OASE DITENGAH HIRUK
–
PIKUK MASYARAKAT URBAN DI
KOTA MEDAN
SKRIPSI
OLEH
CLARISA AMANDA BAKER
100406091
OASE DITENGAH HIRUK
–
PIKUK MASYARAKAT URBAN DI
KOTA MEDAN
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Dalam Departemen Arsitektur
Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Oleh
CLARISA AMANDA BAKER
100406091
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
URBAN RIVERSIGHT,
OASE DITENGAH HIRUK
–
PIKUK MASYARAKAT
URBAN DI KOTA MEDAN
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Juli 2014
Nama Mahasiswa : Clarisa Amanda Baker
NIM : 10 04 06 091
Departemen : Arsitektur
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Ir. Samsul Bahri, M.T. (NIP: 1965 0318 1995 011001)
Koordinator Skripsi, Ketua Program Studi,
Ir. Bauni Hamid, M.DesS, Ph.D Ir.. N. Vinky Rahman, M.T.
(NIP: 1967 0307 1993 031004) (NIP: 196606221997021001)
Panitia Penguji Skripsi
Ketua Komisi Penguji : Ir. Samsul Bahri, M.T.
Anggota Komisi Penguji : 1. Syahlan Juhkri Nst., S.T., IAI
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan akhir skripsi dengan judul “Urban RiverSight : Oase Ditengah Hiruk – Pikuk
Masyarakat Urban Di Kota Medan”.
Laporan Akhir Skripsi ini yang mengacu berdasarkan tugas Perancangan Arsitektur – 6 dan membahas penjelasan lengkap tentang Pengembangan Kawasan Muka Sungai dan Perancangan Model Permukiman Menengah Atas (Apartemen & Rumah Bandar) di Pusat Kota mengenai Sosiologi Perkotaan ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Departemen Aristektur di Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Semoga isi dari skripsi ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi arsitek. Harapan saya semoga skripsi ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi skripsi ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Saya juga ingin mengucapkan kepada pihak – pihak berikut yang telah mendukung saya selama ini yaitu :
1. Kepada kedua orang tua saya yaitu ayah saya Baker Muhamad dan ibu saya Drg. Irda Saleh dan juga kepada kedua saudara laki – laki saya yaitu Beiry Baker dan Ivan Revanda Baker, keluarga besar yang telah memberi dukungan dan semangat kepada saya selama ini.
2. Kepada Bapak Ir. Samsul Bahri, M.T., selaku dosen pembimbing saya yang telah memberikan ilmu, semangat dan nasehatnya selama semester 8 ini. 3. Kepada Syahlan Juhkri Nst., S.T., IAI (bang Syahlan) yang telah sabar
membimbing dan mmberi semangat kepada saya selama semester 8 ini. 4. Kepada Bapak Ir. Bauni Hamid, M.DesS, Ph.D., selaku dosen koordinator
yang selalu mengingatkan kami dan memperhatikan mahasiswa/I selama proses matakuliah PA 6 dan skripsi. Juga kepada kak Amila Akbar selaku asisten dosen yang telah memeberi petunjuk dan ilmu kepada saya.
5. Kepada para dosen dan staff dari Departemen Arsitektur USU akan segala support dan bantuan yang telah diberikan.
6. Kepada sahabat baik saya Sherley Siregar, Putri Dwiastuti dan Aisyha Farah Dina Purba yang mana juga selalu mendukung dan menyemangati saya dan memberi masukan – masukan selama ini. Juga kepada Abdul Aziz Alfitra Oemry yang ikut memberi dukungan selama proses skripsi ini yaitu di Aziz Resort, kursi pijit dan Chicken Katsu.
10. Kepada teman SMA saya Puput, Wiwid, Fika,Vina, Juju, Ian, Tia, Nesia, Umi, Dila yang telah mendukung saya dari awal.
11. Kepada teman – teman dari stambuk 2010 Arsitektur USU yang telah membantu dan mendukung saya yaitu Anggia Murni, Utuy, Yuyu, Doni, Aldo, Agung Kakek, Abjo, komting 2010 Fikar dan teman – teman yang lain.
12. Kepada abang kakak senior khususnya bang Yudha yang telah mengsupport penulis selama skripsi
13. Kepada adik – adik dari stambuk 2011 yaitu, Pijul, Dani, Verdi, Fay, Abib, Pinci.
14. Adik – adik dari stambuk 2012 yaitu Dekca, Trisna, Supik, Uni, Fitra, Boden, Risol, Ricky, Ichwan, Mukhlis, Rembrand, Husni dan yang lainnya yang tak mungkin disebutkan satu per satu.
Saya akui skripsi ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki masih kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.
Medan, Juli 2014
KATA PENGANTAR ...
i
DAFTAR ISI ...
iii
DAFTAR TABEL...
v
DAFTAR GAMBAR ...
vi
ABSTRAK ...
vii
PROLOG ...
1
BAB I
RIVERFRONT ARCHITECTURE
1.1
Hakikat Sungai Deli ...
3
1.2
Pencitraan Kembali Sungai Deli di Kota Medan ...
6
1.3
Sosialisasi Antar Manusia, Ekonomi dan Undang
–
Undang /
Peraturan pada Tapak dan Area Sekitarnya ...
10
BAB II
KEHIDUPAN DALAM APARTEMEN
2.1.Analisis, Studi Proyek dan Pemrograman ...
16
2.2 Program Ruang ...
19
2.3 Oase ditengah Hiruk
–
Pikuk Perkotaan ...
29
2.4 Mengaplikasikan Prinsip Sosiologi Perkotaan ke Ruang
Lingkup Hunian Apartemen di Kota Medan ...
37
BAB III HAKIKAT SUNGAI DELI DENGAN KEHIDUPAN
MASYARAKAT KOTA MEDAN
3.1 Rancangan Tapak dan Hubungan dengan Sekitar ...
42
3.2 Sungai Menjadi Tolak Ukur dari Rancangan ...
45
BAB V
MENYATUKAN KEMBALI BUDAYA MELAYU DAN
SUNGAI DELI
5.1. Pengembangan Kembali pada Rancangan ...
58
5.2 Pemanfaatan Apartemen dan Ruang Terbuka Hijau untuk
Umum ...
61
5.3 Ruang Terbuka Hijau ...
64
DAFTAR PUSTAKA
... 70Gambar 1.2
–
Jl. Badur ...
7
Gambar 1.3
–
Area Site A ...
8
Gambar 1.4
–
Jl. Mangkubumi ...
8
Gambar 1.5
–
Sosialisasi antar penghuni pinggir Sungai Deli...
9
Gambar 1.6
–
Interaksi sosial penghuni di muka ...
9
Gambar 1.7
–
Fasilitas umum sekitaran site ...
13
Gambar 2.1
–
Tipe Studio ...
18
Gambar 2.2
–
Tipe Deluxe ...
18
Gambar 2.3
–
Tipe Suite ...
18
Gambar 2.4
–
Tipe Penthouse ...
18
Gambar 2.5
–
Sky gardes ...
34
Gambar 2.6
–
Konsep Zoning ...
38
Gambar 2.7
–
Suasana malam apartemen ...
39
Gambar 2.8
–
Suasana siang apartemen ...
41
Gambar 3.1
–
Suasana Ruang terbuka di Site B ...
45
Gambar 4.1
–
Jembatan penghubung Site A dan Site B ...
56
Gambar 5.1
–
Pemakaian Pohon palem disekitar tapak ...
59
Gambar 5.2
–
Suasana Tapak ...
65
Gambar 5.3
–
Tampak sungai Deli ...
66
tempat tinggal yang tidak melihat kanan – kiri. Pemikiran inilah yang harus di ubah agar pandangan masyarakat tentang penghuni apartemen tidak terkesan sombong atau tidak peduli dengan lingkungan sekitar karena apartemen identik dengan tempat tinggal yang hanya untuk di huni bukan untuk dinikmati untuk bercengkrama.
Urban RiverSight ialah sebuah hunian apartemen yang konteks usernya adalah kalangan urbanist yang memiliki jam sibuk sehingga memerlukan kehidupan lebih praktis namun tidak meninggalkan fungsi mereka sebagai mahluk sosial. Salah satu poin utama proyek Urban RiverSight yaitu menawarkan calon user sebuah perspektif/sudut pandang akan hunian yang berbeda dengan membawa pengalaman hutan tropis bagaikan sebuah oase ke pusat kota Medan yang dikelilingi oleh fasilitas seperti sungai alami dengan pembersih Bio-Organik, multi-purpose fitness courts, gymnasium dan pemandangan hijau yang berbeda untuk menciptakan suasana yang kaya, beragam lingkungan alam untuk mendukung rekreasi, kesehatan dan kesejahteraan.
