• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI EFEK ANTIFUNGI FRAKSI n-HEKSANA, ETIL ASETAT, DAN ETANOL BIJI JINTAN HITAM (Nigella sativa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans SECARA IN VITRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI EFEK ANTIFUNGI FRAKSI n-HEKSANA, ETIL ASETAT, DAN ETANOL BIJI JINTAN HITAM (Nigella sativa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans SECARA IN VITRO"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

MUHAMAD ZULKIPLI HARDI

UJI EFEK ANTIFUNGI FRAKSI n-HEKSANA, ETIL

ASETAT, DAN ETANOL BIJI JINTAN HITAM

(Nigella sativa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN

Candida albicans SECARA IN VITRO

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

i

SKRIPSI

MUHAMAD ZULKIPLI HARDI

UJI EFEK ANTIFUNGI FRAKSI n-HEKSANA, ETIL

ASETAT, DAN ETANOL BIJI JINTAN HITAM

(Nigella sativa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN

Candida albicans SECARA IN VITRO

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(3)

ii

Lembar Pengesahan

UJI EFEK ANTIFUNGI FRAKSI

n

-HEKSANA, ETIL ASETAT,

DAN ETANOL BIJI JINTAN HITAM (

Nigella sativa

L.)

TERHADAP PERTUMBUHAN

Candida albicans

SECARA

IN VITRO

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2012

Oleh:

MUHAMAD ZULKIPLI HARDI

NIM : 08040024

Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

(4)

iii

Lembar Pengujian

UJI EFEK ANTIFUNGI FRAKSI

n

-HEKSANA, ETIL ASETAT,

DAN ETANOL BIJI JINTAN HITAM (

Nigella sativa

L.)

TERHADAP PERTUMBUHAN

Candida albicans

SECARA

IN VITRO

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji

pada tanggal 10 Juli 2012

Oleh:

MUHAMAD ZULKIPLI HARDI

08040024

Tim Penguji :

Penguji I Penguji II

Drs. Herra Studiawan, MS, Apt. Ahmad Shobrun Jamil, S. Si, MP.

Penguji III Penguji IV

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Uji Efek Antifungi Fraksi n-Heksana, Etil asetat, dan Etanol Biji Jintan Hitam (Nigella sativa L.) terhadap Pertumbuhan Candida albicans Secara In VitroUntuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan

Program Sarjana Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Malang.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada manusia pilihan, dan

panutan yang baik dalam segala hal dalam menjalani kehidupan yaitu Nabi kita

Muhammad SAW, yang telah membimbing kita menuju sebuah cahaya kebenaran yakni agama Islam serta yang kita harapkan syafa’atnya di hari akhir nanti. Amin.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari berbagai

hambatan dan kesulitan. Namun berkat bimbingan dan bantuan berbagai pihak,

penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu, penulis menyampaikan rasa terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Tri Lestari H.,M. Kep., Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan,

Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dra. Uswatun Chasanah, Apt., M.Kes. selaku Ketua Program Studi Farmasi

Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Drs. Herra Studiawan, MS, Apt., selaku dosen pembimbing I, yang dengan

segala kesabaran, nasehat, kebijaksanaan dan ketelatenan beliau, telah

membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

Tugas akhir ini.

4. Ahmad Shobrun Jamil, S.Si., M.P. selaku dosen pembimbing II atas

(6)

v

5. Siti Rofida, S.Si., Apt. selaku dosen penguji atas semua saran dan kritik

yang diberikan agar skripsi ini menjadi lebih baik.

6. Engrid Juni A., S.Farm., Apt. selaku dosen penguji atas semua saran dan

kritik yang diberikan agar skripsi ini menjadi lebih baik.

7. Dra. Lilik Yusetyani, Apt., SpFRS selaku kepala laboratorium program

studi farmasi.

8. dr. Hawin Nurdiana, M.Kes. selaku kepala laboratium Biomedik PPD UMM

yang telah memberikan izin untuk menggunakan laboratorium.

9. Yang tercinta Ibu (Hj. Halimah) dan Bapak (H. Rahiman) yang tidak terkira

jasanya dalam mendidik peneliti dari kecil hingga dewasa dengan penuh

kasih sayang, serta doa yang selalu dipanjatkan untuk kesuksesan

anak-anaknya sehingga peneliti dapat menyelesaikan studinya dengan baik.

10. Kakak tercinta Susilawati Anggraini dan adikku Sukron Yasin yang telah

memberi dorongan pada peneliti agar lebih semangat dari awal hingga akhir

dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini.

11. Fela Mufidah, atas semangat, dukungan dan arahan serta kasih sayang dan

perhatiannya selama ini kepada peneliti agar peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini.

12. Bayu Prasaja, sahabatku serta teman seperjuanganku dalam penelitian dari

awal sampai akhir, Anna Tresia teman curhatku, atas nasehat dan saran yang

telah diberikan.

13. Teman sebimbingan lainnya Wawan Andriansyah, Eva Anggreani, Dahniar

Tawainella, Astri Ariani, dan Prisca Yuniar Mayasari, atas kerja sama dan

pengertian selama penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

14. Laboran-laboran Laboratorium program studi farmasi dan Laboratorium

Biomedik, Mbak Susi, Mas Ferdy, Mas Sigit, Mas Fendy, Mbak Fat, Pak

Joko atas segala bentuk bantuan dan kerja samanya selama penelitian.

15. Teman-teman farmasi angkatan ’08 atas motivasi dan semangatnya yang

tidak bisa penulis tulis satu per satu.

