SKRIPSI
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN
TERHADAP SISTEM PELAYANAN NASABAH MELALU
MEDIA ATM PADA PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.
CABANG MEDAN BALAI KOTA
O L E H
AHMAD SUHAIRI
070522139
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-1 Ekstensi
MEDAN
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Sistem
Pengendalian Intern Terhadap Sistem Pelayanan Nasabah Melalui Media ATM
Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Balai Kota”, adalah benar
hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan,
atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Ekstensi
Program S-1 Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas
benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 18 Mei 2011
Yang Membuat Pernyataan,
Ahmad Suhairi
KATA PENGANTAR
Bismillaahir rahmaanirrahim, Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah memberikan Rahmat, Hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini, dengan judul Analisis Sistem Pengendalian Intern Terhadap Sistem
Pelayanan Nasabah Melalui Media ATM Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Cabang Medan Balai Kota, guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan sehingga
skripsi ini masih jauh dari sempurna, dengan hati terbuka Penulis menerima kritik
dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan pada masa yang akan datang.
Adapun skripsi ini dapat diselesaikan dengan bimbingan dan dorongan dari
berbagai pihak, secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi dan Ibu Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Ketua Program
Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
3. Bapak Drs. Rasdianto, Msi., selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan memberikan masukan dan sumbangan pemikiran
4. Bapak Drs. M. Zainul B. Torong, MSi., selaku Dosen Pembanding dan
Penguji 1 dan Bapak Drs. Sucipto, MM, Ak. selaku Dosen Pembanding dan
Penguji 2 yang bersedia memberikan sumbangan saran dan pemikiran dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Tri Tjahja Adi Pimpinan Cabang PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang
Medan Balai Kota.
6. Ayahanda Drs. Sunaryo dan Ibunda Hermina Siregar , yang telah memberikan
doa dan motivasi serta dukungan baik secara moril maupun material kepada
penulis.
Semoga penulisan skripsi ini akan berguna dan bermanfaat bagi para
pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
tidak terkira kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun
skripsi ini.
Medan, 14 Juni 2011
Penulis,
ABSTRAK
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai salah satu bank milik Negara senantiasa berusaha memenuhi tuntutan kebutuhan nasabahnya dalam bertransaksi di ATM dan seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Oleh karena itu fasilitas ATM harus terus dikembangkan dengan menambah aneka fitur atau menu-menu transaksi.
Dalam proses transaksi ATM tentunya diperlukan sistem pengendalian yang baik untuk menghindari terjadinya kecurangan yang ditimbulkan oleh pihak luar. Sistem pengamanan ATM dilengkapi dengan master key dan pin, dengan sistem pengamanan untuk komputerisasi dari sistem ICBS adalah password.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang Sistem Pengendalian Intern Terhadap Sistem Pelayanan Nasabah Melalui Media ATM Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Balai Kota serta mengetahui sejauh mana peran sistem pengendalian intern tersebut dalam mengatasi atau memperkecil terjadinya penyelewengan yang mungkin terjadi.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentsasi
Dari hasil penelitian tersebut penulis mendapat kesimpulan bahwa sistem pegolahan data berbasisi komputer yang ada pada perusahaan yaitu sistem ICBS yang memiliki beberapa subsistem yaitu: Branch Teller Subsystem, Funding Subsystem, Loan Subsystem dan ATM Subsystem. Subsistem tersebut berperan penting dalam proses transaksi ATM yang berlangsung karena proses transaksi ATM yang berlangsung akan langsung mempengaruhi saldo rekening nasabah dengan aplikasi sistem yang ada. Dalam proses transaksi pada ATM perusahaan melakukan pengendalian umum dan pengendalian aplikasi yang diawasi oleh kantor cabang agar kegiatan operasional dapat berjalan dengan lancar dan baik.
ABSTRACT
PT Bank Bank Mandiri (Persero) Tbk, Tbk as one of state-owned bank ever try to fulfill demand requirement of its client in transacting ATM and along with growth of information technology, Therefore facility of ATM have to continue to be developed by growing is multifarious transaction menu and fitur. In course of transaction of ATM it is of course needed operation system which good to avoiding the happening of insincerity generated by outside party. System security of ATM provided with master of key and of password.
The purpose of this research is to know about the Internal Control System Customer Service System Against Media Through ATM at PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Medan Branch City Hall and find out how far the role of the internal control system to overcome or minimize the occurrence of fraud that may occur.
In this research writer of descriptive research method. Data type the used primary data and of sekunder. As for data collecting technique the used documentation and interview.
From result of research writer get conclusion that data-processing system base on computer exist in company that is system of ICBS owning some subsystem that is : Teller subsystem Branch, subsystem funding, subsystem loan and of ATM subsystem. The subsystem play important role in course of transaction of ATM that goes on because transaction process of ATM that goes on will be direct influence account balance of client existing system application, in course of transaction ATM company operation of public and operation of application observed by office of branch to be operational activity walk at ease and goodness.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN………. i
KATA PENGANTAR……… ii
ABSTRAK……….. iv
ABSTRACT……… v
DAFTAR ISI……….. vi
DAFTAR GAMBAR………. ix
DAFTAR LAMPIRAN………. x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang………... 1
B. Perumusan Masalah……… 4
C. Tujuan Penelitian………..……….. 4
D. Manfaat Penelitian ………. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Pengendalian Intren 1. Pengertian Pengendalian Intern……… 6
2. Unsur Pengendalian Intern ………. 9
B. Layanan 1. Pengertian Layanan………. 10
3. Kepuasan Pelanggan/Nasabah………. 12
C. Pengertian dan Fungsi Anjungan Tunai Mandiri (ATM) 1. Pengertian ATM……….. 13
2. Fungsi Anjungan Tunai Mandiri (ATM)…………. 14
3. Penerimaan dan Pengeluaran kas ATM…………... 15
D. Proses Pengolahan Data Pada ATM 1. Batch Processing………. . 16
2. Immediate Processing (On-Line Processing)…….. 18
E. Pengendalian Intern pada ATM 1. Pengendalian Umum……… 22
2. Pengendalian Khusus atas Aplikasi………. 23
F. Kerangka Konseptual………. 26
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian……… 28
B. Data Penelitian………... 28
C. Teknik Pengumpulan Data……… 28
D. Metode analisis data……….. 29
BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian 1. Gambaran Umum PT Bank Mandiri (Persero) Tbk a. Sejarah Singkat Perusahaan……….. 30
b. Struktur Organisasi Perusahaan………. 34
a. Pengertian dan Ruang Lingkup ICBS………… 41
b. Layanan dan Infrastruktur yang Digunakan ATM .... 43
c. Proses Transaksi Harian ATM……….. . 47
3. Masalah-Masalah dalam Transaksi ATM
dan Penanganannya……… 51
4. Pengendalian Sistem Komputer pada PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk
a. Pengendalian dari aplikasi ICBS……… 57
b. Pengendalian ATM………. 60
B. Analisa Hasil Penelitian
1. Analisa dan Evaluasi Terhadap Penerapan ICBS
Pada Transaksi Kas ATM
di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ………. 61
2. Analisa dan Evaluasi Terhadap Metode
Pengendalian ICBS……….. 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……… 68
B. Saran……….. 69
DAFTAR PUSTAKA………. 71
DAFTAR GAMBAR
NO JUDUL HAL
Gambar II.1 Kerangka Konseptual……… 31
DAFTAR TABEL
NO JUDUL HAL
DAFTAR LAMPIRAN
NO JUDUL HAL
Lampiran i Struktur Organisasi Perusahaan………. 75
Lampiran ii Berita Acara Pengisian Uang………. 76
Lampiran iii Pembukuan Transaksi Penarikan Tunai ATM
Nasabah Cabang Sendiri……… 77
Lampiran iv Pembukuan Transaksi Penarikan Tunai ATM
Nasabah Cabang Lain………. 78
Lampiran v Pembukuan Transaksi Pemindahbukuan
ABSTRAK
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai salah satu bank milik Negara senantiasa berusaha memenuhi tuntutan kebutuhan nasabahnya dalam bertransaksi di ATM dan seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Oleh karena itu fasilitas ATM harus terus dikembangkan dengan menambah aneka fitur atau menu-menu transaksi.
