• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Komitmen Kerja Karyawan Pada PT. Tiffa Mitra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Komitmen Kerja Karyawan Pada PT. Tiffa Mitra"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

MEDAN

PENGARUH BUDAYA KERJA TERHADAP

KOMITMEN KERJA KARYAWAN PADA

PT. TIFFA MITRA SEJAHTERA

DRAFT SKRIPSI

OLEH :

MAGDAYANTA SEMBIRING 050521022

DEPARTEMEN MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara M e d a n

(2)

i

Magdayanta Sembiring (2008), Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Komitmen Kerja Karyawan Pada PT. Tiffa Mitra Sejahtera dibawah bimbingan Dra. Yulinda, Msi, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si (Ketua Departemen Manajemen), Dra. Lucy Anna, MSi (Penguji I), Dra. Lisa Marlina, M.Si (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya kerja yang dilakukan oleh karyawan PT. Tiffa Mitra Sejahtera terhadap komitmen karyawannya. Pengujian data dilakukan dengan kuesioner yang dianalisis dengan menggunakan analisis statistik seperti : uji validitas dan realibilitas, uji asumsi klasik, dan analisis regresi linear berganda dengan bantuan SPSS 12,0 for Windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Koefisien Determinasi (R Square) sebesar 0.518. Untuk regresi berganda menggunakan Adjusted R Square yang disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian yaitu 0.474 yang berarti 47,4 % variasi variabel terikat (komitmen karyawan) mampu dijelaskan oleh variabel independen (bekerja cerdas, bekerja ikhlas, bekerja keras, bekerja tuntas) dan 52,6% lagi dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Berdasarkan pengujian hipotesis dengan uji Fhitung sebesar 11,570 dan Ftabel sebesar 4,08 sehingga Fhitung > Ftabel (11,570

>4,08) pada α = 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bekerja cerdas, bekerja ikhlas, bekerja keras dan bekerja tuntas secara bersama-sama berpengaruh terhadap komitmen karyawan pada PT. Tiffa Mitra Sejahtera. Pada uji t, variabel bekerja tuntas (X4) berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen

pegawai.

(3)

ii

Segala puji, hormat dan kemuliaan hanya bagi Allah Bapa. Engkaulah

yang telah memberikan hamba hikmat, ketenangan, kekuatan, penghiburan dalam

menyelesaikan skripsi ini. Kasih dan kemurahan-Mu sungguh tiada terhingga

dalam kehidupanku.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan pendidikan pada Departemen Manajemen konsentrasi Manajemen

Sumber Daya Manusia di Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi. Adapun judul skripsi ini adalah Pengaruh Budaya Kerja

Terhadap Komitmen Karyawan Pada PT. Tiffa Mitra Sejahtera.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, masih banyak

kekurangannya baik dari segi isi maupun cara penyajiannya. Hal ini disebabkan

karena keterbatasan kemampuan penulis. Namun demikian, penulis akan tetap

berusaha untuk memperbaiki diri lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Penulis telah mendapat bantuan dan bimbingan baik berupa moril maupun

materil dari berbagai pihak dalam penyalesaian skripsi ini. Maka pada kesempatan

ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat dan turut membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:

1. Suami saya tercinta Rimhotnar Hutasoit, yang telah banyak memberi

dukungan moril dan materil serta tidak pernah berhenti untuk mengingatkan,

memberi perhatian dan semangat kepada saya untuk menyusun dan

(4)

iii

kepada penulis. Beserta kepada saudara yang aku cintai dan sayangi Bertinus

Sembiring. Amd, Hendi Sembiring, Ss dan Thomas Ranto Pelawi

3. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M. Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE. MSi selaku Ketua Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

5. Ibu Dra. Yulinda, M.Si selaku pembimbing yang telah banyak membantu dan

memberikan pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan

penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Dra. Lucy Anna, M.Si dan Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si selaku Penguji I

dan Penguji II yang telah membantu penulis melalui saran dan kritik yang

diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Ibu Drs. Haida Jasin, SE. M.si selaku dosen wali yang telah membantu penulis

dalam konsultasi akademik selama perkuliahan.

8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang

telah mendidik penulis.

9. Kepada Ka Risma Situngkir yang selalu menjadi sahabat dan bertukar pikiran

dalam menyelesaikan skripsi ini, kuucapkan terimakasih atas dukungan dan

doanya.

10.Sahabat-sahabat penulis Dina, Epta, Soffie, Ervina, Marini, Marlina, Adrian,

Frans, Arnold, Lastiar, Selpi, Lina, Katrin, Linda Tambunan, Dian, Linda,

(5)

iv disebutkan satu persatu.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Semoga Allah Bapa senantiasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya. Amin.

Medan, 1 April 2008

Penulis,

(6)

v

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Kerangka Konseptual ... 5

E. Hipotesis ... 7

E. Metodologi Penelitian ... 7

1. Batasan Operasional ... 7

2. Definisi Operasional ... 7

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 9

4. Populasi ... 9

5. Jenis Data ... 9

6. Skala Pengukuran Variabel ... 10

7. Teknik Pengumpulan Data ... 11

(7)

vi

B. Landasan Teori ... 16

1. Pengertian Budaya Organisasi ... 16

2. Terbentuknya Budaya Perusahaan ... 17

3. Karakteristik Budaya Organisasi... 19

4. Fungsi dan Manfaat Budaya Organisasi ... 21

5. Pembagian Budaya Kerja ... 23

6. Budaya Kuat Vs. Budaya Lemah ... 24

C. Komitmen ... 25

1. Pengertian Komitmen... 25

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan... 27

B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 30

C. Uraian Pekerjaan ... 32

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas ... 35

1. Uji Validitas ... 35

2. Uji Reliabilitas ... 38

B. Analisis Deskriptif ... 39

1. Analisis Deskriptif Responden ... 39

a. Karakteristik Responden ... 39

1. Usia Responden ... 39

(8)

vii

5. Status Responden ... 41

6. Pendidikan Terakhir Responden ... 42

b. Analisis Deskriptif Variabel ... 42

1. Variabel Bekerja Cerdas ... 42

2. Variabel Bekerja Ikhlas ... 43

3. Variabel Bekerja Keras ... 43

4. Variabel Bekerja Tuntas ... 44

5. Variabel Komitmen ... 45

C. Uji Asumsi Klasik ... 45

1. Uji Multikolinearitas ... 45

2. Uji Normalitas ... 46

3. Uji Heteroskesdastisitas ... 47

D. Uji Hipotesis ... 47

1. Analisis Regresi Berganda ... 47

2. Uji thitung (Uji Parsial) ... 51

3. Uji Fhitung (Uji Signifikan Simultan) ... 53

DAFTAR PUSTAKA

(9)

viii

Tabel 1.1 Rekapitulasi Absensi Karyawan ... 3

Tabel 1.2 Definisi Operasional Variabel ... 9

Tabel 4.1 Item-Total Statistic ... 33

Tabel 4.2 Validitas Butir-Butir Pertanyaan ... 34

Tabel 4.3 Reliability Statistic ... 35

Tabel 4.4 Usia Responden ... 36

Tabel 4.5 Jabatan Responden ... 37

Tabel 4.6 Lama Bekerja Responden ... 37

Tabel 4.7 Jenis Kelamin Responden ... 38

Tabel 4.8 Status Responden ... 38

Tabel 4.9 Pendidikan Terakhir Responden ... 39

Tabel 4.10 Data Instrumen Bekerja Cerdas ... 39

Tabel 4.11 Data Instrumen Bekerja Ikhlas ... 40

Tabel 4.12 Data Instrumen Bekerja Keras ... 41

Tabel 4.13 Data Instrumen Bekerja Tuntas ... 41

Tabel 4.14 Data Instrumen Komitmen ... 42

Tabel 4.15 Coefficients ... 43

Tabel 4.16 Variables Entered/ Removed (b) ... 45

Tabel 4.17 Model Summary (b) ... 45

Tabel 4.18 Coefficients (a) ... 46

(10)

ix

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 7

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 29

Gambar 4.1 Normal P-P Plot of Regression Standardized

Residual ... 43

(11)

i

Magdayanta Sembiring (2008), Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Komitmen Kerja Karyawan Pada PT. Tiffa Mitra Sejahtera dibawah bimbingan Dra. Yulinda, Msi, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si (Ketua Departemen Manajemen), Dra. Lucy Anna, MSi (Penguji I), Dra. Lisa Marlina, M.Si (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya kerja yang dilakukan oleh karyawan PT. Tiffa Mitra Sejahtera terhadap komitmen karyawannya. Pengujian data dilakukan dengan kuesioner yang dianalisis dengan menggunakan analisis statistik seperti : uji validitas dan realibilitas, uji asumsi klasik, dan analisis regresi linear berganda dengan bantuan SPSS 12,0 for Windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Koefisien Determinasi (R Square) sebesar 0.518. Untuk regresi berganda menggunakan Adjusted R Square yang disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian yaitu 0.474 yang berarti 47,4 % variasi variabel terikat (komitmen karyawan) mampu dijelaskan oleh variabel independen (bekerja cerdas, bekerja ikhlas, bekerja keras, bekerja tuntas) dan 52,6% lagi dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Berdasarkan pengujian hipotesis dengan uji Fhitung sebesar 11,570 dan Ftabel sebesar 4,08 sehingga Fhitung > Ftabel (11,570

>4,08) pada α = 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bekerja cerdas, bekerja ikhlas, bekerja keras dan bekerja tuntas secara bersama-sama berpengaruh terhadap komitmen karyawan pada PT. Tiffa Mitra Sejahtera. Pada uji t, variabel bekerja tuntas (X4) berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen

pegawai.