Strategi lansekap akan dilengkapi dengan terintegrasinya Sky Gardens sebagai fitur utama ke hunian. Untuk area hunian lantai atas akan diberikan ruang terbuka yang tak perlu mengkhawatirkan ketinggian bangunan yang juga dapat melakukan interaksi sosial, ruang gerak bebas, dan menciptakan ventilasi alami. Roof Garden akan membantu mengurangi pengaruh suhu panas perkotaan, dan menyediakan platform/wadah untuk menampung air hujan yang berguna untuk irigasi di Roof Garden saat musim kemarau tiba.
shelter who did not pay attention to the surrounding environment. This thought should be changed so that people's views about the occupants of the apartment did not seem arrogant or doesn’t care about the environment because apartments identical with living quarters inhabited not only for to be enjoyed for a chat.
Urban Riversight is a residential apartment which is context among urbanist that the user should have a rush hour so it requires a more practical life but did not leave their function as social beings. One of the main points of the project Urban Riversight which offers prospective users a perspective / viewpoint would be different with a residential experience like an oasis of tropical forests to Medan's city center, surrounded by amenities like a natural river with Bio-Organic cleaners, multi-purpose courts fitness , a gymnasium and a different green of view to create an atmosphere that is rich, diverse natural environment to support recreation, health and well-being.
Landscape strategy will be equipped with integrated Sky Gardens as the main feature to the dwelling. For residential area upstairs will be given open space don’t need to worry about the height of the building can also do social interaction, free space, and create natural ventilation. The roof garden will help reduce the urban heat effect, and provides a platform / container to collect rain water for irrigation is useful in the roof garden during the dry season arrives.
tempat tinggal yang tidak melihat kanan – kiri. Pemikiran inilah yang harus di ubah agar pandangan masyarakat tentang penghuni apartemen tidak terkesan sombong atau tidak peduli dengan lingkungan sekitar karena apartemen identik dengan tempat tinggal yang hanya untuk di huni bukan untuk dinikmati untuk bercengkrama.
Urban RiverSight ialah sebuah hunian apartemen yang konteks usernya adalah kalangan urbanist yang memiliki jam sibuk sehingga memerlukan kehidupan lebih praktis namun tidak meninggalkan fungsi mereka sebagai mahluk sosial. Salah satu poin utama proyek Urban RiverSight yaitu menawarkan calon user sebuah perspektif/sudut pandang akan hunian yang berbeda dengan membawa pengalaman hutan tropis bagaikan sebuah oase ke pusat kota Medan yang dikelilingi oleh fasilitas seperti sungai alami dengan pembersih Bio-Organik, multi-purpose fitness courts, gymnasium dan pemandangan hijau yang berbeda untuk menciptakan suasana yang kaya, beragam lingkungan alam untuk mendukung rekreasi, kesehatan dan kesejahteraan.
Strategi lansekap akan dilengkapi dengan terintegrasinya Sky Gardens sebagai fitur utama ke hunian. Untuk area hunian lantai atas akan diberikan ruang terbuka yang tak perlu mengkhawatirkan ketinggian bangunan yang juga dapat melakukan interaksi sosial, ruang gerak bebas, dan menciptakan ventilasi alami. Roof Garden akan membantu mengurangi pengaruh suhu panas perkotaan, dan menyediakan platform/wadah untuk menampung air hujan yang berguna untuk irigasi di Roof Garden saat musim kemarau tiba.
shelter who did not pay attention to the surrounding environment. This thought should be changed so that people's views about the occupants of the apartment did not seem arrogant or doesn’t care about the environment because apartments identical with living quarters inhabited not only for to be enjoyed for a chat.
Urban Riversight is a residential apartment which is context among urbanist that the user should have a rush hour so it requires a more practical life but did not leave their function as social beings. One of the main points of the project Urban Riversight which offers prospective users a perspective / viewpoint would be different with a residential experience like an oasis of tropical forests to Medan's city center, surrounded by amenities like a natural river with Bio-Organic cleaners, multi-purpose courts fitness , a gymnasium and a different green of view to create an atmosphere that is rich, diverse natural environment to support recreation, health and well-being.
Landscape strategy will be equipped with integrated Sky Gardens as the main feature to the dwelling. For residential area upstairs will be given open space don’t need to worry about the height of the building can also do social interaction, free space, and create natural ventilation. The roof garden will help reduce the urban heat effect, and provides a platform / container to collect rain water for irrigation is useful in the roof garden during the dry season arrives.
RIVERFRONT ARCHITECTURE
1.1.Hakikat Sungai Deli
Di Indonesia kawasan muka sungai / Riverfront, identik dengan kawasan kumuh
yang tidak tertata rapi dikarenakan sungai di Indonesia pada umumnya memiliki tingkat
kebersihan yang sangat rendah yang diakibatkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat
Indonesia sendiri tentang larangan membuang sampah sembarangan. Ditambah lagi
dengan perlakuan proyek komersial dan pemukiman kumuh yang menjamur di muka
sungai Deli seperti membuang limbah ke sungai yang bisa menyebabkan
terkontaminasinya air sungai.
Maka dari itu penting adanya revitalisasi Sungai Deli agar memberikan gaya
baru kehidupan perkotaan di tepian air. Difokuskan sepanjang Sungai Deli dari Jl. Guru
Patimpus sampai Jalan Ir. H Juanda. Desain mendefinisikan koneksi baru dengan sungai
dan kehidupan sungai, memberikan sebuah pengalaman alam tepi air yang kaya kembali
ke kota. Dengan mengembangkan Urban Lifestyle (bangunan mixed), Urban Landmark,
Sosiologi perkotaan / Urban Sociology (Apartement), Wisata budaya (hotel butik) dan
Sosial ekonomi (rusun/flat sederhana). Alasan mengapa lahan yang disebutkan menjadi
proyek karena area tersebut memiliki potensi yang baik untuk menerapkan konsep –
konsep penataan untuk revitalisasi sungai Deli. Dengan begitu akan terciptanya
infrastruktur, ekologi alam dan terlaksanannya proyek membersihkan sungai dan
mengangkat kembali kehidupan tepi sungai yang akan memandu transformasi jangka
Sosiologi perkotaan1 (ref : Wikipedia ) merupakan interaksi sosial pada
masyarakat urban meliputi bentuk komunitas, pencaharian hidup, pola hubungan dengan
individu disekitarnya dan juga pola interaksi yang dilakukan sesuai dengan lingkungan
tempat tinggalnya. Masyarakat di perkotaan secara sosial kehidupannya cenderung
individual, heterogen, dan juga persaingan tinggi antar individu yang sering kali
menimbulkan konflik. Sehingga muncul sebuah pemikiran yang menyatakan bahwa
masyarakat kota itu cerdas, tidak mudah tertipu,cekatan dalam berpikir dan bertindak, dan
juga mudah menerima perubahan global. Oleh karena itu dikemukakan oleh pendapat
tentang penduduk kota seperti yang dikemukakan oleh Pitirim Sorokin dan Zimmerman
(Smith, T. Lynn, 1951: 50): “bahwa kota sangat ditandai oleh heterogenitas, keragaman
suku, dan unsur – unsur budaya, sehingga benar – benar menjadi” tempat bercampur”
(melting pot)”.
Namun itu tidak selamanya benar, karena secara implisit dibalik semua itu masih
ada masyarakatnya yang hidup di bawah standar kehidupan sosial. Namun tidak
selamanya masyarakat kota dikatakan masyarakat yang modern. Karena yang di maksud
sebagai masyarakat yang modern dalam bahasan ini adalah kelompok masyarakat yang
berada di daerah keramaian (pusat kota) dan lebih mudah mengalami perubahan atau
pengaruh dari kehidupan masyarakat perkotaan. Sedangkan dewasa ini masih ada saja
masyarakat yang tertinggal, termasuk masalah informasi dan teknologi.
Pada kasus proyek dimaksudkan untuk mewujudkan suatu model penataan,
pengembangan dan revitalisasi kawasan muka sungai dalam perencanaan arsitektural
yang dalam hal ini merancang sebuah kawasan pemukiman kelas atas berupa Apartemen.
Namun dalam berbagai kasus proyek revitalisasi pada kawasan kumuh selalu
menguntungkan pihak yang memiliki kekuatan ekonomi sehingga kepentingan
masyarakat sekitar yang seharusnya menjadi acuan agar terciptanya kondisi kehidupan
perkotaan yang ideal terabaikan. Sedangkan keadaadan dan situasi disekitar site seperti
sosial, ekonomi, budaya bahkan politik juga harus menjadi tolak ukur dalam
mengembangkan proyek pemukiman ini.