Dalam proses transaksi ATM tentunya diperlukan sistem pengendalian yang baik untuk menghindari terjadinya kecurangan yang ditimbulkan oleh pihak luar. Sistem pengamanan ATM dilengkapi dengan master key dan pin, dengan sistem pengamanan untuk komputerisasi dari sistem ICBS adalah password.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang Sistem Pengendalian Intern Terhadap Sistem Pelayanan Nasabah Melalui Media ATM Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Balai Kota serta mengetahui sejauh mana peran sistem pengendalian intern tersebut dalam mengatasi atau memperkecil terjadinya penyelewengan yang mungkin terjadi.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentsasi
Dari hasil penelitian tersebut penulis mendapat kesimpulan bahwa sistem pegolahan data berbasisi komputer yang ada pada perusahaan yaitu sistem ICBS yang memiliki beberapa subsistem yaitu: Branch Teller Subsystem, Funding Subsystem, Loan Subsystem dan ATM Subsystem. Subsistem tersebut berperan penting dalam proses transaksi ATM yang berlangsung karena proses transaksi ATM yang berlangsung akan langsung mempengaruhi saldo rekening nasabah dengan aplikasi sistem yang ada. Dalam proses transaksi pada ATM perusahaan melakukan pengendalian umum dan pengendalian aplikasi yang diawasi oleh kantor cabang agar kegiatan operasional dapat berjalan dengan lancar dan baik.
ABSTRACT
PT Bank Bank Mandiri (Persero) Tbk, Tbk as one of state-owned bank ever try to fulfill demand requirement of its client in transacting ATM and along with growth of information technology, Therefore facility of ATM have to continue to be developed by growing is multifarious transaction menu and fitur. In course of transaction of ATM it is of course needed operation system which good to avoiding the happening of insincerity generated by outside party. System security of ATM provided with master of key and of password.
The purpose of this research is to know about the Internal Control System Customer Service System Against Media Through ATM at PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Medan Branch City Hall and find out how far the role of the internal control system to overcome or minimize the occurrence of fraud that may occur.
In this research writer of descriptive research method. Data type the used primary data and of sekunder. As for data collecting technique the used documentation and interview.
From result of research writer get conclusion that data-processing system base on computer exist in company that is system of ICBS owning some subsystem that is : Teller subsystem Branch, subsystem funding, subsystem loan and of ATM subsystem. The subsystem play important role in course of transaction of ATM that goes on because transaction process of ATM that goes on will be direct influence account balance of client existing system application, in course of transaction ATM company operation of public and operation of application observed by office of branch to be operational activity walk at ease and goodness.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada umumnya, perusahaan besar yang memiliki struktur organisasi yang
mulai berkembang selalu dihadapkan pada masalah bagaimana cara mengelola
perusahaan agar dapat berjalan secara efektif dan efisien terutama dalam
memberikan pelayanan kepada setiap konsumennya. Oleh karena pentingnya
pelayanan kepada setiap konsumennya, maka perlu adanya kontrol yang baik
dari pihak manajemen perusahaan tersebut. kontrol yang dimaksud adalah
sistem pengendalian.
Manajemen yang baik mensyaratkan harus selalu dapat mempertahankan
dan meningkatkan pelayanan terhadap konsumennya secara kontiniu dan
efektif dalam siklus operasional perusahaan sehingga nyatalah betapa
pentingnya perencanaan dan pengendalian dalam mendukung keberhasilan
perusahaan menjalankan aktivitasnya.
Salah satu bentuk perusahaan yang sangat erat kaitannya dengan
pelayanan adalah perbankan. Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang
mempunyai peran sangat besar dalam perekonomian dewasa ini. Peran bank
terutama sebagai lembaga penghimpun dana dan penyalur dana masyarakat.
Peran tersebut sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan dunia usaha
sektor jasa finansial, performanya sangat bergantung pada baik buruknya
pelayanan.
Dalam usahanya menghimpun dana dari masyarakat, sebuah bank akan
menghadapi persaingan dari bank lain dalam memikat calon nasabahnya untuk
menyimpan dana yag mereka miliki. Untuk itu sebuah bank akan berusha
menciptakan dan menawarkan produk-produk perbankan yang didukung
dengan fasilitas yang mutahir sehingga mempermudah nasabah dalam
melakukan transaksi.
Salah satu fasilitas perbankan yang ditawarkan sebagai salah satu
alternative delivery channels dalam bertransaksi dengan bank adalah ATM
(Automatic Teller Machine) yaitu suatu mesin atau alat yang berfungsi
sebagai pelayan bank secara elektronik yang melaksanakan fungsi teller secara
otomatis. Fasilitas perbankan ini diberikan oleh bank kepada nasabahnya
sebagai instrumen dan alat bertransaksi dari produk utamanya yaitu tabungan.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai salah satu bank milik pemerintah
senantiasa berusaha memenuhi tuntutan kebutuhan nasabahnya dalam
bertransaksi, dan seiring dengan perkembangan teknologi informasi, Bank
Mandiri memahami bahwa kebutuhan nasabah bertransaksi juga semakin
beragam. Oleh karena itu fasilitas ATM Bank Mandiri harus dikembangkan
pula dengan menambahkan aneka fitur atau menu transaksi.
Salah satu fasilitas fitur yang diberikan ATM Bank Mandiri adalah
transaksi tunai dan non tunai, fasilitas transaksi tunai adalah penarikan tunai
nasabah agar dapat bertransaksi melalui mesin ATM diberikan sebuah kartu
plastik yang di sebut Kartu ATM dan PIN (Personal Identification Number).
Fasilitas ATM diciptakan sebagai upaya untuk mengatasi kendala jarak dan
waktu. Dengan fasilitas tersebut nasabah dapat melakukan pelayanan sendiri
tanpa melalui counter dikantor bank dengan dilayani seorang teller pada jam
kerja saja. Di samping itu fasilitas ATM memberikan pelayanan 24 jam
sehari.
Berdasarkan pada kenyataan yang ada, pengguna transaksi penarikan tunai
masih terdapat transaksi-transaksi bermasalah seperti terdebet sistem
(misalnya saat melakukan transaksi aliran listrik terputus nasabah tidak
menerima atau menerima sebagian/sejumlah uang sedangkan dalam
rekeningnya sudah terdebet) dan terdapat selisih lebih atau kurang restocking
(pengisian uang), misalnya saat melakukan transaksi nasabah menerima
sejumlah uang lebih maka uang yang ada di ATM akan menjadi berkurang
atau sebaliknya sehingga akan terjadi selisih antara uang sisa restocking dari
yang seharusnya.
Keadaan ini menyebabkan terjadinya komplain dari nasabah.
Mengingat fungsi ATM yang semula diciptakan untuk efektif dan efisiensi
waktu, untuk itu diperlukan sistem pengendalian intern terhadap kas ATM
tersebut. Dilatar belakangi kondisi tersebut maka penulis memilih judul
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian mengenai latar belakang masalah yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi perumusan masalah
sehubungan dengan judul tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Sistem Pengendalian Intern Terhadap Sistem Pelayanan
Nasabah Melalui Media ATM Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Cabang Balai Kota Medan.
2. Apakah sistem pengendalian intern terhadap system pelayanan nasabah
melalui ATM tersebut telah dilakukan sesuai prosedur yang berlaku di PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Balai Kota Medan sehingga dapat
mengatasi atau memperkecil terjadinya peyelewengan-penyelewengan.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang Sistem Pengendalian
Intern Terhadap Sistem Pelayanan Nasabah Melalui Media ATM Pada
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Balai Kota Medan.
2. Untuk mengetahui sampai sejauh mana Pengendalian Intern Terhadap
Sistem Pelayanan Nasabah Melalui Media ATM Pada PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk Cabang Balai Kota Medan dalam mengatasi
atau memperkecil terjadinya penyelewengan-penyelewengan yang
D. Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis, untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan yang
mendalam bagi penulis mengenai Analisis Sistem Pengendalian Intern
Terhadap Sistem Pelayanan Nasabah Melalui Media ATM.
