• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Terhadap Kenerja Pegawai Bagian Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Terhadap Kenerja Pegawai Bagian Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI

PADA BAGIAN TATA USAHA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

OLEH :

AULIA RAHMAN KENCONO 112103091

PROGRAM STUDI DPLOMA III KESEKRETARIATAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UATARA MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT dimana atas rahmat dan karunia-Nya

kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan

baik. Tugas Akhir yang berjudul “GAYA KEPEMIMPINAN DAN

KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI BAGIAN TATA USAHA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA”,

merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan

pendidikan Program Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini tidak luput ataS bimbingan dan

pengarahan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas

Akhir ini dengan baik. Menyadari akan hal tersebut, maka dengan segala

kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc (CTM), Sp.A(K)

selaku Rektor Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Prof. Dr. AzharMaksum, M.Ec, Ac, Ak, CA Dekan Fakultas

Ekonomi Dan BisnisUniversitas Sumatera Utara

3. Ibu Dr. Beby Karina FawzeeaSembiring, SE, MM, selakuKetua Program

Studi DIII Kesekretariatan yang telah banyak memberikan saran-saran serta

petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Ibu Dra, Marhayanie, M.Si selaku Dosen pembimbing yang banyak

meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan masukan serta

(3)

5. Bapak Sodali SE, selaku Kepala Sub Bagian Perlengkapan pada Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

6. Seluruh Dosen dan Staff Pegawai Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara

7. Terkhusus buat orang tua tercinta ayahanda Drs. Sumantri dan Almarhum

ibunda Mahyar Maharani Hasibuan yang banyak memberikan

perhatian,dorongan,semangat dan doa yang tulus serta materi sehingga

penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini sampai selesai.

8. Untuk kakak dan abang penulis, Ayu Wandira dan San aji yang banyak

membantu dan memberikan dorongan dan semangat kepada penulis

9. Kepada teman-teman DIII Kesekretariatan stambuk 2011 yang dimana lebih

kurang 3 (tiga) tahun bersama-sama dalam perkuliahan. Terima kasih untuk

semangat dan dukungan kalian kepada penulis.

10. Untuk semuanya yang sudah mendoakan Penulis dalam kelancaran Tugas

Akhir ini dan yang tidak bisa disebutkan satuper satu.Terimakasih unuk

doa, semangat dan dukungan nya kepada penulis.

Akhir nya dengan kerendahan hati, penulis mempersembahkan Tugas Akhir ini

agar dapat bermanfaat dan membantu semua pihak yang memerlukan nya.

Medan, Agustus 2014

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Sistematika penelitian... 7

1. Lokasidanwaktu penelitian ... 7

2. Jenis Data ... 7

(5)

BAB II PROFIL INSTANSI

A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi Dan BisnisUniversitas

Sumatera Utara ... 9

B. Struktur Organisasi ... 14

C. Job Description. ... 20

D. Jaringan Kegiatan ... 20

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Kepemimpinandan gaya kepemimpinan21 B. Pengertian komunikasi ... 30

C. Pengertian Kinerja Kryawan…. ... 36

D. Gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai ... 38

E. Pengaruh komunikasi terhadap kinerja pegawai ... 42

F. Pengaruh gaya kepemimpinan dan komunikasi terhadap Kinerja pegawai pada bagian tatausaha Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara . 44 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 49

(6)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 1.1.Jadwal Survei / Observasi ... 7

       

   

(7)

DAFTAR GAMBAR

NO Judul

Halaman

Gambar2.1. Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara... 14

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Perkembangan suatu lembaga kearah yang lebih baik merupakan

tujuan

Dan keinginan setiap individu yang berada di dalam lembaga tersebut,

dimana dengan adanya perkembangan tersebut di harapkan setiap individu

yang berada di dalam lembaga tersebut mampu bersaing dan mengikuti

kemajuan zaman. Dalam mencapai tujuannya setiap lembaga sangat

memerlukan manajemen yang baik dan berkaitan dengan usaha-usaha untuk

mencapai tujuan lembaga tersebut, diantara nya adalah gaya kepemimpinan

tanpa adanya pemimpin dan pada sisi yang lain segala aktivitas suatu

lembaga harus didukung oleh komunikasi yang baik, karena kedua faktor

tersebut memegang peranan yang penting dalam pencapain tujuan suatu

lembaga yaitu pencapaian kinerja lembaga yang baik.

Kepemimpinan memiliki banyak arti sebanyak orang yang mencoba

mendefenisikannya. Kepemimpinan secara luas meliputi proses

mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku

pengikut untuk mencapai tujuan, memengaruhi untuk memperbaiki

kelompok dan budayanya. Kepemimpinan seseorang dapat mencerminkan

karakter pribadinya, di samping itu dampak kepemimpinannya akan

(9)

adalah suatu cara yang digunakan oleh seseorang pemimpin dalam

mempengaruhi perilaku orang lain.

Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh

seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang

lain. Masing-masing gaya tersebut memilki keunggulan dan kelemahan.

Seorang pemimpin akan menggunakan gaya kepemimpinan sesuai

kemampuan dan kepribadiannya

Gaya kepemimpinan dalam organisasi sangat berperan dalam menjalin

hubungan dengan karyawan, yakni bagaimana para pemimpin suatu

organisasi dapat memberikan instruksi yang mudah dimengerti oleh semua

pihak di dalam organisasi yang dipimpin nya, bagaimana para pemimpin

suatu organisasi dapat mengembangkan, memberdayakan dan mempengaruhi

kinerja sumber daya manusia yang menjadi bawahannya. Berbagai gaya

kepemimpinan akan mewarnai perilaku seseorang pemimpin dalam

menjalankan tugasnya. Bagaimanapun gaya kepemimpinan seseorang

tentunya akan diarahkan untuk kepentingan bersama, yaitu kepentingan

anggota/pekerja dan lembaga itu sendiri.

Selain faktor dari gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh

masing-masing pemimpin lembaga tersebut, pengaruh komunikasi juga memegang

peranan dalam pencapaian tujuan sebuah lembaga. Dengan berkomunikasi,

manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan

sehari-hari dirumah tangga, di tempat kerja, dan lingkungan masyarakat.

(10)

halnya bagi suatu organisasi atau lembaga. Seorang pimpinan yang memiliki

tanggung jawab yang besar harus memiliki.

Komunikasi adalah dasar bergeraknya organisasi. Para pimpinan harus aktif

berkomunikasi, kalau pimpinan pasif dalam melakukan komunikasi administrasi

kegiatan organisasi dapat terhenti. Komunikasi yang dilakukan pimpinan

merupakan kewajiban dan bukan hak istimewa.

Kemampuan komunikasi yang baik terhadap karyawannya dari

kemampuan pimpinan tersebut berkomunikasi, karyawan dapat menilai akan

gaya kepemimpinan tersebut. komunikasi adalah suatu proses pertukaran

informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik

dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan.

Pengertian komunikasi ini paling tidak melibatkan dua orang atau lebih, dan

proses pemindahan pesannya dapat dilakukan dengan menggunakan cara-cara

berkomunikasi yang biasa dilakukan oleh seseorang melalui lisan, tulisan,

maupun sinyal-sinyal nonverbal. Komunikasi mempunyai peranan yang

penting di dalam suatu lembaga. Dengan adanya komunikasi yang baik,

suatu kegiatan dapat berjalan lancar dan begitu pula sebaliknya, kurang atau

tidak adanya komunikasi akan berakibat buruk bagi suatu lembaga.

Kinerja karyawan dipengaruhi oleh bermacam-macam ciri pribadi dari

masing-masing individu. Dalam perkembangan yang kompetitif dan global,

lembaga membutuhkan karyawan yang berprestasi dan berdedikasi tinggi.

Pada saat yang sama karyawan memerlukan umpan balik atas kinerja

(11)

akan datang. Pimpinan suatu lembaga selain memperhatikan kesejahteraan

karyawannya. Hal ini dapat diwujudkan melalui adanya komunikasi yang

baik antara pimpinan dengan karyawan. 

Kinerja karyawan merupakan fungsi perkalian dari usaha karyawan (effort), yang

didukung dengan motivasi yang tinggi,dengan kemampuan karyawan (ability),

yang diperoleh melalui latihan-latihan Joko Purwanto (2006:3).

