• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan Berbasis Web (Studi Kasus: Ikan Karang) Di Pulau Biawak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan Berbasis Web (Studi Kasus: Ikan Karang) Di Pulau Biawak"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA PERIKANAN

BERBASIS

WEB

(STUDI KASUS: IKAN KARANG)

DI PULAU BIAWAK, KABUPATEN INDRAMAYU

SIGIT SATRIA TRIBUANA

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

Bogor, Februari 2016

Sigit Satria Tribuana

NIM C24110067

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

(4)

ABSTRAK

SIGIT SATRIA TRIBUANA, Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan Berbasis

Web (Studi Kasus: Ikan Karang) di Pulau Biawak, Kabupaten Indramayu Dibimbing oleh ACHMAD FAHRUDIN dan RAHMAT KURNIA

Penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem penyimpanan data berupa taksonomi, distribusi serta kelimpahan dari ikan karang dan membuat suatu sistem informasi sumberdaya perikanan ikan karang berbasis web di Pulau Biawak. Metode yang digunakan adalah metode sensus visual dan metode waterfall.

Metode sensus visual digunakan untuk mengamati jumlah individu dan mengidentifikasi ikan karang dan metode waterfall digunakan untuk pengembangan sistem informasi. Penelitian ini dilaksanakan dari 22-29 Maret 2015. Sistem informasi yang dihasilkan dari penelitian ini adalah Coral Fish Information System (CORFISS) berbasis website. Aplikasi ini juga menyediakan penyimpanan database untuk administrator yang dapat melakukan proses memperbaiki, menghapus, mengelola data, dan memperbaharui data. CORFISS merupakan sarana untuk menyajikan informasi tentang kelimpahan, taksonomi dan distribusi ikan karang di Pulau Biawak.

Kata kunci: CORFISS, Ikan Karang, Pulau Biawak, Sistem Informasi

ABSTRACT

SIGIT SATRIA TRIBUANA, Information Systems Web-Based Fisheries Resources (Case Study : Fish Reef ) on the island of Biawak, Indramayu District Guided by ACHMAD FAHRUDIN and RAHMAT KURNIA

This research aims to make data storage systems in the form of taxonomy, distribution and abundance of reef fish and create an information system of reef fish fishery resources in the web -based Biawak Island. The methods used is the method of visual census and waterfall. Visual census method was used to observe the number of individuals and identify reef fish and a waterfall method used for the development of information systems. The research was conducted from 22 to 29 March 2015. The information system resulting from this research is called Coral Fish Information System (CORFISS) based websites. This application administrator to perform the repair, remove,manage data, and update the data. CORFISS is a means to present information about abundance, taxonomy and distribution of reef fish on the island of Biawak.

(5)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan

pada

Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA PERIKANAN

BERBASIS

WEB

(STUDI KASUS: IKAN KARANG)

DI PULAU BIAWAK, KABUPATEN INDRAMAYU

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

(6)
(7)
(8)

Bogor, Februari 2016

Sigit Satria Tribuana

PRAKATA

Syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan Berbasis Web (Studi Kasus : Ikan Karang) di Pulau Biawak, Kabupaten Indramayu. Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

1. Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh studi di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

2. Dr. Ir. Rahmat Kurnia, M.Si selaku pembimbing akademik yang telah memberi saran selama perkuliahan.

3. Dr. Ir. Achmad Fahrudin, M.Si dan Dr Ir Rahmat Kurnia, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan masukan dan arahan dalam penyelesaikan penulisan skripsi ini.

4. Taryono, S.Pi M.Si selaku penguji luar komisi yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan studi dan saran dalam penyempurnaan tulisan ini.

5. Staf Tata Usaha Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Pak kasyim, Pak Acong, Dinas Pariwisata Indramayu, dan DISKANLA Indramayu.

6. Ayahanda Cece Irawan S.IP, Ibunda Rida Widiati S.Pd, Kak Sendy, Kak Sandra dan Adik Sagita yang telah memberikan doa, kasih sayang dan dukungannya selama ini

7. Seluruh tim penelitian Pulau Biawak (Prasepta, Violina, Ridho, Cicilia), teman-teman seperjuangan Cita, Bayu, Ceppy, Annisa Nuraini, Nenden, Pedryn, Uta, Yunus, IKAMASI 48, d’almas dan keluarga MSP 48 atas doa, semangat, dukungan, dan bantuannya.

8. Terima kasih kepada Riana Juhrianah yang telah memberikan doa, semangat dan dukungan selama ini.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Kerangka Pemikiran 2

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

METODE 3

Waktu dan Tempat 3

Alat dan Bahan 4

Teknik Pengumpulan Data 4

Prosedur Pembuatan Sistem Informasi 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Hasil 5

Pembahasan 16

Ikan karang Pulau Biawak 18

Kelebihan dan kekurangan aplikasi 19

KESIMPULAN 19

DAFTAR PUSTAKA 19

LAMPIRAN 21

(10)

DAFTAR TABEL

1 Kelimpahan ikan karang berdasarkan tutupan karang 7 2 Analisa kebutuhan Sistem Informasi Ikan Karang 7 3 Kebutuhan masing-masing pelaku sistem yang berkaitan dengan

Sistem Informasi Ikan Karang 8

4 Struktur tabel pada database 11

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka Pemikiran Penelitian 2

2 Lokasi penelitian dan daerah pengamatan ikan karang 3

3 alur langkah pengembangan sistem 5

4 Komposisi jumlah individu ikan karang berdasarkan famili 5 5 Diagram kelimpahan ikan karang di Pulau Biawak 6

6 Diagram blok sistem informasi ikan karang 9

7 Diagram alir proses dalam penghitungan kelimpahan ikan karang 10 8 Struktur program untuk kebutuhan administrator 11 9 Struktur program sistem informasi ikan karang 12

10 Tampilan awal aplikasi CORFISS 14

11 Tampilan hasil kelimpahan ikan karang di Pulau Biawak 15 12 Tampilan sub menu penghitungan kelimpahan ikan karang 15

13 Tampilan halaman login admin 16

DAFTAR LAMPIRAN

1 Tabel database Sistem Informasi ikan karang 21

2 Pengkodean aplikasi CORFISS 23

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pulau Biawak merupakan salah satu tempat aktivitas perikanan di Kabupaten Indramayu Jawa Barat dan terletak pada koordinat 06°56’022’’ LS dan 108°22’015’’ BT (Purba dan Harahap 2013). Aktivitas perikanan di Pulau Biawak tergolong cukup tinggi terutama dalam sektor ekowisata yang berasal dari daratan pulau hingga bawah air pulau. Ekosistem terumbu karang dan ikan hias di perairan Pulau Biawak mempunyai keberagaman dan keanekaragaman yang cukup tinggi sehingga Pulau Biawak termasuk dalam Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) yang telah di sahkan melalui peraturan daerah Kabupaten Indramayu nomor 14 tahun 2006 tentang pengelolaan kawasan konservasi laut daerah dan penataan fungsi Pulau Biawak, Gosong dan Pulau Cendikia yang dikenal juga dengan sebutan Pulau Rakit. Fauna yang dijumpai dan menjadi ciri khas Pulau Biawak adalah biawak (veranus salvator).