2. Bagi perusahaan, sebagai bahan pertimbangan atau masukan yang
berkaitan dengan Analisis Sistem Pengendalian Intern Terhadap Sistem
Pelayanan Nasabah Melalui Media ATM.
3. Bagi pembaca, menjadi bahan masukan bagi rekan mahasiswa yang
berniat membahas masalah yang berkaitan dengan Analisis Sistem
Pengendalian Intern Terhadap Sistem Pelayanan Nasabah Melalui Media
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Pengendalian Intern
1. Pengertian dan tujuan Pengendalian Intern
Pengendalian intern merupakan istilah yang telah umum dan banyak
dipergunakan dalam berbagai variasi kepentingan dan pengertian. Fungsi dari
pengendalian intern semakin penting dikarenakan semakin berkembang
perusahaan. Semua pimpinan perusahaan harus menyadari dan memahami
betapa pentingnya pengendalian intern.
Menurut Siti dan Ely (2010:312) “Pengendalian intern adalah suatu
proses-yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lainnya
dalam suatu entitas yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai
tentang pencapaian tujuan berikut ini :
a. Keandalan pelaporan keuangan
b. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi
c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
d. Efektivitas dan efisiensi operasi”
Pengendalian intern bagi suatu perusahaan (terutama yang sudah go public)
adalah merupakan suatu keharusan. Bersamaan dengan kewajiban audit
laporan keuangan, direksi wajib memberikan pernyataan tentang kecukupan
yang diadopsi (atau sepenuhnya didesain sendiri), dan wajib diaudit oleh
auditor ekstern. Faktor-faktor yang menyebabkan makin pentingnya sistem
pengendalian intern, antara lain:
a. perkembangan kegiatan dan skalanya menyebabkan kompleksitas struktur,
sistem dan prosedur suatu organisasi suatu organisasi semakin rumit.
Untuk dapat mengawasi operasi organisasi, manajemen hanya
mengandalkan kepercayaan atas berbagai laporan dan analisa.
b. Tanggung jawab utama untuk melindungi aset organisasi, mencegah dan
menemukan kesalahan-kesalahan serta kecurangan-kecurangan terletak
pada management, sehingga management harus mengatur sistem
pengendalian intern yang sesuai untuk memenuhi tanggung jawab
tersebut.
c. Pengawasan oleh dari satu orang (saling cek) merupakan cara yang tepat
untuk menutup kekurangan-kekurangan yang bisa terjadi pada manusia.
Saling cek ini merupakan salah satu karakteristik sistem pengendalian
intern yang baik.
d. Pengawasan yang “built-in” langsung pada sistem berupa pengendalian
intern yang baik dianggap lebih tepat daripada pemeriksaan secara
langsung dan detail oleh pemeriksa (khususnya yang berasal dari luar
organisasi).
Menurut Beasley, Alvin, Elder dan Jusuf (2011:137) “Pengendalian Intern
adalah suatu proses-yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan
tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : (a) keandalan pelaporan
keuangan, (b) efektifitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan yang berlaku. Berikut penjelasan tujuannya:
a) Keandalan pelaporan keuangan
Manajemen bertanggung jawab untuk menyusun laporan keuangan
kreditor dan para pengguna lainnya. Manajemen memiliki tanggung jawab
hukum maupun profesionalisme untuk meyakinkan bahwa informasi
disajikan dengan wajar sesuai dengan ketentuan dalam pelaporan. Tujuan
pengendalian yang efektif terhadap laporan keuangan adalah untuk
memenuhi tanggung jawab pelaporan keuangan ini.
b) Efektivitas dan efisiensi operasi
Pengendalian dalam suatu perusahaan akan mendorong penggunaan
sumber daya perusahaan secara efisien dan efektif untuk mengoptimalkan
sasaran yang dituju perusahaan.
c) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
Perusahaan publik, non-publik maupun organisasi nirlaba diharuskan
untuk memenuhi beragam ketentuan hukum dan peraturan. Beberapa
peraturan ada yang terkait dengan akuntansi secara tidak langsung,
misalnya perlindungan terhadap lingkungan dan hukum hak-hak sipil.
Sedangkan yang terkait erat dengan akuntansi, misalnya peraturan pajak
2. Unsur Pengendalian Intern
Menurut Ikantan Akuntan Indonesia (2011) ada lima unsur (komponen)
pengendalian yang saling terkait berikut ini:
a. Lingkungan pengendalian
Menetapkan corak organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian
orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua
komponen pengendalian inter, menyediakan disiplin dan struktur.
b. Penaksiran resiko
Penaksiran resiko adalah identifikasi entitas dan analisi terhadap resiko
yang relevan unutk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk
menentukan bagaimana resiko harus dikelola.
c. Aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.
d. Informasi dan komunikasi
Informasi dan komunikasi adalah pengindentifikasian, penangkapan, dan
pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan
orang melaksanakan tanggung jawab mereka.
e. Pemantauan
Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian
B. LAYANAN
1. Pengertian Layanan
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam
interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik,
dan menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam Kamus Besar Indonesia
dijelaskan pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain.
Sedangkan melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang
diperlukan seseorang.
Defenisi dari Pelayanan menurut Sugiharto (2002:216) adalah upaya
maksimal yang diberikan oleh petugas pelayanan dari sebuah perusahaan
industri untuk memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan sehingga tercapai
kepuasaan.
Menurut Helien (2004:7) pelayanan pelanggan adalah kegiatan yang
berorientasi kepada pelanggan yang terdiri dari elemen-elemen nyata berupa
faktor yang bisa diraba, didengar dan dirasakan seperti ukuran, berat, warna
dan sebagainya. Kemudian adanya elemen-elemen tidak nyata yaitu lebih sulit
diukur dan sering kali subyektif karena tergantung pada sikap-sikap yang bisa
dipengaruhi namun tidak diajarkan, sebagai contoh rasa nyaman, rileks,
percaya dan lain sebagainya.
2. Kualitas Layanan
Kualitas pelayanan yaitu segala bentuk penyelenggaraan pelayanan secara
maksimal yang diberikan perusahaan dengan segala keunggulan dalam rangka
Menurut keputusan Men.PAN Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 dalam
(Nurul:2003) tentang pedoman Umum Penyelengaraan Pelayanan Publik,
Kualitas pelayanan yaitu kepastian prosedur, waktu, dan pembiayaan yang
transparasi dan accountble yang harus dilaksanakan secara utuh oleh setiap
instansi dan unit pelayanan instansi pemerintah sesuai dengan tugas dan
fungsinya secara menyeluruh.
Menurut Tjiptono (1991:61) menyimpulkan bahwa citra kualitas layanan
yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang / persepsi penyedia jasa,
melainkan berdasarkan sudut pandang / persepsi konsumen. Hal ini
disebabkan karena konsumenlah yang mengkonsumsi serta menikmati jasa
layanan, sehingga merekalah yang seharusnya menentukan kualitas jasa.
Persepsi konsumen terhadap kualitas jasa merupakan penilaian yang
menyeluruh terhadap keunggulan suatu jasa layanan.
Terdapat lima dimensi kualitas pelayanan menurut Parasuraman dalam
Lupiyoadi (2001:148), yaitu:
a. Tangibles, atau bukti fisik yaitu kemampuan perusahaan dalam
menunjukkan eksitensinya kepada pihak eksternal. Yang dimaksud bahwa
penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan
keadaan lingkungan sekitarnya dalah bukti nyata dari pelayanan yang
diberikan.
b. Realibility, atau keandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk
memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan
c. Responsivenese, atau ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu
dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan,
dengan penyampaian informasi yang jelas.
d. Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan,
kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk
menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. Terdiri
dari beberapa komponen antara lain komunikasi, kredibilitas, keamanan,
kompetensi dan sopan santun.
Oleh karena itu, dengan adanya kualitas layanan yang baik maka suatu
perusahaan akan dapat terus di pandang oleh konsumen yang menggunakan
layanan tersebut.
3. Kepuasan Pelanggan / Nasabah
Dalam dunia usaha, kepuasan pelanggan sangat diperhatikan untuk
memajukan daripada usaha itu sendiri. Oleh karena itu harus adanya usaha
untuk melahirkan kepuasaan pelanggan dalam rangka menciptakan iklim
pelanggan yang loyal pada suatu produk atau jasa yang dihasilkan
perusahaan.