16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

(7)

vi

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan pada

penyusunan tugas akhir ini. sehingga penulis sangat mengharapkan masukan dari

berbagai pihak. Semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis

dan pembaca, menjadi sumbangan yang berguna bagi perkembangan ilmu

pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amiin... Wassalamu’alaikum,Wr. Wb

Malang, 10 Juli 2012

Penulis,

(8)

vii

RINGKASAN

Kandidosis adalah penyakit jamur, yang bersifat akut atau subakut disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh spesies Candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, brongki, atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis. Lebih dari 150 spesies Candida telah diidentifikasi. Sebanyak paling sedikit 70 % infeksi Candida pada manusia disebabkan oleh Candida albicans, sisanya disebabkan oleh C. tropicalis, C. parapsilosis, C. guillermondii, C. kruzei, dan beberapa spesies Candida yang lebih jarang. Akhir-akhir ini, tren dalam menggunakan tanaman obat tradisional (herbal) sebagai pilihan pengobatan dan diet makanan sehari-hari kembali mengemuka karena obat tradisional terbukti relatif aman asalkan cara penggunaannya benar dengan dosis yang tepat dan dengan indikasi yang tepat pula dan jarang sekali menimbulkan efek samping. Salah satu tanaman berkhasiat obat yang saat ini menjadi fenomena dalam pengobatan alternatif adalah habbatussauda atau jintan hitam.

Nigella sativa adalah salah satu ramuan tradisional yang sering dimanfaatkan dan dikenal juga dengan sifat penyembuhan. Tanaman ini telah dikenal sejak ribuan tahun lalu dan telah digunakan secara luas oleh masyarakat india dan timur tengah untuk mengobati berbagai macam penyakit sakit kepala, batuk, sakit perut, diare, asma, rematik, dan penyakit lainnya. Salah satu kandungan jintan hitam adalah minyak volatil. Komponen utama minyak volatil, adalah timokuinon, timohidrokuinon, ditimokuinon, dan timol terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan fungi. Kandungan kimia dari ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) tersebut diantaranya yang paling utama adalah thymoquinone, thymohydroquinone, dithymoquinone, thymol, carvacrol, nigellicine, nigellidine, nigellimine-N-oxide dan alpha-hedrin.

Berdasarkan hal di atas, maka pada penelitian ini dilakukan uji efek antifungi fraksi n-heksana, etil asetat dan etanol biji jintan hitam (Nigella sativa L.) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans secara in vitro. Pemilihan tiga jenis pelarut yang berbeda diharapkan akan memberikan aktivitas yang berbeda, dikarenakan zat yang terlarut di masing-masing pelarut pun berbeda-beda. Untuk mengetahui efek antifungi dari biji jintan hitam dilakukan penentuan konsentrasi hambat minimum (KHM) menggunakan metode difusi cakram pada masing-masing fraksi, serta dilakukan skrining fitokimia. Metode ini mengukur area (zona) jernih di sekitar cakram kertas yang menunjukkan tidak adanya pertumbuhan mikroba. Prinsip metode ini adalah bahan tanaman (ekstrak) dijenuhkan ke dalam kertas saring (cakram kertas). Cakram kertas yang mengandung bahan tanaman (ekstrak) tertentu ditanam pada media perbenihan agar padat yang telah dicampur dengan mikroba yang diuji, kemudian diinkubasikan 37°C selama 18-24 jam.

(9)

viii

menghambat pertumbuhan Candida albicans. Hal ini ditunjukkan dengan tidak terbentuknya zona hambat (zona jernih) di sekitar cakram kertas yang ditetesi oleh tiap konsentrasi masing-masing fraksi. Jadi fraksi fraksi n-heksana, etil asetat dan etanol biji jintan hitam tidak memberikan kadar hambat minimum (KHM) terhadap pertumbuhan Candida albicans. Walaupun fraksi-fraksi tersebut tidak memberikan kadar hambat minimum (KHM), tetapi fraksi-fraksi tersebut memiliki aktivitas antifungi terhadap pertumbuhan Candida albicans. Hal ini didapatkan dari data penghitungan jumlah sel jamur Candida albicans secara langsung menggunakan metode Total Cell Count dengan haemocytometer. Hasil yang diperoleh dengan metode ini adalah fraksi n-heksana, etil asetat, dan etanol biji jintan hitam memiliki aktivitas antifungi terhadap jamur Candida albicans. Kesimpulan dari penelitian ini adalah fraksi n-heksana, etil asetat, dan etanol biji jintan hitam memiliki aktivitas antifungi terhadap jamur Candida albicans, tetapi aktivitas yang diperoleh tidak potensial karena kadar hambat minimum dari fraksi-fraksi tersebut sangat kecil, hal ini terlihat dengan pemberian dosis tinggi 15,625-500 mg/ml dari fraksi-fraksi tersebut tetap tidak memberikan kadar hambat minimal terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans.

(10)