Kajian teknologi masih kurang berdampak pada sistem informasi perikanan yang mencakup sistem basis data ataupun informasi taksonomi dan distribusi ikan karang dengan melampirkan data kelimpahan ikan. Proses pendataan masih belum dilakukan secara baik. Pendataan menggunakan sistem informasi yang baik akan mempermudah proses pengidentifikasian, perencanaan dan pengelolaan perikanan khususnya pengelolaan ikan karang.

Ikan karang yang berada di ekosistem terumbu karang memiliki nilai estetik dan nilai ekonomi yang tinggi oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan agar stok di alam masih dapat terjaga dengan lestari. Kegiatan yang dapat kita lakukan adalah melakukan monitoring atau pengawasan ikan karang untuk melihat perubahannya secara berkala. Pemanfaatan ikan yang tidak dapat dikontrol dengan baik akan mengancam kelestarian atau kepunahan bagi sumberdaya ikan karang di ekosistem terumbu karang.

Pengelolaan data dengan sistem informasi adalah pendataan yang baik untuk mengantisipasi dan mengatasi masalah tersebut yang sesuai dengan PERMEN Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No. 14/Permen-KP/2014 tentang Pengelolaan Aplikasi dan Penamaan Domain Sistem Informasi Lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kajian informasi tentang analisis kelimpahan ikan karang sangat dibutuhkan sehingga dapat mengetahui kondisi yang aktual dan juga masyarakat lebih mengetahui taksonomi ikan karang tersebut yang berada di ekosistem terumbu karang Pulau Biawak. Dinas Kelautan dan Perikanan Indramayu masih belum maksimal dalam pendataan secara sistem informasi jenis ikan karang terlihat dengan tidak terbaharukan informasi di

(12)

2

Kerangka Pemikiran

Pengetahuan mengenai melimpahnya sumberdaya perikanan khususnya ikan karang meningkatkan tangkapan multi jenis tetapi pencatatan jenis tangkapan belum tertata baik sehingga informasi jenis ikan karang belum tepat serta belum mengetahuinya dari segi taksonomi dan distribusi ikan karang tersebut. Untuk itu diperlukan penyajian informasi taksonomi, distribusi dan kelimpahan ikan karang yang tepat.

Pesatnya perkembangan teknologi informasi belum berdampak nyata pada sistem perikanan Pulau Biawak yang dinaungi Dinas Kelautan dan Perikanan Indramayu dalam mengakses informasi kelimpahan, taksonomi dan distribusi ikan yang khusus diperdagangkan dan dijadikan kegiatan pariwisata di Pulau Biawak masih belum diperbaharui sehingga dibutuhkan sistem informasi berbasis teknologi web. Berikut merupakan Gambar 1 disajikan kerangka pemikiran dari penelitian ini.

(13)

3

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat sistem penyimpanan data berupa taksonomi, distribusi serta kelimpahan dari ikan karang dan membuat suatu sistem informasi sumberdaya perikanan ikan karang berbasis web di Pulau Biawak.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapat dari penelitian dan dikembangkannya aplikasi sistem informasi adalah memudahkan pengguna dalam mengakses informasi taksonomi, distribusi, dan kelimpahan ikan karang serta informasi yang tersimpan dalam aplikasi ini dapat digunakan sebagai acuan instansi terkait dalam pengelolaan sumber daya perikanan yang berkelanjutan.

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22-29 Maret 2015 di Kawasan Konservasi Laut Daerah Pulau Biawak, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Analisis data dan perancangan sistem informasi dilakukan di Laboratorium Model dan Simulasi Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Lokasi penelitian dan daerah pengamatan ikan karang disajikan dalam Gambar 2.

(14)

4

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan selama penelitian meliputi pita berskala (roll meter), kamera bawah air (underwater camera), alat snorkling, dan alat tulis bawah air digunakan sebagai alat bantu pengambilan ikan karang. GPS (Global Positioning System) digunakan untuk pengambilan data titik lokasi pengamatan dan buku identifikasi ikan karang (Allen et al. 2003) digunakan untuk membantu dalam mengidentifikasi jenis spesies ikan karang.

Teknik Pengumpulan Data

Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi jenis dan jumlah ikan karang. Pengambilan contoh dilakukan satu kali di setiap stasiun. Sementara itu, data sekunder diperoleh dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu dan Departemen Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu. Data tersebut meliputi kondisi perairan dan hasil-hasil penelitian terkait.

Kelimpahan ikan karang

Jenis dan jumlah ikan karang yang ada di perairan Pulau Biawak dikaji menggunakan metode sensus visual (Fish Visual Census Method) (English et al

1997) yang secara teknis dilakukan dengan metode transek dengan transek garis yang berupa roll meter dibentangkan sepanjang 50 m. Setiap jenis ikan karang yang berada hingga batas 2,5 m ke kiri dan kanan dari transek garis dicatat. Kelimpahan ikan karang dapat dihitung dengan rumus (Odum 1971) sebagai berikut:

i NiA

Keterangan :

Xi : Kelimpahan ikan karang (ind/250 m2)

Ni : Total individu ikan karang pada stasiun pengamatan ke-i (ind)

A : Luas bidang pengamatan (250 m2)

Prosedur Pembuatan Sistem Informasi

Sistem informasi perikanan merupakan aplikasi perangkat lunak dengan basis sistem operasi website dengan menggunakan bahasa pemrograman

(15)

5

Analisis Perancangan Implementasi Pengujian Pemeliharaan

-Perencanaan

Gambar 3 Alur langkah pengembangan sistem (Mulyanto 2008)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Komposisi dan kelompok ikan karang berdasarkan famili

Komposisi famili yang ditemukan pada semua titik pengamatan di Pulau Biawak adalah Pomacentridae 34%, Caesionidae 24%, Lutjanidae 12%, Chaetodontidae serta Holocentridae sebesar 8%, Scaridae 6%, Siganidae 4%,

Labridae 2%, dan Ephipidae dengan famili yang lain sebesar 1%. Berikut Gambar 4 menunjukkan komposisi jumlah individu berdasarkan famili pada semua titik pengamatan.