Maka dari itu proyek revitalisasi muka sungai mengangkat tema “Urban
Riversight” yang terinspirasi dari prinsip Garden City dan Arsitektur Organik. Melihat
dari potensi sungai yang besar di area site akan lebih baik jika memanfaatkan sungai
sebagai pemandangan utama dari hunian sehingga memberikan nuansa baru akan hunian
berkelas yang pada umumnya membelakangi sungai dikarenakan pada umumnya sungai
menjadi tempat pembuangan limbah yang berujung pada pencemaran. Studi banding pada
proyek ini berasal dari bangunan apartemen rancangan arsitek Zaha Hadid yaitu
Apartment Block Alongside High Line, One Thousand Museum Tower dan Acqua
Private Residences.
Urban Riversight ialah sebuah hunian apartement yang konteks usernya adalah
kalangan masyarakat urban yang memiliki jam sibuk sehingga memerlukan kehidupan
lebih praktis namun tidak meninggalkan fungsi mereka sebagai mahluk sosial. Salah satu
poin utama proyek Urban Riversight yaitu menawarkan calon user sebuah perspektif /
sudut pandang akan hunian yang berbeda dengan membawa pengalaman hutan tropis
bagaikan sebuah oase ke pusat kota Medan yang dikelilingi oleh fasilitas seperti Sungai
alami dengan pembersih Bio-Organik, multi-purpose fitness courts, gymnasium dan
pemandangan hijau yang berbeda untuk menciptakan suasana yang kaya, beragam
Urban Riversight memberikan fasilitas pemandangan hijau yang tidak biasa
ditengah kota dan juga membuat tingkat kehidupan sosial para masyarakat urban akan
lebih tinggi karena disediakan lahan untuk berekreasi yang juga menjadi sarana interaksi
antar user yang sangat jarang ditemui pada apartemen atau kehidupan kota lainnya yang
tidak begitu mengenal tetangga mereka sehingga terkesan kehidupan urban lebih mobile.
Sifat masyarakat urban tersebut yang patut dihilangkan agar terciptanya hubungan
harmonis dan sehat. Strategi lansekap akan dilengkapi dengan terintegrasinya Sky
Gardens sebagai fitur utama ke hunian. Untuk area hunian lantai atas akan diberikan
ruang terbuka yang tak perlu mengkhawatirkan ketinggian bangunan yang juga dapat
melakukan interaksi sosial, ruang gerak bebas, dan menciptakan ventilasi alami. Roof
garden akan membantu mengurangi pengaruh suhu panas perkotaan, dan menyediakan
platform /wadah untuk menampung air hujan yang berguna untuk irigasi di roof garden
saat musim kemarau tiba.
1.2.Pencitraan Kembali Sungai Deli di Kota Medan
Lokasi kasus proyek C bertempat di Jl. Mangkubumi memiliki tapak yang sangat
unik. Keunikan tapak ini dapat dilihat dari site yang dibelah oleh sungai Deli sehingga
seolah – olah terdapat dua site dalam satu lokasi tapak. Lokasi tapak juga berkontur
karena dekat dengan Sungai Deli.
LOKASI TAPAK A
Lokasi tapak dapat dicapai dari Jl. Letjend. Suprapto, Jl. Badur, Jl. Mangkubumi
dan Jl. Palang Merah. Lokasi tapak didominasi oleh kawasan komersil seperti ruko –
ruko, bank, supermarket, rumah sakit Martha Friska dan Stella Maris, apotek Kimia
Farma, sekolah Harapan dan sekolah Immanuel, tempat makan indoor seperti Pizza Hut
dan tempat makan outdoor seperti wajir dsb, sehingga proyek apartemen di daerah ini
cukup menjanjikan dikarenakan apartemen juga termasuk katageori komersil. Sehingga
calon penghuni juga dapat menikmati fasilitas umum disekitar site dengan jarak tempuh
yang sama sekali tidak jauh. Kawasan ini sangat lengkap akan fasilitas umum yang
memadai.
Namun kondisi dari tapak sendiri cukup memprihatinkan dikarenakan banyaknya
pemukiman ilegal di sepanjang bibir sungai Deli yang menyebabkan tercemarnya sungai
Deli yang sangat tidak baik untuk kesehatan. Penyebab dari munculnya penghuni liar
seperti ini karena ketersediaan lahan di tengah kota Medan sangat minim, sedangkan
mereka sendiri merupakan warga desa yang merantau ke kota sehingga peristiwa ini
malah membuat kawasan muka sungai menjadi kawasan yang kumuh dan kotor karena
banyak limbah rumah tangga yang dibuang di sungai. Sehingga sungai di labelkan oleh
masyarakat adalah tempat yang kotor, kumuh sudah melekat erat di benak masyarakat
Indonesia khususnya masyarakat kota Medan. Padahal ada aturan membangun di pinggir
sungai yaitu mengikuti aturan GSS
(Garis Sempadan Sungai) sebesar 15 M
dari bibir sungai.
Lain halnya dengan penghuni
lingkungan pinggir sungai saat ini yang
sama sekali tidak mematuhi aturan
tersebut. Menurut sumber yang tinggal di pinggir sungai, kondisi sungai yang sudah jauh
dari kata higienis karena tumpukan sampah sedalam hampir 2 – 3 meter akibat
penumpukan sampah yang bertahun – tahun.
Sehingga tidak mungkin di hindari akan
terjadinya banjir yang secara tak langsung
menimpa masyarakat kota Medan sendiri. Namun
sampah ini juga tak hanya berasal dari
masyarakat pemukiman kumuh, namun dari
masyarakat di sekitar sungai deli juga terkadang membuang sampah sembarangan.
Pada sisi Utara site hanya tapak kosong tidak berpenghuni. Area ini merupakan
area yang tingkat kriminalitas yang tinggi karena ada transaksi narkoba yang berlangsung
di sekitar area tersebut. Pada sisi tapak yang berorientasi ke Jl. Badur terdapat kantor
Bhayangkari Sumatera Utara dan bangunan perumahan. Jalan di Jl. Badur Cuma
memiliki lebar +/- 4 m yang jarang di lalui kendaraan. Dengan pedestrian yang jauh dari
standar. Pejalan kaki mengalami kesulitan saat melintasi Jl. Badur. Kondisi jalan tidak
100% bagus namun tidak terlalu parah untuk dilalui kendaraan. Sebaliknya, pada sisi
tapak yang berorientasi ke Jl. Mangkubumi dengan lebar jalan +/- 7 m yang sering dilalui
oleh kendaraan dikarenakan terdapat banyak ruko dan supermarket juga kegiatan
komersil yang terdapat di sekitar Jl. Mangkubumi.
Namun pedestrian di area ini juga
kurang baik namun tidak separah
pedestrian Jl. Badur. Sirkulasi utama
kendaraan terdapat di Jl. Letjend.
Suprapto. Jalan ini memiliki dua arah
kendaraan. Begitu juga dengan kedua jalan di samping kiri – kanan site yaitu di Jl. Badur
dan Jl. Mangkubumi. Pencapaian ke tapak / site dapat dengan menggunakan mobil
pribadi, sepeda motor pribadi dan juga dengan menggunakan kendaraan umum yang
dilalui di jl. Letjend. Suprapto. Kemacetan juga kadang terjadi kalau menjelang sore
karena jadwal pulang kerja karyawan yang bersamaan dengan jam pulang murid – murid
di sekolah.
Vegetasi yang terdapat di area
tapak sangat minim, tidak banyak tanaman
hijau di daerah Jl. Badur yang memberi
kesan gersang tidak terawat sehingga
vegetasi hanya terdapat di rumah pribadi
saja, apalagi dengan iklim di Medan cukup panas sehingga pejalan kaki akan merasa tidak
nyaman saat berjalan di Jl. Badur. Sama halnya pada area site yang berorientasi di Jl.
Mangkubumi yang tidak banyak pohon seingga cuaca panas bias langsung dirasakan.
Beda dengan Jl. Mangkubumi di persimpangan Jl. Letjend Suprapto yang terdapat banyak
tanaman sehingga terlindungi dari terik dan panasnya suhu matahari. Akan tetapi
vegetasinya juga masih kurang tertata dan masih terlihat tidak ada harmoni sama sekali.
Namun di sepanjang pinggiran sungai memiliki banyak pohon dan tanaman sehingga
kesan rimbun dan sejuk dapat
dirasakan saat berada dipinggir
sungai namun sama halnya
dengan vegetasi yang berada di
Jl. Mangkubumi, tidak tertata
sehingga terkesan seperti semak
– belukar. Namun terdapat
Gambar 1.5 Sosialisasi antar penghuni pinggir Sungai Deli
banyak tanaman di sekitar Jl. Letjend. Suprapto lebih tepatnya vegetas berupa pohon
terdapat di depan PTP. Nusantara IV. Taman terdekat dari area site ini yaitu Taman
Ahmad Yani yang berseberangan di depan sekolah Harapan.
