• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Sikap Konsumen Tentang Penerapan Program Corporate Social Reponsibility (CSR) Terhadap Brand Loyalty The Body Shop Pada Pegawai PT. Indosat Cabang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Sikap Konsumen Tentang Penerapan Program Corporate Social Reponsibility (CSR) Terhadap Brand Loyalty The Body Shop Pada Pegawai PT. Indosat Cabang Medan"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM STRATA-I

FAKULTAS EKONOMI MEDAN

PENGARUH SIKAP KONSUMEN TENTANG PENERAPAN

PROGRAM CORPORATE SOCIAL REPONSIBILITY (CSR)

TERHADAP BRAND LOYALTY THE BODY SHOP PADA

PEGAWAI PT. INDOSAT CABANG MEDAN

DRAFT SKRIPSI

TAUFIK RACHMADI 050502192 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

Medan

(2)

ABSTRAK

Taufik Rachmadi (2009). Pengaruh Sikap Konsumen Tentang Penerapan Program Corporate Social Reponsibility (CSR) Terhadap Brand Loyalty The Body Shop Pada Pegawai PT. Indosat Cabang Medan, Dibawah Bimbingan Dr. Endang S. Rini, Msi, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, Se. Msi (Ketua Departemen Manajemen), Dra. Setri Hiyanti Siregar, (Penguji I), Dr. Elisabeth Siahaan, SE, MEC (Penguji II).

Corporate Social Responsibility ( CSR ) biasanya dipahami sebagai cara sebuah perusahaan dalam mencapai keseimbangan atau integrasi dari ekonomi, lingkungan dan persoalan-persoalan sosial dalam waktu yang sama bisa memenuhi harapan dari shareholders maupun stakeholders. Program CSR akan menciptakan suatu kaitan emosional antara masyarakat dengan perusahaan apabila dikembangkan dengan baik, yang nantinya akan berdampak pada brand awareness, dan lama-kelamaan akan berkembang menjadi brand loyalty yang akan menciptakan ekuitas merek yang menguntungkan bagi perusahaan.

Tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sikap konsumen dalam penerapan program corporate social responsibility terhadap brand loyalty produk The Body Shop. Metode analisis yang dipergunakan adalah metode analisis deskriptif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linier sederhana, pengujian signifikan simultan dan pengujian signifikan parsial dan pengujian koefisien determinasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh yang positif antara sikap konsumen tentang penerapan program corporate social responsibility terhadap brand loyalty produk the body shop Pada Pegawai PT. Indosat Cabang Medan.

.

(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Puji syukur kepada Allah Swt yang telah memberikan hidayah-Nya kepada penulis selama menjalankan kewajiban menuntut ilmu dan penyelesaian tugas akhir. Tak lupa Shalawat beriring salam kepada Rasulullah Saw. Sebagai panutan dalam menerangi jalan kehidupan.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Strata-1 Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sumatera Utara, yang mengangkat masalah ”Pengaruh Sikap Konsumen Tentang Penerapan Program Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Brand Loyalty The Body Shop Pada Pegawai PT.

Indosat Cabang Medan. ”

Selama melakukan penelitian dan penulisan laporan, penulis memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih, terutama kepada:

1. Ayahanda Tunasdi dan Ibunda Maria Anggiarani Tercinta yang telah memberikan segala pengorbanannya, doa yang tak henti-hentinya, cinta, motivasi, saran dan dukungan baik moril dan materil dalam kehidupan penulis.

2. Drs. Jhon Tafbu Ritonga, Mec. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(4)

Irawati MBA, selaku Sekretaris departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

4. Dr. Endang S. Rini, Msi selaku dosen pembimbing yang telah memberikan dukungan, waktu, tenaga, dan pikiran dalam penulisan skripsi ini.

5. Dra. Setri Hiyanti Siregar, selaku Dosen Penguji I yang telah menguji dan memberikan banyak masukan dari awal hingga akhir proses penelitian. 6. Dr.Elishabeth Siahaan, SE, MEc, selaku Dosen Penguji II yang telah

menguji dan memberikan banyak masukan dari awal hingga akhir proses penelitian.

7. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Manajemen

8. Adikku yang tersayang Dini, yang telah memberikan semangat kepada penulis selama proses perkuliahan hingga selesainya skripsi ini

9. Pegawai Departemen Manajemen, Kak Dani, Kak Vina, Kak Susi dan Bang Jumadi yang sangat banyak membantu penulis selama proses perkuliahan.

10.Teman-teman Mahasiswa Stambuk 2005 terutama Fly, Boms, Lufthi, Maesa, Bobby, Q_Poet, Apank, Deddy, Bayu, Aad, Afif, Parlin, Jaka, Reza, Wendi, M. Teguh, Wira, Suri, Winda, Hari, dan semuanya.

11.Semua Pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

(5)

penelitian ini sangat penulis harapkan. Semoga Allah Subhanahu Wata’ala melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kita semuanya. Amin.

Medan, Mei 2009 Penulis,

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI………... v

DAFTAR TABEL………... vi

DAFTAR GAMBAR………... vii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Kerangka Konseptual ... 6

D. Hipotesis ... 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1. Tujuan Penelitian ... 7

2. Manfaat Penelitian ... 7

F. Metode Penelitian ... 8

1. Batasan Operasional ... 8

2. Defenisi Operasional ... 8

3. Skala Pengukuran Variabel ... 11

4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 11

5. Populasi dan Sampel ... 11

6. Teknik Pengumpulan Data ... 12

7. Jenis dan Sumber Data ... 12

8. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 13

9. Metode Analisis Data ... 14

(7)

A. Penelitian Terdahulu ... 17

B. Perilaku Konsumen ... 18

C. Pengertian dan Model Sikap... 19

D. Tinjauan Mengenai ... 22 E. Corporate Social Responsibility ... 26

BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 30

A. Sejarah Perusahaan... 30

B. Perkembangan Perusahaan... 31

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN.…...……... 36

A. Uji Validitas dan Reliabilitas... 36

B. Analisis Deskriptif... 38

C. Analisi Regresi Sederhana... 50

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN………... 48

A. Kesimpulan…... 48

B. Saran ………....………... 48

DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Definisi Operasional ...10

Tabel 1.2 Instrumen Skala Likert ...11

Tabel 4.1 Validitas Instrumen ...36

Tabel 4.2 Validitas Instrumen ...37

Tabel 4.3 Reliability Statistic ...38

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...38

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasakan Usia ...39

Tabel 4.6 Sikap Konsumen ...40

Tabel 4.7 Brand Loyalty ...43

Tabel 4.8 Uji t ...44

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(10)

ABSTRAK

Taufik Rachmadi (2009). Pengaruh Sikap Konsumen Tentang Penerapan Program Corporate Social Reponsibility (CSR) Terhadap Brand Loyalty The Body Shop Pada Pegawai PT. Indosat Cabang Medan, Dibawah Bimbingan Dr. Endang S. Rini, Msi, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, Se. Msi (Ketua Departemen Manajemen), Dra. Setri Hiyanti Siregar, (Penguji I), Dr. Elisabeth Siahaan, SE, MEC (Penguji II).

Corporate Social Responsibility ( CSR ) biasanya dipahami sebagai cara sebuah perusahaan dalam mencapai keseimbangan atau integrasi dari ekonomi, lingkungan dan persoalan-persoalan sosial dalam waktu yang sama bisa memenuhi harapan dari shareholders maupun stakeholders. Program CSR akan menciptakan suatu kaitan emosional antara masyarakat dengan perusahaan apabila dikembangkan dengan baik, yang nantinya akan berdampak pada brand awareness, dan lama-kelamaan akan berkembang menjadi brand loyalty yang akan menciptakan ekuitas merek yang menguntungkan bagi perusahaan.

Tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sikap konsumen dalam penerapan program corporate social responsibility terhadap brand loyalty produk The Body Shop. Metode analisis yang dipergunakan adalah metode analisis deskriptif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linier sederhana, pengujian signifikan simultan dan pengujian signifikan parsial dan pengujian koefisien determinasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh yang positif antara sikap konsumen tentang penerapan program corporate social responsibility terhadap brand loyalty produk the body shop Pada Pegawai PT. Indosat Cabang Medan.

.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia bisnis telah menjelma menjadi institusi paling berkuasa selama setengah abad terakhir ini. Institusi yang dominan di masyarakat tesebut bagaimanapun harus tetap mengambil tanggung jawab untuk kepentingan bersama. Setiap tindakan yang diambil haruslah dilihat dalam kerangka tanggung jawab tersebut. Perusahaan besar telah memberi pengaruh yang sangat besar kepada seluruh aspek kehidupan masyarakat luas. Perusahaan, pemerintah dan masyarakat luas adalah satu kesatuan yang saling bergantung satu sama lain. Jadi, jika kebijakan perusahaan memberi pengaruh baik positif maupun negatif kepada masyarakat, tindakan-tindakan masyarakat juga dapat mempengaruhi kinerja perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Peningkatan kepekaan dan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan dan masalah etika. Masalah seperti kerusakan lingkungan, perlakuan tidak layak terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan ketidaknyamanan ataupun bahaya bagi konsumen. Peraturan pada beberapa negara mengenai lingkungan hidup dan permasalahan sosial semakin tegas, juga standard dan hukum internasional dibuat untuk mempertegas hal-hal tersebut. Perusahaan sudah seharusnya bertanggung jawab terhadap keseluruhan lingkungan, baik internal maupun eksternal perusahaan.

(12)

perusahaannya. Pertanggung jawaban sosial ini lazim disebut sebagai corporate social responsibility ( CSR ). CSR biasanya dipahami sebagai cara sebuah perusahaan dalam

mencapai keseimbangan atau integrasi dari ekonomi, lingkungan dan persoalan-persoalan sosial dalam waktu yang sama bisa memenuhi harapan dari shareholders maupun stakeholders ( www.wikipedia.com / 15 Maret 2009 ).

Program CSR akan menciptakan suatu kaitan emosional antara masyarakat dengan perusahaan apabila dikembangkan dengan baik, yang nantinya akan berdampak pada brand awareness, dan lama-kelamaan akan berkembang menjadi brand loyalty yang akan menciptakan ekuitas merek yang menguntungkan bagi

perusahaan (Temporal dan Trott, 2005:37)

Kekuatan merek juga bisa dibangun melalui kegiatan-kegiatan yang tidak berhubungan dengan penjualan. Brand image yang tinggi dapat dibangun melalui kegiatan-kegiatan yang terangkum dalam corporate social responsibility. Kegiatan-kegiatan ini memang tidak secara langsung akan menaikkan penjualan akan tetapi bila dilakukan secara tepat, jitu dan menyentuh kepentingan-kepentingan sosial daari masyarakat yang sedang menghadapi kesulitan, maka brand image akan cepat meningkat.

Pengaruh globalisasi dan juga memaksa perusahaan untuk dapat menerapkan fungsi tanggung jawab sosial perusahaan. Bentuk globalisasi dan internasionalisasi ini dapat berupa tekanan dari pihak ketiga seperti distributor, pembeli, client, dan shareholder yang menjadi bagian atau mitra kerja dari perusahaan lokal. Berdasarkan

(13)

biaya operasional, meningkatkan brand image dan reputasi perusahaan, meningkatkan

penjualan dan loyalitas pelanggan

Corporate social responsibility (CSR) bagi kalangan dunia usaha bukan lagi

menjadi pesoalan cost center, namun sudah menjadi bagian dari profit center, sebab program corporate social responsibility kini sudah terintegrasi dengan strategi bisnis dan marketing. Salah satu perusahaan besar yang telah menerapkan program corporate social responsibility selama bertahun-tahun adalah The Body Shop. Di

samping kegiatan cause marketing, The Body Shop secara global dan rutin juga banyak mendukung kegiatan amal yang target audience-nya sama sekali bukan pemakai produknya, melainkan lebih merupakan bentuk kepedulian sosialnya terhadap kehidupan komunitas yang lebih baik dan lingkungan yang lebih terpelihara. Ini merupakan bentuk atau ungkapan dari CSR dari perusahaan tersebut. Contoh kegiatan CSR dari The Body Shop di Indonesia adalah, menyelenggarakan kompetisi "The Body Shop Foundation Grant 2009". Dana senilai 5000-6000 pound sterling ini ditujukan untuk berbagai organisasi di Indonesia agar mendukung gerakan di tiga aspek penting yaitu: proteksi keluarga, penurunan kemiskinan, dan kelanggengan

lingkungan hidup.

(14)

Kelima nilai perusahaan inilah sebenarnya kunci utama dari keberhasilan The Body Shop membangun citra mereknya. Kuncinya adalah 'ketulusan' dalam kegiatan

sosialnya dan yang unik dari cara pemasaran The Body Shop adalah minimalnya dana untuk iklan. Kekuatan dari pengembangan merek bertumpu dari kekuatan display dan promosi yang menarik di tokonya, positive word of mouth communication (WOM) dan kegiatan-kegiatan kehumasan.

Pandangan pendiri The Body Shop yaitu Anita Roddick cukup radikal, yaitu lepas dari pandangan yang bersifat umum atau mainstream. Beliau justru melihat manfaat yang lebih besar untuk umat dengan mengalihkan biaya-biaya tinggi dari kegiatan menjual mimpi dengan iklan. Pesan yang disampaikan lebih membumi karena menyentuh aspek-aspek natural dan sosial.

Pelajaran yang dapat dipetik dari The Body Shop adalah membuat sebuah perencanaan CSR dan cause marketing yang terpadu di perusahaan. Perusahaan jangan mementingkan kegiatan sosial yang berdampak jangka pendek, karena kombinasi dengan CSR dengan target audience yang lebih luas akan mendorong transformasi dari image brand ke tingkat yang lebih punya makna.

(15)

corporate social responsibility yang telah mereka lakukan membawa dampak yang

signifikan terhadap perilaku konsumen terutama loyalitas merek atau tidak.

Atas dasar itulah penulis bermaksud untuk mengetahui bagaimanakah respon konsumen terhadap kegiatan corporate social responsibility yang dilakukan The Body Shop dan apakah kegiatan ini membawa efek langsung terhadap perilaku pembelian

konsumen dengan melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Sikap Konsumen

Tentang Penerapan Program Corporate Social Responsibility (Csr) Terhadap

Brand Loyalty The Body Shop.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uaraian pada latar belakang penelitian ini maka perumusan masalah yang akan dikaji adalah sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh yang positif

antara sikap konsumen tentang penerapan program corporate social

responsibility terhadap brand loyalty The Body Shop?”

C. Kerangka Konseptual

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah kegiatan-kegiatan sosial yang

dilakukan perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat luas dan lingkungan.

Sikap pada penerapan program corporate social responsibility terdiri dari:

a. Komponen kognitif, yaitu berupa kepercayaan (beliefs) konsumen terhadap motivasi dan kesesuaian (fit) program corporate social responsibility yang dilakukan oleh The Body Shop.

(16)

Sikap Konsumen Tentang Penerapan Program Corporate Social ResponsibilityThe

Body Shop (X)

c. Komponen konatif, yaitu menggambarkan kecenderungan dari seseorang untuk melakukan tindakan tertentu yang berkaitan dengan program corporate social responsibility.

Oliver dalam Tjiptono (2005:387) mengemukakan bahwa loyalitas merek adalah komitmen yang dipegang teguh untuk membeli ulang atau berlangganan dengan produk/jasa yang disukai secara konsisten di masa mendatang, sehingga menimbulkan pembelian merek yang sama secara berulang meskipun pengaruh situasional dan upaya pemasaran berpotensi menyebabkan perilaku beralih merek.