(12)

1 A. Latar Belakang Masalah

Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan perlu mengadopsi

visi, misi dan strategi yang tepat yang didukung oleh strategi sumber daya

manusia dan budaya perusahaan yang tepat pula. Dalam menghadapi perubahan,

diperlukan kehati-hatian untuk dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan

dan sekaligus menjaga kelangsungan organisasi agar mampu bertahan hidup.

Sejak berdirinya organisasi, secara sadar atau tidak, pendiri meletakkan

dasar bagi budaya organisasi yang didirikan. Mereka mempunyai suatu visi

bagaimana seharusnya organisasi itu, kemudian visi tersebut diimplementasikan

oleh anggota organisasi menjadi perilaku organisasi. Dengan bertumbuhnya

organisasi sebagai hasil interaksi organisasi dengan lingkungannya, secara sadar

nilai-nilai pokok tertentu mengalami perubahan.

Druicker dalam Tika (2006:4) mengatakan budaya organisasi adalah pokok

penyelesaian masalah-masalah external dan internal yang pelaksanaannya

dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan

kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahami,

memikirkan dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait.

Budaya organisasi sangat penting bagi perusahaan. Budaya organisasi yang

kuat merupakan pembangkit semangat yang paling berpengaruh dalam menuntun

perilaku karena dapat membantu para karyawan melakukan

(13)

filosofi usaha, asumsi dasar, slogan atau moto perusahaan atau organisasi, tujuan

umum organisasi dan prinsip-prinsip yang menjelaskan usaha. Nilai-nilai tersebut

apabila dianut dan dilaksanakan secara bersama oleh pemimpin dan anggota

organisasi dapat memperkuat budaya organisasi.

Suatu budaya yang kuat ditandai oleh nilai-nilai inti organisasi yang

dipegang kukuh dan disepakati secara luas. Semakin banyak anggota organisasi

yang menerima nilai-nilai inti dan semakin besar komitmen mereka terhadap

nilai-nilai tersebut, semakin kuat suatu budaya. Suatu budaya yang kuat akan

memiliki pengaruh yang besar dalam sikap anggota organisasi dibandingkan

dengan budaya yang lemah.

Komitmen organisasi adalah kuatnya pengenalan dan keterlibatan seseorang

dalam suatu organisasi tertentu. Komitmen juga digambarkan sebagai

kecenderungan untuk terikat dalam garis kegiatan yang konsisten karena

menganggap adanya biaya pelaksanaan kegiatan yang lain (berhenti bekerja)

Panggabean (2002:135).

PT. Tiffa Mitra Sejahtera merupakan satu dari sekian perusahaan yang

bergerak di jasa outsourching (tenaga kerja kontrak) yang mempunyai 16 Mitra perusahaan di kota Medan yang mana salah satu mitra usahanya adalah PT. City

Financial. Perusahaan ini mempunyai visi, misi dan nilai-nilai yang

mencerminkan budaya untuk mencapai tujuan perusahaan. Adapun budaya yang

dicerminkan oleh perusahaan seperti Pemberian motivasi seminggu sekali,

persahabatan antar karyawan, kerja keras dalam mencapai target serta adanya

(14)

Menurut Robbin (2002:282), Suatu budaya yang kuat akan memperlihatkan

kesepakatan yang tinggi mengenai tujuan organisasi di antara

anggota-anggotanya. Kebulatan suara terhadap tujuan akan membentuk keterikatan,

kesetiaan dan komitmen organisasi. Kondisi ini selanjutnya akan mengurangi

kecenderungan karyawan untuk keluar dari organisasi.

Komitmen kerja karyawan di PT. Tiffa Mitra Sejahtera terhadap

pelaksanaan budaya kerja di perusahaan dapat juga dilihat pada rekapitulasi

absensi karyawan dari tabel 1.1 dibawah ini.

Tabel 1.1

Rekapitulasi Absensi Karyawan

22 Oktober s/d 21 November 2007

No. Tanggal X Stk Sd I C Jumlah

Sumber : Data PT. Tiffa Mitra Sejahtera (data diolah)

Keterangan :

X : Tidak hadir tanpa keterangan Stk : Sakit tanpa keterangan

Sd : Sakit dengan surat keterangan Dokter/rawat inap I : Ijin

C : Cuti

Meskipun PT. Tiffa Mitra Sejahtera memberlakukan budaya pemotongan

insentif untuk karyawan yang memiliki status absen, namun dapat dilihat pada

tabel 1.1 menunjukkan karyawan kurang disiplin yang dapat dibuktikan dengan

adanya karyawan yang sering ijin dan tidak hadir tanpa keterangan. Oleh sebab

(15)

mempertahankan komitmen karyawan terhadap kinerja usahanya guna

menghadapi tantangan dan perubahan di masa depan.

Sebagai tindak lanjutnya, PT.Tiffa Mitra Sejahtera menghasilkan tata nilai

budaya kerja yang baru yaitu perubahan proses dan sistem kerja terutama dalam

menetapkan sasaran kerja, pembimbingan dan tujuan akhir. Tata nilai yang

dikembangkan saat ini adalah 4 AS (bekerja cerdas, bekerja ikhlas, bekerja keras

dan bekerja tuntas).

Pentingnya budaya kerja bagi perusahaan tersebut membuat peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian di perusahaan tersebut khususnya untuk melihat

seberapa besar budaya kerja mempengaruhi komitmen karyawan di perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk menulis skripsi

dengan judul “Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Komitmen Karyawan Pada

PT. Tiffa Mitra Sejahtera”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah budaya kerja berpengaruh

positif dan signifikan terhadap komitmen karyawan pada PT. Tiffa Mitra

Sejahtera?”.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya kerja yang

dilakukan oleh karyawan PT. Tiffa Mitra Sejahtera terhadap komitmen

(16)

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat digunakan dari penelitian ini adalah :

a. Bagi Penulis

Untuk memperluas wawasan penulis tentang budaya kerja dan kaitannya

dengan komitmen karyawan.

b. Bagi Perusahaan

Sebagai masukan dan informasi tambahan bagi perusahaan dan

pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan dan akan menjadi bahan

pertimbangan untuk menetapkan kebijakan baru perusahaan tentang

budaya kerja yang berpengaruh terhadap komitmen karyawan dalam upaya

mencapai efektifitas, tujuan dan kelangsungan perusahaan.

c. Bagi Pihak Lain

Memberikan sumbangan pemikiran atau referensi bagi peneliti yang

nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian

lebih lanjut di masa yang akan datang.

D. Kerangka Konseptual

Menurut Robbins (1996:289) mengatakan bahwa budaya organisasi adalah

sekumpulan sistem nilai yang diakui dan dibuat oleh semua anggotanya yang

membedakan perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Ada sepuluh

karakteristik budaya organisasi menurut Stephen P. Robbins yang terdiri dari:

(1) inisiatif individual, (2) toleransi terhadap tindakan resiko, (3)pengarahan,

(4) integrasi, (5) dukungan manajemen, (6) kontrol, (7) identitas, (8) sistem

(17)

Penulis membuat karakteristik budaya organisasi menurut Robbins yang

disesuaikan dengan karakteristik budaya organisasi pada perusahaan yang penulis

teliti, dimana karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :

a. Gagasan dan kejelasan tujuan organisasi dapat disebut sebagai budaya bekerja

cerdas

b. Arahan, peraturan dapat disebut sebagai budaya bekerja ikhlas

c. Integrasi dan disiplin dapat disebut sebagai budaya bekerja keras

d. Tingkat tanggung jawab dapat dikatakan sebagai budaya bekerja tuntas

Suatu budaya kuat ditandai oleh nilai-nilai inti organisasi yang dipegang

kukuh dan disepakati secara luas.