1.3.Sosialisasi antar Manusia , Ekonomi dan Undang-Undang / Peraturan
pada Tapak dan Area Sekitarnya.
Sosialisasi adalah suatu proses penanaman atau kebiasaan dengan nilai dan aturan
yang di turunkan dari generasi ke generasi dalam suatu kelompok ataupun sebuah
masyarakat. Karena pada generasi – generasi berikutnya, mereka menanamkan proses
sosialisasi yang diajarkan dan membentuk suatu peran – peran yang berbeda dan akan
dijalankan oleh per individu. pada kasus proyek C, masyarakat disekitar site yang terletak
di jl. Mangkubumi atau untuk lebih spesifik lagi, site ini terbagi oleh dua kelurahan.
Kedua kelurahan itu ialah kelurahan Aur dan kelurahan Hamdan.
Permukiman pada area site ini terbagi dua yaitu, yaitu pemukiman di muka
sungai (legal) dan pemukiman kumuh di pinggiran sungai Deli (ilegal). Sehingga hasil
survey, hanya terdata pusat perkantoran, pertokoan, pusat hiburan, restaurant, hotel yang
didominasi etnis Cina, dan masyarakat yang bermukim di sekitar muka sungai, bukan
pinggiran sungai. Berdasarkan hasil survey di Kelurahan Hamdan Lingkungan X,
didominasi oleh masyarakat beretnis Aceh dan memiliki jumlah penduduk berkisar ±1769
jiwa dengan jumlah KK berkisar ± 467 kepala keluarga. Di lingkungan ini, masyarakat
didominasi oleh penganut agama Islam diikuti oleh penganut agama Kristen, Buddha dan
Hindu yang mana daerah ini juga memiliki fasilitas umum untuk beribadah. Fasilitasny
Sedangkan hasil survey pada Kelurahan Aur Lingkungan IX, didominasi oleh
masyarakat beretnis Minang dan diikuti oleh etnis lain yaitu Jawa, Melayu dan yang
terakhir etnis Aceh dengan mata pencaharian yang cukup beragam antara lain sebagai
pegawai swasta, pedagang, PNS dan buruh. Pada Lingkungan IX memiliki jumlah
penduduk berkisar ± 758 jiwa dengan jumlah KK berkisar ± 170 kepala keluarga. Namun
dari hasil survey, kedua kelurahan yaitu Kelurahan Hamdan dan Aur tidak dapat
memberikan data penduduk yang bermukim di pinggir sungai karena pemukiman tersebut
dianggap pemukiman liar dengan kata lain pemukim ilegal.
Keberadaan pemukiman liar ini dinilai melanggar Peraturan Daerah (Perda)
Nomor 10/ 2009 tentang Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Aturan Perda Nomor 10/2009
tersebut mengatakan bahwa untuk membangun atau mendirikan bangunan di sekitar
daerah aliran sungai (DAS), memiliki batas minimal yang berjarak 25 meter dari bibir
(pinggir) sungai tertinggi (ref: Google). Namun melihat dari hasil survey ke lapangan
aturan yang di atur oleh Perda tidak dilaksanakan sehingga pemukiman kumuh dipinggir
sungai tidak bisa terelakkan. Hasil wwancara kami dengan penduduk yang bermukim di
pinggir sungai Deli mengatakan bahwa merek berasal dari berbagai daerah di sekitar di
Sumatra Utara. Untuk mata pencahariannya masyarakat yang bermukim di pinggir sungai
didominasi oleh pekerjaan Kuli dan pedagang warung atau kaki lima.
Melihat pada survey yang penulis lakukan disekitar pinggir sungai, kehidupan
masyarakat di pinggir sungai memiliki pengaruh yang cukup besar dengan sungai Deli.
Karena mereka melakukan kontak langsung dengan sungai Deli seperti anak – anak yang
mandi di sungai dan ibu – ibu yang mencuci baju dan piring di sungai. Padahal tingkat
kebersihan sungai Deli sangatlah rendah. Seperti banyaknya sampah dan pembuangan
limbah riol kota langsung ke site ini. Namun untuk kebutuhan minum dan memasak
setiap tahunnya yang menurut dari sumber berkisar Rp. 1 Juta per tahunnya. Angka yang
penulis rasa tidak pantas untuk pemukiman dipinggir sungai yang bahkan tidak masuk
dalam daftar pemukiman resmi di Kelurahan Aur ataupun Kelurahan Hamdan. Untuk
listrik mereka memakai jasa PLN. Namun ada beberapa atau mungkin sebagian besr dari
mereka mencuri listrik PLN dari tiang PLN.
Penulis melakukan wawancara dengan salah satu masyarakat yang menjadi
sumber. Berdasarkan pernyataan nara sumber, pemukim pada tepi sungai Jl. Mangkubumi
lebih didominasi etnis atau bersuku India. Berbeda dengan masyarakat di tepi sungai Jl.
Badur yang di dominasi dengan suku Jawa dan Melayu. Dapat disimpulkan, sosialisasi
antar masyarakat disekitar site cukup tinggi. Terutama bagi masyarakat yang bermukim di
pinggir sungai. Keramaian dapat di dilihat pada waktu sore hari. Seperti masyarakat yang
sering bercengkrama didepan rumah mereka. Sosialisasi antar pemukim dan dengan
pedagang di sekitar pinggiran sungai. Namun saat siang kemacetan pun sering terjadi
pada jl. Mangkubumi sehingga untuk mencari lahan parkir pun tidak mudah ditambah
lagi dengan jumlah pendatang yang ingin ke tempat perdagangan disekitar site. Sehingga
jl. Mangkubumi yang memiliki dua arah menjadi satu arah. Namun sangat disayangkan
sosialisasi masyarakat di permukiman jl. Mangkubumi tidak begitu baik. Komunikasi
yang tercapai disini hanyalah komunikasi antara pembeli dan pedagang. Akan tetapi,
Site ini terletak di tengah kawasan perdagangan di kota Medan yang memilki
banyak akses menuju fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah, rumah ibadah, tempat
hiburan, restaurant dll. Sehingga nilai pergerakan ekonomi pada daerah site ini terbilang
tinggi karena banyaknya lahan perdagangan. Akan tetapi nilai ekonomi yang tinggi tidak
menjamin pemukiman di daerah ini hanya pemukiman legal. Malahan pada sekitar site
ini tidak terelakkan pemukiman kumuh pun terjadi, contohnya saja pinggiran sungai yang
seharusnya tidak boleh ada yang bermukim malah menjadi tempat untuk berlindung dan
didominasi oleh masyarakat yang memiliki pekerjaan sebagai kuli ataupun pedangan kaki
lima.
Dapat disimpulkan disini bahwa tingkatan ekonomi pada masyarakat di pinggir
sungai Deli masuk alam kategori rendah. Kebalikannya dengan masyarakat yang
bermukim di jl. Mangkubumi yang masuk kategori menengah keatas karena memiliki
pegangan ekonomi yang kuat yang mana mata pencahariannya meliputi PNS, Pegawai
Swasta, dan Pengusaha. Maka dari itu, lokasi ini akan menjdi lokasi yang baik dan
strategis secara pencapaian karena banyaknya akses sarana publik disekitar site yang
mana pembangunan Apartemen untuk kalangan atas pun sangat mendukung untuk site
ini.
Berkaca pada peraturan daerah RTRW pasal 14 ayat 3 yang ditetapkan, bahwa
kawasan Medan Maimoon menjadi salah satu pusat pelayanan pusat kota seperti kegiatan
bisnis, perdagangan, pusat kegiatan hiburan dan kegiatan komersial. Sehingga kecocokan
site ini untuk membangun apartemen sangat diperlukan mengingat apartemen ini
diperuntukkan untuk kalangan menengah atas. Karena apartemen ini juga didukung oleh
fasilitas mall dan kebutuhan masyarkat lainnya.
Dengan adanya proyek ini, revitalisasi pemukiman muka sungai akan
menghilangkan pemukiman kumuh yang sekarang terjadi. Dan juga kesadaran
masyarakat akan kebersihan sungai juga akan meningkat sehingga tidak ada lagi sampah
di sekitar dan di dalam sungai Deli yang akan menghilangkan citra sungai sebagai aliran
air yang kotor, berbau dan tidak higienis. Sehingga fasilitas yng sebelumnya seperti
kantor pemeritah, swalayan, hotel, tempat hiburan, kantor swasta dan area komersil
lainnya dapat benar – benar dinikmati oleh masyarakat kelas atas di sekitar site.
