PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG ORAL TRUSH
PADA ANAK USIA 0-3 TAHUN DI KLINIK SALLY MEDAN
NETTI MEILANI SIMANJUNTAK
105102094
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS
KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PROGRAM DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Netti Meilani Simanjuntak
Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Sariawan (Oral Trush) pada Anak Usia 0-3 Tahun di Klinik Sally Medan 2011
ix + 37 hal + 5 tabel + 1 skema + 9 lampiran
Abstrak
Sariawan (oral trush) sering dijumpai pada bayi maupun anak kecil yang minum susu dengan botol/ dot dan anak yang memakai kompeng (fopspeen) yang tidak bersih. Adanya sisa susu dalam mulut bayi setelah minum susu juga dapat menjadi penyebab timbulnya sariawan ini. Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya sariawan adalah menjaga kebersihan mulut anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu tentang sariawan (oral trush) di klinik Sally Medan 2011. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 37 orang dengan metode pengambilan total sampling. Penelitian ini dimulai dari bulan Februari – April 2011 menggunakan instrument berupa kuesioner. Berdasarkan karakteristik responden mayoritas responden berumur 21-25 tahun sebanyak 17 orang (45,9%), berdasarkan pendidikan sebanyak 17 orang (45,9%) berpendidikan SMA, berdasarkan pekerjaan sebanyak 20 orang (54,1%) sebagai Ibu Rumah Tangga, berdasarkan jumlah paritas sebanyak 16 orang (43,2%) memiliki 2 anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan cukup sebanyak 22 orang (59,5%) dan memiliki sikap yang positif sebanyak 21 orang (56,8%). Dari hasil penelitian diharapkan agar peneliti lanjutan meneliti secara lebih spesifik terhadap variabel dari sisi korelasi, agar dapat dilihat hubungan pengetahuan dengan tindakan ibu dalam perawatan bayi terhadap pencegahan oral trush pada bayi.
Daftar Pustaka : 19 ( 1992-2010)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul “Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Sariawan (Oral Trush) Pada Anak Usia
0-3 Tahun di Klinik Sally Medan 2011” yang diajukan untuk memenuhi salah satu
syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mengalami kesulitan akan
tetapi berkat bantuan dan bimbingan yang sangat berarti dari berbagai pihak sehingga
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sebagaimana mestinya. Maka pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Nur Asnah Sitohang.S.Kep.Ns.M.Kep selaku Ketua Program D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. dr. Isti Ilmiati Fujiati, M.Sc (CM-FM) selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, bantuan dan arahan selama pembuatan Karya Tulis
Ilmiah ini.
4. Seluruh staf dan Dosen Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
5. Pimpinan Klinik Sally Medan Ibu Ramauli Sianturi,Amkeb
6. Terima kasih yang tak terhingga pada orang tua dan abang yang penulis
sayangi yang senantiasa mendoakan dan memberi motivasi tanpa henti
7. Rekan- rekan mahasiswa Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan pada penulis
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
Penulis menyadari betul bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat
kekurangan baik isi maupun penyusunan bahasa. Untuk itu penulis sangat
mengharapakan masukan dan saran yang membangun untuk mendapatkan perbaikan
pada yang akan datang.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini kelak bermanfaat
bagi kita semua, khususnya penulis.
Medan, Juni 2011
DAFTAR ISI
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ... 7
B. Sikap ... 8
BAB. III KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep ... 16
B. Defenisi Operasional ... 17
BAB. IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 18
B. Populasi dan Sampel ... 18
1. Populasi ... 18
2. Sampel ... 18
C. Tempat Penelitian ... 19
D. Waktu Penelitian ... 19
E. Etika Penelitian ... 19
F. Instrumen Penelitian ... 20
G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 22
H. Pengumpulan Data ... 22
I. Rencana Analisa Data ... 23
BAB . V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 25
1. Karakteristik Responden ... 25
2. Pengetahuan Responden ... 27
3. Sikap Responden ... 29
BAB . VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 36
B. Saran ... 37
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Ibu tentang
Sariawan ( Oral Trush) pada Anak Usia 0-3 Tahun di Klinik
Sally ... 26
Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan
Ibu tentang Sariawan ( Oral Trush) pada Anak Usia 0-3 Tahun
Di klinik Sally Medan 2011 ... 27
Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu tentang
Sariawan (Oral Trush) pada Anak Usia 0-3 Tahun
di Klinik Sally Medan 2010 ... 28
Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Sikap Ibu
Tentang Sariawan (Oral Trush) pada Anak Usia 0-3 Tahun
di Klinik Sally Medan 2010 ... 30
Tabel 5.5 Distribusi Berdasarkan Sikap Responden tentang
DAFTAR SKEMA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Konsultasi
Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 3 : Lembar Kuesioner
Lampiran 4 : Surat Persetujuan Content Validity
Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian
PROGRAM DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Netti Meilani Simanjuntak
Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Sariawan (Oral Trush) pada Anak Usia 0-3 Tahun di Klinik Sally Medan 2011
ix + 37 hal + 5 tabel + 1 skema + 9 lampiran
Abstrak
Sariawan (oral trush) sering dijumpai pada bayi maupun anak kecil yang minum susu dengan botol/ dot dan anak yang memakai kompeng (fopspeen) yang tidak bersih. Adanya sisa susu dalam mulut bayi setelah minum susu juga dapat menjadi penyebab timbulnya sariawan ini. Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya sariawan adalah menjaga kebersihan mulut anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu tentang sariawan (oral trush) di klinik Sally Medan 2011. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 37 orang dengan metode pengambilan total sampling. Penelitian ini dimulai dari bulan Februari – April 2011 menggunakan instrument berupa kuesioner. Berdasarkan karakteristik responden mayoritas responden berumur 21-25 tahun sebanyak 17 orang (45,9%), berdasarkan pendidikan sebanyak 17 orang (45,9%) berpendidikan SMA, berdasarkan pekerjaan sebanyak 20 orang (54,1%) sebagai Ibu Rumah Tangga, berdasarkan jumlah paritas sebanyak 16 orang (43,2%) memiliki 2 anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan cukup sebanyak 22 orang (59,5%) dan memiliki sikap yang positif sebanyak 21 orang (56,8%). Dari hasil penelitian diharapkan agar peneliti lanjutan meneliti secara lebih spesifik terhadap variabel dari sisi korelasi, agar dapat dilihat hubungan pengetahuan dengan tindakan ibu dalam perawatan bayi terhadap pencegahan oral trush pada bayi.
Daftar Pustaka : 19 ( 1992-2010)
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Kesehatan dan kebersihan mulut anak sangat penting dijaga dan diperhatikan
oleh para orang tua. Sebab mulut mereka belum sekuat mulut orang dewasa sehingga
masalah mulut akan lebih mudah muncul pada anak. Sariawan merupakan penyakit yang
terjadi di dalam rongga mulut yang bisa menyerang siapa saja tidak hanya pada orang
dewasa tetapi juga pada bayi maupun anak – anak. Sariawan/ oral trush ini menyerupai
bercak-bercak putih dan lebih sering timbul di lidah, bibir, pipi bagian dalam (mucosa)
dan tenggorokan.