Komunikasi yang baik antara pimpinan dengan karyawan dapat

memberikan efek positif bagi kemajuan suatu lembaga agar dapat semakin

berkembang dan mampu bekerja sama untuk memenuhi tuntutan lingkungan bagi

lembaga, penilaian kinerja karyawan merupakan salah satu hal yang penting di

dalam suatu lembaga. Diakui bahwa banyak kesulitan penilaian kinerja yang

dialami dalam menangani secara memadai. Karena tidak mudah untuk menilai

kinerja seorang karyawan secara akurat. Sifat maupun cara penilaian kinerja

terhadap karyawan banyak tergantung pada bagaimana SDM di pandang dan di

perlakukan di dalam lembaga tersebut.

Pada umumnya sistem penilaian kinerja karyawan masih digunakan

sebagai instrumen untuk mengendalikan perilaku karyawan, membuat

keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kenaikan gaji, pemberian bonus, promosi dan

penempatan karyawan pada posisi yang sesuai serta mengetahui kebutuhan

pelatihan dan pengembangan karyawan yang bersangkutan. Seharusnya penilaian

kinerja tidak saja mengevaluasi kinerja karyawan, tetapi juga mengembangkan

dan memotivasi karyawan. Sebaiknya karyawan yang dinilai harus mengetahui

(12)

Setiap pekerja mempunyai kemampuan berdasar pada pengetahuan dan

keterampilan, kompetensi yang sesuai dengan pekerjaannya, motivasi kerja dan

kepuasan kerja, namun pekerja juga mempunyai kepribadian, sikap, dan perilaku

yang dapat mempengaruhi kinerjanya.

Bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak

dilakukan oleh karyawan. Kinerja karyawan yang umum untuk kebanyakan

pekerjaan meliputi elemen seperti kuantitas dari hasil, kualitas dari hasil,

ketepatan waktu dari hasil, kehadiran, dan kemampuan bekerja sama.

Komunikasi antara pimpinan dengan karyawan pada lembaga pendidikan

Universitas Sumatera Utara pada bagian Tata Usaha terjalin dengan baik. Hal ini

ditunjukkan dengan saling mengenalnya antara pegawai satu dengan yang lainnya

di bagian Tata Usaha. Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis terdorong

untuk melakukan observasi dengan judul “Gaya Kepemimpinan Dan Komunikasi

terhadap Kinerja Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah Gaya Kepemimpinan dan

Komunikasi berpengaruh terhadap Kinerja pegawai pada bagian Tata Usaha

(13)

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi berpengaruh

terhadap Kinerja pegawai pada bagian Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera utara.

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan pada bagian Tata Usaha Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis

Universitas Sumatera Utara, untuk khususnya mengenai gaya kepemimpinan,

komunikasi dan kinerja Karyawan.

2. Bagi penulis, menambah pengetahuan dengan menghubungkan teori yang

didapat

dalam perkuliahan dengan kenyataannya serta dapat memperdalam

pengetahuan

penulis dalam bidang manajemen sumber daya manusia.

3. Bagi peneliti lain, sebagai bahan masukan, referensi, dan perbandingan dalam

penelitian dengan objek ataupun masalah yang sama dimasa yang akan datang

maupun untuk penelitian lanjutan.

4. Hasil penelitian ini juga dapat dipergunakan oleh masyarakat sebagai bahan

masukan

atau informasi yang mungkin dapat berguna di bidang gaya kepemimpinan

(14)

E. Sistematika Penelitian

Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penulisan Tugas

Akhir ini, penulis menggnakan metode penelitian sebagai berikut.

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bagian Tata Usaha Fakultas Ekonmi

Universitas Sumatera Utara yang berlokasi di Jl. Prof. T. M. Hanafiah Kampus

USU. Untuk lebih jelasnya, jadwal kegiatan dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut

ini.

Agar pembahasan Tugas Akhir ini di laksanakan secara sistematis dan

(15)

penulis membagi luas pembahasan Tugas Akhir ini dalam empat (4) bab,

yang di anggap

cukup memadai untuk mengemukakan hal yang dianggap penting dan relevan

dengan

judul Tugas Akhir yang di maksud, dengan tujuan agar penulisan Tugas Akhir

ini dapat

lebih terarah dan sistematis. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Menjelaskan secara ringkas mengenai Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah,Tujuan dan Manfaat Penelitian, serta memaparkan

Rencana Penulisan yang terdiri dari Jadwal kegiatan/penelitian dan

Sistematika Penulisan.

BAB II. PROFIL PERUSAHAAN

Memaparkan secara ringkas mengenai Sejarah Ringkas, Struktur

Organisasi, Job Description, Jenis Usaha/Kegiatan, Kinerja Usaha Terkini,

dan Rencana Kegiatan Perusahaan.

BAB III. PEMBAHASAN

Membahas tentang penelitian yang dilakukan penulis pada kantor,

dilakukan

penulis pada kantor mengenai gaya kepemimpinan, komunikasi dan

(16)

pada kantor Tata Usaha Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara.

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Menjelaskan kesimpulan menyeluruh sesuai dengan topik penelitian

dan kemudian menguraikan saran yang relevan dengan kesimpulan.

(17)

BAB II

PROFIL INSTANSI

A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lahir tidak di kota

medan atau dengan kata lain di luar Propinsi Sumatera Utara. Jelasnya

Fakultas Ekonomi lahir dan didirikan tahun 1959 di Darussalam

(Universitas Syah Kuala) Kota Kutaraja (Banda Aceh), dan sebagai Dekan

pada waktu itu Dr. Teuku Iskandar.

Yayasan Universitas Sumatera Utara sendiri pada waktu itu berada

di kota Medan, namun Fakultas Ekonomi yang berada di Kutaraja (Banda

Aceh) tetap memakai nama dibawah panji Universitas Sumatera Utara. Ini

menunjukkan bahwa pada waktu itu tekhnik operasional berada di

Kutaraja, sedangkan penyelesaian administrasinya tetap berada di bawah

Presiden Universitas Sumatera Utara (istilah untuk nama pimpinan pada

waktu itu).

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang berkedudukan

di Kutaraja (sekarang Banda Aceh) memisahkan diri dari Universitas

Sumatera Utara dan bergabung dengan Universitas Syah Kuala, maka

memperoleh status negeri dengan surat keputusan menteri Perguruan

Tinggi dan Ilmu Pengetahuan R.I No.64/1961 tentang Penegerian Fakultas

Ekonomi yang diselenggarakan oleh Yayasan Sumatera Utara dan

(18)

November 1961 yang berlaku surat terhitung mulai 1 Oktober 1961.

23/DIKTI/Kep/ 1987, No. 25/DIKTI/Kep/1987.

B. Sejarah Ringkas Perubahan Nama Fakultas Ekonomi Menjadi

FakultasEkonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Setelah menggalami proses perkuliahan terhitung semenjak tahun 1

Oktober 1961 sampai dengan 1 Oktober 2013 terhitung sudah 52 tahun

fakultas ekonomi berdiri di Provinsi Sumatera Utara, perubahan nama

tersebut dilakukan karena banyaknya faktor yang mendukung dan

mendasari, salah satunya adalah Undang Undang Pendidikan Tinggi tahun

2012, mengenai 2 rumpun ilmu, yakni ilmu terapan dan ilmu

sosial. beberapa alasan yang dikemukakan tentang adanya rumpun ilmu

yang ditetapkan oleh Dikti, yakni rumpun ilmu ekonomi dan rumpun

ilmu bisnis. Saat ini Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Suamtera

Utara mengasuh dua jenjang Program Pendidikan Strata-1 dan Program

Pendidikan D-III. “Fakultas Ekonomi dan Bisnis sudah ada Asosiasinya

yaitu (AFEBI).