ix

ABSTRAK

UJI EFEK ANTIFUNGI FRAKSI n-HEKSANA, ETIL ASETAT, DAN

ETANOL BIJI JINTAN HITAM (Nigella sativa L.) TERHADAP

PERTUMBUHAN Candida albicans SECARA IN VITRO

Biji jintan hitam (Nigella sativa) mengandung thymoquinone dan thymohidroquinone yang diketahui mempunyai efek antifungi terhadap pertumbuhan dermatofita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antifungi fraksi n-heksana, etil asetat, dan etanol biji jintan hitam (Nigella sativa) terhadap pertumbuhan Candida albicans secara in vitro. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Metode yang digunakan adalah Metode difusi cakram. Kemudian dilanjutkan dengan penghitungan jumlah sel jamur dengan metode total cell count. Sampel penelitian yang digunakan adalah biakan Candida albicans murni. Perlakuan terhadap Candida albicans diuji dengan 3 fraksi; fraksi n-heksana, etil asetat, dan etanol biji jintan hitam. Tiap fraksi biji jintan hitam dibuat 6 konsentrasi yaitu, 15,625 mg/ml; 31,25 mg/ml; 62,5; 125 mg/ml; 250 mg/ml, dan 500 mg/ml. Untuk uji efek antifungi dengan metode difusi cakram tidak memberikan kadar hambat minimal (KHM). Sehingga penelitian ini dilanjutkan dengan penghitungan langsung jumlah sel jamur Candida albicans dengan metode total cell count. Dari data penghitungan tersebut didapatkan data bahwa fraksi n-heksana, etil asetat, dan etanol biji jintan hitam memiliki aktivitas antifungi, tetapi aktivitas yang diberikan terhadap jamur Candida albicans tidak potensial karena kadar hambat minimum dari fraksi-fraksi tersebut sangat kecil, hal ini terlihat dengan pemberian dosis tinggi 15,625-500 mg/ml dari fraksi-fraksi tersebut tetap tidak memberikan kadar hambat miminal terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan uji One Way ANOVA dilanjutkan dengan metode DUNCAN menggunakan Statistical Product and Services Sollution (SPSS) 18.0.

(11)

x

ABSTRACT

ANTIFUNGAL TEST OF BLACK CUMIN SEEDS (Nigella sativa L.)

EXTRACT WITH n-HEXANE, ETHYL ACETATE, AND ETHANOL ON

GROWTH OF Candida albicans IN VITRO

Black cumin seeds (Nigella sativa) contains thymoquinone and thymohidroquinone which has fuction as an antifungal. This aims of study is to determine the effect of Black cumin seeds (Nigella sativa) extract (with n -heksane, ethyl acetat, and ethanol fraction) on growth of Candida albicans in vitro. The study is experimental riset. The method used is disc diffusion method. Then proceed with the calculation of the amount of yeast cells by the method of total cell count.The object of the study is Candida albicans.. Treatment with Candida albicans were tested with three fractions: n-hexane fraction, ethyl acetate, and ethanol black cumin seeds. Each of fraction black cumin seeds divided 6 concentrations are, 15.625 mg/ml; 31.25 mg/ml; 62.5; 125 mg/ml, 250 mg/ml, and 500 mg/ml. Antifungal effect of Nigella sativa extract by disc diffusion method does not provide a minimum inhibitory contrentration (MIC). This study followed by a direct calculation of the amount of Candida albicans yeast cells by the method of total cell count. The calculation of result obtained that black cumin seeds extract with n-hexane, ethyl acetate, and ethanol fractions have antifungal activity, but activity against Candida albicans is not potential because minimum inhibitory concentration of these fractions is very small, it is seen by giving high doses 15.625-500 mg/ml of fractions are still not giving minimum inhibitory contrentration on growth of Candida albicans.The data obtained were statistically analyzed with One Way ANOVA test followed by DUNCAN method using the Statistical Product and Services sollution (SPSS) 18.0.

(12)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR . ... iv

RINGKASAN . ... vii

ABSTRAK . ... ix

DAFTAR ISI . ... xi

DAFTAR TABEL. ... xv

DAFTAR GAMBAR . ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

2.2 Rumusan Masalah ... 4

3.3 Tujuan Penelitian ... 5

4.4 Hipotesis ... 5

5.5 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Tinjauan Tentang Tanaman Jintan Hitam (Nigella sativa L.) .... 6

2.1.1. Taksonomi Tanaman Jintan Hitam (Nigella sativa L) ... 6

2.1.2. Nama dan Sinonim ... 7

2.1.3. Morfologi Tanaman Jintan Hitam (Nigella sativa L.) ... 7

2.1.4. Kandungan Kimia Biji Jintan Hitam (Nigella sativa L.) ... 8

2.1.5. Kandungan Kimia Jintan Hitam yang Memiliki Efek Antifungi ... 10

2.1.6. Khasiat Biji Jintan Hitam (Nigella sativa L.) ... 12

2.1.7. Aktivitas Antifungi Jintan Hitam (Nigella sativa L.) ... 14

2.2. Tinjauan Tentang Jamur Candida albicans ... 15

(13)

xii

2.2.2. Tinjauan Umum Jamur Candida albicans ... 15

2.2.3. Morfologi dan Identifikasi ... 16

2.2.4. Struktur Antigen ... 17

2.2.5. Patogenesis dan Patologi ... 17

2.2.6. Manifestasi Klinik ... 18

2.2.7. Tes Diagnostik Laboratorium ... 20

2.2.8. Imunitas ... 20

2.2.9. Pengobatan ... 21

2.3. Metode Ekstraksi ... 21

2.3.1. Cara Dingin ... 22

2.3.2. Cara Panas ... 22

2.3.3. Maserasi ... 23

2.3.4. Fraksinasi ... 23

2.4. Uji Kepekaan Antimikroba Secara In Vitro... 24

2.4.1. Metode Dilusi ... 24

2.4.2. Metode Difusi Cakram ... 24

2.4.3. Metode Bioautografik ... 25

2.4.4. Pengukuran Jumlah Pertumbuhan Mikroorganisme Secara Langsung dengan Metode Total Cell Count ... 26

2.5. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ... 27

2.5.1. Fase Diam ... 27

2.5.2. Fase Gerak ... 27

BAB III. KERANGKA KONSEPTUAL ... 29

BAB IV. METODE PENELITIAN ... 31

4.1. Jenis Penelitian ... 31

4.2. Lokasi Penelitian ... 31

4.3. Waktu Penelitian ... 31

4.4. Instrumen Penelitian ... 31

4.5. Variabel Penelitian ... 32

4.5.1. Variabel Bebas ... 32

4.5.2. Variabel Tergantung ... 32

(14)