Menurut dr. Rini Sekartini, SpA dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, umumnya
sariawan yang terjadi pada bayi disebabkan oleh jamur sedangkan pada anak dan balita
disebabkan oleh trauma dan juga jamur. Spesies yang paling umum dilibatkan pada
penyakit ini adalah candida albicans atau monoliasis. Sariawan atau candidiasis oral
adalah infeksi supersialis membran mucosa yang mengenai sekitar 2-5 % neonatus
normal. Bayi mendapat jamur ini dari ibunya pada saat persalinan yang terinfeksi
kandida dan akibat penggunaan antibiotik terutama pada umur 1 tahun ( Berhman, 2001,
hal 1157). Sariawan (oral trush) ini juga sering dijumpai pada bayi dan anak kecil yang
minum susu dengan botol / dot; atau anak yang mengisap dot kompeng (fopspeen) yang
tidak bersih. Adanya sisa susu dalam mulut bayi setelah minum juga dapat menjadi
penyebab stomatitis jika ada bakteri di dalam mulutnya (Ngastiyah, 2005, hal 222 &
223). Menurut penelitian Charles Darwin di RSU Panyabungan Tapanuli Selatan bahwa
(23,70%) mengalami sariawan (oral trush) dan white coated tongue ditemui pada 26
anak (19,26%). Pemeriksaan tinja juga dilakukan dengan keluhan mencret didapatkan
adanya candida albican pada 28 anak (44,44%) dan anak – anak ini juga menderita
sariawan pada mulutnya. ( Charles Darwin, 1992, ¶ 1)
Kendati hal ini bukan penyakit yang mematikan namun jika tidak diatasi akan
menimbulkan ketidaknyaman pada bayi. Bayi akan terus menurus menangis dan gelisah
akibat nyeri yang ditimbulkan oleh sariawan (oral trush) tersebut. Endapan putih yang
bersifat asam ini telah merata di permukaan lidah dan bibir sehingga menurunkan selera
minum bayi (Musbikin, 2005, hal 363). Akibatnya bayi menjadi tidak mau minum susu
ataupun menyusui. Hal ini tentunya akan mengurangi asupan cairan dan kalori yang
dibutuhkan oleh bayi / anak sehingga berat badan mereka pun menjadi terhambat.
Sariawan (oral trush) ini dapat menyebabkan terjadinya diare karena jamur yang ada
pada mulutnya tersebut tertelan dan menimbulkan infeksi pada usus yang dapat
menyebabkan terjadinya dehidrasi (Ngastiyah, 2005, hal 222).
Keadaan ini pasti akan mengkhwatirkan para orang tua. Masalah ini sebenarnya
masih dapat kita hindari dengan cara membersihkan mulut anak setelah selesai diberi
minum susu ataupun ASI dan selalu memperhatikan kebersihan semua perlengkapan
minum anak. Oleh sebab itu para orang tua harus memperahatikan keadaan ini terutama
dalam membersihkan dan merawat mulut anak agar tetap sehat. Dari data pendahuluan
yang dilakukan peneliti ke klinik Sally pada saat imunisasi ditemukan adanya beberapa
bayi mengalami oral trush di sekitar lidahnya.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana “
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti merumuskan masalah
yaitu:”Bagaimana Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Sariawan (Oral Trush) pada Anak
Usia 0-3 Tahun di Klinik Bersalin Sally Medan 2011
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dan
sikap ibu tentang sariawan (oral trush) pada anak usia 0-3 tahun di Klinik Sally
Medan 2011
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik responden
b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang sariawan (oral trush) pada anak usia
0-3 tahun di Klinik Sally Medan 2011
c. Untuk mengetahui sikap ibu tentang sariawan (oral trush) pada anak usia 0-3
tahun di Klinik Sally Medan 2011
d.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Sebagai pengalaman penulis dalam menerapkan mata ajaran metode penelitian
dan menambah pengetahuan penulis tentang sariawan ( oral trush) pada anak
2. Bagi Responden
Sebagai sumber informasi sehingga menambah pengetahuan ibu dalam
mengatasi terjadinya sariawan pada anak serta meningkatkan perilaku hidup
sehat terutama dalam memelihara kesehatan mulut anak.
3. Bagi Petugas Kesehatan
Sebagai bahan masukan bagi para petugas kesehatan yang terkait agar lebih
meningkatkan pelayanan kesehatan terutama dalam upaya promotif terhadap
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan (Knowledge)
1. Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Dari pengalaman dan penelitian terbukti
bahwa perilaku yang didasari atas pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku
yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Roger (1974) mengungkapkan bahwa
sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses
yang berurutan, yakni : a). Awarness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari
dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu. b). Interest, yakni orang mulai
tertarik pada stimulus. c). Evaluation ( menimbang-nimbang baik dan tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya). d). Trial , orang telah mencoba perilaku baru. e).
Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesdaran, dan
sikapnya terhadap stimulus. (Notoadmojo, 2003, hal 139).
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam)
tingkatan yakni ;
a. Tahu (know)
Tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kata
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajarinya
antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan.
Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
Memahami adalah kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham harus dapat menjelaskan, menyebutkan
contoh, menyimpulkan dan meramalkan.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
dalam situasi atau kondisi yang nyata.
d. Analisis (analysis)
Analisis berarti kemampsuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen / bagian terkecil tetapi masih ada kaitannya.
Kemampuan analisis ini dilihat dari penggunaan kata kerja seperti ;
menggambarkan, membedakan, memisahkan dan mengelompokkan.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk menyususn formulasi baru dari
formulasi yang sudah ada. Seperti dapat menyususun, dapat merencanakan,
dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan
yang telah ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap
suatu materi atau objek yang didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan
sendiri.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut (Mubarak, 2007, hlm.30) ada tujuh faktor-faktor yang mempengaruhi
a. Pendidikan, pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada
orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat
dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula
mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan
yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan
nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
b. Pekerjaan, lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak
langsung
c. Umur, dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek
psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat
kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya
ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri-ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ.
Pada aspek psikologis dan mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan
dewasa.
d. Minat, sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.
Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada
akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
e. Pengalaman, adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang
kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman
terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akn timbul kesan
f. Kebudayaan lingkungan sekitar, apabila dalam suatu wilayah mempunyai
budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat
sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan
g. Informasi, kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat
seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.