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (AFEBI). Dunia

International juga yang di kenal itu Economic and business Faculty. Dan

Fakultas Ekonomi kita untuk bisa memasuki Go International harus

menggunakan nama Fakultas Ekonomi dan Bisnis agar bisa di kenal dan

Perubahan nama ini di harapkan tidak karena mengikuti fakultas ekonomi

lain yang ada di Indonesia melainkan perubahan nama diharapkan akan

(19)

Bisnis di kalangan pendidikan ekonomi dan bisnis baik dalam dan luar

negeri. Ini berarti kesempatan untuk memperluas jaringan dan kerja sama

dengan berbagai institusi semakin terbuka lebar. Dan ada beberapa

universitas yang ada fakultas ekonomi sudah berubah nama lebih dulu

menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis seperti Universitas Gajah Mada

(UGM), Universitas Padjajaran, Universitas Diponegoro, Universitas

Brawijaya, dll.

dan pada tanggal 1 Oktober 2013 Resmi lah perubahan nama dari Fakultas

Ekonomi menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara. Fakultas Ekonomi dan Bisnis mengasuh dua jenjang Program

Pendidikan Strata-1 dan Program Pendidikan D-III.

11

Program Pendidikan Stara-1 meliputi 3 (tiga) Departemen, yaitu :

a. Departemen Ekonomi Pembangunan

b. Departemen Manajemen

c. Departemen Akuntansi

Sedangkan Program Diploma - III terdiri dari :

a. Program Studi D-III Kesekretariatan

b. Program Studi D-III Keuangan

c. Program Studi D-III Akuntansi

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara di

(20)

Visi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

Visi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Sumatera utara adalah menjadi

salah satu Fakultas Ekonomi Dan Bisnis terkemuka yang dikenal unggul

dan mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam persaingan global.

Misi Fakultas ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

Misi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara adalah

sebagai berikut:

a. Menghasilkan lulusan yang mempunyai karakter dan kompensasi dalam

bidang ilmu ekonomi, manajemen, dan Akuntansi yang berorientasi

pasar.

b. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dengan pemberdayaan

peningkatan kualifikasi dan kualitas dosen.

c. Mengembangkan dan meningkatkan pelaksanaan dharma penelitian dan

pengabdian fakultas dalam status PT. BHMN.

d. Senantiasa berusaha meningkatkan pelayanan kepada mahasiswa selaku

pelanggan (customer) dan stakeholders lainnya.

e. Meningkatkan jaringan dan kerja sama dengan Institusi swasta dan

pemerintah serta organisasi professional dan lembaga lain yang bertaraf

nasional dan internasional.

Tujuan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

(21)

a. Menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing serta

menyesuaikan diri terhadap perkembangan nasional maupun

internasional.

b. Menjadi lembaga yang berkemampuan melaksanakan

penelitian-penelitian dan pengabdian pada masyarakat dan responsif terhadap

perkembangan/perubahan.

C. Struktur Organisasi dan Personalia

Dilihat dari pengertiannya stuktur organisasi organisasi merupakan

suatu susunan kerangka hubungan unit-unit organisasi yang ada pada

organisasi mulai dari departemen yang tinggi sampai dengan unit terkecil

dengan tugas, fungsi dan wewenang masing-masing.

Struktur organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang

dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya

hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

Setiap perusahaan pada umumnya baik perusahaan besar maupun

perusahaan kecil biasanya mempunyai struktur organisasi yang dipakai

tergantung pada kebijaksanaan dan kebutuhan perusahaan, biasanya

semakin besar suatu perusahaan, maka struktur organisasinya semakin

meluas dan kompleks sejalan dengan berkembangnya dan luas bidang

usaha perusahaan sebagaimana halnya pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

(22)

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas

wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan

adanya hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi

diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan

instansi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian instansi

sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi

dalam instansi.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan

dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan

melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan

organisasi dapat dicapai. Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja

yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang

berfungsi melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata

hubungan secara vertikal melalui saluran tunggal.

Struktur organisasi di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara adalah sistem garis yaitu aliran perintah dan pengawasan

berasal dari pimpinan tertinggi yang mengalir ke bawah secara

keseluruhan.

Adapun Struktur organisasi Fakultas Ekonomi Universitas

(23)

Sumber : Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (2014)

Gambar 2.1.

(24)

PIMPINAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

Dekan : Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak ,

CA

Pembantu Dekan I : Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak,

Pembantu Dekan II : Drs. H. Arifin Lubis, MM, Ak , CA

(25)

DEWAN PERTIMBANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Ketua : Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec.,

Ac. CA

Sekretaris : Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec

Anggota : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MBA,

MAFIS

: Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec,

Ac, Ak, CA

: Fahmi Natigor Nasution, SE,

M.Acc, Ak ,

: Prof. Dr. Ramli, MS

: Drs. H. Arifin Lubis, MM, Ak,

CA

: Ami Dilham, SE, M.Si

: Prof. Dr. Ritha F.Dalimunthe ,SE,

M.Si

: Prof. Dr. Paham Ginting, SE, MS

: Prof. Dr. Rismayani, MS

: Prof. Dr. lic. rer.reg.Sirojuzilam,

SE

(26)

: Dr. Syafaruddin Ginting

S,MAFIS

: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME

: Dr. Endang Sulistya Rini, M.Si

: Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D

: Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, CA

: Dr.Murni Daulay, M.Si

: Prof. Dr. Syaad Afifuddin S,M. Ec

DEPARTEMEN AKUNTANSI

Ketua : Dr. Syafrudin Ginting S, SE,

MAFIS, Ak ,

Sekretaris : Drs. Hotmal Dja’far, MM, Ak,

DEPARTEMEN MANAJEMEN

Ketua : Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME

Sekretaris : Dra. Marhayanie, M.Si

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

Ketua : Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec

Sekretaris : Drs. Syahrir Hakim Nasution,

M.Si

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI

Ketua : Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak,

(27)

PROGRAM STUDI S-1 MANAJEMEN

Ketua : Dr. Endang Sulistya Rini, M.Si

Sekretarias : Dra. Friska Sipayung, Msi

PROGRAM STUDI S-1 EKONOMI PEMBANGUNAN

Ketua : Irsyad Lubis, SE, M.SOc, Sc,

Ph.D

Sekretaris : Paidi Hidayat, SE, M.Si

PROGRAM STUDI D-III KEUANGAN

Ketua : Dr. Yeni Absah, SE, M,Si

Sekretaris : Syafrizal Helmi Situmorang, SE,

M.Si

PROGRAM STUDI D-III AKUNTANSI

Ketua : Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA

Sekretaris : Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak,

PROGRAM STUDI D-III KESEKRETARIATAN

Ketua : Dr. Beby Karina Fawzeea

Sembiring, SE,MM

Sekretaris : Magdalena.L.L Sibarani, SE,

(28)

BAGIAN TATA USAHA

Kepala Bagian Tata Usaha : Ridwan Saleh, SH, CN

Kasub. Keuangan : Ahmad Faizul, SE, M.Si

Kasub. Umum dan Perlengkapan : Sodali, SE

Kasub. Akademik : Dra. Cut Nilawati

Kasub. Kemahasiswaan : Zailiana, S.Sos

Kasub. Kepegawaian : Maslan, SE

LEMBAGA- LEMBAGA PENUNJANG

Puslitbank

Pengarah : Drs.H.Arifin Lubis, MM, Ak, CA

Sekretaris : Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec

Kepala Unit Layanan : Hotmal Dja’far, SE, MM, Ak,

Bagian Perpustakaan

Ketua : Mylita, SE

D. Job Description

Salah satu fungsi dari Fakultas adalah melaksanakan urusan Tata

Usaha dan Administrasi Fakultas.Berikut ini adalah Job Description dari

setiap unit pada bagian Tata Usaha di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara yang tediri dari :

1. Jaringan Usaha / Kegiatan

Tugasnya adalah :

1. Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan (RKAT) bagian

(29)

mempersiapkan penyusunan RKAT Fakultas Ekonomi dan

Bisnis

2. Menghimpun dan menelaah peraturan perundang - undangan

dibidang

ketatausahaan akademik, administrsi umum dan keuangan,

kemahasiswaan dan

(30)

BAB III

PEMBAHASAN

 

Pengertian Kepemimpinan dan Gaya Kepemimpinan

1. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan dapat dimasukkan dalam kategori “ilmu terapan” dari

ilmu-ilmu sosial, sebab prinsip-prisip, definisi, dan teori-teorinya diharapkan dapat

bermanfaat bagi usaha peningkatan taraf hidup manusia. Seorang pemimpin, baik

pemimpin formal maupun pemimpin informal menjalankan atau melaksanakan

“kepemimpinan” yang

dengan sendirinya berbeda Kartini Kartono ( 2006 : 1 ):

a. Derajatnya, yaitu jabatan yang di miliki pimpinan dalam suatu instansi.

b. Bobotnya, yaitu kualitas kerja yang di miliki oleh seorang pimpinan.

c. Daerah jangkauannya, yaitu bagian-bagian tertentu pada sebuah instansi

yang di

pimpin oleh seorang pimpinan.

d. Sasaran-sasarannya, yaitu para pegawai yang ada pada sebuah instansi.