(16)

6

Hasil dari pengamatan dan penghitungan kelimpahan dibuat sederhana dalam data kuantitatif, ikan karang dibedakan atas tiga kelompok besar meliputi ikan indikator (indicator species), ikan target (target species), dan ikan lain (major group species). Pada Tabel 1 merupakan kelompok ikan karang berdasarkan famili.

Tabel 1 Kelompok ikan karang berdasarkan famili

Nama Famili Kelompok Ikan Kelimpahan (ind/250 m2)

Chaetodontidae Ikan indikator 42

Pomacenthidae Ikan indikator 189

Caesionidae Ikan target 132

Lutjanidae Ikan target 67

Siganidae Ikan target 25

Serranidae Ikan target 1

Pomacantridae Ikan mayor 156

Serranidae Ikan mayor 1

Ephipidae Ikan mayor 7

Labridae Ikan mayor 11

Scaridae Ikan mayor 33

Holocentridae Ikan mayor 42

Kelimpahan ikan karang

Hasil pengamatan dan penghitungan kelimpahan ikan karang di Pulau Biawak tertinggi pada Stasiun 3 dengan kedalaman 5 m sebesar 592 ind/250 m2 dan jumlah kelimpahan terendah pada titik pengamatan Stasiun 1 kedalaman 2 m sebesar 240 ind/250 m2. Pada Gambar 5 di bawah ini merupakan diagram kelimpahan ikan karang pada semua titik pengamatan.

Gambar 5 Diagram kelimpahan ikan karang di Pulau Biawak

Kelimpahan ikan karang berdasarkan tutupan karang

(17)

7 Tabel 2 Kelimpahan ikan karang berdasarkan tutupan karang

Titik

A. Tahap permulaan atau investigasi

Tahap ini dilakukan untuk menentukan apakah terjadi masalah atau adakah peluang suatu sistem informasi dikembangkan. Studi kelayakan perlu dilakukan untuk menentukan apakah sistem informasi yang akan dikembangkan merupakan solusi yang layak (Mulyanto 2008).

Informasi umum terkait ikan karang masih dilakukan dengan mencari sumber dari buku atau internet yang memungkinkan sumber informasi tersebut masih terbatas, sehingga menyebabkan informasi yang diperoleh kurang informatif. Oleh karena itu, dibuat sebuah sistem informasi ikan karang berbasis website.

B. Tahap analisa kebutuhan

Sistem perangkat lunak ini bertujuan untuk menampilkan informasi data dan informasi aspek pendukung. Informasi utama meliputi cara penghitungan dan hasil penghitungan kelimpahan serta menampilkan taksonomi dan distribusi ikan karang. Informasi aspek pendukung menampilkan kondisi perairan pengambilan contoh, metode survei ikan karang, dan album foto. Data yang dibutuhkan berasal dari instansi DISKANLA Indramayu, data nama taksonomi ikan diperoleh dari laman internet fishbase.org dan buku identifikasi ikan karang (Setiawan 2010). Analisa kebutuhan dari aplikasi sistem informasi ikan karang disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Analisa kebutuhan Sistem Informasi Ikan Karang

Jenis Informasi Jenis Kebutuhan Pengguna (user)

Informasi Data

Langkah-langkah penghitungan kelimpahan Hasil kelimpahan ikan karang di Pulau Biawak Taksonomi ikan karang di Pulau Biawak Distribusi ikan karang

Bantuan

Jenis Kebutuhan Pengguna (user)

Informasi Aspek Pendukung

Informasi kondisi perairan

Informasi metode survei ikan karang Informasi album foto

Informasi deskripsi aplikasi

(18)

8

pengguna mengetahui jumlah kelimpahan ikan karang dilanjut dengan pengguna dapat mencari informasi selanjutnya yang telah disediakan di dalam aplikasi Sistem Informasi Ikan Karang pada menu informasi data.

Kebutuhan informasi kelimpahan, taksonomi, distribusi, metode survei ikan karang, profil aplikasi, kondisi perairan, dan album foto dari informasi umum dan informasi data telah disediakan pada aplikasi ini. Komponen dalam sistem informasi ikan karang sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing pelaku sistem terdapat pada Tabel 4.

Tabel 4 Kebutuhan masing-masing pelaku sistem yang berkaitan dengan Sistem Informasi Ikan Karang

Pelaku Sistem Kebutuhan Pelaku Sistem

User

DISKANLA Indramayu Mempermudahkan penyimpanan

dan menampilkan data

Kemudahan memperoleh data dan informasi sesuai dengan kebutuhan Pengambilan keputusan

Administrator Staf ahli DISKANLA Form informasi perikanan

C. Tahap Perancangan a) Diagram blok

Cara kerja Sistem Informasi Ikan Karang dapat dijelaskan dengan menggunakan diagram blok dan diagram alir yang terdapat pada Gambar 6 dan 7. Komponen-komponen yang terlibat di dalam sistem terdiri dari lima macam adalah:

1. Administrator, berperan untuk mengatur dan mengolah segala proses pengelolaan data yang sudah terpusat. Administrator

dapat melakukan penambahan, penghapusan, perubahan dan penyimpanan data. Kemudian sistem akan menyimpan data tersebut ke dalam database yang dapat dipergunakan oleh user

menjadi sebuah informasi.

2. User/browser, merupakan pengguna yang dapat mengakses aplikasi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan yang berasal dari database yang sudah dibangun.

3. Database, merupakan gudang data tempat terakhir data disimpan. Dalam database dilakukan pembagian data berdasarkan kelompok-kelompok data yang sejenis sehingga data tidak bercampur dan tersusun dengan baik.