B. Sikap (Attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan kesediaan untuk bertindak dan bukan
pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan
tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
1. Tingkatan sikap terdiri dari ;
a. Menerima (receiving)
Menerima berarti orang / subjek mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan. Misalnya sikap seseorang terhadap terhadap gizi
dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang tersebut terhadap
ceramah-ceramah tentang gizi.
b. Merespon (responding)
Merespon berarti memberikan suatu jawaban apabila ditanya,
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain atau mendiskusikan suatu masalah adalah
d. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Pengukuran sikap
dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung
dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden
terhadap suatu objek. Pada umumnya pendapat responden terhadap
suatu objek. Pada umumnya pendapat responden terhadap suatu
objek. Pada umunya pendapat responden dinyatakan dengan setuju,
tidak setuju dan sangat tidak setuju (Notoadmojo, 2007, hal 144)
C. Sariawan (Oral Thrush)
1. Defenisi
Sariawan atau stomatitis adalah radang pada rongga mulut (bibir dan lidah) yang
disebabkan oleh jamur candida albicans / moniliasis dan hygiene (Kristiyanasari,
2010, hal 106).
Oral trush adalah lapisan atau bercak-bercak putih kekuningan yang timbul di
lidah yang dikelilingi oleh daerah kemerahan (Rukiyah & Yulianti, 2010, hal 136).
Berdasarkan lokasinya, sariawan pada anak, baik itu bayi maupun balita, lebih
sering terjadi pada bibir bagian dalam, lidah, pipi bagian dalam (mukosa), gusi,
langit-langit dalam rongga mulut dan tenggorokan.
Bercak-bercak putih ini menyerupai gumpalan susu yang jika dibersihkan akan
terkelupas namun meninggalkan bekas yang permukaannya merah dan mudah berdarah.
Keadaan putih tersebut harus dapat dibedakan dengan sisa susu karena putih pada
pada bayi dan anak kecil yang minum susu dengan botol susu atau dot atau anak yang
mengisap dot kempong (fopspeen) yang tidak diperhatikan kebersihannya, seperti dot
yang tidak pernah direbus sehingga bakteri berkembang biak didalamnya (Ngastiyah,
2005, hal 222). Bentuk sariawan akan terlihat seperti vesikel atau bulatan kecil berwarna
putih atau kekuningan. Mula-mula berdiameter 1-3 mm kemudian berkembang
berbentuk selaput . Jika selaputnya mengikis, maka akan terlihat seperti ulkus/lubang.
2. Etiologi Oral Thrush
Banyak hal yang mempengaruhi timbulnya sariawan ini namun hal yang
mendasari adalah adanya jamur. Oral trush merupakan penyakit yang diakibatkan
dengan adanya jamur pada mulut dan saluran kerongkongan. Jamur yang lebih dikenal
dengan sebutan Candida albicans. Jamur candida albican yang bersifat saprofit sering
dijumpai pada neonatus. Hal ini terjadi karena sisa susu atau ASI tersebut bereaksi
dengan unsur-unsur yang terkandung dalam air liur (saliva) dan mikroorganisme yang
terdapat pada rongga mulut anak.
Selain itu oral trush juga terjadi karena beberapa hal sebagai berikut :
a. Makanan/ minuman panas
Saat membuatkan makanan ataupun minuman bagi bayi terlebih dahulu
perhatikan suhunya masih panas atau sudah cukup hangat untuk diterima oleh
mulut bayi. Sebab mulut bayi belum sekuat mulut orang dewasa. Suhu susu yang
masih panas dapat membuat perlukaan pada mulut bayi yang masih lembut.
b. Traumatik
Mulut anak terluka oleh sesuatu benda misalnya terkena gesekan dot yang terlalu
mulai tumbuh sehingga menimbulkan ketidaknyamanan pada bayi. Gesekan –
gesekan benda yang agak keras dan yang terbuat dari karet yang keras dapat
menimbulkan sariawan pada anak.
c. Zat Kimia
Pemakaian obat-obatan yang terlalu lama seperti bayi yang mendapatkan obat
untuk meneyembuhkan vlek pada paru-paru. Zat kimia yang terkandung didalam
obat bersifat asam. Bila tersisa dimulut bayi dapat memicu timbulnya bakteri
sehingga menyebabkan sariawan (Rukiyah & Yulianti, 2010, hal 137). Untuk itu,
sedapat mungkin, setelah meminumkan obat, minumkan bayi air putih sehingga
sisa-sisa obat tidak menempel di gusi maupun dinding mulut.
Ada tiga jenis sariawan yang kerap menyerang anak; antara lain :
1) Stomatitis Aphtosa, yaitu sariawan yang terjadi akibat tergigit atau luka akibat
benturan dengan benda yang agak keras misalnya sikat gigi. Bila kemudian
kuman masuk dan daya tahan tubuh anak sedang turun, maka dapat terjadi
infeksi, sehingga menimbulkan peradangan dan menyebabkan nyeri.
2) Oral trush / monoliasis, sariawan yang disebabkan jamur candida albican
biasanya banyak dijumpai di lidah. Pada keadaan normal , jamur memang
terdapat didalam mulut. Namun, saat daya tahan tubuh menurun ditambah
penggunaan obat yang berlangsung lama atau melebihi jangka waktu pemakaian,
jamur candida akan tumbuh lebih banyak lagi.
3) Stomatitik herfetik, yang disebabkan virus herpes simpleks dan berlokasi
dibagian belakang tenggorokan. Sariawan ditenggorokan biasanya langsung
terjadi jika ada virus yang sedang mewabah dan pada saat itu daya tahan tubuh
3. Gejala Oral Trush
Pada umumnya para orang tua kurang memperhatikan keadaan ini, sebab anak
belum dapat menggungkapkan perasaannya dengan baik. Adapun tanda dan gejala
yang biasa ditimbulkan adalah :
a. Umumnya suhu badan meningkat hingga 40 derajat
b. Anak banyak mengeluarkan air liur lebih dari biasanya.
c. Anak akan rewel dan gelisah.
d. Tidak mau makan, tidak mau minum susu maupun menyusui.
e. Jika mulut anak dibuka maka akan terlihat bercak putih
kekuningan di sekitar mulut bayi bila dihilangkan akan mudah
berdarah
f. Mulut anak akan berbau akibat kuman atau jamur yang ada pada
rongga mulut ( dr.Rini Sekartini, SpA, 2010 ¶ 1)
4. Komplikasi Oral Trush
Apabila oral trush tidak atasi maka akan menyebabkan kesukaran
minum (mengisap dot/ puting susu) sehingga bayi tersebut kekurangan makanan.