(31)

tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh

seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian

memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau

sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah

seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan

percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.

Pemimpin seseorang yang karena kecakapan – kecakapan pribadinya dengan atau

tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk

mengarahkan upaya bersama kearah pencapaian sasaran – sasaran tertentu Menurut

Terry dan Frankin mendefinisikan pemimpin dengan hubungan dimana seseorang

(pemimpin) mempengaruhi orang untuk mau bekerja sama melaksanakan tugas –

tugas yang saling berkaitan guna mencapai tujuan yang diinginkan organisasi atau

kelompok Kartini Kartono(2006:3)

Berdasarkan pengertian tersebut dapat di defenisikan kepemimpinan dari

sudut pandang perspektif sebagai konsep manajemen dapat dirumuskan antara lain

Kepemimpinan merupakan kekuatan semangat, dan kekuatan moral yang kreatif,

yang mampu mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap, sehingga mereka

menjadi nyaman dengan keinginan pemimpin. Menurut Massie dalam Kepemimpinan

terjadi ketika seseorang menginduksi orang lain untuk bekerja ke arah tujuan yang

telah ditentukan Berdasarkan defenisi yang sudah di jelaskan maka dapat

diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan itu merupakan suatu kemampuan yang

melekat pada diri seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam- macam

(32)

yang timbul dalam sebuah situasi yang spesifik dan timbul karena saling

mempengaruhi satu sama lain. Studi riset yang di laksanakan orang tentang

pemimpin-pemimpin dan non pemimpin memberikan petunjuk bahwa para pemimpin

( Winardi 2000 : 50 ) :

a. Cenderung lebih mencapai kesesuaian secara psikologis

b. Cenderung memberikan penilaian lebih baik.

c. Cenderung menunjukan interaksi lebih banyak dengan para non

pemimpin.

d. Cenderung memberikan keterangan-keterangan

e. Cenderung memimpin dalam hal menafsirkan situasi.

Beberapa teori mengenai kepemimpinan menurut Winardi (2000:55) adalah

sebagai berikut:

1. Teori otokratis

Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah, pemaksaan dan

tindakan

yang agak arbiter dalam hubungan pimpinan dengan pihak bawahan.

2. Teori psikologis

Pendekatan ini kepada kepemimpinan menyatakan bahwa fungsi seorang

pemimpin

(33)

Pihak lain menganggap bahwa kepemimpinan terdiri dari usaha usaha yang

melancarkan aktivitas para pemimpin dan yang berusaha untuk

menyelesaikan

setiap konflik organisatoris antara pengikut.

4. Teori suportif

Pihak pemimpin beranggapan bahwa para pengikutnya ingin berusaha

sebaikbaiknya dan dapat memimpin dengan sebaik-baiknya melalui

tindakan

membantu mereka.

5. Teori Laissez Faire.

Pemimpin memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada bawahan dalam

hal

menentukan aktivitas mereka.

6. Teori perilaku pribadi

Kepemimpinan dapat pula dipelajari berdasarkan kualitas pribadi ataupun

pola-

pola kelakuan para pemimpin. Pemimpin tidak berkelakuan sama

ataupun

(34)

Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain:

a. Intelegensi

b. Inisiatif

c. Energi atau rangsangan

d. Kedewasaan emosional

e. Persuasif

f. Skill comunicative

g. Kepercayaan kepada diri sendiri

h. Perspektif

i. Kreativitas dan partisipasi sosial.

8. Teori situasi

Pada teori ini dianggap bahwa kepemimpinan terdiri dari tiga macam

elemen

yakni: pemimpin, pengikut, situasi. Situasi dianggap elemen yang paling

penting

karena memiliki banyak variabel.

2. Pengertian Gaya Kepemimpinan

Bahasan mengenai pemimpin dan kepemimpinan pada umumnya menjelaskan

bagaimana untuk menjadi pemimpin yang baik, gaya dan sifat yang sesuai dengan

kepemimpinan serta syarat-syarat apa yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin

yang baik. Meskipun demikian masih tetap sulit untuk menerapkan seluruhnya,

sehingga dalam prakteknya hanya beberapa pemimpin saja yang dapat melaksanakan

(35)

terapan (applied social sciences). Hal ini didasarkan kepada pemikiran bahwa

kepemimpinan dengan prinsip-prinsipnya mempunyai manfaat langsung dan tidak

langsung terhadap upaya mewujudkan kesejahteraan umat manusia

Ada sebuah pendekatan yang dapat kita gunakan untuk memahami suksesnya

kepemimpinan, dalam hubungan mana kita memusatkan perhatian pada apa yang kita

lakukan oleh pemimpin tersebut menjadi gayanya. Ada macam-macam istilah yang

dipergunakan oleh para pemimpin dalam situasi-situasi kemanusiaan misalnya pada

demokrasi dan birokrasi. Dalam rangka mempersoalkan gaya-gaya kepemimpinan,

hendaknya jangan beranggapan bahwa seseorang individu dapat atau harus

mempertahankan gaya konsisten dalam semua aktivitasnya. Justru sebaliknya, ia

harus bersifat sefleksibel mungkin, dan menyesuaikan gayanya dengan situasi

spesifik dan individu-individu yang bersangkutan. Gaya kepemimpinan, mengandung

pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang

menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya

membentuk suatu pola atau bentuk tertentu.

Gaya Kepemimpinan adalah suatu keadaan yang kondusif, di mana seorang

pimpinan berusaha pada saat-saat tertentu mempengaruhi perilaku orang lain agar

dapat mengikuti kehendaknya dalam rangka mencapai tujuan bersama. Dalam satu

situasi misalnya, tindakan pimpinan pada beberapa tahun yang lalu tentunya tidak

sama dengan yang dilakukan pada saat sekarang, karena memang situasinya telah

berlainan. Dengan demikian, ketiga unsur yang mempengaruhi gaya kepemimpinan

tersebut, yaitu pimpinan, bawahan dan situasi merupakan unsur yang saling terkait

(36)

pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku para anggota

organisasi bawahannya ( Nawawi 2003 : 115 ).

3. Jenis Gaya Kepemimpinan

Jenis Gaya kepemimpinan sebagai berikut:

1. Gaya kepemimpinan otoriter

Gaya kepemimpinan ini menghimpun sejumlah perilaku atau gaya

kepemimpinan

yang bersifat terpusat pada pemimpin sebagai satu-satunya penentu,

penguasa dan

pengendali anggota organisasidan kegiatannya dalam usaha mencapai

tujuan

organisasi.

2. Gaya kepemimpinan demokratis

Gaya kepemimpinan menempatkan manusia sebagai faktor pendukung

terpenting

dalam kepemimpinan yang dilakukan berdasarkan dan mengutamakan

orientasi

pada hubungan dengan anggota organisasi.

3. Gaya kepemimpinan bebas

Gaya kepemimpinan ini pada dasarnya berpandangan bahwa anggota

organisasi

mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu mengurus dirinya

(37)

dalam

merealisasikan tugas pokok masing-masing sebagai bagian dari tugas

pokok

organisasi. Adapun Perilaku pemimpin dalam proses pengambilan

keputusan dan

pemecahan masalah sesuai dengan gaya kepemimpinan seseorang. Gaya

tersebut adalah sebagai berikut:

A. Menurut Martoyo (1996:146)Gaya Kepemimpinan Direktif, dicirikan oleh:

1. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan berkaitan dengan seluruh

pekerjaan menjadi tanggung jawab pemimpin dan ia hanya memberikan

perintah

kepada bawahannya untuk melaksanakannya.

2. Pemimpin menentukan semua standar bagaimana bawahan menjalankan

tugas.

3. Pemimpin melakukan pengawasan kerja dengan ketat.

4. Pemimpin memberikan ancaman dan hukuman kepada bawahan yang

tidak

berhasil melaksanakan tugas-tugas yang tealah ditentukan.

