• Tidak ada hasil yang ditemukan

Formulasi Strategi Pemasaran Restoran Ayam Cacah Di Bogor Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Formulasi Strategi Pemasaran Restoran Ayam Cacah Di Bogor Jawa Barat"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

DI BOGOR, JAWA BARAT

WALIDATUR ROSYIDAH

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Formulasi Strategi Pemasaran Restoran Ayam Cacah Di Bogor, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014

Walidatur Rosyidah

(3)

ABSTRAK

WALIDATUR ROSYIDAH. Formulasi Strategi Pemasaran Restoran Ayam Cacah di Bogor Jawa Barat. Dibimbing oleh HENY K. S DARYANTO.

Restoran Ayam Cacah adalah restoran tradisional Lombok yang berada dalam tahap pengenalan dalam siklus hidup produk. Penelitian ini bertujuan mengetahui strategi pemasaran yang dijalankan Restoran Ayam Cacah dengan terlebih dahulu mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal dari perusahaan lalu di analisis dengan menggunakan matriks SWOT. Analisis SWOT adalah analisis yang digunakan untuk mengevaluasi peluang dan ancaman di lingkungan perusahaan bisnis maupun kekuatan dan kelemahan yang dimiliki internal perusahaan. Hasilnya kemudian dianalisis dengan metode analisis QSPM untuk mengetahui alternatif strategi mana yang paling baik atau yang menjadi prioritas perusahaan terlebih dahulu. Hasil skor TAS tertinggi yaitu 6.898 adalah untuk mendaftarkan produk pada lembaga sertifikasi halal agar lebih terjamin kehalalannya.

Kata kunci: faktor eksternal, faktor internal, strategi perusahaan, SWOT.

ABSTRACT

WALIDATUR ROSYIDAH. Formulation of Marketing Strategy for Ayam Cacah Restaurant at Bogor West Java. Supervised by HENY K. S DARYANTO.

Ayam Cacah Restaurant is a Lombok’s traditional restaurant that is in the introduction stage of the product life cycle. This research aims to know appropriate marketing strategy for Ayam Cacah Restaurant at Bogor West Java run by first identifying internal and external factors which influence to the restaurant, and was analyzed by using SWOT method. SWOT analysis is the analysis used to evaluate the opportunities and threats in the business environment as well as the strengths and weaknesses of the company's internal proprietary. The results are then analyzed by QSPM method to know which one is the best alternative strategies to be a priority that should be implemented first by company. The highest scores TAS of 6, 898 is for register the product on halal certification to be more secure halal.

(4)

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN

RESTORAN AYAM CACAH

DI BOGOR, JAWA BARAT

WALIDATUR ROSYIDAH

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul Skripsi: Formulasi Strategi Pemasaran Restoran Ayam Cacah Di Bogor Jawa Barat

Nama : Walidatur Rosyidah NIM : H34086097

Disetujui oleh

Pembimbing

Dr Ir Heny K.S Daryanto, MEc

Diketahui oleh

Ketua Departemen Dr Ir Nunung Kusnadi, MS

(6)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2013 ini ialah strategi, dengan judul Formulasi Strategi Pemasaran Restoran Ayam Cacah di Bogor, Jawa Barat.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Heny K. S. Daryanto, Mec selaku pembimbing, Bapak Dr Ir Nunung Kusnadi, MS selaku dosen evaluator juga kepada Ibu Tintin Sarianti, SP, MM dan Ibu Dr Ir Ratna Winandi, MS yang telah banyak memberi saran dan masukan kepada penulis. Kepada Ibu Dr Ir Anna Fariyanti, MS selaku pengelola program ekstensi Agribisnis atas bantuannya. Disamping itu ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Irman Triana selaku Manajer dan Bapak Hendro Wicaksono selaku pemilik dari Restoran Ayam Cacah yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu, ayah, kedua adikku serta semua teman-teman Agribisnis, atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2014

(7)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 4

Tujuan 5

Manfaat 5

Ruang Lingkup 6

TINJAUAN PUSTAKA 6

Penelitian Terdahulu 6

KERANGKA PEMIKIRAN 9

Kerangka Pemikiran Teoritis 9

Kerangka Pemikiran Operasional 20

METODOLOGI PENELITIAN 23

Lokasi dan Waktu Penelitian 23

Jenis dan Sumber Data 23

Metode Pengumpulan Data 23

Metode Pengolahan Data 23

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 31

Sejarah Perusahaan 31

Visi Misi Perusahaan 31

Lokasi Perusahaan 32

Struktur Organisasi Perusahaan 32

ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN 33

Analisis Lingkungan Internal 33

Analisis Lingkungan Eksternal 37

FORMULASI STRATEGI 41

Tahap Masukan 41

Tahap Pencocokan 47

Tahap Keputusan 51

SIMPULAN DAN SARAN 51

Simpulan 51

Saran 52

DAFTAR PUSTAKA 52

LAMPIRAN 54

(8)

DAFTAR TABEL

Data perkembangan kunjungan wisatawan ke Kota Bogor 1

Perkembangan penduduk Kota Bogor 2

Perkembangan jumlah restoran dan rumah makan di Kota Bogor

berdasarkan jenis hidangan yang disajikan 3

Nilai penjualan Restoran Ayam Cacah bulan Maret-November 2013 4

Alat bantu untuk analisis fungsional 25

Alat bantu untuk analisis PEST 25

Alat bantu untuk analisis industri 25

Penilaian bobot faktor strategis eksternal dan internal 26

Matriks IFE 27

Matriks EFE 28

Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) 31 Identifikasi faktor internal Restoran Ayam Cacah 42 Identifikasi faktor eksternal dengan alat bantu analisis PEST 44 Identifikasi faktor eksternal dengan alat bantu analisis industri 44

Analisis matriks IFE Restoran Ayam Cacah 46

Analisis matriks EFE Restoran Ayam Cacah 47

DAFTAR GAMBAR

Model lima kekuatan Porter 17

Kerangka Pemikiran Operasional Formulasi Strategi Pemasaran

Restoran Ayam Cacah, Bogor 22

Model matrik IE 28

Matrik SWOT 30

Struktur Organisasi Restoran Ayam Cacah 33

Analisi Matriks IE Restoran Ayam Cacah 48

Analisis Matriks SWOT Restoran Ayam Cacah 50

DAFTAR LAMPIRAN

Penilaian Responden 1 Terhadap Faktor Internal Restoan Ayam Cacah 55 Penilaian Responden 2 Terhadap Faktor Internal Restoran Ayam Cacah 56 Perhitungan Bobot Rataan dan Peringkat Rataan Faktor Internal

Restoran Ayam Cacah 57

Penilaian Responden 1 Terhadap Faktor Eksternal Restoran Ayam Cacah 58 Penilaian Responden 2 Terhadap Faktor Eksternal Restoran Ayam Cacah 58 Perhitungan Bobot Rataan dan Peringkat Rataan Faktor Eksternal

Restoran Ayam Cacah 59

Hasil Analisis QSPM Restoran Ayam Cacah 59

(9)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bogor merupakan salah satu kota tujuan pariwisata yang ada di Jawa Barat. Sektor pariwisata merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang cukup penting untuk dikembangkan karena dapat berfungsi sebagai katalisator pembangunan, sumber penerimaan daerah, memperluas pasaran produk industri kecil, dan juga sebagai pengembangan dan pelestarian seni dan budaya. Banyak objek wisata yang bisa dinikmati di Kota Bogor antara lain wisata alam, wisata belanja dan kuliner, wisata religi, serta wisata budaya dan sejarah.

Pengaruh dari sektor pariwisata terlihat jelas di Bogor seperti tumbuh dan berkembangnya jenis usaha objek wisata dan akomodasi yang diberikan untuk wisatawan yang berkunjung. Usaha akomodasi adalah suatu usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian bangunan yang disediakan secara khusus dan setiap orang dapat menginap, makan, serta memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya dengan pembayaran. Jenis usaha akomodasi meliputi perhotelan (bintang dan non-bintang), bumi perkemahan, persinggahan karavan, vila, pondok wisata dan akomodasi lainnya. Sedangkan jenis usaha objek wisata meliputi tempat-tempat rekreasi baik alam maupun buatan seperti Kebun Raya Bogor, Taman Matahari, Taman Bunga Nusantara dan lain sebagainya. Perkembangan dari kunjungan wisatawan yang datang ke Bogor dapat di lihat dari Tabel 1.