xiii

4.6.1. Sterilisasi Kering ... 33

4.6.2. Sterilisasi Basah ... 33

4.7. Definisi Operasional ... 33

4.8. Prosedur Penelitian ... 34

4.8.1. Persiapan Jamur Uji ... 34

4.8.1.1. Kultur Pada Media Selektif SDA ... 34

4.8.1.2. Preparasi Jamur ... 34

4.8.2. Pembuatan Fraksi n-Heksana, Etil Asetat, dan Etanol Biji Jintan Hitam ... 35

4.8.3. Pembuatan konsentrasi Fraksi n-Heksana, Etil Asetat, dan Etanol untuk Metode Dilusi Tabung ... 36

4.8.4. Pengujian Bahan Antifungi untuk Metode Dilusi Tabung ... 36

4.8.5. Pembuatan konsentrasi Fraksi n-Heksana, Etil Asetat, dan Etanol untuk Metode Difusi Cakram... 37

4.8.6. pengujian Bahan Antifungi Untuk Metode Difusi Cakram ... 37

4.8.7. Pembuatan Konsentrasi Fraksi n-Heksana, Etil asetat, dan Etanol untuk Metode Hitung Langsung (Metode Total Cell Count) ... 38

4.8.8. Penghitungan Jumlah Sel Jamur dengan Metode Hitung Langsung (Metode Total Cell Count) ... 39

4.8.9. Pengamatan Konsentrasi Efektif Bahan Uji ... 39

4.9. Identifikasi Kandungan Kimia Ekstrak ... 40

4.9.1. Identifikasi Alkaloid ... 40

4.9.2. Identifikasi Terpenoid ... 40

4.9.3. Identifikasi Glikosida Saponin ... 41

4.9.3.1. Uji Buih ... 41

4.9.3.2. Identifikasi Sapogenin Steroid/Triterpenoid Secara KLT ... 41

4.9.4. Identifikasi Polifenol ... 42

(15)

xiv

4.10. Bagan Alur Penelitian ... 43

4.11. Pengumpulan Data ... 48

4.12. Analisis Data ... 48

BAB V. HASIL PENELITIAN ... 50

5.1. Hasil Penelitian ... 50

5.1.1. Hasil Pembuatan Ekstrak ... 50

5.1.2. Hasil Uji dengan Metode Dilusi Tabung Fraksi Biji Jintan hitam ... 51

5.1.3. Penentuan Konsentrasi Zona Hambat Fraksi Biji Jintan hitam dengan Metode Difusi Cakram ... 52

5.1.3.1. Zona Hambat Fraksi n-Heksana Jintan hitam ... 53

5.1.3.2. Zona Hambat Fraksi Etil asetat Jintan hitam ... 54

5.1.3.3. Zona Hambat Fraksi Etanol Jintan hitam ... 55

5.1.3.4. Jumlah Sel Jamur Candida albicans per ml dengan Metode Hitung Langsung Menggunakan Haemocytometer (Metode Total Cell Count) ... 56

5.1.4. Hasil Skirining Fitokimia Fraksi Jintan hitam dengan KLT ... 56

5.1.4.1. Alkaloid ... 57

5.1.4.2. Glikosida Saponin ... 58

5.1.4.3. Terpenoid ... 58

5.1.4.4. Polifenol ... 59

5.1.4.5. Flavonoid ... 60

5.2. Analisis Data ... 61

5.2.1. One-Way Anova ... 61

BAB VI. PEMBAHASAN ... 64

BAN VII. KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

7.1. Kesimpulan ... 72

7.2. Saran ... 72

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.I. Komposisi asam lemak yang terkandung dalam fixed oildari

Nigella Sativa L. ... 9

II.2. Komposisi kimia dari struktur volatile oil (minyak atsiri)

Nigella sativa L ... 9

II.3. Kandungan timokuinon dan hasil ekstrak untuk ekstrak

dengan pelarut yang berbeda dari biji jintan hitam ... 12

V.1. Hasil maserasi serbuk tanaman Jintan hitam (Nigella sativa L) ... 50

V.2. Hasil Uji Dilusi Tabung pada Perlakuan dengan Fraksi

Etanol Jinten Hitam ... 51

V.3. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Fraksi n-Heksana

Jintan hitam terhadap Pertumbuhan Candida albicans ... 53

V.4. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Fraksi Etil asetat

Jintan hitam terhadap Pertumbuhan Candida albicans ... 54

V.5. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Fraksi Etanol

Jintan hitam terhadap Pertumbuhan Candida albicans ... 55

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Nigella sativa Linn ... 6

2.2. Struktur kimia Thymoquinone ... 10

2.3. Struktur kimia Carvacrol ... 11

2.4. Struktur Kimia Thymol ... 11

2.5. Candida albicans ... 15

3.1. Skema Kerangka Konseptual ... 30

4.1. Proses Pembuatan Fraksi n-Heksana, Etil Asetat, dan Etanol Biji Jintan Hitam ... 43

4.2. Preparasi Jamur Uji ... 44

4.3. Proses Pembuatan Konsentrasi Fraksi Jintan hitam dengan Metode Dilusi Tabung ... 44

4.4. Prosedur Pengujian Bahan Antifungi dengan Metode Dilusi Tabung 45 4.5. Proses Pembuatan Konsentrasi Fraksi Jintan hitam dengan Metode Difusi Cakram ... 46