Menurut Engel (1994:409) Kepuasaan adalah evaluasi paska konsumsi
untuk memilih beberapa alternatif dalam rangka memenuhi harapan.
Sedangkan nasabah merupakan orang yang menjadi pelanggan bank yang
mempunyai rekening simpanan dan pinjaman.
Menurut Amir (2005:13) Kepuasan Pelanggan/Nasabah adalah seberapa
besar manfaat sebuah produk dirasakan (perceived) sesuai dengan apa yang
diharapkan pelanggan/nasabah.
Dari berbagai pendapat yang dilontarkan para ahli bisa disimpulkan
defenisi kepuasaan pelanggan adalah respon dari perilaku yang ditunjukkan
oleh pelanggan dengan membandingkan antara kinerja atau hasil yang
diraskan dengan harapan. Apabila hasil yang dirasakan dibawah harapan,
maka pelanggan akan kecewa, kurang puas bahkan tidak puas, namun
sebaliknya bila sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas dan bila kinerja
melebihi harapan, pelanggan akan sangat puas.
C. Pengertian dan Fungsi Anjungan Tunai Mandiri (ATM) 1. Pengertian ATM
Dalam dunia perbankan, pelayanan merupakan faktor penting dalam
menarik daya pikat nasabah. Nasabah pada umunnya akan memilih salah satu
bank yang memiliki tingkat pelayananyang baik dan memuaskan. Pelayanan
yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabah tidak hanya dari sisi
pelayanan teller dan customer service, tetapi harus dilihat secara holistic
dengan hal-hal lain, seperti penganekaragaman produk bank dan peningkatan
layanan ATM.
Menurut Kasmir (2007:327) defenisi ATM adalah: “ATM merupakan
mesin yang memberikan kemudahan kepada nasabah dalam melakukan
transaksi perbankan secara otomatis selama 24 jam dalam 7 hari termasuk hari
Anjungan Tunai Mandiri adalah suatu sistem pelayanan bank secara
elektronik yang melaksanakan fungsi teller secara otomatis, dimana kini
banyak bank yang menerapkan sistem ATM guna menambah kecepatan dalam
melayani kebutuhan nasabah akan uang tunai khususnya, disamping memberi
kenyamanan bagi nasabah dalam melakukan transaksi perbankan pada
umumnya.
ATM yang dilengkapi dengan kartu plastik diterbitkan oleh lembaga
keuangan (bank) yang disebut dengan kartu ATM. Kartu ATM yang
dikeluarkan oleh pihak bank biasanya sudah menetapkan batas jumlah
penarikan atau transaksi tunai maksimum perhari. Batas penarikan ATM
dirtetapkan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya kerusakan pada
perangkat ATM, selain itu batas jumlah penarikan diterapkan untuk
mengantisipasi kelebihan penyediaan uang tunai dalam ATM. Pada umumnya
nasabah yang mengunakan fasilitas ATM akan dikenakan biaya administrasi
pengelolaan rekening dan biaya bulanan kartu ATM ditetapkan oleh
masing-masing bank
2. Fungsi Anjungan Tunai Mandiri (ATM)
Fungsi utama ATM adalah dapat melakukan penarikan tunai, namun
tidak hanya itu fungsi ATM dapat mempermudah nasabah dalam melakukan
aktivitas perbankan lainnya seperti
a. informasi saldo,
b. pembayaran tagihan handphone, kartu kredit, telepon, listrik dan air,
d. penggantian pin,
e. informasi kurs,
f. pembelian pulas isi ulang,
g. pembayaran pinjaman.
Dilihat dari pengertian ATM diatas ada 5 kepuasan yang dapat
dirasakan nasabah bila bertransaksi melalui ATM
1) kemudahan penggunaan jasa perbankan,
2) keleluasaan waktu pelayanan,
3) kecapatan dan ketepatan pelayanan,
4) keamanan pelayanan,
5) keanekaragaman pelayanan.
Diindonesia ATM boleh dikatakan baru dikenal sekitar satu dasawarsa
(10 tahun) lalu, adapun latar belakang pembentukan ATM ini lakukan oleh
sektor perbankan dengan tujuan
a) untuk mengikatkan pelayanan,
b) untuk menunjang bisnis ritail,
c) untuk menghadapi teknologi informasi perbankan antar bank,
d) kebutuhan masyarakat/keterbatasan waktu,
e) sebagai saran promosi.
3. Penerimaan dan Pengeluaran kas ATM
Penerimaan kas ATM dapat berasal dari sumber
pembayaran-pembayaran seperti: pembayaran-pembayaran kartu kredit (ANZ, Citibank, HSBC),
pembayaran pasca bayar handphone (XL, Telkomsel, Flexi, Internet Speddy),
pembayaran pinjaman (Citibank Personal Loan, Adira), dan pembayaran
lainnya.
Pengeluaran kas ATM dapat berasal dari transaksi penarikan tunai,
baik yang dilakukan nasabah Bank Mandiri itu sendiri maupun non nasabah
Bank Mandiri.
D. Proses Pengolahan Data Pada ATM
Dalam pengolahan data atau pengolahan data berbasis komputer,
bentuk sistem jaringan kerja dan peralatan yang mendukung yang diterapkan
perusahaan merupakan suatu faktor penting yang saling mempengaruhi
sehingga menghasilkan informasi yang cepat. Misalnya apabila data tentang
kegiatan bisnis dikumpulkan maka akan menimbulkan teknik pemrosesan atau
pembaharuan transkasi yang mempengaruhi kegiatan bisnis.
Menurut Romney dan Steinbart (2004:32) teknik pengolahan data
berbasisi komputer ada dua yaitu
1. batch processing,
2. immediate processing (on-line processing).
Penjelasan atas masing-masing metode ini adalah sebagai berikut
a. proses batch processing merupakan sistem pengolahan data secara batch
atau tumpukan pada dasarnya dilakukan secara priodik atau berkelompok,
artinya data yang akan diproses dikumpulkan dan disimpan dulu sampai
ditentukan secara priodik. Pendekatan ini pada umumnya digunakan untuk
memproses transaksi rutin yang volumenya cukup besar.
Sistem batch processing juga disebut sebagai delay sistem atau sistem
tunda, karena data tidak langsung diproses, melainkan ditumpuk dulu atau
ditunda dulu sampai jumlah tertentu atau sampai suatu waktu tertentu. Dengan
adanya tenggeng waktu antara kegiatan proses yang satu dengan kegiatan
proses berikutnya, muncul istilah processing cycle, atau daur proses, yaitu
istilah yang digunakan untuk tenggang waktu tersebut.
Pengolahan data dengan sistem batch processing pada umumnya
merupakan himpunan dari beberapa jenis kegiatan atau tahapan yang disebut
run. Dengan suatu program khusus, setiap run melaksanakan satu tahap atau
lebih pengolahan data. Selain itu, setiap run harus diselesaikan sebelum run
berikutnya dilaksanakan, artinya dilaksanakan satu demi satu secara bertahap.
Sesuai dengan sistemnya, proses bertahap ini dilaksanakan secara
berkelompok. Jadi setelah suatu run diselesaikan, operator komputer harus
mempersiapkan file yang diperlukan untuk run berikutnya.
Sistem batch processing ini cocok digunakan jika transaksi yang diolah
berjumlah besar, file-file tidak segera dimutakhirkan (update), dan
laporan-laporan disajikan secara priodik. Kelemahan sistem batch processing ini
adalah bahan laporan yang dihasilkan bukan laporan yang benar-benar
mutakhir, melainkan hanya mencerminkan posisi pada tanggal laporan
terakhir. Selain itu sistem ini memiliki aplikasi-aplikasi yang terpisah antara
dan terpisah, antara aplikasi yang satu dengan yang lainnya tidak ada
hubungan dan pembagian data.
b. Immediate Processing (On-Line Processing) merupakan sistem dimana
setiap transaksi direkam dan diproses segera setelah terjadi. Artinya setiap
transaksi segera direkam dan dibukukan pada masing-masing file yang
terpengaruh oleh transaksi itu. Dengan demikian, setiap file akan selalu
menunjukkan status yang mutakhir. Pendekatan immediate processingini
sangat cocok untuk diterapkan dalam sistem yang dinamis, yaitu sistem
yang memerlukan informasi yang selalu mutakhir.