Berdasarkan teori tersebut, dapatlah dibuat skema sistematis kerangka konseptual penelitian, yaitu:

Sumber : Huturuk (2008:9), diolah

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara atas rumusan masalah, yang kebenerannya akan diuji dalam pengajian hipotesis (sugiono, 2003:306). Berdasarkan perumusan masalah, maka hipotesis penelitian ini adalah: “Terdapat

pengaruh yang positif antara sikap konsumen tentang penerapan program

corporate social responsibility terhadap brand loyalty produk The Body Shop”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

(17)

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sikap konsumen dalam penerapan program corporate social responsibility terhadap brand loyalty produk The Body Shop.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Perusahaan

1) Sebagai bahan referensi bagi perusahaan untuk mengetahui apakah penerapan program corporate social responsibility mempengaruhi perilaku pembelian konsumen.

2) Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk melakukan penelitian di bidang yang sama

b. Bagi peneliti lain

Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian di bidang yang sama..

c. Bagi penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan serta sebagai sarana untuk latihan berpikir secara logis dan sistematis

F. Metode Penelitian

1) Batasan Operasional

(18)

telah dilakukan oleh The Body Shop dan pengaruhnya terhadap brand loyalty Body Shop.

2) Definisi Operasional

Pada penelitian ini variabel yang diteliti dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu variable bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Definisi operasional untuk masing-masing variabel adalah sebagai

berrikut:

a. Sikap pada penerapan program corporate social responsibility (X) yaitu berkaitan dengan tindakan dan juga perasaan konsumen terhadap penerapan program corporate social responsibility yang dilakukan oleh Body Shop yang terdiri dari:

1. Komponen kognitif, yaitu berupa kepercayaan (beliefs) konsumen terhadap motivasi dan kesesuaian (fit) program corporate social responsibility yang dilakukan oleh Body Shop.

2. Komponen afektif, yaitu berupa perasaan (senang atau tidak senang) konsumen pada penerapan program corporate social responsibility yang dilakukan oleh Body Shop.

3. Komponen konatif, yaitu menggambarkan kecenderungan dari seseorang untuk melakukan tindakan tertentu yang berkaitan dengan penerapan program corporate social responsibility.

(19)

Tabel 1.1 Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Sikap Konsumen

Brand Loyalty (Y) Brand loyalty yaitu komitmen yang

(20)

Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2006:86). Peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 5 untuk keperluan analisa kuantitatif penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 1.4 berikut ini:

Tabel 1.2

Instrumen Skala Likert

No Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Netral 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah PT. Indosat cabang Medan Jl. Perintis Kemerdekaan No. 39. waktu penelitian dilakukan mulai Mei sampai dengan selesai.

5. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai PT. Indosat cabang Medan yang sudah membeli dan menggunakan produk Body Shop sebanyak 3 kali dalam 1 tahun terakhir. Setelah pra survei, adapun jumlah pegawai PT. Indosat Cabang Medan saat ini yang membeli dan menggunakan produk Body Shop adalah 93 orang.

(21)

Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi (Kuncoro, 2003:103). Teknik pengambilan sampel menggunakan metode total sampling dimana seluruh populasi dijadikan sampel.

6. Teknik Pengumpulan Data

a. Daftar Pertanyaan (questionnaire)

Questionnaire merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan kepada responden untuk dijawab. b. Wawancara (interview)

Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara melalui tatap muka dengan responden. Wawancara dilakukan dengan menggunakan alat Bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu atau sering disebut interview guide.

7. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari responden yang terpilih pada lokasi penelitian.Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan mengenai variabel yang diteliti.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan juga internet untuk mendukung penelitian ini. Data yang didapatkan berupa data perusahaan dari The Body Shop dan penelitian terdahulu.

(22)

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah semestinya jika rangkaian penelitian yang dilakukan harus baik juga. Perencanaan yang matang mutlak diperlukan, lalu alat-alat yang digunakan juga harus dalam kondisi yang baik pula. Oleh karena itu seringkali sebelum penelitian dilakukan, alat-alat yang digunakan diterapkan terlebih dahulu. Tidak lain dan tidak bukan, supaya data yang diperoleh valid dan reliable.

a. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 13, dengan kriteria sebagai berikut:

Jika rhitung > ttabel, maka pertanyaan dinyatakan valid. Jika rhitung < ttabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 13, butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

Ghozali dalam Situmorang (2008:40) mengemukakan bahwa pertanyaan dinyatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.

9. Metode Analisis Data

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode ini merupakan suatu metode analisa dimana data yang dikumpulkan mula-mula disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai perusahaan dan masalah yang sedang diteliti.

(23)

Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Ada beberapa kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal (Situmorang et al, 2008:55). Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka

jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang et al, 2008:62).

2. Uji Heteroskedastisitas

Adanya varians variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas dengan menggunakan analisis grafik.

c. Analisis Regresi Sederhana

Digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan dan pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, maka peneliti maenggunakan bantuan program SPSS versi 13 dengan rumus:

Y = a + bX + e

Dimana:

Y = Brand Loyalty terhadap merek Body Shop a = Konstanta

b = Koefisien regresi

(24)

d. Uji t (uji parsial)

Uji t dimaksudkan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). bentuk pengujiannya yaitu:

Ho : bi ≠ 0 (variabel bebas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat)

Nilai Thitung akan dibandingkan dengan nilai Ttabel. Kriteria pengambilan keputusan yaitu:

Ho diterima bila Thitung < ttabel pada α Ho ditolak bila Thitung > ttabel pada α

e. Pengujian Koefisien Determinan (R²)

Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinan (R²) berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), (0 ≤ R² ≤ 1). Hal ini berarti bila R² = 0, menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, dan bila R² mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

(25)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian dengan judul “Pengaruh Sikap Konsumen Terhadap penerapan program corporate social responsibility terhadap Brand Loyalty Sabun Mandi Lifebuoy”

dilakukan oleh Hutauruk (2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat korelasi atu hubungan antara sikap konsumen dalam penerapan program corporate social responsibility dan brand loyalty terdapat hubungan yang substansial (kuat).

Penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi, Persepsi, dan Sikap Konsumen terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek ”Honda” di kawasan Surabaya Barat” dilakukan oleh Wahyuni (2008). Hasil penelitian diketahui bahwa motivasi, persepsi, sikap konsumen berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda.

Penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Brand Loyalty Printer Inkjet Cannon, Hewlett-Packard dan Epson (Survey Pada Pengguna Printer Yang Berkunjung Ke BEC)” dilakukan oleh Anbarsari (2006). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk memberikan pengaruh brand loyalty yang ditunjukkan dengan hasil analisa koefisien jalur yaitu sebesar 0,998. Koefisien determinasi sebesar 0,998 tersebut menunjukkan adanya pengaruh yang sangat kuat.

(26)

Perilaku konsumen menurut Mowen dan Minor (2002:6) adalah studi tentang unit pembelian (buying habbits) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide-ide.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan yang dilakukan oleh individu (atau kelompok/ organisasi) yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan barang dan jasa. Perilaku pembelian konsumen banyak dipengaruhi oleh berbagi faktor, baik internal maupun eksternal. Titik tolak untuk memahami perilaku pembelian adalah model rangsangan-rangsangan yang diperlihatkan dalam Gambar 2.1. Rangsangan pemasaran dan lingkungan mulai memasuki kesadaran pembeli. Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusan menimbulkan keputusan pembelian tertentu.

Sumber: Kotler (2002:183)

(27)

Menurut Kotler (2002:183), faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku pembelian adalah faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis. Faktor budaya yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen adalah sub-budaya dan kelas sosial. Faktor pribadi yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen adalah umur dan tahapan dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. Faktor-faktor psikologis yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen yaitu motivasi, pembelajaran, persepsi dan sikap.