Tabel 1 Jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Bogor

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor, 2013

Data pada Tabel 1 menunjukkan peningkatan kunjungan wisatawan ke Bogor tahun 2008 sampai tahun 2012. Selain pariwisata, adanya fasilitas wisata seperti akomodasi, restoran, serta fasiltas pelayanan umum yang lain juga menjadi daya tarik tersendiri bagi Kota Bogor. Jika dilihat pada Tabel 1, jumlah wisatawan nusantara jauh lebih banyak dari pada wisatawan mancanegara. Sebagian besar wisatawan nusantara itu berasal dari wilayah Jabodetabek yang mendatangi tempat-tempat wisata di Bogor dan juga karena adanya even-even tertentu yang Jenis

Usaha

Jenis Wisatawan

Jumlah Kunjungan Per Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

Objek Wisata

Nusantara 1.163.011 1.163.110 1.145.618 1.802.539 996.880

Mancanegara 41.377 41.377 41.489 45.618 58.491 Jumlah 1.204.388 1.204.487 1.187.107 1.848.157 1.055.371

Akomodasi Nusantara 716.807 1.086.374 1.675.890 1.309.875 2.428.331

Mancanegara 31.443 102.737 104.429 106.137 108.515 Jumlah 748.250 1.189.111 1.780.319 1.416.012 2.536.846 Jumlah

Total

Nusantara 1.879.818 2.249.484 2.821.508 3.112.414 3.425.211

(10)

diadakan di Kota Bogor1

Sumber: BPS Kota Bogor, 2013

Dari data pada Tabel 2, terlihat pertumbuhan penduduk kota Bogor yang terus meningkat setiap tahunnya. Ini menjadi peluang bisnis kuliner yang sangat menjanjikan. Dimana semakin meningkatnya jumlah penduduk maka semakin tinggi dan beragamnya kebutuhan terhadap pangan. Sebagai kota pariwisata yang memiliki peningkatan jumlah penduduk maka disamping kebutuhan akan transportasi dan akomodasi, juga membutuhkan makanan. Makanan dan minuman merupakan bagian yang penting dari pariwisata. Dengan semakin meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan dan penduduk Kota Bogor maka tingkat konsumsi makanan dan minuman di Kota Bogor menjadi tinggi. Wisata kuliner yang ditawarkan Bogor memang cukup beragam mulai dari jajanan pasar sampai restoran berskala internasional. Restoran sebagai penunjang dari kegiatan pariwisata juga ikut mengalami perkembangan dalam jenis hidangan yang disajikan mulai dari masakan siap saji, masakan Indonesia, masakan daerah hingga masakan dari restoran berskala internasional bisa menjadi pilihan masayarakat.

. Faktor kemudahan mencapai Bogor juga menjadi alasan bagi para wisatawan untuk berkunjung. Selain bidang pariwisata, perkembangan penduduk kota Bogor juga merupakan faktor utama pertumbuhan ekonomi yang mampu menyebabkan suatu wilayah berubah cepat. Perkembangan penduduk dapat terjadi akibat proses pertumbuhan alami dan urbanisasi. Petumbuhan alami penduduk menjadi faktor utama yang berpengaruh pada ekonomi wilayah karena menciptakan kebutuhan akan berbagai barang dan jasa.

Tabel 2 Perkembangan penduduk Kota Bogor

Alasan lain dari pesatnya pertumbuhan restoran adalah selain untuk mengatasi rasa lapar, juga sebagai pengakuan terhadap status sosial seseorang. Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi konsumsi makanan yaitu, karakteristik individu, makanan dan lingkungan (Suharjo, 1989). Di daerah perkotaan, restoran telah menjadi gaya hidup yang menawarkan pemenuhan kebutuhan pangan sekaligus kenyamanan dan rekreasi bagi pengunjungnya. Restoran dianggap mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat perkotaan yang menyukai sesuatu yang praktis. Kesibukan masyarakat khususnya di kota-kota besar dengan pekerjaan sehari-hari yang menyita banyak waktu, menyebabkan mereka tidak

1

R. Laily. 2013. Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Bogor Meningkat. (diakses tanggal 31 Januari 2014)

Tahun Luas

(11)

memiliki cukup waktu untuk menyiapkan makanan, sehingga menimbulkan kebiasaan baru yaitu makan diluar rumah (Suhardjo, 1989). Data perkembangan jumlah restoran dapat dilihat pada Tabel 3

Tabel 3 Perkembangan jumlah restoran dan rumah makan di Kota Bogor berdasarkan jenis hidangan yang disajikan

No Jenis Restoran Tahun

2005 2006 2007 2008 2009

1 Indonesia 38 48 45 55 55

2 Daerah 40 37 33 43 43

3 Internasional 29 38 45 41 41

4 Oriental 27 36 43 47 47

5 Continental 27 43 24 48 47

Total 161 202 190 234 233

Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor, 2005-2009

Seiring dengan meningkatnya jumlah restoran di Kota Bogor setiap tahunnya maka pengusaha restoran terus berusaha untuk memenuhi keinginan konsumen yang semakin beragam dengan memberikan produk-produk unggulan dengan kualitas pelayanan yang terbaik. Untuk restoran-restoran yang telah lebih lama berdiri berusaha mempertahankan usahanya dengan memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggannya agar tetap dapat bersaing dengan restoran-restoran yang baru.

Berbagai macam jenis restoran dapat di temui di Bogor dari restoran tradisional hingga restoran dengan menu dan desain internasional. Peminat terhadap masakan luar jumlahnya tidaklah sedikit namun tidak mengurangi minat terhadap kehadiran masakan tradisional atau masakan daerah. Restoran tradisional merupakan rumah makan yang menyajikan menu masakan tradisional yang mencirikan suatu daerah tertentu, misalnya rumah makan Sunda, rumah makan Padang, dan lain sebagainya. Setiap rumah makan tradisional menyediakan makanan-makanan yang menjadi ciri khas daerahnya. Selain makanan yang disajikan, desain rumah makan tradisional juga disesuaikan dengan ciri khas dan kebudayaan daerah tertentu. Salah satu restoran yang menyediakan menu tradisional adalah Restoran Ayam Cacah yang terletak di jalan H. Achmad Adnawijaya No. 88 Bogor.

(12)

Perumusan Masalah

Pariwisata merupakan sebuah kegiatan penyediaan fasilitas dan pelayanan terhadap wisatawan dalam menikmati pengalaman perjalanannya pada suatu tempat. Selain dari akomodasi dan fasilitas umum lainnya, restoran merupakan salah satu fasilitas pendukung perkembangan pariwisata. Bisnis kuliner semakin lama semakin kompleks. Persaingan antar restoran semakin tajam baik karena pesaing yang semakin bertambah, pertambahan volume produk dan karena bertambah pesatnya perkembangan teknologi. Hal tersebut menuntut setiap restoran untuk memperhatikan lingkungan sekitarnya yang dapat memperngaruhi perusahaannya dan agar restoran mengetahui strategi pemasaran seperti apa dan bagaimana yang harus diterapkan pada perusahaannya.

Restoran Ayam Cacah adalah restoran tradisional yang merupakan jenis usaha restoran skala menengah dengan konsep restoran keluarga yang di peruntukan bagi kalangan tingkat ekonomi kelas menengah. Ciri- ciri restoran ini dapat dilihat dari menu yang lebih variatif, memiliki karyawan untuk melayani, jenis pelayanan sangat sederhana, kebersihannya lebih diperhatikan, lebih nyaman untuk berlama-lama dan biasanya memiliki parkir yang cukup luas (Raharjo, 2008). Restoran Ayam Cacah menyediakan menu masakan khas Lombok dan kedai kopi giling sebagai bagian dari usaha restoran tersebut. Dekorasi restoran ini menciptakan suasana santai dengan dominan warna hijau segar dengan gedung tanpa pintu dan beberapa tanaman penghias di halaman parkir membuat restoran ini tampak asri sehingga sangat sesuai untuk melepas penat. Melihat dari dekorasi dan menu-menu yang ditawarkan Restoran Ayam Cacah menetapkan sasaran pasarnya adalah keluarga dan karyawan/pekerja kantoran. Restoran Ayam Cacah adalah restoran baru dan masih sangat muda untuk dikenal masyarakat luas. Bagi pengelola perlu mengkomunikasikan keberadaan sekaligus keunggulan dari produk-produknya. Restoran Ayam Cacah memiliki target penjualan sebesar Rp 120.000.000 setiap bulannya. Berikut merupakan target penjualan dan omzet penjualan Restoran Ayam Cacah dari bulan Maret sampai bulan November 2013.