Sebagai contoh yang paling mudah dikenal adalah sistem pencatatan
tabungan pada bank. Para penabung yang ingin menyetor atau menarik
tabungannya biasanya akan mendatangi petugas bank dibagian depan bank.
Setiap data dimasukkan ke dalam komputer melalui terminal yang tersedia.
Komputer akan mengecek kebenaran nama, nomor, jumlah tabungan yang
ada, dan keabsahan jumlah penarikan. Petugas juga melakukan pengecekan
atas keabsahan tanda tangan penabung melalui alat khusus. Dibeberapa bank,
sistem ini dilengkapi pula dengan kata sandi (password) untuk mengecek
keabsahan penarikan. Apabila kata sandi itu tidak sesuai, komputer akan
menolak penarikan.
Selanjutnya dengan dimasukkannya data penarikan tabungan,
komputer dengan seketika malakukan perubahan data tabungan pada file
tabungan termasuk pada akun nasabah penabung bersangkutan. Dengan
tabungan akan terbaharui secara seketika. Oleh sebab itu, petugas dapat
mencetakkan data akun tabungan nasabah kedalam buku tabungan sehingga
buku tabungan menampilkan posisi mutakhir.
Sistem immediate processing disebut juga interactive processing
system atau sistem pengolahan data interaktif, karena pengolahan data on-line
pada umumnya menciptakan interaksi langsung antara manusia dengan sistem
komputer. Sistem on-line ini tidak terdiri dari beberapa run seperti batch
processing. Kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam sistem on-line ini
khususnya adalah data entry dan editing data, pemeliharaan data (file
updating), permintaan data dari file (file inquiry) dan penyusunan laporan.
Setiap kegiatan tersebut berada dibawah kendali program komputer.
Sedangkan program-program yang terdapat dalam sistem on-line diarahkan
dan dikoordinasikan oleh sistem operasi komputer. Pengolahan data secara
on-line bias dilakukan setempat dalam arti bahwa antara operator yang
mengelolah data dengan central processing unit (CPU) berada dalam satu
lokasi goegrafis sehingga tidak perlu ada sistem komunikasi antara operatoe
dan CPU, namun demikian sistem on-line juga bisa dilakukan dengan berjarak
(remote) artinya CPU dan operator tidak berada dalam satu lokasi goegrafis.
Dengan kata lain, antara terminal yang digunakan operator dengan CPU harus
berjalan sistem komunikasi.
Pemasukan data kedalam sistem komputer bisa dibantu dengan
menggunakan monitor terminal yang dapat menampilkan format yang telah
dengan menyajikan ruang-ruang khusus yang harus diisi denga data input.
Ruang-ruang khusus tersebut bersifat baku, sehingga setiap penyimpanan atau
kesalahan pengetikan akan langsung ditolak oleh komputer. Dengan demikian,
penggunaan format tersebut akan mengurangi kemungkinan kesalahan.
Selain dari format baku, pemasukan data input juga dapat dilakukan
dengan menggunakan model diolog atau pengajuan pertanyaan pada layar
monitor terminal. Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus dijawab oleh petugas
operator pemasuk data. Bentuk ini digunakaan pada sistem komputer on-line
yang pada umumnya melayani lebih dari satu aplikasi. Selain output dalam
bentuk hardcopy (tercetak di kertas), sistem on-line juga dapat menyajikan
output dalam bentuk softcopy atau tampilan yang disajikan pada layar
komputer cathode-ray-tube (CRT).
Pengolahan data transaksi pada ATM yang menggunakan sistem
immediate processing menggunakan perangkat data yang disebut Visual
Display Terminal (VDT). Pengolahan input-output ini memasukkan dan
menerima data secara langsung dari komputer. Untuk mamasukkan data
digunakan keyboard, sedangkan untuk menerima output digunakan monitor.
E. Pengendalian Intern pada ATM
Menurut AICPA, semakin meningkatnya kesadaran mengenai
pentingnya pengendalian intern dapat disebabkan oleh unsur-unsur berikut
1. Ruang lingkup dan luas perusahaan sebagai kesatuan ekonomi yang berdiri
perusahaan itu menjadi kompleks dan melebar ke segala arah, sehingga
untuk mengawasi jalannya operasi-operasi secara efektif, manajemen
herus bergantung kepada laporan-laporan dan analisa-analisa yang benar
dan banyak jumlahnya.
2. Tanggung jawab utama untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan
dan untuk mencegah serta menemukan kasalahan-kesalahan dan
penggelapan (fraud) terletak ditangan manajemen. Mempertahankan
adanya sistem internal kontrol yang baik adalah perlu dan tidak dapat
diabaikan dengan maksud agar dapat melaksanakan tanggung jawab yang
tepat.
3. Perlindungan yang dilakukan oleh suatu sistem internal kontrol yang
berfungsi secara baik terhadap kelemahan-kelemahan manusia merupakan
hal yang sangat penting. Pekerjaan memeriksa kembali yang harus
dilakukan di dalam sistem internal kontrol yang baik itu akan dapat
mengurangi kemungkinan kesalahan-kesalahan atau usaha penggelapan
yang akan tetap tidak dapat diketahui untuk waktu yang lama dan juga
menyebabkan menajemen menaruh kepercayaan yang lebih besar terhadap
kebenaran data.
4. Adalah tidak praktis bagi akuntan publik untuk melakukan audit secara
mendetail terhadap hampir semua perusahaan dalam batas biaya yang
ekonomis. Selanjutnya suatu audit yang dilakukan oleh seorang akuntan
yang seharusnya dilakukan sendiri didalam perusahaan terhadap peristiwa
yang nyata dalam melaksanakan transaksi-transaksi.
Pengendalian Intern tersebut dipisahkan menjadi dua bagian yaitu:
1. Pengendalian Umum
Pengendalian umum mencakup rencana organisasi dan operasi dari
kegiatan prosedur untuk pendokumentasian, mereview, menguji dan
menyetujui sistem dan program perusahaan-perusahaan. Pengendalian umum
memberikan tingkat keyakinan yang memadai bahwa tujuan pengendalian
intern secara keseluruhan dapat tercapai.
a. Documentation Standards
Dokumentasi adalah kumpulan persoalan yang tertulis atau tercetak yang
memberikan informasi tentang suatu permasalahan tertentu. Dokumentasi
yang baik adalah aset penting untuk efisiensi operasi dan pengendalian
terhadap sistem komputer.
b. Protection of Facilities
Investasi perusahaan dalam fasilitas komputer selalu dalam jumlah uang
yang besar, sehingga merlukan proteksi fisik yang cukup
c. Data Security
Menjaga integritas dan keamanan data merupakan pencegahan keamanan
data yang tersimpan diluar supaya tidak hilang, rusak, dan diakses oleh
d. Hardware Controls
Pengawasan perangkat keras (hardware control) merupakan penegndalian
yang sudah dipasang didalam komputer (built in). Pengendalian ini
dimaksudkan untuk mendeteksi kasalahan atau tidak berfungsinya
perangkat keras (hardware malfunction). Pengendalain perangkat keras
dapat dapat berupa pemeriksaan parity (parity check), pemeriksaan gaung
(echo check), pemeriksaan baca ulang (dual read check), pemeriksaan
validitas (Validity check), dan peeriksaan kesalahan lain-lain
(miscellaneous check)
e. Insurance
Program asuransi (jaminan) adalah bagian dari kunci strategi pengendalian
organisasi untuk mencegah fasilitas komputer dan data dari segala
kerugian yang mungkin terjadi. Resiko utama yang dijaminkan termasuk:
kebakaran, kebanjiran, kerusuhan dan sabotase.