4.6. Prosedur Pengujian Bahan Antifungi dengan Metode Difusi Cakram ... 47

4.7. Prosedur Penghitungan Jumlah Sel Jamur dengan Metode Total Ceel Count ... 48

5.1. Hasil Dilusi Tabung pada Perlakuan dengan Fraksi Etanol Jintan Hitam ... 52

5.2. Hasil Uji Difusi Cakram Fraksi n-Heksana ... 53

5.3. Hasil Uji Difusi Cakram Fraksi Etil asetat ... 55

5.4. Hasil Uji Difusi Cakram Fraksi Etanol ... 56

5.5. Hasil Uji KLT senyawa alkaloid fraksi etanol jintan hitam ... 58

5.6. Hasil Uji KLT senyawa terpenoid fraksi n-heksana jintan hitam ... 59

5.7. Hasil Uji KLT senyawa polifenol fraksi etanol jintan hitam ... 59

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Analisis Data ... 78

2. Gambar Hasil Penelitian dan Alat Penelitian ... 80

3. Determinasi Tanaman Jintan hitam (Nigella sativa L.) ... 91

4. Daftar Riwayat Hidup ... 92

(19)

xviii

DAFTAR PUSTAKA

Abad, Maria Jose., Ansuategui, Maria., (2007). Active Antifungi Substances From Natural Sources. ARKIVOC. 7 : 122.

Al-Jabre, S., Al-Akloby, O.M., Al-Qurashi, A.R., Akhtar, N., Al-Dossary, A., and Randhawa, M.A. (2003). Thymoquinone, an Active Principle of Nigella sativa, Inhibited Aspergillus niger. Pakistan J. Med Res, 42 (3) : 102-104.

Al-Jabre S, Al-Aklobi OM, Al-Qurashi AR, Akhtar N, Randhawa MA. (2003). Thymoquinone, an active principle of Nigella sativa, inhibited Fusarium solani. Pakistan J Med Res, 44 (1) : 1-3.

Bennet JE. (1996). Antimicrobial agents: antifungal agents. Di dalam: Goodman and Gilmans the pharmacological basis of theurapetics. Edisi ke-9. New York : McGraw-Hill Companies.

Brooks. G.F., Carrol.K.C., Buttel.J.S., & Morse.S.A. (2007). Medical Microbiology. Edisi 24, Mc Graw Hill : 642-5.

Departemen Kesehatan RI. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV, Jakarta : Depkes RI ; Hal : 1159.

Departemen Kesehatan RI. (1995). Materia Medika Indonesia. Jilid VI, Jakarta : Depkes RI ; Hal. 143-147.

Ditjen POM. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta : Depkes RI ; Hal. 82-84.

Dzen SM, Roekistiningsih, Santoso S, Winarsih S, Sumarno, Islam S, Noorhamdani AS, Murwani S, Santosaningsih D. (2003). Bakteriologi Medik, Bayumedia Publishing, Malang, 111-112, 122-123, 223-234, 232.

El Gazzar M., El Mezayen R., Nicolls M.R., Marecki J. C., Dreskin S.C., Nomiyama, H. (2006). Antiinflammatory Effect of Thymoquinone in Mouse Model of Allergic lung Inflammation. International Immunopharmacology. 6 (7): 1135-1142.

(20)

xix

Hadioetomo, Sri Ratna. (1993). Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT.Gramedia : Jakarta.

Halawani, Eman. (2009). Antibacterial Activity of Thymoquinone and Thymohydroquinone of Nigella sativa L. and Their Interaction with Some Antibiotics. Advances in Biological Research : 3 (5-6) : 148-152.

Hanafi,M.S., and Hatem M.E. (1991). Studies On The Anti-Microbial of The Nigella Sativa. Ethnopharmacol J. 34 (2-3): 275-8.

Hartadi. (1990). Penyakit menular seksual. Semarang: Balai Penerbit UNDIP : 71-3

Hendrik. (2007). Habbatus Sauda', Thibbun Nabawi Dalam Menangani Berbagai Penyakit dan Memelihara Kesehatan Tubuh. Jawa Tengah: Pustaka Al- Ummat: 94-7; 120-1.

Hutapea, J.R. (1994). Inventaris Tanaman Obat Indonesia (III), Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Hal : 163.

Indriati, Gusti & Khaerati. (2009). Peluang Budidaya dan Manfaat Jintan Hitam (Nigella sativa). Dalam Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Vol. 15 ; Hal : 23-25.

Jawetz E, Melnick J, & Alderberg E. (1996). Mikrobiologi Kedokteran. Diterjemahkan oleh Edi Nugroho & Maulana RF. Edisi 20, Jakarta, EGC, 1996 : 627-9.

Jawetz E, Melnick J, & Alderberg E. (2007). Mikrobiologi Kedokteran. Diterjemahkan oleh Huriawati Hartanto. Edisi 23, Jakarta, EGC : 170, 658-660.

Katzung BG. (2004). Basic and clinical pharmacology. Edisi ke 9. New York : Mc Graw-Hill : 795-7.

Kristianingsih. (2005). Isolasi dan Identifikasi Senyawa Triterpenoid dari Akar Tanaman Kedondong Laut (Polyscias fruticosa). Malang: Jurusan Kimia FMIPA Universitas Brawijaya.

(21)

xx

Kumara, S.S., Huat B.T. (2001). Extraction, Isolation, and Characterization of Antitumour Principle, Alpha-Hedrin, From Seeds of Nigella Sativa. Planta Med. 67:29-32.

Kuswadji. (1999). Kandidosis. Dalam : Djuanda Adji, Hamzah Mochtar, Aisyah Siti. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi Ketiga, Jakarta, FK UI : 103-6.

List PH and Schmidt PC. (1989). Phytopharmaceutical Technology. Germany; CRC Press Inc., pp 107-112.

Maraqa, Anwar., Al-Sharo’a., Farah, Husni., Elbjeirami, W.M., Shakyai, A.K., Sallal, Abdul K.J. (2007). Effect of Nigella sativa Extract and Oil On Aflatoxin Production by Aspergillus Flavus.Turk J Biol.31:155-159.

