini pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui Pengaruh
Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) Terhadap Peningkatan Mutu
Pembelajaran.
B.
Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus yang
telah menerima program BOMM sejak tahun 2007-2009. Sekolah beralamat
di Jl. Kana Lestari Blok K/I, Lebak Bulus, Jakarta - Selatan.
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan 16 November 2009 sampai
dengan 11 Januari 2010.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
yaitu penelitian yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari
fenomena obyek yang diteliti. Penelitian deskritif ini digunakan untuk
mengetahui gambaran Pengaruh BOMM Terhadap Peningkatan Mutu
Dimaksudkan dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari
mana data diperoleh. Dalam penelitian ini populasi adalah seluruh guru SMK
Al-Hidayah Lestari berjumlah 25 orang guru. Mengadakan Tanya jawab
dengan beberapa pihak yang berkepentingan diantaranya: kepala sekolah,
wakil bidang kesiswaan dan tim panitia BOMM.
E.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data antara lain :
a. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.1 Dalam studi lapangan ini penulis
mengumpulkan data melalui angket yang disebarkan kepada seluruh guru.
b. Wawancara
Wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap
muka antara pihak penanya (interviewer) dengan pihak yang ditanya atau
penjawab (interviewee).2 Wawancara dilakukan penanya dengan
menggunakan pedoman wawancara. Dalam hal ini penulis mengadakan
wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan
dan tim panitia BOMM sekolah SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prestasi, nilai ebtanas, nilai
raport, notulen rapat, dan sebagainya.3
1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), Cet Ke-13, h.151.
2 Prof. H. D. Sudjana S, Manajemen Program Pendidikan, (Bandung: Falah Production, 2000), h. 316.
3
Kisi-kisi Angket Pengaruh BOMM Terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran
No Variabel Aspek/Dimensi Indikator No. Item Jumlah
1. Teknik Pengolahan Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut :
a. Editing
Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah
diserahkan oleh responden. Jadi setelah angket diisi oleh responden dan
diserahkan kepada penulis, kemudian penulis memerikasa satu persatu
angket tersebut. Bila ada jawaban yang diragukan atau tidak dijawab,
maka penulis menguhubungi responden yang bersangkutan untuk
menyempurnakan jawabannya.
Tujuan dari editing adalah mengurangi kesalahan atau kekurangan yang
ada pada daftar pertanyaan yang telah diselesaikan.
b. Skoring
Tahap selanjutnya adalah memberikan skor butir-butir pernyataan yang
terdapat dalam angket. Pemberian skor ini dilakukan dengan
memperhatikan jenis data yang ada, karena terdapat 4 butir jawaban yaitu:
selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah. Penulis memberikan skor nilai
4 untuk jawaban selalu, 3 untuk jawaban sering, 2 untuk jawaban
kadang-kadang, dan 1 untuk jawaban tidak pernah.
c. Tabulating
Setelah diketahui skor setiap indikatornya maka seluruh data
tersebut ditabulasikan dalam sebuah tabel untuk kemudian diketahui
hasil penghitungannya.
2. Teknik Analisa Data
Untuk menganalisis setiap variabel digunakan teknik analisa secara
deskriptif, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
f
P = X 100%
P = Angka persentase
Dari data yang merupakan hasil perhitungan statistik deskriptif, yang perlu
dibahas selanjutnya adalah nilai mean atau nilai rata-ratanya. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui kondisi atau gambaran masing-masing aspek
yang diteliti berdasarkan jawaban responden. Untuk menentukan presentase,
digunakan perhitungan sederhana dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan
mengalikan jumlah item pernyataan dengan skor tertinggi.
b. Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata
sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.
c. Menentukan kategorinya, yaitu dengan menggunakan rumus:5
4
NH
Dalam memberikan interpretasi atas nilai rata-rata yang diperoleh
digunakan pedoman interpretasi yang dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 3
Interpretasi Nilai Pengaruh Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) Terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran
di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus No Interval Skor Kategori
1. 76 – 100 % Baik
2. 56 – 75 % Cukup Baik
3. 41 – 55 % Kurang Baik
4. 40 % Tidak Baik
5
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus
1. Sejarah Singkat SMK Al-Hidayah Lestari Lebak BulusSMK Al-Hidayah Lestari adalah sekolah menengah kejuruan swasta
kelompok Bisnis Manajemen berlokasi di Lebak Bulus Jakarta selatan.
Sekolah ini berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Al Hidayah,
berdasarkan akta notaris Raden Soeryo Wongsowijoyo. SMK Al Hidayah
Lestari mulai melakukan KBM pada tahun ajaran 1993 / 1994, disahkan
berdasarkan surat keputusan menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor
keputusan 017/101.A1/I/95 tentang persetujuan penyelenggaraan sekolah
swasta.
SMK Al Hidayah Lestari terdiri dari tiga jurusan atau program keahlian
yaitu akuntansi, sekretaris dan manajemen bisnis (penjualan). Didirikan pada
tahun 1993 dan telah meluluskan XIII angkatan.12 lokal berdiri di atas tanah
seluas 1700M2 resmi dibangun pada tanggal 19 juli 1993 dan terakreditasi “B”
pada tahun 2008. Setelah itu mendapatkan akreditasi “A” pada tahun 2009.