4. Informasi, merupakan data yang terdapat dalam aplikasi sesuai dengan kebutuhan user.

5. Aplikasi, dirancang agar dapat menerima data masukan dari

(19)

9

Administrator

CORFISS Database

Informasi

User User

Gambar 6 Diagram blok sistem informasi ikan karang

Gambar 7 Diagram alir (flowchart) sistem informasi ikan karang

b) Diagram alir data

Mendapatkan hasil jumlah kelimpahan ikan karang dengan sesuai rumus dan cepat merupakan pemecahan masalah yang diharapkan dalam proses penghitungan kelimpahan ikan karang serta mengetahui informasi taksonomi dan distribusi ikan karang.

Input Data Kelola Data dari Informasi

Cari Informasi Ambil Informasi

Mulai

Data jumlah individu, nama ikan, dan peta

Tampilan dokumen informasi berupa web

Kelimpahan, Taksonomi dan Distribusi

Selesai Analisis

(20)

10

Mulai

Data

ada ? Edit data

Input data

Pengolah data

Tampilan informasi

Simpan data

Selesai

Data ada

Pada tahap ini pemecahan masalah tersebut dapat menggunakan algoritma. Algoritma adalah urutan langkah-langkah untuk memecahkan masalah. Algoritma dibutuhkan untuk memerintah komputer mengambil langkah-langkah tertentu dalam menyelesaikan masalah. Gambar 8 merupakan diagram alir (flowchart) proses dalam penghitungan kelimpahan ikan karang.

Tidak

Ya

Ya

Gambar 8 Diagram alir proses dalam penghitungan kelimpahan ikan karang c) Pengolahan basis data (database)

Pada tahap desain database dapat digambarkan dengan melalui

Entiti Relation Diagram. Pembuatan desain database sesuai dengan analisis kebutuhan sistem yang telah ditentukan. Penyusunan tabel yang dibutuhkan untuk sistem infromasi ikan meliputi kelimpahan, taksonomi, dan distribusi ikan karang merupakan bentuk awal dari pembentukan desain database. Kemudian menentukan masing-masing field dan setiap tabel, field

dari masing-masing dapat sama atau berulang.

Hubungan relasi antar tabel pada sistem informasi ikan karang adalah hubungan relasi one to one yang sesuai ilustrasi (relasi ini mempunyai ciri bahwa satu data pada tabel A mengandung banyak data pada tabel B) dan one to many (relasi ini mempunyai cirri bahwa pada tabel A memiliki satu record yang cocok dengan

(21)

11 tersimpan dalam 9 jenis tabel (Lampiran 1). Seluruh tabel memiliki struktur seperti pada Tabel 5.

Tabel 5 Struktur tabel pada database

No Nama Tabel Deskripsi

1 id_taksonomi Nama-nama taksonomi 2 id_kelas Nama-nama kelas 3 id_ordo Nama-nama ordo 4 id_famili Nama-nama famili 5 id_subfamili Nama-nama subfamili 6 id_genus Nama-nama genus 7 id_spesies Nama-nama spesies

8 id_kelimpahan Data hasil kelimpahan ikan karang 9 id_album Foto-foto ikan karang dan terumbu karang

d) Desain tampilan

Desain tampilan merupakan tahap yang dapat dilakukan setelah tahap analisis kebutuhan dan perancangan sistem telah dilakukan. Tahap desain tampilan dapat diartikan sebagai tahap setelah analisis sistem, pendefinisian kebutuhan fungsional, persiapan untuk rancang bangun implementasi, dan penggambaran bagaimana suatu sistem dibentuk (Jogiyanto 1999). Tahap desain tampilan ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas pada tahap implementasi sistem.

Desain struktur tampilan program terdapat dua macam, yaitu desain tampilan untuk pengguna dan desain tampilan untuk administrator. Desain tampilan untuk menu administrator terdapat empat menu utama yaitu menu konfigurasi, menu kelola akun, kelola konten, dan keluar. Perancangan desain tampilan pada aplikasi CORFISS menggunakan bahasa pemrograman HTML, CSS, dan Javascript. Gambar 9 menunjukkan struktur program sistem informasi ikan karang untuk kebutuhan administrator.

Gambar 9 Struktur program untuk kebutuhan administrator

Login Password Taksonomi Distribusi /

Gambar

(22)

12

Informasi Umum Informasi Data Bantuan Album Foto

Profil Aplikasi

Kondisi Perairan

Kelimpahan Taksonomi Distribusi

Metode Survei Ikan Karang Penghitungan

Kelimpahan

Fish Visual Census

Pulau Biawak

Karang/ Ikan

Keluar

Jendela induk

Terdapat empat menu utama untuk sistem informasi ikan karang yaitu menu informasi umum, menu informasi data, menu bantuan, dan menu album foto. Rancangan dari aplikasi terdapat pada Gambar 10.

Gambar 10 Struktur program sistem informasi ikan karang D. Tahap implementasi

a Implementasi

Tahapan ini adalah tahap implementasi dari sistem aplikasi yang dibuat. Sistem mencakup coding (pengkodean program), instalasi (pemasangan program), dan kebutuhan perangkat keras. Berikut ini adalah kebutuhan sistem aplikasi:

1. Perangkat Keras

Processor Intel Core 2 Duo 2.0 GHz ● RAM 1 GB

Harddisk 320 GB 2. Perangkat Lunak

Operating System : Microsoft Windows 7

● IDE : Notepad++

● DBMS : MySQL

(23)

13 Sistem aplikasi menggunakan bahasa pemrograman Hypertext Preprocessor (PHP) dan database server MySQL. Data dan informasi dimasukkan ke dalam field yang telah disediakan pada aplikasi Sistem Informasi ikan karang. Pemasukan data ini dilakukan pada dua tahap yaitu pertama tahap off-line (tahap komputer tidak terhubung ke internet) dan tahap kedua adalah tahap on-line (tahap komputer terhubung ke internet) (Dinamika 2003). Contoh pengkodean aplikasi disajikan pada Lampiran 2. b Uji coba

Tahap desain dan perancangan sistem selesai dilakukan maka akan dilakukan tahap uji coba sistem untuk mengetahui sistem ini sudah berjalan dengan baik atau sesuai dengan output yang diinginkan. Pengujian aplikasi dilakukan dengan metode black box testing, cara pengujiannya dengan membuat skenario bagi setiap masukan form dari sebuah sistem dan pengujian sesuai kebutuhan fungsional.