Komitmen adalah sikap kesediaan diri untuk memegang teguh visi, misi

serta kemauan untuk mengerahkan seluruh usaha dalam melaksanakan tugas.

Komitmen karyawan tidak akan tumbuh dengan sendirinya, ada hubungan

signifikan antara budaya kerja dengan komitmen karyawan. Menurut Robbins

(2002:284), budaya mendorong terciptanya komitmen organisasi dan

meningkatkan konsistensi sikap karyawan, yang mana keadaan ini akan

menguntungkan sebuah organisasi.

Berdasarkan teori pendukung dan perumusan masalah yang dikemukakan

penulis, pada gambar 1.1 dibawah ini merupakan suatu kerangka konseptual yang

berfungsi sebagai penuntun, sekaligus mencerminkan alur berpikir yang

(18)

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Sumber : Robbins dalam Tika (2006:10) diolah

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah

penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Nazir (1988:182).

Adapun hipotesis yang ditemukan sehubungan dengan permasalahan tersebut

adalah “Budaya kerja di PT. Tiffa Mitra Sejahtera berpengaruh positif dan

signifikan terhadap komitmen kerja karyawannya.”

F. Metodologi Penelitian

1. Batasan Operasional

Penelitian ini dibatasi oleh ruang lingkup yang membahas budaya kerja

terhadap komitmen karyawan. Adapun yang merupakan budaya kerja yang akan

diteliti adalah bekerja cerdas, bekerja ikhlas, bekerja keras, bekerja tuntas di PT.

Tiffa Mitra Sejahtera, Medan.

2. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini ada 2 variabel yang dikaitkan X dan Y. X disebut

variabel bebas (Independent Variabel = Xi) yang mempengaruhi Y sebagai variabel tidak bebas (Dependent Variabel = Y). Artinya X mempengaruhi Y atau Y dipengaruhi X atau Y tergantung pada X.

Budaya kerja

- Bekerja cerdas (XI) - Bekerja ikhlas (X2) - Bekerja keras (X3) - Bekerja tuntas (X4)

(19)

a. Variabel Bebas yaitu budaya kerja = X, yang terdiri dari :

1) Bekerja cerdas (X1)

Karyawan memahami dengan jelas tujuan dari perusahaan dan memiliki

kebebasan berinisiatif memberi gagasan dalam menyelesaikan pekerja

untuk mencapai tujuan organisasi.

2) Bekerja ikhlas (X2)

tidak merasa terpaksa dalam mengerjakan pekerjaan, mau untuk diarahkan

oleh pimpinan dan mengikuti setiap peraturan yang sudah ditentukan.

3) Bekerja keras (X3)

Bekerja dengan sungguh-sungguh dimana karyawan datang tepat waktu,

terjalinnya koordinasi yang baik, tidak menunda pekerjaan sehingga

pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

4) Bekerja tuntas (X4)

Menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik serta mampu

mempertanggung jawabkan pekerjaannya.

b. Variabel tidak bebas (Y) adalah variabel yang nilainya tergantung oleh

variabel lain yakni komitmen karyawan adalah sikap kesediaan diri untuk

memegang teguh visi, misi serta kemauan untuk mengerahkan seluruh usaha

(20)

Tabel 1.2

Definisi operasional variabel

No Variabel Indikator Skala Pengukuran

1 Bekerja cerdas (X1)

Jelas tujuan perusahaan, kebebasan

berinisiatif Skala Likert

2 Bekerja ikhlas (X2)

Arahan, mengikuti peraturan,

ketidakterpaksaan Skala Likert 3 Bekerja keras (X3) Kedisiplinan, koordinasi yang baik Skala Likert

4 Bekerja tuntas (X4) Tanggung jawab Skala Likert

5 Komitmen (Y) Memegang teguh visi, misi Skala Likert

Sumber : Robbins dalam Tika (2006:10) diolah

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat lokasi penelitian ini adalah PT. Tiffa Mitra Sejahtera yang

beralamat di Komp Ruko NCC Blok C-8, Jl. Setia Budi, Tanjung Rejo, Medan.

Sedangkan waktu penelitian adalah bulan September tahun 2007 sampai dengan

Maret 2008.

4. Populasi

Dalam penelitian ini, penulis melaksanakan pengambilan populasi pada

semua karyawan PT.Tiffa Mitra Sejahtera cabang Setia Budi yang berjumlah 48

orang. Menurut pandapat Arikunto (2002:112) yang menyatakan apabila

subjeknya besar atau lebih besar dari 100 orang dapat diambil 20-25%. Sedangkan

karyawan PT. Tiffa Mitra Sejahtera cabang Setia Budi berjumlah lebih kecil dari

100 sehingga penulis mengambil semua populasi dijadikan sampel.

5. Jenis Data

Jenis data yang digunakan terdiri dari 2 yaitu:

a. Data primer

Adalah data yang didapat dari sumber pertama. Semua data ini merupakan

(21)

sesuai dengan kebutuhannya Umar (2002:81). Data primer diperoleh dengan

memberikan kuesioner dan wawancara kepada karyawan PT. Tiffa Mitra

Sejahtera cabang Setia Budi.

b. Data sekunder

Adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi lebih informatif

bagi pihak lain. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari

dokumen-dokumen dan laporan-laporan tertulis perusahaan, literatur-literatur yang ada

di perusahaan dan bagian bahan-bahan atau tulisan-tulisan lain yang ada

hubungannya dengan masalah yang akan diteliti.

6. Skala Pengukuran Variable

Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert sebagai alat untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang

kejadian atau gejala sosial, Sugiyono (2006:86). Dengan menggunakan skala

likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.

Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun

item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Dalam melakukan

penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan

diberikan skor. Skor yang diberikan adalah :

5 = Sangat setuju

4 = Setuju

3 = Ragu-ragu

2 = Tidak setuju

(22)

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang dilakukan penulis untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan

untuk membantu penelitian ini adalah:

a. Kuesioner adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan

melalui daftar pertanyaan pada responden yang terpilih, yakni kepada

karyawan PT. Tiffa Mitra Sejahtera (sample) tentang variabel yang diteliti

dalam penelitian ini yaitu bekerja cerdas, bekerja ikhlas, bekerja keras, bekerja

tuntas dan komitmen karyawan.

b. Wawancara yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data atau bahan-bahan

keterangan dengan mengadakan tanya jawab dan tatap muka langsung dengan

pihak perusahaan yang berwenang mengenai masalah yang diteliti.

c. Studi dokumentasi, dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen dan bahan

tulisan dari perusahaan serta sumber-sumber lain yang berhubungan.

8. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang dipergunakan dalam skripsi ini adalah:

a. Metode deskriptif, yaitu suatu metode dimana data yang telah diperoleh,

disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian diinterprestasikan sehingga

diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan

hasil perhitungan. Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah

diisi oleh sejumlah responden penelitian.

b. Metode analisis regresi linear berganda yaitu untuk memprediksi nilai dari

variable terikat yaitu komitmen karyawan dengan ikut memperhitungkan

nilai-nilai variable bebas budaya kerja yang terdiri dari bekerja cerdas, bekerja

(23)

positif atau negatif budaya kerja terhadap komitmen karyawan. Analisis ini

menggunakan bantuan aplikasi software SPSS (Statistic Product and Service Solution) 12,0 for Windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Dimana :

Y = Komitmen kerja

a = konstanta

b1-b4 = koefisien regresi

X1 = skor dimensi variabel bekerja cerdas

X2 = skor dimensi variabel bekerja ikhlas

X3 = skor dimensi variabel bekerja keras

X4 = skor dimensi variabel bekerja tuntas

e = standard error

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji

statistiknya berada di dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak).

Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam

daerah dimana H0 diterima. Dalam penelitian ini data yang ada diuji dengan

beberapa tahap antara lain:

1) Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan untuk menguji apakah

suatu kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Validitas

menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang

(24)

melakukan tugasnya mencapai sasarannya. Pengukuran dikatakan valid

jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Reliabilitas

menunjukan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam

menjawab hal yang berkaitan dengan daftar pertanyaan yang merupakan

dimensi suatu variabel yang disusun dalam bentuk kuesioner. Reliabilitas

variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha>dari 0,60. 2) Uji Asumsi Klasik

Model regresi linear berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika

model tersebut terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik yang meliputi:

a) Uji Normalitas

Yaitu untuk mengetahui apakah data yang diambil telah mengikuti

sebaran distribusi normal atau tidak. Tujuan uji normalitas membuat

generalisasi hasil analisa data sampel.

b) Uji Multikolineritas

Yaitu untuk mengetahui ada tidaknya variabel yang memiliki

kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model.

Kemiripan antarvariabel independen dalam suatu model akan

menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu

variabel independen dengan variabel independen lainnya

c) Uji Heteroskesdastisitas

Yaitu untuk mengetahui apakah data yang dianalisis mempunyai

kesamaan variance antara kelompok, jika variance antara kelompok

tidak sama maka analisis tidak boleh dilakukan karena hampir pasti

(25)

3) Uji Hipotesis

a) Uji Signifikan Individual (Uji – t)

Uji-t menunjukkan seberapa besar pangaruh variable bebas secara

individual terhadap variable terikat.

H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variable bebas (X1, X2, X3, X4) yaitu berupa bekerja

cerdas, bekerja ikhlas, bekerja keras dan bekerja tuntas terhadap

komitmen karyawan yaitu variable terikat (Y)

H0 : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variable bebas (X1, X2, X3, X4) yaitu bekerja cerdas,

bekerja ikhlas, bekerja keras dan bekerja tuntas terhadap komitmen

karyawan yaitu variable terikat (Y)

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika t hitung < t table pada α = 5%

Ha diterima jika t hitung > t table pada α = 5%

b) Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji-F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variable bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variable terikat.

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan dari variable bebas (X1, X2, X3,

X4) yaitu berupa bekerja cerdas, bekerja ikhlas, bekerja keras dan

(26)

H0 ≠ b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan dari variable bebas (X1, X2, X3,

X4 ) yaitu berupa bekerja cerdas, bekerja ikhlas, bekerja keras dan

bekerja tuntas terhadap komitmen karyawan yaitu variable terikat (Y)

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika t hitung < t table pada α = 5%

Ha diterima jika t hitung > t table pada α = 5%

c) Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa

kemampuan model dalam menerangkan variable terikat. Jika R2

semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa

pengaruh variable bebas (X1, X2, X3, X4) adalah besar terhadap variable

terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk

menerangkan pengaruh variable bebas yang diteliti terhadap variabel

terkait. Sebaliknya, jika R2 semakin mengecil (mendekati nol) maka

dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak

kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti

(27)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian Nasution (2006) berjudul “Pengaruh Budaya Kerja Terhadap

Komitmen Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Pelayanan Pajak Kisaran” dengan

model regresi berganda dengan variabel Kejujuran (X1), Ketekunan (X2),

Kreativitas (X3), Kedisiplinan (X4), Iptek (X5) dan komitmen (Y) dan

menggunakan alat bantu program SPSS versi 11,5. Berdasarkan hasil pengujian

hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa variabel budaya kerja yang mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen adalah variabel kreativitas.

Nilai R square menunjukkan variabel bebas (kejujuran, ketekunan, kreativitas,

kedisiplinan dan iptek) mampu menjelaskan variabel terikat (komitmen pegawai)

sebesar 13,6% sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain sebesar 86,4%.

B. Landasan Teori

1. Pengertian Budaya Kerja

Ndraha dalam Tika (2006:2), mengemukakan definisi budaya menurut

Edward Burnett dan Vijay Sathe sebagai berikut:

a. Edward Burnett

Mengatakan bahwa budaya mempunyai pengertian teknografis yang luas

meliputi ilmu pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adat istiadat dan

berbagai kemampuan dan kebiasaan lainnya yang didapat sebagai anggota

(28)

b. Vijay Sathe

Mengatakan bahwa budaya adalah seperangkat asumsi penting yang dimiliki

bersama anggota masyarakat.

Menurut Robbins (1996:289) mengatakan bahwa budaya organisasi adalah

sekumpulan sistem nilai yang diakui dan dibuat oleh semua anggotanya yang

membedakan perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Menurut Amnuai dalam

Tika (2006:4) Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi dasar dan keyakinan

yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, kemudian dikembangkan dan

diwariskan guna mengatasi masalah-masalah adaptasi ekternal dan integrasi

internal.

2. Terbentuknya Budaya Perusahaan

Menurut Robbins (1999:80), Sumber budaya meliputi kebiasaan-kebiasaan,

tradisi dan cara umum melakukan segala sesuatu di sebuah organisasi yang

berlaku sekarang, pada umumnya ditimbulkan oleh apa yang telah dilakukan

sebelumnya dan tingkat sukses yang telah dimilikinya dengan usaha-usaha itu.

Sumber asli budaya organisasi lazimnya mencerminkan visi dan misi para pendiri

organisasi itu. Karena para pendiri itu mempunyai ide aslinya, mereka pun boleh

jadi mempunyai penyimpangan-penyimpangan tentang bagaimana melaksanakan

ide tersebut. Mereka tidak dibatasi oleh pendekatan atau kebiasaan-kebiasaan

terdahulu. Para pendiri itu menetapkan kebudayaan awal tersebut dengan

memproyeksikan suatu gambaran bagaimana organisasi itu nantinya. Ukuran kecil

dari sebagian besar organisasi baru juga menolong para pendiri untuk

(29)

Menurut Atmosoeprapto (2000:71), Budaya perusahaan terbentuk banyak

ditentukan oleh beberapa unsur, yaitu:

a. Lingkungan Usaha; lingkungan dimana perusahaan itu beroperasi akan

menentukan apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan tersebut untuk

mencapai keberhasilan.

b. Nilai-nilai (value); merupakan konsep dasar dan keyakinan dari suatu

organisasi.

c. Penutan/keteladanan; orang-orang yang menjadi panutan atau teladan

karyawan lainnya karena keberhasilannya.

d. Upacara-upacara (ritel dan ritual); acara-acara rutin yang diselenggarakan oleh

perusahaan dalam rangka memberikan penghargaan pada karyawannya.

e. “Network” jaringan komunikasi informal di dalam perusahaan yang menjadi

sarana penyebaran nilai-nilai dari budaya perusahaan.

Pembentukan budaya perusahaan tidak lepas dari para pendirinya yang

memiliki ide untuk organisasi sampai perusahaan benar-benar berdiri. Menurut

Schein dalam Sobirin (2007:220) pembentukan organisasi mengikuti alur sebagai

berikut:

a. Para pendiri dan pimpinan lainnya membawa serta satu set asumsi dasar,

nilai-nilai perspektif, artefak ke dalam organisasi dan menanamkannya kepada para

karyawan.

b. Budaya muncul ketika para anggota organisasi berinteraksi satu sama lain

untuk memecahkan masalah-masalah pokok organisasi yakni masalah

(30)

c. Secara perorangan, masing-masing anggota organisasi boleh jadi menjadi

seorang pencipta budaya baru dengan mengembangkan berbagai cara untuk

menyelesaikan persoalan-persoalan individual seperti persoalan identitas diri,

kontrol dan pemenuhan kebutuhan serta bagaimana agar bisa diterima oleh

lingkungan organisasi yang diajarkan kepada generasi penerus.

3. Karakteristik Budaya Organisasi

Robbins dalam Tika (2006:10) menyatakan ada 10 karakteristik budaya

organisasi itu tediri dari :

a. Insiatif individual

Yaitu tingkat tanggung jawab, kebebasan atau independensi yang dipunyai

setiap individu dalam mengemukakan pendapat. Insiatif individu tersebut

perlu dihargai oleh kelompok atau pimpinan suatu organisasi sepanjang

menyangkut ide utuk memajukan dan mengembangkan organisasi/perusahaan.

b. Toleransi terhadap tindakan beresiko

Dalam budaya organisasi perlu ditekankan, sejauh mana para pegawai

dianjurkan untuk dapat bertindak agresif, inovatif dan mengambil resiko.