Tabel 4 Data target dan omzet penjualan Restoran Ayam Cacah bulan Maret November 2013

No Bulan Target Penjualan (Rp) Realisasi Penjualan (Rp)

1 Maret 120.000.000 98.613.268

2 April 120.000.000 84.986.012

3 Mei 120.000.000 97.439.316

4 Juni 120.000.000 91.947.600

5 Juli 120.000.000 123.161.402

6 Agustus 120.000.000 80.546.040

7 September 120.000.000 73.810.080

8 Oktober 120.000.000 72.299.970

9 November 120.000.000 *55.029.600

Sumber: Manajemen Restoran Ayam Cacah, 2013 Ket: *Nilai sementara

(13)

Hanya pada bulan Juli Restoran Ayam Cacah mampu melampaui target yang di tetapkan. Target penjualan yang belum tercapai berpengaruh terhadap keuntungan yang didapatkan oleh Restoran Ayam Cacah. Pada tahap ini tidak ada laba atau laba masih sangat kecil karena besarnya biaya-biaya untuk memperkenalkan produk sehingga diperlukan strategi pemasaran untuk memperkenalkan produk baru ke pasar sehingga dapat meningkatkan penjualan dan mendapatkan konsumen yang potensial. Selain itu juga restoran Ayam cacah harus menghadapi persaingan dengan restoran lainnya yang sudah terlebih dahulu dikenal oleh masyarakat luas. Strategi pemasaran merupakan alat yang sangat penting dalam mencapai keunggulan bersaing karena mempunyai peranan penting untuk keberhasilan suatu usaha (Porter, 1993). Strategi pemasaran di tahap awal sangat penting untuk memperkenalkan restoran, pemasaran juga bertujuan mendapatkan penjualan pada awal enam bulan pertama dengan menciptakan pembeli potensial. Ini merupakan tantangan yang cukup besar bagi pelaku usaha tersebut sebab harus berhasil memasuki pasar dan menarik minat konsumen sebanyak mungkin. Strategi pemasaran yang tepat sangat berpengaruh terhadap penjualan produk sebab kesan pertama yang diperoleh konsumen dari sebuah produk baru akan menentukan penilaian mereka terhadap image produk tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut maka permasalahan yang akan diteliti adalah : 1. Apa strategi pemasaran yang telah dijalankan oleh Restoran Ayam Cacah? 2. Apa faktor lingkungan eksternal dan internal yang dihadapi Restoran

Ayam Cacah dalam kegiatan pemasarannya?

3. Bagaimana alternatif strategi pemasaran yang diterapkan oleh Restoran Ayam Cacah?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan dan mengkaji strategi pemasaran yang telah dijalankan oleh Restoran Ayam Cacah.

2. Mendeskripsikan faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal perusahaan yang dihadapi oleh Restoran Ayam Cacah.

3. Merumuskan alternatif strategi pemasaran terbaik di Restoran Ayam Cacah.

Manfaat Penelitian

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, manfaat yang akan didapat sebagai berikut:

1. Bagi pihak Restoran, hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan dan pertimbangan alternatif terbaik dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

(14)

3. Bagi pembaca, hasil ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan informasi dalam pembuatan karya ilmiah serta sebagai bahan rujukan penelitian selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian

Analisis dan pembahasan penelitian ini meliputi gambaran umum, strategi pemasaran yang sudah dijalankan oleh perusahaan, analisis faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan acaman bagi perusahaan, serta menggunakan matrik SWOT untuk perumusan dan penentuan strategi yang dapat diterapkan oleh Restoran Ayam Cacah Bogor dalam pemasaran usahanya. Penulisan menggunakan metode deskriptif yaitu dengan mengumpulkan segala data dan informasi yang ada kemudian dianalisis berdasarkan pengetahuan dan teori yang di dapat dan disusun secara sistimatis.

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian Terdahulu

Ridwansyah (2008) mengkaji tentang Strategi Pemasaran pada Rumah Makan Sate Kiloan Empuk dengan mengacu dan menerapkan teori model perilaku pembelian yang dipengaruhi oleh rangsangan pemasaran sebagai obyek penelitian, dimana dari rangsangan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan berupa bauran pemasaran yang pernah dilakukan. Kemudian penelitian mengidentifikasikan bagaimana karakteristik pembeli yang menjadi sasaran pangsa pasar rumah makan dilihat dari budaya konsumsinya, tatanan sosial yang berlaku di lingkungan sekitar rumah makan berada, juga dari sisi kebiasaan pribadinya. Peneliti juga melihat perilaku konsumen mulai dari bagaimana mereka mendapatkan informasi keberadaaan rumah makan sate kiloan empuk yang ditindaklanjuti dengan keputusan untuk mengunjungi dan mencoba makanan yang ditawarkan, hingga dampak yang dihasilkan setelah mereka melakukan evaluasi atas hasil kunjungan pertama yang mereka lakukan. Dari tanggapan pembelian yang diperoleh, penelitian ini menghasilkan sebuah acuan yang dapat dijadikan petunjuk bagi perusahaan dalam menetapkan strategi pemasarannya. Penelitian ini menggunakan metode AHP dengan menyusun prioritas keputusan dalam suatu struktur hierarki.

(15)

Kristina (2011) melakukan penelitian pada Rumah Cup∙Cakes & BBQ dengan memperhatikan bauran pemasaran yang telah di gunakan terlebih dahulu oleh perusahaan. Kemudian melakukan pengamatan terhadap faktor internal dan eksternal perusahaan dan merumuskan strategi pemasaran berdasarkan matrik SWOT. Perumusan strategi berdasarkan matriks SWOT, seperti penetrasi pasar, meningkatkan promosi, pengembangan produk dan yang terakhir adalah meningkatkan kualitas produk dan menjaga kepercayaan pelanggan harus didasarkan pada bauran pemasaran.

Erlianingsih (2008) melakukan penelitian pada Restoran Pondok Makan Mirah dengan menggunakan bauran pemasaran dan perumusan strategi berdasarkan matrik SWOT. Prioritas utama berdasarkan matrik QSPM adalah dengan melakukan perluasan usaha, hal ini dilakukan untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas. Kemudian prioritas yang kedua, pengembangan produk-produk dengan memberikan harga jual yang sesuai dengan keinginan konsumen, prioritas yang ketiga adalah memanfaatkan teknologi. Prioritas terakhir adalah melakukan promosi, meskipun Restoran Pondok Makan Mirah telah mempunyai loyalitas konsumen yang tinggi.

Harahap (2011) melakukan penelitian pada Strategi Pemasaran Cafe Kebun Kita dengan menggunakan bauran pemasaran dan matrik SWOT. Berdasarkan hasil analisis QSPM, dapat dilihat bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan saat ini yaitu peningkatan variasi produk dengan penganekaragaman menu melalui inovasi produk. Cafe kebun Kita dapat memanfaatkan peluang dengan pertambahan jumlah penduduk di Kota Bogor, Perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih menginginkan kepraktisan, serta pendapatan masyarakat Kota Bogor yang terus meningkat dapat dimanfaatkan oleh Cafe Kebun Kita dengan meningkatkan mutu produk menjadi lebih baik dan berinovasi dengan penganekaragaman menu, sehingga konsumen mendapatkan banyak pilihan makanan dan pasar semakin berkembang.

Sari (2011) melakukan penelitian tentang bauran pemasaran pada Restoran Bukit Gumati Batutulis. Komponen strategi bauran pemasaran yang memiliki prioritas pertama adalah place mix. Faktor prioritas pertama yang menjadi penentu keberhasilan dalam pemilihan startegi bauran pemasaran Restoran Bukit Gumati Batutulis adalah faktor tempat dan strategi yang tepat untuk mencapai fokus pemilihan strategi bauran pemasaran Restoran Bukit Gumati Batutulis yaitu dengan menerapkan alternatif strategi bauran pemasaran yang lebih fokus pada periklanan dan dapat dipadukan dengan promosi penjualan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemasaran terdiri dari faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan. Faktor-faktor internal terdiri dari produksi operasi, sumberdaya manusia, keuangan, sistem informasi manajemen, penelitian dan pengembangan serta pemasaran sedangkan faktor-faktor eksternal terdiri dari lingkungan jauh dan lingkungan industri, yang termasuk lingkungan jauh adalah faktor politik, faktor ekonomi, faktor sosial dan faktor teknologi. Sedangkan lingkungan industri perusahaan adalah ancaman pendatang baru, tingkat persaingan antar perusahaan, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar menawar pemasok dan kekuatan tawar menawar konsumen. Teori David digunakan dalam penelitian Kristina (2011), Erlianingsih (2008), Harahap (2011).

(16)

lingkungan perusahaan terdiri dari lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro terdiri dari semua pihak yang mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam memproduksi dan menjual produk, diantaranya adalah pemasok, perantara, pemasaran, pelanggan dan pesaing. Sedangkan lingkungan makro perusahaan terdiri dari faktor demografis, ekonomi, fisik, teknologi, potilik/hukum dan sosial/budaya yang berpengaruh terhadap penjualan dan laba perusahaan. Sedangkan Sari (2011) menggunakan teori dari Kotler dan Keller (2009) tentang bauran pemasaran. Bauran pemasaran terdiri dari produk, harga, tempat, promosi, proses, orang, dan bukti fisik digunakan oleh perusahaan untuk membangun sebuah strategi fungsional pemasaran yang efektif.