Proses uji coba dilakukan dengan menggunakan rumus penghitungan kelimpahan ikan karang dan nama taksonomi ikan karang. Data rumus penghitungan kelimpahan ikan karang diperoleh dari buku Odum (1971), buku Ekosistem Terumbu Karang Kordi (2010), dan buku panduan lapangan Identifikasi Ikan Karang dan Invertebrata Laut oleh Setiawan (2010) serta data informasi umum diperoleh dari data hasil penelitian sistem informasi oleh Utariningsih (2012). Hasil uji coba sistem akan dapat menyajikan ketidakcocokan ataupun kesalahan maka akan dijadikan sebagai acuan untuk memperbaiki sistem. Selengkapnya hasil pengujian black box testing aplikasi dapat dilihat pada Lampiran 3

E. Tahap perawatan

Tahap perawatan ini dilakukan pada saat sistem informasi sudah dioperasikan. Pada tahap perawatan ini dapat dilakukan monitoring proses, evaluasi, dan perubahan (perbaikan) bila diperlukan (Mulyanto 2008). Waktu minimal untuk tahap perawatan dengan melakukan monitoring dapat dilakukan sebulan sekali agar tidak adanya kerusakan aplikasi.

Sistem informasi sumberdaya perikanan

Aplikasi berbasis website yang dihasilkan dari penelitian ini diberi judul Sistem Informasi Ikan Karang yang dapat disebut CORFISS (Coral Fish Information System). Aplikasi CORFISS lebih dimaksudkan kepada penyediaan informasi dalam bidang perikanan terutama dalam penghitungan kelimpahan ikan karang, pencarian taksonomi ikan karang dan informasi umum ikan karang serta Pulau Biawak dengan data contoh ikan karang di Pulau Biawak.

(24)

14

bertugas untuk memelihara (memperbaharui, memperbaiki, dan menghapus) isi dari aplikasi CORFISS. Hasil eksekusi program terbagi menjadi dua bagian untuk

user dan administrator.

A. Hasil eksekusi program untuk user

Terdapat tiga menu meliputi menu konfigurasi, menu kelola profil dan menu kelola konten. Menu utama adalah menu yang didesain sebagai jalur bagi pengguna untuk dapat mengakses seluruh bagian dalam program (Kusnandar 2004). Pada aplikasi Sistem Informasi Ikan Karang (CORFISS) terdapat empat menu utama untuk pengguna yaitu menu informasi umum, menu informasi data, menu bantuan dan menu album foto. Gambar 11 menunjukan tampilan awal aplikasi CORFISS.

Gambar 11 Tampilan awal aplikasi CORFISS

Desain antarmuka (interface) dalam suatu program perlu dibuat menarik dan informatif namun tidak menyimpang dari fungsi utama yang diharapkan. Pada tampilan Sistem informasi ikan karang disajikan menu utama dan beberapa sub menu.

a. Menu informasi umum

Menu informasi umum menampilkan beberapa sub menu yaitu kondisi perairan dan profil aplikasi yang berisikan tampilan gambar dan tulisan. User dapat membaca hasil kesimpulan dari kondisi perairan Pulau Biawak dan tulisan deskrispi dari profil aplikasi CORFISS. b. Menu informasi data

(25)

15

Gambar 12 Tampilan hasil kelimpahan ikan karang di Pulau Biawak c. Menu Bantuan

Menu bantuan mempunyai dua sub menu yaitu sub menu penghitungan kelimpahan ikan karang dan sub menu metode survei. Pada menu penghitungan kelimpahan akan muncul form yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk menghitung kelimpahan. Pertanyaan yang berada di form harus diisi oleh user agar mendapatkan data yang diperbaharui (updating). Gambar 13 menunjukkan tampilan sub menu penghitungan kelimpahan ikan karang.

Gambar 13 Tampilan sub menu penghitungan kelimpahan ikan karang d. Menu Album Foto

(26)

16

B. Hasil eksekusi program untuk administrator

Aplikasi Sistem Informasi Ikan Karang (CORFISS) untuk administrator

pada saat dijalankan akan menampilkan form login dengan berisi kotak pengisian username dan password sebagai syarat untuk masuk ke halaman selanjutnya. Jika username dan password yang dimasukkan benar, maka akan masuk ke menu utama. Gambar 14 menunjukkan tampilan halaman login admin.

Gambar 14 Tampilan halaman login admin

Form login berfungsi untuk administrator yang akan menggunakan program ini dengan memasukkan password dan username. Setelah

administrator memasukkan password dan username maka akan ditampilkan menu berikutnya. Pada halaman kelola konten terdapat pilihan sub menu profil aplikasi, kondisi perairan, kelimpahan, taksonomi, distribusi, metode survey, galeri dan gambar. User dapat memilih sesuai kebutuhan untuk diolah dan diperbaiki. Ketika pengguna memilih salah satu sub menu akan ditampilan form. Pada form telah ditampilkan maka administrator dapat mengolah, merubah, menghapus, dan memperbaharui data untuk seluruh sub menu.

Pembahasan

Sistem informasi ikan karang

Aplikasi sistem informasi karang (CORFISS) merupakan sarana untuk menyajikan tampilan informasi ikan karang di Pulau Biawak dengan cara mengetahui informasi data kelimpahan, taksonomi, dan distribusi ikan karang serta menyajikan informasi pendukung yaitu kondisi perairan, penghitungan kelimpahan, metode survei, dan album foto.

(27)

17 Selain dengan menggunakan buku kini untuk mengetahui kelimpahan dan taksonomi ikan karang di Pulau Biawak dapat dilakukan dengan cara on-line

melalui internet khususnya berbasis website, sehingga peneliti merancang aplikasi yang berisi data kelimpahan dan taksonomi ikan karang di Pulau Biawak pada sub menu kelimpahan dan sub menu taksonomi yang masuk pada menu informasi data. Menu bantuan terdapat form penghitungan kelimpahan yang dapat diisi oleh pengguna yang selanjutnya penghitungan dan hasil penghitungan kelimpahan akan diolah serta diproses oleh aplikasi CORFISS.

Pengguna dapat mencari informasi taksonomi ikan karang pada sub menu taksonomi yang masuk pada menu informasi data. Penyusunan klasifikasi yang ditampilkan aplikasi CORFISS pada sub menu taksonomi dimulai dari nama umum, nama internasional, nama kelas, nama ordo, nama famili, nama sub famili, nama genus, dan nama spesies. Data yang telah disimpan yaitu 20 spesies, genus, 12 famili, dan 1 ordo (Perciformes). Tampilan sub menu distribusi berisikan gambar peta distribusi ikan karang yang ada di Perairan Indonesia dan Perairan Internasional. Distribusi atau daerah penyebaran ikan karang di Pulau Biawak cukup merata yang dapat dilihat dari ditemukannya jenis spesies ikan karang yang hidup diseluruh stasiun pengamatan.