Suatu budaya organisasi dikatakan baik, apabila dapat memberikan toleransi

kepada anggota untuk dapat bertindak agresif dan inovatif untuk memajukan

organisasi/perusahaan serta berani mengambil resiko terhadap apa yang

dilakukan

c. Pengarahan

Pengarahan dimaksudkan sejauh mana suatu organisasi/ perusahaan dapat

menciptakan dengan jelas sasaran dan harapan yang diinginkan yang

(31)

d. Integrasi

Maksudnya sejauh mana suatu organisasi/ perusahaan dapat mendorong

unit-unit organisasi untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi. Kekompakan

unit-unit organisasi dalam bekerja dapat mendorong kualitas dan kuantitas

pekerjaan yang dihasilkan.

e. Dukungan Manajemen

Maksudnya sejauh mana para manajer dapat memberikan komunikasi atau

arahan, bantuan serta dukungan yang jelas tehadap bawahan.

f. Kontrol

Alat kontrol yang dapat dipakai adalah peraturan-peraturan atau norma-norma

yang berlaku dalam suatu organisasi atau perusahaan.

g. Identitas

Dimaksudkan sejauh mana para anggota/ karyawan suatu organisasi/

perusahaan dapat mengidentifikasikan dirinya sebagai satu kesatuan dalam

perusahaan dan bukan sebagai kelompok kerja tertentu atau keahlian

profesional tertentu.

h. Sistem Imbalan

Dimaksudkan sejauh mana alokasi imbalan seperti kenaikan gaji, promosi dan

sebagainya didasarkan atas prestasi kerja pegawai, bukan sebaliknya atas

senioritas, sikap pilih kasih dan sebagainya.

i. Toleransi terhadap konflik

Sejauh mana para pegawai/ karyawan didorong untuk mengemukakan konflik

(32)

j. Pola komunikasi

Sejauh mana komunikasi dibatasi oleh hirarki kewenangan yang formal.

Menurut Wicaksono, karakteristik budaya organisasi di PT. Tiffa Mitra

Sejahtera adalah sebagai berikut:

a. Bekerja cerdas

Karyawan memahami dengan jelas tujuan dari perusahaan dan memiliki

kebebasan berinisiatif memberi gagasan dalam menyelesaikan pekerja untuk

mencapai tujuan organisasi.

b. Bekerja ikhlas

tidak merasa terpaksa dalam mengerjakan pekerjaan, mau untuk diarahkan

oleh pimpinan dan mengikuti setiap peraturan yang sudah ditentukan.

c. Bekerja keras

Bekerja dengan sungguh-sungguh dimana karyawan datang tepat waktu,

terjalinnya koordinasi yang baik, tidak menunda pekerjaan sehingga pekerjaan

dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

d. Bekerja tuntas

Menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik serta mampu mempertanggung

jawabkan pekerjaannya.

4. Fungsi dan Manfaat Budaya Organisasi

Menurut Pascale dan Athos dalam Tika (2006:14) fungsi utama budaya

organisasi adalah sebagai berikut:

a. Sebagai batas pembeda terhadap lingkungan, organisasi maupun kelompok

(33)

Batas pembeda ini karena adanya identitas tertentu yang dimiliki oleh suatu

organisasi atau kelompok yang tidak dimiliki organisasi atau kelompok lain.

b. Sebagai perekat bagi karyawan dalam suatu organisasi.

Hal ini merupakan bagian dari komitmen kolektif dari karyawan. Mereka

bangga sebagai seorang karyawan suatu organisasi atau perusahaan. Para

karyawan mempunyai rasa memiliki, partisipasi, dan rasa tanggung jawab atas

kemajuan perusahaannya.

c. Mempromosikan stabilitas sistem sosial.

Hal ini tergambarkan dimana lingkungan kerja dirasakan positif, mendukung,

dan konflik serta perubahan diatur secara efektif.

d. Sebagai mekanisme kontrol dalam memadu dan membentuk sikap serta

perilaku karyawan. Dengan dilebarkannya mekanisme kontrol, didatarkannya

struktur, diperkenalkannya tim-tim dan diberi kuasanya karyawan oleh

organisasi, makna bersama yang diberikan oleh suatu budaya yang kuat

memastikan bahwa semua orang diarahkan kearah yang sama.

e. Sebagai integrator.

Budaya organisasi dapat dijadikan sebagai integrator karena adanya sub-sub

budaya baru. Kondisi seperti ini dialami oleh adanya perusahaan-perusahaan

besar dimana setiap unit terdapat sub budaya baru.

f. Membentuk perilaku bagi para karyawan

Fungsi seperti ini dimaksudkan agar para karyawan dapat memahami

(34)

g. Sebagai sarana untuk menyelesaikan masalah-masalah organisasi pokok

organisasi. Masalah utamanya yang sering dihadapi organisasi adalah masalah

adaptasi terhadap lingkungan eksternal dan masalah integrasi internal.

h. Sebagai acuan dalam menyusun perencanaan perusahaan.

Fungsi organisasi atau perusahaan adalah sebagai acuan untuk menyusun

perencanaan pemasaran, segmentasi pasar, menentukan positioning yang akan

dikuasai perusahaan tersebut.

i. Sebagai alat komunikasi.

Budaya organisasi dapat berfungsi sebagai alat komunikasi antara atasan dan

bawahan atau sebaliknya serta antara anggota organisasi.

j. Sebagai penghambat berinovasi.

Budaya organisasi dapat juga sebagai penghambat dalam berinovasi. Hal ini

terjadi apabila budaya organisasi tidak mampu mengatasi masalah-masalah

yang menyangkut lingkungan eksternal dan integrasi internal.

Menurut Wibowo (2006:350), Budaya organisasi membantu mengarahkan

sumber daya manusia pada pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi.

Disamping itu budaya organisasi akan meningkatkan kekompakkan tim antar

berbagai departemen, divisi atau unit dalam organisasi sehingga mampu menjadi

perekat yang mengikat orang dalam organisasi bersama-sama.

5. Pembagian budaya kerja

Menurut Paramita dalam Ndraha (1999:81), budaya kerja dapat dibagi

(35)

a. Sikap terhadap pekerjaan

Yakni kesukaan akan kerja dibandingkan dengan kegiatan lain seperti

bersantai atau semata-mata memperoleh kepuasan dari kesibukan

pekerjaannya sendiri, atau merasa terpaksa melakukan sesuatu hanya untuk

kelangsungan hidupnya.

Sikap terhadap pekerjaan dipengaruhi oleh dua faktor :

1) Pengetahuan dan informasi kerja

2) Kesadaran akan kepentingan

b. Perilaku waktu bekerja

Seperti rajin, berdedikasi, bertanggung jawab, berhati-hati, teliti, cermat,

kemauan yang kuat untuk mempelajari tugas dan kewajibannya, suka

membantu sesama karyawan atau sebaliknya.

6. Budaya Kuat Vs. Budaya Lemah

Menurut Robbins (1999:78), Meskipun semua organisasi mempunyai

budaya, tidak semua budaya mempunyai pengaruh yang sama terhadap

karyawan-karyawan. Organisasi-organisasi dimana nilai-nilai kunci dipegang teguh dan

diikuti secara luas mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap karyawan

dibanding budaya-budaya yang lemah. Semakin karyawan menerima nilai-nilai

utama organisasi tersebut dan semakin besar keterlibatan mereka dengan

nilai-nilai itu, semakin kuatlah budaya tersebut. Budaya organisasi itu kuat, lemah atau

diantaranya tergantung pada faktor-faktor seperti ukuran organisasi itu, berapa

lama organisasi itu telah berdiri, berapa banyak angka penggantian di antara

(36)

C. Komitmen

1. Pengertian Komitmen

Menurut Sunarto (2005:25), komitmen adalah kecintaan dan kesetiaan,

terdiri dari:

a. Penyatuan dengan tujuan dan nilai-nilai perusahaan

b. Keinginan untuk tetap berada dalam organisasi

c. Kesediaan untuk bekerja keras atas nama organisasi

Menurut Porter dalam Panggabean (2002:127), komitmen adalah kuatnya

pengenalan dan keterlibatan seseorang dalam suatu organisasi tertentu. Becker

dalam Panggabean (2002:127) menggambarkan komitmen sebagai kecenderungan

untuk terikat dalam garis kegiatan yang konsisten karena menganggap adanya

biaya pelaksanaan yang lain (berhenti bekerja)

Menurut Meyer & Allen dalam Munandar (2004:75), komitmen organisasi

merupakan salah satu bentuk dari komitmen yang lain dan memiliki fokus yang

berbeda. Mowdy, Porter & Steer dalam Munandar (2004:75), komitmen

organisasi adalah sifat hubungan seorang individu dengan organisasi dengan

memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Menerima nilai-nilai dan tujuan organisasi

b. Mempunyai keinginan berbuat untuk organisasinya

c. Mempunyai keinginan yang kuat untuk tetap bersama dengan organisasinya

Menurut Griffin & Bateman dalam Munandar (2004:75), menyebutkan

bahwa komitmen organisasi adalah :

a. Dambaan pribadi untuk mempertahankan keanggotannya dalam organisasi

(37)

c. Kemauan secara sadar untuk mencurahkan usaha demi kepentingan organisasi.