Dengan luas site sebesar 2,5 ha, proyek ini mengikuti peraturan dari RTRW yang
menetapkan bahwa syarat pembangunan di site ini harus mengikuti aturan seperti jarak
GSB (Garis Sempadan Bangunan) pada jl. Mangkubumi sebesar 3 m dan jl. Badur
sebesar 5 m dengan KDB (Koefisien Dasar Bangunan) maksimal 60% sehingga
didpatkannya luas site yang boleh dibangun sebesar 1,5 ha. KLB (Koefisien Lantai
termasuk 2 lantai podium dan 18 lantai apartemen dengan dua tower. Tidak lupa juga
GSS (Garis Sempadan Sungai) sungai Deli sebesar 15 m.
Fungsi podium disini juga berfungsi untuk masyarakat diluar penghuni apartemen
yaitu sebagai Mall. Runag terbuka yang besar ifungsikan sebagai arana untuk
berkumpulnya penghuni apartemen seperti area tennis court, jogging track, barbeque
area dan riverwalk yang dapat dinikmati di dua sisi sungai. Sehingga penyatuan kedua
site ini menggunakan jembatan. Pada apartemen ini, sungai Deli akan menjadi
pemandangan utama bagi penghuni. Sehingga pencitraan sungai Deli dapat direalisasikan
seperti penjernihan air dengan cara mengalihkan arus aliran limbah – limbah cair industri
KEHIDUPAN DALAM APARTEMEN
2.1. Analisis, Studi Proyek dan Pemrograman
Masyarakat disekitar site memiliki sifat sosial yang tinggi yang akan
mempengaruhi pembangunan apartemen ini. Walaupun begitu, karakter daerah ini yang
memiliki tingkat sosialisasi yang tinggi juga akan di adaptasi kepada bangunan apartemen
agar sosialisasi masyarakat yang sudah ada sejak dulu tidak terhenti begitu saja, namun
juga akan tetap berlangsung pada penghuni di apartemen ini kedepannya. Untuk
menciptakan keamanan yang efektif pada kawasan apartemen, maka akan di lakukan
hal-hal sebagai berikut :
Membuat peredam suara berupa tanaman/pohon disekitar tapak guna mereduksi
kebisingan disekitar site.
Tembok yang tinggi dilengkapi dengan burglar Alarm dan kawat agar orang
yang tidak berkepentingan tidak bisa memanjat tembok pembatas antara site
apartemen dengan lingkungan luar.
Memasang CCTV disekitar site demi keamanan pengguna apartment.
Untuk keamanan jika terjadi kebakaran perlu ditempatkan hydrant di tempat yang
mudah dijangkau.
Membuat hanya satu jalan masuk dan keluar untuk pengguna apartment agar
keamanan lebih tinggi.
Menurut peraturan dari RTRW dan Tata Kota lokasi site merupakan daerah komersial
maka dari itu lokasi site ini sangat cocok untuk didirikan Apartment yang akan
memudahkan pencapaian user ke area komersial sekitarnya tanpa membuang waktu user
dikarenakan pencapaian menuju site sangat mudah. Sekaligus kota Medan belum
memiliki apartemen untuk kalangan kelas atas yang memiliki penghijauan yang sangat
baik sehingga itu menjadi tantangan untuk menciptakan suatu hunian vertikal yang
memiliki kualitas sosial yang tinggi dan ramah lingkungan. Lokasi site yang strategis
dapat dicapai dari Jl. Mangkubumi, Jl. Letjend Suprapto, Jl. Badur dan Jl. Palang Merah.
Pada daerah ini juga terdapat banyak kendaraan umum yang melintas dan juga bisa
dicapai dengan kendaraan pribadi. Sehigga pencapain ke site terbilang mudah. Namun Jl.
Badur bukan menjadi jalan masuk utama. Jalan masuk utama akan dicapai dari Jl.
Mangkubumi.
Lingkungan sekitar site apartemen ini tidak memiliki fasilitas umum yang memadai
seperti trotoar yang kurang baik bagi pejalan kaki, kurangnya penerangan dimalam hari
pada Jl. Badur dan Jl. Mangkubumi sehingga memungkinkan tingkat kriminalitas akan
meninggi. Tidak disediakan halte untuk para pejalan kaki yang akan menunggu kendaraan
umum. Dan juga tidak tersedianya tempat sampah sehingga banyak masyarakat
membuang sampah di sungai yang berdampak buruk untuk sungai Deli itu sendiri. Maka
dari itu perlu adanya pembenahan fasilitas umum disekitar site. Untuk sumber utama
pemasokan listrik di area site memakai jasa PLN sedangkan untuk sumber air bersih
memakai jasa PDAM namun untuk sebagian besar masyarakat di pinggir sungai juga
memakai sungai Deli untuk kebutuhan rumah tangga seperti mencuci dan mandi bahkan
Maka dari itu, untuk desain apartemen ini akan merancang ruang terbuka hijau di
dalam site yang juga bisa menjadi sarana komunikasi antar user seperti area jogging,
taman, roof garden, area bersantai di depan sungai Deli dan taman dibuat berkontur
sebagai estetika yang juga merupakan pemanfaatan alam di dalam site. Untuk parkir user
lebih baik menggunakan gedung parkir selain menghindari biaya basement yang mahal
dan akses user untuk meletakkan kendaraan lebih mudah dan aman dan lebih terorganisir.
Sungai Deli harus menjadi pusat perhatian sehingga perlu adanya filterisasi agar tidak ada
sampah dan bau tak sedap. Sungai deli juga bisa digunakan sebagai sumber air cadangan
untuk apartment.
Apartemen ini juga memiliki 4 unit ruangan hunian yaitu :
1. Tipe Studio ( 40 m2 )
2. Tipe Deluxe ( 120 m2 )
3. Tipe Suite ( 180 m2 )
[image:31.595.397.547.466.589.2]4. Tipe Penthouse ( 378 m2 )
[image:31.595.122.306.623.760.2] [image:31.595.411.547.624.777.2]Untuk fasad (kulit bangunan) akan memakai material beton dan kaca yang juga bisa
menambah estetika fasad bangunan dengan menggabungkan struktur cantilever.. Untuk
mekanikal elektrikal mengambil sumber dari PLN namun dengan memanfaatkan sungai
Deli juga dapat menghasilkan energi tambahan. Mengingat suhu di kota Medan cukup
panas maka dari itu memperbanyak vegetasi akan membantu menghalangi sinar matahari
langsung dan juga menghalangi kebisingan diluar site (kendaraan bermotor dll) dan
penerangan akan ditempatkan diberbagai tempat sehingga saat malam tiba site apartment
tidak gelap sehingga lebih aman dan nyaman.
Untuk aspek berkelanjutan yaitu penggunaan material yang baik bagi alam,
membawa alam masuk ke dalam site (taman, sungai Deli), memaksimalkan kekuatan
struktur bangunan, memaksimalkan volume yang akan ditampung didalam apartemen,
kontinuitas antara interior dengan eksterior. Proyek ini dimulai dengan penimbunan tanah
di beberapa bagian site untuk taman yang berkontur lalu penggalian pondasi untuk
bangunan dan di cor. Untuk bangunan sendiri memakai konstruksi cantilever dan
exoskeleton dan tidak lupa gedung parkir dibelakang tower untuk visitor dan pemilik
apartemen.