B. Menurut Martoyo (1996:147) Gaya kepemimpinan Konsultatif, dicirikan oleh:

1. Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dilakukan oleh pemimpin

setelah

(38)

bersifat

umum setelah melalui proses diskusi dan konsultasi dengan para bawahan.

3. Penghargaan dan hukuman diberikan kepada bawahan dalam rangka memberikan motivasi kepada bawahan.

4. Hubungan dengan bawahan baik.

C. Menurut Susilo Martoyo (1996:148) Gaya Kepemimpinan Partisipatif, dicirikan

oleh:

1. Pemimpin dan bawahan sama-sama terlibat dalam pengambilan keputusan

dan

pemecahan masalah atau dengan kata lain apabila pemimpin akan

mengambil

keputusan, dilakukan setelah adanya saran dan pendapat dari bawahan.

2. Pemimpin memberikan keleluasaan bawahan untuk melaksanakan

pekerjaan.

3. Hubungan dengan bawahan terjalin dengan baik dan dalam suasana yang

penuh

persahabatan dan saling mempercayai.

D. Menurut Martoyo (1996:149) Gaya Kepemimpinan Delegatif, dicirikan oleh:

1. Pemimpin mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi dengan bawahan

dan

selanjutnya mendelegasikan pengambilan keputusan dan pemecahan

masalah

(39)

keputusan

dilaksanakan dan hubungan bawahan rendah.

Dari penjelasan keempat gaya kepemimpinan tersebut menunjukkanbahwa ada

perbedaan yang menyolok, selain terletak pada kemampuannya untuk bekerja dan

tergantung pada motivasinya, dalam penerapannya lebih lanjut sering tidak

ditemukan pemimpin yang murni memiliki salah satu gaya kepemimpinan yang telah

disebutkan di atas.

B. Pengertian Komunikasi

Menurut Mulyana dalam buku nya ilmukomunikasi(Mulyana, 2005:41) Kata

komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis, yang berarti bersama.

Komunikasi sebagai proses yang di dalamnya menunjukkan arti pengetahuan

dipindahkan dari seorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud mencapai

beberapa tujuan khusus. Komunikasi merupakan sumber kehidupan organisasi. Tiada

kehidupan manusia tanpa komunikasi. Komunikasi adalah dasar bergeraknya

organisasi. Para pimpinan harus aktif berkomunikasi, kalau pimpinan pasif dalam

melakukan komunikasi administrasi kegiatan organisasi dapat terhenti. Komunikasi

yang dilakukan pimpinan merupakan kewajiban dan bukan hak istimewa. Harapan

berkomunikasi adalah untuk memperlancar pelaksanaan kerja.

Menurut Mulyana dalam buku nya ilmukomunikasi(Mulyana, 2005:41) Kata

komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata latin

communis yang berarti sama, communico, communicatio, atau communicare yang

berarti membuat sama (to make common). Istilah pertama communis adalah istilah

(40)

lainnya yang mirip. (Mulyana, 2005:41)

Menurut Purwanto dalam buku nya komunikasi dan bisnis (purwanto,

2006:25) Secara umum komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan.

Pengertian komunikasi ini paling tidak melibatkan dua orang atau lebih, dan proses

pemindahan pesannya dapat dilakukan dengan menggunakan cara – cara

berkomunikasi yang biasa dilakukan oleh seseorang melalui lisan, tulisan, maupun

sinyal – sinyal nonverbal. (purwanto, 2006:25)

Komunikasi pada dasarnya dapat dipandang dari berbagai dimensi. Jika

dipandang sebagai proses, komunikasi merupakan kegiatan pengiriman dan

penerimaan pesan yang berlangsung secara dinamis. Secara simbolik, komunikasi

menggunakan berbagai lambang atas simbol yang dinyatakan dalam bentuk

nonverbal (isyarat, gerak, dan ekspresi) maupun verbal (bahasa lisan dan tertulis).

Sementara sebagai sistem, komunikasi terdiri atas unsur – unsur yang saling

bergantungan dan merupakan satu kesatuan yang integratif. Komunikasi akan efektif

apabila terjadi pemahaman yang sama dan pihak lai terangsang untuk berpikir atau

melakukan sesuatu. Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif akan menambah

keberhasilan individu maupun organisasi. Komunikasi merupakan suatu bidang yang

sangat penting dalam setiap aspek kehidupan. Komunikasi yang akan dibicarakan

adalah komunikasi kantor yakni komunikasi yang tejadi dan berlangsung dalam

kantor.

Kantor adalah orang-orang, yang mengandung suatu pengertian bahwa suatu

kenyataan pekerjaan kantor itu dilaksanakan oleh orang-orang. Wajah kantor sangat

(41)

yang ada dalam gedung, tetapi harus melihat kegiatan yang dilakukan oleh orang –

orang yang ada alam gedung itu ( Morissan 2009 : 32 ).

Dinamakan kantor apabila orang-orang yang ada didalamnya melakukan

kegiatan kantor yang didalamnya melakukan kegiatan yang di dalamnya melakukan

kegiatan yang bersifat tulis – menulis. Di negara kita kegiatan itu disebut dengan

istilah yang lebih popular “tata usaha”. Jadi, suatu tempat di mana dilaksanakan

kegiatan tata usaha disebut dengan kantor.

Kantor merupakan pengolahan keterangan – keterangan, tempat para pejabat

berkumpul untuk merundingkan segala sesuatu guna kepentingan kantor, tempat

pegawai menyelesaikan pekerjaan administrasi atau pekerjaan tata usaha. Setiap

kantor pada hakikatnya juga berkedudukan sebagai suatu organisasi.

Komunikasi kantor adalah suatu proses penyampaian berita dari suatu pihak

kepada pihak yang lain (dari seseorang kepada orang lain, dari suatu unit kepada unit

lain) yang berlangsung atau yang terjadi dalam kantor. Komunikasi kantor dapat

dibedakan menjadi dua macam yaitu ( Morissan 2009 : 33 ):

1. Tata hubungan administrasi ; disebut juga tata hubungan fungsi, yakni

fungsi setiap

orang yang mempunyai fungsi atau kedudukan sebagai administrator atau

sebagai

manajer. Jadi tata hubungan administrasi, adalah tat hubungan yang

dilakukan

oleh setiap orang yang mempunyai fungsi atau kedudukan sebagai

(42)

mengandung unsur perintah.

2. Hubungan tata usaha; adalah hubungan yang terjadi atau yang berlangsung

antara

satuan organisasi dalam suatu organisasi, yang tidak mengandung unsur

perintah.

Hubungan ini hanya bersifat pengiriman informasi dalam rangka

pelaksanaan

pekerjaan kantor.Pengiriman informasi ini dapat dilakukan melalui

surat-surat

atau warkat ( salinan, tembusan, kutipan ) atau dapat juga melalui telepon.

1. Proses Komunikasi

Secara umum proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yaitu primer dan

sekunder

( Morissan 2009 : 35 ) :

a. Proses Komunikasi secara Primer

Proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang

lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media, bahasa, kial

(gesture), isyarat, gambar, warna, dan sebagainya. Aspek yang paling banyak

digunakan adalah bahasa, karena mampu menterjemahkan pikiran seseorang

kepada orang lain berupa ide, informasi atau opini. Bahasa memegang

(43)

pengertian :

1. Denotatif, arti sebagaimana tercantum dalam kamus (dictionary meaning)

2. Konotatif, arti emosional atau mengandung penilaian tertentu atau kiasan

(emotional or evaluate meaning)

b. Proses Komunikasi Secara Sekunder

Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang

sebagai media pertama. Komunikasi sekunder dapat berupa, surat, telepon,

fax, koran, majalah, radio, TV, film, e-mail, internet, dan sebagainya.

2. Unsur-unsur komunikasi

Komunikasi memiliki 6 (enam) tahapan yaitu ( Morissan 2009 : 37 ) :

a. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan

Sebelum proses penyampaian dapat dilakukan, maka pengirim pesan

harus menyiapkan ide atau gagasan apa yang ingin disampaikan kepada pihak

lain. Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber, ide-ide yang ada didalam

benak pengirim disaring dan disusun ke dalam satu memori yang ada didalm

pikiran orang yang memiliki peta mental yang berbeda. Hal ini disebabkan

karena cara penyerapan berbagai informasi dan pengalaman yang

berbeda-beda dari setiap individu.