Karena adanya rasa nyeri dan rasa tidak nyaman mengakibatkan bayi menjadi
rewel dan tidak mau makan. Sehingga berat badan bayi pun terhambat. Hal ini
juga dapat menyebabkan diare sebab jamur yang ada didalam rongga mulut bayi
ikut tertelan sehingga menimbulkan infeksi usus. Jika diare ini terus menerus
terjadi maka dapat mengakibatkan terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan). Diare
juga bisa terjadi jika asupan susu kurang dalam waktu yang lama (Ngastiyah,
5. Pencegahan Oral Trush
Ada beberapa cara untuk menghindari agar oral trush tidak terjadi yakni :
a) Setiap bayi selesai minum susu/ menyusui berikan 1-2 sendok teh air
matang untuk membilas sisa susu yang menempel pada mulut bayi.
b) Perlengkapan minum bayi seperti botol susu atau kompeng (fopspeen)
dicuci bersih dan diseduh dengan air panas/mendidih atau direbus jika
botol tersebut tahan rebus
c) Sebaikanya bayi ataupun anak kecil jangan diberikan kompeng karena
akan memicu terjadinya sariawan serta dapat mempengaruhi bentuk
rahang.
d) Jika bayi menyusui bersihkanlah puting susu ibu terlebih dahulu
e) Setelah meminumkan obat, minumkan bayi air putih sehingga sisa-sisa
obat tidak menempel di gusi maupun dinding mulut.
f) Memberikan suplemen/ makanan yang mengandung vitamin c pada bayi
dan anak-anak agar daya tahan tubuh tetap kuat sehingga dapat melawan
kuman-kuman penyebab sariawan.
g) Cucilah tangan sebelum dan sesudah memberi makan dan merawat anak.
h) Gesekan dot yang berkontur agak kasar dan terbuat dari karet yang keras
juga memungkinkan munculnya sariawan. Jadi sebaiknya gunakan dot
yang dibuat dari bahan lunak dan lentur seperti dari silikon.
i) Selalulah menjaga kebersihan mulut anak dan seringlah berikan air matang
6. Obat – obatan Mengatasi Oral Trush
Oral trush dapat diobati dengan memakai obat golongan anti jamur seperti:
a. Pengobatan awal biasanya dengan suspensi nistatin; pemolesan daerah yang
terkena sariawan ( Bherman, 2001, hal 1157)
b. Miconazol; mengandung miconazole 25 mg per ml, dalam gel bebas gula.
Gel ini diberikan ke lesi setelah selesai makan.
c. Gentian violet 0,5% yang dioleskan pada lidah dan mucosa mulut.
d. Dapat juga diberikan ampoterisin (fungilin) selama 1 (satu) minggu.
e. Jika stomatitis masih masih kotor (bernanah) jangan dioleskan dengan
gentian violet karena akan menyebabkan permukaan luka menjadi kering di
bagian bawahnya yang justru akan makin memperparah
f. Anak yang lebih besar dapat menggunakan obat kumur
7. Perawatan yang dilakukan untuk anak nyang mengalami sariawan
Saat sariawan terjadi maka anak akan mengalami kesulitan pada saat makan dan
minum. Berikut kiat untuk membantu anak mendapatkan asupan yang dibutuhkan:
a. Atasi sulit makan dengan suapan porsi kecil perlahan-lahan dengan
menggunakan sendok
b. Ajari anak minum susu dari gelas dengan memakai sendok atau dengan
sedotan karena minum lewat botol akan dapat memperbesar gesekan
sariawan
c. Berikan makanan yang encer dan lembut agar mudah ditelan, berikan
setelah makanan agak dingin agar tidak memperparah luka tersebut.
e. Minuman asam misalnya jus jeruk, dan minuman bersoda sebaiknya
jangan diberikan kepada anak sebab minuman ini mengakibatkan rasa
terbakar di mulut
f. Pastikan untuk selalu memberi minum pada anak untuk mencegah
terjadinya dehidrasi
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap
ibu tentang sariawan (oral trush ) pada anak usia 0-3 tahun. Hal ini dapat dilihat
dari kerangka konsep dibawah ini :
Skema. 1. Skema Kerangka Konsep Pengetahuan Ibu
Sikap Ibu
Sariawan pada anak usia
B. Definisi Operasional
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
deskriptif dengan pendekatan cross sectional yakni bertujuan untuk mengetahui
pengetahuan dan sikap ibu tentang sariawan (oral trush) pada anak usia 0-3
tahun di Klinik Sally Medan.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai anak
0-3 tahun yang anaknya pernah mengalami sariawan (oral trush) di
Klinik Sally Medan. Jumlah populasi hingga April 2011 sebanyak 37
orang.
2. Sampel
Teknik sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu seluruh ibu
yang mempunyai anak berusia 0-3 tahun yaitu sebanyak 37 orang.
Dengan kriteria yang dapat dijadikan sampel ialah :
• Seluruh ibu yang memiliki anak berusia 0-3 tahun yang anaknya
pernah mengalami sariawan (oral trush)
C. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah di Klinik Sally Medan, alasan peneliti memilih klinik ini
karena sudah ditemukan adanya anak yang mengalami oral trush (sariawan)
pada saat peneliti mendatangi lokasi penelitian. Dan lokasi penelitian masih dapat
dijangkau oleh peneliti.
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai Februari – April 2011
E. Etika Penelitian
Sebelum dilakukannya penelitian ini peneliti mendapat surat persetujuan dari
institusi pendidikan yakni ketua program D-IV Bidan Pendidik Fakultas
Keperawatan USU. Peneliti mengajukan permohonan kepada pimpinan klinik
Sally Medan untuk melakukan penelitian di klinik tersebut. Dalam melaksanakan
penelitian ini harus dipertimbangkan masalah etika penelitian yakni memberikan
informed consent. Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden. Jika calon responden bersedia, maka calon responden
menandatangani lembar persetujuan/informed consent. Jika calon responden tidak
bersedia maka peneliti harus menghormati hak pasien. Kerahasiaan data responden
pada instrument penelitian dijaga dengan tidak mencantumkan nama responden.
Data – data yang diperoleh dari responden hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian saja. Peneliti mendampingi responden pada saat mengisi kuesioner dan
F. Instrumen Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini penulis menggunakan instrument berupa
lembar kuesioner/angket yang disusun sendiri oleh peneliti dengan arahan dari
pembimbing. Kuesioner untuk data demografi responden meliputi umur, pekerjaan,
pendidikan dan jumlah paritas.