Menurut Meyer & Allen dalam Munandar (2004:75) menjelaskan 3 bentuk

dari komitmen organisasi, yang keseluruhannya mempunyai implikasi terhadap

kelanjutan partisipasi individu dalam organisasi. Ketiga bentuk tersebut adalah

a. Affective Commitment

Menunjukkan suatu kelekatan psikologis terhadap organisasi. Individu

bertahan di organisasi ini karena memang menginginkannya. Komitmen ini

berkaitan dengan pengalaman kerja.

b. Normative Commitment

Komitmen ini ditunjukkan dengan perasaan “wajib” untuk tetap bertahan

dalam organisasi. Karyawan yang memiliki normative commitment yang tinggi akan bertahan dalam organisasi karena mereka merasa harus melakukan

hal tersebut.

c. Continuance Commitment

Merupakan komitmen organisasi yang rasional. Komitmen ini berkaitan

dengan biaya jika ia keluar dari organisasi. Karyawan yang memiliki

continuance commitment tinggi akan bertahan dalam organisasi, karena membutuhkannya. Menurut Stebbin dalam Munandar (2004:75) menyebutkan

bahwa continuance commitment adalah kesadaran akan ketidakmungkinan memilih identitas sosial lain ataupun alternative tingkah laku lain karena

adanya ancaman akan kerugian. Menurut Becker dalam Munandar (2004:75)

(38)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

Perusahaan yang bergerak di bidang outsourching (jasa pekerja kontrak) mulai ada, sejak berlakunya undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan. Dalam undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan memperbolehkan perusahaan untuk menggunakan

karyawan/pekerja kontrak (outsourching) di dalam perusahaannya. Pekerja yang diperbolehkan untuk menggunakan karyawan/pekerja kontrak yaitu pekerja yang

tidak berhubungan langsung dengan produksi perusahaan.

Mulai sejak itulah perusahaan penyedia tenaga kerja kontrak (outsourching) mulai berkembang di Indonesia terutamanya di kota Medan untuk memenuhi

permintaan tenaga kerja di perusahaan.

PT. Tiffa Mitra Sejahtera merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

dalam bidang jasa pekerja kontrak di kota Medan. Perusahaan ini berdiri pada

tahun 2004 yang merupakan perusahaan jasa pekerja kontrak dengan konsep

pengelolaan manajemen sumber daya manusia yang terintegrasi yang meliputi

perekrutan tenaga kerja, penilaian dan pelatihan tenaga kerja yang bersifat umum

untuk semua jenis pekerjaan.

Visi

Sebagai penyedia jasa tenaga kerja kontrak, menjadikan mitra bisnis yang

(39)

Misi

1. Menciptakan tenaga kerja yang siap pakai dan terampil dalam bidangnya.

2. Membangun hubungan/komunikasi yang baik dengan pengguna jasa.

3. Mendidik dan melatih tenaga kerjanya secara berkesinambungan untuk

menjaga kualitas dan profesionalisme.

Untuk mencapai tujuannya, maka perusahaan memiliki prinsip dalam

bekerja yang terdiri dari 4 AS yaitu :

1. Bekerja cerdas, karyawan memahami dengan jelas tujuan dari perusahaan

dan memiliki kebebasan berinisiatif memberi gagasan dalam menyelesaikan

pekerja untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Bekerja ikhlas, tidak merasa terpaksa dalam mengerjakan pekerjaan, mau

untuk diarahkan oleh pimpinan dan mengikuti setiap peraturan yang sudah

ditentukan.

3. Bekerja keras, bekerja dengan sungguh-sungguh dimana karyawan datang

tepat waktu, terjalinnya koordinasi yang baik, tidak menunda pekerjaan

sehingga pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

4. Bekerja tuntas, menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik serta mampu

mempertanggung jawabkan pekerjaannya.

Pimpinan dengan segenap hati berusaha untuk menerapkan prinsip tersebut

kepada bawahannya. Dalam rangka menyiapkan tenaga kerja yang profesional di

bidangnya baik pada instansi pemerintah maupun swasta, perusahaan

menyediakan tenaga kerja kontrak yang siap pakai dan telah dibekali dengan

pengetahuan serta ketrampilan khusus. Adapun jenis pekerjaan yang dapat

(40)

1. Administrasi

2. Sekretaris

3. Marketing

4. Sales

5. Teller

6. Cashier

7. Ticketing Staff

8. Operator telepon

9. Satpam

10.Supir

11.Office boy

12.Sales Promotion Girl/Man

Saat ini perusahaan telah menyalurkan tenaga kerja kontrak kepada mitra

perusahaan. Adapun mitra perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. PT. KAO Indonesia, ditempatkan 45 Orang

2. PT Hexindo Adi Perkasa, ditempatkan 9 Orang

3. PT Kota Mas Permai, ditempatkan 30 orang

4. PT Roda Mas, ditempatkan 22 orang

5. PT Astra Graphia, ditempatkan 9 orang

6. Bank BII (Cabang Rantau Prapat), ditempatkan 6 orang

7. PT Adira Insurance, ditempatkan 4 orang

8. PT Kimia Farma, ditempatkan 5 orang

9. PT Semen Andalas, ditempatkan 1 orang

(41)

11.PT Jasa Marga, ditempatkan 6 orang

12.Bank Niaga, ditempatkan 5 orang

13.PT Sampoerna, ditempatkan 5 orang

14.Bank NISP, ditempatkan 6 orang

15.PT Siemens, ditempatkan 5 orang

16.PT City Financial, ditempatkan 240 orang

17.Karyawan PT. Tiffa Mitra Sejahtera jalan Setia Budi berjumlah 48 orang

dimana 35 orang dipekerjakan untuk PT. City Financial

Periode kontrak yang diberlakukan perusahaan hanya 1 tahun kemudian

kinerja karyawan dievaluasi kembali. Jika karyawan memberikan kinerja yang

baik maka kontrak akan dilanjutkan.

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang

mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Dengan

adanya struktur organisasi perusahaan maka akan kelihatan pembagian tugas dan

tanggung jawab untuk memudahkan dalam menuntun dan mengawasi pelaksanaan

kegiatan perusahaan. Dalam struktur organisasi perusahaan yang baik terdapat

pemisahan fungsi dan tanggung jawab dari pelaksanaan perusahaan serta akan

terlihat secara tegas garis wewenang dari atasan kepada bawahan.

Organisasi perusahaan dibentuk oleh manusia untuk mencapai tujuan-tujuan

tertentu. Organisasi perusahaan memberikan kerangka untuk perencanaan,

pelaksanaan, pengendalian dan pemantauan aktivitas. Pengembangan struktur

organisasi mencakup pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab di

(42)

Penyusunan struktur organisasi perusahaan harus pula di dasari

pertimbangan bahwa organisasi itu harus fleksibel dalam arti memungkinkan

adanya penyesuaian-penyesuaian tanpa harus mengadakan perubahan total.

Organisasi perusahaan yang disusun juga harus dapat menunjukkan garis

wewenang dan tanggung jawab yang jelas.

Struktur organisasi di perusahaan berbentuk garis dan staf, ini terbukti

dengan adanya satu pimpinan. Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja

sama dengan menggunakan dan alat-alat dan teknologi serta terikat dengan

peraturan-peraturan dan lingkungan tertentu supaya dapat mengarahkan pada

pencapaian tujuan yang diinginkan perusahaan.