(44)

dimengerti dengan sempurna. Agar ide dapat diterima dan dimengerti secara

sempurna, pengirim pesan harus memperhatikan berbagai hal-hal, yaitu

subjek (apa yang ingin disampaikan), maksud (tujuan), penerima pesan, gaya

personal dan latar belakang budaya.

c. Pengirim menyampaikan pesan

Pada saat pengirim menyampaikan pesan dapat menggunakan berbagai

saluran yang ada kepada si penerima pesan. Biasanya rantai saluran yang

komunikasi yang digunakan relatif pendek, namun ada juga yang cukup

panjang hal ini akan berpengaruh pada efektivitas penyampaian pesan. Ketika

menyampaikan pesan dapat digunakan berbagai media komunikasi baik media

tulisan maupun lisan.

d. Penerima menerima pesan

Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi bila

pengirim mengirimkan suatu pesan dan penerima menerima pesan tersebut.

Misalnya, jika seseorang mengirim sepucuk surat, komunikasi baru akan

terjalin bila penerima surat telah membaca dan memahami isinya.

e. Penerima menafsirkan pesan

Setelah penerima menerima suatu pesan, tahap berikutnya adalah

bagaimana menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus

mudah dimengerti dan tersimpan dalam benak pikiran si penerima pesan.

Selanjutnya, satu pesan baru dapat ditafsirkan secara benar bila penerima telah

(45)

f. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik ke pengirim

Setelah menerima pesan, penerima akan memberi tanggapan dengan

cara tertentu dan member sinyal terhadap pengirim pesan. Sinyal yang

diberikan oleh penerima pesan beraneka ragam, hal ini tergantung dari pesan

yang diterimanya. Umpan balik memegang peranan penting dalam proses

komunikasi, karena ia memberi kemungkinan bagi pengirim untuk menilai

efektivitas suatu perusahaan. Disamping itu, adanya umpan balik dapat

menunjukkan adanya faktor-faktor penghambat komunikasi, misalnya

perbedaan latar belakang, perbedaan penafsiran kata-kata dan perbedaan

reaksi secara emosional.

3. Komunikasi Organisasi

Komunikasi Organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukkan dan

penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu

organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan

hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.

Komunikasi organisasi terjadi kapan pun, setidak-tidaknya satu orang yang

menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan suatu pertunjukkan.

Fokus komunikasi organisasi adalah komunikasi di antara anggota-anggota suatu

organisasi.

Teori informasi organisasi menjelaskan bagaimana organisasi memhami

informasi yang membingungkan dan multi-tafsir. Teori ini memfokuskan

perhatiannya pada proses mengorganisasi anggota suatu organisasi untuk mengelola

(46)

organisasi beusaha untuk mengurani ketidakpastian informasi. (Morissan, 2009:35)

C. Pengertian Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan merupakan fungsi perkalian dari usaha karyawan (effort),

yang didukung dengan motivasi yang tinggi,dengan kemampuan karyawan (ability),

yang diperoleh melalui latihan-latihan. Kinerja yang meningkat, berarti performansi

yang baik, akan menjadi feedback bagi usaha, atau motivasi pekerja pada tahap

berikutnya.

Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah proses organisasi dalam

mengevaluasi pelaksanaan kerja karyawan. Dalam penilaian kinerja dinilai kontribusi

karyawan kepada organisasi selama periode waktu tertentu. Umpan balik kinerja

memungkinkan karyawan

mengetahui seberapa baik bekerja jika dibandingkan dengan standar organisasi.

Apabila penilaian kinerja di lakukan dengan benar, para karyawan, departemen SDM,

dan organisasi akan di untungkan dengan melalui upaya-upaya karyawan

memberikan kontribusi kepada organisasi.

Penilaian kinerja karyawan memberikan mekanisme penting bagi manajemen

untuk digunakan dalam menjelaskan tujuan-tujuan dan standar-standar kinerja serta

kinerja serta memotivasi karyawan di waktu berikutnya. Penilaian kinerja karyawan

memberikan dasar bagi keputusan-keputusan yang mempengaruhi gaji, promosi,

pemberhentian, pelatihan, transfer, dan kondisi-kondisi kepegawaian lainnya.

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penilaian Kinerja Karyawan

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penilaian kinerja karyawan,

(47)

a. Karakteristik situasi

b. Deskripsi pekerjaan, spesialisasi pekerjaan dan standar kinerja

c. Tujuan-tujuan penilaian kinerja

d. Sikap para karyawan dan manajer terhadap evaluasi.

2. Tujuan dan Manfaat penilaian Kinerja Karyawan.

Tujuan dan pokok sistem penilaian kinerja karyawan adalah menghasilkan

informasi yang akurat tentang perilaku dan kinerja anggota organisasi. Semakin

akurat informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian kinerja, semakin besar potensi

nilainya bagi organisasi.

Kendatipun semua organisasi sama memiliki tujuan utama, terdapat variasi yang

sangat besar dalam penggunaan khusus yang dibuat organisasi atas informasi yang

dihasilkan dari sistem penilaian mereka. Tujuan khusus tersebut dapat digolongkan

ke dalam dua bagian besar, yaitu ( Sofyandi, 2008: 130 ) :

a. Evaluasi (evaluation)

b. Pengembangan (development)

3. Manfaat dari Penilaian kinerja karyawan :

Hasil penilaian kinerja bermanfaat sebagai dasar bagi evaluasi regular

terhadap kinerja anggota organisasi. Apakah seorang karyawan dinilai kompeten atau

tidak kompeten, efektif atau tidak efektif, dapat dipromosikan atau tidak, dan

seterusnya adalah didasarkan pada informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian

kinerja. Selain itu, organisasi sering mencoba mempengaruhi motivasi dan kinerja

mendatang dengan mengaitkan berbagai pemberian imbalan, seperti : kenaikan gaji

(48)

Menurut ( Winardi.2000:146 ) Gaya Kepemimpinan merupakan suatu cara

yang dimiliki oleh seseorang dalam mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan

untuk bekerja sama dan berdaya upaya dengan penuh semangat dan keyakinan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Artinya, gaya kepemimpinan dapat menuntun

pegawai untuk bekerja lebih giat, lebih baik, lebih jujur dan bertanggungjawab penuh

atas tugas yang diembannya sehingga meraih pekerjaan dapat diselesaikan dengan

baik. Hubungan pimpinan dan bawahan dapat diukur melalui penilaian pekerja

terhadap gaya kepemimpinan para pimpinan dalam mengarahkan dan membina para

bawahannya untuk melaksanakan pekerjaan.

Keberhasilan suatu lembaga atau tata usaha baik sebagai keseluruhan maupun

berbagai kelompok dalam suatu organisasi atau lembaga pendidikan tertentu, sangat

tergantung pada efektivitas kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang

bersangkutan. Dapat dikatakan bahwa mutu kepemimpinan yang terdapat dalam suatu

organisasi memainkan peranan yang sangat dominan dalam keberhasilan organisasi

tersebut dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutama terlihat dalam

kinerja para pegawainya. Pimpinan yang terdapat pada organisasi harus memiliki

kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan bawahannya, yaitu pegawai yang terdapat

di organisasi yang bersangkutan, sehingga dapat menunjukkan kepada bawahannya

untuk bergerak, bergiat, berdaya upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan

yang telah ditetapkan. Akan tetapi hanya mengerahkan seluruh pegawai saja tidak

cukup, sehingga perlu adanya suatu dorongan agar para pegawainya mempunyai

minat yang besar terhadap pekerjaanya. Atas dasar inilah selama perhatian pimpinan

(49)

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dikaji pada bidang atau lingkungan

kegiatan pengambilan keputusan/pemecahan masalah berikut: kegiatan yang

berkaitan dengan kesejahteraan pegawai, kegiatan yang berkaitan dengan

pendelegasian tugas dari pimpinan kepada pegawai, serta kegiatan yang berkaitan

dengan pemberian pelayanan kepada mahasiswa.

1. Kegiatan yang Berkaitan dengan Kesejahteraan Pegawai

Pada pengambilan keputusan/pemecahan masalah yang dilakukan oleh

peimpinan pada bagian Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara berkaitan dengan kegiatan kesejahteraan pegawai, pimpinan terlihat

menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif.