Pertanyaan untuk pengetahuan sebanyak 10 (sepuluh) pertanyaan dengan bentuk
pertanyaan tertutup yang terdiri dari pilihan jawaban : a, b, c. Jika jawaban benar
maka diberi nilai satu (skor =1), dan jika jawaban salah maka diberi nilai nol (skor
= 0). Penilaian yang digunakan tersebut ialah menurut skala guttman
(Riduan,.2010, hal.43).Berdasarkan rumus statistika P =
kelas Banyak
(R) Rentang
a. Menentukan nilai rentang (R)
b. Rentang = skor tertinggi – skor terkecil
= 10 – 0
= 10
c. Menentukan panjang kelas ( i )
Panjang kelas ( i ) =
d. Untuk menentukan kategori pengetahuan adalah sebagai berikut :
- Kategori kurang = 0+3.3 = 3,3 (jika responden menjawab 0-3
pertanyaan dengan benar )
- Kategori sedang = 3,4+3,3 =6,7 (jika responden menjawab 4-7
- Kategori baik = 6,8+3,3 = 10 (jika responden menjawab 8-10
pertanyaan dengan benar)
Pertanyaan untuk sikap terdiri dari 10 pertanyaan pemberian skornya menurut Skala
Likert dengan menggunakan tiga kategori yakni untuk pernyataan positif maka jawaban
“Setuju (S) = diberi skor 3, Kurang Setuju (KS) = diberi skor 2, Tidak Setuju (TS) =
diberi skor 1. Bila bentuk pertanyaan negatif maka jawaban “ Setuju (S) = diberi skor 1,
Kurang Setuju (KS) = diberi skor 2, Tidak Setuju (TS) = diberi skor 1,(Azis A.H, hal
102).Maka total skor untuk tertinggi adalah 40 dan terendah adalah 10. Berdasarkan
rumus statistik =
kelas Banyak
(R) Rentang
Dimana P adalah panjang kelas interval, R adalah selisih antara skor tertinggi dengan
skor terendah, dan Banyak kelas merupakan banyaknya kelompok / lebar interval yakni
positif dan negatif . Untuk mendapatkan perhitungan tersebut : menetukan skor tertinggi
dan skor terendah.
a. Skor tertinggi adalah 30 dan terendah adalah 10
b. Rentang = skor tertinggi –skor terendah
= 30 -10 = 20
c. Menentukan panjang kelas (P )
Panjang kelas ( P) =
Untuk menentukan kategori sikap sebagai berikut :
Jika skor responden 10-20 maka sikap responden negatif
G. Uji validitas dan Reabilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas yang dilakukan adalah dengan cara conten validty yaitu diuji oleh
dokter spesialis anak (dr. Sugiani SpA). Pada tahap pertama ada perbaikan
pada kuesioner tentang pengetahuan ibu terhadap sariawan (oral trush) dan
pada tahap kedua masih terdapat perbaikan tentang kuesioner. Lalu pada
perbaikan yang ketiga kuesioner untuk pengetahuan dan sikap dinyatakan valid
dimana nilai CVI 0,720
2. Uji Reliabliitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat alat dapat dipercaya atau dapat
diandalkan untuk digunakan sebagai alat ukur (Arikunto, 2006). Uji reliabilitas
dilakukan di BPS N. Siringo-ringo pada tanggal 25 Februari 2011 pada 10 ibu
yang memiliki anak berusia 0-3 tahun dan anaknya pernah mengalami sariwan.
Kuesioner penelitian ini menggunakan uji reliabilitas Cronbach’s Alpha
sebesar 0,785 untuk pengetahuan dan sikap Cronbach’s Alpha 0,780. Nilai
koefisien reliabilitas lebih dari 0,60 maka kuesioner sudah memadai syarat
reliabel
H. Prosedur Pengumpulan Data
Data yang digunakan peneliti yaitu data primer. Data diperoleh langsung dari
responden melalui kuesioner yang disebarkan. Prosedur pengumpulan data yang
dilakukan adalah : peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian pada
institusi pendidikan program studi D-IV Bidan Pendidik dan mengajukan
mendapat izin maka peneliti melaksanakan penelitian. Peneliti datang ke klinik
sebanyak 2 kali dalam seminggu yaitu setiap hari Jumat dan Sabtu. Lalu peneliti
memberi kuesioner kepada ibu untuk diisi yang terlebih dahulu diwawancarai
untuk menyesuaikan dengan kriteria inklusi sampel, jika ibu bersedia untuk
dijadikan responden maka ibu mendandatangani informed consent/ surat
persetujuan responden. Peneliti mendampingi responden pada saat mengisi
kuesioner, pengisian kuesioner berlangsung selama 10 menit untuk tiap responden.
Lalu peneliti memeriksa kelengkapan data yang ada pada kuesioner. Peneliti juga
datang pada jadwal imunisasi yang diadakan di klinik ini yakni setiap tanggal 6
dan 20 setiap bulan. Peneliti membagikan kuesioner kepada ibu-ibu sebelum
dilakukan imunisasi. Terlebih dahulu peneliti mengajukan pertanyaan kepada ibu
yang bertujuan untuk menyesuaikan ibu-ibu tersebut sesuai dengan kriteria inklusi
sampel, kemudian menjelaskan maksud dan tujuan penelitian jika ibu bersedia
maka ibu menandatangani informed consent/surat persetujuan dijadikan sebagai
responden. Kemudian peneliti memeriksa kembali kelengkapan data.
I. Analisis Data
Setelah data terkumpul maka dilakukan pemeriksaan / pengecekan terhadap isian
kuasioner. Jika tidak lengkap maka akan dilakukan pengisian kembali.
1. Coding
Merupakan tahapan pemberian kode pada jawaban responden. Data – data yang
2. Skoring
Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban sehingga setiap jawaban
responden dapat diberikan skor.
3. Entering
Memasukkan data yang telah diskor kedalam komputer /program SPSS. Data juga
dapat dimasukkan ke dalam format kolom menggunakan cara manual
(Suyanto,hal57).
4. Analisis data
Analisis data yang dilakukan adalah analisa univariant , semua variabel dianalisis
secara deskriptif dengan menghitung frekuensinya.
Dari pengolahan data deskriptif, data demografi disajikan dalam tabel distribusi
frekuensi dan persentase. Hasil analisa data disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi untuk melihat pengetahuan dan sikap ibu tentang sariawan (oral trush)
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian
mengenai pengetahuan dan sikap ibu tentang sariawan (oral trush) pada anak usia
0-3 tahun di klinik Sally Medan tahun 2011. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai
bulan Februari hingga April 2011 di Klinik Sally Medan dengan jumlah responden
sebanyak 37 orang responden. Untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu
tentang sariawan (oral trush) pada anak usia 0-3 tahun, peneliti menggunakan
kuesioner yang berisikan 10 pertanyaan untuk pengetahuan dan 10 pernyataan untuk
sikap. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu
karakteristik responden, pengetahuan serta sikap ibu tentang sariawan (oral trush)
pada anak usia 0-3 tahun di klinik Sally Medan 2011.