Mashhadian, N.V., Rakhshandeh, H. (2005). Antibacterial and antifungal effects of nigella sativa extracts against S. aureus, P. aureginosa, and C. albicans. Pak J Med Sci 21(1): 47-52

Maenza JR, Merz WG, Romagnoli MJ, Keruly JC, Moore RD, Gallant JE. (1997). Infection due to fluconazole-resistant Candida in patients with AIDS: prevalence and microbiology. Clin. Infect. Dis. 24: 28–34.

Mbarek L, Mouse H, Elabbadi N, et al.(2007).Anti-tumor properties of blackseed (Nigella sativa L.) extracts. Braz J Med Biol Res. 40(6): 839-47.

Minarti.(2010). Penapisan Kimia Senyawa Alkaloid dalam Ekstrak Daun Johar (Cassia SiameaLamk.). Prosiding Seminar Tantangan Penelitian Kimia. Moghaddasi, Sharrif. (2011). Nigella Sativa Treditional Usages (Black Seed).

Adv. Environ. Biol., 5(1): 5-16.

Moretti, A., D’Antuono, L.F., and Elementi, S. (2004) Essential Oils of Nigella sativa L. and Nigella damascene L. Seed. Journal of Essential Oil Research.

Nagi A. ALHaj, Mariana NS, Norfarrah MA, Hana FZ, Ahmad B, Siddig I et al. (2010). Characterization of Nigella Sativa L. Essential Oil-Loaded Solid Lipid Nanoparticles. American J Pharmacology and Toxicology ; 5(1):52-57.

(22)

xxi

Nanik Fauziah. (2006). Isolasi dan Uji Aktifitas Inhibitor Xantin Oxidase Senyawa Flavonoid Dari Kulit Batang Saccopetalum horsfleldii Benn. [email protected]

Nickavar, Bahman., Mojab, Faraz., Javidnia, Katoyun., Amoli, Mohammad Ali Roodgar. (2003). Chemical Composition of The Fixed and Volatile Oils of Nigella sativa L. From Iran. Naturforsch. 58c, 629-631.

O.A. Abu-Zinadah. (2009). Using Nigella sativa oil to Treat and Heal Chemical Induced Wound of Rabbit Skin. J.K.A.U. 21(2) : 335-346.

Ozmen, A., G. Basbulbul and T. Aydin, (2007). Antimitotic and antibacterial

effects of the Nigella sativa L. Seed. Caryologia, 60: 270 –272.

Pinto E., Pina-Vaz C., Salgueiro L., Gonc alves M.J., Salgueiro L., Oliveira S.C., et al. (2006). Antifungi activity of the essential oil of Thymus pulegioides on Candida, Aspergillus and dermatophyte species. Journal of Medical Microbiology. 55, 1367–1303.

Purwoko,Tjahjadi. (2007). Fisologi Mikroba. Bumi Aksara : Jakarta.

Randhawa, M.A., Al-Ghamdi, M.S. (2002). A review of pharmacotherapeutic effects of Nigella sativa. Pakistan Medical Research Journal41: 2

Rios J.J., Recio M.C. and Villae, A., (1988). Screening Methods for Natural Products with Antimicrobial Activity : A Review of The Literature Journal of Etnopharmacology. Vol. 23. Elsifier Scientific Publisher Ireland Ltd, pp. 127-149.

Rusdi. (1990). Tetumbuhan Sebagai Sumber Bahan Obat. Padang: Pusat Penelitian Universitas Andalas.

Salgueiro L.R., Cavaleiro C., Pinto E., Pina-Vaz C., Rodrigues A.G., Palmeira A. (2003). Chemical composition and antifungi activity ofthe essential oil of Origanum virens on Candida species. Planta Medica. 69:871–874.

Sastrohamidjojo, H. (2007). Kromatografi. Yogyakarta: UGM Press.

Simatupang, Maria Magdalena. (2009). Candida albicans.USU Repository.

(23)

xxii

Stanford T. Shulman, William P. Mackendrik, Julie Kim Stamos. (1998) Panduan Penyakit Infeksi dan Terapi Antimikroba Pada Anak. Diterjemahkan oleh Melfiawati Setio. Jakarta : EGC : 384-7.

Suryo, Joko. (2010). Herbal Penyembuh Gangguan Sistem Pernapasan. Yogyakarta : Mizan Publika. Hal : 98-100.

Voigt, R. (1995). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Penerjemah : Soendani, Noerono. S. Edisi kelima. Yogyakarta : Gajah mada University Press : Hal. 329, 572-573.

Yulianti, Sufrida & Junaedi, Edi. (2006). Sembuhkan Penyakit Dengan Habbatus Sauda’ (Jinten Hitam).Jakarta: Agromedia Pustaka.

(24)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kandidosis adalah penyakit jamur, yang bersifat akut atau subakut

disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh spesies Candida albicans dan

dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, brongki, atau paru, kadang-kadang

dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis (Kuswadji, 1999).

Candida albicans merupakan bagian dari flora normal kulit, saluran pernapasan

kulit bagian bawah dan saluran kelamin wanita (Stanford et al, 1998).

Candida telah muncul sebagai salah satu infeksi nosokomial yang penting.

Infeksi Candida dapat terjadi apabila ada faktor predisposisi baik endogen

maupun eksogen (Simatupang, 2009). Faktor prediposisi dari infeksi dengan

spesies Candida meliputi terapi antibiotik atau kortikosteroid, gangguan fungsi sel

T, diabetes, neutropenia, dan peralatan yang menembus sawar fisik (Stanford et

al, 1998).