Hal ini dapat terlihat karena didukung oleh sikap pimpinan pada bagian tata

usaha dimana pengambilan keputusan/pemecahan masalah dilakukan oleh pimpinan

setelah mendengarkan masukan/saran dari pegawai, artinya pimpinan dalam kegiatan

yang berkaitan dengan kesejahteraan pegawai mampu memperhatikan kesejahteraan

hidup para pegawainya.

Penerapan gaya kepemimpinan pimpinan di bagian Tata Usaha Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara pada kegiatan berkaitan dengan

kesejahteraan pegawai, memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai tata usaha

tersebut. Para pegawai menjadi terbantu dalam penyelesaian masalah yang dihadapi

pegawai. Dalam kaitannya dengan kinerja yang dihasilkan pegawai, berdampak pada

kenaikan kinerja yang dihasilkan oleh pegawai. Karena dengan terselesaikannya

(50)

Usaha

Kepada Pegawai

Kegiatan pendelegasian tugas dari pimpinan kepada pegawai merupakan salah

satu kegiatan yang penting dan perlu dibahas untuk mengetahui serta memahami

penerapan gaya

kepemimpinan pada bagian Tata Usaha Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara dalam pengambilan keputusan/pemecahan masalah. Pada kegiatan

ini, pimpinan terlihat menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif.

Gaya kepemimpinan yang konsultatif didukung oleh sikap pimpinan dimana

pada pendelegasian tugas kepada pegawainya, pimpinan tata usaha tidak

menyerahkan seluruh pekerjaan tersebut diputuskan oleh pegawai sendiri. Akan

tetapi, ia terlebih dahulu memberikan contoh, bimbingan ataupun arahan terhadap

pekerjaan yang akan dibebankan kepada pegawai sebagaimana tugas pokok dan

fungsi dari tiap bagian. Ini mengingat dari kemampuan dan beban tanggung jawab

dari setiap pegawai berbeda-beda. Tetapi tidak menutup kemungkinan adanya

pekerjaan yang tidak terselesaikan oleh pegawai baik dari segi kualitas dan kuantitas

hasil pekerjaan.

Dengan adanya hal tersebut, sikap pimpinan terhadap pegawai yang lalai

terhadap tugas pekerjaannya adalah menegur pegawai yang lalai dalam menjalankan

tugasnya.Penerapan gaya kepemimpinan yang konsultatif dirasakan pegawai

berpengaruh terhadap kinerja yang dihasilkan pegawai pada pekerjaan yang

(51)

dikategorikan pegawai tersebut memiliki kinerja yang tinggi.

3. Kegiatan yang Berkaitan dengan Pemberian Pelayanan kepada mahasiswa.

Kegiatan pemberian pelayanan bagian tata usaha terhadap mahasiswa

merupakan salah satu kegiatan penting dan perlu dikaji untuk mengetahui penerapan

gaya kepemimpinan pimpinan tata usaha dalam pengambilan keputusan/pemecahan

masalah. menyatakan bahwa pimpinan menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif

dalam kegiatan berkaitan dengan pelayanan Tata Usaha terhadap mahasiswa.

Penerapan gaya kepemimpinan yang konsultatif didukung oleh sikap pimpinan dalam

pengambilan keputusan dan pemecahan masalah berkaitan dengan pelayanan tata

usaha dilakukan oleh pimpinan setelah mendengarkan masukan/saran dari pegawai.

Hal ini berarti adanya kebebasan berpendapat dengan sikap penuh tanggung

jawab yang diberikan pimpinan kepada pegawai dalam memberikan saran/masukan

terhadap kegiatan yang menyangkut pelayanan yang diberikan kepada mahasiswa.

Penerapan gaya kepemimpinan konsultatif berpengaruh pada kinerja pegawai di

karenakan pegawai pada bagian Tata Usaha mampu memberikan kemudahan

pelayanan, cepat dan tepat kepada mahasiswa.

E. Pengaruh Komunikasi Terhadap Kinerja Pegawai

Suatu hubungan kerja yang baik antara atasan dengan bawahan dianggap

sebagai pemicu tumbuh dan meningkatnya kinerja karyawan. Hal ini tidak dapat

dipungkiri bahwa komunikasi yang paling berperan. Kinerja pegawai tidak akan

tumbuh dengan sendirinya, ada faktor-faktor yang mempengaruhinya baik faktor

internal maupun eksternal. Dari faktor eksternal, komunikasi sangat berperan karena

(52)

memberikan motivasi kepada pegawai. Dengan demikian tujuan yang telah

ditargetkan dapat tercapai karena adanya kinerja dari pegawai yaitu berupa kualitas

dan kuantitas pekerjaan, pemanfaatan waktu, serta kerjasama yang baik. Sehingga

diyakini bahwa ada pengaruh antara komunikasi dengan kinerja.

Komunikasi mempunyai peranan dalam menumbuhkan dan meningkatkan

kinerja karyawan. Komunikasi yang baik dan harmonis sangat perlu dijaga baik oleh

pemimpin maupun oleh karyawan, karena komunikasi mempunyai nilai terbesar yang

mempengaruhi kinerja, sehingga dapat dikatakan bahwa komunikasi merupakan

faktor utama yang patut diperhatikan

oleh pimpinan pada bagian Tata Usaha Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara dan komunikasi merupakan hal yang sangat menentukan dalam

memperbesar kinerja pada bagian Tata Usaha.

Komunikasi yang diterapkan oleh pimpinan pada kantor Tata Usaha Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara sudah efektif sehingga para

karyawan merasa terlindungi oleh pimpinan. Apabila suatu waktu ada masalah yang

tidak terpecahkan, maka pegawai dapat bertanya langsung kepada pimpinannya, dan

pimpinan akan memberikan penjelasan atau bimbingan sehingga karyawan akan

mendapat arahan secara langsung.

Kemampuan berkomunikasi secara efektif bagi seorang pimpinan erat

kaitannya dengan kepemimpinan yang berwibawa. Kalau seorang pimpinan ingin

memiliki kepemimpinan yang berwibawa, maka ia perlu mempunyai kemampuan

(53)

kepentingan organisasi.

F. Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada

Bagian Tata Usaha Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara.

Gaya kepemimpinan dan komunikasi adalah merupakan faktor yang

mempunyai pengaruh yang positif terhadap tingkah laku para karyawan. Seandainya

pemimpin tidak dapat membawahi karyawannya dan seandainya tidak ada

komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan maka akan dapat menimbulkan

masalah dalam proses peningkatan kinerja perusahaan, karena para karyawan tidak

dapat bekerja dengan baik sehingga kinerja mereka menurun.

Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menyesuaikan gaya kepemimpinannya

dan membangun komunikasi yang baik sehingga dapat menjadi salah satu penentu

dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Gaya Kepemimpinan pemimpin Tata Usaha

menggunakan gaya kepemimpian konsultatif hal ini terlihat dari hubungan dengan

pegawai tata usaha sangat baik. Pemimpin tata usaha akan membantu pegawainya

ketika mengalami kesulitan pada saat mengerjakan tugas yang diberikan, dan juga

pemimpin tata usaha akan memberikan pengahargaan kepada pegawai yang

melakukan pekerjaanya dengan sangat baik dan memberikan hukuman kepada

pegawai yang lalai terhadap pekerjaannya. Oleh karena itu gaya kepemimpinan

berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Komunikasi juga sangat berpengaruh kepada

kinerja pegawai pada kantor tata usaha karena jika pimpinan tidak dapat

(54)

konsultasi menunjukkan sikap banyak memberikan pengarahan tetapi juga

memberikan banyak dukungan terhadap bawahan. Artinya, keputusan dan kebijakan

yang diambil berdasarkan masukan dari bawahannya, tetapi di bawah kendali

pengawasan dan pengarahan untuk menyelesaikan tugas-

tugas bawahannya. Bagi banyak bawahan gaya seperti ini dipandang sebagai gaya

kepemimpinan yang efektif, Gaya pemimpin yang tinggi pengarahan dan tinggi

dukungan dirujuk sebagai “konsultatif” karena dalam menggunakan gaya ini,

pemimpin masih banyak memberikan pengarahan dan masih membuat hampir sama

dengan keputusan, tetapi diikuti dengan meningkatkan komunikasi dua arah dengan

berusaha mendengar ide-ide dan saran bawahan meskipun pengambilan

keputusan tetap pada pemimpin.