C. Pengertian dan Model Sikap

1. Pengertian Sikap

Sikap adalah sebuah susunan dari motivasi, emosi persepsi dan proses kogniif dengan mempertimbangkan beberapa aspek lingkungan. Sebuah sikap adalah cara kita berpikir, merasa dan bertindak terhadap aspek-aspek lingkungan seperti took, program televisi dan lain-lain. (Del Hawkins, 2001:394)

Sedangkan Zimbardo, dalam Mowen dan Minor (2002:319) mendefinisikan sikap sebagai inti dari rasa suka atau tidak suka bagi orang, kelompok, situasi, objek dan ide-ide.

2. Model Sikap

Secara garis besar, Sumarwan (2002:82) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa model sikap, antara lain:

(28)

b. Multi Attribute Attitude Model (Fishbein). Model multiatribut menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap suatu model sikap (produk atau merek) sangat ditentukan oleh sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dievaluasi. Model tersebut disebut multiatribut karena evaluasi konsumen terhadap objek berdasarkan kepada evaluasinya terhadap banyak atribut yang dimiliki oleh objek tersebut.

c. Ideal Point Model (Model Angka Ideal). Engel et al. dalam Sumarwan (2002:82), menjelaskan bahwa model angka ideal ini memberikan informasi mengenai sikap konsumen terhadap merek suatu produk dan sekaligus bias memberikan informasi mengenai merek yang ideal yang dirasakan konsumen.

Pada penelitian ini hanya akan digunakan tricomponent attitude model yang terdiri dari komponen kognitif, komponen afektif dan komponen konatif.

Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2002:147), sikap terdiri dari tiga komponen yaitu kognitif, afektif dan konatif.

a. Komponen kognitif dari sikap menggambarkan pengetahuan dan persepsi terhadap suatu objek sikap. Pengetahuan dan persepsi tersebut diperoleh melalui pengalaman langsung dari objek sikap tersebut dan informasi dari berbagai sumber lainnya. Pengetahuan dan persepsi tersebut biasanya berbentuk kepercayaan (beliefs), artinya konsumen mempercayai bahwa suatu objek sikap memiliki atribut dan perilaku yang spesifik dan akan mengarahkan pada hasil yang spesifik.

(29)

1) Kepercayaan atribut-objek

Kepercayaan atribut-objek menghubungkan sebuah atribut dengan objek, seperti seseorang, barang atau jasa.

2) Kepercayaan manfaat-atribut

Kepercayaan manfaat-atribut merupakan persepsi konsumen tentang seberapa jauh sebuah atribut tertentu menghasilkan atau memberikan manfaat tertentu.

3) Kerpercayaan manfaat-objek

Kepercayaan objek-manfaat merupakan persepsi konsumen tentang seberapa jauh produk, barang atau jasa tertentu yang akan memberikan manfaat tertentu.

b. Komponen afektif. Afektif menggambarkan perasaan dan emosi seseorang terhadap suatu produk atau merek. Perasaan dan emosi tersebut merupakan evaluasi menyeluruh terhadap objek sikap (produk atau merek). Afektif mengungkapkan penilaian konsumen terhadap suatu produk apakah baik atau buruk, disukai atau tidak disukai.

(30)

3. Manifestasi model sikap

Inisiator Komponen Manifestasi Komponen Sikap

Sumber: Del Hawkins et al (2001:395) Gambar 2.2 Manifestasi model sikap

D. Tinjauan Mengenai Brand (Merek)

1) Pengertian Brand (Merek)

Menurut Kotler (2002:357), merek adalah tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari suatu kelompok penjual dan membedakannya dari produk

(31)

pesaing. Sedangkan menurut pendapat Kartajaya (2005:182), merek tidak sekedar nama. Bukan juga sebuah logo atau symbol. Merek adalah paying yang mempresentasikan produk atau layanan. Merek merupakan cerminan value yang diberikan perusahaan kepada pelanggan. Berdasarkan pendapat

tersebut dapat dikemukakan bahwa merek disamping menjadi identitas produk yang membedakan dengan produk pesaing tetapi juga memberi manfaat baik bagi pembeli, penjual maupun masyarakat.

2) Brand Loyalty (Loyalitas Merek)

Oliver dalam Tjiptono (2005:387) mengemukakan bahwa loyalitas merek adalah komitmen yang dipegang teguh untuk membeli ulang atau berlangganan dengan produk atau jasa yang disukai secara konsisten di masa mendatang, sehingga menimbulkan pembelian merek yang sama secara berulang meskipun pengaruh situasional dan upaya pemasaran berpotensi menyebabkan perilaku beralih merek.

Menurut Assael (1992:28), istilah loyalitas lebih mengimplementasikan sebuah komitmen daripada sekedar pembelian berulang. Fakta menunjukkan bahwa dengan sikap dan perilaku akan menghasilkan suatu gambaran loyalitas merek yang diterima. Namun demikian terdapat beberapa karakteristik umum yang bias diidentifikasikan apakah seorang konsumen mendekati loyal atau tidak. Selanjutnya dikemukakan empat hal yang menunjukkan kecenderungan konsumen loyal yaitu sebagai berikut:

(32)

b. Konsumen yang loyal lebih memungkinkan merasakan resiko yang lebih tinggi dalam pembeliannya.

c. Konsumen yang loyal terhadap merek juga memungkinkan loyal terhadap tempat produksi barang atau jasa.

d. Kelompok yang minoritas cenderung untuk loyal terhadap merek.

3) Tingkat Loyalitas Merek

Menurut Durianto (2001:28) tingkatan loyalitas merek mulai dari yang terendah sampai yang tertinngi adalah sebagai berikut:

a. Switcher (berpindah-pindah)

Pembeli yang berada pada tingkatan loyalitas switcher ini dikatakan sebagai pembeli yang berada pada tingkat paling dasar. Semakin tinggi frekuensi pembeli yntuk memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke merek-merek lain mengindikasikan pembeli tersebut sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal atau tidak tertarik pada merek tersebut. Pada tingkatan ini merek apapun pembeli anggap memadai serta memegang peranan yang sangat kecil dalam keputusan pembelian. Ciri yang paling nampak dari jenis pembeli ini adalah pembeli tersebut membeli suatu produk karena harganya yang murah.

b. Habitual Buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan)

(33)

memerlukan usaha, biaya maupun berbagai pengorbanan lain. Dapat disimpulkan bahwa pembeli ini dalam membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan pembeli selama ini.

c. Satisfied buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan)

Pada tingkatan satisfied buyer ini, pembeli merek masuk dalam kategori puas jika pembeli mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin saja pembeli memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan menanggung switching cost (biaya peralihan) yang terkait dengan waktu, uang atau resiko kinerja yang melekat dengan tindakan pembeli beralih merek. Untuk dapat menarik minat pembeli yang masuk dalam tingkat loyalitas ini maka para pesaing perlu mengatasi biaya peralihan yang harus ditanggung oleh pembeli yang masuk dalam kategori ini dengan menawarkan berbagai manfaat yang cukup besar sebagai kompensasinya.

d. Liking the Brand (menyukai merek)

Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas liking the brand ini merupakan pembeli yang sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada tingkatan liking the brand dijumpai perasaan emosional yang terkait pada merek. Rasa suka pembeli ini bisa saja didasari oleh asosiasi yang terkait dengan symbol rangkaian pengalaman dalam penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun yang dialami kerabatnya ataupun disebabkan oleh perceived quality yang tinggi. Meskipun demikian seringkali rasa suka ini merupakan suatu perasaan yang sulit diidentifikasi dan ditelusuri dengan cermat untuk dikategorikan ke dalam sesuatu yang spesifik.

(34)

Pada tahapan ini pembeli merupakan pambeli yang setia. Pembeli memiliki sesuatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek terebut menjadi sangat penting bagi pembeli tersebut, dipandang dari segi fungsinya maupun ekspresi mengenai siapa sebenarnya pembeli tersebut. Pada tingkatan ini, salah satu aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada pihak lain.

E. Corporate Social Responsibility

Corporate Social Responsibilities (CSR) adalah kegiatan-kegiatan sosial yang

dilakukan perusahaan sebagai bentuk tabggung jawab perusahaan terhadap masyarakat luas atau lingkungan.