2.2. Program Ruang
Dari pendekatan-pendekatan yang telah dilakukan, diperoleh program ruang yang
[image:32.595.112.551.641.720.2]dibutuhkan dalam apartemen Urban RiverSight Medan, yaitu sebagai berikut :
Tabel 2.2.1 - Program Ruang
KELOMPOK RUANG RUANG LUAS (m²)
TIPE STUDIO Ruang tidur utama 17
Dapur + R. Makan 8
Balkon 12
Total Luas 40
Total Luas 100 Unit 77700
TIPE DELUXE Ruang Tidur Utama + KM 25
Ruang Tidur Anak 15
Ruang Keluarga 16
KM 4
Balkon + Roof Garden 32
Dapur + R. Makan 22
Gudang 6
Total Luas 120
Total Luas 53 Unit 6360
TIPE SUITE Ruang Keluarga 26
Ruang Makan 5
Ruang Tidur Utama + KM 32
R. Tidur Anak (2 Unit) @15 m2 32
Gudang 4
Dapur 9
KM 4
Balkon + Roof Garden 58
Total Luas 180
Total Luas 111 Unit 19980
R. Tamu 16
R. Keluarga 30
Ruang tidur utama + KM 48
R.Tidur Anak + KM (2 Unit) @24 m2 48
R. Tidur Pembantu + KM 10
Balkon + Roof Garden 136
Dapur 30
R. Makan 42
KM 4
Gudang 10
Total Luas 378
Total Luas 4 Unit 1512
Total Luas 273 Unit Hunian 32052
Ruang Pengelola Bagian Non Teknik
R. GM 30
R. Asisten Manager 20
R. Sekretaris 9
R. Kepala bagian Non Teknik 12
R. Purchase 12
R. Pemasaran 9
R. Staff 35
Resepsionis 12
Front office 35
R. Loker 16
R. Rapat 20
R. tunggu 60
R. Box save deposit 12
R. Roomboy 9
R. Training 70
Lavatory 36
Sirkulasi 84
Total luas 506
Bagian Teknik
R. Kepala bagian 16
R. Teknisi & Perawatan 15
Lavatory 6
Sirkulasi 7,4
Total Luas 44
Bagian Keamanan
R. Kepala bagian keamanan 28
R. CCTV 16
R. Pos jaga 8
Sirkulasi 10
Total Luas 62
TOTAL LUAS KEGIATAN
PENGELOLA 612
indoor
Hall 440
Lounge Area 144
Sirkulasi 117
Total Luas 701
Function Room (ruang serbaguna)
R. Audience 784
Prepare Room 20
Equipment Room 9
Lavatory 12
Sirkulasi 165
Total Luas 990
Meeting Room
R. Meeting 200
Sirkulasi 40
Total Luas 240
Resto/café
R. makan 144
Kasir 4
Ruang saji 12
Dapur 32
Lavatory 6
Sirkulasi 40
Total Luas 2 Unit 476
Restoran (2 unit)
R. Makan 250
Kasir 4
Dapur 32
Lavatory 16
Sirkulasi 60
Total Luas 362
Total Luas 2 Unit 724
Coffe Shop (4 Unit)
R. Duduk 64
Bar 16
Kasir 4
Dapur 15
Lavatory 12
Sirkulasi 22
Total Luas 133
Total Luas 4 Unit 532
Fitness Center
R. Fitness 144
R. Loker 24
Lavatory 24
Sirkulasi 38
Gymnastic Room
R. Senam 96
R. Loker 16
Lavatory 16
Sirkulasi 25
Total Luas 153
Fashion Store
R. Display 66
Storage 36
Kamar Pas (5 unit @ 1.6 m2) 8
R. Pegawai 12
Counter Pembayaran 6
Total Luas 128
Total Luas 8 Unit 1024
Supermarket
Rak Display Barang 620
Counter Pembayaran (20 unit @2 m2) 40
Counter Penitipan 8
Storage 300
R. Pegawai 32
Total Luas 1000
Bakery Shop
Rak Display 15
Counter Pembayaran 2
Total Luas 32
Total Luas 2 Unit 64
Bookstore
Rak Display 90
Storage 36
Counter Pembayaran 2
Total Luas 128
ATM Gallery
Total Luas 25
WC Umum
Pria (6 unit ruangan @ 16 m2) 96
Wanita (6 unit ruangan @ 16 m2) 96
Total Luas 192
Spa, Masage and Sauna
R.Staff 16
Resepsionis + Kasir 6
R. Spa & Massage 48
KM + Ruang Bilas 20
R.tunggu 25
R. Sauna 20
Sirkulasi 18
Total Luas 109
Toko Souvenir (10 Unit) @12 m2 120
Toko Retail (10 Unit) @12 m2 120
Agen Tour & Travel 56
Kantor Maskapai Penerbangan 24
Sirkulasi 64
Total Luas 384
Laundry and Dry Cleaning
Laundry 48
R. Linen 48
Sirkulasi 19
Total Luas 115
Musholla
R. Solat 40
R. Wudhu 36
Lavatory 12
Sirkulasi 17
Total Luas 105
Parkir Indoor
Parkir Mobil (448 unit @12,5 m2) 5600
Sirkulasi Mobil 20% 1120
Sub Total 6720
Parkir Motor(1000 unit @1,7 m2) 1700
Sirkulasi Sepeda Motor 20% 340
Total Luas 8760
TOTAL LUAS KEGIATAN
PENUNJANG INDOOR 15927
Ruang penunjang
Outdoor Waterpark
Kolam renang 576
Gazebo 384
R. Bilas 64
Loker 64
Sirkulasi 218
Total Luas 1306
Café Pool
Kolam renang 55
R. Makan 66
Bar 12
R. Bilas 18
Sirkulasi 30
Total Luas 181
TOTAL LUAS KEGIATAN
PENUNJANG OUTDOOR 2234
Ruang Servis Gudang
Gudang 240
Total Luas 240
R. Genset 80
R. Panel 40
R. Pompa 70
R. Bongkar muat 28
R. Penyaluran sampah 150
R. AHU 200
IPAL 150
Sirkulasi 143,6
Total Luas 862
Perawatan Kolam Renang
R. Pompa & Filter Kolam 8
Total Luas 8
TOTAL LUAS KEGIATAN SERVIS 1110
TOTAL LUAS
BANGUNAN 59761
2.3. Oase ditengah hiruk - pikuk perkotaan
Urban RiverSight menawarkan para calon user sebuah perspektif yang berbeda
tentang hunian apartemen yang terkadang monoton. Yang menjadi poin utama dalam
proyek ini yaitu membawa pengalaman sebuah hutan tropis untuk masuk kepusat kota
Medan. Dengan begitu akan menempatkan pengguna di sebuah oase ditengah hiruk pikuk
perkotaan, yang dikelilingi dengan fasilitas seperti sungai Deli yang mengalir dengan
pembersih bio-organik ataupun water treatment, multi – purpose fitness courts,
yang kaya dengan beragam lingkungan alam yang mendukung rekreasi, kesehatan serta
kesejahteraan.
Salah satu strategi lansekap yaitu akan dilengkapi dengan terintegrasinya sky
gardens dan sky courts sebagai bagian dari fitur utama ke hunian. Area hunian ini akan
memberikan ruang terbuka yang tak perlu khawatirkan ketinggian bangunan dan juga
dapat melakukan interkasi sosial antar penghuni, ruang gerak bebas dan menciptakan
ventilasi alami. Roof garden yang juga berfungsi dengan membantu mengurangi
pengaruh suhu panas perkotaan dan menyediakan platform untuk panen air hujan yang
berguna untuk irigasi di roof garden. Maka dari itu proyek ini mengambil prinsip
“garden city” dan “arsitektur organik”.
Arsitektur organik2 adalah sebuah konsep arsitektur dimana ruang dan bentuk
dipadukan. Ruang menjadi pusat pemikiran. Arsitektur organik secara konseptual
menggabungkan konsep tempat tinggal manusia dengan lingkungan alam. Salah satu
arsitek pelopornya yaitu Frank Lloyd Wright Wright sejak awal perancangan, dipandang
sebagai media dari berbagai intensitas kegiatan, mempunyai karakter psikologis, nilai dan
bertujuan mengangkat harkat aktivitas manusia. Museum Guggenheim merupakan contoh
sempurna dari filsafat organikWright, dimana denah, potongan dan pandangan dari luar
secara bersamaan menyatu secara meyakinkan dalam bentuk tiga dimensi dan ruang,
diwujudkan dalam konstruksi beton spiral.
Ciri pada umumnya:
1. Terinspirasi bentukan alam
2. Adanya unsur pengulangan
3. Elastis, lentur, mengikuti aliran
4. Pendalaman terhadap konsep serta kepuasan dalam ide bentuk
5. Unik dan lain dari yang lain
6. Penuh dengan kejutan dan permainan
7. Mengkespresikan konsep ide secara kuat
Garden City3 sendiri merupakan bagian dari pembangunan yang lebih besar,
yang mengusulkan kota-kota taman sekitar pusat kota. Semua terhubung dan berbagi
pelayanan/ fasilitas hiburan. Gagasan ini menuntut pembentukan kota-kota suburban
baru, yang direncanakan dalam ukuran terbatas, dikelilingi sabuk hijau berupa tanah
pertanian. Kota-kota ini akan tumbuh secara mandiri, dikelola dan dibiayai warga kota
yang punya kepentingan ekonomi di sana. Garden City menawarkan visi kota yang bebas
dari area kumuh dengan memadukan kelebihan kota dan desa. Kota menawarkan
bermacam kesempatan, hiburan dan upah tinggi sedangkan desa memiliki pesona
keindahan, udara segar dan sewa hunian yang rendah.