1. Karakterisktik Responden
Pada penelitian ini karakteristik responden mencakup umur ibu, pendidikan,
pekerjaan serta jumlah paritas. Secara rinci dapat dilihat sebagai berikut:
Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa responden yang paling banyak
ditemukan pada usia 21-25 tahun yaitu sebanyak 17 orang (45,9%), pendidkan
responden terbanyak adalah SMA yaitu sebanyak 17 orang (45,9%), pekerjaan
responden terbanyak adalah sebagai IRT yaitu sebanyak 20 orang (54,1) dan
jumlah paritas responden paling banyak memiliki 2 orang anak yaitu sebanyak
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Ibu Tentang Sariawan
(Oral Trush) pada Anak Usia 0-3 Tahun di Klinik Sally Medan Tahun
2011
Karakteristik Frekuensi Persentasi (%) Umur
Pengetahuan (Knowledge) merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Berdasarkan tabel 5.2 pilihan jawaban pengetahuan ibu didapati bahwa ibu yang
banyak menjawab pertanyaan benar yaitu pada pertanyaan nomor 7 sebanyak 36
nomor 1 yaitu sebanyak 31 orang (83,8%). Sedangkan responden yang banyak
menjawab salah yaitu pada pertanyaan nomor 9 yaitu sebanyak 25 orang (67,6%),
pertanyaan nomor 6 yaitu sebanyak 23 orang (62,2%) dan pertanyaan nomor 8 yaitu
sebanyak 20 orang (54,1%).
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan Ibu tentang Sariawan (Oral Trush) pada Anak Usia 0-3 Tahun di Klinik
Sally Medan Tahun 2011
No Pertanyaan Pilihan Jawaban
Benar Salah
F % F %
1. Definisi sariawan 31 83,8 6 16,2
2. Penyebab timbulnya sariawan 21 56,8 16 43,2
3. Penyebab timbulnya jamur dalam mulut 19 51,4 18 48,6
4. Sariawan dapat mengakibatkan 30 81,1 7 18,9
5. Tanda dan gejala terjadinya sariawan 22 59,5 15 40,5
6. Pengobatan sariawan 14 37,8 23 62,2
7. Mempercepat proses penyembuhan luka sariawan 36 97,3 1 2,7
8. Cara pemberian obat anti jamur 17 45,9 20 54,1
9. Cara untuk mencegah terjadinya sariawan 12 32,4 25 67,6
10. Cara pemberian makanan pada anak yang terkena sariawan
Berdasarkan tabel 5.3 kategori pengetahuan menunjukkan bahwa mayoritas
responden memiliki pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 22 orang (59,5%).
Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu tentang Sariawan (oral trush) pada Anak Usia 0- 3 Tahun di Klinik Sally Medan tahun
2011
Variabel Frekuensi Persentase (%)
Baik 11 29,7
Cukup 22 59,5
Kurang 4 10,8
3. Sikap Responden
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek.
Berdasarkan tabel 5.4 hasil pilihan jawaban ibu mengenai pernyataan sikap
tentang sariawan didapatkan hasil bahwa untuk pernyataan yang positif (1-5),
paling banyak ibu memilih jawaban setuju pada nomor 1 yaitu sebanyak 37 orang
(100%), nomor 5 sebanyak 18 orang (48,6 %). Dan responden yang paling banyak
menjawab kurang setuju yaitu pada nomor 2 yaitu sebanyak 21 orang (56,8%),
responden yang menjawab tidak setuju paling banyak ditemukan pada nomor 4
yaitu sebanyak 21 orang ( 56,8%). Untuk pernyataan yang negatif (6-10) , paling
banyak responden menjawab setuju pada nomor 10 yaitu sebanyak 15 orang
(40,5%), responden yang menjawab kurang setuju dijumpai pada soal nomor 6 yaitu
sebanyak 28 orang (75,7%), nomor 7 sebanyak 25 orang (67,6%) dan responden
yang menjawab tidak setuju paling banyak dijumpai pada soal nomor 8 yaitu
Tabel 5.4
Distribusi Permyataan Sikap Ibu tentang Sariawan (oral trush) pada Anak Usia 0-3 Tahun di Klinik Sally Medan Tahun 2011
No Pernyataan Pilihan Jawaban
Setuju Kurang setuju
Tidak Setuju
F % F % F %
1. Jika selesai minum susu mulut anak harus
dibersihkan
37 100 - - - -
2. Sariawan paling sering terjadi pada anak yang
daya tahan tubuhnya lemah juga pada mulut yang tidak dijaga kebersihannya
11 29,7 21 56,8 5 13,5
3. Sariawan bisa mengakibatkan berat badan anak
turun dan menjadi mencret
8 21,6 12 32,4 17 45,9
4. Sariawan selalu timbul jika terdapat jamur/ kuman dalam mulut anak
1 2,7 15 40,5 21 56,8
5. Sariawan dapat sembuh jika diobati dengan anti
jamur
18 48,6 11 29,7 8 21,6
6. Sariawan akan sembuh jika diolesi dengan madu 3 8,1 28 75,7 6 16,2
7. Perlengkapan minum anak (dot, kompeng) cukup
dibilas pakai air saja dan tidak perlu direndam dengan air panas
3 8,1 25 67,6 9 24,3
8. Bayi yang terkena sariawan sebaiknya jangan
diberi susu ataupun ASI sampai luka sariawannya sembuh
3 8,1 20 54,1 14 37,8
9. Sariawan tidak perlu segera diatasi karena ini
bukan penyakit yang berbahaya
6 16,2 19 51,4 12 32,4
10. Sariawan hanya timbul pada mulut anak yang
giginya sudah tumbuh
Berdasarkan tabel kategori sikap menunjukkan bahwa mayoritas responden
memiliki sikap yang positif yaitu sebanyak 21 orang (56,8%)
Tabel 5.5
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Ibu tentang Sariawan (oral
trush) pada Anak Usia 0-3 Tahun di Klinik Sally Medan Tahun 2011
Variabel Frekuensi Persentase (%)
Positif 21 56,8
Negatif 16 43,2
B. PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada responden tentang pengetahuan dan
sikap ibu terhadap sariawan (oral trush) pada anak usia 0-3 tahun di klinik Sally
Medan telah diperoleh hasil. Hasil tersebut dibahas dalam pembahasan sebagai
berikut :
1. Karakteristik Ibu tentang sariawan (oral trush) pada anak usia 0-3 tahun
Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 37 ibu yang diteliti ditemukan
mayoritas ibu yang berumur 21-25 tahun sebanyak 17 orang (45,9%) dan
minoritas ibu yang berumur 36-40 tahun yaitu sebanyak 2 orang (5,4 %).
Menurut Hurlock (2008) bahwa usia dewasa (18-40 tahun) merupakan masa
dimana seseorang secara maksimal mencapai prestasi yang memuaskan, pada
usia tengah (41 – 60 tahun) adalah usia tidak produktif lagi. Hal ini
dikaitkan dengan pendapat Mubarak (2007) yang menyatakan bahwa dengan
bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan aspek psikis dan
psikologi (mental) dimana taraf berfikir seseorang semakin matang dan
dewasa.
Pada tingkat pendidikan ditemukan bahwa mayoritas ibu berpendidikan
SMA yaitu 17 orang (45,9%) dan minoritas berpendidikan SD yaitu 1 orang (
2,7%). Sesuai dengan pendapat Notoadmojo (2007) yang menyatakan konsep
dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan
itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang
lebih dewasa, lebih baik, lebih matang pada diri individu, kelompok atau
masyarakat. Bertitik tolak dari konsep pendidikan tersebut, maka proses
masalah nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi
masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu. Hal ini bertujuan
untuk melihat bahwa semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh
responden maka semakin mudah dalam menyerap informasi serta ide-ide
yang ada. Tingginya pendidikan seseorang diharapkan pada pengetahuan dan
kemampuan yang dimilikinya untuk berprilaku hidup sehat.