Pengertian corporate social responsibility (CSR) menurut Bank Dunia (Swa, Desember 2005) adalah :

“CSR is the commitment of business to contribute to sustainable economic

development working with employees and their representative, the local

community and society at large to improve quality of life, in ways that are

both good for business and good for development”

Corporate social responsibility adalah janji bisnis untuk menyumbang

(35)

Pengertian corporate social responsibility versi Uni Eropa (Swa, Desember 2005) adalah: “corporate social responsibility is a concept whereby companies integrate social and environmental concern in theirbusiness operations and in their interaction

with their stakeholders on a voluntary basis”

Corporate social responsibility adalah sebuah konsep dimana perusahaan

memberikan perhatian terhadap masyarakat dan lingkungan secara terintegrasi dalam operasi bisnisnya dan di dalam interaksi mereka dengan stakeholder yang sifatnya sukarela.

Send dan Blattacharya (2001:112) mengidentifikasi ada enam hal pokok yang termasuk dalam corporate social responsibility ini yaitu:

1. Community support, antara lain dukungan pada program-program pendidikan, kesehatan, kesenian dan sebagainya.

2. Diversity, merupakan kebijakan perusahaan untuk tidak membedakan konsumen dan calon pekerja dalam hal gender, fisik (cacat), atau kedalam ras-ras tertentu.

3. Employee support, berupa perlindungan tenaga kerja, insentif dan penghargaan serta jaminan keselamatan kerja.

4. Environment, menciptakan lingkungan yang sehat dan aman, mengelola limbah dengan baik, menciptakan produk-produk yang ramah lingkungan dan lain-lain.

(36)

6. Product. Perusahaan berkewajiban untuk membuat produk-produk yang aman bagi kesehatan, tidak menipu, melakukan riset dan pengembangan produk secara kontinyu dan menggunakan kemasan yang bias didaur ulang (recycled) Perusahaan bisa menerapkan salah satu bentuk corporate social responsibility yang tersebut di atas. Persaingan yang ketat membuat perusahaan berharap bahwa kegiatan corporate social responsibility ini akan membantu perusahaan untuk memberi nilai lebih bagi pelanggan dan meningkatkan loyalitas mereka pada produk-produk perusahaan. Agar kegiatan corporate social responsibility ini benar-benar efektif, perusahaan harus mengidentifikasi kebutuhan dan pemahaman masyarakat tentang kegiatan corporate social responsibility dan juga memperkirakan dengan cermat sumber daya yang dibutuhkan untuk program ini.

Menurut Haris dan Klepper dalam Moir (2001:92), alasan-alasan utama perusahaan dalam menjalankan aktivitas corporate social responsibility adalah:

1. Corporate citizenship, menjalankan peran perusahaan sebagai bagian dari masyarakat.

2. Melindungi dan meningkatkan kualitas lingkungan, dimana dengan lingkungan yang baik, perusahaan akan menjalankan bisnis dengan lebih baik. 3. Memberikan penghargaan kepada karyawan sehingga perusahaan akan

mendapatkan beberapa keuntungan seperti loyalitas karyawan.

4. Public relations, mewujudkan nilai-nilai hubungan dengan masyarakat.

5. Pluralisme, memberikan jaminan agar masyarakat luas tetap dapat memberikan pilihan atas usaha pemerintah dan sektor swasta.

(37)

BAB III

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A Sejarah Perusahaan

Toko pertama dari The Body Shop® dibuka pada tanggal 26 Maret 1976 di Brighton, di daerah Selatan pantai Inggris. Pada tahun 1978 sebuah kios kecil di

Brussels menjadi toko franchise pertama yang dibuka di luar negeri, dan di tahun

1982 2 toko baru dibuka setiap bulannya. Pada tahun 1985, di tahun pertamanya sebagai perusahaan publik, The Body Shop mensponsori poster untuk Greenpeace. Setahun kemudian, menciptakan sebuah Departemen yang menangani Projek Lingkungan Hidup, saat kampanye besar The Body Shop adalah "Save the Whale" bersama Greenpeace, pada tahun 1986.

Produk Community Trade The Body Shop® yang pertama, sebuah Footsie Roller, diproduksi tahun 1986 oleh seorang pemasok di selatan India. Perdagangan Footsie Rollers ini berkembang menjadi perdagangan dengan Teddy Exports di India, salah

satu pemasok utama Community Trade kami.

Di tahun 1990, setelah satu tahun peluncurannya di Amerika Serikat, terdapat 2,500 aplikasi untuk membuka franchise, dengan permintaan produk The Body Shop® yang terus menerus, melihat perkembangannya di 39 negara hanya dalam waktu 14 tahun setelah toko pertama dibuka. Pada tahun 1990 The Body Shop Foundation didirikan, sebuah badan amal yang mencari dana untuk kelompok perlindungan Hak – hak asasi manusia dan Lingkungan hidup.

(38)

Proposal The Big Issue untuk membantu para tuna wisma, yang dimulai sebagai Proyek dari The Body Shop Foundation, diluncurkan pada tahun 1991 dan di tahun 1998 kesuksesan dari The Body Shop Foundation terlihat saat peluncuran The Big Issue stateside, di Los Angeles. The New Academy of Business didirikan pada tahun

1995, atas inisiatif dari Anita Roddick. Gelar bidang manajemen yang inovatif ini, menunjukkan kehidupan sosial, permasalahan lingkungan hidup dan moral, berlangsung di The University of Bath, di Inggris. Pada tahun 1993 The Body Shop meluncurkan sebuah kampanye internasional besar untuk meningkatkan kesadaran akan keadaan menyedihkan dari masyarakat Ogoni dan pemimpin mereka Ken Saro-Wiwa. Mereka dianiaya karena melakukan protes terhadap perusahaan minyak Shell dan eksploitasi tanah air mereka oleh kediktatoran pemimpin Nigeria.

The Body Shop At Home™, bagian penjualan langsung, diluncurkan di Inggris pada tahun 1994, di Kanada pada tahun 1995, di Australia pada tahun 1997, dan di Amerika Serikat pada tahun 2001. Sampai saat ini sudah berjalan di 48 negara bagian di Amerika Serikat dan terus berkembang. The Body Shop® melanjutkan untuk meningkatkan praktek ramah lingkungannya. Di tahun 2001, The Body Shop® di wilayah Inggris dan kantor pusat pelayanan di Watersmead, mengubah ke sistem Ecotricity, yang memberikan mereka energi dari sumber yang bisa diperbaharui. Sebagai tambahannya, beberapa toko The Body Shop® saat ini berganti ke sistem listrik yang ramah lingkungan.

(39)

Di tahun 1997, The Body Shop® menjadi perusahaan kosmetik internasional pertama yang menandatangani the Humane Cosmetics Standard, yang didukung oleh kelompok perlindungan binatang internasional. Pada tahun 1995 dan 1997 The Body Shop Values Reports diperkenalkan sebagai pelopor oleh United Nations Environmental Programme and Sustainability, dan berada di urutan tertinggi pada

tinjauan laporan International Corporate Environmental.

Di tahun 1997, The Body Shop® merayakan ulang tahunnya yang ke 21 dengan meluncurkan desain toko terbaru, yang memenangkan penghargaan bergengsi Retail Week Store Design of the Year. Untuk merayakan ulang tahun ke 50 dari Universal

Declaration of Human Rights pada tahun 1998, The Body Shop® meluncurkan sebuah

kampanye internasional bekerja sama dengan Amnesty International untuk menyoroti kejadian buruk yang menimpa pembela hak – hak asasi manusia di seluruh dunia, mendorong para pelanggan untuk memberi dukungan melalui 'Make Your Mark' atas hak – hak asasi manusia. Kampanye ini berjalan dengan sukses dan berhasil mendapatkan dukungan dari 3 juta orang. Pada tahun 1999, The Body Shop® menciptakan 4 unit bisnis di Inggris, Eropa, Amerika dan Asia mengubah sistem operasi dan struktur manajemen ke wilayah masing - masing.