Alat yang digunakan untuk menentukan pilihan dalam strategi pemasaran adalah Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Quantitative Strategy Planning Matrix (QSPM). QSPM merupakan alat yang memungkinkan para penyusun strategi untuk mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara objektif, berdasarkan faktor-faktor keberhasilan eksternal dan internal yang telah diidentifikasi sebelummnya pada matriks IFE dan EFE. Sedangkan Metode AHP merupakan upaya untuk menangkap permasalahan yang ditemukan dan kriteria-kriteria atas jawaban yang dibutuhkan. Metode AHP melihat suatu kepentingan yang disusun secara berurutan sampai empat tingkatan dan tingkatan yang paling bawah merupakan strateginya. Untuk mendapatkan hasilnya, metode AHP menggunakan matriks berbanding, yaitu membandingkan antara satu kepentingan dengan kepentingan lainnya. AHP juga memungkinkan untuk menggunakan intuisi sebagai input utama, namun intuisi yang dapat digunakan adalah intuisi yang datang dari pengambil keputusan yang cukup informasi dan memahami masalah yang dihadapi.

(17)

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Konsep Manajemen

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua sumberdaya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Stoner, 1992). Manajemen merupakan seni dalam mengelola sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen mengacu pada lima fungsi dasar yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan staf (staffing), kepemimpinan (leading), dan pengendalian (controlling).

Konsep Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos. Strategos terbentuk dari kata stratos yang berarti militer dan –ag yang berarti memimpin. Dengan demikian strategi berarti memimpin dalam (dunia) militer. Menurut kamus besar bahasa Indonesia terbitan tahun 1991 menyatakan strategi sebagai ilmu dan seni menggunakan sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai. Kedua definisi ini membuktikan bahwa konsep dan teori tentang strategi banyak diadaptasi dari strategi militer.

Konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua perfektif yang berbeda, yaitu (1) perfektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan (intends to do) dan (2) perfektif apa yang organisasi akhirnya lakukan (aventually does). Berdasarkan perfektif pertama, strategi didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi serta mengimplementasikan misinya. Sedangkan perfektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu (Stoner, Freeman dan Gilbert, Jr dalam Tjiptono, 2001)

Definisi lain di ungkap oleh Robinson (1997) yang dikutip dalam Yoshida (2006) yang menyebutkan bahwa strategi merupakan pola keputusan alokasi sumber daya yang dibuat di dalam organisasi. Pola keputusan ini menyatakan tentang tujuan yang ingin dicapai berdasarkan pada kepercayaan tentang hal-hal yang dapat diterima dan yang harus dihindari untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi dirancang untuk memastikan tujuan utama organisasi dapat dicapai melalui implementasi yang tepat oleh organisasi itu sendiri.

Sedangkan menurut pakar ahli strategi Hamel dan Prahalad yang dikutip oleh Umar (2000) menyatakan bahwa strategi merupakan tindakan yang bersifat

(18)

pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti. Perusahaan perlu mencari kompetensi inti ini didalam bisnis yang dilakukan.

Lebih jauh menurut Hax dan Majluf dalam Yoshida (2006) menyatakan bahwa strategi organisasi yang komprehensif memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Pertama, strategi bersifat koheren, menyatu dan menunjukkan pola keputusan yang integratif. Kedua, strategi menentukan dan menyatukan secara tersurat arah organisasi terutama dalam hal tujuan jangka panjang, program-program kegiatan yang akan dilakukan dan prioritas alokasi sumber daya. Ketiga, strategi digunakan untuk memilih bisnis apa yang akan dimasuki oleh organisasi saat ini atau bisnis apa yang akan ditekuni oleh organisasi tersebut dimasa yang akan datang. Keempat, strategi merupakan usaha organisasi untuk mencapai keunggulan jangka panjang secara terus menerus dalam setiap bisnis yang dimasukinya dan dari ancaman yang berasal dari lingkungan bisnis yang dihadapinya. Strategi menyatukan seluruh tingkatan hirarki dalam organisasi, yaitu tingkat korporasi, bisnis, dan fungsional. Kelima, strategi menentukan kontribusi natural ekonomis dan non ekonomis bagi para stakeholder orgnisasi yang bersangkutan.

A. Unsur Strategi

Menurut Assauri (2011) suatu organisasi mempunyai banyak strategi, maka strategi itu harus mempunyai bagian-bagian yang mencakup unsur-unsur strategi diantaranya adalah:

1. Dimana organisasi selalu aktif dalam menjalankan aktivitasnya. Unsur ini dikenal sebagai gelanggang aktivitas atau arena.

2. Bagaimana kita dapat mencapai arena, yaitu penggunaan sarana kendaraan.

3. Bagaimana kita dapat menang di pasar. Hal ini merupakan pembeda atau yang dikenal dengan differentiators.

4. Apakah langkah atau tahap, serta urutan pergerakan kegiatan, serta kecepatannya.

5. Bagaimana hasil yang akan dicapai dengan logika ekonomi

Konsep Manajemen Strategis

Manajemen strategis merupakan suatu tindakan yang direncanakan dan dilakukan untuk menghasilkan strategi yang efektif agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Manajemen strategis (strategic management) dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya (David, 2009). Menurut Dirgantoro (2004), manajemen strategis adalah suatu proses berkesinambungan yang membuat organisasi secara keseluruhan dapat match

dengan lingkungannya atau dengan kata lain organisasi secara keseluruhan dapat selalu responsif terhadap perubahan-perubahan di dalam lingkungan baik yang bersifat internal maupun eksternal.

(19)

Fokus dalam manajemen strategi mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi untuk mencapai keberhasilan dalam organisasi. Manajemen strategi dibutuhkan oleh organisasi agar dapat menang dalam kompetisi. Manajemen strategi menghasilkan rencana dari pilihan berbagai alternatif yang baik. Tujuan dari manajemen strategi adalah untuk mengeksploitasi dan menciptakan peluang baru yang berbeda untuk masa mendatang (perencanaan jangka panjang) dan mencoba mengoptimalkan tren sekarang untuk masa datang (David, 2009).

Manajemen strategi merupakan hal yang dinamis dan berkelanjutan. Perubahan komponen utama dalam model manajemen strategi dapat mengakibatkan perubahan dalam semua komponen lain dalam model manajemen strategi. Aplikasi manajemen strategis berbeda untuk setiap organisasi. Langkah formal dalam manajemen strategis biasanya diterapkan dalam organisasi yang besar, memiliki banyak divisi, pasar maupun produk.

Proses Manajemen Strategis

David (2009) menyatakan proses menajemen strategis terdiri dari tiga tahap yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Formulasi Strategi

Mencakup kegiatan pengembangan visi dan misi organisasi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.

2. Implementasi Strategi

Mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya yang mendukung strategi, menciptakan organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem informasi dan menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi. Implementasi strategi disebut sebagai tahap pelaksanaan dalam manajemen strategis.

3. Evaluasi Strategi

(20)

Konsep Bauran Pemasaran Jasa

Salah satu unsur dalam strategi pemasaran adalah bauran pemasaran, yaitu strategi yang dijalankan perusahaan yang berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada segmen pasar tertentu yang merupakan sasaran pasarnya. Menurut Kotler (2002), bauran pemasaran (maketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran.

Bauran pemasaran dengan 4P berhasil dengan baik untuk produk yang berwujud, akan tetapi elemen-elemen tambahan perlu diperhatikan dalam produk yang tidak berwujud seperti jasa pelayanan. Komposisi yang terbaik ditetapkan dari ketujuh komponen atau variabel pemasaran untuk mencapai sasaran pasar yang dituju. Ketujuh komponen yang termasuk dalam bauran pemasaran adalah sebagai berikut:

1. Produk

Produk merupakan alat bauran pemasaran yang paling dasar. Produk merupakan semua komponen jasa yang menciptakan nilai bagi pelanggan. Produk tersebut harus memiliki daya saing yang tinggi dibandingkan dengan produk jasa lainnya. Produk yang ditawarkan restoran terdiri atas komponen barang dan jasa. Karakteristik produk dapat dibagi menjadi dua, yaitu kualitas barang dan kualitas jasa.

2. Harga

Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Dalam menetapkan strategi bauran harga, suatu restoran harus memperhatikan strategi penetapan harga, tingkat harga, keseragaman harga, potongan harga dan syarat-syarat pembayaran. Pada penelitian ini harga yang dimaksud adalah harga yang terdapat pada menu Restoran Restoran Ayam Cacah dibandingkan dengan harga yang terdapat pada menu di restoran lain.

3. Tempat

Tempat merupakan alat bauran pemasaran mengenai berbagai kegiatan yang dilakukan restoran serta membawa sebagian produk ke pasar agar produsen bekerjasama dengan perantara. Menurut Lupiyoadi (2008) ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu konsumen mendatangi pemberi jasa, pemberi jasa mendatangi konsumen, dan pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung. Pada penelitian ini tempat yang dimaksud mencangkup kemudahan dalam mengakses sarana transportasi, kebersihan, dan kenyamanan restoran.