Infeksi Candida pertama kali didapatkan di dalam mulut sebagai thrush

yang dilaporkan oleh FRANCOIS VALLEIX (1836). LANGERBACH (1839)

menemukan jamur penyebab thrush, kemudian BERHOUT (1923) memberi nama

organisme tersebut sebagai Kandida (Kuswadji, 1999).

Lebih dari 150 spesies Candida telah diidentifikasi. Sebanyak paling sedikit

70 % infeksi Candida pada manusia disebabkan oleh Candida albicans, sisanya

disebabkan oleh C. tropicalis, C. parapsilosis, C. guillermondii, C. kruzei, dan

beberapa spesies Candida yang lebih jarang (Jawetz et al., 1996).

Ketokonazol merupakan salah satu agen antifungi yang sering digunakan

dalam pengobatan kandidiasis. Cara kerja dari ketokonazol meliputi beberapa

mekanisme, tetapi yang paling utama adalah dengan menghambat sintesis

ergosterol (Bennet, 1996). Ketokonazol dalam pengobatan kandidiasis digunakan

dalam sediaan oral karena absorbsinya cukup baik. Selain itu juga digunakan

secara topikal. Ketokonazol merupakan obat antifungi yang efektif untuk Candida

(25)

2

penderita gangguan hepar tidak dianjurkan, karena bersifat hepatotoksik

(Katzung, 2004). Dan juga laporan-laporan mengenai resistensi terhadap agen

antifungi yang ada terus bermunculan (Maenza, 1997).

Penyebaran multi drug-resistan terhadap jamur dan berkurangnya jumlah

obat yang tersedia menyebabkan perlunya menemukan zat aktif antijamur yang

baru dan senyawa yang menghambat mekanisme resisten dari jamur. Hal ini

menyebabkan dilakukannya penelitian terapi alternatif, khususnya di kalangan

tanaman obat dan senyawa yang diisolasi dari tanaman tersebut bisa digunakan

untuk antijamur. Dalam sumber-sumber alam, serangkaian molekul dengan

aktivitas antijamur terhadap strain berbeda dari jamur telah ditemukan (Abad et

al, 2007). Hal ini memicu adanya kebutuhan untuk mencari agen-agen pengobatan

yang baru dengan aktivitas antifungi yang lebih baik dengan toksisitas yang lebih

rendah yang diperoleh dari alam.

Akhir-akhir ini, tren dalam menggunakan tanaman obat tradisional (herbal)

sebagai pilihan pengobatan dan diet makanan sehari-hari kembali mengemuka

karena obat tradisional terbukti relatif aman asalkan cara penggunaannya benar

dengan dosis yang tepat dan dengan indikasi yang tepat pula dan jarang sekali

menimbulkan efek samping (Nanik et al, 2006). Salah satu tanaman berkhasiat

obat yang saat ini menjadi fenomena dalam pengobatan alternatif adalah

habbatussauda atau jintan hitam (Nigella sativa) (Yulianti & Junaidi, 2006).

Nigella sativa adalah salah satu ramuan tradisional yang sering dimanfaatkan dan

dikenal juga dengan sifat penyembuhan (Ilaiyaraja & Khanum, 2010).

Jintan hitam, habbatussauda, atau biji jintan hitam (Nigella sativa L.) telah

dikenal sejak ribuan tahun lalu dan telah digunakan secara luas oleh masyarakat

india dan timur tengah untuk mengobati berbagai macam penyakit (Yulianti &

Junaidi, 2006) sakit kepala, batuk, sakit perut, diare, asma, rematik, dan penyakit

lainnya (Nagi et al, 2010). Ibnu Sina dalam The Canon of Medicina menyatakan

bahwa jintan hitam dapat menstimulasi energi di tubuh dan membantu

penyembuhan dari kelelahan atau atau kurang semangat. Keterangan Ibnu Sina

tersebut sangat beralasan karena Nabi Muhammad SAW telah merekomendasikan

(26)

3

(HR Abu Salamah dari Abu Hurairah ra.). kalimat “Gunakanlah habbatussauda” bisa diartikan Nabi Muhammad menganjurkan menggunakan tanaman ini secara

konsisten dalam mengatasi problem kesehatan (Yulianti & Junaidi, 2006).

Berdasarkan penelitian, jintan hitam bermanfaat sebagai antioksidan,

antikanker, antikolesterol, antihistamin, analgesik, antibiotik, imunomodulator,

dan sebagainya (Rhandawa & Al-Ghamdi, 2002). Para ilmuwan di eropa

baru-baru ini menyatakan bahwa jintan hitam (Black seed) bekerja sebagai antimikroba

dan antimikotika (Hendrik, 2007).

Salah satu kandungan jintan hitam adalah minyak volatil. Komponen utama

minyak volatil, adalah timokuinon, timohidrokuinon, ditimokuinon, dan timol

terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan fungi (Mashhadian &

Rakhshandeh, 2005; Al-Jabre et al., 2003). Kandungan kimia dari ekstrak biji

jinten hitam (Nigella sativa) tersebut diantaranya yang paling utama adalah

thymoquinone (Nickavar et al., 2003), thymohydroquinone, dithymoquinone,

thymol, carvacrol, nigellicine, nigellidine, nigellimine-N-oxide dan alpha-hedrin

(Al-Jabre et al., 2003).

Thymoquinone senyawa golongan monoterpenoid keton ini dapat

meningkatkan sistem imun penderita asma bronkial akibat alergi, disamping

khasiat utamanya sebagai antialergi dan antiinflamasi (El Gazzar et al., 2006).

Sedangkan Thymohidroquinone memiliki efek antibakterial terhadap

Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa and Escherichia coli (Hanafi et

al, 1991) . Selain itu, dalam sebuah penelitian biji jintan hitam juga dapat

menghambat pertumbuhan Candida albicans (Mashhadian & Rakhshandeh,

2005), Aspergillus niger (Al-Jabre et al, 2003), dan Aspergillus flavus (Maraqa et

al, 2007).