Tahun 2001 menjadi tahun pertama peluncuran The Body Shop® customer reward program di Amerika Serikat. Hal ini menjadi sangat populer, saat ini menjadi kunci

(40)

Shop® di Afrika Selatan. New Clicks memiliki komitmen yang kuat terhadap

tanggung jawab sosial perusahaan melalui New Clicks Foundation. Selama tahun 2002, The Body Shop® menjalankan sebuah kampanye global bersama Greenpeace International untuk mempromosikan energi yang bisa diperbaharui, yang puncaknya

terjadi pada presentasi dari lebih 6 juta tandatangan pelanggan di the World Summit for Sustainable Development di Johannesburg. Kami memajukan komitmen kami

terhadap ketahanan lingkungan hidup melalui investasi pada energi yang dapat diperbaharui, mendanai proyek efisiensi energi untuk membangun dunia, dan mendampingi daur ulang setelah pemakaian kedalam keemasan kami.

Selama tahun 2003 The Body Shop meluncurkan sebuah kampanye untuk meningkatkan kesadaran dan mencari dana untuk mereka yang terkena dampak kekerasan dalam rumah tangga. Kampanye Stop Violence In The Home dibangun selama hampir satu dekade mengkampanyekan permasalahan ini di berbagai pasar, termasuk Kanada, Amerika Serikat dan Malaysia Barat. Kampanye ini bertujuan untuk menyoroti permasalahan tersebut, mencari dana untuk mendukung kelompok yang menolong korban – korban kekerasan, dan memastikan bahwa para pelanggan dan para karyawan disediakan informasi yang cukup tentang sumber nasihat dan bantuan.

Anita Roddick ditentukan menjadi seorang Dame dari Kerajaan Inggris sebagai bagian dari pemberian tanda jasa memperingati hari ulang tahun Ratu Inggris pada hari Sabtu tanggal 14 Juni 2003. Selama tahun 2003 The Body Shop® membuka tokonya di Estonia dan Turki. Pada tahun 2004 The Body Shop® adalah perusahaan retail pertama yang bergabung dengan the Board of the Roundtable for Sustainable Palm Oil, bekerjasama dengan NGOs dan perkebunan untuk melindungi hutan tropis

(41)

tahun 2005 The Body Shop® bergabung dengan The Campaign for Safe Cosmetics dan diberi pujian oleh Greenpeace dan Breastcancer Fund karena tanggungjawab kami terhadap kebijakan kimiawinya. Di tahun 2005 The Body Shop® mendapatkan penghargaan atas keberhasilannya mencapai standar yang lebih tinggi pada bidang kesejahteraan binatang di kategori kosmetik pada penghargaan tahunan The Royal Society of Prevention of Cruelty to Animals di Inggris. Sebuah juri panel independen

memilih The Body Shop® sebagai pemenangnya karena kebijakan kami tentang perlawanan terhadap uji coba binatang.

The Body Shop® membuka cabangnya di Yordania dan Russia pada tahun 2005, jumlah toko di seluruh dunia menjadi 2,045. Pada tanggal 27 Maret 2006 The Body Shop® berulang tahun ke 30. Pada tahun 2006 The Body Shop® memenangkan

penghargaan PETA's Proggy (progress) karena komitmen yang loyal terhadap pencegahan uji coba terhadap binatang. Pada tahun 2006, sebagai bagian dari kelanjutan Stop Violence in the Home, The Body Shop® menciptakan kerjasama dengan United Nations Secretary – General’s Study on Violence Against Children, untuk melakukan penelitian tentang pengaruh kekerasan dalam rumah tangga pada anak – anak.

The Body Shop menjadi bagian dari L'Oréal Group dan dihapus dari Bursa Efek

(42)
(43)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Pengujian instrumen dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 15.0 for windows. Penulis mengajukan kuesioner yang berisi 15 pernyataan

yang menyangkut variabel independen yaitu variabel sikap konsumen tentang penerapan program corporate social reponsibility (CSR) dan variabel dependen yaitu Brand Loyalty kepada 30 responden untuk keperluan uji validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Dalam uji validitas menggunakan kriteria sebagai berikut:

a. Jika rhitung > rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid b. Jika rhitung < rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid

(44)

3

Sumber : Hasil Olahan SPSS 15.0 For Windows (Mei, 2009)

Corrected item total correlation menunjukkan korelasi antara skor item

(45)

item total correlation yang merupakan nilai rhitu ng dibandingkan dengan rtabel.

Adapun pada α = 0,05 dengan derajat bebas df = 30, sehinggan r (0,05:30), diperoleh

rtabel adalah 0,361.

Tabel 4.1 juga menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan valid, yang dapat dilihat dari rhitung pada corrected item total correlation yang pada keseluruhan butir lebih besar dari rta bel (0,361), sehingga diperoleh 15 pertanyaan valid yang digunakan untuk melakukan penelitian seperti pada Tabel 4.1.

Tabel 4.2

(46)

VAR000

08 .489 0.361 Valid

VAR000

09 .583 0.361 Valid

VAR000

10 .447 0.361 Valid

VAR000

11 .519 0.361 Valid

VAR000

12 .534 0.361 Valid

VAR000

13 .619 0.361 Valid

VAR000

14 .623 0.361 Valid

VAR000

15 .677 0.361 Valid

Sumber : Hasil Olahan SPSS 15.0 For Windows (Mei, 2009)

Uji Reliabilitas

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,6 atau nilai Cronbach Alpha > 0,8. Berdasarkan hasil pengolahan

data untuk uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Reliability Statistics

Cronbach's

(47)

.870 15

Sumber : Hasil Olahan SPSS 15.0 For Windows (Mei, 2009)

Hasil pengolahan data pada Tabel 4.3 dapat dilihat nilai cronbach alpha 0,870 lebih besar dari 0,8 berarti data telah reliabel.

B. ANALISIS DESKRIPTIF

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai PT. Indosat cabang Medan, maka diperoleh sampel sebanyak 93 responden.

1. Analisis Deskriptif Responden

a) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik Jumlah Responden %

Jenis Kelamin

Laki-Laki 14 15.05

Perempuan 79 84.95

Total 93 100

(48)

b) Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik Jumlah Responden %

Usia

23-25 29 31.18

26-28 32 34.40

29-31 16 17.22

32-34 9 9.67

35-37 4 4.31

>37 3 3.22

Total 93 100

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa yang menjadi responden dalam penelitian ini yang berusia 23-25 tahun berjumlah 29 responden, yang berusia 26-28 tahun berjumlah 32 responden, yang berusia 29-31 berjumlah 16, yang berusia 32-34 tahun berjumlah 9 responden, responden yang berusia 35-37 berjumlah 4 responden, dan responden yang berusia >37 berjumlah 3 responden. Dapat disimpulkan bahwa responden kebanyakan berusia diantara 23-28 tahun.

2. Analisis Deskriptif Variabel

(49)

a) Distribusi Jawaban Responden Terhadap Sikap Konsumen

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Sikap Konsumen

No

Item

STS TS N S SS TOTAL

F % F % F % F % F % F %

1 1 1.1 1 1.1 6 6.5 48 51.6 37 39.8 93 100 2 0 0 0 0 8 8.6 61 65.6 24 25.8 93 100 3 0 0 1 1.1 12 12.9 58 62.4 22 23.7 93 100 4 1 1.1 2 2.2 15 16.1 54 58.1 21 22.6 93 100 5 0 0 0 0 7 7.5 55 59.1 31 33.3 93 100 6 0 0 1 1.1 9 9.7 55 59.1 28 30.1 93 100 7 0 0 0 0 9 9.7 68 73.1 16 17.2 93 100 8 0 0 2 2.2 13 14.0 56 60.2 22 33.7 93 100 9 0 0 1 1.1 13 14.0 62 66.7 17 18.3 93 100 10 1 1.1 1 1.1 18 19.4 53 57.0 20 21.5 93 100

1) Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa distribusi responden yang menyatakan saya program corporate social responsibility yang diterapkan Body Shop ini murni bertujuan baik.. 1 responden yang menyatakan sangat

(50)

netral. 48 responden menyatakan setuju. 37 responden menyatakan sangat setuju.

2) Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa distribusi responden yang menyatakan program corporate social responsibility yang diakukan oleh Body Shop akan bermanfaat di masa depan. Tidak ada responden yang menyatakan

sangat tidak setuju. Tidak ada responden menyatakan tidak setuju. 8 responden menyatakan netral. 61 responden menyatakan setuju. 24 responden menyatakan sangat setuju.

3) Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa distribusi responden yang menyatakan program corporate social responsibility ini sesuai dengan citra Body Shop sebagai produk yang fight testing against animal.. Tidak ada

responden yang menyatakan sangat tidak setuju. 1 responden menyatakan tidak setuju. 12 responden menyatakan netral. 58 responden menyatakan setuju. 22 responden menyatakan sangat setuju.

4) Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa distribusi responden yang menyatakan senang dengan adanya program corporate social responsibility dari Body Shop.. 1 responden yang menyatakan sangat tidak setuju. 2 responden menyatakan tidak setuju. 15 responden menyatakan netral. 54 responden menyatakan setuju. 21 responden menyatakan sangat setuju.

(51)

6) Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa distribusi responden yang menyatakan akan mendukung program corporate social responsibility yang diterapkan oleh Body Shop. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. 1 responden menyatakan tidak setuju. 9 responden menyatakan netral. 55 responden menyatakan setuju. 28 responden menyatakan sangat setuju.

7) Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa distribusi responden yang menyatakan program corporate social responsibility sangat sesuai dengan produk Body Shop yang ramah lingkungan. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Tidak ada responden menyatakan tidak setuju. 9 responden menyatakan netral. 68 responden menyatakan setuju. 16 responden menyatakan sangat setuju.

8) Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa distribusi responden yang menyatakan yakin dengan menggunakan produk dari Body Shop ikut mendukung dalam program corporate social responsibility. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. 2 responden menyatakan tidak setuju. 13 responden menyatakan netral. 56 responden menyatakan setuju. 22 responden menyatakan sangat setuju.

(52)

10)Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa distribusi responden yang menyatakan ingin berperan serta dalam kegiatan corporate social responsibility yang dilakukan oleh Body Shop. 1 responden yang menyatakan

sangat tidak setuju. 1 responden menyatakan tidak setuju. 18 responden menyatakan netral. 53 responden menyatakan setuju. 20 responden menyatakan sangat setuju.

a) Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Brand Loyalty

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Brand Loyalty

No Item

STS TS N S SS Total

F % F % F % F % F % F %

1 1 1.1 3 3.2 15 16.1 62 66.7 12 12.9 93 100 2 2 2.2 0 0 18 19.4 53 57.0 20 21.5 93 100 3 1 1.1 3 3.2 19 20.4 47 50.5 23 24.7 93 100 4 2 2.2 0 0 21 22.6 51 54.8 19 20.4 93 100 5 1 1.1 5 5.4 12 12.9 48 51.6 27 29.0 93 100

(53)

2) Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa distribusi responden yang menyatakan tetap membeli produk Body Shop yang menerapkan CSR walaupun terdapat produk lain yang menyerupai. 2 responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Tidak ada responden menyatakan tidak setuju. 18 responden menyatakan netral. 53 responden menyatakan setuju. 20 responden menyatakan sangat setuju.

3) Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa distribusi responden yang menyatakan menyukai produk Body Shop karena citra dan kualitasnya baik oleh karena penerapan program CSR. 1 responden yang menyatakan sangat tidak setuju. 3 responden menyatakan tidak setuju. 19 responden menyatakan netral. 47 responden menyatakan setuju. 23 responden menyatakan sangat setuju.

4) Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa distribusi responden yang menyatakan telah terbiasa membeli produk Body Shop.. 2 responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Tidak ada responden menyatakan tidak setuju. 21 responden menyatakan netral. 51 responden menyatakan setuju. 19 responden menyatakan sangat setuju.

5) Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa distribusi responden yang menyatakan merekomendasikan orang lain untuk menggunakan produk Body Shop..1 responden yang menyatakan sangat tidak setuju. 5 responden

menyatakan tidak setuju. 12 responden menyatakan netral. 48 responden menyatakan setuju. 27 responden menyatakan sangat setuju.

C. Analisis Regresi Linear Sederhana

(54)

Uji t digunakan untuk menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan:

Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5 %

Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5 %

Tabel 4.8

Uji Regresi Secara Parsial (Uji t)

Coefficients(a)

a Dependent Variable: BRAND LOYALTY

Sumber : Hasil Olahan SPSS 15.0 For Windows (Mei, 2009)

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Berdasarkan hasil uji t maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = -5,100 + 0,604X 1 + e

b. Variabel sikap konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand loyalty, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,000) < 0,05 dan nilai

(55)

pernyataan mengenai sikap konsumen tentang penerapan program CSR yang memiliki persentase lebih besar seperti keyakinan dengan menggunakan produk dari Body Shop ikut mendukung dalam program corporate social responsibility, menyukai program corporate social

responsibility dari Body Shop karena memberikan kontribusi yang positif

bagi masyarakat, program corporate social responsibility yang diterapkan Body Shop ini murni bertujuan baik, memperpercayai program corporate social responsibility yang diakukan oleh Body Shop akan bermanfaat di masa depan, program corporate social responsibility sangat sesuai dengan produk Body Shop yang ramah lingkungan

b) Pengujian Goodness of Fit ( R2)

(56)

Tabel 4.9

Pengujian Goodness of Fit

Model Summary(b)

Mode

l R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .651(a) .423 .417 1.96820

a Predictors: (Constant), SIKAP KONSUMEN b Dependent Variable: BRAND LOYALTY

Sumber : Hasil Olahan SPSS 15.0 For Windows (Mei, 2009)

Keterangan Tabel 4.9:

a. R = 0,651 berarti hubungan antara faktor pribadi dan faktor psikologis terhadap keputusan pembelian teh botol sosro 65,1 %. Artinya hubungan antar variabel cukup erat.

b. R Square sebesar 0,423 berarti 42,3 % brand loyalty dapat dijelaskan oleh sikap konsumen terhadap penerapan program corporate social responsibility. Sedangkan sisanya 57,7 % dapat dijelaskan oleh

faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini

(57)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, yang dilakukan penulis maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Bahwa secara simultan pengaruh variabel sikap konsumen tentang penerapan program Corporate Social Responsibility berpengaruh positif dan signifkan terhadap Brand Loyalty The Body Shop Pada Pegawai PT. Indosat Cabang Medan.

2. Bahwa secara parsial pengaruh variabel sikap konsumen tentang penerapan program Corporate Social Responsibility berpengaruh positif dan signifkan terhadap Brand Loyalty The Body Shop Pada Pegawai PT. Indosat Cabang Medan.

3. Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi (R2), maka diperoleh nilai R Square sebesar 0,423 berarti 42,3 % brand loyalty dapat dijelaskan oleh

sikap konsumen terhadap penerapan program corporate social responsibility. Sedangkan sisanya 57,7 % dapat dijelaskan oleh faktok-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

B. Saran

(58)

1. Variabel sikap konsumen tentang penerapan Corporate Social Responsibility terhadap Brand loyalty memiliki pengaruh yang positif

signifikan sehingga faktor ini perlu diperhatikan oleh The Body Shop untuk meningkatkan penjualan produknya. Pasar dari produk ini kebanyakan berusia 23 sampai 28 tahun sehingga The Body Shop lebih fokus pada usia tersebut agar tercapai target penjualan yang lebih baik dimasa yang akan datang karena telah tercipta Brand Loyalty terhadap produk The Body Shop. Faktor yang diperhatikan oleh konsumen antara lain keyakinan terhadap program Corporate Social Responsibility yang memiliki tujuan baik, konsumen menyukai program Corporate Social Responsibility karena berkontribusi bagi masyarakat, serta keyakinan terhadap produk Body Shop yang ramah lingkungan yang sesuai dengan program Corporate Social Responsibility.