Dengan menerapkan prinsip Garden City pada hunian apartment ini diharapkan
interaksi sosial antar masyarakat akan terjalin dikarenakan pada proyek ini akan membuat
sungai deli sebagai pusat rekreasi user. Salah satu contohnya menerapkan roof garden dan
rekreasi yang melibatkan alam di sekitar site dan untuk kegiatan indoor seperti
gymnasium ditempatkan diluar bangunan apartment sehingga user juga bisa
berkomunikasi dengan sesama user lainnya sambil menuju gymnasium dsb. Wujud
rancangan apartment juga didesain agar user bisa berkomunikasi dengan tetangga melalui
balkon. Gagasan ini akan diterapkan namun dimodifikasi lagi karena menyesuaikan
dengan tema penulis sendiri pada kawasan Sungai Deli.
3
Faktor keamanan yang akan diterapkan pada hunian ini meliputi:
A. Pintu Masuk / Enterance
Pembatasan pintu masuk manusia (enterance) bertujuan agar setiap user yang
masuk dan keluar dikontrol oleh petugas keamanan, perlu diperhatikan hal-hal
yang berkaitan dengan enterance, seperti :
- Mencegah siapa yang tidak boleh memasuki daerah privacy penghuni
- Kontrol terhadap pencuri
- Fleksibilitas dari pintu masuk / enterance
B. Faktor keamanan lain
Dalam perencanaan keamanan bangunan, perlu pertimbanmgan -
pertimbangan sebagai berikut :
- Komunikasi pos-pos keamanan dengan keamanan pusat.
- CCTV di semua penjuru bangunan di lingkungan indoor dan outdoor kecuali
hunian user.
- Kartu akses memasuki hunian bagi tiap – tiap user / penghuni apartemen.
- Pengawasan saat penerimaan barang
- Pemakaian sarana fasilitas proyek
- Perbaikan kerusakan utilitas bangunan
- Keruntuhan akibat gempa
1. Privacy
Suatu kondisi kehidupan yang memberikan kebebasan bagi seseorang tanpa
terganggu atau tanpa campur tangan pihak lain, baik berupa pandangan maupun suara.
Gangguan terhadap privacy dapat berasal dari luar bangunan dan dapat membentuk
pandangan visual yang langsung, suara kebisingan, polusi dan getaran.
2. Kenyamanan
Segala sesuatu yang memperlihatkan dirinya sesuai dengan harmonis dengan
penggunaan suatu ruang, baik dengan ruang itu sendiri maupun dengan berbagai bentuk,
tekstur, warna simbol maupun tanda, suara, bunyi atau apapun juga.
Konsep Rancangan Tapak
Konsep pada rancangan tapak dengan membawa hutan tropis ke tengah hiruk
pikuk kota sehingga menciptakan area hunian yang terjaga dan sehat bagi user.
Rancangan hutan tropis ini di fokuskan pada site B. Menjadikan sungai Deli sebagai
objek utama rancangan tapak sehingga titik temu antar penghuni ada disungai deli.
Desain pinggir sungai harus ditekankan agar menarik perhatian masyarakat akan
keindahan sungai Deli dan juga akan ditambahkan adanya sculpture sebagai daya tarik
tambahan. Terdapat jembatan yang menyerupai gelombang yang akan menarik perhatian
Konsep ruang terbuka dan tata hijau
Sky Gardens merupakan bagian dari konsep ruang terbuka hijau yang memberikan
ruang bebas bagi user walaupun masih di gedung apartemen sekaligus mereduksi sinar
matahari langsung dan polusi udara. Dan hampir setiap hunian akan terdapat taman
sendiri. Aksesibilitas pejalan kaki diarahkan ke Jl. Badur dan Jl. Mangkubumi.Untuk
akses kendaraan jalan masuk dan keluar melalui Jl. Mangkubumi dan Jl. Badur agar
menghindari kemacetan pada satu sisi sehingga pengunjung mendapatkan jalan alternatif
untuk masuk dan keluar dari site karena Jl. Badur walapun hanya memiliki lebar jalan ± 7
m namun Jl. Badur terbilang sepi
kendaraan lalu – lalang dan Jl.
Mangkubumi mempunyai lebar 15 m
namun lumayan padat kendaraan
melintas di jalan ini.
Untuk parkir ditempatkan di dalam gedung tidak di luar gedung dengan
menggunakan parkir kolong, semi basement dan basement. Akses mobil lebih banyak site
A (site didepan Jl. Mangkubumi) namun ada sebagian kecil dari site B ( site didepan Jl.
Badur ) bisa dicapai hanya untuk akses keluar masuk kendaraan guna menjaga
lingkungan site B tetap asri karena pada area ini akan banyak di berikan penghijauan.
Sistem pembuangan dan sanitasi menggunakan water treatment sehingga limbah disaring
dulu sehingga dapat digunakan untuk menyiram tanaman tanpa khawatirkan bau dan juga
limbah tersebut dinetralisirkan agar layak untuk dibuang tanpa harus mencemari
[image:47.595.116.508.298.428.2]lingkungan sekitar.
Konsep rencana ruang dalam gedung ini meliputi:
- Tipe Penthouse
- Tipe Family Suite
- Tipe Deluxe
- Tipe Studio
- Ruang Pengelola
- Entrance hall dan lobby
- Meeting Room
- Resto/café
- Restoran
- Coffee Shop
- Fitness Center
- Gymnastic Room
- Spa, Masage and Sauna
- Pertokoan
- Laundry and Dry Cleaning
- Musholla
- Main Kitchen
- Gudang
- Ruang perawatan bangunan
- Perawatan Kolam Renang
Sistem mekanikal elektrikal memakai fasilitas dari PLN dan genset berkapasitas
besar. Penerangan yang baik di taman sehingga tidak ada area gelap guna menghindari
tindakan kriminal. Pemakaian lampu hemat energy pada setiap ruangan di apartment dan
fasilitas penunjuang lainnya. Untuk kenyamanan termal yaitu merancang ruang terbuka
hijau di gedung dan di sekitar site. Dengan adanya tanaman hijau suasana site akan lebih
sejuk. Dan dengan ditanamkan pohon seperti pohon cemara dsb akan mereduksi
kebisingan dari luar site. Penempatan tanaman hijau ini akan ditempatkan dipinggir site
dan beberapa bagian didalam site.
Untuk aspek berkelanjutan yaitu penggunaan material yang baik bagi alam,
membawa alam masuk ke dalam site (taman, sungai Deli), memaksimalkan kekuatan
struktur bangunan, memaksimalkan volume yang akan ditampung didalam apartment,
kontinuitas antara intrior dengan eksterior. Pasokan air memakai jasa PDAM.
Telekomunikasi memakai jasa Telkom dan listrik menggunakan jasa PLN dan Genset.
Konsistensi konsep perancangan dengan kepatuhan hukum harus mengikuti aturan GSB,
2.4. Mengaplikasikan Prinsip Sosiologi Perkotaan ke Ruang Lingkup Hunian
Apartemen di Kota Medan
Masyarakat di Indonesia khususnya di Medan dikenal sebagai masyarakat yang
sering berkomunikasi antar sesama. Membangun hubungan baik antar manusia sangat
diperlukan agar tingkat hubungan sosial lebih tinggi. Ini sangat jarang dijumpai di tengah
kota yang mana orang hanya melakukan komunikasi di tempat kerjanya ataupun di
sekolah. Jarang sekali masyarakat kota saling sapa atau membangun ikatan sosial di
lingkungan rumahnya.
Peristiwa tersebut hanya dapat di jumpai di perumahan ataupun pinggir kota.
Membayangkan kata “Apartemen” akan muncul di benak sebagian orang bahwa tempat
tinggal yang tidak melihat kanan – kiri. Pemikiran inilah yang harus di ubah agar
pandangan masyarakat tentang penghuni apartemen tidak terkesan sombong atau tidak
peduli dengan lingkungan sekitar karena apartemen identik dengan tempat tinggal yang
hanya untuk di huni bukan untuk dinikmati untuk bercengkrama. Untuk itu diterapkannya
prinsip garden city yang memungkinkan penghuni dapat mengenal penghuni satu sama
lain agar ikatan sosial tidak hilang begitu saja saat sudah berada di apartemen.
Garden City sendiri terlahir dari seorang reporter koran dan perniagaan, Ebenezer
Howard, yang melihat suatu daerah di kota yang sudah penuh sesak dari orang desa yang
datang ke tengah kota karena perusahaan industri sangat menarik perhatian mereka yang
di desa untuk tinggal di tengah kota dengan fasilitas yang memadai dan gaji yang besar
malah menyebabkan ketidak teraturan. Peristiwa ini juga di alami pada masa kini
terutama di indonesia dengan kasus ini berlokasi di tengah kota Medan. Sebagai contoh
Maka dari itu perlu adnya perubahan gaya hidup yang lebih baik untuk masyarakat
tengah kota. Garden City juga menerapkan prinsip agar tidak menghancurkan atau
menghilangkan ciri khas dari suatu daerah seperti sungai Deli. Sehingga sungai Deli juga
dilestarikan dan menjadi sarana berkumpulnya penghuni dan pengunjung untuk
bercengkrama.