2. Pengendalian Khusus atas Aplikasi
Tujuan pengendalian aplikasi adalah untuk menetapkan prosedur
pengendalian khusus atas aplikasi akuntansi untuk memberikan keyakinan
memadai bahwa semua transaksi telah diotorisasi dan dicatat, serta diolah
seluruhnya dengan cermat dan tepat waktu. Pengendalian aplikasi yang
terkait.
a. Pengendalian atas masukan (input Controls)
Pengendalian masukan ini merupakan pengendalian aplikasi yang
masuk, sampah juga yang keluar. Pada tahap masukan ini data input harus
benar-benar babas dari kasalahan. Data input yang terkait dalam komputer
melibatkan
1) data capture (penangkapan data) merupakan proses mengidentifikasi
dan mencatat kejadian nyata yang terjadi akibat transaksi yang
dilakukan oleh organisasi,
2) data preparation (penyiapan data) merupakan proses mengubah data
yang telah ditangkap kedalam bentuk yang dapat dibaca oleh mesin
(machine readable form),
3) data entry (pemasukan data) merupakan proses memasukkan data ke
komputer.
b. Pengendalian atas pengolahan (processing Controls)
Pengendalian atas pengolahan bertujuan untuk mengecek dapat
dipercayainya seluruh penerapan akuntansi berbasis komputer serta
menguji apakah seluruh transaksi telah dicatat dan diolah secara layak atau
untuk menjamin tidak ada transaksi ditambahkan. Pengendalian yang
efektif harus meliputi
1) application Program, yang mana harus terdaftar prosedur overflow
(angka yang terlalu besar untuk disimpan), atau underflow (angka
yang terlalu kecil untuk disimpan), limit checks,dan reasonableness
checks,
2) control Totals, yang dikembangkan selama proses dan direkonsiliasi
3) the console log (suatu rekaman kronologis dari operasi CPU),
2) data recovery procedures, yang akan digunakan bila terdapat kerusakan
perangkat keras sehingga file yant tepat dapat dibentuk kembali,
3) the computer operator, yang mana harus mengikuti instruksi-instruksi
yang diberikan dalam menjalankan tugasnya,
4) file labels, internal dan eksternal yang secara utuh diperolah agar file
tidak akan rusak secara tiba-tiba,
5) the cryptografic technique, suatu teknik yang menterjemahkan data
menjadi kode-kode rahasia untuk penyimpanan, yang akan melindungi
terhadap penyimpangan data yang tidak diotorisasi.
c. Pengendalian atas Keluaran (Output Control)
Pengendalian atas keluaran dirancang untuk menjamin keakuratan dari
hasil proses dan untuk menjamin bahwa hanya personil yang berwenang
yang menerima output, output merupakan produk dari pengolahan data
yang disajikan dalam bentuk laporan yang dicetak dengan alat cetak
D. Kerangka Konseptual
Dari tinjauan pustaka yang telah ada, maka dapat dibuat kerangka
konseptual proses transaksi ATM
Gambar II.1
Kerangka Konseptual Penelitian
Sumber: Penulis, 2010
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Balai Kota Medan
Cash Management Unit
Sistem Pengendalian Intren Kas ATM PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Cabang Medan Balai Kota
Head Teller
ATM Unit
Proses Transaksi
Nasabah
Transaksi Tunai Transaksi Non Tunai
ICBS
Keterangan Gambar :
Berdasarkan gambar 1.1 diatas, pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Cabang Medan Balai Kota menerapkan sistem pengendalian intern atas
penerimaan dan pengeluaran Kas ATM. Dimana setiap transaksi ATM atas
dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui
terjadinya transaksi tersebut. Dalam melaksanakan transaksi ATM tersebut
pegawai harus mentaati peraturan yang berlaku dalam perusahaan. Dalam
penerimaan dan pengeluaran kas ATM harus melalui Cash Management Unit
yang berada dibawah tanggung jawab Head Teller, yang kemudian uang
yang akan digunakan untuk pengisian ATM tersebut diserahkan ke bagian
ATM Unit untuk diproses ke mesin ATM.
Pengendalian intern atas penerimaan dan pengeluaran kas ATM
dilakukan untuk menghindari terjadinya penyelewengan atau kecurangan,
kekeliruan antara lain : salah catat, penggelapan uang kas. Untuk itu suatu
pengendalian yang efektif sangat diperlukan oleh suatu perusahaan.
kebijakan dan prosedur yang diterapkan yakni prosedur pencatatan dan
penyesuain dalam aplikasinya, dimana prosedur pencatatan ini dilakukan
dengan menyesuaikan data-data untuk pengisian di mesin ATM dalam hal ini
pada PT Bank Mandiri sudah menggunakan program ICBS (International
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang berlokasi di
jalan balai kota no. 8-10 A-B medan.
Adapun Waktu Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan
Februari 2011.
B. Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari data primer dan data
sekunder.
1. Data Primer, yaitu data yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut
oleh penulis melalui teknik wawancara yang diperoleh langsung dari objek
penelitian, yang dalam hal ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Cabang Medan Balai Kota..
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dan data
tersebut sudah diolah seperti sejarah singkat perusahaan dan struktur
organisasi.
C. Teknik Pengumpulan Data.
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data meliputi teknik wawancara
1. Teknik Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab dan diskusi
secara langsung dengan pihak-pihak didalam perusahaan yang berwenang
untuk memberikan keterangan yang berkaitan dengan penelitian.
2. Teknik Dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data sekunder
yang telah terdokumentasi baik data keuangan maupun non keuangan.
Data ini bersumber dari perusahaan dan buku literature yang ada.
D. Metode Analisa Data
Metode analisa data yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu
mengumpulkan, menyusun, menginterprestasikan dan menganalisis sehingga
memberikan keterangan yang lengkap bagi pemecahan permasalahan yang
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
1. Gambaran Umum PT Bank Mandiri (Persero) Tbk a. Sejarah singkat Perusahaan
Bank merupakan salah satu lembaga keungan yang mempunyai
peranan yang penting dalam masyarakat yang berfungsi sebagai lembaga
keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat (dalam bentuk tabungan,
deposito dan giro) yang disebut juga dengan dana pihak ketiga dan
menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman / kredit yang
mana telah membantu menciptakan fungsi investasi (selain jasa-jasa
operasional perbankan lainya). Meningkatnya jumlah tabungan akan
meningkatkan income / kesejahteraan masyarakat.
Bank Mandiri didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai
bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah
yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia
dan Bank Pembangunan Indonesia, digabungkan ke dalam Bank Mandiri.
Keempat Bank tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan
perbankan di Indonesia dimana sejarahnya berawal pada lebih dari 140 tahun
Proses panjang pendirian Bank Bumi Daya bermula dari
nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV,
menjadi Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered
Bank (sebelumnya adalah bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank
Umum Negara diberi hak untuk melanjutkan operasi bank tersebut. Pada
tahun 1965, Bank Umum Negara digabungkan ke dalam Bank Negara
Indonesia dan berganti nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV.
Kemudian pada tahun 1968, Bank Negara Indonesia Unit IV beralih menjadi
Bank BumiDaya.
Bank Dagang Negara merupakan salah satu bank tertua di
Indonesia, pertama kali dibentuk dengan nama Nederlandsch Indische
Escompto Maatschappij di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857. Pada tahun
1949 namanya berubah menjadi Escomptobank NV, dimana selanjutnya pada
tahun 1960 dinasionalisasikan serta berubah nama menjadi Bank Dagang
Negara, sebuah bank Pemerintah yang membiayai sektor industri dan
pertambangan. Sejarah Bank Ekspor Impor Indonesia berawal dari perusahaan
dagang Belanda, N.V. Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan
pada tahun 1824 dan mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada
tahun 1870. Pada tahun 1960, pemerintah Indonesia menasionalisasi
perusahaan ini, dan selanjutnya pada tahun 1965 perusahaan ini digabung
dengan Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada
tahun 1968, Bank Negara Indonesia Unit II dipecah menjadi dua unit, salah
akhirnya menjadi Bank Ekspor Impor Indonesia, bank pemerintah yang
membiayai kegiatan ekspor dan impor.