4. Promosi

(21)

5. Proses

Proses dalam pemasaran jasa terkait dengan kualitas jasa yang diberikan, terutama dalam hal sistem penyampaian jasa. Perhatian secara individual yang diberikan oleh pihak restoran kepada para konsumen seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan serta kebutuhan konsumennya. Hal yang diteliti dalam proses ini meliputi tanggapan atas keluhan, kecepatan dalam melakukan transaksi pembayaran dan penyajian makanan.

6. Orang

‘Orang’ atau karyawan berfungsi sebagai penyedia jasa sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2008). Pelatihan staf perlu diperhatikan sehingga karyawan mampu memberikan kepuasan kepada konsumen. Kebutuhan dalam pelatihan, motivasi dan manajemen sumberdaya manusia sangat diperlukan guna para karyawan memiliki kemampuan mengenali produk dan memasarkan produk. Pelayanan terhadap konsumen merupakan kunci keberhasilan dalam menjaga para konsumen agar datang atau membeli produk kembali. Keramahan dan kecepatan pelayanan memberikan kesan atau pencitraan bahwa para karyawan sudah mempersiapkan diri untuk memberikan pelayanan terbaiknya kepada konsumen. Penelitian ini meneliti orang meliputi jumlah karyawan, keramahan dalam pelayanan, kompetensi dan pengetahuan karyawan mengenai produk yang dipasarkan.

7. Bukti Fisik

Bukti fisik adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa (Kotler dan Keller, 2009). Beberapa contoh dari bukti fisik pada restoran antara lain gedung, tanah, kendaraan dan petunjuk yang terlihat lainnya. Hal yang akan diteliti mengenai bukti fisik meliputi tempat parkir yang luas, fasilitas gedung convention hall, meeting room, design dan lay out selaras dapat menambah menarik para konsumen untuk datang kembali.

Analisis Lingkungan Perusahaan

(22)

1. Lingkungan Internal Perusahaan

Analisis lingkungan internal segala sesuatu yang dimiliki organisasi berupa kekuatan dan kelemahan. Analisis lingkungan internal dilakukan untuk mengamati kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Kekuatan merupakan potensi yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang muncul dari luar. Sedangkan kelemahan adalah segala keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki oleh perusahaan yang harus terus diperbaiki agar perusahaan mampu bersaing di pasar.

Setiap organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan yang berbeda-beda karena itu penting bagi sebuah organisasi untuk mengetahui dengan jelas apa kekuatan dan kelemahan yang ada dalam organisasi agar dapat memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman yang ada di luar organisasi. Selain mengetahui peluang yang menarik di lingkungannya, organisasi perlu juga memiliki keahlian tertentu supaya berhasil memanfaatkan peluang tersebut (Kotler, 2002). Menurut David (2009), faktor-faktor internal yang dianalisis pada perusahaan adalah : 1. Aspek manajemen sumberdaya manusia

Menurut David (2009) sumberdaya manusia perusahaan berhubungan dengan sistem manajemen, hubungan staf karyawan dan tingkat produktivitas tenaga kerja. Serangkaian sumberdaya dan karyawan yang dapat memberikan keunggulan bersaing bagi perusahaan adalah: 1) struktur organisasi dan suasana yang efektif; 2) sejarah perusahaan dalam mencapai tujuan; 3) pengalaman kerja dan prestasi manajemen puncak yang seimbang; 4) kebijakan hubungan kerja yang efisien dan efektif; 5) karyawan berkualitas tinggi; dan 6) informasi manajemen dan sistem komputer yang efektif.

2. Aspek pemasaran

Menurut David (2009), pemasaran diuraikan sebagai proses menetapkan, mengantisipasi, menciptakan dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan produk dan jasa yang meliputi pelanggan, menjual produk, menetapkan harga, dan analisis peluang.

3. Sumberdaya keuangan

Menurut David (2009), sumberdaya keuangan digunakan untuk melihat pertumbuhan penjualan dan struktur modal terhadap perolehan laba penjualan. David (2009) menambahkan bahwa kondisi keuangan sering dianggap suatu ukuran tunggal terbaik dari posisi bersaing perusahaan dan daya tarik investor. 4. Aspek produksi dan operasi

Fungsi produksi/operasi merupakan kegiatan mengubah masukan (input) menjadi barang/jasa (output). David (2009) menyarankan bahwa manajemen produksi/operasi haruslah terdiri dari lima fungsi atau bidang keputusan yaitu : proses, kapasitas, sediaan, tenaga kerja, dan mutu.

5. Fungsi Penelitian dan Pengembangan (Litbang)

Terdiri dari aktivitas yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan kompetitif perusahaan, biasanya diarahkan pada produk-produk baru.

6. Sistem Informasi Manajemen

(23)

Jantung dari sistem informasi manajemen adalah data base yang berisi berbagai catatan dan data yang penting bagi manajer.

2. Lingkungan Eksternal Perusahaan

Lingkungan eksternal perusahaan menjelaskan tentang peluang dan ancaman besar yang dihadapi oleh suatu perusahaan di masa kini ataupun masa yang akan datang, sehingga manajer dapat merumuskan strategi yang tepat guna mengambil keuntungan dari berbagai peluang dan meminimalkan dampak dari ancaman yang muncul. Proses yang dilakukan secara kontinyu untuk melakukan analisis lingkungan eksternal adalah dengan melakukan pemindaian (scanning), pengawasan (monitoring), peramalan (forecasting) dan penilaian (assessing). Analisis lingkungan eksternal perusahaan dibagi menjadi dua kategori diantaranya adalah lingkungan jauh dan lingkungan industri.

Lingkungan jauh merupakan lingkungan yang secara tidak langsung mempengaruhi keputusan strategi perusahaan dalam jangka panjang dan bersifat

uncontrollable. Sedangkan lingkungan industri merupakan analisa terhadap kelompok yang terkait (stake holder). Perusahaan harus melakukan penilaian secara hati-hati terhadap tekanan-tekanan dari potensi masuknya pesaing baru, daya saing pemasok, daya saing pembeli, potensi pengembangan produk penganti maupun persaingan antarperusahaan saingan dari stake holder. Karena semakin besar kekuatan dari tiap-tiap elemen tersebut maka kemampuan perusahaan untuk meningkatkan harga atau laba semakin terbatas.

1. Lingkungan Jauh

Lingkungan jauh adalah lingkungan eksternal organisasi yang menyusun faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup yang berada di luar dan terlepas dari faktor operasi perusahaan. Lingkungan jauh terdiri ekonomi, teknologi, politik serta kebudayaan.

a) Lingkungan Ekonomi

Lingkungan ekonomi terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli konsumen dan pola pengeluarannya. Pasar memerlukan daya beli selain jumlah orang. Daya beli total tergantung pada pendapatan sekarang, harga-harga, tabungan dan utang. Pemasar harus menyadari kecenderungan utama dalam pendapatan dan pengeluaran konsumen yang berubah-ubah (Kotler, 2002).

b) Lingkungan Teknologi

Perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang pesat baik di bidang bisnis maupun bidang yang mendukung kegiatan bisnis. Sebenarnya terknologi tidak hanya mencakup penemuan terbaru saja tetapi juga meliputi cara-cara pelaksanaan atau metode baru dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Teknologi memberikan gambaran yang luas meliputi mendesain, menghasilkan dan mendistribusikan. Teknologi mungkin adalah kekuatan yang paling dramatis yang membentuk lingkungan pemasaran. (Kotler dan Amstrong, 1996).

c) Lingkungan Politik

(24)

d) Lingkungan Sosial Budaya dan Demografi

Faktor sosial yang berpengaruh adalah kepercayaan, nilai sikap, opini, dan gaya hidup orang-orang di lingkungan eksternal yang berkembang dari pengaruh kultural, ekologi, demografi, agama, pendidikan, dan etnik (David, 2009).

2. Lingkungan Industri

Kekuatan dalam bersaing pada lingkungan industri bergantung pada lima faktor, yaitu ancaman terhadap masuknya pendatang baru, ancaman terhadap produk substitusi, kekuatan tawar menawar pemasok, dan kekuatan tawar menawar pembeli, dan persaingan anggota industri.