Struktur organisasi PT Tiffa Mitra Sejahtera menetapkan sistem hubungan

dalam organisasi yang memungkinkan tercapainya koordinasi dan pengintegrasian

segenap kegiatan organisasi baik kearah vertikal maupun horizontal. Adapun

bagan struktur organisasi pada perusahaan dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut

ini :

Gambar 3.1

Struktur Organisasi Perusahaan PT. Tiffa Mitra Sejahtera

(43)

C. Uraian Pekerjaan

General Manager

Tugas utama :

1. Bertanggung jawab atas terselenggaranya bisnis perusahaan

2. Menterjemahkan visi dan misi perusahaan ke jajaran di bawahnya

3. Memberikan laporan kinerja dan keuangan perusahaan secara berkala kepada

pemilik

4. Menandatangani kontrak-kontrak perusahaan dengan mitra kerjanya

Accounting Manager

Tugas utama :

1. Bertanggung jawab terhadap laporan keuangan perusahaan

2. Memberikan laporan keuangan secara berkala kepada General Manager

3. Memeriksa uang masuk dan uang keluar

Tugas tambahan :

1. Menerima tugas lain dari atasan

Staff Accounting

Tugas utama :

1. Bertanggung jawab atas validitas data entry

2. Membuat tagihan ke customer 3. Membuat Payroll

4. Memberikan laporan secara berkala kepada atasan

5. Membuat permintaan uang keluar

(44)

Tugas tambahan :

1. Menerima tugas lain dari atasan

Marketing Manager

Tugas utama :

1. Bertanggung jawab atas target penjualan yang telah ditetapkan perusahaan

2. Bertanggung jawab atas memeriksa harga penawaran

3. Memberikan laporan berkala kepada general manager 4. Menjaga hubungan baik ke semua customer

Staff Marketing

Tugas utama :

1. Membantu manager untuk mencapai target penjualan perusahaan

2. Membuat harga penawaran

3. Memberikan laporan secara berkala kepada atasan

Tugas tambahan :

1. Menerima tugas lain dari atasan

Operasional Manager

Tugas utama ;

1. Bertanggung jawab atas terlaksananya operasional perusahaan secara baik

2. Bertanggung jawab atas citra (performance) perusahaan ke customer-customer 3. Bertanggung jawab atas tersedianya data pekerja (data base)

4. Menjaga kualitas service perusahaan kepada customer

(45)

Tugas tambahan

1. Menerima Tugas lain dari atasan

Staff Customer Service Unit

Tugas Utama :

1. Membantu atasan untuk menjaga citra (performance) perusahaan 2. Mengunjungi karyawan di setiap unit minimal dua kali seminggu

3. Mengunjungi customer minimal sebulan sekali

4. Memberikan saran dan motivasi (briefing) kepada karyawan 5. Bertanggung jawab atas produktivitas pekerja

6. Mengumpulkan absensi karyawan di setiap unit

7. Memberikan laporan secara berkala kepada atasan

Tugas tambahan :

1. Menerima tugas lain dari atasan

Staf Personalia

Tugas Utama:

1. Membantu atasan untuk menyediakan data pekerja (data base) 2. Menyeleksi calon karyawan

3. Membuat surat peringatan kepada karyawan yang melanggar disiplin

4. Melakukan pelatihan untuk karyawan

5. Membuat slip gaji

6. Mencatat cuti karyawan

7. Memberikan laporan secara berkala kepada atasan

Tugas Tambahan :

(46)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas

Salah satu instrumen yang sering dipakai dalam penelitian ilmiah adalah

angket, kuesioner yang bertujuan untuk mengetahui pendapat seseorang mengenai

suatu hal seperti sikap dan pendapat. Pada dasarnya terdapat dua macam

instrumen yaitu instrumen yang berbentuk test dan nontest. Instrumen dalam

penelitian ini adalah instrumen yang berbentuk nontest karena mengukur sikap

dimana jawabannya tidak ada yang “benar atau salah” tetapi bersifat “positif atau

negatif” (Sugiyono, 2003).

1. Uji Validitas

Instrumen yang baik harus valid dan reliabel. Instrumen yang valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Dalam hal ini penulis menyebarkan kuesioner untuk pengujian validitas dan

reabilitas kepada perusahaan sejenis yaitu PT. Infomedia dengan menggunakan

kuesioner yang terdiri dari 4 butir (item) pertanyaan tentang bekerja cerdas, 4 butir (item) pertanyaan tentang bekerja ikhlas, 4 butir (item) pertanyaan tentang bekerja keras, dan 4 butir (item) pertanyaan tentang bekerja tuntas sehingga jumlah keseluruhan pertanyaan adalah 20 butir (item), dimana setiap butir disiapkan 5 interval jawaban. Jawaban terendah diberi skor 1 dan tertinggi diberi skor 5.

Butir-butir tersebut diujicobakan validitas kepada 35 (tiga puluh lima) orang

(47)

Penulis melakukan pengujian validitas dengan bantuan SPSS 12.0 for window

dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1

Pada tabel 4.1 menunjukkan:

1. Scale Mean if item Deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel tersebut dihapus. Misalnya jika Q1 atau butir 1 dihapus maka rata-rata total

bernilai 81,17 dan seterusnya.

2. Scale Variance if item Deleted menerangkan besarnya varian total jika butir variabel tersebut dihapuskan. Misalnya jika Q1 atau butir 1 dihapuskan maka

(48)

3. Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen.

Untuk mengetahui validitas butir pertanyaan harus dibandingkan dengan

r-tabel.

Dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 35 orang maka nilai r-tabel

dapat diperoleh melalui df (degree of freedom) = jumlah kasus – 5, jumlah kasus adalah 20 butir (item). Jadi df = 35 – 5 = 30, maka r-tabel = 0,361.

Pengambilan keputusan:

a. Jika r-hitung > r-tabel maka butir tersebut valid

b. Jika r-hitung < r-tabel maka butir tersebut tidak valid.

(49)

Berdasarkan data Tabel 4.2 diketahui bahwa rhitung untuk seluruh butir

pertanyaan dari variabel bekerja cerdas, bekerja ikhlas, bekerja keras, bekerja

tuntas dan komitmen adalah positif dan besarnya diatas 0,361 (rtabel). Karena

rhitung > rtabel maka disimpulkan semua butir pertanyaan dari variabel bekerja

cerdas, bekerja ikhlas, bekerja keras, bekerja tuntas dan komitmen tersebut

dikatakan valid sehingga dapat digunakan untuk memperoleh data penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang

digunakan menunjukkan konsistensi dalam mengukur gejala yang sama.

Tabel 4.3 Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.960 20

Sumber: Hasil Perhitungan SPSS

Setelah semua butir pertanyaan dinyatakan valid, maka uji selanjutnya

adalah menguji reliabilitas instrumen.

Cara pengambilan keputusan:

a. Jika r alpha positif dan lebih besar dari r tabel maka reliabel

b. Jika r alpha negatif dan lebih kecil dari r tabel maka tidak reliabel.

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasil pengujian reliabilitas pada instrumen

bekerja cerdas, bekerja ikhlas, bekerja keras, bekerja tuntas dan komitmen dengan

nilai Cronbach Alpha atau r alpha sebesar 0,960. Hal ini membuktikan instrumen

bekerja cerdas, bekerja ikhlas, bekerja keras, bekerja tuntas dan komitmen adalah

reliabel karena r alpha yang bernilai 0,960 lebih besar dan positif dari r tabel yang

(50)

cerdas, bekerja ikhlas, bekerja keras, bekerja tuntas (X) dan komitmen (Y)

tersebut dapat digunakan untuk memperoleh data penelitian.

B. Analisis Deskriptif

1. Analisis Deskriptif Responden

a. Karakteristik Responden

Berikut ini adalah karakteristik responden ditinjau dari segi usia, jabatan,

lamanya bekerja, jenis kelamin, status dan pendidikan terakhir.

1. Usia Responden

Tabel 4.4 Usia Responden

Usia (tahun)

Frekuensi (orang)

Persentase (%)

21 – 25 13 27,08

26 – 30 27 56,25

31 – 35 3 6,25

36 – 40 5 10,42

Jumlah 48 100 Sumber : Hasil penelitian tahun 2008 (data diolah)

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa mayoritas usia responden adalah 26-30 tahun

sebesar 56,25 persen, usia 21-25 tahun sebesar 27,08 persen, dan usia 31-35 tahun

(51)

2. Jabatan Responden

Administrasi 2 4.16

Staf Accounting 1 2,08

Sekretaris 1 2,08

Customer Service 1 2,08

Marketing 38 79,20

Satpam 1 2,08

Jumlah 48 100 Sumber : Hasil Penelitian tahun 2008 (data diolah)

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa mayoritas jabatan responden adalah

marketing yaitu sebesar 79,20 persen. Manajer, leader dan administrasi

masing-masing sebesar 4,16 persen, dan staf accounting, sekretaris, customer service,

satpam masing-masing sebesar 2,08 persen.

3. Lama Bekerja Responden

Tabel 4.6

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa mayoritas lama bekerja responden adalah

kurang dari 1 tahun yaitu sebesar 72,92 persen, 1-2 tahun sebesar 12,50 persen,

(52)

4. Jenis Kelamin Responden

Tabel 4.7

Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Frekuensi

(orang)

Persentase (%)

Laki-laki 35 72,92 Perempuan 13 27,08

Jumlah 48 100 Sumber : Hasil Penelitian tahun 2008 (data diolah)

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa mayoritas jenis kelamin responden adalah

laki-laki berjumlah 35 orang yaitu sebesar 72,92 persen dan perempuan berjumlah

13 orang yaitu sebesar 27,08 persen.