Berdasarkan uraian di atas, maka dianggap perlu dilakukan penelitian untuk

membuktikan efek antifungi dari fraksi n-heksana, etil asetat, dan etanol biji jintan

hitam dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans secara in vitro.

Pada penelitian ini akan digunakan tiga macam pelarut, yaitu : n-heksana,

etil asetat, dan etanol. Ketiga macam pelarut diharapkan bisa melarutkan

kandungan antimikroba dan antifungi yang terdapat dalam biji jintan hitam

(27)

4

tingkat kepolaran yang berbeda, n-heksana bersifat nonpolar, etil asetat bersifat

semipolar, dan etanol yang bersifat polar. Dengan adanya tingkat kepolaran yang

berbeda-beda pada tiap pelarut ini maka, diharapkan zat-zat aktif (khususnya zat

antimikroba dan antifungi) yang terkandung pada biji jintan hitam lebih banyak

yang terlarut. Zat yang tidak bisa terlarut pada pelarut tertentu maka diharapkan

akan terlarut oleh pelarut yang lain. Dan juga dapat membandingkan fraksi mana

yang lebih efektif dalam melarutkan zat antimikroba dan antifungi pada biji jintan

hitam.

Pada penelitian ini untuk uji kepekaan antimikroba atau antifungi secara in

vitro akan digunakan Metode Difusi Cakram. Metode ini mengukur area (zona)

jernih di sekitar cakram kertas yang menunjukkan tidak adanya pertumbuhan

mikroba (Dzen et al, 2003). Prinsip metode ini adalah bahan tanaman (ekstrak)

dijenuhkan ke dalam kertas saring (cakram kertas). Cakram kertas yang

mengandung bahan tanaman (ekstrak) tertentu ditanam pada media perbenihan

agar padat yang telah dicampur dengan mikroba yang diuji, kemudian

diinkubasikan 37°C selama 18-24 jam. Selanjutnya diamati adanya area (zona)

jernih di sekitar cakram kertas yang menunjukkan tidak adanya pertumbuhan

mikroba (Dzen et al, 2003). Pada metode ini digunakan cara Joan-Stokes yaitu

dengan cara membandingkan radius zona hambatan yang terjadi antara mikroba

Kontrol yang sudah diketahui kepekaannya terhadap obat tersebut dengan isolat

mikroba yang diuji.

Jika suatu ekstrak masih menunjukkan aktivitas antimikroba atau antifungi

pada konsentrasi 1000 ppm dapat dikategorikan sangat potensial. Sedangkan zat

murni yang tidak menunjukkan aktivitas pada konsentrasi 100 ppm dapat

dipandang sebagai kurang bermanfaat secara klinik (Rios et al, 1998). Dengan

demikian dapat dideskripsikan bahwa ekstrak biji tanaman jintan hitam memiliki

aktivitas antimikroba atau antifungi yang kuat atau tidak.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah Fraksi n-heksana, etil asetat, dan etanol dari biji jintan hitam

(Nigella sativa L.) mempunyai efek antifungi terhadap pertumbuhan Candida

(28)

5

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini, antara lain adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui efek antifungi dari Fraksi n-heksana, etil asetat, dan

etanol biji jintan hitam (Nigella sativa) terhadap pertumbuhan Candida

albicans secara in vitro.

2. Untuk mengetahui kadar hambat minimum (KHM) dari fraksi n-heksana,

etil asetat, dan etanol biji jintan hitam (Nigella sativa) dalam menghambat

pertumbuhan Candida albicans secara in vitro.

1.4 Hipotesis

Fraksi n-heksana, etil asetat, dan etanol biji jintan hitam (Nigella sativa L.)

memiliki efek antifungi terhadap pertumbuhan Candida albicans secara in vitro.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain

sebagai berikut :

1. Aspek Teoritik

a. Menjadi data adanya konsentrasi yang efektif dari fraksi biji jintan hitam

(Nigella sativa) dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans secara

in vitro dengan adanya bukti-bukti empiris dalam penelitian ini.

b. Menjadi data adanya perbedaan efek antifungi fraksi biji jintan hitam

(Nigella sativa) pada berbagai konsentrasi terhadap pertumbuha Candida

albicans secara in vitro.

2. Aspek aplikatif

a. Memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat ilmiah pada khususnya

dan masyarakat luas pada umumnya tentang manfaat fraksi biji jintan

hitam (Nigella sativa) yang dapat digunakan sebagai antifungi.

b. Membuka peluang kemungkinan pembuatan obat pencegah Kandidiasis

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Objek yang dijadikan transaksi adalah objek yang memiliki tujuan untuk perbua tan yang dilarang oleh syari’at, oleh karena itu transaksi tersebut tidak memenuhi rukun

Indikasi internalisasi nilai-nilai Islam dalam kegiatan wajib salat duha adanya perubahan yang signifikan terhadap tingkah laku siswa/i yang melaksanakan salat duha

Jika dilihat dari rerata konsumsi pakan ayam broiler yang disajikan pada Tabel 4, menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan baik pakan komersial (P0), pakan

Definisi lain yang dapat diberikan untuk komunikasi pemasaran adalah kegiatan pemasaran dengan menggunakan teknik-teknik komunikasi yang ditujukan untuk

20 Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm KeuDa, Perangkat Daerah, Kepegawaian. Organisasi

[r]

Karena penentuan beyond use date dengan pendekatan menggunakan t 90 dari senyawa yang memiliki t 90 lebih singkat tidak dapat dilakukan maka penentuan beyond use date