1. Ancaman Pendatang Baru.

Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumberdaya produksi yang terbatas. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang sudah ada. Besarnya ancaman masuk bergantung pada hambatan masuk yang ada dan reaksi dari peserta persaingan yang sudah ada. Terdapat enam sumber utama hambatan masuk, yaitu:

a. Skala Ekonomi

Skala ekonomi adalah bertambahnya jumlah barang yang diproduksi dalam satu periode sehingga menurunkan biaya satuan per unit. Skala ekonomi ini menghalangi masuknya pendatang baru dengan cara memaksanya masuk dalam skala besar dengan konsekuensi menghadapi reaksi keras dari pesaing yang ada.

b. Deferensiasi Produk

Perusahaan yang melakukan deferensiasi produk memiliki identifikasi merk dan loyalitas pelanggan yang disebabkan oleh periklanan, pelayanan pelanggan, perbedaan produk di masa lampau atau sekedar perusahaan pertama yang memasuki industri. Deferensiasi produk memaksa pendatang baru untuk mengeluarkan biaya yang besar untuk mengatasi kesetiaan pelanggan.

c. Kebutuhan Modal

Kebutuhan untuk menanamkan investasi sumber daya keuangan yang besar menciptakan hambatan masuk khususnya jika modal yang diperlukan untuk periklanan tidak dapat kembali.

d. Biaya Beralih Pemasok

Hambatan masuk yang tercipta dengan adanya biaya beralih pemasok yaitu biaya yang harus dikeluarkan pembeli bilamana berpindah dari produk pemasok tertentu ke produk pemasok lain. Biaya peralihan meliputi biaya karyawan, biaya perlengkapan yang baru, desain ulang produk, bahkan biaya psikologis akibat hubungan yang rusak.

e. Akses ke Saluran Distribusi

(25)

f. Kebijakan Pemerintah

Pemerintah dapat membatasi bahkan menutup masuknya industri dengan melakukan pengendalian dan pengawasan, seperti perjanjian lisensi dan batasan-batasan akses ke bahan baku. Pemerintah juga memainkan peranan secara tidak langsung seperti standar polusi udara dan peraturan keamanan.

g. Hambatan Biaya Terlepas Dari Skala

Perusahaan yang telah mapan memiliki keunggulan biaya yang tidak dimiliki oleh pendatang baru, seperti keunggulan lokasi yang strategis, teknologi rahasia, penguasaan yang menguntungkan terhadap bahan baku, subsidi pemerintah dan keunggulan kurva belajar.

2. Ancaman Produk Substitusi.

Semua perusahaan dalam suatu industri dengan produk substitusi, meskipun karakteristik berbeda, barang substitusi dapat memberikan fungsi dan jasa yang sama. Ancaman produk substitusi kuat jika konsumen dihadapkan pada harga yang lebih murah dan kualitas sama atau lebih baik dibandingkan dengan produk dari industri tersebut.

3. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Suppliers).

Pemasok dapat mempengaruhi industri melalui kemampuan menaikkan harga jual atau menurunkan kualitas produk atau pelayanan. Hubungan antara perusahaan dengan pemasok sangat penting untuk keberlanjutan usaha dalam dukungan bahan baku.

4. Kekuatan Tawar Menawar Pelanggan (Buyers).

Untuk melihat seberapa jauh para pembeli dengan kekuatan yang mereka miliki mampu mempengaruhi industri untuk menurunkan harga produk, serta meningkatkan mutu dan pelayanan.

5. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri.

Tingkat persaingan industri meliputi : jumlah kompetitor, karakteristik produk, biaya tetap yang besar, kapasitas dan hambatan keluar.

Gambar 1 Model lima kekuatan Porter Sumber : Porter 1993

Para Pesaing Industri

Produk Pengganti Pemasok

Pendatang Baru Potensial

(26)

Menentukan Alternatif Strategi

Menurut David (2009) strategi alternatif yang dapat diambil perusahaan dapat dikelompokkan menjadi empat bagian dan 13 tindakan, yaitu:

1. Strategi Integrasi

Strategi ini memungkinkan para perusahaan untuk mengendalikan para distributor, pemasok dan pesaing. Strategi ini terdiri dari:

a. Integrasi ke depan, yaitu memiliki kendali atas distributor

b. Integrasi ke belakang, yaitu mencoba meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok

c. Integrasi horizontal, yaitu mencoba memiliki kendali atas pesaing 2. Strategi Intensif

Strategi ini memerlukan usaha yang intensif untuk meningkatkan posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada. Strategi intesif terdiri dari: a. Penetrasi Pasar, yaitu mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk

produk/jasa yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar.

b. Pengembangan Pasar, yaitu memperkenalkan produk/jasa yang sudah ada ke wilayah geografi baru.

c. Pengembangan Produk, yaitu mencoba meningkatkan penjualan dengan memperbaiki produk/jasa yang sudah ada atau mengembangkan yang baru.

3. Strategi Deversifikasi

Strategi menjadi kurang populer karena organisasi mengetahui betapa lebih sulitnya mengelola aktivitas bisnis yang beragam. Strategi deversifikasi terdiri dari:

a. Deversifikasi Konsentrik, yaitu menambah produk/jasa tetapi masih terkait.

b. Deversifikasi Konglomerat, yaitu menambah produk/jasa baru yang tidak terkait dan ditujukan untuk para pelanggan baru.

c. Deversifikasi Horizontal, yaitu menambah produk/jasa baru yang tidak terkait dan untuk para pelanggan yang sudah ada.

4. Strategi Defensif

a. Usaha Patungan yaitu dua perusahaan sponsor atau lebih membentuk organisasi terpisah dengan tujuan kerjasama.

b. Rasionalisasi Biaya yaitu menstrukturisasi dengan cara mengurangi biaya dan aset agar bisa meningkatkan penjualan dan keuntungan.

c. Divestasi yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi.

d. Likuidasi yaitu menjual semua aset sebuah perusahaan bertahap sesuai dengan nilainya yang terlihat.

Matrik IFE dan EFE

(27)

alat perumusan strategi yang meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai bidang fungsional. Sedangkan matriks EFE berguna untuk meringkas peluang dan ancaman dalam suatu perusahaan.

Matriks IE

Menurut David (2009) matrik IE memposisikan berbagai divisi suatu organisasi dalam tampilan sembilan sel. Matriks IE serupa dengan matrik BCG karena kedua alat itu dapat menempatkan divisi-divisi organisasi dalam sebuah diagram sistematis. Akan tetapi terdapat perbedaan antara matriks BCG dengan IE yaitu sumbunya tidak sama selain itu matriks IE membutuhkan lebih banyak informasi mengenai divisi daripada matriks BCG. Selain itu juga implikasi strategis dari setiap matriks berbeda.

Pada matriks IE terdapat tiga bagian besar yang mempunyai implikasi strategi yang berbeda. Pertama ketentuan untuk divisi-divisi yang masuk dalam sel I, II atau IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan membangun (grow and build). Strategi yang intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau intergratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal) bisa menjadi yang paling tepat bagi divisi ini. Kedua, divisi-divisi yang masuk dalam sel III, V atau VII dapat ditangani dengan baik melalui strategi menjaga dan mempertahankan (hold and maintain); penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi yang paling banyak digunakan dalam divisi ini. Ketiga, ketentuan umum untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII atau IX adalah panen atau divestasi (harvest or divest).

Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opputunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan Ancaman (Threats). Walaupun cenderung sederhana dan bersifat langsung dalam penggunaannya, namun dapat menyajikan suatu analisis yang komprehensif dan akurat tentang usaha yang dilaksanakan (Sulastiyono, 1999). Analisis ini menyediakan kerangka yang baik dalam menggambarkan strategi, posisi dan arah perusahaan.

(28)

Menurut David (2009), analisis SWOT dilaksanakan dengan memfokuskan pada dua hal, yaitu:

1. Fokus mendasar pertama adalah peluang, yakni situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan, serta ancaman yaitu situasi penting yang tidak menguntungkan dalam perusahaan.

2. Fokus mendasar kedua adalah identifikasi terhadap kekuatan internal yaitu sumberdaya, keterampilan atau keunggulan relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani perusahaan, serta kelemahan internal yaitu keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya.

Analisis QSPM

QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) merupakan alat yang memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi strategi alternatif secara objektif berdasarkan pada faktor-faktor kritis untuk sukses eksternal dan internal yang dikenali sebelumnya, serta memerlukan penilaian intuitif yang baik. Kegunaan QSPM adalah menetapkan daya tarik relatif dari tindakan alternatif yang layak dan memutuskan strategi mana yang terbaik.

Menurut David (2009) QSPM memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan dalam beberapa hal yaitu:

3. Strategi dapat diperiksa secara berurutan atau bersamaan.

4. Tidak ada batas jumlah strategi yang dapat diperiksa atau dievaluasi.

5. Membutuhkan ketelitian dalam memadukan faktor eksternal dan internal yang terkait dalam proses keputusan.

Kerangka Pemikiran Operasional

Restoran merupakan salah satu pendukung perkembangan pariwisata di Kota Bogor. Meningkatnya jumlah restoran di Kota Bogor merupakan bukti bahwa wisata kuliner di Kota Bogor sedang mengalami peningkatan. Seiring dengan peningkatan tersebut pengelola restoran harus memperhatikan strategi pemasaran yang tepat untuk agar Restoran Ayam Cacah dapat mencapai target penjualannya. Restoran Ayam Cacah merupakan restoran pendatang baru sehingga memerlukan strategi yang tepat untuk mendapatkan konsumen yang loyal untuk meningkatkan penjualan dan laba.