Gaya kepemimpinan konsultatif ini memiliki kemiripan dengan gaya perilaku

kepemimpinan transformasional, yaitu suatu bentuk kepemimpinan yang lebih

mengedepankan proses pelayanan terhadap nilai-nilai para pengikut untuk tujuan

organisasional yang lebih tinggi. Dalam konteks ini kepemimpinan transformasional

tidak hanya berkaitan dengan nilai-nilai para pengikut atau bawahan, tetapi lebih

menekankan pada konsep hubungan antara visi para pemimpindalam

organisasi dengan nilai-nilai para pengikutnya.

Kepemimpinan konsultasi atau perilaku kepemimpinan transformasional

memiliki dampak yang melebihi gaya kepemimpinan instruktif atau perilaku

kepemimpinan transaksional, yaitu mengilhami dan memotivasi anak buah untuk

berbuat lebih dari yang diharapkan. Indikator langsung dari adanya kepemimpinan

(55)

kepemimpinan atasannya sebagai perilaku konsultasi atau transformasional akan

mampu menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam melakukan tugas-tugasnya.

Gaya kepemimpinan dan komunikasi di dalam kantor tata usaha berjalan

dengan baik sehingga berpengaruh positif kepada kinerja para pegawai. Jika

pimpinan tata usaha tidak dapat menyesuaikan gaya kepemimpinannya kepada

pegawai maka kinerja pegawai akan menurun, begitu juga dengan komunikasi, jika

pimpinan tata usaha tidak mampu berkomunikasi dengan baik kepada pegawainya

maka kinerja pegawai juga akan menurun.

G. Kinerja Terkini Terhadap Pegawai Bagian Tata Usaha Fakultas Ekonomi

Dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Kinerja terkini terhadap pegawai tata usaha fakultas ekonomi dan bisnis

universitas sumatera utara Kinerja karyawan dipengaruhi oleh bermacam-macam

cirri pribadi dari masing-masing individu. Dalam perkembangan yang kompetitif

dan global, lembaga membutuhkan karyawan yang berprestasi dan berdedikasi

tinggi. Pada saat yang sama karyawan memerlukan umpan balik atas kinerja

mereka sebagai pedoman untuk tindakan-tindakan mereka pada masa yang akan

dating. Pimpinan suatu lembaga selain memperhatikan kesejahteraan

karyawannya.

Pada umumnya sistem penilaian kinerja karyawan masih digunakan sebagai

instrumen untuk mengendalikan perilaku karyawan, membuat keputusan-keputusan

yang berkaitan dengan kenaikan gaji, pemberian bonus, promosi dan penempatan

(56)

mengevaluasi kinerja karyawan, tetapi juga

mengembangkan dan memotivasi karyawan. Sebaiknya karyawan yang

dinilai harus mengetahui bidang prestasi yang dinilai, diberi kesempatan untuk

menilai dirinya sendiri. Setiap pekerja mempunyai kemampuan berdasar pada

pengetahuan dan keterampilan, kompetensi yang sesuai dengan pekerjaannya,

motivasi kerja dan kepuasan kerja, namun pekerja juga mempunyai kepribadian,

sikap, dan perilaku yang dapat mempengaruhi kinerjanya.

Karyawan sangat lah di butuhkan dalam setiap instansi dimana pun, namun

penilai karyawan yang dibutuhkan dalam instansi tersebut harus memiliki skill dan

kemapuan dalam kebutuhan instansi tersebut, yang saya lihat karyawan di bagian tata

usaha fakultas ekonomi dan bisnis adalah karyawan tersebut sangat giat dan ligat

dalam setiap pekerjaan – pekerjaan yang di hadapi dan memiliki jiwa kekeluargaan

yang kuat terhadap sesesam karyawan sehingga segala pekerjaan dapat berjalan

dengan baik. Memiliki semangat kerja yang tinggi dan di sokong oleh pemimpin

yang baik, sehingga karywan semangat dalam setiap menjalani kerja nya, karywan

tersebut mampun melayani segala kebutuh mahasiswa yg bersifat keuangan dan

peminjaman inventaris kampus seperti : infocus, aula, kelas dan inventaris kampus

(57)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh yaitu:

1. Gaya Kepemimpinan yang digunakan pimpinan pada kantor Tata Usaha Fakultas

Ekonomi Dan BisnisUniversitas Sumatera Utara berkaitan dengan kegiatan di Tata

Usaha adalah gaya kepemimpian konsultatif.

2. Pemimpin pada kantor Tata Usaha Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Sumatera

Utaradalam hal ini Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara memperhatikan pendidikan, pengalaman bekerja yang

dimiliki oleh pegawai di dalam penempatan pekerjaaannya.

3. Gaya kepemimpinan dan komunikasi konsultatif di nilai memberikan pengaruh

yang

baik para pegawai pada kantor Tata Usaha Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas

Sumatera Utara.

(58)

B.

SARAN

Adapun saran yang dapat penulis uraikan yaitu:

1. Sebagai pemimpin pada kantor Tata Usaha Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara di harapkan menetapkan sanksi yang tegas terhadap

pegawai yang melanggar peraturan kerja serta memperhatikan kemungkinan

pemberian penghargaan atas prestasi kerja yang dicapai agar pegawai tetap

memiliki semangat kerja yang tinggi.

2. Sebagai pemimpin pada kantor Tata Usaha Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas

Sumatera Utara, di harapkan meningkatkan gaya kepemimpinan yang telah

diterapkannya sesuai dengan situasi dalam pengambilan keputusan melalui rapat

dan diskusi kepada para pegawai pada kantor Tata Usaha Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Komunikasi pemimpin Tata Usaha Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Sumatera Utara

perlu semakin ditingkatkannya komunikasi dari atas ke bawah dan komunikasi

dari bawah ke atas untuk memberikan informasi tentang apa-apa yang terjadi

(59)

 

Faulina. 2008. Hand Out Etika Profesi.

Politeknik Negeri Medan. Ratnawati, Eti dan Sunarto. 2006.

Kartono, 2006. Pemimpin dan Kepemimpinan. PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Mulyana, Deddy. 2005. “Ilmu Komunikasi” . Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Morisan. 2009. “Teori Komunikasi Organisasi” . Jakarta : Ghalia Indonesia

Nawawi, H. Hadari. 2003. Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Purwanto, Djoko. 2006. “Komunikasi Bisnis” . Edisi Ketiga. Surakarta : Erlangga

Purwanto, Djoko. 2003. “ Komunikasi Bisnis” . Jakarta: Gelora Aksara Pratama

Rizal. 2009. Perkembangan Etika Profesi . semarang

.Rismawaty. 2008. Kepribadian dan Etika Profesi. Yogyakarta : Gajah Mada Univercity Press.

Rudito, Bambang. 2007. Etika Bisnis. Bandung : Rekayasa Sians.

Saiman. 2002. Manajemen Sekretaris. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Sekretaris Profesional.

Yogyakarta: Penerbit Aditya Media.

Sudirjo, Prayudi. 1982. Defenisi Pengertian Sekretaris. Edisi 1. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan ilmiah ini bertujuan untuk membuat Tutorial Interaktif Elektronika yang dapat digunakan secara umum sebagai sarana informasi bagi semua kalangan dan khususnya bagi para

Rangkaian ini menggunakan suatu mikrokontroler yang di dalamnya di isi suatu program assembler, dimana program ini sebagai pengatur kerja dari rangkaian Model Lampu Lalu Lintas

Dalam hal Saudara tidak memenuhi surat klarifikasi dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada angka 2, akan diterbitkan surat pembetulan atas Surat Keterangan

Dwita Ramadhini: Penentuan harga pokok telur tetas (hatching egg)..., 2000... Dwita Ramadhini: Penentuan harga pokok telur tetas (hatching

Tisa Purmanti Ginting: Beberapa Cara Perawatan Klas I Angle Dengan Kelainan Diastema Pada Masa Gigi Permanen, 2003... Tisa Purmanti Ginting: Beberapa Cara Perawatan Klas I Angle

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya berupa kesehatan dan kesempatan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “

[r]

Gedung A Kantor Regional VIII Badan Kepegawaian Negara Banjarmasin Jl.. 1 Banjarbaru, Kalimantan