Pelestarian sungai akan di buat pada sungai Deli dan juga vegetasi akan di
PUBLIK
SEMI PUBLIK PRIVATE
[image:51.595.107.369.279.636.2]SERVICE
masuk kategori negara sub tropis dan lebih tepatnya di kota Medan memiliki suhu yang
cukup panas. Maka dari itu pinggir sungai Deli dibuat senyaman mungkin. Akan ada
jembatan penghubung antar site A dengan site B. Desain jembatan harus memiliki daya
tarik tersendiri bagi pengunjung dan penghuni. Jembatan penghubung di desain
menyerupai gelombang / ombak air. Akan terdapat 3 jembatan. Dua iantaranya unuk
pejalan kaki dan pesepeda dan satu lagi untuk kendaraan bermotor.
Pada bangunan terdapat 2 lantai podium dengan dua tower yang berorientasi ke
arah sungai Deli yang akan memanjakan mata penghuni di apartemen akan keindahan
alami sungai Deli. Letak bangunan diatas 3 meter dari jalan umum dengan memakai
konsep parkir kolong dan basement. Podium sendiri terdiri dari retail – retail, restaurant,
coffee shop, fashion store, kantor pengelola dsb. Dengan tower A memiliki 18 lantai
ditambah Sky Garden diatasnya dan tower B memiliki 18 lantai dengan tipologi bangunan
berbentuk letter I pada Tower A sedangkan pada Tower B lebih besar dengan tipologi
bangunan bentuk letter L.
Pada tower A lebih didominasi unit Family Suite lalu disusul dengan roof garden
[image:52.595.140.494.445.648.2]dan 4 penthouse. Sedangkan Tower B memiliki ke – 4 tipenya sekaligus. Mengapa tower
A lebih didominasi unit Family Suit dikarenakan unit ini memiliki jumlah uni yang lebih
banyak dari pada ke – 3 unit yang lainnya. Ruangan perunitnya cenderung bentuk persegi
panjang dikarenakan efisiensi peletakan ruangan diperlukan untuk lahan yang cukup
sempit ini. Namun tidak akan membuat bangunan tower terkesan monoton.
Setiap ruangan akan memiliki balkon yag dapat ditanami tanaman sehingga tiap
tipe memiliki tamannya sendiri. Tiap hunian juga memiliki dua view yang dibagi dua,
yaitu City View dan River View. Pada tiap ruangan memiliki dinding kaca sebagai jendela
dan dinding sekaligus agar dapat memandang dengan leluasa ke arah River view ataupun
City View. Tiap tower memiliki Roof Gardens dan Sky Gardens yang terintergrasi.
Namun dibawah sky gardens juga memiliki fitness center untuk tiap tower sehingga tiap
tower juga memilki fasilitas kesehatan sendiri. Sistem pembagian parkir dibagi dua, yaitu
parkir untuk pengunjung Mall dan parkir untuk penghuni apartemen. Parkir kolong dan
basement lt 1 untuk penghuni sedangkan basement lt 2 untuk pengunjung Mall saja.
Berkaca pada penzoningan dalam site, area terbuka mengelilingi bangunan
podium dan tower kecuali di daerah jalan mangkubumi yang diperuntukkan untuk akses
keluar masuk kendaraan bermotor. Namun yang sudah pasti area site B memiliki area
terbuka yang lebih besar sehingga site tersebut diperuntukkan untuk area rekreasi yang
terdiri dari jogging track, gardens, BBQ area dan area pesepeda. Pada site A juga
memiliki area terbuka yaitu riverwalk. Sehingga orang – orang juga dapat menikmati
keindahan tapak site B dan aliran sungai Deli.Area privat terletak pada kedua tower yang
juga disediakan fitness center dan kolam renang di atas gedung pada tiap tower. Pada site
apartemen terdapat 3 Entrance yaitu dua di Jl. Mangkubumi dan Satu di Jl. Badur disusul
3 jalur keluar site yang juga terletak di Jl. Mangkubumi dan Jl. Badur. Sepanjang jalur
Penyusunan vegetasi juga di tata agar tidak terlalu menutupi bangunan namun
dapat mereduksi suara kebisingan kota agar tidak terlalu bising di dalam site. Penyusunan
vegetasi juga tidak lengkap dengan penyusunan pencahayaan pada malam hari agar tidak
terlalu polos atau plain sehingga tidak menyeramkan penghuni untuk berjalan – jalan di
sekitar taman. Vegetasi juga diperlukan disekitar pinggir sungai agar terkesan teduh. Jenis
rumput yang dipakai adalah rumput peking. Rumput peking menyerupai rumput swiss
ataupun rumput jepang. Namun rumput peking lebih mudah dalam perawatan dibanding
rumput jepang ataupun swiss. Rumput peking akan di aplikasikan di hampir seluruh site
B. Namun pada pinggir sungai juga di tanami rumput peking dan batu alam sehingga ada
unsur Zen juga di area sungai. Akan ada railing antar sungai dengan pedestrian guna
keamanan.
Sirkulasi kendaraan pengunjung diarahkan ke basement atau ke drop off. Kalau
mengunjung perlu meng drop off tidak langsung dapat ke basement. Namun akan keluar
ke jl. Mangkubumi tapi jika ingin masuk ke basement juga terdapat jalur entrance di Jl.
Mangkubumi dan Jl. Badur. Saat memasuki basement jalur keluarnya akan ke Jl.
[image:54.595.159.481.354.542.2]Mangkubumi atau Jl. Badur.
HAKIKAT SUNGAI DELI DENGAN KEHIDUPAN MASYARAKAT KOTA
MEDAN
3.1. Rancangan Tapak dan Hubungan dengan Sekitar
Rancangan tapak pada site ini didesain dari bentukan site yang banyak memakan
GSB (Garis Sempadan Bangunan) dan GSS (Garis Sempadan Sungai). Site ataupun tapak
ini memiliki dua site yang dipisahkan oleh sungai Deli. Maka dari itu tapak tersebut
terbagi dua site yaitu site A (dekat J. Mangkubumi) dipergunakan untuk area podium,
gedung parkir dan hunian apartemen berlantai 18 dan mengingat ukuran site A lebih
besar dari pada site B yang tidak memungkinkan lagi area tersebut untuk di bangun tower
atau semacamnya karena sudah banyak” termakan” GSS ( Garis Sempadan Sungai ).
Lagipula area site A lebih cocok untuk dibangun karena Jl. Mangkubumi sendiri
merupakan jalan yang lebih besar ketimbang Jl. Badur sehingga rancangan apartemen
dapat dimaksimalkan di site ini ( red : Site A ). Dan untuk Site B (dekat Jl. Badur) akan
dirancang menjadi area penghijauan seperti Riverwalk, Jogging Track, picnic area dan
BBQ area yang mana juga dapat di akses untuk umum dan penghuni dikarenakan sungai
Deli merupakan properti umum atau milik bersama yang tidak boleh di isolasikan dari
masyarakat umum sekitar. Namun tetap akan ada penjagaan atau security yang akan
menjaga ketertiban di site B.
Vegetasi sendiri banyak didominasi oleh warna hijau yang terdiri dari pohon palem
dan di dominasi dengan rerumputan. Juga adanya sculpture di sepanjang pinggir sungai
akan menambah daya tarik tersendiri yang merupakan salah satu poin utama dari Urban
pengunjung berjalan di sepanjang riverwalk, mereka dapat menikmati pemandangan hijau
yang terintergrasi dengan bangunan tower yang akan menjadi objek mereka dalam
mengabadikan setiap moment.
Akses penghuni untuk mencapai site B dapat memakai dua jembatan yang langsung
dapat dicapai dari arah podium muka sungai yang didesain bukan hanya untuk pejalan
kaki saja namun juga untuk pengendara sepeda yang ingin berekreasi di site B. Area
masuk kendaraan penghuni dan pengunjung pada jl. Mangkubumi karena jalan tersebut
lebih mudah dicapai, lebih lebar dan tidak menggangu jalur lalu lintas pengemudi
disekitar. Namun, pada jl.Badur diletakkan entrance untuk pengunjung untuk ke mall dan
cara pengunjung untuk ke site A dari site B akan ada jembatan khusus yang melewati
sungai Deli. Namun pada site B ini juga dibatasi karena akan dipergunakan untuk aktifitas
penghuni. Pembatasnya dapat berupa pohon atau vegetasi yang lain.
Ketentuan untuk bangunan apartemen ini yaitu menggunakan klb sebesar 12 dengan
kata lain maksimal tinggi bangunan ialah 20 lantai ya