SMK Al-Hidayah Lestari berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan
Islam Al-Hidayah, Yayasan ini mempunyai luas tanah 2500M2. Yayasan ini
(TK), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK).
Program studi di SMK Al-Hidayah Lestari merupakan program studi yang
langsung berkenaan dengan kebutuhan dunia kerja dewasa ini. Program studi
tersebut adalah Program Studi Akuntansi, Program Studi Administrasi dan
Program Studi Penjualan. Siswa yang mendaftar dan masuk di SMK
Al-Hidayah Lestari selalu mengalami fluktuasi (naik-turun). Tahun ajaran 2009
459 murid sedangkan tahun 2008 siswa yang diterima masuk di SMK
Al-Hidayah Lestari sekitar 134 murid.
2. Visi dan Misi
SMK Al-Hidayah Lestari yang beralamat di Jl. Kana Lestari Blok K / Lebak Bulus Jakarta Selatan Telp. 766 1343 mempunyai visi “mewujudkan
SMK Al-Hidayah Lestari sebagai sekolah yang mandiri dan profesional dalam
menciptakan sumber daya manusia yang islami, religius dan berwawasan
sesuai tuntutan dunia usaha”. Sedangkan misinya adalah:
a. Menghasilkan siswa / siswi yang sholeh dan sholehah.
b. Menyiapkan tenaga kerja yang trampil.
c. Menyiapkan tenaga kerja yang berkualitas dan profesional.
d. Memberi bekal keterampilan produktif, mengubah status manusia
konsumen menjadi manusia yang produktif.
e. Memberikan kemampuan dasar sebagai bekal pengembangan kualitas
dirinya.
Selain itu juga terdapat visi dan misi untuk masing-masing jurusan, yaitu:
Visi dan Misi Program Kejuruan Administrasi Perkantoran SMK
Al-Hidayah Lestari. Visi mewujudkan lulusan program keahlian administrasi
perkantoran yang mandiri dan professional. Sedangkan misinya adalah:
a. Menyiapkan tenaga kerja yangtrampil dibidang administrasi perkantoran.
b. Memberikan kemampuan dasar sebagai bekal pengembangan kualitas
c. Memberikan kemampuan dasar di bidang administasi perkantoran agar
dapat diterima di dunia usaha / dunia industri.
Visi dan misi Program Kejuruan Akuntansi SMK Al-Hidayah Lestari. Visi
Mewujudkan lulusan program keahlian akuntansi yang mandiri dan
professional. Sedangkan misinya adalah:
a. Menyiapkan tenaga kerja yang trampil dibidang akuntansi.
b. Memberikan kemampuan dasar sebagai bekal pengembangan kualitas
dirinya.
c. Memberikan kemampuan dasar di bidang akuntansi agar dapat diterima di
dunia usaha / dunia industri.
Visi dan Misi Program Kejuruan Penjualan SMK Al-Hidayah Lestari. Visi
Mewujudkan lulusan program keahlian penjualan yang mandiri dan
professional. Sedangkan misinya adalah:
a. Menyiapkan tenaga kerja yang trampil dibidang penjualan
b. Memberikan kemampuan dasar sebagai bekal pengembangan kualitas
dirinya
c. Memberikan kemampuan dasar di bidang penjualan agar dapat diterima di
dunia usaha / dunia industri
3. Keadaan Guru, Siswa, dan Karyawan
a. Keadaan Guru
Tenaga pengajar yang berada di SMK Al-Hidayah Lestari ini terdiri
dari 16 orang laki-laki dan 13 orang wanita. Latar belakang pendidikan
tenaga pengajar SMK Al-Hidayah Lestari ini lulusan dari berbagai
perguruan tinggi negeri maupun swasta yang mengajar sesuai dengan
Tabel 4
Data Tenaga Pendidik
NO JENIS KELAMIN D2 D3 S1 S2 JUMLAH
1 LAKI-LAKI - 3 12 - 15
2 PEREMPUAN - 2 12 - 14
JUMLAH - 5 24 - 29
b. Keadaan Siswa
Jumlah siswa SMK Al-Hidayah Lestari pata tahun ajaran
2009/2010 adalah 459 siswa dengan 195 siswa laki-laki dan 264 siswa
perempuan.
Tabel 5
Data Keadaan Siswa SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus
KELAS SISWA
LAKI –LAKI PEREMPUAN JUMLAH
I 78 106 184
II 38 72 110
III 79 86 165
JUMLAH 195 264 459
c. Keadaan Staf dan Karyawan
Untuk membantu kelancaran administrasi sekolah, staf dan
karyawan yang berada di SMK Al-Hidayah Lestari ini berjumlah 4
orang laki-laki dan 1 orang pesuruh. Terdiri dari. Staf yang berada di
SMK Al-Hidayah Lestari ini ada beberapa bagian, tiap bagian sudah
ada seseorang yang mengerjakan tugasnya masing-masing (lihat