Perancangan aplikasi CORFISS dirancang karena masih sedikit dan tidak adanya pembaharuan sarana informasi yang memadai bagi sumberdaya perikanan khususnya ikan karang di Pulau Biawak. Ketersediaan data dan informasi perikanan penting dalam usaha perikanan, pengolahan dan pembangunan perikanan nasional serta ekowisata pulau-pulau kecil di Indonesia. Selain itu kebutuhan informasi juga diperlukan bagi masyarakat luas dan peneliti. Tidak adanya informasi suatu bidang akan mengalami kemunduran yang sesuai dengan UU 45 tahun 2009 tentang perikanan, menjelaskan bahwa data dan informasi merupakan dasar dari pengelolaan perikanan. Data dan informasi dapat menjabarkan status perikanan sebelum dan saat ini serta menunjukkan kecenderungan (trend) pengembangan sektor yang dapat digunakan untuk perencanaan, pengambilan kebijakan dan pengelolaan (www.dkp.sulteng.go.id).

Sistem yang dibuat dalam penelitian ini dirancang agar sistem dapat digunakan oleh setiap pihak atau seluruh pelaku sistem dalam memenuhi kebutuhannya. Menurut Tangke (2011), salah satu permasalahan pembangunan perikanan Indonesia adalah keterbatasan data dan informasi yang dapat dijadikan rujukan perencanaan dan pengelolaan sumberdaya perikanan. Diharapkan dengan adanya aplikasi sistem informasi ikan karang (CORFISS) dapat memenuhi kebutuhan informasi sebagai acuan dalam pengelolaan, pengembangan, dan pemanfaatan perikanan selanjutnya.

Aplikasi CORFISS dirancang berbasis website agar pengguna dapat mudah mengakses aplikasi ini lewat komputer, laptop, dan handphone. Sistem informasi ini menggunakan database server MySQL dengan editingkuerinya menggunakan

PhpMyAdmin yang dapat langsung diakses oleh perangkat lunak PHP (Hypertext Preprocessor). Proses pembuatan kode-kode (coding) aplikasi CORFISS dilakukan pada perangkat lunak Notepad++ dengan nama file yang berekstension .php dan situs web dapat diakses dengan menggunakan berbagai

browser internet (Mozilla Firefox atau Google Chrome).

(28)

18

dijadikan kesatuan pada sistem database, sehingga dilanjutkan dengan membuat kesatuan data atau database server yang bertugasuntuk memproses dan mengolah pembuatan tampilan akhir sistem informasi (process) dan hasil keluaran (output) tampilan akhir sistem informasi berisi informasi data dan pendukung ikan karang berbasis web.

Tampilan akhir informasi data dan pendukung pada Sistem Informasi Ikan Karang (CORFISS) di Pulau Biawak dibuat untuk mengetahui jenis ikan karang serta untuk memudahkan penyimpanan seluruh informasi data ikan karang. Informasi data kelimpahan, taksonomi, dan distribusi ikan karang sangat diperlukan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan untuk dikembangkan ke beberapa sektor, seperti pengelolaan, perencanaan zonasi konservasi, dan pembangunan sektor pariwisata. Kesalahan dalam identifikasi atau penghitungan ikan karang akan menyebabkan terjadinya pengelolaan perikanan ikan karang yang kurang tepat karena ekosistem terumbu karang dan ikan karang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda.

Ikan karang Pulau Biawak

Ikan karang dan berbagai biota lainnya bersama-sama menciptakan suatu keseimbangan dalam ekosistem terumbu karang guna menjamin kelestarian laut khususnya ekosistem terumbu karang terutama semakin meningkatnya ancaman terhadap kelestarian ekosistem terumbu karang (Purwanti 2004). Ancaman tersebut dapat merusak pilar utama Pulau Biawak dalam sektor pariwisata ekosistem terumbu karang. Pulau Biawak merupakan kawasan yang berpotensi untuk kegiatan wisata selam dengan 10% hingga 30% pesisir Pulau Biawak dapat dijadikan area penyelaman (Taufiqurohman 2013). Sehingga, CORFISS memberikan informasi secara data dan foto ikan karang serta terumbu karang kepada masyarakat untuk mengetahui dan menjaga kelestariannya.

Tampilan pada aspek informasi data yang terdiri dari kelimpahan, taksonomi dan distribusi. Berdasarkan pada hasil penghitungan kelimpahan ikan karang di Pulau Biawak pada stasiun 1 kedalaman 2 m terdapat 60 ind/250 m2, stasiun 2 kedalaman 3 m terdapat 138 ind/250 m2, stasiun 3 kedalaman 5 m terdapat 148 ind/250 m2, stasiun 4 kedalaman 7 m terdapat 123 ind/250 m2, dan stasiun 5 kedalaman 7 m terdapat 83 ind/250 m2. Kelimpahan ikan karang yang tertinggi didapat pada stasiun 3 dengan kedalaman 5 m dan kelimpahan ikan karang terendah di stasiun 1 pada kedalaman 2 m. Tinggi rendahnya kelimpahan ikan dipengaruhi karena faktor internal seperti perilaku wisatawan yang tidak terkendali serta jumlah wisatawan dan faktor eksternal yaitu alam seperti badai, cuaca, suhu air laut dan gelombang. Menurut Rasdiana (2010) secara umum kegiatan penangkapan ikan secara destruktif, penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan (trawl dan bubu), dan aktivitas labuh jangkar kapal nelayan memberikan tekanan terhadap ekosistem terumbu karang di Pulau Biawak.

(29)

19 dikelompokkan menjadi dua kelas berdasarkan struktur tubuh dan kondisi tulangnya, yaitu bertulang rawan (Kelas Chondrichtyes) dan ikan yang bertulang keras (Kelas Osteichthyes). Pada umumnya, ikan yang hidup terumbu karang Pulau Biawak merupakan ikan yang bertulang keras.

Kelebihan dan kekurangan aplikasi

Aplikasi Sistem informasi ikan karang (CORFISS) memiliki kelebihan dalam desain sistem karena dibangun dengan teknik pemrograman berorientasi objek sehingga setiap database dari setiap data yang dimiliki lebih mudah untuk dipelihara dan dapat digunakan kembali dalam suatu sistem yang baru jika memiliki data yang sama dengan CORFISS.