Pada pekerjaan ditemukan mayoritas ibu bekerja sebagai ibu rumah
tangga (IRT) yaitu 20 orang (54,1%) dan minoritas bekerja sebagai
wiraswata sebanyak 8 orang (21,6). Menurut Mubarak (2007) bahwa
lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman
dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Dilihat dari jumlah paritas mayoritas ibu memiliki 2 orang anak yaitu 16
orang (43,2%) dan minoritas ibu berparitas > 3 orang sebanyak 2 orang
(5,4%). Hal ini bertolak belakang dengan pendapat Notoadmojo (2007) yang
menyatakan bahwa terdapat kecendrungan kesehatan ibu maupun anak yang
berparitas rendah lebih baik dari yang berparitas tinggi, terdapat asosiasi
antara tingkat patitas dengan penyakit tertentu.
2. Pengetahuan Ibu tentang Sariawan (Oral Trush) pada Anak usia 0-3 tahun
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat bahwa mayoritas ibu memliki
pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 22 orang (59,5%) dan minoritas
responden berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 4 orang ( 10,8%). Dapat
dilihat bahwa masih banyak responden yang belum mengerti dengan baik
tentang penyebab sariawan, komplikasi sariawan, pencegahan serta
Notoadmojo (2003) bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah melakukan pengamatan terhadap objek tertentu. Pengetahuan akan
mempengaruhi perilaku hidup sesorang dalam meningkatkan kesehatan
secara kondusif. Pengetahuan seseorang di pengaruhi oleh tujuh faktor yaitu
pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan
sekitar serta informasi ( Muibarak, 2007). Menurut asumsi penulis bahwa
pengetahuan yang baik mempengaruhi perilaku individu dalam
meningkatkan hidup sehat.
3. Sikap Ibu tentang Sariawan (Oral Trush) pada Anak usia 0-3 tahun
Beradasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa mayoritas
ibu memiliki sikap yang positif yaitu sebanyak 21 orang (56,8%). Hal ini
dapat dilihat dari jawaban responden pada soal nomor 1 bahwa seluruh
responden (100%) menjawab setuju pada pernyataan setiap anak selesai
minum susu mulut anak harus dibersihkan. Menurut Ngastiyah (2005) bahwa
adanya sisa susu dalam mulut dapat menjadi penyebab terjadinya oral trush.
Sesuai pendapat Musbikin (2006) yang menyatakan bahwa sariawan dapat
dicegah bila mulut bayi dibersihkan setelah minum susu/ASI. Kemudian
soal nomor 6 sebanyak 28 orang (75,7 %) yang menyatakan bahwa tidak
setuju jika sariawan dapat sembuh cukup diolesi dengan madu saja. Sesuai
dengan pendapat Ngastiyah (2005) bahwa sariawan dapat sembuh dengan
pemberian anti jamur pada lesi.
Selanjutnya pada soal nomor 7 sebanyak 25 orang (67,65%) menyatakan
kurang setuju pada pernyataan perlengkapan minum anak cukup dibilas
kesenjangan antara teori yang menyatakan perlengkapan minuman anak
harus direbus dalam air mendidih atau direndam dengan air panas untuk
menghilakan bakteri atau jamur yang ada dalam dot/kompeng yang dipakai
oleh anak-anak.
Menurut Notoamojo (2007) bahwa sikap adalah rekasi atau respon yang
masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap itu
masih merupakan reaksi tertutup, belum merupakan suatu tindakan atau
aktivitas akan tetapi predisposisi tindakan. Menurut asumsi penulis bahwa
mayoritas responden memiliki sikap yang positif belum tentu hal itu
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengetahuan dan sikap ibu
tentang sariawan (oral trush) pada anak usia 0-3 tahun di klinik Sally Medan
tahun 2011 diperoleh :
1. Dari segi karakteristik tentang sariawan (oral trush) pada anak usia 0-3 tahun
berdasarkan umur mayoritas responden berumur 21-25 tahun yaitu sebanyak
17 orang (45,9%), berdasarkan pendidikan mayoritas responden
berpendidikan SMA yaitu sebanyak 17 orang (45,9%), berdasarkan
pekerjaan mayoritas responden bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) yaitu
sebanyak 20 orang (54,1%), dan berdasarkan jumlah paritas mayoritas
responden yaitu sebanyak 16 orang (43,2%) memiliki jumlah paritas 2 orang.
2. Dari segi pengetahuan sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang
cukup yaitu sebanyak 22 orang (59,5%).
3. Dari segi sikap sebagian responden memiliki sikap yang positf yaitu
sebanyak 21 orang (56,8%).
B. Saran
Adapun saran dari penelitian ini adalah :
1. Untuk Masyarakat (Khususnya bagi Responden/ Ibu)
Bagi para ibu- ibu yang memiliki anak berusia 0-3 tahun agar lebih mengerti
tentang merawat anak terutama dalam memelihara kebersihan mulut anak
untuk mencegah terjadinya sariawan sehingga tidak terjadi komplikasi yang
2. Untuk Petugas Kesehatan
Petugas kesehatan khususnya di klinik Sally hendaknya meningkatkan
pemberian informasi/promosi kesehatan kepada ibu-ibu yang memiliki anak
usia 0-3 tahun tentang merawat anak terutama kebersihan mulutnya.
3. Peneliti Lanjutan
Peneliti lanjutan agar melakukan penelitan tentang hubungan pengetahuan
dengan tindakan ibu dalam perawatan bayi terhadap pencegahan oral trush
pada bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Bherman, R.E., Kliegma,R., Arvin, A.M. ( 2001). Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta
: EGC
Budiarto, S. (2002). Biostatisika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC
Hurlock, Elizabeth. (2008). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga
Hidayat, A.A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika.
Jitowiyono, S & Kriostiyanasari, W. ( 2010). Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Yogyakarta : Mulia Medika
Kurniasih D. ( 2008). Makanan panas Picu Sariawan. http://www.mail-archieve.com
Musbikin, I. ( 2006). Persiapan Menghadapi Persalinan. Yogyakarta : Mitra Pustaka
Mubarak, W.I., Chayatin, N., Rozhikin, K., & Supradi. (2007). Promosi Kesehatan.