5. Status Responden

Tabel 4.8 Status Responden

Status Frekuensi (orang)

Persentase (%)

Menikah 18 37,50

Belum menikah 30 62,50

Jumlah 48 100 Sumber : Hasil Penelitian tahun 2008 (data diolah)

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa mayoritas status responden 30 orang belum

menikah yaitu sebesar 62,50 persen dan 18 orang berstatus menikah yaitu sebesar

(53)

6. Pendidikan terakhir Responden Sumber : Hasil Penelitian tahun 2008 (data diolah)

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa mayoritas pendidikan terakhir responden

adalah diploma yaitu sebesar 43,75 persen, SLTA sebesar 33,33 persen, sarjana

sebesar 20,84 persen dan pasca sarjana sebesar 2,08 persen.

b. Analisis Deskriptif Variabel

1. Variabel Bekerja Cerdas

Variabel bekerja cerdas didefinisikan bahwa karyawan memahami dengan

jelas tujuan dari perusahaan dan memiliki kebebasan berinisiatif memberi gagasan

dalam menyelesaikan pekerja untuk mencapai tujuan organisasi.

Tabel 4.10

Data Instrumen Bekerja Cerdas (Variabel Independen)

Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju Frekuensi

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2008 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa mayoritas responden 50%

menjawab sangat setuju untuk pertanyaan pertama, 41,67 % responden menjawab

(54)

untuk pertanyaan ketiga dan 47,92 % responden menjawab setuju untuk

pertanyaan keempat.

2. Variabel Bekerja Ikhlas

Variabel bekerja ikhlas didefinisikan bahwa karyawan tidak merasa

terpaksa dalam mengerjakan pekerjaan, mau untuk diarahkan oleh pimpinan dan

mengikuti setiap peraturan yang sudah ditentukan.

Tabel 4.11

Data Instrumen Bekerja Ikhlas (Variabel Independen)

Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju Frekuensi

Sumber: Hasil Penelitian tahun 2008 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa mayoritas responden 56,25%

menjawab sangat setuju untuk pertanyaan kelima, 47,91 % responden menjawab

sangat setuju untuk pertanyaan keenam, 47,91% responden menjawab sangat

setuju untuk pertanyaan ketujuh dan 43,75 % responden menjawab sangat setuju

untuk pertanyaan kedelapan.

3. Variabel Bekerja Keras

Variabel bekerja keras didefinisikan sebagai bekerja dengan

sungguh-sungguh dimana karyawan datang tepat waktu, terjalinnya koordinasi yang baik,

tidak menunda pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada

(55)

Tabel 4.12

Data Instrumen Bekerja Keras (Variabel Independen)

Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju Frekuensi

Sumber; Hasil penelitian tahun 2008 (data diolah)

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa mayoritas responden 52,08% menjawab

sangat setuju untuk pertanyaan kesembilan, 47,92 % responden menjawab setuju

untuk pertanyaan kesepuluh, 41,67 % responden menjawab setuju untuk

pertanyaan kesebelas dan 58,33 % responden menjawab setuju untuk pertanyaan

keduabelas.

4. Variabel Bekerja Tuntas

Variabel bekerja tuntas didefinisikan menyelesaikan semua pekerjaan

dengan baik serta mampu mempertanggung jawabkan pekerjaannya.

Tabel 4.13

Data Instrumen Bekerja Tuntas (Variabel Independen)

Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju Frekuensi

Sumber; Hasil penelitian tahun 2008 (data diolah)

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa mayoritas responden 43,75% menjawab

setuju untuk pertanyaan tiga belas, 58,34 % responden menjawab setuju untuk

pertanyaan empat belas, 56,25 % responden menjawab setuju untuk pertanyaan

(56)

5. Variabel Komitmen

Variabel komitmen karyawan adalah sikap kesediaan diri untuk

memegang teguh visi, misi serta kemauan untuk mengerahkan seluruh usaha

dalam melaksanakan tugas.

Tabel 4.14

Data Instrumen Komitmen (Variabel Dependen)

Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju Frekuensi

Sumber : Hasil penelitian tahun 2008 (data diolah)

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa mayoritas responden 75 % menjawab

setuju untuk pertanyaan tujuh belas, 72,92 % responden menjawab setuju untuk

pertanyaan delapan belas, 72,92 % responden menjawab setuju untuk pertanyaan

sembilan belas dan 47,92 % responden menjawab setuju untuk pertanyaan dua

puluh.

C. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dapat diketahui dari VIF untuk masing-masing

predictor, dengan syarat nilai VIF predictor tidak melebihi nilai 10 dan nilai

tolerance tidak kurang dari 0,1. Dari output SPSS pada tabel 4.15 dapat dilihat

bahwa nilai VIF masing-masing predictor tidak melebihi nilai 10 dan tolerance

melebihi nilai 0,1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

(57)

Tabel 4.15 Coefficients(a)

a Dependent Variable: Komitmen

Sumber : Hasil perhitungan SPSS

2. Uji Normalitas

Uji normalitas dapat dilihat dari hasil perhitungan SPSS melalui gambar

kurva normal P-Pplot yang menunjukkan sebaran data penelitian. Dari gambar 4.1

kurva normal P-P Plot berikut ini, dapat disimpulkan bahwa data penelitian

mempunyai distribusi normal karena sebaran data yang menyebar ke semua

daerah kurva normal.

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B

4.928 1.772 2.782 .008

(58)

3. Uji Heteroskesdastisitas

Uji heteroskesdastisitas dilakukan dengan menggunakan kurva scatterplot

nilai residual variabel dependen. Pengambilan kesimpulan diketahui dari

memperhatikan sebaran plot data.

-3 -2 -1 0 1

Berdasarkan plot data yang diperoleh dari hasil perhitungan SPSS, terlihat

bahwa sebaran data tidak mengumpul pada satu sudut/ bagian saja melainkan

sebaran data menyebar pada keseluruhan bagian. Maka dapat disimpulkan bahwa

tidak terjadi heteroskesdastisitas pada data, sehingga dapat dikatakan bahwa data

penelitian ini adalah homogen.

D. Uji Hipotesis

1. Analisis Regresi Berganda

Hipotesis yang sudah dirumuskan harus diuji kebenarannya. Pengujian ini

akan membuktikan H0 atau H1 yang akan diterima. Jika H1 diterima maka H0

ditolak. Artinya, ada pengaruh antara variabel bekerja cerdas, bekerja ikhlas,

Gambar

Tabel 1.1 Rekapitulasi Absensi Karyawan
Gambar 1.1  Kerangka Konseptual Sumber : Robbins dalam Tika (2006:10) diolah
Tabel 1.2 Definisi operasional variabel
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Judul Kegiatan : BISNIS SAKOKAS (Sandal dari Koran dan Kertas Bekas) SEBAGAI UPAYA PEMANFAATAN LIMBAH KERTAS BERNILAI EKONOMIS.. Nama Lengkap dan Gelar :

Magnet yang dihasilkan dari proses pencampuran NdFeB dengan bahan ferit disebut Hybrid Magnet , yang memiliki sifat termal yang lebih baik daripada NdFeB yang murni

Berdasarkan empat rumusan masalah yang telah dijabarkan diatas mengenai sistem pendokumentasian informasi berita yang saat ini berjalan di Perguruan Tinggi

They argue that in many cases, personal experience means that queer spectators read film differently from the way straight viewers might view the same film

Kualitas layanan, kepercayaan, reputasi, kebiasaan, kepuasan berpengaruh signifikan terhadap Kepercayaan dan kepuasan nasabah tidak berpengaruh signifikan terhadap

Menurut Anonimus (2012; dalam Sianturi dan Ernita, 2014) jumlah dan berat buah, biji atau umbi yang dihasilkan tanaman dipengaruhi oleh tingkat pemenuhan unsur hara

Adapun hasil penelitian ini yaitu Penulis menyimpulkan bahwa Kepemimpinan Nyai Pondok Pesantren Nurul Huda komplek Al-Aziziyah kabupaten Pringsewu menggunakan gaya

Hasil penelitian ini adalah deskripsi tentang: (1) komponen RPP yang disusun oleh guru sesuai dengan Permendikbud, namun kesesuaian isi belum dapat dikatakan