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank
Industri Negara (BIN), sebuah bank industri yang didirikan pada tahun 1951
dengan misi untuk mendukung pengembangan sektor-sektor ekonomi tertentu,
khususnya perkebunan, industri dan pertambangan. Pada tahun 1960, Bapindo
dibentuk sebagai bank milik negara dan BIN kemudian digabung dengan
Bapindo. Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu
pembangunan nasional melalui pembiayaan jangka menengah dan jangka
panjang pada sektor manufaktur, transportasi dan pariwisata. Kini, Bank
Mandiri menjadi penerus suatu tradisi layanan jasa perbankan dan keuangan
yang telah berpengalaman selama lebih dari 140 tahun. Masing-masing dari
empat bank bergabung telah memainkan peranan yang penting dalam
pembangunan ekonomi Indonesia.
Setelah selesainya proses merger, Bank Mandiri kemudian
memulai proses konsolidasi, termasuk pengurangan cabang dan pegawai.
Selanjutnya diikuti dengan peluncuran single brand di seluruh jaringan
melalui iklan dan promosi.
Salah satu pencapaian penting adalah penggantian secara
menyeluruh platform teknologi. Bank Mandiri mewarisi sembilan sistem
perbankan dari keempat legacy banks. Setelah investasi awal untuk
konsolidasi sistem yang berbeda tersebut, Bank Mandiri mulai melaksanakan
program pengganti tersebut difokuskan untuk meningkatkan kemampuan
penetrasi di segmen retail banking.
Pada saat ini, infrastruktur teknologi informasi Bank Mandiri
sudah mampu melakukan pengembangan e-channel & produk retail dengan
Time to Market yang lebih baik. Nasabah Bank Mandiri yang terdiri dari
berbagai segmen merupakan penggerak utama perekonomianIndonesia.
Berdasarkan sektor usaha, nasabah Bank Mandiri bergerak di bidang usaha
yang sangat beragam. Sebagai bagian dari upaya penerapan prudential
banking & best-practices risk management, Bank Mandiri telah melakukan
berbagai perubahan. Salah satunya, persetujuan kredit dan pengawasan
dilaksanakan dengan ‘four-eye principle’, dimana persetujuan kredit
dipisahkan dari kegiatan pemasaran dan business unit. Sebagai bagian
diversifikasi risiko dan pendapatan, Bank Mandiri juga berhasil mencetak
kemajuan yang signifikan dalam melayani Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) dan nasabah ritel. Pada akhir 1999, porsi kredit kepada nasabah
corporate masih sebesar 87% dari total kredit, sementara pada 31 Desember
2009, porsi kredit kepada nasabah UKM dan mikro telah mencapai 42,22%
dan porsi kredit kepada nasabah consumer sebesar 13,92%, sedangkan porsi
kredit kepada nasabah corporate mencakup 43,86% dari total kredit.
Sejak awal didirikan, Bank Mandiri terus bertekad untuk
membentuk SDM handal dan profesional serta bekerja berdasarkan prinsip
good corporate governance, dengan pengawasan dan kepatuhan yang sesuai
memperoleh predikat sebagai bank paling terpercaya, sebagai apresiasi upaya
kami untuk terus menjaga penerapan good governance. Pada saat ini, berkat
kerja keras dari 22.909 pegawai yang tersebar di 1.095 kantor cabang dalam
negeri dan 5 kantor cabang luar negeri termasuk perwakilannya serta
didukung oleh anak perusahaan yang bergerak di bidang pasar modal,
perbankan syariah, asuransi jiwa, bank dengan fokus di segmen mikro dan
pembiayaan konsumen, Bank Mandiri menyediakan solusi keuangan yang
menyeluruh bagi perorangan dan perusahaan, baik swasta maupun milik
Negara, komersial, usaha kecil dan mikro dengan kualitas pelayanan prima,
dimana dalam tiga tahun terakhir secara berturut-turut Bank Mandiri
mendapat penghargaan sebagai yang terbaik dalam hal kualitas pelayanan.
Sesudah menyelesaikan program transformasi semenjak 2005 sampai dengan
tahun 2009, Bank Mandiri sedang bersiap melaksanakan transformasi tahap
berikutnya dengan merevitalisasi visi dan misi untuk menjadi Lembaga
Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif.
b. Struktur Organisasi Perusahaan.
Struktur organisasi merupakan landasan kerja bagi serluruh karyawan
yang ada dalam suatu perusahaan. Dimana struktur organisasi ini pada
pokoknya mengandung penetapan batas-batas tugas, wewenang dan tanggung
jawab dari masing-masing karyawan perusahaan. Oleh sebab itu Pemimpin
Cabang sebagai orang yang bertanggungjawab atas kelangsungan organisasi
haruslah mampu mengkoordinasi seoptimal mungkin, khususnya terhadap
terciptanya kerjasama yang efektif baik secara vertikal, horizontal maupun
lateral.
Struktur organisasi yang terdapat pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Cabang Medan Balai Kota dapat dilihat pada lampiran 1. PT Bank Mandiri
cabang medan Balai Kota dipimpin oleh seorang pemimpin cabang dimana
secara keseluruhan bidang kerjanya dapat dikelompokan menjadi dua divisi
yaitu; Bidang Pemasaran dan Bidang Operasional. Sedangkan bidang
Teknologi Wilayah bertanggung jawab langsung kepada Pemimpin Wilayah
yang berkedudukan di jalan Pulo Pinang Medan. Adapun tugas pokok dan
tanggung jawab dari masing-masing bagian
1) Pemimpin Cabang
Adapun tugas dari pemimpin cabang adalah :
a) mengkoordinir, memeriksa kembali dan mengawasi seluruh pekerjaan
dari pada bagian yang merupakan wewenang dan tanggung jawabnya,
b) mencari penyelesaian yang sesuai dengan ketentuan perusahaan bila
bawahan melakukan penyimpangan dalam pekerjaan atau menemukan
masalah yang berhubungan dengan transaksi nasabah,
c) beserta bawahaan menjaga dan memelihara hubungan kerjasama yang
baik dengan divisi lain selam tidak melakukan penyimpangan dalam
hal pekerjaan.
2) Sekertaris
a) menerima dan memfile surat-surat yang masuk ditujukan kepada wakil
pimpinan bidang pemasaran maupun operasional,
b) membuat surat dan memo yang ditujukan kebagian lain, cabang atau
kantor pusat dan bertanggung jawab langsung kepada pimpinan
cabang.
3) Wapinca bidang pemasaran
Adapun tugas dari wapinca bidang pemasaran adalah:
a) bertanggung jawab atas pencapaian budget consumer loan dan non
consumer loan yang telah ditetapkan perusahaan,
b) bertanggung jawab mengatur / merencanakan semua hubungan bank
dengan nasabah maupun calon nasabah yang ditanganinya serta
mempunyai perencanaan dan strategi pemasaran yang jelas,
c) mengkoordinasikan dan membimbing para marketing officer untuk
bekerja optimal, efektif, efisien dan sesuai dengan kualifikasi yang
dimiliki dan juga memonitor pelaksanaan pemberian kredit,
d) memastikan keabsahan dari setiap dokumentasi kredit sebelum
ditandatangani,
e) sedini mungkin memberi masukan kepada pemimpin atas setiap
permasalahan yang timbul sehubungan dengan penanganan account
nasabah.
4) Kepala bidang dana dan pelayanan
a) bertanggung jawab atas pencapaian budget funding yang telah
ditetapkan perusahaan,
b) memantau dan memelihara hubungan baik dengan semua nasabah
deposito, giro dengan cara yang sesuai dengan kebijakan perusahaan,
c) memonitor perkembangan suku bunga deposito agar sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan.
5) Bidang pemasaran dan hubungan nasabah (costumer relation)
Adapun tugas dari bidang pemasarana dan hubungan nasabah adalah :
a) senantiasa menawarkan jasa/ produk perusahaan kepada nasabah,
b) memelihara hubungan yang baik terhadap nasabah.
6) Pelayanan nasabah (costumer service)
Adapun tugas dari pelayanan nasabah adalah :
a) melakukan penginputan data-data nasabah baru,
b) memberikan infirmasi kepada nasabah maupun calon-calon nasabah
yang datang mengenai produk/jasa perusahaan dengan lengkap dan
benar,
c) memelihara nota-nota yang ditujukan bagi nasabah.