2. Perusahaan perlu meningkatkan program Corporate Social Responsibility yang memberikan kontribusi bagi masyarakat umum yang belum mengetahui tentang produk-produk Body Shop yang ramah lingkungan. Hal ini berguna sekali agar masyarakat bisa berperan serta dalam penerapan program Corporate Social Responsibility sehingga akan menimbulkan kesenangan untuk menggunakan produk The Body Shop.

(59)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarsari, Irma, 2006. “Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Brand Loyalty Printer Inkjet Cannon, Hewlett-Packard dan Epson (Survey Pada Pengguna Printer Yang Berkunjung Ke BEC)”. Skripsi, Arsip Metadata Perpusatakaan UPI Assael, H., 1992, Consumer Behavior & Marketing Action, Fourth Edition, New

york: Kent Publishing Company.

Del Hawkins, Roger JB. & Kenneth, Coney A., 2001, Consumer Behavior, New York: Mc Graw-Hill.

Durianto, Darmadi., Sugiarto & Tony Sitinjak., 2001, Strategi Menaklukkan Pasar

Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek, Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Fandy Tjiptono, 2005, Pemasaran Jasa, Malang: Bayumedia Publishing.

Hermawan Kartajaya, 2005, Markplus on Strategy, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Huaturuk, Albert, 2008. Pengaruh Sikap Konsumen Pada Penerapan Program Corporate Social Responsibility terhadap Brand Loyalty Sabun Mandi Lifebuoy. Skripsi, FE USU (tidak dipublikasikan)

Kotler, Philip & Gary Amstrong, 2001, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid 1, Terjemahan, Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip, 2002, Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium 2, Jakarta: Prenhalindo.

Moir, Lance, 2001, What Do We Mean By Corporate Social Responsibility, the Measurement of Corporate Social Behavior, Journal of Corporate

(60)

Mowen, John C. & Michael Minor, 2002, Perilaku Konsumen, Terjemahan, Jakarta: Erlangga.

Murray, Keith B. & Christine M. Vogel, 1997, Using a Hierarchy of Effects Approach to Gauge the Effectiveness of CSR to Generate Goodwill Towards the Firm, Financial versus Nonfinancial Impacts, Journal of Marketing Research, 2001.

Olsen, Karen L. Baker & Ronald Paul Hill, 2006, Centre of Responsible Business Working Paper Series, The Impact of Perceived Corporate Social

Responsibility on Consumer Behavior, 2006.

Sen, Shanker & Bhattachrya, CB., 2001, Consumer Reaction to Corporate Social Responsibility, Journal of Marketing Research, Vol 2, No. VII.

Situmorang, Syafrizal Helmi, 2008, Analisis Data Penelitian, Medan: USU Press.

Sugiono, 2006, Metode Penelitian Bisnis, cet. Kedelapan, Bandung: Alfabeta.

Suliyanto, 2005, Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran, Bogor: Ghalia Indonesia.

Sumarwan, Ujang, 2002, Perilaku Konsumen, Bogor: Ghalia Indonesia.

Teguh S. Pambudi, 2006, Perjalanan si Konsep Seksi, Majalah Swa Sembada, Desember 2005-Januari 2006.

Wahyuni, Dewi Urip. “Pengaruh Motivasi, Persepsi, dan Sikap Konsumen terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek ”Honda” di kawasan Surabaya

Barat”.

diakses oleh Taufik Rachmadi Tanggal 10 Juni 2009, Pukul 20.00

(61)

diakses oleh Taufik Rachmadi Tanggal 15 Maret 2009, pukul 16.39 WIB.

(62)

Lampiran I

KUESIONER PENELITIAN

I. Umum

Responden yang terhormat,

Pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini bertujuan untuk melengkapi data penelitian dalam rangka penyusunan skripsi saya.

Oleh karena itu kepada responden, saya sebagai penulis mengharapkan:

1. Saudara/i menjawab setiap pertanyaan dengan sejujur-jujurnya, dan perlu diketahui bahwa jawaban dari kuesioner ini tidak berhubungan dengan benar atau salah.

2. Pilihlah jawaban dengan memberi tanda check (√) pada salah satu jawaban yang paling sesuai menurut saudara/i.

II. Identitas Responden

Nama :

Umur :

Jenis kelamin : Pria Wanita

III. Pertanyaan Mengenai Variabel

A. Variabel Sikap Konsumen Pada Penerapan Program CSR

No Pertanyaan Sangat

setuju

1. Menurut saya program corporate social responsibility yang

(63)

B. Variabel Brand Loyalty

No. Pertanyaan Sangat

setuju 2. Saya percaya program corporate

social responsibility yang diakukan oleh Body Shop akan bermanfaat di masa depan

3. Menurut saya program corporate social responsibility ini sesuai dengan citra Body Shop sebagai produk yang fight testing against animal.

4. Saya merasa senang dengan adanya program corporate social responsibility dari Body Shop.

5. Saya menyukai program corporate social responsibility dari Body Shop karena

memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat.

6. Saya akan mendukung program corporate social responsibility yang diterapkan oleh Body Shop. 7. Menurut saya program corporate social responsibility sangat sesuai dengan produk Body Shop yang ramah lingkungan

8. Saya yakin dengan menggunakan produk dari Body Shop ikut mendukung dalam program corporate social responsibility

9. Saya senang dengan bahan dasar natural yang digunakan karena berasal dari pemasok yang di dukung Body Shop

10. Saya ingin berperan serta dalam kegiatan corporate social

(64)

1. Saya tetap membeli produk Body Shop yang menerapkan CSR

walaupun terdapat produk lain yang lebih murah.

2. Saya tetap membeli produk Body Shop yang menerapkan CSR

walaupun terdapat produk lain yang menyerupai.

3. Saya menyukai produk Body Shop karena citra dan kualitasnya baik oleh karena penerapan program CSR.

4. Saya telah terbiasa membeli produk Body Shop.

Gambar

Tabel 1.1  Operasional Variabel
Tabel 1.2 Instrumen Skala Likert
Gambar 2.1 Model Perilaku Pembelian
Gambar 2.2 Manifestasi model sikap
+7

Referensi

Dokumen terkait

Yield curve model Nelson-Siegel dan McCulloch menggunakan data hasil saringan untuk tanggal pelaporan 6 April

• Metode ini lebih tepat digunakan untuk menentukan prioritas masalah kesehatan dengan memperhatikan teknik responsif dimana tujuan yang dicapai dari..

1) Distribusi adalah kegiatan atau usaha menyampaikan dokumen kepada unit upaya atau pelaksana yang memerlukan dokumen tersebut agar dapat digunakan sebagai panduan

Kemudian siswa menyerahkan buku dan kartu anggota tersebut di berikan kepada petugas perpustakaan, setelah itu Petugas memeriksa jumlah peminjaman buku siswa di kartu

Kesimpulan dari penelitian diketahui bahwa (1) Manajemen Sumber Daya Tenaga Pendidik di MTs Muhammadiyah Sukarame Bandar Lampung Pendidik dilakukan melalui tahapan

Meyerhoff (2006) states that code mixing “generally refers to the alternation between varieties, or codes within a clause or phrase.” Code mixing occurs when speaker use

Kehadiran mineral zirkon dasar laut di lokasi penelitian dengan memperhatikan LQWHQVLWDV SHQDPSDNDQ SHQ\HEDUDQ EHQWXN NULVWDO GDQ DVRVLDVL NHKDGLUDQ PLQHUDO ODLQ PHQXQMXNNDQ

Untuk kegiatan yang mengutamakan dampak sosial, hukum dan budaya (non ekonomi), dapat mengungkapkan permasalahan dalam dua aspek utama yang saling terkait atau bersinergi