Aplikasi ini sangat terbatas karena hanya menyajikan informasi secara umum ikan karang yang ada di Pulau Biawak. Aplikasi ini juga belum terdapat informasi yang berisikan biologi perikanan dan kajian stok sumberdaya ikan serta belum dapat memasukkan ilmu fisiologi, ekologi, dan geografi. Sistem informasi CORFISS dapat menjadi acuan dalam langkah selanjutnya dalam mengetahui, mengolah, dan memonitor ikan karang di Pulau Biawak agar tetap lestari.

KESIMPULAN

Kesimpulan

Aplikasi Coral Fish Information System (CORFISS) tersedia aplikasi penyimpanan data dan penghitungan kelimpahan ikan karang. Sistem informasi CORFISS merupakan aplikasi berbasis website yang menyediakan sarana informasi tentang sumberdaya perikanan meliputi pencarian informasi ikan karang serta penghitungan kelimpahan ikan karang. Sistem ini dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman Hypertext Preprocessor (PHP) dan Database Management System,yaitu MySQL.

DAFTAR PUSTAKA

Adi A B, Mustafa A, Ketjulan R. 2013. Kajian potensi kawasan dan kesesuaian ekosistem terumbu karang di Pulau Lara untuk pengembangan ekowisata bahari. J. Mina Laut Indonesia. 1(1):49-60

Adrim M, Harahap S A, Wibowo K. 2012. Struktur komunitas ikan karang di Perairan Kerndari. Ilmu Kelautan. 17(3):154-163

(30)

20

Dinamika OA. 2003. Perancangan sistem informasi perikanan berbasis web di kepulauan seribu DKI Jakarta [skripsi] Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Fakhrizal S. 2010. Panduan lapangan identifikasi ikan karang dan Invertebrata laut. Manado : WCS Indonesia. 314 hal.

GoF.1998. Element of reusable Object-Oriented Software. Holland : Addison Wesley, Inc.

Jangra A et al. 2011. Exploring Testing Strategies. International Journal of Information Technology and Knowledge Management. 4 (1) : 297-299 Jogiyanto HM. 1999. Analisis dan desain sistem informasi pendekatan terstruktur

teori dan praktek aplikasi bisnis. Yogyakarta: Andi Offset.

Khan ME. 2010. Different forms of software testing techniques for finding errors.

International journal of computer science issues. 7 (1) : 11-16.

Kusnandar E. 2004. Rancang bangun sistem informasi penunjang keputusan pengelolaan ekosistem danau [skripsi] Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Larman, C. 2004. Applying UML and Patterns : An Introduction to Object-Oriented Analysis and Design and Iterative Development. Edisi ke-3 : United State ofAmerica. Wesford : Addison Wesley,Inc.

McLeod Jr. P dan Schell GP. 2007.Sistem Informasi Manajemen. Edisi Kesembilan. Yulianto dan Heri, penerjemah : Jakarta Indeks, Terjemahan dari : Management Information System, ninth edition. Pearson Prentice Hall, Inc.

Mulyanto AR. 2008. Rekayasa perangkat lunak jilid 1 untuk SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. 130 p.

Nimas U. 2012. Sistem informasi sumberdaya perikanan berbasis mobile web

(kasus: ikan swanggi Priacanthus tayenus yang didaratkan di PPP Labuan, Banten) [skripsi] Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Nontji, A. 2005. Laut Nusantara. Jakarta : Penerbit Djambatan.

O’Brien, J.A. 2002. Management Information System: Managing Information Technology in the Internetworked Enterprise. Edisi kesebelas. USA: Mcgraw-hill Inc.

Odum EP. 1971. Fundamental of Ecology ( Eds). Philadelphia: Saundres Co. Rational. 1998. Rational Unified Process Best Practices for Software Enginering :

A Practitioner’s Approach.

Ruslan D. 2005. Model Analisis Ekonomi Dan Optimasi Pengusahaan Sumberdaya Perikanan.Jurnal Sistem Teknik Industri. 6(3).

Salim, H. A. A. 2000. Manajemen Transportasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 226 hal.

Sparre P & Venema SC. 1999. Introduksi pengkajian stok ikan tropis buku-I manual (Edisi Terjemahan). Kerjasama Organisasi Pangan, Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta. 438 hlm.

(31)

21 Tangke U. 2010. Perencanaan desain pengelolaan sumberdaya perikanan berbasis

sistem informasi manajemen Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Peikanan (Agrikan UMMU-Ternate). 3(2):15-22.

Tinungki GM, Boer M, Monintja DR, Widodo J dan Fauzi A. 2004. Model Surshing: Model Hybrid antara Produksi Surplus dan Model Cushing dalam Pendugaan Stok Ikan (Studi Kasus: Perikanan Lemuru di Selat Bali). Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia. 11(2):135-138 Wyrtki, K. 1961. Physical Oceanography of South East Asian Water. Naga

Report. Vol 2. Scripps Institution of Oceanography. The University of California. California : La Jolla.

Yulianda F. 2007. Ekowisata Bahari Sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi. Standar Sains Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Zulbairnarni, N. 2012. Teori Dan Praktik Pemodelan Bioekonomi Dalam Pengelolaan Perikanan Tangkap. Bogor: IPB Press.

PHP Group . 2010. PHP, [terhubung berkala], (http://www.php.net/,[20 Januari 2015].

www.dkp.sulteng.go.id. Dinas Kelautan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah. Forum Koordinasi dan Validasi Nasional Data Statistik Perikanan Tangkap. [terhubung berkala]. http://dkp.sulteng.go.id/.[20 Januari 2015].