7) Kepala bidang pemasaran kredit
Adapun tugas dari kepala bidang pemasaran kredit adalah :
a) memantau dan memelihara hubungan baik dengan nasabah kredit,
b) memantau pekerjaan staffnya dan membantunya apabila ada complain
8) Staf pemasaran kredit
Adapun tugas dari staf pemasaran kredit adalah :
a) secara periodik melakukan kunjungan dan mengoptimalkan hubungan
dengan nasabah maupun calon nasabah untuk menggali potensi yang
ada dan senantiasa menawarkan jasa/produk perusahaan yang selama
ini belum dimanfaatkan nasabah,
b) bekerja dengan optimal dalam pencapaian budget kredit yang telah
ditetapkan,
c) memastikan keabsahan dari semua dokumentasi kredit sebelum
ditandatangani dan dapat mewakili perusahaan dalam pengkaitan
kredit sesui dengan proposal yang telah disetujui.
9) Wapinca bidang operasional
Adapun tugas dari wapinca bidang operasional adalah :
a) mengkoordinasi dan mengawasi seluruh pekerjaan dari pada bagian
teller, loan admin, customer service, kliring, transfer/inkaso, checker,
operator/fax bertanggung jawab langsung kepada branch service
manager,
b) membantu bawahan dalam hal mengatasi masalah transaksi nasabah
sehari-hari sesuai dengan ketentuan perusahaan yang berlaku.
10) Kepala Teller
a) mengkoordinasi dan mengawasi tugas-tugas dari pada teller sesuai
dengan ketentuan perusahaan dan bertanggung jawab langsung kepada
KAP,
b) menyerahkan dan menerima uang yang dibutuhkan maupun yang
disetor oleh teller setiap pagi dan sore yang diambil maupun disimpan
di khasanah.
11) Teller
Adapun tugas dari teller adalah :
a) melayani penyetoran warkat/ uang tunai dan pengambilan uang tunai
setiap hari,
b) menginput semua transaksi harian ke komputer.
12) Kepala administrasi dan pembukuan
Adapun tugas dari kepala administrasi dan pembukuan adalah :
a) memantau dan melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan
operasional perusahaan,
b) memeriksa terlebih dahulu sebelum menandatangani deposito nasabah,
c) menagani komplain nasabah.
13) Back office
Adapun tugas dari back office adalah :
a) bagian kliring, melaksanakan tugas-tugas kliring dan bertanggung
jawab langsung kepada kepala administrasi dan pembukuan (KAP),
b) bagian transfer/inkaso, yaitu menjalankan transfer sesuai dengan
tanggal transaksi, serta bertanggung jawab atas jalanya transfer dan
menginput warkat inkaso sesuai dengan tanggal transaksi serta
meneliti keabsahaan warkat tersebut,
c) bagian atm, yaitu melakukan pengisian uang di ATM, menjamin
ketersediaan uang di mesin atm, serta memonitor mesin atm.
14) Bidang umum
Adapun tugas dari bidang umum adalah :
a) mengontrol persediaan alat-alat koantor yang ada pada perusahaan,
b) setiap bulan melakukan penginputan data tagihan rekening telpon
nasbah,
c) memelihara / memegang kas kecil untuk biaya-biaya tugas sehari-hari
seperti biaya parkir, dan sebagainya.
15) Bidang Teknologi Wilayah
Tugas dan tanggug jawab strategis bidang teknologi wilayah adalah :
a) memastikan ketersediaan dan kelayakan hardware dan software
diseluruh unit kerja diwilayahnya sesuai podoman dan standart yang
ditetapkan kantor pusat,
b) memonitor semua aplikasi yang berlaku dari kantor pusat sesuai garis
penugasan Divisi Teknologi (Kantor Pusat),
c) memelihara dan menyelenggarkan data base regional information
d) menjaga bahwa program-program aplikasi yang terpasang diseluruh
unit kerja di wilayah hanyalah software yang resmi ditetapkan oleh
Divisi Teknologi (Kantor Pusat).
Tugas dan tanggug jawab teknis bidang teknologi wilayah adalah :
a) memastikan kepemilikan up to date user manual untuk setiap aplikasi
didalam masing-masing unit kerja di wilayahnya,
b) melaksanakan fungsi quality control atas program yang hendak
diterapkan dengan menjalankan test assurance,
c) memberi rekomendasikan atas penambahan hardware maupun
aksesoris/spare parts,
d) merekomendasikan perpindahan hardware dari satu user ke user
lainnya demi optimalisasi penggunaan,
e) memelihara jalur-jalur komunikasi teknologi on line baik untuk sistem
ATM maupun server dan terminal data base regional informasi sistem
serta hardware dan software lainya.
Dalam pelaksanaan tugas harus senantiasa bekerja sama dan dalam
koordinasi dengan Divisi Teknologi Kantor Pusat. Bagian Teknologi Wilayah
bertanggung jawab kepada Pimpinan Wilayah yang berkedudukan di Jalan
Pulo Pinang Medan.
2. Proses Transaksi ATM
a. Pengertian dan Ruang Lingkup ICBS
Dalam rangka era globalisasi dan meningkatnya daya saing di bidang
ketat, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai lembaga perbankan setiap saat
memperbaiki sarana dan prasarana yang ada, terutama dalam hal teknologi dan
sumber daya manusia, dimana kedua hal ini merupakan ujung tombak
keunggulan industri perbankan saat ini. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk juga
tidak kalah dalam hal teknologi.
Secara bertahap diseluruh Indonesia, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk,
Tbk melakukan perubahan sistem komputerisasi dari sistem yang sebelumnya
digunakan yaitu COL (Centralize On Line), CLS (Centralize Loan System)
dan Pooling Plus yang belum terintegrasi. ICBS adalah merupakan suatu
sistem dan pengolahan data bank yang bersifat finansial maupun data non
finansial yang saling terkait satu sama lain. ICBS itu adalah singkatan dari
International Comprehensive Banking System. ICBS dikembangkan dengan
maksud agar dapat menjangkau prospek dimasa yang akan datang dan
berkesinambungan, dapat mengatur cabang-cabang sendiri, tanpa tergantung
pada kantor pusat, tetapi tetap dapat melakukan transaksi jika terjadi gangguan
sistem pada salah satu cabang lain.
ICBS merupakan suatu prosedur sistem informasi akuntasi berbasis
komputer yang diterapakan oleh perusahaan jasa perbankan PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk untuk mengelola data transaksi finansial maupun non finansial
pada perusahan tersebut atau malakukan GL (General Ledger) konsolidasi.
ICBS meliputi beberapa sub sistem yaitu: Branch Teller Subsystem, Funding
Subsystem, Loan Subsystem, dan ATM Subsystem. Dari aplikasi ICBS ini,
pembuatan jurnal manual dapat dikurangi dan data yang masuk ke GL
Konsolidasi akan lebih akurat. Selain jurnal otomatis yang dihasilkan dari
subsistem ICBS tersebut diatas, masih ada beberapa jurnal manual yang harus
bibuat dan dipilih pada GL ICBS seperti penyelesaian kliring, persediaan,
amortisasi dan aktiva tetap. Dari segi GL, setiap cabang mengkredit cost
center lain tetapi tidak boleh mendebet cost center cabangnya sendiri.
Perubahan sistem ini memberikan dampak yang positif terhadap
kemajuan dalam pengolahan data keuangan dan non keuangan sehingga
terwujud informasi manajemen yang cepat, tepat, lengkap, dan akurat. Ruang
lingkup yang terdapat dalam ICBS adalah perangkat keras, perangkat lunak
dan pemakai yang terdiri dari teller, petugas ATM, data entry, dan jajaran
pimpinan.
b. Layanan dan infrastruktur yang Digunakan ATM
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memiliki ATM multifungsi yang
diperkenalkan kepada nasabah. ATM multifungsi adalah produk perbankan
elektronik dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang memberi kemudahan
kepada nasabah dalam melakukan transaksi perbankan baik tunai maupun non
tunai. Transaksi ATM multifungsi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang dapat
dilakukan :
1) Penarikan tunai
Transaksi penarikan uang tunai dari mesin ATM yang dilakukan baik oleh
pemegang Kartu Mandiri atau pemegang kartu bank/non-bank lainnya