(29)

lingkungan industri. Lingkungan jauh terdiri dari lingkungan ekonomi, lingkungan teknologi, lingkungan politik dan hukum, serta lingkungan sosial, budaya, dan demografi. Lingkungan industri terdiri dari pemasok, pelanggan, pesaing, ancaman pendatang baru, kekuatan tawar menawar pemasok, kekuatan tawar menawar pelanggan, dan persaingan sesama perusahaan dalam industri.

Dalam mengidentifikasi faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki restoran maka dilakukan analisis internal restoran dengan menggunakan matriks Internal Factor Evaluation (IFE), dan matriks External factor Evaluation

(30)

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Operasional Formulasi Strategi Pemasaran Restoran Ayam Cacah di Bogor, Jawa Barat.

Restoran Ayam Cacah Bogor

Alternatif Strategi yang Layak (Matriks IE dan Matriks SWOT)

Penentuan Alternatif Strategi PemasaranTerbaik (QSPM) Analisis Ligkungan Perusahaan

Lingkungan Eksternal: - Lingkungan Jauh - Lingkungan Industri Lingkungan Internal:

- Manajemen SDM - Produksi dan Operasi - Keuangan

- Pemasaran

Matrik EFE Matrik IFE

(31)

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengumpulan data mengenai Strategi Pemasaran Restoran Ayam Cacah Bogor, dilaksanakan pada bulan September hingga November 2013. Restoran Ayam Cacah, bertempat di jalan H. Achmad Adnawijaya No. 88 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan secara purposive (sengaja), dengan pertimbangan lokasi yang mudah dijangkau dan Restoran Ayam Cacah merupakan restoran yang menawarkan konsep serta menu yang berbeda dibandingkan dengan restoran lain yang ada di Bogor serta memiliki potensi untuk dikembangkan dalam pemasaran di tengah persaingan industri sejenis.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan yaitu data mengenai sejarah dan perkembangan perusahaan, visi misi perusahaan serta kondisi perusahaan saat ini. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara langsung dengan pemilik dan manajer Restoran Ayam Cacah. Sedangkan data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data mengenai perkembangan kunjungan wisatawan ke Bogor, perkembangan jumlah penduduk, dan perkembangan jumlah restoran dan rumah makan di Kota Bogor berdasarkan jenis hidangan yang disajikan. Data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer yang didapat dari literatur-literatur atau instansi yang ada. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait, antara lain Badan Pusat Statistik dan literatur-literatur yang relevan dengan penelitian.

Metode Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan penelitian ini, tehnik pengumpulan data yang dilakukan adalah:

1. Studi Pendahuluan: melakukan pengamatan langsung

2. Tehnik Wawancara: melakukan wawancara dengan pemilik dan manajer dari Restoran Ayam Cacah.

3. Tehnik Kepustakaan: membaca buku-buku yang terkait dengan judul penelitian dan literatur-literatur lainnya yang menunjang pelaksanaan penelitian.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

(32)

1. Mengumpulkan data dan informasi mengenai kondisi objek penelitian untuk kemudahan dalam proses analisis lebih lanjut

2. Melakukan kajian situasi objek penelitian baik secara internal maupun eksternal serta mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan untuk mengetahui posisi perusahaan saat ini.

3. Menentukan alternatif dan prioritas strategi yang tepat bagi objek penelitian.

Dalam analisis pengolahan data akan digunakan Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) untuk mengidentifikasi alternative kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan Restoran Ayam Cacah. Analisis ini diperoleh dari matriks IFE yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor internal restoran, matriks EFE yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor eksternal dari restoran serta matriks IE yang digunakan untuk mengetahui posisi strategis perusahaan. Sedangkan untuk proses pemilihan keputusan strategis yang paling tepat akan digunakan metode QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Seluruh alat bantu analisis tersebut tepat diterapkan karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu ingin mendeskripsikan faktor internal dan eksternal dari Restoran Ayam Cacah serta merumuskan strategi alternatif yang tepat bagi restoran.

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan untuk mendefinisikan visi, misi dan tujuan perusahaan, karakteristik produk yang dihasilkan, tingkat pencapaian target penjualan, kegiatan pemasaran, personalia, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi yang digunakan perusahaan. Analisis ini untuk menggambarkan kondisi riil perusahaan.

Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi

Kerangka tiga tahap formulasi strategi terdiri dari tahap masukan (input), tahap pencocokan dan tahap keputusan. Analisis tiga tahap formulasi strategi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis lingkungan eksternal dan internal (IFE dan EFE), analisis matriks IE, analisis SWOT dan analisis QSPM.

Tahap Masukan (Input)

Tahap input meliputi proses analisis faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perusahaan. Analisis eksternal dilakukan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan.

Analisis Lingkungan Internal

(33)

lingkungan internal dapat diperoleh faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari setiap fungsi perusahaan yang akan diuraikan pada Tabel 5.

Tabel 5 Alat bantu untuk analisis fungsional

Analisis Fungsional Kekuatan Kelemahan Manajemen

Produksi Keuangan Pemasaran Sumber: David, 2009

Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis eksternal menggunakan PEST dan analisis industri. Analisis PEST bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh aspek politik, ekonomi, sosial-budaya, demografi dan teknologi terhadap perusahaannya. Alat bantu analisis PEST dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Alat bantu untuk analisis politik, ekonomi, sosial, teknologi

Analisis PEST Peluang Ancaman

Fenomena Politik Fenomena Ekonomi Fenomena Sosial, Ekonomi, dan Demografi

Fenomena Teknologi Sumber: David, 2009

Sedangkan untuk analisis industri digunakan pendekatan model lima kekuatan Porter. Model lima kekuatan Porter ini juga digunakan untuk alat bantu menganalisis peluang dan ancaman yang terjadi akibat adanya fenomena persaingan dalam industri yang tertera pada Tabel 7.

Tabel 7 Alat bantu untuk analisis industri

Analisis Kompetisi Peluang Ancaman

Fenomena persaiangan dalam industi sejenis Fenomena pendatang baru Fenomena pemasok Fenomena pembeli

Fenomena produk subtitusi Sumber: Daviv, 2009

Secara ringkas analisis ini disajikan dalam Matriks External Factor Evaluation (EFE). Analisis internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis ini akan disajikan dalam matriks InternalFactor Evaluation (IFE).

(34)

1. Menyusun faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan (IFE), peluang dan ancaman (EFE) pada kolom 1.

2. Memberikan bobot dari faktor kunci keberhasilan. Penentuan bobot dilakukan dengan mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal kepada pihak manajemen perusahaan dengan menggunakan metode Paired Comparasion (perbandingan berpasangan). Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap variabel penentu internal dan eksternal dengan membandingkan setiap variabel pada baris (horizontal) dengan variabel pada kolom (vertikal). Penentuan bobot variabel menggunakan skala 1 sampai 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah:

1: jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2: jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal 3: jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Bentuk tabel penilaian pembobotan dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Penilaiam bobot faktor strategi eksternal dan internal

Faktor Strategis Internal/Eksternal A B C D ... Total Bobot Bobot A

B C D .... Total

Sumber: Kinnear (1991)

Bobot untuk setiap variabel atau faktor strategis diperoleh dengan menentukan total nilai setiap faktor strategis terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor strategis. Adapun rumus yang digunakan dalam penentuan bobot setiap variabel atau faktor strategis adalah sebagai berikut:

ai = Xi n Xi

i=1

Dimana: ai = Bobot variabel ke-i n = Jumlah variabel i = 1,2,3,…,n

Xi = Nilai variabel ke-i

(35)

3. Menentukan peringkat untuk setiap faktor kunci keberhasilan antara 1 sampai 4 dengan ketentuan untuk matriks IFE skala peringkat yang digunakan adalah:

1 : Kelemahan utama/mayor 2 : Kelemahan kecil/minor 3 : Kekuatan kecil/minor 4 : Kekuatan utama/mayor

Sedangkan untuk matriks EFE skala peringkat yang digunakan adalah: 1 : Tidak berpengaruh

2 : Kurang kuat pengaruhnya 3 : Kuat pengaruhnya

4 : Sangat kuat pengaruhnya

Mengalikan nilai bobot dengan nilai rating untuk mendapatkan skor pembobotan kemudian semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk mendapatkan skor total. Hasil pembobotan dan peringkat berdasarkan analisis situasi perusahaan dimasukkan dalam matriks. Pada matriks IFE berapapun banyaknya faktor yang dimasukkan kedalam matriks IFE, total skor pembobotan pada matriks IFE berkisar antara 1,0 sampai 4, 0 dengan rata-rata 2,5. Total skor IFE (3,0-4,0) mengindikasikan kondisi internal perusahaan kuat, (2,0-2,99) mengindikasikan kondisi internal perusahaan rata-rata, (1,0-1,99) mengindikasikan kondisi internal perusahaan lemah. Sedangkan pada matriks EFE total pembobotan serupa dengan matriks IFE, total skor pembobotan pada matriks EFE berkisan antara 1,0 sampai 4, 0 dengan rata-rata 2,5. Total skor EFE (3,0-4,0) mengindikasikan perusahaan merespon kuat terhadap peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan, (2,0-2,99) mengindikasikan perusahaan merespon sedang terhadap peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan, (1,0-1,99) mengindikasikan perusahaan tidak merespon terhadap peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan. Berikut matriks IFE dan EFE di ilustrasikan pada Tabel 9 dan 10.