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel database Sistem Informasi ikan karang Tabel admins

Nama Field Tipe Data Keterangan

username varchar(50) Primary Key

password varchar(50)

nama__lengkap varchar(100)

email varchar(100)

no_telp varchar(20)

level varchar(20)

blokir enum(‘Y’,’N’)

Tabel profil aplikasi Nama

Field

Tipe Data Nilai

id_config int(5) 6 nama varchar(10

0)

profil_aplikasi

(32)

22

<p>

<span style="font-family:verdana,geneva,sans-serif;"><span style="font-size:16px;"><strong><b>Profil Aplikasi CORFISS :</b></strong></span></span></p>

<ol> <li>

satu</li> <li>

dua</li> <li>

tiga</li> <li>

empat</li> </ol>

<p>

<span

style="font-size:14px;"><strong>Tujuan :</strong></span></p> <p>

&nbsp;</p> <p>

<span

style="font-size:14px;"><strong>Manfaat :&nbsp;</strong></span> </p>

gambar varchar(10 0)

aktif enum (‘Y’,’N’)

Tabel kondisi perairan

Nama Field Tipe Data Keterangan

id_config int(5)

nama varchar(100)

isi text

gambar varchar(100)

aktif enum

Tabel kelimpahan

Nama Field Tipe Data Keterangan

id_config int(5)

nama varchar(100)

isi text

gambar varchar(100)

(33)

23 Tabel taksonomi

Tabel album

Lampiran 2 Pengkodean aplikasi CORFISS

Template_top <html> <head>

<title>CORFISS | Coral Fish Information System <?php echo $title; ?> </title>

<link rel="stylesheet"

href="http://localhost/corfiss/skin/frontend/sh1/css/corfiss.c ss" type="text/css"><style type="text/css"></style>

<?php

$this->assets->echo_jquery("jquery"); ?>

<script type="text/javascript"> function theRotator() {

//Set the opacity of all images to 0 $('div#rotator ul li').css({opacity: 0.0});

//Get the first image and display it (gets set to full opacity)

$('div#rotator ul li:first').css({opacity: 1.0});

//Call the rotator function to run the slideshow, 6000 = change to next image after 6 seconds

setInterval('rotate()',3000); ………

echo "</ul>";

} ?>

Nama Field Tipe Data Keterangan

id_config int(5)

nama varchar(100)

isi text

gambar varchar(100)

aktif enum

Nama Field Tipe Data Keterangan

id_config int(5)

nama varchar(100)

isi text

gambar varchar(100)

(34)

24

(35)

25 $data['jumlah_individu'];

$luas_lokasi =

$data['luas_lokasi'];

$jumlah_kelimpahan = $data['jumlah_kelimpahan'];

$data = array( 'stasiun' => $stasiun,

'kedalaman' => $kedalaman,

'jumlah_individu' => $jumlah_individu, 'luas_lokasi' => $luas_lokasi,

'jumlah_kelimpahan' => $jumlah_kelimpahan );

……… {

$id = $this->db->escape_str($data); $this->db->where('id_kelimpahan', $id);

$this->db->delete('kelimpahan');

$this->session->set_flashdata('message','"Proses hapus Data Stasiun berhasil !"');

return true; }

} ?>

Taksonomi_model <?php

class Taksonomi_model extends Model { //fungsi konstruktor

function Taksonomi_model(){ parent::Model();

}

function get_taksonomi($posisi,$batas) {

$data = array(); $this->db->select('*');

(36)

26

>set_flashdata('message','"Proses hapus Data Taksonomi berhasil !"');

class Admin_model extends Model { //fungsi konstruktor

(37)

27 }

Admin_model <?php

class Admin_model extends Model { //fungsi konstruktor

function Admin_model(){ parent::Model();

}

function login($username, $password) {

$pengguna=$this->db->escape_str($username);

$sandi=$this->db->escape_str(md5($password));

$query =

$this->db->get_where('admins', array('username'=>$pengguna, 'password'=>$sandi, 'blokir'=>'N'), 1);

if ($query->num_rows() == 1) { foreach ($query->result() as $row) {

$this->session->set_userdata('level', $row->level);

$this->session->set_userdata('username', $row->username);

$this->session->set_userdata('nama_lengkap', $row->nama_lengkap);

$this->session->set_userdata('logged_in', true);

}

………. {

$this->session->set_flashdata('message','"Proses tambah pengguna gagal !"');

return false; }

} /*-e-*/ }

(38)

28

Lampiran 3 Pengujian dengan Metode Black Box Testing

No Kasus Uji Nilai

Input Pengujian Hasil Uji Status

1. Proses login admin

Salah Salah satu atau semua

form input dibiarkan kosong kemudian memilih tombol login

Tampilan pesan validasi

Sukses

Salah Username dan password

yang dimasukan tidak benar

Tampilan pesan validasi

Sukses

Benar Username dan password

yang dimasukan benar

Benar Memilih menu logout Pengguna tidak dapat dimasukkan tidak sesuai dengan validasi yang telah ditentukan

Tampilan pesan validasi

(39)

29

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 18 Oktober 1992 dari ayah Cece Irawan S.IP dan ibu Rida Widiati S.Pd. Penulis adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Pendidikan formal pernah dijalani Penulis berawal dari SDN Ir. H. Juanda (1999-2005), SMPN 1 Sukabumi (2005-2008), SMAN 1 Sukaraja (2008-2011) dan pada tahun yang sama 2011 Penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur SNMPTN Undangan dan diterima di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Gambar

Gambar 1  Kerangka Pemikiran Penelitian
Gambar 2  Lokasi penelitian dan daerah pengamatan ikan karang
Gambar 3  Alur langkah pengembangan sistem (Mulyanto 2008)
Gambar 5  Diagram kelimpahan ikan karang di Pulau Biawak
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan penelitian bahwa siswa lebih mudah mendapatkan informasi mengenai sekolah-sekolah menengah atasa yang ada di Banjarbaru dan siswa juga lebih mudah dalam

Media audio visual merupakan media yang mampu menampilkan suaran dan gambar. Berdasarkan karakteristiknya dibagi menjadi 2 yaitu media audio visual diam dan media

 Masih perlu penelitian tentang resource leveling yaitu metode perataan tenaga kerja berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga kerja dan material ini, baik secara manual

Smartphone berbasis android, pada era modern seperti sekarang ini memiliki peminat yang tiap saat selalu berkembang dan kebanyak kalangan pengguna smartphone menggunakan

Apabila pada batas waktu yang telah ditentukan, peserta belum melakukan pembayaran pelunasan stan, maka panitia berhak membatalkan kepesertaannya dan uang muka sewa stan yang

Pendekatan desain yang diterapkan pada penelitian tugas akhir ini adalah mengeksplorasi karakter material karagenan sampai sejauh mana perlakuan tertentu dapat diaplikasikan

Dengan mengacu penelitian oleh Claessens, berikut ini adalah hasil regresi dari variabel earnings management terhadap variabel family control khusus pada sampel yang

• Sumber daya perusahaan mengubah aliran informasi di dalam dan antara organisasi bisnis , karena sebuah sistem informasi antarorganisasi (IOS) menggunakan teknologi jaringan