Yogyakarta : Graha Ilmu
Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. Jakarta : Rineka Cipta
Notoadmojo,S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta : Rineka Medika
Riduawan. (2010). Dasar – Dasar Statistik. Bandung: Alfabeta
Sutawijaya, R.B. (2010). Mencegah, Mendeteksi, dan Mengatasi Berbagai Penyakit
Anak. Yogyakarta : Luna Publisher
Suyanto & Ummi. (2009). Riset Kebidanan Metodologi dan Aplikasi. Yogyakarta : Mitra Media Press
Tim Pengajar FK UI. (2000). Ilmu Kesehatan Anak Buku Ajar I. Jakarta : TIM
Charles Darwin. (1992). Keadaan Rongga Mulut Anak Usia Kurang dari 2 Tahun di
Sutawijaya, R.B. (2010). Mencegah, Mendeteksi, dan Mengatasi Berbagai Penyakit
Anak. Yogyakarta : Luna Publisher
Suyanto & Ummi. (2009). Riset Kebidanan Metodologi dan Aplikasi. Yogyakarta : Mitra Media Press
Tim Pengajar FK UI. (2000). Ilmu Kesehatan Anak Buku Ajar I. Jakarta : TIM
Charles Darwin. (1992). Keadaan Rongga Mulut Anak Usia Kurang dari 2 Tahun di
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Saya yang bernama Netti Meilani Simanjuntak (Nim:105102094) adalah
mahasiswa DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat
ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang
Sariawan (Oral Trush) pada Anak 0-3 Tahun di Klinik Bersalin Sally Medan 2011”,
penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di
Program Studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan Ibu untuk menjadi responden dalam
penelitian ini. Selanjutnya mohon kesediaan Ibu mengisi kuesioner ini dengan jujur dan
apa adanya. Jika Ibu bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai
bukti kesukarelaan Ibu. Partisipasi Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga
Ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa adanya sanksi apapun. Identitas
pribadi dan semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan
untuk keperluan penelitian ini. Untuk partisipasi yang Ibu telah berikan saya ucapkan
Terimakasih.
Medan, Februari 2011
Responden Peneliti
(NettiMeilanSimanjuntak)
Kuesioner penelitian
Judul : Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Sariawan (Oral Trush) pada Anak usia 0-3 Tahun di klinik Sally Medan 2011
No. Responden :
Data Demografi
Nama Ibu/ Inisial :
Umur :
Pendidikan terakhir Ibu :
Pekerjaan :
Jumlah anak :
Apakah anak ibu pernah mengalami sariawan : ya tidak
Petunjuk pengisian
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Ibu paling benar
1. Menurut Ibu sariawan adalah :
a. Luka kecil yang terjadi disudut – sudut / pinggir luar mulut anak berwarna kemerahan dan terasa sakit
b. Luka kecil yang terjadi didalam rongga mulut seperti gumpalan susu, agak kemerahan dan jika dibersihkan mudah berdarah
c. Kemerahan yang timbul di pipi seperti bintik-bintik kecil dan berair dan terasa sangat gatal
2. Menurut Ibu penyebab timbulnya sariawan adalah :
a. Karena anak sering makan makanan yang manis
b. Karena anak alergi tehadap susu atau ASI c. Jamur/ bakteri yang ada dalam mulut
3. Menurut Ibu yang mengakibatkan timbulnya jamur/bakteri pada mulut anak
adalah :
a. Karena merek susu yang digunakan oleh anak sering diganti-ganti
b. Karena anak terlalu banyak minum susu formula dan makan bubur
c. Karena sisa-sisa susu yang tinggal dalam mulut dan tidak lansung dibersihkan
4. Bila sariawan tidak atasi maka dapat mengakibatkan :
a. Perut kembung
b. Demam
c. Muntah – muntah
5. Menurut Ibu tanda dan gejala terjadinya sariawan pada anak dapat kita lihat bila: a. Mulut anak tampak kotor, terlihat bercak putih kekuningan di mulut, demam
b. Anak rewel, suhu badan meningkat/ demam, muntah
c. Anak banyak mengeluarkan air liur, rewel dan bintik – bintik merah di sudut mulut
6. Menurut Ibu sariawan yang terjadi pada anak dapat diobati dengan memberikan : a. Perasan jeruk nipis
b. Madu
c. Obat anti jamur
7. Menurut Ibu untuk mempercepat proses penyembuhan luka sariawan tersebut
dapat diberikan :
a. Makanan yang mengandung banyak lemak seperti daging
b. Makanan yang mengandung vitamin c sperti sayur dan buah
c. Makanan yang rasanya manis dan mengandung banyak air
8. Menurut Ibu cara pemberian obat anti jamur pada luka sariawan adalah dengan :
a. Diminum bersama dengan susu
b. Diolesi/ ditetes di sekitar luka c. Disuntikkan langsung pada anak
9. Menurut Ibu salah satu cara yang dapat dilakukan oleh ibu untuk mencegah timbulnya sariawan pada anak adalah :
a. Mencuci botol susu dan kompeng anak dengan sabun/detergen
b. Memberikan susu atau makanan kepada anak jika sudah dingin
c. Membersihkan mulut dengan air putih setiap selesai minum susu
10.Jika mulut anak sudah terkena sariawan maka cara pemberian makanan pada anak melalui :
a. Anak jangan diberi makan ataupun susu karena akan memperparah luka
sariawannya
b. Anak tetap diberi makan dan makanan minum susu dengan menyendoki
secara perlahan
Kuesioner untuk sikap Petunjuk pengisian
Berilah tanda checklist (√) pada kolom dibawah ini sesuai dengan pendapat anda.
Ket : S : Setuju
K S : Kurang Setuju
TS : Tidak setuju
No. Pernyataan S KS TS
1. Jika selesai minum susu mulut anak harus dibersihkan dengan air putih
2. Sariawan paling sering terjadi pada anak yang daya tahan tubuhnya lemah dan mulut yang tidak dijaga kebersihannya.
3. Sariawan bisa mengakibatkan berat badan anak turun dan mencret
4. Sariawan selalu timbul jika terdapat jamur / kuman dalam mulut anak
5. Sariawan dapat sembuh jika diobati dengan anti jamur
6. Sariawan akan sembuh jika diolesi dengan madu saja
7. Perlengkapan minum (dot, kompeng) cukup dibilas pakai air saja dan tidak perlu direndam dengan air panas
8. Bayi yang terkena sariawan sebaiknya jangan diberi susu ataupun ASI sampai luka sariawannya sembuh
9. Sariawan tidak perlu segera diatasi karena bukan penyakit yang berbahaya
10. Sariawan hanya timbul pada mulut anak yang giginya sudah
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Netti Meilani Simanjuntak
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 31 Mei 1987
Nama Ayah : B. Simanjuntak
Nama Ibu : N. Siringo-Ringo
Anak Ke : 3 (Tiga)
Alamat : Jl. Jaya Gg.Serayu No.4, Medan
Pendidikan Formal :
TK : TK Antonius Tahun 1993-1994
SD : SD Katolik Deli Tua 1994-1999
SMP : SMP Parulian 1 Tahun 2000-2003
SMA : SMA YAPIM Tahun 2003-2005