Tabel 9 Matriks IFE

Faktor-faktor internal Bobot Rating Skor (Bobot x Rating) Kekuatan

- -

Kelemahan -

-

(36)

Tabel 10 Matriks EFE

Tahap pencocokan merupakan tahap untuk mencocokkan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal berdasarkan informasi yang didapatkan pada tahap input. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk tahap pencocokan adalah Matriks Internal External (IE) dan Matriks Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT).

1. Matriks Internal-Eksternal (IE)

Matriks IE berguna untuk memetakan posisi perusahaan pada saat ini. Matriks IE didasari pada dua dimensi yaitu total nilai tertimbang IFE dan total nilai tertimbang EFE. Total nilai tertimbang IFE ditempatkan pada sumbu x dan total nilai tertimbang EFE pada sumbu y. Pada sumbu x matriks IE total skor (1,0-1,99) diangggap rendah, nilai dari (2,0-2,99) dianggap rata-rata atau sedang dan nilai dari (3,0-4,0) dianggap tinggi.Ilustrasinya dapat dilihat pada Gambar 3.

Skor Total IFE

Skor Total EFE

Gambar 3 Model matrik IE Sumber: David, 2009

Matriks IE memiliki tiga daerah utama yang mempunyai dampak strategi berbeda, yaitu :

1. Divisi pada sel I, II, IV dapat melaksanakan strategi growth and build

(kembangkan dan bangun). Strategi yang umum diterapkan adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan produk, pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, ke depan, horizontal).

(37)

2. Divisi pada sel III, V, VII dapat melaksanakan strategi hold and maintain

(jaga dan pertahankan). Strategi yang umum diterapkan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.

3. Divisi pada sel VI, VIII, IX dapat melaksanakan strategi harvest or divest

(mengambil hasil atau melepaskan). Strategi yang umum diterapkan adalah strategi divestasi, diversifikasi konglomerat dan likuidasi.

2. Analisis Matriks Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT)

Matriks SWOT berguna untuk mencocokkan faktor internal dan eksternal perusahaan yang membantu pengembangan empat tipe alternatif strategi, yaitu strategi S-O (Strength-Opportunity), strategi W-O (Weakness-Opportunity), strategi S-T (Strength-Threat) dan strategi W-T (Weakness-Threat).

Adapun langkah-langkah untuk penyusunan matriks SWOT adalah : 1. Menentukan faktor-faktor peluang perusahaan

2. Menentukan faktor-faktor ancaman perusahaan 3. Menentukan faktor-faktor kekuatan perusahaan 4. Menentukan faktor-faktor kelemahan perusahaan

5. Menyesuaikan kekuatan internal dengan peluang eksternal (strategi SO) 6. Menyesuaikan kelemahan internal dengan peluang eksternal (strategi WO) 7. Menyesuaikan kekuatan internal dengan ancaman eksternal (strategi ST) 8. Menyesuaikan kelemahan internal dengan ancaman eksternal (strategi WT)

Analisis Matriks SWOT akan menghasilkan beberapa alternatif strategi yang dapat dipilih perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 4. Dari matriks SWOT dihasilkan empat kemungkinan alternatif strategi antara lain:

1. Strategi SO (Strenghts-Opportunities)

Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang dengan sebesar-besarnya.

2. Strategi ST (Strenghts-Threaths)

Strategi dengan menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman yang akan merugikan perusahaan.

3. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities)

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki perusahaan.

4. Strategi WT (Weaknesses-Threaths)

(38)

Faktor Internal

Gambar 4 Matrik SWOT (David, 2009)

Tahap Keputusan

Tahap keputusan merupakan tahapan akhir dalam formulasi strategi, yaitu menetapkan alternatif strategi mana yang paling baik atau yang menjadi prioritas perusahaan untuk terlebih dahulu dilaksanakan. Alat analisis pada tahap keputusan yang digunakan adalah Quantitative Strategic Planning Matrix

(QSPM). Analisis QSPM memungkinkan perusahaan untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif, berdasarkan faktor keberhasilan internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya (David, 2009). Langkah-langkah penyusunan strategi terpilih melalui analisis QSPM adalah sebagai berikut :

1. Membuat daftar peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal perusahaan. Informasi faktor-faktor eksternal dan internal diperoleh dari matriks IFE dan EFE.

2. Memberikan bobot untuk tiap faktor internal dan eksternal yang sama dengan bobot tiap faktor pada IFE dan EFE.

3. Mengevaluasi dan identifikasi strategi alternatif yang layak diimplementasikan dari hasil analisis SWOT.

4. Menentukan nilai daya tarik relatif (Attractiveness Score – AS) untuk tiap alternatif strategi terpilih. Jangkauan nilai daya tarik adalah:

1 = tidak menarik 2 = agak menarik 3 = menarik

4 = sangat menarik.

5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractive Score – TAS) melalui perkalian bobot tiap faktor dengan AS tiap baris.

(39)

Tabel 11 Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) Strategi Alternatif

Faktor Utama Bobot Strategi 1 Strategi 2

AS TAS AS TAS

Faktor Eksternal -

- -

Faktor Internal -

- -

Jumlah Total Nilai Daya Tarik

1,0

Sumber: David, 2009

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Sejarah Perusahaan

Restoran Ayam Cacah mulai membuka usaha di Bogor pada November 2012. Ide membangun Restoran Ayam Cacah ini berasal dari sekumpulan orang yaitu Bapak Hendro Wicaksono, Bapak Jamil Kaolan, Bapak Helly dan Bapak Lingga yang ingin memperkenalkan masakan khas Lombok melalui wisata kulinernya. Tiga dari pemilik restoran tersebut berada di luar kota Bogor sehingga wewenang pengelolaan restoran di serahkan kepada Bapak Hendro. Restoran Ayam Cacah Bogor merupakan unit bisnis dari Restoran Warung Cacah Ayam Bangkit yang ada di Lombok. Restoran Ayam Cacah berada di lahan seluas 920m2 menawarkan masakan khas Lombok dengan slogan ”Racikan bumbu dan cara masak kami beda” yang di tujukan kepada konsumen menengah ke atas. Restoran yang berdiri dengan konsep restoran keluarga ini memiliki kapasitas pengunjung kurang lebih seratus limapuluh orang per harinya. Di restoran ini semua masakan diracik dan diolah oleh koki asal Lombok sesaat setelah menu di pesan, hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas di setiap hidangan.

Visi dan Misi

Gambar

Tabel 1  Jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Bogor
Tabel 2  Perkembangan penduduk Kota Bogor
Gambar 2  Kerangka Pemikiran Operasional Formulasi Strategi Pemasaran
Gambar 4  Matrik SWOT (David, 2009)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hasil menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan minuman isotonik antosianin beras ketan hitam dengan penambahan senyawa kopigmentasi ekstrak bunga maya cenderung

Tingkat pengetahuan ibu hamil berdasarkan definisi kebudayaan, terutama pada pertanyaan tentang kehamilan merupakan proses alamiah sebagai kodratnya sebagai perempuan,

Pada analisis log linier menunjukkan adanya hubungan antara variabel kegiatan anak di jalan dengan variabel keterlibatan konflik dengan aparat pemerintah, variabel kegiatan anak

Pada indikator empati mendapatkan hasil lebih dominan pasien mengatakan puas 19 orang (63%), sehingga dapat di simpulkan bahwa sikap empati yang diberikan perawat

Masing-masing putusan tersebut menyatakan terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pemilihan sebagai ASN dengan sengaja membuat keputusan

Ferrari et al (1995) menyimpulkan bahwa pengertian prokrastinasi dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Prokrastinasi adalah perbuatan yang dilakukan untuk menunda

aging , memberikan nilai pH, kelarutan protein larut garam dan daya mengikat air (Water Holding Capasity) daging yang tertinggi dibanding perlakuan lainnya.

DIPA PUSPA LEBSAINS